KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA:"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA: ARAHAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA DAERAH UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL DI PERBATASAN NEGARA Oleh: Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Seminar Nasional Pengembangan Kawasan Perbatasan Diselenggarakan oleh Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Mei 2015 KERANGKA PAPARAN KONDISI PERBATASAN NEGARA KEBIJAKAN RPJMN TAHUN KEBIJAKAN RKP TAHUN 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PKSN DI PERBATASAN NEGARA TINDAK LANJUT STRATEGI PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA Slide - 2 1

2 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KONDISI PERBATASAN NEGARA Slide - 3 ISU STRATEGIS KAWASAN PERBATASAN NEGARA 1. Keterisolasian kawasan perbatasan negara merupakan isu utama perbatasan, karena keterbatasan infrastruktur dasar wilayah, yaitu transportasi, energi (listrik dan BBM), komunikasi dan informasi, menyebabkan lambannya pertumbuhan ekonomi, dan minimnya pelayanan sosial dasar, khususnya pendidikan dan kesehatan; 2. Belum efektifnya pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di perbatasan; 3. Masih terdapat segmen-segmen batas wilayah negara Indonesia dengan negara tetangga yang belum disepakati (overlapping claim areas); 4. Pengamanan dan pengelolaan batas wilayah laut, darat, dan udara di kawasan perbatasan negara belum optimal, sehingga masih banyak terdapat aktivitas ilegal di wilayah perbatasan Indonesia; 5. Pengelolaan perbatasan negara belum terintegrasi antar sektor, sehingga pembangunan perbatasan masih dominan dengan pendekatan parsial/sektoral; 6. Minimnya akses transportasi dan telekomunikasi membuat masyarakat perbatasan tergantung dengan fasilitas negara tetangga. Slide - 4 2

3 KEBUTUHAN SPESIFIK SARANA DAN PRASARANA EKONOMI DI PERBATASAN Terbukanya akses transportasi untuk menghidupkan aktivitas sosial ekonomi Pelayanan sekolah kejuruan sehingga dalam jangka menengah telah siap SDM yang trampil mengelola SDA di kawasan perbatasan Pembangunan Dry Port dan Pusat Kegiatan Strategis nasional Perbatasan sebagai pusat pertumbuhan Tersedianya pasar sehingga terjadi transaksi di dalam negeri, bukan di negara tetangga. Tersedianya energi listrik yang memadai, sehingga tidak menyewa di Malaysia Mempengaruhi politik luar negeri di Perbatasan Slide - 5 KEBUTUHAN SDM UNTUK MENGELOLA SDA Pendidikan SDM SD, SMP tuntas SMK : kompetensi tuntutan pengelolaan sumber daya alam Contoh: (1) SMK di Aruk memerlukan guru dibidang kriya dan mebelair untuk mengolah kayu menjadi mebel dari pada masyarakat harus membeli di negara tetangga. (2) Sudah ada jurusan pertanian, karena sekitar Aruk sudah banyak investor perkebunan sawit. Keterampilan SDM Aspek Hulu: kualitas dan kuantitas produksi bahan baku (pertanian, perkebunan, perikanan) Aspek Hilir: kualitas pengolahan, kualitas industri kerajinan Aspek pemasaran: aksesibilitas, informasi pasar. Slide - 6 3

4 POTENSI BESAR DI PERBATASAN 7 Slide - 7 EKONOMI PERBATASAN DI KALIMANTAN DIPENGARUHI OLEH EKONOMI NEGARA TETANGGA Konsumsi BBG rumah makan di Malinau BBG produk Petronas dan Shell di ambil dari Malaysia Minyak goreng dan gula pasir di ambil dari Malaysia Warung Kebutuhan Pokok Masyarakat di Sambas Slide - 8 4

5 PENYEBAB PENGELOLAAN SUBSISTEN Kapasitas SDM hanya cukup untuk mengelola secara subsisten fasilitas sekolah minim putus sekolah Sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi tidak tersedia sesuai kebutuhan, HambatanTransportasi Pasar Kebijakan perdagangan lintas batas yang belum memberikan iklim bagi berkembangnya usaha masyarakat Slide - 9 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN RPJMN TAHUN

6 LANDASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA KEBIJAKAN KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN RPJPN Arah Kebijakan Pendekatan RPJMN Sasaran Kebijakan Kegiatan Pokok RKP Prioritas Pengarusutamaan Koordinasi Antar K/L; Antara Pusat Dan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/ RTRWN (PP 26/ 2008) Penataan Ruang (UU 26/ 2007) WILAYAH NEGARA (UU NO 43/2008) BNPP (PERPRES 12/2010) Pemerintah Daerah (UU 23/ 2014) Slide - 11 RUANG LINGKUP PENGELOLAAN PERBATASAN Batas Wilayah Negara Pengelolaan batas-batas Wilayah Negara diperlukan untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah negara, kewenangan pengelolaan Wilayah Negara, dan hak hak berdaulat. Wilayah NKRI berbatasan darat dengan 3 (tiga) negara tetangga, yaitu : Malaysia, PNG dan Timor Leste. Selain itu, sesuai UNCLOS 1982 (diratifikasi dengan uu no.17/1985), Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) memiliki perairan seluas 5,8 juta yang berbatasan teritorial dan yuridiksi dengan 10 negara tetangga, yaitu Australia, India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, PNG, dan Timor leste. Bagaimana menjaga WILAYAH Perbatasan Kawasan Perbatasan Percepatan pembangunan terhadap kawasan-kawasan yang terdapat di sisi terluar dari wilayah negara atau Kawasan Perbatasan termasuk pulau kecil terdepan karena memiliki nilai strategis dalam rangka menjaga integritas wilayah dan kedaulatan negara serta mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan 10 Kawasan Perbatasan, meliputi 13 provinsi, 41 kab/kota, dan 187 kecamatan yang diprioritaskan penanganannya pada periode Bagaimana mengisi KAWASAN Perbatasan Slide

7 ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA DALAM RPJPN UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) , mengamanatkan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka pengembangan kawasan perbatasan diarahkan sebagai berikut : Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan yang dilakukan, selain menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatan kesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama ini luput dari perhatian Berorientasi Inward Looking PENDEKATAN KEAMANAN HALAMAN BELAKANG Berorientasi Outward Looking PENDEKATAN KESEJAHTERAAN, KEAMANAN, DAN LINGKUNGAN HALAMAN DEPAN Slide - 13 AMANAT UU 26/2007 KAWASAN PERBATASAN DALAM RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL Kawasan perbatasan termasuk pulau-pulau kecil terluar sebagai Kawasan Strategis Nasional dari Sudut Pandang Pertahanan dan Keamanan, sehingga penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan negara (Undang-undang No. 26 tahun 2007) Mengandung makna : kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan menjadi faktor penentu pertahanan dan keamanan yang kuat 7

8 KETENTUAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN DALAM UU NO. 23 TAHUN 2014 Tantangan Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah terkait Pasal 361, antara lain: a. Pasal 361 Ayat (2) : Kewenangan Pemerintah Pusat di kawasan perbatasan meliputi seluruh kewenangan tentang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan perbatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai wilayah negara perlu diperjelas dengan peraturan turunan b. Pasal 361 Ayat (3) : Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan untuk : (a) penetapan rencana detail tata ruang; (b) pengendalian dan izin pemanfaatan ruang; dan (c) pembangunan sarana dan prasarana kawasan perlu dilakukan konsolidasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk kejelasan pembagian tugas dan kewenangan dalam pembangunan kawasan perbatasan negara. c. Pasal 361 Ayat (7) : Pemerintah Pusat wajib membangun kawasan perbatasan agar tidak tertinggal dengan kemajuan kawasan perbatasan di negara tetangga perlu ditindaklanjuti dengan peraturan perundang-undangan atau dilakukan revisi PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. d. Bagaimana sumber pendanaan pembangunan kawasan perbatasan negara apabila tidak memungkinkan dibiayai melalui dana perimbangan atau dana transfer daerah? Slide - 15 VISI MISI PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun adalah: "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong" Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Slide

9 9 AGENDA PRIORITAS NAWA CITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN 2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Slide - 17 MENUJU INDONESIA YANG JAUH LEBIH BAIK 1. Mengejar peningkatan daya saing 2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui pembangunan mental 3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di sektor maritim dan kelautan 4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis yang kuat dan berkualitas 5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah 6. Memulihkan kerusakan lingkungan 7. Memajukan kehidupan bermasyarakat Slide

10 STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelakupelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan; 3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Kesehatan Perumahan Mental / Karakter DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Slide - 19 KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH Slide

11 MASALAH DESENTRALISASI ASIMETRIS IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN URGENSI DESENTRALISASI ASIMETRIS DALAM PENGELOLAAN PERBATASAN KEBUTUHAN ASIMETRIS Keterisolasian - Akses Jalan Non Status pembuka isolasi Lokpri - Akses Moda Transportasi Darat, Laut dan Udara menjangkau pedalamanan dan pulau-pulau kecil terluar - Moda Keperintisan yang lebih intensif (kuantitas dan kualitas) Ekonomi - Regulasi khusus (perdagangan lintas batas) - Memanfaatkan potensi, mengantisipasi kebutuhan negara tetangga Kebijakan Fiskal - DAK untuk buka isolasi Lokpri, DAK Bidang afirmative ke Lokpri - Mengunci/earmarking TP dari K/L-K/L untuk Lokpri Minimnya Pelayanan - SBU khusus penunjang kegiatan-kegiatan di perbatasan - Kedaulatan energi (tidak beli dari Malaysia) dan kedaulatan telekomunikasi (agar tidak roaming di batas negara sendiri) - Air bersih/baku, bahan bakar di daerah terisolasi, logistik kebutuhan dasar - Sekolah, puskesmas, pasar modern, kredit usaha Pengelolaan Batas Negara - Pos Lintas Batas Internasional - Diplomasi yg tegas utk silent occupation dan pelanggaran batas Slide - 21 SASARAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA DALAM RPJMN Indikator 2014 (Baseline) Pembangunan Kawasan Perbatasan opengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN) openingkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan 3 PKSN (111 lokasi prioritas) 12 pulaupulau kecil terluar berpendud uk PKSN (187 lokasi prioritas) * 92 pulau kecil terluar/ter depan ARAH KEBIJAKAN: Pembangunan Kawasan Perbatasan 1.Penguatan pelayanan PLBN dan Penegasan batas wilayah negara 2.Peningkatan Kesejahteraan masyarakat * 16 PKSN Lainnya dalam tahap persiapan pengembangan Slide

12 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN (1/2) Arah Kebijakan: Mewujudkan halaman depan negara sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga Strategi : 1. Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara berdasarkan karakteristik wilayah, potensi lokal, dan mempertimbangkan peluang pasar negara tetangga dengan didukung pembangunan infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi. 2. Membangun konektivitas simpul transportasi utama Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan lokasi prioritas (Kecamatan disekitarnya); Pusat Kegiatan Wilayah (Ibukota Kabupaten); serta Pusat Kegiatan Nasional (Ibukota Provinsi). Untuk kawasan perbatasan laut, maka pelayanan transportasi laut perlu peningkatan kualitas dan intensitas pelayanan. Konektivitas simpul transportasi juga didorong untuk menghubungkan dengan negara tetangga. Membuka akses transportasi darat, sungai, laut, dan udara di dalam Lokasi Prioritas (Lokpri) dengan jalan/moda/dermaga non status dan pelayanan keperintisan. 3. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang handal serta pemanfaatan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memanfaatkan dan mengelola potensi lokal, untuk mewujudkan kawasan perbatasan negara yang berdaya saing. 4. Melakukan transformasi kelembagaan lintas batas negara, yaitu Costum, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) menjadi satu sistem pengelolaan yang terpadu dan melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengamankan batas dan kedaulatan negara, serta melakukan penataan kelembagaan diplomasi melalui peningkatan kapastitas, peran dan fungis kelembagaan diplomasi. Slide - 23 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN (2/2) Strategi : 5. Mempercepat penyelesaian status kewarganegaraan pelintas batas dengan identifikasi, pendataan, serta verifikasi status kewarganegaraan masyarakat perbatasan; 6. Meningkatkan arus perdagangan ekspor-impor di perbatasan, kerjasama perdagangan, kerjasama sosial-budaya, dan kerjasama pertahanan dan keamanan batas wilayah dengan negara tetangga. 7. Meningkatkan kualitas pengaturan, pembinaan pemanfaatan, dan pengawasan rencana tata ruang, termasuk mendorong percepatan penyusunan peraturan perundangan terkait Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) untuk memperkuat kedaulatan negara di udara serta penyusunan rencana detail tata ruang kawasan perbatasan negara; 8. Menerapkan kebijakan desentralisasi asimetris untuk kawasan perbatasan negara dalam memberikan pelayanan publik (infrastruktur dasar wilayah dan sosial dasar) dan distribusi keuangan negara; 9. Menerapkan kebijakan khusus dan menata pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di kawasan perbatasan yang berorientasi pada kesejahteraan melalui pembinaan, monitoring dan evaluasi; dan 10. Mereformasi pelayanan publik di kawasan perbatasan melalui penguatan desa di kecamatan lokasi prioritas penanganan kawasan perbatasan melalui fasilitasi, supervisi, dan pendampingan. Slide

13 PERAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA Kemen Perhubungan; Settap BNPP; Kemen PU dan Pera; Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi; Kemen Keuangan; Kemen ESDM; Kemen BUMN; Kemen Perdagangan; Kemen KUKM Kemen Ketenagakerjaan; Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi; Settap BNPP Kemen Kebudayaan dan Dikdasmen; Kemen Kesehatan; Kemen PU dan Pera Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk serta penyediaan sarpras, termasuk investasi, eksporimpor Penyediaan Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Dasar Pengembangan 10 PKSN dan 16 PKSN Tahap Persiapan, termasuk kebijakan tata ruang BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN BNPP & MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN KAWASAN PERBATASAN Kemen PU dan Pera; Settap BNPP; Kemen Desa, PDT dan Transmigrasi; Kemen ATR; Dll Penguatan Infrastruktur Diplomasi dan Perundingan Kemen Luar Negeri Kemen Dalam Negeri; BIG; Settap BNPP; Kementerian Pertahanan Koordinasi dan Peningkatan Sarpras Hankam Batas Darat dan Batas Laut Peran Serta dalam menjaga Kedaulatan Negara, termasuk penegasan status WN TNI POLRI; Bakorkamla; Kemen KP; Settap BNPP; Kementerian Pertahanan Kemen Dalam Negeri; Kemen Sosial Kemen Kebudayaan dan Dikdasmen Kemen Dalam Negeri; Settap BNPP; Kemen Hukum dan HAM Memperkuat Koordinasi Kelembagaan BNPP Kemen Keuangan; Kemen Hukum dan HAM; Kem Kesehatan Kemen Pertanian; Settap BNPP; TNI-POLRI; Kemen Pertahanan Pengembangan Customs, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) Terpadu Penyusunan Regulasi dan Perdagangan Lintas Batas Negara Kemen Perdagangan; Settap BNPP; Kemen Keuangan Slide - 25 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Pulau Papua Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Papua "Peningkatan produksi dan nilai tambah hasil pertanian pangan, perkebunan, perikanan dan kelautan untuk kebutuhan lokal dan melayani negara Papua Nugini di PKSN Merauke, PKSN Tanah Merah, dan PKSN Jayapura; Slide

14 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Nusa Tenggara Peningkatan supply, peternakan, pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan tangkap dan sumber daya kelautan melalui pengembangan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan pemasaran di PKSN Kalabahi, PKSN Atambua, dan PKSN Kefamenanu, nilai potensi pariwisata alam dan budaya melalui pengelolaan pariwisata yang optimal, serta orientasi perdagangan memenuhi kebutuhan dasar negara RDTL; Slide - 27 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Kepulauan Maluku RPJMN Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Maluku Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi perikanan tangkap dan sumber daya kelautan melalui pengembangan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan pemasaran di PKSN Saumlaki, PKSN Ilwaki, PKSN Dobo, dan PKSN Morotai, industri pengolahan serta nilai potensi pariwisata bahari; Slide

15 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Pulau Sulawesi Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Sulawesi Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil perikanan dan kelautan melalui pengembangan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan pemasaran di PKSN Tahuna dan PKSN Melonguane ke Filiphina, kerjasama investasi lintas negara, kualitas dan kuantitas produk perkebunan, pariwisata bahari dan budaya ; Slide - 29 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Pulau Kalimantan Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Kalimantan Meningkatkan nilai tambah produk hasil perkebunan dan pertanian melalui pengembangan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan, pengembangan ekowisata, dan perdagangan lintas batas berorientasi memenuhi kebutuhan dalam interaksi dengan negara Malaysia; Slide

16 Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan Wilayah Pulau Sumatera Arah Pengembangan Kawasan Perbatasan Sumatera Meningkatkan kualitas dan kuantitas supply produk perikanan tangkap dan sumberdaya kelautan ke negara tetangga, hasil pertanian dan perkebunan untuk kebutuhan lokal, potensi pariwisata bahari dan budaya, pusat perdagangan antar negara internasional ; Slide - 31 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN RKP TAHUN 2016 Slide

17 ARAH KEBIJAKAN PERBATASAN NEGARA DALAM RKP MEWUJUDKAN KECAMATAN TERLUAR (LOKASI PRIORITAS) DAN PKSN PERBATASAN SEBAGAI HALAMAN DEPAN NEGARA YANG BERDAYA SAING, MAJU DAN BERDAULAT BATAS WILAYAH NEGARA YANG AMAN, NYAMAN, DAN TERSELESAIKANNYA SEGMEN-SEGMEN BATAS DENGAN NEGARA TETANGGA Slide - 33 SASARAN PENGEMBANGAN PERBATASAN NEGARA DALAM RKP Meningkatnya akses pelayanan masyarakat terhadap infrastruktur fisik dan sosial di 50 Lokasi Prioritas Penanganan Tahun 2016 dan 50 Lokasi Prioritas Lanjutan Tahun 2015 kawasan perbatasan negara; 2. Berkembangnya 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan perdagangan lintas batas negara yang kondusif; 3. Terwujudnya 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu sebagai kelembagaan pelayanan Custom, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) terpadu; 4. Meningkatkan kualitas dan pengamanan batas wilayah darat dan laut termasuk di pulau-pulau kecil terluar; dan 5. Meningkatnya koordinasi lintas sektor dan pusat daerah dalam pengelolaan perbatasan negara. Slide

18 KEGIATAN PRIORITAS KAWASAN PERBATASAN DALAM RKP 2016 TRANSPORTASI Rencana Pembangunan Kapal Penyeberangan 2016 Slide - 35 KEGIATAN PRIORITAS KAWASAN PERBATASAN DALAM RKP 2016 TRANSPORTASI Pengembangan Bandara Daerah Perbatasan Pembangunan Bandar Udara di daerah Perbatasan dilaksanakan pada 30 lokasi bandar udara : Maimun Saleh Sabang, Seibati, Haliwen, DC-Saudale Rote, Mali, Tardamu Sabu, Pangsuma, Data Dawai, Nunukan, Malinau, Naha, Melongguane-talaud, Miangas, Dobo, Kisar, Saumlaki, Sentani, Mopah, Manggelum, Enarotali, Sarmi, Tanah Merah, Oksibil, Okaba, Karubaga, Kebar (reff: PM.69/2013) Pengembangan bandara di perbatasan dan rawan bencana sehingga mampu melayani pesawat hercules C-130 dan dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landasan 3C (landas pacu m m). Slide

19 KEGIATAN PRIORITAS KAWASAN PERBATASAN DALAM RKP 2016 TRANSPORTASI Kegiatan Pelayanan Angkutan Laut Perintis (86 Trayek) Slide - 37 KEGIATAN PRIORITAS KAWASAN PERBATASAN DALAM RKP 2016 SUMBER DAYA AIR Pembangunan dan Penyediaan Air Baku Tahun 2016 Pembangunan air baku Aceh Utara, Kota Langsa, Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Besar, Sabang Pembangunan air baku Bintan, Natuna, Karimun Kepri Pembangunan air baku Ketapang, Sambas, Sintang Pembangunan air baku Sorong, Kaimana, Raja Ampat, Fakfak Pembangunan air baku Samarinda, Nunukan, Berau, Malinau, Tarakan, Kukar Pembangunan air baku Merauke, Boven Digoel, Membramo Pembangunan air baku Rote Ndau, Belu, Nagekeo, Ngada, Alor, Kupang, Sumba Slide

20 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL STRATEGI PENGEMBANGAN PKSN DI PERBATASAN NEGARA Slide - 39 Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perbatasan Negara Kawasan Strategis Nasional Perbatasan Negara Menurut PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional : Penetapan PKSN Sebagai Pusat Kota Kawasan Perbatasan PP RTRWN menetapkan 26 PKSN berdasarkan 4 kriteria, yaitu : a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga; b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga; c. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Slide

21 SKEMA PRIORITAS PENANGANAN LOKPRI PERBATASAN Lokpri Lokpri Lokpri Lokpri 187 Lokpri Slide - 41 PENDEKATAN KLASTER DALAM PENGEMBANGAN LOKPRI PERBATASAN DAN PKSN 10 segmen OBP 10 PKSN + 7 PLBN Lokpri 1 Lokpri 3 PKSN Negara Tetangga PLBN Lokpri 2 Kec 7 SEGMEN BATAS WILNEG KLASTER KAWASAN PERBATASAN Fokus 50 Lokpri plus/ 187 Lokpri Kota Kab PKW PKN OBP: Outstanding Border Problem PLBN: Pos Lintas Batar Negara PKSN: Pusat Kegiatan Strategis Nasional; Lokpri: Lokasi Prioritas Kecamatan Terluar Perbatasan Slide

22 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN MENTERPADUKAN PENGEMBANGAN PKSN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN DENGAN LOKPRI-LOKPRI SEKITARNYA SEBAGAI HINTERLAND : SASARAN PENDUKUNG NAWA CITA PKSN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI Lokpri 43 PKSN SEBAGAI SIMPUL KONEKTIVITAS PKSN PKSN SEBAGAI PINTU GERBANG INTERNASIONAL A B C D E PKSN SEBAGAI POS LINTAS BATAS Ordo 1 Ordo 2 1. Penyediaan Lahan dan Kebijakan Tata Ruang 2. Penyusunan Regulasi dan Perdagangan Lintas Batas Negara 3. Pengembangan Customs, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) Terpadu 4. Memperkuat Koordinasi Kelembagaan BNPP 5. Penyediaan Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan 6. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk serta penyediaan sarpras, termasuk investasi, ekspor-impor 7. Percepatan Penyediaan Infrastruktur Dasar Slide PKSN Konsentrasi Pengembangan PKSN Tahapan Persiapan Pengembangan PKSN Darat PKSN Laut PKSN Darat PKSN Laut 1. Paloh-Aruk 2. Entikong 3. Nanga Badau 4. Atambua 5. Jayapura PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PKSN) KAWASAN PERBATASAN TAHUN Sabang 2. Ranai 3. Nunukan 4. Tahuna 5. Saumlaki 1. Jagoi Babang 2. Jasa 3. Long Nawang 4. Long Midang 5. Long Pahangai 6. Simanggaris 7. Kefamenanu 8. Merauke 9. Tanah Merah 1. Dumai 2. Batam 3. Melonguane 4. Kalabahi 5. Ilwaki 6. Dobo 7. Daruba Sumber: Rencana Induk Perbatasan Slide

23 CONTOH RENCANA INDUSTRI-INDUSTRI DI PKSN ENTIKONG Target industriindustri yang akan dibangun di Entikong Bahan Baku Asal Bahan Baku Jarak Bahan Baku Ke Entikong Memproses Karet Karet Sintang Sanggau 267 Km 135 Km Memproses CPO Kelapa Sawit Tayan/ Malinau 155 Km Memproses Seafood Furnitur dan perlatan rumah tangga Seafood Pontianak 255 Km Minyak dan Rotan Sanggau, Bengkayang, Sambas, Kubu Raya 135 & 300 Km Minyak Illepe Kacang Illepe Sanggau 135 Km Cat dan Keramik Chemical Grade Alumina (CGA) PT. Antam di Tayan 155 Km Slide - 45 MATRIKS RENCANA IMPLEMENTASI INDUSTRI PKSN ENTIKONG RENCANA KETERANGAN KEGIATAN JANGKA PENDEK (FASE 1) MEMBANGUN AREA PERGUDANGAN/ KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR JANGKA MENENGAH (FASE 2) DENGAN MEMANFAATKAN FASILITAS PENDUKUNG DARI TEBEDU, MALAYSIA: 1. LISTRIK 2. AIR 3. TRANSPORTASI 4. PELABUHAN JANGKA PANJANG (FASE 3) MEMBANGUN INDUSTRI YANG TERDIRI DARI: 1. INDUSTRI KARET 2. INDUSTRI CPO 3. INDUSTRI SEAFOOD 4. INDUSTRI ROTAN 5. INDUSTRI KACANG METE 6. INDUSTRI KAYU 7. INDUSTRI KERAMIK DALAM KONSEP KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK). UNTUK MENGEMBANGKAN SENDIRI: 1. SUPPLAI AIR 2. SUPPLAI LISTRIK (PEMBANGKIT LISTRIK) 3. LOGISTIK YANG LEBIH BAIK 4. FASILITAS PELABUHAN YANG LEBIH BAIK 5. KOTA BARU Slide

24 KONSEP PENGEMBANGAN TERINTEGRASI ENTIKONG-TEBEDU E N T I K O N G SKEMA KERJA SAMA PENGEMBANGAN EKONOMI INDONESIA-MALAYSIA Slide - 47 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TINDAK LANJUT STRATEGI PEMBANGUNAN PERBATASAN NEGARA Slide

25 LANGKAH PENGEMBANGAN KAWASAN PKSN DAN SEKITARNYA Penyusunan tata ruang kawasan perbatasan propinsi dan kabupaten Pengembangan sektor-sektor unggulan dari hulu hilir dengan memastikan sistem supply-demand Pembangunan infrastruktur pendukung sosial ekonomi Kemudahan investasi, insentif investasi di perbatasan Pemberdayaan masyarakat desa perbatasan negara Pengembangan dan penyiapan SDM (pendidikan dan pelayanan kesehatan) Perkuatan kapasitas kelembagaan masyarakat adat/lokal Pengamanan taman nasional, suaka margasatwa, dan cagar alam, serta menjaga keseimbangan ekosistem kawasan. Slide - 49 PENUTUP Disamping memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan negara, pembangunan kawasan perbatasan diarahkan juga sebagai pusat-pusat pertumbuhan yang melayani negara tetangga berbasis potensi SDA daerah, Diperlukan kesiapan SDM masyarakat perbatasan agar memiliki daya saing yang tinggi dalam mengelola potensi kawasan perbatasan negara, Masyarakat perbatasan yang memiliki aktivitas ekonomi dengan kepastian sistem supply demand, memungkinkan masyarakat perbatasan memperoleh pendapatan yang pasti, Masyarakat perbatasan yang sejahtera akan menjadi alat pertahanan nir-militer yang cukup efektif. Slide

26 TERIMA KASIH Slide - 51 LAMPIRAN Slide

27 PEMBANGUNAN 7 (TUJUH) PLBN TERPADU DAN SAPRAS PENUNJANG DI KAWASAN PERBATASAN (INPRES NO. 6/2015) 1. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Aruk, Kabupaten Sambas; 2. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Entikong, Kabupaten Sanggau; 3. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu; 4. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain, Kabupaten Belu; 5. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motamasin, Kabupaten Malaka; 6. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara; dan 7. Pos Lintas Batas Negara Terpadu Skouw, Kota Jayapura. Slide - 53 PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 7 (TUJUH) PLBN TERPADU DAN SAPRAS PENUNJANG DI KAWASAN PERBATASAN (INPRES NO. 6/2015) Pembiayaan pelaksanaan Percepatan Pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu di Kawasan Perbatasan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber lain yang tidak mengikat yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundangundangan. Slide

28 KEWENANGAN DAERAH DALAM INPRES NO. 6/2015 Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Nusa Tenggara Timur dan Gubernur Papua : a. Mengoordinasikan dan menyiapkan lahan siap bangun; b. Pengalihan aset barang milik negara; c. Fasilitasi percepatan pelaksanaan pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu. Bupati Sanggau, Bupati Kapuas Hulu, Bupati Sambas, Bupati Belu, Bupati Malaka, Bupati Timor Tengah Utara, dan Walikota Jayapura : a. Menyiapkan lahan siap bangun; b. Pengalihan aset barang milik negara; c. Mempercepat proses perizinan; d. Fasilitasi percepatan pelaksanaan pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu. Slide - 55 KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (1/7) No. Provinsi Kabupaten / Kota Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun Aceh Aceh Besar L Pulo Aceh Pulo Aceh Pulo Aceh 2 SumaterSerdang a Utara Bedagai L Tanjung Beringin Tanjung Beringin Tanjung Beringin Tanjung Beringin Tanjung Beringin Tanjung Beringin 3 Riau Rokan Hilir L Pasir Limau Pasir Limau Kapas Pasir Limau Kapas Pasir Limau Kapas Pasir Limau Kapas Kapas L Bangko Bangko Bangko L Sinaboi Sinaboi Sinaboi Sinaboi Kota Dumai L Dumai Kota Dumai Kota Dumai Kota Dumai Kota Dumai Kota L Medang Kampa Medang Kampa Medang Kampa Medang Kampa L Dumai Timur Dumai Timur Dumai Timur Dumai Timur Dumai Timur L Dumai Barat Dumai Barat Dumai Barat Dumai Barat Dumai Barat L Sungai Sembilan Sungai Sembilan Sungai Sembilan Bengkalis L Bukit Batu Bukit Batu Bukit Batu Bukit Batu Bukit Batu L Bantan Bantan Bantan Bantan L Rupat Utara Rupat Utara Rupat Utara Rupat Utara Rupat Utara Rupat Utara L Rupat Rupat Rupat Rupat Rupat L Bengkalis Bengkalis Bengkalis Bengkalis Bengkalis Bengkalis Kep. L Merbau Merbau Merbau Merbau Merbau Meranti L Rangsang Rangsang Rangsang Rangsang Rangsang L Pulau Merbau Pulau Merbau Pulau Merbau Pulau Merbau L Tasik Putri Uyu Tasik Putri Uyu Tasik Putri Uyu L Rangsang Barat Rangsang Barat Rangsang Barat Rangsang Barat Rangsang Barat Rangsang Barat L Rangsang Pesisir Rangsang Pesisir Rangsang Pesisir Rangsang Pesisir Rangsang Pesisir Rangsang Pesisir Pelalawan L Kuala Kampar Kuala Kampar Kuala Kampar Indragiri L Kateman Kateman Kateman Kateman Kateman Hilir L Pulau Burung Pulau Burung Pulau Burung Pulau Burung 4 Kepulau Karimun L Meral Meral Meral Meral Meral an Riau L Tebing Tebing Tebing Tebing Tebing Slide

29 No. Provinsi Kabupaten/ Kota KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (2/7) Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun L Karimun Karimun Karimun Karimun Karimun L Buru Buru Buru Buru L Belat Belat Belat L Kundur Utara Kundur Utara Kundur Utara Kundur Utara L Kundur Kundur Kundur L Moro Moro Moro L Unggar Unggar Unggar L Meral Barat Meral Barat Meral Barat Kota Batam L Belakang Padang Belakang Padang Belakang Padang Belakang Padang Belakang Padang Belakang Padang L Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota Batam Kota L Bengkong Bengkong Bengkong L Lubuk Raja Lubuk Raja Lubuk Raja Lubuk Raja Lubuk Raja L Nongsa Nongsa Nongsa Nongsa Nongsa L Bulang Bulang Bulang Bulang L Sekupang Sekupang Sekupang Sekupang L Batu Ampar Batu Ampar Batu Ampar L Batu Aji Batu Aji Batu Aji Bintan L Bintan Utara Bintan Utara Bintan Utara Bintan Utara Bintan Utara L Tambelan Tambelan Tambelan Tambelan Tambelan Tambelan L Bintan Pesisir Bintan Pesisir Bintan Pesisir Bintan Pesisir L Teluk Sebong Teluk Sebong Teluk Sebong Teluk Sebong L Gunung Kijang Gunung Kijang Gunung Kijang Kep. L Jemaja Jemaja Jemaja Jemaja Jemaja Anambas L Jemaja Timur Jamaja Timur Jamaja Timur Jamaja Timur Jamaja Timur L Palmatak Palmatak Palmatak Palmatak L Siantan Siantan Siantan Siantan L Siantan Timur Siantan Timur Siantan Timur Siantan Timur L Siantan Tengah Siantan Tangah Siantan Tangah Siantan Tangah L Siantan Selatan Siantan Selatan Siantan Selatan Natuna L Serasan Serasan Serasan Serasan Serasan Slide - 57 No. Provinsi Kabupaten/ Kota KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (3/7) Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun L Bunguran Barat Bunguran Barat Bunguran Barat Bunguran Barat Bunguran Barat L Midai Midai Midai Midai Midai L Pulau Laut Pulau Laut Pulau Laut Pulau Laut L Subi Subi Subi Subi L Serasan Timur Serasan Timur Serasan Timur L Bunguran Utara Bunguran Utara Bunguran Utara L Pulau Tiga Pulau Tiga Pulau Tiga L Bunguran Timur Bunguran Timur Laut Bunguran Timur Laut Laut L Bunguran Selatan Bunguran Selatan Bunguran Selatan 5 Kalimant Sambas D Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar Sajingan Besar an Barat Bengkayang D Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Jagoi Babang Siding Siding Siding Siding Siding Sanggau D Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam Sintang D Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah Ketungau Tengah D Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Ketungau Hulu Kapuas Hulu D Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana Puring Kencana D Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar Batang Lupar D Embaloh Hulu Embaloh Hulu Embaloh Hulu Embaloh Hulu D Puttussibau Utara Puttussibau Utara Puttussibau Utara Puttussibau Utara D Puttussibau Selatan Puttussibau Selatan Puttussibau Selatan 6 Kalimant Mahakam D Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari Long Apari an Timur Ulu D Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Long Pahangai Berau D Maratua Maratua Maratua Maratua Maratua 7 Kalimant Malinau D Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan Pujungan an Utara Slide

30 No. Provinsi Kabupaten/ Kota KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (4/7) Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun D Kayan Hilir Kayan Hilir Kayan Hilir Kayan Hilir D Bahau Hulu Bahau Hulu Bahau Hulu Bahau Hulu D Kayan Selatan Kayan Selatan Kayan Selatan Kayan Selatan D Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Kayan Hulu Nunukan D Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong Lumbis Ogong D Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah Sebatik Tengah D Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat Sebatik Barat D/L Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur Sebatik Timur L Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik Sebatik D/L Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara Sebatik Utara D Krayan Selatan Krayan Selatan Krayan Selatan Krayan Selatan D/L Krayan Krayan Krayan Krayan Krayan D/L Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris Simanggaris D/L Tulin Onsoi Tulin Onsoi Tulin Onsoi Tulin Onsoi 8 Nusa Kupang D/L Amfoang Timur Amfoang Timur Amfoang Timur Amfoang Timur Amfoang Timur Amfoang Timur Tenggara Timur TTU D/L Insana Utara Insana Utara Insana Utara Insana Utara Insana Utara Insana Utara D Naibenu Naibenu Naibenu Naibenu Naibenu D Bikomi Utara Bikomi Utara Bikomi Utara Bikomi Utara Bikomi Utara Bikomi Utara D Bikomi Tengah Bikomi Tengah Bikomi Tengah Bikomi Tengah D Bikomi Nilulat Bikomi Nilulat Bikomi Nilulat Bikomi Nilulat Bikomi Nilulat Bikomi Nilulat D Miaomaffo Barat Miaomaffo Barat Miaomaffo Barat Miaomaffo Barat D Mutis Mutis Mutis Mutis Mutis Mutis Belu D/L Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur Tasifeto Timur D Lasiolat Lasiolat Lasiolat Lasiolat Lasiolat Lasiolat D Raihat Raihat Raihat Raihat Raihat Raihat D Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen Lamaknen D Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan Lamaknen Selatan D Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat Tasifeto Barat D Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Slide - 59 No. Provinsi Kabupaten/ Kota KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (5/7) Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun D Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Nanaet Dubesi Malaka D/L Kobalima Timur Kobalima Timur Kobalima Timur Kobalima Timur Kobalima Timur Kobalima Timur D Malaka Barat Malaka Barat Malaka Barat Malaka Barat Malaka Barat D Kobalima Kobalima Kobalima Kobalima D Malaka Tengah Malaka Tengah Malaka Tengah Malaka Tengah D Wewiku Wewiku Wewiku Wewiku Alor L Alor Selatan Alor Selatan Alor Selatan Alor Selatan Alor Selatan L Alor Barat Daya Alor Barat Daya Alor Barat Daya Alor Barat Daya Alor Barat Daya L Pureman Pureman Pureman Pureman L Mataru Mataru Mataru Mataru L Alor Timur Alor Timur Alor Timur L Pantar Tengah Pantar Tengah Pantar Tengah L Teluk Mutiara Teluk Mutiara Teluk Mutiara Teluk Mutiara Teluk Mutiara Teluk Mutiara Rote Ndao L Rote Barat Daya Rote Barat Daya Rote Barat Daya Rote Barat Daya Rote Barat Daya Rote Barat Daya L Rote Selatan Rote Selatan Rote Selatan Rote Selatan L Lobalain Lobalain Lobalain Sabu Raijua L Raijua Raijua Raijua Raijua 9 Sulawesi Kepulauan Utara Sangihe Kepulauan Talaud L Tabukan Utara Tabukan Utara Tabukan Utara Tabukan Utara Tabukan Utara L Marore Marore Marore Marore Marore Marore L Kandahe Kendahe Kendahe Kendahe L Nusa Tabukan Nusa Tabukan Nusa Tabukan L Miangas Miangas Miangas Miangas Miangas Miangas L Nanusa Nanusa Nanusa Nanusa Nanusa L Melonguane Melonguane Melonguane Melonguane Melonguane Melonguane 10 Maluku MBD L Pulau-Pulau Pulau-Pulau Pulau-Pulau Terselatan Pulau-Pulau Terselatan Pulau-Pulau Terselatan Pulau-Pulau Terselatan Terselatan Terselatan L Pulau Leti Pulau Leti Pulau Leti Pulau Leti Pulau Leti Slide

31 No. Provinsi Kabupaten/ Kota KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (6/7) Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun L Moalakor Moalakor Moalakor Moalakor L Pulau Lakor Pulau Lakor Pulau Lakor Pulau Lakor L Wetar Wetar Wetar Wetar Wetar Wetar L Wetar Timur Wetar Timur Wetar Timur Wetar Timur Wetar Timur L Wetar Barat Wetar Barat Wetar Barat Wetar Barat Wetar Barat L Wetar Utara Wetar Utara Wetar Utara Wetar Utara Wetar Utara L Mdona Hiera Mdona Hiera Mdona Hiera L Pulau Masela Pulau Masela Pulau Masela Pulau Masela MTB L Selaru Selaru Selaru Selaru Selaru L Wertamrian Wertamrian Wertamrian Wertamrian Wertamrian L Kormomolin Kormomolin Kormomolin Kormomolin L Nirunmas Nirunmas Nirunmas Nirunmas L Tanimbar Utara Tanimbar Utara Tanimbar Utara L Yaru Yaru Yaru Kep. Aru L Aru Tengah Aru Tengah Selatan Aru Tengah Selatan Aru Tengah Selatan Aru Tengah Selatan Selatan L Aru Selatan Timur Aru Selatan Timur Aru Selatan Timur Aru Selatan Timur L Pulau-Pulau Aru Pulau-Pulau Aru Pulau-Pulau Aru Pulau-Pulau Aru Pulau-Pulau Aru Pulau-Pulau Aru 11 Maluku Utara Morotai L Morotai Jaya Morotai Jaya Morotai Jaya Morotai Jaya Morotai Jaya L Morotai Utara Morotai Utara Morotai Utara Morotai Utara Morotai Utara Morotai Utara L Morotai Barat Morotai Barat Morotai Barat Morotai Barat L Morotai Timur Morotai Timur Morotai Timur L Morotai Selatan Morotai Selatan Morotai Selatan Morotai Selatan Morotai Selatan Morotai Selatan 12 Papua Supiori L Supiori Barat Supiori Barat Supiori Barat Supiori Barat Supiori Barat L Supiori Utara Supiori Utara Supiori Utara Supiori Utara L Kep. Aruri Kep. Aruri Kep. Aruri L Supiori Timur Supiori Timur Supiori Timur Keerom D Web Web Web Web Web D Senggi Senggi Senggi Senggi Slide - 61 KECAMATAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN (7/7) No. Provinsi Kabupaten/ Kota Batas D/L Lokpri Lokpri Penanganan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun D Waris Waris Waris Waris D Arso Timur Arso Timur Arso Timur Arso Timur Arso Timur Arso Timur D Towe Towe Towe Peg. Bintang D Batom Batom Batom Batom Batom D Iwur Iwur Iwur Iwur Iwur D Pepera Pepera Pepera Pepera Pepera D Oksomol Oksomol Oksomol Oksomol D Tarub Tarub Tarub Tarub D Kiwirok Timur Kiwirok Timur Kiwirok Timur D Mufinop Mufinop Mufinop D Okbemtau Okbemtau Okbemtau Boven D Mindiptana Mindiptana Mindiptana Mindiptana Mindiptana Digoel D Waropko Waropko Waropko Waropko Waropko Waropko D Kombut Kombut Kombut Kombut Kombut Kombut D Sesnuk Sesnuk Sesnuk Sesnuk Sesnuk D Ninati Ninati Ninati Ninati D Jair Jair Jair D Mondobo Mondobo Mondobo Mondobo Mondobo Mondobo Merauke D Eligobel Eligobel Eligobel Eligobel Eligobel D/L Naukenjerai Naukenjerai Naukenjerai Naukenjerai Naukenjerai Naukenjerai D Sota Sota Sota Sota Sota Sota D Muting Muting Muting Muting D Ulilin Ulilin Ulilin 13 Papua Raja Ampat L Kep. Ayau Kep. Ayau Kep. Ayau Kep. Ayau Kep. Ayau Barat L Ayau Ayau Ayau Ayau Jumlah 41 Kabupaten/Kota 187 Lokpri 50 Lokpri 100 Lokpri 150 Lokpri 187 Lokpri 187 Lokpri Slide

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRATSRUKTUR DASAR DI KAWASAN PERBATASAN

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRATSRUKTUR DASAR DI KAWASAN PERBATASAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRATSRUKTUR DASAR DI KAWASAN PERBATASAN Deputi Infrastruktur Fisik Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/110/2015 TENTANG PENETAPAN 48 KABUPATEN DAN 124 PUSKESMAS SASARAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH PERBATASAN

Lebih terperinci

REVITALISASI POTENSI KEKUATAN PERTAHANAN NIR MILITER DI WILAYAH PERBATASAN

REVITALISASI POTENSI KEKUATAN PERTAHANAN NIR MILITER DI WILAYAH PERBATASAN REVITALISASI POTENSI KEKUATAN PERTAHANAN NIR MILITER DI WILAYAH PERBATASAN Disampaikan Oleh: Drs. MARHABAN IBRAHIM, M.Sc. Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Darat Badan Nasional Pengelola Perhatasan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK GURU KE S-1/D-IV DI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK GURU KE S-1/D-IV DI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR -0- PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK GURU KE S-/D-IV DI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

Lebih terperinci

Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional antara lain: peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara

Kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional antara lain: peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara DIREKTUR PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONAL 06 FEBRUARI 2014 Pasal 1 nomor 17 Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DUKUNGAN SARANA PRODUKSI UNTUK KAWASAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DUKUNGAN SARANA PRODUKSI UNTUK KAWASAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016 PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DUKUNGAN SARANA PRODUKSI UNTUK KAWASAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 KATA PENGANTAR Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104/M-DAG/PER/ 12/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG SARANA PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak memiliki wilayah perbatasan dengan negara lain yang berada di kawasan laut dan darat. Perbatasan laut Indonesia berbatasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA

Lebih terperinci

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN MELALUI PENGEMBANGAN INVESTASI KAWASAN PERBATASAN PADA DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA RPJMN 2015-2019 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP (suprayoga@bappenas.go.id)

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR : 1 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011

LAMPIRAN II : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR : 1 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 LAMPIRAN II : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR : 1 TAHUN 011 TANGGAL : 7 JANUARI 011 STATUS PENYELESAIAN DAN PERJANJIAN BATAS WILYAH NEGARA, CAKUPAN PENGEMBANGAN DAN LOKASI PRIORITAS

Lebih terperinci

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAERAH UNTUK MENAJAMKAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAERAH UNTUK MENAJAMKAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAERAH UNTUK MENAJAMKAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN BNPP NOMOR : 3 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Aksi (Renaksi)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN Oleh: Dr. Suprayoga Hadi Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang berbatasan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERBATASAN (DAK SPKP) TAHUN ANGGARAN 2013

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERBATASAN (DAK SPKP) TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 2 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 FEBRUARI 2013 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERBATASAN (DAK SPKP) TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN BNPP NOMOR : 3 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Aksi (Renaksi)

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.21 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 5. KOTA TANJUNG

Lebih terperinci

RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018

RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018 RAPAT PERSIAPAN RAKORTEK KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2018 O L E H : DR. Hj. RAHIMA ERNA (Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah) Luas Wilayah: 107.931,71 KM 2 Daratan :

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 15 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN Meletakkan Fondasi Percepatan Pemerataan YANG

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 17 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN YANG BERKEADILAN? NAWACITA Meletakkan Fondasi

Lebih terperinci

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan.

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan. Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan www.arissubagiyo.com Latar belakang Kekayaan alam yang melimpah untuk kesejahterakan rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan peraturan serta untuk

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN PERDESAAN UNTUK PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN MINIMAL

Lebih terperinci

RAPAT KONSOLIDASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN NKRI. Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013

RAPAT KONSOLIDASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN NKRI. Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013 RAPAT KONSOIASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN I WIAYAH PERBATASAN NKRI Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013 Materi : 1. PENAHUUAN 2. PETA POTENSI AN KONISI APANG 3. AFTAR

Lebih terperinci

HASIL KESEPAKATAN PEMBAHASAN PRA-MUSRENBANGNAS TAHUN 2011

HASIL KESEPAKATAN PEMBAHASAN PRA-MUSRENBANGNAS TAHUN 2011 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN PEMBAHASAN PRA-MUSRENBANGNAS TAHUN 2011 PRIORITAS NASIONAL 10 BIDANG DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,

Lebih terperinci

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Jakarta, Januari 2017 CAPAIAN BANTUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara yang memiliki perananan penting baik dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

BAGIAN III MENEKAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH

BAGIAN III MENEKAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH BAGIAN III MENEKAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH 1 IKHTISAR Pemerataan Proyek Nilai Investasi PSN Daerah Pariwisata Prioritas Reformasi untuk Percepatan Infrastruktur Pasar Perbatasan Infrastruktur Konektivitas

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA AKSI PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2018 NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PROGRAM/KEGIATAN VOLUME A. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERBATASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERBATASAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERBATASAN Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah darat kurang lebih sebesar 1,86 juta km 2 dan wilayah laut mencapai 7,9 juta km 2.

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN 7 (TUJUH) POS LINTAS BATAS NEGARA TERPADU DAN SARANA PRASARANA PENUNJANG DI KAWASAN PERBATASAN PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2016 PENYUSUNAN RENCANA INDUK DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2016 PORT KELANG SEREMBAN KUALA LUMPUR GEMAS PORT DICKSON 1 PROVINSI SUMATERA UTARA 2 3 P. Rupat Dumai

Lebih terperinci

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2018

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2018 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2018 ARTI PENTING FORUM MUSRENBANG RKPD TAHUN 2018 Partisipasi

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruang nya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. UU No. 24 tahun 1992, wilayah perbatasan juga merupakan salah satu kawasan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. UU No. 24 tahun 1992, wilayah perbatasan juga merupakan salah satu kawasan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Wilayah perbatasan merupakan wilayah yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara lain (UU No. 43 Tahun 2008). Menurut pasal 10 ayat 3 UU No. 24 tahun 1992,

Lebih terperinci

TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN

TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN Oleh: Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

SOSIALISASI BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAERAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2017 DAN RENCANA TAHUN 2018

SOSIALISASI BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAERAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2017 DAN RENCANA TAHUN 2018 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAERAH PERBATASAN TAHUN ANGGARAN 2017 DAN RENCANA TAHUN 2018 Disampaikan

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

Meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Bela Negara untuk Pemberdayaan Wilayah Perbatasan sebagai Beranda Depan NKRI

Meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Bela Negara untuk Pemberdayaan Wilayah Perbatasan sebagai Beranda Depan NKRI BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA Meningkatkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Bela Negara untuk Pemberdayaan Wilayah Perbatasan sebagai Beranda Depan NKRI Kemerdekaan bukanlah berarti

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN INVESTASI WILAYAH PERBATASAN

KAJIAN PENGEMBANGAN INVESTASI WILAYAH PERBATASAN KAJIAN PENGEMBANGAN INVESTASI WILAYAH PERBATASAN 2011 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 5 1.3. Tujuan 5 1.4. Output Penelitian 6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah

Lebih terperinci

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera 1 2 3 Pendahuluan (Sistem Perencanaan Tata Ruang - Kebijakan Nasional Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera) Penyelamatan Ekosistem Sumatera dengan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF) KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF) Jakarta, 10 Agustus 2017 PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan

Lebih terperinci

(DIKETIK dengan Format : Tahoma 11) Jenjang : D3 / D4 / S2 (Pilih salah satu) No. Berkas : (Diisi Panitia) FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA KEMENTERIAN PUPR 2016 Nama Lengkap (Tanpa Gelar) : Tempat, Tanggal

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Propinsi Kalimantan Barat terdiri atas 12 kabupaten dan 2 kota di mana dari 12 kabupaten tersebut, 5 diantaranya berada pada

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH I. Pendahuluan Dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Visi-Misi Presiden serta Agenda Prioritas Pembangunan (NAWA CITA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana, prasarana, yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia dalam membentuk jaringan prasarana

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH 2015-2019 Oleh: Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jakarta, 18 Februari 2016 1

Lebih terperinci

Tahun terakhir RPJMN

Tahun terakhir RPJMN 1 2 3 4 2 1 DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Nawacita 5 Revolusi Mental Nawacita 8 & 9 Pendidikan Kesehatan Perumahan (Nawacita 4) Kepastian dan Penegakan Hukum RKP 2015*) Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN 2010-2014 PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH BAB.I ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN WILAYAH 2010-2014 1.1 Pendahuluan...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

KAJIAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DALAM PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA

KAJIAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DALAM PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA i DIREKTORAT DAERAH TERTINGGAL, TRANSMIGRASI, DAN PERDESAAN KAJIAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ASIMETRIS DALAM PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN NEGARA i ii KATA PENGANTAR Laporan Akhir Kajian Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2013 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 14 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 DESEMBER 2012 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2013 A. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Badan Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan

Lebih terperinci

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TANGGAL 17 Maret 2015 LIMA TAHUNAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERBATASAN NEGARA DI KALIMANTAN NO I. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan dengan garis pantai kurang lebih 81.900 km dan memiliki kawasan yang berbatasan dengan sepuluh negara,

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA

PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA Kedeputian Ekonomi BAPPENAS Disampaikan dalam Multilateral Meeting Rakorbangpus Jakarta,

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KEMARITIMAN TAHUN 2017 Jakarta, 4 Mei 2017 Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Safri Burhanuddin

Lebih terperinci

2017, No Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomo

2017, No Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1262, 2017 KEMEN-KP. Penugasan Pelaksanaan Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan. Perubahan. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2011 2031 I. UMUM Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang meliputi

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM TENTANG POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN)

INFORMASI UMUM TENTANG POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) INFORMASI UMUM TENTANG POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) Oleh Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan Jakarta, 19 April 2018 1 2 DUA DIMENSI PENGELOLAA PERBATASAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN

Lebih terperinci

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Rilis PUPR #1 18 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/352 Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Yogyakarta--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki

Lebih terperinci