Pemanfaatan Sampah Sayuran Hijau Dan Limbah Cair Urea Sebagai Pupuk Cair
|
|
- Hamdani Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 C-14 Prosiding Seminar Nasional Teknologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman II 211 Makalah No. 19 Pemanfaatan Sampah Sayuran Hijau Dan Limbah Cair Urea Sebagai Pupuk Cair Novy Pralisa Putri, Abdul Kahar Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda Jl. Sambaliung No.9 Kampus Gn Kelua Samarinda, Telepon (541) novylisa@yahoo.com A B S T R A K Semua kegiatan manusia baik domestik maupun industri selalu menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tak langsung pada kehidupan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan sampah sayuran bayam, sawi dan kangkung menjadi pupuk organik cair POC untuk kemudian dicampurkan dengan limbah industri sehingga menjadi pupuk cair yang kaya akan unsur hara mikro dan makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pupuk cair dari campuran POC dengan limbah cair urea. POC yang memiliki kandungan unsur hara mikro terbaik dicampurkan dengan limbah cair urea dengan menvariasikan rasio percampuran. Pencampuran ini bertujuan untuk memenuhi kandungan unsur hara makro Nitrogen (N), Pospor (P) dan Kalium (K) pada pupuk cair. Hasil penelitian menunjukkan kualitas campuran POC dengan limbah cair urea terbaik pada rasio 4%:6%. Kata kunci: Limbah Cair Urea, Pupuk Organik Cair, Unsur Hara Mikro 1. Pendahuluan Salah satu dampak langsung terhadap lingkungan adalah bau busuk yang ditimbulkan akibat mikroorganisme mendegradasi limbah organik. Sedangkan dampak tidak langsung yang disebabkan oleh limbah adalah timbulnya penyakit karena adanya bakteri patogen. Oleh karena itu, harus ada pengolahan limbah agar tidak mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan kembali sehingga masih mempunyai nilai ekonomis. Limbah berasal dari semua kegiatan manusia baik itu kegiatan domestik maupun kegiatan industri. Salah satu industri yang menghasilkan limbah adalah industri pupuk urea. Pada dasarnya proses pembuatan urea (Winarso,24) mempunyai kesamaan yaitu menghasilkan air buangan
2 C-15 yang masih mengandung NH3 dan urea. Air yang terjadi akibat dari adanya proses reaksi pembentukan urea disebut process condensate atau disebut juga Ammonia Water. Meskipun limbah cair urea bukan termasuk senyawa B3, tetapi jika terus menerus dibuang ke perairan dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat serius (Wardhani, 28). Apabila limbah atau air buangan tersebut masih mengandung urea maka dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan campuran pupuk cair guna memenuhi unsur hara mikro dan makro dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas pupuk cair terbaik dari rasio campuran POC dan limbah cair urea. 2. Tinjauan Pustaka Limbah yang ditimbulkan oleh industri pupuk urea terdiri dari limbah cair yang mengandung amoniak, urea, asam basa dan minyak. Limbah gas mengandung karbon dioksida, gas amoniak, debu urea dan limbah padat yang terdiri dari urea reject, katalis bekas dan karung plastik bekas. Air buangan dari pabrik urea termasuk jenis proses kondensat, keran air ini dihasilkan dari proses reaksi yang kemudian dikondensasikan. Air ini mengandung polutan yang dapat membahayakan lingkungan, dimana kandungan NH3 dan ureanya pada saat tertentu bisa melebihi ambang batas yakni 3-1 ppm NH3 dan 2-6 ppm urea. Dalam keadaan abnormal, terutama pada saat pabrik shut down, air limbah tersebut dialirkan terlebih dahulu ke dalam kolam stabilisasi untuk diamankan sebelum dibuang ke lingkungan (Limbong,25). Pada dasarnya proses pembuatan urea (Winarso,24), semuanya mempunyai kesamaan yaitu menghasilkan air buangan yang masih mengandung NH3 dan urea. Air yang terjadi akibat dari adanya proses reaksi pembentukan urea disebut process condensate atau disebut juga Ammonia Water. Air ini dikirim ke Unit Waste Water Treatment (WWT) atau Unit Pengolahan Limbah Cair untuk diolah agar kandungan urea, karbamat dan amoniak menjadi rendah dengan kadar amoniak maksimum 5 ppm dan kadar urea maksimum 5 ppm sehingga air limbah dapat dibuang ke parit/ sewer. Efek negatif dari air buangan yang mengandung urea dan ammonia tinggi adalah: 1. Pencemaran perairan laut yang dapat mematikan biota laut terutama di sekitar area pembuangan air limbah proses 2. Apabila dipakai sebagai pendingin, amoniak akan bereaksi dengan Cu yang terdapat dalam material CuNi, sedangkan urea akan menggumpal atau membentuk scale yang dapat menyumbat lubang-lubang penukar panas dan bersifat sangat korosif. Menurut Suriadikarta (24), pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, tongkol jagung, bagas tebu dan sabut kelapa), serbuk gergaji,
3 C-16 kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar rumah tangga, limbah pabrik serta pupuk hijau. Komposisi hara terkandung dalam pupuk organik sangat tergantung menurut sumbernya. Menurut sumbernya pupuk organik diidentifikasikan berasal dari pertanian dan non pertanian. Pupuk pertanian berasal dari hasil panen dan kotoran ternak sedangkan non pertanian berasal dari sampah organik kota dan limbah industri. Keunggulan dari pupuk organik yakni dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, memiliki daya simpan air yang tinggi, meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan dan memiliki residual effect yang positif sehingga tanaman yang ditanam pada musim berikutnya tetap bagus pertumbuhan dan produktifitasnya (Hadisuwito,27). Tabel 1. Syarat Mutu Pupuk Anorganik Campuran Cair No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Kadar Unsur Mikro 1.1 Tembaga (Cu) %,1, Kobalt (Co) %,1, Mangan (Mn) %,9 1,1 1.4 Seng (Zn) %,16,2 1.5 Molibden (Mo) %,7,9 1.6 Boron %,4,6 2. Biuret % Maks 1 3. Logam Berat 3.1 Hg Ppm Maks,2 3.2 As Ppm Maks Cd Ppm Maks Pb Ppm Maks 5 Sumber: SNI Metodologi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda. Adapun analisisnya dilakukan di laboratorium analitik Fakultas MIPA Universitas Mulawarman, Samarinda. Penelitian ini bersifat eksperimental, yaitu pupuk organik cair (POC) yang terbuat dari campuran sampah sayuran bayam, sawi dan kangkung dengan perbandingan 1:1:1 dicampurkan dengan limbah cair urea pada rasio - 1%. Analisis terhadap kandungan unsur hara mikro dan logam berat dilakukan sebelum dan sesudah pencampuran antara pupuk cair organik cair dan limbah cair urea.
4 C Hasil dan Pembahasan 4.1 Kandungan Unsur Hara Makro, Unsur Hara Mikro dan Logam Berat dalam Pupuk Organik Cair Berdasarkan hasil analisis, pada tabel 3 terlihat kandungan unsur hara makro tertinggi rata-rata terdapat pada 1% POC dimana N-total= 1295 ppm, P-total= 1334 ppm dan K-total = ppm. Kandungan unsur hara makro pada LCU merupakan kandungan unsur hara makro paling rendah dimana kandungan N, P dan K berturut-turut adalah 476 ppm, 14 ppm dan 71 ppm. Tabel 3. Kandungan Unsur Hara Makro, Mikro dan Logam Berat Pada POC, LCU dan Campuran Keduanya No Kandungan Pada Pupuk Cair (ppm) Jenis POC:LCU POC:LCU POC:LCU POC:LCU POC:LCU POC:LCU Unsur 1% : % 8% : 2% 6% : 4% 4% : 6% 2% : 8% % : 1% Unsur Hara Makro 1 N-total P-total K-total Unsur Hara Mikro 1 Mn 4,47,4 125,12 2 Zn 14,89 2,99 3,77,635 1,23,15 3 Cu 1,95 2,52 2,29 1,88 1,89 8,4 4 Co,2 1,92 2,45 2,5 2,99 2,38 Logam Berat 1 Pb 3,51 7,894 8,37 4,42 6,47 7,17 2 Cd,67 11,86 Terdapat 4 kandungan unsur hara mikro yang diharapkan ada pada pupuk cair yaitu Mn, Zn, Cu dan Co. Pada tabel 3, kandungan unsur hara Mn tertinggi terdapat pada pencampuran POC dengan LCU rasio 6%:4% mencapai 125,12 ppm sedangkan pada rasio lain kandungan Mn cenderung sangat rendah bahkan ada yang bernilai ppm. Kandungan Zn tertinggi terdapat pada POC yaitu 14,89 ppm dan pada LCU serta rasio lainnya mengandung Zn yang jauh lebih kecil dari Zn pada POC. Kedua unsur hara mikro lain seperti Cu lebih banyak terkandung pada LCU dari pada POC dimana kandungannya mencapai 8,4 ppm sedangkan Co tertinggi terdapat pada rasio campuran POC dengan LCU 8%:2%. Kandungan logam berat merupakan kandungan yang sangat tidak diharapkan terkandung dalam pupuk cair. Namun, dari hasil analisis terdapat kandungan logam berat yang sangat tinggi pada LCU dimana kandungan Pb mencapai 7,17 ppm dan Cd lebih kecil daripada Pb yaitu 11,86 ppm. Tingginya kandungan
5 C-18 logam berat pada LCU dapat mempengaruhi kandungan pada pupuk cair karena LCU merupakan campuran utama dalam pembuatannya. 4.2 Kandungan Unsur Hara Makro N, P dan K Berdasarkan data pada gambar 1 diketahui tingginya kandungan unsur hara makro berbanding lurus dengan rasio POC dan LCU. Pada saat rasio POC 8% didapatkan kandungan unsur hara makro terbaik dan pada saat POC 2% didapatkan kandungan unsur hara makro terendah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan, semakin banyak kandungan POC maka semakin tinggi kandungan unsur hara makro didalamnya dan sebaliknya jika kandungan LCU lebih besar maka semakin rendah pula kandungan unsur hara makro. Berdasarkan hasil Analisis dapat diartikan bahwa kandungan unsur hara makro pada pupuk cair lebih dipengaruhi oleh POC dan keberadaan LCU pada pupuk cair hanya membuat kandungan N, P dan K seimbang atau agar tidak terlalu tinggi N-total (a) P-total (b) K-total (c)
6 C-19 Gambar 1. Kandungan Unsur Hara Makro Pupuk Cair, dimana: (a) Kandungan N-total Kandungan P-total; (c) Kandungan K-total Apabila dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 1, kandungan N, P dan K pada pupuk organik cair, limbah cair urea dan campuran keduanya memiliki nilai lebih besar dari 12 ppm dalam 1 ml pupuk cair. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan pupuk cair dari campuran POC dengan LCU telah memenuhi standar Keputusan Menteri Pertanian RI No. 9/Kpts/TP.26/1/23 tentang syarat unsur hara makro dimana N, P, dan K pada pupuk cair majemuk minimal adalah 1% dari volumenya. 4.3 Kandungan Unsur Hara Mikro Mn, Zn, Cu dan Co Gambar 2 menjelaskan peningkatan dan penurunan unsur hara mikro pada POC, limbah cair urea dan campuran keduanya dengan menggunakan rasio yang telah ditentukan. Pada gambar 2, dapat dilihat besarnya kandungan unsur hara mikro pada 1% POC dan 1% LCU. Kandungan unsur hara mikro terbesar pada POC adalah Zn yaitu 14,89 ppm sedangkan kandungan unsur hara mikro yang paling banyak terkandung pada limbah cair urea adalah Cu yaitu 8,4 ppm. Selain Zn POC juga mengandung unsur hara mikro lain dengan nilai yang memenuhi standar SNI yaitu kandungan Mn = 4,47 ppm, Cu = 1,95 ppm dan Co =,2 ppm. Sedangkan LCU juga mengandung unsur hara mikro lain tetapi dengan jumlah yang relatif kecil dimana kandungan Zn =,15 ppm, Co = 2,38 ppm dan tidak mengandung unsur hara mikro Mn. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui kandungan unsur hara mikro pada POC dan limbah cair urea sangat variatif. Oleh sebab itu dilakukan pencampuran POC dengan limbah cair urea menggunakan rasio -1%. Agar dapat diketahui pengaruh dari masing-masing kandungan tersebut sehingga memenuhi kriteria pupuk cair yang sesuai standar SNI. Apabila dilihat gambar 2, kandungan unsur hara mikro dari campuran POC dan LCU ini memiliki kandungan yang lebih variatif meskipun jika diperhatikan, kandungan pada setiap rasio relatif sama. Kandungan unsur hara mikro Mn pada POC 8%=,4 ppm sedangkan kandungan Mn POC 4% dan 2% adalah ppm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan Mn pada pupuk cair dari campuran POC dengan LCU memiliki nilai sangat kecil. Namun, pada analisis ini terdapat perbedaan pada POC 6%, dimana kandungan Mn sangat tinggi melebihi kandungan Mn pada POC dan limbah cair urea yaitu mencapai 125 ppm. Selain kandungan Mn, pupuk cair ini juga mengandung unsur hara mikro lain seperti Zn, Cu dan Co dimana besarnya kandungan unsur hara mikro tersebut berdasarkan dengan rasio POC : LCU. Kandungan Zn pada POC 8% dan 6% lebih besar dibandingkan POC 4% dan 2%.
7 KAndungan (ppm) C-2 Kebalikan dari kandungan Zn pada pupuk cair, nilai Cu pada POC 8% dan 6% lebih kecil dibandingkan POC 4% dan 2%. Berdasarkan hasil Analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan dan penurunan unsur hara mikro pada pupuk cair tergantung pada rasio POC : LCU yang diberikan dan dipengaruhi oleh kandungan yang ada pada 1% POC dan LCU Mn (a) Zn (b) Cu (c ) Co (d)
8 C-21 Gambar 2 Kandungan Unsur Hara Mikro Pupuk Cair, dimana: (a) Kandungan Mn (b) Kandungan Zn; (c) Kandungan Cu; (d) Kandungan Co 5. Kandungan Logam Berat Pb dan Cd Pb Cd (a) Gambar 3 Kandungan Logam Berat Pupuk Cair, dimana: (a) Kandungan Pb ; (b) Kandungan Cd Gambar 3 menjelaskan kandungan logam berat pada POC, limbah cair urea dan campuran keduanya dengan menggunakan rasio tertentu. Pada gambar 3 terlihat bahwa POC dan limbah cair urea mengandung logam berat Pb dan Cd namun dari gambar diatas limbah cair urea mengandung logam berat Pb dan Cd lebih besar daripada POC yaitu 7,17 ppm dan 11,86 ppm. Sedangkan POC mengandung Pb = 3,51 ppm dan Cd=,67 ppm. Kandungan logam berat pada pupuk cair tidak boleh melewati ambang batas yang telah ditentukan sebagaimana diungkapkan Lingga dan Marsono (2), semua jenis pupuk tidak diperbolehkan mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan dan keamanan lingkungan. Batas toleransi maksimal kandungan logam berat pada pupuk organik cair menurut SNI adalah Pb= maksimal 5 ppm, Cd= maksimal 1 ppm, Hg= maksimal,2 ppm dan As= maksimal 5 ppm. Pada hasilnya, pupuk cair yang berasal dari campuran POC dan LCU, semuanya mengandung logam berat Pb dengan rata-rata yang relatif tinggi. Namun, pupuk cair ini tidak mengandung logam berat Cd. (b) 5. Kesimpulan Komposisi optimum rasio pupuk organik cair dengan limbah cair urea adalah pada rasio 4%:6%. Kandungan unsur hara makro N = 749 ppm, P = 638 ppm dan K = 4373 ppm. Kandungan unsur hara mikro, Mn = ppm, Zn =,635 ppm, Cu = 1,88 ppm dan Co = 2,5 ppm sedangkan untuk kandungan logam berat Pb = 4,42 ppm dan Cd = ppm.
9 C-22 Daftar Pustaka [1]. Hadisuwito S., 27, Membuat pupuk kompos cair. Cet. 1, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta [2]. Lingga,P dan Marsono., 27, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta [3]. Septiana, Yuyun., Sholikhati, Siti Umi., Putra Sugili., 29, Ekstraksi Fosfor dari Berbagai Jenis Sampah Simulasi Untuk Pembuatan Pupuk Cair, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- Batan, Yogyakarta [4]. Standar Nasional Indonesia tentang Pupuk Anorganik Hara Mikro Campuran Cair [5]. Suriadikarta, D. A.., Setyorini, D.., dan Hartatik, W., 24, Petunjuk Teknis Uji Mutu Dan Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik, Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ISBN , Bogor [6]. Wardhani, Dian. K., Ayuningtyas, F., 28, Pengolahan Limbah Cair Pupuk Urea dengan Menggunakan Proses Gabungan Nitrifikasi-Denitrifikasi dan Microalgae, Teknik Kimia Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro, Semarang [7]. Winarso, Lastyo., 24, Optimasi Alat Pengolahan Limbah CAir 2 nd Stage Hydrolizer dan Pemanfaatannya Sebagai Air Umpan Boiler (Studi Kasus: PT.Pupuk Kaltim,tbk Bontang), Universitas Diponegoro, Semarang
10 C-23
Ilmu Tanah dan Tanaman
Ilmu Tanah dan Tanaman Pupuk dan Kesuburan Pendahuluan Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan kepada tanah dengan tujuan memperbaiki sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
Lebih terperinciPERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )
PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT ) Pendahuluan Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC
1 PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC Farida Ali, Muhammad Edwar, Aga Karisma Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Indonesia ABSTRAK Ampas tahu selama ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata pencaharian warga berada di bidang pertanian. Melihat kenyataan tersebut, kebutuhan akan pupuk untuk meningkatkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5 : 2 (November 2016) 19-26 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ac.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN
Lebih terperinciPengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair
Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )
PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura berjenis umbi lapis yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta
Lebih terperinciLampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)
Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Maret 2011 sampai dengan April 2011 di Laboratorium Pengelolaan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS
31 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS Dicky Cahyadhi Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 1 (1): 1-7, 15 PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Budi Nining Widarti, Rifky Fitriadi Kasran, dan Edhi Sarwono Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Galuga berada di wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi, yakni sebesar 287,5 mm/bulan menyebabkan TPA sampah ini mampu menghasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciOleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.
SIDANG SKRIPSI Peran Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas putida, dan Aspergillus niger pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Industri Pengolahan Susu Oleh: Fitrilia Hajar Pambudi Khalimatus
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 238/KPts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN PUPUK AN-ORGANIK MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 238/KPts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN PUPUK AN-ORGANIK MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa
Lebih terperinciLIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.
LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Sawi mengandung kalori sebesar 22,0 kalori selain itu juga mengandung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA II.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Lumpur Water Treatment Plant Limbah pada dasarnya adalah suatu bahan yang terbuang dari aktifitas manusia maupun proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis.
Lebih terperinciPolusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat
Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak terlepas dari kontribusi dan peranan sarana produksi, antara lain pupuk yang merupakan salah satu
Lebih terperinciPengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 1, Januari 2010, Halaman 43 54 ISSN: 2085 1227 Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
Lebih terperinciOleh: ANA KUSUMAWATI
Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang pertanian pupuk merupakan salah satu hal pokok untuk menunjang keberhasilan panen. Keberadaan pupuk sangat dibutuhkan para petani karena pupuk dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara maksimal sayuran tersebut. Sehingga menambah tumpukan sampah. Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara tropis dan agraris, sehingga salah satu produksi yang melimpah berupa sayur-sayuran. Beberapa sayuran yang diproduksi di Indonesia
Lebih terperinciJumlah sampah yang dihasilkan setiap daerah Indonesia, rata-rata mencapai 300 ton setiap harinya 1). Kota Yogyakarta
Jumlah sampah yang dihasilkan setiap daerah Indonesia, rata-rata mencapai 300 ton setiap harinya 1). Kota Yogyakarta misalnya, dengan penduduk sekitar 600 ribu jiwa dari 14 kecamatan, setiap hari menghasilkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kandungan Limbah Lumpur (Sludge) Tahap awal penelitian adalah melakukan analisi kandungan lumpur. Berdasarkan hasil analisa oleh Laboratorium Pengujian, Departemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik
Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS SECARA AEROB DENGAN BULKING AGENT SEKAM PADI
21 PEMBUATAN KOMPOS SECARA AEROB DENGAN BULKING AGENT SEKAM PADI Christina Maria Dewi 1), Dewi Mustika Mirasari 1), Antaresti 2), Wenny Irawati 2) Email : Resti@mail.wima.ac.id ABSTRAK Pengomposan merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen melalui beberapa variasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar diagram alir penelitian. Gambar 3.1.
Lebih terperinciPupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi
Lebih terperinciElysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O
PERAN MIKROORGANISME AZOTOBACTER CHROOCOCCUM, PSEUDOMONAS FLUORESCENS, DAN ASPERGILLUS NIGER PADA PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH SLUDGE INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU Hita Hamastuti 2308 100 023 Elysa Dwi Oktaviana
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.
1 I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Salah satu limbah peternakan ayam broiler yaitu litter bekas pakai pada masa pemeliharaan yang berupa bahan alas kandang yang sudah tercampur feses dan urine (litter broiler).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahanbahan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang
BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :
SKRIPSI Pengaruh Mikroorganisme Azotobacter chrococcum dan Bacillus megaterium Terhadap Pembuatan Kompos Limbah Padat Digester Biogas dari Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Disusun Oleh: Angga Wisnu
Lebih terperinciBakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama di Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama di Indonesia dengan luas areal kurang lebih 26,421 Ha, yang mempunyai beberapa pabrik pengolahan nanas. Perkembangan
Lebih terperinciNur Rahmah Fithriyah
Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. Namun dalam pemanfaatannya, manusia cenderung melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan bahan-bahan yang mengandung satu atau lebih zat senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Selain dibutuhkan oleh tanaman pupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Secara singkat menurut data BPS peranan sektor pertanian tercermin melalui kontribusinya dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia
Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah
Lebih terperinciPupuk Organik Cair AGRITECH
Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan
Lebih terperinciJurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH
PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH Eka Marya Mistar, Agrina Revita Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciPENCEMARAN TANAH DAN CARA PENANGGU LANNYA
PENCEMARAN TANAH DAN CARA PENANGGU LANNYA 0leh FUAD AMZANI 10712016 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua
Lebih terperinciPemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan
TEMU ILMIAH IPLBI 26 Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan Evelin Novitasari (), Edelbertha Dalores Da Cunha (2), Candra Dwiratna Wulandari (3) () Program Kreativitas Mahasiswa,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Unsur Hara Tanaman
3 TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Kebanyakan limbah-limbah organik dibuang sia-sia ke alam dan secara umum dibiarkan yang tentunya dapat menurunkan fungsi estetika lingkungan. Semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan zat sisa yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berguna, tetapi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat meningkatkan kesehatan tanah maupun kualitas ekosistem tanah dan produksi tanaman. Dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan. Sehingga sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah atau sampah yang dibuang secara sembarangan akan membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Sayur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinci