BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan kedokteran terus berkembang diikuti oleh perkembangan dalam pendidikan kedokteran. Mahasiswa diharapkan mampu memecahkan masalah kesehatan serta mempunyai keterampilan belajar sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan para calon dokter mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran, fakultas kedokteran mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kurikulum, pengajaran dan strategi belajar. Semua ini bertujuan supaya mahasiswa mampu menerima informasi yang begitu banyak, berpikir kritis, memecahkan masalah serta memahami dan mengintegrasikan ilmu dasar dan ilmu klinik (Daley & Torre, 2010; Poykoc, Mengi, Kamay, Onkol, Ozgur, Pilli & Yildirum, 2004). Peta pikiran merupakan salah satu strategi dan alat belajar yang dikembangkan untuk membantu mahasiswa memahami informasi. Peta pikiran dalam pendidikan berfungsi sebagai alat untuk menyusun informasi, meningkatkan memori, mengulang pelajaran, menyimpulkan, curah pendapat, berpikir kritis dan meningkatkan kreativitas. Peta pikiran adalah cara untuk mencatat dengan mudah dan mengingat informasi dengan cepat serta merupakan salah salah satu alat metakognitif dalam belajar (Buzan & Buzan, 1993; Brinkmann, 2003; Long & Carlson, 2011; Ramanigopal, Palaniappan & Mani, 2012). Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori belajar konstruktivisme. Teori ini pertama kali diusulkan oleh Piaget pada tahun Menurut Piaget seseorang membentuk pengetahuan baru dengan mentransformasikan, mengorganisasikan dan menyusun kembali pengetahuan dan informasi yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran konstruktif terjadi pada saat mahasiswa membuat peta pikiran dengan memasukan ide sendiri berdasarkan pengalaman mereka. Pembelajaran terjadi pada saat mahasiswa membuat kreasi dan pemahaman dalam pikirannya sendiri. Pada saat membuat peta pikiran mahasiswa menemukan sendiri hubungan antara konsep (Santrock, 1

2 2 2011; Cherry, 2004; Buzan & Buzan, 1993; Novak, 2011; Ramanigopal et al., 2012; Martin, 2011). Penelitian tentang peta pikiran dalam pendidikan sudah banyak dilakukan termasuk pendidikan kedokteran. Farrand, Hussain & Hannessy (2002) meneliti keefektifan peta pikiran dalam meningkatkan kemampuan mengingat informasi yang tertulis serta motivasi pada mahasiswa kedokteran. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa peta pikiran dapat meningkatkan memori jangka panjang tetapi tidak meningkatkan motivasi. D Anthoni, Zipp, Olson & Cahill (2010) meneliti pengaruh peta pikiran dalam mengingat informasi dan berpikir kritis pada mahasiswa kedokteran, hasilnya tidak ada perbedaan pengetahuan mahasiswa dan berpikir kritis. Wikramasinghe, Widanapathirana, Kuruppu, Liyanage & Karinathilake (2007) juga meneliti keefektifan peta pikiran sebagai alat strategi belajar mahasiswa dalam peningkatan pengetahuan. Hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan dalam memori jangka pendek. Penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti tersebut adalah kegunaan peta pikiran sebagai alat pencatat atau note taking. Fun & Maskat (2010) meneliti pengaruh peta pikiran yang digunakan dosen untuk mengajar dibandingkan dengan peta pikiran yang dibuat oleh mahasiswa pada mahasiswa akutansi. Hasilnya menunjukan bahwa peta pikiran yang dibuat mahasiswa lebih meningkatkan nilai ujian mahasiswa. Evrekli, Inel & Balim (2009) meneliti pendapat para calon guru pada jurusan sains dan teknologi pendidikan terhadap penerapan peta pikiran sebagai metode pengajaran. Hasilnya menunjukan bahwa peta pikiran dapat mempertahankan informasi dan menfasilitasi mahasiswa untuk mengingat informasi. Penelitian Nada, Kholief, Tawfik & Mewally (2009) melihat efektifitas peta pikiran pada perangkat seluler. Peta pikiran ini dapat meningkatkan motivasi dan cara berpikir mahasiswa. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan Problem-Based Learning (PBL), kuliah, praktikum dan keterampilan klinis sejak tahun Dari berbagai penelitian menyebutkan PBL dapat mengaktifkan mahasiswa dalam belajar dan belajar secara mandiri. Peta pikiran merupakan salah satu alat untuk belajar mandiri di luar kelas. Pada saat curah pendapat dan langkah kelima dalam diskusi PBL mahasiswa menggunakan peta pikiran. Survei awal dilakukan pada bulan November 2012 dengan membagikan kuesioner tentang cara dan strategi

3 3 belajar. Strategi belajar mahasiswa angkatan 2009, 2010 dan 2011 sebagian besar adalah mengulang pelajaran, membuat ringkasan, mencatat ulang, membaca buku, membaca bahan dari dosen dan diskusi dengan teman. Hanya sedikit yang menggunakan peta pikiran dalam mencatat, menyimpulkan pelajaran atau dalam diskusi PBL. Sedangkan sebanyak 100 orang mahasiswa angkatan 2012 sudah menggunakan peta pikiran sejak pertama masuk kuliah. Wawancara dengan mahasiswa yang menggunakan peta pikiran mengatakan bahwa mereka mendapatkan latihan membuat peta pikiran pada saat sekolah menengah atas dan waktu bimbingan belajar masuk perguruan tinggi. Peta pikiran dapat membantu mereka dalam mengingat informasi karena konsep yang dipelajari menjadi terstruktur. Peta pikiran digunakan untuk mencatat, mengulang dan merangkum buku serta slide dosen di rumah serta persiapan dan pada saat diskusi PBL. Pada saat kuliah di kelas, mereka tidak menggunakan peta pikiran karena waktunya terbatas. Sebagian kecil mahasiswa mengatakan bahwa mereka menggunakan peta pikiran dalam perangkat elektronik seperti laptop dan tablet. Sedangkan mahasiswa yang tidak menggunakan peta pikiran, mengatakan bahwa mereka belum tahu cara menggunakan teknik membuat peta pikiran, peta pikiran cukup rumit dan tidak sesuai dengan cara belajar mereka. Hasil observasi dari catatan mahasiswa menunjukan sebagian besar mereka hanya menggunakan peta pikiran untuk satu topik dan belum secara keseluruhan. Hanya satu orang yang membuat peta pikiran yang lengkap, membuat gambar, warna dan cabang-cabang sub topik. Dengan banyaknya mahasiswa menggunakan peta pikiran dalam belajar, hal ini menunjukan bahwa peta pikiran cukup disenangi oleh mahasiswa. Sedangkan mahasiswa angkatan kedua dan ketiga FK Unila hanya sebagian kecil menggunakan peta pikiran. Berdasarkan data nilai ujian blok mahasiswa sejak tahun 2009 sampai 2012 diperoleh nilai rata-rata ujian akhir blok cukup lemah. Mahasiswa angkatan 2008 selama tahun pertama nilai rata-rata ujian akhir blok adalah 50, tahun kedua 47,5, tahun ketiga 54,6. Mahasiswa yang masuk tahun 2009 selama tahun pertama nilai rata-rata ujian akhir blok adalah 57,7, pada tahun kedua 56,3. Mahasiswa angkatan 2010 nilai rata-rata ujian akhir blok Bioetika adalah 64,5, blok Basic Medical Science 2 (dasar kedokteran) 41,9. Sedangkan angkatan 2011 nilai rata-rata ujian akhir blok Medical Basic Science adalah 28,3.

4 4 Huitt (2003) mengatakan bahwa hasil belajar mahasiswa dipengaruhi oleh perilaku mahasiswa, motivasi, gaya belajar, intelejensi, perilaku dan bagaimana mereka belajar. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik dapat meningkatkan proses belajar. Gaya belajar juga mempengaruhi hasil belajar karena setiap mahasiswa mempunyai gaya belajar sendiri seperti visual, audio, kinestetik dan membaca. Penelitian Ogundokun (2011) mendapatkan bahwa gaya belajar, lingkungan dan kecemasan meramalkan hasil belajar seseorang. Blok Medical Basic Science 3 (MBS 3) adalah blok yang dilaksanakan pada semester 2. Blok ini merupakan integrasi dari cabang ilmu patologi anatomi, patologi klinik, psikologi, epidemiologi, ilmu penyakit anak, ilmu kesehatan masyarakat, anatomi, fisiologi dan histologi. Tujuan umum blok ini adalah mampu memahami siklus kehidupan dan prilaku sehat. Sistem penilaian setiap blok di FK Unila terdiri dari ujian Multiple Choice Questions (MCQ), Student Oral Case Assessment (SOCA) dan Objective Structure Clinical Examination (OSCE). Ujian MCQ dan SOCA dilaksanakan untuk menguji pengetahuan (kognitif) mahasiswa yang diadakan setiap akhir blok. OSCE diadakan setiap akhir semester untuk menguji keterampilan yang sudah dipelajari mahasiswa selama satu semester. Materi ujian OSCE berasal dari keterampilan klinik pada blok yang dilaksanakan selama satu semester. Mahasiswa angkatan pertama sudah menggunakan peta pikiran dalam belajar. Seharusnya hasil ujian mereka lebih baik dari pada mahasiswa yang tidak menggunakan peta pikiran. Peta pikiran yang dibuat mahasiswa perlu dinilai dengan menggunakan suatu instrumen. MMR (Mind Map Rubric) berguna untuk menilai peta pikiran yang dibuat mahasiswa. Jika nilai MMR tinggi berarti mahasiswa mampu mengkonstruksi pelajaran lebih mendalam, memahami pelajaran dan hasil belajar lebih tinggi. B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara skor Mind Map Rubric (MMR) dan hasil belajar mahasiswa (MCQ dan SOCA)?

5 5 C. Tujuan Penelitian 1. Melakukan adaptasi dari Mind Map Rubric (MMR) dengan uji validitas dan reliabilitas. 2. Melakukan adaptasi kuesioner gaya belajar (VARK) dan motivasi (MSLQ) dengan uji validitas dan reliabilitas. 3. Menilai peta pikiran yang dibuat oleh mahasiswa dengan MMR. 4. Menilai hubungan skor MMR dan hasil belajar (MCQ dan SOCA) dimoderasi oleh jenis kelamin, gaya belajar dan motivasi. D. Manfaat Penelitian a. Teoritis Pengembangan teori belajar konstruktivisme dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan peta pikiran. b. Praktis 1. Bagi institusi dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. 2. Pengembangan strategi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa terlibat aktif dalam belajar, memahami dan mendapatkan nilai lebih baik. E. Keaslian penelitian Penelitian ini adalah replikasi penelitian Farrand et al., Tujuan penelitian Farrand et al., 2002 adalah melihat keefektifan peta pikiran untuk meningkatkan mengingat informasi dan motivasi pada mahasiswa kedokteran tahun kedua dan ketiga Universitas London. Rancangan penelitiannya adalah kuasi eksperimental dengan cara mengelompokan mahasiswa dengan karakteristik yang sama menjadi dua kelompok yaitu kelompok menggunakan

6 6 peta pikiran dan kelompok dengan kelompok teknik belajar pilihan sendiri. Data dasar mahasiswa diambil serta pada saat yang sama diberikan teks tentang transportasi sebanyak 600 kata dan tes singkat. Mahasiswa membuat kata kunci, membaca ulang atau menggaris bawahi. Setelah 10 menit teks tersebut dikumpulkan. Kemudian diberikan pre-tes selama 5 menit dengan 3 pertanyaan tentang teks tersebut. Kemudian mengumumkan kepada kelompok kontrol untuk kembali 30 menit lagi. Sedangkan kelompok peta pikiran dilatih teknik peta pikiran dan menyuruh mereka menerapkannya pada teks yang diberikan. Kemampuan mengingat diuji (15 pertanyaan esai) setelah intervensi dan seminggu sesudahnya. Motivasi mahasiswa juga dinilai. Analisis data dengan menggunakan ANOVA untuk membandingkan masing masing hasil ujian esai antar kelompok peta pikiran dan kontrol serta skor motivasi. Hasilnya adalah meningkat kemampuan mengingat lebih besar 10% dari data awal. Sedangkan motivasi kelompok membuat peta pikiran lebih lemah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Farrand et al., 2002 adalah sama-sama melihat pengaruh atau hubungan peta pikiran dengan hasil belajar mahasiswa serta melihat motivasi. Perbedaannya adalah pada rancangan penelitian kali ini adalah survei. Subjek penelitian ini 169 mahasiswa tahun pertama yang mengambil blok Medical Basic Science 3 angakatan 2012/2013. Peta pikiran dinilai berdasarkan instrumen adaptasi yaitu Mind Maps Rubric (MMR). MMR divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Mahasiswa diminta merangkum materi pelajaran setiap minggu yang sesuai dengan topik perminggu selama blok Medical Basic Science 3. Kuesioner gaya belajar (VARK) dan motivasi (MSLQ) juga diberikan kepada mahasiswa. Kuesioner VARK dan MSLQ divalidasi terlebih dahulu. Pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan analisis multivariat untuk menilai hubungan antara skor MMR, jenis kelamin, gaya belajar, motivasi dan hasil belajar (MCQ dan SOCA).

PENGARUH PETA PIKIRAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEDOKTERAN

PENGARUH PETA PIKIRAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEDOKTERAN PENGARUH PETA PIKIRAN TERHADAP PENGETAHUAN MAHASISWA KEDOKTERAN Rika Lisiswanti Lampung Abstrak Latar belakang. Peta pikiran merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk belajar bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam. juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja.

BAB I PENDAHULUAN. yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam. juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang dialami oleh individu namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan Van der Vleuten, 2011). Bagi institusi, ujian menjadi gambaran kualitas keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.A.

BAB I PENDAHULUAN I.A. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai

Lebih terperinci

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,

Lebih terperinci

KONTRAK BLOK Biomedical Science (BMS) TAHUN AJARAN 2017/2018

KONTRAK BLOK Biomedical Science (BMS) TAHUN AJARAN 2017/2018 KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro no. 1 Telp (0721)7691197 Bandar Lampung KONTRAK BLOK Biomedical Science

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

The Relation Ship Learning Styles And Student s Achievement Of Lampung University Faculty Of Medicine

The Relation Ship Learning Styles And Student s Achievement Of Lampung University Faculty Of Medicine The Relation Ship Learning Styles And Student s Achievement Of Lampung University Faculty Of Medicine Rika Lisiswanti Departement of Medical Education, Lampung University Faculty of Medicine Abstract Background.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan mendasar bagi calon perawat dalam pemahaman patofisiologi, penilaian klinis, dan prosedur keperawatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat Skills lab) memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) telah populer di pendidikan kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah kasus (Barral dan Buck, 2013). Problem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi sistem koloid adalah materi pembelajaran dalam ilmu kimia yang memerlukan pemahaman konseptual, nyata dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai aspek bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai aspek bidang kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai aspek bidang kehidupan seperti ekonomi, teknologi, pendidikan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil penelitian Program for International Student Assesment (PISA) 2012 yang befokus pada literasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengukuhkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berpotensi dan berkompetensi. Melalui pendidikan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran yang sekarang ini diharapkan banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian tentang bimbingan belajar berbasis teknik mind map untuk meningkatkan daya ingat peserta didik underachiever dengan menggunakan eksperimen kuasi menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang; a. Paradigma penelitian; b. Desain penelitian; c. Prosedur penelitian; d. Subjek penelitian; e. Instrumen penelitian; f. Tehnik pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Statistik data mahasiswa Pendidikan Dokter (DAA UGM, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Statistik data mahasiswa Pendidikan Dokter (DAA UGM, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penerimaan mahasiswa baru di Indonesia dan jumlah mahasiswa aktif dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, tidak terkecuali di Universitas Gadjah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional

Lebih terperinci

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL 30 Vol. 4, No. 1, Januari - Juni 2012 Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL Problem Based Learning (PBL) in Competence Based Curriculum and

Lebih terperinci

666 Isu-Isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajarannya

666 Isu-Isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajarannya PENGGUNAAN PETA PIKIRA (MIND MAPPING) SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KREATIVITAS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PADA MATAKULIAH METODOLOGI PENELITIAN BERBASIS LESSON STUDY Fatimah Nurmala Sari 1), Herawati

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011 OPTIMALISASI PEMBELAJARAN KIMIA PEMISAHAN MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN MODEL PETA KONSEP Elvinawati Program Studi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB elvinawati_chemist@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pendidikan suatu negara adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pendidikan suatu negara adalah terbentuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pendidikan suatu negara adalah terbentuknya individu yang cakap dan mandiri melalui suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSPDG UMY) telah berdiri sejak tahun 2004. PSPDG UMY merupakan salah satu program studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Lingkungan sebagai salah satu sains merupakan sebuah proses dan produk. Proses yang dimaksud disini adalah proses melalui kerja ilmiah,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra

PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Oentarini Tjandra Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara ABSTRAK Seiring dengan diterapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017 VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan handa_yani08@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Luthfi Faza Afina Riza Walida 1) Rudiana Agustini 2), Tukiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan rancangan pre and post test with control group design. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diungkapkan oleh Piaget (Carin, 2000) yang mengemukakan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN. yang diungkapkan oleh Piaget (Carin, 2000) yang mengemukakan tentang cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala alam, sehingga penguasaan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTENTIK ASSESMEN BERUPA PENILAIAN PROYEK DENGAN PRODUK MIND MAPPING PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN AUTENTIK ASSESMEN BERUPA PENILAIAN PROYEK DENGAN PRODUK MIND MAPPING PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK JURNAL INOVASI DAN PEMBELAJARAN FISIKA ISSN: 2355 7109 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya Jl. Palembang Prabumulih KM 32 Indralaya KAb. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat

Lebih terperinci

Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sistem Pendidikan di Fakultas Kedokteran Unand 1. Tahun 1955 1983 : Paradigma Klinik 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tinggi lainnya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL Oleh: Vinsensia Ulia Rita Sila Ludgardis Ledheng FKIP Universitas Timor, NTT ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET KULIAH PENGANTAR MODUL RISET TUJUAN Lulusan FKUI mampu menyelesaikan permasalahan kedokteran/ kesehatan dengan melakukan RISET atau PROBLEM SOLVING CYCLE: MENILAI HASIL SOLUSI MELAKSANAKAN RENCANA SOLUSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penerapan konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Gaya Berpikir Kreatif-Kritis Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kritis yaitu dengan memulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan wahana mengembangkan kemampuan. Salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan berfikir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi lingkungan hidup yang selalu mengalami perubahan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat

Lebih terperinci

Hikmah Muktamiroh. Mila Citrawati. Anisah. Dipresentasikan pada. The 8th Jakarta Meeting on Medical Education,

Hikmah Muktamiroh. Mila Citrawati. Anisah. Dipresentasikan pada. The 8th Jakarta Meeting on Medical Education, Evaluasi terhadap analisa pertanyaan MCQ OSPE berdasar Digital Mark Reader (DMR): Suatu upaya untuk mengetahui kemampuan dosen membuat soal dan kemampuan mahasiswa menjawab soal Hikmah Muktamiroh Mila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gawai elektronik atau smartphone memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai macam hal seperti browsing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : LAMPIRAN Lampiran 1 PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nim : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental-kuasi (quasi-experimental research). Penelitian kuasi eksperimen digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) merupakan Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia yang berdiri pada tanggal 5 maret 1946. Memiliki visi dan misi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. yang diberikan semakin besar, termasuk juga di bidang pendidikan. Tekanan yang

Bab I. Pendahuluan. yang diberikan semakin besar, termasuk juga di bidang pendidikan. Tekanan yang 1 Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Manusia akan selalu menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Baik persoalan yang ringan maupun persoalan yang berat. Pada masa kini tuntutan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, pelaku pendidikan itu yakni guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Halaman Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv viii ix x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi lulusan pendidikan ilmu kesehatan termasuk pendidikan ilmu kedokteran gigi meliputi kognitif, skill, dan afektif. Kompetensi kognitif, skill dan afektif

Lebih terperinci

LOG BOOK PRAKTIKUM BLOK 1.1 DASAR PROFESSIONALISME DOKTER

LOG BOOK PRAKTIKUM BLOK 1.1 DASAR PROFESSIONALISME DOKTER LOG BOOK PRAKTIKUM BLOK 1.1 DASAR PROFESSIONALISME DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014 MINGGU I 1. TEKNIK MENCARI LITERATUR DI PERPUSTAKAAN (P1.1) Tujuan Pembelajaran: 1. Mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lainlain

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lainlain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lainlain (Sardiman, 2003).

Lebih terperinci

Kata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK.

Kata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK. GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (721-730) (PEMIKIRAN) IMPLEMENTASI KBK DI FAKULTAS KEDOKTERAN (Studi Pustaka tentang KBK) Satimin Hadiwidjaja Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Abstrak :Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan meliputi hubungan antar variabel-variabel seperti yang tercantum dalam Gambar 3.1. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya

Lebih terperinci

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ramona Safitri, M. Arifuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam

Lebih terperinci