PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,"

Transkripsi

1 PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts., (COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA, BEKASI, SERANG, DAN CILEGON MORISA PURBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan Hama Gudang Lainnya di Wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Pebruari 2009 Morisa Purba A

3 RINGKASAN MORISA PURBA. Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan Hama Gudang Lainnya di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon. Dibimbing oleh: UTOMO KARTOSUWONDO dan IDHAM SAKTI HARAHAP. Trogoderma granarium Everts. merupakan hama gudang penting yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang tinggi. Hama ini juga merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang pada saat ini digolongkan dalam status OPTK A2 di pulau Jawa. Pemantauan ini bertujuan untuk memantau, mempelajari, dan menelusuri keberadaan T. granarium di wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon, serta mengkaji status keberadaan T. granarium sebagai serangga hama yang digolongkan pada OPTK A2. Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu: gudang beras Bulog, gudang swasta, gudang perorangan pasar induk Cipinang untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Metode penelitian menggunakan pengambilan contoh langsung dengan alat spear sampler (colokan), pengambilan contoh dengan perangkap menggunakan yellow trap, cartoon trap, bait trap. Hasil dari pemantauan menunjukkan tidak ditemukan hama gudang T. granarium pada gudang penyimpanan beras dan penyimpanan pakan ternak. Tidak terdapat perbedaan hasil antara gudang pemerintah, gudang swasta, dan gudang perorangan, pada gudang tersebut tidak ditemukan T. granarium. Hasil intersepsi Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok dari Laporan Tahunan menunjukkan hal yang sama, tidak pernah ditemukan T. granarium pada pemeriksaan komoditas beras dan pakan ternak impor maupun antar area. Hama gudang lain yang ditemukan adalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum, Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus surinamensis. Semua jenis hama gudang tersebut juga ditemukan pada komoditas impor dan lokal. Kata kunci : Trogoderma granarium, pemantauan, hama gudang, gudang penyimpanan,

4 ABSTRACT MORISA PURBA. Monitoring and Assessment of The Presence of Khapra Beetle, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) and Other Stored-Product Pests in Jakarta, Bekasi, Serang, and Cilegon. Advisors: UTOMO KARTOSUWONDO and IDHAM SAKTI HARAHAP. Trogoderma granarium Everts. is the most important stored-product pest which could cause high economic losses. This pest is also one of the quarantine pest, labelled as A2, only found in Java Island. This monitoring was conducted to detect the presence of T. granarium in Jakarta, Bekasi, Serang, Cilegon and to review secondary data obtained from Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Survey was carried out in warehouses owned by government (Bulog), private company, and personal bussinessman from August to December The results revealled that none of those warehouses were infested by T. granarium. The same result was also obtained from secondary data (2006 and 2007). The other stored-prodoct pests found were Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum, Cryptolestes ferrugineus, Liposcelis entomophilus, and Oryzaephilus surinamensis. Those stored-product pests were found both in local or imported commodities stored in the surveyed warehouses. Key word: Trogoderma granarium, monitoring, warehouse, stored-product pest

5 Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

6 PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts., (COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA, BEKASI, SERANG, DAN CILEGON MORISA PURBA Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Entomologi/Fitopatologi SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

7 Judul Tesis : Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) dan Hama Gudang Lain di Wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon Nama Mahasiswa : Morisa Purba Nomor Pokok : A Program Studi : Entomologi/Fitopatologi Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS Ketua Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MSi Anggota Diketahui Ketua Program Studi Entomologi-Fitopatologi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, MSc. Prof. Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pemantauan dan Kajian Keberadaan Kumbang Khapra, Trogoderma granarium Everts., (Coleoptera: Dermestidae) di Wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon yang bertujuan untuk memantau, mengkaji, dan menelusuri keberadaan kumbang Khapra (T. granarium) di wilayah Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon apakah masih berstatus OPTK A2 atau sudah berubah status. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala bimbingan dan arahan selama penelitian sampai penulisan tesis. Terima kasih disampaikan pula untuk Ketua Program Studi Entomologi/Fitopatologi serta staf pengajar Sekolah Pasca Sarjana IPB yang telah memberikan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan sehingga dapat dijadikan sebagai bekal penulisan tesis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Badan Karantina Pertanian yang telah memberikan beasiswa Program Khusus Karantina pada Sekolah Pascasarjana IPB, gudang beras Bulog Divre DKI Jakarta, pedagang beras pasar Cipinang, gudang perusahaan swasta, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Cilegon. Selain itu terima kasih kepada teman-teman satu angkatan ( ) atas bantuan dan dukungannya. Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada ibu dan (alm) bapak tercinta, suami, dan adik-adik atas cinta, doa dan dukungannya kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya. Bogor, Pebruari 2009 Morisa Purba

9 RIWAYAT HIDUP Morisa Purba dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 23 Pebruari 1975, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Ir. Ronly Purba (alm) dan Ibu Dra. Lasmaida Simanungkalit. Penulis menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada SMA Negeri 5 Medan pada tahun Pada tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas Pertanian, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dan berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian pada tahun Penulis diterima sebagai pegawai negeri sipil pada Badan Karantina Pertanian tahun 2003 sampai sekarang, ditempatkan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta. Tahun 2007 penulis mendapat beasiswa dari Badan Karantina Pertanian pada Program Magíster Sains Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis menikah dengan Slamet Ryadi Silaban pada tahun 2008

10 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Dwi Putra Setiawan, M.Sc

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 4 TINJAUAN PUSTAKA... 5 Kumbang Khapra... 5 Biologi dan Morfologi Kumbang Khapra... 7 Telur... 7 Larva... 7 Pupa... 8 Imago... 9 Cara Hidup Kumbang Khapra... 9 Komoditas Yang Diserang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Metode Penelitian Pengambilan Contoh Pengambilan Contoh Langsung Spear sampler atau probe (colokan) Pengambilan Contoh Dengan Perangkap Yellow trap Cartoon trap Bait trap Pembagian Jenis Komoditas Lokasi Pemantauan... 15

12 Identifikasi Serangga Parameter Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Gudang Beras Bulog Gudang Beras Perorangan Cipinang Gudang Beras Swasta Gudang Pakan Ternak Pelabuhan Tanjung Priok Pelabuhan Cilegon Analisis Karakteristik Gudang Karakteristik Gudang Menurut Jenis Komoditas Karakteristik Gudang Menurut Status Kepemilikan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 37

13 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Larva instar terakhir Trogoderma granarium Siklus hidup Trogoderma granarium Imago Trogoderma granarium Contoh beras yang diambil langsung dengan menggunakan colokan Yellow trap yang digunakan di gudang penyimpanan Cartoon trap yang digunakan di gudang penyimpanan Bait trap yang digunakan di gudang penyimpanan Jenis hama gudang yang ditemukan pada bulan Oktober sampai Desember 2008 pada gudang Bulog Imago Liposcelis entomophilus Imago gudang Cryptolestes ferrugineus Imago Tribolium castaneum Imago Oryzaephilus surinamensis Imago Sitophilus oryzae Imago Alphitobius diaperinus... 26

14 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Penyebaran kumbang khapra, Trogoderma granarium, di benua Eropa, Asia, dan Afrika Hasil pemantauan di gudang beras Bulog divisi regional DKI Jakarta Hasil pemantauan di gudang beras perorangan pasar induk Cipinang Hasil pemantauan di gudang beras swasta Hasil pemantauan di gudang pakan ternak swasta Rekapitulasi data impor beras dan hasil intersepsi tahun Rekapitulasi data impor soybean meal (pakan ternak) dan hasil intersepsi tahun Hasil pemantauan di gudang pengumpulan pakan ternak Cilegon... 28

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Hasil pemantauan gudang beras Bulog divre DKI Jakarta a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Priok b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Priok a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Mas b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Mas a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Perak b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Perak a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Belawan b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Belawan a. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2006 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Makassar b. Data intersepsi OPT/OPTK tahun 2007 laporan tahunan Balai Besar Karantia Pertanian Tanjung Makassar Kuisioner Hasil Kuisioner... 50

16 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan penyimpanan suatu komoditas tertentu di gudang mempunyai beberapa tujuan diantaranya untuk cadangan/stok nasional jika terjadi musibah/bencana seperti gempa bumi dan banjir baik yang terjadi secara lokal maupun nasional dan sebagai penstabil harga di pasar (Dadang 2006). Kegiatan penyimpanan, menurut Sidik (1997), paling banyak mengakibatkan kerusakan yang nyata pada beberapa komoditas simpanan. Menurut data yang disajikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 1977 kehilangan hasil yang diakibatkan oleh adanya infestasi hama gudang pada biji-bijian dan sereal lainnya mencapai 9,6% di tempat penyimpanan, bahkan infestasi tersebut dapat mencapai 20,2% selama penyimpanan di gudang. Secara prinsip terdapat tiga faktor yang mempengaruhi komoditas yang disimpan, yaitu keadaan komoditas/bahan simpan, kondisi gudang (lantai, dinding, atap, dan peralatan), dan lingkungan (fisik dan biologi) baik lingkungan di dalam gudang maupun di sekitar gudang yang mempengaruhi laju kerusakan komoditas yang disimpan (Dadang 2006). Untuk mengatasi kehilangan hasil menurut Champ (1992 dalam Sidik 2000) perlu dilakukan sistem pengendalian hama gudang terpadu (PHGT) yaitu dengan memadukan unsur pertimbangan biaya yang efisien, aman, dan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Upaya untuk menekan kehilangan hasil tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan terhadap serangga gudang yang berpotensi menjadi hama pasca panen pada gudang-gudang penyimpanan. Metode yang digunakan berdasarkan pemantauan komoditas dan pemantauan hama secara tersistem, pengendalian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi, dan tidak berdampak negatif pada lingkungan melalui model perkiraan dan sistem evaluasi yang terus menerus. Pemantauan merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk mencegah terjadinya infestasi dan serangan hama di gudang pada suatu waktu tertentu, sehingga dapat diperkirakan terjadinya suatu kerusakan yang akan timbul. Upaya pemantauan tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak diikuti

17 dengan pengetahuan tentang keberadaan dan penyebaran serangga hama di gudang penyimpanan (Mc Farlane 1989 dalam Sidik 2000). Berbagai jenis serangga telah dilaporkan dapat menginfestasi dan tersebar pada komoditas yang disimpan di gudang. Serangga-serangga hama tersebut biasanya ditemukan di gudang penyimpanan biji-bijian atau kacang-kacangan, misalnya kumbang Lasioderma serricorne, Stegobium paniceum, Araerus fasculatus, Rhyzopertha dominica, Sitophilus oryzae, Sitophilus zeamays, Tribolium castaneum, Corcyra cephalonica, dan Ephestia cautellla (Surahmat et al. 2006). Salah satu hama gudang yang pernah dilaporkan sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada biji-bijian dan serelia lainnya adalah kumbang Khapra, Trogoderma granarium, (Coleoptera: Dermestidae). Selain menyerang serealia, serangga ini juga dapat menginfestasi rempah-rempah dan beras (Surahmat et al. 2006). Kumbang Khapra saat ini dilaporkan telah tersebar di beberapa negara Asia, termasuk Asia Tenggara, negara-negara Afrika, Australia dan USA (Morales & Rejesus 2001). Kumbang ini dilaporkan oleh Lowe et al. (2000) merupakan satu dari seratus serangga hama gudang yang paling merusak di dunia. Kumbang T. granarium dapat terbawa pada saat pengiriman komoditas yang terinfestasi, peralatan yang digunakan, dan melalui alat angkut (Banks 1994). Di Indonesia T. granarium pertama kali ditemukan pada tahun 1970 dalam gudang beras impor yang berasal dari Amerika dan telah beberapa bulan lamanya disimpan di dalam gudang pelabuhan Semarang. Kerusakan yang yang diakibatkannya cukup besar, sebagian dari beras impor dari Amerika tersebut menjadi tepung. Pada bulan Agustus 1972 seorang ahli hama gudang FAO menemukan T. granarium pada toko pakan ternak di daerah Jatinegara, kemudian pada tahun yang sama petugas karantina tumbuhan Tanjung Priok kembali menemukan hama gudang ini, ketika melakukan pemeriksaan komoditas beras di dalam kapal, sehingga dilakukan penahanan untuk fumigasi di dalam kapal (Dano 1977). Selanjutnya hama gudang T. granarium ini berturut-turut ditemukan serangannya pada beras yang diimpor dari Vietnam, India, dan Pakistan. Pengendalian secara intensif telah dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan dan

18 pemerintah daerah setempat untuk mengeradikasi hama gudang T. granarium. Pada tahun 1991 Balai Karantina Pertanian Jakarta kembali melakukan pemantauan yang dilakukan secara bersamaan di beberapa daerah yang pernah terinfestasi hama gudang ini. Pada pemantauan ini menunjukkan bahwa T. granarium masih ditemukan di wilayah Jakarta dan Tangerang pada komoditas beras dan pakan ternak (SKTSH 1991). Kemudian tahun 2001 Stasiun Karantina Kelas I Soekarno-Hatta melakukan pemantauan di wilayah Jakarta dan Tangerang, dengan hasil yang berbeda, yakni tidak ditemukan hama gudang T. granarium (SKTSH 2001). Tahun 2006 Menteri Pertanian Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.38/Kpts/HK.060/1/2006 yang menyatakan bahwa T. granarium ditetapkan sebagai Organisame Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) kategori A2 di wilayah Jawa (Deptan 2006). Perlu diketahui bahwa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dibagi atas dua kategori yaitu : (1) OPTK A1, adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang belum ada di wilayah Negara Republik Indonesia, yang dicegah pemasukannya ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia ; (2) OPTK A2, adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang keberadaannya sudah ada di beberapa area di wilayah Negara Republik Indonesia, yang penyebarannya dicegah ke area lainnya di wilayah Negara Republik Indonesia, dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan perlakuan (Deptan 2002). Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk kumbang Khapra adalah dengan menggunakan feromon. Cara ini juga bermanfaat dalam memantau keberadaan serangga tersebut (Plarre dan Vanderwel 1999). Selain itu, insektisida dari jenis piretroit sintetik dapat digunakan untuk mengendalikan hama ini sehingga tidak berkembang biak. Selanjutnya dikemukakan oleh Rejesus (2001) bahwa saat ini fosfin dan methyl bromide banyak digunakan sebagai fumigan untuk pengendalian hama kumbang khapra. Namun untuk mengantisipasi terjadinya infestasi dan penyebaran serangga hama ini secara meluas di wilayah Jakarta atau perpindahan ke daeah lain melalui pengiriman komoditas maka dipandang perlu melakukan suatu kegiatan pemantauan terhadap keberadaan serangga hama tersebut. Pemantauan dapat

19 dilakukan dengan menggunakan metode survei ke beberapa gudang penyimpanan di wilayah Jakarta. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi status kumbang khapra di wilayah itu sebelum melakukan tindakan pengendalian atau tindakan karantina lainnya agar serangga hama tidak meluas ke wilayah lain. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian untuk mempelajari keberadaan dan kerusakan yang diakibatkan kumbang khapra serta hama gudang lainnya di gudang-gudang penyimpanan di wilayah Jakarta. Hasil pemantauan diharapkan akan menjadi sumber informasi penting dalam melakukan pemetaan dan penyebaran kumbang khapra. Informasi yang didapatkan dari hasil penelitian ini akan menjadi dasar untuk upaya tindakan karantina terhadap serangga hama tersebut. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk memantau, mempelajari, dan menelusuri keberadaan T. granarium dan hama gudang lainnya di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon serta mengkaji status keberadaan T. granarium sebagai serangga hama yang digolongkan pada OPTK A2.

20 TINJAUAN PUSTAKA Kumbang Khapra Kumbang khapra dengan nama spesies Trogoderma granarium Everts mempunyai nama sinonim Trogoderma affrum Priesner, termasuk dalam ordo Coleoptera, famili Dermestidae (Hinton 1975). Kumbang khapra pertama kali dilaporkan keberadaannya di India namun saat ini telah ditemukan juga di beberapa negara di Asia, Australia, Eropa dan Amerika (Rejesus & Rejesus 2001). Di Amerika Serikat kumbang ini pertama kali ditemukan tahun 1953 di negara bagian California. Diperkirakan kumbang ini masuk ke California awal tahun 1946 pada gudang penyimpanan di Fresno, California (Beal 1956). Kumbang ini sebelumnya telah menyebar di Arizona, New Meksiko, Texas dan dilakukan eradikasi pada area yang pernah terinfestasi, namun pada tahun 1968 kumbang ini kembali di temukan di New Jersey, dan terulang kembali pada tahun Akhirnya dilakukan pengisolasian terhadap kumbang ini dari tahun di California, Maryland, Michigan, New Jersey dan Texas (Anonim 2006). Menurut USDA-APHIS diperkirakan 67% iklim Amerika Serikat sesuai untuk perkembangan T.granarium (Rench & Venette 2005). Pada bulan Oktober 1970 ditemukan di Indonesia dalam beras impor yang disimpan dalam gudang selama beberapa bulan di Semarang, dan mengalami kerusakan berat dan telah menjadi tepung (Dano 1977). Secara alami kemampuan memencar kumbang ini hanya dalam jarak pendek dan terbatas karena imagonya tidak dapat terbang (Lindgren et al. 1995). Menurut Pruthi dan Singh (1950) imago dan larva hama ini tersebar dengan bantuan angin dan dapat meluas dengan bantuan material yang terinfestasi serta alat transportasi. Larva dan imago menyenangi retakan atau celah material untuk tempat persembunyiannya, pembungkus material, dinding gudang, dan alat transportasi. EPPO (1997) memberikan daftar benua dan negara negara yang telah ditemukan kumbang khapra (Tabel 1).

21 Penemuan dapat berupa hasil intersepsi yaitu deteksi berdasarkan pemeriksaan dan pengujian terhadap barang impor, penemuan dapat berupa imago, larva, exuvia, ataupun penemuan gejala serangan kumbang khapra. Tabel 1 Penyebaran kumbang Khapra, Trogoderma granarium, di benua Eropa, Asia, dan Afrika No. Benua Nama negara Keterangan 1. Eropa dan Mediteranean Austria, Ciprus, Yunani, Jerman Israel, Lebanon, Libya, Maroko, Spayol, Swiss, Siria, Tunisia, Turki, Inggris Belgia, Denmark, Irlandia, Luxembourg, Belanda, Rusia Hungaria dan Italia 2. Asia Afganistan, Bangladesh, India, Indonesia Irak, Iran, Israel, Japan 3. Afrika Aljajair, Burkina, Faso, Yunani, Kenya Libya, Mali, Maritania, Maroko, Nigeria Sinegal, Sierra- Leone (hanya intersepsi), Somalia, Afrika Selatan Sudan, Tanzania, Tunisia, Zambia, Zimbabwe Ditemukan setelah dilakukan perlindungan lingkungan, dan tidak lagi menetap Tidak ditemukan lagi Hanya intersepsi Ditemukan tapi tidak menetap Menyebar di beberapa daerah Ditemukan tetapi tidak menetap Terutama dibagian utara Hanya intersepsi Ditemukan tetapi tidak menetap Ditemukan tetapi tidak menetap

22 Biologi dan Morfologi Kumbang Khapra Telur Telur berbentuk silindris dengan satu pusat yang melingkar berwarna putih susu, kemudian berubah menjadi kuning pucat, dan berukuran panjang 0.7 mm dan lebar 0.25 mm, bentuk silindris (Lindgren et al. 1955). Menurut Partida dan Strong (1975) telur serangga tersebut berukuran panjang 0.2 mm. Telur memiliki sedikit rambut dan akan berubah warna dari warna kemerahan atau kuning kecoklatan pada saat telur semakin matang. Larva Larva instar pertama berwarna kuning kecoklatan, dan berubah menjadi kemerahan pada instar berikutnya dan berukuran panjang 6 mm pada larva instar terakhir. Tubuh larva ditutupi rambut rambut yang panjang pada ruas abdomen, sedangkan bagian posterior, rambut-rambutnya menyerupai ekor (Beal 1956). Gambar 1 Larva instar terakhir Trogoderma granarium Larva yang masih muda tidak dapat memakan biji-bijian yang utuh dan tergantung pada kerusakan biji-bijian atau produk makanan yang terbuat dari bijibijian. Pada biji-bijian yang rusak selalu ditemukan larva muda. Larva dewasa dapat memakan biji-bijian yang utuh. Ketersediaan dan jumlah makanan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, tetapi larva dapat bertahan hidup tanpa makan pada periode yang lama (sekitar 13 bulan).

23 Fase dormansi larva lebih kurang 3 minggu dan diikuti periode makan yang teratur. Proses tersebut memberikan hasil produksi sekitar 41% dari produksi telur yang normal. Proses kelaparan tidak mempengaruhi lama proses pembentukan pupa dari larva dorman (Beal 1956). Pupa Setelah selesai ecdysis, larva berganti kulit, tetapi pupa tetap tinggal dalam kulit yang tersisa selama hidupnya. Pupa memiliki tipe exarate. Calon imago jantan lebih kecil dari pada calon imago betina. Rata-rata calon imago jantan dan betina berturut-turut panjangnya berturut-turut 3.5 mm dan 5 mm (Hinton 1945). Larva umumnya ditemukan pada material Telur tersebar pada permukaan dan celahcelah material selama 3-14 hari Stadia pupa 2-5 hari Imago kawin setelah berumur 5 hari Imago betina dapat menghasilkan butir telur Gambar 2 Siklus hidup Trogoderma granarium

24 Imago Tubuh imago T.granarium dewasa berbentuk oval memanjang, berukuran mm, lebar mm. Imago jantan berwarna coklat sampai kehitaman dengan bercak-bercak coklat kemerahan pada elitra. Imago betina lebih besar dan ramping dan warnanya lebih terang. Kepala yang relatif kecil, memiliki antena yang pendek yang terdiri dari 11 ruas. Pada ruas ketiga sampai kelima dari antena berbentuk seperti gada dan bagian permukaan bagian atasnya ditutupi oleh rambut dan kelihatan mengkilat (Hinton 1945). Imago memiliki waktu hidup yang singkat, apabila imago betina kawin hanya hidup 4-7 hari, sedangkan bila tidak melakukan perkawinan hari. Imago jantan dapat hidup 7 12 hari. Imago tidak dapat terbang dan memiliki tungkai yang pendek. Perkawinan terjadi setelah serangga berumur 5 hari. Kumbang ini dapat menghasilkan telur dengan sempurna pada perkawinan pertama. Pada perkawinan pertama imago betina menghasilkan telur sekitar 66 butir, sedangkan pada perkawinan kedua imago dapat mencapai lebih dari 500 butir telur. Apabila terjadi penundaan perkawinan selama hari maka kemampuan menghasilkan telur serangga ini akan menurun sebesar 25% (Hinton 1945). Gambar 3 Imago Trogiderma granarium Cara Hidup Kumbang Khapra Siklus hidup dari kumbang khapra mulai dari telur sampai serangga dewasa rata-rata 7 bulan pada suhu 21 o C. Suhu untuk pertumbuhan normal serangga ini berkisar antara 21 o C-40 o C. Lama hidup imago berkisar antara hari pada suhu 30 o C dengan kelembaban 75%. Pada suhu optimum yakni suhu 35 o C, siklus

25 hidupnya dapat mencapai 26 hari. Kumbang khapra dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim, baik pada kondisi suhu yang rendah ataupun pada suhu yang sangat tinggi. Namun pada saat fase larva dengan suhu di bawah 25 o C larva akan bergerombol, dan berdiapause selama 6 tahun (Burges 1962). Larva dapat bertahan pada suhu 8 o C dalam kondisi tidak aktif. Pertumbuhan dapat terjadi pada kelembaban 2%. Pada kelembaban relatif yang tinggi dapat menjadi faktor pembatas kumbang khapra untuk dapat bertahan hidup, sehingga keadaan yang lembab mengakibatkan kompetisi antar spesies tidak dapat berjalan dengan baik (Burges 1962). Komoditas Yang Diserang Kumbang khapra menginfestasi hampir seluruh hasil tanaman kering, bahan yang berasal dari hewan, tetapi lebih menyukai biji-bijian seperti gandum, barley, oats, jagung, rye, dan produk olahan seperti tepung, malt, dan mie. Kumbang ini dapat memakan bahan produk dengan kadar air 2% (Hinton 1945), dan juga dapat berkembang pada material hewan seperti tikus mati, darah kering, dan serangga kering (Kalshoven 1981).

26 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu : gudang beras Bulog, gudang swasta, gudang perorangan pasar induk Cipinang, dan gudang penampungan pakan ternak Cilegon. Wilayah pemantauan keberadaan kumbang khapra adalah wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok. Metode Penelitian Pengambilan Contoh Pemantauan menggunakan dua cara yaitu : pengambilan contoh langsung dengan menggunakan spear sampler atau probe (colokan) dan perangkap dengan menggunakan yellow trap, cartoon trap, bait trap. Pengambilan Contoh Langsung Spear sampler atau probe (colokan). Spear sampler digunakan untuk pengambilan contoh secara langsung pada penyimpanan yang menggunakan karung. Penggunaan dengan alat ini merupakan cara praktis untuk memantau populasi serangga hama, selain itu sekaligus dapat digunakan untuk memantau kualitas komoditas yang disimpan. Setiap staple (tumpukan karung) yang ditetapkan menjadi contoh, dilakukan tiga kali pengambilan contoh dengan colokan yaitu : bagian dasar, bagian tengah, bagian atas, setiap contoh komoditas diambil sebanyak 500 gram (Gambar 4).

27 Gambar 4 Contoh beras yang diambil dengan menggunakan colokan Jumlah pengambilan contoh disesuaikan dengan jumlah dan bentuk karung dalam gudang penyimpanan (Sidik 1991) Jumlah karung contoh per tumpukan Jumlah karung Jumlah contoh Pengambilan Contoh Dengan Perangkap Yellow trap. Yellow trap adalah perangkap yang terbuat dari kertas atau plastik kuning dengan ukuran 8cmx15cm, permukaannya dilapisi Vaseline. Perangkap digantungkan di gudang penyimpanan setinggi 2m (Gambar 5). Yellow trap digantungkan pada lorong tumpukan karung, setiap lorong dibuat tiga perangkap. Jumlah perangkap disetiap gudang tidak sama, karena setiap gudang memiliki jumlah lorong yang berbeda. Yellow trap dipasang setiap tiga hari, pada hari yang ketiga perangkap lama diganti dengan perangkap yang baru, karena vaseline sudah tidak merekat lagi pada hari yang ketiga. Tujuan dari perangkap

28 ini agar hama gudang yang terbang menabrak yellow trap dan melekat, tujuannya untuk memerangkap serangga hama yang bisa terbang. Gambar 5 Yellow trap yang digunakan di gudang penyimpanan Cartoon trap. Cartoon trap adalah perangkap yang terbuat dari karton bergelombang dengan ukuran 5cm x 15cm. Karton diletakkan diantara dua karung. Tujuan dari penggunaan perangkap ini untuk menampung ngengat hingga berpupa pada celah-celah karton (Gambar 6). Jumlah cartoon trap yang digunakan tergantung jumlah karung di setiap gudang. Setiap baris vertial karung pada tumpukan stapel diletakan tiga cartoon trap, sedangkan baris horizontal lima cartoon trap. Perangkap lama diganti pada hari yang ketiga dengan perangkap yang baru. Gambar 6 Cartoon trap yang digunakan di gudang penyimpanan

29 Bait trap. Bait trap adalah perangkap umpan terbuat dari kantung nilon berlubang-lubang yang diisi dengan beras pecah kulit sehingga akan menarik kedatangan serangga hama pada kantung-kantung yang diletakkan pada celah-celah di antara karung dalam suatu tumpukan. Keuntungan perangkap ini dapat diletakkan pada beberapa tempat selama 3 hari, mudah dalam pengambilan serangga yang terperangkap (Gambar 7). Jumlah bait trap yang digunakan tergantung jumlah karung di setiap gudang. Setiap baris vertial karung pada tumpukan stapel diletakan tiga bait trap, sedangkan baris horizontal lima bait trap. Perangkap lama diganti pada hari yang ketiga dengan perangkap yang baru. Gambar 7 Bait trap yang digunakan di gudang penyimpanan Pembagian Jenis Komoditas Komoditas yang diamati adalah komoditas yang umumnya diserang oleh T. granarium, yaitu: beras dan pakan ternak. Kedua komoditas ini merupakan makanan yang sangat disenangi oleh T. granarium. Pada gudang penyimpanan, sering di temukan T. granarium pada bungkil kacang (Kalshoven 1981). Dano (1977) menyatakan kerusakan besar yang diakibatkan hama gudang ini di Indonesia adalah pada komoditas beras dan pakan ternak. Pakan ternak yang diamati berupa bahan dasar pakan ternak seperti bungkil kacang kedelei, bungkil jagung, biasanya masih dalam bentuk curah, dan pakan ternak yang sudah berupa konsentrat.

30 Lokasi Pemantauan Pemantauan dilaksanakan pada gudang pemerintah, swasta, perorangan dan gudang penampungan di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Serang, dan Cilegon. a. Gudang pemerintah (DKI Jakarta), yaitu : GBB II : Gudang Beras Bulog II GBB III : Gudang Beras Bulog III GBB IV : Gudang Beras Bulog IV GBB V : Gudang Beras Bulog V GBB VI : Gudang Beras Bulog VI GBB VII : Gudang Beras Bulog VII GBB XII : Gudang Beras Bulog XII GBB XIII : Gudang Beras Bulog XIII GBB XIV : Gudang Beras Bulog XIV GBB XV : Gudang Beras Bulog XV b. Gudang swasta (Bekasi dan Serang, ), yaitu : GS I : Gudang Swasta I GS II : Gudang Swasta II GS III : Gudang Swasta III GS IV : Gudang Swasta IV GS V : Gudang Swasta V c. Gudang perorangan (DKI Jakarta), yaitu : GPC I : Gudang Perorangan Cipinang I GPC II : Gudang Perorangan Cipinang II GPC III : Gudang Perorangan Cipinang III GPC IV : Gudang Perorangan Cipinang IV GPC V : Gudang Perorangan Cipinang V Data sekunder diperoleh dari data intersepsi laporan tahunan 2006 dan 2007 dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, data sekunder di luar DKI Jakarta yang mendukung dapat dilihat pada Lampiran 3,4,5, dan 6.

31 Identifikasi Serangga Serangga yang diperoleh dengan cara pengambilan contoh langsung dan cara pengambilan contoh dengan perangkap, dihitung jumlahnya. Serangga dibawa ke laboratorium untuk identifikasi dengan bantuan mikroskop dan buku identifikasi Banks Parameter Pengamatan Pengamatan hama gudang dilakukan dengan menghitung padat populasi T. granarium yang ditemukan pada masing-masing contoh, dan menghitung padat populasi hama gudang lainnya yang ditemukan pada masing-masing contoh. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap sistem manajemen gudang seperti: jalur masuk pada komoditas ke gudang, lama penyimpanan, asal bahan simpan, sanitasi gudang, dan upaya pengendalian hama gudang.

32 HASIL DAN PEMBAHASAN Gudang Beras Bulog Selama pemantauan di gudang beras Bulog Divisi Regional DKI Jakarta tidak ditemukan hama gudang sasaran T. granarium. Hama gudang ini biasanya ditemukan pada permukaan karung dalam bentuk larva, atau pada gudang dengan cahaya yang kurang baik. Keberadaan hama ini juga dapat dilakukan dengan melihat gejala serangan pada komoditas yang diperiksa, dapat berupa exuvia yang tertinggal pada komoditas bahan simpan, namun selama pemantauan di gudang beras bulog tanda-tanda tersebut tidak dapat ditemukan. Hama gudang lain yang ditemukan hanya hama gudang yang umum (Tabel 2) Tabel 2 Hasil pemantauan di gudang beras Bulog divisi regional DKI Jakarta No Serangga yang ditemukan Asal komoditas Suhu ( o C) 1 Sitophilus oryzae Sulawesi Selatan Liposcelis entomophilus Sulawesi Selatan Tribolium castaneum Sulawesi Selatan Cryptolestes ferrugineus Sulawesi Selatan Kadar air (%) Suhu gudang penyimpanan Bulog berkisar o C, suhu ini masih mendekati kisaran suhu efektif yaitu o C, yaitu berada pada zona suboptimum untuk hama gudang kosmopolit seperti Sitophilus oryzae (Coleoptera: Curculionidae), Liposcelis entomphilus (Psocoptera: Liposcelidae), Tribolium castaneum (Coleoptera: Tenebrionidae), Cryptolestes ferrugineus (Coleoptera: Cucujidae). Suhu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap biologi serangga termasuk hama gudang, semakin tinggi suhu, pertumbuhan populasi hama gudang semakin cepat (Harahap 2006).

33 Selama pemantauan bulan Oktober sampai Desember Hama gudang L. entomophilus sangat tinggi populasinya pada bulan Desember, sedangkan pada bulan Oktober populasinya paling rendah (Gambar 8) Hal ini disebabkan pada bulan Desember curah hujan tinggi dan suhu berkisar antara o C, keadaan ini sangat sesuai untuk perkembangan imago L. entomophilus dengan kondisi optimum 30 o C (Gambar 9) Jumlah rata-rata populasi hama gudang yang ditemukan dengan menggunakan perangkap pada bulan Oktober adalah C. ferrugineus sejumlah 125 ekor, selanjutnya T. castaneum sejumlah 120 ekor, S. oryzae sejumlah 90 ekor, dan paling sedikit adalah L. entomophilus sejumlah 20 ekor. Pada bulan Nopember jumlah populasi C. ferrugineus sejumlah 90 ekor, T. castaneum sejumlah 83 ekor, S. oryzae sejumlah 56 ekor, dan L. entomophilus 42 ekor. Bulan Desember L. entomophilus sejumlah 362 ekor, C. ferrugineus sejumlah 42 ekor, T. castaneum sejumlah 35 ekor, S. oryzae 26 ekor. Populasi hama gudang (ekor) Liposcelis entomophilus Cryptolestes ferrugineus Sitophilus oryzae Tribolium castaneum Oktober Nopember Desember Jenis hama gudang Gambar 8 Jenis hama gudang yang ditemukan pada bulan Oktober sampai Desember 2008 pada gudang Bulog.

34 Gambar 9 Imago Liposcelis entomophilus Jumlah populasi hama gudang yang ditemukan dengan dengan pengambilan contoh langsung dapat dilihat pada Lampiran 1. Tidak ditemukannya T. granarium dapat disebabkan penanganan gudang beras Bulog pada saat ini mengikuti pengelolaan hama gudang terpadu (PHGT) yaitu dimulai dengan identifikasi organisme pengganggu komoditas (OPK) di gudang penyimpanan, organisme yang potensial menjadi OPK, dan faktor penyebab berkembangnya OPK (Hidayat & Halid 2006). Pencegahan merupakan faktor utama dari penanganan hama gudang terpadu yang dilaksanakan oleh Bulog, yang melibatkan kebersihan gudang, kesehatan komoditas yang disimpan, kebersihan gudang penyimpanan, penghilangan tempat-tempat yang menjadi sumber atau sarang OPK. Penanganan yang dilakukan oleh Bulog secara dini terhadap hama gudang merupakan salah satu penyebab T. granarium tidak ditemukan pada gudang beras Bulog. Tujuan penyimpanan gudang Bulog adalah untuk penyimpanan/cadangan beras nasional, bila sewaktu-waktu terjadi bencana, dan bertujuan agar harga di pasaran stabil. Lama penyimpanan di gudang Bulog umumnya berkisar 6 12 bulan, tetapi Bulog menjalan kan manajemen stok yang diterapkan dengan baik yaitu dengan rotasi stok komoditas sistem first in first out (FIFO) (Hidayat & Halid 2006). Dengan sistem FIFO komoditas yang telah masuk terlebih dahulu ke dalam gudang akan dikeluarkan terlebih dahulu. Sistem manajemen ini mengurangi lama penyimpanan komoditas dalam gudang,

35 sehingga siklus hidup hama gudang akan terputus. Dengan demikian populasi hama gudang diharapkan tidak bertambah, bahkan berkurang. Pengemasan komoditas pada gudang Bulog menggunakan bahan plastik, berat setiap kemasan rata-rata kilogram. Menurut Harahap (2006) jenis kemasan yang teksturnya rapat seperti kantung plastik dapat mencegah masuknya serangga tetapi sistem aerasinya tidak sebaik kemasan yang teksturnya tidak rapat seperti karung goni. Sistem aerasi yang tidak baik dapat menyebabkan naiknya temperatur dan kadar air yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Jenis kemasan goni yang berbahan dasar organik dari serat yute merupakan salah satu material yang disenangi oleh T. granarium, hal ini menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kumbang ini tidak lagi berkembang pada gudang penyimpanan yang memakai jenis kemasan plastik. Asal komoditas di gudang penyimpanan Bulog umumnya dari daerah yang panennya berlebih. Komoditas bahan simpan di Bulog 90% adalah beras lokal, Bulog hanya mengimpor sebanyak 10% beras dari jumlah beras yang di konsumsi di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang ketentuan ekspor-impor Permendag No.12/M- DAG/PER/4/2008 (Depdag 2008). Impor beras juga tidak berasal dari negara asal T. granarium seperti India, beras diimpor umumnya dari Thailand dan Vietnam. Gudang Bulog melakukan penyemprotan setiap bulan sebagai usaha pencegahan meningkatnya populasi hama gudang, dan fumigasi apabila serangan hama telah melewati ambang batas ekonomi. Gudang Beras Perorangan Cipinang Gudang beras perorangan merupakan salah satu gudang penyimpanan yang pernah dilaporkan diinfestasi T. granarium. Pada tahun 1972 seorang peneliti FAO menemukan T. granarium pada gudang perorangan (Dano 1977). Hal ini menjadi dasar memilih gudang perorangan di pasar induk Cipinang, tetapi selama pemantauan di gudang perorangan Cipinang T. granarium juga tidak ditemukan. Hal ini dapat disebabkan beras yang disimpan di gudang penyimpanan relatif tidak lama karena tujuan gudang perorangan hanya untuk konsumsi. Jumlah beras

36 yang dipasok pada gudang perorangan lebih kurang 20 ton per hari dan mengeluarkan beras 10 ton per hari. Perputaran stok beras yang begitu cepat, menyebabkan siklus hidup hama terputus pada gudang penyimpanan. Hasil pemantauan di gudang perorangan Cipinang hanya menemukan hama gudang umum (Tabel 3) Tabel 3 Hasil pemantauan di gudang beras perorangan pasar induk Cipinang No Serangga yang ditemukan Cryptolestes Cryptolestes Cryptolestes Cryptolestes ferrugineus ferrugineus ferrugineus ferrugineus Asal komoditas Bandung Garut Subang Cianjur Suhu (oc) Kadar air (%) Jumlah rata-rata populasi (ekor) Hama gudang Cryptolestes ferrugineus (Coleoptera: Cucujidae) (Gambar 10). Serangga ini bersifat kosmopolit dan banyak ditemukan di daerah tropika, termasuk hama sekunder, umumnya menyerang serelia, produk biji-bijian yang berminyak, kacang tanah, tepung gaplek. Gambar 10 Imago Cryptolestes ferrugineus

37 Hama gudang ini hanya ditemukan 2 sampai 6 ekor setiap kali pemantauan, relatif sangat sedikit. Kondisi beras yang bersih dari segi fisik beras utuh 80%-90%, menjadi penyebab hama gudang sekunder ini tidak berkembang begitu banyak pada gudang penyimpanan Cipinang. Gudang Beras Swasta Gudang beras swasta diwakili oleh importir beras, berdasarkan sejarah, T. granarium masuk ke di Indonesia melalui beras impor dari India, Vietnam, dan Pakistan. Selama pemantauan pada gudang beras impor ternyata tidak ditemukan lagi hama gudang T. granarium. Hal ini dapat disebabkan oleh perlakuan fumigasi pada daerah asal komoditas sebelum ekspor sudah benar-benar terlaksana dengan baik, penyertaan Phitosanitary certificate sebagai salah satu syarat utama untuk ekspor menjadi pembatas masuknya T. granarium ke Indonesia. Penanganan gudang oleh pihak swasta juga sudah sangat baik, berdasarkan kuisioner yang dibuat (Lampiran 7), umumnya gudang penyimpanan terbuat dari dinding permanen, lantai semen, sanitasi baik, sirkulasi udara lancar, ini merupakan salah satu faktor pembatas berkembangnya hama gudang ini pada gudang swasta. Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang pembatasan impor beras, juga salah satu pembatas masuknya T. granarium ke Indonesia. Dengan volume beras impor yang tidak begitu tinggi maka pengawasan terhadap OPTK A1 maupun A2 dapat lebih maksimal dilaksanakan oleh petugas karantina, terkait dengan pengawasan di pelabuhan import. Jumlah rata-rata populasi hama gudang yang ditemukan setiap bulannya pada gudang swasta dengan pengambilan contoh langsung hanya berkisar 4-10 ekor (Tabel 4). Tidak disetiap pengambilan sampel ditemukan hama gudang, umumnya beras bersih, dan dalam ukuran karung rata-rata 15 kilogram.

38 Tabel 4 Hasil pemantauan di gudang beras swasta No Asal komoditas Vietnam Thailand USA Lokal Kadar air (%) Suhu (oc) Serangga yang ditemukan Jumlah rata-rata populasi (ekor) Tribolium castaneum Tribolium castaneum Cryptolestes ferrugineus Selama pemantauan di gudang beras swasta yang ditemukan hanya hama gudang umum yaitu Cryptolestes ferrugineus (Coleoptera: Cucujidae) dan Tribolium castaneum (Coleoptera: Tenebrionidae) (Gambar 11). a b ) c Gambar 11 Imago Tribolium castaneum, (a) tampak atas, (b) ciri khas pada bagian mata, (c) antena

39 Gudang Pakan Ternak Manajemen gudang pada tempat penyimpanan pakan ternak sudah baik, hal ini dapat dilihat selama pemantauan. Manajemen meliputi sanitasi gudang, pembatasan masuknya material dan orang, dari luar ke dalam gudang, serta kebersihan gudang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi pakan ternak dari hama dan penyakit. Selama pemantauan hama gudang yang ditemukan, hanya hama gudang yang umum saja (Tabel 5). Tabel 5 Hasil pemantauan di gudang pakan ternak swasta No Asal komoditas India Brazil Argentina Kadar air ( % ) Suhu ( o C) Serangga yang ditemukan Sitophilus oryzae Oryzaephilus surinamensis Alphitobius diaperinus Jumlah rata-rata populasi (ekor) Asal komoditas pakan ternak yang diimpor merupakan negara asal dari kumbang T. granarium yaitu India, sedangkan Brazil dan Argentina juga negara yang pernah tercatat diserang hama gudang ini, tetapi selama pemantauan tidak ditemukan T. granarium. Suhu gudang pakan ternak yang dipantau berkisar o C, keadaan ini sangat sesuai untuk perkembangan T. granarium yang memiliki suhu optimum 35 o C (Burges 1962). Tidak adanya kumbang khapra berhubungan dengan penanganan gudang yang sangat ketat, perlakuan tidak hanya dilakukan pada komoditas dan kemasan komoditas impor, tetapi perlakuan juga diberikan pada orang atau material yang masuk ke dalam gudang, untuk menghindari penyebaran hama gudang ini. Hama yang ditemukan hanya Oryzaephilus surinamensis (Coleoptera: Silvanidae), Sitophilus oryzae (Coleoptera: Curculionidae), Alphitobius diaperinus (Coleoptera: Tenebrionidae) (Gambar 12, 13, 14).

40 Gambar 12 Imago Oryzaephilus surinamensis a c b d Gambar 13 Imago Sitophilus oryzae, (a) tampak atas, (b) tampak samping, (c) empat bercak coklat berbentuk bulat kemerahan pada elytra, (d) bentuk antena

41 a b c Gambar 14 Imago Alphitobius diaperinus, (a) tampak dari atas, (b) mata yang khas (membelah), (c) antenna. Pelabuhan Tanjung Priok Pemantauan dilakukan pada pelabuhan tempat masuknya kapal luar dan kapal lokal yang hendak bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok. Sebelum kapal sandar biasanya sudah ada laporan pada Balai Besar Karantina Pertanian komoditas apa saja yang akan masuk. Sebelum muatan bongkar terlebih dahulu petugas karantina melakukan pemeriksaan OPTK di dalam kapal, apabila ditemukan OPTK maka akan dilakukan tindakan perlakuan atau penolakan. Besarnya frekuensi masuknya komoditas beras impor melalui pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat dari dari data intersepsi tahun 2007 (Tabel 6). Tabel 6 Rekapitulasi data impor beras dan hasil intersepsi tahun 2007 No Asal komoditas Thailand Vietnam Taiwan Pakistan Amerika Serikat Frekuensi 725,04 227,82 7,70 1,85 0,26 ton ton ton ton ton (81 kali) (40 kali) (10 kali) ( 4 kali) ( 5 kali) Intersepsi Serangga yang ditemukan Tribolium castaneum - Sumber : Laporan tahunan BBKT Tanjung Priok Tahun Anggaran 2007

42 Hasil intersepsi terhadap impor beras melalui pelabuhan Tanjung Priok selama tahun 2007 dengan frekuensi pemasukan 148 kali dengan jumlah 963 ton, tidak ditemukan hama gudang sasaran T. granarium. Hasil intersepsi hanya menunjukkan penemuan hama gudang T. castaneum dengan asal komoditas Amerika Serikat. Pemasukan komoditas impor pakan ternak soybean meal melalui pelabuhan Tanjung Priok, juga dilakukan sistem pemeriksaan OPTK sebelum pakan ternak tersebut diturunkan dari kapal. Apabila ditemukan OPTK A2 pada komoditas yang dibawa oleh kapal, maka kapal tidak dapat sandar, harus diberikan perlakuan di dalam kapal. Selama lima tahun terakhir Balai Besar Karantina Pertanian tidak pernah melakukan fumigasi pada pelabuhan bongkar terhadap komoditas beras dan pakan ternak yang diimpor. Ini menunjukkan bahwa T. granarium tidak lagi ditemukan selama lima tahun terakhir ini. Data intersepsi pemeriksaan hama gudang pada tahun 2007 Balai Besar Karantina Pertanian dapat dilihat di Tabel 7. Tabel 7 Rekapitulasi data impor soybean meal (pakan ternak) dan hasil intersepsi tahun 2007 No Asal komoditas Frekuensi Intersepsi Serangga yang ditemukan India Amerika Serikat Uni Emirat Arab Saudi Arabia China 103,65 ton (188 kali) 50,21 ton (149 kali) 1,41 ton (2 kali) 0,71 ton (1 kali) 1,76 ton (5 kali) - Tribolium castaneum Sumber : Laporan tahunan BBKP Tanjung Priok Tahun Anggaran 2007 Hasil intersepsi dari pemasukan soybean meal (bahan pakan ternak) selama tahun 2007, tidak pernah ditemukan hama gudang T. granarium, serangga yang ditemukan hama gudang umum T. castaneum. Pemasukan bahan pakan ternak melalui Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok Tahun Anggaran 2007 sejumlah 156,18 ton dengan frekuensi pemasukan 348 kali. Sejak tahun 2001 Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok tidak pernah mengintersepsi imago, larva, exuvia, dan gejala serangan Organisme

43 Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2 T. granarium pada komoditas impor pelabuhan Tanjung Priok. Pemantauan yang dilakukan setiap tahunnya juga tidak pernah menemukan OPTK A2 T. granarium (BKTTP 2001). Pelabuhan Cilegon Pemantauan di pelabuhan Cilegon juga dilakukan, mengingat pelabuhan ini merupakan salah satu alternatif pemasukan komoditas beras dan pakan ternak dari negara lain ke Indonesia, atau masuknya komoditas dari pulau lain ke pulau Jawa. Pemantauan pada gudang penampungan pakan ternak dalam bentuk curah di pelabuhan Cilegon hanya menemukan hama gudang yang umum saja (Tabel 8) Tabel 8 Hasil pemantauan di gudang pengumpulan pakan ternak Cilegon No Asal komoditas India Brazil Argentina Uni Emirat Arab Kadar air ( % ) Suhu ( o C) Serangga yang ditemukan Sitophilus oryzae Oryzaephilus surinamensis Tribolium castaneum Tribolium castaneum Jumlah rata-rata populasi (ekor) Pemantauan yang dilakukan di Gudang pengumpulan pakan ternak yang baru turun dari kapal di Cilegon tidak menemukan hama gudang sasaran T. granarium. Pakan ternak berupa soybean meal dalam bentuk curah turun dari kapal, masuk ke gudang gudang di kawasan pelabuhan Cilegon. Gudang swasta menampung pakan ternak tersebut, dikemas di gudang penampungan lalu di bawa ke gudang swasta. Sebelum pakan ternak turun ke kapal pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Cilegon melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke dalam kapal, untuk memeriksa OPTK yang memungkinkan masuk dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Selama tahun tahun 2007 dan 2008 Balai Karantina Pertanian Kelas I Cilegon tidak pernah melakukan fumigasi terhadap komoditas beras dan pakan ternak sebelum pembongkaran. Hal ini menunjukkan

44 selama tahun 2007 dan 2008 petugas karantina tidak menemukan OPTK A2 T. granarium pada saat pemasukan soybean meal (bahan pakan ternak) ke Indonesia. Analisis Karakteristik Gudang Karakteristik gudang dilihat dari jenis komoditas gudang, status kepemilikan gudang. Gudang-gudang yang dipantau dikategorikan menjadi gudang pemerintah, perorangan dan swasta berdasarkan kuisioner (Lampiran 7) Karakteristik Gudang Menurut Jenis Komoditas Gudang beras lebih banyak menggunakan komoditas lokal dibandingkan gudang pakan ternak. Gudang beras hanya menyimpan komoditas impor (13.80%) sedangkan gudang pakan ternak sebaliknya, sebagian besar gudang pakan ternak menyimpan komoditas impor sebesar (66.67%). Berdasarkan analisis ini kemungkinan pakan ternak terinfestasi T. granarium dari negara luar lebih besar dibandingkan komoditi beras lokal. Tetapi dari hasil pemantauan keberadaan T. granarium sama-sama tidak ditemukan pada pakan ternak maupun pada komoditi beras. Ada perbedaan yang signifikan antara gudang beras dengan gudang pakan ternak terkait tujuan penyimpanan komoditi. Semua komoditi yang disimpan dalam gudang pakan ternak dutujukan untuk konsumsi, sedangkan pada gudang beras, selain untuk konsumsi, sekitar 45% gudang beras menyimpan komoditi untuk tujuan stok. Dilihat dari kandungan kadar air komoditi yang disimpan digudang, ada perbedaan yang cukup signifikan antara gudang beras dengan gudang pakan ternak. Pada gudang pakan ternak semua gudang menyimpan komoditi dengan kadar air lebih dari 16%, sedangkan pada gudang beras hanya 50% yang menyimpan komoditi dengan kadar air 16%, selebihnya kurang dari 16% hingga 14%. Perbedaan ini juga dapat dilihat dari hasil uji khi-kuadrat yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis gudang dengan kadar air komoditi yang disimpan (Lampiran 8). Komoditi yang disimpan pada gudang beras dan pakan ternak umumnya disimpan dalam bentuk kemasan. Sedangkan pada gudang pakan ternak selain dengan kemasan (66.57%) ada juga gudang yang menyimpan tanpa kemasan (33,33%). Terkait bahan kemasan yang

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts., (COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA, BEKASI, SERANG, DAN CILEGON MORISA PURBA SEKOLAH

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA, Trogoderma granarium Everts., (COLEOPTERA: DERMESTIDAE) DAN HAMA GUDANG LAINNYA DI WILAYAH DKI JAKARTA, BEKASI, SERANG, DAN CILEGON MORISA PURBA SEKOLAH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan penyimpanan suatu komoditas tertentu di gudang mempunyai beberapa tujuan diantaranya untuk cadangan/stok nasional jika terjadi musibah/bencana seperti gempa bumi dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pemantauan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Desember 2008 di gudang penyimpanan beras dan pakan ternak yaitu : gudang beras Bulog, gudang swasta, gudang perorangan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 April 2015 ISSN: 2338-4336 KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS Awitya Anggara Prabawadi, Ludji Pantja Astuti, Rina Rachmawati Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.

Lebih terperinci

Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***)

Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***) GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR FISIK PENYIMPANAN BERAS, IDENTIFIKASI DAN UPAYA PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG (Studi di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang) Adelia Luhjingga Pitaloka *), Ludfi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, xi PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk dikonsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja, Cina,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst. digilib.uns.ac.id 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst. Klasifikasi dari kumbang tepung (T. castaneum) sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera

Lebih terperinci

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT DAN AROMA REMPAH UNTUK MENGENDALIKAN HAMA GUDANG

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT DAN AROMA REMPAH UNTUK MENGENDALIKAN HAMA GUDANG PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT DAN AROMA REMPAH UNTUK MENGENDALIKAN HAMA GUDANG Lasioderma serricorne F. (Coleoptera: Anobiidae) DI GUDANG TEMBAKAU SKRIPSI OLEH: SITI RAHAYU 080302032 Hama dan Penyakit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat 16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN Jurnal HPT Volume 4 Nomor 1 Januari 2016 ISSN : 2338-4336 IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN Happy Setyaningrum, Toto Himawan, Ludji Pantja Astuti Jurusan Hama dan Penyakit

Lebih terperinci

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Dipengaruhi oleh kualitas awal, rentang waktu simpan, teknik

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan komoditas strategis yang secara langsung mempengaruhi kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan produksi

Lebih terperinci

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi: Mortalitas Sitophilus oryzae L. pada Beras Suluttan Unsrat, Ketan Putih, dan Beras Merah di Sulawesi Utara (Mortality of Sitophilus oryzae L. in Suluttan Unsrat, white glutinous, and brown rice in North

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst)

TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst) 4 TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst) Serangga T. castaneum termasuk ordo Coleoptera dan famili Tenebronidae. Serangga ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) yaitu perkembangannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae

Lebih terperinci

KORELASI POPULASI Sitophylus oryzae Linn.(Coleoptera:Curculionidae) DENGAN BEBERAPA FAKTOR PENYIMPANAN BERAS BULOG DI MEDAN

KORELASI POPULASI Sitophylus oryzae Linn.(Coleoptera:Curculionidae) DENGAN BEBERAPA FAKTOR PENYIMPANAN BERAS BULOG DI MEDAN KORELASI POPULASI Sitophylus oryzae Linn.(Coleoptera:Curculionidae) DENGAN BEBERAPA FAKTOR PENYIMPANAN BERAS BULOG DI MEDAN SKRIPSI OLEH : PULUNGAN SIBUEA 050302045/HPT DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada bahan (tembakau) simpan. Telur diletakkan satu persatu

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA Oleh RAMDHAN NURBIANTO F14103066 2008 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes TINJAUAN PUSTAKA Biologi Oryctes rhinoceros Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes rhinoceros adalah sebagai berikut : Phylum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Arthropoda :

Lebih terperinci

ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15

ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15 ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15 YANI DAWY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Individu betina dan jantan P. marginatus mengalami tahapan perkembangan hidup yang berbeda (Gambar 9). Individu betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis

Lebih terperinci

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI

KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Subramanyam dan Hagstrum (1996), Hama kumbang bubuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta

Lebih terperinci

BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT

BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT BIOLOGI HAMA KUMBANG PENGGEREK PUCUK KELAPA SAWIT (Oryctes rhinoceros L.) (Coleoptera: Scarabaeidae) PADA MEDIA BATANG DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH : AHMAD SEJAHTRA 070302031

Lebih terperinci

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG 2004 Enrico Syaefullah Posted 5 November 2004 Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor November 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG SEPTRIPA A34051189 DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK SEPTRIPA.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK A. MUBARRAK. Perkembangan Hama dan Penyakit Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG (Studi Kasus Pada Unit Bisnis Jasa Angkutan Divisi Regional Sulawesi Selatan) Oleh : Retnaning Adisiwi PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU

PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kutu Beras Sitophylus oryzae sp Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae ini adalah: Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada xvi TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama S.oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Curculionidae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Resistensi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Resistensi 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hasil pengujian si menunjukkan bahwa dari tiga spesies serangga yang diuji, dua spesies menunjukkan sinya terhadap fosfin dengan faktor si (RF) yang bervariasi, berkisar

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH

PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH (Bactrocera spp.) (Diptera:Tephritidae) PADA TANAMAN TOMAT ( Solanum lycopersicum Mill.) DI DATARAN RENDAH SKRIPSI OLEH :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA AIP + 3 H 2 O PH 3 + AI(OH) 3. Mg 3 P H 2 O 2 PH Mg(OH) 2

TINJAUAN PUSTAKA AIP + 3 H 2 O PH 3 + AI(OH) 3. Mg 3 P H 2 O 2 PH Mg(OH) 2 TINJAUAN PUSTAKA Fosfin Fumigasi merupakan tindakan/perlakuan dengan menggunakan gas/fumigan dalam suatu ruang atau fumigasi yang kedap udara/gas. Fumigan bila diberikan dalam konsentrasi yang sesuai akan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER 1 IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER Roza Anugraha Wiranata 1), Toto Himawan 2), Ludji Pantja Astuti 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) INTAN WIJI EKAWATI PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)

Lebih terperinci

HAMA GUDANG ORDO COLEOPTERA PADA BAHAN BAKU PAKAN TERNAK IMPOR DAN STATUS RESISTENSINYA TERHADAP FOSFIN INDAH DARSILAWATI

HAMA GUDANG ORDO COLEOPTERA PADA BAHAN BAKU PAKAN TERNAK IMPOR DAN STATUS RESISTENSINYA TERHADAP FOSFIN INDAH DARSILAWATI HAMA GUDANG ORDO COLEOPTERA PADA BAHAN BAKU PAKAN TERNAK IMPOR DAN STATUS RESISTENSINYA TERHADAP FOSFIN INDAH DARSILAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 2 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN

PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN Callosobruchus maculatus (F.) (COLEOPTERA: BRUCHIDAE) PADA BENIH KACANG HIJAU (Phaseolus aureus R.) FARRIZA DIYASTI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta

Lebih terperinci

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh I. Latar Belakang Tanaman pala merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae L. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT SPONS KELAS DEMOSPONGIAE DI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA KARJO KARDONO HANDOJO

DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT SPONS KELAS DEMOSPONGIAE DI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA KARJO KARDONO HANDOJO DISTRIBUSI DAN PREFERENSI HABITAT SPONS KELAS DEMOSPONGIAE DI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA KARJO KARDONO HANDOJO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN

KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN iii KUALITAS PELAYANAN KAPAL DAN KECEPATAN BONGKAR MUAT KAPAL TERHADAP PRODUKTIVITAS DERMAGA TERMINAL PETIKEMAS PELABUHAN MAKASSAR WILMAR JONRIS SIAHAAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae) (Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI

UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae) (Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI UJI BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae) (Coeloptera: Curculionidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI OLEH VOLTRA SIJABAT 050302002 HPT DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA Oleh : Rini Andrida PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B Nuke Gustiyana Putri¹, Bina Unteawati², Fitriani³ ¹Mahasiswa, ²pembimbing 1, ³pembimbing 2 Mahasiswa

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 02/03/72/Th. XIV, 01 Maret 2011 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JANUARI 2011 EKSPOR SENILAI US$ 24,15 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan uari 2011 (angka sementara) dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat

BAB I PENDAHULUAN. Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat buah yang termasuk dalam Familia Tephritidae telah banyak diketahui sebagai organisme pengganggu

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang 5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N KAJIAN KEMAMPUAN MENYEBAR KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.) BERDASARKAN ARAH MATA ANGIN (UTARA-SELATAN) PADA AREAL PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guinensis Jacq.) SKRIPSI OLEH DEWI HANDAYANI S 060302025

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

PENGARUH USIA, LUAS PERMUKAAN, DAN BIOMASSA DAUN PADA TIGA VARIETAS KEDELAI

PENGARUH USIA, LUAS PERMUKAAN, DAN BIOMASSA DAUN PADA TIGA VARIETAS KEDELAI PENGARUH USIA, LUAS PERMUKAAN, DAN BIOMASSA DAUN PADA TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L) Merill) TERHADAP PREFERENSI OVIPOSISI Spodoptera litura, Fabricius. SKRIPSI Oleh : Resti Ika Mirlina Sari NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ISOLASI, SELEKSI DAN OPTIMASI PERTUMBUHAN GANGGANG MIKRO YANG POTENSIAL SEBAGAI PENGHASIL BAHAN BAKAR NABATI

ISOLASI, SELEKSI DAN OPTIMASI PERTUMBUHAN GANGGANG MIKRO YANG POTENSIAL SEBAGAI PENGHASIL BAHAN BAKAR NABATI ISOLASI, SELEKSI DAN OPTIMASI PERTUMBUHAN GANGGANGG MIKRO YANG POTENSIAL SEBAGAI PENGHASIL BAHAN BAKAR NABATI YOLANDA FITRIA SYAHRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN

STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT ENIRAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 02/03/72/Th. XV, 1 Maret 2012 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH JANUARI 2012 EKSPOR SENILAI US$ 25,64 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan uari 2012 (angka sementara) dibanding

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR ) TEGUH PAIRUNAN PUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU Annisrien Nadiah, SP POPT Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Gangguan OPT masih menjadi topik yang

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 No. 61/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 02/10/72/Th. XIV, 03 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH AGUSTUS EKSPOR SENILAI US$ 29,95 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan us (angka sementara) dibanding bulan i (angka

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA HAMA PASCA PANEN PADA BEBERAPA MAKANAN TERNAK DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. S.C. Rimbing

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA HAMA PASCA PANEN PADA BEBERAPA MAKANAN TERNAK DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. S.C. Rimbing KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA HAMA PASCA PANEN PADA BEBERAPA MAKANAN TERNAK DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW S.C. Rimbing Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 No. 21/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 Nilai ekspor barang asal D.I. Yogyakarta yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Maret

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

Lebih terperinci

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten

Lebih terperinci

KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN

KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN HENI RIZQIATI F 251020021 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci