BAB VI. ISU STRATEGIS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI. ISU STRATEGIS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR"

Transkripsi

1 BAB VI. ISU STRATEGIS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR 6.1. Strategi Pengelolaan Kawasan Strategi pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kabupaten Alor, merupakan penjabaran dari rumusan kebijakan umum pengelolaan kawasan konservasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dimana kebijakan pengelolaan kawasankonservasi tersebut terdiri dari visi, misi, tujuan dan sasaran pengelolaan. Berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010 pasal 6, strategi pengelolaan kawasan konservasi meliputi: 1. Penguatan kelembagaan 2. Penguatan pengelolaan sumber daya kawasan dan atau 3. Penguatan sosial, ekonomi dan budaya. Hubungan antara strategi pengelolaan kawasan tersebut dengan kebijakan umum secara rinci dapat dilihat pada tabel 6.1. Selanjutnya strategi umum pengelolaan kawasan tersebut dijabarkan lagi ke dalam strategi implementasi berdasarkan isuisu prioritas pengelolaan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Isu-isu prioritas pengelolaan KKPD Kabupaten Alor dirumuskan melalui mekanisme konsultasi publik bersama para pemangku kepentingan di sekitar kawasan.berdasarkan isu-isu prioritas tersebut selanjutnya dirumuskan strategi implementasi dan arah kebijakan berkaitan dengan isu-isu prioritas yang selanjutnya dituangkan dalam rencana pengelolaan yang bersifat teknis operasional.penggalian isu-isu tersebut juga berdasarkan hasil dari kajian analisis SWOT yang dilakukan bersama oleh para pemangku kepentingan. Adapun strategi pengelolaan kawasan berdasarkan tiap isu strategis adalah sebagai berikut: ISU A RENDAHNYA OPTIMALISASI PEMANFAATAN RUANG KAWASAN DAN SUMBER DAYA ALAM YANG MEMPERHATIKAN KELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Rendahnya optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan dan sumber daya alam yang memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, terlihat dari penangkapan ikan dan pengumpulan biota akuatik oleh melalui kegiatan penangkapan tidak ramah lingkungan, masih dilakukan di dalam kawasan

2 konservasi. Penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan menimbulkan dampak negatif pada beberapa proses diantaranya gangguan terhadap perlindungan proses-proses ekologis yang menunjang kelangsungan hidup dari keseluruhan sumberdaya hayati dan ekosistemnya, dan pengelolaan jenis sumberdaya ikan beserta habitatnya untuk menghasilkan keseimbangan antara populasi dan habitatnya. Selain itu, rendahnya pemanfaatan sumberdaya yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan juga terlihat dari degradasi habitat penting di KKPD Kabupaten Alor. Strategi implementasi dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor berdasarkan isu strategis ini secara jelas dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut.

3 Tabel 6.1 Hubungan antara Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan KKPD Alor Misi Tujuan Sasaran Strategi Umum Pengelolaan 1. Melakukan 1.1 Meningkatnya usaha perikanan Penguatan pengelolaan optimalisasi tangkap dan budidaya yang ramah sumber daya kawasan pengelolaan dan lingkungan Misi Pertama: Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan dengan melibatkan sebagai pemangku kepentingan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan kawasan untuk meningkatkan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan berbasis 2. Meningkatkan kualitas habitat wilayah pesisir di KKPD Alor 1.2 Tercapainya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya melakukan kegiatan penangkapan ikan yang ramah lingkungan 1.3 Meningkatnya peran serta aktif melalui kelompokkelompok pengawas (sismaswas) dalam melakukan pemantauan dan pengamanan kawasan koservasi 1.4 Tersedianya tapak wisata bahari dalam pengembangan obyek wisata bahari yang bertanggungjawab pada kelestarian lingkungan dan sosialekonomi-budaya 2.1 Terwujudnya perlindungan & pelestarian kawasan terumbu karang 2.2 Terwujudnya perlindungan dan pelestarian kawasan mangrove 2.3 Terwujudnya perlindungan dan pelestarian kawasan padang lamun Penguatan sosial, ekonomi dan budaya Penguatan pengelolaan sumber daya kawasan

4 Misi Tujuan Sasaran Strategi Umum Pengelolaan 2.4 Perlindungan dan pelestarian Penguatan pengelolaan kawasan pantai berpasir dan berbatu sumber daya kawasan Misi kedua: 1. Meningkatkan 1.1 Meningkatnya Penguatan sosial, Mewujudkan kualitas sumber daya pengetahuan dan pemahaman terkait ekonomi dan budaya. peningkatan dan manusia pengelolaan KKPD Alor melalui pemberdayaan pendidikan formal dan non-formal sumberdaya 1.2 Meningkatnya derajat kesehatan manusia melalui di kawasan konservasi transformasi pendidikan formal dan non formal yang didukung dengan peningkatan sarana prasarana yang memadai Misi ketiga: 1. Meningkatkan 1.1 Tercapainya peningkatan pendapatan Penguatan pengelolaan Mewujudkan aktivitas ekonomi hasil usaha perikanan sumber daya kawasan kesejahteraan dan kemakmuran berbasiskan melalui keberlanjutan optimalisasi sumber daya alam program potensial. pemberdayaan ekonomi

5 Misi keempat: Mewujudkan peningkatan kemandirian pengelolaan kawasan konservasi perairan daerah Kabupaten Alor melibatkan berbagai stakeholder Misi Tujuan Sasaran Strategi Umum Pengelolaan 1. Mewujudkan 1.1 Terciptanya sistem dan mekanisme Penguatan kelembagaan kelembagaan dan koordinasi antar instansi dalam ketatalaksanaan pengelolaan usaha perikanan di pengelolaan kawasan konservasi kawasanyang efektif dengan dan efisien 2. Mengoptimalkan potensi dan obyek wisata bahari secara terintegrasi antar berbagai aktor dan sektor 3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas penataan data dan informasi terkait pengelolaa kawasan 1.2 Sistem kolaborasi kegiatan dan pendanaan dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor 1.3 Pembentukan Badan Pengelola Kolaborasi KKPD Kabupaten Alor 2.1 Terbentuknya kepedulian dan partisipasi aktif sebagai salah satu pelaku pariwisata 2.2 Meningkatnya peran perempuan dan pemuda dalam pengelolaan kawasan konservasi, serta perlindungan terhadap perempuan, anak dan pemuda. 3.1 Tersedianya sistem informasi daya tarik dan obyek wisata bahari secara terpadu guna menunjang kepariwisataan

6 Tabel 6.2 Keterkaitan Isu Strategis Pertama, Misi Pertama, Tujuan, Sasaran dan Strategi Implementasi Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor tahun Isu Strategis I: Rendahnya Optimalisasi Pemanfaatan Ruang Kawasan dan Sumber Daya Alam yang memperhatikan Kelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Misi 1: Mewujudkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dengan Memperhatikan Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan dengan Melibatkan Masyarakat sebagai Pemangku Kepentingan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 1. Melakukan optimalisasi 1.1 Meningkatnya 1) tersedianya sarana prasarana a. Pengadaan sarana dan pengelolaan dan usaha usaha perikanan yang ramah prasarana usaha perikanan pemanfaatan sumber daya perikanan lingkungan sesuai dengan kebutuhan alam dan lingkungan tangkap dan 2) Meningkatnya keterampilan berdasarkan hasil kawasan untuk budidaya yang dalam usaha musyawarah pengembangan meningkatkan kelestarian ramah perikanan desa sumber daya alam dan lingkungan 3) berkembangnya sistem b. Mengembangkan skim-skim lingkungan berbasis pemasaran usaha perikanan perkreditan usaha perikanan yang memberikan keperpihakan yang disesuaikan dengan pada nelayan 4) tersedianya akses permodalan kemampuan nelayan c. Mengembangkan sstem bagi nelayan untuk pemasaran usaha perikanan mengembangkan usaha d. Melakukan pelatihan usaha perikanan perikanan pada para nelayan

7 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi Melakukan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan kawasan untuk meningkatkan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan berbasis 1.2 Tercapainya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya melakukan kegiatan penangkapan ikan yang ramah lingkungan 1) Meningkatnya kesadaran tentang arti penting melakukan penangkapan dan pengumpulan biota akuatik yang ramah lingkungan. 2) Menurunnya aktivitas penangkapan dan pengummpulan biota akuatik melalui kegiatan penangkapan yang tidak ramah lingkungan. a. Meningkatkan sosialisasi dan pendampingan pada dan/atau kelompok di sekitar kawasan b. Mengalokasikan dana khusus untuk pembinaan dan pendampingan pada kelompok-kelompok sadar lingkungan yang sudah terbentuk di sekitar kawasan konservasi c. Menganalisis kebutuhan melalui kegiatan musrenbangdes kaitannya dengan kegiatan sosialisasi dan pendampingan 1.3 Meningkatnya peran serta aktif melalui kelompokkelompok pengawas 1) Meningkatnya partisipasi aktif dalam pengelolaan kawasan mulai dari proses perencanaan hingga pemantauan dan evaluasi yang ditandai dengan kehadiran dan/atau wakil dalam setiap proses a. Meningkatkan sosialisasi dan pendampingan pada dan/atau kelompok di sekitar kawasan kaitannya dengan pengelolaan kawasan konservasi

8 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi (sismaswas) a) Meningkatkan pelatihan dalam teknis berkaitan dengan melakukan teknis pengamanan dan pemantauan peraturan yang berlaku dalam dan kegiatan pengamanan pengamanan kawasan konservasi kawasan koservasi b) Melibatkan dan/atau perwakilan 1) Meningkatnya ketrampilan dalam melakukan pemantauan dan pengamanan kawasan konservasi 2) Terbentuknya kelompokkelompok sadar lingkungan khususnya dalam pengelolaan dan pengawasan kawasan konservasi 3) Terbentuknya desa pesisir mandiri dalam pengelolaan dan pengawasan kawasan konservasi 4) Terbentuknya pos informasi di desa di sekitar kawasan konservasi yang dikelola oleh untuk pengembangan pariwisata dengan konsep ekowisata 5) Menurunnya praktik-praktik pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan sebesar 10% setiap tahun 6) Tersedianya sistem pemantauan terpadu antara, pemerintah dan aparat penegak hukum dalam kegiatan pemantauan konservasi kawasan dalam penyusunan program kegiatan dan implementasi program yang akan dikembangkan pada kawasan konservasi c) Mengalokasikan dana khusus untuk pembinaan dan pendampingan pada kelompok-kelompok sadar lingkungan yang sudah terbentuk di sekitar kawasan konservasi d) Mengimplementasikan rencana pengelolaan kawasan konservasi setelah mendapatkan legalitas dari pemerintah daerah Kabupaten Alor

9 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 7) Tersedianya sarana dan e) Melakukan kajian tentang prasarana pendukung mata pencarian alternatif yang pemantauan dan pengamanan sesuai dengan cara kawasa konservasi. bekerjasama dengan pihak perguruan tinggi, lembaga swadaya, dan/atau pihak swasta lainnya Menganalisis kebutuhan melalui kegiatan musrenbangdes dan/atau kegiatan penelitian tentang dinamika sosial dan kearifan lokal di sekitar kawasan konservasi f) Meningkatkan sosialisasi dan pendampingan pada dan/atau kelompok di sekitar kawasan kaitannya dengan pengelolaan kawasan konservasi g) Melakukan pemberdayaan melalui kegiatan mandiri dalam mendukung pengelolaan kawasan sesuai dengan karakteristik budaya dan dinamika sosial yang telah terbentuk di

10 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 1.4 Tersedianya 1) Tersedianya tapak dan jalur a. Menyusun dan tapak wisata interpretasi di kawasan mengembangkan informasi bahari dalam konservasi obyek dan daya tarik wisata pengembangan 2) Tersedianya sumber daya berbasis data dan jaringan obyek wisata manusia yang siap sebagai informasi kepariwisataan bahari yang pelaku utama kepariwisataan dengan menggunakan media bertanggungjaw 3) Tersedianya dan terpeliharanya cetak, elektronik, dan fasilitas ab pada sarana dan prasarana dasar internet. kelestarian pariwisata b. Melakukan kajian dan lingkungan dan 4) Berkembangnya kekhasan penyusunan tapak dan jalur sosial-ekonomibudaya budaya sebagai daya tarik lokasi intepretasi wisata sesuai kunjungan wisata bahari. dengan potensi dan keruangan berdasarkan potensi setiap titik-titik pengembangan pariwisata bahari c. Melakukan pelatihan dan pendampingan kaitannya dengan pengembangan pariwisata bahari dalam kerangka konsep ekowisata d. Membuat sistem pembagian dana secara jelas atas retribusi yang dibayarkan oleh wisatawan, khususnya untuk penyediaan saran dan prasarana penunjang pariwisata bahari

11 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi e. Membentuk kelompokkelompok budaya yang dpersiapkan untuk memperkuat komponen budaya sebagai salah satu 2. Meningkatkan kualitas habitat wilayah pesisir di KKPD Alor 2.1 terwujudnya perlindungan & pelestarian kawasan terumbu karang 1) Meningkatnya luasan dan tingkat keanekaragaman jenis terumbu karang 2) Menurunnya frekuensi penggunaan bahan peledak dalam melakukan aktivitas penangkapan 3) Meningkatnya hasil tangkapan dalam jumlah dan ukuran 4) Terbentuknya kelompok peduli dan pelindung terumbu karang 5) Meningkatnya penyuluhan tentang fungsi dan manfaat terumbu karang 6) Meningkatnya kunjungan wisatawan yang menikmati keindahan terumbu karang 7) Tersedianya tambatan perahu nelayan dan transportasi antar pulau yang ramah lingkungan daya tari wisata a. Melakukan sosialisasi berkaitan dengan keberadaan dan fungsi terumbu karang sebagai habitat penting di kawasan konservasi b. Melakukan pemantauan dan pengamanan pada zona inti dan zona perlindungan di kawasan konservasi dengan melibatkan c. Melakukan pembatasan penangkapan ikan karang melalui penangkapan terbatas d. Mengembangkan pengelolaan rumpon yang dikenal sebagai rumah ikan oleh e. Melakukan kegiatan pelatihan berbasis ipteks bagi dalam bentuk rehabilitasi terumbu karang

12 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 8) Berkurangnya aktivitas f. Mengembangkan program penggunaan bahan peledak pendidikan dan pengalihan dalam kegiatan penangkapan alternatif mata pencarian bagi dan penggalian karang dalam nelayan tangkap dengan kegiatan pengumpulan biota menggunakan bahan peledak akuatik g. Menyediakan tambatan 9) Tersedianya panduan pariwisata perahu pada lokasi bukan yang ramah pada kawasan kawasan terumbu karang terumbu karang diperuntukkan bagi 10) Tersedianya program nelayan dan para pemantauan, rehabilitasi, dan wisatawan pengawasan terumbu karang h. Menyediakan mekanisme secara terpadu di Kabupaten Alor pembagian tugas dan dana di antara instasi terkait dalam 11) Meningkatnya menangani degradasi terumbu koordinasi dan kerjasama antara karang institusi terkait, dalam i. Membentuk badan pengeloa menanganai permasalahan sebagai salah satu bentuk degradasi terumbu karang kelompok kerja anta lembaga dan antar wilayah di Kabupaten Alor dalam 2.2 Terwujudnya perlindungan dan pelestarian kawasan mangrove 1) Terbentuknya kelompok pengelola mangrove pada kawasan konservasi yang memiliki kawasan hutan mangrove pengelolaan terumbu karang a. Melakukan sosialisasi berkaitan dengan keberadaan dan fungsi terumbu karang sebagai habitat penting di kawasan konservasi

13 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 2.2 Terwujudnya perlindungan dan pelestarian kawasan mangrove 2) Meningkatnya nilai tambah ekosistem mangrove melalui wisata mangrove 3) Menurunnya aktivitas pembabatan mangrove sebagai kayu bangunan dan bahan bakar 4) Meningkatnya luas tanaman mangrove yang ditanam dan dijaga oleh 5) Meningkatnya hasil tangkapan di sekitar kawasan mangrove b. Melakukan pemantauan dan pengamanan pada zona inti dan zona perlindungan di kawasan konservasi dengan melibatkan c. Melakukan pembatasan penangkapan ikan karang melalui penangkapan terbatas d. Mengembangkan pengelolaan rumpon yang dikenal sebagai rumah ikan oleh e. Melakukan kegiatan pelatihan berbasis ipteks bagi dalam bentuk rehabilitasi terumbu karang f. Mengembangkan program pendidikan dan pengalihan alternatif mata pencarian bagi nelayan tangkap dengan menggunakan bahan peledak g. Menyediakan tambatan perahu pada lokasi bukan kawasan terumbu karang diperuntukkan bagi nelayan dan para wisatawan h. Menyediakan mekanisme pembagian tugas dan dana di antara instasi terkait dalam menangani degradasi terumbu karang

14 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi i. Membentuk badan pengeloa sebagai salah satu bentuk kelompok kerja anta lembaga dan antar wilayah di Kabupaten Alor dalam pengelolaan terumbu karang 2.3 Terwujudnya perlindungan dan pelestarian kawasan padang lamun 1) Meningkatnya populasi ikan dan biota akuatik lainnya di kawasan padang lamun 2) Merjaganya kualitas perairan pada kawasan padang lamun 3) Meningkatnya peran serta dalam pengelolaan padang lamun 4) Meningkatnya pemanfaatan estetika padang lamun untuk kegiatan pariwisata. a) Mengadakan penyuluhan tentang arti penting dan fungsi padang lamun sebagai salah satu komponen penunjang daya dukung perairan b) Melakukan pengaturan penangkapan ikan di daerah padang lamun c) Melakukan inventarisasi jenis dan potensi padang lamun untuk tujuan konservasi d) Mengadakan bimbingan pengelolaan padang lamun berbasis e) Mengembangkan program kerjasama antar lembaga teknis untuk pengelolaan padang lamun di kawasan konservasi

15 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 2.4 Perlindungan dan pelestarian kawasan pantai berpasir berbatu dan 1) Adanya penegakan hukum bagi para pemangku kepentingan yang melakukan penambangan pasir pantai di kawasan konservasi 2) Adanya lokasi-lokasi perlindungan untuk pelestarian penyu melalui kesepakatan bersama berbagai pihak 3) Adanya upaya perlindungan pantai dari erosi secara terpadu a) Mengadakan penyuluhan terhadap arti penting dan dampak yang ditimbulkan dari penambangan pasir pantai b) Melakukan sosialisasi dan standarisasi konstruksi bangunan pengaman pantai c) Menindak tegas para penambang pasir pantai d) Mengadakan inventarisasi dan pemetaan lokasi-lokasi peneluran penyu e) Melakukan pengawasan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikembangkan di daerah pantai berpasir sesuai prosedur AMDAL dan UKL/UPL

16 ISU B RENDAHNYA SUMBER DAYA PENGELOLAAN KKPD KABUPATEN ALOR Rendahnya sumber daya pengelolaan KKPD Kabupaten Alor terlihat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia.sumberdaya manusia di sekitar kawasan meliputi sebagai pelaku utama yang bersentuhan langsung dengan sumberdaya alam dan lingkungan, dan sumberdaya manusia (SDM) instansi terkait sebagai pengamat dan pemantau aktivitas pengelolaan kawasan.rendahnya kualitas sumberdaya manusia, dalam analisis SWOT termasuk dalam tantangan.hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia masih berpeluang untuk ditingkatkan melalui berbagai strategi dan kebijakan. Strategi implementasi dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor berdasarkan isu strategis ini secara jelas dapat dilihat pada tabel 6.3 berikut. ISU C BELUM TERINTEGRASINYA SEMUA SEKTOR DAN AKTOR DALAM PENGELOLAAN KKPD KABUPATEN ALOR Keberadaan keindahan alam dan panorama bawah air sebagai salah satu daya tarik wisata bahari Kabupaten Alor, telah dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional.keadaan ini sudah seharusnya dilengkapi dengan kesiapan daerah untuk menerima para pengunjung domestik dan/atau mancanegara. Untuk itu diperlukan manajemen pengelolaan yang terintegrasi antara berbagai sektor dan aktor dalam satu mekanisme kelembagaan. Kelembagaan diperlukan dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor.Kelembagaan yang dimaksud tidak hanya mengatur mekanisme integrasi program dari berbagai instansi terkait, melainkan juga memiliki kewenangan dalam pengelolaan kawasan konservasi.beberapa mekanisme kelembagaan dapat dikembangkan yaitu pendanaan dan pelaksanaan program kegiatan bersama-sama oleh beberapa instansi dan/atau membentuk badan pengelola kawasan konservasi. Strategi implementasi dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor berdasarkan isu strategis ini secara jelas dapat dilihat pada tabel 6.4 berikut.

17 Tabel 6.3 Keterkaitan Isu Strategis Kedua, Misi Kedua, Tujuan, Sasaran dan Strategi Implementasi Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor tahun Isu Strategis II : Rendahnya Sumber Daya Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor Misi 2: Mewujudkan peningkatan dan pemberdayaan sumberdaya manusia melalui transformasi pendidikan formal dan non formal yang didukung dengan peningkatan sarana prasarana yang memadai Tujuan Sasaran Indikator Sasaran StrategiImplementasi 2. Meningkatkan 2.1 Meningkatnya 1) Meningkatnya jumlah lulusan a) Meningkatkan sarana dan kualitas pengetahuan dan sampai tingkat SLTA prasarana SD, SLTP, dan sumber daya pemahanan terkait 2) Tercapainya rasio guru dan SLTA manusia pengelolaan KKPD Alor siswa sesuai dengan standar b) Memenuhi kebutuhan guru melalui pendidikan formal yang ditetapkan sesuai dengan rasio guru dan non-formal 3) Meningkatnya frekuensi dan siswa pada standar pelatihan dan ketrampilan ideal c) Mengembangkan program 4) Diterimanya usul untuk pelatihan dan ketrampilan memasukkan materi pengelolaan KKPD Kabupaten Alor pada mata pelajaran mulok di tingkat SD pengelolaan dengan dalam kawasan melibatkan 5) Meningkatnya pemahaman kelompok-kelompok mengenai perlunya sadar melakukan pengelolaan berwawasan lingkungan, pengawasan dan pemantauan kawasan lingkungan (forum) yang telah terbentuk di sekitar kawasan

18 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran StrategiImplementasi 6) Meningkatnya kualitas dan d) Mengusulkan, menyiapkan kuantitas staf di institusi yang dan mengimplementasikan membidangi pengelolaan materi pelajaran tentang kawasan pengelolaan kawasan konservasiterakomodirnya konservasi pada mata minimal 3 kegiatan sebagai hasil pelajaran kurikulum SD dari musrenbangdes dalam e) Meningkatkan pelatihan program pemerintah daerah teknis pengelolaan, melalui instnasi teknis terkait di pemantauan dan Kabupaten Alor. pengawasan kawasan konservasi f) Mengembangkan kegiatan kurikuler tentang pengelolaan kawasan konsrevasi di tingkat SLTP dan SLTA g) Mengintensifkan dan meningkatkan sosialisasi yang berimplikasi pada kesiapan mental untuk bersama-sama pelakukan pengelolaan, pemantauan dan pengawasan kawasan konservasi.

19 Tujuan Sasaran Indikator Sasaran StrategiImplementasi 2.2 Meningkatnya derajat kesehatan di kawasan konservasi 1) Meningkatnya proporsi penduduk yang memperoleh pelayanan kesehatan di Kawasan konservasi 2) Menurunnya proporsi BALITA berstatus gizi buruk dan gizi kurang melalui peningkatan ketahanan pangan sektor perikanan a) Penyediaan layanan dan akses kesehatan yang bermutu baik sarana, prasarana serta jaminan kesehatan yang memadai dan terjangkau dengan memanfaatkan kemitraan yang efektif dengan berbagai stakeholder b) Meningkatkan kualitas hidup sehat dengan memanfaatkan kearifan lokal dan budaya daerah dalam penegelolaan dan pemanfaatan KKPD Alor.

20 Tabel 6.4 Keterkaitan Isu Strategis Ketiga, Misi Keempat, Tujuan, Sasaran dan Strategi Implementasi Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor tahun Isu Strategis III: Belum Terintegrasinya Semua Sektor dan Aktor dalam Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor Misi 4: Mewujudkan Peningkatan Kemandirian Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Alor dengan Melibatkan Berbagai Stakeholder Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 1. Mewujudkan 1.1 Terciptanya 1) Berkurangnya konflik a) Mengembangkan sistem informasi kelembagaan sistem dan kepentingan/kewenangan antar perikanan dan mekanisme lembaga b) Mengembangkan forum ketatalaksanaa koordinasi 2) Tersedianya data dan informasi komunikasi antar isntansi terkait n pengelolaan antar instansi untuk pengelolaan usaha perikanan dalam pengelolaan usaha kawasan yang dalam 3) Tersedianya sistem penyelenggaraan perikanan efektif dan pengelolaan prgram dan pendanaan dengan efisien usaha mekanisme pendanaan bersama perikanan di kawasan konservasi 1.2 Sistem kolaborasi kegiatan dan pendanaan dalam pengelolaan KKPD 1) Terciptanya sistem pengusulan program berkaitan dengan pengelolaan kawasan konservasi multi sektor 2) Penjaringan program dilakukan berdasarkan aspirasi 3) Terbentuknya management a) Memulai perencanaan program dengan pendekatan kolaborasi oleh instansi terkait pengelolaan kawasan konservasi b) Menginisiasi dan melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat tentang kemungkinan

21 Kabupaten Alor 1.3 Pembentukan Badan Pengelola pengawasan terpadu multi sektor 1) Terbentuknya badan pengelola kolaborasi kawasan konservasi perairan dengan anggota perwakilan pendanaan bersama untuk satu kegiatan sebagai bagian dari rencana pengelolaan kawasan konservasi c) Memberikan ruang minimal 1 program sesuai dengan kebutuhan dan dengan mekanisme pendanaan bersama antar instansi terkait dalam pengelolaan kawasan konservasi d) Melibatkan dan/atau perwakilan dalam penyusunan program kegiatan dan implementasi program yang akan dikembangkan pada kawasan konservasi e) Mengalokasikan dana khusus untuk pembinaan dan pendampingan pada kelompokkelompok sadar lingkungan yang sudah terbentuk di sekitar kawasan konservasi f) Melakukan pelestarian adat dan budaya dan melakukan monitoring dan evaluasi program kegiatan bersama a) Membentuk badan pengelola melalui kesepakatan bersama para stakeholders.

22 2.Mengoptimalkan potensi dan obyek wisata bahari secara terintegrasi antar berbagai aktor dan sektor Kolaborasi KKPD Kabupaten Alor 2.1 Terbentuknya kepedulian dan partisipasi aktif sebagai salah satu pelaku pariwisata dari pemerintah daerah, pihak swasta dan. 2) Terbentuknya sistem koordinasi antara badan pengelola dengan pemerintah daerah, dan antara badan pengelola dengan instansi terkait pengelolaan kawasan konservasi. 1) Tersedianya hunian di sekitar kawasan zona pariwisata dengan melibatkan permukiman yang dimiliki oleh masayarakat 2) Tersedianya sistem pembagian dana yang dibayarkan oleh wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata 3) Tersedianya mekanisme kepedulian terhadap bagi para pelaku pariwisata yang bukan dari sekitar 4) Meningkatnya pendapatan di sekitar kawasan pariwisata yang berdampak pada keinginan untuk mengembangkan dan menjaga obyek dan daya tarik pariwisata (kelestarian sumberdaya alam dan penangkapan ramah lingkungan) 5) Meningkatnya jumlah usaha-usaha ekonomi (kecil dan menengah) dalam bidang ekowisata b) Menetapkan tugas pokok dan fungsi badan pengelola. c) Menetapkan kebijakan berkaitan dengan kewenangan badan pengelola untuk mengelola anggaran dan keuangan yang menjadi kewenangan badan pengelola. a) Menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kualitas pelatihan pariwisata terpadu b) Melakukan perencanaan pengembangan desa sadar wisata bersama c) Melakukan pengaturan retribusi yang terbagi atas dana untuk perlindungan kawasan konservasi, dana untuk pengembangan, dan dana untuk penyediaan sarana dan prasaranan d) Penetapan retribusi dengan peraturan bupati e) Menetapkan pengelolaan satu pintu berkaitan dengan pengembangan pariwisata bahari

23 3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas penataan data dan informasi terkait pengelolaa kawasan 2.2 Meningkatnya peran perempuan dan pemuda dalam pengelolaan kawasan konservasi, serta perlindungan terhadap perempuan, anak dan pemuda. 3.1 Tersedianya sistem informasi daya tarik dan obyek wisata bahari secara terpadu guna menunjang kepariwisataan 1) Meningkatnya pemberdayaan perempuan untuk menjelmakan keadilan dan kesetaraan gender dalam pengelolaan kawasan konservasi 2) Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pengelolaan kawasan konservasi 1) Tersedianya data tentang obyek dan daya tarik wisata KKPD Kabupaten Alor 2) Tersedianya pos-pos informasi dan intepreter di sekitar kawasan zona pariwisata bahari 3) Tersedianya PIPPDA Kabupaten Alor yang disepakati secara bersama oleh para pemangku kepentingan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengembangan pariwisata 4) Tersedianya sarana promosi baik dalam bentuk media cetak, elektronik, dan sistem informasi a) Mendorong kemandirian kaum perempuan melalui programprogram Pelatihan ketrampilan b) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aktivitas kepemudaan dalam rangka perwujudan pemuda mandiri melalui partisipasi c) Meningkatnya kuantitas dan kualitas olahragawan berprestasi secara berkelanjutan melalui pembinaan kelompok berprestasi terkait olah raga air yag dapat memanfaatakan kawasan konservasi a) Menyusun dan mengembangkan informasi obyek dan daya tarik wisata berbasis data dan jaringan informasi kepariwisataan dengan menggunakan media cetak, elektronik, dan fasilitas internet b) Mengembangkan desa sadar wisata yang dilengkapi dengan sarana keparwisataan (pos informasi, intepreter, dan layanan penginapan berbasis kearifan lokal) c) Mengkaji ulang RIPPDA Kabupaen Alor dengan proses evaluasi program dan perencanaan

24 kepariwisataan berbasis web (menggunakan layanan internet) program kerja lanjutan guna meningkatkan evektivitas dan efisiensi program pengembangan pariwisata bahari

25 ISU D RENDAHNYA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM POTENSIAL KKPD ALOR UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN ALOR Zona perikanan berkelanjutan disediakan untuk pengembangan perikanan tangkap dan budidaya.kegiatan perikanan di dalam kawasan konservasi perairan daerah khususnya zona perikanan berkelanjutan diharapkan berimplikasi pada peningkatan pendapatan nelayan khususnya dan Kabupaten Alor pada umumnya.kegiatan perikanan diharapkan terus berlanjut dan kelestarian sumberdaya ikan tetap terjaga.guna meningkatkan kegiatan perikanan tangkap dan budidaya maka strategi dan indikator keberhasilan dalam pengelolaan kawasan konservasi harus dirumuskan dengan jelas. Strategi implementasi dalam pengelolaan KKPD Kabupaten Alor berdasarkan isu strategis ini secara jelas dapat dilihat pada tabel 6.5 berikut. 6.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Kawasan Arah kebijakan pengelolaan KKPD Kabupaten Alor adalah penguatan pengelolaan sumberdaya kawasanuntuk meningkatkan fungsi perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan kawasan. Mengacu pada PerMen Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi kawasan Konservasi Perairan, maka arah kebijakan pengelolaan KKPD Kabupaten Alor terdiri atas tiga arah kebijakan sebagai berikut: 1. Penguatan dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan kawasan untuk meningkatkan kesejahteraan, perekonomian daerah dan kelestarian lingkungan; 2. Menciptakan kemandirian dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya melalui peningkatan peran serta aktif dalam pengelolaan kawasan untuk mencapai pengelolaan kawasan yang berkelanjutan dan lestari. 3. Penguatan kelembagaan pengelola kawasan konservasi dengan memperhatikan keterlibatan perwakilan para pemangku kepentingan dengan pendekatan adaptive collaborative manajemen (ACM)/pengelolaan yang kolaboratif dan adaptif; Ketiga arah kebijakan tersebut akan dijabarkan dalam langkahlangkah kongkrit dalam bentuk kebijakan teknis pelaksanaan dalam setiap rencana kerja.

26 1) Penguatan dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan kawasan untuk meningkatkan kesejahteraan, perekonomian daerah dan kelestarian lingkungan, melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Meningkatkan upaya perlindungan habitat dan populasi ikan. Pengelolaan kawasan konservasi selalu mengacu pada upaya untuk melindungi habitat-habitat penting dan populasi ikan. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk meningkatkan upaya perlindungan habitat dan populasi ikan sebagai berikut: Identifikasi lokasi-lokasi di sekitar kawasan yang belum pernah dilakukan kegiatan sosialisasi tentang terumbu karang Sosialisasi fungsi dan peranan terumbu karang bagi kelestarian perairan (langsung, dan media cetak) Sosialisasi dilakukan oleh kelompok yang telah memiliki kesadaran dan keberhasilan melindungi kawasan di sekitar hunia dengan dana bantuan dari instansi terkait Identifikasi lokasi-lokasi sesuai untuk pembuatan tambatan perahu yang tidak merusak kawasan terumbu karang Penyediaan tambatan perahu untuk menghindari pelemparan jangkar pada areal terumbu karang Penyuluhan tentang dampak penambangan pasir laut terhadap topografi pesisir dan kelestarian lingkungan fisik perairan Penegakan hukum berkaitan dengan adanya pelanggaran penambangan pasir laut dan/atau perusakan lingkungan Standarisasi konstruksi bangunan pengaman pantai Implementasi secara tepat peraturan berkaitan dengan kelayakan lingkungan suatu rencana dan/atau kegiatan di wilayah pesisir dan sepadan pantai Sosialisasi fungsi dan peranan mangrove bagi kelestarian lingkungan dan kehidupan manusia Penyuluhan fungsi dan manfaat padang lamun bagi kelstarian sumberdaya alam dan lingkungan Bimbingan teknis pengelolaan padang lamun berbasis

27 Tabel 6.5 Keterkaitan Isu Strategis Keempat, Misi Ketiga, Tujuan, Sasaran dan Strategi Implementasi Pengelolaan KKPD Kabupaten Alor tahun Isu Strategis IV: Rendahnya Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Potensial KKPD Alor untuk Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Alor Misi 3: Mewujudkan Kesejahteraan dan Kemakmuran Masyarakat melalui Optimalisasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Strategi Implementasi 1.1 Tercapainya peningkatan pendapatan 1. Meningkatkan aktivitas ekonomi berbasiskan keberlanjutan sumber daya alam potensial. hasil usaha perikanan a. Peningkatan pendapatan nelayan dari hasil usaha perikanan b. Terciptanya mata pencaharian alternatif sebagai bagian dari usaha perikanan (usaha pengelolaan hasil perikanan) a) Mengembangkan dan memperkenalkan sistem pengolahan hasil perikanan yang higienis dan menghindari penggunaan ikan dari hasil tangkapan dengan menggunakan bahan peledak dan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan b) Melakukan pembinaan usaha produksi perikanan berorientasi pasar c) Mengembangkan usaha pertanian sebagai salah satu sumber mata pencarian alternatif d) Mengadakan pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga e) Mengembangkan upaya-upaya perlindungan hak-hak buruh nelayan dan nelayan tradisional dengan pola kemitraan f) Mengadakan penyuluhan tentang arti penting berinvestasi g) Melakukan kajian tentang mata pencarian

28 alternatif yang sesuai dengan cara bekerjasama dengan pihak perguruan tinggi, lembaga swadaya, dan/atau pihak swasta lainnya.

29 b) Melakukan rehabilitasi habitat dan populasi ikan. Pengelolaan kawasan konservasi harus mempertimbangkan peluang pengembangan usaha dan/atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung habitat dan meningkatkan populasi ikan melalui upaya rehabilitasi habitat dan populasi ikan dengan mengacu pada pengembangan teknologi dan kearifan lokal setempat. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk melakukan rehabilitasi habitat dan populasi ikan sebagai berikut: Pelatihan teknis tranplantasi karang berbahan dasar lokal, yang murah dan mudah diperoleh dan efisien untuk digunakan. Pelatihan pemantauan pertumbuhan dan keberhasilan tranplantasi karang rehabilitasi sebagai salah satu bentuk rehabilitasi terumbu karang Rehabilitasi kawasan-kawasan ekosistem terumbu karang yang rusak Pelatihan ipteks rehabilitasi mangrove dengan berbagai metode Penyediaan dana rehabilitasi mangrove Pembuat dan/atau mengadobsi panduan praktis pengelolaan mangrove dan mengadakan bimbingan teknis kepada Program penumbuhan mangrove dengan melibatkan Pengusulan program kegiatan secara kolaboratif untuk menangani degradasi terumbu karang c) Mengembangkan kegiatan penelitian dan pengembangan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan berkelanjutan. Pengelolaan kawasan konservasi perlu didukung dengan kegiatan penelitian dan pengembangan, baik penelitian dasar berkaitan dengan potensi sumberdaya alam dan lingkungan serta perubahannya sesuai dengan pola pemanfaatan yang berkembang, dan upaya-upaya pengembangan teknologi tepat guna untuk mendukung kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.kegiatan penelitian dan pengembangan dimungkinkan untuk dilakukan dengan sistem kolaborasi lintas sektor dan dalam bentuk mekanisme pendanaan secara in-kind dengan lembaga non-pemerintah dan.

30 Program kerja tahunan yang direncanakan untuk mengembangkan kegiatan penelitian dan pengembangan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan berkelanjutansebagai berikut: Kajian sebaran dan struktur komunitas mangrove di kawasan konservasi perairan Pemetaan sebaran ekosistem mangrove dan struktur komunitas di kawasan konservasi Kajian pola pemanfaatan hutan bakau oleh pesisir Identifikasi lokasi-lokasi yang mengalami penurunan luasan mangrove Kajian obyek-obyek wisata dengan menggunakan analisis obyek dan daya tarik wisata Kajian potensi obyek dan daya tarik daratan di sekitar kawasan konservasi, secara terpadu Kajian potensi budaya dan dinamika sosial berkaitan dengan pengelolaan kawasan konservasi Kajian potensi ekosistem padang lamun dan persebarannya di kawasan konservasi Kajian lokasi-lokasi penting peneluran penyu Identifikasi tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD yang membidangi penangan degradasi terumbu karang Kajian potensi obyek dan daya tarik wisata secara spesifik pada desa-desa sadar wisata Penetapan tapak dan jalur intepretasi spesifik pada desa-desa wisata di sekitar zona pengembangan pariwisata Penetapan sistem pembagian dana yang diterima oleh atas jasa penginapan yang disewa sebagai tempat tinggal sementara para wisatawan Pembuatan sistem terpadu pengelolaan dana dari para wisatawan dan pihak ketiga (donatur) dalam pengembangan pariwisata Mengidentifikasi budaya dan adat istiadat sebagai daya tarik wisata Identifikasi kebutuhan pengembangan sarana dan prasaranan penunjang pariwisata sesuai dengan hasil analisis RIPPDA d) Mengembangkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan lestari. Pemanfaatan sumberdaya ikan yang dimaksud adalah pengembangan kegiatan perikanan.kegiatan perikanan

31 yang dikembangkan harus memperhatikan keberlanjutan kegiatan penangkapan dan budidaya dan kelestarian sumberdaya hayati ikan dan biota akuatik lainnya.guna mengatur kegiatan perikanan sedemikian sehingga dapat dicapai kegiatan perikanan yang berkelanjutan, telah diberikan arahan keruangan wilayah perairan yaitu zona perikanan berkelanjutan. Mengacu pada zonasi KKPD Kabupaten Alor, kegiatan perikanan dapat dikembangkan hanya pada zona tersebut, sedangkan kegiatan perikanan menunjang pariwisata bahari, dapat dilakukan di zona pemanfaatan pariwisata bahari.pengaturan kuota penangkapan dan perijinan usaha penangkapan dan/atau usaha budidaya dilakukan oleh instansi yang memiliki kewenangan untuk hal tersebut dan dengan mengacu kondisi yang ada. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk mengembangkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan lestari sebagai berikut: Kebijakan yang mendukung pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan (perijinan dan pendataan penjualan hasil tangkapan) Pendirian tempat pendaratan ikan dan tempat pelelangan ikan Pembangunan sarana penyimpanan ikan (coolstorage) Pembangunan pabrik es dengan melibatkan para investor Mengembangkan sistem informasi perikanan Pelatihan teknis berbagai teknik budidaya perairan Bimbingan teknis budidaya perairan pada daerah yang memiliki potensi pengem-bangan kegiatan budidaya perairan Pembentukan koperasi nelayan Pengaktivan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia di Alor Pendampingan pembentukan usaha kecil menengah Pelatihan akses pasar dan akses permodalan Pembinaan usaha produksi perikanan berorientasi pasar Pengembangan sistem pemasaran usaha perikanan Pelatihan manajemen usaha perikanan skala rumah tangga Mengembangkan upaya-upaya perlindungan hak-hak buruh nelayan dan nelayan tradisional dengan pola kemitraan

32 Mengadakan penyuluhan tentang arti penting berinvestasi Pelarangan penggunaan ikan dari hasil tangkapan dengan menggunakan bahan peledak dan bahan pengawet berbahaya Pelatihan teknik pasca panen hasil perikanan Pelatihan diversifikasi hasil perikanan dalam bentuk olahan lain yang bernilai ekonomis Pelatihan teknis penggunaan lahan pertanian Pelatihan pengolahan hasil pertanian berorientasi pasar Pembentukan industri rumah tangga dengan produk pertanian Pembuatan sistem informasi dan komunikasi perikanan Penyusunan program pengembangan sesuai dengan kebutuhan Sosialisasi peruntukan zona perlindungan di kawasan konservasi pada seluruh di Kabupaten Alor Pelatihan identifikasi ikan-ikan karang Penyusunan peraturan daerah mengenai tata pemanfaatan sumberdaya ikan di dan sekitar kawasan ekosistem terumbu Memperkenalkan teknologi teknik rumpon dan pengoprasiannya Pemantauan efektivitas rumpon sebagai rumah ikan yang dilakukan bersama dengan Penyediaan alat tangkap yang sesuai untuk dioperasikan di daerah rumpon Peraturan penangkapan ikan di daerah padang lamun melalui penangkapan ikan selektiv Pengaturan alat tangkap yang dioperasikan di daerah padang lamun e) Optimaliasi pengembangan pariwisata dan jasa lingkungan bahari yang terintegrasi berdasarkan konsep ekowisata. Pengembangan pariwisata dan jasa lingkungan diarahkan dengan mengacu pada konsep ekowisata.konsep ekowisata mengharuskan penyelenggaraan pariwisata memberikan keberpihakan pada kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, dan konsisi sosial-ekonomi-budaya masayarat.dengan demikian, pengembangan pariwisata bahari dengan konsep ekowisata memberikan ruang pengembangan kegiatan wisata melibatkan para pemangku kepentingan, khususnya dan dan bersifat multi sektor.

33 Oleh karena itu, integrasi pengembangan pariwisata menuntut kebersamaan para pelaku pariwisata secara langsung maupun tidak langsung.guna mengatur pengembangan pariwisata maka zona pemanfaatan pariwisata bahari telah ditetapkan sebagai bagian dari wilayah KKPD Kabupaten Alor untuk pengembanan pariwisata. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk optimaliasi pengembangan pariwisata dan jasa lingkungan bahari yang terintegrasi berdasarkan konsep ekowisatasebagai berikut: Pembuatan sistem informasi berbasis web-site, media cetak dan elektronik Kordinasi dengan berbagai instansi terkait berkaitan dengan pengembangan ekowisata Melengkapi sarana dan prasarana penunjang pada 9 klaster pengembangan pariwisata sebagaimana tertuang dalam RIPPDA Kabupaten Alor, terutama jalan Mendistribusikan secara berkala buku informasi obyek dan tapak wisata ke hotel-hotel dan POKDARMIS Melibatkan secara langsung sebagai penyedia penginapan Pendampingan pada desa-desa sadar wisata Penyusunan program pengembangan persiapan keparwisisataan di desa-desa sadar wisata Pembentukan desa contoh sadar wisata yang mengintegrasikan pariwisata dengan sektor terkait dalam meningkatkan pendapatan Menata keruangan desa-desa contoh tujuan wisata sesuai dengan konsep ekowisata Pemilihan program sesuai prioritas di dalam RIPDA Kabupaten Alor dan analisis kebutuhan Pengajuan dana untuk program pengembangan sesuai dengan prioritas di dalam RIPPDA Kab. Alor Pengembangan tapak dan jalur intepretasi wisata dengan menggunakan konsep ekowisata Mengoptimalkan fungsi POKDARMIS dan PHRI di Kabupaten Alor Pelatihan teknis intepretasi obyek dan daya tarik wisata bagi para anggota kelompok dan Menyediakan program terumbu karang binaan, hutan mangrove binaan (promosi) untuk mendapatkan dana pengelolaan lingkungan

34 Penyusunan sistem aliran dana dan penggunaan dana yang disumbangkan oleh para wisatawan untuk pelestarian lingkungan Melengkapi sarana-dan prasarana penunjang pengembangan budaya Mengaktifkan dan menggiatkan kelompok-kelompok budaya secara terjadwal Pembentukan balai pelatihan kepariwisataan di tingkat kabupaten Penyediaan instruktur yang terlatih berkaitan dengan pengembangan pariwisata dengan konsep ekowisata Melatih utusan sebagai instruktur pelatihan pariwisata terpadu sebagai intruktur di kelompok mereka Menyediakan petunjuk teknis pelaksanaan kepariwisataan yang mudah dipahami dan dilakukan oleh Penetapan jasa wisata dan lingkungan di kawasan konservasi Penyediaan sistem layanan yang mengatur mekanisme kontrol pembayaran jasa pariwisata dan lingkungan Penyusunan mekanisme satu pintu untuk pengembangan pariwisata. f) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengawasan dan pengendalian. Pengawasan dan pengendalian dengan melibatkan perlu dilakukan dengan teknik dan metode yang mudah dipahami dan dilakukan secara bersamasama antara para pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian pelestarian dan perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan kawasan. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pengawasan dan pengendalian sebagai berikut: Penyusunan panduan pengamanan dan prosedur pelaporan dan penangkapan pelaku kejahatan Kordinasi dengan instnasi pemerintah yang meiliki tupoksi pengawasan perairan untuk melaksanakan pelatihan Menyediakan dana untuk kegiatan pelatihan dan pendampingan kelompok Kajian teknologi pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tepat guna dan ramah lingkungan

35 Percontohan implementasi teknologi pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tepat guna dan ramah lingkungan Bimbingan teknis operasional dan perawatan teknologi pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tepat guna dan ramah lingkungan Sosialisasi rencana pengelolaan kawasan konservasi setelah mendapatkan legalitas dari pemerintah daerah Kabupaten Alor Tersedianya jadwal pemantauan dan pengamanan pada zona perindungan Sistem pelaporan hasil pemantauan kawasan konservasi Pendanaan kegiatan pemantauan dan pengamanan secara terjadwal Kordinasi lintas sektor dan untuk penyusunan jadwal pemantauan dan pengamanan Pembentukan kelompok pemantauan dan pengamanan zona perlindungan Melengkapi sarana dan prasarana pemantauan dan pengamanan zona perlindungan di kawasan konservasi Pembentukan Pokmaswas Menyusun mekanisme kerja pomaswas dan sistem pendampingan Penyediaan dana untuk operasional kegiatan Pokmaswas Petunjuk teknis pelaporan hasil pengawasan setiap enam bulan Bimbingan teknis Pokmaswas Mengoptmalkan peran kelompok pelestarian mangrove dalam melakukan pemantauan dan pengamanan areal mangrove g) Monitoring dan evaluasi evektivitas implementasi pelaksanaan program kegiatan tahunan dalam rangka penguatan dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Pengelolaan kawasan perlu dilengkapi dengan monitoring dan evaluasi.monitoring dan evaluasi dilakukan bertujuan untuk menilai evektifitas implementasi program kerja tahunan dan perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk monitoring dan evaluasi evektivitas implementasi pelaksanaan program kegiatan tahunan dalam rangka

36 penguatan dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai berikut: Pembentukan forum pelestarian terumbu karang Penyediaan dana untuk operasional forum pelestarian terumbu karang Penyusunan tugas pokok dan fungsi forum pelestarian terumbu karang Penetapan sanksi hukum dan sanksi sosial yang tegas bagi orang yang merusak ekosistem terumbu karang Penyusunan sistem keamanan lingkungan berbasis yang efektif di kawasan ekosistem terumbu karang Koordinasi antar instansi dalam pengelolaan ekosistem padang lamun. 2. Menciptakan kemandirian dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya melalui peningkatan peran serta aktif dalam pengelolaan kawasan untuk mencapai pengelolaan kawasan yang berkelanjutan dan lestari. a) Pengembangan sosial ekonomi Pengembangan sosial ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian dan menjaga dinamika sosial sebagai mitra dalam pengelolaan kawasan konservasi yang lestari dan berkelanjutan. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk pengembangan sosial ekonomi sebagai berikut: Penilaian kebutuhan sekolah dasar dan/atau prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar Pengusulan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Perekrutan guru sesuai dengan ratio ideal Pengusulan anggaran penyusunan bahan ajar berbasis kompetensi kelestarian kawasanuntuk SD Penyusunan tim penyusun bahan ajar pengelolaan kawasan konservasi untuk SD Penyusunan materi dan perijinan serta penggandaan bahan aja Revisi kurikulum khususnya pada mata pelajaran muatan lokal (mulok) Penerbitan SK berkaitan dengan mata pelajaran mulok berbasis konservasi Pelatihan guru untuk menciptakan kreativitas kegiatan kurikuler pengenalan dan pengelolaan kawasan konservasi

37 Pengembangan program kawasan binaan sekolah di sekitar kawasan konservasi Program lomba secara terjadwal dengan tema beragam setiap tanggal 5 Juni (Hari Lingkungan Hidup Dunia) Program lomba cinta lingkungan setiap hari pencanangan KKPD Kabupaten Alor Penelitian tentang mata pencarian dengan metode PRA Pengembangan usaha alternatif untuk pesisir Pelatihan berbagai jenis mata pencarian alternatif yang dapat dikembangkan oleh Penyediaan sarana dan prasarana penunjang pengembangan mata pencarian alternatif yang sesuai Pengembangan kerjasama kemitraan dengan industri pariwisata Bimbingan teknis pengembangan produk bernilai tambah dan mendukung pengembangan wisata. b) Pemberdayaan. Pemberdayaan dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan hidup sedemikian sehingga memperoleh kesempatan untuk meningkatkan pendapatan.peningkatan pendapatan tersebut selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan kepedulian dan pengetahuan mereka tentang keuntungan menjaga kelestarian kawasan konservasi.pemberdayaan juga diarahkan untuk meningkatkan ketrampilan untuk bersama-sama mengelola kawasan konservasi. Program kerja tahunan yang direncanakan untuk pemberdayaan sebagai berikut: Pembentukan kelompok-kelompok dasar lingkungan pada seluruh kawasan Kajian dinamika sosial dan ketergantungan pada wilayah pesisir Kajian tentang permasalahan yang dihadapi dalam kaitan ketergantungan pada sumbedaya untuk memenuhi kebutuhan hidup Sosialisasi rencana pengelolaan kawasan konservasi Pendampingan kelompok nelayan, petani, budidaya Pelatihan pemantauan kawasan konservasi berbasis

38 Penyusunan program kegiatan bersama Sosialisasi kegiatan lanjutan dilakukan oleh kelompok Pelatihan penilaian kesehatan terumbu karang, keanekaragaman kawasan mangrove dan padang lamun Sosialisasi pada di daerah lebih tinggi tentang kawasan koservasi, pemantauan, pengelolaan dan pengawasan Pelibatan dalam musrenbangdus dalam menilai kebutuhan dalam kegiatan pengelolaan kawasan konservasi Sosialsiasi tentang praktek penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan dampaknya terhadap kegiatan perikanan, pariwisata Sosialiasi kegiatan rehabilitasi dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Koordinasi pendampingan kelompok-kelompok sadar lingkungan dalam hal menemukenali penurunan kelestarian lingkungan dan tata cara pelestariannya Pelatihan rehabilitasi terumbu karang dengan metode yang mudah dan murah sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Pelatihan rehabilitasi kawasan hutan mangrove Fasilitasi bimbingan teknis yang diperlukan dalam upaya partisipasi kegiatan sinergis diperlukan dalam pengelolaan kawasan konservasi Sosialisasi tentang potensi sumberdaya perairan berdasarkan data terbaru Melibatkan dalam penyusunan program kegiatan dan implementasi program pada kawasan konservasi. c) Pelestarian adat dan budaya. Pelestarian adat dan budaya diarahkan untuk tetap memberikan rasa nyaman pada dan memberikan peluang serta kesempatan pada untuk melakukan adaptasi upaya pengelolaan sesuai dengan budata dan adat setempat.pelestarian adat dan budaya tidak saja untuk menjamin kelangsungan hidup secara turun temurun tetapi juga sebagai salah satu obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Alor.Kearifan lokal termasuk di dalamnya perubahan pola pengelolaan dari pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan ke pola pemanfaatan yang lestari dan

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

BAB III. PERMASALAHAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR

BAB III. PERMASALAHAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR BAB III. PERMASALAHAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN ALOR Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) perlu dirumuskan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA 7.1 Kerangka Umum Analytical Network Process (ANP) Prioritas strategi pengembangan TN Karimunjawa ditetapkan berdasarkan pilihan atas variabel-variabel

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sumberdaya terumbu karang dan ekosistemnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Penanganan. Fakir Miskin. Pendekatan Wilayah. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449) PERATURAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU 1 GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa ekowisata merupakan potensi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAUT TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional mempunyai tujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan nelayan. Pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MAWALI KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MAWALI KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MAWALI KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG 1. PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (DPL) 1. Menjaga dan memperbaiki kualitas ekosistem terumbu karang dan habitat yang berhubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan adanya kecenderungan menipis (data FAO, 2000) terutama produksi perikanan tangkap dunia diperkirakan hanya

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI 1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang

Lebih terperinci

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010 KRITERIA KAWASAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010 PENETAPAN FUNGSI KAWASAN Tiga kriteria konservasi bagi perlindungan jenis dan komunitas: Kekhasan Perlindungan, Pengawetan & Pemanfaatan Keterancaman

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan pertanian yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat. Pelayanan

Lebih terperinci

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PINTU KOTA KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG . PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT. Menjaga dan memperbaiki kualitas ekosistem terumbu karang dan habitat yang berhubungan

Lebih terperinci

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan

Lebih terperinci

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir

Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Definisi dan Batasan Wilayah Pesisir Daerah peralihan (interface area) antara ekosistem daratan dan laut. Batas ke arah darat: Ekologis: kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

X. ANALISIS KEBIJAKAN

X. ANALISIS KEBIJAKAN X. ANALISIS KEBIJAKAN 10.1 Alternatif Kebijakan Tahapan analisis kebijakan pada sub bab ini merupakan metode pengkajian untuk menghasilkan dan mentransformasikan flow of thinking dari serangkaian analisis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH DAN PENATAAN FUNGSI PULAU BIAWAK, GOSONG DAN PULAU CANDIKIAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN 8.1. Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove Pendekatan AHP adalah suatu proses yang dititikberatkan pada pertimbangan terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa ekosistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH BARAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pulau pulau kecil merupakan arah kebijakan baru nasional dibidang kelautan. Berawal dari munculnya Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam khususnya tambang. Kegiatan penambangan hampir seluruhnya meninggalkan lahan-lahan terbuka

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Nilai Ekonomi Taman Nasional Alam seisinya memiliki nilai ekonomi yang dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Nilai ekonomi ini dapat diperoleh jika alam dilestarikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2009, maka disusunlah prioritas pembangunan Kota Banda Aceh yang sesuai dengan kedudukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR TERPADU BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. (1). Potensi sumberdaya di kawasan pesisir Taman Konservasi Laut Olele.

BAB VIII KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. (1). Potensi sumberdaya di kawasan pesisir Taman Konservasi Laut Olele. 303 BAB VIII KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan (1). Potensi sumberdaya di kawasan pesisir Taman Konservasi Laut Olele. Berdasarkan hasil penelitian, keberadaan sumberdaya dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 101111111111105 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumberdaya alam hayati laut yang potensial seperti sumberdaya terumbu karang. Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Nasional menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang diperkirakan memiliki kurang lebih 17 504 pulau (DKP 2007), dan sebagian besar diantaranya adalah pulau-pulau kecil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah teritorial Indonesia yang sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan laut kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam ini berpotensi untuk dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan adalah melalui pengembangan kegiatan wisata bahari. Berbicara wisata bahari, berarti kita berbicara tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci