KATA PENGANTAR. Jakarta, 11 April Masduki Direktur Program dan Produksi LPP RRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, 11 April Masduki Direktur Program dan Produksi LPP RRI"

Transkripsi

1 0

2 KATA PENGANTAR Memasuki periode kedua sebagai lembaga penyiaran publik, RRI memperkuat basis pengetahuan, pengalaman dan standar profesional untuk para awak siaran khususnya pemberitaan. Sebagai salah satu pilar siaran yang membentuk citra, reputasi, dan memberi pencerahan kepada publik, bidang pemberitaan RRI harus selalu melakukan inovasi, penguatan standar kinerja, keterbukaan untuk dinilai dan penguatan orientasi untuk pelayanan publik yang heterogen. Terhitung sejak November 2010, berbagai pertemuan regional dan nasional, workshop, lokakarya, dan evaluasi nasional telah dilakukan untuk memotret manajemen pemberitaan RRI, selanjutnya menjadi referensi kebijakan untuk kemudian dibakukan dalam Smart Book ini. Panduan ini memuat berbagai kebijakan dan sekaligus panduan operasional angkasawan pemberitaan LPP RRI yang harus diacu semua pihak terkait dan akan menjadi standar kinerja tahunan bagi setiap pimpinan pada satuan kerja. Terima kasih disampaikan kepada Dewan Pengawas LPP RRI, Dewan Direksi, khususnya Direktur Utama, dan para pimpinan satuan kerja LPP RRI se-indonesia yang berkontribusi besar bagi lahirnya panduan operasional ini. Panduan ini secara relatif bisa dikatakan jauh lebih memadai dari panduan yang ada sebelumnya. Jakarta, 11 April 2011 Masduki Direktur Program dan Produksi LPP RRI 1

3 2

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Penetapan Regulasi Pemberitaan 2 Daftar Isi 3 Sambutan Direktur Utama RRI 4 Tri Prasetya RRI 5 Logo RRI 6 I Latar Belakang 8 II Visi, Misi, dan Kebijakan Penyiaran 10 III Struktur Organisasi Dewan Redaksi RRI 13 IV Kinerja Organisasi Dewan Redaksi RRI 17 V Mekanisme Rapat Dewan Redaksi RRI 25 VI Format Programa 3 RRI 31 VII Standar Operasional 33 Kantor Berita Radio Nasional VIII Pedoman Siaran Berjaringan Pro-3 43 IX Kebijakan Redaksional Voice of Indonesia 52 X Perwakilan RRI Luar Negeri 66 XI Kode Etik Jurnalistik (KEJ) 73 XII Kode Etik Angkasawan RRI 80 Lampiran 1 Pola Siaran Programa 3 RRI 86 2 Pola Siaran Voice of Indonesia Reporter RRI Se-Indonesia Data Stasiun RRI Se-Indonesia Layanan Keluhan Pendengar RRI Struktur dan Formulir Agenda Setting Lembar Pemantauan dan Laporan Kinerja Kerja Sama RRI-LKBN ANTARA 159 3

5 SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA RRI Radio Republik Indonesia (RRI) memiliki tradisi yang panjang dalam mengelola penyiaran sebagai media publik. RRI adalah media massa yang menjalankan fungsi jurnalistik dan menganut prinsipprinsip jurnalisme yang independen, netral, dan kredibel. Inovasi dalam pelayanan publik merupakan konsekuensi dari keberadaan RRI sebagai media massa yang tumbuh dinamis, mengikuti dinamika khalayaknya. Puji syukur, buku yang merupakan kompilasi berbagai regulasi baru bidang pemberitaan ini telah selesai dan siap diacu oleh seluruh insan RRI. Sebagai lembaga penyiaran yang menetapkan visi menjadi lembaga berkelas dunia, maka indikator kinerja, standar profesional, serta reward and punishment harus disampaikan terbuka dan dapat disupervisi oleh publik, tidak hanya kalangan internal RRI sendiri. Buku besar bertajuk Smart Book Pemberitaan RRI 2011, ini merupakan terobosan penting Direktorat Program dan Produksi LPP RRI dan bagian dari agenda strategis Direksi periode Panduan adalah lampu bagi angkasawan LPP RRI dalam menjalankan profesi. Panduan ini harus diikuti semua insan RRI di manapun di seluruh Indonesia. Uraian panduan ini menganut pola manajemen redaksional: perencanaan: agenda setting, operasional tugas-tugas produksi pemberitaan, monitoring, dan evaluasi dalam bentuk indikator kinerja dan panduan pembuatan laporan. Kami menyambut baik. Selamat membaca dan melaksanakan. Jakarta, 14 April Dra. R. Niken Widiastuti, M.Si Direktur Utama LPP RRI

6 TRI PRASETYA RRI Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita dan membela alat itu dengan segala jiwa raga, dalam keadaan bagaimanapun dan akibat apapun. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur, serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa. Kita harus berdiri di atas segala aliran dan keyakinan, partai, atau golongan dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan negara serta berpegang pada jiwa proklamasi 17 Agustus

7 LOGO RRI Bentuk Empat Persegi Panjang, Tanpa Sudut dan Garis Tepi Empat persegi panjang menggambarkan kekokohan dan solidaritas. Sudut-sudut yang membulat (tidak runcing) melambangkan fleksibilitas RRI. Tidak adanya garis tepi/batas ataupun bingkai (frame) menunjukkan independensi RRI, serta keterbukaan RRI untuk dapat bekerjasama dengan berbagai pihak. Tulisan (font-type) RRI Huruf tulisan ini dirancang khusus (tanpa padanan dengan pihak lain), menunjukkan RRI yang kokoh, tegas, dinamis, dan selalu bergerak maju. 6

8 Gambar Pancaran Radio Sebuah image yang menggambarkan kuatnya pancaran siaran radio RRI yang makin meluas, menembus batas, dan selalu menuju ke atas. Tiga lapis pancaran yang terlihat pada logo juga melambangkan Tri Prasetya RRI. Warna Biru, Biru Langit, dan Putih Untuk mempertahankan tradisi, warna biru dipilih sebagai warna korporat/lembaga RRI. Warna biru langit ini melambangkan universalitas RRI, sifat mengayomi, teduh, dan dapat dipercaya. Warna putih pada tulisan RRI melambangkan kejujuran/ kebenaran, keberimbangan, dan akurasi. 7

9 I LATAR BELAKANG Transformasi RRI dari lembaga penyiaran milik pemerintah ke lembaga penyiaran publik sejak tahun 2002 mengalami proses dan dinamika tersendiri, mengingat lembaga ini lebih identik sebagai institusi birokratik ketimbang media massa. Patut diakui, masih terdapat dualisme antara posisi struktural sebagai pejabat negara di kalangan SDM RRI dengan praktisi media massa yang independen, berorientasi kepada publik. Dengan kata lain, RRI adalah lembaga penyiaran yang memiliki kombinasi unik. Sebab, secara struktural RRI mengacu pada standar posisi dan TUPOKSI birokrasi kelembagaan negara yang lebih fokus kepada kinerja individu. Model karir dan pengembangan kompetensi yang berlaku di RRI berbasis government administrative service, bukan public broadcasting service. Selain itu, secara fungsional RRI bergerak ke model media massa, namun tanpa Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) yang baku. Meskipun, hasrat dan ambisi untuk berubah amat tinggi. Secara mendasar RRI seharusnya adalah sebuah institusi media massa, yang menjalankan fungsi manajerial dan operasional menurut prinsip-prinsip manajemen media massa, khususnya media penyiaran publik. Pada faktanya, LPP RRI menghadapi sejumlah problem redaksional yang khas, yaitu struktur organisasi fungsional redaksi yang belum standar di pusat dan daerah, TUPOKSI yang belum jelas/dipahami, mekanisme kerja redaksional yang belum mengacu kepada prinsip sebagai redaksi media massa, serta standar kualifikasi dan jenjang karir pemberitaan berbasis struktur media yang belum ada/diterapkan. Menghadapi problematika ini, RRI haruslah melakukan transformasi/perubahan agar bisa menjadi lembaga penyiaran publik yang lebih baik dan ideal. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip antara lain: orientasi kepada hasil 8

