ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG."

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG Hayati Hidayah 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu Citarasa Bakery pada PT KMBU dan untuk mengetahui selisih antara biaya persediaan menurut PT KMBU dan biaya persediaan bahan baku menurut perhitungan analisis pengendaliaan bahan baku. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penilitian lapangan, sedangkan alat analisis data yang digunakan penentuan besarnya Safety Stock, Perhitungan Quantity Pesanan menggunakan Economic Order Quantity (EOQ), Dari hasil analisis dan pembahasan, maka total biaya persediaan untuk bahan baku tepung terigu yang dikeluarkan perusahaan pada adalah sebesar Rp ,- lebih besar dibandingkan dengan menggunakan perhitungan EOQ yang hanya sebesar Rp ,- dengan demikian dapat menghemat biaya persediaan apabila perusahaan menggunakan metode EOQ. Kata Kunci : Persediaan, EOQ (Economic Order Quantity), SS (Safety Stock), ROP (ReOrder Point), LT (Lead Time) Pendahuluan Persediaan merupakan aspek yang sangat penting dalam perusahaan. Untuk itu, pengelolaan persediaan perlu diperhatikan dengan cara menerapkan sistem pengendalian persediaan yang tepat sehingga usaha dapat berjalan dengan efektif. Ristono (2009:29) menya takan bahwa masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena biasanya lebih kurang 40% dari total asset perusahaan diinvestasikan untuk masalah tersebut. Apabila masalah persediaan tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan karena biaya yang tertanam dalam persediaan cukup besar. Masalah utama yang dikaitkan dengan pengendalian persediaan adalah jumlah bahan yang harus dipesan atau ditambahkan pada persediaan dan waktu yang dipakai untuk penambahan 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Binis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Hayatih11@gmail.com

2 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) persediaan itu dilakukan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memberikan keuntungan yang optimal, disamping itu harus ditetapkan jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang cukup memadai untuk dapat meredam fluktuasi kebutuhan bahan baku yang ditimbulkan karena adanya fluktuasi permintaan produk oleh konsumen. PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Kaltim yang yang beralamat di Jl. James Simandjuntak Bontang yang memiliki skala usaha cukup kompleks dengan wilayah operasional yang cukup luas. Sebagai anak perusahaan Pupuk Kaltim, dahulu KMBU hanya mensuplai kebutuhan konsumsi karyawan Pupuk Kaltim. Namun sebagai perusahaan berkembang yang ingin bersaing di Kota Bontang, KMBU tidak hanya bergerak dibidang penyediaan makan untuk karyawan Pupuk Kaltim saja, tetapi juga membuka pelayanan catering untuk masyarakat umum, pemerintah dan instansi lain yang memerlukan pelayanan catering sesuai permintaan. Selain itu KMBU juga mulai mengembangkan unit usaha dibidang restaurant Indonesian food Bontang Kuring, Citarasa Minang, Rumah Boga dan Citarasa Bakery. Citarasa Bakery merupakan brand produk roti andalan KMBU yang mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dengan produksi terpusat di kota Bontang. Citarasa menyediakan berbagai jenis bakery berkualitas dan harga terjangkau. Salah satu kegiatan Citarasa Bakery yang utama adalah memproduksi roti manis dengan menggunakan tepung terigu yang digunakan sebagai bahan dasar, dimana sejumlah persediaan dan penyimpanan ditempatkan pada KMBU. Jumlah kebutuhan yang dimiliki KMBU pada Citarasa Bakery Bontang dalam setahun rata-rata membutuhkan 287 sak tepung terigu selama sebulan, dengan satuan 1sak memuat 25kg tepung terigu,karena asumsi dari perusahaan membutuhkan bahan baku tepung terigu sebanyak 8 sampai 10 sak dalam 1 hari. Produksi roti manis ini dilakukan secara kontinyu karena dilihat dari outputnya, roti manis sangat digemari di kota Bontang dan sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa banyaknya pesanan mengakibatkan perusahaan harus terus mengadakan persediaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu pada Citarasa Bakery tahun 2013 selama satu tahun terjadi beberapa kali transaksi dengan jenis kuantitas yang berbeda-beda. Dari hasil pemakaian tepung terigu selama satu periode pada tahun 2013 totalnya adalah sebesar sak tepung terigu. Dan pada tahun 2014 terdapat pemakaian tepung terigu selama satu periode dengan total sak tepung terigu. Dengan persediaan bahan baku yang dimiliki Citarasa Bakery rata-rata sebesar sak kurang dari yang dibutuhkan maka proses kelancaran produksi tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan kehilangan konsumen dan kesempatan memperoleh laba. Disamping itu juga dapat mengakibatkan kerugian yang harus dibayarkan kepada karyawan yang 129

3 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: menganggur dan mesin-mesin yang tidak beroperasi. Hal ini dikarenakan kebijakan dari perusahaan agar menghindari penumpukan bahan baku yang berlebihan yang dapat berakibat manambah besarnya modal yang tertanam didalamnya dan bahan baku yang menumpuk terlalu lama akan menyebabkan turunnya kualitas dari bahan baku yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk roti yang dihasilkan. Citarasa Bakery memiliki sejumlah persediaan bahan baku yang digunakan dalam memproduksi roti manis yang ditempatkan di gudang logistic yang berada di Jl. Oxygen Komplek PKT Bontang. Adapun selama ini perusahaan melakukan pengadaan persediaan hanya berdasarkan pengalaman jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu pada periode sebelumnya. Apabila ada bahan baku yang dianggap kurang maka bagian lapangan akan membuat nota stock bahan baku roti manis yang dikirimkan kepada bagian logistic yang kemudian oleh bagian logistic akan diperiksa nota stock untuk menentukan bahan baku yang akan dibeli. Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu Citarasa Bakery Pada PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) Di Bontang Kerangka Dasar Teori Manajemen Menurut Hamalik (2008:16) manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Menurut Hasibuan (2007:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen Persediaan Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan mentah dan barang dalam proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi harus selalu tersedia sebagai buffer stock agar memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang timbul. Kepentingan-kepentingan dari sudut finansial sering kali bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam jumlah yang cukup besar guna mengurangi risiko kehabisan barang dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan produksi. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan suatu jumlah optimal dari persediaan agar dapat mengurangi pertentangan kedua kepentingan tersebut. 130

4 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) Menurut Keown, Scott, Martin dan Petty (2000:748) manajemen persediaan adalah pengontrolan asset digunakan dalam proses produksi atau diproduksi dijual dengan jalan normal dalam operasi perusahaan. Menurut Manullang (2005:50) manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien. Menurut Yamit (2003:10) tujuan manajemen persediaan adalah meminimumkan biaya, oleh karena iu perusahaan perlu mengadakan analisis untuk menentukan tingkat persediaan yang dapat meminimumkan biaya atau paling ekonomis. Berdasarkan uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa manajemen persediaan adalah suatu kegiatan atau proses yang bertujuan untuk mengelola persediaan bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi. Persediaan Setiap perusahaan biasa maupun industri selalu memerlukan persediaan. Sebab tanpa adanya persediaan para pengusaha akan menghadapi beberapa resiko bahwa sewaktu-waktu perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi keinginan para konsumennya. Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Persediaan adalah bagian yang sangat penting dalam suatu kegiatan bisnis alsannya adalah bahwa persediaan cenderung menyembunyikan persoalan. Dengan memecahkan masalah persediaan maka akan membuat persoalan menjadi sederhana, namun demikian persoalan uang sering muncul adalah persediaan yang mahal dikelola akibatnya kebijakan operasi yang bijaksana sangat diperlukan untuk mengelolah persediaan, sehingga tingkat persediaan dapat ditekan seminimal mungkin. Menurut Assauri (2008:238) alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena : a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses yang lain, yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan. b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya. Secara umum, alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut : a. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan 131

5 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: b. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tangga pengiriman. c. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat : 1) Kerusakan mesin 2) Kerusakan komponen 3) Tidak tersedianya komponen 4) Pengiriman komponen yang terlambat d. Untuk mencegah proses produksi yang tidak dapat diandalkan e. Untuk memanfaatkan diskon f. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang. Kegunaan Persediaan Menurut Rangkuti (2007:7) dalam bukunya Manajemen Persediaan kegunaan dari persediaan adalah sebagai berikut : Pada dasarnya persediaan akan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, selanjutnya menyampaikan kepada langganan atau konsumen. Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi, antara lain berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang b. Menghilangkan resiko barang yang rusak c. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan d. Mencapai penggunaan mesin yang optimal e. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen Menurut Assauri (2008:238) persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk dapat : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahanbahan yang dibutuhkan perusahaan. b. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. c. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran. d. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi. e. Mencapai penggunaan mesin yang optimal f.memberikan pelayanan ( service) kepada pelanggan dengan sebaikbaiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut. g. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualan. 132

6 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) Jenis-jenis Persediaan Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Persediaan dapat dibedakan menjadi 5 yaitu : a. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perushaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. d. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. e. Persediaan barang jadi (finished good), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau dioleh dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan. Menurut Heizer dan Render (2010:82-83), untuk mengakomodasi fungsifungsi persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan yaitu : a. Persediaan bahan mentah Persediaan bahan mentah (raw material inventory) telah dibeli, tetapi belum proses. Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi. Bagaimanapun juga, pendekatan yang lebih dipilih adalah menghilangkan variabilitas pemasok akan kualitas, kuantitas, atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan. b. Persediaan barang setengah jadi Persediaan barang setengah jadi (work in process-wip inventory) adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP ada karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu siklus). Mengurangi siklus akan mengurangi persediaan. c. Persediaan pasokan pemeliharaan atau perbaikan atau operasi MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi (maintenance, repair, operating-mro) yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif. MRO ada karena serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak diketahui. Walaupun permintaan akan MRO merupakan fungsi dari jadwal pemeliharaan, permintaan-permintaan MRO lainnya yang tidak terjadwal harus dapat diantisipasi. 133

7 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: d. Persediaan barang jadi Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan kepersediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui. Biaya-biaya Persediaan Menurut Haming dan Nurnajamuddin mengemukakan bahwa, biaya persediaan terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. a. Biaya variabel persediaan meliputi : 1) Ordering cost (biaya pemesanan), meliputi biaya menunggu permintaan pembeliaan, penyampaian pemesanan pembelian, dan yang berhubungan dengan biaya akuntansi, serta biaya penerimaan dan pemeriksaan pesanan. 2) Storange or holding (biaya penyimpanan), atau carrying cost adalah biaya atas persediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan sejumlah persediaan tertentu dalam perusahaan. b. Selanjutnya, yang dipandang sebagai biaya tetap persediaan adalah harga dari persediaan itu sendiri. Dalam hal ini, harga dipandang sebagai biaya tetap karena pendekatan yang dipakai dalam biaya persediaan adalah harga persediaan yang diketahui tetap dan tidak berubah. Menurut Pardede (2005:7-8) biaya-biaya persediaan ( inventory cost), adalah segala biaya yang timbul sebagai akibat dari diadakannya persediaan. Biaya persediaan dapat dikelompokkan atas : a. Biaya pembelian atau pembuatan adalah biaya yang harus dikeluarkan supaya bahan-bahan yang bersangkutan tersedia untuk digunakan. b. Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan agar bahan-bahan yang dibutuhkan siap untuk dibeli atau dibuat. c. Biaya penahanan adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengelola persediaan bahan-bahan sejak bahan-bahan itu diterima hingga diserahkan kebagian pengolahan. d. Biaya darurat adalah biaya tambahan yang timbul apabila persediaan sudah habis tetapi masih ada permintaan yang belum dipenuhi. e. Biaya modal atau biaya peluang adalah peluang yang hilang karena tidak menggunakan modal untuk penanaman (investment) yang lebih baik berikutnya (next best alternative of investment opportunity) melainkan menggunakannya untuk penggunaannya untuk pengadaan persediaan. f. Biaya kegagalan pendayagunaan sumberdaya adalah biaya yang timbul dalam bentuk peluang yang hilang karena perusahaan tidak dapat mendayagunakan sumber daya secara penuh karena kekurangan bahanbahan. Economic Order Quantity (EOQ) Dalam menentukan kebijaksanaan penyediaan bahan dasar yang tepat dalam arti agar tidak mengganggu proses produksi, ada beberapa metode untuk 134

8 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) melakukan manajemen persediaan, salah satunya adalah dengan cara titik pesanan ekonomis yang disebut metode Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Rangkuti (2007:11) Economic Order Quantity (EOQ) adalah sejumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Menurut Riyanto (2011:78) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Sedangkan menurut Assauri (2008:256) Economic Order Quantity (EOQ) merupakan jumlah atau besarnya pesanan yang dimiliki jumlah ordering cost dan carrying cost per tahun yang paling minimal. Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah pembelian persediaan yang dilakukan dengan efisien agar biaya persediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin. Safety Stock Menurut Rangkuti (2007:10) pengertian pers ediaan pengaman (Safety stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock out). Menurut Assauri (2008:186) yaitu persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock out). Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007:16), safety stock adalah unit persediaan yang harus ada dalam perusahaan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan. Menurut Pardede (2005:416) Persediaan pengamanan (buffer stock) adalah persediaan untuk mengatasi ketidakpastian permintaan, masa tunggu, dan penawaran. Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa Safety stock adalah persediaan yang diadakan untuk menjaga agar tidak terjadi kehabisan persediaan atau stock out. ReOrder Point (ROP) Selain memperhitungkan konsep EOQ, perusahaan juga perlu memperhitungkan kapan harus dilakukan pemesanan kembali (ReOrder Point). Pengertian ReOrder Point (ROP) menurut Rangkuti (2004:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. Sedangkan menurut Riyanto (2010:83) ReOrder Point adalah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan diatas Safety Stock sama dengan nol. 135

9 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: Menurut Assauri (2008:196) ReOrder Point (ROP) adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. Definisi Konsepsional Definisi konsepional adalah kumpulan definisi atau pengertian yang terkandung dalam topik atau judul penelitian yang penulisannya disesuaikan dengan maksud peneliti itu sendiri terhadap variabel-variabel yang diteliti, sehingga jelas batasannya walaupun dalam bentuk yang masih abstrak dan belum bisa diukur. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi dimana pendekatan ini terdiri dari perumusan masalah, penyusunan model, mendapatkan data, mencari solusi, menganalisa, dan mengimplementasikan hasil (Kuncoro, 2011:3) Sebagai tahap awal pendekatan terhadap tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penulis perlu memberikan penjelasan indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini dalam usaha memecahkan masalah yang telah dikemukakan pada bab terdahulu. Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2013:58) merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau mengspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk variabel tersebut. PT. KMBU adalah produsen berbagai jenis bakery berkualitas dengan harga terjangkau. KMBU berlokasi di Jl. James Simandjuntak Bontang dengan wilayah operasional yang cukup luas terbukti dengan memiliki dua outlet penjualan di Kota Bontang, satu di Kota Sangatta, dan satu di Kota Samarinda. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh responden. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidang langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian. Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data masukan yang ada dalam penelitian, digunakan beberapa cara atau metode yang dimaksudkan agar dapat lebih meyakinkan terhadap 136

10 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) kebenaran yang akan penulis kemukakan, sedangkan langkah-langkah yang penulis pergunakan adalah: a. Field Work Research (penelitian lapangan), yaitu me rupakan penelitian yang dilakukan langsung kepada objek yang diteliti penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut : 1) Observasi Dengan teknik ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan secara langsung ke lapangan guna untuk mendapatkan data yang lebih akurat. 2) Wawancara Dengan teknik ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan guna mengumpulkan data-data serta informasi untuk kelengkapan data yang ada. b. Library research (studi kepustakaan), yaitu merupakan cara pengumpu lan data dengan membaca buku-buku yang ada di perpustakaan khususnya yang berkaitan dengan manajemen persediaan yang secara teoritis dapat menjadi landasan bagi penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini. Dalam penulisan ini alat analisis yang digunakan untuk menentukan persediaan bahan baku meliputi analisis EOQ (Economic Order Quantity), Penentuan ROP (ReOrder Point), serta besarnya biaya persediaan. Hasil Penelitian Pemakaian bahan baku tepung terigu selama ini adalah sebanyak sak. Apabila jumlah frekuensi menurut perusahaan sebanyak 47 kali maka ratarata quantity setiap kali pesannya adalah sebanyak 73 sak, dengan nilai persediaan quantity pemesanan 73 sak x Rp ,- = Rp ,- di setiap kali pemesanan. Biaya pembelian tepung terigu selama ini adalah sebesar x Rp ,- = Rp ,- biaya pesan Rp ,- untuk satu purchase order dan biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah Rp ,- Menurut perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, pesanan ekonomis setiap kali pesan selama ini adalah sebanyak 177 sak sehingga untuk frekuensi pemesanan selama setahun adalah 19 kali pesan. maka rata-rata nilai persediaan setiap kali pesan adalah 177 sak x Rp ,- = Rp ,- biaya pembelian tepung terigu selama ini dan biaya pesan setiap kali pesan adalah sama dengan perhitungan perusahaan, dan untuk biaya simpan pertahun jika menggunakan metode ini adalah sebesar Rp ,- Sesuai dengan rumus yang ada total biaya persediaan tepung terigu per tahun menurut perusahaan sebesar Rp ,- sedangkan total biaya persediaan minimum per tahun dengan menggunakan EOQ adalah sebesar Rp ,- sehingga selisih yang terjadi diantaranya adalah sebesar Rp 137

11 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: ,-. Hasil ini menunjukkan angka yang sangat signifikan yang dapat menjadikan acuan dalam upaya efisiensi biaya dalam perusahaan. Pengelolaan persediaan bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh citarasa bakery pada KMBU di Bontang selama ini belum optimal. Hal ini terjadi karena adanya persediaan yang minim di dalam gudang dan pemasok bahan baku yang terbatas sehingga kebutuhan bahan baku selama ini belum terpenuhi dengan baik. Pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu citarasa bakery juga belum efisien dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Pengelolaan persediaan oleh citarasa bakery berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko atau ketidakpastian. Kekurangan bahan baku dapat menghambat produksi atau merubah jadwal produksi, sedangkan kelebihan persediaan bahan baku menyebabkan peningkatan biaya dan penurunan laba. Selama ini perusahaan melakukan pengadaan persediaan berdasarkan ramalan pemasaran dari tepung terigu itu sendiri dan juga pengalaman jumlah persediaan periode sebelumnya, tanpa menggunakan metode khusus Economic Order Quantity (EOQ) dalam manajemen persediaannya. Apabila perusahaa tidak menggunakan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan bahan bakunya, maka akan berdampak negatif pada perolehan laba yang seharusnya dapat dicapai perusahaan secara optimal disetiap tahunnya. Pengelolaan persediaan bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh citarasa bakery pada KMBU di Bontang selama ini belum optimal. Hal ini terjadi karena adanya persediaan yang minim di dalam gudang dan pemasok bahan baku yang terbatas sehingga kebutuhan bahan baku selama ini belum terpenuhi dengan baik. Pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu citarasa bakery juga belum efisien dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Pengelolaan persediaan oleh citarasa bakery berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko atau ketidakpastian. Kekurangan bahan baku dapat menghambat produksi atau merubah jadwal produksi, sedangkan kelebihan persediaan bahan baku menyebabkan peningkatan biaya dan penurunan laba. Selama ini perusahaan melakukan pengadaan persediaan berdasarkan ramalan pemasaran dari tepung terigu itu sendiri dan juga pengalaman jumlah persediaan periode sebelumnya, tanpa menggunakan metode khusus Economic Order Quantity (EOQ) dalam manajemen persediaannya. 138

12 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) Apabila perusahaa tidak menggunakan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan bahan bakunya, maka akan berdampak negatif pada perolehan laba yang seharusnya dapat dicapai perusahaan secara optimal disetiap tahunnya. Tujuan persediaan secara terperinci menurut Assauri (2004:177) dapat dinyatakan sebagai berikut yaitu untuk menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya produksi, menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar, dan menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pesanan menjadi besar. Dengan perencanaan dan pengendaliaan yang baik akan berpengaruh terhadap kualitas bahan baku tersebut, sehingga diharapkan tidak ada lagi bahan baku yang disimpan terlalu lama digudang, hal ini juga menjadi pembelanjaan yang tidak efektif, karena investasi yang tertanam pada persediaan terlalu besar. Kekurangan persediaan seperti mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi dan tidak tersedianya produk untuk pelanggan, akibat dari ini semua akan berpengaruh terhadap pemasaran produk tersebut. Apabila perusahaan tidak memiliki persediaan produk yang memadai, akibat dari kekurangan bahan baku akan berdampak negatif yaitu konsumen membeli dari pesaing, hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada. Kemudian loyalitas pelanggan hilang, dan ini yang paling bermasalah. Jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan tetap pesaing, artinya perusahaan kehilangan konsumen dalam jangka waktu yang lama. Economic Order Quantity (EOQ) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efesiensi persediaan bahan baku dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Penggunaan metode EOQ dapat membantu perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan agar tercapai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan seminimal mungkin. Dengan menggunakan metode EOQ dalam proses persediaan bahan baku, perusahaan dapat meminimalisir resiko yang ditimbulkan oleh persediaan. Hal tersebut juga dapat membuat perusahaan mendapatkan atau meraih tujuan yang diinginkan, yaitu memperoleh laba secara optimal. Penggunaan metode EOQ pada perusahan adalah untuk mengetahui berapa besar kuantitas yang harus dipesan dan berapa kali harus melakukan pemesanan supaya biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan seminimal mungkin. Namun terdapat kendala dalam penyimpanan bahan baku yang dialami oleh perusahaan yaitu kondisi gudang yang belum maksimal sehingga perusahaan harus berbenah gudang agar dapat menampung bahan baku tepung terigu dan umur teknis penyimpanan tepung terigu yang masih layak untuk 139

13 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: diproduksi adalah berkisar 5-8 bulan apabila penyimpanan dialasi papan atau penyangga, gudang mempunyai ventilasi yang baik agar memungkinkan pertukaran udara segar dan terhindar dari sinar matahari langsung, udara tidak boleh terlalu kering dan tidak mudah lembab, suhu yang baik adalah berkisar antara 19C-24C dan terhindar dari hama seperti kecoak, tikus dan lain-lain sehingga tepung terigu dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Apabila kendala tersebut dapat ditangani, hal ini dapat memperbaiki manajemen perusahaan dalam pengelolaan persediaan tepung terigu. Berdasarkan perhitungan dalam analisis sebelumnya dapat diketahui bahwa jumlah pemesanan yang paling ekonomis (sesuai dengan economic order quantity) dari bahan baku tepung terigu selama ini adalah 177 sak. Artinya dalam setiap kali melakukan pembelian perusahaan harus memesan tepung terigu sebanyak 177 sak. Sehingga apabila disesuaikan dengan kebutuhan akan bahan baku tepung terigu maka pemesanan dilakukan sebanyak 19 kali. Frekuensinya lebih sedikit dari pemesanan yang dilakukan oleh pihak perusahaan dimana pemesanan terjadi setiap bulannya, sehingga frekuensi pemesanan mencapai 47 kali apabila tidak menggunakan metode economic order quantity. Sedangkan pemesanan kembali bahan baku tepung terigu (ReOrder Point) dilakukan apabila jumlah persediaan mencapai 98 sak. Penghematan biaya juga terjadi pada hasil akhir yaitu total biaya persediaan per tahun. Selisih yang terjadi diantara keduanya adalah Rp ,-.. Artinya biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar dari biaya persediaan menurut perhitungan EOQ. Dari analisis dan pembahasan, maka dapat dikatakan bahwa terdapat selisih biaya persediaan yang terjadi pada perusahaan dengan menggunakan metode economic order quantity (EOQ ) dan dapat dijadikan acuan dalam upaya efisiensi biaya dalam perusahaan. Penutup Pengelolaan persediaan bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh citarasa bakery pada KMBU di Bontang selama ini belum optimal. Dengan menggunakan metode EOQ, Citarasa Bakery dapat mengendalikan persediaan dengan menentukan biaya yang paling optimal dalam persediaan bahan baku tepung terigu. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, dengan cara membandingkan biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan dengan biaya persediaan yang dihitung melalui metode economic order quantity (EOQ), maka dapat diketahui bahwa biaya persediaan yang ditanggung oleh perusahaan terdapat selisih biaya persediaan sebesar Rp ,- dengan demikian dapat menghemat biaya persediaan apabila perusahaan menggunakan metode EOQ. Apabila perusahaan ingin persediaan bahan baku tepung terigu berjalan optimal, sebaiknya perusahaan memperhatikan kondisi gudang sehingga 140

14 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu (Hayati Hidayah) pengelolaan persediaan dapat dimaksimalkan, selain itu perusahaan disarankan untuk melakukan pembenahan gudang untuk penyimpanan bahan baku tepung terigu sehingga dapat memperbaiki manajemen dalam pengelolaan persediaan perusahaan dengan melakukan analisis perhitungan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Apabila perusahaan menggunakan metode EOQ ( economic order quantity) maka perusahaan bisa melakukan penghematan biaya persediaan sehingga perusahaan akan mencapai laba yang lebih optimum karena dapat menghemat biaya setiap tahunnya. Daftar Pustaka Assauri, Sofjan Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hamalik, Oemar Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda. Haming, Murdifin & Nurnajamuddin, Mahfud Manajemen produksi modern. Jakarta: Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu S.P. Haji Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Heizer, Jay & Render, Barry Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad Metode Kuantitatif. Edisi Keempat, Yogyakarta UPP-STIM YKPN. Manullang, M Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi. Nasution, Arman Hakim & Prasetyawan, Yudha Perencanaan dan pengendalian produksi. Yogyakarta. Pardede, Pontas. M Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta: Andi Prawirosentono, Suyadi Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Jakarta: Bumi Aksara. Rangkuti, Freddy Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Reksohadiprodjo, Sukanto, Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 2. BPFE-Yogyakarta. Rianto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE- Yogyakarta. Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Siswanto, H.B Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfhabeta. Yamit, Zulian Manajemen Persediaan. Jakarta: ekonisia. 141

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1128-1140 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA. ejournal Administrasi Bisnis, 5 (4) 2017: 1065-1075 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau NURHAYANI LUBIS Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Jalan Yos Sudarso KM 8 Rumbai Telp. (0761)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY) GUNA MENCAPAI EFISIENSI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PR. GAMBANG SUTRA KUDUS Ilham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. persediaan jika ada permintaan timbul.

LANDASAN TEORI. persediaan jika ada permintaan timbul. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakekat Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi akan memerlukan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA Zuharia Yahya, Mursidah Nurfadillah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Samarida ABSTRACT This Research aims to know the amount of supply

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Persediaan a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan Pendapat Ridwan S. Sundjaja (2007 : 379), persediaan meliputi

Lebih terperinci

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG KATUN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA KERAJINAN TENUN IKAT MEDALI MAS BANDAR KIDUL KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Dari hasil kajian penelitian terdahulu mi dapat ditemukan kebaikan dan kelemahan penelitian terdahulu, serta untuk mengetahui hubungan antara penelitian

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga Home Industry Fanny Bakery Salatiga adalah usaha milik pribadi merupakan usaha kecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri) Bahan baku menjadi hal yang harus dijaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Management Menurut Anton (2010:13), manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manuasia secara efektif, dengan didukung oleh sumber

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Iventory) Persedian (Iventory) merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1 OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA Muhammad Erwan Rizki 1 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. m.erwan_rizki@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X Volume 10, Nomor 1, Mei 2018, pp 30-40 Copyright 2017 Jurnal Akuntansi Maranatha, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 e-issn 2598-4977. http://journal.maranatha.edu

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, dan merupakan salah satu fungsi utama perusahaan.

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci