SUKA DUKA DALAM MELAKSANAKAN DIFUSI HASIL INOVASI PEMBAKAR SIKLON. Sumaryono
|
|
- Hadi Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUKA DUKA DALAM MELAKSANAKAN DIFUSI HASIL INOVASI PEMBAKAR SIKLON Sumaryono Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara S A R I Pembakar siklon membutuhkan waktu dua puluh tahun untuk pengembangan mulai dari kapasitas (8 kg/jam kg/jam) sampai dengan model (primitif - semimodern). Pematangan suatu inovasi teknologi membutuhkan proses inkubasi. Proses inkubasi ini melalui interaksi langsung dengan pengguna. Interaksi ini didorong oleh suatu keinginan yang kuat agar inovasi teknologi ini tidak hanya mengisi rak-rak perpustakaan dan inovasipun terhenti. Keunggulan teknologi pembakar siklon yang telah dicapai sampai saat ini tidak terlepas dari masukan-masukan yang disampaikan oleh pengguna. Interaksi ini memperkaya parameter-parameter yang digunakan sebagai input untuk memperbaiki desain dan model dari pembakar siklon. Suka duka yang dialami penulis dalam mengembangkan produk inovasi pembakar siklon ini, antara lain hampir 'disandera', menyelamatkan pabrik dan ratusan karyawan dari ancaman gulung tikar. Hal yang menyenangkan dan belum pernah terbayangkan, antara lain untuk aplikasi pada industri kalsinasi kapur membawa penulis menjelajahi desa-desa di Pulau Jawa dan Sumatera. Hal yang paling unik ketika mengimplementasikan pembakar siklon di Belitung Timur, yaitu terjadi kesalahpahaman karena karyawan di pabrik tidak terlalu menguasai bahasa Indonesia maupun asing, bahkan dikejar-kejar hingga bandara karena perbedaan kesepakatan penggunaan kalori batubara. Kata kunci : inkubasi, pembakar siklon 1. PENDAHULUAN Dalam suatu program penelitian dan pengembangan, dimulai dari studi literatur untuk penguasaan teknologi yang sudah ada, didukung dengan pengetahuan yang luas dan kuat tentang potensi pendukung, kemudian potensi peluang pasar, selanjutnya tentu saja harus didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang mumpuni, baik iptek terapan maupun ilmu dasar yang mendukung sehingga litbang tetap pada rel yang benar dan menghasilkan inovasi yang mampu bersaing dengan produk yang telah ada. Inovasi yang baru dihasilkan perlu dimatangkan untuk menjadi teknologi yang handal di industri, melalui proses inkubasi dalam gelanggang aplikasi di industri sehingga semakin handal, baik dalam proses maupun perekayasaannya. Hasil litbang belum berarti kalau belum diuji di gelanggang aplikasi/implementasi dan untuk pembakar siklon gelanggangnya adalah industri, mulai dari industri kecil, mikro, industri menengah, sampai industri besar yang merupakan calon pengguna pembakar siklon dan adalah sasaran untuk pemasarannya. Dalam uji gelanggang ini selain untuk menguji kehandalannya ditinjau dari : Kehandalan dan rentang operasionalnya; 18
2 ketahanan dalam penggunaan; kestabilan dan konsistensi dalam operasionalnya; kemudahan untuk dioperasikan; perawatan (maintenance); keamanan dan keselamatan; daya saingnya. Juga yang sangat penting adalah dengan uji implementasi di industri, dapat diperoleh masukan-masukan yang berharga, diketahuinya kelemahan-kelemahan yang ada sehingga hasil litbang tersebut dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dihasilkan suatu inovasi teknologi yang lebih matang. Proses ini adalah bagian dari proses inkubasi teknologi. Penelitian pembakar siklon dimulai pada tahun 1994, bertujuan jangka panjang untuk substitusi BBM/BBG dengan batubara, khususnya batubara di Indonesia. Pada saat itu harga BBM bersubsidi masih sangat murah sehingga inovasi penelitian ini belum prioritas. Seiring dengan perjalanan waktu, tanda-tanda menipisnya cadangan minyak di Indonesia mulai terlihat, mendorong untuk meningkatkan penelitian pembakar siklon dan dimulai uji implementasi khususnya di industri kecil, bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah dan Kemenristek (melalui RUT). 2. PELAKSANAAN INKUBASI 2.1. Hasil Penelitian Pembakar siklon adalah alat pembakar batubara halus berupa silinder dari pelat, bagian dalamnya diberi lining (lapisan) refraktori tahan api, di bagian belakang terdapat penutup dengan pintu, di bagian depan adalah bukaan untuk pengeluaran api (Gambar 1). Tepung batubara 30 mesh ditiupkan ke dalam silinder secara tangensial menggunakan peniup udara, jumlah tepung batubara diatur dengan sebuah pengumpan (feeder), dan batubara digiling menggunakan hammer mill. Penelitian skala pilot maupun implementasi pada berbagai jenis fasilitas industri dilakukan dengan parameter-parameter : karakteristik kimia dan fisika batubara terhadap kinerja pembakar siklon; kebutuhan udara pembakar dan tekanan yang diperlukan; kapasitas pembakaran dan udara lebih; efisiensi energi dan perbandingan dengan bahan bakar lain; parameter operasional untuk berbagai jenis fasilitas industri; perekayasaan peralatan pembakar siklon, lining refraktori dan fasilitas pendukung berupa blower, pengumpan batubara, dan hammer mill. Gambar 1. Pembakar siklon dan perlengkapannya 2.2. Proses Inkubasi Uji kinerja hasil litbang pembakar siklon dilaksanakan di berbagai jenis industri yang mempunyai mesin-mesin proses yang beraneka ragam, yang adalah industri yang merupakan pangsa pasar untuk pembakar siklon. Pembakar siklon dikembangkan untuk mengganti alat-alat pembakar BBM/BBG atau kayu bakar yang sebelumnya digunakan untuk melayani mesinmesin proses di industri tersebut. Untuk implementasi pembakar siklon ini, diperlukan kerjasama dengan berbagai jenis industri sehingga pangsa pasar pembakar siklon semakin meluas. Berbagai jenis mesin industri yang perlu penetrasi terutama yang Suka Duka Dalam Melaksanakan Difusi Hasil Inovasi Pembakar Siklon ; Sumaryono 19
3 penggunaannya luas di industri adalah sebagai berikut. Boiler Boiler digunakan secara luas di industri : makanan, minuman, perikanan, tekstil, obatobatan, bahan kimia, mineral, PLTU, dan lainlain. Ada berbagai kapasitas dan tipe. Tipe tabung api, tipe tabung air. Kapasitas dari 100, 500, 2.000, 5.000, , sampai lt/ jam atau lebih. Oil Heater (pemanas oli) Banyak digunakan di industri tekstil, kimia, makanan, mineral, dll. kapasitas mulai , , sampai kkal/jam atau lebih. Tanur Kalsinasi Kalsinasi pada temperatur rendah sampai tinggi dengan sistem periodik atau kontinu. Tanur Pengering Putar, AMP (Asphalt Mixing Plant) Pengeringan dengan aliran gas/asap panas ke dalam silinder yang berputar. Bahan yang diproses berada di dalam silinder tersebut, masuk dari salah satu ujung, keluar dari ujung yang lain. Mesin-mesin Industri Lain Mesin-mesin industri lain yang penggunaannya lebih sedikit antara lain : tungku terowongan (tunnel kiln), ketel galvanisasi, dan tungku pantul (reverberatory furnace). Alat-alat Pemanas di UKM Oven pengering untuk padi dan produk pertanian lain, ketel uap untuk pasteurisasi jamur, kemudian tungku-tungku perebusan, penggorengan, dan ketel uap mini yang dapat dilayani pembakar siklon mini. Begitu banyak jenis peralatan di industri yang karakteristik prosesnya berbeda-beda, perlu trayek temperatur yang bervariasi, karakteristik pemindahan panasnya juga spesifik sehingga masing-masing perlu uji coba untuk pembakar siklon, guna mensubstitusi BBM/BBG/kayu bakar yang digunakan sebelumnya. Untuk memperoleh akses penetrasi ke fasilitas mesin-mesin pabrik yang begitu banyak, maka beberapa persyaratan harus dipenuhi. Hal ini dilaksanakan dengan perjanjian kerjasama yang pintu masuknya adalah perjanjian jual-beli. Pada umumnya persyaratan-persyaratannya adalah : penggunaan pembakar siklon dapat menjamin produksi yang sama dengan penggunaan bahan bakar non-batubara sebelumnya, tidak terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas produksi; pembakar siklon yang dipasang harus dapat beroperasi dengan lancar, dapat diterima oleh karyawan pabrik, tidak menambah kerepotan. Pembayaran oleh pihak pabrik dapat dilakukan jika pembakar siklon yang dipasang dapat beroperasi dengan lancar dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah pemasangan, jika terjadi kegagalan, pembakar siklon dibongkar kembali dan semua biaya yang telah dikeluarkan pabrik harus dikembalikan. Jadi, dengan persyaratan-persyaratan tersebut hasil litbang pembakar siklon ini dapat melakukan penetrasi ke berbagai mesin peralatan industri untuk diuji kehandalannya Suka-duka Proses Inkubasi a. Implementasi Pembakar Siklon untuk Tungku Pantul Uji implementasi pertama pembakar siklon di industri menengah adalah di pabrik peleburan aluminium menggunakan tungku pantul (reverberatory furnace). Dalam tungku ini api pembakaran batubara memberikan panasnya ke bahan baku aluminium secara konveksi dan secara radiasi. Peran radiasi sangat penting dalam tungku ini karena bidang pantulnya luas dan efektif. Pembakar siklon yang dibuat untuk pabrik peleburan aluminium di Tambun ini berkapasitas 50 kg batubara/jam (Gambar 2). Sebelumnya pabrik telah mencoba sendiri penggunaan batubara/briket, tetapi belum membuahkan hasil yang memuaskan. Saat pengujian dengan pembakar siklon diperoleh hasil yang memuaskan karena api batubara tepung dari pembakar siklon adalah solusi yang jitu untuk 20
4 hantaran panas secara konveksi dan radiasi dalam tungku tertutup jenis tungku pantul. Bentuk pembakar siklon tersebut yang merupakan pemunculan pertama di industri yang agak besar masih sangat mengandalkan "fungsi" dari peralatanperalatan yang dibuat, belum meningkatkan "estetika" sehingga terlihat sangat "kuno" dan "primitif". Namun, kekurangan ini tertutupi oleh keberhasilan pembakar siklon untuk peleburan aluminium sehingga memberikan hasil yang lebih cepat dan efisien dibanding sebelumnya menggunakan minyak solar (Gambar 3). Bahkan pabrik tersebut segera membuat lagi empat buah pembakar siklon untuk tungku pantul lainnya yang lebih besar. Dibandingkan solar, api batubara lebih bersifat "luminous" sehingga daya radiasinya lebih tinggi. Implementasi selanjutnya dalam tungku pantul adalah untuk tungku pantul peleburan timah (Gambar 4) yang memerlukan temperatur yang lebih tinggi, yaitu 1250 C, dibanding temperatur peleburan aluminium yang hanya 1000 C. Uji dilakukan di sebuah pabrik peleburan timah di Belitung Timur, daerah Air Kelik yang terpencil, yang dimiliki oleh pengusaha Asing. Di pabrik ini sering terjadi kesalah pahaman karena staf Asing tidak mengerti teknik dan tidak menguasai Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Uji Gambar 3. Tapping hasil leburan aluminium coba pertama gagal karena menggunakan batubara Bayah berkadar abu 35 % dan nilai kalori hanya 3500 kkal/kg, padahal dalam perjanjian akan menggunakan batubara bituminus impor dari Tiongkok. Dalam kondisi tersebut saya terpaksa melarikan diri menembus penjagaan yang ketat karena hampir semua penduduk di daerah terpencil tersebut adalah karyawan pabrik. Gambar 2. Pembakar siklon untuk peleburan aluminium Gambar 4. Pembakar siklon untuk peleburan timah Suka Duka Dalam Melaksanakan Difusi Hasil Inovasi Pembakar Siklon ; Sumaryono 21
5 Di Bandara Tanjung Pandan saya sudah ditunggu beberapa satpam pabrik dan pengusaha Asing sehingga terjadi perkelahian kecil, tetapi saya berhasil lolos masuk ke dalam lapangan dan mereka tidak dapat lagi mengejar karena dijaga oleh sekuriti bandara. Selanjutnya di Bandung dibuat perjanjian baru, bahwa batubara yang digunakan harus sesuai rekomendasi dan sudah diuji di Laboratorium Batubara. Dengan batubara Kalimantan Selatan 5700 kkal/kg, uji kedua dilakukan lagi dan saya berangkat sendiri ke Air Kelik, melakukan uji dengan tungku pantul yang sudah dibakar dengan 3000 liter solar sehingga bersih dari sisa-sisa logam timah. Percobaan berjalan lancar dan temperatur tungku naik dengan cepat sampai di puncaknya, ternyata sisasisa logam timah masih keluar lagi mengalir melalui saluran tapping. Karyawan sudah pada bergembira karena dengan keluarnya lagi sisa-sisa timah berarti temperatur sudah lebih tinggi dari pembakaran dengan solar sebelumnya. Ternyata di sini timbul salah paham lagi setelah termokopel yang digunakan mengalami error sehingga hanya menunjuk ke angka 1020 C, padahal api sudah putih menyilaukan, seperti sudah lebih dari 1300 C dan banyak lagi cairan timah keluar dari tapping, berarti temperatur lebih dari 1250 C (titik leleh logam timah), atau tentunya lebih panas dari pembakaran dengan minyak solar 3000 liter sebelumnya untuk mengeluarkan sisa-sisa timah yang ternyata dengan batubara masih ada yang keluar dari tapping. Akhirnya ketahuan bahwa termokopel yang digunakan sudah cacat, seperti pernah terpukul sehingga agak retak dan sedikit bengkok. Walaupun diwarnai banyak insiden, uji coba di tungku pantul peleburan timah memberikan banyak pengalaman dan ilmu yang sangat berharga terutama pengelolaan panas yang tinggi, pengaturan draft, sifat radiasi, dan beberapa hal lainnya dll. b. Implementasi untuk Boiler Sebagian besar boiler di pabrik tekstil, makanan adalah jenis tabung api, hanya sedikit yang jenis tabung air. Penggunaan pembakar siklon untuk boiler terutama mengandalkan pemindahan panas secara radiasi dan konveksi di ruang bakar boiler kemudian secara konveksi dan radiasi yang melemah di daerah pipa api sampai lokasi pembuangan di cerobong. Inkubasi pembakar siklon pada berbagai kapasitas boiler di beberapa kota untuk industri tekstil, kimia, dan makanan/minuman telah berjalan dengan lancar. Salah satu yang berkesan ketika melakukan substitusi di boiler 5 ton uap/jam di Tangerang (Gambar 6). Masuk ke dalam pabrik, teronggok alat gasifikasi exluar negeri yang baru dilepas dari boiler karena gagal melaksanakan tugasnya. Rupanya kami akan mengalami nasib serupa jika gagal memenuhi setiap butir syarat yang tertulis dalam perjanjian. Selain burner seberat 9 ton yang harus dibongkar dan tidak dapat dijual lagi ke tempat lain, dana untuk pembuatannya juga harus dikembalikan kepada pabrik. Agak tergetar juga hati melaksanakan pekerjaan ini. Namun, hanya sehari setelah terpasang telah dapat dicapai kapasitas dan tekanan uap yang diperlukan, yaitu 6-8 bar sebanyak 5 ton uap/jam. Boiler telah beroperasi secara lancar sampai hari ini atau lebih dari 8 tahun. Gambar 5. Pembakar siklon untuk boiler 2 ton uap/jam 22
6 yang diharapkan. Tune up blower selanjutnya masih dalam pengerjaan. Namun, karyawan PT Kertas Leces merasa puas karena dengan pembakar siklon, tidak sampai setengah jam setelah penyalaan telah dicapai api pembakaran yang stabil. Pada umumnya setelah substitusi dengan pembakar siklon, penggunaan 1 liter BBM sebelumnya dapat diganti dengan 1,8-2 kg batubara atau dapat menghemat biaya bahan bakar sampai 75 % atau lebih. Gambar 6. Pembakar siklon untuk boiler 5 ton uap/jam Uji skala besar lainnya adalah boiler untuk PLTU 20 MW di pabrik kertas Leces (Gambar 7). Uji ini menggunakan pembakar siklon setengah kapasitas, dengan target dapat menghasilkan listrik mendekati 10 MW. Sama dengan yang di Tangerang, di PLTU ini juga teronggok burner ex luar negeri (pulverized burner) yang tidak berhasil untuk melayani boiler PLTU ini sehingga harus dibongkar kembali. Uji coba dengan lancar baru dicapai 75 % kapasitas pembakar siklon, yaitu 4500 kg batubara/jam dari seharusnya 6000 kg/jam disebabkan blower yang digunakan terlalu banyak "dicekik" sehingga udara yang dihasilkan kurang dari c. Implementasi untuk Pemanas Oli Pemanas oli (oil heater) banyak digunakan di industri untuk pengeringan. Oli yang sudah dipanaskan dalam alat mirip boiler disalurkan ke suatu jaringan pipa-pipa yang ditiup udara. Karena pipa-pipa tersebut berisi oli panas antara C, udara yang ditiupkan menjadi panas dan dapat digunakan untuk pengeringan, seperti pengeringan kain, kaolin, dll. dengan udara panas dan bersih. Pembakar siklon telah digunakan untuk mengganti burner BBM pada pemanas oli, yaitu jenis horizontal (Gambar 8), jenis vertikal api dari atas dan dari bawah. Ketiganya digunakan untuk pengering kain. Gambar 7. Pembakar siklon 6000 kg/jam di PT Kertas Leces Gambar 8. Pembakar siklon untuk pemanas oli horizontal Suka Duka Dalam Melaksanakan Difusi Hasil Inovasi Pembakar Siklon ; Sumaryono 23
7 Gambar 10.Pembakar siklon untuk pemanas oli vertikal Gambar 9. Pembakar siklon untuk pemanas oli vertikal Sama dengan untuk boiler, 1 liter solar diganti oleh batubara dengan pembakar siklon sebanyak 1,8-2 kg (Sumaryono, 2009). d. Uji pada Proses Galvanisasi Zn Pada 2006 kami dipanggil ke pabrik galvanisasi seng, yaitu melapis barangbarang konstruksi logam dengan lapisan seng dengan mencelup barang-barang tersebut ke dalam bak Zn cair yang selalu dipanasi sampai C supaya tetap cair sehingga barang-barang logam seperti tiang listrik, pipa, jembatan dapat dilapis dengan Zn dengan mencelupkan ke dalam bak Zn tersebut (Sumaryono, 2009). Pada saat itu setelah harga BBM naik drastis, banyak perusahaan khususnya yang padat energi mengalami kesulitan, seperti pabrik galvanisasi di Cakung, yang akan ditutup jika tetap menggunakan solar. Pabrik tersebut mempunyai ketel galvanisasi berisi seng cair, dengan tungku pemanas di bawahnya yang tertutup tembok beton tidak ada akses ke dalamnya sehingga abu batubara tidak boleh masuk Gambar 11. Produk galvanisasi pipa ke dalamnya. Posisi tungku yang di bawah merupakan faktor sulit karena bertentangan dengan sifat api yang selalu mengalir ke atas. Kesulitan lain adalah logam seng yang harus selalu cair merupakan tanggung jawab yang besar karena nilainya dua milyar rupiah. Selanjutnya setelah kontrak ditandatangani dan dimulailah pembuatan gambar dan pekerjaan konstruksi. Ini merupakan konstruksi yang mahal karena harus digali sedalam 3 meter untuk pembakar siklon vertikal. Untuk menangkap debu dibuat siklon pemisah debu yang harus tahan panas sampai 1200 C. Rancangan siklon pemisah debu dengan temperatur setinggi ini harus tahan digunakan 24 jam berbulan-bulan. 24
8 Dengan biaya konstruksi semahal ini tentu saja menambah tekanan tanggung jawab moril yang besar. Setelah pembangunan yang melelahkan, dimulailah penyalaan pembakar siklon, dan burner BBM perlahan dimatikan. Ternyata sampai 3 jam belum terjadi penurunan temperatur. Beberapa jam kemudian temperatur cairan seng mulai naik melebihi rentang yang diizinkan, yaitu antara C. Setelah 7,5 jam burner BBM distop, pembakar siklon mulai produksi energi untuk mempertahankan temperatur cairan seng termasuk saat operasional galvanisasi dan peran burner BBM sebelumnya sudah dapat dianggap habis sehingga kegembiraan mulai dirasakan segenap karyawan dan direksi perusahaan galvanisasi tersebut. Beberapa bulan kemudian, peralatan pembakar siklon dan perlengkapan penunjangnya masih bekerja dengan baik dan perusahaan galvanisasi tersebut memasang lagi satu unit pembakar siklon yang sama dengan aksesorinya. Dua tahun kemudian harga minyak dunia naik drastis sehingga harga batubara menjadi tinggi. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara untuk dalam negeri terganggu sehingga pasar dalam negeri dibanjiri oleh batubara kualitas rendah, bercampaur tanah, dll. sehingga dalam pembakar siklon banyak bertumpuk kotoran berupa abu dan kerak (slag), sehingga operasional terganggu. Untung beberapa waktu kemudian di depan pabrik galvanisasi tersebut telah dipasang pipa distribusi gas sehingga pembakar siklon ditutup, diganti dengan burner gas. Walaupun demikian, pembakar siklon telah berhasil menyelamatkan pabrik dan ratusan karyawannya dari ancaman gulung tikar selama beberapa tahun sebelum datangnya penolong kedua, yaitu adanya saluran distribusi gas untuk industri di lokasi pabrik. e. Pembakar Siklon untuk Kalsinasi Kapur Uji pembakar siklon untuk kalsinasi batu kapur memberikan pengalaman yang mengesankan karena berlangsung beberapa tahun di berbagai daerah di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Gambar 12. Pembakar siklon untuk kalsinasi kapur di Padalarang Suka Duka Dalam Melaksanakan Difusi Hasil Inovasi Pembakar Siklon ; Sumaryono 25
9 Jawa Timur dengan berbagai bentuk tungku yang berbeda-beda dengan pembiayaan selain dari Tekmira juga dari pemerintah daerah, Kantor Wilayah Kementerian ESDM dan dari Kemenristek. Pedesaan yang telah dijelajah adalah Lampung, Padalarang, Sukaraja Tasikmalaya, Margosari Tegal, Pamotan Rembang, Wonogiri, Puger (Jember), Kebumen, Baturetno. Tidak semua berhasil menggunakan pembakar siklon untuk kalsinasi batu kapur ini karena tiap jenis batu kapur di tiap daerah mempunyai karakteristik temperatur tinggi yang berbeda-beda sehingga penggunaan pembakar siklon hanya berhasil dengan tungku tertentu. Untuk kalsinasi kapur dikenal beberapa jenis tungku: tungku tegak terus-menerus, tungku tegak sistem berlapis, tungku pendam persegi, tungku pendam bundar. Penggunaan pembakar siklon hanya berhasil untuk tungku tegak Padalarang, tungku pendam Lampung, Tasikmalaya, Margosari, dan Baturetno. Di daerah lain lebih baik digunakan teknik co-firing, atau pembakaran kombinasi batubara-kayu bakar (Sumaryono, 2002). dipraktikkan, mulai dari pengeringan semen pozolan di Lampung, pemanas perlite di Cilegon, pengering pupuk di Semarang, pengering bentonit di Pacitan, fosfat di Gresik, dan bijih timah di PT Timah. Setiap pabrik menggunakan sebuah atau lebih pembakar siklon untuk alat pengeringnya. Gambar 14. Pembakar siklon untuk AMP f. Tanur Pengering Putar, AMP (Asphalt Mixing Plant) Penggunaan pembakar siklon untuk tanur pengering putar (rotary dryer) banyak Gambar 15. Pembakar siklon untuk pengering pupuk di Semarang Gambar 13. Pembakar siklon untuk AMP Pembakar siklon dapat juga digunakan di AMP untuk produksi hot-mix guna perbaikan jalan. Di AMP Semarang, pembakar siklon lebih unggul daripada pembakar batubara bubuk (Pulverized Coal Combustor, produk Tiongkok) yang sering mati dan banyak asap sehingga perlu dibantu dengan pembakar solar (Gambar 15). Pembakar siklon di AMP stabil pembakarannya, bersih tidak berasap 26
10 dan tanpa bantuan BBM solar. Karena banyak masalah, penggunaan pulverized coal combustor dilarang oleh Direktorat Jenderal PU dan teknologi pembakar siklon ini yang belum sempat disosialisasikan juga terkena imbasnya, ikut dilarang diterapkan untuk AMP. g. Mesin-mesin Industri Lainnya Implementasi pembakar siklon juga dilakukan di berbagai mesin industri lainnya, seperti tanur terowongan (tunnel kiln), otoklaf untuk minyak atsiri, pasteurisasi jamur dengan boiler mini, pengering padi, dan oven pengering untuk produk pertanian. Gambar 17. Pembakar siklon untuk oven pengering padi terucap oleh staf pabrik "masih berbau laboratorium", sampai perkembanganperkembangan, pematangan selanjutnya, dicapailah produk terakhir dengan beberapa keunggulan. Kapasitas mulai dari paling kecil 8 kg batubara/jam sampai paling besar 6000 kg/ jam Model horizontal dan vertikal Teknik penanganan abu cair dan padat Lining dari batu kuarsa yang merupakan produk kerajinan rakyat Teknik konveyor nyumatik, memungkinkan pengiriman tepung batubara dari jarak jauh sehingga tempat preparasi batubara tidak perlu di dalam ruang pabrik Gambar 16. Pembakar siklon untuk otoklaf minyak atsiri 3. HASIL PROSES INKUBASI Hasil proses inkubasi di industri melibatkan berbagai jenis mesin industri telah memberikan manfaat yang sangat besar sehingga inovasi pembakar siklon telah berkembang semakin matang dari penampilan pertama yang sangat primitif di pabrik peleburan aluminium, sempat Gambar 18. Pembakar siklon dengan hammer mill dan blower Suka Duka Dalam Melaksanakan Difusi Hasil Inovasi Pembakar Siklon ; Sumaryono 27
11 Kemampuan bengkel perekayasaan yang meningkat > Dapat membuat hammer mill sendiri > Dapat membuat blower sendiri > Pengumpan batubara kecil sampai besar > Pembuatan pembakar siklon dengan perlengkapan pintu dan penampung abu yang semakin baik. 4. PENUTUP Inkubasi teknologi sangat diperlukan untuk lebih mematangkan hasil litbang sehingga siap untuk menghadapi berbagai masalah teknis yang ada dalam kegiatan produksi di industri, baik permasalahan prosesnya sendiri maupun kualitas perekayasaannya, karena yang diperlukan industri adalah peralatan proses yang handal sehingga dapat menunjang produksi di industri secara efektif dan efisien. Dalam proses inkubasi teknologi di industri akan diperoleh banyak masukan yang dapat memperkaya parameter keunggulan suatu produk inovasi sehingga menjadi lebih unggul dan berkualitas, serta dapat dilakukan modifikasi lanjutan sehingga dapat mendorong perkembangan yang lebih cepat untuk mendukung industri.untuk pengembangan hasil inovasi perlu ditunjang dengan IPTEK yang mumpuni dan ilmu dasar yang relevan sehingga hasil inovasi menjadi cepat berkembang dalam jalurnya yang benar (on the right track) yang adalah salah satu syarat metode penelitian yang efektif. DAFTAR PUSTAKA Miller, B.G., Tillman, D.A., 2008, Combustion Engineering Issues for Solid Fuels Sytems, Elsevier, Burlington. Dedy Yaskuri, Sumaryono, 2007, Substitusi Pembakar BBM Pada Pengering Berputar Dengan Pembakar Siklon Berbahan Bakar Batubara, Mineral & Energi, Vol 5, No 4. Sumaryono, 2002, Kalsinasi Kapur Dalam Tungku Tegak Sistem Terus Menerus Kapasitas 110 Ton Dengan Batubara Menggunakan Pembakar Siklon, Laporan Riset RUT VIII, Kemenristek, LIPI. Sumaryono, 2005, The Use Of Cyclone Burner With Coal To Substitute Oil Burner in Aluminium Smelter, International Energy Confrence, Jakarta Sumaryono, 2006, Replacing Fuel Oil Burner In a Zinc Bath Kettle for Galvanization Process by Coal Cyclone One, Indonesian Mining Journal, Vol 9, No 05, P8-13 Sumaryono, 2009, Development of Cyclone Coal Burner for Fuel Oil Burner Substitution in Industries, Indonesian Mining Journal, Vol 12, No 13, P Sumaryono, Ikin Sodikin, dkk, 2013, Pembuatan Dan Uji Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat, Laporan Proyek, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung. 28
Empat Puluh Tahun Pengabdian
2 Empat Puluh Tahun Pengabdian 9 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Langkah Awal Menjadi Peneliti Perjalanan karier sebagai Peneliti di mulai sejak menjadi Karyawan Harian 1 Desember 1973 di BPTPBG,
Lebih terperinciTerjun Menjadi Peneliti Industri
4 Terjun Menjadi Peneliti Industri 35 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Dengan naiknya harga BBM di industri pada tahun 2005 secara drastis terjadi goncangan di kalangan industri menengah dan besar.
Lebih terperinciCO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH. Ikin Sodikin
CO-FIRING BATUBARA - BIOMASSA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SEDERHANA UNTUK INDUSTRI KECIL-MENENGAH Ikin Sodikin Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara ikin@tekmira.esdm.go.id S
Lebih terperinciProses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya
5 Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya 43 Penelitian Pembakaran Batubara Sumarjono Tahap-tahap Proses Pembakaran Tahap-tahap proses pembakaran batu bara adalah : pemanasan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).
Lebih terperinciPEMBUATAN BOILER BERBAHAN BAKAR SERBUK BATU BARA MENGGUNAKAN PROSES PEMBAKARAN CYCLO. M Denny Surindra 1*
Prosiding SNATIF Ke- Tahun 0 4 ISBN: 978-60-80-04-4 PEMBUATAN BOILER BERBAHAN BAKAR SERBUK BATU BARA MENGGUNAKAN PROSES PEMBAKARAN CYCLO M Denny Surindra * Program Studi Teknik Konversi Energi, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA
27 IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA 4.1. Proses Produksi Listrik PLTU Suralaya PLTU Suralaya merupakan PLTU pertama yang dibangun di Indonesia, berbahan bakar utama batubara dan merupakan PLTU terbesar
Lebih terperinciMODIFIKASI BOILER INDUSTRI BERBAHAN BAKAR MINYAK MENJADI BERBAHAN BAKAR BATUBARA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON
MODIFIKASI BOILER INDUSTRI BERBAHAN BAKAR MINYAK MENJADI BERBAHAN BAKAR BATUBARA MENGGUNAKAN PEMBAKAR SIKLON SUMARYONO, STEFANO MUNIR, YENNY SOFAETY, NANA HANAFIAH, TATANG KOSWARA, EDI SOMADI, LELY AGUSTINA,
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN AKUABAT, MINYAK BERAT (MFO), DAN BATUBARA PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA. Gandhi Kurnia Hudaya
KAJIAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN AKUABAT, MINYAK BERAT (MFO), DAN BATUBARA PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA Gandhi Kurnia Hudaya Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Gandhi.kurnia@tekmira.esdm.go.id
Lebih terperinciGREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat
GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat WASTE-TO-ENERGY Usaha penanggulangan sampah, baik dari rumah tangga/penduduk, industri, rumah
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI
BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI Waste-to-energy (WTE) merupakan konsep pemanfaatan sampah menjadi sumber energi. Teknologi WTE itu sendiri sudah dikenal di dunia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam terutama energi fosil, bukanlah kekayaan yang terus tumbuh dan bertambah, tetapi ketersediannya sangat terbatas dan suatu saat akan habis (ESDM,2012).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan masyarakat pada energi terus meningkat setiap tahunnya. Kebutuhan yang terus meningkat mendorong para peneliti untuk terus berinovasi menciptakan teknologi-teknologi
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I
PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG
NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Ringkasan Tugas Akhir ini disusun Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPotensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk Pengembangan Industri Logam
Vol. 2, 2017 Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif Untuk Pengembangan Industri Logam Muhammad Gunara Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jl.
Lebih terperinciAnalisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam
Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam Oky Ruslan Wijaya, Patriawan Rendra Graha, Wusana Agung Wibowo, Bregas S.T. Sembodo, Sunu Herwi Pranolo Jurusan Teknik Kimia,
Lebih terperinciSUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA
SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA Oleh : Ika Monika Nining Sudini Ningrum Bambang Margono Fahmi Sulistiyo Dedi Yaskuri Astuti Rahayu Tati Hernawati PUSLITBANG
Lebih terperinciIBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA
NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2017 KEMEN-ESDM. Nilai Tambah Mineral. Peningkatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA
BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan
Lebih terperinciPT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES
PT Semen Padang: Studi Kasus Perusahaan PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN PT. Semen Padang didirikan pada tahun 1910 dan merupakan pabrik semen tertua di Indonesia. Pabrik berlokasi di Indarung, Padang,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI
PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat
III. METODE PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian kali ini akan dilakukan perancangan dengan sistem tetap (batch). Kemudian akan dialukan perancangan fungsional dan struktural sebelum dibuat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Joko Triyanto, Subroto, Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari total sumber daya batubara Indonesia sebesar lebih kurang 90,452 miliar ton, dengan cadangan terbukti 5,3 miliar ton [Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber
Lebih terperinciVisi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %
Mesin Pembakar Sampah Teknologi Ramah Lingkungan dan Efisiensi Bahan Bakar Karya anak bangsa dan produksi dalam negeri Visi dan Misi Visi : Usaha penanggulangan semua jenis sampah sampai tuntas Misi :
Lebih terperinciI.1 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STUDI KARAKTERISTIK GASIFIKASI BATU BARA SUB - BITUMINUS MENGGUNAKAN REAKTOR JENIS FIX BED DOWNDRAFT GASIFIER
BAB I PENDAHULUAN I.1 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STUDI KARAKTERISTIK GASIFIKASI BATU BARA SUB - BITUMINUS MENGGUNAKAN REAKTOR JENIS FIX BED DOWNDRAFT GASIFIER I.2 LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan
Lebih terperinciANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM
ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM Harry Christian Hasibuan 1, Farel H. Napitupulu 2 1,2 Departemen
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tent
No.1535, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN LH. Sumber Tidak Bergerak. Usaha. Pertambangan. Baku Mutu Emisi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BAKU
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP Disusun oleh : SUMARWAN NIM : D200 080 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciAQUABAT SEBAGAI BAHAN BAKAR BOILER. Datin Fatia Umar
AQUABAT SEBAGAI BAHAN BAKAR BOILER Datin Fatia Umar Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara tekmira datinf@tekmira.esdm.go.id S A R I Aquabat adalah adalah campuran batubara halus,
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai
BAB III PENGUMPULAN DATA 3.1. PLTU Muara Karang. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai Teluk Jakarta, di Muara Karang. Kapasitas terpasang total PLTU Muara Karang sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia dengan cepat dan membawa dampak pada perekonomian, lapangan kerja dan peningkatan devisa Negara. Industri yang berkembang kebanyakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan
Lebih terperinciPabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses Kering. Oleh : Lailatus Sa adah ( ) Sunu Ria P. ( )
Pabrik Ekosemen (Semen dari Sampah) dengan Proses Kering Oleh : Lailatus Sa adah (2308 030 025) Sunu Ria P. (2308 030 035) Latar Belakang Peneliti Jepang Abu Sampah Semen Pabrik Ekosemen di Indonesia Pabrik
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciRedesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting
TUGAS AKHIR Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting Disusun : EKO WAHYONO NIM : D 200 030 124 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciTenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan
Lebih terperinciPENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL
KEGIATAN IPTEK bagi MASYARAKAT TAHUN 2017 PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL Mohammad Nurhilal, S.T., M.T., M.Pd Usaha dalam mensukseskan ketahanan pangan nasional harus dibangun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN
ANALISIS PERANCANGAN TUNGKU PENGECORAN LOGAM (NON-FERO) SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN Ramang Magga Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENGERINGAN
JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya
PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya ABSTRAK Sekarang ini minyak tanah sangat sulit untuk didapatkan dan kalaupun ada maka
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro S., Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,
Lebih terperinciANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP
ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP Yopi Handoyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas "45" Bekasi E-mail : handoyoyopi@yahoo.com Abstrak Pada dunia industri terutama pada sektor produksi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN
TUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TENTANG PENGOLAHAN BATU BARA MENJADI TENAGA LISTIRK disusun oleh Ganis Erlangga 08.12.3423 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI
Halaman : 1 dari 7 INCINERATOR Pasokan sampah organik dari kampus UGM ke PIAT UGM masih terdapat sampah anorganik sekitar 20%. Dari sisa sampah anorganik yang tidak bisa diolah menggunakan pirilosis, dibakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS
ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS Tri Tjahjono, Subroto, Abidin Rachman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinci- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)
1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya
Lebih terperinciRINGKASAN BAKING AND ROASTING
RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi di dunia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, sementara itu akses energi yang handal dan terjangkau merupakan
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012
Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: irafit_2004@yahoo.com Abstract The industrial
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang
Lebih terperinciPENGARUH SUHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ABU TEPUNG BERAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT FURNACE
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ABU TEPUNG BERAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT FURNACE (The Influence of Temperature to Reduce Dusty Rate of Rice Powder Using Furnace) Diajukan sebagai
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER
BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah fasa air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air
Lebih terperinci3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN
44 3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Industri susu adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mempunyai usaha di bidang industri
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBAKARAN BATUBARA UNTUK INDUSTRI
Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN 2012 Kelompok Pelaksana Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan
Lebih terperinciindividual leaflet BREAKTHROUGH in GASIFICATION and LIQUEFACTION
artha--gasiifiier individual leaflet Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang dan pertama kali digunakan secara komersial di Cina untuk mencairkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Gambar 1.1 Perbandingan biaya produksi pembangkit listrik untuk beberapa bahan bakar yang berbeda
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di tengah semakin langkanya persediaan minyak bumi, batubara seakan menjadi primadona. Banyak industri yang mulai meninggalkan minyak bumi dan beralih ke batubara sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU
Lebih terperinciBEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang
Lebih terperinciTHE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES
THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN THE VIET TRI PAPER, sebuah perusahaan negara, didirikan pada tahun 1961 dan berlokasi di propinsi Phu Tho. Viet Tri berada pada peringkat empat dalam hal kapasitas
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO
SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) dan gas merupakan bahan bakar yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA
PENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA Edvin Priatna 1, Ade Maftuh 2, Sujudi 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinci1. Pengertian Perubahan Materi
1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Perancangan Tungku Pengecoran Alumunium dilakukan mulai dari. samping, rangka burner, rangka tungku, dan instrument.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Perancangan Tungku Pengecoran Alumunium dilakukan mulai dari proses perancangan sampai pembuatan gambar kerja terdiri dari inti tungku, tutup tungku atas, saluran pembuangan,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang akan digunakan selama melakukan penelitian ini adalah di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan di PT Energi Alamraya Semesta, Desa Kuta Makmue, kecamatan Kuala, kab Nagan Raya- NAD. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah
Lebih terperinciNo. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263
3 3 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Bahan Bakar Cair Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapat dari dalam tanah dengan jalan mengebornya di ladang-ladang minyak, dan memompanya sampai ke atas
Lebih terperinciTHERMAL OIL HEATER & BOILER SPECIALIST
THERMAL OIL HEATER & BOILER SPECIALIST Company profile Product catalogue mechanical electrical service PT. INDIRA DWI MITRA Jl. Dewi sartika, Kp. Ceger RT 09/02 Ds. Lebak wangi, Kec. Sepatan timur, kab.
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER Abstraksi Tugas Akhir ini
Lebih terperinciKOKAS DARI BATUBARA NON COKING : MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN KOKAS IMPOR. Suganal
KOKAS DARI BATUBARA NON COKING : MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN KOKAS IMPOR Suganal Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara tekmira suganal@tekmira.esdm.go.id S A R I Kebutuhan kokas,
Lebih terperinci