MEKANISME KELUHAN PEKERJA
|
|
- Hamdani Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA
2 Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan pengaduan. Keluhan buruh adalah isu yang dikemukakan oleh anggota tenaga kerja proyek tentang, misalnya, kondisi kerja, kesehatan dan keselamatan, tidak membayar upah, perlakuan tidak adil, atau hubungan dengan manajer dan pekerja lainnya. Sebagai kebijakan umum, TEP akan bekerja secara proaktif untuk pencegahan keluhan dengan pengelolaan yang baik terhadap tenaga kerja dan kondisi kerja serta pemantauan yang cermat terhadap kontraktor dan subkontraktor yang diharapkan akan membahas isu-isu potensial sebelum menjadi keluhan. Pengelolaan keluhan pekerja adalah tanggung jawab manajer proyek dan manajer/petugas sumber daya manusia (SDM). TEP memiliki mekanisme keluhan masyarakat yang terpisah yang berkaitan dengan keluhan tentang lingkungan dan kinerja sosial proyek. Prosedur yang terkandung dalam dokumen ini akan dijelaskan kepada semua personil konstruksi selama proses induksi dan selama program pelatihan, khusus bagi pekerja yang sudah ada untuk memastikan pekerja memahami hak-hak mereka dan tahu bagaimana untuk mengajukan keluhan. Bagian di bawah ini mempertimbangkan kerahasiaan dan anonimitas serta proses penyelesaian keluhan Proyek. 1. Persyaratan Umum, Kerahasiaan dan Anonimitas Keluhan dapat diajukan oleh setiap anggota staf tanpa takut akan hukuman (yaitu pemberhentian, skorsing, penurunan pangkat, daftar hitam, atau pemindahan). Untuk mencegah dan mengelola keluhan buruh TEP dan Kontraktor berkomitmen untuk : Menegakkan Komitmen Proyek tentang hak-hak pekerja Menegakkan hukum ketenagakerjaan setiap saat Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk pelecehan, khususnya pelecehan seksual, intimidasi atau gangguan Mempromosikan budaya kerja yang mengakui keragaman nilai dan rasa hormat Menyediakan fasilitas akomodasi tenaga kerja dan jasa yang memenuhi standar konstruksi IFC/EBRD, memastikan lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan, sehat, bersih dan aman dengan kenyamanan dan fasilitas kesehatan yang relevan dengan sistem manajemen yang lengkap Memastikan semua pekerja menyadari Mekanisme Keluhan Tenaga Kerja ini Formulir Keluhan Tenaga Kerja siap diakses sehingga proses untuk penyimpanan keluhan bisa terjaga kerahasiaannya dan memungkinkan karyawan mengajukan keluhan tanpa sepengetahuan rekan kerjanya Proyek bertujuan untuk melindungi kerahasiaan seseorang ketika diminta dan akan menjamin anonimitas dalam laporan tahunan. Setiap individu akan dimintai izinnya untuk pengungkapan identitas mereka jika diperlukan. Penyelidikan dilakukan dengan cara yang santun terhadap pihak yang dirugikan dengan prinsip kerahasiaan. Pihak yang dirugikan harus mengetahui bahwa mungkin terdapat situasi dimana pengungkapan identitas diperlukan dan Proyek mempertimbangkan situasi ini untuk dilihat apakah pihak yang dirugikan berkeinginan untuk melanjutkan kegiatan penyelidikan dan penyelesaian masalah. 2. Penerapan Mekanisme Keluhan Pekerja TEP akan menghimbau para kontraktornya untuk menyediakan mekanisme keluhan tenaga kerja mereka sendiri dan bertanggung jawab untuk pemeriksaan mereka guna memastikan keabsahan, aksesibilitas,yang terprediksi, adil dan kompatibel dengan hak-hak mereka. Meskipun demikian, sesuai
3 Halaman 3 dari 7 dengan persyaratan IFC, Mekanisme Keluhan Tenaga Kerja yang disiapkan oleh TEP akan tersedia untuk semua pekerja proyek, baik yang dipekerjakan secara langsung atau yang bekerja untuk kontraktor. Hal ini akan memastikan akses kepada mekanisme pengaduan bagi semua pekerja dan akan membantu TEP dalam memantau seberapa baik kontraktor menegakkan hak-hak pekerja proyek. 4. Tahap Keluhan Pekerja dan Jangka Waktu Hirarki penyelesaian keluhan tenaga kerja berikut ini akan diikuti dengan kasus-kasus di mana keluhan tenaga kerja terjadi. Disini disediakan tahapan untuk membantu mengatasi potensi kerumitan dan melibatkan tingkat manajemen yang tepat. Hal ini bertujuan untuk menangani masalah dengan segera, menggunakan proses yang dapat dipahami dan transparan yang memberikan umpan balik tepat waktu kepada yang bersangkutan, tanpa retribusi apapun. Sebuah diagram yang menunjukkan proses dan waktu dapat dilihat pada Bagan Tahap 0 Prosedur Informal Jika memungkinkan, keluhan perorangan sebaiknya diselesaikan pada tingkat informal antar individu dengan orang yang terlibat atau dengan manajer lini karyawan. Jika keluhan berkaitan dengan manajer lini, maka manajer dari manajer lini harus secara informal dilibatkan. Apabila pembahasan tersebut tidak menyelesaikan masalah, prosedur yang lebih formal berikut akan dilaksanakan (Tahapan 1A, 1B, 2 dan 3, yang mana dapat diterapkan). Mekanisme keluhan tenaga kerja ini tidak menutup kemungkinan penggunaan kotak saran, pembicaraan tentang keamanan atau rapat staf dimana para pekerja secara informal dapat mengangkat isu-isu pekerjaan untuk pertimbangan dan penyelesaian oleh manajemen Tahap 1 Untuk karyawan TEP, prosedur Tahap 1 yang ditetapkan di bawah ini harus dipatuhi. Bagi karyawan kontrak, Tahap 1 diperlukan sejalan dengan mekanisme/prosedur keluhan tenaga kerja perusahaan mereka sendiri. Bagi karyawan kontrak yang bekerja untuk perusahaan tanpa mekanisme pengaduan tenaga kerja mereka sendiri atau yang mekanisme prosedurnya belum disetujui oleh TEP, prosedur yang ditetapkan di bawah ini harus dipatuhi. Pekerja dapat memilih untuk mengikuti tahap 1A atau 1B tergantung pada tingkat keburukan masalah dan / atau keinginan mereka untuk tetap anonim. Tahap 1A - Penggunaan Kotak Komentar Karyawan akan menyampaikan perihal keluhan menggunakan formulir di bawah. Mereka boleh mencantumkan nama, atau bisa memilih untuk tetap anonim jika diinginkan. Formulir yang telah dilengkapi dimasukkan ke dalam kotak komentar yang telah disediakan oleh TEP di lokasi konstruksi, di tempat hunian dan fasilitas istirahat. Seorang wakil dari TEP akan mengumpulkan formulir setiap hari, atau setiap dua-tiga hari jika perlu dan meneruskannya ke manajer SDM. Manajer SDM akan meninjau isi formulir, menyelidiki kasus ini dan memberikan tanggapan tertulis kepada pekerja yang dirugikan, atau informasi untuk menyelesaikan keluhan pada papan pengumuman staf jika pekerja ingin tetap anonim. Jika pekerja tidak puas dengan hasilnya, mereka dapat memilih untuk melanjutkan masalah ini dengan mengikuti Tahap 1B.
4 Halaman 4 dari 7 Tahap 1B - Rapat Formal dengan Perusahaan Karyawan wajib meminta secara tertulis untuk pengajuan rapat formal untuk penyampaian keluhan menggunakan formulir di bawah. Untuk Tahap 1B, diskusi keluhan diadakan antara karyawan dan Petugas SDM perusahaan, bagi karyawan TEP atau antar karyawan dan Manajer SDM bagi karyawan kontrak. Jika perusahaan karyawan kontrak tidak memiliki Manajer SDM, maka manajer proyek akan memfasilitasi pertemuan tersebut. Jika keluhan tersebut melibatkan orang yang akan ditemui saat pertemuan formal, maka seorang manajer alternatif pada tingkat yang sama akan dilibatkan. Seorang pegawai wanita diperbolehkan meminta pertemuan resmi dengan petugas SDM wanita atau manajer wanita, jika isu-isu jender berpengaruh signifikan terhadap keluhan. Untuk keluhan yang terkait akomodasi, pertemuan formal diadakan antara residen dan manajer akomodasi tenaga kerja. Menyampaikan keluhan secara tertulis mungkin sulit bagi beberapa karyawan. Karyawan harus dihimbau untuk menyampaikan keluhan dalam bahasa pilihan mereka, oleh karena itu perusahaan perlu menyediakan penerjemah. Karyawan yang mengalami kesulitan mengekspresikan keluhan di atas kertas, dianjurkan untuk mencari bantuan misalnya dari seorang rekan kerja, serikat pekerja atau perwakilan karyawan lainnya. Karyawan yang mengirimkan keluhan akan bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran informasi dan bukti yang diberikan mengenai keluhan tersebut. Karyawan dapat didampingi (kolega, perwakilan karyawan / serikat buruh jika memungkinkan, atau anggota keluarga) saat menghadiri pertemuan pengaduan. Yang mendengarkan keluhan (yaitu Manajer SDM perusahaan) dapat disertai oleh anggota staf administrasi yang menjadi notulen rapat. Waktu dan tempat untuk pertemuan harus disepakati secara bersama. Penting sekiranya tempat dimana diskusi diadakan nyaman bagi kedua belah pihak. Pertemuan tidak boleh terganggu dan karyawan perlu merasa keluhan mereka dirahasiakan. Jika pendamping karyawan tidak dapat hadir pada tanggal yang diusulkan, karyawan dapat mengusulkan tanggal lain selama itu wajar dan tidak lebih dari lima hari kerja dari tanggal awal yang diusulkan. Batas waktu lima hari ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam pertemuan, karyawan harus menjelaskan keluhan dan menyampaikan pendapat mereka bagaimana permasalahan dapat diselesaikan. Orang yang mendengarkan keluhan harus mempertimbangkan pokok-pokok yang disampaikan oleh karyawan dan sebagaimana sebaiknya mewawancarai pihak-pihak terkait lainnya setelah pertemuan itu. Dalam waktu lima hari kerja sejak pertemuan berlangsung, dan setelah selesainya penyelidikan, tanggapan harus selesai dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Sebagai bagian dari temuan, karyawan atau penghuni akomodasi harus diinformasikan bahwa mereka dapat mengajukan banding atas sebuah keputusan jika mereka tidak puas dengan hasilnya (yaitu Tahap 2) Tahap 2 - Permohonan Pertemuan dengan Komite Proyek Jika karyawan tetap merasa dirugikan dengan keputusan prosedur Tahap 1B, berniat untuk melanjutkan ke Tahap 2 harus menyampaikan secara tertulis dengan menggunakan formulir di bawah ini yang ditujukan kepada Manajer SDM TEP dalam waktu tiga hari kerja sejak menerima hasil investigasi. Manajer SDM harus menanggapi permintaan secara tertulis dalam waktu dua hari kerja dan menetapkan tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan banding.
5 Halaman 5 dari 7 Tahap 2 memerlukan diskusi banding dari keluhan antara karyawan dan komite yang terdiri dari tiga orang. Jika anggota staf TEP, panitia akan terdiri dari Manajer Sosial TEP, Manajer Lingkungan TEP dan Manajer SDM TEP. Jika karyawan adalah staf kontrak maka komite akan terdiri dari Manajer Sosial TEP, Manajer SDM TEP dan Manajer Proyek Kontraktor. Pihak yang dirugikan dan pihak yang bersangkutan menghadiri pertemuan tersebut, dengan pendamping yang mereka pilih (kolega, serikat perwakilan atau anggota keluarga). Tergantung pada situasi, panitia akan meminta kedua belah pihak untuk mengajukan bukti mereka di depan satu sama lain, atau mereka dapat memutuskan untuk mendengar bukti mereka secara berurutan tanpa kehadiran yang lain. Komite diminta untuk mencapai keputusan yang disampaikan secara tertulis kepada semua pihak yang berkepentingan dalam waktu lima hari kerja Tahap 3 Departemen Tenaga Kerja Jika seorang karyawan masih tidak puas, maka hal ini dapat diteruskan ke serikat pekerja, pengacara atau Departemen Tenaga Kerja. Masing-masing pihak memiliki hak dan tanggung jawab untuk menyampaikan permasalahan sesuai dengan undang-undang nasional dan daerah dan pengadilan. Prosedur untuk pemrosesan keluhan pekerja digambarkan pada Bagan Komitmen Non-Retribusi Mekanisme pengaduan tenaga kerja dimaksudkan agar semua pekerja diperlakukan secara adil dan layak. Semua kasus harus ditanggapi secara serius dan obyektif oleh manajemen. Setiap Individu dan kondisi akan ditangani secara sensitif. Mekanisme Keluhan Tenaga Kerja mengakui prosedur pengaduan sebagai metode yang sah untuk memastikan bahwa ketentuan kontrak terpenuhi. Mekanisme Keluhan Tenaga Kerja menjamin bahwa setiap karyawan yang menyampaikan keluhan tidak akan dikenakan retribusi apapun atau hukuman dalam bentuk kehilangan pekerjaan, kesempatan promosi atau pelatihan. Demikian juga saksi dan mereka yang terlibat dalam investigasi tidak akan mengalami retribusi atau ketidakadilan. 6. Dokumentasi Keluhan Pekerja Bagian SDM atau bagian administrasi perusahaan dimana karyawan yang dirugikan bekerja akan menyimpan file yang mendokumentasi proses pengaduan tenaga kerja dan penyelesaiannya. Departemen yang bersangkutan bertanggung jawab atas aspek administrasi (mengatur lokasi dan waktu pertemuan) dan memastikan agar jangka waktu dipatuhi. Selama konstruksi, departemen memberikan daftar keluhan setiap dua bulan kepada Manajer SDM TEP yang merinci kapan keluhan terjadi, mengapa, bagaimana dikelola dan kapan keluhan tersebut terselesaikan.
6 Halaman 6 dari 7 Bagan 1: Alur Proses Keluhan Pekerja Keluhan yang diangkat (secara tertulis atau lisan) Tahap 0: Prosedur Tidak Formal Keluhan individu diselesaikan pada basis satu lawan satu Keluhan ditutup Bila berhasil Bila tidak berhasil Bila berhasil Tahap 1A: Penggunaan Kotak Komentar Pekerja mengisi formulir keluhan (secara anonim lebih disukai) ke dalam kotak komentar Bila tidak berhasil Keluhan ditutup Bila berhasil Tahap 1B: Rapat Formal dengan Perusahaan Pekerja mengikuti prosedur mekanisme keluhan internal perusahaan Bila menggunakan proses TEP, memohon rapat formal secara tertulis. Dalam waktu 5 hari kerja dari rapat, dan setelah selesainya penyelidikan, tanggapan sudah diselesaikan dan disampaikan pada pihak yang terkait Bila tidak berhasil Komite akan diperlukan untuk mencapai sebuah keputusan yang akan disampaikan secara tertulis kepada semua pihak yang terkait dalam waktu lima hari kerja Tahap 2: Permohonan Rapat dengan Komite Proyek Pekerja secara tertulis memohon rapat formal, dalam waktu 3 hari setelah menerima hasil penyelidikan dari Tahap 1B. Bila tidak berhasil Tahap 3: Serikat, pengacara atau Departemen Ketenagakerjaan
7 Halaman 7 dari 7 Formulir Indikasi Keluhan Pekerja Tanggal penyerahan formulir:. Berdasarkan informasi di bawah ini, saya, (tulis nama jika diinginkan), dapat dihubungi di ( /tel. jika diinginkan) memohon: Tinjauan ulang Tahap 1A dari formulir ini dan balasan / informasi tertulis sebagai tanggapan akan dipasang di papan pengumuman staf (hapus jika diperlukan) Tahap 1B pertemuan resmi Keluhan Pekerja dengan manajer sumber daya manusia /manajer proyek dari (nama perusahaan) atau Tahap 2 pertemuan banding Keluhan pekerja dengan Komite. Saya ingin didampingi oleh: (nama, perusahaan) I. Employees Involved (use back of sheet if more) Karyawan 1 Karyawan 2 Karyawan 3 Karyawan 4 1 Nama 2 Nomor Karyawan 3 Jabatan 4 Perusahaan 5 Kewarganegaraan 6 Jenis Kelamin 8 Cedera yang diderita (bila ada) II. Grievance Information 1. Lokasi masalah / insiden / kecelakaan 2 Tanggal dan waktu terjadi masalah / insiden / kecelakaan 3 Deskripsi keluhan bila Tahap 1 (hakikat dan apa yang terjadi) Deskripsi ketidakpuasan dengan penemuan Tahap 1, bila Tahap 2 (kenapa penemuan tidak memuaskan, informasi tambahan) 4 Hasil dari masalah / insiden / kecelakaan (cedera, kerusakan, stres, lainnya.) Nomor Pelacakan Insiden Keluhan Pekerja (ditugaskan oleh perusahaan untuk memulai LG, nomor berdasarkan tanggal ditambah 001, pada akhir):
MEKANISME KELUHAN MASYARAKAT
PROSEDUR Halaman 1 dari 6 MEKANISME KELUHAN MASYARAKAT 1 Halaman 2 of 6 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan pengaduan.
Lebih terperinciUndang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin
Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin 1T: Apakah Undang-undang Diskriminasi Jenis Kelamin (SDO) itu? 1J: SDO adalah sebuah undang-undang anti-diskriminasi yang disahkan pada tahun 1995. Menurut undang-undang
Lebih terperinciKebijakan Pengungkap Fakta
KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya
Lebih terperinciLbrands Pedoman Perilaku dan Ethics Hotline
Saat perusahaan kita berkembang, nilai-nilai kita tetap menjadi bagian utama dari segala hal yang kita lakukan: Pelanggan adalah yang utama! Seluruh hal yang kita lakukan wajib dimulai dan diakhiri dengan
Lebih terperinciAdministrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original
Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas
Lebih terperinciKode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan
Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015
Lebih terperinciIndorama Ventures Public Company Limited
Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun
Lebih terperinciMenjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari
Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan
Lebih terperinciAnti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.
VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:
Lebih terperinciKODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis
KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford
Lebih terperinciProses Penyelesaian Perselisihan
Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan
Lebih terperinciKebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa
Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa NEPCon Policies 1 December 2014 2011 Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa 2 Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memaparkan dan mengatur cara NEPCon
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA
Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Pernyataan Etika Perusahaan (Statement of Corporate Ethics) Amcor Limited menetapkan kebijakannya terhadap pengungkapan fakta dan komitmennya untuk
Lebih terperinciPIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN
PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-11 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 01 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR
Lebih terperinciCatatan informasi klien
Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-03 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR
Lebih terperinciIndorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok
Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen
Lebih terperinciPERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinciUndang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya
Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya 1T: Apakah Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga (Family Status Discrimination Ordinance (FSDO)) itu? 1J: FSDO adalah undang-undang antidiskriminasi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim
Lebih terperinciDRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0
Versi 1.0 24 Juni 2015 Daftar Isi 1.0 Pendahuluan & Cakupan Penerapan... 2 2.0 Kepatuhan terhadap Hukum, Peraturan, & Kode Etik Pemasok yang Berlaku... 3 3.0 Praktik Bisnis... 3 4.0 Kesejahteraan Hewan...
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.153, 2017 KEMEN-KP. Sertifikasi HAM Perikanan. Persyaratan dan Mekanisme. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2017 TENTANG
Lebih terperinciDaftar Isi Halaman PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4 BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7 BAB III Penanganan dan Penyelesaian 8 Pelaporan Pelanggaran BAB IV Kerahasiaan dan Penghargaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7
Daftar Isi Halaman PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4 BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7 BAB III Penanganan dan Penyelesaian 8 Pelaporan Pelanggaran BAB IV Kerahasiaan dan Penghargaan
Lebih terperinciCODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan
1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciStandar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok
Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan
Lebih terperinciPrinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati
Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Pernyataan Prinsip: Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan hormat di tempat kerja 3M. Dihormati berarti diperlakukan secara jujur dan profesional dengan
Lebih terperinciTentang EthicsPoint. Tentang EthicsPoint Pelaporan Umum Keamanan & Kerahasiaan Pelaporan Kiat-kiat dan Praktik-praktik Terbaik
Tentang EthicsPoint Pelaporan Umum Keamanan & Kerahasiaan Pelaporan Kiat-kiat dan Praktik-praktik Terbaik Tentang EthicsPoint Apa itu EthicsPoint? EthicsPoint adalah alat bantu pelaporan yang komprehensif
Lebih terperinciR201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011
R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR
PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciUnilever. Secara Bertanggung Jawab. Kebijakan Penunjukan Pihak Luar. Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami
Unilever Kebijakan Penunjukan Pihak Luar Secara Bertanggung Jawab Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami Juni 2016 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip-prinsip Mendasar 4 Pedoman Pelaksanaan 6 I Persyaratan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan
Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,
Lebih terperinciSistem manajemen mutu Persyaratan
Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...
Lebih terperinciKebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan
Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,
Lebih terperinciFR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.
Lebih terperinciBab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung
Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan
Lebih terperinciSUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan
No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Lebih terperinciPENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK
PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : RINI F. JAMRAH, S.Pd, MM WIDYAISWARA MUDA BADAN DIKLAT PROVINSI SUMBAR ABSTRAK Perbaikan kinerja pelayanan publik
Lebih terperinciKEBIJAKAN PRIVASI KEBIJAKAN PRIVASI
KEBIJAKAN PRIVASI Terakhir diperbaharui: 1 April 2018 Kami di Klola Indonesia menghormati privasi dan keamanan data dari setiap pengunjung situs web maupun pengguna layanan dan produk kami. Untuk itu,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 dari 5 DIKELUARKAN: 1. TUJUAN Untuk memastikan semua insiden yang terjadi diselidiki, tindakan perbaikan dan pencegahan telah dilaksanakan untuk setiap ketidaksesuaian, insiden (termasuk kecelakaan dan
Lebih terperinciApakah Konsiliasi itu? Pendahuluan. Sistem Pengaduan. Konsiliasi
Apakah Konsiliasi itu? Pendahuluan Komisi Persamaan Kesempatan (EOC) adalah badan hukum yang didirikan untuk menjalankan undang-undang anti diskriminasi. Undang-undang diskriminasi Hong Kong memungkinkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan
Lebih terperinciPedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April
Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha
Lebih terperinciVisi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi
Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Teori dan Konsep 1.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 (2007) mendefenisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinci-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL
-1- KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i
Lebih terperinciPROSEDUR PENANGANAN KELUHAN SOSIAL No. Dokumen : SOC /PSM/9.02 Edisi : 01 Revisi : 01 Tanggal : 01 Oktober 2010 Halaman : 1 dari 7
Tanggal : 01 Oktober 2010 Halaman : 1 dari 7 Daftar Isi Halaman Muka Daftar Isi Riwayat Perubahan Prosedur 1. Tujuan 2. Ruang Lingkup 3. Referensi 4. Definisi 5. Uraian Prosedur 6. Lampiran 7. Terkait
Lebih terperinciNaskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)
Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar
Lebih terperinciLihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3
Untuk mengedit teks ini: Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi
14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas
Lebih terperinciKode Etik Pemasok 1/11
1/11 Kami akan memimpin sebuah gerakan yang akan menjadikan cokelat berkelanjutan sebagai norma, sehingga cokelat yang kita semua cintai akan selalu hadir untuk generasi yang akan datang. Pengantar Sebagai
Lebih terperinciPANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS
PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS Pendahuluan Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS
PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS LORD Corporation ( LORD ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan integritas dan standar etika tertinggi. Kami juga berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.
DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian
Lebih terperinciStop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun
Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit Panduan untuk kebun Januari 2016 Panduan kerja untuk perkebunan, pabrik pengolahan, kebun, dan ladang Pendahuluan Panduan ini disusun dari Prinsip Tanpa Eksploitasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA,
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a.
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2011 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011
Lebih terperinciDAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE KLRCA (Direvisi pada tahun 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada tahun 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK
Lebih terperinciPROSEDUR KELUHAN BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WILMAR TENTANG NOL DEFORESTASI, NOL LAHAN GAMBUT, NOL EKPLOITASI
PROSEDUR KELUHAN BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WILMAR TENTANG NOL DEFORESTASI, NOL LAHAN GAMBUT, NOL EKPLOITASI 1. LATAR BELAKANG Wilmar International ( Wilmar ) menyadari bahwa pengembangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN UNILEVER UNTUK PENGADAAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
KEBIJAKAN UNILEVER UNTUK PENGADAAN YANG BERTANGGUNG JAWAB Menjalin Kemitraan dengan para Pemasok Kami 2017 Versi Bahasa Indonesia PENDAHULUAN Kemitraan yang diadasarkan pada pengadaan yang bertanggung
Lebih terperinciThai Union Etika Bisnis dan Kode Perilaku Tenaga Kerja
Bekerja dalam perseroan dengan supplier kami Introduksi Dengan menghormati hak asasi manusia universal bagi individu, Thai Union Grup Publik Perseroan Terbatas dan anak perusahaan, selanjutnya disebut
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN MEKANISME SERTIFIKASI HAK ASASI MANUSIA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciKebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan
1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM
SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Organisasi Quality Management Center (QMC) merupakan salah satu organisasi internal yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab
Lebih terperinciStandar Kita. Pentland Brands plc
Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai
Lebih terperinciPEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar
Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP
Lebih terperinciMasalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE
Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan
Lebih terperinciKode Etik Bisnis Pemasok Smiths
Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KELUHAN DARI KARYAWAN/PEKERJA/BURUH
Halaman: 1 dari 6 PENYELESAIAN KELUHAN DARI Dibuat oleh, Direview oleh, Disahkan oleh 1 Halaman: 2 dari 6 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 6 Daftar Isi 1. Tujuan...
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERATURAN ARBITRASE. ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) ARBITRASE ISLAM KLRCA
DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Islam KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE ISLAM KLRCA (Direvisi pada 2013) Bagian II PERATURAN ARBITRASE UNCITRAL (Direvisi pada 2010) Bagian III SKEMA Bagian IV PEDOMAN UNTUK
Lebih terperinciSEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.
Lebih terperinciKode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%
Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan
Lebih terperinciATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII
Lebih terperinciKode Etik PT Prasmanindo Boga Utama
Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciBuku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire
Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire Buku Panduan ini didasarkan pada Undang-Undang Pendidikan Penyandang Disabilitas tahun 2004 dan Peraturan NH tentang Pendidikan untuk
Lebih terperinciManajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko
Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan
Lebih terperinciTata Tertib Kita. Melakukan hal baik, setiap hari
Tata Tertib Kita Melakukan hal baik, setiap hari Tata Tertib Kita Pesan dari CEO 3 Tata Tertib Kita dan Anda 4 Komitmen Kita Terhadap Etika 6 1. Saling menghargai 8 Hak Asasi Manusia dan Peluang Ketenagakerjaan
Lebih terperinciFORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR
FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah organisasi nirlaba yang didirikan dengan visi mentransformasi pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.
Lebih terperinciStandar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinci1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim
KODE UNIT : O.842340.016.01 JUDUL UNIT : MempromosikanEfektivitas Tim DESKRIPSIUNIT : Unit ini menjelaskan hasil kinerja, keterampilan, pengetahuan,dan sikap yang diperlukan untuk mempromosikan kerja tim.
Lebih terperinciPedoman Perilaku Bisnis dan Etika
Pedoman Perilaku Bisnis dan Etika Komitmen Terhadap Keunggulan di Tempat Kerja Daftar Isi Surat dari Ketua Umum 2 Keunggulan di Tempat Kerja serta Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis FedEx 3 Perilaku Sesuai
Lebih terperinciMEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA
KUESIONER PENELITIAN Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SEMARANG. Maka dari itu
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASIONAL
MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN
PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN RUMAH SAKIT PGI CIKINI RUMAH SAKIT PGI CIKINI JAKARTA, INDONESIA 2013 RS PGI Cikini Panduan Manajemen Komplain 1 PANDUAN MANAJEMEN KOMPLAIN A. PENDAHULUAN Semakin meningkatnya
Lebih terperinciLAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)
LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:
Lebih terperinciMENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
DAN MASYARAKAT 24 08 2010 PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAGAIMANA KAMI MENERAPKAN STANDAR KAMI 4 STANDAR HAK ASASI MANUSIA KAMI 4 SISTEM MANAJEMEN KAMI 6 3 PENDAHULUAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 21 TAHUN 2007 SERI PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
Lebih terperinci