BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perubahan kemampuan diri. Menurut Gagne (dalam Udin S.Winataputra
|
|
- Ida Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori Hakikat Hasil Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan juga merupakan aktifitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Menurut Gagne (dalam Udin S.Winataputra 2001:2.3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: 1) proses, 2) perubahan perilaku, 3) pengalaman. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu: Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Hasil belajar akan tampak pada perubahan perilaku individu yang belajar. Selain itu, Sutikno (2009:3) mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pegalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Reber (dalam Sugihartono, 2007:74) menjelaskan Belajar memiliki dua pengertian, pertama belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Belajar adalah sebuah perjalanan, sebuah pengalaman yang didapat melalui proses dan didapatkan suatu tujuan dari ajaran ataupun perjalanan tersebut hingga akhirnya mencapai hasil. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan 6
2 7 psikomotorik yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2011:2). Hamalik ( 2004 : 30 ) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran atau pelatihan. Pada pembelajaran, perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang ingin dicapai dapat dirumukan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompotensi yang ingin dicapai dengan segala indikatornya. Dalam poses pembelajaran terdapat unsur-unsur ysng akan menghasilkan hasil belajar, melalui hasil belajar inilah maka pembelajaran bisa berkelanjutan, sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi. Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan terkait dengan materi dalam penelitian ini, hakikat hasil belajar yang dimaksud adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar berdasarkan kriteria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai pada materi Sistem Pemerintahan Desa, dan segala indikatornya Pengertian Hasil Belajar Menurut Sukmadinata (2005), "prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat
3 8 untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan. Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan menurut Para Ahli Psikologi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Perubahan perilaku karena faktor kematangan, karena lupa, karena minum minuman keras bukan termasuk sebagai hasil belajar, karena bukan perubahan dari hasil pengalaman (berinteraksi dengan lingkungan), dan tidak terjadi proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan dalam beraktivitas dalam. Sementara itu, dalam Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yaitu: Kompetensi Akademik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Vokasional. Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai oleh siswa secara menyeluruh/komperhensif, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan bertanggung jawab (dalam Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran 2011: ). Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu: penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
4 9 memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Terkait dengan materi dalam penelitian ini hasil belajar yang dimakasud adalah hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran pada meteri Sistem Pemerintahan Desa yang ditunjukan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh guru setelah selesai memeberikan materi pelajaran pada pokok bahasan Sistem Pemerintahan Desa. Dan nilai yang dapat dicapai oleh siswa dari nilai tertinggi yang ditunjukan dengan angka 100 dan nilai terendah 0. Nilai tersebut dapat diproleh siswa setelah proses belejar mengajar selama 2 atau 3 kali pertemuan melalui ujian. Dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi Sistem Pemerintahan Desa yang telah disampaikan oleh guru Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Muhibbin (2007: 132) Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : 1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
5 Pengertian Metode Bermain Peran Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam suatu situasi pendidiakn atau pegajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Seorang guru sudah tentu dituntut kemampuannya untuk menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi. Menurut Sumantri (2007: 134) menyatakan bahwa Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Bermain Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individu terhadap individu lain. Peran yang dimainkan individu dalam hidupnya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk dapat berperan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap peran pribadi dan orang lain. Pemahaman tersebut tidak terbatas pada tindakan, tetapi pada factor penentunya, yakni perasaan, persepsi dan sikap. Bermain peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai yang mendasarinya. Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang pemeran
6 11 harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih. Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya. Pemeranan tenggelam dalam peran yang dimainkannya sedangkan pengamat melibatkan dirinya secara emosional dan berusaha mengidentifikasikan perasaan dengan perasaan yang tengah bergejolak dan menguasai pemeranan. Menurut Mulyasa (2004:141) terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut: 1. Secara implisit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi di sini pada saat ini. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain. 2. Bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara
7 12 bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. 3. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Denagn demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaauntuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi.
8 13 4. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya. Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata. Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi. Menurut Udin (2005: 4.4) fungsi metode pembelajaran adalah: (1) Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. (2) Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. (3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran. (4) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu metode pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi model ini berusaha membantu siswa menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya. Juga melalui model ini siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman-
9 14 teman sekelas. Wahab ( 2009:34 ) menyatakan bahwa, Bermain Peran adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuantujuan tertentu seperti menghidupkan kembali suasana historis misalnya mengungkapkan kembali perjuangan para pahlawan kemerdekaan, atau mengungkapkan kemungkinan keadaan yang akan datang. Tujuan dari Metode Bermain Peran adalah agar penanaman dan pengembangan aspek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung mengalami ( memerankan ) peran tertentu, daripada hanya mendengarkan penjelasan ataupun melihat/mengamati saja. Sejalan dengan pendapat Aina (2012) (dalam com/2012/02/metode-pembelajaran-bermain-peran.html). Secara spesifik tujuan dari Metode bermain Peran ini adalah sebagai berikut : (1) Agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan. (2) Agar memahami sebab akibat suatu kejadian. (3) Sebagai penyaluran / pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu. (4) Sebagai alat mendiagnosa. 5) Concept. (6) Menggali peran peran seseorang dalam suatu kehidupan, kejadian, dan keadaan. (7) Menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan peran budaya dalam kehidupan. (8) Membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memperinci, memperjelas pola berfikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri. (9) Alat penghubung untuk membina struktur sosial dan sistem nilai lingkungannya. (10) Membina kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis hidup dalm
10 15 kelompok dan kehidupan masyarakat. (11) Melatih siswa dalam mengendalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya. Sebuah metode yang digunakan tentu saja untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pula. Pemilihan suatu metode yang akan digunakan tentulah diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Menurut Rufina (dalam menyatakan bahwa, kelebihan metode bermain peran adalah sebagai berikut : (1) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. (2) Memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk berperan aktif mendramatisirkan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuan melakukan suatu adegan dimuka orang banyak. (3) Membuat suasana kelas menjadi hidup, karena perhatian siswa semakin tertarik melihat adegan-adegan seperti keadaan yang sesungguhnya. (4) Para murid dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah menganalisis serta mengambil kesinmpulan berdasarkan penghayatan sendiri. (5) Siswa-siswa menjadi terlatih berpikir kritis dan sistimatis. (6) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja. Sedangkan menurut Sanjaya (2006:161) metode role playing ini merupakan sebagian dari simulasi yang diarahkan utuk mengkreasikan peristiwa peristiwa aktual atau kejadian- kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
11 16 pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa (Sudjana, 2004:62). Bermain peran dapat dilakukan dalam berbagai macam peranan. Seseorang dapat memerankan berbagai peran dalam satu harinya, misalnya sebagai seorang ibu, istri, teman, kepala sekolah, penjual, pembeli, dan sebagainya. Pada setiap peranan tersebut seorang anak harus dapat berperilaku sesuai dengan peran yang dilakukannya. Cara anak berperilaku pada setiap peranan tersebut bergantung pada status atau posisinya dengan pasangan perannya. Jadi, perilaku ibu kepada anaknya berbeda dengan perilakunya terhadap suaminya dan berbeda pula dengan perilakunya terhadap bawahannya di sekolah. Dengan kata lain kepribadian seseorang adalah keseluruhan peranan yang diperankannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, dan pekerjaan sekalipun. Seseorang dapat dikatakan mempunyai penyesuaian diri yang baik apabila dapat berperilaku sesuai dengan peranan yang dimilikinya baik sebagai individu maupun makhluk sosial 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Darius Yosep Nim Skripsi. Peningkatan Motivasi Belajar Murid Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran Di Kelas V SDN 02 Toho. Hasil belajar. Sebagai ciri khas peserta didik pada umumnya murid di Kelas V SDN 02 Toho memiliki karakter yang bermacam-macam, ada yang memiliki karakter pendiam, pemalu, penakut, pemberani, selalu tampil Percaya Diri, hyperaktif, egois, dan penurut. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi proses belajar mengajar yang menyenangkan atau
12 17 kurang menyenangkan bagi guru dan murid jika tidak dapat mengelolanya dengan baik. Adapun hasil belajar murid dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode bermain peran Di Kelas V SDN 02 Toho mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 57,92% menjadi 92,31% yang diambil dari paparan data siklus II, karena setelah dilakukannya kegiatan tersebut murid bersemangat dalam mengikuti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan murid dapat berkomunikasi satu sama lain dengan baik sehingga tercipta suasana yang akrab antara guru dan murid, serta antara murid yang satu dengan yang lainnya. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu: Jika pada materi sistem pemerintahan desa guru menggunakan metode bermain peran maka hasil belajar siswa meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator kinerja pada penelitian ini adalah jika 85% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasaan hasil belajar di atas 70 maka penelitian ini dianggap telah berhasil.
METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )
METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5 Hasil belajar adalah perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memilih dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi untuk mengaktifkan siswa. Belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik teknik penyajian atau biasanya disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tahu, setelah belajar berubah menjadi tahu. Belajar menurut Gagne
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembelajaran Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, dari yang awalnya tidak tahu, setelah belajar berubah menjadi tahu. Belajar menurut Gagne (Winataputra, 2005:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pada Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yang menimbulkan perubahan perilaku. Jadi perubahan perilaku adalah hasil
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pendidikan, baik pendidikan non formal (masyarakat),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu berkembang sangat pesat. Hal ini harus didukung dengan adanya peningkatan dalam pelaksanaan pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.
A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA A. Kajian teori 1. Konsep Belajar a. Pengertian Belajar BERFIKIR Belajar adalah memperoleh pengetahuan, latihan-latihan pembentukan kebiasaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dikembang di SDN 02 Tiuh Toho Kecamatan Menggala belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode pembelajaran yang diterapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga menjadi hak setiap individu tanpa terkecuali seperti dijelaskan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas Belajar Belajar mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Dalam konsep pembelajaran dengan pendekatan cara belajar siswa
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian Relevan 1. Deskripsi Teori a. Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
Lebih terperinciBIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI SETRAGALIH KECAMATAN CIBOGO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya alam manusia merupakan inti dan titik berat dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian pembangunan dimasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian belajar. Menurut soddiq ( 2008 : 1 3 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kematangan Emosional 2.1.1. Pengertian Kematangan Emosional Kematangan emosional dapat dikatakan sebagai suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
Meningkatkan Keterampilan Siswa (Ike Apriliani) MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Ike Apriliani Pascasarjana
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai
Lebih terperincimateri tidak terpusat. Selain itu siswa cenderung ramai dan tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses belajar mengajar siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dalam hasil belajar siswa yang mencapai KKM atau di atas KKM. Untuk mencapai hasil belajar dibutuhkan peran aktif
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: RIRIN WIDIAWATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung pemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN Rossi Iskandar PGMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rossiiskandar92@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciHakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sudah bukan istilah yang asing dan belajar merupakan permasalahan yang umum dibicarakan
Lebih terperincimodel pembelajaran bermain, bakat verbal, kemampuan berbicara Bahasa Inggris.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS DARI BAKAT VERBAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BINJAI Oleh : Tinur Rahmawati. S.Pd.,M.Pd Dosen Univ. Graha Nusantara P. Sidempuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Luck of the Draw a. Pengertian Teknik Pembelajaran David W. Johnson menjelaskan bahwa teknik pembelajaran adalah proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu fondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dilihat dari instansi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu antara guru kepada siswa yang dilakukan melalui berbagai kegiatan. Pembelajaran bisa berlangsung secara pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran agar berlangsung secara efektif menurut Setiawan, dkk (2007: 111) adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung secara terus menerus dan kontinu sepanjang hayat ke arah membina manusia atau peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciPenerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini merupakan usia perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan masa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Role Playing a. Pengertian Role Playing Bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan dan dalam suasana riang gembira. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu rumusan tentang arti pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu berkembang dan menyesuaikan diri sebaik mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala betuk kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sardiman (2008:100) menyatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas, namun perlu kiranya mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk
Lebih terperinciSementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda a. Pengertian Teknik Pembelajaran Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan
Lebih terperinci