10 terbaik, bukan sekadar jumlah produksi/kuantitas kerja; pertaruhan merebut kredibilitas publik, bukan sekadar kepuasan individu/ lembaga; dan membentuk teamwork redaksi yang solid, setara, egaliter, dan menembus batas birokrasi. Upaya adaptasi, integrasi, serta transformasi nilai-nilai media yang profesional, independen, dan mengedepankan integritas terus berlangsung, antara lain dengan membenahi kinerja redaksional (newsroom) RRI dan benchmarking ke berbagai negara seperti Swedia, Inggris, Amerika dan Australia yang memiliki pengalaman lebih baik dalam hal radio publik. Hingga tahun 2011, RRI memiliki programa pemberitaan yang kredibel dan newsroom yang kental dengan pengambilan keputusan berita berdimensi kritis melalui Pro-3 berjaringan nasional. Namun, belum ada database SDM, standar kinerja dan panduan komprehensif tentang etika profesi, alur, mekanisme kerja, juga standar minimal kegiatan sebuah redaksional radio public yang seharusnya beroperasi. Karena itu, pengembangan model redaksional LPP RRI di pusat dan daerah sungguh diperlukan. Hal ini agar RRI dapat memenuhi harapan publik dan tumbuh seirama dengan pertumbuhan kompetitif media. Maka, diperlukan struktur redaksional yang baik. Juga penjelasan mengenai apa saja tugas/fungsi masing-masing awak redaksi, kualifikasi ideal pemimpin redaksi, redaktur dan level di bawahnya, jenjang karir, reward dan punishment yang diberlakukan, dan sebagainya. 9

11 II VISI, MISI, DAN KEBIJAKAN PENYIARAN Visi LPP RRI periode adalah: Mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia. Sedangkan misi LPP RRI adalah: 1. Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat menjadi acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan Kode Etik Jurnalistik/kode etik penyiaran. 2. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerah-kan, mencerdaskan, memberdayakan, serta mendorong kreativitas masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa. 3. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan, dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi keluarga, serta membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. 4. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas. 5. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI. 6. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa. 7. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran. 8. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumber daya teknologi yang ada dan mengadaptasi 10

12 perkembangan teknologi penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan operasional maupun pemeliharaan perangkat teknik. 9. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien dengan sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, aset, informasi, dan operasional) berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good corporate governance). 10. Memperluas jejaring dan kerjasama dengan berbagai lembaga di dalam dan luar negeri yang saling mem-perkuat dan menguntungkan. 11. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan aset negara secara profesional dan akuntabel serta menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai. Dasar hukum kebijakan penyiaran LPP RRI adalah: UU Dasar Tahun 1945, UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, PP Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyeleng-garaan LPP, PP Nomor 12 Tahun 2005 tentang LPP RRI dan Peraturan Perundangan terkait lainnya. Dalam melaksanakan tugas di bidang penyiaran, maka RRI merujuk pada asas, tujuan, dan fungsi yang ditetapkan oleh UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yaitu bahwa penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, kebebasan, dan tanggung jawab. Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat social serta memajukan kebudayaan. 11

13 Kebijakan Penyiaran LPP RRI adalah: 1. Kegiatan penyiaran ditujukan untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan melalui berbagai program siaran yang diharapkan memperkaya wawasan dan mendorong keikutsertaan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi wahana kontrol sosial. 2. Kegiatan siaran berita, harus menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik. 3. Kegiatan penyiaran harus memberikan ruang kepada kelompok minoritas, kelompok khusus, perempuan, dan anak. 4. Kegiatan penyiaran harus dilakukan dengan kreatif dan berkualitas tinggi. 5. Kegiatan penyiaran harus memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas dan inovasi masyarakat serta nilainilai kearifan lokal. 6. Kegiatan penyiaran harus menjadi wahana pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional. 7. Kegiatan penyiaran harus mendukung integrasi nasional, kedaulatan NKRI, dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. 8. Kegiatan penyiaran berpedoman pada Pedoman Perilaku Penyiaran/Standar Program Siaran (P3SPS) Komisi Penyiaran Indonesia. 9. Kegiatan pengembangan siaran diarahkan untuk me-layani seluruh lapisan masyarakat, demi penguatan karakter bangsa. 12

14 III STRUKTUR ORGANISASI DEWAN REDAKSI RRI Dalam manajemen penyelenggaraan siaran berita, baik di tingkat nasional maupun lokal, secara fungsional SDM di bidang pemberitaan RRI menjalankan tugas yang mengacu kepada prinsip suatu media massa. Struktur organisasi redaksi LPP RRI dapat digambarkan sebagai berikut: PU/Ketua DRN Wakil Ketua DRN OMBUDSMAN Pemred SLN Pemred Puspem Pemred RRI Daerah Wakil Pemred Wakil Pemred Wakil Pemred Keterangan: Keseluruhan struktur yang ada di atas disebut : Pemimpin Umum/Ketua Dewan Redaksi Nasional Wakil Ketua Dewan Redaksi Nasional DEWAN REDAKSI NASIONAL LPP RRI Direktur Utama RRI Direktur Program dan Produksi 13

15 Anggota Dewan Redaksi Nasional Ombudsman Pemimpin Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi PU/Ketua dan Wakil Ketua DRN, Pemimpin Redaksi dan Wakil Pemimpin Redaksi pada Pusat Pemberitaan, Siaran Luar Negeri, RRI Jakarta (exofficio RRI Daerah), Kepala Bidang Pemberitaan Direktorat PP (Deputi DRN) 5 orang, terdiri dari wakil Dewan Pengawas, wakil tokoh publik dan/atau pakar pers Kepala Pusat Pemberitaan, Siaran Luar Negeri (sekaligus membawahi Perwakilan Luar Negeri), Kepala RRI Daerah (termasuk RRI Jakarta) Kepala bidang Program dan Produksi Pusat Pemberitaan, Kepala Bidang Pemberitaan Satker LPP RRI di Pusat atau Daerah Ketentuan Pembentukan dan Rapat Dewan Redaksi 1. Rapat Dewan Redaksi Nasional digelar sekali dalam satu bulan, dipimpin oleh Ketua DRN, diikuti anggota, dan Pemimpin Redaksi, Wakil Pemimpin Redaksi Satker Kantor Pusat sebagai ex-officio (Kepala SLN, Kepala Puspem, Kepala RRI Jakarta beserta para Kabid terkait). Rapat dapat dilaksanakan jika jumlah yang hadir memenuhi kuorum. 2. Rapat DRN digelar setiap minggu terakhir dari bulan berjalan, untuk merumuskan kebijakan pemberitaan LPP RRI 14

16 (agenda setting isu-isu strategis untuk diliput RRI di dalam dan di luar negeri) pada bulan berikutnya yang berlaku secara nasional. Rapat Dewan Redaksi Nasional untuk pemberitaan luar negeri dapat diselenggarakan secara khusus sesuai kebutuhan. 3. Rapat Dewan Redaksi Nasional dipimpin Ketua Dewan Redaksi Nasional, rapat Dewan Redaksi Satuan Kerja di Pusat dan Daerah dipimpin oleh Pemimpin Redaksi Satuan Kerja setempat. 4. Dalam kondisi ketua DRN berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh Wakil Ketua. Hasil-hasil rapat kemudian wajib dilaporkan kepada ketua DRN. Hal serupa juga berlaku untuk rapat Dewan Redaksi di tingkat satuan kerja. 5. Rapat Dewan Redaksi Nasional dan Daerah harus membahas agenda setting yang melingkupi/ kombinasi dari tiga aspek: agenda/isu yang berkembang di publik, agenda/isu yang berkembang di media umum dan agenda/isu yang dirancang sendiri oleh RRI setempat. Agenda setting yang dirancang sendiri oleh RRI harus mencerminkan visi dan misi RRI. 6. Reporter RRI daerah, di manapun keberadaannya sekaligus juga berfungsi sebagai reporter Pusat Pemberitaan yang setiap saat dapat dihubungi dan wajib menyampaikan laporan berita untuk Pusat Pemberitaan dan untuk RRI di daerah lain jika diminta. 7. Undangan pihak eksternal yang ditujukan kepada Pemimpin Redaksi RRI harus dihadiri Pemimpin Redaksi/Wakil Pemimpin Redaksi, yang ditunjuk/berdasarkan disposisi oleh Ketua dan atau Wakil Ketua DRN. 8. Hasil rapat DRN harus disosialisasikan ke seluruh daerah, ditandatangani Ketua atau Wakil Ketua DRN, paling lambat tiga hari setelah rapat DRN dan bersifat arahan strategis yang harus dipatuhi seluruh jajaran Pemimpin/Wakil Pemimpin Redaksi RRI daerah. 15

17 9. Rapat Evaluasi Tahunan Pemberitaan RRI diselenggarakan oleh Dewan Redaksi Nasional, di bawah koordinasi Direktorat Program dan Produksi yang diikuti Ketua, Wakil Ketua DRN, Pemimpin Redaksi/Wakil RRI Satker Pusat dan Daerah, Wakil Ombudsman. 10. Organisasi redaksi LPP RRI di Pusat dan Daerah harus dibentuk paling lambat minggu ketiga bulan Desember yang berlaku efektif bulan Januari tahun berikutnya untuk masa kerja satu tahun. Organisasi redaksi nasional diangkat oleh Direktur Utama, sedangkan organisasi redaksi daerah diangkat oleh Kepala Satker setempat. 11. Jika diperlukan, Satuan kerja RRI daerah dapat membentuk Dewan Redaksi Daerah dengan anggota terdiri dari Pemimpin Redaksi, Wakil Pemimpin Redaksi, Kabid/Kasi Siaran, dan wakil reporter RRI setempat maksimal 9 orang anggota (seluruhnya). 16

18 IV KINERJA ORGANISASI DEWAN REDAKSI RRI SEKTOR JABATAN KETERANGAN TUPOKSI Struktural (Pusat dan Daerah) Pemimpin Umum Direktur Utama Pemimpin Umum bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penyelenggaraan kegiatan pemberitaan. Dewan Redaksi Nasional Dewan Redaksi Nasional : 1. Dirut 2. Direktur PP 3. Kepala Puspem 4. Kepala SLN 5. Kepala RRI Jakarta 6. Kepala Bidang Pemberitaan Direktorat PP 7. Kepala Bidang Produksi Puspem 8. Kepala Bidang Program Puspem 9. Kepala Bidang 17 Dewan Redaksi Nasional memiliki tugas: - Menentukan agenda utama berita nasional dan internasional, khususnya yang terkait/relevan dengan kepentingan bangsa dan negara. - Memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional menyangkut berita tentang

19 Dewan Redaksi Daerah Pemimpin Redaksi Program RRI Jakarta 10. Kepala Bidang Pemberitaan SLN Dewan Redaksi Daerah: 1. Kepala Satker 2. Kepala Bidang/Seksi Pemberitaan 3. Kepala Bidang/Seksi Programa Siaran 4. Wakil Reporter Kepala Satker di Pusat dan Daerah 18 SARA atau yang tidak sesuai dengan visi dan misi RRI. - Dewan Redaksi Daerah berdasarkan arah dan tujuan Dewan Redaksi Nasional memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional daerah. - Dewan Redaksi Daerah dapat memberikan usulan/ masukan tentang isu atau peristiwa di daerah yang bernilai nasional (national value) kepada Dewan Redaksi Nasional. - Pemimpin Redaksi bertanggung-

20 19 jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. - Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. - Pemimpin Redaksi bertanggungjawab atas konten siaran terutama hal yang menyangkut editorial (opini redaksi). - Pemimpin Redaksi bertanggungjawab atas berbagai masalah hukum yang timbul dari kinerja reporter yang berkaitan dengan tugas liputan (pelanggaran kode etik dan UU Pers).

21 Wakil Pemred I dan Wakil Pemred 2 Redaktur Kepala 1 Redaktur Kepala 2 Redaktur Kepala 3 Kepala Bidang Program Puspem Kepala Bidang Produksi Puspem Kepala Bidang Pemberitaan SLN Kepala Bidang Siaran SLN Kepala Bidang Produksi RRI Jakarta Kepala Bidang/Kepala Seksi Pemberitaan (RRI daerah) Kepala Seksi Redaksi, Liputan Puspem Kepala Seksi Produksi dan Pengembangan Berita Puspem Kepala Seksi Siaran Olahraga Puspem - Wakil Pemred adalah perpanjangan tangan dari Pemred yang juga memiliki tanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. - Wakil Pemred memberikan laporan rutin tentang hal tersebut kepada Pemred. - Wakil Pemred bertugas memimpin Rapat Agenda Liputan Harian. - Redaktur Kepala bertanggungjawab terhadap aktivitas kerja teknis. - Redaktur Kepala memimpin langsung aktivitas siaran. 20

22 Kepala Seksi Redaksi dan Reportase SLN Kepala Seksi Program dan Produksi Siaran Wilayah 1 SLN Kepala Seksi Program dan Produksi Siaran Wilayah 2 SLN Kepala Seksi Redaksi dan Liputan RRI Jakarta Kepala Seksi Liputan, berita dan dokumentasi Kepala Seksi Pengembangan Berita Kepala Seksi Olahraga (RRI daerah) Fungsional Desk Editor/ Produser Kepala desk, Produser (Puspem, SLN, RRI Jakarta, Satker daerah ) 21 - Desk editor bertugas melakukan editing, penyuntingan,

23 Koordinator liputan/ Pengarah Acara Koordinator studio produksi Koresponden luar negeri Untuk semua Satker perbaikan naskah yang akan disiarkan. - Koresponden bertugas meliput, menyusun dan memproduksi berita sesuai penugasan. Koresponden dapat mengusulkan materi liputan kepada Koordinator Liputan Luar Negeri. - Produser bertanggungjawab terhadap angle, isi, dan tujuan yang ditetapkan dalam one day part. - Koordinator liputan mengkoordinasi, menugaskan reporter pada titik-titik liputan sesuai keputusan Rapat Agenda Setting. 22

24 Reporter/ Koresponden/ Presenter Untuk semua Satker 23 - Koordinator liputan bertugas mengendalikan pergerakan reporter sesuai arah dan isu yang berkembang. - Koordinator liputan mengarahkan angle liputan. - Pengarah acara bertugas mengendalikan acara, memberi masukan kepada presenter dan menjaga kontinuitas siaran. - Dalam melakukan kegiatan, berkoordinasi dan memperoleh persetujuan Produser. - Reporter dan atau koresponden bertugas meliput, menyusun, dan memproduksi berita.

25 - Presenter bertugas melakukan kegiatan kontinuitas siaran (baik dalam bentuk dialog maupun running program). Kontributor Untuk liputan khusus/ insidentil - Kontributor bertugas meliput, menyusun, dan memproduksi berita sesuai penugasan. - Kontributor dapat mengusulkan materi liputan kepada Korlip. Kontrol Publik Ombudsman Monitoring periodik dan insidentil atas konten berita RRI berdasarkan laporan masyarakat Lembaga independen yang dibentuk RRI, berwenang melakukan klarifikasi, monitoring, pemeriksaan atas keluhan/laporan masyarakat mengenai siaran berita RRI Pusat dan Daerah. 24

26 V MEKANISME RAPAT DEWAN REDAKSI RRI 1. Jenis Kegiatan : Agenda Setting Lembaga Deskripsi : Fokus Kebijakan Lembaga Partisipan : Dewan Pengawas, Direksi Penanggungjawab : Ketua Dewan Pengawas Prosedur : a. Dewan Pengawas dan Direksi melakukan evaluasi kebijakan redaksional 5 tahun sebelumnya. b. Dewas dan direksi membahas rumusan agenda setting lembaga setiap 5 tahun sekali. c. Dilaksanakan satu bulan setelah terbentuknya dewan redaksi. Indikator : Tersusunnya beberapa bidang/isu publik yang menjadi prioritas RRI untuk 5 tahun ke depan. 2. Jenis Kegiatan : Agenda Setting/Rapat Evaluasi Nasional Tahunan Deskripsi : a. Isu nasional yang menjadi fokus RRI b. Mengevaluasi agenda setting tahunan Partisipan : Ketua dan Wakil Ketua DRN, Ombudsman, Pemimpin Redaksi/ Wakil Pemimpin Redaksi, Satker Pusat dan Daerah Penanggungjawab : Direktur Utama Prosedur : a. Direksi dan Kasatker melakukan evaluasi implementasi kebijakan redaksional sebelumnya. b. Mencermati isu atau masalah yang berkembang sesuai agenda media massa. 25

27 c. Menerima usulan dan masukan RRI di Jakarta, daerah, dan luar negeri, serta membahas implementasinya di seluruh RRI. d. Merumuskan dan menetapkan kebijakan agenda setting tahunan RRI e. Dilaksanakan setiap awal bulan Desember. Indikator : a. Diketahui keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan hasil agenda setting tahunan periode sebelumnya, serta jumlah kegiatan secara kuantitatif maupun efek yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan. b. Ada keselarasan antara permasalahan yang menjadi sorotan di RRI daerah dan di Pusat. c. Ditetapkannya langkah dan format yang akan dipakai dalam aplikasi agenda setting. d. Tersusunnya fokus pembahasan dari bidang-bidang yang menjadi prioritas dari hasil agenda setting lembaga. e. Didapatkan data mengenai kendala-kendala dalam mengaplikasikan hasil agenda terdahulu, sebagai rujukan untuk pelaksanaan selanjutnya. 3. Jenis Kegiatan : A. Agenda setting Redaksi Nasional di Dalam dan Luar Negeri Deskripsi : a. Mengimplementasikan agenda nasional dlm siaran RRI baik untuk siaran lokal, nasional maupun internasional (siaran, spot, lagu). b. Mengevaluasi indikator keberhasilan agenda setting bulanan. Partisipan : Ketua, Wakil Ketua dan Seluruh anggota Dewan Redaksi Nasional Penanggungjawab : Direktur Program dan Produksi Prosedur : a. Melakukan evaluasi implementasi kebijakan redaksional RRIdi dalam dan luar negeri. 26

28 b. Mencermati agenda media dan agenda publik selama satu bulan sebelumnya. c. Merumuskan dan menetapkan agenda setting nasional untuk satu bulan ke depan. d. Menetapkan prioritas program acara (wawancara, dialog, buletin, ROS, spot, lagu) yang mencerminkan agenda setting RRI. e. Menetapkan satu topik yang akan dibahas dan ditelusuri secara mendalam (investigative reporting). f. Dilaksanakan minggu terakhir setiap bulan. g. Mendistribusikan hasil kebijakan agenda setting ke RRI daerah yang sudah harus diterima selambatnya tiga hari setelah keputusan rapat. Indikator : a. Didapatkan data mengenai hasil pelaksanaan agenda setting bulan sebelumnya, baik keberhasilan pelaksanaan secara kuantitatif, serta hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan. b. Didapatkan solusi dalam mengatasi kendala untuk melaksanakan hasil agenda bulan sebelumnya jika masih akan dilanjutkan pada bulan ini. c. Didapatkan fokus topik liputan dan pembahasan secara lebih jelas dari penjabaran hasil agenda setting nasional tahunan yang dapat dilaksanakan oleh pusat pemberitaan dan RRI daerah. d. Didapatkan satu topik khusus yang akan ditindaklanjuti secara mendalam (investigasi) melalui berbagai sudut pandang. B. Agenda setting Redaksi Daerah Deskripsi : Mengimplementasikan kebutuhan daerah dengan memprioritaskan hasil agenda setting nasional dalam siaran RRI daerah. Partisipan : Ketua dan Seluruh Anggota Dewan Redaksi Daerah 27

29 Penanggungjawab : Kepala Satuan Kerja Pusat dan atau Daerah Prosedur : a. Melakukan evaluasi implementasi kebijakan redaksional RRI. b. Mencermati kecenderungan agenda media dan agenda publik selama satu bulan sebelumnya. c. Merumuskan usulan dan masukan untuk bahan rapat agenda setting nasional bulanan. Dilaksanakan satu pekan sebelum rapat agenda setting nasional bulanan. d. Melaksanakan rapat agenda setting bulanan sesuai arahan agenda setting nasional. Dilaksanakan setelah RRI daerah menerima hasil agenda setting nasional bulanan selambatnya satu pekan. e. Menetapkan prioritas program acara (wawancara, dialog, buletin, ROS, spot, lagu) yang mencerminkan agenda setting RRI. f. Menetapkan satu topik yang akan dibahas dan ditelusuri mendalam (investigative reporting) oleh masing-masing RRI daerah. g. Mendistribusikan hasil kebijakan agenda setting ke RRI daerah yang sudah harus diterima selambatnya tiga hari setelah rapat. Indikator : a. Didapatkan hasil evaluasi mengenai pelaksanaan hasil agenda setting nasional di daerah serta kendala yang dihadapi di lapangan. b. Didapatkan solusi pemecahan masalah untuk melaksanakan hasil agenda daerah yang belum terlaksana pada bulan sebelumnya, jika memang memungkinkan. c. Didapatkannya kesepakatan mengenai be-berapa fokus pembahasan untuk satu bu-lan ke depan dengan mengabungkan hasil agenda setting nasional bulanan dan kebutuhan masyarakat di daerah. 28

30 4. Jenis Kegiatan : A. Agenda setting Liputan/Redaksi Nasional Deskripsi : a. Mengimplementasikan agenda bulanan (liputan, dialog, siaran ROS). b. Mengevaluasi agenda harian. Partisipan : Dewan Redaksi Pusat Pemberitaan Penanggungjawab : Kabid/Kasi Terkait di Satker Pusat Prosedur : a. Melakukan evaluasi program acara siaran sesuai agenda setting dan agenda media serta mengimplementasikan hasil agenda setting nasional bulanan. b. Mengirim hasil agenda setting harian ke daerah sebagai rujukan agenda setting redaksi daerah sebelum jam WIB. c. Menetapkan angle, fokus liputan, narsum, dan editorial RRI. Indikator : a. Didapatkan data evaluasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif (jumlah laporan juga narasumber yang dihadirkan, cara menyampaikan materi), sehari sebelumnya sesuai rekomendasi hasil agenda setting sebelumnya. b. Didapatkan kesepakatan mengenai fokus topik liputan dan pembahasan serta topik pendukung yang mencangkup format penyampaian, narasumber, angle serta editorial. c. Menetapkan petugas yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan hasil agenda setting. B. Agenda setting Liputan/Redaksi Daerah Deskripsi : a. Mengimplemantasikan hasil agenda setting daerah dg menyesuaikan pada hasil agenda setting liputan redaksi nasional (liputan, dialog, siaran ROS). b. Mengevaluasi agenda harian. 29

31 Partisipan : Dewan Redaksi RRI Daerah Penanggungjawab : Kabid/Kasi terkait di Satker Daerah Prosedur : a. Melakukan evaluasi program acara siaran sesuai agenda setting dan agenda media serta mengimplementasikan hasil agenda setting nasional bulanan. b. Mengirim hasil agenda setting harian ke Puspem melalui selambatnya jam waktu setempat. c. Menetapkan angle, fokus liputan, narsum, dan editorial RRI. Indikator : a. Didapatkan hasil evaluasi pelaksanaan hasil agenda setting sehari sebelumnya serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan serta solusi yang dapat dilakukan jika topik yang dimaksud akan terus dilanjutkan. b. Didapatkan fokus topik pembahasan serta liputan dan topik-topik lainnya yang akan dibahas pada hari ini dengan mengacu pada hasil agenda setting liputan/ redaksi nasional dengan menyelaraskan pada kebutuhan masyarakat daerah. c. Didapatkan petugas pelaksanaan kegiatan dengan kepastian fokus sorotan, angle, narsum yang dihadirkan serta editorial RRI setempat. Setiap kegiatan evaluasi pemberitaan di pusat dan daerah harus meliputi: 1) Evaluasi kuantitatif (banyaknya item laporan, banyaknya dialog, spot pendukung, dan lain-lain dalam pembahasan sebuah topik) 2) Evaluasib kualitatif (efek yang timbul/pengaruh terhadap kebijakan pemerintah atau kondisi riil masyarakat, serta banyaknya penelepon dan pengirim SMS yang ikut serta di saat siaran berita berlangsung, dan lain-lain) 3) Kesiapan perangkat pendukung pelaksanaan (teknis, SDM, maupun keuangan) 30

32 VI FORMAT PROGRAMA 3 RRI Programa 3 Jaringan Berita Nasional (News and Current Affairs) 1 Sasaran Khalayak : tahun Pendengar utama tahun Pendengar kesatu tahun Pendengar kedua tahun 2 Pendidikan : SLTA ke atas 3 Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki 4 SES : A, B, C, D 5 Sasaran Wilayah : Perkotaan dan Perdesaan Format Stasiun : News and Current Affairs 6 Visi Programa : Pusat Berita dan Informasi 7 Sebutan Stasiun/Station Call Radio Republik Indonesia, Pro 3 RRI - Untuk Warta Berita Sentral: Radio Republik Indonesia - Kontinuitas Berita: Pro3 RRI 8 Program positioning/ Program Tagline : Jaringan Berita Nasional 9 Semboyan : Sekali di Udara Tetap di Udara 10 Sapaan Pendengar : Pendengar 11 Pronomina Persona orang ke dua : Anda 12 Pola Programa : Format clock/capsule system 13 Klasifikasi Siaran : Berita/Informasi (75 %) 18 jam = menit Pendidikan (5 %) 1,2 jam = 72 menit 31

33 14 Musik : Musik (5 %) 1,2 jam = 72 menit Iklan dan penunjang (15 %) 3,6 jam = 216 menit Jenis Pop Kreatif Jenis Jazz Lagu Daerah Populer Catatan : Lagu 100% Indonesia Lagu diputar sesuai tema 15 Waktu Siaran : 24 Jam Sehari 32

34 VII STANDAR OPERASIONAL KANTOR BERITA RADIO NASIONAL Pengantar Setelah soft launching pada 27 Januari 2011, Kantor Berita Radio Nasional (KBRN) RRI di bawah Pusat Pemberitaan terus berkonsolidasi, pembenahan, inovasi konten, kebijakan redaksional, manajemen redaksi dan jaringan kerja sama eksternal. Melalui workshop Direktorat Program dan Produksi, yang melibatkan Pusat Pemberitaan dan setelah mengadopsi berbagai masukan dari stakeholders pada Senin-Selasa, 4-5 April 2011, berhasil dirumuskan Standar Operasional kinerja KBRN, yang berlaku untuk periode tahun Standar operasional ini akan menjadi acuan tata kelola redaksi, khususnya proses kerja redaksional dan sekaligus tolok ukur kinerja pihak terkait. Adanya standar operasional ini merupakan wujud akuntabilitas KBRN selaku bagian dari institusi radio publik yang terbuka. Standar ini selalu terbuka bagi penyempurnaan di masa mendatang mengikuti dinamika empirik. Standar Kualitas Konten KBRN dalam format berbasis website merupakan kanal berita peristiwa aktual yang terdiri dari teks, audio, video, dan/atau gabungan ketiganya. Berita dalam bentuk teks diatur sebagai berikut: 1. Merupakan peristiwa yang berdampak nasional. 2. Merupakan statement pengembangan dari peristiwa yang berdampak nasional. 3. Peristiwa yang sedang terjadi, atau peristiwa yang sudah terjadi, maksimal pengirimannya enam jam setelah kejadian. 33

35 4. Penulisan nama-nama orang, jabatannya, tempat, dan peristiwa harus tepat. 5. Harus dicantumkan keterangan waktu kejadian. 6. Bilamana ada insert, dilengkapi dengan transkrip inti dari pernyataan narasumber. 7. Lampirkan suara, foto, atau video (bila ada). 8. Di akhir penulisan dicantumkan nama penulis (reporter nama asli dan nomor HP). 9. Audio berita yang dipakai di KBRN adalah audio narasumber sesuai naskah berita, harus loud and clear, dan bening tanpa noise. 10. Audio untuk insert maksimal 2 menit. Bila lebih akan diedit oleh editor KBRN. 11. Foto yang dimuat di adalah foto yang sesui dengan teks berita, misalnya berita tentang kebakaran, fotonya juga harus tentang kebakaran. 12. Foto berita yang dikirim harus berkualitas dengan ukuran 210 x 160 pixel. 13. Foto yang dimuat harus ASLI hasil liputan tim KBRN atau kerja sama dengan Kantor Berita lain. 14. Untuk berita foto, wajib dilampirkan caption. 15. Video yang dimuat di adalah video berita peristiwa/kejadian. Maksimal 1 menit. Disertai narasi dan dilampirkan naskah. Karya berita yang berhak dibayar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: beritanya sudah dipublikasikan, naskah yang dikirim sesuai dengan standar. Sedangkan foto yang dapat dibayar adalah foto asli, foto peristiwa dengan keterangan (caption) yang memadai. Pencatatan dan Penghargaan Desk Editor KBRN wajib membuat pokok (daftar) atas laporan/foto/video/audio yang dimuat pada jam dinasnya. Berita yang dibayarkan adalah yang dimuat berdasarkan laporan Desk Editor KBRN. Pembayaran laporan/berita berdasarkan perhitungan mulai bulan April 2011, dan penerimaan pembayaran mulai bulan 34

36 Mei 2011, selambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. Pengumuman jumlah laporan/berita yang sudah dimuat akan dilakukan melalui e- mail: Komunikasi antar Satker/pimpinan redaksi RRI daerah dengan Pusat Pemberitaan selanjutnya melalui Pembayaran honor reporter akan diserahkan kepada rekening institusi Satker. Masing-masing Satker mendistribusikan honor kepada reporter yang bersangkutan sesuai daftar penerima yang dimuat melalui jaringan Pro 3. Form penerimaan honor berita yang sudah ditandatangani penerima harus dikirimkan kembali via selambatnya tanggal 30 bulan berjalan. Koordinasi pembayaran dan penerimaan honor berita KBRN dilakukan oleh/dengan kepala seksi perencanaan program Pusat Pemberitaan RRI. Standar Pengelolaan Redaksi Adapun proses produksi berita KBRN, sejak dari mulai agenda setting, pelaksanaan liputan di lapangan, mengolah dan membuat hingga pemuatan berita melibatkan: 1. Pemimpin Redaksi/Kepala Pusat Pemberitaan 2. Kepala Desk 3. Redaktur 4. Editor Foto/Audio 5. Reporter 6. Pendukung Teknik Adapun tugas masing-masing pihak adalah: 1. Pemred/Kepala Satker. a. Bertanggung jawab terhadap produksi berita reporter Satker terkait. b. Memotivasi reporter untuk memenuhi standar penulisan dan target pengiriman berita setiap Satker baik segi kuantitas maupun kualitas berita. c. Memfasilitasi sarana dan prasarana pengiriman berita dari reporter ke KBRN. 35

37 2. Kepala Desk a. Bertanggung jawab pada pengelolaan konten website KBRN di jam dinas. b. Mengkoordinir tim dinas website KBRN. c. Berkoordinasi dengan koordinator liputan dan reporter/kontributor lapangan. d. Mengedit hasil berita, foto, dan audio yang telah disusun editor untuk website KBRN. e. Menilai, menentukan dan memutuskan suatu berita untuk tampil di website KBRN. f. Bertanggung jawab kepada Pemimpin Redaksi. 3. Redaktur a. Mengedit berita yang dikirim reporter pada bank (keranjang mentah) berita KBRN. b. Mentranskrip laporan, dialog/wawancara yang telah disiarkan di Pro 3 RRI sebagai bahan berita untuk website KBRN. c. Meng-upload hasil editing dan transkripsi berita ke website KBRN. d. Bertanggungjawab kepada Kepala Desk. 4. Editor Foto/Audio a. Mengedit foto dan audio yang disertai naskah yang dikirim reporter ke bank berita untuk ditampilkan di website KBRN. b. Melengkapi foto dan audio untuk tambahan materi berita teks di website KBRN. c. Berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Desk. 5. Reporter a. Mencari, mengolah dan membuat berita serta foto yang relevan. 36

38 b. Mengirimkan berita, foto dan video ke bank data website KBRN. c. Berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Satker. 6. Pendukung Teknik a. Membantu kesinambungan website KBRN secara teknik. b. Membantu mengelola file arsip website sesuai dengan kategori, berita, audio, foto. c. Berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Desk. Situs KBRN RRI ditargetkan memuat berita minimal 150 item/hari. Rata-rata dalam lima menit, harus ada satu berita terbaru yang dimuat. Dengan demikian, manajemen redaksional harus diatur sedemikian rupa/sistimatik. Pemred/Kepala Satker di pusat dan daerah harus memenuhi target kontribusi berita KBRN sebagai berikut: a. RRI Tipe A = 4 item berita/hari b. RRI Tipe B = 3 item berita/hari c. RRI Tipe C = 2 item berita/hari d. Sto Prod = 1 item berita/hari e. Puspem = 20 item berita/hari * Sampai tahun 2011, ada: RRI Tipe A = 1, RRI Tipe B = 15, RRI Tipe C = 43, Studio Produksi= 15, Puspem = 1. Adapun standar kinerja kru KBRN adalah: 1. Kepala Desk a. Datang 30 menit sebelum jam dinas. b. Membaca laporan Kepala Desk sebelumnya. c. Mensinkronisasi hasil laporan di buku laporan dengan konten di website dengan rekomendasi agenda setting sebelumnya. 37

39 d. Menyeleksi berita, audio, dan foto yang layak untuk dimuat. e. Mem-publish berita yang telah telah di-upload reporter/redaktur. f. Kepala Desk shift I, II, dan III harus mampu memuat berita minimal 40 item berita/jam dinas, shift IV minimal 30 item berita/jam dinas. 2. Redaktur a. Datang 30 menit sebelum jam dinas. b. Mengedit berita yang telah dikirim reporter, baik dari segi kalimat, kata maupun huruf. c. Memperbaiki judul berita jika diperlukan. d. Harus mampu mengedit berita minimal 40 item/jam dinas di shift I, II, III dan 30 item/jam pada shift IV. 3. Editor Foto/Audio/Video a. Datang 30 menit sebelum jam dinas. b. Mengedit foto/audio yang telah dikirim reporter sesuai dengan kebutuhan. c. Harus mampu mengedit foto/audio sesuai dengan kebutuhan. 4. Reporter a. Mampu mencari, mengolah dan membuat berita yang sesuai dengan kaidah berita tulis. b. Harus mampu melengkapi berita dengan foto. c. Mengirimkan berita ke bank website KBRN pada kesempatan pertama. 5. Pendukung Teknik a. Harus mampu melakukan perbaikan IT jika terjadi gangguan secara teknik. b. Harus mampu mengelola arsip/dokumentasi berita baik, berita, audio dan foto. 38

40 Adapun jam kerja kru KBRN diatur sebagai berikut: a. Pemred/Kepala Satker: Menyesuaikan. b. Kepala Desk: Mengikuti jadwal shift. c. Reporter: Menyesuaikan dengan jadwal liputan. d. Redaktur: Mengikuti jadwal shift. e. Editor Foto/Audio/Video: Mengikuti jadwal shift. f. Pendukung Teknik: Menyesuaikan kebutuhan. Sementara, pembagian shift kerja diatur: Shift I mulai pukul Wib Shift II mulai pukul Wib Shift III mulai pukul Wib Shift IV mulai pukul Wib Setiap shift kerja melibatkan para Kepala Desk, Redaktur, dan Editor Foto/Audio. Ketentuan Sanksi dan Penghargaan Kinerja produksi berita yang ada di KBRN akan dievaluasi dan dipublikasi setiap satu bulan sebagai bentuk penghargaan bagi yang berprestasi dan sangsi bagi yang tidak memenuhi target. Satker yang tidak dapat memenuhi target tanpa alasan yang dapat diterima diberi sangsi yang diatur sesuai mekanisme kelembagaan RRI, sejak peringatan lisan, tertulis, hingga rekomendasi pemindahtugasan ke Satker lain. Bagi petugas shift dinas KBRN yang tidak memenuhi standar kinerja tanpa alasan yang dapat diterima akan diberlakukan sangsi sebagai berikut: 1. Tidak hadir 1 hari : teguran lisan dari atasan langsung, 2. Tidak hadir 2 hari : teguran tertulis dari atasan, 3. Tidak hadir 5 hari : teguran tertulis dari Kepala Satker dan menjadi pertimbangan untuk skorsing. 39

41 Penghargaan atas Satker berprestasi dan individu reporter terbaik berdasarkan kontribusinya ke KBRN, akan dilakukan setiap setahun sekali dalam forum evaluasi nasional pemberitaan LPP RRI. Standar Alur Kerja Adapun alur kerja operasional produksi berita KBRN dari daerah ke pusat dan atau sebaliknya dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Agenda Setting: Dilaksanakan agenda setting dua kali sehari, yaitu pagi jam waktu setempat dan sore jam waktu setempat. Isi agenda meliputi: - Agenda liputan (issue) hari-h dan hari berikutnya, - Nama reporter yang meliput dan nomor kontak person reporter. Hasil agenda setting RRI daerah dikirimkan ke Pusat Pemberitaan (KBRN) melalui dengan alamat: agendapro3@gmail.com. 2. Penugasan reporter: - Penugasan berdasarkan agenda setting dan instruksi Kabid/Kasi/Kasubsi/Korlip. 3. Peliputan: - Reporter membawa peralatan lengkap yang meliputi: alat rekam, laptop, kamera, handphone. - Pada saat liputan berlangsung/peristiwa terjadi, reporter sudah mengirimkan berita pada kesempatan pertama/ secepat mungkin tentang gambaran awal peristiwa yang sedang terjadi. - Pada saat liputan/peristiwa selesai, reporter harus langsung membuat berita yang dilengkapi foto dan dikirim ke portal 40

42 4. Pengiriman berita: Keterangan: a. Reporter buka portal b. Masukkan user name: (masing-masing nama reporter). c. Masukkan password:.. (diberikan oleh Puspem). d. Reporter memulai penulisan dengan mengetik judul, teaser, dan isi berita. Setelah penulisan berita selesai, langsung disave dan berita otomatis tersimpan di server. Jangan lupa mencantumkan no handphone reporter pengirim berita. Contoh kolom: 41

43 * Catatan: - Nama reporter dan nama RRI bersifat otomatis (otomatisasi saat registrasi user oleh admin). - Waktu upload otomatis. - Reporter dapat melakukan preview dan mengedit beritanya sendiri. 5. Pengeditan berita: a. Berita yang sudah siap kirim dan atau belum dimuat masih dapat diedit kembali oleh reporter dengan mengunakan fasilitas editor. b. Redaktur KBRN betugas memeriksa semua berita di server, memilih berita yang akan diutamakan, memeriksa kalimat berita, mengedit berita yang belum sesuai redaksi online, menyinkronkan berita dan foto yang dikirim oleh reporter, mengirim ke Kadesk untuk pemeriksaan akhir. c. Redaktur KBRN juga bertugas mendengarkan siaran Pro 3 RRI dan membuat transkrip siaran tersebut, mengubah menjadi kalimat berita dan kemudian menampilkannya ke website. 6. Pemuatan: Setelah diperiksa editor KBRN, Kepala Desk bertugas melakukan pemeriksaan akhir setiap berita yang masuk dan kemudian memuatnya di website. 42

44 VIII PEDOMAN SIARAN BERJARINGAN PRO-3 Pengantar Pedoman ini dikerjakan kolektif melalui forum Evaluasi Pemberitaan Berjaringan Pro-3 di Mataram, NTB Februari 2011 sebagai forum tertinggi para pimpinan redaksi RRI sekaligus sebagai acuan semua pihak yang terlibat dalam proses produksi siaran berjaringan nasional, khususnya Kepala Stasiun dan Kepala Bidang Pemberitaan. Pedoman ini merupakan standar operasional yang disepakati oleh semua pihak dan menjadi stadar kualitas yang dijaminkan RRI kepada pendengarnya. Bagi satker yang mampu melampaui target pedoman (kualitatif, kuantitatif) akan diberikan penghargaan tahunan yang sekaligus menjadi penilaian kinerja Kepala Pemberitaan yang bersangkutan. Sedang Satker yang tidak mampu melampaui target tahunan memperoleh sanksi dari Direksi setelah memperhatikan laporan kinerja dari Kepala Pusat Pemberitaan. Adapun alur komunikasi siaran Berjaringan Pro-3 RRI adalah: Programa 3 Pusat LPP RRI Stasiun Siaran Koordinator Wilayah (Tipe B) Stasiun Siaran LPP RRI Lokal 43

45 Standar Operasional Program Berjaringan Programa 3 LPP RRI (Sudah berlaku Efektif 1 April 2011) Ketentuan Umum 1. Standar operasional program berjaringan ini merupakan pengembangan dan penegasan sekaligus mengadopsi inovasi kebijakan yang bervisi perubahan, mengarah kepada kualitas dan peningkatan pelayanan publik yang heterogen, sekaligus memacu kreativitas reporter dan akan menjadi indikator kinerja kepala Satker. 2. Seluruh Satuan Kerja (Satker) Stasiun RRI di Pusat dan Daerah wajib menyelenggarakan program siaran berita berjaringan dengan deskripsi dan format materi sesuai rumusan standar operasional yang telah disusun. 3. Mekanisme koordinasi penyelenggaraan program berita Pro-3 berjaringan dilaksanakan antara Pusat Pemberitaan dengan seluruh Stasiun RRI di daerah, Siaran Luar Negeri dan RRI Jakarta. 4. Pusat Pemberitaan LPP RRI wajib melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan siaran berjaringan selambatnya setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya, tentang pelaksanaan siaran berjaringan ke Direktorat Program dan Produksi LPP RRI. 5. Pusat Pemberitaan wajib menyampaikan hasil rekapitulasi pengiriman berita dan ROS semua daerah selambatnya setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya, tentang pelaksanaan siaran berjaringan ke Direktorat Program dan Produksi LPP RRI. 6. Setiap RRI daerah, RRI Jakarta dan SLN wajib menyampaikan alasan tertulis apabila ada acara Pro-3 berjaringan yang tidak bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya kepada Direktorat Program Produksi, CC. ke Pusat Pemberitaan. 44

46 Target Kinerja Pemberitaan RRI Nama Acara Target Waktu Aspirasi Merah Putih 2 Paket Per Korwil Setiap Dua Bulan Sambung Rasa 1 Paket Per Satker Setiap Dua Bulan Report on The Spot 30 Paket Per Satker Setiap Satu Bulan Berita Laporan/Voice 30 paket Per Satker Setiap Satu Bulan Report Lintas Berita 15 Paket Per Korwil Setiap Satu Bulan News Feature (Budaya 2 Paket Per Satker dan Setiap Satu Bulan Nusantara) Studio Produksi Tabir Berita 1 Paket Per Satker Setiap Satu Bulan Catatan: Target ini bersifat minimal untuk setiap Satker/ Korwil dan akan selalu dievaluasi oleh Direktorat Program dan Produksi LPP RRI setiap satu bulan. Nama Program : ASPIRASI MERAH PUTIH (AMP) JAM SIAR : WIB Ketentuan : 1. Aspirasi Merah Putih dilaksanakan dalam format Dialog Interaktif dan phone in program. Dialog diawali dengan Feature, disisipi Report on the Spot, Vox Pop, disesuaikan dengan isu Nasional, Regional dan Daerah yang bisa diangkat secara Nasional, dengan melibatkan stasiun di wilayah korwil kecuali Yogyakarta dan Jakarta. Materi AMP mengungkap satu isu atau lebih tergantung kondisi wilayah disesuaikan dengan agenda setting. 2. Pelaksanaan AMP menjadi tanggung jawab Korwil dengan melibatkan anggota Korwil di wilayahnya, khusus RRI Jakarta bergabung dengan Yogyakarta, Puspem bergabung dengan SLN (diselenggarakan secara bersama) dengan sistem berjaringan menggunakan fasilitas Up link, Skype, dan Telepon. 45

47 3. Bentuk penyajian AMP harus berupa: - OBB kreasi Korwil masing-masing - Feature/Vox Pop - Uraian (Korwil) - Dialog Interaktif Korwil - Menuju stasiun Daerah yang diawali smash musik daerah - Kembali ke K orwil - Host mengantarkan ke stasiun daerah lainnya - Dialog Interaktif RRI daerah - Kembali ke Korwil - CBB Korwil masing-masing - Kembali ke Pro 3 4. Apabila ada peristiwa luar biasa, maka akan dikoordinasikan dan dikondisikan oleh PA Pro3, untuk bisa memasukkan Breaking News dari tempat kejadian perkara peristiwa yang luar biasa. Target Minimal Produksi Perbulan: 2 Paket Per-Korwil Nama Program : SAMBUNG RASA JAM SIAR : WIB Ketentuan : 1. Sambung Rasa dilaksanakan oleh Satker yang kegiatannya di luar studio dan materi yang disajikan disesuaikan dengan topik di daerah masing-masing dalam format dialog atau percakapan ringan antara peserta sambungrasa (masyarakat) dengan narasumber, baik yang ada di lokasi maupun ditempat lain termasuk interaktif dengan pendengar. 2. Fasilitas yang digunakan pada acara sambung rasa: OB Van, Line Telepon. 3. Jika menyelenggarakan program dialog sambung rasa bersama pejabat publik dan masyarakat diluar jadwal siaran, maka dapat dipertimbangkan untuk menjadi materi 46

48 sambung rasa dengan menyebutkan siaran ini telah direkam sebelumnya. Target Minimal Produksi: 1 x per-dua bulan untuk Setiap Satker Nama Program : DIALOG KHUSUS (SITUASIONAL) JAM SIAR : - Ketentuan : Dialog khusus dilaksanakan pada waktu dan situasi tertentu dengan kehadiran pejabat publik di dalam maupun di luar studio dengan mengangkat topik aktual dan bersifat penting yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan melibatkan pendengar (phone in). Target Minimal Produksi Perbulan: - Nama Program : REPORT ON THE SPOT (ROS) JAM SIAR : Setiap Waktu Ketentuan : 1. Dilaporkan secara langsung oleh reporter dari lokasi kejadian, merupakan peristiwa yang berdampak nasional dan internasional dengan durasi 1-2 menit, apabila peristiwanya berkembang dapat dilakukan ROS lanjutan dengan memanfaatkan narasumber yang ada ditempat kejadian. 2. Pengarah Acara akan memberi kepastian kelayakan materi dan jam siar. Target Minimal Produksi Perbulan: Per-Satker 30 kali Nama Program : BERITA LAPORAN (VOICE REPORT) JAM SIAR : Setiap Waktu Ketentuan : 1. Materi Laporan merupakan peristiwa yang sedang atau baru terjadi atau terkait dengan masalah kemanusiaan (human interest) di wilayah tersebut yang berdampak 47

49 nasional dan internasional dengan memuat 2 insert atau lebih dengan durasi sekitar 2 menit. Insert atmosfir antara lain misalnya berupa suara orang berunjukrasa, sirine ambulans, dan sebagainya serta insert narasumber. 2. Narasumber dapat memberikan statemen atau keterangan untuk memperdalam sebuah peristiwa. Target Minimal Produksi Perbulan: Per-Satker 30 kali Nama Program : BERITA OLAHRAGA JAM SIAR : WIB Ketentuan : Berita atau laporan olah raga harus berdurasi 2 menit yang berskala daerah, nasional maupun internasional, terdiri atas 1 insert running reporter dan 1 insert narasumber. Jika merupakan laporan kasus olahraga, harus menggunakan minimal 2 insert. Target Minimal Produksi Perbulan: - Nama Program : LINTAS BERITA JAM SIAR : ; ; ; ; ; ; Ketentuan : 1. Lintas berita dibuat dalam format Majalah Udara dengan durasi 13 menit yang berisi liputan terbaru (aktual) dan mempunyai nilai berita berskala nasional. Dapat dilengkapi dengan wawancara langsung. 2. Host Lintas Berita menjadi tanggung jawab Korwil masingmasing. Dalam pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Korwil kepada Satker anggota Korwil. 3. Siaran harus diawali Dialog atau tegur sapa antar Penyiar Pro-3 dengan Penyiar Korwil. OBB/CBB, tune musik dirancang Korwil dengan ciri khas musik daerah. 4. Sarana yang digunakan: Uplink, Skype, telepon. 48

KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010 2015 DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 2010-2015

Lebih terperinci

KESEPAKATAN PELAKSANAAN SIARAN PRO3 BERJARINGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH

KESEPAKATAN PELAKSANAAN SIARAN PRO3 BERJARINGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH KESEPAKATAN PELAKSANAAN SIARAN PRO3 BERJARINGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH Pertemuan Nasional para pengelola siaran dan berita di Bali pada tanggal 29 Februari 3 Maret 2012 telah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asalmuasalnya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian tentang pengelolaan siaran keroncong di Radio Republik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian tentang pengelolaan siaran keroncong di Radio Republik 122 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang pengelolaan siaran keroncong di Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, peneliti dapat menarik kesimpulan: Bahwa manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Dasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi

Dasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi PERAN LPP RRI Dasar Pemikiran Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi PENGERTIAN Program Siaran yang diselenggarkan untuk memberikan pemahaman mengenai hak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan umum Mengelola Majalah pada dasarnya sama dengan mengelola media cetak lain. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

QANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010

QANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010 QANUN KOTA SABANG Nomor 10 Tahun 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SABANG FM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 099 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 099 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 099 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 30, 2005 Komunikasi. Frekwensi. Penyiaran. Perijinan. Pembinaan. Pengawasan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Wartawan profesional tidak sekadar "bisa nulis berita", tapi juga memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode etik jurnalistik. Jika

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 75 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 75 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 75 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 070 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 070 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 070 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO ABDI PERSADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL INFO RADIO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK TNI DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1104, 2012 KEJAKSAAN AGUNG. Pengelolaan Website. Standar Operasional Prosedur. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4) PERATURAN JAKSA AGUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Dalam deskripsi obyek penelitian ini akan membahas secara ringkas tentang gambaran umum kuis maupun perusahaan dan partai yang menjadi sponsor

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Jawa Pos TV (sebelumnya bernama JPMC) adalah sebuah stasiun televisi swasta berjaringan di indonesia. Jawa Pos TV merupakan

Lebih terperinci

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus Profil Dana Pensiun BTN Analisa & Pembahasan Manajemen Penilaian Efektivitas Pengendalian Intern Evaluasi efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 50/PJ/2011

- 1 - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 50/PJ/2011 - 1 - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 50/PJ/2011 TENTANG TATA KELOLA KONTEN SITUS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Tentang SuaraKomunitas.net Suarakomunitas.net bagian dari platform ketersediaan sistem informasi dan komunikasi Suara Komunitas, milik COMBINE Resource Institution.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 104 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 102 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN WEBSITE RESMI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 WAKTU WIB 05.15-06.00 PROGRAM ACARA RENUNGAN FAJAR SIFAT/ STATUS DURASI DATE FORMAT DESKRIPSI KET Live 45 menit Setiap Suatu Program siaran

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012, No.1211 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SALATIGA b. c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Jalan Aipda Tut Harsono No. 47,

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU

RENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU RENCANA KEGIATAN PUBLIKASI DAN SOSIALISASI INFORMASI PEMILU DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN KONSOLIDASI DAN PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU TAHUN 2015 SURABAYA, 12 14 MEI 2015 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya radio dikenal sebagai media hiburan bukan media informasi dan pendidikan, namun sejak bergulirnya era reformasi radio semakin bebas menyajikan berita pada

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa kemudahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Data Perusahaan Ketika melaksanakan kerja praktek, praktikan mempelajari mengenai data perusahaan, mulai dari rubric yang terdapat dalam majalah Herworld Indonesia hingga

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kompleksitas kegiatan usaha

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KECAMATAN

Lebih terperinci