Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Komitmen Guru Terhadap Organisasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Komitmen Guru Terhadap Organisasi"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Komitmen Guru Terhadap Organisasi Dede Nopianti, Bibin Rubini, Griet H. L., ABSTRACT The research can be classified into a correlational research consist of two independent variables, namely principal s leadership and work motivation, and a dependent variable, namely teacher s organizational commitment. The research was conducted at the Senior High School at Sukabumi City in 2012 until 2013 with a proportional random sampling amount of 164. The research used survey method and data analysis technique used single and multiple correlation and regression. Hypothesis testing conducted at the 0.05 significance level. The research produced three conclusions namely (1) there is posi tive and highly significant correlation between principal s leadership with teacher s organizational commitment, with correlation coefficient, ryl = and regression equation of Ŷ = X1. (2) There is positive and highly significant correlation between work motivation with teacher s organizational commitment, with correlation coefficient, ry2 = and regression equation of Ŷ = X2. (3) There is positive and highly significant correlation between principal s leadership and work motivation simultaneously with teacher s organizational commitment, with correlation coefficient, ry.12 = and regression equation of Ŷ = X X2. Based on the conclusion, it has same implications that the teacher s organizational commitment can be increased through the principal s leadership and the work motivation. Key words: leadership, motivation, commitment, organization PENDAHULUAN 1

2 Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan telah dijadikan sebagai salah satu faktor strategis dalam menciptakan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif sehingga dapat mendorong suatu bangsa menjadi bangsa yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Sekolah merupakan salah satu organisasi yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya. Selain itu, harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk memberntuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan Pancasila, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator proses belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, guru memiliki tugas sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Oleh karena itu, kehadiran dan profesionalisme guru sangat berpengaruh dalam mewujudkan program pendidikan nasional. Guru yang profesional harus mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik. Guru dapat menjaga kualitasnya dengan memiliki semangat dan gairah kerja, serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi sekolah. Guru diharapkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, karena dengan komitmen terhadap organisasi yang tinggi dapat mendukung pencapaian tujuan sekolah diantaranya meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik. Komitmen guru terhadap organisasi dapat dipandang sebagai salah satu sikap kerja karena merupakan refleksi dari perasaan seorang guru (suka atau tidak suka) terhadap organisasi tempatnya bekerja. Komitmen guru terhadap organisasi juga dapat dipandang sebagai orientasi individu guru terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Komitmen guru terhadap organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan guru bertahan sebagai anggota organisasi, sejauh mana identifikasi dan keterlibatan guru terhadap organisasi, serta sejauh mana keinginan guru untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi. Sehingga seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh demi kemajuan organisasinya. Komitmen guru terhadap organisasi menjadi hal penting bagi sebuah organisasi kependidikan dalam hal ini sekolah. Komitmen guru terhadap organisasi menunjukkan hasrat seorang guru dalam sebuah lembaga kependidikan 2

3 untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri untuk lembaga sekolah tempatnya bekerja. Guru yang memiliki komitmen terhadap organisasi menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah tetapi juga paham terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dengan demikian, seorang guru dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi yang pada akhirnya dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi sekolah. Guru dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi memiliki semangat kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan selalu berusaha mencari alternatif dalam metode pengajarannya. Sebaliknya, guru dengan tingkat komitmen terhadap organisasi yang rendah akan menunjukkan perilaku indisipliner, hanya terpaku pada satu metode mengajar, kurang kreatif, kurang berusaha, dan kurang motivasi. Keadaan tersebut juga terjadi pada SMA Negeri di Kota Sukabumi. Hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan April 2012 ditemukan bahwa komitmen terhadap organisasi pada guru SMA Negeri (SMAN) di Kota Sukabumi relatif masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan data wakil kepala sekolah bidang kurikulum pada lima SMA Negeri di kota Sukabumi sampai bulan Januari 2012, diketahui bahwa: sebanyak 41 dari 279 orang guru (15%) yang masih terlambat datang ke sekolah; 35 dari 279 orang guru ( 13%) yang absen/tidak hadir di sekolah; 192 dari 279 orang guru (67%) yang tidak menyiapkan rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) untuk setiap kali tatap muka; dan sebanyak 145 dari 279 orang guru (52%) tidak membuat dan mengumpulkan perangkat pembelajaran secara lengkap. Data-data di atas menunjukkan adanya perilaku indisipliner pada beberapa guru SMA Negeri di Kota Sukabumi. Perilaku-perilaku indisipliner tersebut mengindikasikan kurangnya komitmen guru terhadap organisasi. Guru yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi tempatnya bekerja dengan berusaha bekerja dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh demi kemajuan organisasi tempatnya bekerja, yang ditandai dengan disiplin tinggi, minat kerja, dan tanggung jawab terhadap tugas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen terhadap organisasi pada guru SMA Negeri di Kota Sukabumi relatif masih rendah. Fakta di atas memperlihatkan betapa penting dan bernilai komitmen guru terhadap organisasi. Untuk itu, sekolah perlu meningkatkan komitmen guru dengan berusaha mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Komitmen guru terhadap organisasi merupakan salah satu sikap kerja yang ditimbulkan akibat dari persepsi guru terhadap lingkungannya, salah satunya kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang berwenang menerapkan kepemimpinan tertentu demi terwujudnya tujuan sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya akan berusaha menerapkan kebijakan yang dirasa tepat bagi keberhasilan sekolah. Kebijakan kepala sekolah dapat mempengaruhi perilaku kerja yang ditampilkan guru. 3

4 Kepala Sekolah dengan kepemimpinannya akan berusaha mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja guru dengan membangun kesadaran mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi. Kepala sekolah akan terus berusaha menyamakan persepsinya dengan persepsi guru-gurunya untuk mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah. Kepemimpinan yang dijalankan kepala sekolah dapat dipersepsi positif jika memenuhi atau mendekati harapan para gurunya mengenai kepemimpinan. Jika kepemimpinan kepala sekolah tersebut dipersepsikan secara positif, maka antara kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai sekolah, akibatnya tumbuh kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat dan loyalitas kepada sekolah. Faktor lingkungan kerja seperti budaya organisasi, iklim organisasi, komunikasi interpersonal, dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Semakin nyaman kondisi lingkungan kerja, cenderung semakin tinggi tingkat komitmen guru terhadap organisasi. Selain itu, faktor motivasi kerja kepuasan kerja dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Motivasi kerja timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan ini akan mendorong guru untuk melakukan pekerjaan dengan baik sehingga tujuan akan tercapai. Motivasi kerja yang dimiliki guru akan menguatkan, mengarahkan, dan mendukung perilaku guru dalam memenuhi kebutuhan. Motivasi kerja yang tinggi juga dapat menumbuhkan semangat kerja yang tinggi dalam diri guru untuk bekerja secara sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi sekolah yang telah ditetapkan, sehingga hal ini dapat mendorong terbentuknya komitmen guru terhadap organisasi. Komitmen guru terhadap organisasi sangat penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan terutama di tingkat sekolah. Komitmen guru terhadap organisasi memiliki hubungan dengan banyak faktor di antaranya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi diperlukan adanya penelitian mengenai hal tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi? (2)Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi? dan (3) Apakah terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi? Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menguji permasalah yang telah dirumuskan, yaitu untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi; dan (3) mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. 4

5 Secara teoritis: (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan prinsip-prinsip tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja hubungannya dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai teori-teori tentang kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan komitmen guru terhadap organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk pengembangan keilmuan dalam bidang administrasi pendidikan; (3) Hasil penelitian dapat dijadikan referensi fisik untuk penelitian selanjutnya dengan variabel penelitian yang sama. Secara praktis: (1) Bahan informasi dan masukan bagi guru untuk meningkatkan komitmen terhadap organisasi dengan memiliki semangat kerja yang tinggi, yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan inovatif; (2) B ahan masukan dan evaluasi bagi kepala sekolah untuk memperhatikan dan meningkatkan komitmen guru terhadap organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara mengubah persepsi, sikap dan perilaku kerja guru dengan membangun kesadaran mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, dan mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi; (3) Bahan sumbangan saran dan pikiran bagi instansi yang berwenang dalam bidang pendidikan, dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan dengan memperhatikan faktor komitmen guru terhadap organisasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan tujuan untuk mengambil suatu generalisasi yaitu mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Penelitian ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat. Sedangkan Penelitian dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel bebas, meliputi: kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X 2), serta satu variabel terikat yakni komitmen guru terhadap organisasi (Y). Konstelasi hubungan antar variabel penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 5

6 X 1 Y X 2 Keterangan: X 1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah X 2 : Motivasi Kerja Y : Komitmen Guru terhadap Organisasi : Variabel lain Gambar 1. Konstelasi Hubungan antar Variabel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 279 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 164 orang, dan jumlah ini sekaligus menjadi responden penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi pada masing-masing sekolah agar keseluruhan populasi dapat terwakili secara sebanding. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menetapkan sampel, yaitu: (a) Menetapkan populasi dengan melakukan pendataan guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi yang berjumlah 279 orang; (b) Setiap subyek dari populasi diberi nomor urut dengan rincian: nomor urut 1 s/d 56 untuk SMAN 1 Kota Sukabumi, nomor urut 57 s.d 102 untuk SMAN 2 Kota Sukabumi, nomor urut 103 s.d 173 untuk SMAN 3 Kota Sukabumi, nomor urut 174 s.d 237 untuk SMAN 4 Kota Sukabumi, dan nomor urut 238 s.d 279 untuk SMAN 5 Kota Sukabumi; (c) Menetapkan jumlah sampel berdasarkan rumus Taro Yamane yaitu sebanyak 164 orang guru; dan (d) Dilakukan pengambilan sampel secara acak proporsional pada masing-masing sekolah dengan cara diundi, dengan catatan nomor urut yang sudah terambil dikembalikan lagi agar probabilitas (peluang) pengambilan tetap sama. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari: (1) instrumen variabel komitmen guru terhadap organisasi, (2) instrumen variabel kepemimpinan kepala sekolah, dan (3) instrumen variabel motivasi kerja. 6

7 Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistika deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat dideskripsikan atau disimpulkan, baik secara numerik atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), sehingga data lebih mudah dibaca dan bermakna. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui skor minimum, skor maksimum, rentang skor (range), rata-rata skor (mean), nilai tengah ( median), skor yang paling sering muncul ( modus), varians sampel, standar deviasi, dari setiap variabel penelitian. Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dideskripsikan dalam tabel frekuensi untuk masing-masing variabel penelitian yang kemudian disajikan dalam bentuk histogram. Sedangkan statistika inferensial berkenaan dengan pemodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan perngujian persyaratan analisis, meliputi: (1) Uji normalitas, dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Syarat data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal adalah jika Lhitung < Ltabel; (2) Uji homogenitas, dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Persyaratan varians homogen adalah jika χ 2 hitung < χ 2 tabel. Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Uji Hipotesis 1 dan 2 menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, sedangkan uji hipotesis 3 menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Uji Regresi a. Uji Reresi Sederhana Persamaan regresi sederhana yang dicari dalam penelitian ini adalah: 1) Persamaan regresi sederhana variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), dengan model persarnaan regresi Ŷ = a + bx1 2) Persamaan regresi sederhana variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas variabel motivasi kerja (X2), dengan model persarnaan regresi Ŷ = a + bx2 b. Uji Regresi Ganda Model persaman regresi ganda yang dipergunakan Ŷ = a + b1x1 + b2x2. Sebelum model persamaan regresi ganda digunakan, persamaan ini perlu diuji keberartiannya/signifikansinya. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah persamaan regresi yang didapat tersebut berarti/signifikan atau tidak. Uji keberartian regresi ganda ini menggunakan rumus uji F. 2. Uji Korelasi a. Uji Korelasi Sederhana Korelasi yang dimaksud adalah korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ry1, dan antara variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ry2. Tujuan mencari korelasi 7

8 sederhana adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Uji Koreasi sederhana menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Uji keberartian/signifikansi korelasi sederhana dilakukan dengan menggunakan rumus uji t, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keberartian korelasi variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. b. Uji Korelasi Ganda Uji korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ganda ry.12. Uji keberartian/signifikansi korelasi ganda dilakukan dengan menggunakan rumus uji F. 3. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat(y), yaitu dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya. Besarnya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) yaitu ry1 2, dan besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) adalah ry2 2. Sedangkan besarnya kontribusi variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan variabel motivasi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) adalah ry Uji Korelasi Parsial Uji korelasi parsial dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) dimana variabel motivasi kerja (X2) dikontrol, dan korelasi antara variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) dimana variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dikontrol. 8

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian merupakan skor yang diperoleh dari setiap responden berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang disebar kepada 164 guru PNS pada SMA Negeri di Kota Sukabumi. Data penelitian meliputi skor komitmen guru terhadap organisasi sebagai variabel terikat (Y), serta skor kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan skor motivasi kerja (X2) sebagai variabel bebas. Deskripsi data dari setiap variabel penelitian merupakan hasil analisis statistik deskriptif, meliputi perhitungan skor rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians sampel, serta penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram. 1. Deskripsi Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) Skor variabel komitmen guru terhadap organisasi diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen komitmen guru terhadap organisasi yang terdiri dari 35 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Dengan demikian, secara teoritik skor komitmen guru terhadap organisasi berkisar antara 35 sampai 175, dengan rata-rata skor teoritik 105. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel komitmen guru terhadap organisasi berkisar antara skor terendah 104 sampai dengan skor tertinggi 158 dengan rentang skor sebesar 54. Hasil perhitungan diperoleh skor total 21561, skor rata-rata 131,46, median 130,53, modus 128,50, standar deviasi 13,35, dan varians sampel 178,26. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan). Penyebaran data komitmen guru terhadap organisasi dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar Frekuensi ,5 110,5 117,5 124,5 131,5 138,5 145,5 152,5 159,5 Skor Komitmen Guru terhadap Organisasi Gambar 2. Histogram Frekuensi Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) 9

10 2. Deskripsi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Skor variabel kepemimpinan kepala sekolah diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari 32 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Dengan demikian, secara teoritik skor kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara 32 sampai 160, dengan rata-rata skor teoritik 96. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel kepemimpinan kepala sekolah berkisar antara skor terendah 98 sampai dengan skor tertinggi 150 dengan rentang skor sebesar 52. Hasil perhitungan diperoleh skor total 20546, skor rata-rata 125,20, median 123,90, modus 121,38, standar deviasi 13,37, dan varians sampel 178,78. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan). Penyebaran data kepemimpinan kepala sekolah dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar Frekuensi ,5 104,5 111,5 118,5 125,5 132,5 139,5 146,5 153,5 Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah Gambar 3. Histogram Frekuensi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) 3. Deskripsi Data Motivasi Kerja (X2) Skor variabel motivasi kerja diperoleh berdasarkan jawaban responden terhadap butir instrumen motivasi kerja yang terdiri dari 35 butir pernyataan yang memiliki skala skor antara 1 sampai dengan 5. Sehingga, secara teoritik skor motivasi kerja berkisar antara 35 sampai 175, dengan rata-rata skor teoritik 105. Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui bahwa skor empirik variabel motivasi kerja berkisar antara skor terendah 112 sampai dengan skor tertinggi 167 dengan rentang skor sebesar 55. Hasil perhitungan diperoleh skor total 22452, skor rata-rata 136,73, median 136,00, modus 135,50, standar deviasi 13,29, dan varians sampel 176,53. Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval 8 dengan jarak kelas interval 7 (dibulatkan). 10

11 Penyebaran data motivasi kerja dengan jumlah responden 164 orang guru dapat ditampilkan dalam grafik histogram pada Gambar Frekuensi ,5 118,5 125,5 132,5 139,5 146,5 153,5 160,5 167,5 Skor Motivasi Kerja Gambar 4. Histogram Frekuensi Data Motivasi Kerja (X2) Pengujian Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas galat baku taksiran dan uji homogenitas. Uji normalitas galat baku taksiran dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa varians data variabel terikat (Y) berdasarkan data variabel bebas (X) berasal dari populasi yang homogen. 1. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran Uji normalitas galat baku taksiran dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, meliputi uji normalitas galat baku taksiran (Y Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala sekolah (X 1), dan uji normalitas galat baku taksiran (Y Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2). Galat baku taksiran berdistribusi normal, jika nilai Lhitung < Ltabel pada α = 0,05. a. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y Ŷ1) Persamaan Regresi Variabel Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) atas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1): Ŷ = 42, ,708X1 Hasil uji normalitas galat taksiran (Y Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala sekolah (X 1), diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,0639, sementara Ltabel untuk n = 164 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,0692. Galat baku taksiran berdistribusi normal adalah jika nilai Lhitung < Ltabel. Dengan demikian, galat baku taksiran (Y Ŷ1) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas kepemimpinan kepala 11

12 sekolah (X 1) berdistribusi normal atau data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena Lhitung = 0,0639 < 0,0692 = Ltabel(0,05;164). b. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y Ŷ2) Persamaan Regresi Variabel Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) atas Motivasi Kerja (X2): Ŷ = 31, ,730X2 Hasil uji normalitas galat baku taksiran (Y Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2), diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,0661, sementara Ltabel untuk n = 164 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,0692. Persyaratan galat baku taksiran berdistribusi normal adalah jika nilai Lhitung < Ltabel. Dengan demikian, galat baku taksiran (Y Ŷ2) persamaan regresi variabel komitmen guru terhadap organisasi (Y) atas motivasi kerja (X2) berdistribusi normal atau data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena Lhitung = 0,0661 < 0,0692 = Ltabel(0,05;164). Rangkuman uji normalitas galat baku taksiran dengan menggunakan uji Liliefors dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rangkuman Uji Normalitas Galat Baku Taksiran Y - Ŷ1 dan Y - Ŷ2 No Galat Taksiran Lhitung Ltabel(0,05;164) Kesimpulan 1 Y - Ŷ1 0,0639 0,0692 Normal 2 Y - Ŷ2 0,0661 0,0692 Normal Keterangan: Syarat normal: Lhitung < Ltabel 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett, meliputi: uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X 1), dan uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data motivasi kerja (X2). Persyaratan varians homogen adalah jika nilai χ 2 hitung < χ 2 tabel. a. Uji Homogenitas Varians Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) berdasarkan Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 25,159, sedangkan χ 2 tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk 30 sebesar 43,773. Persyaratan varians homogen adalah jika χ 2 hitung < χ 2 tabel. Dengan demikian, varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X 1) berasal dari populasi yang homogen, karena χ 2 hitung = 25,159 < 43,773 = χ 2 tabel. b. Uji Homogenitas Varians Data Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) berdasarkan Data Motivasi Kerja (X2) Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai χ 2 hitung sebesar 30,302, sedangkan χ 2 tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk 33 sebesar 47,400. Persyaratan varians homogen adalah jika χ 2 hitung < χ 2 tabel. Dengan demikian, varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data motivasi kerja (X2) berasal dari populasi yang homogen, karena χ 2 hitung = 30,302 < 47,400 = χ 2 tabel. Rangkuman uji homogenitas varians data komitmen guru terhadap organisasi (Y) berdasarkan data kepemimpinan kepala sekolah (X 1) dan data motivasi kerja (X2) dengan menggunakan uji Bartlett dapat dilihat pada Tabel 2. 12

13 Tabel 2. Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Variabel Y berdasarkan Data X1 dan X2 Varians dk χ 2 hitung χ 2 tabel(α = 0,05) Kesimpulan Y berdasarkan X ,159 30,302 Homogen Y berdasarkan X ,773 47,400 Homogen Keterangan: Syarat homogen: χ 2 hitung < χ 2 tabel(α=0,05) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji tiga hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, yaitu: (1) Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi; (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi; dan (3) Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi dan regresi ganda. 1. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh konstanta regresi atau a = 42,832 dan koefisien regresi atau b = 0,708. Dengan demikian, model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 42, ,708X1. Uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi Ŷ = 42, ,708X1 Sumber Varians Total ,00 Regresi (a) , ,15 dk JK RJK F hitung F tabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 Regresi (b a) , ,79 159,52** 3,90 6,79 Sangat Signifikan Sisa ,06 89,17 Tuna Cocok ,35 111,67 1,41 ns 1,46 Linear Galat ,71 79,13 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 159,52 > 6,79 = Ftabel(α = 0,01)) ns : Regresi berbentuk linear/non signifikan (Fhitung = 1,41 < 1,46 = Ftabel(α = 0,05)) 13

14 Hasil uji signifikansi persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 159,52 lebih dari Ftabel = 6,79 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 162 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 42, ,708X1 sangat signifikan (Fhitung = 159,52 > 6,79 = Ftabel( =0,01)), sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji linearitas persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 1,41 kurang dari Ftabel = 1,46 pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk pembilang 50 dan dk penyebut 112 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 42, ,708X1 berbentuk linear (Fhitung = 1,41 < 1,46 = Ftabel( =0,05)), sehingga rumus korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana Ŷ = 42, ,708X1 sangat signifikan dan berbentuk linear, artinya setiap peningkatan satu unit nilai kepemimpinan kepala sekolah akan diikuti oleh peningkatan nilai komitmen guru terhadap organisasi sebesar 0,708 unit dengan konstanta 42,832. Persamaan regresi Ŷ = 42, ,708X1 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor kepemimpinan kepala sekolah diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 4. N Tabel 4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) Korelasi (r y1) Koefisien Determinasi (r y12 ) t tabel t hitung Kesimpulan α = 0,05 α = 0, ,704 0,496 12,630** 1,975 2,607 Sangat Signifikan Keterangan: ** : Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 12,630 > 2,607 = ttabel( =0,01)) Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi (r y1) sebesar 0,704 berarti terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Untuk memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2010:257) 14

15 Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien korelasi (r y1) sebesar 0,704 termasuk pada kategori kuat, hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh thitung = 12,630 lebih dari ttabel = 2,607 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk 162, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (thitung = 12,630 > 2,607 = ttabel( =0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (r y1 2 ) sebesar 0,496, artinya 49,6% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan kepala sekolah (X 1) melalui persamaan regresi Ŷ = 42, ,708X1. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi. 2. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh konstanta regresi atau a = 31,594 dan koefisien regresi atau b = 0,730. Dengan demikian, model hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 31, ,730X2. Uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linearitas Persamaan Regresi Ŷ = 31, ,730X2 Sumber Varians dk JK RJK F hitung F tabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 Total ,00 Regresi (a) , ,15 Regresi (b a) , ,47 182,37** 3,90 6,79 Sangat Signifikan Sisa ,38 83,26 Tuna Cocok ,71 97,92 1,28 ns 1,46 Linear Galat ,67 76,52 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 182,37 > 6,79 = Ftabel(α = 0,01)) ns : Regresi berbentuk linear/non signifikan (Fhitung = 1,28 < 1,46 = Ftabel(α = 0,05)) Hasil uji signifikansi persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 182,37 lebih dari Ftabel = 6,79 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 162 menunjukkan 15

16 persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2 sangat signifikan (Fhitung = 182,37 > 6,79 = Ftabel( =0,01)), sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan model hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji linearitas persamaan regresi yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 1,28 kurang dari Ftabel = 1,46 pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk pembilang 51 dan dk penyebut 111 menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2 berbentuk linear (Fhitung = 1,28 < 1,46 = Ftabel( =0,05)), sehingga rumus korelasi Product Moment Pearson dapatdigunakan. Berdasarkan hasil uji signifikansi dan linearitas persamaan regresi menunjukkan bahwa persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2 sangat signifikan dan berbentuk linear, artinya setiap peningkatan satu unit nilai motivasi kerja akan diikuti oleh peningkatan nilai komitmen guru terhadap organisasi sebesar 0,730 unit dengan konstanta 31,594. Persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor motivasi kerja diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi antara motivasi kerja (X2) dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Motivasi Kerja (X2) dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi (Y) N Korelasi (r y2) Koefisien Determinasi (r y22 ) t tabel t hitung Kesimpulan α = 0,05 α = 0, ,728 0,530 13,505** 1,975 2,607 Sangat Signifikan Keterangan: ** : Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung = 13,505 > 2,607 = ttabel( =0,01)) Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi (ry2) sebesar 0,728 berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh thitung = 13,505 lebih dari ttabel = 2,607 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk 162, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (thitung = 13,505 > 2,607 = ttabel( =0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H 0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi motivasi kerja terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (r y2 2 ) sebesar 0,530, artinya 53% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi motivasi kerja (X2) melalui persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi. 16

17 3. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Komitmen Guru terhadap Organisasi Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, diperoleh konstanta regresi a = 12,130, koefisien regresi b1 = 0,426, dan koefisien regresi b2 = 0,482. Dengan demikian, model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi dapat dinyatakan dalam persamaan regresi ganda Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2. Uji signifikansi persamaan regresi ganda dilakukan dengan menggunakan Uji F berdasarkan tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi Persamaan Regresi Ganda Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2 Sumber Varians Total ,85 dk JK RJK F hitung F tabel Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01 Regresi , ,13 148,55** 3,05 4,74 Sisa ,58 62,59 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah Kuadrat RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat ** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ftabel(α = 0,01)) Sangat Signifikan Hasil uji signifikansi persamaan regresi ganda yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh Fhitung = 148,55 lebih dari Ftabel = 4,74 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 161, menunjukkan persamaan regresi ganda Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2 sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ft( =0,01)). Berarti, apabila nilai kepemimpinan kepala sekolah (X 1) dan nilai motivasi kerja (X2) meningkat sebesar 1 unit, maka nilai komitmen guru terhadap organisasi (Y) akan meningkat sebesar 0,426 unit dan 0,482 unit pada arah yang sama dengan konstanta 12,130. Persamaan regresi ganda Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2 dapat digunakan untuk memprediksi skor komitmen guru terhadap organisasi apabila skor kepemimpinan kepala sekolah dan skor motivasi kerja diketahui. Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda dan uji signifikansi koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dilihat pada Tabel 9. N Tabel 9. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda Variabel X1 dan X2 secara Bersama-sama dengan Y Korelasi Ganda (r y.12) Koefisien Determinasi Ganda (r y.122 ) F tabel F hitung Kesimpulan α = 0,05 α = 0, ,805 0, ,55** 3,05 4,74 Keterangan: ** : Koefisien korelasi ganda sangat signifikan (Fhitung > Ftabel( =0,01)) Sangat Signifikan 17

18 Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi ganda (r y.12) sebesar 0,805, berarti terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda diperoleh Fhitung = 148,55 lebih dari Ftabel = 4,74 pada taraf signifikansi 0,01 dengan dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 161, menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi sangat signifikan (Fhitung = 148,55 > 4,74 = Ftabel( =0,01)). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H 1) diterima. Artinya, terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen guru terhadap organisasi ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ganda (ry.12 2 ) sebesar 0,649. Berarti, 64,9% variasi komitmen guru terhadap organisasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama melalui persamaan regresi ganda Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2. Mencermati nilai dari masing-masing koefisien korelasi sederhana dan membandingkannya dengan nilai koefisien korelasi ganda terlihat bahwa terjadi efek yang saling menguatkan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja (X2). Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry.12 = 0,805) yang lebih dari nilai koefisien korelasi sederhana antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry1 = 0,704) dan nilai koefisien korelasi sederhana antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi (ry2 = 0,728). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi (r y1) sebesar 0,704 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 42, ,708X1. Koefisien determinasi (r y1 2 ) sebesar 0,496 berarti kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 49,6%; (2) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi (r y2) sebesar 0,728 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 31, ,730X2. Koefisien determinasi (r y2 2 ) sebesar 0,530 berarti kontribusi motivasi kerja terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 53%; (3) Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan komitmen guru terhadap organisasi dengan nilai koefisien korelasi ganda 18

19 (ry.12) sebesar 0,805 dan didukung persamaan regresi Ŷ = 12, ,426X1 + 0,482X2. Koefisien determinasi ganda (ry.12 2 ) sebesar 0,649 berarti kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap komitmen guru terhadap organisasi sebesar 64,9%. DAFTAR PUSTAKA Ambar Teguh Sulistiyani. Kepemimpinan Profesional: Pendekatan Leadership Game. Yogyakarta: Gava Media, Colquit, Jason A., Jeffery A. Lepine and Michael J. Wesson. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: McGraw-Hill/Irwin, Darwis S. Gani, Djoehana Setyamidjaja, dan Sumardi. Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan. Bogor: Program Pascasarjana Univrsitas Pakuan, Edy Sutrisno. Budaya Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta, Kencana, Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnelly, Jr., and Robert Konopaske. Organizations: Behavior, Structure, Processes, Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill, Greenberg, Jerald and Robert A. Baron. Behavior in Organizations, Ninth Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc., Hughes, Richard L., Robert C. Ginnett, and Gordon J. Curphy. Leadership: Enhancing the Lesson of Experience. New York: McGraw-Hill, Huitt, W. Maslow s Hierarchy of Needs. Educational Psychology Interactive, Valdosta, GA: Valdosta State University, Ivancevich, Jhon M., Robert Konopaske, and Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organsiasi, Edisi Ketujuh, Jilid 1, terjemahan Gina Gania. Jakarta, Erlangga, 2006), p. 23. J. Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo, Janasz, Suzanne C. De., Karen O. Dowd, and Beth Z. Schneider. Interpersonal Skills in Organizations, Third Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. Organizational Behavior, Eight Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, Luthan, Fred. Perilaku Organisasi, Edisi 10, terjemahan Vivin Andhika Yuwono. Yogyakarta: Andi, Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 9, Buku 1, terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat, McShane, Steven L. and Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior: 19

20 Emerging Knowledge and Practice for the Real World, Fifth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin, Muthuveloo, Rajendran and Raduan Che Rose, Typology of Organizational Commitment. American Journal of Applied Science. Volume 2, Number 6, Newstrom, John W. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. New York:McGraw-Hill/Irwin, Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, Rita Retnowati. Metodologi Penelitian. Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, terjemahan Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks, dan Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 2, terjemahan Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat, 2008 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Schermerhorn, John R. Management, Eight Edition. New York: John Wiley & Sons, 2005., James G. Hunt, Richard N. Osborn, and Mary Uhl-Bien. Organizational Behavior, 11th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., Sjafri Mangkuprawira. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia, Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi, Spector, Paul E. Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice, Fifth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, Suwatno dan Donni Juni Priansa. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, Terry, George R. Asas-Asas Menejemen, terjemahan Winardi. Bandung: P.T. Alumni, Werner, John M. and Randy L. Desimone. Human Resource Development. Illenois, USA: South-Western Cengage Learning,

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI Prof.Dr H.Isman Kadar, MM 1) 1) Dosen pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KOTA SUKABUMI Prof.Dr. Isman Kadar,MM 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan Sidarman,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

Hubungan antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru

Hubungan antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru Hubungan antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru Oleh: Nintin Nurlela 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Budaya Organisasi dan Kepuasan kerja dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 87 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data dari hasil penelitian, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMA (Penelitian pada Guru-guru PNS se-kecamatan Tambun Selatan kab.bekasi) Erna Rostika, Hj. Rita Retnowati, Sumardi

Lebih terperinci

Studi Korelasional Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Guru

Studi Korelasional Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Guru Studi Korelasional Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Dengan Kepuasan Guru Prof. Dr. Isman Kadar,MM 1) 1) Dosen Pascasarjaan Universitas Pakuan Tekege Yohakim., Rahmat Ubaidillah.,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari dua perangkat data, yakni 1) Data Pola

Lebih terperinci

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU 287 PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU 0812-7558-2660 Universitas Riau ABSTRACT In accordance with

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil pengolahan data yang didapat dari dua variabel dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Bab berikut akan menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, strategi penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, analisa data serta populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk data atau fakta yang benar (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya

Lebih terperinci

Gambar 4-1. Histogram X3

Gambar 4-1. Histogram X3 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut: A. Data Deskriptif 1. (X 3 ) (data/perhitungan manual ada pada file tabel frek kum ) Skor teoritik Min : 37x1 = 37 Mak : 37x4

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karekteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA SUKABUMI

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA SUKABUMI PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA SUKABUMI Prof. Dr. Edy Mulyadi Soepardi, MM.Akt 1) 1) Dosen Pascasarjana Universitas Pakuan Widodo,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 59 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Nurkhasanah, H.M.Entang, Oding Sunardi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara supervisi kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan pada tanggal 16 November 2007 di kantor

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDK. OLABOLO, KECAMATAN GOLEWA, KABUPATEN NGADA MARSIANUS MEKA PENDIDIKAN GURU PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAHA 1 Oleh: Rizal 2

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAHA 1 Oleh: Rizal 2 SELAMI IPS Edisi Nomor 34 Volume 1 Tahun XVI Desember 011 ISSN 1410-33 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 RAHA 1 Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskripti dan statistik infernsial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 1. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat dan dapat dipercaya mengenai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri : Prestasi Belajar Kimia Dasar (Y) dan Epistemologi Sains (X1), dan Motivasi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan dengan siswa kelas IX sebagai objek penelitian. Pemilihan penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 2 Nomor 1 Januari 2017

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 2 Nomor 1 Januari 2017 Corelational Personality: Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism) and Intention to Act With Responsibility Environmental Behaviour ZAIRIN zairin.pamuncak@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 01-013. 3.1. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi MINAT MEMILIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) deskripsi latar, digunakan untuk menggambarkan jumlah keseluruhan mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di sekolah SMA Negeri sekota Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN 3 kota Gorontalo

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA GURU MATEMATIKA DITINJAU DARI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU

KEPUASAN KERJA GURU MATEMATIKA DITINJAU DARI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU KEPUASAN KERJA GURU MATEMATIKA DITINJAU DARI PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU VIRGANA Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karateristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai karateristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang empiris berdasarkan data atau fakta yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian pada variabel Lingkungan Sosial untuk nilai tengah dari rangkaian data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian pada variabel Lingkungan Sosial untuk nilai tengah dari rangkaian data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Tentang Lingkungan Sosial Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIA DI SMA NEGERI 102 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIA DI SMA NEGERI 102 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 2, 29-36 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KETEKUNAN (PERSISTENCE) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK SWASTA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK SWASTA 128 HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK SWASTA Lina Sukanti Dosen STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang

Lebih terperinci

Oleh : ABSTRAK. Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru.

Oleh : ABSTRAK. Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru. HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS CIWALEN DAN GUGUS KAWUNGLUWUK KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR Oleh : Aprilian Nur Fitriana, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 81 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Untuk memperoleh data dari responden yang ada, maka digunakan kuesioner yang telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas butir pertanyaan yang diajukan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N I Tapa kelas VIII tahun ajaran 2012-2013selama kurang lebih 2 (dua) bulan. 3.2. Metode dan Desain

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU. Adam, H. Djoehana Setyamidjaj, Griet Helena Laihad

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU. Adam, H. Djoehana Setyamidjaj, Griet Helena Laihad HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU Adam, H. Djoehana Setyamidjaj, Griet Helena Laihad ABSTRAK Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam Bab I halaman 6-7, dibutuhkan data-data terkait penelitian ini.

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Jln. Brigjen Piola Isa Kel. Wongkaditi Kecamatan Kota Utara Kota BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.I. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 4 Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1 Deskripsi tentang Pola Asuh Orangtua Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Di sini akan dikemukakan deskripsi data dari masing-masing variabel dalam penelitian ini. Data yang dimaksud adalah data kemampuan menulis teks negosiasi (Y),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA. Rosyadi Universitas Wiralodra,

PENGARUH MOTIVASI DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA. Rosyadi Universitas Wiralodra, ISSN 2502-5872 M A T H L I N E PENGARUH MOTIVASI DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Rosyadi Universitas Wiralodra, rosrosyadi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Singkat SMP Negeri 1 Suwawa SMP Negeri 1 Suwawa memiliki NSS/NPSN yakni; 201300401001/40500880. Selanjutnya, sekolah ini beralamat

Lebih terperinci

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Tes Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu: Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian kuantitatif yang digunakan menggunakan rumusan masalah asosiatif,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan

Lebih terperinci

Porgram Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka Jakarta, DKI Jakarta

Porgram Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka Jakarta, DKI Jakarta HUBUNGAN ANTARA KESEGARAN JASMANI, DISIPLIN DAN PERCAYA DIRI TARUNA DENGAN PRESTASI AKADEMIK TARUNA SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT BEKASI JAWA BARAT SANTOSO 1), EVI SUSIANTI 2) 1) jogja83_snt@yahoo.com,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGURUS PODSI PROVINSI DKI JAKARTA

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGURUS PODSI PROVINSI DKI JAKARTA HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGURUS PODSI PROVINSI DKI JAKARTA Rolly Afrinaldi 1 Universitas Singaperbangsa Karawang rollyafrinaldi@yahoo.co.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram. 155 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab IV ini terdiri dari empat bagian yaitu: deskripsi data, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Layanan Bimbingan Kelompok Data variabel Layanan Bimbingan Kelompok menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA Artikel Publikasi Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA GURU SD

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA GURU SD ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20(1): 57-64, 2014 FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA GURU SD Paningkat Siburian Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data SD Nasima Semarang terletak di Jl. Puspanjolo Selatan No. 53 (024) 7601322, Semarang 50141, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2016. Setelah melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Desrianty Abdullah, Surya Kobi*, Yusni Pakaya** Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng

BAB III METODE PENELITIAN. Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng No.37A Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Waktu yang . Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Peneliti mengambil lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Pengembangan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo. Peneliti memilih lokasi ini guna mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU MENGAJAR GURU DI SMA NEGERI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh :

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU MENGAJAR GURU DI SMA NEGERI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh : HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU MENGAJAR GURU DI SMA NEGERI KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Indah Sri Wahyuni Ridjal, Arwildayanto*, Besse Marhawati** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah tergantung pada tujuan dari penelitian itu sendiri, mendesain berarti menyusun perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini ingin mengungkap apakah ada hubungan lari 30 Meter dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 11 HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Email: ellysukmanasa@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa) Data yang dikumpul dari penyebaran angket kepada responden yang berada di SMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh dari variabel bebas dan variabel terikat sehingga didapatkan data

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN JARINGAN PLN AREA BANDUNG DAN SEKSI TEKNIK PLN RAYON BANDUNG

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN JARINGAN PLN AREA BANDUNG DAN SEKSI TEKNIK PLN RAYON BANDUNG STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN JARINGAN PLN AREA BANDUNG DAN SEKSI TEKNIK PLN RAYON BANDUNG NADIA RAHMI ANDITA ABSTRAK Manusia menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi penelitian bertujuan untuk menyajikan dan menganalisis data tentang konsep diri, minat dan motivasi belajar matematika peserta

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR Pengaruh Minat menjadi (Istiana Dewi K)1 PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR EFFECT OF THE INTEREST TO BE TEACHERS AND PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK DAFTAR ISI JUDUL... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI... v PERNYATAAN ORISINALITAS... vi LEMBAR PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2005:84-85) mengemukakan bahwa: Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian atau proses

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

STUDI KORELASIONAL ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINNAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU. Faridah Priatin, H. M. Entang, Entis Sutisna

STUDI KORELASIONAL ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINNAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU. Faridah Priatin, H. M. Entang, Entis Sutisna STUDI KORELASIONAL ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINNAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU Faridah Priatin, H. M. Entang, Entis Sutisna ABSTRAK Kepuasan kerja Guru, Budaya organisasi dan Kepemimpinan

Lebih terperinci