HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KEADAAN UMUM 1. Gambaran umum beras berlabel Hasil pengamatan dan uji laboratorium oleh IPB tahun 2006 menunjukkan bahwa rataan keaslian beras Pandanwangi asli pada beras berlabel Pandanwangi yang dijual adalah 24,7%, artinya 75,3% merupakan beras pencampur (bukan Pandanwangi). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada korelasi antara besarnya tingkat kemurnian dengan tingginya harga jual beras berlabel Pandanwangi (Tabel 3). Hal ini menandakan bahwa mahal tidaknya beras Pandanwangi sangat ditentukan oleh motif bisnis dalam rangka memperoleh keuntungan sebanyak banyaknya. Tabel 3. Hasil uji kemurnian beras No. Merek Harga (Rp/kg) PW (%) BPW (%) BP (%) 1 A ,25 46,61 11,14 2 H ,47 41,74 18,79 3 F ,78 68,06 12,16 4 G ,91 60,92 5,17 5 D ,54 45,16 30,30 6 E ,64 45,05 34,31 7 I ,82 59,84 23,34 8 C ,84 56,62 31,54 9 B ,04 60,18 26,78 Sumber : LPPM IPB, 2006 Keterangan : PW: Pandanwangi, BPW: Bukan Pandanwangi, BP : Butir Patah Kementrian Pertanian saat ini mengembangkan sistem produksi dan pemasangan beras berlabel. Hal itu dilakukan untuk menjamin keaslian beras dari upaya pengoplosan yang merugikan konsumen sekaligus menstabilkan harga jual gabah di tingkat petani. Sistem pelabelan beras ini dianggap perlu untuk memperkecil kemungkinan penipuan terhadap masyarakat terkait banyaknya produk beras bermerek yang isinya tidak sesuai jenis beras yang tercantum dalam kemasan.

2 35 2. Gambaran umum daerah kajian Jakarta Utara adalah salah satu kota di DKI Jakarta. Jakarta Utara memiliki luas wilayah 143,21 km 2 dan membawahi 6 kecamatan. Jumlah penduduk di Jakarta Utara mencapai jiwa dengan komposisi jiwa adalah pria dan jiwa adalah perempuan. Penduduk yang telah menamatkan pendidikan tingkat atas mencapai 29,68% sedangkan yang menikmati pendidikan tingkat diploma dan universitas mencapai 6,53%. Profil pendidikan penduduk yang relatif mapan, membuat perekonomian Jakarta Utara bergerak di atas aktivitas industri pengolahan. Kontribusi sektor ini pada pembentukan Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB (atas dasar harga konstan 2000) mencapai 46,2% atau setara dengan Rp 27,3 trilyun lebih. Aktivitas ekonomi industri pengolahan tersebar di 6 kecamatan. Pengelompokan industri pengolahan berbasis wilayah (klaster) terdapat di Kecamatan Penjaringan, Cilincing dan Priok, sedangkan pusat pemukiman warga terdapat di Kecamatan Koja, Pademangan dan Kelapa Gading. Nilai tambah industri terbesar adalah pakaian jadi, makanan dan minuman, tekstil, barang-barang dari karet, logam kecuali mesin dan peralatan serta penerbitan, percetakan dan reproduksi media. Tingginya nilai tambah pada enam sub-sektor pengolahan tersebut didorong oleh tingginya jumlah permintaan pada pasar domestik dan pasar dunia. Luas wilayah daratan Jakarta Utara saat ini mencapai 143,21 km 2 dan secara administratif dibagi menjadi 6 Wilayah Kecamatan dan 31 Wilayah Kelurahan. Luas 6 Wilayah Kecamatan dan 31 Wilayah Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 4. Di kecamatan koja sendiri, terdapat 6 Wilayah Kelurahan, yaitu Kelurahan Rawa Badak Utara dengan luas wilayah terkecil (1,33 km 2 ), Kelurahan Koja dengan wilayah terbesar (3,27 km 2 ), Kelurahan Lagoa dengan 1,58 km 2, Kelurahan Tugu Selatan dengan 1,86 km 2, Kelurahan Rawa Badak Selatan dengan luas wilayah 1,33 km 2 dan Kelurahan Tugu Utara dengan luas 2,37 km 2. Kantor Kecamatan Koja ada di Jl. Mangga Koja Dua No. 1 - Jakarta Utara, dengan kode Pos dan nomor Telepon

3 36 (021) Luas wilayah 6 Kelurahan di Kecamatan Koja dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Luas 6 wilayah kecamatan dan 31 wilayah kelurahan KECAMATAN LUAS ( km 2 ) KELURAHAN RW RT Penjaringan Tanjung Priok ,237 Koja Cilincing Pademangan Kelapa Gading TOTAL ,676 Sumber : BPS, 2008 a Tabel 5. Luas wilayah 6 kelurahan di Kecamatan Koja KELURAHAN LUAS (km 2 ) KK RW RT Rawa Badak Utara 1,33 8, Koja 3,27 9, Lagoa 1,58 15, Tugu Selatan 1,86 4, Rawa Badak Selatan 1,33 7, Tugu Utara 2,37 9, TOTAL 11,74 55, Sumber : BPS, 2008 b Jumlah KK terbanyak ada di Kelurahan Lagoa sebanyak dan di dominasi oleh masyarakat menengah ke bawah, karena itu kelurahan tersebut banyak dibilang paling kumuh diantara kelurahan-kelurahan yang lain. Kelurahan Rawa Badak Selatan memiliki KK yang paling sedikit, yaitu 7,79 KK. 3. Karakteristik responden Responden yang digunakan dalam kajian ini berjumlah 150 orang. Karakteristik umum responden pembeli beras berlabel dalam kajian ini dapat ditunjukkan dari usia, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendidikan

4 37 terakhir, status dalam keluarga dan besar pengeluaran keluarga per bulan (Tabel 6). Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa responden pembeli beras berlabel didominasi oleh konsumen berusia antara tahun (60%). Banyaknya konsumen pada tingkatan umur di atas, karena beras berlabel banyak dikonsumsi oleh sebagian kalangan golongan usia menengah dan keluarga muda. Pada tingkatan umur tersebut, seseorang memiliki komitmen memikirkan kesehatan keluarganya, sehingga menjaga menjadi prioritas daripada mengobati. Tabel 6. Karakteristik umum responden beras berlabel No Karakteristik Responden Persentase (%) 1 Usia (Tahun) < > Pekerjaan Pegawai negeri 58 Pegawai swasta 12 Pengusaha 7 Ibu rumah tangga 23 3 Jumlah Anggota Keluarga (Orang) < > Pendidikan Terakhir SMA kebawah 13 Diploma 33 Sarjana ke atas 54 5 Status Dalam Keluarga Ayah (suami) 22 Ibu (istri) 75 Anak 3 6 Rataan Pengeluaran (Rp) < Rp > Sebagian besar dari responden mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri (58%). Besar pengeluaran responden yang dikeluarkan per bulan Rp Rp (67%). Berdasarkan besar pengeluaran yang

5 38 dilakukan dapat digolongkan bahwa sebagian konsumen beras berlabel merupakan kelas menengah ke atas. Tingkat pendidikan didominasi oleh responden yang berpendidikan sarjana ke atas sebesar 54%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan mencerminkan pengaruh konsumen di dalam pengambilan keputusan pembelian beras berlabel. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap penerima dan pengartian informasi yang diperolehnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pola pikirnya semakin sistematis dan ingin mendapatkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya (Sumarwan, 2003). Jumlah keluarga responden kebanyakan berjumlah 3-7 orang (74%). Jumlah keluarga responden menunjukkan jumlah pengeluaran yang digunakan keluarga dalam mengkonsumsi atau membelanjakan barang dan jasa. Semakin besar jumlah anggota keluarga biasanya kecenderungan mengkonsumsi semakin besar. Sebagian besar responden berstatus ibu/istri (75%). Status dalam keluarga seseorang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam pembelian beras berlabel. Hal ini sesuai pengamatan di lapangan yang menunjukkan pembeli banyak diwakili oleh kaum perempuan. B. ANALISIS KEPUTUSAN DALAM MENGKONSUMSI BERAS BERLABEL Proses Keputusan Pembelian Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja, tetapi melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan. Berdasarkan model Engel, dkk (1994) terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian konsumen, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) pembelian dan (5) perilaku setelah pembelian. Begitu pula dalam proses keputusan pembelian beras berlabel.

6 39 a. Pengenalan Kebutuhan Pada tahapan pertama yaitu pengenalan kebutuhan, proses keputusan pembelian beras berlabel oleh konsumen dimulai ketika merasakan dan mulai mengenal akan produk tersebut. Pada umumnya, konsumen mulai mengenal kebutuhan akan beras berlabel tersebut pada saat konsumen mulai menyadari manfaat yang diperoleh, jika membeli beras berlabel tersebut. Hasil analisis menunjukkan keseluruhan responden menyatakan bahwa manfaat yang dicari dari pembelian beras berlabel adalah terjamin mutunya. Manfaat lainnya yang dicari dari pembelian beras berlabel adalah mudah untuk di bawa. Manfaat yang dicari konsumen dalam pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Manfaat pembelian beras berlabel bagi konsumen Manfaat Persentase (%) Terjamin Mutu 75 Praktis 23 Lainnya 2 Jumlah 100 Setelah diketahui manfaat yang dicari, maka ada beberapa motivasi tertentu yang mendorong konsumen dalam pembelian beras berlabel seperti faktor harga, kemudahan memperoleh, kemasan yang menarik, mutu yang terjamin dan higienis. Sumber motivasi utama dalam pembelian beras berlabel adalah faktor harga yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian beras berlabel. Sedangkan faktor lainnya atau faktor kepraktisan menjadi salah satu faktor kecil yang memberi motivasi dalam pembelian beras berlabel. Faktor yang menjadi sumber motivasi konsumen dalam pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 8. Berkaitan dengan manfaat yang dicari oleh sebagian konsumen dalam pembelian beras berlabel, yaitu faktor terjamin mutu maka dapat dipahami, apabila alasan konsumen jika tidak membeli beras berlabel merasa ada yang kurang, yaitu 63% dari total responden. Namun

7 40 demikian, 37% dari total responden yang menyatakan biasa bila tidak membeli beras berlabel. Tabel 8. Motivasi pembelian beras berlabel bagi konsumen Motivasi Persentase (%) Harga yang terjangkau 52 Kemudahan memperoleh 10 Kemasan yang menarik 6 Higienis 13 Mutu terjamin 17 Lainnya 3 Jumlah 100 b. Pencarian Informasi Setelah konsumen merasakan dan mengenali kebutuhan yang ingin dipenuhinya melalui pemahaman manfaat yang dicari, serta adanya alasan konsumen dalam mengkonsumsi beras berlabel, sehingga konsumen akan mencari informasi sebanyak mungkin tentang beras berlabel yang ingin dibelinya. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara internal berdasarkan ingatan (pengalaman) dan secara eksternal melalui sumber pribadi (keluarga dan teman) dan sumber komersial (iklan, promosi). Sumber informasi menjelaskan darimana konsumen dapat mengetahui atau mendapatkan informasi mengenai suatu produk. Hasil survei menunjukkan bahwa 43% mengenai beras berlabel yang diperoleh konsumen secara eksternal berasal dari teman. Sumber lainnya menjadi faktor kecil dari sumber informasi. Adanya sumber informasi tersebut merangsang pembelian, karena diantara konsumen dan sumber informasi sudah saling mengenal, sehingga informasi yang didapat dari konsumen dapat dipercaya. Sumber informasi mengenai beras berlabel yang diperoleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 9.

8 41 Tabel 9. Sumber informasi dalam pembelian beras berlabel Sumber Informasi Persentase (%) Diri sendiri 21 Keluarga/saudara 13 Teman 43 Orang lain 10 Lainnya 3 Jumlah 100 Dengan didapatkannya berbagai informasi melalui berbagai sumber seperti melalui diri sendiri, keluarga/saudara, teman, orang lain, maka salah satu sumber tersebut menjadi media atau faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian beras berlabel. Media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian beras berlabel adalah televisi (40%). Media lewat pamflet yang dibagikan di daerah pemukiman menjadi faktor lainnya yang mempengaruhi dalam pembelian beras berlabel. Media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Media yang mempengaruhi dalam pembelian beras berlabel Media Persentase (%) Surat kabar 21 Televisi 40 Radio 12 Majalah 25 Lainnya 2 Jumlah 100 c. Evaluasi Alternatif Setelah konsumen mempunyai informasi yang cukup tentang halhal yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli, maka selanjutnya akan melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif diartikan sebagai suatu proses dimana suatu alternatif dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini, konsumen menetapkan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang harus dipertimbangkan dalam membeli beras

9 42 berlabel. Kriteria ini dijadikan pertimbangan awal dalam pembelian jenis beras berlabel. Harga merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan awal bagi konsumen dalam pembelian beras berlabel. Selain itu, faktor ukuran yang pas juga menjadi pertimbangan awal konsumen dalam pembelian beras berlabel. Responden merasa tertarik dengan ukuran yang pas dalam membeli beras berlabel. Faktor yang menjadi pertimbangan awal konsumen dalam melakukan pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Pertimbangan awal konsumen dalam pembelian beras berlabel Indikator Persentase (%) Kemasan menarik 25 Harga yang terjangkau 37 Mudah diperoleh 28 Merk kemasan 15 Ukuran yang pas 5 Jumlah 100 Faktor yang menentukan mutu beras berlabel dengan yang lain adalah merk (37%). Sedangkan konsumen lainnya menganggap ukuran yang pas pada pembelian beras berlabel tersebut (11%). Faktor yang menunjukkan mutu beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Faktor yang menunjukkan mutu beras berlabel Indikator Persentase (%) Harga 32 Merk 37 Kemasan 20 Ukuran 11 Jumlah 100 d. Proses Pembelian Tujuan akhir dari tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi dan evaluasin alternatif adalah untuk melakukan tindakan pembelian. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen menyusun daftar

10 43 pilihan yang diikuti dengan adanya kemungkinan konsumen membentuk niat-niat untuk membeli produk yang disukai. Dalam melakukan proses pembelian, konsumen mengambil keputusan mengenai tempat pembelian dan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk pembelian produk. Responden melakukan pembelian beras berlabel di pasar tradisional. Sedangkan responden yang membeli beras berlabel di tempat lainnya yaitu koperasi. Tempat pembelian beras belabel favorit konsumen dapat dilihat di Tabel 13. Tabel 13. Tempat favorit konsumen dalam pembelian beras berlabel Tempat Persentase (%) Pasar swalayan 32 Toko dekat rumah 28 Pasar tradisional 37 Lainnya 3 Jumlah 100 Sebagian besar responden melakukan pembelian ditempat tersebut dengan pertimbangan dekat dengan rumah. Sedangkan responden yang melakukan pemilihan tempat pembelian berdasarkan pelayanan yang lebih baik menjadi faktor pendukung lainnya dalam pertimbangan konsumen dalam tempat pembelian beras berlabel. Faktor pertimbangan konsumen dalam membeli beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pertimbangan konsumen dalam tempat pembelian beras berlabel Tempat Persentase (%) Dekat dengan rumah/kantor 36 Harga terjangkau 22 Mutu terjamin 20 Produk lebih banyak macamnya 15 Pelayanan yang lebih baik 7 Jumlah 100 Pengeluaran responden dalam pembelian beras berlabel cukup bervariasi. Sebesar 45% dari total responden dengan rataan pengeluaran per bulan untuk pembelian beras berlabel berkisar untuk beras ukuran

11 44 20 kg yang cukup untuk memenuhi kebutuhan per bulannya. Sedangkan responden lainnya yang jumlah keluarganya lebih sedikit memilih beras ukuran 10 kg yang harganya di bawah Rp /bulan. Besar pengeluaran per bulan untuk pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Pengeluaran per bulan untuk pembelian beras berlabel Besar Pengeluaran (Rp) Persentase (%) < > Jumlah 100 e. Perilaku Setelah Pembelian Perilaku proses keputusan tidak berhenti pada tahap pembelian. Selanjutnya konsumen mengevaluasi apakah pembelian yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil dari tahap setelah pembelian adalah bentuk kepuasan dan ketidakpuasan. Keyakinan dan sikap yang terbentuk pada tahap ini mempengaruhi niat pembelian di masa akan datang. Tingkat kepuasan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produk. Hal ini dapat dilihat dari tindakan konsumen ketika menghadapi masalah ketersediaan pada beras berlabel yang biasa dibeli. Banyaknya responden yang mencari ditempat lain jika jenis beras berlabel yang biasa dibeli tidak ada sebesar 45% dan tidak akan membeli beras berlabel lainnya jika beras berlabel yang diinginkan tidak tersedia. Tindakan konsumen jika jenis beras berlabel yang diinginkan tidak tersedia dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Tindakan konsumen jika jenis beras berlabel yang diinginkan tidak tersedia Sikap Persentase (%) Mencari ditempat lain 45 Membeli jenis lain 37 Tidak akan membeli 18 Jumlah 100

12 45 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa proses keputusan pembelian yang pertama kali dilakukan oleh responden beras berlabel umumnya melalui kelima tahapan proses keputusan yaitu proses pengenalan kebutuhan, proses pencarian informasi, proses evaluasi alternatif, proses pembelian dan proses perilaku setelah pembelian. Namun, untuk responden yang sering membeli, keseluruhan tahapan tidak selalu dilalui dalam pengambilan keputusan pembelian beras berlabel. Untuk itu, dilakukan upaya identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen pada proses pengambilan keputusan pembelian beras berlabel. Tujuan responden mempertimbangkan berbagai faktor didalam proses keputusan pembelian beras berlabel adalah untuk mendapatkan hasil pembelian yang sesuai dengan harapannya, sehingga yang bersangkutan merasa puas dan menimbulkan loyalitasnya terhadap produk untuk melakukan pembelian ulang. Ringkasan proses keputusan pembelian beras berlabel dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Ringkasan proses keputusan pembelian beras berlabel No Proses Keputusan Pembelian Sikap Dominan Persentase (%) 1 Pengenalan Kebutuhan Manfaat pembelian beras berlabel Terjamin manfaatnya 75 Motivasi Harga terjangkau 52 Keterlibatan Merasa ada yang kurang 63 2 Pencarian informasi Sumber informasi Teman 43 Media yang paling mempengaruhi Televisi 40 3 Evaluasi Alternatif Pertimbangan awal Harga terjangkau 37 Unsur mutu Merk 37 4 Pembelian Tempat pembelian Pasar tradisional 37 Besar pengeluaran Rp Rp Evaluasi Setelah Pembelian Tingkat kepuasan Puas 78 Loyalitas Mencari ketempat lain 45 untuk mendapatkan beras yang biasa dibeli

13 46 C. PEMASARAN Penentuan strategi segmentation, targeting dan positioning (STP) yang tepat merupakan tahapan yang menentukan keberhasilan pemasaran, dimana pada tahap ini ditentukan pasar mana yang akan diraih. Pemasaran beras berlabel memiliki pangsa pasar yang jelas, yaitu konsumen bawah, menengah sampai keatas. Pemasaran produk beras berlabel dilakukan melalui penjualan di pasar tradisional, di toko-toko dekat rumah, pasar swalayan dan di agen beras lain. 1. Kinerja Bauran Pemasaran Kinerja bauran pemasaran yang dilaksanakan oleh pasar ritel dinilai berdasarkan persepsi konsumen akhir yang dalam hal ini adalah konsumen yang mengkonsumsi beras berlabel. Kinerja bauran pemasaran tersebut meliputi produk beras berlabel yang dipasarkan, tingkat harga penawarannya, saluran distribusi yang digunakan dan promosi yang dilakukan. a. Produk Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kinerja yang dimiliki produk tersebut. Kinerja produk akan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Beberapa indikator produk beras berlabel telah diukur secara empirik, seperti harga terjangkau, mudah diperoleh, kemasan menarik, higienis dan mutu terjamin. Mempunyai preferensi relatif sama, yaitu mempertimbangkan harga yang terjangkau (52%), Mutu yang terjamin (17%), higienis (13%) dan kemudahan memperoleh (10%). Namun, sebagian kecil saja yang mempertimbangkan kemasan yang menarik (6 %) dan faktor lainnya (3%). b. Harga Harga yang ditetapkan menyangkut harga suatu produk, potongan harga dan jaminan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dalam pemasaran suatu produk dan harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi pasar ritel, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biaya dan harga juga merupakan salah

14 47 satu unsur yang dipertimbangkan pihak konsumen dalam melakukan suatu pembelian. Selain itu, harga juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk dan harga juga merupakan faktor yang dapat membedakan produk lain dari tingkat harga yang ditawarkan. Dari hal tersebut, konsumen tentunya dapat mempertimbangkan pada tingkat harga mana yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pengertian harga menurut Swasta dan Handoko (1997) adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa harga yang dibayar pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan penjual. Dengan demikian, sebuah pasar ritel baik yang bertindak sebagai produsen dan pedagang, harga adalah mempunyai arti yang sangat penting, karena menentukan harga dapat berpengaruh terhadap tingkat penjualan. Keputusan atas penetapan harga adalah masalah yang cukup rumit dan harus diperhitungkan secara tepat. Kebijaksanaan harga dilakukan agar dapat menguntungkan pasar ritel adalah konsumen hampir sebagian besar mempertimbangkan harga (52%) dari total responden dan harga diskon (72%). c. Tempat Tempat merupakan upaya yang menyangkut penempatan lokasi dan penataan ruangan yang baik. Penempatan lokasi tersebut sebaiknya dapat dikatakan strategik yang artinya dapat dilalui kendaraan umum maupun dimasuki kendaraan pribadi. Saluran distribusi yang digunakan oleh pasar ritel adalah saluran tingkat nol yang artinya langsung mendistribusikan beras berlabel ke konsumen dan saluran tingkat satu yang artinya memakai jasa pengecer/warung kecil dalam menyampaikannya kepada konsumen.

15 48 Dalam memperlancar arus barang dari perusahaan ke konsumen, salah satu strategi yang paling penting yang tidak boleh diabaikan adalah saluran distribusi. Konsumen beras berlabel hampir mempertimbangkan tempat untuk pembelian produk di pasar tradisional (67%), mempertimbangkan pemilihan tempat pembelian yaitu dekat dengan rumah/kantor (53%). d. Promosi Promosi merupakan upaya memperkenalkan atau memperjelas kebaradaan sebuah pasar ritel akan produk yang ditawarkan kepada masyarakat, sehingga tertarik dan mau bergabung untuk menikmati produk/jasa tersebut. Promosi menyangkut kegiatan perusahaan dalam memasarkan produk/jasa melalui media promosi yang ada, seperti media cetak (surat kabar dan majalah), melalui media elektronik (Tv dan radio), publisitas dan tenaga penjual. Strategi promosi dan media promosi yang telah dijalankan selama ini oleh pasar ritel adalah melalui surat kabar, majalah, televisi dan radio. Oleh karena itu, tingkat daya tarik kemasan dalam promosi produk beras berlabel menjadi perhatian atau pertimbangan konsumen (47%) dan intensitas promosi melalui rekomendasi teman (43%). 2. Komponen Utama Dalam Proses Keputusan pembelian Dalam kajian pengambilan keputusan untuk pembelian beras berlabel oleh konsumen ditelaah enam peubah, yaitu harga (X 1 ), mutu (X 2 ), merk (X 3 ), kemasan (X 4 ), higienis (X 5 ) dan promosi (X 6 ). Pengolahan terhadap enam peubah faktor dengan menggunakan PCA yang menghasilkan tiga komponen utama yang mampu menjelaskan keragaman data 64,9%. Pengelompokkan peubah ke dalam komponen utama dapat dilihat dari nilai koefisien (nilai loading) yang diberikan oleh setiap peubah dari masingmasing komponen utama. Semakin besar nilai koefisiennya, maka peranan peubah semakin besar dalam pembentukan komponen utama. Koefisien positif dan negatif dapat menggambarkan arah dari hubungan antar peubah. Korelasi positif

16 49 menunjukkan hubungan yang searah (antar peubah saling mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan), sedangkan negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan (peubah yang satu dipertimbangkan, maka peubah lainnya tidak ikut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan). Pengaruh masing-masing peubah terhadap keputusan pembelian produk beras berlabel dapat dilihat berdasarkan nilai communality. Nilai communality yang besar menggambarkan bahwa pengaruh atau hubungan peubah tersebut dengan proses pengambilan keputusan pembelian juga besar. Tiga komponen utama yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian beras berlabel adalah merk, mutu, dan higienis. Besarnya nilai keragaman data, nilai communality dan penggelompokkan peubah ke dalam masing-masing komponen utama dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil analisis dengan metode komponen utama Peubah KU1 KU2 KU3 COMM X 1 0,192 0,752 0,101 0,613 X 2 0,636-0,107 0,547 0,715 X 3 0,438-0,456-0,602 0,762 X 4 0,670 0,197-0,362 0,619 X 5 0,746-0,124 0,233 0,626 X 6 0,124 0,684-0,280 0,561 Eigenvalue 1,6539 1,3064 0,9351 Proporsi (%) 27,6 21,8 15,6 Kumulatif (%) 27,6 49,4 64,9 Keterangan : X1 = Harga, X2 = Mutu, X3 = Merk, X4 = Kemasan, X5 = Higienis, X6 = Promosi. Kui = Komponen utama; i = 1,2,3. COMM = communality Kum (%) Kui = (% kumulatif KU1)+(% proporsi KUn); n = KU2, KU3; i = 1,2,3. Misal, kumulatif (%) KU1 = 27,6%, kumulatif (%) KU2 = 27,6% + 21,8% = 49,4% a. Komponen Utama Pertama Peubah yang mempunyai peranan terbesar sampai terkecil dalam pembentukan komponen utama pertama pada proses pembelian beras berlabel adalah higienis (X 5 ) dan kemasan (X 4 ). Kedua peubah tersebut berkorelasi positif dan mampu menerangkan keragaman data komponen utama pertama 27,6% dengan eigenvalue tertinggi (1,6539).

17 50 Pebah-peubah yang terdapat pada komponen utama pertama adalah peubah higienis dengan factor loading 0,746, kemudian disusul dengan kemasan dengan factor loading 0,670. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen menginginkan beras berlabel dalam kemasan, karena sudah pasti terjamin higienisnya. Desain kemasan yang menarik dan memiliki estetika tinggi akan memudahkan konsumen untuk mengingatnya. b. Komponen Utama Kedua Peubah yang mempunyai peranan terbesar sampai terkecil dalam pembentukan komponen utama kedua pada proses pembelian beras berlabel adalah harga (X 1 ) dan promosi (X 6 ). Kedua peubah tersebut mampu menerangkan keragaman data komponen utama kedua 15,6% dengan eigenvalue 1,3064. Peubah harga merupakan peubah yang paling dominan dalam komponen utama kedua., yaitu dengan factor loading 0,752. Peubah selanjutnya yang mewakili komponen utama kedua dalam menentukan pengambilan keputusan pembelian adalah peubah promosi. Harga merupakan salah satu peubah yang turut menentukan proses keputusan pembelian beras berlabel oleh konsumen. Semua konsumen dari berbagai kalangan dapat menikmati produk ini, karena harga beras berlabel yang sangat terjangkau. Adanya konsumen yang loyal terhadap beras berlabel dikarenakan promosi yang dilakukan oleh para pedagang, karena sebaik apapun produk yang dihasilkan tanpa adanya promosi, maka produk tersebut tidak akan dikenal oleh masyarakat atau dikonsumsi. c. Komponen Utama Ketiga Peubah yang mempunyai peranan terbesar sampai terkecil dalam pembentukan komponen utama ketiga pada proses pembelian beras berlabel adalah mutu (X 2 ) dan merk (X 3 ). Kedua peubah tersebut mampu menerangkan keragaman data komponen utama ketiga sebesar 21,8% dengan eigenvalue 0,9351. Peubah mutu merupakan peubah yang paling dominan menentukan keputusan pembelian beras berlabel dengan factor loading 0,547,

18 51 kemudian peubah merk dengan factor loading -0,602. Merk juga turut memegang peranan penting dalam menentukan keputusan pembelian, karena produk akan mudah dibedakan dengan merk lain. Keberadaan beras berlabel sudah tergolong besar, karena banyak diketahui oleh masyarakat. Kenyataan tersebut tidak terlepas dari usaha pasar ritel dalam menjual beras berlabel yang bermutu, diantaranya dengan memperhatikan higienis dan ukuran dari beras berlabel tersebut. Berdasarkan nilai communality, peubah yang memiliki pengaruh terbesar terhadap pembelian beras berlabel adalah peubah merk (X 3 ) dengan nilai communality 0,762, dirasakan pengaruhnya bagi responden terhadap merk. Hal ini dikarenakan dangan merk yang terkenal, maka mutu beras berlabel akan terjaga. Mutu (X 2 ) mempunyai nilai communality 0,715. Dengan standar mutu yang terjamin, maka mutu beras berlabel terjaga. Hal ini yang mempengaruhi banyak responden dalam pembelian beras berlabel. Higienis (X 5 ) mempunyai nilai communality 0,626. Beras berlabel mempunyai nilai kepraktisan dalam membawa dan hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggangap faktor higienis berperan dalam keputusan pembelian beras berlabel. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Promosi Hasil kajian analisis perilaku pembelian konsumen tidak hanya ditujukan untuk mengetahui peubah-peubah yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk, tetapi juga dapat digunakan untuk menganalisis implikasi studi perilaku konsumen terhadap strategi pemasaran beras berlabel bagi pasar ritel. Secara ilustrasi, dengan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelian beras berlabel, maka dapat disusun strategi bauran pemasaran yang terdiri dari (1) strategi produk, (2) strategi harga, (3) strategi promosi dan (4) strategi distribusi, secara kualitatif dari analisis komponen utama dihasilkan tiga komponen utama yang paling mempengaruhi keputusan pembelian beras berlabel. Dari tiga komponen

19 52 utama tersebut diperoleh peubah yang berpengaruh adalah merk, mutu dan higienis. Strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan adalah : a. Strategi Produk Strategi pengembangan suatu produk yang dilakukan pasar ritel disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal tersebut tercermin dari jenis beras yang dibeli dan manfaat yang dicari oleh pembeli. Manfaat yang diinginkan konsumen dalam pembelian beras berlabel adalah faktor yang terjamin kualitasnya (75%). Produk yang paling diminati konsumen adalah jenis beras IR-64 (37%). Kementrian Pertanian saat ini mengembangkan sistem produksi dan pemasangan beras berlabel. Hal itu dilakukan untuk menjamin keaslian beras dari upaya pengoplosan yang merugikan konsumen sekaligus menstabilkan harga jual gabah di tingkat petani. Sistem pelabelan beras ini dianggap perlu untuk memperkecil kemungkinan penipuan terhadap masyarakat terkait banyaknya produk beras bermerek yang isinya tidak sesuai jenis beras yang tercantum dalam kemasan. b. Strategi Harga Strategi harga yang ditetapkan oleh produsen sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Motivasi konsumen dalam melakukan pembelian beras berlabel adalah harga (52%). Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian potongan harga untuk jumlah pembelian tertentu. Pertimbangan ini beralasan, karena dapat menarik minat konsumen untuk membeli lebih banyak dan juga memberikan keringanan biaya dalam pembelian. Sebagian besar responden menyatakan strategi pemberian potongan harga akan menarik konsumen untuk melakukan pembelian. c. Strategi Promosi Promosi ikut memegang peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap penjualan. Promosi yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan pasar ritel. Upaya promosi yang dapat dilakukan adalah melalui media brosur atau pamflet yang di bagikan di daerah perumahan penduduk. Promosi produk beras berlabel

20 53 menjadi perhatian atau pertimbangan konsumen (47%). Tujuan upaya ini adalah untuk menginformasikan kepada konsumen tentang keberadaan produk beras berlabel. Jenis promosi ini cukup murah dan efektif, mengingat pangsa pasar yang dibidik adalah menengah sampai menengah ke atas. Selain itu juga promosi dengan memberikan potongan harga tentu dapat menarik konsumen. d. Strategi Tempat Tempat penjualan merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan guna menarik perhatian konsumen. Tempat untuk pembelian produk di pasar tradisional (67%). Suasana yang nyaman dan bersih akan memberi nilai tersendiri bagi konsumen yang datang. Sistem panataan penjualan yang baik dapat memberikan sesuatu yang memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan dibeli. Selain itu, kontinuitas ketersediaan produk harus terus dijaga, agar pada saat konsumen menginginkannya produk tersebut ada. Hal seperti ini dapat membantu meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk beras berlabel, sehingga pembelian berulang kali dapat terjadi. Layanan siap antar menjadi faktor yang diminati, terutama ibu rumah tangga, sehingga memudahkan keluarga sibuk bekerja.

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan kualitas produk menjadi keharusan yang harus diperkenalkan kepada konsumen. Pentingnya kualitas produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih toko swalayan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah 48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku pembelian konsumen Kopi Luwak Malabar. Penelitian ini dilakukan di PT. NuGa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen didalam memilih toko pakaian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis eceran, perusahaan harus dapat menerapkan suatu strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Warung Jamu Ginggang Deskripsi mengenai profil konsumen Warung Jamu Ginggang merupakan salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pusat perbelanjaan yang tumbuh semakin pesat di Jakarta setelah berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun 1998 merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap lapangan futsal Meteor Arena, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Persepsi konsumen terhadap harga sangat baik. Konsumen merasa harga

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi

BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN. tingkat kinerja atribut-atribut Dancow Batita maka dapat dihasilkan implikasi BAB VII IMPLIKASI KEBIJAKAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan analisis terhadap karakteristik konsumen, analisis terhadap proses keputusan pembelian produk, analisis terhadap tingkat kepentingan dan tingkat

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dapat dilihat hasil perhitungan pada Brand Awareness ( Kesadaran Merek ) yang dimiliki oleh pasar swalayan dengan merek Toserba Yogya memiliki persentase terbesar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah menguraikan mengenai kebijakan Segmentasi Pasar terhadap Loyalitas Konsumen di Perusahaan Matahari Pagi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) BIDANG KEGIATAN : PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia pemasaran dewasa ini sangat pesat, yang ditunjukkan dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada konsumen. Kemudahan untuk

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia serta menjadi syarat utama bagi kelangsungan hidupnya. Makanan dan minuman juga merupakan faktor utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, berbagai informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis wilayah yang ada di Indonesia maka industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang

PENDAHULUAN. membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman bukan hanya membawa perubahan terhadap tekonologi dan pengetahuan tetapi ikut serta merubah pemikiran masyarakat terutama kaum wanita untuk berkontribusi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX Terdapat empat faktor dalam strategi bauran pemasaran yang menjadi sasaran utama, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi. Keempat

Lebih terperinci

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Keputusan konsumen menurut Engel, dkk (1995) tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu proses yang terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang maka penulis dapat menarik beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai digemari oleh masyarakat nasional maupun internasional dan merupakan aset bagi kota Surakarta

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI PADA KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN (Studi Kasus Swalayan Di Lhokseumawe)

ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI PADA KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN (Studi Kasus Swalayan Di Lhokseumawe) Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2005 ANALISIS FENOMENA YANG TERJADI PADA KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN (Studi Kasus Swalayan Di Lhokseumawe) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran promosi di perusahaan snack Ribut di Purwokerto, minat beli konsumen snack Ribut, dan pengaruh pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, merupakan perekonomian yang menuju kepada persaingan ketat. Kemajuan itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian dilakukan di toko sepeda ACC semarang. Penelitian dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dari akhir tahun 2011 sampai akhir tahun 2012 sebesar 25%. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada dasawarsa terakhir. Diantaranya makin banyak bermunculan perusahaan jasa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan laba maksimal bagi

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan laba maksimal bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produk-produk yang dipasarkan guna memenuhi kebutuhan konsumen.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Bloop merupakan distribution outlet (distro) pionir di kawasan Jakarta, khususnya di wilayah Tebet. Sebagai salah satu distribution outlet besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan jaman dan peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik di bidang ekonomi, pendidikan dan sebagainya menunjang perkembangan industri-industri

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dianggap penting dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis saat ini, membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin ketat. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK

BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor keragaman produk, layanan dan atmosfer

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus benar-benar berfokus pada pelanggan, serta

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus benar-benar berfokus pada pelanggan, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya tingkat persaingan dalam dunia bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan harus benar-benar berfokus pada pelanggan, serta memelihara hubungan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu proses yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan. agar dapat tetap bertahan hidup, ap

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu proses yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan. agar dapat tetap bertahan hidup, ap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu proses yang tidak bisa diabaikan oleh perusahaan agar dapat tetap bertahan hidup, ap alagi dalam waktu sekarang ini terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA SWALAYAN ASSGROS SARTIKA DI KECAMATAN GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data di bab IV, penelitian menghasilkan beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil temuan dari analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan 1. Usia Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam pemasaran. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toko retail adalah toko-toko kecil yang menjual sebuah jalur terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Toko retail adalah toko-toko kecil yang menjual sebuah jalur terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Toko retail adalah toko-toko kecil yang menjual sebuah jalur terbatas barang-barang convenience yang tinggi perputarannya. Toko-toko tersebut berlokasi dekat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi global menunjukkan adanya ketidakpastian dalam perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat yang mengesankan. Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perkembangan globalisasi, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem nilai telah membawa perubahan terhadap pola kebutuhan dan kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: o Pengelompokan konsumen berdasarkan metode cluster dibagi menjadi 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan 154 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan mengenai pengaruh bauran ritel terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2 persen

PENDAHULUAN. Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2 persen I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2 persen ditriwulan ke III tahun 2009 (BPS 2009), mengindikasikan terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASANDAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT MODAL USAHA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (persero)tbk KCP SUCI BANDUNG (Survei terhadap nasabah Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk atau jasa yang diterima oleh konsumen atau tidak.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk atau jasa yang diterima oleh konsumen atau tidak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama perusahaan adalah melakukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu langkah yang direncanakan produsen sebelum produk dihasilkan dan dipasarkan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat tinggi dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat tinggi dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang ini berjalan semakin pesat,terutama dalam hal teknologi telekomunikasi dan informasi. Di Indonesia kebutuhan informasi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan sangat ketat, baik bagi perusahaan-perusahaan yang sudah ada maupun perusahaan yang baru

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Umum Konsumen BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Tahu Djadi Sari yang dibeli oleh konsumen bertujuan untuk dikonsumsi oleh keluarganya/rumah tangga. Hal ini dikarenakan tahu yang dijual oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara indonesia pada saat ini sedang mengalami berbagai masalah ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung mengakibatkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Menurut Kelompok Jenis Kelamin Tahun 2005 2008 Tahun Laki-laki Perempuan Total Pertumbuhan (jiwa) (jiwa) (jiwa) (persen) 2005 424,819 406,752 831,571 1.32 2006 431,862

Lebih terperinci