Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita semua
|
|
- Sugiarto Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Keynote Speech Deputi Gubernur Dalam Acara Seminar Majalah Warta Ekonomi Pembobolan Dana Nasabah Bank dan Celah Kriminal Priority Banking Jakarta, 26 Mei 2011 Yang saya hormati, o Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi, Bpk. Muhamad Ihsan o Para Pembicara, Bpk. Ahmad Fuad Rahmani (Dirjen Pajak - Kemenkeu), Bpk. Sigit Pramono (Ketua Perbanas), Bpk. Sunarsip (Pengamat Perbankan & Komisaris BRI Syariah). o Para Undangan dan Hadirin Peserta Seminar yang berbahagia Assalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita semua 1. Pertama-tama perkenankan saya mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas perkenan-nyalah kita dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi dengan topik Pembobolan Dana Nasabah Bank dan Celah Kriminal Priority Banking. 2. Beberapa kasus penggelapan dana nasabah (fraud) telah menghiasi dan menjadi headline beberapa media masa belakangan ini. Bank Indonesia memandang hal ini merupakan permasalahan serius meskipun jika dilihat secara statistik, nilainya sangat kecil bila dibandingkan dengan total dana pihak ketiga (DPK) atau bahkan total aset yang dikelola perbankan nasional. Perlu disadari bahwa perbankan merupakan sektor bisnis yang bekerja bermodalkan kepercayaan dari masyarkat selaku nasabah sehingga masalah sekecil apapun yang dapat mencederai kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan harus segera diperbaiki. Bapak-Ibu dan Hadiri peserta seminar yang berbahagia 3. Tantangan yang dihadapi perbankan dan sektor keuangan ke depan semakin berat dan kompleks. Perkembangan transparansi arus informasi dan tingkat pemahaman masyarakat yang semakin baik atas produk/jasa sektor keuangan telah mengantar masyarakat menjadi lebih cerdas dan kritis sehingga tingkat toleransi terhadap suatu kesalahan menjadi sangat rendah bahkan cenderung mengharapkan hilang sama sekali (zero tolerant). Hal ini tentunya menjadi cambuk bagi perbankan nasional agar lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya. 1
2 4. Dalam lima tahun terakhir, ekonomi Indonesia secara konsisten mampu tumbuh cukup cukup tinggi walaupun tidak setinggi beberapa Negara satu kawasan. Pertumbuhan ekonomi tersebut tentunya diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan memunculkan masyarakat golongan menengah baru yang mendorong permintaan akan produk dan jasa layanan perbankan yang semakin canggih dan variatif. Di sisi lain, integrasi ekonomi dan sektor keuangan secara global, serta kemajuan teknologi dan komunikasi semakin mendorong munculnya inovasi produk dan layanan di sektor keuangan. Akibatnya, dewasa ini batasan antara produk bank atau non-bank seringkali menjadi kabur. 5. Kejahatan di sektor keuangan, khususnya fraud yang terjadi di perbankan, juga semakin canggih karena telah melibatkan sindikat yang beroperasi lintas institusi keuangan yang diawasi oleh beberapa otoritas. Sindikat tersebut telah mempelajari celah dalam operasional internal institusi keuangan maupun celah aturan dan pengawasan dari lintas otoritas. Modus operandi fraud tidak lagi terfokus pada sisi aset bank, namun telah bergeser pada sisi kewajiban bank (simpanan). Berkaca pada kasus Bank Mega misalnya, fraud melibatkan oknum di sisi pemilik dana, oknum pegawai bank, dan oknum di luar perbankan seperti perusahaan jasa konsultan keuangan (asset management). Tidak berhenti sampai di situ, sebagian dana nasabah yang digelapkan tersebut juga diinvestasikan di bursa komoditi. 6. Untuk itu, inovasi produk dan layanan tersebut harus diimbangi kesiapan bank dalam memitigasi risiko-risiko operasional yang terjadi termasuk kemungkinan tindak pidana pencucian uang. Selain itu juga perlu peningkatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan antar otoritas di sektor keuangan untuk penyelesaian secara tuntas beberapa kasus yang terjadi maupun untuk menutup celah kelemahan yang ada. Bapak-Ibu dan Hadiri yang saya hormati 7. Sebagai langkah antisipatif atas tingginya inovasi produk dan layanan perbankan nasional dewasa ini, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan khusus terhadap 23 bank yang memiliki layanan khusus kepada nasabah prima, seperti priority banking, private banking, wealth management atau istilah lain yang sejenis. Pemeriksaan dilakukan dengan merujuk pada pelaksanaan 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia, yakni: (i) pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; (ii) kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit; (iii) kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko; dan (iv) kecukupan pengendalian intern yang menyeluruh. 2
3 8. Hasil pemeriksaan khusus tersebut menemukan adanya beberapa kelemahan dalam pengendalian risiko dan pengendalian internal bank, sebagai berikut: (i) kelemahan top manajemen dalam melaksanakan peninjauan (review) berkala dan pengawasan terhadap kebijakan, konsistensi pelaksanaan SOP dan pengendalian internal bank; (ii) kelemahan dalam implementasi kebijakan, sistem dan prosedur, serta kebijakan SDM, seperti lemahnya penerapan prinsip Know Your Employee; (iii) kelemahan sistem manajemen informasi yang belum mengintegrasikan produk simpanan (Dana Pihak Ketiga) dengan portofolio nasabahnya; dan (iv) kelemahan dalam pengendalian internal seperti tidak adanya pelaksanaan surprise audit dan kelemahan dalam proses bisnis. 9. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa belum ada bank yang 100% siap untuk memasarkan produk layanan khusus tersebut. Untuk itu, Bank Indonesia memutuskan untuk menghentikan sementara penerimaan nasabah baru produk layanan khusus tersebut selama satu bulan. Penghentian sementara tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada bank untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan terutama pada area dengan risiko melekat yang tinggi sehingga kualitas pelayanan, kemanan dan perlindungan kepada nasabah menjadi lebih baik. 10. Mengambil pelajaran dari beberapa temuan di atas, maka bank diminta semakin memperkuat seluruh lapis pengawasan yang ada untuk mencegah, mendeteksi, dan meminimalkan peluang/kesempatan terjadinya risiko dari kegiatan operasional, termasuk diantaranya menyempurnakan SOP dan memastikan pelaksanaannya di setiap aktivitas fungsional bank, termasuk di dalamnya pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris. 11. Manajemen bank berkewajiban untuk menjaga integritas pegawai antara lain melalui penegakan prinsip Know Your Employee. Selain itu manajemen Bank juga harus membangun kultur pengendalian di Bank dengan memastikan ketersediaan dan kepatuhan pelaksanaan kebijakan dan prosedur, memprakarsai pembentukan budaya risiko (risk awareness) dan budaya kerja yang kondusif termasuk budaya kepatuhan. 12. Bank juga harus lebih aktif dalam melakukan pemantauan terhadap transaksi mencurigakan yang terjadi dan melaporkannya kepada PPATK sesuai ketentuan. Saat ini, bank memiliki kewenangan untuk melakukan penundaan transaksi terhadap transaksi yang mencurigakan serta memiliki kewajiban untuk melaporkan transfer dana dari dan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar industri perbankan tidak dijadikan sarana oleh pelaku kejahatan untuk mencuci hasil kejahatan mereka. 3
4 Bapak-Ibu, Hadirin peserta seminar yang berbahagia 13. Bank Indonesia selaku regulator juga akan melakukan penyempurnaan fokus pengawasan dan pemeriksaan. Saat ini pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan kepada prinsip pengawasan berbasis risiko (risk based supervision), tanpa mengabaikan aspek kepatuhan (compliance) bank. Namun dalam prakteknya masih banyak bank yang lemah dalam pelaksanaan compliance, sehingga Bank Indonesia akan meningkatkan fokus pada aspek kepatuhan (compliance), utamanya pada aktivitas fungsional dengan risiko melekat (inherent risk) tinggi. Begitu pula terhadap peningkatan kehandalan pengendalian internal bank dalam melakukan mitigasi risiko termasuk fungsi audit internal di bank yang akan selalu kami evaluasi pelaksanaannya. Pemeriksaan fungsi operasional akan memastikan kegiatan operasional Bank telah berdasarkan pada pengawasan internal yang memadai dan pengendalian risiko yang efektif. 14. Terkait dengan layanan khusus kepada nasabah prima, Bank Indonesia akan melakukan penyempurnaan peraturan dan pengawasan. Dalam waktu dekat, Bank Indonesia akan menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang akan mengatur mengenai: cakupan layanan, manajemen risiko, transparansi produk, perlindungan nasabah dan pengenaan sanksi. PBI ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan bagi bank untuk membuat kebijakan dan SOP layanan nasabah prima dan akan menjadi obyek pemeriksaan Bank Indonesia. 15. Penyempurnaan ketentuan dan pengawasan Bank Indonesia merupakan upaya untuk meminimalisasi peluang terjadinya fraud, tidak berarti dapat menjamin bahwa fraud akan hilang sama sekali dari perbankan. Kalau boleh mengambil perumpamaan, kehadiran KUHP dan aparat keamanan tidak berarti dapat menghilangkan aksi pencurian, terlebih ketika setiap rumah tidak memiliki pintu, tidak memiliki pagar dan tidak ada siskamling. Perlu upaya bersama-sama dari semua elemen agar aksi pencurian tersebut dapat dicegah. 16. Untuk itu, dalam konteks bank, bank wajib memiliki Standard Operating Procedures (SOP) sebagai pintu dan pagar pengaman, serta pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi (baik langsung maupun melalui Komite Audit) sebagai pelaksanaan siskamling di lingkungan bank yang akan mengingatkan jika masih terdapat celah dalam prosedur keamanannya. Internal control dalam perbankan inilah yang akan menjadi pertahanan lapis pertama pengawasan bank, yang kemudian akan diperkuat dengan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diwajibkan bagi bank dan pengawasan dari publik/investor atas laporan keuangan bank sebagai pertahanan lapis kedua. Sementara pengawasan oleh Bank Indonesia, baik off-site 4
5 maupun on-site, yang akan menegakkan kepatuhan (compliance) dan pengendalian risiko (risk-based) akan memastikan bahwa pelaksanaan pengawasan berlapis tersebut dapat berjalan dengan baik. Bapak-Ibu, hadirin peserta seminar yang saya hormati 17. Melalui seminar ini, kami kembali ingin mengingatkan bahwa bank merupakan entitas bisnis yang berlandaskan pada kepercayaan masyarakat. Perlindungan nasabah menjadi salah satu kunci penting dalam upaya menjaga kepercayaan masyarakat tersebut sehingga harus menjadi perhatian serius bagi bank. Bank tidak boleh hanya mengejar keuntungan semata tanpa memperhatikan prinsip Good Corporate Governance (GCG), prinsip kehati-hatian (prudential) dan pengendalian risiko yang dapat merugikan nasabah. Dalam hal terjadi penggelapan dana nasabah yang disebabkan oleh oknum pegawai bank mauun karena kesalahan system, maka bank wajib mengganti dana nasabah tersebut. Sementara apabila penggelapan dana nasabah juga melibatkan oknum pemilik dana maupun oknum di luar bank dan terjadi dispute, maka bank harus membentuk escrow account senilai dana yang digelapkan, dimana pencairannya atas seijin Bank Indonesia setelah terdapat penyelesaian melalui keputusan pengadilan yang telah berkekuatana hokum tetap maupun terjadi kesepakatan antar pihak. 18. Perlindungan nasabah telah menjadi salah satu pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Namun dengan dinamika dan kompleksitas sistem keuangan yang semakin meningkat, aspek perlindungan nasabah perlu lebih diperkuat. Untuk itu, Bank Indonesia akan memfokuskan penguatan aspek market conduct yang akan meningkatkan disiplin pasar (market discipline) sekaligus memperkuat perlindungan konsumen, antara lain mengatur pemberian akses yang setara kepada nasabah mengenai produk dan jasa perbankan, serta menekankan pada penerapan etika dalam praktek usaha perbankan. Bank juga harus menerapkan prinsip transparansi dengan menjelaskan produknya kepada nasabah untuk lebih memberikan perlindungan dan kepastian nasabah. 19. Nasabah sebagai unsur terpenting bagi industri perbankan harus menjadi subyek dalam konteks perlindungan nasabah. Oleh karena itu, nasabah harus memiliki pengetahuan dan informasi yang memadai, serta memahami fungsi dan manfaat serta risiko atas produk dan jasa bank. Kami menyadari masih terdapat keterbatasan pemahaman nasabah mengenai hal tersebut. Untuk itu, Bank Indonesia telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Edukasi Masyarakat di Bidang Perbankan yang beranggotakan Asosiasi Perbankan (Perbanas, Asbanda, AKKI, Perbarindo), Bank 5
6 Umum dan BPR. Kelompok kerja ini secara aktif melakukan edukasi nasabah antara lain dengan memasyarakatkan prinsip prinsip 3P yaitu Pastikan Manfaatnya, Pahami Risikonya dan Perhatikan Biayanya Bapak-Ibu, Hadirin yang berbahagia 20. Sebelum mengakhiri sambutan ini, perkenankan kami menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang sudi meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk berbagi ilmu, informasi dan pengalamannya kepada para peserta seminar. Apresiasi juga kami sampaikan kepada Warta Ekonomi yang telah bekerja keras menyelenggarakan seminar ini. 21. Akhir kata, saya ucapkan selamat berdiskusi kepada seluruh peserta. Semoga seminar ini dapat membawa manfaat positif bagi perbaikan perbankan dan sektor keuangan secara keseluruhan sehingga dapat mendukung perekonomian nasional secara lebih optimal. Amin Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dr. Halim Alamsyah 6
Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua.
PENJELASAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KOMISI XI-DPR RI TERKAIT PERLINDUNGAN NASABAH DI BIDANG PERBANKAN Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Lebih terperinciKeynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal
Keynote Speech Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Disampaikan pada acara: PENGUMUMAN TOP 50 PERUSAHAAN TERBUKA BERDASARKAN ASEAN CG SCORECARD Hotel Borobudur, Jakarta 21 Maret 2014 KEYNOTE
Lebih terperinciAssalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
SAMBUTAN ANGGOTA DEWAN KOMISIONER BIDANG EDUKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBERDAYAAN KONSUMEN DAN PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA JASA KEUANGAN DALAM PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH PEJABAT SEMENTARA GUBERNUR BANK INDONESIA PADA SEMINAR "REFORMASI NASIONAL"
KEYNOTE SPEECH PEJABAT SEMENTARA GUBERNUR BANK INDONESIA PADA SEMINAR "REFORMASI SEKTOR KEUANGAN UNTUK MEMPERKUAT FONDASI, DAYA SAING, DAN STABILITAS PEREKONOMIAN NASIONAL" Jakarta, 8 Juli 2010 Yang terhormat
Lebih terperinciSambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan Salam Sejahtera Bagi
Lebih terperinciJakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang dilanjutkan dengan Seminar Nasional Jakarta, 5 Desember 2014 Assalamu
Lebih terperinciNo. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum
No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum Dalam rangka penguatan sistem pengendalian intern Bank
Lebih terperinciLAPORAN DEPUTI GUBERNUR BIDANG 3 BANK INDONESIA
LAPORAN DEPUTI GUBERNUR BIDANG 3 BANK INDONESIA SERAH TERIMA PENGAWASAN MIKROPRUDENSIAL BANK DARI BANK INDONESIA KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN 31 Desember 2013 Yang kami hormati, Gubernur Bank Indonesia
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko
Lebih terperinciPeresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia Jakarta, 27 Agustus 2015 Yang kami hormati, Menteri Keuangan RI, Bapak Bambang Brodjonegoro Menteri Perdagangan RI, Bapak Thomas
Lebih terperinciSambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB
Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB - Asuransi & Dana Pensiun Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun
Lebih terperinciAssalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
KEYNOTE SPEECH DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PADA ACARA SEMINAR AKHIR TAHUN PERBANKAN SYARIAH Membangun Kapasitas dan Memperkuat Kontribusi Perbankan Syariah dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Jakarta,
Lebih terperinciPara Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;
KEPALA EKSEKUTIF PENGAWASAN PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR FORUM KOMUNIKASI DIREKTUR KEPATUHAN PERBANKAN PENERAPAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN JAKARTA,
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua
SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA SERAH TERIMA PENGALIHAN FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN JASA KEUANGAN DI SEKTOR PERBANKAN DARI BANK INDONESIA KEPADA
Lebih terperinciJakarta, 18 Desember (Daftar selanjutnya optional, dapat tidak disebutkan nama, cukup institusinya)
Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Seminar Nasional Penyaluran Bantuan Sosial secara Non Tunai sebagai Strategi Perluasan Akses Keuangan Masyarakat Jakarta, 18 Desember 2017 Yang kami hormati: 1.
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN
KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor Berbasis Teknologi Informasi dan Peraturan Nomor 31/POJK.05/2016 Tentang Usaha Pergadaian.
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciLAPORAN KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS INDUSTRI KEUANGAN NON BANK KEPADA WAKIL KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
LAPORAN KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS INDUSTRI KEUANGAN NON BANK KEPADA WAKIL KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA ACARA LAUNCHING SISTEM INFORMASI PERIZINAN DAN REGISTRASI TERINTEGRASI (SPRINT)
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMemperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta,
Lebih terperinci(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)
(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia) A. Pendahuluan Saat ini pemanfaatan teknologi informasi merupakan bagian penting dari hampir seluruh aktivitas masyarakat. Bahkan di dunia perbankan dimana
Lebih terperinciPENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014
PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan good corporate governance di PT Bank Syariah Bukopin
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr.Wb.
SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN WORKSHOP PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DENGAN PENDEKATAN RESTORATIF JUSTICE Hotel Salak Bogor, 5 April 2010 1. Yth. Bpk Ketua Mahkamah Agung 2. Yth, Bpk/Ibu Para
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian global berdampak bagi negara Indonesia. Oleh karena itu perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan, baik dalam bidang sosial, budaya, politik dan ekonomi. Terjadinya perubahan pada kondisi perekonomian global
Lebih terperinciyang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.
S A M B U T A N KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PEMBUKAAN PASAR KEUANGAN RAKYAT Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta 20 Desember 2014 Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh,
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 19 /PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Pertanggungjawaban Yuridis Terhadap Direksi dan Komisaris dari Suatu Bank Swasta yang Melakukan Kegiatan Kredit Fiktif Ditinjau dari Peraturan
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO
KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan
Lebih terperinciPT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME
PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME I. PENGANTAR PT Bank OCBC NISP, Tbk ("Bank") adalah perusahaan
Lebih terperinciPointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Jakarta, 18 Mei 2017
Pointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Jakarta, 18 Mei 2017 Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 25 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciInternal Audit Charter
SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan
Lebih terperinciJakarta, 29 Maret 2007
SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA DALAM ACARA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN ANTAR PENYELENGGARA SWITCHING DALAM RANGKA PERUMUSAN STANDARD TEKNIS KARTU ATM DAN KARTU DEBIT RUANG SERBA GUNA, BANK
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Ke-69 Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan
Lebih terperinciPencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1
Pencegahan dan Penanganan Kejahatan Pada Layanan Perbankan Elektronik Ronald Waas 1 Yang saya banggakan, Ketua Umum dan Jajaran Pengurus Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, Para Pembicara dari Bank Indonesia,
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Sambutan Pada Acara PEMBUKAAN REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (RNPK) TAHUN 2016 Tema: Meningkatkan Pelibatan Publik
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciRingkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk
Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak. Sebagai contoh adalah pembobolan kredit fiktif di Bank Jateng Syariah senilai Rp 94 miliar
Lebih terperinciLaporan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Dalam Acara: Peluncuran Global Master Repurchase Agreement Indonesia.
Laporan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Dalam Acara: Peluncuran Global Master Repurchase Agreement Indonesia Yth. (GMRA Indonesia) Jakarta, 29 Januari 2016!" Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Lebih terperinciRANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan
Lebih terperinciKonsep Dasar Kegiatan Bank
REGULASI PERBANKAN Konsep Dasar Kegiatan Bank Bank berfungsi sebagai financial intermediary antara source of fund dan use of fund Use of fund Revenue Loan BANK Cost Deposit Source of fund Bank merupakan
Lebih terperinciCETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN
CETAK BIRU EDUKASI MASYARAKAT DI BIDANG PERBANKAN Kelompok Kerja Edukasi Masyarakat Di Bidang Perbankan 2007 1. Pendahuluan Bank sebagai lembaga intermediasi dan pelaksana sistem pembayaran memiliki peranan
Lebih terperinciPENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan Good Corporate Governance di PT Bank Syariah Bukopin secara umum adalah Baik, sebagaimana tercermin
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kondisi eksternal dan internal perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan asas kehati-hatian, mampu meredam hingga sekecil-kecilnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan peran pengawasan bank dengan fungsi dan peran manajemen bank merupakan dua kegiatan yang sangat erat kaitannya ibarat dua sisi dari sebuah koin, karena
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEKAN PANUTAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TAHUN 2010 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALU SENIN, 21 MARET 2011 ASSALAMU
Lebih terperinci- 1 - UMUM. Mengingat
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI
I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI PT. BANK SULTENG PADA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUNAN TAHUN BUKU 2010 KAMIS, 24 PEBRUARI 2011
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciYth. Anggota Komisi XI DPR RI, Ibu Indah Kurnia, Para Pelaku Industri Perasuransian, Para hadirin sekalian
Yth. Anggota Komisi XI DPR RI, Ibu Indah Kurnia, Para Pelaku Industri Perasuransian, Para hadirin sekalian Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, mari
Lebih terperinci2016, No.267.
-2- dengan penggunaan teknologi informasi serta perkembangan standar nasional dan internasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi
Lebih terperinciSosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015
Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan SAMARINDA, 2 juli 2015 1 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 5 6 Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Pembentukan OJK Fungsi, Tugas dan wewenang OJK Governance
Lebih terperinciClosing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran
Closing Remarks Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran Yang terhormat: Bp. M. Edhie Purnawan, Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia, Anggota Muspida
Lebih terperinciMENGAPA PERLU ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA? Oleh: Tumpak Silalahi SE AK,MBA. Pada awal Januari 2004 ini, siaran pers Bank Indonesia secara resmi
MENGAPA PERLU ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA? Oleh: Tumpak Silalahi SE AK,MBA Pada awal Januari 2004 ini, siaran pers Bank Indonesia secara resmi mengumumkan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia
Lebih terperinciLaporan Pengendalian Inflasi Daerah
Gubernur Bank Indonesia Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...
Lebih terperinciSambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam
Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn.
Lebih terperinciBapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;
Keynote Speech - Seminar Nasional Peran Strategis Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Memelihara Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, Bali, 4 Mei 2017 Yang kami hormati, Bapak Fauzi Ichsan,
Lebih terperinciRisk Based Bank Rating (RBBR) Tantangan Perbankan Menangani Krisis Global
Risk Based Bank Rating (RBBR) Tantangan Perbankan Menangani Krisis Global Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perekonomian suatu negara industri perbankan memegang peranan penting sebagai penunjang perekonomian negara tersebut. Di Indonesia industri perbankan mempunyai
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN
Lebih terperinciPEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) No Ref. SK. 007/DEKOM/V/13 PT Bank Mega, Tbk Mei 2013 PERNYATAAN Pedoman ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris PT. Bank Mega, Tbk untuk dilaksanakan
Lebih terperinciPidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia
Pidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia Yang saya hormati, - Bapak Presiden Republik Indonesia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsifungsinya dengan baik. Bank merupakan salah satu industri yang kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan
Lebih terperinciSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11
PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa pengertian bank telah dikemukakan baik oleh para ahli maupun menurut ketentuan undang-undang,
Lebih terperinciMenjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SERAH TERIMA PENGAWASAN MIKROPRUDENSIAL BANK DARI BANK INDONESIA KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN 31 Desember 2013
SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SERAH TERIMA PENGAWASAN MIKROPRUDENSIAL BANK DARI BANK INDONESIA KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN 31 Desember 2013 Yang kami hormati, Menteri Keuangan Republik Indonesia,
Lebih terperinciPEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA PEDOMAN
Lebih terperinciWELCOME ADDRESS. Dr. Firdaus Djaelani. Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan
WELCOME ADDRESS Disampaikan Oleh: Dr. Firdaus Djaelani Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan Seminar Nasional REVITALISASI MODAL VENTURA
Lebih terperinciKodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/6/PBI/2006 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KONSOLIDASI BAGI BANK YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN TERHADAP PERUSAHAAN ANAK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciBAB 2 SKEMA PROSES BISNIS
BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS 2.1. Pendahuluan Kegiatan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk pada umumnya sama dengan Bank Umum dan sesuai dengan ketentuan Undang Undang No.10 tahun 1998, yaitu menghimpun dana dari
Lebih terperinciMatriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud (kecurangan) dewasa ini merupakan suatu permasalahan yang dihadapi semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor perbankan. Sektor
Lebih terperinciPada kesempatan ini, Saya atas nama IBI akan menyampaikan tentang bagaimana kesiapan IBI dalam menghadapi MEA 2015 dan ABIF 2020.
Yang kami hormati, Anggota Badan Pengawas Ikatan Bankir Indonesia Anggota Badan Pengurus Pusat Ikatan Bankir Indonesia Anggota Badan Pengurus Komisariat Daerah Ikatan Bankir Indonesia Bapak dan Ibu Anggota
Lebih terperinciPENGAWASAN TERINTEGRASI TERHADAP KONGLOMERASI KEUANGAN
PENGAWASAN TERINTEGRASI TERHADAP KONGLOMERASI KEUANGAN Endang Kussulanjari Tri Subari Disajikan dalam rangka Seminar Nasional Internal Audit 2015 Solo, 15 April 2015 A g e n d a 1 2 3 4 Mengapa pengawasan
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...
Lebih terperinci-2- Standar minimal dimaksud antara lain didasarkan pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko, dan mempe
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Bank Umum. Prima. Layanan. Nasabah. Risiko. Manajemen. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 288). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinci-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Khusus bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pelaksanaan pengawasan terhada
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Bank. Kepatuhan. Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 152) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN
No.293, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Manajer Investasi. Prinsip Syariah. Penerapan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5983) PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan industri keuangan salah satu industri yang berkembang secara pesat dan memiliki kompleksitas
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN KEPATUHAN DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN KEPATUHAN
Lebih terperinciAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua
SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BIDANG KREDIT BANK INDONESIA PADA ACARA PENANDATANGANAN MOU ANTARA BANK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN LEMBAGA PENYEDIA JASA (BUSINESS
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena sering diwacanakan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, stakeholder, pemerintah maupun
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 371, 2015 KEUANGAN. OJK. Bank Umum. Pemberian Remunerasi. Tata Kelola. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5811) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinci