RAPAT KONSOLIDASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN NKRI. Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013
|
|
- Bambang Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RAPAT KONSOIASI PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN I WIAYAH PERBATASAN NKRI Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Pontianak, 20 Juni 2013
2 Materi : 1. PENAHUUAN 2. PETA POTENSI AN KONISI APANG 3. AFTAR OKASI PRIORITAS 4. E-PROPOSA, PROGRAM/KEGIATAN AN APBN AN AK PERTANIAN 5. TINAKANJUT
3 I PENAHUUAN 3
4 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN) TAHAP KE-2 ( ) VISI Pembangunan nasional adalah Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, emokratis dan Berkelanjutan. MISI Pembangunan nasional adalah : (1) Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera; (2) Memperkuat Pilar-pilar emokrasi, dan (3) Memperkuat imensi Keadilan di Semua Bidang. Prioritas Pembangunan Nasional yang terkait dengan upaya untuk Memperkuat imensi Keadilan di Semua Bidang adalah Prioritas Nasional No: 10 yaitu: aerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik.
5 RENSTRA KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN NASIONA VISI & MISI PEMBANGUNAN PERTANIAN SA INGKUNGAN STRATEGIS (omestik & N) STRATEGI EMPAT TARGET SUKSES 12 PROGRAM PEMBANG. PERTANIAN SM MOA 1. SWASEMBAA & SWASEMBAA BERKEANJUTAN 2. IVERSIFIKASI PANGAN TEKNOOGI 3. NIAI TAMBAH, AYA SAING & EKSPOR KEEMBA GAAN 4. KESEJAHTERAAN PETANI 7 Gema Revitalisasi 1. ahan 2. Perbenihan dan Pembibitan KEGT KEGT KEGT 3. Infrastruktur dan Sarana 4. SM 5. Pembiayaan Pertanian 6. Kelembagaan Petani 7. Teknologi dan Industri Hilir PENEKATAN: 1. KAWASAN 2. KESISTEMAN 3. KEEMBAGAAN 4. PEMBERAYAAN
6 KETERKAITAN EMPAT TARGET ENGAN 12 PROGRAM/KEGIATAN PROGRAM SETJENTAN PROGRAM ITJENTAN PROGRAM PPHP 4 TARGET SUKSES PROGRAM TP PROGRAM HORTIKUTURA PROGRAM PERKEBUNAN PROGRAM PKH 1. PENCAPAIAN SWASEMBAA & SWASEMBAA BERKEANJUTAN (PAI, JAGUNG, KEEAI, GUA, AGING SAPI) 2. PENINGKATAN IVERSIFIKASI PANGAN PROGRAM PSP PROGRAM BAITBANGTAN PROGRAM BPPSMP 3. PENINGKATAN NIAI TAMBAH, AYA SAING & EKSPOR PROGRAM BKP 4. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PROGRAM BARANTAN 6
7 TARGET SWASEMBAA AN SWASEMBAA BERKEANJUTAN IMA KOMOITAS PANGAN UTAMA Rata-rata Pertumbuhan/ Sasaran KOMOITAS Padi1) Jagung2) Kedelai3) Gula aging sapi4) TARGET Swasembada berkelanjutan Swasembada berkelanjutan Swasembada 2014 Swasembada 2014 Swasembada 2014 Th 2010 Th 2011 Th 2012 Th 2013 Th 2014 (Jt Ton) (Jt Ton) (Jt Ton) (Jt Ton) (Jt Ton) 66,47 65,72 6) 67,82 6) 72,06 6) 76,57 6) 3,64 18,33 17,61 18,86 19,83 20,82 3,33 0,91 0,84 1,00 1,50 2,70 35,02 2,69 2,23 2,66 2,82 3,10 4,53 0,20 0,29 0,41 0,47 0,53 29,57 Ket: 1) GKG, 2) Pipilan Kering (PK), 3) Biji kering, 4) meat yield sapi lokal 5) Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun ( ), 6) Angka produksi padi tahun mengalami penyesuaian sesuai irektif Presiden. KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun (%)5)
8 ARAH KEBIJAKAN AN PRIORITAS 2014 (yang terkait dengan pembangunan pertanian) (1) Pencapaian surplus beras 10 juta ton dan (2) (3) (4) (5) (6) (7) peningkatan produksi (jagung, kedelai, tebu) serta peningkatan kesejahteraan petani iversifikasi pemanfaatan energi Mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) Mendukung pembangunan daerah tertinggal dan wilayah perbatasan Percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat Mitigasi/adaptasi/antisipasi bencana
9 II PETA POTENSI AN KONISI WIAYAH 9
10 KONISI WIAYAH PERBATASAN SAAT INI 1. Pada kawasan perbatasan, infrastruktur menjadi masalah utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 2. Kerawanan pangan dan kurang gizi dan keterisoliran menjadi tantangan di wilayah perbatasan. 3. Perekonomian di wilayah perbatasan masih bertumpu di sektor pertanian (dalam arti luas). 4. Pembangunan kawasan pertanian (fokus komoditas dan lokasi) diprioritaskan menyediakan infrastruktur dan pemberdayaan petani guna meningkatkan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan petani.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 KONISI UMUM PEMBANGUNAN AERAH PERBATASAN Wilayah perbatasan identik dengan wilayah tertinggal, miskin, dan rawan pangan. Terdapat permasalahan keamanan dan separatisme serta masih maraknya kegiatan-kegiatan ilegal (illegal logging, illegal fishing, illegal mining, illegal trading & trafficking). Pembangunan relatif tertinggal dibandingkan wilayah lain sarana dan prasarana sosial dan ekonomi masih sangat terbatas Peran pertanian dalam perekomian (PRB) masih dominan, sehingga mata pencaharian sebagian besar penduduk berada di pertanian. Kontribusi produksi, tingkat produktivitas dan mutu produk pertanian yang dihasilkan relatif jauh lebih rendah dengan daerah lain.
22 PERMASAAHAN I AERAH PERBATASAN BERSUMBER ARI PERENCANAAN Sistem Perencanaan (UU ) dalam penyusunan sasaran nasional lintas bidang belum diatur bagaimana merumuskan indikator sasaran bersama lintas K/ sebagai indikator perekat pencapaian sasaran nasional. Sasaran K/ difokuskan pada indikator sasaran yang dituangkan dalam Renstra K/-nya masingmasing yang penyusunannya merujuk pada sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN Sasaran nasional lintas bidang, seperti: pembangunan daerah tertinggal dan daerah perbatasan indikator outcome-nya belum tercermin kesesuaiannya dengan indikator program Kementerian Pertanian.
23 REVITAISASI PERENCANAAN MENUKUNG PEMBANGUNAN I AERAH PERBATASAN ibutuhkan reorientasi pendekatan perencanaan yang lebih berdimensi kewilayahan dibanding pendekatan yang berlaku selama ini, yaitu pendekatan Bidang/Sektor cenderung lebih parsial (ego sektor). Pendekatan kewilayahan akan memberikan peluang lebih besar terwujudnya bottom up planning lebih sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Pendekatan kewilayahan akan lebih menjamin keterpaduan yang integratif (wilayah, komoditas dan sumber pembiayaan). Pendekatan kewilayahan akan lebih sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanian yang berbasis kawasan/cluster komoditas unggulan nasional/ daerah.
24 KAPASITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN I AERAH PERBATASAN SAAT INI Potensi sumber daya, profil existing, peluang usaha dan permasalahan pembangunan pertanian di aerah Perbatasan belum tergambarkan dan terpetakan dengan baik, sehingga usulan perencanan yang diajukan oleh aerah Perbatasan cenderung bersifat generik dan kurang menggambarkan kondisi keterbatasan itu sendiri. Saat ini umumnya aerah Perbatasan belum memiliki rancang bangun pembangunan pertanian yang spesifik dan sesuai dengan keragaan potensi sumber daya (daya dukung & daya tampung), permasalahan dan prospek yang dimiliki.
25 ARAH PENEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN I AERAH PERBATASAN (1) Fokus pada komoditas yang pengembangannya sesuai dengan kondisi keterisolasian wilayah, keterbatasan prasarana dan sarana, prospek pasar serta kapasitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Kriteria komoditas tersebut antara lain: memiliki daya saing ekspor, pasar bersifat terbuka (tidak membutuhkan industri hilir), dapat dikelola dalam skala usaha wilayah yang relatif kecil, ketersediaan sarana dan praktek budidaya, pasca panen dan pengolahan mudah dilakukan, dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama, mudah didistribusi ke pasar. Contoh komoditas yang sesuai dengan kriteria di atas antara lain: kopi, kakao, lada, jambu mete, kelapa, cengkeh, rempah-rempah, sapi, babi, padi, jagung, kacangkacangan dan umbi-umbian.
26 ARAH PENEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN I AERAH PERBATASAN (2) Komoditas yang akan dikembangkan tidak terlalu banyak, tetapi dikembangkandengan skala hamparan yang cukup luas. Fokus pada upaya pendampingan dalam proses adopsi inovasi teknologi dan kemitraan usaha demonstrasi area idukung dengan keterpaduan instansi lintas sub sektor lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lintas sektoral di daerah. idukung dengan keterpaduan sumber pembiayaan APBN, APB dan investasi masyarakat.
27 III AFTAR OKASI PRIORITAS PERBATASAN 27
28 4. aftar okasi Prioritas Penanganan Tahun Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Provinsi Kabupaten KABAR Sambas Bengkayang Sanggau Sintang Kapuas Hulu KATIM Kutai Barat Batas / / Malinau Nunukan NTT Kupang TTU Paloh Jagoi Babang Entikong Ketungau Hulu Badau - Kecamatan okpri II Sajingan Besar Siding Sekayam Puring Kencana - Kayan Hulu Sebatik Barat Krayan Sebatik* Amfoang Timur Insana Utara Bikomi Utara Bikomi Nalulat - ong Apari ong Pahangai Pujungan Krayan Selatan umbis Kefamenanu - okpri I okpri III Ketungau Tengah Batang upar Embaloh Hulu Puttussibau Utara Puttussibau Selatan Kayan Hilir Bahau Hulu Kayan Selatan Sebuku Nalbenu Miaomaffo Barat Bikomi Tengah 28 Mutis Musi
29 aftar okasi Prioritas Penanganan Tahun Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Provinsi NTT PAPUA Kabupaten Belu Rote Ndao Alor Merauke Bovendigul Peg. Bintang Keerom Kota Jayapura Supiori Batas / Kecamatan okpri I okpri II Kobalima Timur amaknen Selatan Atambua - Tasifeto Timur Kalabahi Eligobel Sota Merauke Mindiptana Waropko Batom Iwur Kiwirok Arso Web Senggi Waris Muara Tami - Rote Barat aya Tanah Merah Jayapura Utara Supiori Barat okpri III amaknen asiolat Raihat Tasifeto Barat Nanaet ubesi Malaka Barat Muting Ulilin Noukenjeri Jair Oksibil - 29
30 aftar okasi Prioritas Penanganan Tahun Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Provinsi Kabupaten Batas Perbatasan Kecamatan ACEH SUMUT RIAU Kota Sabang Serdang Bedagai Rokan Hilir Bengkalis Indragiri Hilir Kep. Meranti KEPRI Kota umai Natuna Kep. Anambas Kota Batam / okpri I Sukakarya - okpri II okpri III Tanjung Beringin - Pasirlimau Kapuas Sinaboi - Bunguran Timur - Bukit Batu Bantan Rupat Utara Enok Gaung Kateman Merbau Rangsang umai Serasan Jemaja Belakang Padang - Bunguran Barat Midai Pulau aut Subi Batam Bulang 30
31 aftar okasi Prioritas Penanganan Tahun Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Kecamatan Provinsi Kabupaten Batas KEPRI Bintan Karimun SUUT MAUKU MAUKU UTARA PAPUA BARAT 12 Kepulauan Sangihe Kepulauan Talaud / MB MTB Kep. Aru Morotai Raja Ampat 38 okpri I okpri II Tabukan Utara Tahuna Melonguane Miangas Wetar Tanimbar Selatan Morotai Selatan Nanusa Warabal - - okpri III Bintan Timur Bintan Utara Tambelan Teluk Bintan Kundur Meral Moro Kisar - 39 Kep. Ayau
32 KEMENTAN MENAMPUNG KEGIATAN di okasi Prioritas (okpri) Kecamatan di Perbatasan (BNPP) 2014 No PROVINSI KAB/KOTA Sintang Kapuas Hulu 1 KABAR Malinau 2 KATIM Nunukan TTU 3 NTT Belu Merauke 4 PAPUA 4 Bovendigul Peg. Bintang 9 BATAS ARAT OKASI PRIORITAS (2014) Ketungau Tengah Batang upar Embaloh Hulu Puttussibau Utara Puttussibau Selatan Kayan Hilir Bahau Hulu Kayan Selatan Sebuku Miaomaffo Barat Bikomi Tengah Mutis Musi Nalbenu amaknen asiolat Raihat Tasifeto Barat Nanaet ubesi Malaka Barat Muting Ulilin Noukenjeri Jair Oksibil 25
33 IV E-PROPOSA, PROGRAM/KEGIATAN, AOKASI APBN KEMENTAN 33
34 RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN I PERBATASAN (untuk didiskusikan) No. KABUPATEN FOKUS KOMOITAS (POTENSI) RENCANA PENGEMBANGAN 1. SAMBAS Sawit, Jeruk, padi sawah, padi gogo, lada, sapi, babi intensifikasi 2. BENGKAYANG Sawit, karet, lada, jagung Introduksi klon karet ungul. pemasaran 3. SANGGAU ada, karet, kakao Introduksi klon karet ungul. pemasaran 4. SINTANG Ayam, babi, kambing, sapi, Karet, sapi Pembibitan, infrastruktur, budidaya pengolahan, pasar 5. KAPUAS HUU Karet, kelapa, lada Introduksi bibit unggul, diversifikasi produk lada, karet 6. KUTAI BARAT Karet, kedelai, padi Bibit, budidaya, pengolahan, pasar 7. MAHAKAM UU (pemekaran Kutai Barat) 8. MAINAU Kakao, karet, sapot Infrastruktur, bibit, olahan, pasar 9. NUNUKAN Padi AAN, sayuran, kerbau, kakao Pengemb IB kerbau, introduksi TPT, div usaha kakao, intensifiks padi Adan, pasca panen horti Berdasar e-proposal
35 RANCANGAN PROGRAM/KEGIATAN I PERBATASAN (untuk didiskusikan) No KABUPATEN FOKUS KOMOITAS RENCANA PENGEMBANGAN Padi, kedelai, ubi kayu, kc tanah, kc hijau, jeruk, kelapa, kopi, sapot Padi, jagung, Kacang Hijau, Ternak Sapi Bibit, alsin, budidaya, pasca panen, infrastruktur BEU Padi, jagung, Kacang Hijau, Ternak Sapi emplot padi, demplot jagung, demplot kcijo, MKRP Horti, kebun pakan, PSSK 4. MERAUKE** Padi, palawija (jagung, kedelai, kac tanah) Infrastruktur lahan, air, alsin, pupuk, pestisida, pasca panen 5. BOVEN IGU Padi, ubi kayu, karet Perluasan lahan, irigasi, budidaya padi 6. PEG BINTANG Babi, padi Perluasan lahan, irigasi 7. KEEROM Kakao, Padi, Babi, Sawit, Sapot Perluasan areal, irigasi, peremajaan kakao, rehat, budidaya, pasca panen, 8. KOTA JAYAPURA padi,sagu,jagung,sapi,kc tnh Bibit, alsin,budidaya, pasca panen,pasar 9. SUPIORI Kelapa, Kako, Jagung, Ubi jalar 1. KUPANG 2. TTU 3. Berdasar e-proposal emplot padi, demplot jagung, demplot kc ijo, MKRP Horti, kebun pakan, PSSK Perluasan areal, peremajaan kebun, jalan, optimasi lahan
36 AOKASI APBN KEMENTERIAN PERTANIAN AN AK BIANG PERTANIAN TAHUN 2013 PAA AERAH PERBATASAN ARAT AN AUT NOMOR PROVINSI No KABUPATEN/KOTA AOKASI (Rp 000,000) APBN AK PERBATASAN ARAT KAIMANTAN BARAT KAIMANTAN TIMUR I NTT PAPUA 1 Sambas Bengkayang ,97 3 Sanggau ,07 4 Sintang ,11 5 Kapuas Hulu ,35 6 Kutai Barat ,64 7 Malinau ,45 8 Nunukan ,98 9 Kupang ,31 10 TTU ,71 11 Belu ,11 12 Merauke ,00 13 Bovendigul 14 Peg. Bintang ,47 0, ,77 Keerom ,93 Kota Jayapura , ,56 TOTA BATAS ARAT PERBATASAN AUT NA 1 Kota Sabang SUMATERA UTARA 2 Serdang Bedagai 3 Rokan Hilir 4 Bengkalis 5 RIAU KEPUAUAN RIAU II NUSA TENGGARA TIMUR 445 0, , , ,00 Indragiri Hilir ,00 6 Kep. Merantai ,00 7 Kota umai ,00 8 Natuna ,14 9 Kep. Anambas 752 0,00 10 Kota Batam ,00 11 Bintan ,00 12 Karimun ,00 13 Ronte Ndao , , ,97 Kep. Talaud ,33 16 Maluku Barat aya ,54 17 Maluku Tenggra Barat ,49 18 Kep. Aru ,99 MAUKU UTARA 19 Morotai ,12 PAPUA 20 Supiori ,81 PAPUA BARAT 21 Raja Ampat SUAWESU UTARA MAUKU TOTA BATAS AUT JUMAH Alor 14 Kep. Sangihe , , ,05
37 V TINAK ANJUT 37
38 HA-HA YANG PERU IBAHAS EBIH ANJUT (1) Hasil indentifikasi potensi, kebutuhan wilayah dan prospek pengembangan kawasan pertanian di wilayah perbatasan (2) okasi kawasan dan jenis komoditas unggulan yang akan dikembangkan secara berkelanjutan (selektif dan fokus) (3) ukungan APBN dan APB dalam mengembangkan kawasan pertanian di perbatasan (4) Wujud keterpaduan pusat dan daerah dalam pengelolaan perbatasan (tahap perencanaan, implementasi, monev, pelaporan).
39 TERIMA KASIH
40
41
42
43
44
45
PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK GURU KE S-1/D-IV DI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR
-0- PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK GURU KE S-/D-IV DI KAWASAN PERBATASAN DAN PULAU KECIL TERLUAR DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/110/2015 TENTANG PENETAPAN 48 KABUPATEN DAN 124 PUSKESMAS SASARAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH PERBATASAN
Lebih terperinciBADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRATSRUKTUR DASAR DI KAWASAN PERBATASAN
BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN INFRATSRUKTUR DASAR DI KAWASAN PERBATASAN Deputi Infrastruktur Fisik Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERBATASAN (DAK SPKP) TAHUN ANGGARAN 2013
LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 2 TAHUN 2013 TANGGAL : 11 FEBRUARI 2013 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PERBATASAN (DAK SPKP) TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA:
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA: ARAHAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA DAERAH UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan
Lebih terperinciKEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG
Lebih terperinciHASIL KESEPAKATAN PEMBAHASAN PRA-MUSRENBANGNAS TAHUN 2011
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS HASIL KESEPAKATAN PEMBAHASAN PRA-MUSRENBANGNAS TAHUN 2011 PRIORITAS NASIONAL 10 BIDANG DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN
Lebih terperinciLAMPIRAN II : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR : 1 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011
LAMPIRAN II : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR : 1 TAHUN 011 TANGGAL : 7 JANUARI 011 STATUS PENYELESAIAN DAN PERJANJIAN BATAS WILYAH NEGARA, CAKUPAN PENGEMBANGAN DAN LOKASI PRIORITAS
Lebih terperinciDIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN
Lebih terperinciDIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN PERDESAAN UNTUK PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN MINIMAL
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)
Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009
Lebih terperinciLampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012
Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015
RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DUKUNGAN SARANA PRODUKSI UNTUK KAWASAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN DUKUNGAN SARANA PRODUKSI UNTUK KAWASAN PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 KATA PENGANTAR Dalam rangka mendukung
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi
Lebih terperinciRANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Jakarta, Januari 2017 CAPAIAN BANTUAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak memiliki wilayah perbatasan dengan negara lain yang berada di kawasan laut dan darat. Perbatasan laut Indonesia berbatasan
Lebih terperinciMedan, 2 5 April 2013
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Disampaikanik pada acara Musrenbang Provinsi i sumatera Utara Medan, 2 5 April 2013 BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERTANIAN, 2 April 2013 1 ISI MATERI I.
Lebih terperinciARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015
ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015 Jakarta, 3 Juni 2015 ISI PAPARAN I II III IV V VI UPSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UPSUS PENINGKATAN
Lebih terperinciDr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN MELALUI PENGEMBANGAN INVESTASI KAWASAN PERBATASAN PADA DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA RPJMN 2015-2019 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP (suprayoga@bappenas.go.id)
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciV. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinciDATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014
DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
Lebih terperinciMATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA
MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH NUSA TENGGARA PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH NUSA TENGGARA 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah daerah
Lebih terperinciDAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH
DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN 2010-2014 PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH BAB.I ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN WILAYAH 2010-2014 1.1 Pendahuluan...
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jakarta, 26 Januari 2017 Penyediaan pasokan air melalui irigasi dan waduk, pembangunan embung atau kantong air. Target 2017, sebesar 30 ribu embung Fokus
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciOleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan
Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Disampaikan pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bone Bolango Hotel Dumhill Gorontalo, 05 Mei 2017 1 GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciPusat Perencanaan & Pendayagunaan SDM Kes. Surabaya, 25 Oktober 2011
Pusat Perencanaan & Pendayagunaan SDM Kes Surabaya, 25 Oktober 2011 1 Kewajiban Pemerintah dalam Bidang Kesehatan Menyediakan Pelayanan Kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan Penduduk Indonesia.
Lebih terperinciPRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)
PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA ) No. 15 /03/94 /Th. VIII, 1 Maret 2016 A. PADI Produksi Padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 181.682 ton gabah kering
Lebih terperinciDisampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017
Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN INDONESIA
65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciM E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017
Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,
Lebih terperinciDITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Powerpoint Templates RANCANGAN KOMODITAS DUKUNGAN PSP 1. Sub Sektor Tanaman Pangan: Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Lainnya Diutamakan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017
KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN. Kepala Biro Perencanaan
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Kepala Biro Perencanaan Disampaikan pada Sosialisasi Peta dan Workshop Master Plan dan Action Plan Grand Mega Resort and Spa, Bali 13 15 Februari 2018 ATLAS PETA
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciVI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN
VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Selama sepuluh tahun terakhir, peranan sektor ini terhadap PDB menujukkan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104/M-DAG/PER/ 12/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS SUB BIDANG SARANA PERDAGANGAN
Lebih terperinci(DIKETIK dengan Format : Tahoma 11) Jenjang : D3 / D4 / S2 (Pilih salah satu) No. Berkas : (Diisi Panitia) FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA KEMENTERIAN PUPR 2016 Nama Lengkap (Tanpa Gelar) : Tempat, Tanggal
Lebih terperinciPELAYANAN KESEHATAN DAN SASARAN PRIORITAS PENUGASAN KHUSUS DI DTPK DAN DBK
PELAYANAN KESEHATAN DAN SASARAN PRIORITAS PENUGASAN KHUSUS DI DTPK DAN DBK SUBDIT BINA PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TERTNGGAL PERBATASAN DAN KEPULAUAN DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR Disampaikan
Lebih terperinciBidang Tanaman Pangan
Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi
PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS BERBASIS KAWASAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS BERBASIS KAWASAN Oleh : Adi Setiyanto Rudy S. Rivai Jefferson Situmorang Miftahul Aziz Yonas H. Saputra PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011
RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011 Tujuan Rakor Pangan : Rakor pangan bertujuan mengsinkronisasikan kebijakan dan kegiatan seluruh pemangku kepentingan
Lebih terperinciKegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara
Lebih terperincidalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013
Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar
Lebih terperinciProduksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)
No. 62 /11 /94 /Th. VII, 2 November Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun (Berdasarkan Angka Ramalan II ) A. PADI Produksi padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 204.891 ton gabah kering
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16
KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan sebaliknya, Provinsi Riau akan menjadi daerah yang tertinggal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila dicermati kembali proses pemekaran Provinsi Riau menjadi Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, ada dua perkiraan yang kontradiktif bahwa Provinsi Riau Kepulauan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciSTATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013
STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERBATASAN
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PERBATASAN Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah darat kurang lebih sebesar 1,86 juta km 2 dan wilayah laut mencapai 7,9 juta km 2.
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciBPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA
Lebih terperinciRENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N
RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan
Lebih terperincitersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.
ELABORASI Letak geografis yang strategis menunjukkan betapa kaya Indonesia akan sumber daya alam dengan segala flora, fauna dan potensi hidrografis dan deposit sumber alamnya yang melimpah. Sumber daya
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM
Lebih terperinciPEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Disampaikan pada acara Sosialisasi e-proposal untuk perencanaan Tahun 2016 Bogor, 22 Januari 2015
Lebih terperinciKetahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55
Ketahanan Pangan dan Pertanian disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55 Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Februari 2015 KONDISI KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan
Lebih terperinciRencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR
Lebih terperinciPress Release KEMENTERIAN PERTANIAN KERAHKAN PROFESOR RISET KE WILAYAH PERBATASAN DAN LAHAN SUB-OPTIMAL. Jakarta, 12 Juli 2012
Press Release KEMENTERIAN PERTANIAN KERAHKAN PROFESOR RISET KE WILAYAH PERBATASAN DAN LAHAN SUB-OPTIMAL Jakarta, 12 Juli 2012 Hari Krida Pertanian dan Kunjungan Kerja Tematik Berkaitan dengan Hari Krida
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA
PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu
Lebih terperinciREPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPelaksanaan Revitalisasi Pertanian
Analisis Kebijakan 33 Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian Pendahuluan Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena
Lebih terperinciHAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :
SAMBUTAN KADISTAN ACEH PADA ACARA WORKSHOP/PERTEMUAN PERENCANAAN WILAYAH (REVIEW MASTER PLAN) PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH DI GRAND NANGGROE HOTEL BANDA ACEH TANGGAL
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciREVITALISASI PERTANIAN
REVITALISASI PERTANIAN Pendahuluan 1. Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upayanya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Perkembangan Wilayah Perkembangan suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan, yang bertujuan untuk memacu perkembangan
Lebih terperinciDITJEN PPHP KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
PEMAPARAN PROGRAM PRIORITAS PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DITJEN PPHP KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Oleh Oleh:: Kepala Bagian Perencaan POKOK BAHASAN I PROGRAM PRIORITAS PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASER STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 PAPARAN KEPALA BAPPEDA PADA RAPAT
Lebih terperinci