PARASITOSTATIC EFFECT OF ARTEMISININ TO Plasmodium falciparum INTRAERYTROCYTIC STAGES IN-VITRO ABSTRACT
|
|
- Benny Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PARASITOSTATIC EFFECT OF ARTEMISININ TO Plasmodium falciparum INTRAERYTROCYTIC STAGES IN-VITRO Lilik Maslachah 1, Loeki Enggar Fitri 2 1. Bagian Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Kampus C UNAIR, Surabaya Telp Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universirtas Brawijaya Malang ABSTRACT This research aims were to give evidences that parasitostatic effect of artemisinin to growth of Plasmodium falcifarum 3D7 strain intraerythrocytic stages in vitro. This research was done in three stages., as follows; 1. In-vitro culture of P. falciparum 3D7 strains and synchronize 2. Treated Plasmodium falciparum 3D7 strains by exposure of artemisinin (IC 50 concentration) 3. Observed for growth of P. falciparum 3D7 strain with Flow cytometry. The result research was as follows; the normal growth of P. falciparum 3D7 strain intraerythrocytic stages in control group with increase parasitemia. In treated with exposure of IC 50 artemisinin after 24 and 48 hours incubation showed decrease growth parasite with decrease parasitemia. As a conclusion, the artemisinin has a parasitostatic effect to growth of Plasmodium falcifarum 3D7 strain intraerythrocytic stages in vitro. Key words : Plasmodium falciparum, artemisinin, flow cytometry, parasitemia PENDAHULUAN Peningkatan resistensi klorokuin dan sulfadoksin pirimetamin pada Plasmodium menjadikan antimalaria artemisinin dan derivatnya menjadi obat utama untuk pengobatan malaria falciparum. Artemisinin ini mempunyai efek kerja lebih cepat daripada obat antimalaria yang lain karena mempunyai mekanisme kerja yang lebih kompleks, tetapi telah ada indikasi bahwa parasit Plasmodium telah resisten pada obat ini (Afonso et al., 40
2 2006). Hasil klinik sudah ditunjukkan pada dua pasien terinfeksi P.falciparum yang telah resisten pada artesunate di Cambodia (Noedl et al., 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wongsrichanalai and Meshnick (2008) menunjukkan adanya penurunan efikasi malaria falciparum pada kombinasi artesunat-meflokuin di Cambodia. Laporan terbaru mengenai penurunan sensitifitas artemisinin terhadap P.falciparum terjadi juga di Myanmar dan Vietnam yang ditandai adanya penurunan efikasi pada ACT (Dondorp et al., 2009). Oleh karena ACT mempunyai peran yang sangat penting dalam mengontrol dan eliminasi malaria maka diperlukan surveillance yang terus menerus tentang resistensi apakah resistensi artemisinin sudah menyebar atau tidak, khususnya di Indonesia belum ada data dari semua daerah endemik tentang pekembangan resistensi artemisinin dan derivatnya. Perkembangan parasit P. falciparum resisten dan penurunan efikasi pada artemisinin dan derivatnya pada level molekular genetik mengakibatkan masalah malaria menjadi semakin bertambah kompleks dan membahayakan. Hal ini menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, karena belum ada obat baru pengganti artemisinin. Kegagalan terapi malaria dengan artemisinin dan derivatnya akan muncul era untreatable malaria. Perkembangan percepatan Plasmodium resisten pada artemisinin dibandingkan penemuan obat antimalaria baru menjadi suatu pemikiran untuk mencari solusi penatalaksanaan terapi pada malaria. yang akurat dan efisien dan menjadikan pencegahan resistensi artemisinin harus menjadi prioritas utama di seluruh dunia. Mekanisme terjadinya resistensi obat artemisinin belum diketahui dengan pasti tetapi diduga bahwa resistensi obat antimalaria terjadi sangat kompleks karena mutasi pada gen pfcrt, pfmdr1 dan pfatpase6, juga adanya SNPs dan peningkatan regulasi dari ekspresi 41
3 gen transporter sehingga perlu dilakukan penelitian, khususnya secara in vitro mengenai efek parasitostatik artemisinin terhadap P.falciparum dengan menggunakan flow cytometry. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bukti dasar dalam pengujian efektifitas suatu obat khususnya artemisinin yang dapat dilakukan dengan menggunakan flow cytometry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan efek parasitostatik artemisinin terhadap perkembangan P.falciparum stadium intraeritositik in vitro dengan menggunakan Flow cytometry. METODE Kultur Biakan In Vitro P. 3D7 (Trager, Jensen, 1976; Schuster, 2002). Plasmodium falciparum galur 3D7 yang telah disimpan dalam nitrogen cair dilakukan thawing dengan metode rowe. Diambil setiap 1ml larutan suspensi eritrosit tersebut dan dicampurkan dengan 9 ml medium komplit plus 15 % serum manusia golongan O dan dimasukkan kedalam botol biakan (cultur flask) dan diinkubasi di dalam inkubator CO 2 pada suhu 37 ºC, 5% CO 2, 5 % O 2 dan 90% N 2. Penggantian medium dilakukan setiap 48 jam sekali dengan hati-hati menggunakan pipet Pasteur yang steril. Diambil sedikit sedimen untuk dibuat hapusan untuk melihat parasitemia, kemudian ditambahkan 9 ml medium untuk setiap botol biakan dan diinkubasi kembali.untuk mengetahui pertumbuhan parasit, dibuat hapusan darah tipis dan dihitung tingkat parasitemianya. Hapusan darah tipis difiksasi dengan metanol dan diwarnai dengan giemsa 20 % selama 20 menit. Pertumbuhan parasit secara teratur diamati tiap 48 jam. Untuk memperbanyak parasit dilakukan sub-biakan dan untuk penyimpanan dapat dilakukan freezing sampai akan digunakan lagi. 42
4 Sinkronisasi P. falciparum galur 3D7.. Suspensi eritrosit 1 ml dimasukkan dalam tabung sentrifuge 15 ml dan dipusingkan 1500 rpm selama 5 menit pada suhu 4 C. Supernatannya dibuang dan packed cell ditambah dengan larutan sorbitol sebanyak 5 kali volume dan dibiarkan selama 5-10 menit pada temperatur kamar, disentrifuge lagi dengan kecepatan sama dan supernatannya dibuang dan dicuci dengan medium lengkap ditambah 10% serum manusia sebanyak 3-4 kali volume dan diulangi 2-3 kali. Packed cell yang terbentuk masukkan dalam flask baru ditambahkan dengan medium komplit 10% 8 9cc, sehingga konsentrasi hematokrit 10 % dan ditambahkan dengan RBC 50 % sebanyak 1cc. Diinkubasi dalam inkubator CO 2 dan diganti mediummya setiap 48 jam. Paparan artemisinin Pada kultur P. falciparum galur 3D7. Sebelumnya disiapkan dulu flask, kelompok perlakuan pemaparan artemisinin tiap flask berisi 0.5 ml RBC ditambah 1ml pellet terinfeksi (hematokrit 15 %) ditambahkan medium kultur sampai 10 ml yang mengandung obat antimalaria artemisinin sesuai konsentrasi IC 50. Pada kontrol tiap flask berisi 0.5 ml RBC ditambah 1ml pellet terinfeksi (hematokrit 15 %) ditambahkan medium kultur sampai 10 ml yang tidak mengandung artemisinin, kemudian di inkubasi di dalam inkubator CO 2 pada suhu 37 ºC 5% CO 2, 5 % O 2 dan 90 % N 2 selama 48 jam. Flow cytomerty Sampel yang telah disinkronisasi dan dilakukan perlakuan dilakukan preparasi, dilisiskan dengan saponin dan diwarnai dengan propidium iodide dengan volume yang sama, diinkubasi selama 15 menit dilakukan pengenceran dengan kosentrasi 0,1 % hematokrit dalam PBS dan diinkubasi selama 30 menit sebelum dilakukan pengukuran. 43
5 DISKUSI DAN KESIMPULAN Hasil pemeriksaan dengan flow cytometry menunjukkan bahwa paparan obat artemisinin dengan konsentrasi IC 50 (10-8 M) yang diamati 24 jam dan 48 jam dapat memperlambat stadium perkembangan Plasmodium falciparum galur 3D7 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : A 12.7 % 10.5 % B 3.4 % C 5.8% D Gambar 1. Hasil Flow cytometry P.falciparum galur 3D7 yang disinkronisasi pada kelompok kontrol (A dan B) dan setelah paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-8 M (C dan D) dalam waktu 24 jam menggunakan pewarnaan propidium iodide Pada gambar 1 hasil Flow cytometry P. falciparum galur 3D7 yang disinkronisasi pada kelompok kontrol (A dan B) dan setelah paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-44
6 8 M (C dan D) dalam waktu 24 jam menggunakan pewarnaan propidium iodide secara duplo. Propidium iodide suatu pewarna DNA yang digunakan untuk menunjukkan eritrosit yang terinfeksi parasit, karena pewarna ini dapat masuk dalam DNA parasit yang menunjukkan parasitemia yang dapat diamati. Pada penelitian ini kelompok kontrol (A dan B) menunjukkan parasitemia sekitar 12.7 % dan 10.5 % sedangkan pada kelompok perlakuan paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-8 M (C dan D) parasitemia lebih rendah 3.4 % dan 5.8 %. Hal ini menunjukkan bahwa paparan artemisinin dapat menurunkan persentase parasitemia. A 23.7% 26.3 % B C 23.1 % 18.1 % D Gambar 2. Hasil Flow cytometry P.falciparum galur 3D7 yang disinkronisasi pada kelompok kontrol (A dan B) dan setelah paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-8 M (C dan D) dalam waktu 48 jam menggunakan pewarnaan propidium iodide 45
7 Pada gambar 2. Hasil Flow cytometry P.falciparum galur 3D7 yang disinkronisasi pada kelompok kontrol (A dan B) dan setelah paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-8 M (C dan D) dalam waktu 48 jam menggunakan pewarnaan propidium iodide menunjukkan parasitemia sekitar 23.7 % dan 26.3 % sedangkan pada kelompok perlakuan paparan artemisinin dengan konsentrasi 10-8 M (C dan D) parasitemia lebih rendah 23.1 % dan 18.1%. Hal ini menunjukkan bahwa paparan artemisinin dapat menurunkan persentase parasitemia. Paparan artemisinin menyebabkan tingkat parasitemia menurun. Hal ini menunjukkan bahwa artemisinin dapat menghambat pertumbuhan parasit malaria pada kelompok perlakuan yang diberi artemisinin pada P.falciparum galur 3D7. Penelitian yang dilakukan oleh Teuscher et al. (2012) pada P. falciparum galur W2 dan W2AL80 juga menunjukkan penurunan parasitemia hingga tinggal 1 % sampai 8 hari setelah pemberian obat dan setelah 8 hari mulai menunjukkan peningkatan parasitemia yang akan mencapai lebih dari 10 % setelah hari ke 12. Penurunan parasitemia karena paparan artemisinin pada P.falciparum galur 3D7 karena artemisinin dapat menyebabkan kematian parasit, gangguan pada stadium perkembangan dan morfologi parasit sehingga menyebabkan perlambatan pada pertumbuhan parasit. Kematian parasit akibat paparan artemisinin setelah inkubasi 24 dan 48 jam disebabkan oleh efek artemisinin terhadap Plasmodium yang diawali dengan dihasilkan radikal oksigen sebagai penyusun radikal bebas karbon (carbon center radical) yang akan mengalkilasi molekul heme dan mempengaruhi detoksifikasinya (O Neill et al., 2004 ; Ding et al., 2011). Ikatan heme-artemisinin dapat menghambat proses polimerisasi heme, sehingga pelepasan heme yang toksik menyebabkan kematian dari parasit malaria (Kannan et al., 2002). Artemisinin hybrid (Artemisinin dipeptydil vinyl solfon hybrid) 46
8 juga dapat menghambat falcipain, famili papain protease sistein yang membantu dalam pemecahan hemoglobin menjadi globin yang selanjutnya menjadi peptida (oligo peptidase) dan heme. Proses hidrólisis hemoglobin yang berperan penting dalam siklus hidup parasit malaria sebagai nutrisi parasit sehingga hambatan artemisinin pada protease (plasmepsin, falcipain dan falcilisin) menyebabkan proses penguraian hemoglobin menjadi terganggu dan asam amino tidak terbentuk sehingga menyebabkan kematian parasit atau perlambatan pada pertumbuhan parasit (Na et al., 2004). Lisisnya eritrosit sehingga letak trofosoit berada diluar eritrosit yang menunjukkan kematian parasit telah dilaporkan oleh Salmon et al, (2001). Artemisinin dapat menginaktifasi fungsi mitokondria bergantung pada produksi Reactive Oxygen Species (ROS) atau radikal bebas. Adanya gangguan pada Electron Transport Chain (ETC) mitokondria melalui penghambatan dari elektron donor NADPH dehidrogenase. Electron Transport Chain mitokondria Plasmodium secara langsung mengaktifasi artemisinin sehingga menimbulkan akumulasi dari ROS yang akan menginduksi depolarisasi membran mitokondria yang menyebabkan disfungsi mitokondria akhirnya menyebabkan kematian parasit (Wang, 2010). Artemisinin juga dapat menghambat SERCA dengan menginduksi pelepasan kalsium kedalam sitosol dari simpanan intraseluler endoplasmic reticulum melalui penghambatan pada PfATPase6. PfATPase6 sangat penting untuk homeostasis kalsium P.falciparum. Siknaling Ca 2+ melalui second messenger IP 3 yang terlibat dalam perkembangan dari siklus sel parasit. Kalsium (Ca 2+ ) juga sangat penting untuk mengontrol fungsi sel, termasuk proliferasi, maturasi, pembelahan sel dan deferensiasi sel (Varroti et al., 2003; Gazarini et al.,2007). 47
9 Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa artemisinin mempunyai efek parasitostatik pada perkembangan P.falciparum galur 3D7 stadium intraeritrositik in vitro. Lebih lanjut saran dari penelitian adalah (1) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada tataran proteomik untuk mengetahui profil protein akibat paparan artemisinin pada P.falciparum P.falciparum galur 3D7 in vitro, (2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada level transkripsi gen (mrna) akibat paparan artemisinin pada P. falciparum galur 3D7 in vitro, (3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut gambaran ultrastruktur target obat akibat paparan artemisinin pada P. falciparum galur 3D7 in vitro. DAFTAR PUSTAKA Afonso A, Hunt P, Cheesman S, Alves AC, Cunha CV, Do Rosario V, and Cravo P, Malaria parasites can develop stable resistance to artemisinin but lack mutations in candidate genes atp6 (encoding the sarcoplasmic and endoplasmic reticulum Ca2+ ATPase) tctp, mdr1 and cg10. Antimicrobial Agents And Chemotherapy. 50 (2) : Dahlstrom S, Veiga MI, Ferreira P, Martensson A, Kaneko A, Anderson B, Bjorkman A, Gil JP Diversity of the sarco/endoplasmic reticulum Ca(2+) ATPase6 orthologue of Plasmodium falciparum (PfATP6).Infect Genet6 Evol. 8: Ding XC, Beck HP and Raso G, Plasmodium sensitivity to artemisinins: magic bullets hit elusive targets. Trends in Parasitology.27(2): Dondrorp AM, Nosten F, YiP, Das D, Phyo AP, Taming J, Twin KM, Ariey F, Hanpithakponh W, Lee SJ, Artemisinin resistance in Plasmodium falciparum malaria. N Engl J. Med. 361: Gazarini ML, Sigolo CAO, Markus RP,Thomas AP,Garcia CRS Antimalarial drugs disrupt ion homeostasis in malarial parasit.mem Ist Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro 102(3) Kannan R, Kumar K, Sahal D, Kukreti S, Chauhan VS, Reaction of artemisinin with hemoglobin : Implication for antimlarial activity. Biochem J. 385 :
10 Na BK, Shenai BR, Sijwali PS, Choe Y, Pandey KC, Singh A, Craik CS and Rosental PJ, Identification and biochemical characterization of vivapains, systeine protease of malaria parasit Plasmodium vivax. Biochemistry 378 : Noedl H, sey, Schaecher K. et al Evidence of artemisinin resisntant malaria in Western Cambodia. N. Engl J. Med 359 (24) : O Neill PM, Posner GH, A medicinal chemistry perspective on artemisinin and related endoperoxide. J. Med Chem. 47: Salmon BL,Oksman A, Goldberg DE, Malaria parasite exit from host erythrocyte: A two step process requiring extraerythrocytic proteolysis. Proceed National Acad of Sci (PNAS) 98 (1): Schuster FL, Cultivation of Plasmodium spp. Clinical Microbiology Review July Teuscher F, Chen N, Kyle DE, GattonML, Cheng Q Phenotypic changes in artemisinin resistant Plasmodium falciparum linein Vitro: Evidence for decreased sensitivity to dormancy and growth inhibition. Antimicrobial agent and Chemotherapy: 56 (1) : Trager W and Jensen JB, Human malaria parasites in continuous culture. Science 193: Varotti FP, Beraldo FH, Gazarini MI, Garcia CRS, P.falciparum malaria parasites display a THG sensitive Ca 2+ pool. Cell Calcium 33: Wang J, Artemisinin directly targets malarial mitochondria through its specific mitochondrial activation. Plos One 5 : e9582 Wongsrichanalai C and Meshnick SR, Declining artesunat-mefloquine efficacy against falciparum malaria on Cambodia-Thailand Border. Emerging Infectious Diseases 4 (5) :
Profil Fenotipik Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Akibat Paparan Antimalaria Artemisinin in Vitro
pissn: 0126-074X; eissn: 2338-6223; http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v47n1.390 Profil Fenotipik Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Akibat Paparan Antimalaria Artemisinin in Vitro Lilik Maslachah, 1 Yoes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan subtropis. Di dunia terdapat 207 juta kasus malaria dan 627.000 kematian akibat
Lebih terperinciPENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMALARIA DAN INSEKTISIDA FRAKSI ETIL ASETAT DAN SENYAWA 5,7,2',5",7",4"-HEKSAHIDROKSIFLAVANON-[3,8"]- FLAVON DARI BATANG
PAkTI ITS PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMALARIA DAN INSEKTISIDA FRAKSI ETIL ASETAT DAN SENYAWA 5,7,2',5",7",4"-HEKSAHIDROKSIFLAVANON-[3,8"]- FLAVON DARI BATANG Garcinia celebica Linn Disusun oleh : Mirna Saga
Lebih terperinciBahan bakar dan bahan baku kertas. Senyawa organik bahan alam
Bahan bakar dan bahan baku kertas Senyawa organik bahan alam pemikat (antractan) Metabolit primer Metabolit sekunder penolak(reppelant) H H pelindung (protectant) Garcinia (Sumaryono,1999) Antimalaria
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium sp.
1 BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang Permasalahan Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium sp. Parasit ini bersifat intraseluler, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.
Lebih terperinciSitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa
Tugas Akhir SB 091351 Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Ika Puspita Ningrum 1507100059 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si N. D. Kuswytasari,
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. Ar11l ELVIEN LAHARSYAH
/' Ar11l fv\a'-af2-'al.~ CA E SA L ". {t PI r1ll1 CE: At. ELVIEN LAHARSYAH UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK METANOL KAYU SECANG (CAESALPINlA SAPPAN LINN.) TERHADAP PLASMODIUM BERGHEI SECARA IN VIVO PADA
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Kalsium terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum in Vitro
Pengaruh Pemberian Kalsium terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum in Vitro Verry Asfirizal 1*, Soebaktiningsih 2, Sudjari 2, Sumarno 2, Loeki E. Fitri 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Lebih terperinciAKTIVITAS DAN POTENSI ANTIMALARIA SENYAWA SANTON TEROKSIGENASI DAN TERPRENILASI
Company Logo AKTIVITAS DAN PTENSI ANTIMALARIA SENYAWA SANTN TERKSIGENASI DAN TERPRENILASI DARI GARCINIA Disusun oleh: H H Wiwit Denny Fitriana 1407100061 (1) H H Me Dosen Pembimbing: H H Prof. Taslim Ersam
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyebab Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditransmisikan ke manusia melalui nyamuk anopheles betina. 5,15 Ada lima spesies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data WHO (2010), terdapat sebanyak
Lebih terperinciEFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum
661 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014 EFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum Erika
Lebih terperinciPerubahan Profil Proteomik Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Akibat Paparan Antimalaria Artemisinin In Vitro
Perubahan Profil Proteomik Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Akibat Paparan Antimalaria Artemisinin In Vitro Proteomic Profile Changes of Plasmodium falciparum Papua 2300 Strain due to Exposure of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu anak-anak, ibu
Lebih terperinciEFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum
661 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014 EFFECT OF ANTIMALARIA HERBAL SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) ON MORPHOLOGY CHANGES OF DEVELOPMENT AND PARASITE Plasmodium Falciparum Erika
Lebih terperinciBUKTI MUNCULNYA MALARIA RESISTEN ARTEMISININ DI ASIA
Yenny et al., Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Makuta Dewa pada Mencit 128 BUKTI MUNCULNYA MALARIA RESISTEN ARTEMISININ DI ASIA Yenni Yusuf Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciUJI AKTIFITAS ANTIMALARIA EKSTRAK AIR DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) PADA KULTUR PLASMODIUM FALCIPARUM IN VITRO
PKMI-5-9-1 UJI AKTIFITAS ANTIMALARIA EKSTRAK AIR DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) PADA KULTUR PLASMODIUM FALCIPARUM IN VITRO Achmad Fachrizal, Ferry Efendi, Dhianita Binarwati, Rinnelya Agustien Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia
ABSTRAK Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia Kirby Saputra, 2008 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk yang terinfeksi protozoa obligat intraseluler dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari -Juni 2011 di Laboratorium Kimia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari -Juni 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi untuk
Lebih terperinciEFEKTIFITAS KLOROKUIN TERHADAP PERTUMBUHAN Plasmodium falciparum RADIASI SECARA IN VITRO
EFEKTIFITAS KLOROKUIN TERHADAP PERTUMBUHAN Plasmodium falciparum RADIASI SECARA IN VITRO Darlina 1, Harry Nugroho E.S. 1, Anggi Restu A 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN 2 Mahasiswa
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2009. Tempat pelaksanaannya di Laboratorium Teknologi Kimia Kayu Departemen Hasil Hutan IPB, Herbarium Bogoriensis
Lebih terperinciResistensi Obat Antimalaria
TINJAUAN PUSTAKA Resistensi Obat Antimalaria Syamsudin 1 Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta Abstract The multidrug-resistant falciparum malaria is now widespread in many tropical countries.
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H
ABSTRAK PENGARUH USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP EFIKASI ACT (ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY) PADA PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI DI KABUPATEN BANGKA BARAT, JANUARI JUNI 2009 Diaga, 2009 ;
Lebih terperinciPOPPY SISKA ISABELLA
POPPY SISKA ISABELLA KULTUR SINAMBUNG DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SERAI, RIMPANG LEMPUYANG WANGI, SERTA RIMPANG LEMPUYANG PAHIT TERHADAP PLASMODIUM FALCIPARUM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2 0 0 8 Pada
Lebih terperinciKelch 13 Gene Mutations and Plasmodium falciparum Resistance Against Antimalaria Drugs of Artemisinin Derivates
Vinnyssa Anindita, Hanna Mutiara, Utari Gita Mutiara Mutasi Gen Kelch 13 dan Resistensi Plasmodium falciparum Terhadap Obat Antimalaria Golongan Mutasi Gen Kelch 13 dan Resistensi Plasmodium falciparum
Lebih terperinciElly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti
Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti SIKLUS HIDUP PARASIT PLASMODIUM: P. vivax, P. ovale, P. falciparum, P. malariae, P. knowlesi (zoonosis) SIKLUS SEKSUAL dalam tubuh
Lebih terperinciAktivitas Antiplasmodium In Vitro dari Hasil Pemisahan KCV Fraksi etil asetat Umbi Angiopteris evecta Kalimantan Tengah
Aktivitas Antiplasmodium In Vitro dari Hasil Pemisahan KCV Fraksi etil asetat Umbi Angiopteris evecta Kalimantan Tengah Arnida 1*, Wahyono 2, Mustofa 3, R. Asmah Susidarti 2, Sutomo 1 1Program Studi Farmasi
Lebih terperinciEFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM
EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM THE EFFECT OF ANTIMALARIAL ACTIVE ISOLATE FROM ARTHOCARPUS CHAMPEDEN ON PLASMODIUM FALCIPARUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (World Health Organization/WHO, 2009). Sekitar setengah populasi dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit malaria merupakan salah satu jenis penyakit mematikan di dunia (World Health Organization/WHO, 2009). Sekitar setengah populasi dunia mengalami risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium yang dapat ditularkan melalui cucukan nyamuk anopheles betina. Penyakit
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei
ABSTRAK PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei Fina Yunita, 2012 Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani,
Lebih terperinciUji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry
8 serta doxorubicin 1 µm. Penentuan nilai konsentrasi pada flow cytometry berdasarkan daya penghambatan yang dimungkinkan pada uji sel hidup dan rataan tengah dari range konsentrasi perlakuan. Uji Sitotoksik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penulis
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah Nya sehinga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Uji Aktivitas Antiplasmodium Dari Kombinasi
Lebih terperinciMEKANISME AKSI α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP P.FALCIPARUM SECARA IN VITRO
MEKANISME AKSI α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP P.FALCIPARUM SECARA IN VITRO Hadi Kuncoro 1), Aty Widyawaruyanti 2), Taslim Ersam 3) Kelompok Bidang Ilmu Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi
Lebih terperinciJurnal Medika Veterinaria Vol. 7, No. 1, Februari 2013 ISSN :
Jurnal Medika Veterinaria Vol. 7, No. 1, Februari 2013 ISSN : 0853-1943 NILAI INHIBITION CONCENTRATION (IC 50 ) EKSTRAK METANOL DAUN SERNAI (Wedelia biflora) TERHADAP Plasmodium falciparum YANG DIINKUBASI
Lebih terperinciDokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012
Hal. 1 dari 7 Dokumen nomor : 0301402 Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : 0301401 Tanggal : 26 April 2012 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor
Lebih terperinciChen, C., Infectious Diseases of Poverty Full text Development of antimalarial drugs and their application in China: a historical review.
DAFTAR PUSTAKA Adhin, M.R., Labadie-Bracho, M., dan Vreden, S.G., 2012. Status of potentialpfatp6 molecular markers for artemisinin resistance in Suriname. Malaria Journal, 11(322): 1 5. A-Elbasit, I.E.,
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : RIZA RIDHO DWI SULISTYO K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2007
AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM FRAKSI SEMIPOLAR EKSTRAK METANOL KULIT BATANG MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) TERHADAP Plasmodium falciparum SECARA In Vitro DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) SECARA IN VIVO SKRIPSI. oleh. Cita Budiarti NIM
UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) SECARA IN VIVO SKRIPSI oleh Cita Budiarti NIM 082010101031 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2011 UJI AKTIVITAS
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP MORFOLOGI P.FALCIPARUM
EFEK PEMBERIA α-magosti DARI GARCIIA TETRADA PIERRE TERHADAP MORFOLOGI P.FALCIPARUM Hadi Kuncoro Kelompok Bidang Ilmu Bahan Alam Hayati, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda e-mail : kuncoro_hadi82@yahoo.com
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM
Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201400 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari
Lebih terperinciJhons Fatriyadi Suwandi Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Gen PfATP6 dan Resistensi Plasmodium falciparum Terhadap Golongan Artemisinin Jhons Fatriyadi Suwandi Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Resistensi P. falciparum terhadap
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei
ABSTRAK PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei Lisa Marisa, 2009 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Imunologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pemeliharaan dan intervensi hewan coba
Lebih terperinciPengaruh Paparan Artemisinin terhadap Ekspresi Gen PArt pada Plasmodium falciparum Galur Papua 2300
pissn: 0126-074X; eissn: 2338-6223; http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v47n3.593 Pengaruh Paparan Artemisinin terhadap Ekspresi Gen PArt pada Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Hani Plumeriastuti, 1 Lilik
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris
BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO melaporkan 3,2 milyar orang atau hampir setengah dari populasi dunia beresiko terinfeksi malaria. 1 Kemenkes RI melaporkan angka kesakitan malaria tahun 2009
Lebih terperinciMengganggu transport elektron pada Mitokondria
Lampiran 1 Kerangka Konsep Penelitian DMBA Karsinogen Sel Hati Fetus Hamster Dmba bereaksi dengan sitokrom P-450 untuk membentuk ikatan kovalen dengan DNA pada sel Kerusakan DNA atau DNA adduct Ekstrak
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Identifikasi Tanaman Identifikasi/determinasi dari bagian-bagian batang, daun, buah yang dilakukan oleh Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI menyatakan tanaman ini memiliki
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. 4.2 Alur Penelitian Kultur Sel dari Penyimpanan Nitrogen Cair Inkubasi selama 48 jam dalam inkubator dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penyakit malaria telah menjangkiti 103 negara di dunia. Populasi orang
Lebih terperinciABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB
ABSTRAK UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB Yoki Chandra, 2008 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr.,m.kes. Karsinoma
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler Protozoa, yaitu genus Plasmodium, menginfeksi 500 juta dan membunuh lebih dari 1 juta jiwa
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel-sel pulpa hasil subkultur dari kultur primer sel pulpa gigi sehat. Gambaran mikroskopis kultur sel primer dan subkultur sel-sel
Lebih terperinciPeran Glutathion pada Kegagalan Terapi Klorokuin
Ika Puspa Sari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Abstrak Malaria adalah penyakit tropik mematikan dan mengancam 200-300 juta jiwa di dunia. WHO menyatakan, terdapat lebih
Lebih terperinciKadar IgG RESA (Ring-infected Erythrocyte Surface Antigen) pada Penderita Malaria di Daerah Holoendemik Malaria
Laporan Penelitian Kadar IgG RESA (Ring-infected Erythrocyte Surface Antigen) pada Penderita Malaria di Daerah Holoendemik Malaria Lily Kartika Surya Staf Pengajar Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciCSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1
1 MANUAL KETERAMPILAN PENGAMBILAN DARAH TEPI, MEMBUAT APUSAN, PEWARNAAN GIEMSA DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK APUSAN DARAH TEPI Sitti Wahyuni, MD, PhD Bagian Parasitologi Universitas Hasanuddin, sittiwahyunim@gmail.com
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT MANGGIS TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DINOKULASI Plasmodium berghei
ABSTRAK EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT MANGGIS TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DINOKULASI Plasmodium berghei Yonathan Leonardo Vincensius Biantoro, 2014 Pembimbing I : Khie Khiong, dr., S.Si.,M.Si.,
Lebih terperinciPlasmodium falciparum is the cause of
ABSTRAK Plasmodium falciparum adalah penyebab infeksi malaria tropika. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan dunia yang cukup berarti, dengan angka kematian yang tinggi. Tingginya angka kematian disebabkan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE 2006-2010 Sahala Triyanto S,2012. Pembimbing I : Budi Widyarto Lana,dr., M.H. Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini berupa penelitian analitik eksperimental. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Laboratorium Biomedik Fakultas kedokteran Universitas Sebelas
Lebih terperinciTHE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei
of THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari
Lebih terperinciAnalisis Mutasi Gen Pfmdr pada Penderita Malaria di Mamuju Sulawesi Barat
Jurnal Sainsmat, September 2013, Halaman 185-190 Vol. II. No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Analisis Mutasi Gen Pfmdr1 1246 pada Penderita Malaria di Mamuju Sulawesi Barat Analysis
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MUTASI CODON K76T GEN PFCRT PADA PENDERITA MALARIA FALCIPARUM DI KABUPATEN LAHAT. Jhons Fatriyadi Suwandi 1)
IDENTIFIKASI MUTASI CODON K76T GEN PFCRT PADA PENDERITA MALARIA FALCIPARUM DI KABUPATEN LAHAT Jhons Fatriyadi Suwandi 1) 1) Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian Eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) a Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia daun poguntano
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT. dr. Agung Biworo, M.Kes
FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT dr. Agung Biworo, M.Kes ANTELMINTIK Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk membrantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) pada Plasmodium falciparum 3D7
54 KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2014, 2 (2), 54-58 ISSN 2354-6565 UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) pada Plasmodium falciparum 3D7 Faizal
Lebih terperinciMEKANISME KERJA OBAT ANTIMALARIA
MEKANISME KERJA OBAT ANTIMALARIA MEKANISME KERJA OBAT ANTIMALARIA Syamsudin Bagian Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan E.mail: syamsudin27@yahoo.com
Lebih terperinciISSN: JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PATTIMURA M LLUCA MEDICA.
ISSN: 1979-6358 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PATTIMURA M LLUCA MEDICA Penanggung Jawab Dr. Jacob Manuputty, MPH (Ketua Program Pendidikan Dokter) Ketua Redaksi
Lebih terperinciABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KULTUR SEL RAJI
ABSTRAK UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP KULTUR SEL RAJI Skolastika Prima, 2006 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr.,mkes. Kanker penyebab kematian kedua terbesar setelah
Lebih terperinciMEKANISME KERJA OBAT ANTIMALARIA
MEKANISME KERJA OBAT ANTIMALARIA Syamsudin Bagian Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan E.mail: syamsudin27@yahoo.com Abstract Malaria remains the
Lebih terperinciTIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA
TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA Suryani Hutomo, Chandra Kurniawan Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciEfek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2009, hal. 99-03 ISSN 693-83 Vol. 7, No. 2 Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922 SHIRLY
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil. Selain
Lebih terperinciPRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR
PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR Tujuan: i) Mengerti metode umum mengisolasi DNA ii) Mengisolasi DNA dari buah dan sel-sel epithelial mulut iii) Mengerti dan mempraktek teknik PCR dengan sempel DNA
Lebih terperinciBAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.
6 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat ini. Menurut WHO tahun 2011, dari 106 negara yang dinyatakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Vitamin E (α-tokoferol) dalam Media DMEM terhadap Konfluenitas Sel Ginjal Fetus Hamster yang Dikultur Primer Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium sp. dan merupakan penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi dan masalah tersebut
Lebih terperincidigunakan adalah bagian daun segar dan simplisia lempuyang wangi dan lempuyang pahit yang digunakan adalah bagian rimpang.
BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, prosedur kerja yang terdiri atas beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan simplisia,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan
Lebih terperinciKULTUR PROTOPLAS Berkembang pada tahun1960, setelah diketemukan cara menghilangkan dinding sel secara enzimatis
BIOTEKNOLOGI Victoria Henuhili, MSi *)., Jurdik Biologi FMIPA UNY Sub Topik : FUSI PROTOPLAS KULTUR PROTOPLAS Berkembang pada tahun1960, setelah diketemukan cara menghilangkan dinding sel secara enzimatis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT
FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT dr. Agung Biworo, M.Kes ANTELMINTIK Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk membrantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi penyakit endemis di beberapa daerah tropis dan subtropis dunia. Pada tahun 2006, terjadi 247 juta kasus malaria,
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan
Daftar Pustaka Arubusman M., 2009. Evaluasi Hasil Guna Kombinasi Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan Malaria Falciparum tanpa Komplikasi di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur (Tesis).
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, Viabilitas, dan Abnormalitas Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster Yang Dipapar Etanol
Lebih terperinciABSTRACT. MECHANISM OF DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS AND ITS PREVENT (Literature Study) Ratih Andriana M., July Tutor: J. Teguh widjaja, dr., SpP.
ABSTRAK MEKANISME TERJADINYA RESISTENSI KUMAN TUBERKULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN PENCEGAHANNYA (Studi Kepustakaan) Ratih Andriana M., Juli 2001. Pembimbing: J. Teguh Widjaja, dr., SpP. Penelitian
Lebih terperinciMETODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.
METODE Alur Penelitian Alur penelitian dan metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu: peremajaan bakteri Salmonella sp., verifikasi bakteri Salmonella sp., isolasi fage,
Lebih terperinciPEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS)
BIDANG ILMU : KESEHATAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS) Oleh : Drs. Djumadi, M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc
ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDUDUK TERHADAP TINGGINYA PREVALENSI PENYAKIT MALARIA DI DESA MESA KECAMATAN TNS (TEO NILA SERUA) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2010 Helendra Taribuka,
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 307/Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun) KLONING DAN ANALISIS SEKUEN DBLβC2-VAR
Lebih terperinci