BIOGRAFI I NYOMAN JIRNA STUDI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER SEJARAH REVOLUSI FISIK DI SMA
|
|
- Hendra Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARTIKEL Judul BIOGRAFI I NYOMAN JIRNA STUDI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER SEJARAH REVOLUSI FISIK DI SMA Oleh GEDE ARIS ADI SANJAYA NIM JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2 Biografi I Nyoman Jirna Studi Nilai-Nilai Kepahlawanan dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah Revolusi Fisik di SMA Oleh: Gede Aris Adi Sanjaya Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Sanjayaaris85@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Biografi I Nyoman Jirna; dan. (2) nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam biografi I Nyoman Jirna. (3) Aspek -aspek yang terdapat pada Biografi I Nyoman Jirna dan Nilai-nilai kepahlawanannya yang dapat di kembangkan sebagai sumber pembelajaran Sejarah Revolusi Fisik di SMA. Menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik(studi dokumen, wawancara, danobservasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi data; (4)historiografi. Hasil penelitian menunjukkan(1) Biografi I Nyoman Jirna dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (a) situasi politik pada revolusi fisik (b) latar belakang keluarga; ( c) masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa; ( d) masa perjuangan I Nyoman Jirna ; dan ( e) masa-masa akhir kehidupan I Nyoman Jirna. Biografi kepahlwanan I Nyoman Jirna dijabarkan sebagai berikut: (1) I Nyoman Jirna adalah putra ketiga dari I Ketut Pasek dan Ni Nengah Seroni. I Nyoman Jirna lahir pada tahun 1927 di Desa Banyuning Barat. (2) Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada I Nyoman Jirna yaitu : (a) patriotisme; (b) keberanian; (c) kemandirian; (d) solidaritas; ( e) tanpa pamrih; dan (f) spiritual. Biografi kepahlawanan I Nyoman Jirna,dapat dijadikan sumber belajar sejarahpada pembelajaran sejarah materi Revolusi Fisik di SMA kelas XII pada silabus dan kurikulum Kata Kunci: Biografi, Nilai Kepahlawanan, Sumber Belajar Sejarah ABSTRACT This study aimed to determine : ( 1 ) Biography I Nyoman Jirna ; and. ( 2 ) heroic values contained in the biography I Nyoman Jirna. ( 3 ) The aspects contained in the biography I Nyoman Jirna and heroic values that can be developed as a source of learning history in high school physical revolution. Using the methods of historical research, namely : ( 1 ) heuristic ( study of documents, interviews, and observations ) ; ( 2 ) criticism of sources ( external and internal ) ; ( 3 ) interpretation of the data ; ( 4 ) historiography. Results showed ( 1 ) Biography I Nyoman Jirna divided into five stages, namely ( a) the political situation in the physical revolution ( b ) family background ; ( c ) childhood, adolescence, and adulthood ; ( d ) the struggle I Nyoman Jirna ; and ( e ) the last years of life, I Nyoman Jirna. Biography kepahlwanan I Nyoman Jirna described as follows : ( 1 ) I Nyoman Jirna was the third son of I Ketut Pasek and Ni Nengah Seroni. I Nyoman Jirna was born in 1927 in the village of West Banyuning. ( 2 ) The values of heroism is contained in I Nyoman Jirna namely : ( a) patriotism ; ( b ) courage ; ( c ) independence ; ( d ) solidarity ; ( e ) unconditionally ; and ( f ) spiritual. I Nyoman Jirna heroic biography, can be a source of learning the history of the teaching of history in high school physical revolution material class XII syllabus and curriculum in Keywords : Biography, Value Heroism, History Learning Resources 2
3 Setelah Jepang bertekuk lutut kepada pihak sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, maka selesailah Perang Dunia II.Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya. Jadi antara 14 Agustus s/d 17 Agustus terdapatlah kekosongan kekuasaan di Indonesia secara formil, walaupun secara faktuil, Jepang masih tetap memegang kekuasaan. Ini sesuai dengan perintah Sekutu kepadanya, untuk menjaga ketertiban di Indonesia sambil menunggu datangnya pasukan Sekutu ke daerah ini.pada saat kekosongan kekuasaan inilah, terjadi kegiatan-kegiatan yang luar biasa di Indonesia untuk mengadakan suatu maklumat kemerdekaan. (Dekker, 1980: 11). Pada tanggal 17 Agustus 1945 sampailah perjuangan Rakyat Indonesia menghantarkan Rakyat dan Bangsa Indonesia ke Jembatan Emas Kemerdekaan. Namun kemerdekaan itu harus dibela dan didasarkan atas kekuasaan Pemuda-pemuda Indonesia tampil ke depan dan mengambil tindakantindakan yang nyata. Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia itu mewujudkan Negara Kesaatuan Republik Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.(Kansil dan Julianto, 1993: 44-45). Pada tanggal 28 September 1945, Panglima AEAC menunjuk Letjen Sir Philip Christion untuk memimpin pasukan Sekutu yang akan dikirim ke Indonesia. Pasukan sekutu ini dinamakan AFNEI ( Allied Forces Netherlands East Indies).Letjen Christion merupakan adalah mantan Panglima Korps Ke-15 dari Tentara Kerjaaan Inggris, yang mempunyai pengalaman bertempur mengahadapi Jepang di Arakan (Birma - India) pada tahun berkahir Perang Dunia II.Christion akan mengambil-alih pimpinan tentara Sekutu di Indonesia dari Laksada Patterson yang sudah berada di Tanjug Priok sejak 15 sepetember (Saleh, 2000: 75). Tujuan Belanda dalam bentuk NICA ini, yakni mencoba untu mendapatkan kembali kekuasaanya sebagai sebelum Perang Dunia II dan dengan demikian kembali menjajah Indonesia.Terhadap tujuan itulah pemuda dan seluruh rakyat Indonesia bertekad bulat untuk menentangnya. Karena perlakuan tentara NICA yang semena-mena, maka di Bali terjadi berbagai perlawanan oleh para pemuda pejuang (gerilyawan) yang secara sembunyisembunyi dalam usahanya mengusir Kolonialisme Belanda. Para pemuda pejuang yang tidak terima dengan sikap serdadu NICA tersebut dengan semangat patriotisme mulai mengadakan perlawanan dengan cara gerilya. Pada tanggal 5 Maret 1946 giliran kota Singaraja dimasukinya. Pada waktu menduduki ibu kota Sunda Kecil ini mereka menamakan dirinya AMACAB ( Allied Military Affairs Civil Administration Branch, kesatuan Negara tentara Sekutu urusan pemerintahan sipil) dan NEFIS (Netherleands Forces Interlegence Service, pasukan intelejen Belanda). Yang mewakili pasukan Sekutu melucuti tentara Jepang kalah perang. Karena dalih itulah pemuda pejuang Singaraja tidak akan mengadakan reaksi ketika mereka datang. Desa Banyuning merupakan desa yang terletak di kawasan sebelah timur Kota Singaraja yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pegawai dan pedagang, Desa Banyuning yang letaknya berbatasan dengan sebelah selatan Desa Padangkeling dan sebelah barat Kelurahan astina. Dalam sejarah perjuangan rakyat Banyuning dalam revolusi fisik diawali dari NICA datang ke Desa Banyuning pada tanggal 15 Januari 1946 dan NICA melakukan kurungan secara besar-besaran sehingga menewaskan dua orang korban yakni, bernama Ngebek dari Desa Jinangdalem dan Sri Madya dari Desa Padangkeling. Dalam Revolusi Fisik ini terjadilah perlawanan antara masyarakat Banyuning dengan NICA yang di mana di dalam perlawanan tersebut muncul seorang pejuang yang bernama I Nyoman Jirna beliau merupakan seorang pemimpin yang sangat gigih berjuang dan rela berkorban demi tanah air tercinta untuk bebas dari belenggu penjajahan. Beliau merupakan seorang pemimpin dari Laskar Pemuda Banyuning Barat, yang berjuang untuk 3
4 menentang NICA di Banyuning. Dalam hal ini perjuangan beliau dalam menentang NICA tidak hanya di Banyuning saja melainkan Beliau ikut serta dalam penghadangan NICA di Pangkung Bangke (Km ) pada 10 juni 1946.(Hasil wawancara dengan Dangin, umur 87 tahun pada tanggal 14 Maret 2014). Kajian tentang sosok I Nyoman Jirna ini sudah pernah dilakukan oleh Meraku T.Y, dkk (2000) yan g berjudul Sejarah Perjungan Kemerdekaan Rakyat Buleleng kajian ini membahas tentang Revolusi Fisik yang terjadi di Buleleng, yang dimana dalam kajian ini mencantumkan gambaran umum perjuangan I Nyoman Jirna dalam menentang NICA di Desa Banyuning pada tahun 1946 hingga perjungannya sampai ke Pangkung Bangke. Namun dalam kajian ini belum membahas secara intens tentang Biografi dan Nilai-nilai Kepahlawanan dari sosok beliau yang dapat dikaitkan dalam pembelajaran Sejarah tentang materi Revolusi Fisik di SMA. Mengenai tentang Biografi dan niali-nilai kepahlawanan I Nyoman Jirna sangat penting di gunakan dan di hubungkan dengan Kurikulum 2013 SMA kelas XII. LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini dipergunakan beberapa landasan teori yaitu : (1) Kajian Biografi, (2) Nilai Kepahlawanan di balik peristiwa, dan (3) Tinjauan Sumber belajar METODE PENELITIAN Penelitian mengenai I Nyoman Jirna menggunakan metode penelitian sejarah (Historis). Ada enam tahap dalam penelitian yaitu (1) Pengumpulan Sumber (Heuristik), (2) teknik studi dokumen, (3) teknik wawancara (4) kritik sumber (5) iterpretasi dan (6) Penulisan sejarah (historiografi) HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tanggal 15 Januari 1946 situasi politik di Buleleng khususnya di Singaraja pada masa Revolusi Fisik sangat menegangkan karena para pemuda berjuang melawan tentara NICA untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Karena dalam hal ini Belanda datang ke Indonesia dalam bentukan NICA atau bersekutu untuk bisa menguasai kembali daerah jajahannya. Karena itu para pemuda tidak tinggal diam terhadap perlakuan tentara NICA yang semena-mena terhadap orang pribumi. Para pemuda di berbagai daerah khususnya di Buleleng bersatu padu dengan penuh semangat untuk berjuang demi membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Dalam menentang tentara NICA para pejuang bersatu padu ke dalam organisai-organisasi pejuangan.salah satu organisasi pemuda pejuang di Desa Banyuning adalah Laskar Banyuning Barat, yang diketuai oleh I Nyoman Jirna. Selain itu juga para pejuang Laskar Banyuning Barat di bantu oleh desa-desa disekitarnya seperti Padang keling dan Jinang Dalem untuk bersatu padu untuk berjuang dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tentara NICA. Dalam hal ini, perjuangan organisasi tersebut juga tergabung ke dalam MBO (Markas Besar Umum) yang tempatnya berada di Munduk Malang, Tabanan yang dipimpin oleh Gusti Wayan Debes, diadakan pertemuan para pemimpin oraganisasi perjuangan. Pertemuan Munduk Malang pada tanggal 14 April 1946, memutuskan pembentukan wadah organisasi perjuangan yang dinamakan Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia (DPRI) Sunda Kecil, seperti yang sudah digariskan oleh pemerintah pusat RI di Yogyakarta Maret 1946.DPRI Sunda Kecil adalah wadah organisasi-organisasi perjuangan yang berfungsi yaitu Resimen PRI Sunda Kecil, organisasi tentara dengan organisasi sipil pemuda, PRI, AMI, API, dan 4
5 PESINDO.Mereka membentuk pusat komandan untuk Provensi Sunda Kecil yaitu Markas Besar Oemum (MBO) DPI Sunda Kecil di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai, Komandan Tri Resimen Sunda Kecil.Wakilnya adalah Made Wija Kusuma dan PRI.Setelah terbentuknya DPRI, Individu-individu yang heterogen dalam perjuangan menerima tugas dan pengangkatan sebagai halnya anggotaanggota militer lainya.dengan demikian perbedaan antara organisasi perjuangan dan kesatuan militer ditiadakan (Nyoman S.Pendit, 1997:158). MBO membawahi Markas Besar (MB) untuk setiap daerah swapraja.pembentukan MB di delapan daerah di Swapraja didasari oleh intruksi dari DPRI Sunda Kecil.Berdasarkan intruksi tersebut maka di Buleleng juga dibentuk Markas Besar (MB) DPRI yang pada awalnya diketuai oleh Kompyang Sujana.Namun Kompyang Sujana dimutasi ke Denpasar dan sebagai penggantinya dipercayakan kepada Ida Bagus Indra. Pelantikan dan serah terima jabatan dilakukan di Puncak Landep sebuah bukit di atas Desa Panji, dengan sisaksikan oleh seluruh Kepala Markas Timur, Tengah, Kota dan Barat (Meraku T.Y, Gusti Bagus, 2000:48). Persenjataan MB (kemudian dikenal juga dengan nama Batalyon) Buleleng kemudian bertambah dengan menyerahnya dan bergabungnya beberapa tentara Jepang lengkap dengan senjata mereka. Mereka menyerahkan jiwa raga mereka seikhlas-ikhlasnya untuk mempertahankan Indonesia Merdeka, dan senjata yang mereka bawa di antaranya juga ada mitraliur (dikenal dengan pemuda -pemuda gerilya dengan namakeki). Dalam hal ini pada masa Revolusi Fisik tentara NICA datang ke Buleleng khususnya di Desa Banyuning pada tanggal 15 Januari 1946, dan melakukan serangan besar-besaran untuk bisa kembali merebut kekuasaan di Bali khususnya di Buleleng. Akan tetapi tentara NICA mendapatkan perlawanan dari para pejuang laskar Banyunig Barat yang dipimpin oleh I Nyoman Jirna. Untuk bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. I Nyoman Jirna adalah putra ketiga dari pasangan Ketut Pasek dan Ni Nyoman Sekar. Kedua orang tuanya berasal dari Desa Banyuning.I Nyoman Jirna lahir di Desa Banyuning pada tahun 1927.Beliau mempunyai tiga saudara yakni, saudara pertama bernama I Wayan Jiwa Dul, kemudian saudara yang kedua bernama Made Mas, dan saudara bungsunya bernama Ketut Nasih. Keluarga I Nyoman Jirna merupakan keluarga yang hidup secara sederhana. Ayahnya bekerja sebagai supir cikar, dipergunakan untuk mengangkut gerabah sedangkan ibunya bekerja sebagai pengerajin gerabah. Ekonomi keluarga beliau sangatlah terbatas Pada masa kanak-kanak I Nyoman Jirna sama seperti anak-anak pada umumnya di Desa Banyuning yaitu beliu gemar berolahraga seperti pencak silat dan lompat tinggi dengan kawan-kawan sebayanya, yakni Ketut Sandi, Wayan Sandi Lilit, Nyoman Gede dan Luh Kawi. Beliau mengenyam pendidikan pertamanya di SR (Sekolah Rendah) pada tahun 1933 dan tamat kelas 5 pada tahun 1938.I Nyoman Jirna adalah anak yang disiplin dan mandiri, beliau selalu sepulang dari sekolah selalu ingat untuk membantu orang tuanya menggarap sawah. Pada masa remaja I Nyoman Jirna setelah tamat di Sekolah Rendah (SR) yang berada di Banjar Paketan Singaraja. Beliau memilih melanjutkan sekolahnya ke pendidikan militer Angakatan Laut HEIHO (pada masa kependudukan Jepang di Indonesia), sejak umur 17 tahun. Dari sinilah awal beliau mendapatkan pengalaman kemiliteran selain itu juga beliau mahir dalam menggunakan senjata api(karben). Dalam mengenyam pendidikan militer, I Nyoman Jirna dalam kesehariaanya sangat disiplin dan tanggung jawab sebagai angkatan laut kemiliteran. 5
6 Setelah beliau berumur 18 tahun, beliau selesai mengenyam pendidikan Kemiliteran HEIHO, dan berpangkat kopral. Dalam hal ini beliau memiliki peran penting di Desa Banyuning, beliau mengajak para pemuda untuk bergabung dan membuat suatu organisasi perjuangan dengan nama Laskar Banyuning Barat yang diketuai langsung oleh beliau untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda pada masa revolusi fisik. Menginjak masa dewasa, I Nyoman Jirna setelah berumur 20 tahun ayah beliau ingin mengkawinkannya dengan Luh Pulu. Akan tetapi beliau menolak untuk menikah di usia 20 tahun, beliau bertekad bulat sebelum Indonesia khususnya Buleleng bebas dari penjajahan Belanda secara defakto beliau tidak akan menikah. Karena beliau memiliki tanggung jawab dan sikap patriotisme terhadap bangsa dan negara ini untuk bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan NICA walaupun harus mengorbankan jiwa raga. Karena perlakuan tentara NICA yang semena-mena, maka di Bali terjadi berbagai perlawanan oleh para pemuda pejuang (gerilyawan) yang secara sembunyisembunyi dalam usahanya mengusir Kolonialisme Belanda.para pemuda pejuang yang tidak terima dengan sikap serdadu NICA tersebut dengan semangat patriotism mulai mengadakan perlawanan dengan cara gerilya. Akan tetapi perlawanan yang terjadi di Bali menjadi dilema, karena terjadi perpecahan dan perbedaan antara Bali Utara (Buleleng) yang mendukung Republik dan Bali Selatan (Badung, Gianyar, Karangasem, Bangli, dan Klungkung) yang mendukung system kerajaan. Walaupun demikian, hampir seluruh desa di wilayah Bali pada umunya dan khusunya di Buleleng bangkit serentakan dan pemuda-pemuda desa yang didukung sepenuhnya oleh rakyat pedesaan berpegangan tangan membulatkan tekad membela dan mempertahankan Kemerdekaan Nusa dan Bangsa (Tirtayasa, 2000: 30). Salah satu perlawanan dalam menentang serdadu NICA pada masa Revolusi Fisik terjadi di Desa Banyuning.Dalam perlawanan tersebut muncul sosok pejuang yang gigih berjuang demi membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di Buleleng beliau adalah I Nyoman Jirna yang merupakan pejuang lokal yang juga memliki perang penting dalam hal membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa revolusi fisik. Beliau berjuang dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun, untuk bisa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam menentang tentara NICA para pejuang bersatu padu ke dalam organisaiorganisasi pejuangan.salah satu organisasi pemuda pejuang di Desa Banyuning adalah Laskar Banyuning Barat, yang diketuai oleh I Nyoman Jirna. Selain itu juga para pejuang Laskar Banyuning Barat di bantu oleh desa-desa disekitarnya seperti Padang keling dan Jinang Dalem untuk bersatu padu untuk berjuang dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tentara NICA. Dalam hal ini perjuangan I Nyoman Jirna dalam menentang NICA terjadi di sebelah selatan Kota Singaraja tepatnya di Km Banjar Pangkung Bangka Desa Gitgit. Beliau bergabung bersama pasukan Penghadang (Staf Selatan Gerilya) yang dimana pasukan penghadang tersebut di bagi menjadi dua pleton, yaitu Pleton Markas Kota yang diketuai oleh Letnan Wayan Mudana dan Markas Sukasada diketuai oleh Gusti Ngurah Mayor Sukasada. Strategi penghadangan tentara NICA yang dilakukan oleh para pasukan Staff Selatan Gerilya tersebut yakni membuat suatu lubang perlindungan dan membuat stelling di lubang perlindungannya masing-masing di tanah ketinggian sebelah timur jalan raya. 6
7 Pada tanggal 12 Mei 1946 kurang lebih pukul Wita, mereka kembali tempat penghadangan tersebut. Persenjataan para pejuang Staf Selatan Gerilya terdiri dari karben dan geranat, selebihnya hanya senajata tradisional seperti keris, pedang sejenisnya. Perjuangan I Nyoman Jirna sebagai pasukan penghadaang atau Staff gerilya, beliau bertugas sebagai Penembak Jitu dan berada di lubang perlindungan paling depan untuk menembak konvoi tentara NICA yang di perkirakan datang dari arah selatan. Dalam perjuangan para pemuda penghadangan dalam melawan tentara NICA di Pangkung Bangka, para pejuang menggunakan persenjataan seperti karben (senapan), keris, pedang, dan lain-lain. Walaupun dengan persenjataan seadanya dibandingkan dengan tentara NICA yang memiliki persenjataan lebih modern, para pejuang tetap gigih dengan semangat patriotisme untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Tetapi ternyata rombongan tentara NICA datangnya dari arah bawah (utara) pada pukul Wita. Pada saat itulah tembakan pertama dari I Nyoman Jirna dimulai dan selanjutnya terjadi pertempuran yang sengit, beberapa tentara NICA memutahkan pelurunya ke arah staff selatan gerilya hingga menyebabkan beberapa pasukan yang lainnya gugur, beberapa buah geranat di lemparkan oleh I Nyoman Jirna dan staff gerilya lainnya ke arah truck tentara NICA, hingga truck yang di bawa oleh tentara NICA hancur compang camping dan tentara NICA hampir semuanya mati. Setelah diperkirakan keadaan sudah aman, I Nyoman Jirna dan tiga staff selatan gerilya yang masih selamat di dalam pertempuran tadi keluar dari lubang perlindugan dan bergegas menuju truck NICA yang sudah terkena ledakan geranat untuk merampas senjata dan perlengkapan logistik yang berada di dalam truck NICA tersebut. Tetapi di dalam truck tersebut masih ada beberapa tentara NICA yang masih hidup namun ia terluka parah, tentara NICA yang terluka parah tersebut menembakkan pistolnya berkalikali ke arah langit sebagai tanda perang. Setelah beberapa jam kemudian datang pasukan tentara NICA lainnya dari arah selatan tepatnya di atas bukit untuk menyergap para staff gerilya tersebut. I Nyoman Jirna dan tiga staff gerilya lainnya mengira rombongan yang datang dari arah selatan tersebut adalah teman-teman gerilya lainnya yang ikut perperang melawan tentara NICA, ternyata itu musuh, maka terjadilah pertempuran yang sengit. Satu persatu staff selatan gerilya lainnya gugur terkena tembakan peluru tentara NICA, I Nyoman Jirna dengan nafas terengah-engah bergegas berlari menuju ke dalam hutan, dengan jumlah tentara NICA yang cukup banyak menyebabkan I Nyoman Jirna susah untuk bersembunyi dari musuh, tembakan demi tembakan terus diluncurkan oleh tentara NICA dan I Nyoman Jirna pun rebah tak berdaya terkena tembakan peluru tentara NICA tepat di bagian kepalanya, I Nyoman Jirna pun gugur di dalam pertempuran melawan tentara NICA. Dalam pertempuran yang terjadi di sebelah selatan kota Singaraja tepatnya di Banjar Pangkung Bangka, Desa Gigit. Sebanyaknya sembilan pejuang yang gugur dalam pertempuran melawan tentara NICA termasuk I Nyoman Jirna. Perjuangan para pemuda ini merupakan bukti bahwa para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi membela dan mempertahankan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda yang semena-mana ingin kembali menguasai Indonesia. Termasuk I Nyoman Jirna dan para Staff Selatan Gerilya lainya yang berjuang dalam menghadang serangan tentara NICA di Km Pangkung Bangka pada masa revolusi fisik. Dalam hal ini masa akhir kehudupan I Nyoman Jina pasca terjadinya pertempuran di Km di Pangkung Bangka yang mewafatkan I Nyoman Jirna beserta para pejuang lainya dalam melawan tentara NICA demi membela dan 7
8 mempertahankan Kemerdekaan Indonesia khususnya di Buleleng, masyarakat dan pihak keluarga dari I Nyoman Jirna merasakan kehilangan seorang tokoh yang mereka jadikan panutan. Namun demikianlah akhir dari sebuah kehidupan seorang pahlawan yang menghembuskan nafas terakhirnya dimedan perang dalam pertempuran dengan tentara NICA demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi masyarakat Desa Banyuning dan khususnya Buleleng, tokoh I Nyoman Jirna merupakan seorang Pahlawan yang pernah menbangkitkan semangat masyarakat Desa Banyuning Barat untuk tidak menyerah terhadap Belanda. Untuk mengenang jasa dari I Nyoman Jirna dan delapan staff selatan gerilya yang telah berjuang sampai titik darah penghabisan melawan tentara NICA maka dibangunlah sebuah monumen perjuangan di Km 16 Banjar Pangkung Bangka Desa Gitgit yang bernama Monumen Perjuangan Bumi Wirabhuwana pada tanggal 10 Agustus tahun 1968 oleh Yayasan Kebangkitan Pejuang (YKP) yang di ketuai oleh Pak Cilik dan telah di resmikan pada tanggal 5 Oktober 1969 oleh Pangdam Udayana Brigadir Jendral Soekertijo. Monumen tersebut terletak disamping kanan jalan raya Desa Gitgit jalur Singaraja-Denpasar. Dengan demikian I Nyoman Jirna merupakan tokoh sejarah yang sangat berjasa dalam memperjuangkan keutuhan negara Republik Indonesia pada masa Revolusi Fisik. Beliau berjuang dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun demi membela dan memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.dalam sanubari hati beliau agar kelak generasi bangsa tidak mendapatkan perlakuan dan sikap otoriter dari penjajahan. Tidak hanya I Nyoman Jirna saja yang mengharapkan kemerdekaan dan bebas dari belenggu penjajahan.semua pahlawan selalu mendedikasikan untuk Kemerdekaan Indonesia. Dalam peristiwa perjuangan pada masa Revolusi Fisik yang terjadi di seluruh daerah di Indonesia untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari serangan NICA khususnya di Buleleng.Perjuangan I Nyoman Jirna demi membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia merupakan suatu sikap patriotisme untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dari serangan NICA demi terbebas dari belenggu penjajahan Belanda. Secara keseluruhan perjuangan I Nyoman Jirna dari mengenyam pendidikan kemiliteran Angkatan Laut Jepang (HEIHO), kemudian menjadi ketua Organisasi Pemuda Laskar Banyuning Barat hingga bergabung ke Organisasi Perjuangan Pemuda Penghadang yang tergabung dalam Markas Besar Umum (MBO). Dalam pertempuran yang terjadi di Buleleng bagian Selatan tepatnya di Km Pangkung Bangka, beliau merupakan pasukan di barisan terdapat yakni bertugas sebagai penembak jitu untuk serdadu pasukan NICA yang menyerang dari arah utara. Beliau tidak kenal rasa takut terhadap serangan NICA, walaupun jumlah serdadu NICA berbeda jauh dengan jumlah pemuda penghadangan (Staff Selatan Gerilya) akan tetap berjuang demi berkibarnya Sang Saka Merah Putih di tanah air tercinta. Pengorbanan I Nyoman Jirna dan para pemuda pejuang penghadangan patut diberikan apresiasi bagi generasi bangsa.karena beliau merupakan sosok pejuang yang membela tanah air tercinta dari serangan penjajahan Belanda demi terciptnya Indonesia merdeka. Untuk mengenang jasa dan pengorbanan Beliau beserta para pejuang lainya yang gugur di medan pertempuran dalam melawan tentara NICA (Belanda). Pemerintah Dinas Kebudayaan Buleleng membangun sebuah taman makam pahlawan yang dinamakan Taman Makam Pahlawan Curastana yang berada di Jalan Pahlawan, tepatnya di depan kantor Bupati Buleleng. 8
9 NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN I NYOMAN JIRNA Dalam hal ini perjuangan para pahlawan untuk mempertahamkan dan membela kemerdekaan Indonesia sangatlah besar kontribusinya bagi bangsa dan Negara untuk bebas dari penjajahan Belanda pada masa Revolusi Fisik.Karena berkat jasa dan pengorbanan para pahlawanlah kita sebagai generasi bangsa bisa mendapatkan kemerdekaan dalam hal Kebebasan dari kaum penjajah.seperti pepatah mengatakan Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawannya.para pahlawan rela mengorbankan jiwa dan raganya tanpa mengharapkan imbalan apapun, berjuang dengan tulus ikhlas demi mencapai kemerdekaan. Para pahlawan rela mengorbankan jiwa dan raganya tanpa mengharapkan imbalan apapun, berjuang dengan tulus ikhlas demi mencapai kemerdekaan. Perjuangan Bangsa Indonesia pada masa Revolusi Fisik dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi di berbagai daerah, seperti peristiwa pertempuran 10 November yang terjadi di Surabaya, pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa di Kota Semarang dan peristiwa pertempuran dalam membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pun terjadi di Bali. Karena Pulau Bali merupakan wilayah yang juga memberikan kontribusi dalam hal perjuangan untuk mencapai kemerdekaan secara mutlak dari penjajahan Belanda yang ingin kembali menguasai khususnya Bali dan pada umumnya Indonesia. Selain perjuangan para pahlawan Nasional yang berasal dari Bali, seperti I Gusti Ngurah Rai yang sudah di akui secara Nasional jasa dan pengorbananya dalam hal untuk membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada masa Revolusi Fisik. Terdapat juga para pahlawan-pahalwan lokal yang memiliki peran penting untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia secara mutlak.walaupun perjuangan mereka masih bersifat kedaerahan, namun perjuangan tersebut juga memberikan kontribusi yang sangat besar dalam hal ini mencapai Kemerdekaan Indonesia. Salah satu pahlawan lokal yang berjuang demi membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia adalah I Nyoman Jirna. Karena beliau berjuang ikhlas dengan sikap patriotisme dan nasionalisme rela mengorbankan jiwa dan raganya dalam melawan dan mengusir Kolonialisme Belanda di tanah air tercinta. Walaupun dalam lingkup yang kecil banyak meninggalkan cerita sejarah dan telah meninggalkan nilai-nilai kepahlawanan yang patutnya digali dan diteladani oleh generasi muda untuk bisa mengharagai dan menghormati jasa-jasa beliau. Berdasarkan analisis dari studi dokumen serta hasil wawancara yang terkait dengan ketokohan I Nyoman Jirna, maka nilai kepahlawanan yang terkandung di dalam sosok I Nyoman Jirna dapat diungkapkan antara lain, (1) Nilai Patrotisme, (2) Nilai Keberanian, (3) Nilai Kemandirian, (4) Nilai Solidaritas, (5) Nilai Tanpa pamrih dan (6) Nilai Spiritual. ASPE-ASPEK YANG TERDAPAT PADA BIOGRAFI I NYOMAN JIRNA DAN NILAI- NILAI KEPAHLAWANANNYA YANG DAPAT DI KEMBANGKAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH REVOLUSI FISIK DI SMA. Menghadapi era globalisasi yang seperti sekarang ini, pendidikan sangat diperlukan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman terutama IPTEK. Maka untuk itulah proses belajar mengajar 9
10 dalam proses pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia agar mampu bertahan dalam perkembangan zaman yang terus berubah. Melalui proses belajar dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis setiap manusia dalam hidupnya. Pendidikan sekarang dalam proses belajar mengajar tidak lagi selalu bertumpu pada guru. Tanpa guru pun, pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain. Yang tentunya dapat mendukung aktifitas belajar siswa agar tidak hanya bertumpu pada sosok seorang guru. Proses pembelajaran dalam mata pelajaran sejarah tentunya memiliki sumber belajar atau pembelajaran yang bisa dipakai selain melalui guru saja. Tentang sumber belajar atau pembelajaran dapat diperoleh dari buku-buku teks, majalah, koran, berita yang ditayangkan di TV dan dapat berupa isu dalam masyarakat atau obyek yang berupa peninggalan-peninggalan sejarah (Wahyuni, 2005:26-27). Dalam proses pembelajaran guru sejarah kaitannya dengan materi Revolusi Fisik, guru sejarah cenderung lebih sering menyinggung sosok pahlawan-pahlawan Nasional seperti I Gusti Ngurah Rai, Bung Tomo, Jendral Sudirman dan sebagainya tanpa pernah menyinggung sosok pahlawan-pahlawan lokal. Guru sejarah bisa mengaitkan sosok pahlawan lokal I Nyoman Jirna khususnya di Buleleng dalam hal perjuangannya pada masa Revolusi Fisik dan menyelipkan nilai-nilai kepalawanan di saat pembelajaran agar bisa nilai-nilai kepahlawanan tersebut di teladani oleh siwa di SMA. Dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk belajar dengan pendekatan Saintifik yang dimana dalam proses pembelajaran ini menuntut siswa agar belajar secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya. Intinya dalam pendekatan ini siswa tersebut tidak harus tergantung pada sumber belajar yang hanya ada di buku saja tetapi disini siswa harus lebih aktif dalam menemukan sumber-sumber belajar yang baru dari sebuah peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta. Karena akan mampu mengembangkan dan melatih siswa berfikir logis dan sistematis.pembelajaran sejarah terutama yang menyangkut Revolusi Fisik, disini guru cenderung perpedoman dengan sumber belajar yang sudah ada tanpa pernah menyinggung sumber belajar lainnya, karena guru sejarah dalam proses pembelajarannya monoton begitu saja. Sehingga sumber-sumber belajar lainya terlupakan seakan-akan tidak bermanfaat bagi sumber pembelajaran. Sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013 pada Kompetensi Dasar (KD) SMA kelas XII 3.1 Menganalisis perjungan Bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan Kemerdekaam dari ancaman Jepang, sekutu dan Belanda. Berikut ini adalah aspek-aspek yang terdapat pada Biografi I Nyoman Jirna dan Nilai-nilai kepahlawannya yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah Revolusi Fisik di SMA. Aspek-aspek yang terdapat pada Biografi I Nyoman Jirna yang dapat di kembangkan sebagai Sumber dan media pembelajaran sejarah Revolusi Fisik di SMA kelas XII yaitu; (1) Aspek Sejarah (Historis), (2) Aspek Artefak (Peninggalan - peninggalan dalam peristiwa sejarah), (3) Aspek Sosial, (4) Aspek Spritual dan (5) Aspek Kultural. KESIMPULAN Secara garis besar biografi kepahlwanan I Nyoman Jirna dapat dijabarkan sebagai berikut: I Nyoman Jirna adalah putra ketiga dari empat saudara dari pasangan Ketut Pasek dan Ni Nengah Seroni kedua orang tuanya berasal dari Desa Banyuning. I Nyoman Jirna lahir di Desa Banyuning pada tahun 1927.Pada 10
11 masa remaja I Nyoman Jirna setelah tamat di Sekolah Rendah (SR) yang berada di Banjar Paketan Singaraja. Beliau memilih melanjutkan sekolahnya ke pendidikan militer Angakatan Laut HEIHO (pada masa kependudukan Jepang di Indonesia), sejak umur 17 tahun. Dari sinilah awal beliau mendapatkan pengalaman kemiliteran selain itu juga beliau mahir dalam menggunakan senjata api(karben). Dalam hal ini beliau memiliki peran penting di Desa Banyuning, beliau mengajak para pemuda untuk bergabung dan membuat suatu organisasi perjuangan denagan nama Laskar Banyuning Barat yang diketuai langsung oleh beliau untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda pada masa revolusi fisik. Menginjak masa dewasa, I Nyoman Jirna setelah berumur 20 tahun ayah beliau ingin mengkawainkanya dengan Luh Pulu. Akan tetapi beliau menolak untuk menikah di usia 20 tahun, beliau bertekad bulat sebelum Indonesia khususnya Buleleng bebas dari penjajahan Belanda secara defakto beliau tidak akan menikah. dalam hal ini masa perjuangan I Nyoman Jirna dalam membela dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia beliau merupakan pasukan staff selatan gerilya dalam pertempuran melawan tentara NICA yang terjadi di Km Banjar Pangkung Bangka desa Gitgit pada masa Revolusi Fisik. Beliau merupakan sosok pejuang yang memiliki sikap patriotisme dan nasinalisme dalam meraih kemerdekaan secara mutlak dari belenggu penjajahan Belanda. I Nyoman Jirna merupakan sosok pejuang yang berjuang dengan gagah berani serta tulus ikhlas tanpa mengaharapkan suatu imbalan apapun. Dari kisah dan jasa-jasanya sebagai pemimpin dalam melakukan perlawanan terhadap tentara NICA dalam upaya membela dan mempertahankan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, dapat dipetik beberapa nilai-nilai kepahlawanan yang dapat diteladani oleh generasi muda bangsa seperti, (1) nilai patriotism; (2) keberanian; (3) kemandirian; (4) solidaritas; dan (5) tanpa pamrih. Biografi dan nilai-nilai kepahlawanan I Nyoman Jirna sebagai sosok pahlawan lokal memberikan kontribusi terkait sumber pembelajaran sejarah Revolusi Fisik di SMA pada kurikulum Nantinya biografi dan nilai-nilai kepahlawanan tersebut bisa dikaitkan pada beberapa aspek seperti: (1) aspek sejarah (historis); (2) aspek atefak (peninggalan-peninggalan dalam peristiwa sejarah; dan (3) aspek sosial. Pada aspekaspek tersebut bisa memberikan manfaat dalam proses pembelajaran terkait dengan materi Revolusi Fisik dalam hal biografi dan nilai-nilai kepahlawanan I Nyoman Jirna sebagai sosok pejuang dalam upaya membela dan memepertahankan Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda (NICA). Ucapan terimakasih ditunjukkan kepada: Ibu Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum. Selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam memberikan pengetahuannya, memotivasi dan membimbing dari awal penyusunan artikel sehingga lancar dan dapat terselesaikan dengan baik dan Dr. I Ketut Margi, M.Si Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dalam memberikan pengetahuannya, memotivasi dan membimbing dari awal penyusunan artikel sehingga lancar dan dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. 11
12 Daftar Rujukan Dekker, Nyoman Sejarah Revolusi Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka. Kansil dan Julianto, 1993.Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Jakarta: Penerbit Erlangga. Leirissa, R.Z Biografi.Pemikiran Biografi, Kepahlawanan dan Kesejarahan Suatu Kumpulan Prasaran Pada Berbagai Lokakarya Jilid I. (hlm. 34). Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Pendit Bali Berjuang. Jakarta: PT. Gunung Agung Tirtayasa, Gusti Bagus Meraku, dkk Sejarah Kemerdekaan Rakyat Buleleng , Bandung : Ganesha Exact. 12
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014
Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Judul PERANAN MAYOR I GUSTI WAYAN DEBES DALAM PUPUTAN MARGARANA TABANAN, BALI (IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Made Agus Eri Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh I Ketut Agus Adijaya
ARTIKEL Judul MONUMEN TUGU PERJUANGAN WIRA WIJAYA SAKTI DI DESA GALUNGAN, SAWAN, BULELENG (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG, FUNGSI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) Oleh I Ketut Agus Adijaya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang
Lebih terperinciARTIKEL. Judul BIOGRAFI MAYOR NENGAH METRA DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA. Oleh PUTU HARLEONY SUWERDY
ARTIKEL Judul BIOGRAFI MAYOR NENGAH METRA DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh PUTU HARLEONY SUWERDY 0914021016 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciMultimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :
Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi
Lebih terperinciBIOGRAFI I KETUT WIDJANA (PERJUANGAN, NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH) Oleh. Purwa Aditya, NIM.
BIOGRAFI I KETUT WIDJANA (PERJUANGAN, NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH) Oleh Purwa Aditya, NIM.1214021020 Jurusan Pendidikan Sejarah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )
58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.
BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan
Lebih terperinciPERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.
PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa mengenal lelah. Terlebih-lebih mereka mengalami penderitaan yang amat sangat dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game platform bergenre side scroll bertema sejarah hari pahlawan berjudul Sutomo. Hal ini dilatar belakangi
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Judul Monumen Perjuangan Panca Wirapati di Desa Bongancina, Buleleng,Bali. (Latar Belakang Sejarah, Nilai, Serta Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kurikulum 2013) Oleh Pande
Lebih terperinciPETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946
BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan juga turut berkembang. Media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.
BAB V KESIMPULAN Kalau sudah membaca tulisan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan dengan jelas bahwa perjuangan Rakyat Karo bersama dengan Tentara Indonesia Tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena
Lebih terperinciBIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA
BIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh : Ni Komang Sukariasih, (Nim 1014021027 ) (e-mail:anikodo@yahoo.co.id) Luh Putu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciMonumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA
Monumen Kusuma Yudha Ringdikit, Seririt, Buleleng dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA I Gede Juli Suwirtana Putra, NIM.1014021037 Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciAMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada
2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan
Lebih terperinciBAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan
BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara
Lebih terperinciPERANAN I GUSTI NGURAH RAI DALAM PUPUTAN MARGARANA TAHUN 1946
PERANAN I GUSTI NGURAH RAI DALAM PUPUTAN MARGARANA TAHUN 1946 SKRIPSI Oleh Enggar Ayu R. NIM 060210302216 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciB. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
ARTIKEL Peranan Nyoman Gempol Dalam Menentang Kolonialisme Belanda di Buleleng, Bali Pada Tahun 1858 (Nilai-nilai Kepahlawanan dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA/SMK) OLEH
Lebih terperinciPERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi
PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI 1947-1949 Skripsi Disusunoleh : Andry Anggiat M.H I1A113004 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSISTAS JAMBI 2017 Abstrak Andry Anggiat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak
Lebih terperinciPERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai
Karim 1 Mahir Karim Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 9 September 2011 PERANG DI INDONESIA Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai ada orang Indonesia
Lebih terperinciNegara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA
1 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Nacha Sumandari Universitas Jambi nachasumandari@gmail.com ABSTRAK Memudarnya nilai-nilai pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan
BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara
PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014
Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI VETERAN NASIONAL DI BALAI SARBINI, PLAZA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah itu makin lama makin kabur, dan akhirnya keasliannya akan hilang sama sekali dan tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciTUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA
TUGU PERJUANGAN PEMUDA DI DESA CELUKANBAWANG, GEROKGAK, BULELENG, BALI SEBAGAI MEDIA PENANAMAN NILAI NASIONALISME PADA SISWA SMA/MA Oleh Ali Rausan Fikri NIM 1314021002 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012
Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAGELARAN KETOPRAK SMP KANISIUS GIRISONTA TANGGAL 7 MARET 2014
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAGELARAN KETOPRAK SMP KANISIUS GIRISONTA TANGGAL 7 MARET 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan selama 72 Tahun, kemerdekaan atas diri sendiri, kemerdekaan beragama, kemerdekaan berkumpul dan berserikat, dan
Lebih terperinciPenyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.
Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI SEMARANG
SAMBUTAN BUPATI SEMARANG Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat Hidayah dan Inayah-Nya, kita masih diberi kesehatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, masyarakat Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciSikap Kepahlawanan dan
Bab 6 Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme Pernahkah kamu menonton film tentang peperangan? Bagaimana usaha para prajurit untuk memperjuangkan sebuah kemenangan? Mereka tentu berusaha keras dan rela berkorban
Lebih terperinciPERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI
PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,
Lebih terperinciC. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila
C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kamu mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis paparkan dalam kajian Peran Masyarakat Tengaran Dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan
Lebih terperinciDari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu
11 Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu runtutan peristiwa yang didalamnya terdapat bagian- bagian tertentu yang saling berhubungan dalam suatu perubahan. Pengambilalihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera utara dan merupakan kota kedua terbesar setelah Medan. Pematang Siantar terdiri dari 8
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR (Analisis isi video untuk pembuatan media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
AREA PERTEMPURAN BANGKO PADA MASA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-1949 Oleh : Jepmi Nopfrilian, 1 Kaksim, M.Pd, 2 Drs. Kharles, M.Hum, 3 Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciPASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)
PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) Pembuka Hari Jum at Legi, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamirkan kemerdekaanya oleh Soekarno dan Moh.
Lebih terperinciDR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang ( )
DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang (1919 1946) MAKALAH Disampaikan dalam seminar nasional pengusulan Dr. Mayor Dustir Prawiraamidjaja sebagai pahlawan nasional Diselenggarakan oleh Yayasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Museum Palagan Ambarawa yang terletak di Jalan Pemuda km.04 Kelurahan Panjang Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.
Lebih terperinci