PEMERIKSAAN DARAH HENDRA WIJAYA
|
|
- Iwan Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERIKSAAN DARAH HENDRA WIJAYA 1
2 DAFTAR ISI 1. Penentuan Kadar Glukosa Darah Penentuan Kadar Kolesterol Darah Metode Liebermann-Burchard Penentuan Kadar Kreatinin Darah Penentuan Kadar Hemoglobin Darah: Metode Sahli Penentuan Kadar Hemoglobin Darah: Metode Warna Penetapan Nilai Hematokrit: Metode Wintrobe Penetapan Nilai Hematokrit: Mikrometode Penetapan Laju Endapan Darah: Metode Wintrobe Penetapan Laju Endapan Darah: Metode Westergren Penentuan Kadar Kalsium Darah: Metode Clark & Collib Penentuan Kadar Fosfor (P) Darah: Metode Briggs Penentuan Konsentrasi Fosfor (P) Darah modifikasi
3 1. Penentuan Kadar Glukosa Darah Prinsip: Filtrat darah bebas protein yang mengandung gula direaksikan dengan larutan kupritartrat dalam suasana basa. Ion kupri akan direduksi oleh gula menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu 2 O. Dengan menambahkan pereaksi fosfomolibdat maka Cu 2 O akan melarut lagi dan warna larutan akan menjadi biru tua, karena adanya oksida Mo. Ekstingsi dari larutan akan diukur pada panjang gelombang 660 nm dengan spektrofotometer. Dengan menggunakan hukum Lambert Beer dapat ditentukan kadar gula dalam sampel. A kadar gula darah = A sampel s tan dar C s tan dar Pereaksi Larutan kupritartrat alkalis Larutan Fosfomolibdat Larutan standar glukosa 0.1 dan 0.2 mg/ml Larutan H 2 SO N Larutan Na-wolframat 10% Cara Kerja Pipet 1 ml darah ke dalam Erlenmeyer kecil, tambahkan 7 ml akuades, 1 ml Na-wolframat 10%, dan 1 ml H 2 SO 4 0,67 N (tetes demi tetes). Campurkan baik-baik, biarkan 10 menit saring dengan kertas saring dan siapkan 3 tabung Folin Wu. Isilah ketiga tabung tersebut dengan campuran sebagai berikut: No Bahan Tabung a Tabung b Tabung c 1 Filtrat 1 ml Standar glukosa - 1 ml - 3 Akuades ml 4 Kupritartrat 1 ml 1 ml 1 ml 1
4 Panaskan ketiga tabung dalam air mendidih selama 8 menit tepat Kemudian dinginkan, encerkan dengan 7 ml akuades Kemudian tambahkan 1 ml fosfbmolibdat pada setiap tabung Baca intensitas warnanya pada panjang gelombang = 660 nm 2
5 2. Penentuan Kadar Kolesterol Darah Metode Liebermann-Burchard Uji lipid darah yang paling sering dilakukan ialah uji terhadap kolesterol total, triasilgliserol (trigliserida), dan kolesterol HDL. Konsentrasi kolesterol LDL biasanya diperoleh melalui perhitungan. Konsentrasi kolesterol darah yang meningkat adalah salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak aterosklerosis yang mengandung ester kolesterol dan kalsium pada dinding arteri, dan infark otot jantung (myocardial infarct,mi). Risiko tersebut akan makin meningkat bila disertai oleh meningkatnya konsentrasi trigliserida darah, faktor risiko yang lain ialah: tekanan darah tinggi (hipertensi), kegemukan (obesitas), merokok, perilaku tipe A, dan kurang olahraga. Konsentrasi kolesterol dan trigliserida darah yang tinggi dapat diturunkan melalui pengelolaan pola makan yang rendah lemak dan rendah kolesterol. Namun pada kasus yang cukup berat tetap harus dibarengi dengan pemberian obat penurun kadar kolesterol darah. Prinsip: Kolesterol di dalam ekstrak kloroform akan bereaksi dengan asam asetat anhídrida dan asam sulfat pekat memberikan reaksi warna serapannya dapat diukur dengan spektrofotometer. Pereaksi: larutan alkohol:eter (3:1), H 2 SO 4 pekat, asam asetat anhidrida, standar kolesterol 0.4 mg/ml, kloroform Cara Kerja: 1. Masukkan 12 ml campuran alkohol eter ke dalam tabung sentrifus 15 ml 2. Ambil 0.2mL serum/plasma darah dan masukkan ke dalam campuran tadi dengan perlahan-lahan. 3. Tutup tabung rapat-rapat dan kocoklah baik-baik (bila ada, dengan Vortex) selama 1 menit; diamkan selama 30 menit. 4. Sentrifus selama 3 menit, gunakan sentrifus klinis (kecepatan rendah). 3
6 5. Lakukan dekantasi: tuang supernatan ke dalam gelas piala 50 ml, uapkan supernatan di dalam penangas air mendidih hingga mengering. 6. Ekstraksi residu dengan kloroform 2 kali: gunakan ml kloroform tiap kali ekstraksi, kocok perlahan dan tuangkan ekstrak ke dalam tabung berskala. 7. Cukupkan volume hingga 5 ml dengan menambahkan kloroform. 8. Siapkan 3 tabung reaksi dan isilah dengan larutan sebagai berikut. Bahan A S R Ekstrak kloroform 5 ml - - Standar - 5 ml - Kloroform ml As.asetat anhídrida 2 ml 2 ml 2 ml H 2 SO 4 pekat 0.1 ml 0.1 ml 0.1 ml 9. Kocok tiap tabung, simpan di ruang gelap selama 15 menit 10. Ukur serapannya =גpada 420 nm 4
7 3. Penentuan Kadar Kreatinin Darah Bila terjadi gangguan pembentukan air kemih atau bahkan sama sekali tidak dapat dikeluarkan, akan terjadi peningkatan beberapa senyawa yang terdapat di dalam plasma darah. Umumnya senyawa itu berupa molekul berukuran kecil dan mengandung nitrogen dan lazim disebut 'unsur-unsur nitrogen nonprotein' plasma atau serum darah. Adapun unsur nitrogen nonprotein yang mungkin meningkat kadarnya pada gangguan fungsi atau penyakit ginjal, terutama ialah yang berasal dari urea dan kreatinin, dan kadang-kadang asam urat. Dalam hal ini asam urat bukan menjadi dasar penentuan primer diagnosis gangguan fungsi ginjal. Demikian pula nitrogen dari urea (N-urea) di dalam darah sesungguhnya kadarnya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak terkait dengan fungs ginjal atau ekskresi air kemih melainkan oleh laju katabolisme protein. Konsumsi makanan berprotein tinggi atau pengaruh homon steoid adrenal akan meningkatkan laju katabolisme protein sehingga akan meningkatkan kadar ureum dalam darah. Petunjuk yang lebih tepat bagi fungsi ginjal justru pengukuran kadar kreatinin darah. Kreatinin merupakan senyawa buangan yang terbentuk di dalam jaringan otot ketika senyawa energi tinggi kreatin fosfat (fosfokreatin) bereaksi dengan ADP membentuk kreatin dan ATP, sebagian kecil kreatin fosfat akan kehilangan fosfatnya dan membentuk kreatinin. Kreatinin dibuang melalui air kemih dan jumlah yang dibuang setiap harinya tidak dipengaruhi oleh menu makanan, umur, jenis kelamin, atau latihan fisik. Kreatinin yang muncul pada filtrat glomerulus tidak akan diserap baik oleh tubula ginjal, sehingga semua kondisi yang menurunkan laju filtrasi glomerulus akan mengakibatkan berkurangnya ekskresi kreatinin keluar tubuh dan mengakibatkan peningkatan jumlahnya di dalam darah. Prinsip : Setelah protein darah diendapkan, filtrat yang mengandung kreatinin bereaksi dengan larutan asam pikrat basa membentuk warna kemerahan. Reaksi ini disebut rekasi Jaffe dan tidak khas untuk kreatinin; akan tetapi 80-90% warna yang hasilkan dalam reaksi ini disebabkan oleh adanya kreatinin. Senyawa 5
8 nonkreatinin lain yang bereaksi menghasilkan warna yang sama dengan pikrat basa antara lain: Keton, glukosa dan asam karbonat. Pereaksi: asam pikrat jenuh, NaOH 10%, kreatinin standar mg/ml. Campurkan 15 ml asam pikrat jenuh dengan 3 ml NaOH 10% untuk membuat asam pikrat basa. Dibuat 15 menit sebelum dipakai. Cara Kerja: 1. Siapkan serum/plasma bebas protein (filtrat Folin Wu) sebagai berikut: Bahan Air bebas ion H 2 S0 4 2/3 N Na-wolframat 10% Darah Jumlah 14 ml 2 ml 2 ml 2 ml Campurlah baik-baik lalu saring: filtrat yangdiperoleh adalah contoh yang akan diperiksa kadar kreatininya (Anu). 2. Kerjakan dalam 3 tabung kimia masing-masing untuk Anu (A). Standar (S) dan Blanko (B) sebagai berikut: Bahan A S B Filtrat 5 ml - - Standar - 5 ml - Air bebas ion ml Asam pikrat basa 2.5 ml 2.5 ml 2.5 ml Campur baik-baik; biarkan selama 20 menit, lalu baca pada 540 =ג nm. Kadar Kreatinin dalam contoh A = RA/RS 6
9 4. Penentuan Kadar Hemoglobin Darah Metode Sahli Tujuan: menentukan kadar hemoglobin dalam darah menurut metode Sahli. Bahan dan alat: Standar warna, HC1 0,1 N, aquadest, alkohol 70 %. lanset jarum tusuk "Franke" hemoglobinometer Sahli yang terdiri dari : pipet Sahli dan penyedotnya, tabung Sahli dan pengocok. Cara kerja: 1. Isi tabung Sahli dengan larutan HC1 0,1 N sampai angka 10 dalam tabung. 2. Tusuk ujung jari yang sudah dicuci dengan alkohol 70 %, kemudian isap darah melalui pipet Sahli sampai batas garis 20 mm 3 3. Bersihkan pipet, kemudian segera masukkan darah ke dalam tabung Sahli, biarkan selama 3 menit agar terbentuk hematin asam yang berwarna coklat. 4. Tambahkan akuades tetes demi tetes sambil diaduk, sampai warnanya sama dengan standar (yang ada di sebelah kiri dan kanan tabung) 5. Baca tinggi permukaan cairan pada tabung Sahli. Pembacaan langsung dengan melihat pada jalur gr % yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah. Jalur laimiya pada tabung Sahli (bila ada), menunjukkan % hemoglobin yang dihitung dibandingkan dengan hemoglobin normal (tabungnormal dipakai 15,6 gr %). 7
10 5. Penentuan Kadar Hemoglobin Darah Metode Warna Tujuan : menentukan kadar hemoglobin dalam darah menurut metode warna Prinsip : Hemoglobin + sianida + Ferrisianida Sianomethamoglobin Prosedur: Panjang gelombang : nm Spektrofotometer : 546 nm Kuvet : Diameter dalam 1 cm Suhu inkubasi : C (suhu kamar) Pengukuran terhadap akuades Pipetkan ke dalam tabung reaksi: Larutan 3 % : 5 ml Darah : 0,02 ml Pipet dibersihkan dengan cara beberapa kali menyedot dan mengeluarkan. Larutan dicampur dengan baik dan diinkubasi pada suhu c C paling cepet setelah 3 menit dan paling lambat setelah 24 jam ekstinsi sample diukur terhadap akuades. Konsentrasi Hemoglobin dalam darah dapat dihitung dengan rumus : C= x E (g/l00 ml) atau C= x E (mmol/l) (Hb/4) 8
11 6. Penetapan Nilai Hematokrit Metode Wintrobe Nilai hematokrit ialah voluma semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari voluma darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler. 1. Isilah tabung Wintrobe dengan darah Oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda 100 di atas. 2. Masukkanlah tabung itu ke dalam sentrifuge yang cukup besar, pusinglah selama 30 menit pada kecepatan 3000 rpm. 3. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan: a. Warna plasma diatas: warna kuning itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbichromat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satu satuan sesuai dengan warna kaliumbichromat 1: b. Tebalnya lapisan putih di atas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit dan trombosit (buffy coat). c. Voluma sel-sel darah merah. 9
12 7. Penetapan Nilai Hematokrit Mikrometode 1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah. 2. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus. 3. Masukkanlah tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari rpm (sentrifuge mikrohematokrit). 4. Pusinglah selama 3-5 menit. 5. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus. Catatan Padatnya kolom eritrosit yang didapat dengan memusing darah ditentukan oleh faktor: radius sentrifuge, kecepatan sentrifuge dan lamanya pemusingan. Dalam sentrifuge yang cukup besar, dengan memakai makrometode dicapai kekuatan pelantingan (relative centrifugal force) sebesar g. Untuk memadatkan sel-sel merah dengan memakai sentrifuge itu diperlukan rata-rata 30 menit. 10
13 8. Penetapan Laju Endapan Darah Metode Wintrobe 1. Dengan memakai pipet Wintrobe, masukkan darah oxalate atau darah EDTA kedalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah jangan sampai terjadi gelembung atau busa 2. Biarkan tabung Wintrobe dalam posisi tegak lurus pada satu tempat yang tak banyak angin selama 60 menit 3. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah. 11
14 9. Penetapan Laju Endapan Darah Metode Westergren 1. Ambillah secara akseptis 0,4 ml larutan Natriumsitrat 3,8% steril 2. Ambillah darah sebanyak 1,6 ml dan dicampurkan dengan larutan Natriumsitrat dalam tabung sehingga diperoleh 2 ml larutan. 3. Isaplah darah itu kedalam pipet Westergen sampai garis bertanda 0 mm kemudian biarkan pipet itu dalam posisi tegak lurus dalam rak Westergen selama 60 menit 4. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan millimeter dan laporkan hasilnya sebagai laju endap darah. 12
15 10. Penentuan Kadar Kalsium Darah Metode Clark & Collib Prinsip : Kalsium diendapkan langsung dari plasma/serum dengan amonium oksalat membentuk endapan kalsium-oksalat. Endapan dicuci dengan amonia encer lalu dititrasi menggunakan kalium permanganat. Pereaksi: amonium oksalat 4%, amonia 25%, asam sulfat 1N, kalium permanganat 0,01 N setara dengan 0,2 mg Ca Cara Kerja: 1. Siapkan dua buah tabung sentrifus untuk blanko (B) dan sampel Anu (A) sebagai berikut: Bahan Blanko A Serum - 2 ml Akuadest 4 ml 2 ml Amonium oksalat 1 ml 1 ml 2. Aduk pakai pengaduk kecil hingga terbentuk endapan. 3. Biarkan selama 30 menit. 4. Sentrifus tabung tersebut selama 5 menit pada kecepatan rendah (1500 rpm). 5. Buang cairan dan letakkan tabung terbalik di atas kertas saring selama 10 menit; keringkan cairan di mulut tabung dengan kertas saring 6. Masing-masng tabung ditambahkan ammonia 2% sebanyak 3 ml. lalu aduk dan kocok setelah itu disentrifuse lagi. Kegiatan tersebut dilakukan 2 kali seperti diatas. 7. Masing-masing tabung ditambahkan dengan H2SO4 1N sebanyak 2 ml. Aduk dengan pengaduk sampai endapan larut dan masukkan ke dalam penangas air 70C lalu titrasi dengan KMnO4 sampai titik akhir larutan berwarna merah jambu 8. Kadar kalsium normal dalam darah: (mg/100 ml). Perhitungan: Kadar Ca = (A-B) x 0,2 x 100/2 mg% = (A-B) x 10 mg % 13
16 11. Penentuan Kadar Fosfor (P) Darah Metode Briggs Prinsip : Protein diendapkan terlebih dahulu dengan larutan TCA. Filtrat yang diperoleh akan memiliki ph rendah sehingga reaksinya dengan asam molibdat membentuk senyawa kompleks. Kompleks ini kemudian direduksi oleh larutan hidrokuinon membentuk warna biru. Untuk menstabilkan warna digunakan Na-tiosulfat 20%. Serapan diukur dengan spektrofotometer Pereaksi: asam molibdat, TCA 20%, Na-tiosulfat 20%, hidrokuinon 0,5%, Fosforstandar 0,01 mg/ml Cara Kerja: 1. Siapkan filtrat yang akan dianalisis dalam tabung kimia sebagai berikut: Bahan Serum Akuades TCA 20% Jumlah 2 m L 6 ml 2 ml 2. Aduk hati-hati dan biarkan selama 10 menit. 3. Saring memakai kertas saring kering; selanjutnya filtrat dikerjakan sebagai berikut: Bahan Anu Standar Blanko Filtrat 5 ml - - Standar P - 3 ml - Molibdat 2 ml 2 ml 2 ml Hidrokuinon 1 ml 1 ml 1 ml Na-tiosulfat 20% 1 ml 1 ml 1 ml Akuades 1 ml 3 ml 6 ml 14
17 4. Campur baik-baik dengan cara membolak-balik tabung yang mulutnya ditutup dengan kertas plastik bersih. 5. Simpan dalam ruang gelap selama 30 menit. 6. Bacalah dengan spektrometer 15
18 12. Penentuan Konsentrasi Fosfor (P) Darah modifikasi Pereaksi: asam molibdovanadat, TCA 5%, HCI 5M, Fosfor standar 1 mg/ml Cara Kerja: 1. Siapkan reagen campuran yang terdiri atas satu bagian volume larutan molibdovanadat dan satu bagian volume HCI 5M. 2. Siapkan larutan fosfor standar dalam beberapa konsentrasi, dari µg per ml. 3. Siapkan filtrat yang akan dianalisis sebagai berikut: Pipet 1 ml serum, lalu tambahkan 4 ml TCA 5% dan segera kocok dengan menggunakan Vortex dan lanjutkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit Ambil supematan dengan pipet sebanyak 2 ml. 4. Selanjutnya kerjakan filtrat dan larutan standar sebagai benkut: Bahan Anu Syandar Blanko Fitrat 2 ml - - Standar P - 2 ml - Akuades 6 ml 6 ml 8 ml Kocoklah setiap tabung segera setelah ditambahkan Reagen campuran 2 ml 2 ml 2 ml 5. Bacalah pada panjang gelombang 400nm 16
A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)
Lebih terperinciA. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013
A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciTabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).
LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan
PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di Desa Kedu Temanggung dan pada bulan April 2016 di kandang unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan
19 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010 di Kandang Unit Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciDAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN
DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O
Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH
Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/14 Mei 2014 Biokimia Umum Waktu : 14.00-17.00 WIB PJP : Rahadian Pratama, M.Si Asisten : Syahdan Sayidah Ulfah Ayu Kartika Hermanto Amar Husna PENENTUAN KADAR GLUKOSA
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperincix100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)
LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.
A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.
Lebih terperinciSintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi
LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Sintesis partikel Fe 0 Uji degradasi dengan DBS (penentuan rasio konsentrasi partikel Fe 0 /sampel, waktu degradasi, dan ph terbaik) Uji degradasi dengan
Lebih terperinci1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciLampiran 1 Lay out penelitian I
LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 bulan
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciTourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah
PRAKTIKUM 4 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Oleh: Henny E. S. Ompusunggu dan Yulia Fitri Ghazali Hari/Tanggal/Jam Praktikum : Kamis/ 11 Oktober 2012/ 12.00 WIB I.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Standarisasi Larutan NaOH dan HCl 1. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat (H 2 C 2 O 4 ) 0,1 M. a. Ditimbang 1,26 g H 2 C 2 O 4. 2 H 2 O di dalam gelas beker 100 ml, b. Ditambahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH
Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/ 15 Mei 2013 Biokimia Umum Waktu : 08.00 s.d. 11.00 PJP :dr. Husnawati. Asisten : Andi Arya AC. Yayuk Kartika. Dhian Anugrah PS PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciPEMBUATAN REAGEN KIMIA
PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).
Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962). Diambil sampel dua telur pada setiap ulangan. Delapan belas sampel dianalisis kolesterolnya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016
LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: 157008009) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 TEMPAT : LABORATORIUM TERPADU LANTAI 2 UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan
Lebih terperinciPupuk super fosfat tunggal
Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciA. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)
A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk
LAMPIRAN 40 41 Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data a. Kadar Lemak 1. Menimbang 5 gram sampel dan dibungkus dengan kertas saring bebas lemak, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o
Lebih terperinciLaporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 11 Oktober 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Yulia Fitri Djaribun
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN
HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciStruktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciUji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :
Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciPulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma
Standar Nasional Indonesia Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma ICS 85.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciBAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.
BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. Tujuan Praktikum Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut. 1. Memperhatikan bentuk-bentuk sel-sel darah ada tidaknya sel eritrosit yang mengalami krenasi (pengerutan),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.
Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml. B. Bahan. Asam sulfat pekat. Hidrogen peroksida. C. Cara Kerja.
Lebih terperinciAnalisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinci