KECERDASAN EMOSIONAL PADA PRIA YANG HOBI MEMAINKAN ALAT MUSIK ADRIANI ERTHA ( ) Universitas Gunadarma Fakultas Psikologi ABSTRAK Bagi para musi
|
|
- Sri Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EMOTIONAL INTELLIGENCE IN THE MAN HOBBY PLAYING MUSICAL INSTRUMENTS Adriani Ertha Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University Keyword: Emotional Intelligence, Man hobby, Playing Musical Instruments. ABSTRACT For musicians or people who like to play musical instruments many do not realize what the benefits of playing musical instruments. The purpose of this study was to look at emotional intelligence in men who like to play musical instruments as well as the factors that lead to emotional intelligence in a musician or a man who plays a musical instrument. In this study the researcher used qualitative research methods are focused on case study research, the subjects in this study only one subject, namely a man who like to play musical instruments. And researchers in data collection using the interview method (tape recorder) and observation. Researchers also use the reference from the book of The results of emotional intelligence in men who like to play musical instruments are not only free to express themselves, also will get a sense of calm from the tones are in tune when playing a musical instrument. Also playing a musical instrument can increase IQ, EQ, has an extensive social relationships, add insight, and can solve problems well. Factors that lead to a musician or someone who plays a musical instrument is a feeling of calm when playing a musical instrument. As well as a platform to expand the association, add insight, gathered in a band to play a musical instrument or just exchange information about music.
2 KECERDASAN EMOSIONAL PADA PRIA YANG HOBI MEMAINKAN ALAT MUSIK ADRIANI ERTHA ( ) Universitas Gunadarma Fakultas Psikologi ABSTRAK Bagi para musisi atau orang yang hobi memainkan alat musik banyak yang tidak menyadari apa manfaat dari memainkan alat musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kecerdasan emosional pada pria yang hobi memainkan alat musik serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecerdasan emosional pada seorang musisi atau pria yang memainkan alat musik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang ditekankan pada penelitian studi kasus, subjek dalam penelitian ini hanya satu orang subjek, yaitu seorang pria yang hobi memainkan alat musik. Dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara (tape recorder) dan observasi. Peneliti juga menggunakan referensi dari buku tahun Hasil penelitian kecerdasan emosional pada pria yang hobi memainkan alat musik tidak hanya bebas mengekspreikan diri, juga akan mendapatkan perasaan tenang dari nadanada yang selaras ketika memainkan alat musik. Selain itu memainkan alat musik dapat meningkatkan IQ, EQ, memiliki hubungan sosial yang luas, menambah wawasan, dan bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Faktor yang menyebabkan seorang musisi atau orang yang memainkan alat musik adalah perasaan tenang ketika memainkan alat musik. Serta sebagai ajang untuk memperluas pergaulan, menambah wawasan, berkumpul dalam sebuah grup band untuk memainkan alat musik atau hanya sekedar saling tukar informasi seputar musik. Musik merupakan suara yang sering sekali didengar, musik dapat menghibur jiwa, membangkitkan semangat dan menjernihkan pikiran. Musik membuat seseorang dapat mengekspresikan diri dengan bebas, dan musik dapat membuat seseorang lebih cerdas, meningkatkan daya ingat, meningkatkan kreativitas, menyehatkan tubuh, meningkatkan kecerdasan emosional, dan sebagainya. Musik selalu berhubungan dengan pikiran, seperti yang dikatakan oleh Parker (dalam Djohan, 2005) yaitu elemen fibrasi (fisika dan kosmos) atas frekuensi, bentuk, amplitude, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterpretasikan
3 melalui otak menjadi pitch, warna suara, keras lembut, dan waktu (dalam kerangka tonal). Tranformasi kedalam musik dan respon manusia (perilaku) adalah unik untuk dirasa (afeksi) karena otak besar manusia (kognisi) berkembang dengan amat pesat sebagai akibat pengalamn musikal sebelumnya. Para musisi atau orang yang memainkan alat musik memproses informasi musik dalam cara yang sangat berbeda dengan orang lain (Philip, 2007). Para musisi lebih fokus terhadap banyak hal saat mereka memainkan alat musik, seperti selain kedua tangan mereka bergerak untuk memainkan alat musik, mereka juga konsentrasi untuk membaca not. IQ dan EQ saling melengkapi, IQ merupakan dasar penting untuk meningkatkan EQ, karena tanpa IQ seseorang tidak memiliki harapan untuk meningkatkan EQ. Salovery dan Meyer (dalam Shapiro, 1998) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan memantau perasaan dan emosi, baik emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Menurut Stone dan Dillehunt (dalam Goleman, 1999) kecerdasan emosional dapat timbul apabila didukung oleh beberapa hal yaitu : a. Kesadaran Diri Mengamati diri dan mengenali perasaan serta menghimpun kosakata untuk perasaan dan juga mengetahui hubungan antara pikiran, perasaan dan reaksi. b. Pengambilan Keputusan Pribadi Mencerminkan tindakan-tindakan dan mengetahui akibatnya, mengetahui apa yang menguasai sebuah keputusan, pikiran atau perasaan. c. Mengelola Perasaan Memantau omongan sendiri untuk mengungkap pesan- pesan negatif, menyadari apa yang ada dibalik suatu perasaan (misalnya sakit hati yang mendorong amarah), menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut dan cemas, amarah, dan kesedihan. d. Menangani Stres Mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, metode relaksasi.
4 e. Empati Memahami perasaan orang lain serta masalahnya dan berpikir dengan sudut pandang mereka, menghargai perbedaan perasaan orang mengenai berbagai hal. f. Komunikasi Berbicara mengenai perasaan secara efektif, menjadi pendengar dan penanya yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan seseorang dengan reaksi atau penilaian diri sendiri, mengirimkan pesan aku dan bukannya mengumpat. g. Membuka Diri Menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam sesuatu hubungan, mengetahui kapan situasinya aman untuk mengambil resiko membicarakan tentang perasaan sendiri. h. Pemahaman Mengidentifikasi pola dalam kehidupan emosional diri dan reaksinya, serta mengenali polapola serupa pada orang lain. i. Menerima Diri Sendiri Merasa bangga dan memandang diri sendiri dalam sisi yang positif, mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mampu untuk menertawakan diri sendiri. j. Tanggungjawab Rela memikul tanggungjawab, mengenali akibat dari keputusan dan tindakan yang telah dilakukan, menerima perasaan dan suasana hati sendiri, mampu untuk menindaklanjuti komitmen. k. Ketegasan Mengungkapkan keprihatinan dan perasaan tanpa rasa marah atau berdiam diri. l. Dinamika Kelompok Mau bekerja sama, mau mengetahui kapan bagaimana memimpin, kapan mengikuti. m. Menyelesaikan Konflik Bagaimana berkelahi dengan jujur dan mampu untuk merundingkan kompromi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecerdasan emosional yaitu : keluarga, pengalaman, dan musik (Goleman, 1999). Hubungan yang terbuka dan saling menyayangi dalam keluarga dapat memberikan efek jangka panjang berupa meningkatnya citra
5 diri, keterampilan dalam menangani dan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan anak (Shapiro, 1998). Menurut Bandura (dalam goleman, 1999) semakin seseorang bertambah dewasa semakin banyak pengalaman yang dimilikinya. Goleman (1999) menyatakan bahwa kecerdasan emosi dipengaruhi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, kemampuan untuk mengatur dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, kemampuan untuk mengatur suasana hati, sertamenjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan untuk berpikir. Manfaat musik menurut Philip (2007) yaitu : musik dapat mengubah bentuk otak, musik meningkatkan kemampuan berbahasa, instrumen dapat mengembangkan fungsi-fungsi mental, musik menstimulasi gerakan dan mengembangkan kemampuan Hipotesis Subjek mengalami perubahan sejak ia mulai bermain musik. Dalam hal daya ingat, hubungan dengan orang lain, pengendalian diri, tegas dalam setiap pengambilan keputusan, koordinasi fisik serta pengendaliannya, musik membantu mengembangkan kemampuan daya ingat untuk proses belajar dan penyimpanan informasi, musik membantu kitra memahami matematika dan ilmu pengetahuan, musik mengajarkan keterampilan sosial yang hebat, musik membantu orang bekerja bersama-sama, musik dapat membantu kesejahteraan emosional dan kesehatan, musik meningkatkan ekspresi diri artistik dan kreativitas. Menurut Mucci dan Kate (2002) musik dapat memunculkan respon emosional, oleh karena itu sangatlah penting untuk mempertimbangkan hal-hal apa yang kita ungkapkan dengan musik kita. dan bermusyawarah jika mencari sebuah solusi, serta mempunyai kepercayaan diri yang besar.
6 METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi kasus, karena peneliti ingin meneliti kasus yang bersifat khusus dan berusaha memahami kasus tersebut lebih dalam. Peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai manfaat musik dalam membantu kecerdasan emosional. Dalam penelitian ini menggunakann tipe studi kasus instrumental yaitu penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori, karena akan mengungkap kasus yang unik, memahami isu dengan lebih baik. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seorang musisi yang sudah menekuni hobi musiknya semenjak SMP. Serta bekerja dibidang musik. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan teknik observasi, dimana pengamat hanya berada bersama subjek dalam sesi wawancara, dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan. Peneliti hanya menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur dimana pengamat melakukan wawancara secara spontan. Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan open coding dan axial coding. Open coding adalah Proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategori data. Sedangkan axial coding suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Hasil Penelitian Subjek merasa sejak subjek bermain musik subjek banyak mendapat pengalaman baru dan kemampuan-kemampuan baru. Hal ini sesuai dengan pengakuan subjek bahwa dalam musik subjek banyak mendapatkan teman-teman baru
7 tidak hanya sekedar berkenalan dan berteman saja, tetapi subjek banyak sekali mendapatkan pengetahuanpengetahuan tentang musik dari teman-temannya. Musik juga sebagai sarana untuk mengekspresikan dirinya. Subjek merasa bermakna ketika subjek bermain musik dan menemukan dirinya saat subjek bermain musik. Ini terlihat dari rasa percaya diri yang dimiliki subjek. Subjek mengaku bahwa subjek tidak mengalami rasa gugup saat ditonton banyak orang. Subjek mengaku bahwa subjek sangat senang dan puas bermain musik. Menurut Subjek bermain musik bisa memperluas pergaulannya, menambah banyak teman, dan ilmu yang didapat dari pergaulannya bersama musisi lainnya. Selain itu bermain musik memberikan subjek perasaan tenang. Subjek juga selalu tegas dalam setiap pengambilan keputusan. Ini terbukti dari sikap tegas subjek terhadap personilnya. Tidak hanya tegas dalam setiap permasalahan subjek selalu bermusyawarah jika mencari sebuah solusi. Subjek senang bekerjasama dengan orang lain hal ini terbukti bahwa subjek bermain musik tidak hanya sendiri tetapi bersama teman-temannya. Kesimpulan Subjek merasa sejak ia bermain musik ia banyak mendapatkan teman-teman baru dan mendapatkan pengetahuanpengetahuan tentang musik dari teman-temannya. Subjek tidak merasa gugup ketika ditonton banyak orang, dan subjek mengaku bahwa ia sangat senang dan puas bermain musik. Hobi bermain musiknya didukung oleh orangtua dengan memberikan fasilitas kepada subjek. Bagi subjek bermain musik dapat meningkatkan daya ingat. Subjek mengatasi masalahnya terlebih dahulu dengan bermian musik, karena bermian musik dapat membuat subjek bisa melupakan masalah dan mendapatkan ketenangan. Subjek mengambil keputusan dengan cara bermusyawarah bersama semua personilnya. Tetapi jika ada yang tidak sesuai dengan visi dan misi, subjek tidak segan-segan untuk
8 memecat personilnya tersebut. Subjek juga mengaku bahwa subjek tidak mengalami rasa gugup saat ditonton banyak orang. Subjek mengaku bahwa subjek sangat senang dan puas bermain musik. Subjek sering saling tukar informasi seputar masalah musik dengan teman-teman musisinya. Untuk urusan band subjek selalu melakukannya dengan bermusyawarah bersama semua personil. Dalam bermusik subjek banyak mendapat teman baru dan menambah wawasana baru, pengalaman baru dan kemampuankemampuan baru. meredakan rasa marah. Itu terjadi karena rasa tenang yang diberikan musik pada dirinya. Subjek selalu mengekspresikan dirinya melalui musik. Saat subjek sedang marah subjek mengatasi kekesalannya terlebih dahulu dengan bermain musik. Hal ini membuat perasaan subjek sedikit lega dan bisa mengurangi rasa marahnya. Subjek merasa bermain musik memberikan subjek perasaan tenang. Hal ini bisa membantu subjek ketika subjek sedang marah ataupun kesal. Hanya dengan bermain musik subjek mampu
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi
Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciPengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember
Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember Sheila Wahyu Septiana 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract This research describse the influence
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20
DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin
Lebih terperinciSkala 1. SS S TS STS 4 Bekerja keras adalah hal yang tidak penting. SS S TS STS 5
Skala 1 NO Pernyataan 1 Saya bersungguh-sungguh bila bekerja. 2 Bermain musik di kafe membuat saya bosan. 3 Saya optimis bisa mencapai masa depan yang lebih baik dengan menjadi pemain band kafe. 4 Bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.
Lebih terperinciKECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO
KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO EMOTIONAL INTELLIGENCE IN CLASS STUDENTS ACCELERATION IN SMP NEGERI 1 PURWOKERTO Oleh : Dwi Hartoko Aji *) Retno Dwiyanti**)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. kasus seperti keluarga yang telah bercerai. Latar belakang keluarga yang bercerai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Narapidana hukuman mati dapat terlibat dalam kasus karena telah memiliki pengalaman hidup yang negatif. Pengalaman hidup yang negatif sebelum terlibat dalam kasus
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017 Triwik Sri Mulati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Emotional Intelligence,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangat pesat sehingga pendidikan juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang
Lebih terperinciPERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan
PERSONALITY AND EMOTIONAL By Syafrizal Chan Personality (Kepribadian) Bagaimana cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan yang lainnya Personality determinat (Penentu kepribadian) : 1. Heredity (Keturunan)
Lebih terperinciABSTRAK PERANCANGAN KAMPANYE MANFAAT BERMUSIK BAGI PERKEMBANGAN KREATIF ANAK Oleh Rendy Nicholas Goni
ABSTRAK PERANCANGAN KAMPANYE MANFAAT BERMUSIK BAGI PERKEMBANGAN KREATIF ANAK Oleh Rendy Nicholas Goni 1064134 Bermain musik merupakan salah satu aktivitas dalam seni instrumen yang sudah tidak asing lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang, juga dalam hal ini termasuk bidang pendidikan.
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS SKRIPSI
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS SKRIPSI OLEH : Jessica Sutanto NRP: 7103010019 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2017 DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
Lebih terperinciMANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 91-96
91 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 91-96 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri Siswa di Sekolah Sri Wahyuni Adiningtiyas * Division
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya dapat berkembang dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau selalu membutuhkan orang lain dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia balita khususnya usia dini (0-6 tahun) adalah masa pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan hendak kemana mereka dibawa, menjadi manusia
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Titik Sugiarti 1, Sunardi 2, Alina Mahdia Desbi 3 Abstract.
Lebih terperinciOleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN
Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kimia dalam metode pembelajaran GI (group investigation) dan STAD (student teams achievement division) materi pokok laju reaksi
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Remaja yang Tidak Bermain Musik dan Remaja yang Bermain Piano Klasik. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Remaja saat ini tidak luput dari mendengarkan musik. Penelitian ini melihat perbedaan kecerdasan emosional pada remaja yang tidak bermain musik dan remaja yang bermain piano klasik di Kota Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merantau merupakan salah satu fenomena sosial yang memiliki dampak luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong seseorang untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya,
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terpadu. UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu membangun integritas kepribadian manusia Indonesia seutuhnya dengan mengembangkan berbagai potensi secara terpadu. UU RI No.20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumberdaya alam. Artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari hari ke hari. Dapat dikatakan bahwa sekarang negara Indonesia tidak dapat lagi dipandang
Lebih terperinciEFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE
EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan
Lebih terperinciSENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK
SENI DAPAT MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK Nur Auliah Hafid Widyaiswara LPMP Sulsel 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah Seni dapat meningkatkan Kecerdasan Emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan
Lebih terperinciABSTRACT. : psychological well-being, male employee, period of retirement process. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The purpose of this research is to identify the level of Psychological Well- Being (PWB) in male employee who enters in a Period of Retirement Process at PT. "X" (Persero) in Bandung. Characteristics
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung menganggap bahwa Intelligence Quotient (IQ) yang sangat berpengaruh penting dalam prestasi
Lebih terperinciEmotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina
Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina Hasil penelitian Daniel Goleman (2000) menyimpulkan : Kecerdasan emosi (EQ) menentukan 80 persen pencapaian kinerja individu dan organisasi; IQ (kecerdasan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Makna kecerdasan emosional oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KECERDASAN EMOSIONAL Makna kecerdasan emosional oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer pada Tahun 1990 (dalam Shapiro, 2001: 8), mendefinisikan bahwa kecerdasan emosional ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan suatu bangsa. Dinamika pembangunan di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang berusaha
Lebih terperinciADJOURNING BAB I PENDAHULUAN
ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu
Lebih terperinci15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional
15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional Saat ini kecerdasan emosional tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak munculnya karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Why
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K
KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Altruis 2.1.1 Pengertian Altruis adalah suatu bentuk perilaku menolong berupa kepedulian untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan.
Lebih terperinciTUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN. OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS
TUGAS 2 STANDAR LAYANAN PEMBELAJARAN OLEH : LENI YUMIATI, S.Kom., M.Kom UNIVERSITAS ANDALAS Carilah dan jelaskan klasifikasi karakteristik peserta didik didasarkan pada: a. Kecerdasan emosional b. teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial Penyesuaian sosial merupakan salah satu aspek psikologis yang perlu dikembangkan dalam kehidupan individu, mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi adalah kualitas sumber daya manusia. As ad (2004) mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam keberlangsungan suatu organisasi adalah kualitas sumber daya manusia. As ad (2004) mengatakan bahwa betapapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK. Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo
PENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Musik adalah salah satu bentuk keindahan yang ada di alam semesta. Musik menyatu dengan
Lebih terperinciKECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA
Jurnal LINK, 13 (1), 2017, 1-7 http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA Akbar Yuli Setianto *) ; Puji Hastuti
Lebih terperinciLAMPIRAN A. SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA B. RELIABILITAS SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA C. SKALA REGULASI EMOSI SAAT PENELITIAN
65 LAMPIRAN A. SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA B. RELIABILITAS SKALA REGULASI EMOSI SAAT UJI COBA C. SKALA REGULASI EMOSI SAAT PENELITIAN D. PROFI SMP NEGERI 6 BINJAI 66 Lampiran A Skala Regulasi Emosi
Lebih terperinciSurianti Ajriah 1, Edrizon 1, Ira Rahmayuni Jusar 1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SD N 14 SIGUNTUR MUDA KABUPATEN PESISIR SELATAN Surianti Ajriah 1, Edrizon 1, Ira Rahmayuni Jusar
Lebih terperinciKOMPONEN KARAKTER (Thomas Lickona) Oleh: Kuncahyono Pasca UM
0 KOMPONEN KARAKTER (Thomas Lickona) Oleh: Kuncahyono Pasca UM (Kompasiana, 2010) Melihat kondisi bangsa saat ini dimana banyak terjadi penyimpangan moral di kalangan remaja dan generasi muda, maka perlu
Lebih terperinciMENINGKATKAN PENGEMBANGAN ASPEK EMOSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN ASPEK EMOSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK Makalah Disusun Dalam Acara Seminar Nasional Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY Pada hari Sabtu Tanggal 03 Maret 2007 di Aula Registrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun dengan kecerdasan setiap individu. Ada yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan pengembangan pendidikan, seperti dengan perbaikan kurikulum. seperti dari Inggris, Singapura dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring kemajuan yang ada, banyak perubahan yang dirasakan dalam berbagai kehidupan saat ini. Lapangan kerja yang semakin kompetitif dan spesialis, membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan
Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia
Lebih terperinciABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT This study was carried out aimed to see whether there is a relationship between emotional intelligence and peak performance in athletes basketball PIMNAD in Bandung. The sample in this study twenty-five
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa anak-anak identik dengan penerimaan berbagai pengetahuan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat anak memasuki usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, anak mulai
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan frekuensi dan intensitas perilaku Oppositional Defiant Disorder (ODD) pada remaja SMP dengan Cognitive Behavior Therapy (CBT). Melalui CBT, negative automatic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan yang terjadi pada bangsanya. Pola pikir mahasiswa saat ini hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah kunci peradaban dalam suatu negara terutama bagi negara Indonesia, karena mahasiswa adalah tiang penerus bangsa yang akan datang. Namun di zaman sekarang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. KECERDASAN EMOSI a. Definisi Kecerdasan Emosi Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer
Lebih terperinciالمفتوح العضوية المفتوح العضوية
ABSTRAK Skripsi dengan judul Identifikasi Komunikasi Matematis Peserta Didik pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended Kelas VII SMPN 1 Ngantru Kab. Tulungagung Tahun 2016/2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi (http://id.wikipedia.org). Mengenyam pendidikan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan mutu pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciHubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet
Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Work-Life Balance Work-Life Balance didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi pekerjaan mereka, memenuhi komitmen keluarga, serta tangung jawab kerja dan kegiatan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Marantha
ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Data yang telah dikumpulkan itu belum dapat memberikan
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY
1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Nama peneliti Asrimalianti Kusuma Sadia Putri dengan Nrp 0630108. Judul penelitian ini adalah Studi Deskriptif mengenai Kecerdasan Emosional pada Perawat bagian rawat inap Gedung X di Rumah Sakit
Lebih terperinciKeyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students
1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinci