BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Indonesia. Keterampilan ini lebih berguna dibandingkan dengan keterampilan
|
|
- Hadi Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Membaca Keterampilan membaca salah satu keterampilan yang mendapatkan penekanan dalam konteks pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa di Indonesia. Keterampilan ini lebih berguna dibandingkan dengan keterampilan yang lain (berbicara, menyimak dan mendengar). Dengan keterampilan ini sumber informasi tertulis dapat digali dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman masyarakat. Keterampilan membaca merupakan keterangan yang kompleks. Di dalam keterangan ini terdapat keterampilan-keterampilan kecil (mikro skills) dalam membaca. Melalui keterampilan mikro inilah indikator keberhasilan siswa dapat diukur. Oleh karena itu keterampilan mikro perlu dimiliki untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Munbi (dalam Grellet, 2008: 4-5) mencatat tidak kurang dari 18 keterampilan mikro dalam membaca. Keterangan-keterangan tersebut adalah sebagai berikut. a) Mengenal tulisan b) Menyimpulkan arti dan penggunaan butir leksikal yang tak dikenal. c) Memahami informasi yang dinyatakan secara tersirat. d) Memahami arti konseptual. e) Memahami nilai (fungsi) komunikatif kalimat dan ujaran. f) Memahami hubungan di dalam kalimat.
2 g) Memahami hubungan antara bagian-bagian suatu teks melalui kohesi leksikal. h) Menafsirkan teks dengan keluar dari teks. i) Mengenal indikator-indikator dalam wacana. j) Mengidentifikasi butir utama atau informasi penting dalam suatu wacana. k) Membedakan ide pokok dengan rincian pendukung. l) Mengambil butir-butir yang menyolok untuk menyimpulkan (teks, ide dan sebagainya). m) Mengambil secara selektif butir-butir yang cocok dari sebuah teks. n) Keterampilan acuan dasar. o) Membaca cepat untuk mendapatkan gambaran umum bacaan. p) Membaca cepat untuk menunjukkan informasi yang diminta secara khusus. q) Menindaklanjuti informasi ke dalam paparan diagram. Menurut Andre (dalam Tampubolon, 2007: 52) membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenai huruf, kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Menurut Winata Putra (2008: 5) Membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafik yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman. Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong membaca pada anak. Apabila ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa orang bersangkutan sudah mulai suka membaca pun akan meningkat.
3 Tempat yang baik mengembangkan kemampuan membaca pada siswa adalah di rumah dan sekolah. Tampubolon (2007: 42) mengatakan bahwa kesiapan membaca adalah singkatan kemampuan seorang anak, yang memungkinkan untuk belajar membaca tanpa akibat negatif. Dflaum (dalam Tampubolon, 2007: 56) mengatakan bahwa semua anak dapat diajar membaca apabila dia sudah dapat memahami bahasa lisan dan sudah mulai dapat mengucapkan beberapa kata dengan jelas. Menurut Dechan dan Henry (dalam Pateda, 2008: 8) membaca merupakan pekerjaan mengidentifikasi simbol-simbol dan mengasosiasikannya dengan makna, atau dengan kata lain proses mengidentifikasi dan komprehensi. Menurut Brikley (dalam Pateda, 2008: 12) Reading as the recognition and perception of language structures as wholes ini orde to comprehend both the surface and deep meaning wich there structures communicate, jadi membaca merupakan pengenalan dan persepsi struktur bahasa sebagai keseluruhan untuk memadukan makna tersurat dan yang tersirat dengan mengkomunikasikan struktur-struktur bahasa itu. Berdasarkan pandapat pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.
4 2.1.1 Jenis-jenis Membaca Dilihat dari segi terdengar tidaknya suara si pembaca maka proses membaca dapat dibagi atas dua yaitu Membaca nyaring dan membaca dalam hati. Tarigan (2008: 135). Membaca dalam hati lebih banyak mempergunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Yang tujuan utamanya adalah untuk memperoleh informasi dan menguasai isi bacaan serta memahami ide-ide dengan usahanya sendiri. Sedang membaca nyaring membutuhkan ingatan dan penglihatan, ingatan pendengaran, juga ingatan yang berhubungan dengan otot-otot. Membaca nyaring merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat untuk menangkap dan memahami informasi, pikiran dan perasaan pengarang. Membaca nyaring yang baik menuntut si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan yang jauh karena harus memelihara kontak mata dengan baik secara lafal yang cepat agar mudah dipahami baik oleh pembaca maupun oleh pendengar. Dengan singkatan dapat dikatakan seorang pembaca nyaring harus mempergunakan segala keterampilan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan orang lain. Supriyadi, dkk (2011: 116) menjelaskan ada beberapa jenis membaca yang diajarkan di sekolah dasar antara lain: 1. Membaca permulaan yaitu kelas I dan II. Membaca seperti ini berupa membac secara teknis (nyaring) maksudnya menyuarakan atau menyaringkan apa yang dibaca. Hal ini bertujuan untuk membuat anak melek huruf.
5 2. Membaca lanjutan (kelas III-IV) terdiri dari: a) Membaca dalam hati ialah jenis membaca yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang dibaca. Dalam kehidupan sehari-hari orang jauh lebih banyak melakukan kegiatan membaca seperti ini di samping tidak mengganggu orang lain juga waktu yang ditempuh dalam membaca dapat diperhemat. b) Membaca cepat adalah jenis membaca yang menekankan kecepatan membaca dalam bacaan. c) Membaca bahasa adalah jenis membaca yang mengutamakan keterampilan dalam menggunakan kaidah bahasa serta makna suatu kalimat atau kata sesuai dengan konteksnya. Jadi pengajaran membaca bukan ditujukan pada makna bahan yang dibaca atau pemahaman isi bacaan melainkan pada penggunaan bahasa dalam bacaan Proses Membaca Membaca pada dasarnya mengkomunikasikan formulasi pesan yang ditentukan untuk sistem bahasa dan sistem lambang yang terdapat di dalam suatu bahasa. Pada waktu membaca, terjadi proses mental meskipun hanya kita yang berperan; proses mental yang dimaksud berupa penafsiran kode-kode sehingga kita memahami apa yang dibaca. Proses membaca dapat pula dilihat sebagai proses komunikasi tertulis, terdapat komponen-komponen berupa. - Sumber pesan berupa tulisan - Kode atau simbol - Pembaca
6 - Proses pemahaman Menurut Russell (Sardiman, 2005: 80) di dalam proses membaca memiliki beberapa sektor yakni: (i) jenis kelamin, (ii) umur, (iii) intelegensi, (iv) sikap, (v) pengalaman dan (vi) kepribadian Motivasi Membaca Dechan dan Henry (dalam Pateda, 2008: ) berpendapat tiga faktor utama yang mendorong orang membaca: (i) fisiologis, (ii) psikologis, (iii) kebiasaan, faktor fisiologis mengacu pada kebutuhan, membaca adalah suatu kebutuhan sudah seperti faktor kebutuhan untuk makan atau berpakaian. Faktor psikologis mengacu keinginan untuk mengetahui, mengembangkan pengetahuan atau mencari informasi. Faktor psikologis yang mendorong manusia mengayakan kebutuhan mentalnya. Ia terdorong untuk membaca bukan karena dorongan dari luar, tetapi sudah merupakan dorongan batin agar ia beroleh kemajuan. Ketiga faktor motivasi ini sebaiknya tertanam pada diri peserta didik. Kita berusaha agar motivasi membaca menjadi sebagian kegiatannya setiap hari. Kegiatan membaca menjadi bagian kegiatannya setiap hari. Kegiatan membaca harus menjadi sebagian aktivitas kehidupan Model Membaca Model membaca yang disebut model taksonomik, psikometrik, psikologis, model proses informasi dan model linguistik. 1. Model taksonomik Menjelaskan bahwa di dalam proses membaca terdapat 4 keterangan, yakni (i) mengenal kata-kata, (ii) komprehensi, (iii) reaksi, (iv) asimilasi.
7 2. Model psikometrik Model psikometrik mengukur secara statistik kenyaringan dan kecepatan membaca dengan menggunakan analisis substrata. 3. Model psikologis Model psikologis dibagi atas model behaviorial dan model kognitif. Model behaviorial mempersyaratkan bahwa kemampuan membaca adalah hasil proses belajar. 4. Model proses informasi Prinsip kunci model ini menyatakan bahwa membaca adalah aktivitas komunikasi yang memungkinkan informasi ditransformasi dari penulis kepada pembaca. 5. Model linguistik Pada awal perkembangannya menekankan bahwa membaca adalah hubungan teratur antara sistem tulisan dan ujaran Membaca Permulaan Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan ( Online. Diakses tanggal 19 Februari 2012).
8 Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambanglambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambinglambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat ( Online. Diakses tanggal 19 Februari 2012). Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan/kemampuan membaca. Membaca dalam tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat yaitu: (a) lambang-lambang tulis; (b) penguasaan kosakata untuk member arti; (c) memasukan makna dalam kemahiran bahasa (hudaita.blogspot.com, Online. Diakses tanggal 06 Mei 2012). Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar. Sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah dalam hudaita.blogspot.com, Online. Diakses tanggal 06 Mei 2012). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca
9 (learning to read) (hudaita.blogspot.com, Online. Diakses tanggal 06 Mei 2012). Pembelajaran membaca permulaan di SD mempunyai mempunyai nilai yang strategis bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan siswa. Pengembangan kepribadian dapat ditanamkan melalui materi teks bacaan (wacana, kalimat, kata, suku kata, huruf/bunyi bahasa) yang berisi pesan moral, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai emosional-spritual dan berbagai pesan lainnya sebagai dasar pembentuk kepribadian yang baik pada siswa. Demikian pula dengan pengembangan kemampuan juga dapat diajarkan secara terpadu melalui materi teks bacaan yang berisi berbagai pengetahuan dan pengalaman baru yang pada akhirnya dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan siswa (hudaita.blogspot.com, Online. Diakses tanggal 06 Mei 2012). 2.2 Konsep Think Pair Share (TPS) Pengertian Think Pair Share (TPS) Model Think Pair Share (TPS) dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland yang mampu mengubang asumsi bahwa metode resitas dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Model Think Pair Share (TPS) memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain (Umaedi, 2010: 94). TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
10 tradisional. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual (Depdiknas, 2010: 15). Menurut Maufur (2009: 104) model Think Pair Share (TPS) merupakan model memaksimalkan peran pasangan dengan cara berdiskusi secara terbatas dan fokus. Cara ini selain menggunakan pasangan sebagai berbagi (share) pandangan juga salah satu cara mengenal karakter teman sebangkunya. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk member siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Misalnya seorang guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah ditemukan, dan guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Guru memilih untuk menggunakan TPS sebagai gantu tanya jawab seluruh kelas (Depdiknas, 2010: 15-16) Langkah-langkah Pelaksanaan Think Pair Share (TPS) Langkah-langkah pelaksanaan Think Pair Share (TPS) adalah sebagai berikut. 1) Tahap 1: Thinking (berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2) Tahap 2: Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap
11 pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban atau berbagi ide. Biasanya guru member waktu 4-5 menit untuk berpasangan. 3) Tahap 3: Sharing (berbagi). Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini dapat dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat telah mendapat kesempatan untuk melaporkan (Depdiknas, 2010: 16). Menurut Maufur (2009: 105) langkag-langkah pelaksanaan model Think Pair Share (TPS) adalah sebagai berikut. 1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. 3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok megemukakan hasil diskusinya. 5) Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. 6) Guru member kesimpulan. 7) Penutup.
12 2.2.3 Pembelajaran Membaca Permulaan melalui Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa SD Pelaksanaan membaca permulaan di sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. 1) Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku, misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. 2) Pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran ( Online. Diakses tanggal 19 Februari 2012). 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan Sepanjang pengetahuan penulis penelitian yang berhubungan dengan meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan melalui Think Pair Share (TPS) di kelas II SDN 2 Balahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo belum pernah diteliti. Hasil penelitian yang relevan sebelumnya pernah diteliti oleh Misda Kum tahun 2010 dengan judul penelitian: Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan melalui Metode SAS pada Siswa Kelas II SDN 2 Pone Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini membahas tentang Penggunaan metode SAS yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas II SDN 2 Pone Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.
13 Perbedaan penelitian antara Misda Kum dan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada metode yang digunakan. Misda Kum menggunakan metode SAS sedangkan peneliti menggunakan model TPS dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan. Ibrahim Taliki tahun 2010, melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pendekatan Pakem pada Siswa Kelas I MI Bumela Kecamatan Boliyohuto. Penelitian ini membahas tentang kemampuan membaca permulaan di kelas I MI Bumela yang ditingkatkan melalui model pendekatan Pakem. Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim Taliki dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui pendekatan Pakem. Hal ini yang membedakan penelitian yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Selanjutnya, penelitian pernah dilakukan oleh Ratna Polapa tahun 2010 dengan judul penelitian: Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Permainan Kartu Kalimat pada Siswa Kelas I SDN 2 Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini membahas tentang kemampuan membaca permulaan melalui permainan kartu kalimat pada siswa kelas I SDN 2 Tenilo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Perbedaan penelitian yang dilakukan Ratna Polapa dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penggunaan model pembelajaran. Ratna Polapa menitikberatkan pada penggunaan model permainan kartu kalimat, sedangkan peneliti menggunakan model TPS.
14 2.4 Hipotesis Tindakan Berasarkan kajian teori, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakan Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran membaca permulaan, maka kemampuan membaca permulaan siswa kelas II SDN 2 Balahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo akan meningkat. 2.5 Indikator Kinerja Indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas II SDN 2 Balahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Kemampuan membaca permulaan melalui Think Pair Share (TPS) dapat diukur melalui indikator sebagai berikut. 1) Apabila 80 % aktivitas guru sudah menunjukkan kriteria baik dalam penggunaan model Think Pair Share (TPS). 2) Apabila 80 % aktivitas siswa pada proses pembelajaran membaca permulaan menunjukkan kriteria baik melalui Think Pair Share (TPS). Apabila hasil belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan minimal 80 %.
II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Sebelum melaksanakan penelitian ini, langkah yang ditempuh peneliti yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata presentasi hasil belajar siswa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting karena dengan komunikasi dapat mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajarnya. Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Hakikat Kemampuan Membaca Permulaan 2.1.1.1. Pengertian Membaca Permulaan Pembelajaran membaca permulaan erat kaitannya dengan pembelajaran menulis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan. untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk. atau mendisain program pembelajaran didalam kelas.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk atau mendisain program pembelajaran didalam kelas. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sendiri memiliki kedudukan yang penting serta utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bahasa berlaku sebagai alat komunikasi antara orang satu
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kritis Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan tertentu dapat dikatakan berpikir dimana dapat dikatakan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999 : 22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi
Lebih terperinciBUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap jenjang pendidikan termasuk sekolah Dasar (SD), pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran inovatif yang menentukan lulus tidaknya
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD Pertiwi Laboro Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Bahasa merupakan saran yang efektif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus mengembangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan potensi tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai
Lebih terperinciMETODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan termasuk dunia pendidikan. Wahyudin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika pada tingkat sekolah dasar (SD) masih berkenan dengan penguasan hubungan numerik yang sederhana, yang merupakan bagian dari matematika yakni operasi
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. menyampaikan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip kepada siswa.
II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Dalam konteks sekolah dewasa ini, pembelajaran bukan sekedar kegiatan menyampaikan sesuatu seperti menjelaskan konsep dan prinsip kepada siswa. Menghafal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. Itulah sebabnya standarisasi harus dilakukan dari waktu ke waktu. Standarisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris. Hakikat belajar bahasa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukan sesuatu. Secara keseluruhan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Membaca Nyaring 2.1.1 Pengertian Membaca Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa(bisa, sanggup) dalam melakukan sesuatu.
Lebih terperinciTampubolon menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya
Kemampuan Efektif Membaca 1. Definisi KEM Penggunaan KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Ahmadslamet menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciMODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca dan keterampilan menyimak sering kali secara bersama-sama dan tunjang menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai hubungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa kajian-kajian teori diantaranya ialah tentang hakikat matematika serta pembelajaran matematika dan tujuan pembelajaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGUNGKAPKAN INFORMASI SECARA LISAN TENTANG KELUARGA PELAJARAN BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Komalasari(2013, hlm. 3) Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari proses belajar, karena dengan belajar pengetahuan seseorang akan terus bertambah. Menurut Syah (2002:89),
Lebih terperinciAkhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin
Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Bahasa Indonesia Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan intelektual, penguasaan emosi, dan kemampuan berkomunikasi setiap orang. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
Lebih terperinciHIDAYAT PRABAWA A54B0
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN I KOKOSAN PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : HIDAYAT PRABAWA
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh guru. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pokok dalam proses pembelajaran saat ini yaitu kesulitan siswa dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi yang diberikan oleh
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfikir kompleks dan abstrak. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan. disajikan dengan strategi yang menarik bagi siswa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Matematika banyak hal yang menuntut siswa untuk berfikir kompleks dan abstrak. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan memberikan kesan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Dalam konteks yang bersamaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah. biasanya mencakup empat segi, yaitu:
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa ( language skill) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: a) Keterampilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi secara umum diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi pengantar atau bab untuk mengawali pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab pendahuluan ini, yaitu: A. Latar Belakang
Lebih terperinciDedi Kurniawan ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII D SMP N 2 GAMPING SLEMAN Dedi Kurniawan ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada
Lebih terperinciPeningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang
Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FRIDA IKA YUHASTUTI A54E111072 PROGAM STUDI
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR Fahrurrozi Abstrak, Pengajaran membaca di SD dibagi dalam dua tahapan, yaitu: membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki
Lebih terperinciAbstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan
Abstrak Ada nilai tambah yang didapat seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Satu diantaranya, orang menjadi luas cakrawala kehidupannya, terbebas dari penjara dunia yang sempit dan terbatas, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan sadar dan dengan cara yang sistematis diberikan kepada anak didik oleh pendidik, dengan
Lebih terperinciRini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BACA SISWA KELAS V SDN BABELAN KOTA 09 KECAMATAN
Lebih terperinciMEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)
MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.
Lebih terperinci2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH
1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Membaca Membaca termasuk aspek penting dari keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa membaca sebagai satu bagian dari komunikasi tulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keberadaannya, pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan
8 BAB II KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang berarti memberitahukan atau menginformasikan. Menurut Sanjaya (2012; 79) komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
Lebih terperinci