BESLINA AFRIANI SIAGIAN
|
|
- Erlin Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIVITAS STRATEGI FORMASI REGU TEMBAK TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SEI BAMBAN TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 BESLINA AFRIANI SIAGIAN ABSTRAK Strategi formasi regu tembak merupakan salah satu dari 101 strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang diperoleh oleh anak didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. pembelajaran aktif, strategi formasi regu tembak dirancang dengan menampilkan pasangan secara bergilir dalam formasi dua barisan berhadapan. Kata kunci : efektivitas,strategi formasi regu tembak terhadap kemampuan apresiasi naskah drama. PENDAHULUAN Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Depdiknas (KBBI, 2002: 284) mengungkapkan bahwa kata efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang mendapat penambahan akhiran as yang artinya ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya). Lebih lengkap lagi Depdiknas (KBBI, 2005: 284) memuat, Efektivitas: keefektivan adalah (1) keadaan berpengaruh, hal berkesan; (2) kemanjuran; kemujaraban (tentang obat); (3) keberhasilan (tentang usaha, tindakan), kemangkusan; (4) hal mulai berlakunya (tentang undang-undang, peraturan). Sedangkan Mulyasa (2002: 250) mengatakan: 1. efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional, dan 2. efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
2 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pengaruh suatu hal dalam mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan untuk menuju keberhasilan. Hakikat Strategi Pembelajaran Kata "strategi" pada mulanya sangat akrab di kalangan militer. Kata ini secara etimologis berasal dari kata majemuk bahasa unani yaitu strategos yang berarti pasukan dan aegin yang berarti memimpin. Secara umum kata strategis yang dipergunakan di kalangan militer sering diartikan sebagai seni memenangkan perang melawan musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki secara maksimal. Namun, pada akhirnya kata tersebut tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, strategi pembelajaran, dan lain-lain. Oleh karena perkembangan tersebut, strategi dapat diartikan sebagai rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah kemenangan. Memahami pengertian tersebut, maka strategi identik dengan teknik atau siasat yang dilakukan untuk mencapai kemenangan. Pengertian tersebut akan semakin meluas apabila berubah menjadi strategi pembelajaran. Oleh karena itu, apabila kata strategi digabungkan dengan kata pembelajaran menjadi strategi pembelajaran, maka pengertiannya akan meluas menjadi suatu cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau murid dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Hal itu senada dengan pendapat Sanjaya (2008: 126) yang mengemukakan, Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berkaitan dengan hal di atas, Kemp (1995) dalam Sanjaya (2008: 126) menyatakan, Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dan dari sumber yang sama, Dick and Carey (1985) menyebutkan, Strategi pembelajaran itu adalah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Sedangkan Sagala (2009: 222) mengemukakan, Strategi bila diartikan dalam belajar mengajar disebut sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam
3 perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan, baik berupa kegiatan, perencanaan, maupun tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hakikat Strategi Pembelajaran Formasi Regu Tembak Strategi formasi regu tembak merupakan salah satu strategi dari 101 cara atau strategi yang digunakan dalam pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Pemberian metode pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan mereka. Hal itu dapat menghantarkan mereka kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (pembelajaran aktif), salah satunya adalah strategi formasi regu tembak. Strategi formasi regu tembak merupakan strategi pembelajaran yang dirancang dengan menampilkan pasangan secara bergilir dalam formasi dua barisan berhadapan. Melalui formasi tersebut, siswa dituntut untuk mengapresiasi sebuah naskah drama dalam regu masing-masing dan menembakkan pemikiran-pemikirannya kepada regu tembak lawan. Dengan cara demikian, siswa dituntut untuk mampu berbagi pengetahuan mengenai apresiasi naskah drama melalui forum diskusi yang dibentuk pada regu masing-masing. Setelah itu, siswa diinstruksikan untuk menembakkan hasil apresiasi tersebut dengan regu lawan dalam formasi regu tembak yang diciptakan dengan menampilkan pasangan secara bergilir. Oleh karena itu, dengan alur pembelajaran seperti itu siswa diharapkan mampu mendapatkan dan mengolah pengetahuannya melalui siswa yang berbeda dan pengetahuan yang berbeda sehingga terjadilah transfer pengetahuan antarsiswa dalam satu kelas. Maka melalui strategi tersebut, siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan apresiasi naskah drama. Strategi formasi regu tembak merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk partisipasi siswa. Strategi ini dirancang untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah dan dapat membantu hal-hal penting yang sulit dilupakan
4 siswa sehingga lebih ingat dengan pelajaran yang telah disampaikan. Dan kriteria ini akan membantu siswa untuk mengingat konsep drama dan unsur-unsurnya yang merupakan pembelajaran yang baru bagi mereka. Strategi formasi regu tembak akan mengajak siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep melalui kegiatan permainan. Melalui strategi ini diharapkan pembelajaran apresiasi naskah drama menjadi menyenangkan dan lama bertahan dalam ingatan siswa. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Formasi Regu Tembak Silberman (2006: 223) mengatakan bahwa strategi formasi regu tembak memiliki beberapa prosedur atau tata cara, yaitu sebagai berikut. a. Tetapkan tujuan Anda untuk menggunakan regu tembak. Berikut ini adalah contohnya bila yang menjadi tujuan Anda adalah pengembangan kemampuan: 1. Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain. 2. Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan kepada mereka. 3. Siswa dapat mengajar satu sama lain. Kita juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut ini adalah beberapa contohnya: 1. Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui pendapat dan pandangannya. 2. Siswa dapat mendiskusikan kutipan atau naskah pendek. a. Susunlah kursi dalam formasi dua baris berhadapan. Sediakan kursi yang cukup untuk seluruh siswa di kelas. b. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu beranggotakan tiga hingga lima siswa pada tiap sisi atau deret. c. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau pekerjaan yang akan dia mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang duduk berhadapan dengannya, misalnya sebuah pertanyaan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di hadapanmu, Apa rumus untuk...? ).
5 Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama, umumkan bahwa sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah satu kursi di sebelah kirinya di dalam regunya. Jangan merotasi atau memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x untuk menembakkan tugas atau pertanyaannya kepada siswa y yang duduk di hadapannya. Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas yang Anda berikan. Oleh karena itu di bawah ini akan disajikan langkah-langkah pembelajaran strategi formasi regu tembak dalam meningkatkan kemampuan apresiasi naskah drama, yaitu sebagai berikut. a. Menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar. b. Menjelaskan materi drama dan unsur-unsurnya secara lengkap. c. Membagikan sebuah naskah drama sebagai bahan apresiasi. d. Membagi kelas menjadi empat regu yang beranggotakan enam orang dalam satu regu. e. Menentukan regu penanya (yang terdiri dari 6 orang perkelompok) yang akan memberikan stimulus dan regu penjawab yang akan memberikan respon. f. Membentuk kursi-kursi dalam dua baris yang berhadapan membentuk formasi regu tembak dan mengusahakan kursi tersebut cukup untuk semua peserta didik di kelas seperti formasi di bawah ini. g. Mendistribusikan kepada setiap regu sebuah kartu kosong (kartu pertanuntuk regu penanya dan kartu jawaban untuk regu penjawab).
6 h. Memberi waktu kepada setiap regu mengapresiasi naskah tersebut dalam diskusi. Meski guru telah menentukan kelompok penanya dan penjawab, namun semua siswa tetap harus menguasai semua unsur yang terdapat dalam naskah tersebut. i. Mendistribusikan kepada setiap peserta didik sebuah kartu yang berisi tugas dimana dia akan menginstruksikan kepada setiap peserta didik yang di hadapannya untuk merespon atau menjawab. Format kartu yang dimaksud adalah sebagai berikut. KARTU PERTANAAN (siswa ) Nama : Pertanyaan : KARTU JAWABAN (siswa ) Nama : Jawaban : KARTU PERTANAAN KARTU JAWABAN Pertanyaan tes yang digunakan seputar pertanyaan berikut. 1. Jelaskan tema yang terdapat dalam drama! 2. Jelaskan amanat yang terdapat dalam drama! 3. Jelaskan tokoh-tokoh dengan penokohan yang terdapat dalam naskah drama! 4. Jelaskan latar dalam drama! 5. Jelaskan alur yang terdapat dalam drama! 6. Jelaskan dialog yang terdapat dalam drama! j. Memulai tugas pertama. Setelah jangka waktu yang singkat, memerintahkan siswa untuk memberikan tugas atau pertanyaan kepada siswa yang duduk di hadapannya, lalu meneruskan untuk sebanyak mungkin tugas berbeda yang telah disiapkan. Format ini tidak lagi mengunggulkan hasil kerja kelompok melainkan bagaimana setiap siswa mempertahankan bagian masing-masing. k. Selain itu, strategi ini dapat divariasikan dengan menukar peran antarkelompok. Ketentuannya adalah bahwa setiap siswa harus berani mempertahankan bagian masing-masing sesuai dengan pemahaman yang telah didapatkan dalam diskusi kelompok. Artinya, siswa penanya harus mengarahkan pertanyaannya kepada siswa penjawab, sebaliknya siswa penjawab juga harus berani mempertahankan jawabannya.
7 Kartu pertanyaan dan jawaban tersebut digunakan agar siswa semakin termotivasi untuk mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya agar tidak kalah melawan regu lain. Oleh karena itu, melalui kartu itu siswa diharapkan dapat memahami materi yang diajarkan. Dengan adanya pertanyaan dalam kartu tersebut maka anggota kelompok akan berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan oleh lawan sehingga siswa dapat menguasai pelajaran dengan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar. Kelebihan Strategi Pembelajaran Formasi Regu Tembak Silberman (2006: 13-15) mengungkap beberapa kelebihan strategi formasi regu tembak yang akan dijelaskan dalam pemaparan berikut. 1) Membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerja sama dan saling ketergantungan. 2) Membantu proses belajar secara langsung sehingga menimbulkan minat awal terhadap pelajaran. 3) Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. 4) Menstimulus siswa dalam dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama. 5) Menjadikan Belajar Tak Terlupakan. 6) Membantu siswa dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi. Kelemahan Strategi Pembelajaran Formasi Regu Tembak Selain memiliki kelebihan, strategi pembelajaran formasi regu tembak juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut. 1) Strategi formasi regu tembak hanya menjadi kumpulan kegembiraan dan permainan semata atau hanya sekedar bersenang-senang. 2) Strategi formasi regu tembak hanya berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari. 3) Banyaknya waktu yang dihabiskan dalam strategi pembelajaran formasi regu tembak. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar melibatkan keaktifan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sedangkan
8 guru berperan mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Menurut Sanjaya (2006: 196), Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Lebih jelas lagi, Dimyati (2004: 173) mengungkapkan mengenai strategi pembelajaran inkuiri, yaitu sebagai berikut. Strategi inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat melakukan inkuiri. Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Tekanan utama pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menurut Nurhadi (2004: 122) adalah: 1) Pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian; 2) Peningkatan kemampuan mempraktikkan metode dan teknik penelitian; 3) Latihan keterampilan intelektual khusus yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu; 4) Latihan menemukan sesuatu seperti belajar bagaimana belajar sesuatu. Berdasarkan pendapat di atas, tekanan utama pembelajaran dengan pendekatan inkuiri menuntut siswa berpikir individual lewat penelitian, mampu mempraktikkan metode dan teknik penelitian dan mampu menemukan sesuatu seperti belajar bagaimana belajar sesuatu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: Strategi formasi regu tembak merupakan salah satu dari 101 strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang diperoleh oleh anak didik sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Sebagai bagian dari pembelajaran aktif, strategi formasi regu tembak dirancang dengan menampilkan pasangan secara bergilir dalam formasi dua barisan berhadapan. Strategi pembelajaran ini menuntut siswa mampu berbagi pengetahuan mengenai materi yang
9 disajikan melalui forum diskusi yang dibentuk pada regu masing-masing. Hal itu dilakukan dengan memberi waktu pada setiap siswa untuk berdiskusi dalam regu tersebut mengenai suatu materi. Setelah itu, siswa dalam regu tersebut berpencar untuk mengambil pasangan masing-masing dari regu lawan dan kemudian membentuk formasi dua barisan berhadapan seperti formasi regu tembak. Kemudian, setiap siswa diinstruksikan untuk menembakkan hasil diskusi dari regu masing-masing terhadap regu lawan melalui sebuah pertanyaan maupun jawaban. Setiap siswa harus berperan sesuai dengan peranan masing-masing, baik sebagai penanya maupun sebagai penjawab. Kedua peran itu diaplikasikan melalui sebuah kartu yang berisi jawaban maupun pertanyaan. Oleh karena itu, dengan alur pembelajaran seperti itu siswa diharapkan mampu mendapatkan dan mengolah pengetahuan dengan siswa yang berbeda dan pengetahuan yang berbeda pula. Dengan demikian, terjadilah transfer pengetahuan antarsiswa dalam satu kelas. Mengapresiasi naskah drama merupakan salah satu pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama, tepatnya di kelas VIII semester ganjil. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menentukan unsur-unsur intrinsik naskah drama, mampu menganalisis naskah drama berdasarkan unsur-unsur tersebut serta mampu menganalisis keterkaitan antarunsur intrinsik dalam naskah drama. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian terhadap karya sastra berdasarkan pemahaman yang jelas, sadar, dan kritis untuk menumbuhkan pengertian yang mengandung nilai dalam kehidupan. Seseorang yang dikatakan berhasil mengapresiasi adalah seseorang yang mampu memberi penilaian sendiri terhadap sebuah karya tersebut. Sesuai dengan keterangan di atas dapat diketahui bahwa agar dapat memberi penilaian terhadap sebuah karya, seseorang harus mengenal karya itu dengan baik dan bertindak dengan seadil-adilnya terhadap karya tersebut agar dapat memberi penghargaan yang setimpal. Oleh karena itu, pengenalan terhadap karya tersebut dapat ditempuh melalui diskusi dengan orang yang berbeda dan dengan tingkat pengetahuan yang berbeda. Maka, melalui penelitian ini diharapkan agar nilai apresiasi naskah drama dapat ditingkatkan dengan strategi pembelajaran formasi regu tembak. DAFTAR PUSTAKA Agustien, dkk Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu. Arikunto, S Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
10 Asmah H. J Kemampuan Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta. Bahruddin, dkk Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia. Bandung: Espilon Grup. Chaer, A Kajian Bahasa; Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka ,2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: rama Widya. Effendi, S Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende: Nusa Indah. Esten, Mursal Kesusasteraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. Fuadi, D. S Ringkasan dan Bank Soal Bahasa Indonesia. Bandung: rama Widya learning%29&btng=telusuri+dengan+google&meta=&aq=f&oq= Mulyasa, E Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Omar Metodologi Research. ogyakarta: Fakultas Psikologi. Prasmadji Teknik Menyutradarai Drama Konvensional. Jakarta: Balai Pustaka. Rumadi, A Kumpulan Drama Remaja. Jakarta: PT. Grasindo. Sagala, S Konsep dan Metode Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta. San, S Telaah Drama; Konsep Teori dan Kajian. Medan: Media Persada. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group , Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Silberman, M. L Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa dan Nusa Media. Sudijono, Anas Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito. Sumardjo, Jakob dan Saini KM Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia. Waluyo, J. Herman Drama dan Teori Pengkajiannya. ogyakarta: Hanindita Graha Widya.
BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pembelajaran sastra memiliki empat manfaat bagi para siswa, yaitu
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra merupakan salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Pembelajaran sastra memiliki empat manfaat bagi para siswa, yaitu membantu
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI FORMASI REGU TEMBAK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEKANBARU
PENERAPAN STRATEGI FORMASI REGU TEMBAK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEKANBARU Ismalia Yestrik*, Rasmiwetti**, Jimmi Copriady*** Email:
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ABSTRAK Yenni Hartati. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Elaborasi Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 7 Kisaran Tahun Pembelajaran 2012/2013. Skripsi. Prodi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Hasmy Fauzi Hsb ABSTRAK
Lebih terperinciKeywords: hasil belajar, apresiasi cerpen, jeniss kelamin, teknik kelompok buzz.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR APRESIASI CERPEN "TIURMAIDA KARYA HASAN AL BANNA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KELOMPOK BUZZ OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD adalah 90 dan nilai terendah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat dibuat kesimpulan seperti di bawah ini. 1. Nilai tertinggi kemampuan menganalisis unsur
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru memilih bahan baku busana kelas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL (TOPLES IKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII YAYASAN PENDIDIKAN NURUL KHAIR DESA TANDAM HILIR II TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rahmadani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( leraning is defined as the modification
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
Pontas Jamaluddin Sitorus Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-1, Edisi-1, september 2014 Halaman 58-66 EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran hakikatnya adalah usaha membuat siswa belajar. Belajar adalah usaha
Lebih terperinciKHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KERJA LAPANGAN, INKUIRI, DISKUSI PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 050670 PANTAI GEMI KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua
Lebih terperinciSRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Lebih terperinciOleh Rahmayanti Harahap
1 PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN ASSESSMENT SEARCH TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR- UNSUR PUISI SISWA X SMA NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN TAHUN PEMBELAJARAN 213/214 Oleh Rahmayanti Harahap ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciOleh: ETI SUHAETI Guru Sekolah Dasar Negeri Buahkapas
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN MENULIS PENGUMUMAN SEDERHANA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI Semester II SD Negeri Buahkapas Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH Suid AB 1), M.Nasir Yusuf 2), Nurhayati 3) 1) (Dosen Program Studi Pendidikan Guru
Lebih terperinciOleh Try Annisa Lestari ABSTRAK
PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSURE-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Try Annisa Lestari 2103111075 ABSTRAK
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK NASKAH DRAMA MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII MTs TI BATANG KABUNG KOTA PADANG E-JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INSTRINSIK NASKAH DRAMA MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII MTs TI BATANG KABUNG KOTA PADANG E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciOleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd.
KORELASI BELAJAR KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Oleh: Wahdaniah, S.Pd.,M.Pd.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teorities 1. Metode Permainan Perang Koboi Metode permainan perang koboi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa berpatisipasi dalam
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE DISKURSUS MULTY REPRECENTACY
EFEKTIVITAS METODE DISKURSUS MULTY REPRECENTACY (DMR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI TEBING TINGGI TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011. Lini Afriani Sinaga
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal. 1 9 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GUIDED INQUIRY POKOK BAHASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan menulis. Kemampuan menulis dapat diaplikasikan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki seseorang,
Lebih terperinciABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh
ABSTRAK Dian Puspa Apriani, NIM 208311027. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Keliling Kelas terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.
Lebih terperinciIRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 IRMA YUNI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian Tindakan (PTK) ini berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT (Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.
Lebih terperinciDESAIN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIV.
Agus Manto dkk JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 59-64 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIV. HKBP
Lebih terperinciDisusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA PAB 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM 209311076
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA Nurhadi Saputro 1)* Hidayati 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
1 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: ASTY DEBORA SIREGAR NIM 209111009 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY
Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Perkembangan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi sudah semakin meningkat, meskipun belum signifikan sesuai dengan Kompetensi
Lebih terperinciOleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciIstarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:
- 1 2 Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, diharapkan siswa dapat menerapkannya secara tepat dalam berkomunikasi. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu keterampilan berbicara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan pengembangan penalaran. Karya sastra adalah wujudnya sastra. Karya sastra
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY (MEMBUAT CONTOH PRAKTIK) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII SMP N 2 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN
MODEL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DI KELAS VIII SMPN 2 KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Dedeh Widaningsih 1021.0869 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)
TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA) Oleh R. Mekar Ismayani STKIP Siliwangi Bandung mekarismayani@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciSKRIPSI CICIT ROSIDAH JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON 2013 M/1434 H
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TUK KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON SKRIPSI CICIT ROSIDAH 58471347 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ada dua materi yang harus disampaikan oleh pengajar yaitu materi kebahasaan dan materi kesastraan. Materi kebahasaan meliputi
Lebih terperinciKEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL
KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperincipembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan
1 2 pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan secara terpisah dari keterampilan berbahasa jenis lainnya.
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI
Lebih terperinciPENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI
PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciJASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017
Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di Kelas Inklusif Florentina Atik Purwatmini SMP Negeri 226 Jakarta email : florentinaatik@yahoo.com Abstrak Hasil
Lebih terperinciMETODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract
METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG Febrianda Yenni Syafei 1), Suherman 2), Yusmet Rizal 3) 1 ) FMIPA UNP, Febrianda@yahoo.co.id 2,3
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD
PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Ika Yuliastuti 1, Suhartono. 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN HEWAN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI OLEH: Dian Sukmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Strategi Kecerdasan Majemuk terhadap. Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa kelas X SMA Negeri 1. Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014
Pengaruh Penerapan Strategi Kecerdasan Majemuk terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Maharani Nainggolan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembel agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Terdapat perbedaan
Lebih terperinciKETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA
KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA (Integrasi dengan IPA Terpadu) Siraj, M.Pd 1) 1 Dosen STKIP
Lebih terperinciOleh Chanrika Natalina S Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KEKUATAN BERDUA TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAHAE JULU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Chanrika Natalina
Lebih terperinciRasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto
Lebih terperinciOLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi XI IPS 1 di. SMA N 1 Pleret, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi XI IPS 1 di SMA N 1 Pleret, dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinciKata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar
Lusi Hidayati dan Sukati Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI
2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI Oleh : RATIA RATNASARI NIM : 09210385 STKIP SILIWANGI BANDUNG
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH Jurusan Pendidikan
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat, karena dari masa
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini akan dapat membawa dampak yang positif pada masyarakat Indonesia berupa usaha untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu.
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran sejarah melalui penerapan Metode Think Pair Share langkah-langkahnya:
Lebih terperinciABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 LEMAHJAYA Oleh : Dwi Agus Ermawati SD Negeri 2 Lemahjaya ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KELAS XII IPA-2 SMAN 2 BAGAN SINEMBAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muhammad Yamin, S.Pd, M.Pd Guru Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami
Lebih terperinciSyahrina Irya *, Maria Erna **, Rasmiwetti *** No Hp :
1 THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY OF FIRING LINE TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON THE TOPIC OF REACTION RATE IN CLASS XI IPA SMAN 4 PEKANBARU Syahrina Irya *, Maria Erna **, Rasmiwetti
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka disimpulkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil belajar membuat bantal hias pada siswa kelas VIII A yang menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN
1 PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN Ibadullah Malawi * Juwarti ** Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018
IMPLIMENTASI PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MAN JANGKA Mulyadi Zakaria Institut Agama Islam Almuslim Aceh ABSTRAK Psikologi pembelajaran merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah
Lebih terperinciMINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang dapat di luar pendidikan menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika praktek-praktek
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR HERMANI Guru SD Negeri 003 Pulau Jambu Kecamatan Cerenti hermainih611@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciNILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA Oleh: Nur Panca Pramudiyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciPENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
0 PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : Armaliyah Drs. Basyaruddin, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI IMAJINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN OLEH
PENGARUH STRATEGI IMAJINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh : DEDI JOSUA HUTAPEA NIM 209111016 ABSTRAK
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus
Lebih terperinci