Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM"

Transkripsi

1 PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR Harna Pendidikan Sosiologi-FIS UNM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk megetahui peran teman sebaya terhadap pembentukan moral siswa di SMA Negeri 9 Makassar dan unsur-unsur moral apa yang yang dikembangkan melalui teman sebaya di SMA Negeri 9 Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 9 Makassar. Jumlah informan sebanyak 20 orang. Teknik dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang digunakan yaitu siswa yang memiliki kelompok geng. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data yaitu member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Peran teman sebaya terhadap pembentukan moral di SMA Negeri 9 Makassar yaitu peran meniru atau imitasi, internalisasi, introvert atau menjauhkan diri dan peran penyaluran bakat. 2) Unsur moral yang dikembangkan melalui teman sebaya di SMA Negeri 9 Makassar adalah disiplin yang ditandai dengan mereka saling mengingatkan untuk selalu mengikuti tata tertib di sekolah, dan keterikatan dalam kelompok atau solidaritas ditandai dengan mereka saling memberi perhatian satu sama lain. Kata Kunci: Pembentukan Moral Siswa ABSTRACT The aimed of the research to know the role of peers in the moral formation of students in SMA Negeri 9 Makaassar and moral elements of what is developed by their peers at SMA Negeri 9 Makassar. Type of this research is a qualitative descriptive with qualitative approach. Infornants in this research are the students of class XI SMA Negeri 9 Makasar. The majority of informants as many as 20 people. Techniques in determining informants using a technique purposive sampling with criteria used the students which have gang groups Data collection techniques used interviews, observation, and documentation. Technique of data analysis therough three stage namely data reduction, data presentation and conclusion. The technique of legitimating data is member check. The result of this research to show that 1) role of peers in the moral formation of students at SMA Negeri 9 Makaassar is the role imitated of imitation, internalization, introvert or abstain and role distribution of talent. 2) moral elements of what is developed by their peers at SMA Negeri 9 Makassar is a discipline that characterized by their reminded to always follow discipline at school and attachment in groups or solidarity is characterized by their mutual giving attention each other. Keywords: Moral formation of students PENDAHULUN Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, remaja juga adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik, sehingga masa remaja harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua maupun masyarakat sekitar. Di dalam pergaulan ini remaja pun rela menganut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam suatu kelompok remaja dan selalu merasa mantap jika melakukan sesuatu secara bersama-sama dari pada melakukannya sendiri. Dalam kelompok primer terdapat Harna 1

2 hubungan temu-muka langsung dalam suasan akrab. Dalam kelompok ini ia mempelajari kebiasaan yang fundamental seperti bahasa, soal baik buruk, kemampuan untuk mengurus diri sendiri, kerjasama dan bersaing, disiplin dan sebagainya (Nasution, 2009:61). Lingkungan berarti keseluruhan fenomena peristiwa, situasi, atau kondisi fisik atau sosial yang mempengaruhi perkembangan siswa (lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya dan masyarakat). Masa usia sekolah bertepatan dengan masa remaja di mana masa ini banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan pada masa remaja mulai tumbuh dalam diri dorongan untuk hidup kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewakan), yaitu sebagai gejala remaja. Seberapa jauh perkembangan seorang individu dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergatung pada kualitas hereditas dan lingkungannya. Setelah melakukan observasi awal, maka permasalahan yang kemudian timbul sekarang ini kusunya pada SMA Negeri 9 Makassar bahwa dalam suasana belajar ataupun waktu istarahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama teman-temannya. Ada dua bentuk perilaku yang muncul dari pengaruh teman sebaya, yang pertama kelompok siswa yang selalu berprestasi dan yang kedua yakni kelompok siswa yang suka melanggar aturan sekolah. Dalam hal kedisiplinan, setiap harinya masih banyak siswa yang telat dalam upacara bendera masih banyak segerombolan siswa yang masih berada di luar ketika upacara bendera di mulai sehingga tidak mengikuti upacara Sikap imperatif tindakan moral tercermin pada orang-orang yang bertindak secara moral, merasa bahwa mereka harus berperilaku dengan cara yang ditetapkan, bahwa mereka sebenarnya diharuskan, terikat oleh kewajiban, (Etzioni, 1992:44) Dengan demikian moral berkaitan dengan kemampuan antara perbuatan yang benar dan salah, jadi moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Selanjutnya Zakiah Daradjat (1970:131). mengatakan bahwa : Moral tidak dapat di pisahkan dari keyakinan beragama, karena ia nilai-nilai tegas, pasti dan tidak berubah karena keadaaan, tempat dan waktu yang bersumber pada agama. Karena itu perlulah kehidupan moral agama sejalan dengan mendapat perhatian yang lebih baik dan lebih serius METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 9 Makassar. Jumlah informan sebanyak 20 orang. Teknik dalam menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang digunakan yaitu siswa yang memiliki kelompok geng. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data yaitu member check. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peran Teman Sebaya Terhadap Pembentukan Moral Siswa SMA Negeri 9 Makassar Istilah moral berasal dari bagasa latin Mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud moral adalah Harna 2

3 sesuai dengan ide-ide yang umum yang diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan mana yang wajar (Gunawan, 2014:13). Menurut Nata (2001:96) Moral ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuran nilai-nilai masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan tersebut). Sejalan dengan itu Ibnu Miskawih (Nata) mengatakan bahwa Moral adalah suatu perbuatan yang lahir dengan mudah dari jiwa yang tulus, tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran lagi (Nata, 2001:197) Menurut kurniawan ada beberapadalam proses pembentukan moral diantaranya adalah : proses imitasi, internalisasi, introvert dan ekstrovert, kemandirian, ketergantungan dan bakat (kurniawan. blogspot.co.id/2011/10/ perkembangan-moral-dan-sikap-pada-anak. diakses pada tanggal 05 Okt Pukul am) a. Peran imitasi atau meniru. Peran teman sebaya di SMA 9 ini adalah mereka saling meniru atau mencontoh apa yang dilakukan oleh kelompok teman geng mereka sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh Izza dari kelompok SOL bahwa mereka saling meniru dan mengikuti gaya dalam cara berpakaian kelompoknya, seperti misalnya jika ada teman kelompoknya yang menggunakan jam tangan atau aksesoris apapun, maka mereka juga ikut memakainya. Karena mereka adalah satu anggota kelompok geng jadi mereka harus kompak, apa yang dilakukan salahsatu temannya, yang lain juga harus ikut. Mereka sebagai anggota dalam geng, mau tidak mau harus mengikuti sikap ataupun tindakan yang dilakukuan dalam kelompok tersebut, mulai dari hal yang baik bahkan buruk sekalipun misalnya bos sekolah bahkan merokok sekalipun. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh wahyurini (Gunawan, 2004: 24) bahwa halhal negatif yang ditimbulkan dalam teman sebaya adalah mereka ingin ingin diakui atau diterima sehingga kadang melakukan hal-hal yang kurang pas, sehingga mereka mencobacoba apa yang dilakukan oleh salah seorang diantara teman, misalnya merokok, bolos dari sekolah dan lain sebagainya. Pada umumnya kita sebagai anggota dalam suatu geng harus mengikuti apa yang dilakukan atau tindakan apa yang dilakukan dalam geng dimana kita bergabung. b. Peran Internalisasi Peran teman sebaya berikutnya adalah peran internalisasi yaitu mereka mengambil contoh hal-hal yang baik, yang dilakukan oleh kelompok lain yang mereka anggap bisa menjadi sebuah panutan. Sesuai dengan pendapat Santrock (2007:55) yang mengatakan bahwa fungsi dari teman sebaya yaitu mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik atu kurang baik. misalnya kelompok A yang selalu berkumpu untuk membahas pelajaran dan mengerjakan tugas, maka mereka juga akan mencontohnya karena mereka menganggap itu adalah hal yang baik. Seperti hasil wawancara Ayi dari kelompok geng Galaxy 08 yang mengatakan bahwa kelompok mereka biasanya mengambil sebuah contoh yang baik dari kelompok-kelompok geng lain yang menurut kelompok Ayi, itu bisa dijadikan sebagai panutan dalam kelompok kami, seperti pada saat mereka berkumpul untuk saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas. c. Peran Introvert Berdasarkan hasil wawancara peran dari teman sebaya selanjutnya adalah peran Introvert dalam hal ini diartikan sebagai kecenderungan suatu kelompok untuk menjauhkan diri atau menarik diri dari kelompok-kelompok lain. Kelompok ini bersifat kurang bersosialisasi dengan kelompok lain, bahkan kelompok introvert ini seakan-akan tidak membutuhkan bantuan dari kelompok-kelompok geng yang lain. Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan Dilla dari geng Angels yang mengatakan bahwa kelompok Harna 3

4 geng mereka terkadang menjauhkan diri dari kelompok geng lain, misalnya di dalam kelas mereka hanya mau duduk dengan teman satu kelompok geng mereka saja, begitu juga pada saat diskusi yang sedang berlangsung di dalam kelas. Selain itu hasil wawancara dengan informan yang bernama Irwan dari kelompok geng D Kansas yang mengungkapkan bahwa kelompok gengnya menjauhkan diri dari kelompok lain pada saat ada kegiatan-kegiatan di sekolah, mereka juga jarang berkumpul dengan kelompok geng lain, begitu pula saat di dalam kelas mereka selalu duduk berkelompok-kelompok. Selain itu Izza dari kelompok SOL juga mengatakan tentang geng mereka yang terkadang menjauhkan diri dari geng lain dia mengatakan bahwa kelompoknya jarang bergabung dengan kelompok geng lain di sekolah, kecuali ada keaadaan mendesak atau ada perintah dari guru untuk saling bekerja sama satu sama lain, jadi otomatis mereka harus bergabung dengan teman yang lain. d. Peran Penyaluran Bakat Bakat dalam hal ini adalah potensi atau keterampilan khusus yang ada dalam diri anak. Dimana potensi ini akan mudah dikembangkan apabila ada wadah tempat menyalurkannya. Di sinilah peran teman sebaya sebagai tempat dalam penyaluran bakat, dimana teman geng kita biasanya selalu mendorong dan selalu memotivasi kita untuk mengembangkan bakat yang kita miliki, kemudian teman geng juga memberikan sebuah pujian, dimana pujian ini akan sanaga penting karena akan lebih termotivasi untuk lebih menekuni apa yang kita inginkan. Seperti hasil wawancara terhadap informan bernama Tika dari kelompok geng Galaxy 08 yang mengungkapkan bahwa teman geng saya selalu mendorong dan selalu memotivasi saya untuk mengembangkan bakat yang ada pada diri saya Begitu juga dengan Dilla yang menurut teman gengnya adalah anak yang pintar, sehingga dia sering diminta oleh teman gengnya untuk membantu mereka dalam mengerjakan tugas. Jadi secara tidak langsung bakat Dilla sudah tersalurkan kepada teman gengnya. Jadi peran teman sebaya sebagai tempat penyaluran bakat sangat bermanfaat bagi teman-temannya yang memiliki potensi, karena mereka memiliki tempat atau wadah untuk mengeluarkan potensi dirinya. Sesuai dengan pendapat Santrock 2007:55 yang mengatakan bahwa teman sebaya berfungsi memberikan umpan balik mengenai kemampuan dirinya dari kelompok teman sebaya Moral Yang Dikembangkan Melalui Teman Sebaya a. Disiplin Adapun moral yang dikembangkan melalui teman sebaya di SMA Negeri 9 yang pertama adalah disiplin. Sesuai dengan hasil wawancara informan bernama Manda yang mengatakan bahwa teman kelompoknya biasanya mengingatkan dia tentang tugas yang harus dikumpul dengan tepat waktu. Mereka mulai menyadari tentang perilaku disiplin dan itu diterapkan bukan hanya untuk diri mereka sendiri namun melalui ikatan pertemanan yang mereka jalin dan mereka melakukan hal tersebut karena rasa peduli dan perhatian dengan temannya, juga mereka telah paham tentang kewajiban mereka sebagai siswa di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan teori tahap perkembangan moral Kohlberg pada tingkat konvensional, dimana pada tahap ini, individu menghargai kepercayaan, perhatian, juga tentang penilaian moral yang didasari oleh pemahaman tentang keteraturan di masyarakat, hukum, keadilan, dan kewajiban. (Santrock, 2007: ) b. Ikatan dalam kelompok atau solidaritas Harna 4

5 Seperti yang hasil wawancara pada informan Asisah, yang mengatakan bahwa dia akan pergi menjenguk apabila salah satu dari temannya ada yang sedang sakit. Begitu juga yang diungkapkan oleh informan Novi dan Ian, yang mengatakan bahwa mereka akan saling mengunjungi apabila salah satu dari mereka ada yang sakit dan mereka melakukan hal tersebut karena adanya rasa empati diantara mereka sebagai anggota dalam suatu kelompok. Tapi berbeda dengan Tika yang mengatakan bahwa dia hanya mau menjenguk temannya yang sakit apabila itu adalah teman kelompoknya atau teman sekelasnya, karena apabila itu sudah diluar kelompoknya atau diluar teman kelasnya dia tidak akan pergi karena dia malu atau mungkin tidak terlalu akrab dengan kelompok lain selain dengan kelompoknya sendiri. Perilaku ini sesuai dengan tahapan moral menurut Kohlberg (Santrock, 2007: ) pada tingkat konvensional tahap ketiga yaitu moral anak berkembang dimana mereka menghargai kepercayaan, perhatian, dan kesetiaan. Mereka saling memperhatikan satu sama lain seperti saling mengunjungi ketika ada yang sakit karena mereka mulai berfikir jika mereka baik terhadap orang lain maka orang lain juga akan baik kepadanya. c. Otonomi Otonomi dalam hal ini diartikan adalah seorang anak melakukan hal positif dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari orang lain atau melakukannya secara suka rela. Seperti yang diungkapkan Bella siswi di SMA Negeri 9 Makassar bahwa dia ingin belajar dan ke sekolah karena keinginannya sendiri bukan paksaan dari orang tua atau pihak keluarga yang lain, sehingga dia melakukan perbuatan itu benar-benar timbul dari dalam dirinya sendiri. Dia melakukan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan kehendaknya sendiri, sehingga dia sudah siap menerima segala resiko dari tindakannya sendiri. Pendapat di atas sesuai dengan tingkat pasca konvensional menurut Kohlberg (Santrock, 2007: ) pada tahap ke enam yaitu ketika kita dihadapkan dengan pertentangan hukum dan hati nurani, seorang anak akan menalar bahwa yang harus diikuti adalah hati nurani. Karena menurutnya ke sekolah dan belajar itu adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan karena itu akan menjadi bekal kita dimasa depan, sehingga kita tidak perlu dipaksa untuk melaksanakanya. Sehingga apapun resiko yang akan muncul harus dia hadapi. Bertindak secara moral berarti menaati suatu norma, yang menetapkan perilaku apa yang harus diambil pada suatu saat tertentu, bahkan sebelum kita dituntut untuk bertindak. Ruang lingkup moralitas adalah ruang lingkup kewajiban. Dan kewajiban adalah perilaku apa yang telah ditetapkan lebih dahulu, (Durkheim 1990:17). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang Peran teman sebaya terhadap pembentukan moral di SMA Negeri 9 Makassar yaitu peran meniru atau imitasi, internalisasi, introvert atau menjauhkan diri dan peran penyaluran bakat. Unsur moral yang dikembangkan melalui teman sebaya di SMA Negeri 9 Makassar adalah disiplin yang di tandai dengan mereka saling mengingatkan untuk selalau mengikuti tata tertib di sekolah dan keterikatan dalam kelompok atau solidaritas ditandai dengan mereka saling memberi perhatian satu sama lain. DAFTAR PUSTAKA Daradjat, Zakiah Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, Harna 5

6 Durkheim, Emile Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga Etzoni, Amitai Dimensi Moral. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Gunawan, Heri Pendidikan Karakter.Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Nasution, S. 2009, Sosiologi Pendidikan. Jakarta, PT Bumi Aksara Nata, Abuddin Manajemen Pendidikan (Mengatasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta.:Kencana Santrock, J W Remaja edisi 11 jilid 2. Jakarta. Erlangga. Santrock. J W Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Herwan Kurniawan. blogspot. co. id/2011/10/ perkembangan-moral-dan-sikap pada-anak. diakses pada tanggal 05 Oktober 2015.Pukul am Harna 6

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 5 PAREPARE. Kata Kunci: Peran Teman Sebaya Terhadap Pembentukan Moral Siswa

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 5 PAREPARE. Kata Kunci: Peran Teman Sebaya Terhadap Pembentukan Moral Siswa 35 PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 5 PAREPARE Oleh: HILDAYANTI Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar FIRMAN UMAR Dosen PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PERAN SEKOLAH SEBAGAI AGEN SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI MAN 3 MAKASSAR Salmiah Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peran sekolah sebagai agen

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN TATA TERTIB PADA PESERTA DIDIK DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR Hilphya Chory Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM UPAYA GURU DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ince Deriansyah Syam Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM SISTEM PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO KABUPATEN WAJO Muhammad Ferdhy Asdana Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM EKSISTENSI KELOMPOK BELAJAR DALAM MEMOTIVASI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR Destika Syahmi Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) faktor pendorong

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 BUA PONRANG KABUPATEN LUWU Lulu Sri Hartanti Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) proses terbentuknya motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PERANAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) DALAM PENDIDIKAN MORAL ANAK (STUDI KASUS DELAPAN ORANG AYAH DI DESA SONGING KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI) Nur Isma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK

Lebih terperinci

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuanuntukmengetahuigambarankedisiplinan

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM DAMPAK POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SISWA (STUDI PADA ANAK GURU DI SMA 1 CAMPALAGIAN KABUPATEN POLMAN) Siti Raodha Muttalib Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA RCL (REMAJA CINTA LINGKUNGAN) DI SMA NEGERI 12 MAKASSAR Wahyuni Haring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini betujuan 1) untuk mengetahui bagaimana solidaritas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS BERBASIS KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS BERBASIS KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS BERBASIS KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Mirzontoni SMA Negeri 1 Muara Pinang e-mail: mirzontoni@gmail.com Abstract: The objective of the research was

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN TATA TERTIB (STUDI PADA SISWA DI SMA NEGERI 18 MAKASSAR)

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN TATA TERTIB (STUDI PADA SISWA DI SMA NEGERI 18 MAKASSAR) FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN TATA TERTIB (STUDI PADA SISWA DI SMA NEGERI 18 MAKASSAR) Nurul Asmi Arsaf Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Penyebab Pelanggaran

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PERBEDAAN PRESTASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA PENDATANG DAN MAHASISWA LOKAL PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Muallim M Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan. Pemerintah berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang kedepan diharapkan muncul

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM KESADARAN DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Fevi Wulandari Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin dalam belajar merupakan hal yang penting di dalam pendidikan. Dengan menjalankan disiplin akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Disiplin belajar

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP RPP GURU DALAM MENGAJAR DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI (STUDI KASUS PADA GURU DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU) Saldy Ramlan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM ANALISIS KESULITAN BELAJAR ACADEMIC LEARNING DISABILITIES PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 LILIRIAJA KABUPATEN SOPPENG Yeni Purnama Syarif Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 5 MAKASSAR) Ayu Laksmi Andini Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Upaya guru memaksimalkan internet

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI Vivi Ratnasari, Tedy Rusman, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract: This research

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM KONTROL SOSIAL GURU PADA PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 WATANSOPPENG Suriana Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk megetahui kontrol sosial guru pada pelanggaran

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI Ahmad Fajrul Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini betujuan 1) untuk mengetahui bagaimana pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M. MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Prilaku Moral. mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

BAB II LANDASAN TEORI. A. Prilaku Moral. mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, BAB II LANDASAN TEORI A. Prilaku Moral 1. Pengertian Prilaku Moral Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PERANAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENANAMKAN SOLIDARITAS KEBANGSAAN PADA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 11 BULUKUMBA KECAMATAN BONTO TIRO KABUPATEN BULUKUMBA Indra Faizal Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM DAMPAK PENGASUHAN ANAK OLEH SINGLE PARENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDI PADA SISWA SMA NEGERI 1 ANGGERAJA) Misriani Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 8 MAKASSAR

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 8 MAKASSAR KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 8 MAKASSAR Syafriana Yanti Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagamaina Proses sosialisasi siswa

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM STRATEGI MENGAJAR GURU DALAM MENGENALI PERBEDAAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR Yosiani Iring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 2.282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 24 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 IMPLEMENTATION GUIDANCE STUDY AT THE FIRST GRADE

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN TATA TERTIB DALAM MEMBINA DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 1 LAPPARIAJA KABUPATEN BONE A. Rahmi Tenrisanna AM. Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENDIDIKAN RENDAH (STUDI PADA PETANI RAMBUTAN DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA) Nuralfi Khaerany Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Novi Susana*) Fitria Kasih**) Nofrita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang perjalanan kehidupan dan menjadi bagian yang dilalui dalam siklus perkembangan manusia. Dewasa ini disebut

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM POLA ASUH ORANGTUA ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR Noprianto Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) alasan orangtua mendidik atau menyuruh anaknya menjadi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMAN 15 MAKASSAR Riah Reski Sirajuddin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peran guru PKn dalam membentuk karakter disiplin siswa (Studi Deskriptif Analitis di

Lebih terperinci

Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM PROSES ADAPTASI MAHASISWA BARU DI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Sri Rahayu Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT REMAJA DESATERHADAP PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS PADA REMAJA DI DESA BALIREJO KECAMATAN ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR ) Gede Arnawan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Lebih terperinci

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Pendidikan Nilai Nasionalisme... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.773 PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO EDUCATION OF NATIONALISM VALUE IN SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Oleh: Sarah

Lebih terperinci

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 8 13 Periode Wisuda November 2016 PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini merupakan permasalahan yang perlu segera diselesaikan. Berbagai tayangan televisi yang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah mahasiswa di Indonesia cenderung meningkat. Latief (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT.

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT. HERU SASONGKO, S.FARM.,APT. PROFESI FARMASI DI MASYARAKAT 4/1/2013 2 SWOT ANALYSIS KEKUATAN : KECENDERUNGAN MAYORITAS WANITA BASIC KNOWLEDGE YANG DAPAT DIANDALKAN REGULASI YANG MENYANGKUT PROFESI FARMASI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I IMPLEMENTASI KARAKTER BERSAHABAT DAN PEDULI SOSIAL PADA SISWA SMP (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN DISIPLIN MELALUI BUDAYA SEKOLAH PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA

PENERAPAN DISIPLIN MELALUI BUDAYA SEKOLAH PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA 46 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-5 Tahun 2016 PENERAPAN DISIPLIN MELALUI BUDAYA SEKOLAH PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA DISCIPLINE IMPLEMENTATION THROUGH

Lebih terperinci

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang. Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI EDUKATIF DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 BUNGORO KABUPATEN PANGKEP Tri Suzanti Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pelaksanaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA 88 Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 56 Jakarta HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA Novita Puspawati

Lebih terperinci

Pengertian etika = moralitas

Pengertian etika = moralitas Pengertian etika Meet-1 Creat By.Hariyatno.SE,Mmsi 1. Pengertian Etika Etika berasal dari dari kata Yunani Ethos (jamak ta etha), berarti adat istiadat Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh: Umi Fauziyah Saputri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI

BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI BAB III GAMBARAN PERILAKU NEGATIF SANTRI A. Perilaku Negatif Santri 1. Merokok Masa remaja adalah masa perubahan, masa dimana anak muda mencoba hal-hal yang baru dan menghadapi berbagai pengalaman baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya dan sekolah merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan rendahnya disiplin diri, barangkali para remaja menganggap banyak

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan rendahnya disiplin diri, barangkali para remaja menganggap banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kian maraknya pelanggaran moral oleh remaja dapat dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri, barangkali para remaja menganggap banyak hal yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

Fakhruddin *), Elva Eprina, dan Syahril Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

Fakhruddin *), Elva Eprina, dan Syahril Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru Jurnal Geliga Sains 4 (1), 18-22, 2010 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X SIKAP ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER MELALUI MODEL KOOPERATIF

Lebih terperinci

PERAN WALI KELAS SEBAGAI PELAKSANA BK DALAM MENANAMKAN KARAKTER DISIPLIN DAN JUJUR PADA SISWA KELAS TINGGI SDN 2 KADIPIRO TAHUN AJARAN 2016/2017

PERAN WALI KELAS SEBAGAI PELAKSANA BK DALAM MENANAMKAN KARAKTER DISIPLIN DAN JUJUR PADA SISWA KELAS TINGGI SDN 2 KADIPIRO TAHUN AJARAN 2016/2017 PERAN WALI KELAS SEBAGAI PELAKSANA BK DALAM MENANAMKAN KARAKTER DISIPLIN DAN JUJUR PADA SISWA KELAS TINGGI SDN 2 KADIPIRO TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah generasi masa depan, penerus generasi masa kini yang diharapkan mampu berprestasi, bisa dibanggakan dan dapat mengharumkan nama bangsa pada masa sekarang

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giatgiatnya membangun. Agar pembangunan ini berhasil dan berjalan dengan baik, maka diperlukan partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara psikologis masa remaja dikatakan sudah mencapai masa remaja yaitu ketika sudah menginjak usia 14-18 tahun. Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MEMBINA SOLIDARITAS SOSIAL SISWA KELAS XI IPS KUALA MANDOR B

PERAN GURU DALAM MEMBINA SOLIDARITAS SOSIAL SISWA KELAS XI IPS KUALA MANDOR B PERAN GURU DALAM MEMBINA SOLIDARITAS SOSIAL SISWA KELAS XI IPS KUALA MANDOR B Vinsensius Yopi, Sulistyarini, Nuraini Asriati Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak Email : yopi.vinsensius@gmail.com

Lebih terperinci

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakara) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan memiliki

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

ARTIKEL MIGO WAHYU AKNIMAL NPM

ARTIKEL MIGO WAHYU AKNIMAL NPM PELAKSANAAN PERMENDIKBUD NO. 65 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSES (PENDEKATAN SAINTIFIK) PADA KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IPS SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL MIGO WAHYU AKNIMAL NPM.

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa tahap perkembangan. Keseluruhan tahap perkembangan itu merupakan proses yang berkesinambungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) Isnita Lastyarini, Usada, Siti Kamsiyati PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci