BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun. Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet (kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah Temuan Penelitian A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Badan Kredit Kecamatan Prembun (BKK Cabang Prembun) merupakan bank perkreditan Rakyat yang didirikan berdasarkan ijin SK. Direksi Bank Indonesia No. 2873/PU.0302/97, dan sekretaris wilayah daerah Jawa Tengah dengan surat No. 581/100928, dan izin usaha dengan no dengan alamat sekarang di jalan jeruk, komplek kecamatan prembun, kabupaten Kebumen. 43

2 Adapun jenis kredit yang disediakan untuk debitur BPR.BKK cabang Prembun dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Kredit Umum: kredit yang diberikan untuk masyarakat atau debitur dalam membiayai usahanya, sebagai sarana pengembangan usaha. 2. Kredit pegawai: kredit yang dikhususkan pada kebutuhan konsumtif, dan system angsurannya dilakukan lewat bendahara gaji dan kolektif pada instansi atau jawatan yang bersangkutan. 3. Kredit Lembaga: jenis kredit yang hanya diberikan kepada nasabah yang telah mendapat surat rekomendasi dari kepala desa tempat nasabah tinggal. 4. Kredit Insidensil/Seblakan, merupakan kredit yang diberikan khusus kepada nasabah untuk kebutuhan yang mendesak, dan jangka waktu pengembaliannya relatif pendek. B. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan fungsi-fungsi, bagianbagian, maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk membantu mengukur dan mengarahkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam menjalankan usahanya BPR.BKK cabang Prembun menetapkan struktur organisasi yang berbentuk garis staff dan bersifat melimpahkan wewenang 44

3 secara vertikal yaitu, dari pimpinan tertinggi atau pimpinan cabang kepada staf-staf bagiannya. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun Pimpinan Cabang Kasi Pemasaran Kasi Pelayanan Analisis Kredit Seksi Kredit Kredit Admin Seksi Dana Teller Kasir Custumer Servise Sumber: Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Kecamatan Cabang Prembun 1. Pimpinan Cabang Tugas pokok yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasidan pengawasan seluruh kegiatan PD. BPR BKK cabang Prembun. Fungsi: a. Melaksanakan manajemen PD. BPR BKK cabang Prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. b. Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan pengelolaan PD. BPR BKK cabang prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. Tanggung jawab Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertanggung jawab kepada Direksi. 45

4 2. Kasi Pemasaran Tugas Pokok yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dalam bentuk kredit, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi: a. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah maupun yang sudah menjadi nasabah. c. Penghimpunan dana kepada masyarakat baik itu berupa tabungan, deposito, dan bentuk lainnya. d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana dari masyarakat maupun dalam pengelolaan kredit. e. Menyelenggarakan promosi, baik dalam menghimpun dana maupun penyalurannya. f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakantindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan Tugas pokok yaitu melakukan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran dana, serta melakukan pembukuan danpenerimaan dari bidang-bidang lain. Fungsi: a. Menelitian kebenaran laporan kas harian. b. Pengecekan pengeluaran dan pengambilan uang antar bank. 46

5 c. Pemegang kunci brankas. d. Pembukuan dan laporan. e. Pelaksanaan evaluasi laporan. f. Pembuatan laporan keuangan. g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. 4. Analisis Kredit Tugas dan tanggung jawab Analis Kredit adalah sebagai berikut: a. Melakukan analis kredit calon debitur berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh seksi kredit dan administrasi kredit. b. Menyusun jadwal kunjungan untuk verifikasi Membuat daftar nama calon debitur yang akan dikunjungi berdasarkan prioritas agar pelaksanaan kunjungan efisiensi dan efektif. c. Analis Kredit Mengolah dan melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit. Analisa ini harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang meliputi halhal sebagai berikut: c.1. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil bank checking. c.2. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark-up yang dapat merugikan bank. 47

6 c.3. Mencakup analisis laporan keuangan komparatif dua tahun d. Bertanggung jawab atas analisis kredit calon debitur, dan Kebenaran, ketelitian dan kerahasiaan atas hasil analisis kredit. 5. Seksi Kredit Tugas pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan administrasi kredit maupun hal-hal lain yang menyangkut bagian dari pembukaan dan pembukuan fasilitas kredit, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Fungsi: a. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina, serta mengawasi semua kegiatan adminiitrasi kredit dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab langsung kepada Direktur melalui Bagian Pemasaran. b. Melaksanakan semua peraturan, ketentuan, dan prosedur yang telah digariskan oleh manajemen maupun Bank Indonesia. c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit kepada calon nasabah. d. Melaksanakan prosedur pengadministrasian pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Meneliti dan melegalisasi hasil kerja rutin staf kredit sebelum diajukan kepada pimpinan cabang. 48

7 f. Bertanggung jawab penuh atas pembuatan, pencatatan, pembukaan pada administrasi kredit. g. Bertanggung jawab penuh dalam pencatatan, penyimpanan,pemeliharaan agunan pihak debitur maupun dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan tugasnya. h. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan realisasi pada setiap akhir bulan yang meliputi, realisasi kredit yang diberikan, Perkembangan kredit. i. Mengkoordianasi dalam penanganan tunggakan kredit, baik tunggakan bunga maupun tunggakan pokok yang telah digariskan oleh manajemen. j. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan bidang tugasnya. k. Mengkoordinasi dalam pembuatan rencana kerja dan rencana anggaran belanja yang terkait dengan bidang dan tugasnya. b. Administrasi Kredit Tugas dan Tanggung jawab administrasi kredit adalah memberikan penjelasan kepada debitur/nasabah untuk bisa atau mengerti sasaran kredit dan proses pengajuan persyaratan sampai dengan proses pencarian kredit. Uraian tugas: a. Menerima permohonan kredit dari nasabah. 49

8 b. Menerima persyaratan kredit, apabila sudah lengkap diberikan kepada analisis kredit untuk survey dilapangan. c. Bekerjasama dengan kasir dalam pencarian kredit sesuai dengan hasil survey analisis kredit. d. Mengedit identitas nasabah dan jaminannya (BPKB/Sertifikat), lalu dibuat potongan administrasinya. e. Merekap harian, mingguan, bulanan hasil realisasi (Pinjaman Kredit). Pertanggungjawaban: a. Menerapkan laporan harian debitur/jumlah realisasi yang sesuai dengan kaasir. b. Bertanggungjawab terhadap persyaratan pengajuan kredit. c. Seksi Dana Tugas Pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan pelayanan dalam memberikan informasi serta administrasi urusan tabungan, deposito dana pemerintah serta hal-hal lain yang menyangkut dari pelayanan, pembukuan dan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Fungsi: a. Mengkoordinasi, mengarahkan, serta mengawasi kegiatan pelayanan kepada nasabah maupun pemerintah dalam urusan tabungan, deposito, maupun dana pemerintah dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada direktur. 50

9 b. Melaksanakan peraturan dan ketentuan prosedur yang telah digariskanoleh manajemen bank maupun ketentuan oleh Bank Indonesia. c. Menjalin lancarnya pelayanan kepada nasabah baik dalam informasi maupun dalam administrasi, guna produktivitas dari usaha perbankan, serta kepuasan konsumen atau nasabah. d. Mengkoordinasi atau melaksanakan pelayanan administrasi atas setoran dan pengambilan tabungan, deposito, maupun dana pemerintah oleh nasabah. e. Mengkoordinasi dan melaksanakan penyimpanan administrasi pembukuan kartu-kartu dari tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah. f. Bertanggung jawab penuh atas penerimaan dan pengeluaran tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah. g. Mengkoordinasi dan melaksanakan penghitungan bunga dari tabungan, deposito, serta mengevaluasi kesalahan-kesalahan dengan mencatat dalambuku catatan. h. Meneliti dan menglegalisasi hasil-hasil dari Staf Tabungan dan Deposito maupun dari pemerintah sebagai bahan laporan untuk manajemen. i. Mengkoordinasi dalam penempatan dan penarikan dana antar bank sebagaibahan laporan untuk manajemen. 51

10 j. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan sekaligusstrategi perencanaan diwaktu mendatang. k. Mengkoordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan rencana pendapatanbiaya pada bidang dan tugasnya. l. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. d. Customer Servise Tugas dan tanggung jawab Customer Service adalah sebagai berikut: a. Memberikan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dan jasa bank. b. Memberikan penjelasan tentang prosedur penyimpanan dalam bentuk tabungan dan deposito serta keuntungan yang akan diperoleh oleh penabung dan deposan. c. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai syaratsyarat pengajuan serta suku bunga maupun beban biaya yang akan ditanggungkan calon debitur berkaitan dengan pencairan kredit. d. Menyiapkan dan memelihara formulir pembukaan rekening tabungan, deposito berjangka, dan kredit. e. Mengarsip data nasabah tabungan maupun deposito. 52

11 e. Teller / Kasir Tugas gas dan Tanggung jawab: Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan pembayaran kredit, tabungan, deposito dan biaya kegiatan operasional harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat dan kronologis setiap hari, sehingga operasional perusahaan berjalan lancar. Uraian Tugas: a. Melakukan pelayanan penerimaan uang. b. Melakukan pelayanan pengeluaran uang setelah men-chek isi slip dan tandatangan. c. Setiap akhir jam kerja dilakukan penutupan kas, dihitung dan dicocokan antara fisik uang dan catatannya, yang harus memberikan hasil yang sama dan diurut dalam rincian perjenis uang dan nominalnya. d. Membantu Direktur Operasionalnya dalam memantau aliran kas dan kecukupan likuiditas. Pertanggungjawaban: a. Membuat rekapan kas harian. b. Bertanggungjawab terhadap keberadaan uang di laci/cashbox/brankast masing-masing. 53

12 1.2. Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK cabang Prembun Dari hasil penelitian BPR.BKK cabang prembun menggunakan sistem pengendalian risiko preventif ( pengendalian yang digunakan sebelum terjadinya resiko) dan sisitem pengendalian resiko kuratif ( pengendlian yang digunakan setelah terjadinya resiko). Hasilpenelitian dapat diraikan sebagai berikut: A. Pengendalian Preventif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun 1.1. Penjelasan dalam memberikan informasi dan sosialisasi pengajuan kredit a. Penjelasan mengenai kredit di BPR yang dilakukan oleh custumer service (CS), administrasi kredit,seksi kredit dan kasi pemasaran. Kasi pemasaran dan custumer service memberikan penjelasan secara terinci dan jelas kepada calon debitur atau nasabah mengenai prosedur, persyaratan dan ketentuan kredit yang berlaku, meliputi: a.1. Pada saat nasabah mengajukan kredit, nasabah tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dari perbankan lain dalam jumlah lebih dari > 500 juta, yang dibuktikan dari hasil atau ketentuan SID (sistem informasi debitur bank indonesia). a.2. Mempunyai penghasilan setiap bulannya. b. Legalitas calon debitur Legalitas dalam proses pengajuan kredit sangat diperlukan, guna menghindarip adanya penipuan atau pemalsuan identitas, yang harus dilengkapi oleh nasabah adalah kartu identitas atau kartu tanda penduduk 54

13 (KTP), surat keterangan penghasilan, photo copy NPWP (jika pengajuan kredit >100 juta 500 juta), surat keluarga (KK) surat nikah jika sudah nikah, dan agunan yang dimiliki. c. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap petugas administrasi kredit dan seksi kredit, dalam hal kelayakan atau kelengkapan kredit nasabah biasanya menyanggupi syarat-syarat yang ditetapkan oleh BPR. Setelah mendapat kejelasan dari petugas administrasi dan seksi kredit nasabah mengumpulkan berkas-berkas yang yang dibutuhkan sebagai persyaratan kredit. d. Berdasarkan sistem pengendalian preventif dapat disimpulkan, bahwa semakin jelas petugas administrasi kredit dan seksi kredit dalam menjelaskan dan mengarahkan tentang prosedur kredit kepada nasabah, maka risiko yang terjadi akan berkurang atau semakin kecil, selain itu dapat memperkecil kesalahan dalam menganalisis berikutnya Kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kasi pemasaran, diperoleh gambaran tentang kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit sebagai berikut: a. Pengecekan kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit yang dilakukan oleh analisis kredit, yang bertugas melakukan kunjungan kelokasi debitur untuk mengecek usaha ynag dijalankan debitur. b. Pengecekan berkas persyaratan kredit yang dilakukan saat survey mengunjungi rumah nasabah atau debitur meliputi, kesesuaian antara 55

14 kartu identitas penduduk (KTP) dengan tempat tinggal, kartu keluarga (KK), surat nikah, apabila ada agunan sertifikat atau BPKB asli. b.1. Apabila setelah dilakukan pengecekan berkas persyaratan mengenai kartu identitas nasabah (KTP), kartu keluarga (KK), surat keterangan sudah menikah, agunan berupa sertifikat dan BPKB asli, dinyatakan valid maka permohonan kredit dapat diproses keprosedur berikutnya. b.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas analisis kredit, apabila para calon debitur telah melengkapi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh BPR, maka proses kredit dapat diproses lanjut, namun apabila nasabah tidak mampu melengkapi syarat dan ketentuan yang diberikan BPR, maka kredit tidak dapat diproses lanjut. c. Dari hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa, jika calon debitur dapat melengkapi syarat yang telah ditentukan oleh BPR dan dinyatakan valid maka hal tersebut dapat mengurangi terjadinya utang tidak tertagih Proses Pencairan Kredit Pengendalian analisis kredit Analisis kredit dapat dilanjutkan apabila persyaratan yang ditentukan oleh BPR sudah lengkap dan sesuai dengan keadaan yang ada saat dilakukan survey atau pengecekan langsung oleh petugas. BPR.BKK cabang Prembun menggunakan prinsip 5C (charakter, capacity, capital colateral, dan condition of 56

15 economics), dalam menganalisa, agar dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh bank tetutama untuk meminimalkan kredit-kredit yang bermasalah. Semakin telitinya BPR dalam menganalisis kredit menggunakan analisis 5C pihak bank dapat memperhatikan layak dan tidak layaknya seorang debitur untuk menerima kredit. Hal ini menghindari terjadinya kredit macet di BPR. Analisis yang dilakukan pada BPR menggunakan analisis kredit metode 5C. Analisis 5C ini digunakan sebagai penilaian terhadap karakter nasabah atau calon debitur yang meliputi : a. Analisis Character (kepribadian atau watak) Analisis ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan kredit dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah, baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga. Ini semua ukuran kemampuan membayar. b. Analisis Capacity (Kemampuan atau kesanggupan) Analisis ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan kredit yang sudah diberikan. Dapat dilihat melalui kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan pemerintah, dan kemampuan dalam menjalankan usahanya. c. Analisis Capital (Modal atau kekayaan), Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 57

16 d. Analisis Collateral (Jaminan), Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. e. Analisis Condition of economy (Keadaan ekonomi), dalam penilaian kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang. Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah, maka petugas BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai dengan proposal permohonan kredit Monitoring terhadap penggunaan kredit Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BPR.BKK cabang prembun melakukan monitoring kepada debitur kredit untuk mencegah terjadinya risiko dan penunggakan angsuran. 58

17 1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit, adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit, antara lain: a. Jaminan dengan surat-surat berharga. Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat deposito, BPKB. b. Jaminan dengan barang-barang Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil. B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun 1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko dan pengelolaan kredit yang bermasalah. Setelah kredit terealisasi maka BPR perlu melakukan identifikasi gejala kredit bermasalah, karena meskipun nasabah akan mengembalikan atau membayar kewajibannya sesuai dengan kesepakatan namun banyak yang tidak menepati kesepakatan yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena pihak debitur itu sendiri, maupun dari pihak BPR dalam prosedur dan pengawasan kredit. 59

18 1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit bermasalah Minimalisasi risiko kredit bermasalah Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan: a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan. b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah Penggolongan kredit bermasalah Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut: a. Kurang lancar Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu. b. Diragukan Kredit dapat digolongkan sebagai kredit dalam perhatian khusus jika nasabah mengalami tunggakan pembayaran pokok atau bunga sampai lebih dari 90 hari, dan diberikan surat peringatan 1. 60

19 c. Dalam Perhatian Khusus (DPK) Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat peringatan 2. d. Kredit Macet Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat peringatan Penyitaan atau penghapusan agunan a. Rescheduling yaitu: tindakan yang dilakukan oleh pihak bank kepada debitur untuk bekerja sama kembali, sehingga kedua pihak tidak mengalami kerugian. Restruktrisasi dapat dilakukan dengan cara perpanjangan jangka waktu kredit dan pengembalian asset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara: b.1. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b.2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa. b.3. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. 61

20 b.4. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah. c. Penyelesaian kredit Dalam penyelesaian kredit terdapat sistem akta pemberian hak tanggungan. Hak tanggungan ini merupakan hak kuasa untuk memberikan keterangan atau minta penghapusan/dibutakan bahwa nasabah bebas dari sitaan dan beban apapun. Akta pemberian hak tanggungan ini biasanya berlaku untuk kredit yang diatas plafon Rp. 50 juta, dan dilakukan bila kredit kurang lancar. d. Jika BPR telah memberikan surat peringatan namun tidak ada respon dari debitur, dan tidak ada angsuran yang masuk, maka pihak bank berhak menyita barang atau agunan yang diberikan kepada bank. Namun dari kelima pengendalian kuratif ada beberapa poin yang tidak dilakukan. Pada sistem pembinaan kepada nasabah kurang aktif dilakukan, karena kurangnya sumber daya manusia pada BPR, tidak semua nasabah tanggap akan pembinaan atau pengarahan yang diberikan oleh petugas BPR. C. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah Persoalan persoalan yang mengakibtkan kredit bermasalah pada BPR.BKK cabang Prembun adalah sebagai berikut : 62

21 a. Kelalaian petugas Kelalaian petugas dalam memonitoring kredit yang telah diberikan oleh BPR mengakibatkan penyalah gunaan kredit yang telah diberikan. Sehingga menghabat nasabah dalam memenuhi kewajibannya. b. Kesengajaan nasabah Kesengajaan nasabah yang tidak tepat waktu dalam memenuhi kewajibannya menyebabkan kredit kurang lancar, dampak bagi BPR yaitu meningkatnya atau bertambahnya prosentase kredit macet ( Not performing loan ). c. Kondisi usaha nasabah Kondisi usaha nasabah yang tidak stabil menghambat nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Kondisi usaha yang tidak stabil berakibat tidak stabilnya pedapatan nasabah, sehingga menimbulkan kredit bermasalah, karena nasabah terhambat dalam hal menyelesaiakan kewajibanya. D. Prosedur Yang digunakan BPR.BKK cabanng Prembun dalam pengajuan kredit. Prosedur merupakan tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajua kredit, prosedur tersebut yaitu : a. Pengajuan berkas-berkas Nasabah harus melengkapi berkas persyaratan yang ditentukan oleh BPR dan mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh BPR sesuai denngan jenis kredityang. Apabila nasabah 63

22 mengajukan kredit untuk pembiayaan usahanya maka pengajuan kredit berupa proposal permohonan kredit yang dilengkapi dengan: 1. Kelengkapan syarat (KTP, KK, surat nikah, surat keterangan dari kelurahan, PBB, rekening listrik). 2. Latar belakang usaha 3. Tujuan usaha. 4. Besar kredit yang diajukan. 5. Jangka waktu pengembalian. 6. Sistem pengembalian kredit. 7. Jaminan kredit yang digunakan b. Penyelidikan atau analisis berkas-berkas pinjaman. c. Wawancara. d. Survey ke lapangan, guna memastikan bahwa identitas dan proposal yang diajukan benar adanya sesuai dengan kenyataan yang ada. e. Keputusan kredit, pemberian keputusan kredit dilakukan setelah semua persyaratan dilengkapi, dan dinyatakan valid. f. Penanda tanganan akad kredit dihaadapan notaris atau petugas bank, jika jumlah kredit yang diajukan >100juta. g. Pencairan kredit dan realisasi kredit yang diberikan kepada calon debitur dilakukan berdasarkan analisis kelayakan. Analisis kelayakan dalam pemberian kredit bertujuan untuk memngetahui kemampuan debitur dalam mengelola usahanya dan membayar kewajibannya. Hal 64

23 tersebut dapat dilakukan dengan; menganalisa berkas dokumen, mencari masukan atau info dari daftar penunggak kredit. E. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah. Hasil penelitin menujukan stategi yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam mengatasi kredit bermasalah yaitu : 1. Rescheduling, yaitu menggunakan cara: a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit. b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, yaitu dengan memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. 2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara: a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. d. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah. 65

24 1.3. Pembahasan Hasil Penelitian A. Pembahasan sistem pengendalian resiko kredit pada BPR.BKK cabang prembun. Menurut Djojosoedarno Soeisno (1999: 57) mengendalikan secara preventif adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari explosure terhadap risik. Pengendalian secara kuratif atau menanggulangi kerugian yang sudah terjadi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi keparahan bila suatu risiko atau kerugian memang terjadi. Sistem pengendalian resiko yang digunakan oleh BPR adalah sistem pengendalian preventif dan kuratif. B. Pengendalian Preventif Pengendalian preventif yang dilakukan di BPR.BKK cabang Prembun sebagai berikut: a. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan kejelasan informasi tentang kredit b. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam pengajuan kredit c. Sistem pengendalian yang terkait dengan analisis kredit meliputi: c.1. Analisis kredit di BPR menggunakan analisis kredit 5C sesuai dengan pendapat dari kasmir (dalam bukunya manajemen perbankan), mengenai character, capital, capasity, collaterral dan condition of economy. 66

25 c.2. Pengendalian yang berkaitan dengan prosedur yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh bank. d. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan jaminan dan barang agunan yang berupa jaminan barang dan surat berharga. e. Sistem pengendalian dalam kaitannya memonitoring penggunaan kredit. Dari kelima sistem pengendalian preventif, ada hal yang kurang diperhatikan oleh BPR, yaitu dalam hal memonitoring terhadap penggunaan kredit. Setelah kredit dicairkan bank tidak melakukan pengawasan terhadap debitur, karena keterbatasan jumlah pegawai terkadang petugas tidak mampu memonitor satu-persatu debitur secara rinci dalam walktu yang bersaaan atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh BPR. Kredit yang telah diberikan seringkali tidak digunakan sesuai dengan proposal pengajuan kredit, misal untuk investasi tapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan debitur tidak mampu membayar kewajiban dan bunganya. Hal ini yang dapat menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran dan risiko kredit bermasalah. Pihak bank juga harus teliti dalam menentukan kelayakan dalam proses pencairan kredit. Kelebihan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR adalah kejelasan mengenai informasi kredit, prosedur dan proses pencairan kredit yang cepat. 67

26 Kekurangan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR adalah kurang memonitoring atau memberikan pengawasan terhadap debitur setelah kredit dicairkan, sehingga banyak kredit ynag disalah gunakan atau tidak tepat guna. C. Pengendalian Kuratif BPR.BKK cabang Prembun mempunyai lima aspek dalam sistem pengendalian kuratif, yaitu sebagai berikut: a. Mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah b. Pembinaan terhadap nasabah kredit c. Pengelolaan terhadap risiko d. Penggolongan kredit bermasalah e. Penyitaan atau penghapusan agunan Sistem pengendalian kuratif bertujuan untuk mengendalikan risiko yang sudah terjadi seperti kredit macet, namun dari lima sistem pengendalian kuratif ada beberapa sistem yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh BPR.BKK cabang Prembun. Untuk menindak lanjuti dari resiko yang telah terjadi BPR hanya melakukan beberapa tahapan yaitu, mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah,,pengelolaan terhadap risiko, Penggolongan kredit bermasalah, penyitaan atau penghapusan agunan. BPR kurang memperhatikan pembinaan terhadap nasabah kredit setelah kredit berjalan, sehingga terjadi penunggakan tagihan karena kurangnya pengarahan dari petugas. Kelebihan dari sistem pengendalian ini yaitu dalam upaya penyitaan atau penghapusan agunan BPR tidak langsung melakukan penyitaan namun lebih 68

27 membantu mencari jalan keluar bagi debitur yang tergolong sebagai nasabah dalam kredit kurang lancar dengan cara memperpanjang waktu kredit dengan syarat dan ketentuan yang diberikan oleh BPR. D. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah Persoalan yang mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah pada BPR.BKK cabang Prembun pada umumnya karena kelalaian pegawai dalam menganalisis dan faktor kesengajaan dari nasabah. Untuk itu BPR harus meningkatkan kualitas dalam menganalisis nasabah, sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul. E. Prosedur yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam pengajuan kredit. Prosedur yang digunakan BPR dalam pengajuan kredit cukup mudah namun masih banyak yang mengajukan kredit tidak sesuai dengan prosedurnya. Peraturan perundang undangan tentang perbankan mengharuskan setiap bank mempunyai prosedur dalam proses pengajuan kredit. Karena prosedur sangat penting untuk pihak bank sebagai pedoman analisis pihak bank terhadap nasabah, maka pihak bank perlu mempermudah dan lebih mempertegas prosedur pengajuan kredit, untuk menghindari terjadinya pemalsuan identitas atau usaha. F. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah BPR telah menggunakan strategi rescheduling dan reconditioning. Namun pada kenyataannya strategi yang dilakukan tidak mengurangi resiko yang terjadi, kenaikan NPL dari 6% - 9,94% pada empat bulan terakhir di tahun

28 Setiap bank pasti akan menanggung resiko dalam usahanya menyalurkan dana melalui kredit, terutama kredit bermasalah. Untuk itu bank perlu melakukan strategi untuk mengatasi kredit bermasalah yaitu dengan cara rescheduling, reconditioning, restructuring (Kasmir, SE, 2001 ( ) BPR hanya melakukan dua strategi yaitu rescheduling dan reconditioning, karena startegi untuk mengatasi kredit bermasalah sangat penting dan mendukung efektifitas kinerja BPR maka BPR harus menambah strategi dalam mengatasi kredit bermasalah, misalnya menambahkan restrukturing. 70

29 1.1. Gambaran hasil penelitian BPR.BKK cabang Prembun Sistem Pengendalian Sistem Risiko Kredit No. Pengendalian BPR.BKK Penjelasan Keterangan Resiko cabang Prembun Ya Tidak Sistem pengendalian resiko Preventif 1) Proses pengajuan kredit 2) Penilaian kelayakan Pengendalian sebelum terjadinya resiko V Kejelasan informasi tentang sosialisasi kredit pada BPR V kelayakan dan Kelengkapan persyaratan Dilakukan oleh karyawan BPR petugas memberikan informasi mengenai kredit dan prosedur kredit kepada nasabah dengan jelas kesesuaian informasi dan syarat nasabah dengan syarat kredit yang ditentukan oleh BPR 71

30 3) Proses V Prosedur dari Setelah pencairan persyaratan persyaratan dalam kredit hingga kredit prosedur kredit dicairkan dilengkapi oleh nasabah dan dinyatakan layak oleh petugas BPR maka kredit segera dicairkan 4) Pengawasan V Pengawasan Pengawasan atau atau tentang monitoring monitoring penggunaan atas terhadap kredit yang telah penggunaan di berikan. kredit ini tidak dilakukan dikarenakan adanya keterbatasan pegawai BPR 5) Pengendalian V pengendalian pengendalian agunan kredit jaminan kredit agunan ini berupa aktiva dilakukan untuk tetap atau harta menghindarkan yang digunakan kerugian atas kepada pihak nasabah BPR BPR sebagai yang bermasalah agunan Pengendalian resiko kuratif pengendalian setelah terjadinya resiko pengendalian yang dilakukan oleh petugas BPR 72

31 1) Analisis gejala terjadinya kredit macet. 2) Pembinaan terhadap nasabah kredit. 3) Pengelolaan terhadap risiko. 4) Penggolongan kualitas V Pengamatan tindakan gejala terjadinya kerdit macet. V V Kegiatan pembinaan terhadap nasabah kredit. Mengarahkan nasabah manfaat dan kegunaan kredit V Tahap bank dalam mengelola risiko yang V Penggolongan terhadap setelah terjadinya resiko Tindakan pengamatan gejala terjadinya kredit macet oleh petugas BPR pengendalian ini dilakukan namun kurang efektif hanya satu atau dua kali, karena keterbatasan karyawan dan banyak nasabah yang memilih untuk tidak mengikuti pembinaan dengan alasan kesibukan nasabah Usaha yang dilakukan oleh pihak BPR untuk pengelolaan Resiko yang telah terjadi BPR melakukan penggolongan 73

32 terhadap peminjaman terhadap terjadinya kredit yang peminjam atau kredit macet bermasalah. nasabah yang bermasalah 5) Menghilangkan V setelah nasabah atas kerugian diberikan surat yang telah peringatan dan terjadi nasabah tidak Bank melakukan penyitaan agunan. merespon maka Pihak BPR melakukan penyitaan agunan nasabah atau debitur yang tidak bisa memenuhi kewajibannya 74

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek penyaluran kredit,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang akan dapat membantu penulis dalam melakukan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang akan dapat membantu penulis dalam melakukan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, tahap-tahap penelitian, instrumen penelitian dan jenis data yang akan dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Butir Pertanyaan Pengendalian Preventif. 1. Calon nasabah memperoleh informasi kredit.

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Butir Pertanyaan Pengendalian Preventif. 1. Calon nasabah memperoleh informasi kredit. 57 Lampiran 1 Variabel Indikator Sub Indikator Butir Butir Pertanyaan Pengendalian Preventif 1. Proses pengajuan 2. Penilaian kelayakan. 1. Calon nasabah memperoleh informasi 2. Kelayakan persyaratan.

Lebih terperinci

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang PT. BPRS Suriyah Semarang dalam memberikan Produk Pembiayaan, termasuk Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akan menguraikan mengenai tinjauan pustaka serta kerangka penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI. akan menguraikan mengenai tinjauan pustaka serta kerangka penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori diperlukan dalam setiap kegiatan penelitian untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, sekaligus landasan teori akan menguraikan mengenai tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 35 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Didalam suatu lembaga keuangan baik negeri maupun swasta yang menyediakan berbagai macam produk layanan kredit, prosedur pemberian kredit sangatlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Oundrey Kurnia Pryatma selaku Account Officer di bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT (Studi pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Kota Malang Periode 2009-2011) Femia Yuni Pratiwi Darminto

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

kesediaannya untuk mengisi pertanyaan pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan kerjasamanya dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.

kesediaannya untuk mengisi pertanyaan pertanyaan sesuai dengan petunjuk dan kerjasamanya dalam mengisi kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih. LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian Pengantar Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk memperoleh data tentang pengendalian risiko kredit pada BPR, sehubungan dengan hal diatas, kami mengharap bantuan anda sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS Suriyah 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah Salah satu akad yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 45 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin Akad musyārakah ada beberapa prosedur yang

Lebih terperinci

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut?

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut? Questioner 1. Apakah Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan Bank? Ya, Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan bank. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia melalui SK Direktur BI No.27/162/KEP./Dir. tgl

Lebih terperinci

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit L1 INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA Pemberian Kredit No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah koperasi memiliki standar operasional

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG 9 2 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah Mandiri KC Lubuk Sikaping Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur pembiayaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dalam. undang-undang tersebut, dinyatakan pula bahwa BPR berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dalam. undang-undang tersebut, dinyatakan pula bahwa BPR berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian di Indonesia tidak lepas dari peran lembaga keuangan, salah satunya adalah bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah 1. Proses pengajuan - Persyaratan Administratif 66 1) Foto Copy KTP dan Menunjukkan Aslinya. 2) Foto Copy Kartu Keluarga dan Menunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang sudah mempunyai usaha lebih dari 2 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba Banguntapan 1. Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), 5 lembar 2. Foto copy Kartu Keluarga, 1 lembar 3. Foto

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan BAB V PEMBAHASAN A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan Menurut Muhammad bahwa pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh setiap lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Produk Kepemilikan Kendaraan Bermotor (Kp Kb) di KSPPS BINAMA SEMARANG Semarang Pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor merupakan salah

Lebih terperinci

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 685/XIV Pada nomor yang lalu, kita telah berkenalan sekilas dengan produk kredit di bank. Sekarang, kita akan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perhitungan Model scoring ini adalah model perhitungan yang cepat dan mudah untuk mengidentifikasikan keputusan yang mempunyai beragam criteria. Perhitungan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Untuk Karyawan KSPPS BINAMA Semarang 1. Prosedur Pembiayaan Karyawan KSPPS BINAMA Prosedur yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan yang berdasarkan Demokrasi Ekonomi dengan fungsi utamanya yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan saran untuk Bank BTN Cabang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN MANAJEMEN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA DALAM UPAYA MEMINIMALKAN NON PERFORMING LOAN

EVALUASI PENGENDALIAN MANAJEMEN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA DALAM UPAYA MEMINIMALKAN NON PERFORMING LOAN EVALUASI PENGENDALIAN MANAJEMEN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA DALAM UPAYA MEMINIMALKAN NON PERFORMING LOAN (NPL) (Studi Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusamba Wlingi) Rina Malinda Moch. Dzulkirom AR Dwiatmanto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Profil KSP Artha Prima 4.1.1.1 Sejarah Koperasi Artha Prima Sejarah Perkembangan Koperasi Artha Prima adalah KSP Artha Prima didirikan

Lebih terperinci

Adapun struktur organisasi dan tanggung jawab masing. PT. Bank Jabar Banten Cabang Bandung adalah sebagai berikut : Tugas Pemimpin Cabang adalah :

Adapun struktur organisasi dan tanggung jawab masing. PT. Bank Jabar Banten Cabang Bandung adalah sebagai berikut : Tugas Pemimpin Cabang adalah : 50 4.1.3 Deskripsi Tugas Adapun struktur organisasi dan tanggung jawab masing masing bagian PT. Bank Jabar Banten Cabang Bandung adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Cabang Tugas Pemimpin Cabang adalah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 288 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG BAB IV PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG A. Pengertian Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ib pada Bank BRISyariah Kantor Cabang Padang 1. Pengertian

Lebih terperinci

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga Lampiran : 1. Hasil Wawancara Tabel 1 Hasil Wawancara Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga No Nama Jabatan Hasil Wawancara 1 Dody Hernanto, SE Ketua - Koperasi Simpan Pinjam TABITA didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PT BPR MITRA DAYA MANDIRI (BPR MDM)

V GAMBARAN UMUM PT BPR MITRA DAYA MANDIRI (BPR MDM) V GAMBARAN UMUM PT BPR MITRA DAYA MANDIRI (BPR MDM) 5.1 Sejarah PT BPR Mitra Daya Mandiri (BPR MDM) PT. BPR Mitra Daya Mandiri pada awalnya didirikan pada tanggal 17 Juli 1992, di hadapan Notaris Misahardi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi Nama : Aulia Kurniasari NPM : 51213499 Program Studi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) Astanajapura didirikan dengan nama Bank Karya Produksi Desa (BKPD) Kecamatan Astanajapura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank menghimpun dana dan menyalurkannya ke masyarakat. Pada usaha perbankan, potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan 1. Prosedur Permohonan Pembiayaan 1 Mengisi formulir dan menandatangani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengertian Bank menurut Kasmir (2011 : 3), Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat PD. Bank Perkreditan Rakyat Rokan Hilir Cabang Kecamatan Kubu PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rokan Hilir didirikan berdasarkan peraturan daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok Langkah-langkah pengajuan pembiayaan kepada bank adalah sebagai berikut : 1. Nasabah datang ke Bank untuk mencari

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Kediri) Nodhita Argitasari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di KJKS BTM Kajen, kabupaten Pekalongan Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Surabaya Bukit Darmo

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang 1. Pengertian Pembiayaan produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor Cabang Semarang

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA PERKUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) BERGULIR SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra

BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN. 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra 46 BAB IV SEJARAH UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil, Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra Rakyat Riau Bank Perkreditan Rakyat Mitra Rakyat Riau adalah perusahaan dagang Bank Perkreditan

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MOJOKERTO A. Analisis Mekanisme Penanganan Pembiayaan Macet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Walisongo Semarang Mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui ketika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Di BMT Al Hikmah Ungaran Cabang Karangjati BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang salah satu produknya memberikan jasa bantuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-. BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat Kudus a. Prosedur Pengajuan Pembiayaan 1 1. Pemohon a. Telah masuk sebagai anggota b. Membuka simpanan sirkah sebesar Rp.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS Nomor : 01/KEP/Kop / / 2013 Tentang : Peraturan Khusus Usaha Simpan Pinjam Koperasi

KEPUTUSAN PENGURUS Nomor : 01/KEP/Kop / / 2013 Tentang : Peraturan Khusus Usaha Simpan Pinjam Koperasi KOPERASI... Badan Hukum No. : Alamat :... KEPUTUSAN PENGURUS Nomor : 01/KEP/Kop / / 2013 Tentang : Peraturan Khusus Usaha Simpan Pinjam Koperasi 1. Menimbang : a. Perlu terus dikembangkan unit simpan pinjam

Lebih terperinci