BAB AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT"

Transkripsi

1 Akuntansi Pemerintah Pusat BAB 6 5 AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, seharusnya Saudara bisa: Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah pusat Memahami proses penyusunan neraca awal Memahami siklus akuntansi pemerintah pusat Melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat For wise words 85

2 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik BAB VI AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah Pusat Dasar hukum Akuntansi Pemerintah Pusat adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 337/KMK.012/2003 tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Menurut Keputusan Menteri Keuangan ini, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaki keuangan, aset, utang dan akuitas seluruh entitas Pemerintah Pusat. Dalam Pedoman Pelaksanaan SAPP, yang menjadi satu kesatuan dengan KMK diatas, SAPP ini mempunyai beberapa tujuan yakni: 1. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi dibawahnya melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum. 2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntanbilitas. 3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan. 4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien. Karakteristik SAPP. SAPP mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut: 1. Basis Akuntansi. SAPP menggunakan basis kas untuk pendapatan dan belanja, yang artinya pendapatan diakui dan dicatat pada saat diterima oleh Kas Umum Negara dan belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara. Sedangkan untuk pos-pos neraca, SAPP menggunakan basis akrual, yang artinya aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkuangan berpengaruh pada keuangan pemerintah, bukan pada saat kas diterima atau diabayar. 2. Sistem Pembukuan. SAPP menggunakan sistem pembukuan berpasangan (double entry system), dimana persamaan akuntansi Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana digunakan untuk mencatat setiap transaksi. Setiap transaksi dibukukan dengan melakukan pendebetan suatu perkiraan dan secara bersamaan melakukan pengkreditan di perkiraan lainnya yang terkait. 3. Sistem Terpadu dan Terkomputerisasi. SAPP terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dimana proses pembukuan dan 86

3 Akuntansi Pemerintah Pusat pelaporan sistem tersebut sudah dikomputerisasi. Seluruh transaksi yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan dibukukan dan dilaporkan dalam SAPP ini. 4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi. SAPP mendesentralisasi pencatatan maupun pelaporan keuangannya, dimana kegiatan-kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor instansi tingkat pusat maupun kantor instansi tingkat daerah. 5. Bagan Perkiraan Standar. SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. Kerangka Umum SAPP. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat (SAP) dan. Sistem Akuntansi Pusat merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh entitas pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Keuangan (lebih khusus lagi oleh Badan Akuntansi Keuangan Negara/BAKUN). 1 Sedangkan Sistem Akuntansi Instansi dilaksanakan oleh kemeterian/lembaga pengguna anggaran negara. Sistem Akuntansi Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN) dan. SAKUN ditujukan untuk menghasilkan Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat, sedangkan SAU ditujukan untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Pemerintah Pusat. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas, dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat merupakan gabungan Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh kementerian negara/lembaga. Laporan ini berisi perbandingan antara estimasi pendapatan (anggaran pendapatan) dan realisasi pendapatan, dan perbandingan antara apropriasi (anggaran belanja) dan realisasi belanja. Neraca Pemerintah Pusat merupakan hasil penggabungan hasil neraca instansi yang merupakan output dari Sistem Akuntansi Instansi dan Sistem Akuntansi Kas Umum Negara. Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan gabungan laporan arus kas dari seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan di daerah (dalam hal ini Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). 1 BAKUN merupakan organisasi dibawah Departemen Keuangan yang salah satu tugasnya adalah mengelola Sistem Akuntansi Pemerintahan. Setelah dilakukan reorganisasi Departemen Keuangan, tugas tersebut beralih ke instansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Depkeu. 87

4 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik Sistem Akuntansi Instansi. Sesuai dengan peraturan prundangan, setiap kementerian negara/lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Sistem Akuntansi Instansi terdiri dari: 1. Sistem Akuntansi Kantor/Proyek yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Kantor / Proyek yang bersangkutan 2. Sistem Akuntansi Wilayah yang dilaksanakan oleh Unit Auntansi pada kantor wilayah instansi yang bersangkutan 3. Sistem Akuntansi Eselon I yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Eselon I Departemen yang membawahinya. 4. Sistem Akuntansi Kantor Pusat Instansi yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi Kantor Pusat Instansi (tingkat kementerian negara / lembaga yang bersangkutan). B. Penyusunan Neraca Awal Penyusunan laporan keuangan pemerintah harus mengacu pada standar akuntansi pemerintah. Sampai dengan saat ini (Juni 2005), Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang menurut peraturan perundangan merupakan badan penyusun standar (Standard Setting Body) akuntansi pemerintahan telah menyusun suatu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan telah pula mendapat pertimbangan Badan Pemeriksa Keuangan. Materi Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut secara lengkap diuraikan dalam Bab 4 dan 5. Dengan akan diberlakukannya Standar Akuntansi Pemerintahan pada semua entitas pemerintah tersebut, berbagai kemungkinan permasalahan dapat timbul. Salah satu permasalahan yang cukup signifikan adalah masalah penyusunan neraca awal suatu entitas, karena neraca awal merupakan titik tolak dan akan menjadi dasar dimulainya pencatatan transaksi akuntansi pada periode berikutnya. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan telah mempublikasikan Buletin Teknis Penyusunan Neraca awal sebagai arahan atau pedoman untuk mengatasi masalah-masalah akuntansi maupun pelaporan keuangan yang timbul. Beberapa kemungkinan permasalahan dan pedoman dari KSAP adalah sebagai berikut: Kas. Sumber data kas, realitanya, tersebar dan masing-masing berada dibawah tanggung jawab yang berbeda. Dalam jangka panjang, peraturan perundangan mengamanatkan bahwa pengelolaan kas pemerintah haruslah menganut sistem rekening tunggal untuk bendahara (treasury single account) dan pengelolaannya dilakukan oleh bendahara umum negara, dalam hal ini Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat. Kas yang penguasaannya menjadi dan tanggung jawab bendahara umum negara atau kuasa bendahara bendahara kas umum negara terdiri dari: 1. Kas di Bank Indonesia. 2. Kas di KPPN 88

5 Akuntansi Pemerintah Pusat 3. Kas di Bendahara Umum Negara atau kuasanya (dalam hal ini bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, atau saldo kas lainnya yang diterima oleh kementerian negara/lembaga karena penyelenggaraan pemerintahan.). Untuk menentukan nilai saldo awal di Bank Indonesia dan Kas di KPPN, pemerintah dapat menggunakan saldo rekening koran pemerintah pada Bank Indonesia atau bank umum/persepsi yang dikeluarkan bank yang bersangkutan pada tanggal neraca. Hanya, jumlah tersebut perlu dikurangi terlebih dahulu dengan nilai yang bukan hak pemerintah, misalnya tagihan pihak ketiga yang merupakan titipan kepada pemerintah seperti rekening Askes, Taspen dan Taperum. Sedangkan untuk mendapatkan saldo Kas di Bendahara Umum Negara atau kuasanya dapat dilakukan dengan inventarisasi fisik kas per tanggal neraca dan melakukan rekonsiliasi dengan catatan yang ada di bendahara sehingga dapat diketahui sisa uang yang menjadi tanggung jawab bendahara. C. Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat Siklus akuntansi Pemerintah Pusat akan terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1. Penyusunan Neraca Awal. Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dan merupakan dasar dimulainya transaksi. Sesuai dengan Bulletin Teknis Neraca Awal dari Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, hasil akhir tahap ini adalah Neraca yang berisikan informasi aktiva, pasiva dan ekuitas dana. Urian-uraian tentang penyusunan Neraca Awal telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya dalam bab ini. 2. Pencatatan APBN yang telah disahkan. APBN berisi rencana keuangan unit Pemerintah Pusat untuk satu tahun anggaran yang terdiri dari pos pendapatan, belanja dan pembiayaan. Dengan demikian, tahapan ini akan terdiri pencatatan atau penjurnalan atas pos-pos pendapatan, pencatatan atas pos belanja dan pencatatan pos-pos pembiayaan, baik penerimaannya maupun pengeluarannya. Sub sistem yang terlibat dalam tahapan ini adalah Sistem Akuntansi Kas Umum Negara dari Sistem Akuntansi Pusat. Akun-akun yang terlibat diantaranya adalah Estimasi Pendapatan, Apropriasi Belanja,, Estimasi Penerimaan Pembiayaan, Estimasi Pengeluaran Pembiayaan, dan Pembiayaan Netto. Sedangkan, jumlahnya merupakan jumlah total untuk keseluruhan APBN. 3. Pencatatan DIPA Setelah APBN disahkan, maka unit Pemerintah Pusat melalui Departemen Keuangan mengalokasikan pos-pos yang terdapat pada APBN kepada unit-unit pengguna anggaran dalam bentuk DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). DIPA tersebut oleh Sistem Akuntansi Pusat akan dicatat dalam sub sistem Sistem Akuntansi Umum dan oleh instansi pengguna anggaran akan dicatat dalam Sistem Akuntansi Instansi. Akun-akun yang terlibat diantaranya Estimasi Pendapatan yang 89

6 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik dialokasikan, Allotment Belanja, Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan, Appropriasi Pengeluaran Pembiayaan, dan piutang/utang Kas Umum Negara. 4. Pencatatan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan Dalam tahun berjalan, masing-masing instansi pengguna anggaran akan melaksanakan kegiatan kepemerintahannya yang mengakibatkan adanya realisasi anggaran dalam bentuk kas masuk, kas keluar atau perubahan-peruabahan nilai bersih ekuitas. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara akan terlibat jika transaksi yang terjadi berkaitan dengan Kas Umum Negara, Sistem Akuntansi Umum akan terlibat jika transkai yang terjadi merupakan transaksi yang merubah nilai kekayaan bersih, dan Sistem Akuntansi Instansi akan terlibat jika transaksi yang terjadi merupakan transaksi yang merubah nilai kekayaan bersih instansi yang bersangkutan. Tahapan ini mempunyai variasi transaksi yang sangat beragam, karena tahap ini meliputi realisasi atas seluruh pos yang ada dalam anggaran. Sehingga, akun-akun yang terlibat akan sangat banyak, tergantung kejadian akuntansinya. 5. Penyusunan Neraca Percobaan Kemudian, pada akhir periode biasanya tahunan, tapi bisa juga bulanan jika diperlukan, suatu Neraca Percobaan disusun, yang merupakan pencerminan keseluruhan transaksi selama periode yang bersangkutan. Data Neraca Percobaan ini berisi informasi yang lengkap mengenai satu entitas akuntansi, dimana akunakun yang ada akan dipilah sedemikian rupa sehingga dapat disusun laporan keuangan pokok unit Pemerintah Pusat. 6. Pembuatan Jurnal Penyesuaian Seperti halnya akuntansi komersial, didalam akuntansi Pemerintah Pusat, ada kemungkinan diadakan penyesuaian-penyesuaian yang menyangkut hak atau kewajiban keuangan untuk periode yang bersangkutan. Penyesuaian yang paling sering muncul berkaitan dengan masalah accrued dan deffered, selain penyesuaian yang menyangkut koreksi kesalahan yang mungkin timbul. 7. Pembuatan Jurnal Penutup Jurnal penutup diperlukan dalam rangka memilah akun-akun mana yang akan muncul di Laporan Realisasi Anggaran (akun nominal) dan akun-akun mana yang akan muncul di neraca (akun riil). Akun nominal meliputi akun-akun yang dikenal dalam akuntansi komersial, juga akun-akun yang berkaitan dengan anggaran (budgetary accounts). Seluruh akun nominal akan ditutup di akhir periode akuntansi melalui jurnal penutup akhir tahun sehingga seluruh akun nominal akan muncul di laporan realisasi anggaran, yang merupakan laporan yang berisi informasi keuangan satu periode akuntansi. Akun riil tidak dilakukan penutupan di akhir tahuan, sehingga akun riil seluruhnya akan dilaporkan dalam laporan Neraca, yang merupakan laporan yang berisi informasi atas aktiva, pasiva dan ekuitas pada tanggal tertentu. 8. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan proses tersebut diatas, akhirnya dapat disusun suatu laporan keuangan lengkap yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi anggaran dan Laporan Arus Kas. Keseluruhan tahapan tersebut saling berkaitan yang membentuk suatu 90

7 Akuntansi Pemerintah Pusat sistem yang alurnya sangat jelas, dimana pencatatan transaksi akan mengakibatkan perubahan atas rekening-rekening yang berkaitan sedemikian rupa sehingga prosesnya menjadi sangat teratur. D. Ilustrasi Transaksi Dimisalkan bahwa, sejak tahun 20X1, pemerintah pusat Republik Indonesia memulai menerapkan standar akuntansi pemerintahan di lingkungannya. Persiapan-persiapan untuk menyusun laporan keuangan telah dilakukan, termasuk persiapan untuk menyusun neraca awal tahun. Dari langkah persiapan tersebut, dihasilkan data sebagai berikut: No URAIAN JUMLAH (Rupiah) 1 Kas di Bendahara Pembayar Kas di Bendahara Penerima Kas di Bank Indonesia Piutang Persediaan Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Investasi Jangka Pendek Investasi Jangka Panjang Kewajiban Jangka Pendek Bagian Lancar Hutang LN Kewajiban Jangka Panjang Hutang LN Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh unit pemerintah pusat adalah menyusun neraca awal. Jurnal-jurnal yang perlu disusun untuk kepentingan itu adalah: Atas kas yang tersedia, setelah dilakukan kas opname atau rekonsiliasi bank, dilakukan penjurnalan sebagai berikut: (untuk penyederhanaan, angka yang tercantum dalam jurnal dalam ribuan rupiah) Penjurnalan Saldo Awal Kas Kas di Bendahara Pembayar Uang Muka dari Kas Umum Negara Kas di Bendahara Penerima Pendapatan yang Ditangguhkan Kas di Bendahara Pembayar Uang Muka dari Kas Umum Negara

8 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik Kas di Bendahara Penerima Pendapatan Ditangguhkan Kas di Bendahara Pembayar Uang Muka dari Kas Umum Negara Kas di Bendahara Penerima Pendapatan Ditangguhkan 5, Kas di Bendahara Pembayar Saldo Anggaran Lebih.. Kas di Bank Indonesia Saldo Anggaran Lebih.. 20, , Penjurnalan Saldo Awal Piutang Piutang.. Cadangan Piutang Piutang.. Cadangan Piutang Piutang.. Cadangan Piutang Tidak ada jurnal Penjurnalan Saldo Awal Persediaan Persediaan.. Cadangan Persediaan

9 Akuntansi Pemerintah Pusat Persediaan.. Cadangan Persediaan Persediaan.. Cadangan Persediaan Tidak ada jurnal Penjurnalan Saldo Awal Aktiva Tetap Tanah Peralatan & Mesin Gedung & Bangunan Jalan, Irigasi & Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Tanah Peralatan & Mesin Gedung & Bangunan Jalan, Irigasi & Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap Tanah Peralatan & Mesin Gedung & Bangunan Jalan, Irigasi & Jaringan Diinvestasikan dalam Aset Tetap Tidak ada jurnal 93

10 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik Penjurnalan Saldo Awal Investasi Investasi Jangka Pendek Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Pendek Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Pendek Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Tidak ada jurnal Penjurnalan Saldo Awal Hutang Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek Kewajiban Jangka Pendek Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Panjnag Kewajiban Jangka Panjang Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek Kewajiban Jangka Pendek Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Panjnag Kewajiban Jangka Panjang

11 Akuntansi Pemerintah Pusat Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek Kewajiban Jangka Pendek Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Panjnag Kewajiban Jangka Panjang Dana yang harus disediakan u/ pembay Utang Jk Pendek Kewajiban Jangka Pendek Tidak ada Jurnal Dengan demikian, dari jurnal-jurnal diatas, maka dapat disusun neraca awal pemerintah pusat sebagai berikut: NERACA PEMERINTAH PUSAT PER 1 JANUARI 20x1 APBN YANG DISAHKAN Dimisalkan bahwa APBN yang disetujui oleh DPR adalah: No Keterangan APBN (dalam Rp) 1 Pendapatan : - Pendapatan Pajak - Pendapatan Retribusi Jumlah Pendapatan Belanja : - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal : - Belanja Gedung & Bangunan - Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Jumlah Belanja Tahun Berjalan ( ) 4 Pembiayaan : Penerimaan Pembiayaan : - Penggunaan SiLPA - Pinjaman Luar Negeri Jumlah Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan : - Pembayaran Pokok Pinjaman LN Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Netto Pencatatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 95

12 Akuntansi Pemerintahan: Teori dan Praktik Estimasi Pendapatan Pajak Estimasi Pendapatan Retribusi Apropriasi Belanja Pegawai Apropriasi Belanja Barang & Jasa Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan Estimasi Pendapatan Pajak Estimasi Pendapatan Retribusi Apropriasi Belanja Pegawai Apropriasi Belanja Barang & Jasa Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan Estimasi Pendapatan Pajak Estimasi Pendapatan Retribusi Apropriasi Belanja Pegawai Apropriasi Belanja Barang & Jasa Apropriasi Belanja Gedung & Bangunan Apropriasi Belanja Jalan, Irigasi & Jaringan Tidak ada jurnal 96

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT I. PENDAHULUAN I.1. Umum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERB ENDAHARAAN NOMOR : PER - 01/PB/2005 TENTANG PEDOMAN JURNAL STANDAR DAN POSTING RULES PADA SISTEM

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

JURNAL STANDAR. 1. Jurnal Standar APBN

JURNAL STANDAR. 1. Jurnal Standar APBN JURNAL STANDAR Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi Instansi. Kedua sistem tersebut mempunyai sub sistem pendukung berupa: 1. Sistem Akuntansi Pusat

Lebih terperinci

BAB V JURNAL STANDARD

BAB V JURNAL STANDARD BAB V JURNAL STANDARD Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

JURNAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

JURNAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT JURNAL STANDAR ATANSI PEMERINTAH PUSAT Andry Kurniawan Mulyono 1), Puput Waryanto 2), Rudy Antoni Panjaitan 3), Stephanus Manovan Setyanta 4) 1) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014 Ds. Toyomarto Kec. Singosari Kab.Malang Kotak Pos 8 Singosari 65153 Telp.0341-458359 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian dana umum dan ekuitas dana. 2. Menjelaskan fungsi ekuitas dana

Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian dana umum dan ekuitas dana. 2. Menjelaskan fungsi ekuitas dana Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian dana umum dan ekuitas dana. 2. Menjelaskan fungsi ekuitas dana dalam akuntansi pemerintahan. 3. Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1618, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akun Standar. Bagan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 /PMK.05/ 2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Jurnal Korolari dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

Jurnal Korolari dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Jurnal Korolari dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (Oleh: Jamason Sinaga, Ak., MAP.*) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 7 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN 1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1). Pendapatan Realisasi pendapatan tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK Lampiran II Pedoman Analisa Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NOMOR: PER- /PB/2006 Tanggal 2006 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Analisa & Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN KPPN

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012. PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No. Uraian 2013 2012 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Jalan. Caringin No. 103 Bandung Telp/Fax (022) 5410403 PEMERINTAH KOTA BANDUNG KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist No.2047, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Transfer. Dana Desa. Sistem. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK 4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 337/KMK.012/2003 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 337/KMK.012/2003 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 337/KMK.012/2003 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) Uraian

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Pernyataan Tanggung Jawab ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik viii Daftar Lampiran ix Daftar Singkatan x Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II.

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN LAMPIRAN XV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL: : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Jakarta 2003 - 1 - DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 A. NERACA Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2011 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1.506.460.908.360,30

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Pemerintah Aceh Tahun 212 A. NERACA PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 212 dan 211 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 212 TAHUN 211 ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1,931,325,183,1.75 1,56,46,98,36.3

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA Neraca adalah Laporan Keuangan yang menginformasikan/menggambarkan harta kekayaan, kewajiban dan pembiayaan dalam bentuk equitas dana suatu

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

JUMLAH ASET LANCAR , ,94 A. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 21 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 21 dan 29 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 21 TAHUN 29 (1) (3) (4) ASET ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA LAMPIRAN B.III : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 01 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 01 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 01 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT 1 PENGERTIAN Buletin teknis ini merupakan informasi yang diterbitkan oleh KSAP yang memberikan arahan/pedoman bagi entitas akuntansi

Lebih terperinci

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) 0 0 0 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) Berdasarkan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 0 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa:. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI Perihal Kepada Yth : Pemilihan Judul Skripsi : Ketua Departemen Akuntansi Program S-1 Extensi FE-USU Di- Medan Dengan

Lebih terperinci

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang. Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan A. Akuntansi Pendapatan Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah. Seperti diuraikan di atas bahwa penerimaan pendapatan dapat dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Pengertian dasar dan paling umum akuntansi seperti dikutip dari New Oxford American dictionary adalah the action or process of keeping financial accounts yang bila diterjemahkan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas PMK Nomor 171/PMK.05/2007,

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Definisi Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Akuntansi Investasi Pe

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Definisi Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Akuntansi Investasi Pe No.762, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Sistem Akuntansi Investasi. Pemerintah. Kebijakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) 0 0 0 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) Berdasarkan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 0 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa:. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA PERIODE SEBELUM REFORMASI SAMPAI DENGAN PASCA-REFORMASI

PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA PERIODE SEBELUM REFORMASI SAMPAI DENGAN PASCA-REFORMASI PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA PERIODE SEBELUM REFORMASI SAMPAI DENGAN PASCA-REFORMASI Oleh : Nuwun Priyono Dosen Fakultas Ekonomi Program Diploma III Akuntansi UTM ABSTRACT Governmental

Lebih terperinci

BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 02 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMDA. Copyright KSAP

BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 02 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMDA. Copyright KSAP BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 02 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMDA Copyright KSAP 2006 1 PENGERTIAN Buletin teknis ini merupakan informasi yang diterbitkan oleh KSAP yang memberikan arahan/pedoman bagi entitas akuntansi

Lebih terperinci

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited). TAHUN ANGGARAN 2015 Laporan Keuangan Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2015 ini disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Lebih terperinci

AKUNTANSI PEMERINTAHAN SOAL PERSAMAAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

AKUNTANSI PEMERINTAHAN SOAL PERSAMAAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN SOAL PERSAMAAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN Disusun Oleh Ayang Suchita M R PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMESTER VI INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDONESIA Jln. Gudang No. 7-9 Sukabumi 43112 Telp.

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAGAN AKUN STANDAR (BAS)

BAGAN AKUN STANDAR (BAS) BAGAN AKUN STANDAR (BAS) Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah Direktorat Wilayah III DASAR HUKUM Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2015 (Audited) ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGERTIAN AKUNTANSI Proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya serta penyajian

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci