PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA
|
|
- Sonny Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA Bengkulu, 14 Oktober 2014 DR Dadang Rukmana Direktur Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang Workshop Pengurangan Risiko Bencana dengan tema Peran Daerah dalam Implementasi Pengurangan Risiko Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG
2 Outline A. Pengertian dan Karakteristik Kota Pusaka B. Isu Kebencanaan di Kota Pusaka Indonesia C. Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) - Dasar Hukum P3KP - Latar Belakang P3KP - Maksud & Tujuan P3KP - Karakter P3KP - Peserta P3KP - Progres P3KP Skenario ( ) - Tahap Pelaksanaan P3KP D. Dukungan P3KP dalam Pengurangan Risiko Bencana E. Kesimpulan dan Rekomendasi PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA
3 A PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOTA PUSAKA Kota Pusaka adalah kota atau kabupaten dengan kekentalan sejarah yang bernilai dan memiliki pusaka alam, pusaka budaya berwujud dan pusaka budaya tidak berwujud, serta rajutan berbagai pusaka tersebut secara utuh, sebagai aset pusaka dalam wilayah/kota atau bagian dari wilayah/kota yang hidup, berkembang, dan dikelola secara efektif. (P3KP, 2012). Pusaka Alam dan Saujana Pusaka Budaya Berwujud Pusaka Budaya Tak Berwujud
4 B ISU KEBENCANAAN DI KOTA PUSAKA INDONESIA Pelanggaran tata ruang yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan bencana, termasuk thd kawasan & aset pusaka; Kawasan & aset pusaka rentan terhadap risiko bencana Kawasan & aset pusaka merupakan inspirasi/kebijakan lokal dalam manajemen pengurangan resiko bencana, namun kurang dipertimbangkan Minimnya tatakelola kebencanaan di kawasan & aset pusaka Belum optimalnya aturan untuk pengurangan resiko bencana pada kawasan & aset pusaka Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pengurangan risiko bencana. Source: Collection of Pusat Pelestarian Pusaka UGM
5 Isu Kebencanaan di Kota Pusaka Indonesia Lanjutan Indonesia kaya akan kawasan dan aset pusaka, THE 100 CULTURAL HERITAGE OF INDONESIA
6 Isu Kebencanaan di Kota Pusaka Indonesia Lanjutan, namun berada di kawasan yang rawan bencana
7 Isu Kebencanaan di Kota Pusaka Indonesia Lanjutan Rehabilitasi-rekonstruksi pasca bencana seringkali belum memperhatikan aset pusaka THE GOVERNMENT HOUSING RECONSTRUCTION PROGRAM Source: Collection of Pusat Pelestarian Pusaka UGM
8 C PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP)
9 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan Dasar Hukum P3KP 1. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang Aspek sosial budaya Menyiratkan pentingnya pelestarian nilai sosial harus diperhatikan dan budaya dalam penyelenggaraan penataan ruang dituangkan ke dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Adat Tertentu (RTR); UU 26/2007: RTR yang Yang termasuk Kawasan Konservasi Warisan Budaya Kawasan Strategis mengedepankan aspek Sosial Budaya sosial budaya berpotensi Warisan Budaya yang diakui sebagai sebagai inspirator/obyek Warisan Dunia eksplorasi 2. PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang pengembangan kota Aspek sosial budaya sebagai salah satu aspek yang dapat bersaing di dalam penetapan kawasan strategis pada setiap era global, wilayah administratif mengantisipasi permasalahan 3. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional perkotaan, dan menjadi alat utama dalam Aspek sosial budaya dengan pengaruh penting secara mewujudkan nasional merupakan Kawasan Strategis Nasional pengembangan sebagai wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan perkotaan.
10 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan Latar Belakang P3KP P3KP bertujuan mengawal implementasi UUPR, khususnya RTRW, dengan merumuskan kebijakan-kebijakan serta mendorong komitmen dan sinergi dukungan lintas sektoral, pemerintah daerah dan masyarakat setempat; Adanya arus globalisasi dan tekanan terhadap lingkungan sosial budaya di perkotaan tersebut secara perlahan mengancam nilai sejarah dan karakter kota; Kawasan pusaka sebagai pemicu pertumbuhan kota telah mulai memudar yang diindikasikan dengan wajah kotaperkotaan Indonesia yang tampak homogen; Kawasan dan aset pusaka, sebagai faktor pembeda/unik/khas dan bernilai tinggi, merupakan modal penting dan sangat berharga untuk dapat bersaing di era global. Melalui P3KP, diharapkan muncul kemauan besar dari pemerintah k/k untuk berperan sebagai aktor utama yang melakukan gerakan kolektif dan kontribusi nyata dalam upaya penataan dan pelestarian kota pusaka di daerah masing masing; disertai kerjasama para pemangku kepentingan sehingga terbentuk denyut kehidupan yang sehat dan memberikan keuntungan sosial budaya dan nilai tambah ekonomi bagi masyarakatnya 10
11 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan Maksud dan Tujuan P3KP MAKSUD Mendorong penataan ruang kota yang berbasis nilai-nilai pusaka Mendorong komitmen dan sinergi dukungan lintas sektoral, pemkot, dan masyarakat dalam mengelola aset pusaka yang menjadi karakter & identitas kota. TUJUAN Terwujudnya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis rencana tata ruang, bercirikan nilai-nilai pusaka yang dimilikinya Terwujudnya kemitraan yang melembaga dan handal (pemerintah, masyarakat, swasta, perguruan tinggi) dalam pengelolaan kota pusaka Terwujudnya Kota Pusaka Indonesia yang mampu bersaing dalam kancah internasional dan menjadi Kota Pusaka Dunia 11
12 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan KARAKTER P3KP - Sinergi Sinergi dimaksudkan untuk merajut berbagai upaya penataan dan pelestarian yang dilakukan K/L agar terwujud keberlangsungan dalam kawasan-kawasan pusaka 12
13 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan KARAKTER P3KP - Platform RTRW RDTR + PZ DUKUNGAN K/L PNPM PUSAKA, DLL PENATAAN KUALITAS KOTA PUSAKA BERBASIS EKONOMI KREATIF, DLL RTBL HERITAGE TRAIL PENATAAN MUSEUM DIORAMA & BANGUNAN ETNIS PENATAAN & PENINGKATAN KUALITAS DAS, DLL RENCANA KAWASAN STRATEGIS SOS-BUD Input Input RENCANA AKSI KOTA PUSAKA (RAKP): -Inventarisasi Citywide -Penetapan Kawasan Pusaka Citywide -Penetapan Kawasan Pusaka Prioritas RENCANA PENATAAN KAWASAN PUSAKA PRIORITAS (RPKPP) PROGRAM DAN KEGIATAN FISIK (DED) DAN NON FISIK Pendayagunaan aset pusaka merupakan serangkaian tahapan yang komprehensif dengan implikasi bahwa pilihan prioritas program didukung keterlibatan Pemerintah,Pemerintah Daerah serta kelompok masyarakat. Masterplan Citywide Didampingi DJPR Masterplan kawasan prioritas RAKP memuat:: -Inventarisasi & Dokumentasi -Kelembagaan dan Tata Kelola -Ekonomi Kota Pusaka -Pengelolaan Resiko Bencana -Olah Fungsi Kota Pusaka -Olah desain Bentuk KP -Penataan Ruang -Informasi, Edukasi, Promosi DUKUNGAN MASYARAKAT & SWASTA KERJASAMA REGIONAL & INTERNASIONAL PERSIAPAN KOTA PUSAKA INDONESIA PERSIAPAN MENUJU WHC 13
14 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan KARAKTER P3KP- Stimulan Bentuk Implementasi Fisik yang dapat dilakukan dalam P3KP: Pengembangan P3KP terintegrasi dengan perencanaan pembangunan daerah untuk mendapat dukungan dana dan kerjasama antar perangkat daerah. Di samping itu perlu digalang dukungan pihak swasta dan lembaga non-pemerintah lainnya melalui program kemitraan. Penataan jalur pedestrian Penataan tepi sungai Penyediaan street furniture Pembuatan jalur-jalur penghubung kawasan Pembuatan taman dan plaza (RTH & RTNH) Pembuatan shelter bagi pedestrian 14
15 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan PESERTA P3KP Batch I (29 K/K) KATEGORI A (11) Sawahlunto Semarang Yogyakarta Palembang Banjarmasin Bogor Banda Aceh Baubau Karangasem Denpasar Ternate KATEGORI B (18) Bangka Barat, Blitar, Bukittinggi, Cirebon, Medan, Pekalongan, Rembang, Surakarta, Batang, Banjarnegara, Brebes, Cilacap, Ngawi, Pangkal Pinang, Salatiga, Tegal, Batang, Malang Batch II (14 K/K) KATEGORI C (14) Kupang, Mataram, Purworejo, Temanggung, mojokerto, kebumen, Okut timur, tangerang Selatan, Tangerang, Bengkulu, Singkawang, Sungai Penuh, Wonosobo, Tidore 15
16 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan PROGRESS P3KP KATEGORI A 1. Capacity Building Tingkat Lanjutan 2. Penyusunan RAKP 3. Penandatanganan Piagam Komitmen Kota Pusaka (Jakarta) Pelatihan PPP 5. Fasilitasi Pelaksanaan P3KP Penyusunan Dokumen Inventarisasi dan Peta Pusaka 6. Penyusunan draft Konsep penataan dan Pelestarian Pusaka (citywide) 7. Penentuan Kawasan Prioritas Pusaka Fasilitasi Penyusunan DED dan RPKPP di Kawasan Pusaka Prioritas 9. Stimulan Implementasi Fisik P3KP (7 KK) KATEGORI B 1. Capacity Building Tingkat Dasar 2. Capacity Building tingkat Lanjutan 3. Penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka 4. Penandatanganan Piagam Komitmen Kota Pusaka (Denpasar) 5. Pelatihan PPP 6. Pendampingan Penyempurnaan RAKP dan penyusunan RPKPP (termasuk inventori) 7. Penentuan Kawasan Pusaka Prioritas KATEGORI C 1. Pelatihan Penyusunan RAKP
17 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan PROGRESS P3KP Sosialisasi P3KP, April 2012 Konsultasi Proposal P3KP, 8-9 Mei 2012 Penandatanganan Piagam Komitmen KP 10 K/KK, November 2012 Konsultasi Implemetasi Fisik Sept.2013 Workshop PPP, 6-8 Mei 2013 Pelatihan Kota Pusaka dan Peringatan Hari Pusaka Dunia, April 2013 Penandatanganan Piagam Komitmen KP 18 K/K, Desember 2013 Kickoff P3KP, 15 April 2014 Pendampingan Penyusunan RAKP&RPKPP 18 K/K, Juni sekarang
18 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan SKENARIO ( ) Tahun I Fasilitasi Peny RAKP, RPKPP, & DED Implementasi Fisik Rekrut Baru Tahun II Penyusunan Instrumen (konsep pedoman) Penyusunan RAKP, RPKPP, & DED (materi teknis) Pembentukan Tim KP Implementasi Fisik Pengutan Forum Komunitas Evaluasi Tahun III Penyusunan Instrumen (legislasi) Penguatan Kapasitas & Kerjasama Tim Kota Pusaka Penyusunan RAKP & RPKPP (partisipatif) Fasilitasi Penyusunan RDTR & PZ KP Implementasi Fisik dan Non- Fisik K/K Terpilih berbasis KS K/L (rintisan) Evaluasi Tahun IV Tahun V RAKP terintegrasi program K/L RAKP terintegrasi Fasilitasi Renja SKPD Penyusunan RDTR Fasilitasi & PZ KP Penyusunan RDTR Implementasi Fisik & PZ KP dan Non-Fisik K/K Implementasi Fisik Terpilih berbasis KS dan Non-Fisik K/K K/L (lanjutan) Terpilih berbasis Implementasi Fisik KS K/L (lanjutan) dan Non-Fisik K/K Implementasi Fisik Terpilih berbasis dan Non-Fisik K/K Kemitraan Terpilih berbasis (lanjutan) Kemitraan Pengajuan Usulan (rintisan) Kota Pusaka Dunia Forum Program Replikasi Stakeholders Seluruh Provinsi, (pemda, Kabupaten, dan akademisi, dunia Kota usaha, Evaluasi masyarakat, dan K/L) Evaluasi 18
19 Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) Lanjutan Tahap Pelaksanaan P3KP 1. Persiapan: a. Penyiapan Instrumen/Modul b. Penjaringan Peserta c. Pembentukan Tim Kota Pusaka Pusat dan Daerah d. Penandatanganan Piagam Komitmen Kota Pusaka e. Pengembangan Kapasitas f. Penyusunan Charta Pusaka 2. Pelaksanaan: a. Fasilitasi Pelaksanaan Inventarisasi dan Dokumentasi Aset Pusaka (Output a.l. Peta Pusaka) b. Fasilitasi Penyusunan RAKP (Rencana Aksi Kota Pusaka) c. Fasilitasi Penyusunan RPKPP (Rencana Penataan Kawasan Pusaka Prioritas) d. Fasilitasi Penyusunan DED e. Implementasi Fisik (stimulan) f. Fasilitasi Penguatan Forum Komunitas
20 D DUKUNGAN P3KP DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA Isu pengelolaan risiko bencana di kota pusaka menjadi salah satu instrumen penataan dan pelestarian kota pusaka dan masuk dalam charta/piagam kota pusaka, dan; Melakukan pengembangan kapasitas tim kota pusaka daerah dalam melakukan risk assessment pada penyusunan RAKP dan RPKPP, sekaligus untuk dapat menjadi tim HER (Heritage Emergency Response) untuk pusaka; Inventarisasi aset pusaka untuk dapat digunakan sebagai panduan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana sekaligus bahan untuk edukasi dan promosi;
21 Dukungan P3KP dalam Pengurangan Risiko Bencana Lanjutan Fasilitasi pembentukan tim kota pusaka pusat dan daerah untuk dapat saling bersinergi dalam merajut berbagai upaya penataan dan pelestarian kota pusaka yang dilakukan pemda, K/L, & non pemerintah, termasuk dalam pengurangan risiko bencana di kota pusaka dan dapat bersinergi dengan BNPB dan BPBD BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 21
22 Dukungan P3KP dalam Pengurangan Risiko Bencana Lanjutan RTRW RDTR + PZ DUKUNGAN K/L PNPM PUSAKA, DLL PENATAAN KUALITAS KOTA PUSAKA BERBASIS EKONOMI KREATIF, DLL RTBL HERITAGE TRAIL PENATAAN MUSEUM DIORAMA & BANGUNAN ETNIS PENATAAN & PENINGKATAN KUALITAS DAS, DLL RENCANA KAWASAN STRATEGIS SOS-BUD Input Input RENCANA AKSI KOTA PUSAKA (RAKP): -Inventarisasi Citywide -Penetapan Kawasan Pusaka Citywide -Penetapan Kawasan Pusaka Prioritas RENCANA PENATAAN KAWASAN PUSAKA PRIORITAS (RPKPP) PROGRAM DAN KEGIATAN FISIK (DED) DAN NON FISIK Penyusunan RAKP dan RPKP sebagai bentuk implementasi rencana tata ruang, yang juga telah mempertimbangkan kebencanaan dan merencanakan pengurangan risiko bencana, seperti rencana penyediaan jalur dan ruang evakuasi, perlu didukung dan dikawal oleh semua pihak, baik Pemerintah, pemda, dunia usaha, & masyarakat Masterplan Citywide Didampingi DJPR Masterplan kawasan prioritas RAKP memuat:: -Inventarisasi & Dokumentasi -Kelembagaan dan Tata Kelola -Ekonomi Kota Pusaka -Pengelolaan Resiko Bencana -Olah Fungsi Kota Pusaka -Olah desain Bentuk KP -Penataan Ruang -Informasi, Edukasi, Promosi DUKUNGAN MASYARAKAT & SWASTA KERJASAMA REGIONAL & INTERNASIONAL PERSIAPAN KOTA PUSAKA INDONESIA PERSIAPAN MENUJU WHC 22
23 Dukungan P3KP dalam Pengurangan Risiko Bencana Lanjutan Penanganan fisik yang dilakukan dalam P3KP, sebagai stimulan, memungkinkan juga implementasi pengurangan risiko bencana di kota pusaka. Berikut contoh bentuk-bentuk penanganan fisik yang dilakukan dalam P3KP: Penataan jalur pedestrian sebagai jalur evakuasi Penataan RTH dan pedestrian sebagai ruang evakuasi Penyediaan street furniture Pembuatan jalur-jalur penghubung kawasan Penataan tepi sungai Pembuatan shelter bagi pedestrian 23
24 Sources: internet E Kesimpulan dan Rekomendasi Aset pusaka adalah kekayaan sosial budaya Indonesia yang bernilai, sehingga perlu diselamatkan dari risiko bencana; Isu kota pusaka perlu didorong dalam kebijakan penanggulangan bencana; Tim kota pusaka dan BNPB-BPBD bersinergi dalam pengelolaan risiko bencana di kota pusaka, a.l. (i) dalam menemukan-menyepakati metode risk assessment untuk kota pusaka dan (ii) dengan BNPB-BPBD masuk dalam tim kota pusaka; Rehabilitasi serta rekonstruksi pasca bencana harus memperhatikan keberadaan aset pusaka, a.l. dapat dengan memfasilitasi pembentukan tim HER (Heritage Emergency Response); Produk RTR, rencana PRB, dan RAKP saling terintegrasi, a.l. dengan muatan kebencanaan pada RTR terakomodasi pada rencana PRB dan diimplementasikan, seperti penyediaan jalur evakuasi dan tempat penampungan.
25 PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG SEKIAN DAN TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG EVALUASI PROGRESS PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG EVALUASI PROGRESS PROGRAM PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA (P3KP) Oleh: DR. Dadang Rukmana, SH, CES, DEA DIREKTUR PERKOTAAN Jakarta 22
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN P3KP & P2KH KOORDINASI AWAL TAHUN 2016
KEBIJAKAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN P3KP & P2KH KOORDINASI AWAL TAHUN 2016 TUJUAN KOORDINASI AWAL P2KH DAN P3KP 1. Menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan P3KP dan P2KH TA 2016 agar terlaksana
Lebih terperinciPENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (14) PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Penataan Ruang Perkotaan
Arah dan Kebijakan Penataan Ruang Perkotaan Balikpapan, 19 Mei 2014 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang OUTLINE 1. Isu Aktual Perkotaan di Indonesia 2. Kebijakan dan Strategi
Lebih terperinciPELAKSANAAN P2KH (Instrumen Implementasi RTR)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG PELAKSANAAN P2KH 2012-2014 (Instrumen Implementasi RTR) Oleh: DR. Dadang Rukmana DIREKTUR PERKOTAAN Jakarta, 3 September 2014 PENDAHULUAN Adanya
Lebih terperinciKebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki
Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Direktur Perkotaan 26 Oktober 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Outline Pentingnya Jalur Pejalan
Lebih terperinciKEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA DISAMPAIKAN OLEH : EKO PUTRO SANDJOJO MENTERI DESA, PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPenataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan
Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu
Lebih terperinciINTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan oleh: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal,
Lebih terperinciKerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional
Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober
Lebih terperinciKebijakan Penataan Ruang Perkotaan
Kebijakan Penataan Ruang Perkotaan Semarang, 5 Juni 2014 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang Outline 1. Isu Aktual Perkotaan di Indonesia 2. Kebijakan bidang Perkotaan 3. Pembangunan
Lebih terperinciArahan Kebijakan Bidang PBL dalam Mewujudkan Lingkungan
. Arahan Kebijakan Bidang PBL dalam Mewujudkan Lingkungan Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan Amanat Penataan Ruang/Spasial: Amanat Pembangunan Nasional: Amanat Pembangunan Bidang PU / CK: Amanat
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciProgram Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)
Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari) disampaikan pada Seminar dan Diskusi : Pembangunan Desa Berkelanjutan di wilayah Koridor Rimba Berbasis Ekonomi Hijau Padang, 21
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah
Lebih terperinciAGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat"
AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA 2014-2023 Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat" 1 AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA 2014-2023 Tema "Pusaka untuk
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciOleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22
Lebih terperinciPERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS OUTLINE
Lebih terperinciKAJIAN KONSEP RESILIENT CITY DI INDONESIA
KAJIAN KONSEP RESILIENT CITY DI INDONESIA BAB A PENDAHULUAN A.1 LATAR BELAKANG Salah satu masalah sosial dasar yang dihadapi oleh masyarakat kota adalah masalah pemenuhan kebutuhan akan keamanan lingkungan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN DARI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL MEWAKILI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG
Lebih terperinciMODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.
No.1602, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT
Lebih terperinciPeran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC
Peran Kementerian ATR/BPN dalam Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mencapai Tujuan NDC Rabu, 17 Januari 2018 Workshop Elaborasi NDC Adaptasi Perubahan Iklim KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG DUNIA USAHA TANGGUH BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA BUPATI KARANGANYAR, ESA Menimbang : a.
Lebih terperinci-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciKementerian Kelautan dan Perikanan
Jakarta, 6 November 2012 Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kota Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis
Lebih terperinciKata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui
Kata Pengantar Kabupaten Bantul telah mempunyai produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul yang mengacu pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. Produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul
Lebih terperinciBNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH
BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciMENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1873, 2016 KEMEN-ATR/BPN. RTRW. KSP. KSK. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciOleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN FERRY INDARTO, ST DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR Malang, 24 Oktober 2017 DEFINISI KLHS : RANGKAIAN ANALISIS
Lebih terperinciINDEKS KOTA TOLERAN (IKT) 2015
RINGKASAN LAPORAN INDEKS KOTA TOLERAN (IKT) 2015 SETARA Institute, 16 November 2015 Tentang Laporan Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap tanggal 16 November, SETARA
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.
Lebih terperinciPERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA
PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat,
160 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan beberapa perencanaan partisipatif yang telah dilakukan membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat, mengingat bahwa
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-15.9-/215 DS689-2394-8-376 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN GEDUNG RADIUS PRAWIRO LANTAI 7, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR 1, JAKARTA - 10710 TELEPON/FAKSIMILE (021) 3506218, SITUS www.djpk.depkeu.go.id
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Bidakara Hotel Jakarta, 9 Maret 2014 PROGRAM DALAM RENAS
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN
Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bidang yang saling berkaitan. Di satu sisi pembangunan dirasakan perlu untuk meningkatkan harkat hidup manusia. Tapi di
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
1 2015 No.14,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Peran serta, Lembaga Usaha, penyelenggaraan, penanggulangan, bencana. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI. Pilot Project Reforma Agraria. Kasubdit Pertanahan Rabu, 30 Oktober 2013
1 RAPAT KOORDINASI Pilot Project Reforma Agraria Kasubdit Pertanahan Rabu, 30 Oktober 2013 Rencana Lokasi Pilot Project 2 Koordinasi lintas K/L untuk kegiatan Access Reform Lokasi yang diusulkan: Prov.
Lebih terperinciPROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)
PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara
Lebih terperinciPENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014
PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciPROGRAM JANGKA PENDEK: - Peningkatan kapasitas P3KP - Pengelolaan secara internal
@SITA Pendirian Jaringan Kota Pusaka Indonesia/JKPI), declared by Minister Culture and Tourism, in Solo, October 25, 2008 Assisted by Indonesian Heritage Trust PROGRAM JANGKA PENDEK: - Peningkatan kapasitas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN
BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1903, 2017 BNPB. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana. PERATURAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 2 3 4 1 A Pembangunan Perumahan TIDAK SESUAI dengan peruntukkan lahan (pola ruang) Permasalahan PENATAAN RUANG dan PERUMAHAN di Lapangan B Pembangunan Perumahan yang SESUAI dengan peruntukkan lahan,
Lebih terperinciEmergency Action Plan Padang City
Emergency Action Plan Padang City Pasca Gempa 30 September 2009 Team Ahli dan Unit Perencanaan Strategis Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BPRR) Padang Kantor Balai Kota, 21 November 2009
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dilakukan dalam proses pengurangan Risiko bencana di wilayah rawan bencana. Kabuaten Sinjai, dapat disimpulkan temuan sebagai berikut;
BAB VI PENUTUP Dari hasil temuan lapangan dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disusun kesimpulan dari hasil penelitian ini. Adapun kesimpulan dari penelitian meliputi ringkasan temuan, kontribusi
Lebih terperinciPERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan
Lebih terperinciKOTA HIJAU PROGRAM PENGEMBANGAN (P2KH)
Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) Rerspons terhadap perubahan iklim Sumber : Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dilaksanakan terus-menerus untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Proses tersebut dilaksanakan
Lebih terperinciPERAN PERENCANAAN TATA RUANG
PERAN PERENCANAAN TATA RUANG DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDRA BUDIMAN SYAMWIL 1 Spatial Planning Specialist November, 2003 Tata Ruang di Indonesia merupakan produk Sistem Tata Ruang Nasional yang
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas
Lebih terperinciMEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 Ir. Mochammad Natsir, MSc. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN 2016 Jakarta,
Lebih terperinciRumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA
Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.7-/217 DS6553-7197-642-6176 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025
BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Di era otonomi daerah, salah satu prasyarat penting yang harus dimiliki dan disiapkan setiap daerah adalah perencanaan pembangunan. Per definisi, perencanaan sesungguhnya adalah
Lebih terperinciPROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH
PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax
Lebih terperinciUpaya Memahami Sejarah Perkembangan Kota dalam Peradaban Masa Lampau untuk Penerapan Masa Kini di Kota Pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Upaya Memahami Sejarah Perkembangan Kota dalam Peradaban Masa Lampau untuk Penerapan Masa Kini di Kota Pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Oleh: Catrini Pratihari Kubontubuh Direktur Eksekutif BPPI
Lebih terperinciPeraturan Perundang-undangan lain yang terkait dengan UUPR (UUPA, UU Pertambangan, UU LH, dll.)
Peraturan Pelaksanaan UUPR : Catatan Singkat Tentang Progres Penyusunan RPP tentang Peraturan Pelaksanaan UUPR Oleh : DR. Dadang Rukmana Kepala Bagian Hukum, Ditjen Penataan Ruang Undang Undang Nomor 26
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI
Lebih terperinciBUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kamis, 14 November 2013 Page
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL
Lebih terperinciOleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621
Lebih terperinciDisampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana
Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Denpasar, 15 Desember 2010 2 P E R M A S A L A H A N A. PERKOTAAN (URBAN) Kemacetan Sumber: http://beworosidarkas ih.wordpress.com/2010/06/29/beberapaide-untuk -mengatas
Lebih terperinci& REVITALISASI CAGAR BUDAYA
& REVITALISASI CAGAR BUDAYA Surabaya, 10 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Penataan Ruang Pengaturan secara spasial, pemberian fungsi terhadap kawasan dan ketentuan/aturan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK
SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciKKPP Perumahan & PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN BERTUMPU MASYARAKAT
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI IV Kampus Pusat Universitas Teknologi Yogyakarta Yogyakarta, 5 April 2007 --- ISBN 978-979-1334-20-4 PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN
Lebih terperinciPENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL
PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL Ir. Iman Soedradjat, MPM DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL disampaikan pada acara: SEMINAR NASIONAL PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PENATAAN
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kawasan Pantai Utara Surabaya merupakan wilayah pesisir yang memiliki karakteristik topografi rendah sehingga berpotensi terhadap bencana banjir rob. Banjir rob ini menyebabkan
Lebih terperinci