PENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK. Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK. Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo"

Transkripsi

1 PENGARUH MUSIK DALAM MENGEMBANGKAN EMOSI ANAK Nunung Suryana Jamin Dosen PAUD Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Musik adalah salah satu bentuk keindahan yang ada di alam semesta. Musik menyatu dengan dinamika kehidupan manusia dan mengambil tempat di seluruh fase kehidupan. Bagi anak musik tidak saja untuk bersenang-senang tetapi lebih dari itu musik bisa menggerakkan sisi emosional anak. Dalam perkembangannya anak mengalami ketidakstabilan emosi. Hal ini disebabkan anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Dekatnya hubungan musik dengan kehidupan anak maka disinilah diperlukan musik sebagai sebagai salah satu media atau instrumen dalam mengelola dan mengembangkan emosi anak. Ada empat metode yang digunakan untuk mengembangkan emosi anak melalui musik, yaitu: (1) latihan gerak dan lagu, dengan latihan ritmis, yang bisa disesuaikan dengan tempat anak berada; (2) latihan relaksasi dan meditasi dengan menggunakan musik; (3) bernyanyi dan memainkan musik; (4) feeling band atau band perasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa musik dapat berpengaruh terhadap emosi anak secara sadar maupun tidak sadar dan secara aktif maupun tidak aktif. Kata kunci: musik dan emosi PENDAHULUAN Musik adalah kehidupan itu sendiri. Dimana musik selalu mengisi dan hadir dalam tiap fase kehidupan manusia, dari dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa, bahkan sampai lanjut usia ketika kematian menjemput. Musik juga menghiasi berbagai macam kegiatan manusia dari acara aqikahan sampai pernikahan, dari acara peresmian gedung sampai kampanye politik, dari acara budaya, sosial, bahkan sampai acara religius, semua menikmati musik dengan segala bentuk kedinamisan bunyi dan berbagai macam aransemennya. Musik telah melintasi waktu, ruang, dan budaya manusia untuk kemudian menyatu dengan alam dan kosmos sehingga yang tercipta dari musik hanyalah keindahan (Hardjana, 2004: 28). Musik telah menjadi budaya yang telah merasuk kedalam sanubari manusia secara lahir dan batin, serta menjelma menjadi komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Bisa dicermati di rumah, jalanjalan, mall-mall, pasar tradisional, sampai sekolah-sekolah, musik diperdengarkan dan didengar oleh anak-anak, remaja, dan kaum dewasa, yang secara sadar maupun tidak sadar mampu mempengaruhi emosi dan perilaku mereka. Sejalan dengan itu menurut Boyden (dalam Mutiah, 2010: 169) musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi. Dimana musik bisa menggugah emosi seseorang dan bisa diteruskan dengan gerakan-gerakan atau perilaku yang menampakkan adanya suatu kesenangan sebagai suatu gejala dari emosi tersebut. Musik dan emosi merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Ketika musik diperdengarkan, respon emosi tiap orang berbeda-beda. Pada anak-anak respon yang diperlihat pun bermacam-macam, ada bernyanyi, bertepuk tangan, menari dan melompat-lompat. Musik juga mendorong anak untuk mengekspresikan emosi yang ada dalam diri anak sehingga dalam perkembangannya, emosi anak bisa dikembangkan sesuai dengan tahapan-tahapan usia perkembangan anak tersebut. PEMBAHASAN Orang secara sadar maupun tidak sadar menikmati musik dalam kesehariannya. Mendengarkan atau memainkan musik secara aktif atau pun pasif akan mempengaruhi kondisi kognitif, afeksi (emosi), dan motorik seseorang. Kondisi ini memungkinkan orang untuk menggunakan musik sebagai suatu alat terapi dalam mengatasi berbagai gangguan fisik dan mental, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Semua manusia secara fitrah memiliki ketertarikan terhadap musik sebagai bagian dalam fasefase perkembangan kehidupannya. Keterkaitan terhadap musik inilah sebagai dasar kemampuan musikal pada manusia atau yang biasa disebut kecerdasan musikal. Menurut Suyudi (2010: 162) kecederdasan musikal adalah kemampuan untuk menyimpan nada, mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Oleh karena itu musik disebut juga sebagai bahasa emosi. Dimana dengan

2 musik emosi bisa berubah dan bergerak secara dinamis tergantung jenis musik dan suasana hati yang menikmatinya. Menurut Djohan (dalam Prawitasari, 2012: ) elemen dasar musikal pada manusia yang sudah ada sejak dalam kandungan terdiri dari empat, yaitu: (1) tempo (irama) dikenal ketika jan in mendengar detak jantung ibunya; (2) dinamika, ketika janin mendengar desah naik turun nafas ibu; (3) timbre (warna suara), yang didengar dari berbagai jenis suarayang ada didalam tubuh ibu, termasuk aliran darah, proses mekanisme metabolisme tubuh, dan lain sebagainya; dan (4) pitch (nada), akan dialami ketika janin lahir dan mendengar suara ibu serta lingkungan diluar perut. Maka elemen nada lebih bersifat kultural daripada tiga elemen natural lainnya. Para ahli meyakini adanya hubungan yang kuat antara emosi dan musik. Walaupun begitu penelitian tentang ekspresi emosi yang diakibatkan dari mendengarkan musik belum terlalu banyak dilakukan. Ekspresi emosi bisa saja diakibatkan oleh musik atau sebaliknya ekspresi musik timbul karena adanya emosi. Tetapi berdasarkan teori emosi dari Meyer mengatakan bahwa adanya insight kesadaran dalam proses ini yang mereduksi pengaruh emosi dari musik. Hal ini menjelaskan bahwa siapapun yang mendengar musik, meski tanpa pengetahuan teoritis tentang musik dapat terpengaruh dan merespon musik (Djohan, 2010:129). Cooke (dalam Djohan, 2010:129) mendukung teori Meyer tersebut, malah menambahkan bahwa respon emosi terhadap musik masih terasa bahkan ketika sesaat musik telah berhenti didengar. Respon emosi tidak hanya berisi pengalaman atau imajinasi terdahulu, tetapi juga segala sesuatu dari yang paling sederhana dari emosi yang belum pernah dirasakan. Emosi bergerak dari suatu keadaan yang disadari maupun tidak disadari untuk melengkapi perasaan seseorang terhadap musik. Perlu diperhatikan juga bahwa musik yang sama pada pendengar yang sama maupun berbeda akan menghasilkan ekspresi emosi yang berbeda. Bisa saja menghasilkan ekspresi emosi sama tetapi dalam kadar yang berbeda-beda. Disinilah bisa dilihat bahwa persepsi musikal dapat menimbulkan ekspresi emosi yang berbeda. Dan kesepakatan pada umumnya untuk bisa melihat ekspresi musikal ditentukan dari persepsi musikal pendengar. Musik yang selalu menghadirkan keunikan bunyi, nada, dan warna suara, tentu akan membuat persepsi musikal pendengar akan berbeda. Musik menurut Gaston (dalam Djohan, 2010: 3) dapat didefinisikan sebagai bentuk dari perilaku manusia yang unik dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi. Keunikan dari bunyi alat musik dan suara penyanyi membuat lagu mempunyai kekuatan psikologis untuk menggerakkan perasaan sekaligus ekspresi emosi siapapun yang mendengarnya, tidak terkecuali anak-anak. Emosi pada anak-anak memiliki ciri khas tersendiri dibanding emosi pada orang dewasa. Menurut Hurlock (2000: 216) ciri khas emosi yang ditampilkan pada anak, diantaranya: emosi yang kuat dan seringkali tampak, bersifat sementara, individualis serta dapat dilihat dari gejala perilakunya. Dengan pola perkembangan emosi yang berubah-rubah seperti ini, tentu memerlukan perhatian orang tua dan guru dalam mengembangkan emosi anak. Hal ini terasa penting terutama berhubungan dengan pembentukan kepribadian anak pada tahapan perkembangan selanjutnya. Salovry dan Mayer (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.2) mengemukakan bahwa dalam mengembangkan emosi anak terdapat lima cara, yaitu: 1. Kemampuan untuk mengenal diri sendiri Untuk membantu anak mengenali emosinya sendiri dapat dilakukan dengan cara memahami perasaanperasaannya. Orang tua atau guru dapat mengajak anak mendengarkan musik bersama-sama. Selanjutnya dari bunyi nada dan lirik lagu bisa dijelaskan pada anak tentang emosi yang dirasakan saat mendengarkan musik, sehingga anak bisa memahami diri sendiri. 2. Kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat. Orang tua dan guru dapat membantu anak mengelola dan mengekspresikan emosinya melalui musik. Misalnya ketika anak marah, diredakan dengan musik yang berirama lembut dan menjelaskan cara bagaimana seharusnya bersikap terhadap suatu kejadian. Ketika musik riang, anak diajarkan gimana mengekspresikan diri senang. 3. Kemampuan untuk memotivasi diri Musik bisa dijadikan orang tua maupun guru sebagai sarana untuk melatih kemampuan anak dalam memotivasi diri sendiri. Misalnya ketika anak sedih, diperdengarkan musik yang dinamis dan gembira. Diharapkan dengan musik tersebut emosi anak akan ceria dan mampu berpikir positif terhadap kejadian yang membuat dia sedih. Dengan begitu anak dilatih untuk memiliki motivasi internal, biasanya anak didominasi motivasi eksternal yang besar. 4. Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain

3 Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memahami perasaan orang lain, orang tua dan guru bisa mengajak anak tidak hanya sekedar mendengarkan musik tapi juga bisa langsung menontonnya secara bersama-sama. Orang tua maupun guru bisa membimbing dan menerangkan bagaimana cara memahami dan mengungkapkan perasaan kepada orang, sesama teman, dan lintas generasi, disesuaikan dengan nilai, norma, adat istiadat dan agama. Misalnya dengan musik yang berirama dan berlirik sedih. Anak bisa diajarkan bahwa emosi yang mendengarkan musik tersebut biasanya lagi galau, sehingga anak bisa berempati tentang perasaan orang tersebut bukan malah merasa gembira yang tentu saja akan membuat orang yang bersangkutan tersinggung. 5. Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain Dengan mendengarkan musik secara bersama-sama, anak dilatih untuk bisa mengembangkan kemapuan membina hubungan dengan orang lain dengan baik. Apalagi musik diikuti dengan gerakangerakan atau menari yang dilakukan bersama-sama, tentu melatih anak untuk kompak dengan temannya sehingga kelihatan serasi dan enak dipandang mata. Musik secara nyata memberi dampak yang positif terhadap perkembangan emosi anak. Musik dapat menimbulkan rasa kesatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira dan perasaan-perasaan lainnya (Mahmud dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.9). Musik telah menyatu dengan alam dan dunia anak-anak, sehingga kedekatan yang tercipta menimbulkan sisi emosional anak yang bergerak dinamis sesuai perkembangan yang dijalani anak. Terkait dengan perkembangan anak, musik biasanya dijadikan terapi bagi anak yang berkebutuhan khusus maupun anak-anak pada umumnya. Kebanyakan para ahli berpendapat bahwa secara keseluruhan terapi musik pada anak berkebutuhan khusus memberikan hasil yang positif secara signifikan. Luasnya bidang kajian ini menyebabkan pengaruh terapi musik tidak saja pada fungsi fisik, kognitif dan belajar anak. Namun efek musik bisa berpengaruh secara mendalam terhadap suasana hati, perasaan, dan interaksi antar sesama (Prawitasari, 2012: 352). Terapi kelompok dalam latihan ritmis merupakan salah satu latihan gerak dan lagu dalam mengembangkan sosial emosi anak. Salah satu yang mengembangkan terapi kelompok ini adalah Slavon (dala m Mutiah, 2010: 171). Terapi ini dikhususkan pada anak yang berusia 13 tahun kebawah yang mengalami gangguan perilaku. Dasar-dasar terapi kelompok yang dapat dikembangkan dalam latihan ritmis adalah: (1) dengan pengalaman yang dimiliki dalam kelompok maka anak dapat melihat pengaruh dirinya terhadap orang lain; (2) mendorong anak melakukan tingkah laku wajar dan bebas mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan yang dilakukan; (3) re -orientasi atau modifikasi perasaan dan kebiasaan serta sikap yang terjadi karena pengalaman sendiri. Proses latihan gerak dan musik ritmis ini dapat dimulai dengan guru menjelaskan masalah yang terdapat pada naskah yang sudah dibuat. Kemudian rencana kegiatan bersama-sama disusun dan semua anak diharapkan terlibat sesuai dengan peran yang akan dimainkan. Latihan penyelarasan antara gerakan tubuh dan ritmi lagu dilakukan berulang-ulang, sebanyak lebih kurang sembilan sesi. Selanjutnya dilaksanakan evaluasi dari pengamatan yang dilakukan guru dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan (Mutiah, 2010: ). Dalam latihan gerak dan lagu anak dibimbing untuk mendapat pengalaman yang ekspresif dan betul-betul natural. Anak bisa merasakan kebebasan dalam gerak dan ruang sehingga ekspresi emosi anak bebas disalurkan tanpa takut adanya hambatan dari lingkungan. Anak juga secara bersama-sama menjalin hubungan sosial yang erat dengan berbagi kesenangan, kegembiraan, kebahagian, dan berbagi pengalaman. Bersama dengan orang tua atau guru anak dibimbing dalam mengeksplor segala sisi emosional yang selama ini belum tersentuh dan dirasakannya. Permainan gerak dan lagu juga dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Pelaksanaannya dimulai dengan memutar musik lagu klasik diawal kegiatan, anak-anak dibiarkan bergerak bebas kesana kemari. Tiba-tiba lagu dimatikan ditengah-tengah, kemudian anak berhenti bergerak dan mematung. Selanjutnya diputar lagu kedua yang berirama dangdut, anak pun dibiarkan bergerak bebas sesuai irama dangdut. Tentu saja gerakan anak akan berbeda dengan gerakan pada lagu pertama tadi. Kemudian pola terebut diulang-ulang sesuai kebutuhan, atau juga bisa ditambah dengan jenis lagu lainnya, misalnya rock atau disko. Semakin beraneka macam irama musik, semakin menyenangkan dan ekpresi emosi anak semakin tampak. Diakhir kegiatan anak dapat merasakan perasaan yang lega dan menyenangkan (Nugraha dan Rachmawati, 2004: ) Selanjutnya musik juga dapat digunakan dalam latihan relaksasi dan meditasi dalam mengembangkan emosi anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rachmawati (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.11) bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak cukup efektif untuk

4 latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awareness anak. Selain itu aktivitas meditasi dengan musik dapat membantu proses katarsis dimana anak mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran anak. Latihan relaksasi dan meditasi ini dibuat senyaman mungkin dengan pilihan musik yang lembut. Setelah beberapa saat kemudian orang tua atau guru mengadakan evaluasi pada anak dengan wawancara dan memberikan selembar kertas untuk ditulis dengan berbagai macam ekspresi emosi saat mendengarkan musik tadi. Hasilnya penelitian didapat bahwa anak mengekspresikan emosi yang beragam, misalnya senang, bosan, sedih, teringat orang tua yang pergi keluar negeri dan lain-lain (Rachmawati dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.11). Metode musik lainnya yang digunakan dalam pengembangan emosi anak adalah bernyanyi dan bermain musik. Dengan anak diajak bernyanyi dan bermain musik mengikuti irama, maka anak sekaligus diajak untuk mengharmonisasikan hubungan manusia, binatang, dan alam. Dimana ketiga unsur ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari musik secara natural. Selanjutnya Campbell (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.9) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat jiwa seseorang karena melalui musik, kasih sayang serta doa didalam diri seseorang dapat dibangkitkan. Musik merupakan suatu instrumen atau media bagi anak untuk dapat merasakan kasih sayang, keagungan ilahi, serta semesta alam, dan melakukan transformasi diri ke alam spritual. Musik sebagai instrumen akan lebih dinikmati jika anak bisa terjun langsung memainkan dan menikmati musik jadi suatu permainan berkelompok. Bentuk permainan musik berkelompok ini salah satunya adalah feeling band atau band perasaan. Menurut Newcomb (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004: 8.13) feeling band adalah permainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Agar anak lebih mudah menggunakannya, sebaiknya alat musik yang digunakan adalah jenis perkusi. Dalam permainan ini guru berperan menjadi konduktor. Kemudian guru menyuruh anak membunyikan alat musiknya dengan ekspresi marah, senang, sedih dan lainnya. Sebelum mengekspresikan kedalam alat musik yang dipegangnya, anak terlebih dahulu meresapi makna ekspresi tersebut. Lebih lanjut kemungkinan ada anak yang mengalami kesulitan dalam memainkannya, tetapi karena dilaksanakan berkelompok maka anak bisa saling membantu. Permainan ini sangat bermanfaat untuk melakukan proses katarsi, menyadari perasaannya sendiri, dan bersenang-senang. Musik dan dunia anak tidak bisa dipisahkan begitu saja. Memperkenal musik pada anak sejak dini sangatlah besar manfaatnya. Dengan musik juga orang tua bisa membangun hubungan emosional dengan anak. Musik secara alami mengembangkan sisi emosional anak dengan sedikit sentuhan nada dan syair lagu. Orang tua berperan aktif dalam memilih musik yang cocok buat anak dalam masa perkembangan. Walaupun kenyataannya jika anak sudah suka pada satu lagu, maka anak cenderung untuk mengulangnya berkali-kali. Bagi anak hal ini tampak menyenangkan sedangkan disis orang tua tentu sangat membosankan. Tetapi untuk kebutuhan perkembangan anak hal ini tentu harus didahulukan dari pada keegoisan orang tua (Suryani dan Lesmana, 2008: 88-89). KESIMPULAN Musik dikenal sangat dekat hubungannya dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu musik memiliki pengaruh yang signifikan tidak hanya pada aspek kognitif dan motorik saja, tetapi juga aspek emosional manusia. Anak yang masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, membutuhkan media atau instrumen dalam mengelola dan mengembangkan emosinya yang cenderung belum stabil. Dinilah peran orang tua sangatlah penting walaupun dukungan guru dan lingkungan juga tidak kalah penting. Jadi dapat disimpulkan bahwa musik dapat berpengaruh terhadap emosi anak secara sadar maupun tidak sadar dan secara aktif maupun tidak aktif. Ada empat metode yang digunakan untuk mengembangkan emosi anak melalui musik, yaitu: (1) latihan gerak dan lagu, dengan latihan ritmis, yang bisa disesuaikan dengan tempat anak berada; (2) latihan relaksasi dan meditasi dengan menggunakan musik; (3) bernyanyi dan memainkan musik; (4) feeling band atau bend perasaan. DAFTAR PUSTAKA Djohan Respon Emosi Musikal. Bandung: Lubuk Agung Hardjana, Suka Musik: Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Buku Kompas Hurlock, E, B Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta: Erlangga

5 Mutiah, Diana Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Nugraha, Ali, dan Rachmawati, Yeni Metode Pengembangan Sosial Emosi. Jakarta: Universitas Terbuka Prawitasari, J. E Psikologi Terapan: Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Erlangga. Suryani, L. K. dan Lesmana, C. B.J Biarkan Anak Berkembang Wajar. Bekasi Selatan: Eviexena Mediatama Suyudi Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan 175 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Gerak dan irama dalam bentuk lagu dapat digunakan sebagai suatu

Lebih terperinci

Perkembangan Emosi Anak

Perkembangan Emosi Anak Perkembangan Emosi Anak Pengembangan Kemampuan Emosi Anak Usia Dini oleh Setyawan Pujiono Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta PEDOMAN MERANGSANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemacetan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di kota Medan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kemacetan belum teratasi. Pertama meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi

Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra ( Studikasus di Purwacaraka, Cibubur b ) Disusun Oleh : Nama : Bagus aditya Reinovandy Pratama NPM : 1 0 5 0 7 3 1 8 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Warda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak di dunia terlahir sebagai pribadi yang unik. Hal ini karena semua anak, pada dasarnya telah memiliki kecerdasan yang berbeda di dalam dirinya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial (social skill) adalah kemampuan untuk dapat berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Keterampilan sosial meliputi beberapa hal, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia balita khususnya usia dini (0-6 tahun) adalah masa pertumbuhan dan perkembangan. Masa-masa ini adalah masa penentuan hendak kemana mereka dibawa, menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan usia dini memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan anak karena merupakan pondasi dasar dalam kepribadian anak. Anak yang berusia 5-6 tahun

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahasiswa, belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk menggunakan otak mereka dan menyerap ilmu pengetahuan. Karena setiap orang memiliki daya serap yang berbeda maka ada banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peguasaan Kosakata 2.1.1 Pengertian Kosakata Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata yang dimiliki

Lebih terperinci

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN Kontribusi kecerdasan emosional dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kimia dalam metode pembelajaran GI (group investigation) dan STAD (student teams achievement division) materi pokok laju reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 ABSTRAK

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI (Studi Eksperimen Kuasi Pada Anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang) ABSTRAK Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa ketertarikan bagi pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial dituntut untuk dapat berinteraksi dan senantiasa berusaha untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan

Lebih terperinci

Prinska Damara Sastri, 2013

Prinska Damara Sastri, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa, pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bahasa jiwa, melodinya laksana hembusan angin sepoi-sepoi

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bahasa jiwa, melodinya laksana hembusan angin sepoi-sepoi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Musik adalah bahasa jiwa, melodinya laksana hembusan angin sepoi-sepoi bergetar dengan penuh cinta. Ketika lentik jemari musik yang lembut mengetuk pintu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI Sri Hartin Yuliana Dewi 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah keterampilan motorik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. relatif pada setiap orang. Dalam buku Terapi Musik, Monty (2002:35), adalah seorang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. relatif pada setiap orang. Dalam buku Terapi Musik, Monty (2002:35), adalah seorang 2.1 Kajian Teoretis BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakekat Kecerdasan Musikal Kecerdasan menurut Chatib (2012: 45) adalah kemampuan memecahkan persoalan dan kreativitas yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah upaya membantu peserta didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 Standar Kompetensi : 7. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan musik anak di Indonesia kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan penelitian tentang pengaruh

Lebih terperinci

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI 1. Pengertian TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. 2. Bentuk

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 7 Tabel kerangka berpikir II 6 4. Mengamati kekurangan & kelebihan penyanyi rohani lain. Antara lain, Nikita, Finna Arifin, Martha, Dhemy & Stacie Orrico Tabel kerangka berpikir I 5 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang ada di bumi Nusantara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI Tuti Utami Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik

Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik Pengembangan Aspek Motorik Melalui Aktivitas Ritmik Aktivitas ritmik merupakan kegiatan yang meningkatkan kepekaan anak terhadap irama yang disinergikan dengan gerakan Aktivitas ritmik atau kegiatan berirama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumberdaya alam. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa

Lebih terperinci

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

MUSIK & MISTERINYA. Bambang Sugiharto

MUSIK & MISTERINYA. Bambang Sugiharto MUSIK & MISTERINYA Bambang Sugiharto MUSIK: seberapa pentingkah? PLATO : Musik memberi jiwa kpd semesta, menerbangkan akal dan imajinasi manusia, menghidupkan semua ARISTOTELES: Musik sejajar dengan filsafat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK (Studi Kasus Mengenai Peran Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Metode Belajar Seni Musik di TK Tunas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai pengertian perkembangan, pengertian emosi, dan pengertian pendidikan anak usia dini. A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138) digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja mencerminkan kondisi manusia yang sehat lahir dan batin, sedangkan tidak bekerja sama sekali, mengindikasikan kondisi macet atau sakit atau adanya suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya Shalawat Albanjari yang

BAB V PENUTUP. maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya Shalawat Albanjari yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG Febriani Effendi* Abstrak; Penelitian ini di latarbelakangi oleh rendahnya kemampuan motorik

Lebih terperinci

DISKRIPTOR B6D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Semua Elemen Muzik Secara Kreatif dengan Betul dan Tepat)

DISKRIPTOR B6D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Semua Elemen Muzik Secara Kreatif dengan Betul dan Tepat) DISKRIPTOR B6D1 PENGETAHUAN DAN KEFAHAMAN MUZIK (Memberi Respon Kepada Semua Elemen Muzik Secara Kreatif dengan Betul dan Tepat) B6 D1 E1 Mengenalpasti mud sedih, riang dan takut Melukis gambar wajah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan hampir setiap daerah mempunyai kesenian khas daerahnya masing-masing. Menurut Suriasumantri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN) (SENI MUSIK) Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : SENI MUSIK Kelas : VII Kompetensi Inti : KI.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (WAJIB PILIHAN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilatari oleh perasaan terhina, keinginan tidak tercapai, persaingan hidup yang kian ketat membuat kita semakin tertekan dan akhirnya berujung munculnya tindakan

Lebih terperinci