PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan"

Transkripsi

1 48 IV. PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT KIEC didirikan pada 16 Juni 1982 di WISMA KRAKATAU Lt. 1 Jl. KH. Yasin Beji No. 6 Cilegon- Banten dan bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial, hunian, dan infrastruktur terkait yang memberikan solusi bagi investor, pelanggan, dan pihak-pihak terkait lainnya seperti yang tertuang dalam misi perusahaan. Sebagai perusahaan yang terkemuka, PT KIEC memiliki visi dan Misi sebagai berikut: Visi : Menjadi Pemain Properti Nasional yang Terkemuka Misi : 1. Menyediakan properti industri lahan industri, bangunan pabrik siap pakai (SFB) dan pergudangan; 2. Menyediakan Properti komersil hotel dan retoran, lapangan golf, ruang perkantoran dan sarana olah raga; 3. Menyediakan properti perumahan 4.2. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang terdapat dalam kuesioner terbagi menjadi tiga (3) yaitu Usia, Tingkat Pendidikan, dan Lama Kerja. Pembagian karakteristik didasarkan pada keterkaitan dengan pengimplementasian Good Corporate Governance dan Kemajuan Perkembangan Perusahaan pada perusahaan (Lihat lampiran 6). 1. Usia Responden Usia responden terbagi atas kurang dari 20 tahun, tahun, tahun, tahun, dan lebih dari 50 tahun. Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui sebanyak 67% atau 48 responden berada pada kisaran usia tahun dan merupakan jumlah terbanyak pada kisaran usia yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa sudah memiliki kematangan berpikir dalam memposisikan dirinya dan menjalankan tugasnya. 48

2 49 2. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden terbagi atas kurang dari atau sama dengan SMP, SMA, Diploma, Sarjana strata 1, dan Sarjana strata 2. Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui sebanyak 55% atau 41 responden berada pada kisaran tingkat pendidikan Sarjana S1. Menurut Staf SDM bagian rekrutmen, hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki kemampuan intelektual yang baik sehingga dapat mengerjakan segala kewajibannya dengan baik dan mudah dalam mempelajari segala yang ada di dalam perusahaan. 3. Lama Kerja Responden Lama kerja responden terbagi ke dalam kurang dari 5 tahun, 5-15 tahun, tahun, dan tahun. Berdasarkan kuesioner, diketahui sebanyak 78% atau 56 responden berada pada kisaran lama kerja 5-15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan telah memahami tugas-tugas yang harus mereka kerjakan dan segala bentuk peraturan yang harus ditaati Persepsi Karyawan terhadap Good Corporate Governance pada Perusahaan Sejak tahun 2006, PT KIEC telah menerapkan praktik GCG. Hal ini dilakukan karena PT Krakatau Steel selaku induk perusahaan telah menerapkan GCG terlebih dahulu dan telah mendapatkan predikat Terpercaya oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) melalui pemeringkatan penerapan GCG (CPGI). Oleh sebab itu, seluruh anak perusahaan PT KS wajib pula untuk menerapkan praktik GCG. Jenis sistem Corporate Governance yang dianut oleh PT KIEC adalah Two- Board System yaitu sistem yang dengan tegas memisahkan keanggotaan dewan, yakni antara keanggotaan dewan komisaris sebagai pengawas dan dewan direksi sebagai eksekutif korporasi. Penerapan sistem ini sesuai dengan undangundang yang berlaku untuk BUMN, termasuk dalam hal organ perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris. Upaya yang dilakukan PT KIEC untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG adalah dengan membentuk Tim GCG. Berdasarkan Surat Keputusan 49

3 50 Direksi PT KIEC No.HK.00.01/0022/2006 tanggal 29 Maret 2006 maka Tim GCG bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan memiliki tanggung jawab sebagai berikut: 1. Memantau penerapan prinsip-prinsip GCG di lingkungan perusahaan agar berjalan efektif; 2. Menyusun dan melaksanakan Program Kerja Tim GCG baik jangka pendek maupun jangka panjang; 3. Menjadi counterpart dari Tim GCG PT Krakatau Steel (Persero); 4. Membuat dan menyampaikan laporan hasil kerja secara periodik sedikitnya sekali setiap bulan kepada Direksi. GCG dapat diterapkan diseluruh divisi yang ada di perusahaan. Adapun contoh penerapan GCG pada Divisi Humas dan Keamanan adalah: Hubungan Divisi Humas dengan pihak eksternal Divisi Humas bekerja sama dengan Lingkungan Hidup, BAPPEDA, Hukum, dan lainnya. Pengimplementasian GCG memperlihatkan mengenai kebenaran hubungan kerja sama antara Divisi Humas PT KIEC dengan pihak eksternal karena GCG merupakan jembatan yang memotret keadaan sebenarnya mengenai Transparansi, Akuntabilitas, Independensi, dan Fairness, serta terdapat tanggung jawab dalam perusahaan Hubungan Divisi Humas dengan pihak internal Pengimplementasian GCG dapat terlihat dengan adanya pencatatan atau pendokumentasian hubungan antara Divisi Humas dengan divisi lain di dalam perusahaan. Sebagai contoh, untuk pengadaan peralatan dalam Divisi Humas, maka Divisi Humas harus melakukan pencatatan penganggaran atau perencanaan pengadaan peralatan dengan sempurna hingga pengadaan peralatan tersebut teraktualisasi. Hal ini dilakukan karena adanya pertanggungjawaban setiap divisi kepada Direktur Utama. 50

4 51 Kajian dampak penerapan GCG pada PT KIEC dilakukan dengan menggunakan asas-asas GCG menurut KNKG yaitu: 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukaan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Tabel 5. Persepsi Karyawan terhadap Asas Transparansi No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Selalu menerima informasi secara terbuka dari perusahaan 2 Selalu mendapat informasi secara mudah dari perusahaan 3 Selalu memelihara transparansi/ keterbukaan dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan, dengan memberikan informasi yang benar, tepat dan akurat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip pribadi dan kerahasiaan 4 Selalu mengetahui setiap pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan CS CS S CS CS Berdasarkan Tabel 5, maka dapat dilihat bahwa responden menyatakan cukup setuju jika selalu menerima informasi secara terbuka dari perusahaan, selalu mendapatkan informasi secara mudah dari perusahaan, dan selalu mengetahui setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, reponden menyatakan setuju jika selalu memelihara transparansi/ keterbukaan dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan, dengan memberikan informasi yang benar, tepat dan akurat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip pribadi dan kerahasiaan. Menurut pihak manajemen, pengambilan keputusan dilakukan oleh top management, kemudian hasilnya diinformasikan kepada kepala divisi dan dilanjutkan kepada karyawan. 51

5 52 Jumlah skor yang diperoleh dari prinsip transparansi berdasarkan hasil kuesioner adalah 993. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 1480 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip transparansi adalah sebesar 67%. 2. Kemandirian, merupakan suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Selain itu, kemandirian mencerminkan keadaan dimana setiap karyawan telah mengetahui apa yang menjadi kewajiban mereka selama bekerja. Tabel 6. Persepsi Karyawan terhadap Asas Kemandirian No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Saya selalu bersikap profesional/mandiri dalam mengerjakan kewajiban/tugas saya 2 Saya selalu belajar dari setiap kesalahan yang saya perbuat 3 Saya bekerja dengan sepenuh hati dan tanpa tekanan dari pihak manapun S S S 4 Saya selalu melakukan kewajiban saya tanpa harus menunggu instruksi atau perintah dari atasan S S Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa responden menyatakan setuju jika selalu bersikap profesional/mandiri dalam mengerjakan kewajiban/tugas, selalu belajar dari setiap kesalahan yang mereka perbuat, selalu bekerja dengan sepenuh hati dan tanpa tekanan dari pihak manapun, dan selalu melakukan kewajiban mereka tanpa harus menunggu instruksi atau perintah dari atasan. Hal ini dapat terjadi karena adanya 52

6 53 kejelasan job description dari masing-masing jabatan dan jika dilihat dari lama kerja, sebanyak 78% responden telah bekerja selama 5-15 tahun sehingga karyawan telah mengetahui dengan seksama tugas yang seharusnya mereka kerjakan tanpa harus diperintahkan oleh atasan. Jumlah skor yang diperoleh dari prinsip kemandirian berdasarkan hasil kuesioner adalah Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 1480 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip kemandirian adalah sebesar 81%. 3. Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ atau karyawan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Tabel 7. Persepsi Karyawan Terhadap Asas Akuntabilitas No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Saya selalu mendapat pengawasan dari atasan dalam menjalankan tugas 2 Saya melaksanakan tugas sesuai dengan divisi yang saya tempati S S S Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa responden menyatakan setuju jika selalu mendapat pengawasan dari atasan dalam menjalankan tuganya dan melaksanakan tugas sesuai dengan divisi yang ditempati. Pengawasan oleh atasan, dilakukan untuk mengetahui apakah karyawan telah melakukan tugasnya dengan baik atau belum dan untuk mengetahui tingkat pencapaian masing-masing karyawan. Sedangkan untuk kejelasan pelaksanaan organ perusahaan, maka Divisi SPI selalu melaksanakan audit terhadap fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaan. Sebagai contoh, Divisi SPI melakukan audit terhadap absensi organ perusahaan ketika pelaksanaan RUPS. Hal ini dilakukan agar organ perusahaan dapat memberikan hak suaranya dalam menentukan kebijakan 53

7 54 untuk mengelola perusahaan menjadi lebih baik dan meningkatkan komitmen organ terhadap perusahaan. Jumlah skor yang diperoleh dari prinsip akuntabilitas berdasarkan hasil kuesioner adalah 580. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 740 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip akuntabilitas adalah sebesar 78%. 4. Tanggung Jawab, merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi. Selain itu, tanggung jawab memperlihatkan kontribusi yang diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tabel 8. Persepsi Karyawan terhadap Asas Tanggung Jawab No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Saya bertanggung jawab atas apa yang telah saya kerjakan 2 Tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik oleh saya 3 Saya selalu menumbuhkan rasa memiliki terhadap perusahaan dan berani bertanggung jawab atas tindakan yang saya perbuat 4 Saya selalu bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi demi tercapainya visi dan misi perusahaan S S S S S Berdasarkan Tabel 8, responden menyatakan setuju jika responden bertanggung jawab atas apa yang telah mereka kerjakan; tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik oleh mereka; selalu menumbuhkan rasa memiliki terhadap perusahaan dan 54

8 55 berani bertanggung jawab atas tindakan yang mereka perbuat; dan mereka selalu bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi demi tercapainya visi dan misi perusahaan. Menurut pihak manajemen, rasa tanggung jawab merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh masing-masing karyawan karena hal ini dapat menentukan tingkat pencapaian perusahaan dan kemajuan bagi perusahaan. Jumlah skor yang diperoleh dari prinsip tanggung jawab berdasarkan hasil kuesioner adalah Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 1480 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip tanggung jawab adalah sebesar 85%. 5. Keadilan, merupakan keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hakhak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tabel 9. Persepsi Karyawan terhadap Asas Keadilan No. Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Saya sudah diperlakukan secara adil oleh perusahaan sesuai dengan apa yang saya telah saya kerjakan 2 Saya mempunyai hak untuk dapat memberikan masukan kepada perusahaan sama seperti yang lainnya 3 Saya mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan karyawan lain dalam perusahaan S S S 4 Saya selalu mendapatkan perhatian dari perusahaan tanpa ada perbedaan S S Berdasarkan Tabel 9, responden menyatakan setuju jika mereka sudah diperlakukan secara adil oleh perusahaan sesuai dengan apa yang 55

9 56 telah mereka kerjakan, mereka mempunyai hak untuk dapat memberikan masukan kepada perusahaan sama seperti lainnya, mereka mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan karyawan lain dalam perusahaan, dan mereka selalu mendapatkan perhatian dari perusahaan tanpa ada perbedaan. Keadilan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan undang-undang perseroan terbatas dan pedoman etika dan budaya PT. KIEC. Jumlah skor yang diperoleh dari prinsip keadilan berdasarkan hasil kuesioner adalah Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 1480 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip keadilan adalah sebesar 74%. Secara keseluruhan, jumlah skor yang diperoleh dari penelitian Good Corporate Governance berdasarkan hasil kuesioner adalah Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item adalah 6660 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap pengimplementasian prinsip-prinsip GCG adalah sebesar 77% Divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) Gambaran Umum Divisi SPI Divisi SPI telah tersertifikasi oleh Sucofindo (ISO 9001: 2008) dan KAN (Komite Akreditasi Nasional) sehingga segala bentuk tugas, tanggung jawab, wewenang, struktur dan kedudukan telah ditetapkan. 1. Visi dan Misi Divisi Satuan Pengawasan Intern Visi : menjadi partner manajemen dalam mencapai tujuan dan memberi nilai tambah bagi perusahaan Misi : menyelenggarakan kegiatan assurance, melalui penilaian (evaluasi), pengendalian (control) dan tata peraturan perusahaan (corporate governance) secara professional dan independent sesuai Standar Profesi Auditor Indonesia (SPAI) 56

10 57 2. Dasar Hukum Satuan Pengawasan Intern Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT KIEC merupakan salah satu divisi yang berpedoman pada: A. UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN Pasal 67 yaitu pada setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern dan SPI dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama B. PP No.45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN Pasal 66 ayat 1 dan 2: Setiap BUMN wajib membentuk Satuan Pengawasan Intern SPI dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama C. Kepmen BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN, Pasal 22 (1): Direksi harus menetapkan sistem Pengendalian Intern yang efektif untuk mengamankan investasi dan asset BUMN D. Kep. Ka. Bapepam & LK 496/2008 E. Sistem Prosedur Internal Perusahaan F. Standar Profesi Audit Internal yang ditetapkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal dan ketentuan lain yang terkait. 3. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi SPI A. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan operasional, keuangan, ketaatan dan khusus (fraud), menilai sistem pengelolaan risiko dan pengendalian intern perusahaan, serta memberikan saran-saran perbaikannya. B. Melaksanakan peran konsultatif dalam peningkatan efektivitas peningkatan risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan. C. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau pelaksanaan tugas Direktur Utama dan manajemen terkait. 57

11 58 D. Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. E. Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit dan Eksternal Auditor dalam mencapai akuntabilitas yang optimal. 4. Wewenang Divisi SPI A. Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya. B. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan focus, ruang lingkup dan jadwal audit, menerapkan teknik untuk mencapai tujuan audit, serta mendapatkan saran dan nasehat dari tenaga ahli (profesional) jika dipandang perlu. C. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Anggota Komite Audit. 5. Struktur dan Kedudukan Divisi SPI Satuan Pengawasan Intern dipimpin seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Divisi Satuan Pengawasan Intern beranggotakan kepala divisi dan lima staff (lihat gambar 6). Berdasarkan Gambar 6, staff Divisi SPI terdiri dari Tata Usaha, Pemeriksa Madya Keuangan, Pemeriksa Madya Operasional, Pemeriksa Pertama Keuangan, Pemeriksa Pertama Operasional, dan Ahli Pertama QA. Ahli Madya Pemeriksa Operasional Non Keuangan bertugas untuk melakukan audit terhadap perawatan perusahaan, mengaudit kegiatan perhotelan perusahaan (mulai dari bagian office, kamar, laundry, dan sebagainya), dan kegiatan-kegiatan lain di luar keuangan perusahaan. Ahli Pertama Quality Assurance (QA) merupakan 58

12 59 jabatan yang melakukan penjaminan mutu perusahaan dengan mengacu pada ISO 9001: Menurut Bapak Valdi selaku Ahli Pertama QA Divisi SPI, tugas dari QA adalah menjamin mutu perusahaan dengan melakukan audit disetiap proses kegiatan perusahaan dan melakukan kontrol terhadap perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan oleh auditee (lihat gambar 7). Audit dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun oleh internal, hal ini dilakukan sebelum dilaksanakannya audit oleh eksternal. DIREKTUR DIR. PENGEMBANG AN USAHA DIR. SDM & KEUANGAN DIR. OPERASI & KOMERSIAL SATUAN PENGAWASA N INTERN TATA USAHA PEMERIKSA MADYA OPERASIONAL PEMERIKSA MADYA KEUANGAN PEMERIKSA PERTAMA OPERASIONAL PEMERIKSA PERTAMA KEUANGAN AHLI PERTAMA QA Gambar 6. Struktur dan Kedudukan SPI Input Proses Output Objek yang diaudit dan dikontrol oleh QA Gambar 7. Objek audit Quality Assurance 59

13 60 6. Persyaratan Auditor Internal Dalam Piagam Satuan Pengawasan Intern PT. Krakatau Industrial Estatae Cilegon disebutkan bahwa persyaratan auditor internal paling kurang meliputi : A. Memiliki integritas dan perilaku yang professional, independen, jujur, dan objektif B. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetisi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan C. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetisi lainnya melalui pengembangan professional yang berkelanjutan Selain itu, disebutkan pula bahwa Auditor dan pelaksana yang duduk dalam Satuan Pengawasan Intern dilarang melaksanakan perangkapan jabatan terhadap kegiatan operasional perusahaan baik di dalam perusahaan maupun Anak Perusahaan Upaya Penguatan Peran SPI BUMN Mengingat pentingnya keberadaan Divisi Satuan Pengawasan Intern dalam perusahaan maka diperlukan adanya upaya penguatan peran SPI yaitu melakukan formalisasi tujuan, kewenangan dan tanggung jawab SPI dalam Internal Audit Charter. Penanggungjawab Fungsi Audit Internal (PFAI) harus mengupayakan persetujuan atas charter dari manajemen senior dan Pimpinan & Dewan Pengawas Organisasi (PDPO). Persetujuan atas charter tersebut harus didokumentasikan dalam minute perusahaan. Charter Audit harus: (a) menjelaskan posisi fungsi audit internal dalam organisasi, (b) menyatakan kewenangan fungsi audit internal untuk mendapatkan akses terhadap semua catatan, personil dan asset perusahaan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugasnya, dan (c) menjelaskan ruang lingkup fungsi audit internal. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan pengajuan terhadap Sertifikasi oleh Lembaga Independen 60

14 61 terkait ISO 9001: 2008 sehingga SPI memiliki infrastruktur dan SDM yang baik serta menggunakan metodologi berstandar internasional, evaluasi keefektifan peran SPI dengan membuat KPI SPI, dan evaluasi atas persentase temuan yang ditindaklanjuti (Follow Up) oleh manajemen. Menurut Bapak Hendi selaku staff Divisi SPI, evaluasi atas persentase temuan yang ditindaklanjuti oleh manajemen (close) sebanyak 80% dalam satu tahun atau 14 Laporan Hasil Pemeriksanaa (LHP) dalam satu tahun Penentuan Objek oleh SPI Terdapat dua cara yang dilakukan oleh Divisi SPI dalam menentukan objek yang akan diperiksa yaitu berdasarkan bobot risiko maupun pernah atau tidaknya objek tersebut diperiksa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan objek periksa berdasarkan bobot risiko adalah sebagai berikut: 1. Membuat objek universe (semua objek yang berada di perusahaan) 2. Menentukan nilai prioritas objek PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) (PM + Nilai Objek) PT Keterangan : PM = Permintaan Manajemen PT= Pemeriksaan terakhir oleh pemeriksa internal/ eksternal 3. Setelah mendapatkan nilai prioritas objek audit berdasarkan perhitungan nilai prioritas maka SPI akan mempresentasikan kepada Direksi 4. Apabila disetujui, maka akan ditandatangani oleh Direksi 5. Melakukan Pra-audit (Tinjau lokasi, wawancara, melihat peraturan yang berlaku, dan sebagainya) 6. Membuat Audit Plan 7. Membuat Program Pemeriksaan (rencana audit yang dibuat lebih rinci) atau Program Kerja Audit 8. Pembahasan oleh Tim SPI mengenai Program Kerja Audit 61

15 62 9. Pembuatan Surat Tugas Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama 10. Melakukan pemeriksaan ke lapangan 11. Perolehan data berdasarkan hasil interviu 12. Membuat draft LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) 13. Melakukan pembahasan temuan sementara antara auditor yang turun ke lapangan dengan auditee (Verifikasi temuan sementara) 14. Pertemuan antara Kepala Divisi SPI dengan Kepala Auditee untuk membahas hasil temuan sementara untuk mengetahui apakah memerlukan suatu revisi atau tidak 15. Membuat Laporan Hasil 16. Membuat Form Tindak Lanjut (Laporan Tindak Lanjut Temuan) yang berisikan: Temuan, Rekomendasi, Program Tindak Lanjut, Tanggal Target Penyelesaian, dan tanda tangan kedua belah pihak yang diketahui oleh Direktur Utama 17. Melakukan tinjauan dan meminta bukti kepada auditee untuk mengetahui apakah auditee melaksanakan rekomendasi tindak lanjut atau tidak 4.5. Persepsi Karyawan terhadap Efektivitas Satuan Pengawasan Intern Pengukuran efektivitas kerja Divisi SPI dapat dilihat dari KPI SPI dan evaluasi atas persentase temuan yang ditindaklanjuti oleh manajemen. Namun, dalam penelitian ini, untuk melihat efektivitas kerja Divisi SPI maka penilaian dilakukan dengan menilai tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukannya. Tahapan yang dimaksud dimulai dari tahapan persiapan penugasan, tahapan survey audit pendahuluan, tahapan pelaksanaan pengujian, tahapan penyelesaian penugasan, tahapan pelaporan hasil audit, dan tahapan pemantauan tindak lanjut. 1. Tahapan Persiapan Penugasan Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi sumberdaya. 62

16 63 Berdasarkan Tabel 10, responden SPI menyatakan sangat setuju dan responden Non SPI menyatakan setuju pada tahapan persiapan penugasan. Hal ini menunjukkan bahwa SPI harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam menentukan batas-batas audit sehingga SPI dapat lebih fokus dalam melakukan persiapan audit; perusahaan menentukan time frame audit; perusahaan membuat standar untuk melaksanakan audit; tim audit internal berjumlah minimal tiga orang; tim audit internal menentukan jadwal pelaksanaan audit; dan tim audit menyiapkan dokumen, formulir dan kertas kerja yang diperlukan selama proses audit. Tabel 10. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Persiapan Penugasan No. Pertanyaan Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS 1 Perusahaan S menentukan batasbatas audit sehingga dapat lebih fokus 2 Perusahaan menentukan time frame audit S 3 Perusahaan membuat S standar untuk melakukan audit 4 Tim audit berjumlah S lebih dari tiga orang 5 Tim audit internal S menentukan jadwal pelaksanaan audit 6 Tim audit S menyiapakan dokumen, formulir, dan kertas kerja yang diperlukan selama proses audit S 63

17 64 Tahapan persiapan penugasan ini dilakukan untuk menentukan daftar objek yang akan diaudit dan menyiapkan dokumen, formulir dan kertas kerja yang memang dibutuhkan oleh tim audit untuk memeriksa auditee. Dengan adanya tahapan ini maka diharapkan tim audit menjadi lebih terarah dalam melakukan audit dan bisa mempunyai standar dalam melakukan audit terhadap seluruh objek audit yang ada di dalam perusahaan. Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 2220 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan persiapan penugasan dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 81%. 2. Tahapan Survey Audit Pendahuluan Audit internal (SPI) harus melakukan survey audit pendahuluan yaitu proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Dengan demikian maka SPI dapat menentukan siapa yang akan diaudit terlebih dahulu berdasarkan risiko terbesar yang ditemukan. Berdasarkan Tabel 11, responden SPI menyatakan sangat setuju dan responden Non SPI menyatakan setuju pada tahapan survey audit pendahuluan. Hal ini menunjukkan bahwa SPI harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam melakukan audit dengan fokus terhadap auditee; audit secara objektif; dan pemeriksaan dokumen sistem (rencana aksi dan dokumen lainnya) terhadap aktual pelaksanaanya. Tahapan survey audit pendahuluan dilakukan untuk mengurutkan risiko-risko dari objek audit mulai dari risiko terkecil hingga terbesar. Kemudian Divisi SPI akan mempresentasikan risiko-risko terbesar kepada direksi yang kemudian akan diputuskan risiko mana yang akan ditindaklanjuti terlebih dahulu sehingga risiko-risiko yang besar dapat dikendalikan oleh perusahaan. Setelah mendapatkan mendapatkan persetujuan dari direksi maka Divisi 64

18 65 audit akan segera menyiapkan rencana audit untuk mendapatkan temuan audit. Tabel 11. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Survey Audit Pendahuluan No Pertanyaan 1 Tim audit melakukan audit dengan fokus terhadap auditee 2 Tim audit internal melakukan audit secara objektif 3 Tim audit memeriksa dokumen sistem (rencana aksi dan dokumen lainnya) terhadap aktual pelaksanaannya Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS S S S S Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar 893. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 1110 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan, responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan survey audit pendahuluan dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 80%. 3. Tahapan Pelaksanaan Pengujian Dalam melaksanakan audit, auditor internal (SPI) harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan. Berdasarkan Tabel 12, responden SPI menyatakan sangat setuju dan responden Non SPI menyatakan setuju pada tahapan pelaksanaan pengujian. Hal ini menunjukkan bahwa SPI harus lebih meningkatkan 65

19 66 kinerjanya dalam mencari bukti yang dapat menguatkan informasi secara relevan; tidak pernah melakukan rekayasa terhadap bukti dari temuan audit; dan tetap siaga terhadap setiap petunjuk/bukti yang dapat mempengaruhi hasil audit. Menurut pihak manajemen, tahapan pelaksanaan pengujian merupakan tahapan dimana staf Divisi SPI melakukan audit di tempat auditee untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan melakukan wawancara setelah mendapatkan Surat Tugas Pemeriksaan yang telah ditandatangani oleh Direktur Utama. Tabel 12. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Pelaksanaan Pengujian No Pertanyaan 1 Tim audit internal selalu mencari bukti yang dapat menguatkan informasi secara relevan 2 Tim audit internal tidak pernah melakukan rekayasa terhadap bukti dari temuan audit 3 Tim audit tetap siaga terhadap setiap petunjuk atau bukti yang dapat mempengaruhi hasil audit Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS S S S S Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar 875. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 1110 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan, responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan pelaksanaan pengujian dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 79%. 66

20 67 4. Tahapan Penyelesaian Penugasan Tahapan penyelesaian penugasan merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan lapangan (di tempat auditee). Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan yang dilakukan di tempat auditee. Berdasarkan Tabel 13, responden SPI menyatakan setuju dan responden Non SPI menyatakan setuju pada tahapan penyelesaian penugasan. Hal ini menunjukkan bahwa SPI harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan konfirmasi terkait hasil temuannya kepada auditee; rekomendasi kepada auditee; meminta jawaban auditee atas rekomendasi yang telah disampaikan; dan melakukan rapat secara teratur dengan auditee. Menurut pihak manajemen, tahapan penyelesaian penugasan yang dilakukan SPI adalah pembuatan draft LHP berdasarkan hasil temuan dan membicarakan hasil temuan di dalam divisi SPI. Tabel 13. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Penyelesaian Penugasan No Pertanyaan 1 Tim audit internal selalu memberikan konfirmasi terkait hasil temuannya kepada auditee 2 Tim audit internal selalu memberikan rekomendasi kepada auditee 3 Tim audit internal meminta jawaban auditee atas rekomendasi yang telah disampaikan 4 Tim audit internal melakukan rapat secara teratur dengan auditee Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS S S S S S 67

21 68 Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 1480 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan, responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan penyelesaian penugasan dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 80%. 5. Tahapan Pelaporan Hasil Audit Tahapan pelaporan hasil audit mengharuskan audit internal untuk melaporkan atau mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu. Tabel 14. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Pelaporan Hasil Audit No Pertanyaan 1 Tim audit internal secara teratur melakukan rapat dengan manajemen auditee 2 Tim audit internal secara berkala menyusun laporan hasil audit 3 Laporan hasil audit internal sangat berguna bagi pembuatan keputusan perusahaan dimasa yang akan datang Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS S S S S Berdasarkan Tabel 14, baik responden SPI maupun Non SPI menyatakan setuju jika tim audit internal secara teratur melakukan rapat dengan manajemen auditee; secara berkala menyusun laporan hasil audit; dan laporan hasil audit internal sangat berguna bagi pembuatan keputusan perusahaan dimasa yang akan datang. 68

22 69 Tahapan pelaporan hasil audit dilakukan untuk memberitahukan hasil temuan audit antara Kepala Divisi SPI dengan Kepala auditee dan kemudian memutuskan apakah diperlukan adanya revisi atau tidak. Kemudian Divisi SPI membuat laporan hasil berdasarkan hasil pertemuan Kepala Divisi SPI dan kepala auditee. Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar 885. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 1110 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan, responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan pelaporan hasil audit dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 80%. 6. Tahapan Pemantauan Tindak Lanjut Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak-lanjut hasil penugasan yang dikomunikasikan kepada manajemen. Berdasarkan Tabel 15, baik responden SPI maupun Non SPI menyatakan setuju jika Tim audit internal melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rekomendasi yang telah disepakati oleh tim audit internal dengan auditee; Perusahaan telah mengembangkan komunikasi yang efektif antara auditor internal, auditor eksternal, dan dewan direksi; dan Tim audit internal telah melakukan tugasnya secara efektif. Tahapan pemantauan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui apakah auditee melaksanakan rekomendasi yang telah diberikan oleh Divisi SPI dan untuk meminta kepala auditee untuk menandatangani lembar tindak lanjut yang kemudian akan ditandatangani oleh kepala Divisi SPI dan Direktur Utama. 69

23 70 Tabel 15. Persepsi Karyawan Non SPI dan Karyawan SPI terhadap Tahapan Pemantauan Tindak Lanjut No Pertanyaan 1 Tim audit internal melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rekomendasi yang telah disepakati oleh tim audit internal dengan auditee 2 Perusahaan telah mengembangkan komunikasi yang efektif antara auditor internal, auditor eksternal, dan dewan direksi 3 Tim audit internal telah melakukan tugasnya secara efektif Non SPI SPI STS TS CS S SS STS TS CS S SS S S S S Jumlah skor yang diperoleh dari kuesioner sebesar 873. Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 1110 (dengan asumsi semua menjawab SS). Secara keseluruhan, responden SPI dan Non SPI menyatakan setuju jika Divisi SPI melakukan tahapan pelaporan hasil audit dalam menjalankan tugasnya dengan tingkat persetujuan 79%. Secara keseluruhan, jumlah skor yang diperoleh dari penelitian efektivitas tahapan- tahapan kegiatan Divisi SPI berdasarkan hasil kuesioner sebesar Sedangkan jumlah ideal (kriterium) untuk seluruh item sebesar 8140 (dengan asumsi semua menjawab SS). Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap efektivitas tahapan kegiatan Divisi SPI sebesar 80%. 70

24 Hubungan SPI dengan GCG Hubungan Divisi SPI dengan GCG dapat dilihat dari ruang lingkup Divisi SPI yang mencakup proses governance, pengendalian internal, dan manajemen risiko. 1. Pengendalian Internal Mengendalikan agar perusahaan taat pada perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang berlaku sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, tercipta efisiensi dan efektivitas dalam proses operasional keuangan, dan non keuangan (tidak terjadi kecurangan). Tabel 15 (rencana program kerja) divisi SPI memperlihatkan adanya pengawawasan intern untuk keuangan maupun non keuangan dan kegiatan pengendalian administratif. 2. Manajemen Risiko Dilakukan berdasarkan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) atau pemeriksaan khusus. Dengan menghitung bobot risiko terhadap seluruh objek yang ada di perusahaan, mempresentasikan hasil yang ditemukan di depan Direksi, hingga penandatanganan oleh Direksi sebagai bukti persetujuan mengenai pelaksanaan audit oleh Divisi SPI. Berdasarkan tabel 15 (rencana program kerja) divisi SPI, maka dapat terlihat adanya pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh divisi SPI. Ini merupakan salah satu kegiatan manajemen risiko yang dilakukan oleh Divisi SPI. 3. Proses Governance Salah satu tugas dari Satuan Pengawasan Intern terkait dengan penerapan prinsip-prinsip GCG adalah dengan membuat Program Kerja Pemeriksaan (Lihat pada Lampiran 7). Selain itu, jika dilihat dari Rencana Program Kerja SPI tahun 2010 maka kegiatan governance yang dilakukan adalah koordinasi, strategi dan konsultasi audit dan menjadi counterpart bagi KAP dan Sucofindo. 71

25 72 Tabel 16. Rencana Program Kerja SPI Tahun 2010 No. Obyek Pemeriksaan Jadwal Pelaksana I Pengawasan Intern Operasional Keuangan 1. Kegiatan Good Coporate Governance Pebruari Anisah A 2. Penerimaan Pendapatan PT. LMJ April Anisah A 3. Biaya dan Pengelolaan SDM Juni Anisah A 4. Piutang PT KIEC Agustus Anisah A 5. Kegiatan SDM & Keuangan Unit Oktober Anisah A Otonom WBBM 6. Verifikasi Tindak Lanjut Continue Anisah, Hendi, Heni Operasional Non Keuangan 7. Pengadaan Barang PT KIEC Pebruari Hendi R 8. Pembebasan & Pengelolaan Lahan April Hendi R 9. Kegiatan MIS Juni Hendi R 10. Perawatan, Pelayanan dan Agustus Hendi R Pemasaran Perkantoran 11. Perawatan & Pelayanan HPK Oktober Hendi R 12. Verifikasi Tindak Lanjut Continue Anisah, Hendi, Heni II Pengawasan Mutu 1. Audit Mutu Internal Kawasan Industri & Hotel Permata Krakatau Kawasan Industri & Hotel Permata Krakatau Pebruari Agustus Valdy, Hendi Valdy, Hendi 2. Evaluasi Quality Objective Evaluasi Quality Objective Semester 1 Juni Valdy R Tahun 2010 Evaluasi Quality Objective Tahun 2010 Desember Valdy R 3. Pemantauan dan Verifikasi CAR & PAR Continue Valdy R 4. Rapat Tinjauan Manajemen Januari Valdy R Oktober Valdy R III Pemeriksaan Khusus Tentative Anisah, Hendi IV Koordinasi, strategi dan konsultasi audit Continue Suparno V Counterpart (KAP dan SUCOFINDO) Tentative Suparno, Hendi, Valdy VI Penyusunan PKPT 2011 Oktober - November Semua VII Kegiatan Pengendalian Administrasi (Dokumen) Continue Heni M 72

26 73 Lanjutan Tabel 16 No. Obyek Pemeriksaan Jadwal Pelaksana VIII Alokasi Tim Tim Tentative semua Sumber : Data sekunder perusahaan (2011) 4.7. Persepsi Karyawan tentang Kajian Penerapan GCG terhadap Kemajuan Perkembangan Perusahaan Persepsi Karyawan terhadap Kemajuan Perkembangan Perusahaan Berdasarkan hasil kuesioner dengan menggunakan sampel sebanyak 74 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 49 buah. Tabel 17, sebanyak 46 responden menyatakan setuju jika terjadi penambahan investor setelah ada penerapan GCG; 52 responden menyatakan setuju jika terjadi peningkatan citra perusahaan setelah ada penerapan GCG; 52 responden menyatakan setuju jika Dewan Direksi dapat mengelola setiap konflik yang terjadi di dalam perusahaan; 53 responden menyatakan setuju jika Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan secara rutin; 53 responden menyatakan setuju jika terjadi peningkatan keuntungan/profit setelah ada penerapan GCG; 57 responden menyatakan setuju jika para pemangku kepentingan menjadi lebih percaya terhadap perusahaan; 56 responden menyatakan setuju jika terjadi peningkatan pertumbuhan dan pangsa pasar perusahaan; 52 responden menyatakan setuju jika terjadi penambahan modal bagi perusahaan; dan 55 responden menyatakan setuju jika perusahaan menjunjung tinggi etika berusaha. Diperoleh data mengenai kemajuan perkembangan perusahaan sebagai berikut: Tabel 17. Persepsi karyawan terhadap Kemajuan Perkembangan Perusahaan No Pertanyaan STS TS CS S SS 1 Terjadi penambahan investor setelah ada penerapan GCG 2 Terjadi peningkatan citra perusahaan setelah ada penerapan GCG S S 73

27 74 Lanjutan Tabel 17 No Pertanyaan STS TS CS S SS 3 Dewan direksi dapat S mengelola setiap konflik yang terjadi di dalam perusahaan 4 Rapat Umum Pemegang S saham dilakukan secara rutin 5 Terjadi peningkatan S keuntungan/ profit setelah ada penerapan GCG 6 Stakeholders (pemangku S kepentingan) lebih percaya terhadap perusahaan 7 Terjadi peningkatan S pertumbuhan dan pangsa pasar perusahaan 8 Terjadi penambahan modal S bagi perusahaan 9 Perusahaan menjunjung tinggi S etika berusaha S Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat persetujuan terhadap kemajuan perusahaan setelah diterapkannya GCG adalah sebesar 79%. Artinya, penerapan GCG dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi perusahaan Dampak Penerapan GCG terhadap Kemajuan Perkembangan Perusahaan 1. Peningkatan jumlah investor setelah penerapan GCG Gambar 8. Jumlah investor

28 75 Penerapan GCG memberikan manfaat bagi perusahaan, salah satunya adalah meningkatnya jumlah investor. Peningkatan jumlah investor disebabkan oleh adanya rasa percaya dari investor karena perusahaan memiliki kinerja keuangan dan disclosure yang baik. Berdasarkan gambar 8, jumlah investor pada tahun 2007 sebesar 51, tahun 2008 sebesar 59, tahun 2009 sebesar 62, dan tahun 2010 sebesar Peningkatan pertumbuhan pasar, Laba, dan Aset Peningkatan pertumbuhan pasar, laba dan asset setelah penerapan GCG dapat dilihat pada tabel 18: Tabel 18. Data Penjualan Perusahaan Tahun Jumlah Pembeli (Perusahaan) Luas Lahan Laba (Juta Rupiah) Aset (Juta Rupiah) (Ha) , , , , Sumber : Data sekunder perusahaan (2011) Berdasarkan Tabel 18, jumlah pembeli pada perusahaan tidak stabil. Terjadi peningkatan jumlah pembeli pada tahun 2008 dan 2010, dan penurunan pada tahun Namun, walaupun pada tahun 2008 mengalami peningkatan jumlah pembeli, jumlah lahan yang dijual mengalami penurunan. Salah satu penyebab menurunnya jumlah lahan yang dibeli oleh pembeli adalah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Penurunan ini menyebabkan menurunnya laba yang diperoleh perusahaan pada tahun Organ Perusahaan Organ perusahaan pada PT. KIEC telah sesuai dengan pedoman KNKG yaitu terdiri dari: a. Rapat Umum Pemegang Saham b. Direksi 75

29 76 c. Dewan Komisaris, dibantu oleh Komite Audit, Komite Remunerasi, dan Komite Investasi Sedangkan pedoman yang digunakan perusahaan untuk mengatur organ perusahaan adalah undang-undang perseroan terbatas (UU No. 19 Tahun 2003), Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN dan Pedoman Etika dan Budaya Perusahaan PT. KIEC. 4. Etika bisnis perusahaan PT. KIEC merupakan perusahaan yang berpedoman pada undang-undang perseroan terbatas, seperti UU No. 40 Tahun 2007 dimana salah satu tujuannya adalah untuk mendukung pengimplementasian GCG, UU No. 19 Tahun 2003 yang mengatur organ perusahaan, dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Sedangkan untuk mengatur etika dalam perusahaan, maka PT. KIEC membuat pedoman tentang Etika dan Budaya Perusahaan. Hal ini ditujukkan agar perusahaan berjalan sesuai dengan etika yang berlaku baik di lingkungan sekitar maupun di negara. Selain itu, perusahaan melalui Divisi Humas dan Keamanan telah melakukan kerja sama dengan LSM sekitar untuk menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat (termasuk dalam unsur tanggung jawab) salah satunya adalah LSM Lingkungan Hidup. Perusahaan juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) yaitu penghijauan dan pembibitan pohon, bantuan dana sosial, bakti sosial seperti pengobatan gratis dan pemberian makanan tambahan bergizi kepada balita disekitar perusahaan. Dengan melakukan hal tersebut, maka perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan dengan etika bisnis yang baik atau moral management. 76

30 77 5. Peningkatan citra perusahaan setelah penerapan GCG Citra perusahaan privat dapat dilihat melalui pembiayaan yang diperoleh perusahaan tersebut karena apabila seseorang atau badan usaha mendapatkan kredit dari bank maka orang atau badan usaha tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari bank pemberi kredit. Dengan demikian, untuk melihat citra PT KIEC dapat dilihat dari kewajiban jangka panjang dan kepuasan karyawan PT KIEC. A. Kewajiban Jangka Panjang Tabel 19. Kewajiban Jangka Panjang Tahun Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (dalam ribu rupiah) Sumber : Data sekunder perusahaan (2011) Tabel 19 memberikan gambaran mengenai peningkatan jumlah kewajiban jangka panjang perusahaan. Apabila dikaitkan dengan jumlah laba yang diperoleh perusahaan, pada tahun 2008 perusahaan mengalami penurunan perolehan laba namun jumlah kewajiban jangka panjang meningkat. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kepercayaan investor dan minimalnya cost of capital karena kreditur telah percaya kepada perusahaan. B. Kepuasan Karyawan Berdasarkan hasil survei oleh Divisi SDM tahun 2010, diketahui sebanyak 25,9% karyawan PT KIEC merasa sangat puas (kepuasan kerja tinggi), 48,6% karyawan merasa puas (kepuasan kerja sedang), dan 25,5% karyawan merasa tidak puas (kepuasan kerja rendah). Secara keseluruhan, hasil survey menggambarkan adanya peningkatan kepuasan kerja 77

31 78 karyawan pada tahun 2009 hingga Melalui kepuasan kerja yag optimal diharapkan produktivitas dan kualitas kerja karyawan dapat meningkat, sehingga kinerja PT KIEC dapat terjaga. Tabel 20. Kepuasan Kerja dan Keterikatan Karyawan (K4) Mean (rata-rata) No. Aspek Tahun 2009 Tahun Company Policies & Procedures 2 Communication Supervision Coworkers Compensation Working Condition Career & Development Recognition Sumber : Majalah KSG:Dari dan Untuk Karyawan Krakatau Steel Group (2011) PT. KIEC pada tahun 2008 mendapatkan penghargaan Indonesian Quality Award Sebagai "Bronze Achievement Award, The Performance Excellence Growth (Medium Company Category) " dan tahun 2009 mendapatkan penghargaan Sebagai "Gold Achievement Award (Medium Company Category) ". Penghargaan ini diberikan karena PT KIEC mampu mengoptimalkan kinerja unggul perusahaan yang diukur berdasarkan hasil penilaian menurut kriteria Malcom Baldrige dan perusahaan selalu berupaya melakukan perbaikan terus menerus yang direpresentasikan oleh pertumbuhan skor. Dengan melihat adanya peningkatan pembiayaan, penjualan, jumlah investor dan penghargaan dari Indonesian Quality Award maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki citra yang baik dimata investor. 78

32 Hasil Uji Korelasi antara penerapan GCG melalui audit internal terhadap kemajuan perkembangan perusahaan Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah dengan menggunakan Uji Rank Spearman (Lampiran 8), diperoleh nilai korelasi sebesar 0.531, dimana nilai termasuk pada kategori kuat. Sedangkan perolehan nilai peluang sebesar 0,000, dimana (p) < α (0,05) maka dapat dinyatakan terdapat hubungan nyata antara penerapan Good Corporate Governance melalui audit internal dengan kemajuan perkembangan perusahaan. Adapun hubungan dari masing-masing asas GCG terhadap kemajuan perkembangan perusahaan adalah sebagai berikut: Tabel 21. Hasil Uji Korelasi Prinsip Good Corporate Governance dengan Kemajuan Perkembangan Perusahaan No. Asas Good Corporate Governance Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan Kemajuan Perkembangan Perusahaan 1 Transparansi Positif, Nyata dan Lemah 2 Kemandirian Positif, Nyata dan Kuat 3 Akuntabilitas Positif, Nyata dan Lemah 4 Tanggung Jawab Positif, Nyata dan Kuat 5 Keadilan Positif, Nyata dan Lemah Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif dan nyata antara penerapan Good Corporate Governance dengan Kemajuan Perkembangan Perusahaan dengan rincian: 1. Terdapat hubungan yang positif, nyata, dan lemah antara penerapan asas transparansi dengan kemajuan perkembangan perusahaan. 2. Terdapat hubungan yang positif, nyata, dan kuat antara penerapan asas kemandirian dengan kemajuan perkembangan perusahaan. 79

33 80 3. Terdapat hubungan yang positif, nyata, dan lemah antara penerapan asas akuntabilitas dengan kemajuan perkembangan perusahaan. 4. Terdapat hubungan yang positif, nyata, dan kuat antara penerapan asas tanggung jawab dengan kemajuan perkembangan perusahaan. 5. Terdapat hubungan yang positif, nyata, dan lemah antara penerapan asas keadilan dengan kemajuan perkembangan perusahaan Implikasi Manajerial PT. KIEC merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah menerapkan prinsip prinsip GCG dalam menjalankan bisnisnya. Berdasarkan hasil survey dengan menggunakan kuesioner, diperoleh data mengenai prosentase pengimplementasian masing-masing prinsip GCG. Prinsip transparansi adalah prinsip yang memiliki prosentase terendah (67%). Dengan demikian, untuk meningkatkan prinsip transparansi maka perusahaan perlu meningkatkan komunikasi internal dari atasan ke bawahan dalam hal penyampaian informasi perusahaan dan mempermudah karyawan dalam mengakses informasi perusahaan. Selain itu, diperlukan pula adanya pelatihan bagi karyawan mengenai GCG karena masih ada beberapa karyawan yang belum terlalu memahami mengenai pengimplementasian GCG. Implementasi GCG dalam perusahaan menjadi semakin meningkat karena adanya kesamaan pemahaman pada karyawan mengenai GCG. 80

Nama : Anes Ika Murti Menyetujui, NRP : H A. Data Responden (Petunjuk: Berilah tanda (X) pada setiap jawaban yang anda dimaksud)

Nama : Anes Ika Murti Menyetujui, NRP : H A. Data Responden (Petunjuk: Berilah tanda (X) pada setiap jawaban yang anda dimaksud) 84 LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Kajian Penerapan Good Corporate Governance melalui Audit Internal terhadap Kemajuan Perkembangan Perusahaan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk Guna meningkatkan efektivitas pengawasan, pelaksanaan GCG serta Manajemen Risiko, maka SPI Perseroan telah memiliki Piagam Pengawasan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Bandung, 14 oktober 2009 Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chandra Wijaya Mahasiswa : Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN 1. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA I _ SEttEN IN00NESiA GRO P IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁 PToSEMEN丁 ONASA 2015 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha

Lebih terperinci

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT A. PENDAHULUAN A.1 TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT a. Memenuhi Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20... -1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 D A F T A R I S I Halaman BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan 2 3. Ruang Lingkup 2 BAB II KERANGKA UMUM PENYAJIAN 3 BAB III MATERI LAPORAN TAHUNAN 4 1. Informasi Umum 4 2.Informasi Penerapan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO)

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT.PINDAD (PERSERO) Bandung, 24 juli 2008 Kepada Yth, Bapak/Ibu responden Di tempat

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH Halaman 1 dari 6 DITETAPKAN OLEH DEDY ROCHIMAT Direktur Utama DISETUJUI OLEH PULUNG PERANGINANGIN Komisaris Utama HARTOPO Komisaris Independen Halaman 2 dari 6 I. PENDAHULUAN Piagam Unit Audit Internal

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang didukung data dan informasi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL Board Manual ini merupakan salah satu soft structure Good Corporate Governance, sebagai penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci