FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR WARGA DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR WARGA DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh"

Transkripsi

1 FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK DAN STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK ANTAR WARGA DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh Dedi Kurniawan *), Abdul Syani **) *) Mahasiswa program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung **) Staf Pengajar Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung ABSTRACT In living our lives in Indonesia, diversity is a good friend who has always been inherent in ourselves. The difference between the individual and the individual centres is a destiny which requires us to understand each other while living in the community. The existence of differences that caused this keberanekaragaman can give a crack against the onset of a conflict. The presence of such a conflict in this life must give an impact, be it in the form of a positive impact or a negative impact. Avoiding conflict in the life of the community by means of a personal nature in the form of improvements to rehabilitate ethics and increase levels of intellect is the most basic way to create a life that is secure, tranquil, peaceful and dignified manner. Conflicts between residents who fought in the South Lampung Regency Banner Way is an example of conflict arising from differences that exist in the life of society are not faced with the nature and attitude wise, finally creating a split in the form of war that makes life no longer can walk with harmony. Keywords: factors cause, impact, conflict resolution strategy PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas, masyarakatnya terdiri beranekaragam suku, agama, budaya, ras. Namun keberaneka ragaman ini seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, karena persatuan nasional telah terikat dalam satu ikatan NKRI. Sebagaimana slogan lambang Negara Indonesia Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetaplah satu jua. Berdasarkan slogan ini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya dalam diri setiap warga negara telah mengakui keberaneka ragaman dan perbedaan ini, di samping warga negaranya pun telah mengikrarkan diri untuk menjadi satu kesatuan. Artinya dari kesadaran yang tinggi akan rasa memiliki dan mengakui bahwa, warga negara Indonesia yang beraneka ragam itu adalah satu bangsa. Keadaan sejahtera, aman, tentram dan damai adalah idaman setiap warga Negara. Harapan banyak yang digantungkan oleh masyarakat kepada aparat Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

2 penegak hukum dan para pemimpin yang ada di negeri ini sangatlah dinatikan akan kebijakan yang memihak kepada rakyat. Untuk menciptakan dan mewujudkan perdamaian dunia yang merupakan tujuan dari pembukaan UUD 1945 bukanlah impian belaka, namun benar-benar bisa terealisasikan, karena bagaimanapun tujuan untuk senantiasa dalam perdamaian. Akan tetapi dengan keadaan warga negara yang multikultural selalu ada masalah, seperti konflik dan kerusuhan. Mayarakat TINJAUAN PUSTAKA Masyarakat adalah golongan masyarakat kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. (Hasan Shadily 1984:47). Dari penjelasan dan ciri-ciri ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia majemuk yang tinggal dalam satu teritorial tertentu dan terdiri dari beraneka ragam kelompok yang memiliki kesepakatan bersama berupa aturan-aturan ataupun adat istiadat yang timbul dan tercipta karena kebersamaan tersebut. Adanya aturan atau adat ini sangat bergantung dengan masyarakat itu sendiri dan juga kesepekatan bersama yang timbul setelah kehidupan itu berlangsung dalam waktu yang lama. Konflik Konflik adalah interaksi antar individu, kelompok dan organisasi yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan mereka. Putman dan Pool (dalam Sutarto wijono, 2012:203). Pendapat lain sebagaimana dikemukakan Simmel (dalam Poloma 2003:107) bahwa, konflik merupakan bentuk interaksi dimana tempat, waktu serta intensitas dan lain sebagainya tunduk pada perubahan, sebagaimana dengan isi segitiga yang dapat berubah. Sedangkan menurut Coser (dalam Zeitlin 1998:156) bahwa konflik sosial adalah suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuanya terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisisr atau dilangsungkan, atau dieliminir saingan-sainganya. Dalam penjelasan K.J. Veeger (1993:211) menjelaskan keadaan yang dalam penampakanya satu dan tertib teratur, sebenarnya dihasilkan oleh strukturstruktur kuasa yang menutupi dan menyembunyikan keterbagian dan perpecahan yang ada dibawah permukaanya. Apa yang disangka keseimbangan sistem sosial akibat mekanisme-mekanisme fungsional mulai dilucuti kedoknya dan ditelanjangi menjadi tidak lain dari manipulasi pihak yang sedang berkuasa. Apa yang tadinya disebut kestabilan masyarakat (keadaan mantab) ternyata mengandung mesiu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menggoyahkan semua. Konflik merupakan hal yang sulit dihidari ketika kita hidup di Negara yang sangat kompleks seperti Negara Indonesia tercinta ini, karena keberanekaragaman yang begitu banyaknya sehingga perbedaan itu menjadi sangat sensitif dan rentan untuk terjadi perselisihan. Konflik sosial terutama yang 2 Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

3 bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) bukan hal yang baru dalam sejarah Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan. Konflik sangat erat kaitanya dengan kerusuhan. Dalam kerusuhan ini objek yang paling sering menjadi sasaran adalah benda-benda yang mudah dilihat dan ada di mana-mana, misalnya, fasilitas umum kota. Berikutnya, objek yang menjadi sasaran kerusuhan, adalah benda-benda yang mewakili atribut atau simbol kemapanan dan kemakmuran, seperti : kios, toko swalayan, bangunan megah, dan sebagainya. Benda lainnya adalah yang mewakili simbol kekuasaan dan otoritas, seperti : pos keamanan, kantor pemerintahan, dan sebagainya. Objek kerusuhan tidak hanya berupa material tetapi juga objek fisik yang lebih sering memakan korban jiwa. Kerusuhan itu sendiri adalah suatu keadaan yang kacau, ribut, gaduh, dan huru-hara. Kerusuhan merujuk pada aksi kolektif yang spontan, tidak terorganisasi, tidak bertujuan, dan biasanya melibatkan penggunaan kekerasan atau lebih tepatnya anarkis, baik untuk menghancurkan, menjarah barang, atau menyerang orang lain. Aksi kolektif merupakan sebuah bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh segerombolan orang (mob) dan kumpulan banyak orang (Selo Soemardjan, 1999:11). Kerusuhan sosial terutama yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) bukanlah hal yang baru dalam sejarah Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan kerusuhan ini sering terjadi. Tindakan kerusuhan seperti aksi pembakaran sejumlah bangunan toko dan tempat-tempat peribadatan sebagai gerakan sosial yang melibatkan banyak massa sudah sering terjadi, hal ini dilakukan oleh masa dikarenakan banyak faktor yang diantaranya: adanya rasa ketidakpuasan akan menerima kenyataan dan keadaan yang ada pada diri dari personil tersebut, adanya rasa kecemburuan sosial yang begitu timpang, permasalahan pribadi yang dibesar besarkan, adanya luka lama yang terpendam (dendam), permasalahan harga diri, politik, ekonomi, budaya dan banyak lagi celah yang menjadi titik mula sebuah konflik itu timbul. Penyebab Konflik Yang menjadi penyebab timbulnya konflik itu dikarenakan kurangnya kontrol sosial yang masyarakat tidak diikuti dengan tindakan para penegak hukum sehingga para pelanggar peraturan ini tidak akan merasakan ketakutan katena telah memahami ketika melakukan peanggaran tidak akan mendapatkan hukuman yang tercantum dalam peraturan. Menurut Robin; Walton dan Duton (dalam Wijono 2012) menjelaskan tentang sumber konflik antarpribadi/kelompok melalui kondisi-kondisi pemula (antecedent conditions) yang meliputi: a) Persaingan terhadap sumber-sumber (competition resources) b) Ketergantungan terhadap tugas (task interdependence) c) Kekaburan deskripsi tugas (jurisdictional ambiguity) d) Masalah status (status problem) e) Rintangan komunikasi (communication barriers) f) Sifat-sifat individu (individual traits) Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

4 Sedangkan menurut Franz Magnis-Suseno (2003:121) yang melatarbelakangi konflik itu timbul adalah: a) Modernisasi dan globalisasi b) Akumulasi kebencian dalam masyarakat c) Budaya kekerasan d) Sistem politik Masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada hukum, sistem, dan aparatnya. Ketidakpercayaan itu sudah terakumulasi sedemikian lama, karena ketidakadilan telah menjadi tontonan masyarakat sehari-hari. Mereka yang selama ini diam, tiba-tiba memberontak. Ketika negara yang mewakili masyarakat sudah tidak dipercaya lagi, maka masyarakatlah yang akan mengambil alih kendali hukum. Keadaan masyarakat yang beranekaragam inilah yang membuat masyarakat itu mengambil kesimpulan dan memutuskan apa yang harus mereka lakukan sendiri, walaupun itu bertentangan dengan hukum yang ada. Tindakan yang terjadi di Way Panji adalah salah satu contoh dimana tidak adanya lagi kepercayaan terhadap aparat penegak hukum, sehingga masyarakat bertindak dengan sendirinya dan dengan cara masyarakat itu sendiri. Keberadaan aparat dan tokoh-tokoh hanyalah sebagai symbol yang kini tidak ada lagi fungsinya karena runtuhnya moral para petinggi yang ada dinegri ini. Perkembangan Konflik Menurut Sutarto Wijono (2012: ) atas dasar pemahaman bahwa konflik tersebut adalah proses yang dinamis dan bukan statis atau kaku yang berarti konflik itu dapat berubah ubah smengikuti perkembangan hal-hal yang terjadi ketika konflik. Maka konsekuensi terjadinya konflik ddapat digambarkan melalui proses perkembanganya. Adapun tahapan perkembangan konflik itu adalah: a) Konflik masih tersembunyi (laten) b) Kondisi yang mendahului (antecedent condition) c) Konflik yang dapat diamati (perceived conflict) d) Konflik terlihat secara terbuka (manifesr behavior) Dampak Konflik Dalam sebuah konflik akan menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak konflik antar warga yang paling berbahaya adalah dampak terhadap psikologis, dampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan dampak terhadap budaya. Dari berbagai macam dampak tersebut tidak selamanya bernilai negatif, namun juga ada dampak yang bernilai positif, dampak-dampak tersebut adalah sebgai berikut: Psikologis Konflik dapat menimbulkan rasa trauma, selalu merasa tidak aman, bahkan berkurang/hilangnya rasa kepercayaan diri dari individu dalam masyarakat tersebut. Hal ini karena pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dengan yang lainya, dan kebutuhan itu harus terpenuhi sesuai dengan kadarnya msing-masing. Maslow (dalam Wijono, 2012) mengungkapkan tingkat kebutuhan individu yang kaitanya dengan kebutuhan hidup untuk mencapai 4 Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

5 sebuah ketenangan yang harus terpenuhi padda setiap individunya adalah: Kebutuhan fisiologis (physiologycal needs),kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial dan kasih sayang (sosial and belongingness nedds),kebutuhan harga diri (self esteem needs), kebutuhan alkulturasi diri (self actualization needs). Adanya konflik antar warga ini merupakan suatu guncangan bagi warga yang berkonflik maupun bagi warga lain yang terkena imbasnya dari konflik ini. Sehingga rasa trauma, selalu merasa tidak aman, bahkan berkurang/hilangnya rasa kepercayaan diri itu akan sulit untuk dipulihkan kembali seperti semula. Ekonomi Masalah perekonomian yang timbul sesuai dengan dugaan penulis dalam tinjauan pustaka, dapaknya adalah: Pertama, kemiskinan, adalah dimana korban dari sebuah konflik tersebut menderita kerugian rusaknya fasilitas, penjarahan, bahkan ketika ada anggota keluarga yang terluka maka pengobatan secara pribadi. Kedua, turunya aktifitas perekonomian, dalam hal jual beli akan menurun, dimana adanya rasa trauma akan kepemilikan barang-barang yang telah dijarah, ataupun juga karena keadaan keuangan yang tidak memungkinkan. Ketiga, melonjaknya kebutuhan pokok, keadaan yang belum stabil dimanfaatkan para pedagang untuk menaikan harga kebutuhan pokok. Dampak pertama dari teori diatas adalah kemiskinan. Kadar seseorang bisa dikatakan miskin adalah relatif dan tidak bisa diukur dengan kasat mata. Dari dampak konflik yang terlihat dapat diketahui adanya perubahan-perubahan yang mencolok dari segi perekonomian ini. Masyarakat yang dahulu memiliki rumah bagus, pakaian yang banyak, kendaraan, pliharaan ternak, perabotan rumah tangga, alat elektronik dan asset-set berharga lainya kini setelah konflik itu terjadi semua harta benda itu telah musnah. Yang mereka miliki hanya pakaian yang menempel di badan dan tanah tempat berdirinya bangungan dan lading pertanian yang surat-suratnya pun sudah lenyap hangus terbakar. Dampak ini merupakan dampak yang akan sangat mudah kita ketahuhi secara kasat mata, karena hingga saat ini dampak rusaknhya pemukiman-pemukiman ini masih belum bisa terselesaikan dengan baik. Kedua, turunnya aktifitas perekonomian, dalam hal jual beli atau pertanian akan menurun. Adanya rasa trauma akan kepemilikan lahan-lahan perekonomian tersebut. Masyarakat Balinuraga berfikir yang menjadi penyebab konflik ini terjadi adalah dikarenakan tingkatan ekonomi yang berbeda, maka kegiatan perekonomian maysarakat Balinuraga menurun secara derastis, karena mereka takut apabila mereka tidak berbagi dengan masyarakat luas mengenai lahan pertanian yang menyangkut perekonomian ini akan menimbukan konflik lagi. Tindakan masyarakat Balinuraga yang membagikan lahan garapanya kepada warga lain diluar balinuraga ini merupakan langkah awal masayrakat Balinuraga membuka diri, mau menerima dan membaur dengan warga lain dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kerjasama dibidang perekonomian ini secara tidak langsung hubungan antara warga Balinuraga selaku pemilik lahan dengan penggarap akan semakin sering dan apabila hal ini bisa terjalin dengan baik maka kemungkinan akan adanya perubahan kearah yang lebih baik dari masyarakat Balinuraga itu bisa terwujudkan. Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

6 Dampak yang ketiga, adalah melonjaknya harga barang-barang kebutuhan pokok. Dugaan adanya pedagang yang nakal memanfaatkan situasi yang tidak kondusif ini untuk mencari keuuntungan pribadi ternyata tidak ditemukan. Keadaan harga barang-barang kebutuhan pokok pasca kerusuhan ini tidak ada peningkatah harga. Harga beras, sayur-sayuran, lauk, pakaian dan juga perabotan rumah tangga tidak bergejolak dan masih stabil. Namun yang mengalami peningkatan harga adalah barang kebutuhan bangunan seperti genting, bata, semen, pasir dan upah kerja tukang untuk membenahi bangunan yang terkena konflik. Sosial Menurut Wijono (2012:235), pola kehidupan sosial itulah yang dapat dengan mudah kita ketahui akan keberadaan konflik itu. Karena hal ini bisa kita lihat dampaknya dalam kehidupan, baik itu berupa dampak positif atau dampak negatif dari konflik bagi kehidupan sosial, adapun dampak-dampaknya adalah sebagai berikut: a) Dampak Positif Konflik 1) Membawa masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya secara terbuka, 2) Memotovasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain, 3) Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan, 4) Dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang untuk membuat asumsi melakukan perbuatan. b) Dampak Negatif Konflik 1) Dapat menimbulkan emosi dan stress negatif, 2) Berkurangya komunikasi yang digunakan sebagai persyaratan untuk kordinasi, 3) Munculnya pertukaran gaya partisipasi menjadi gaya otoritatif, 4) Dapat menimbulkan prasangka-prasangka negatif, 5) Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok. Pendapat lain menyatakan, dampak konflik yang terjad adalah tergantung dari jenis konflik itu sendiri dan bagaimana alur konflik itu berlangsung (Brown, 1997:89). Setidaknya ada tiga kemungkinan yang terjadi sebagai akibat perpecahan konflik etnis yakni: 1) Terjadinya rekonsiliasi secara damai; 2) Perpisahan etnis secara damai; 3) Perang saudara. Dengan kata lain, kelompok-kelompok yang berkonflik bisa setuju untuk hidup bersama secara damai, setuju secara damai untuk berpisan, atau terus berperang untuk menentukan siapa yang berhak menjadi penguasa atas semuanya. Budaya Runtuhnya nilai budaya dan hilangya kewibawaan sebuah budaya adalah dampak dari konflik antar warga, hal ini bisa neyebabkan tidak lagi adanya rasa bangga, kepercayaan diri kepada warga yang memiliki sebuah kebudayaan itu. Akibatnya kemodernisasian akan menghapuskan sebuah budaya yang ada. Nanang Martono (2011:86), menyatakan bahwa keadaan manusia modern akan 6 Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

7 mengubah cara pandang terhadap seorang individu, ketika individu tidak lagi dihargai dari sisi usia. Manusia modern lebih melihat dan menghargai individu dari sisi keahlian serta ketrampilan yang dimilikinya. Berbeda dengan masyarakat tradisional yang lebih melihat individu dari sisi usia, senioritas dan yunioritas. Upaya Penyelesaian Konflik Adalah suatu upaya yang diharapkan pihak-pihak yang berkonflik untuk menjalani kehidupan yang damai. Konflik adalah produk yang timbul dari sebuah hubungan antar individu, timbulnya konflik karena adanya sebuah perselisihanperselisihan, sehingg untuk menyelesaikan konflik dapat dilakukan dengan cara meluruskan kembali perselisihan-perselisihan yang terjadi. Komunikasi yang baik merupakan cara yang paling utama harus dilakukan untuk menjadikan konflik yang ada bisa terselsesaikan dan terpecahkan secara baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan data kualitatif. Penelitian ini dilakukan di desa Bali Nuraga Kecamatan Way Panjii Kabupaten Lampung Selatan. Alasan penulis memilih lokasi ini karena didaerah ini karena: Pertama, di daerah ini pernah terjadi kerusuhan yang sangat hebat dan menjadi sorotan internasional. Alasan kedua, karena kasus kerusuhan yang terjadi belum terlalu lama sehingga masih jarang yang mengambil sebagai bahan penelitian, sehingga penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi kepentingan pemerintah kabupaten Lampung Selatan dan warga masyarakatnya yang mendambakan kehidupan yang aman, tentram dan damai. Ketiga karena lokasi penelitian adalah daerah transmigran dan bersifat menerima tamu yang ingin masuk ke daerah itu, maka penulis bisa berinteraksi secara kekeluargaan sehingga bisa lebih dekat dengan informan ataupun warga masyarakat setempat. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini didapatkan informan berjumlah 12 orang, dengan rincian lima orang dari Desa Balinuraga, lima orang dari Desa Agom, satu orang dari Desa Sidoreno dan satu orang dari Kalianda. Sasaran terhadap perusakan rumah dan tempat ibadah merupaan sasaran yang banyak sekali terjadi dan merupakan sasaran utama. Hal ini dikarenakan motif utama penyerangan adalah ditujukan kepada warga, namun ketika warga itu telah kabur maka yang tersisa hanyalah rumah dan tempat ibadah yang menjadi symbol sekelompok warga tertentu. Akibatnya pembakaran dan penghacuran tempat ibadah yang menjadi sasaran pelampiasan masa ketka berkonflik. Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

8 Sasaran Warga/Masyarakat Rumah Tempat ibadah Aset-aset produksi Perabotan isi rumah Tanaman kebun. Binatang ternak Harta benda berharga Sumber: Data primer, 2012 Fakta Konflik Antar Warga Tabel 1. Sasaran Konflik dan Jenis Tindakannya Jenis Tindakan Pengancaman, melukai dan pembunuhan. Perusakan, pembakaran dan perobohan. Perusakan, pembakaran dan perobohan. Perusakan Perusakan Perusakan Pembunuhan dan penjarahan. Penjarahan Menurut Wijono (2012: ), konflik itu dapat dipahami dan dipelajari sebagai suatu proses yang dinamis. Sebaliknya, konflik tidak dapat dipahami, jika konflik tersebut dipandang sebagai suatu yang sifatnya statis dan kaku. Konflik sering kali melibatkan intervensi di antara berbagai pihak yang saling betentangan, baik konflik dalam diri individu, konflik antar pribadi/kelompok, maupun konflik organisasi. Adanya proses yang dinamis dalam sebuah konflik anrtar warga ini tidak bisa dihindari, mengingat masa yang ikut dalam konflik sangat banyak dan untuk mengkordinir ketika konflik ini berlangsung tidaklah mungkin bisa dilakukan dengan baik. Adanya motif-motif tertentu yang dimanfaatkan sebagian oknum. Tabel 2. Faktor penyebab konflik Faktor Keterangan Ekonomi Perbedaan strata kemampuan dalam ekonomi yang menyebabkan pemukiman warga Balinuraga ekslusif, terpisahkan dan adanya batasan-batasan yang diberikan oleh warga Balinuraga ketika berhubungan dengan warga lainya, hal ini kemudian menyebabkan kecemburuan sosial. Sosial Warga Balinuraga yang kurang membaur dengan warga lain. Prilaku para pemuda Balinuraga yang kurang baik (sok hebat, tidak sopan, arogan dan semena-mena). Sebagian warga Balinuraga yang kurang memiliki rasa empati terhadap warga lain. Budaya Membanggakan kelompoknya dan melihat warga lain lebih rendah dari kelompoknya (etnosentris). Budaya kekerasan yang sering dipakai sebagian warga Balinuraga. Kurang baiknya moral pemuda Balinuraga. Dendan Akumulasi kebencian dalam masyarakat Lampung terhadap masyarakat Balinuraga. Politik Keadaan pemerintahan yang kurang baik. Sumber: Data primer, Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

9 Dari banyaknya faktor penyebab yang didapat dari penelitian, faktor kurang baiknya keadaan moral masyarakat pada umumnya dan pemuda Balinuraga khususnya merupakan faktor internal masyarakat yang merupakan sumber utama akan timbulnya konflik-konflik kecil yang ada. Timbulnya konflikkonflik kecil ini diiringi dengan budaya kekerasan yang semakin menjadikan keberadaan konflik ini tidak terselesaikan dengan baik yang kemudian menjadikan sebuah akumulasi kebencian masyarakat Lampung terhadap masyarakat Balinuraga itu sendiri.keberadaan pemimpin yang tidak memperhatikan rakyatnya juga memperparah kondisi konflik latent yang ada dimasyarakat bawah sehingga perkembangan konflik yang ada tidak bisa diditeksi oleh para pejabat dan aparat penegak hukum akibatnya penanggulangan konflik akan sulit dilaksanakan yang menyebabkan konflik itu akan tetap ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dari keseluruhan dampak yang timbul dampak yang paling sulit untuk dipulihkan adalah dampak dari aspek psikologis. Dampak psikologis ini sulit untuk dipulihkan karena menyangkut kepribadian, ingatan dan lingkungan. Kepribadian yang tertutup pasca konflik, ingatan yang sulit dihilangkan karena masih banyak sisa-sisa konflik yang bisa dilihat oleh mata dan lingkungan masyarakat Balinuraga sendiri yang masih sama-sama merasakan trauma. Model Perjanjian Damai yang Ideal Setelah kita mengetahui seluk beluk konflik antar warga ini, banyak cara dan jalan untuk mencapai sebuah perdamaian yang ideal. Namun syarat utamanya adalah ketika kedua belah pihak saling membuka diri dan membuka hati. Sulitnya membuka diri untuk menerima kelompok lain hadir dalam kehidupan kitan dan membuka hati untuk saling memaafkan ini dikarenakan dalam berkehidupan kita tidak sendiri, melainkan adanya orang lain yang semuanya itu harus kita dengarkan akan apa yang mereka ingingkan. Untuk memberikan solusi terhadap konflik antarpribadi/kelompok (interpersonal conflict), menurut Wijono (2012:271) diperlukan strategi yang efektif sebagai berikut: Dari ketiga strategi di atas, strategi kalah-kalah (lose-lose strategy), Strategi menang-kalah (win-lose strategy) dan Strategi menang-menang (win-win strategy) ini, strategi kalah-kalah (lose-lose strategy) adalah strategi yang dipakai dalam perjanian konflik antar warga dengan jenis strategi Arbitrase. Strategi perdamaian jenis Arbitrase ini merupakan prosedur perdamaian dengan cara adanya bantuan dari pihak ketiga yang mendengarkan kedua belah pihak berselisih. Pihak ketiga yang disebut arbitrator bertindak menjadi hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat. Model perjanjian dengan adanya suatu perjanjian yang mengikat dirasa tidak dapat memberikan kebebasan terhadap masing-masing pihak, sehingga ketika perjanjian itu telah dibuat perasaan tidak bebas disetiap pihak yang berkonflik itu akan selalu timbul. Dalam permasalahan konflik antar warga ini, adanya pihak ketiga yang dirasa memberikan ikatan perjanjian yang kurang pas dan tidak menyentuh pada keinginan masing-masing pihak maka perjanjian ini kurang sesuai untuk Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

10 permasalahan ini dan perjanjian yang ada belum dianggap sebagai sebuah perjanjian yang diinginkan. Aspek Pemerintahan Tabel 3. Dampak Konflik Dampak Tidak stabilnya pemerintahan dengan mundurnya para aparat pemerintahan di tingkat desa Distribusi pemerintahan desa diambil alih langsung pemerintah Kabupaten melalui kecamatan Waypanji Fisik Sebuah bangunan SMP rusak 40% Bangunan SD rusak 20% Tempat ibadah berupa Pura Umum 1 buah rusak parah Rumah warga berjumlah 375 rumah beserta pura pribadi Korban meninggal 9 (Sembilan) orang dan puluhan orang lukaluka dari pihak Balinuraga dan 4 (empat) orang dari pihak Agom Psikologis Psikologis Ekonomi Trauma Timbulnya prasangka-prasangka negatif Turunya semangat kerja Keadaan masyarakat yang singklu, Semakin berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, Takut berhubungan dengan masyarakat luas Kemiskinan Sosial Budaya Turunya aktifitas perekonomian Lahan pertanian dikerjakan kepada orang lain Meningkatnya barang-barang material bangunan Menurunya penggunaan barang-barang berharga (pakaian, perhiasan dan kendaraan) Membaiknya moral mayarakat Membawa masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya menjadi terbuka (segera menyelesaikan masalah) Berhat-hati dalam menerima masyarakat luar yang memasuki desa (tamu, wartawan, pemvberi bantuan) Meningkatnya rasa empati masyarakat Hubungan internal masyarakat semakin meningkat Meningkatnya kegiatan masyarakat dalam keagamaan Budaya kekerasan berubah menjadi budaya yang santun Menurunya penggunaan atribut keagamaan/kesukuan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari keseluruhan pembahasan data dan fakta yang ada maka bisa kita ketahui model perdamaian yang ideal dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan konflik antar warga ini dengan menggunakan strategi menangmenang (win-win strategy,) dengan cara konsultasi proses antarpihak (inter-part process consultation). Strategi menang-menang ini dianggap pas untuk 10 Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

11 menyelesaikan permasalahan konflik antar warga ini, dikarenakan ketika masingmasing pihak merasakan kemenangan maka tidak ada pihak yang merasa bahwa pihaknya adalah lemah dan dalam posisi kalah. Mengkonsultasikan proses antar pihak ini merupakan cara terbaik untuk mengetahui keinginan masing-masing pihak. Posisi menang yang dirasakan warga Lampung dalam hal ini adalah, dimana keberadaan masyarakat Lampung yang dahulu mengalami ketakutan ketika bertemu dengan masyarakat Balinuraga, yang terkenal akan kebrutalanya ketika membuat masalah, kini pasca konflik masyarakat Lampung tidak lagi merasakan ketakutan itu. Sedangkan posisi menang untuk masyarakat Balinuraga adalah diterimanya kembali masyarakat Balinuraga ini dalam kehidupan sosial. Perlakuan tidak dikucilkan dan tidak lagi adanya ancaman-ancaman yang dilakukan oleh warga Lampung merupakan keinginan warga Balinuraga. Pengakuan rasa kalah ini merupakan sebuah penyesalan akan tindakan yang pernah dilakukan warga Balinuraga. Kejadian konflik pada bulan Oktober 2012 yang telah lewat merupakan pukulan keras terhadap warga Balinuraga untuk merubah etikanya dalam menjalani kehidupan bersama masyarakat luas. Perubahan etika warga Balinuraga ini merupakan dorongan dari individu warga tersebut, dikarenakan keinginan untuk bisa hidup tenang, damai dan bisa diterima kembali oleh masyarakat umum merupakan keinginan dan kemenangan warga Balinuraga. Dari model perjanjian strategi menang-menang (win-win strategy) ini diharapkan rasa bangga hati dan tidak merasa direndahkan akan menjadi sebuah solusi yang tepat untuk menghindari sebuah konflik laten susulan dikemudian hari. Sikap saling terbuka dan memaafkan seluruh kesalahan yang telah kedua belah pihak lakukan adalah langkah utama dalam menjalani kehidupan baru kearah yang lebih baik dan harmonis. PENUTUP Dalam bermasyarakat keberanekaragaman itu tidak bisa dihindarkan, adanya keberanekaragaman ini bisa menjadi celah akan munculnya sebuah konflik. Dari hasil penelitian didapatkan faktor utama yang menjadi penyebab konflik adalah: kurang baiknya keadaan moral pribadi masyarakat yang sering menggunakan budaya kekerasan dalam setiap menyelesaikan permasalahan, karena hal ini dapat menimbulkan sebuah dendam berupa akumulasi kebencian dari kelompk masyarakat lain yang merasa mendapatkan perlakuan kekerasan tersebut. kondisi pemerintahan yang kurang baik juga menjadi celah untuk menimbulkan konflik. Sebuah konflik pasti akan menimbulkan dampak baik itu negatif maupun positif. Dampak-dampak tersebut berupa dampak fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan budaya. Positif negatif dari dampak ini tentu akan membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat yang mengakibatkan kehidupan yang ada menjadi berbeda dengan kehidupan yang dahulu. Apabila dampak yang timbul itu adalah positif maka akan adanya peningkatan hubungan baik antar warga, namun apabila dampak yang timbul itu negatif, justru akan menjadikan kehidupan yang Jurnal Sosiologi, Vol. 15, No. 1:

12 sudah ada akan menjadi lebih buruk. Dampak negatif ini juga bisa mejadikan konflik yang telah terjadi tidak terselesaikan, melainkan akan berkembang semaki besar dan berbahaya bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Ketika konflik itu tidak bisa dihindari maka solusi yang terbaik adalah sebuah perdamain. Perdamaian yang sifatnya terbuka dan disepakati oleh kedua belah pihak yang posisinya saling menguntungkan adalah sebuah jalan keluar terbaik untuk menghindari adanya konflik susulah. Keterbukaan ini berarti setelah terjadi konflik tidak ada lagi permasalahan yang belum terselesaikan dan aib-aib yang masih ditutupi. Sikap saling memahami dan memaafkan antar pihak menjadi kunci utama konflik itu bisa terselesaikan secara terbuka. DAFTAR PUSTAKA Veger, K.J Realitas Sosial. Gramedia, Jakarta. Martono, Nanang Sosiologi Perubahan Sosial. Raja Grafindo Persada, Jakarta Soemardjan, Selo Kisah Perjuangan Reformasi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Wijono, Sutarto Psikologi Industri dan Organisasi. Kencana, Jakarta. 12 Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian Konflik antar Warga

I. PENDAHULUAN. seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, karena persatuan nasional telah terikat

I. PENDAHULUAN. seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, karena persatuan nasional telah terikat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas, masyarakatnya terdiri beranekaragam suku, agama, budaya, ras. Namun keberaneka ragaman ini seharusnya tidak perlu

Lebih terperinci

Selamat Datang di Seminar Usul Dedi Kurniawan

Selamat Datang di Seminar Usul Dedi Kurniawan Selamat Datang di Seminar Usul Dedi Kurniawan Penyaji : Dedi Kurniawan NPM : 0916011029 Judul : Faktor Penyebab dan Dampak Konflik Antar Warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan I. Pendahuluan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terdiri dari bermacam-macam adat istiadat, agama, suku, ras, bahasa dan budaya. Sehingga Indonesia mempunyai banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan. satu sama lain. (Hasan Shadily 1984:47).

TINJAUAN PUSTAKA. dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan. satu sama lain. (Hasan Shadily 1984:47). 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah golongan masyarakat kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruhmempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa

I. PENDAHULUAN. Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentrokan massa kembali terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara Desa Agom Kalianda dan sekitarnya dengan massa Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji Lampung Selatan pada

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Kecamatan Way Panji yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan maka dapat

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Kecamatan Way Panji yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan maka dapat 127 VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai penyebab dan penanganan konflik yang terjadi antara desa Agom Kecamatan Kalianda dan Desa Balinuraga Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konflik Konflik merupaka gejala sosial yang hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu,

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

Lebih terperinci

VI. PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat. ada yang bersifat Assosiatif dan dissosiatif sebagai berikut :

VI. PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat. ada yang bersifat Assosiatif dan dissosiatif sebagai berikut : 77 VI. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi masyarakat Balinuraga pasca terjadinya konflik ada yang bersifat Assosiatif dan dissosiatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama.(koran Tempo,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerukunan umat beragama merupakan dambaan setiap umat, manusia. Sebagian besar umat beragama di dunia, ingin hidup rukun, damai dan tenteram dalam menjalankan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA Nama : AGUNG NOLIANDHI PUTRA NIM : 11.11.5170 Kelompok : E Jurusan : 11 S1 TI 08 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Konflik adalah sesuatu yang hampir

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu penduduk asli

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA Sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, tujuan bangsa Indonesia adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Republik Indonesia adalah negara yang berazazkan Pancasila dengan beragam kebudayaan yang ada. Dengan sistem sosial kebudayan Indonesia sebagai totalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dalam interaksi berbangsa dan bernegara terbagi atas lapisanlapisan sosial tertentu. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk dengan sendirinya sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,

Lebih terperinci

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memilki berbagai macam suku bangsa, sebagaimana menurut sensus BPS pada tahun 2010, jumlah suku di Indonesia 1.340 suku bangsa. Diantaranya Suku jawa

Lebih terperinci

Azmi Gumay-Lukas S. Ispandriarno

Azmi Gumay-Lukas S. Ispandriarno Berita Konflik di Lampung Selatan dalam Media Online (Studi Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Jurnalisme Damai Pemberitaan Konflik di Lampung Selatan dalam Tribun Lampung Online Terbitan 28 Oktober sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, agama, serta aliran kepercayaan menempatkan Indonesia sebagai negara besar di dunia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bermacam-macam pula kebudayaan,adat istiadat, ciri-ciri, kehendak, kebiasaan, bahasa, dan kepercayaan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. bermacam-macam pula kebudayaan,adat istiadat, ciri-ciri, kehendak, kebiasaan, bahasa, dan kepercayaan di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ribuan pulau yang berada di dalam laut Indonesia ini yang terdiri dari bermacammacam warna suku bangsa,

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM SEMINAR DAN WORKSHOP Proses Penanganan Kasus Perkara dengan Perspektif dan Prinsip Nilai HAM untuk Tenaga Pelatih Akademi Kepolisian Semarang Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 7-9 Desember 2016 MAKALAH

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,

Lebih terperinci

KodePuslitbang : 3-WD

KodePuslitbang : 3-WD 1 KodePuslitbang : 3-WD LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN MAHAKAM ULU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TIM PENELITI : 1. Nama Ketua : H. Ahmad Jubaidi, S.Sos, M.Si NIDN : 1129036601

Lebih terperinci

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Bahan Pembicara Untuk Dialog Kebangsaan Pada Acara Dies Natalis Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 85 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi etnis, bangsa yang kaya dengan keanekaragaman suku bangsa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1 Oleh Herry Darwanto 2 I. PERMASALAHAN Sebagai negara yang masyarakatnya heterogen, potensi konflik di Indonesia cenderung akan tetap

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan

Lebih terperinci

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang : LANDASAN SOSIOLOGIS PENGERTIAN LANDASAN SOSIOLOGIS : Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

III. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan. Kota Pasuruan secara geografis berbatasan dengan:

III. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan. Kota Pasuruan secara geografis berbatasan dengan: III. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan Kota Pasuruan (RKPD Kota Pasuruan tahun 2015) termasuk salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota pasuruan

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN KONFLIK DALAM SUATU PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI

APLIKASI MANAJEMEN KONFLIK DALAM SUATU PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI Abstract APLIKASI MANAJEMEN KONFLIK DALAM SUATU PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI Siti Asiyah, M. Munawar 1 Conflict is something that can t be avoided in life. So it is with organizational life. Conflict management

Lebih terperinci

Definisi dan Jenis Bencana

Definisi dan Jenis Bencana Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

Definisi dan Jenis Bencana

Definisi dan Jenis Bencana Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama. (Koran Tempo,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah lebih dari satu dasawarsa reformasi dijalani bangsa Indonesia kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara cenderung mengalami kemunduran kualitas, meskipun sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota Tanjungbalai, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas)

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

KONFLIK POSO MELANGGAR HAM

KONFLIK POSO MELANGGAR HAM Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila KONFLIK POSO MELANGGAR HAM Disusun oleh : ANDRI FAJARYANTO 11.11.4708 Kelompok C S1 Teknik Informatika Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak Konflik

Lebih terperinci

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan macam-macam suku bangsa, agama, ras, dan sumber daya manusia. Dibalik itu semua Indonesia mempunyai tugas yang sangat berat mempersatukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 KURIKULUM 2013 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS 17 BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Ralf Dahendrof. Karena, teori Dahendrof berhubungan dengan fenomena sosial masyarakat salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia 1. Makna Persatuan dan Kesatuan Silahkan nyanyikan lagu wajib nasional Dari Sabang Sampai Merauke dan lagu Rayuan Pulau Kelapa secara bersama-sama di dalam

Lebih terperinci

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis adalah menampilkan sikap yang menghargai kemajemukan perbedaan suku, ras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

Berita Konflik di Lampung Selatan dalam Media Online SKRIPSI

Berita Konflik di Lampung Selatan dalam Media Online SKRIPSI Berita Konflik di Lampung Selatan dalam Media Online (Studi Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Jurnalisme Damai Pemberitaan Konflik di Lampung Selatan dalam Tribun Lampung Online Terbitan 28 Oktober sampai

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,

Lebih terperinci

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA Jakarta, 6 Oktober 2016 VISI KABINET KERJA: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia sangatlah beragam dan multikultural baik dalam hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keanekaragaman

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh ERENDA ELENDITA NPM: 10070137 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n Soal CPNS Tes Wawasan Kebangsaan 1. Prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan yang ada dalam sebuah negara adalah. A. Dasar negara B. Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah konflik menjadi fenomena yang seakan menjadi biasa dalam masyarakat Indonesia. Kondisi Negara Indonesia dengan segala macam kemajemukan dan heterogenitas.

Lebih terperinci

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik 1. Pengertian Konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia. Konflik oleh beberapa aktor dijadikan sebagai salah satu cara yang dapat

Lebih terperinci

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional semangat persatuan dan kesatuan. Buatlah kesimpulan berkaitan dengan arti penting persatuan dan kesatuan, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. d. Tulislah hasil pengamatan dan diskusi dalam tabel berikut

Lebih terperinci

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12 DEFINISI KONFLIK Ê PANDANGAN TRADISIONAL Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2 PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN 2010 2014 1 Ignatius Mulyono 2 1. Misi mewujudkan Indonesia Aman dan Damai didasarkan pada permasalahan bahwa Indonesia masih rawan dengan konflik.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Fear Of Crime 1. Pengertian Fear Of Crime Salah satu masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat adalah timbulnya tindak kejahatan. Berbagai tindak kejahatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Masing-masing budaya memiliki adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai suatu dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Kita tidak selalu harus menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia dalam masyarakat sangatlah majemuk. orang pendatang yaitu korban kerusuhan Sampit.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia dalam masyarakat sangatlah majemuk. orang pendatang yaitu korban kerusuhan Sampit. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan manusia dalam masyarakat sangatlah majemuk. Kemajemukan ini juga terdapat pada masyarakat Sampang Madura, baik dari segi suku, budaya dan agama. Madura

Lebih terperinci

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persoalaan konflik termasuk masalah yang menyangkut kepentingan publik

I. PENDAHULUAN. Persoalaan konflik termasuk masalah yang menyangkut kepentingan publik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalaan konflik termasuk masalah yang menyangkut kepentingan publik (keamanan), dimana memahami peran pemerintah dalam merespon persoalaan publik adalah sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mudah untuk dicapai. Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mudah untuk dicapai. Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang saat ini dinikmati oleh bangsa Indonesia bukanlah usaha mudah untuk dicapai. Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orangtua. Seiring

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang 63 BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor yang Melahirkan Konflik Berdasarkan pemaparan landasan teoritis tentang konflik antar agama di atas. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebagai berikut: 1.1.1 Hubungan antar kaum muda di Kecamatan Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini kita sering melihat, mendengar, ataupun membaca dari berbagai media massa berita atau ulasan tentang kerusuhan, pembunuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis.

Lebih terperinci