SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR NON-STANDARD YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI TESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR NON-STANDARD YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI TESIS"

Transkripsi

1 SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR NON-STANDARD YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI TESIS Oleh IZWAR LUBIS /TM S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 009

2 SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR NON-STANDARD YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Magister Teknik Mesin, pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh IZWAR LUBIS /TM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 009

3 Judul Tesis : SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR NON-STANDARD YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI Nama Mahasiswa : Izwar Lubis Nomor Pokok : Program Studi : Teknik Mesin Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME) Ketua (Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng) Anggota (Ir. Tugiman, MT) Anggota Ketua Program Studi Direktur (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc) Tanggal lulus: 0 Maret 009

4 Telah diuji pada Tanggal : 0 Maret 009 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME :. Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. Ir. Tugiman, MT. Dr. -Ing. Ikhwansyah Isranuri 4. Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D

5 ABSTRAK Penelitian ini merupakan simulasi distribusi tegangan pada helm sepeda motor nonstandard dengan menggunakan software MSC/NASTRAN 4.5. Helm sepeda motor yang digunakan sebagai spesimen pada penelitian ini adalah helm sepeda motor merek X yang bukan standard tapi banyak dijual dipasaran dan digunakan oleh pengendara sepeda motor. Bentuk helm yang akan disimulasikan pada penelitian ini adalah helm separuh kepala tanpa busa (tipe a ), helm separuh kepala ditambah busa (tipe a ), helm penuh tanpa busa (tipe b ), dan helm penuh ditambah busa (tipe b ). Material tempurung adalah Polypropilene-Etilene Copolimer dan material peredam benturan (busa) adalah Polyethylene Foam LD8. Helm dimodel dengan menggunakan AutoCAD dan di simulasi dengan menggunakan Software MSC/NASTRAN 4.5 yaitu suatu program analisa elemen hingga yang digunakan untuk menganalisa struktur. Model pembebanan dilakukan pada arah impak (lokasi a) atas, belakang, samping, dan depan sebesar 0,9 MPa dengan waktu impak 0,07 s. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa untuk helm tipe b jika arah impak diberikan pada arah depan helm (arah-x) maka dapat diamati bahwa tegangan yang timbul pada lokasi b sebesar +0,07 MPa arah-y dan +0,04 MPa arah-z. Sedangkan pada helm tipe b dengan arah impak yang sama diperoleh tegangan yang timbul sebesar +0,7 MPa arah-y dan +0, MPa arah-z. Pada helm tipe a dengan arah impak yang sama diperoleh tegangan yang timbul sebesar +,45 MPa arah-y dan +,0 MPa arah-z. Pada helm tipe a dengan arah impak yang sama diperoleh tegangan yang timbul sebesar +0,7 MPa arah-y dan +0,45 MPa arah-z. Dari ke empat tipe helm dapat disimpulkan bahwa helm tipe b dapat memperkecil tegangan sehingga dengan menambah busa pada helm benturan yang diterima helm dapat memperkecil tegangan yang masuk ke helm dan kepala aman terhadap benturan dari berbagai arah akibat dari kecelakaan. Kata-kata kunci: Simulasi, Helm Non-Standard, Beban Impak.

6 ABSTRACT This study is a simulation of the strees ddistribution on a non-standard motorcycle helmet by using the software of MSC/NASTRAN 4.5. The motorcycle helmet used as the specimen in this study was the non-standard motorcycle helmet of X brand which is mostly sold in the market and worm by the motorcycle riders. The types of helmet simulated in this study were type a (half-face helmet without foam rubber), type a (half-face helmet with foam rubber), type b (full-face helmet without foam rubber), and type b (full-face helmet with foam rubber). The material for the helmet shell was Polypropilene-Etilene Copolimer and the material for the impact breaker (foam rubber) was Polyethylene Foam LD8. Helmet was modeled by using AutoCAD and stimulated through the software of MSC/NASTRAN 4.5 which is a finite element analysis program used to a analyze the structure. Loading model was done on the impact direction (location a) such as above, back, side, and front for 0.9 MPa with the impact time of 0.07 s. The result of simulation shows that, for the helmet of type b, if the impact direction was from the front of the helmet (direction-x), the stress appears on location b was + 0,07 MPa direction-y and +0,04 MPa direction Z. While for the helmet of type b with the some impact direction, the stress was +0,7 MPa direction-y and +0, MPa direction-z. For the helmet of type a with the same impact direction, the stress was +.45 MPa direction-y and +,0 MPa direction-z. For the helmet of type a with the same impact direction, the stress was +0,7 MPa direction Y and +0,45 MPa direction Z. The conclusion is that, of the four types of helmet, the helmet of type b can reduce the stress that with giving more foam rubber to the helmet, the impact received by the helmet can reduce the stress gets into the helmet and the head is safe from the impact coming from various directions resulted from the accident. Keywords: Simulation, Non-standard helmet, Load of impact.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Silmulasi Distribusi Tegangan Pada Helm Sepeda Motor Non-Standard Yang Dikenai Beban Impak Kecepatan Tinggi. Penulisan tesis ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari Komisi Pembimbing. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Bustami Syam, MSME selaku Ketua Komisi Pembimbing, Ketua Proyek Riset Hibah Pascasarjana, Ketua Program Studi Magister Teknik Mesin SPs-USU dan Direktur IC-Star USU yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan salah satu penelitiannya serta memberi petunjuk dan arahan mulai dari pembuatan proposal sampai menjadi sebuah tesis. Ucapan terimakasih dan penghargaan juga ditujukan penulis kepada Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Ir. Tugiman MT, selaku anggota komisi pembimbing dan yang telah banyak memberikan arahan pada penulis dalam melaksanakan penelitian ini sampai menjadi sebuah tesis. Penghargaan dan terima kasih penulis kepada Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU dan Dr-Ing. Ikhwansyah Isranuri M.Eng selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Mesin SPs-USU yang telah

8 memberikan kesempatan pada penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Teknik Mesin SPs-USU. Seluruh dosen dan staf administrasi Program Studi Magister Teknik Mesin SPs-USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan selama penulis dalam pendidikan di Program Magister Teknik Mesin dan seluruh rekan-rekan mahasiswa yang tergabung di Pusat Riset Impak dan Keretakan dan Alumni Magister Teknik Mesin yang telah banyak memberikan masukan. Penulis juga berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dari penulisan tesis ini, oleh karenanya keritik dan saran demi perbaikan yang membangun sangat diharapkan. Medan, 0 Maret 009 Peneliti, Izwar Lubis

9 RIWAYAT HIDUP Nama : Izwar Lubis Tempat/Tgl. Lahir : Pematangsiantar, 09 Desember 979 Agama : Islam Alamat : Jl. Karya Wisata, Komp. JIP Blok III no 4 Kelurahan Gedung Johor Medan 044 Telp. (06) HP izwar_lbs@yahoo.com Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan Tahun Masuk Tamat Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Taman Siswa Pematangsiantar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 0 Pematangsiantar Sekolah Menengah Atas (SMA) Taman Siswa Pematangsiantar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin USU Medan Riwayat pekerjaan No Pekerjaan Tahun Staf Pengajar di STT Harapan Medan 009 s.d. sekarang

10 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR... iii RIWAYAT HIDUP... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH... xv LAMBANG YUNANI... xvi BAB PENDAHULUAN..... Latar Belakang..... Perumusan Masalah..... Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 BAB TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Prinsip-prinsip Cedera Kepala Metode Pengukuran Helm MSC/NASTRAN Metode Elemen Hingga Kerangka Konsep Penelitian... 9 BAB METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan, Peralatan dan Metode Variabel yang Diamati Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian... 8

11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pendahuluan Simulasi Helm Sepeda Motor Non-Standard Helm separuh kepala tanpa busa (tipe a ) Helm separuh kepala ditambah busa (tipe a ) Helm penuh tanpa busa (tipe b ) Helm penuh ditambah busa (tipe b )... 8 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... 94

12 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman. Sifat mekanik impak material helm [4] Hasil tegangan pada helm separuh kepala tanpa busa (tipe a ) Hasil tegangan pada helm separuh kepala ditambah busa (tipe a ) Hasil tegangan pada helm penuh tanpa busa (tipe b ) Hasil tegangan pada helm penuh ditambah busa (tipe b )... 9

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman. Komponen helm sepeda motor (a) Helm separuh kepala (b) Helm penuh Statistik penyebab cedera kepala [6] (a) Gaya yang menerpa kepala (contoh mekanisme akselerasi) (b) Gaya yang menerpa kepala (contoh mekanisme deselerasi) Klasifikasi sudut impak pada kepala manusia Perilaku gelombang longitudinal....6 Susunan batang uji Perilaku batang setelah terjadi impak Perilaku tegangan pada interface input bar dan spesimen Kurva toleransi untuk impak kepala Variasi ukuran kerusakan kepala (HIC) dengan percepatan impak (V ) dan percepatan dimensi (a/g) Elemen dx dy dz.... Bentuk elemen solid tetrahedral Kerangka konsep penelitian Helm non-standard.... Ukuran helm separuh kepala.... Ukuran helm penuh....4 Kotak dialog untuk di import ke NASTRAN Kotak dialog ukuran mesh Kotak dialog material dan sifat mekaniknya Kotak dialog constraint/dof Kotak dialog model fungsi Kotak dialog beban dalam bentuk tegangan Kotak dialog analisa dinamik... 7

14 . Kotak dialog analisa Diagram aliran pelaksanaan penelitian Helm separuh kepala (half face) Helm penuh (full face) Helm separuh kepala setelah di import dari AutoCAD Helm penuh setelah di import dari AutoCAD Lokasi impak pada helm separuh kepala Lokasi impak pada helm penuh Model helm di Nastran setelah di import dari AutoCAD Kotak dialog mesh Helm yang sudah di mesh Kotak dialog jenis material Kotak dialog material dan sifat mekaniknya Kotak dialog constraint Helm yang di constraint Kepala saat membentur aspal Kotak dialog pemilihan elemen Kotak dialog beban impak dalam bentuk tegangan Helm yang diberikan beban Kotak dialog analisa dinamik Tegangan insiden vs waktu impak Kotak dialog model fungsi Kurva tegangan insiden vs waktu impak Nastran analysis control Distribusi tegangan normal arah-x impak atas Distribusi tegangan normal arah-z impak atas Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b)... 57

15 4.7 Distribusi tegangan normal arah-y impak belakang Distribusi tegangan normal arah-z impak belakang Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-x impak samping Distribusi tegangan normal arah-y impak samping Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak depan Distribusi tegangan normal arah-z impak depan Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Helm separuh kepala ditambah busa Distribusi tegangan normal arah-x impak atas Distribusi tegangan normal arah-z impak atas Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak belakang Distribusi tegangan normal arah-z impak belakang Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-x impak samping Distribusi tegangan normal arah-y impak samping Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak depan Distribusi tegangan normal arah-z impak depan Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak)... 7

16 4.55 Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-x impak atas Distribusi tegangan normal arah-z impak atas Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak belakang Distribusi tegangan normal arah-z impak belakang Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-x impak samping Distribusi tegangan normal arah-y impak samping Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak depan Distribusi tegangan normal arah-z impak depan Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Helm penuh ditambah busa Distribusi tegangan normal arah-x impak atas Distribusi tegangan normal arah-z impak atas Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak belakang Distribusi tegangan normal arah-z impak belakang Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-x impak samping Distribusi tegangan normal arah-y impak samping... 87

17 4.8 Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b) Distribusi tegangan normal arah-y impak depan Distribusi tegangan normal arah-z impak depan Tegangan vs waktu (tegangan normal lokasi a dititik impak) Tegangan vs waktu (tegangan normal di lokasi b)... 90

18 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman. Analisa menggunakan MSC/NASTRAN Pemodelan menggunakan software AutoCAD Material Foam... 98

19 DAFTAR ISTILAH Notasi Satuan A = Luas penampang batang... m A = Luas penampang batang... m A = Luas penampang batang... m C 0, = Kecepatan rambat gelombang dalam batang... m/det C 0, = Kecepatan rambat gelombang dalam batang... m/det C 0, = Kecepatan rambat gelombang dalam batang... m/det C I = Kecepatan rambat gelombang dalam batang impak... m/det C II = Kecepatan rambat gelombang dalam batang penerus... m/det C III = Kecepatan rambat gelombang dalam spesimen... m/det C cd = Kecepatan rambat gelombang pada spesimen... m/det C L = Kecepatan gelombang longitudinal... m/det D = Perubahan panjang batang uji... Mm E = Modulus young material... GPa E k = Energi kinetic...joule E m = Modulus young... MPa E i = Modulus impak... MPa E ko = Energi kinetik mula-mula...joule E s = Energi regangan...joule E so = Energi regangan mula-mula...joule m = Massa benda mula-mula... Kg N = Nilai data yang diperoleh setelah pengimpakan P = Gaya tarik pada komposit... N S = Standar deviasi t = Waktu rambat gelombang... det t = Waktu rambat gelombang antara strain gage a dan b... det t L = Waktu rambat gelombang longitudinal... det t I = Waktu rambat gelombang dalam batang impak... m/det V 0 = Kecepatan partikel mula-mula... m/det Vo = Tegangan setelah pengimpakan... Volt V = Kecepatan batang sebelum tumbukan... m/det V I = Kecepetan partikel masuk... m/det V R = Kecepatan partikel yang direfleksikan... m/det V S = Tegangan pengujian... Volt V T = Kecepatan partikel yang ditransmisikan... m/det m = Perubahan massa... Kg

20 LAMBANG YUNANI Satuan σ = Tegangan... MPa α = Faktor transmisi β = Faktor refleksi βσ = Tegangan yang direfleksikan... MPa ε = Regangan η = Faktor gage ρ = Massa jenis...kg/m ρ = Rapat jenis material batang...kg/m ρ = Rapat jenis material batang...kg/m ρ = Rapat jenis material batang...kg/m σ = Tegangan pada batang... MPa σ = Tegangan pada batang... MPa σ I = Tegangan yang masuk... MPa σ R = Tegangan yang direfleksikan... MPa σ T = Tegangan yang ditransmisikan... MPa = Tegangan insiden... MPa σ i

21 BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Keselamatan pada saat berkendara merupakan yang utama yang perlu diperhatikan. Kenyamanan dan keamanan pada saat berkendaraan merupakan idaman dan keinginan pengendara sepeda motor khususnya, namun masih banyak pengendara sepeda motor yang belum memahami betapa pentingnya menggunakan pelindung diri saat mengendarai sepeda motor. Angka kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya khusus untuk Kota Medan relatif cukup tinggi, dimana kecelakaan ini sering kali menyebabkan cedera kepala. Kepala merupakan bagian yang paling vital dari tubuh manusia karena di kepala terdapat otak yang mengatur aktivitas manusia dan merupakan pusat berfikir. Konstribusi kecelakaan pada umumnya disebabkan oleh benturan secara langsung oleh suatu benda terhadap kepala pengendara, yang terjadi secara tiba-tiba: seperti dari samping, belakang, depan, maupun dari atas. Penyebab terjadinya kecelakaan bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain, pengendara yang kurang hati-hati, kondisi jalan yang tidak baik, kecelakaan akibat kelalaian dari pengendara lain dan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Aturan hukum yang mengatur tentang kewajiban menggunakan helm pengaman yang standard telah digulirkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.88/AJ.40/PHB-86 [] tentang topi pengaman (helm) sebagai perlengkapan

22 teknis kendaraan bermotor dan kegunaannya bagi pengemudi dan penumpangnya, namun kenyataannya masih banyak pengendara sepeda motor yang mengabaikan ketentuan tersebut. Salah satu solusi yang harus ditempuh adalah melindungi kepala dengan menggunakan helm. Namun masih banyak pengendara sepeda motor menggunakan helm non-standard yang hanya memikirkan harga yang relatif terjangkau dan di samping itu juga menghindari diri dari polisi, umumnya belum memenuhi syarat keselamatan, artinya tidak menjamin keselamatan kepala pengendara dari tabrakan dengan kecepatan tinggi saat mengendarai sepeda motor. Simulasi komputer yang digunakan dengan program MSC/NASTRAN 4.5 bermaksud untuk memperoleh informasi distribusi tegangan pada seluruh permukaan helm serta mengecek daerah konsentrasi tegangan yang potensial terjadinya inisiasi keretakan. Penelitian tentang beban impak yang terjadi pada helm sepeda motor telah dilakukan beberapa peneliti dengan menggunakan simulasi komputer, diantaranya V. Kostopoulos, [] dan F.M. Shuaeib, [] menggunakan softwere LS-DYNAD dan Mahadi B, [4] telah melakukan pengujian pada helm industri non-standard, Nelly Emalia H., et al [5] melakukan pengujian kekuatan akibat beban impak pada helm sepeda motor. Untuk melakukan simulasi komputer helm sepeda motor non-standard ini dapat dilakukan di International Center for Science, Technology and Art (IC-STAR) USU. Helm sebagai subjek penelitian, yang akan di simulasi adalah helm sepeda

23 motor non-standard. Penelitian helm tersebut sebagai pemodelan dalam simulasi dikarenakan masih banyak dipakai pengendara sepeda motor di Medan... Perumusan Masalah Benturan yang terjadi apabila menggunakan helm non-standard dapat menimbulkan cedera pada jaringan kulit, tulang maupun struktur kepala maupun otak. Terjadinya kecelakaan pada saat mengendarai sepeda motor dapat menimbulkan cedera pada kepala. Permasalahan yang ditinjau dalam simulasi ini adalah salah satu kecelakaan yang terjadi di jalan, dimana seorang pengendara sepeda motor yang menggunakan helm non-standard jatuh pada kecepatan yang tinggi sehingga helm mengenai aspal jalan secara langsung, dengan berbagai posisi jatuhnya helm ke aspal. Dari permasalahan tersebut perlu diketahui seberapa besar tegangan yang diterima helm baik secara langsung maupun tidak langsung, jenis keretakan pada helm yang terjadi. Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan simulasi yang dapat memberikan gambaran terhadap kenyataan di lapangan. Dalam penelitian ini akan digunakan Software AutoCAD, MSC/NASTRAN 4.5. Metode elemen hingga (MEH) yang digunakan untuk menganalisa struktur diselesaikan dengan bantuan MSC/NASTRAN 4.5, perangkat lunak ini adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan (stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanika dan untuk membuat modelannya menggunakan AutoCAD dengan pemodelan yang mendekati bentuk

24 helm sebenarnya. Sehingga dengan simulasi tersebut dapat diamati distribusi tegangan pada seluruh permukaan helm. Sebelum dilakukan simulasi pada helm untuk memperoleh distribusi tegangan (MPa) yang timbul pada helm dan mengecek daerah konsentrasi tegangan yang potensial terjadi inisiasi retakan, Dari sifat mekanik diperoleh informasi antara lain: Youngs Modulus, Poisson s Ratio, Mass Density... Tujuan Penelitian... Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon impak pada helm non-standard yang dikenai beban impak kecepatan tinggi dengan simulasi komputer (MSC/NASTRAN 4.5).... Tujuan khusus. Untuk mengetahui respon dan distribusi tegangan secara menyeluruh pada struktur helm sepeda motor non-standard dengan simulasi komputer.. Untuk mengetahui tegangan dititik impak yang potensial terjadinya inisiasi retakan.. Untuk mengetahui daerah distribusi tegangan terkecil antara helm separuh kepala tanpa busa (tipe a ), helm separuh kepala ditambah busa (tipe a ), helm penuh tanpa busa (tipe b ), dan helm penuh ditambah busa (tipe b ).

25 .4. Manfaat Penelitian Penelitian ini nantinya merupakan satu upaya nyata bagi pihak perguruan tinggi, khususnya bagi lembaga penelitian, dalam memberikan informasi bahayanya menggunakan helm non-standard. Adapun manfaat dari penelitian adalah:. Memberi informasi kepada dunia industri dan pemerintah dalam hal ini Deperindag dan Depnaker tentang mencegah cedera kepala akibat kecelakaan pada saat mengendarai sepeda motor dengan memakai helm non-standard, sehingga pada saat jatuh kepala pengendara mengenai aspal. Dalam hal ini memberitahukan agar pengendara sepeda motor berkewajiban menyediakan alat pelindung diri (APD) yang standard dan pengendara sepeda motor diharuskan menggunakannya.. Memberikan masukan kepada dunia kesehatan/medis tentang besarnya insiden tegangan dan distribusi tegangan yang dapat menyebabkan cedera pada kepala melalui simulasi ini.. Memberikan masukan kepada Badan Stadarisasi Nasional (BSN) untuk mempertimbangkan bahaya penggunaan helm sepeda motor non-standard dalam standarisasi lolos mutu helm sepeda motor. 4. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang cedera yang mungkin terjadi pada kepala apa bila menggunakan helm non-standard.

26 BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Landasan Teori... Standarisasi Secara umum helm yang digunakan oleh pengendara sepeda motor sebagai alat pelindung diri pada negara-negara maju sudah mempunyai standard tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahnya. Beberapa standard yang dikenal luas dan banyak menjadi referensi, adalah: ANSI Z (USA), JIS T (Jepang), SNI (Indonesia).... Komponen helm Helm yang akan di simulasi pada penelitian ini adalah helm separuh kepala tanpa busa (tipe a ), helm separuh kepala ditambah busa (tipe a ), helm penuh tanpa busa (tipe b ), dan helm penuh ditambah busa (tipe b ), konstruksi helm terdiri atas beberapa bagian. secara umum bagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar. Komponen helm sepeda motor (a) Helm separuh kepala, (b) Helm penuh

27 Keterangan Gambar:. Tempurung adalah lapisan keras yang berfungsi melindungi kepala terhadap benturan atau goresan dengan benda keras atau benda tajam, bersifat keras, homogen dan memiliki ketebalan yang sama untuk keseluruhan bagian dan tidak hanya dikhususkan pada tempat-tempat tertentu saja, liat dan lentur bukan dari bahan logam dan tahan terhadap perubahan cuaca.. Jaring, mengatur dan mengikatkan helm kepada kepala dengan baik, bersifat kuat dan tidak mulur. Ukuran jaringan helm dapat diatur.. Pelindung sinar matahari, untuk melindungi mata dari cahaya matahari yang langsung mengenai mata. Syarat bahayanya tidak terlalu ketat, tetapi yang paling penting adalah menahan sinar matahari yang masuk ke mata. Pelindung ini ada yang menyatu dengan tempurung helm. 4. Peredam benturan (absorber), berfungsi meredam energi benturan, sehingga energi benturan tidak diteruskan ke kepala. Absorber ini bersifat lunak dan liat, tetapi tidak kenyal. 5. Tali cincin, berfungsi untuk mengikat jaringan helm 6. Bantalan kepala, bersifat lunak, berbentuk jaringan berhubungan langsung dengan kepala serta memberikan kenyamanan pada pemakai helm. 7. Tali dagu, agar jaringan perekat helm dapat terpasang di kepala dengan baik dan kuat, merupakan aksesori, terbuat dari plastik atau bahan-bahan lembut yang tidak menimbulkan kerusakan kulit. Lebar minimum tali dagu adalah 0 mm dan harus benar-benar berfungsi sebagai pengikat helm saat dikenakan.

28 8. Kaca, untuk melindungi mata dari debu, sinar matahari dan menghalang angin yang akan masuk ke helm pada saat berkendara 9. Kain Pelapis, menjaga agar posisi kepala pada saat memakai helm tetap nyaman... Prinsip-prinsip Cedera Kepala Cedera kepala adakalanya terkait secara epidemiologi dengan kejadian penyebabnya (misalnya, kecelakaan kendaraan bermotor). Walaupun sebagian mekanisme cedera, tapi dapat dipandang sebagai keadaan penyebab yang terkait dengan cedera. Prevalensi kejadian penyebab dapat dilihat pada Gambar.. Statistik ini, walaupun bersifat umum, terbatas kegunaannya dalam memastikan resiko atau memahami faktor-faktor spesifikasi yang menyebabkan cedera kepala. 0% 7% % 50% Motor vehicle Falls Assaults and violence Sports and Recretion Miscellaneous % Gambar. Statistik penyebab cedera kepala [6]

29 Cedera kepala terjadi sebagai reaksi terhadap aplikasi gaya mendadak pada kepala dan struktur-struktur terkaitnya. Banyak faktor yang saling terkait yang bergabung dalam menentukan mekanisme cedera yang pasti. Beberapa faktor ini melibatkan jenis gaya dan besar, lokasi, arah, durasi dan kecepatannya [6]. Gaya-gaya yang menyebabkan cedera kepala dirincikan sebagai langsung atau tidak langsung. Pembedaan langsung (kontak) terjadi akibat tubrukan, misalnya oleh pukulan petinju. Pembebanan tidak langsung (inersia) terjadi bila gaya-gaya dihantarkan kepada kepala melalui struktur didekatnya. Apakah langsung atau tidak langsung, gaya yang terjadi yang diam akan cenderung mengakselerasi kepala. Gaya yang menerpa kepala yang diam akan cendrung mengakselerasi massanya. Sementara gaya yang arah datangnya berlawanan dengan gerakan kepala akan mendeselerasi masa kepala (Gambar.). Pukulan kuat pada kepala merupakan contoh mekanisme akselerasi. Mekanisme deselerasi terlibat bila gerakan kepala dihentikan secara tibatiba oleh permukaan yang tidak mau mundur. Mekanisme akselerasi dan deselerasi ini kerapkali dituding dalam cedera kepala yang disebabkan trauma kepala, dan sudut impak dapat dilihat pada Gambar.4. Gambar. (a) Gaya yang menerpa kepala (contoh mekanisme akselerasi) (b) Gaya yang menerpa kepala (contoh mekanisme deselerasi)

30 Gambar.4 Klasifikasi sudut impak pada kepala manusia Pemahaman tentang anatomi kepala juga sangat penting terhadap pemberian beban dan respon yang diterimanya. Tulang tengkorak mempunyai sifat viskoelastis, tulang ini mempunyai ketebalan dan kekuatan seiring dengan bertambahnya umur manusia. Ketebalan tulang tengkorak berkisar antara mm sampai dengan 6 mm, dengan kekuatan modulus elastisitas, GPa sampai 9,9 GPa.

31 .. Metode Pengukuran Helm... Pengukuran Kekuatan Helm. Uji jatuh bebas Selama ini helm di uji menggunakan prosedur pengujian standard menggunakan test rig dengan teknik jatuh bebas. Pengujian standard ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan helm dalam menyerap energi impak. Selain itu uji standard juga bertujuan meneliti keparahan rusak helm yang memungkinkan merusak lapisan kulit kepala melalai penetrasi. Memakai uji standard yang ada, baik memakai standard Jepang JIS maupun Standard Nasional Indonesia (SNI), striker hanya dijatuhkan dari ketinggian (H) = ( ) m. Dengan demikian kecepatan striker hanya lebih kurang v = gh =6. m/detik. Kecepatan striker sebesar ini masih tergolong kecepatan impak rendah. Padahal kenyataan di lapangan besar kemungkinan kecepatan berkendaraan yang lebih tinggi sangat memungkinkan terjadinya benturan yang tinggi pula. Dengan demikian menggunakan prosedur standard yang sudah umum dipakai akan tidak mampu memberi keamanan kepada pengendara. Untuk itu helm yang digunakan pengendara sepeda motor seperti itu seyogianya uji yang disyaratkan dengan alat uji yang mampu memberikan impak kecepatan tinggi.

32 . Uji impak kecepatan tinggi Uji impak kecepatan tinggi dapat memberikan gambaran terhadap kenyataan di lapangan dimana benturan pada saat terjadinya insiden dengan kecepatan yang tinggi, yang mampu meluncurkan helm dengan kecepatan yang bervariasi dan dapat mencapai ±50 m/detik.... Teknik propagasi tegangan Aplikasi teknik propagasi tegangan untuk mengukur kekuatan material pertama sekali dikembangkan oleh Kolsky [7], yang menemukan suatu cara pengukuran kekuatan tekan material menggunakan prinsip propagasi tegangan dalam batang satu dimensi. Hasilnya sangat mengagumkan karena dengan teknik itu persamaan konstitutif kompresi dapat diperoleh sampai pada laju pembebanan melebihi 0 4 s -. Pemakaian metoda Kolsky untuk mendapatkan sifat mekanik berbagai bahan telah dilaporkan oleh beberapa peneliti lain.... Rambatan gelombang pada batang Gelombang tegangan adalah gelombang mekanis, yaitu gelombang yang memerlukan suatu medium untuk dapat mentransmisikannya. Kecepatan rambat sebuah gelombang sangat ditentukan oleh sifat-sifat medium yang dilaluinya. Gelombang dibagi atas bagian, yaitu: () gelombang transversal, dan () gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal digunakan sebagai konsep dasar pembahasan teori kekuatan tarik impak. Untuk membahas perilaku gelombang longitudinal pada

33 sebuah batang logam, dapat dilihat pada Gambar.5. Gaya impak diberikan pada ujung kiri batang, yang mengakibatkan batang bergerak ke kanan dengan kecepatan C, pada waktu t. C V o,t Cl,t Keseimbangan momentum pada Gambar.5 berupa: mv = F t mv = F ( A C t ρ ) V = σ A t o l o o o o o t o σ = ρ C V...(.) o o l o dimana: C l V o σ o = Kecepatan gelombang longitudinal merambat pada batang = Kecepatan partikel = Tegangan pada batang. Modulus elastisitas suatu bahan dapat dinyatakan dengan persamaan: E = C l ρ E C l =...(.) ρ

34 Subtitusi Persamaan (.) ke Persamaan (.) akan diperoleh: σ = E ρ V...(.) o o o..4. Impak pada batang Susunan batang yang digunakan pada metode pengujian impak ini diperlihatkan secara skematis pada Gambar.6, yang terdiri dari tiga batang: batang impak, batang penerus, dan spesimen. Spesimen Batang impak Batang penerus V Gambar.6 Susunan batang uji Spesimen dapat berbentuk batang atau tabung dengan geometri sederhana dan diletakkan bersentuhan secara kolinir dengan batang penerus. Sebelum beban impak diberikan, batang impak mempunyai kecepatan V sedangkan batang penerus dan spesimen mempunyai kecepatan yang sama yaitu: V = V = 0. Setelah impak, lihat Gambar.7. (dimana C 0,, C 0,, dan C 0, adalah kecepatan gelombang dalam masingmasing batang), gelombang longitudinal tekan akan merambat dari bidang antar muka impak (impact interface) batang impak dan batang penerus ke dalam masing-masing batang. Akibatnya, bidang antar muka impak dan spesimen pada akhirnya mempunyai kecepatan yang sama sebesar V. Pada bidang antar muka akan terjadi

35 keseimbangan gaya, atau akan terjadi aksi dan reaksi antara kedua batang tersebut, yang dapat dinyatakan dengan hubungan: σ A = σ A...(.4) dimana: A A σ σ = Luas penampang batang = Luas penampang batang = Tegangan pada batang = Tegangan pada batang C 0 σ σ C 0 V V V Gambar.7 Perilaku batang setelah terjadi impak Dari hubungan impuls momentum diperoleh hubungan σ = E ρ V di mana: σ = tegangan impak, ρ = massa jenis bahan, E = youngs modulus, dan V = kecepatan partikel. Dengan demikian pada batang impak yang bergerak dengan kecepatan V akan timbul tegangan sebesar: σ = ρe ( V V ' ) σ =... (.5) ' ρe V ρev

36 dimana: V V ρ = Kecepatan sebelum tumbukan = Kecepatan setelah tumbukan = Kerapatan material batang. Selanjutnya kita tinjau batang, yang bergerak dengan kecepatan V. Melalui Gambar.6 dapat ditentukan tegangan pada batang, yaitu: σ = ' ρ EV V ' σ =... (.6) ρ E Tegangan impak yang ditransmisikan ke input bar dan spesimen tersebut ditentukan oleh kecepatan batang impak dan sifat-sifat mekanisnya. Bila luas kedua penampang sama besar, maka σ = σ = σ. Selanjutnya tinjau rambatan gelombang tegangan elastis pada input bar dan spesimen seperti pada Gambar.7. Tegangan yang masuk dari ujung kiri input bar sebesar σ akan timbul pada interface input bar dan spesimen pada saat t = l /C 0, dimana l adalah panjang input bar dan C 0, adalah kecepatan gelombang elastis pada input bar. Dalam hal ini, ada tiga bentuk gelombang tegangan yang terlibat, yaitu: () Tegangan yang terjadi (σ), Tegangan yang ditransmisikan (σ T ), Tegangan yang direfleksikan (σ R ). Gelombang tegangan tersebut dihubungkan oleh persamaan berikut [4]: σ T A ECo = σ...(.7) A E C + A E C o o

37 σ R A ECo A ECo = σ...(.8) A E C + A E C o o A ρ C o, A ρ C o, V V R V T σ σ R σ T Gambar.8 Perilaku tegangan pada interface input bar dan spesimen Bila α adalah faktor transmisi dan β adalah faktor refleksi, didapat hubungan: σ = ασ T... (.9) σ R = βσ...(.0) Untuk material yang mempunyai sifat mekanis dan dimensi yang sama maka dengan mensubstitusikan harga E = E, Co = Co, A = A, dan L = L ke dalam persamaan (.9) dan (.0), diperoleh σ T = 0 dan σ R = 0. Ini berarti besar tegangan yang ditransmisikan adalah sama dengan tegangan yang masuk, dan tidak ada tegangan yang direfleksikan...5. Toleransi untuk Impak kepala [] Kepala merupakan bagian yang sangat penting maka untuk mengambil data yang ingin dimasukkan kedalam simulasi komputer sebagai beban F(t) maka dapat dilihat pada toleransi dibawah ini:

38 Garis akhir kerusakan kepala (Gambar.9): A v = g a... (.) Percepatan maksimum = 00. g (g = percepatan grafitasi bumi) []: a = v /Δ... (.) Jangka waktu yang dibutuhkan adalah: t = Δ/v... (.) Waktu batas yang di toleransikan adalah,5 ms T 50 ms (Gambar. 9) Gambar.9 Kurva toleransi untuk impak kepala Ukuran kerusakan kepala (HIC): T HIC = T ) { A v dt/(t T )} (T...(.4) T

39 Untuk percepatan tubuh yang utuh:.5 { g(g ) } V / =... (.5) Gambar.0 Variasi ukuran kerusakan kepala (HIC) dengan percepatan impak (v ) dan percepatan dimensi (a/g).4. MSC/NASTRAN 4.5 Metode Elemen Hingga (MEH) yang digunakan untuk menganalisa struktur diselesaikan denghan bantuan NASTRAN, suatu paket program yang dikembangkan di Amerika Serikat oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Perangkat Schwendler Corporation. Perengkat lunak ini adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan (stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanika. Dengan MSC/NASTRAN, kita dapat mengimport geometri CAD (Computer Aided Design) ataupun dengan membuat geometri sendiri dengan MSC/NASTRAN.

40 Tidak ada masalah dimana kita membuat geometri, kita dapat memakai untuk membuat model elemen hingga yang lengkap. Mesh, dapat dibuat dengan banyak metode: secara manual sampai automatik. Pemakaian material dan penentuan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari MSC/NASTRAN s libraries. Demikian juga banyak tipe kondisi batas dan kondisi pembebanan dapat diterapkan kerancangan. Analisa tegangan dengan metode elemen hingga dapat memecahkan beberapa kasus banyak menggunakan pendekatan prosedur dua dimensi. Prosedur dua dimensi. digunakan karena praktir, lebih mendekati, dan modelnya lebih sederhana. Pada kasus yang sebenarnya analisa tiga dimensi yang banyak digunakan karena analisa tegangan tiga dimensi dengan metode elemen hingga mendekati masalah yang sebenarnya. Kajian numerik yang umum digunakan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan beda hingga dan elemen hingga. Beda hingga (finite difference) dilakukan dengan mendiskretisasi persamaan differensial. Metode ini memiliki kelemehan utama yaitu syarat-syarat batasnya sangat susah dipenuhi. Dan kelemehan yang lain adalah akurasi hasil perhitungan yang relatif rendah. Kajian elemen hingga adalah analisis pendekatan yang berasumsi peralihan atau asumsi tegangan atau berdasarkan kombinasi keduanya pada setiap elemennya. Mesh dapat dibuat dengan berbagai metode yaitu Generate Between, Generate Region, On Geometry, Boundary Mesh, dan Transition. Material dan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari MSC/NASTRAN libraries. MSC/NASTRAN juga dapat menampilkan secara grafik setiap langkah proses modelling dan masih banyak lagi keunggulan dan kemudahan yang disediakannya.

41 .5. Metode Elemen Hingga Metode Elemem Hingga adalah metode numerik yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan teknik dalam problem matematis dari suatu gejala phisis. Tipe masalah teknis dan matematis phisis yang dapat diselesaikan dengan metode elemen hingga terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok analisa struktur dan kelompok masalah-masalah non-struktur. Tipe-tipe permasalahan struktur meliputi: a. Analisa tegangan (stress), meliputi analisa truss dan frame serta masalahmasalah yang berhubungan dengan tegangan-tegangan yang terkonsentrasi. b. Buckling c. Analisa getaran Problem non-struktur yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode ini meliputi: a. Perpindahan panas dan massa b. Mekanika fluida, termasuk aliran fluida lewat media poros c. Distribusi dari potensial listrik dan potensial magnet Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, seperti persoalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada umumnya sulit dipecahkan melalui matematika analisis. Hal ini disebabkan karena matematika analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik pada struktur yang dikaji.

42 Penyelesaian analisis dari suatu persamaan differensial suatu geometri yang kompleks, pembebanan yang rumit, tidak mudah diperoleh. Formulasi elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini. Motode ini akan mengadakan pendekatan terhadap harga-harga yang tidak diketahui pada setiap titik secara diskrit. Dimulai dengan pemodelan dari seuatu benda dengan membagi-bagi dalam bagian yang kecil yang secara keseluruhan masih mempunyai sifat yang sama dengan benda yang utuh sebelum terbagi dalam bagian yang utuh. Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang rumit, seperti persoalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada umumnya sulit dipecahkan melalui matematika analisis. Hal ini disebabkan karena matematika analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada setiap titik pada struktur yang dikaji. Penyelesaian analisis dari suatu persamaan diferensial suatu geometri yang kompleks, pembebanan yang rumit, tidaklah mudah diperoleh. Formulasi dari elemen hingga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini. Metode ini akan mengadakan pendekatan terhadap harga-harga yang tidak diketahui pada setiap titik secara diskrit. Dimulai dengan pemodelan suatu benda dengan membagi-bagi dalam bagian yang kecil yang secara keseluruhan masih mempunyai sifat yang sama dengan benda yang utuh sebelum terbagi kedalam bagian-bagian yang kecil (diskritisasi). Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam metode elemen hingga dirumuskan sebagai berikut :

43 . Pemilihan tipe elemen dan diskritisasi Tipe elemen yang digunakan dalam metode elemen hingga ini yaitu : elemen segitiga dan segi empat untuk dua dimensi, sedangkan untuk kasus-kasus tiga dimensi digunakan elemen tetrahedral, heksagonal, dan balok. Selanjutnya bagilah benda tersebut dalam elemen-elemen, langkah ini disebut langkah diskritisasi.. Pemilihan fungsi pemindah/fungsi interpolasi Jenis-jenis fungsi yang sering digunakan adalah fungsi linier, fungsi kuadratik, kubik, atau polinomial derajat tinggi.. Mencari hubungan strain-displacement dan stress-strain. Sebagai contoh untuk kasus satu dimensi berlaku hubungan : du ε x =...(.6) dx σ x = E ε x...(.7) Untuk menurunkan persamaan.6 tinjaulah sebuah elemen kecil dx dy dz dari sebuah benda seperti pada gambar. dy z,,w dx dz y, v P x, u Gambar. Elemen dx dy dz

44 Apabila benda mengalami perubahan bentuk dan u,v,w merupakan komponen perpindahan titik P maka satuan perpanjangan (unit elongation) pada titik P dalam du arah sumbu x adalah. dx 4. Mendapatkan matriks kekakuan dari elemen Untuk benda yang terdiri dari beberapa buah elemen maka dilakukan penggabungan dari matriks kekakuan elemen menjadi matriks kekakuan global yang berlaku untuk seluruh benda atau struktur 5. Gunakan persamaan kesetimbangan { F } = [ ]{ d} k...(.8) kemudian masukkan syarat batas yang diketahui. 6. Selesaikan persamaan pada langkah lima dengan menghitung harga yang belum diketahui. 7. Hitung stress dan strain dari tiap elemen..5. Elemen tetrahedral Bentuk elemen tetrahedral ditunjukan pada gambar berikut ini. z,w x,u Gambar. Bentuk elemen solid tetrahedral 4 y,v

45 Perpindahan {d} adalah : = } { w v u w v u d...(.9) fungsi perpindahan (u) adalah : ( ) ( ) ( ) ( ) = u z y x u z y x u z y x u z y x v u δ γ β α δ γ β α δ γ β α δ γ β α...(.0) dimana 6v dihitung dari harga determinan berikut : z y x z y x z y x z y x v =...(.) v menyatakan volume dari elemen tetrahedral. Koefisien α i, βi,δi, ( i =,,,4 ) dalam persamaan sebelumnya diberikan sebagai berikut : z y x z y x z y x = α 4 4 z y z y z y = β...(.)

46 4 4 z y z y z y = γ 4 4 y x y x y x = δ.(.) z y x z y x z y x = α 4 4 z y z y z y = β.(.4) 4 4 z x z x z x = γ 4 4 y x y x y x = δ...(.5) z y x z y x z y x = α 4 4 z y z y z y = β...(.6) 4 4 z x z x z x = γ 4 4 y x y x y x = δ.(.7) 4 z y x z y x z y x = α 4 y x y x y x = β.(.8)

47 4 z x z x z x = γ 4 y x y x y x = δ...(.9) Fungsi perpindahan dalam kaitannya dengan fungsi bentuk N ditulis sebagai berikut: = w v u w v u w v u w v u N N N N N N N N N N N N w v u...(.0) dimana v z y x N 6 δ γ β α = v z y x N 6 δ γ β α =...(.) v z y x N 6 δ γ β α = v z y x N δ γ β α =

48 strain dari elemen untuk kasus stress tiga dimensi diberikan dalam persamaan berikut ini: { } [ ]{ } d B = ε...(.) [ ] = β δ γ δ β λ δ γ β B.(.) hubungan stress-strain diberikan melalui persamaan: { } [ ]{ } ε σ D =...(.4) dimana [ ] D adalah : [ ] ( )( ) + = v v v v v v v v v v v E D...(.5)

49 .6. Kerangka Konsep Penelitian Hasil yang diperoleh dalam suatu penelitian sering dipengaruhi oleh variablevariabel penelititan itu sendiri. Untuk mengontrol pegaruh variabel satu dengan yang lainnya maka perlu dibuat kerangka konsep penelitian seperti pada pada Gambar.: Permasalahan : Distribusi tegangan pada seluruh permukaan helm Variable bebas: Model helm Arah impak Simulasi KOMPUTER Hasil yang diperolah - Tegangan pada seluruh permukaan helm - Lokasi tegangan yang menyebabkan inisiasi retak pada helm Gambar. Kerangka konsep penelitian

50 BAB METODE PENELITIAN.. Tempat dan Waktu Simulasi menggunakan Software MSC/NASTRAN 4.5 dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program sampai dinyatakan selesai. Tempat pelaksanaan di IC-STAR USU menggunakan Software MSC/NASTRAN 4.5 dan pemodelan dilakukan dengan menggunakan AutoCAD yang mendekati bentuk sebenarnya... Bahan, Peralatan dan Metode... Bahan (helm toko) Pada penelitian ini helm yang akan diuji yaitu helm separuh kepala tanpa busa (tipe a), helm separuh kepala ditambah busa (tipe a), helm penuh tanpa busa (tipe b), dan helm penuh ditambah busa (tipe b), helm ini adalah helm non-standard, helm sepeda motor ini dipilih atas dasar masih banyak digunakan pengendara sepeda motor. Peneliti mengasumsikan bahwa helm jenis ini belum memenuhi kategori standard, alasannya karena tidak terdapat lebel maupun stiker uji standard yang ditempel pada helm.

51 Gambar. Helm non-standard... Peralatan Pada Penelitian ini simulasi menggunakan perangkat lunak MSC/NASTRAN 4.5, AutoCAD untuk pemodelan dalam bentuk solid, sedangkan untuk pemodelan elemen hingga dikerjakan menggunakan software MSC/NASTRAN 4.5 dengan mengimport dari model AutoCAD.... Metode...Pembuatan gambar helm dengan menggunakan AutoCAD Untuk mendapatkan gambar yang sesuai dengan aslinya, pertama helm diukur secara manual, setelah diukur mulai menggambar dengan menggunakan AutoCAD. Gambar dapat dilihat pada Gambar.:

52 Gambar. Ukuran helm separuh kepala Gambar. Ukuran helm penuh... Material yang dipilih untuk helm sepeda motor non-standard Karena penelitian ini simulasi maka material tempurung diasumsikan Polypropilene-Etilene Copolimer karena sudah ada yang melakukan pengujian pada helm industri non-standard [4] dan material peredam benturan (busa) adalah Polyethylene Foam LD8. dapat dilihat pada Tabel..

53 Tabel. Sifat mekanik impak material helm [4] Jenis Pengujian Rata-rata Std.Dev. Tensile Yield Strength (MPa),448,94 Elastik Modulus (MPa) 65,899 76,0 Elongation at Break (%) 0,48,67 Diketahui sifat mekanik impak material helm: a. Massa jenis helm ( ρ ) = 0,854 x 0-6 kg/mm b. Cepat rambat gelombang (C 0 ) =,97 mm/s Diketahui sifat mekanik material busa (Lampiran ): a. Mass density = x 0-8 kg/mm b. Young s modulus = 0, MPa c. Poisson s ratio = 0,... Penelitian secara simulasi komputer Simulasi dengan menggunakan komputer dilaksanakan di IC-STAR USU. Software yang digunakan adalah MSC/NASTRAN 4.5 for Windows yang berbasis Metode Elemen Hingga (MEH). MSC/NASTRAN 4.5 mampu menyelesaikan persoalan-persoalan struktur dan material untuk menganalisa tegangan (stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer). Kajian numerik yang umum digunakan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan beda hingga dan elemen hingga. Beda hingga (finite difference) dilakukan dengan mendiskretisasi persamaan differensial. Metode ini memiliki kelemahan

54 utama yaitu syarat-syarat batasnya sangat susah dipenuhi. Dan kelemahan yang lain adalah akurasi hasil perhitungannya yang relatif rendah. Kajian elemen hingga adalah analisis pendekatan yang berasumsi peralihan atau asumsi tegangan atau berdasarkan kombinasi keduanya pada setiap elemennya. Simulasi komputer dilakukan untuk mengklarifikasikan prilaku mekanik yang terjadi akibat pengujian secara experimental. Untuk membantu dalam simulasi ini, khususnya dalam membuat model akan digunakan software AutoCAD. Langkah-langkah yang dilakukan pada simulasi dengan menggunakan MSC/NSTRAN 4.5 adalah:. Helm di Import dari AutoCAD dalam bentuk SAT, setelah itu baru bisa dibuka di MSC/NASTRAN 4.5 Gambar.4 Kotak dialog untuk di import ke NASTRAN. Pemberian Mesh, besar ukuran mesh dapat ditentukan Gambar.5 Kotak dialog ukuran mesh

55 . Material helm dipilih Polypropilene-Etilene Copolimer, karena tidak ada didalam kotak dialog maka sifat-sifat mekanik yang dimasukkan adalah modulus elastisitas, masa jenis dan poisson ratio. Gambar.6 Kotak dialog material dan sifat mekaniknya 4. Constraint dilakukan karena pada simulasi helm dipotong setengah maka bagian helm yang dipotong yang diberikan constraint. Gambar.7 Kotak dialog constraint/dof

56 5. Untuk melihat kurva tegangan vs waktu maka dapat dilakukan dengan memasukkan data pada kotak dialog Function Definition Gambar.8 Kotak dialog model fungsi 6. Pembebanan dipilih dalam bentuk Tegangan Gambar.9 Kotak dialog beban dalam bentuk tegangan

57 7. Dynamic Analysis dalam simulasi ini diperlukan pembebanan dalam bentuk dinamis dengan waktu penjalaran di helm. Gambar.0 Kotak dialog analisa dinamik 8. Langkah terakhir adalah melakukan Analisa dengan memilih Analysis type dalam bentuk transient dynamic dan output Type dalam bentuk displacement and stress Gambar. Kotak dialog analisa

58 .. Variabel yang Diamati Adapun variable yang akan diamati dalam simulasi dengan software MSC/NASTRAN 4.5 secara keseluruhan variabel yang diamati pada penelitian ini adalah:. Dimensi dan geometri helm. Waktu terjadinya beban impak. Tegangan insiden yang masuk ke dalam helm 4. Distribusi tegangan pada seluruh permukaan helm 5. Kekuatan helm terhadap beban impak.4. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan berurutan dan sistematis. Pelaksanaan penelitian dimulai dari penelusuran literatur dan penyusunan proposal penelitian, pemeriksaan ketersediaan peralatan, pengujian statik berupa pengujian tarik untuk mendapatkan sifat mekanik helm non-standard serta simulasi komputer. Semua hasil akan diolah dan diperoleh kesimpulan yang berupa jawaban dari tujuan penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat diagram alir pelaksanaan penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI BAB TINJAUAN PUSTAKA Uji standard yang kita kenal saat ini diadpsi dari: SNI 09-1811-1998 9 (Indnesia); JIS T 8131-1977 (Jepang); ANSI Z 89.1-1997 (USA), dimana menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam

Lebih terperinci

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG MENDAPAT TEGANGAN INSIDEN SEBESAR 24,5 MPa M. Rafiq Yanhar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UISU Abstrak Penelitian ini mengetengahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 pasal 23

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya. Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 pasal 23 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan dan keamanan pada saat berkenderaan merupakan idaman dan keinginan pengendara dan penumpang sepeda motor khususnya dan masyarakat pada umumnya. Undang-undang

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK KERUCUT MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK KERUCUT MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK KERUCUT MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALFANSYURI NIM. 040401034 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh PARLINDUNGAN S.P /TM L A H PA S C A S A R J A N A

T E S I S. Oleh PARLINDUNGAN S.P /TM L A H PA S C A S A R J A N A 1 SIMULASI KOMPUTER DISTRIBUSI TEGANGAN PADA HELM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP BTQN 157 EX DILAPISI BUSA (FOAM) TERHADAP BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI MENGGUNAKAN MSC/NASTRAN 4.5 T E S I S Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bebas. Metode pengujian ini mengacu pada standar ASTM E23, ISO 148 dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bebas. Metode pengujian ini mengacu pada standar ASTM E23, ISO 148 dan BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pendahuluan Metode pengujian impak yang dilakukan yaitu metode yang menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam penelitian ini akan digunakan alat uji impak jatuh bebas. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Tinjauan Umum Pada penelitian ini dilakukan re-desain marka kerucut, oleh karena itu perlu diketahui tentang dasar-dasar desain suatu produk. Desain produk merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK SILINDER MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN

ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK SILINDER MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN ANALISIS STRUKTUR PRODUK PENGARAH JALAN BENTUK SILINDER MENGGUNAKAN MSC.NASTRAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik AHMAD DAHRUL NASUTION NIM. 030401052

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI

STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI PKMI-2-14-1 STUDI KARAKTERISTIK PENGUKURAN TEGANGAN DAN RESPON HELMET INDUSTRI Jon Heri, Eko Hardiansyah, Chandra.A Siregar, Muhammad Daud Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 ANALISIS SIMULASI STRUKTUR CHASSIS MOBIL MESIN USU BERBAHAN BESI STRUKTUR TERHADAP BEBAN STATIK DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS 14.5 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang studi literatur yang berkaitan denganredesain parking bumper bahan komposit polymeric foam diperkuat TKKS yang diuji menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan perlengkapan jalan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2] BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Elemen Hingga Analisa kekuatan sebuah struktur telah menjadi bagian penting dalam alur kerja pengembangan desain dan produk. Pada awalnya analisa kekuatan dilakukan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM STUDI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI ANSYS 12 PEMBUATAN ASPAL POLIMER DENGAN PERBANDINGAN CAMPURAN POLISTIRENA PADA ASPAL 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 DENGAN AGREGAT 300 gr PASIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan

Lebih terperinci

KETANGGUHAN RETAK DINAMIK BAHAN KOMPOSIT GFRP UNTUK HELMET INDUSTRI DISEBABKAN BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN MSC/NASTRAN FOR WINDOWS TESIS.

KETANGGUHAN RETAK DINAMIK BAHAN KOMPOSIT GFRP UNTUK HELMET INDUSTRI DISEBABKAN BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN MSC/NASTRAN FOR WINDOWS TESIS. KETANGGUHAN RETAK DINAMIK BAHAN KOMPOSIT GFRP UNTUK HELMET INDUSTRI DISEBABKAN BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN MSC/NASTRAN FOR WINDOWS TESIS Oleh JUSNITA 037015008/MTM PROGRAM DOKTOR DAN MAGISTER TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan perlengkapan jalan

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI 5 SIMULASI DINAMIK STIK GOLF REDESAIN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ZULFRIEND IRWANTO MANRU 070401033 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER Halman 1, Moch. Agus Choiron 2, Djarot B. Darmadi 3 1-3 Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9] BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN METODE ELEMEN HINGGA 2.1 Mesin press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI

SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI SIMULASI PEMBEBANAN IMPAK PADA HELMET SEPEDA MATERIAL KOMPOSIT BUSA POLIMER DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Tekni

Lebih terperinci

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISA STRUKTUR PARKING BUMPER MATERIAL KOMPOSIT POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK MENGGUNAKAN ANSYS REL. 5.4 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA Bab 3 Model Elemen Hingga Pemodelan numerik tumbukan tabung bujursangkar dilakukan dengan menggunakan LS-Dyna. Perangkat lunak ini biasa digunakan untuk mensimulasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI PENGARUH BEBAN DAN TEKANAN UDARA PADA DISTRIBUSI TEGANGAN VELG JENIS LENSO AGUS EFENDI Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Velg merupakan komponen utama dalam sebuah kendaraan.

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI

SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI SIMULASI DINAMIK STIK GOLF WILSON MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS 14.0 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik AHMAD FAIZ RAMADHAN HASIBUAN 070401003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.

ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12. ANALISA KEKUATAN IMPAK HELM SEPEDA MOTOR SNI AKIBAT PEMBERIAN BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DAN SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS WORKBENCH V 12.1 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENGUKURAN HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS TESIS OLEH RAHMAT KARTOLO SIMANJUNTAK / TM

PENGUKURAN HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS TESIS OLEH RAHMAT KARTOLO SIMANJUNTAK / TM PENGUKURAN HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN IMPAK MENGGUNAKAN METODE JATUH BEBAS TESIS OLEH RAHMAT KARTOLO SIMANJUNTAK 037015014/ TM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 1 ABSTRAK

Lebih terperinci

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik

Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik Pembuatan dan Uji Karakteristik Material Beton Ringan (Concrete Foam) yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri. Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada

TINJAUAN PUSTAKA Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri. Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Standarisasi dan Klasifikasi Helmet Industri Hasil pengembangan produk helmet di sektor industri manufaktur, pada umumnya jenis helmet yang digunakan oleh masyarakat di negara-negara

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV 3.1 Metodologi Optimasi Desain Tabung COPV Pada tahap proses mengoptimasi desain tabung COPV kita perlu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu melakukan

Lebih terperinci

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR Oleh: Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen Kopertis Wilayah I Abstract The traffic accident doesn t involved

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, III. METODELOGI Terdapat banyak metode untuk melakukan analisis tegangan yang terjadi, salah satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, FEM). Metode elemen hingga adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Composite. Fiber - Reinforced. Continous. Disontinous Streng. (Aligned) (Short) thened. Aligned. Matriks Penguat Komposit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Composite. Fiber - Reinforced. Continous. Disontinous Streng. (Aligned) (Short) thened. Aligned. Matriks Penguat Komposit BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda - beda pada penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Sebelum tahun 1920-an, desain perkerasan pada dasarnya adalah penentuan ketebalan bahan berlapis yang akan memberikan kekuatan dan perlindungan untuk tanah dasar

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3] BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN FINITE ELEMEN METHOD 2.1 Mesin Press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS

ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS ANALISA KEKUATAN IMPAK CONCRETE FOAM DENGAN VARIASI KOMPOSISI POLIURETAN YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT AKIBAT IMPAK JATUH BEBAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR

PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR PENGUKURAN ENERGI IMPAK HELMET S EPEDA MOTOR AKIBAT BEBAN IMPAK JATUH BEBAS DENGAN ANVIL PLAT DATAR Oleh: Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen KOPERTIS W ilayah I Abstract The traffic accident doesn t involved

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 4

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN A Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar LAMPIRAN B Tabel B-1 Analisa Rangkaian Lintas Datar 80 70 60 50 40 30 20 10 F lokomotif F gerbong v = 60 v = 60 1 8825.959 12462.954 16764.636 22223.702 29825.540

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000 PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil (Studi Literatur)

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST. TUGAS AKHIR Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib PEMBIMBING Yohanes, ST. Msc SYAMSUL ARIF 2110 106 023 LATAR BELAKANG Kualitas dari

Lebih terperinci

Gambar 2.1 ladder frame chassis

Gambar 2.1 ladder frame chassis 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Frame Chassis Sasis atau frame chassis atau frame assy dibidang otomotif adalah sebuah rangka pada kendaraan yang berfungsi menopang seluruh komponen kendaraan, dan menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS

ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS ANALISIS STRUKTUR SPEED BUMP DENGAN CAMPURAN CONCRETE FOAM DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ANSYS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARAGHI MUTTAQIN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK)

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) Oleh Muftil Badri M 1, Bustami Syam 2, Samsul Rizal 3, Krishna Surya

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik INDRA GUNAWAN NIM ANALISA PERILAKU KERETAKAN SAMBUNGAN PADA PENUTUP DRAINASE SEKALIGUS SEBAGAI PARKING BUMPER PADUAN BAHAN CONCRETE FOAM DIPERKUAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PROGRAM ANSYS SKRIPSI

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS

ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS ENERGI IMPAK HELMET SEPEDA MOTOR YANG DIKENAI BEBAN JATUH BEBAS Rahmat Kartolo Simanjuntak Dosen KOPERTIS W ilayah I Abstract Events that often occur in traffic accidents where the driver is falling from

Lebih terperinci

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) TESIS

RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) TESIS RESPON POLYMERIC FOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK DAN IMPAK (SIMULASI NUMERIK) TESIS Oleh: MUFTIL BADRI M 087015005/TM PROGRAM MAGISTER TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Teknik Mesin

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANANG HADI SAPUTRO NIM. 201254007 DOSEN PEMBIMBING Taufiq Hidayat, ST., MT. Qomaruddin, ST.,

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GUNAWAN NIM.

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR HERY SANUKRI MUNTE 06 0404 008 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM OLEH ISKANDAR PERANGIN

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan sarjana teknik sipil Anton Wijaya 060404116 BIDANG

Lebih terperinci

Sifat Sifat Material

Sifat Sifat Material Sifat Sifat Material Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat sifat itu akan mendasari dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT TUGAS SARJANA PROSES PEMOTONGAN LOGAM VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT OLEH: LILIK SULAIMANSYAH NIM : 020401007 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ANDRY KURNIADI ROJANA 0521019 Pembimbing: Olga Pattipawaej, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITASKRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA (Studi Literatur) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : ADVENT HUTAGALUNG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI T E S I S. Oleh M. RAFIQ YANHAR /TM

SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI T E S I S. Oleh M. RAFIQ YANHAR /TM SIMULASI TEGANGAN PADA HELM INDUSTRI DARI BAHAN KOMPOSIT GFRP YANG DIKENAI BEBAN IMPAK KECEPATAN TINGGI T E S I S Oleh M. RAFIQ YANHAR 758/TM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik dan efisien. Pada industri yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA Yonatan Tua Pandapotan NRP 0521017 Pembimbing :Ir Daud Rachmat W.,M.Sc ABSTRAK Sistem struktur pada gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan pembangunan sarana prasarana fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal tersebut menjadi mungkin

Lebih terperinci

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL RIDWAN H PAKPAHAN

ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL RIDWAN H PAKPAHAN ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL TUGAS AKHIR RIDWAN H PAKPAHAN 05 0404 130 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2009 1 ANALISIS PERENCANAAN

Lebih terperinci

Kinematika Sebuah Partikel

Kinematika Sebuah Partikel Kinematika Sebuah Partikel oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Bahan Kuliah PS TEP oleh Delvi Yanti Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA Alderman Tambos Budiarto Simanjuntak NRP : 0221016 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA AFRIYANTO NRP : 0221040 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan

Lebih terperinci

PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG ABSTRAK

PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG ABSTRAK PEMODELAN NUMERIK METODE ELEMEN HINGGA NONLINIER STRUKTUR BALOK TINGGI BETON BERTULANG Jhony NRP: 0721003 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT. ABSTRAK Balok tinggi adalah balok yang mempunyai rasio

Lebih terperinci

Sumber :

Sumber : Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA MICHAEL JERRY NRP. 0121094 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab. Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung untuk mensimulasikan kemampuan tangki toroidal penampang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. juta ton berat basah per tahun. PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN-III) sendiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) jumlahnya cukup banyak, yaitu 1,9 juta ton berat kering atau setara 4 juta ton berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ke 21 ini, kebutuhan akan trasportasi dalam suatu masyarakat meningkat. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan pergerakan alat-alat angkut tersebut secara

Lebih terperinci