ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN EBRINDA DAISY GUSTIANI. Analisis Pengaruh Social Values terhadap Permintaan Uang Islam di Indonesia (dibimbing oleh JAENAL EFFENDI dan ASCARYA). Setelah Indonesia mengadopsi konsep sistem ekonomi dan perbankan ganda, pihak pihak pengambil keputusan mulai mencari formulasi bagi tercapainya stabilitas ekonomi dan perbankan dari dua sisi, konvensional dan Islam. Sebagai pemegang otoritas moneter, Bank Indonesia sedang mencari sinergi antara dua aliran ekonomi, hal ini terutama semenjak dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 3 Tahun 2004 maka Bank Indonesia dapat memberlakukan prinsip syariah beserta instrumen di dalamnya untuk pengendalian moneter di Indonesia. Sebagai salah satu instrumen yang ada dalam sistem ekonomi Islam, zakat menjadi penting untuk diteliti pengaruhnya dalam formulasi kebijakan moneter di Indonesia, terutama berhubungan dengan permintaan uang. Selama ini masih belum ada seseorang yang membuktikan secara empiris pengaruh zakat sebagai salah satu instrumen dalam kebijakan moneter, terutama permintaan uang di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dibuktikan apakah zakat sebagai salah satu unsur dalam variabel social values (nilai-nilai moral dan sosial) dalam pemikiran Chapra (1996), berpengaruh terhadap jumlah permintaan uang Islam di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fungsi permintaan uang pada sistem ekonomi Islam, dengan melihat pengaruh zakat dalam social values terhadap jumlah permintaan uang masing masing beserta turunannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam series bulanan berawal dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2007, yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Bank Indonesia (SEKI-BI), Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS-BI), data return Syariah, Laporan Tahunan Bagian Zakat Departemen Agama dan Laporan Keuangan dari beberapa lembaga amil zakat, infaq dan shadaqah tingkat nasional maupun daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Vector Autoregression (VAR) yang dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM) jika terdapat kointegrasi dengan bantuan software Eviews 4.1. dan Microsoft Excel Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai analisis pengaruh social values terhadap pemintaan uang Islam di Indonesia, hasilnya bervariasi. Sebagian sesuai dengan hipotesis awal, tapi sebagian lainnya tidak sesuai dengan hipotesis awal. Hal ini disebabkan antara lain oleh, variabel uang kartal yang belum dapat dibedakan uang yang benar benar sesuai dengan syariah Islam, permintaan uang harus bersih dari conspicious consumption dan proksi social values yang digunakan belum secara keseluruhan merangkum bagian yang dapat diukur dan yang tidak dapat diukur. Namun demikian, hasil ini memberikan gambaran awal mengenai perilaku permintaan uang Islam terhadap guncangan guncangan variabel yang mempengaruhinya. Kesulitan dalam uji empiris menggunakan model permintaan uang Chapra (1996) memang sudah diprediksikan sebelumnya oleh Chapra sendiri berkenaan dengan variabel social values dan mengenai conspicious consumption. Secara umum kita dapat melihat hubungan pada jangka panjang hanya pada model permintaan

3 tabungan mudharabah dan deposito mudharabah saja, sedangkan untuk model permintaan M1 Islam, M2 Islam, uang kartal, dan giro wadi ah hanya dapat dilihat hubungan jangka pendeknya saja. GDP berpengaruh signifikan untuk setiap model permintaan uang (kecuali pada giro wadi ah) karena baik pada sistem syariah maupun konvensional, jika masyarakat lebih sejahtera maka asumsinya permintaan uang akan meningkat. Variabel social values dan return syariah pada beberapa model pengaruhnya berkebalikan dengan hipotesis awal. Hal ini antara lain, disebabkan karena faktor uang kartal, conspicious consumption dan social values itu sendiri. Return syariah tidak signifikan pada beberapa model persamaan yang dapat dijelaskan dengan melihat opportunity cost dari memegang uang. Oleh karena itu, untuk saat ini variabel social values belum begitu terlihat pengaruhnya terhadap permintaan uang di Indonesia. Melalui hasil dan analisis pengaruh social values terhadap permintaan uang Islam di Indonesia, maka saran yang dapat diberikan adalah dibutuhkannya lebih banyak penelitian mengenai social values terutama tentang unsur-unsur yang ada di dalamnya. Perlunya berbagai pihak terkait dalam penghimpunan dan pengelolaan zakat, infak, shadaqah dan wakaf untuk meningkatkan sistem pendataan secara sistematis dan terpadu. Diharapkan dengan adanya sistem perbankan dan ekonomi ganda di Indonesia, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dapat mempertimbangkan variabel social values untuk dikaji lebih lanjut pengaruhnya dalam mengambil kebijakan moneter di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti permintaan uang dengan memperpanjang series data, menyempurnakan proksi variabel social values, membedakan uang kartal konvensional dan Islam, serta membedakan GDP yang bebas dari conspicious consumption, untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik.

4 ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA Oleh EBRINDA DAISY GUSTIANI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa NRP Program Studi Judul Skripsi : Ebrinda Daisy Gustiani : H : Ilmu Ekonomi : Analisis Pengaruh Social Values terhadap Permintaan Uang Islam di Indonesia Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Skripsi I Menyetujui, Pembimbing Skripsi II Jaenal Effendi, MA. NIP Ir. Ascarya MBA, M.Sc PPSK Bank Indonesia Mengetahui, Kepala Departemen Ilmu Ekonomi, Rina Oktaviani, Ph.D NIP Tanggal Kelulusan:

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Juni 2008 Ebrinda Daisy Gustiani H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Agustus Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, orangtua penulis adalah Bapak Eban Juanda dan Ibu Indah Roch Handayani. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Pengadilan II dari tahun 1992 sampai tahun Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2004, selama menjadi pelajar penulis aktif dalam beberapa ekstrakulikuler dan Dewan Keluarga Masjid (DKM). Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, diantaranya sebagai Sekretaris II Badan Otonom SES-C periode 2004/2005, Anggota Agria Swara periode 2004/2005, Ketua Biro Kesekretariatan HIPOTESA periode 2005/2006, dan menjadi Sekretaris dalam beberapa acara cakupan fakultas dan departemen juga menjadi pengisi acara sebagai penyanyi dalam acara tersebut. Selain itu penulis pernah menjadi Co.Host Metro Kampus di Metro TV dan menjadi Finalis Botani Ambassador 2008.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena telah dikaruniakan kebaikan dan kemudahan dalam melaksanakan setiap usaha untuk mewujudkan terselesaikannya penelitian ini. Tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan kepada seluruh umat manusia di dunia. Penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Social Values terhadap Permintaan Uang Islam di Indonesia akan melihat pengaruh social values dalam penelitian ini adalah zakat terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas moneter di Indonesia. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak diantaranya : 1. Jaenal Effendi, MA selaku pembimbing yang memberikan bimbingan serta pengertian yang sangat banyak bagi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 2. Ir. Ascarya, MBA., M.Sc. selaku pembimbing yang membimbing dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi dengan baik, serta Tante Retno dan Windra. 3. Noer Azam Achsani, P.hD selaku dosen penguji yang juga telah memberikan bimbingan dengan baik bagi penulis dalam menyelesaikan skripsinya. 4. Widyastutik, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan yang berarti bagi penulis. 5. Irfan Syauqi Beik, M.Sc dan Nunung Nuryartono, P.hD yang juga memberikan waktu serta arahan dalam penulisan skripsi ini. 6. Beberapa lembaga baik pemerintah maupun non-pemerintah yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, yang telah banyak membantu dalam memberikan saran serta membantu dalam mengakses data-data untuk penelitian penulis. 7. Ayah dan Ibu tercinta, Eban Juanda dan Indah Roch Handayani atas segala kasih sayang, dukungan semangat, doa dan perhatian tulus yang tak terhitung dalam proses penyelesaian skripsi ini. 8. Adik adikku, Eriani dan Enrico yang memberikan senyuman di tiap waktu penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang juga memberikan kontribusi tidak sedikit baik secara langsung maupun tidak langsung.

9 Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulis. Akhirnya, semoga dalam ketidaksempurnaannya, skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi Islam serta menambah khazanah pengetahuan kita. Bogor, Juni 2008 Ebrinda Daisy Gustiani H

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Perbedaan Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional Perbedaan Sistem Ekonomi Kapitalis, Marxsisme dan Islam Sistem Moneter Konvensional Sistem Moneter Islam Kebijakan Moneter Islam Kontemporer Unsur Pokok Permintaan Uang Social Values Variabel social Values dalam Teori Permintaan Uang Hikmah dan Manfaat Zakat Teori Permintaan Uang Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Definisi Variabel Operasional Perhitungan Variabel Social Values Metode Analisis Data Uji Stationeritas... 42

11 Model Umum Vector Auto Regression (VAR) Penetapan Tingkat Lag Optimal Uji Kointegrasi Model Umum Vector Error Correction Model (VECM) Analisis Impuls Response Function (IRF) Analisis Forecasting Error Variance Decomposition Model Persamaan dan Variabel yang Digunakan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Stationeritas Data Penentuan Lag Optimal Pengujian Stabilitas Sistem VAR Pengujian Kointegrasi Hasil Estimasi VAR Permintaan M1 Islam Hasil Estimasi VAR Permintaan M2 Islam Hasil Estimasi VAR Permintaan Uang Kartal Hasil Estimasi VAR Permintaan Giro Wadi ah Hasil Estimasi VECM Permintaan Tabungan Mudharabah Impuls Respon Permintaan Tabungan Mudharabah Variance Decomposition Permintaan Tabungan Mudharabah Hasil Estimasi VECM Permintaan Deposito Mudharabah Impuls Respon Permintaan Deposito Mudharabah Variance Decomposition Permintaan Deposito Mudharabah Hasil Analisis Pengaruh Social Values terhadap Permintaan Uang Islam V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM LAMPIRAN... 80

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Konsep Uang Islam dan Konvensional Perkembangan Jumlah Jaringan Kelompok Bank Syariah di Indonesia Jumlah Total Aset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Perbandingan Sistem Ekonomi Kapitalis, Islam dan Marxisme Perbedaan Sistem Moneter Islam dan Konvensional Data, Satuan, dan Simbol Hasil Pengujian Akar Akar Unit Hasil Penentuan Lag Optimal (1) Hasil Penetuan Lag Optimal (2) Hasil Uji Stabilitas Sistem VAR Hasil Pengujian Kointegrasi (lag optimal = 1) Hasil Estimasi VAR Permintaan M1 Islam Hasil Estimasi VAR Permintaan M2 Islam Hasil Estimasi VAR Permintaan Uang Kartal Hasil Estimasi VAR Permintaan Giro Wadi ah Hasil Estimasi Permintaan Tabungan Mudharabah Hasil Estimasi Permintaan Deposito Mudharabah... 64

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Karakteristik Berdasarkan Prinsip Prinsip Ekonomi Islam Teori Aliran Struktur Ekonomi Islam Kontemporer Unsur Pokok Permintaan Uang Fungsi Zakat atas Inflasi Kerangka Pemikiran Konseptual Respon Permintaan TM Akibat Guncangan GDP, S dan RS Variance Decomposition Permintaan TM Respon Permintaan DM Akibat Guncangan GDP, S dan RS Variance Decomposition Permintaan DM... 67

14 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Uji Akar Unit Uji Lag Optimal Permintaan M1 Islam Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan M1 Islam Uji Kointegrasi Permintaan M1 Islam Estimate VAR Permintaan M1 Islam Uji Lag Optimal Permintaan M2 Islam Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan M2 Islam Uji Kointegrasi Permintaan M2 Islam Estimate VAR Permintaan M2 Islam Uji Lag Optimal Permintaan Uang Kartal Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan Uang Kartal Uji Kointegrasi Permintaan Uang Kartal Estimate VAR Permintaan Uang Kartal Uji Lag Optimal Permintaan Giro Wadi ah Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan Giro Wadi ah Uji Kointegrasi Permintaan Giro Wadi ah Estimate VAR Permintaan Giro Wadi ah Uji Lag Optimal Permintaan Tabungan Mudharabah Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan Tabungan Mudharabah Uji Kointegrasi Permintaan Tabungan Mudharabah Estimate VECM Permintaan Tabungan Mudharabah Analisis IRF Permintaan Tabungan Mudharabah Analisis FEVD Permintaan Tabungan Mudharabah Uji Lag Optimal Permintaan Deposito Mudharabah Uji Stabilitas Sistem VAR Permintaan Deposito Mudharabah Uji Kointegrasi Permintaan Deposito Mudharabah Estimate VECM Permintaan Deposito Mudharabah Analisis IRF Permintaan Deposito Mudharabah Analisis FEVD Permintaan Deposito Mudharabah

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang sebagai alat tukar telah dikenal semenjak tahun 4000 SM, dalam dunia Islam uang sebagai alat tukar adalah dinar (uang emas) dan dirham (uang perak) yang digunakan semenjak awal berdirinya Islam di muka bumi, dalam kegiatan muamalah maupun pembayaran zakat dan diyat (pembayaran denda). Mulai pertengahan abad ke 13 sampai awal abad 20, sejarah menunjukkan aktivitas muamalah pada masa itu menggunakan mata uang emas yang relatif standar dan digunakan secara luas hingga Eropa. Standarisasi berat uang dinar dan dirham mengikuti hadits Rasullullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud, dimana timbangan adalah timbangan penduduk Makkah dan takaran adalah takaran penduduk Madinah. Pada tahun 642 M khalifah Umar bin Khattab membakukan standar uang dinar dan dirham, yaitu berat tujuh dinar sama dengan berat 10 dirham. Menurut Chapra (1996) rasio perbandingan antara dinar dan dirham adalah 1:10. Pada masa itu selain dinar dan dirham ada uang dari tembaga dan perunggu yang dikenal dengan fulus. Dari sisi sifatnya fulus tidak memiliki nilai intrinsik yang sebanding dengan nilai tukarnya hal ini juga sesuai dengan sifat uang yang sekarang ini kita gunakan yaitu uang kertas (Iqbal, 2007). Konsep uang dalam Islam sendiri adalah uang bukanlah capital dan memiliki sifat flow concept. Menurut Karim (2007) konsep uang dalam Islam dan konvensional dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Konsep Uang Islam dan Konvensional

16 Islam Uang tidak identik dengan modal Uang adalah public goods, sedangkan modal berbeda dengan uang, modal yang bersifat private goods Uang adalah flow concept Modal adalah stock concept Sumber: Karim (2007) Konvensional Uang lebih sering diidentikkan dengan modal Uang (modal) adalah private goods Bagi Fisher uang (modal) adalah flow concept Uang (modal) adalah stock concept bagi Cambridge School Uang dalam Islam juga digunakan untuk menunaikan salah satu ibadah umat Islam dan salah satu instrumen moneter yaitu zakat dan juga kegiatan yang bernilai sosial diantaranya infaq, shadaqah dan wakaf, seperti terdapat dalam Karim (2007) dalam melihat stabilitas ekonomi melalui persamaan permintaan uang Chapra. Sebenarnya ada tiga peran yang dimainkan zakat dalam perspektif ekonomi, yaitu sebagai alat redistribusi pendapatan dan kekayaan, sebagai stabilisator perekonomian dan sebagai instrumen pembangunan dan pemberdayaan kaum dhuafa. Zakat, infaq, shadaqah dan wakaf di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa mengingat pada tahun 1998 tercatat mayoritas penduduk muslim yang berjumlah 85 persen dari seluruh penduduk Indonesia (BPS, 2000). Menurut penelitian Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah (2006), potensi dalam bentuk uang tunai adalah kira-kira 14,2 triliun rupiah, dan dalam bentuk barang adalah 5,1 triliun rupiah setiap tahun. Apabila kita melihat perkembangan sistem ekonomi Islam di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan lembaga yang menjadi wadah bagi kegiatan ekonomi masyarakat di Indonesia. Salah satunya adalah perkembangan bank syariah di Indonesia

17 yang bermula dari rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk pendirian bank syariah yang dibahas lebih lanjut di Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Agustus 1990 sehingga terbentuk Tim Perbankan MUI, yang pada akhirnya dari tim ini lahirlah PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November Pada saat itu sistem keuangan atau ekonomi Indonesia masih menganut one banking system dimana, UU Perbankan No. 14 Tahun 1967 mendefinisikan pendapatan bank sebagai pendapatan bunga, hal ini menjadi penghambat bank syariah yang pendapatannya bukan berasal dari bunga. Namun setelah tahun 1992, undang undang tersebut direvisi menjadi UU No. 7 Tahun 1992 yang memberi landasan hukum bagi berdirinya bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil, sehingga pada 1 Mei 1992, Bank Muamalat resmi beroperasi. Adanya UU No. 7 Tahun 1992 tersebut menandakan berlakunya sistem dual banking system di Indonesia, dimana sistem perbankan di Indonesia dibagi menjadi sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Salah satu yang menjadi perbedaan mendasar dalam sistem perbankan syariah adalah tidak adanya unsur bunga. Perubahan pada UU No.7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 Tahun 1998, membuat pergerakan perbankan syariah meluas, pada periode lahirlah Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Biro Perbankan Syariah di Bank Indonesia. Dan pada periode tersebut lahir tujuh lembaga keuangan syariah. Bank Syariah tersebut adalah Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Nasional Indonesia (BNI) Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Indonesian Finance and Investment (IFI) Syariah dan Bank Danamon Syariah. Perkembangan jumlah jaringan lembaga keuangan syariah sampai bulan Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Jaringan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

18 Kelompok Bank Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Total Kantor Jumlah Bank Office Channeling Jumlah Office Channeling Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia (Desember 2007) Berdasarkan Tabel 1.2. diatas maka kita dapat melihat perkembangan jaringan lembaga keuangan berbasis syariah, terutama dalam kelompok bank sampai bulan Desember 2007 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak tiga buah. Sampai saat ini di Indonesia telah berkembang 26 buah Unit Usaha Syariah (UUS), 111 Bank Perkreditan Rakyat Syariah dengan total kantor sebanyak 711 buah. Begitu pula dengan perkembangan jumlah bank yang telah menerapkan office channeling sebanyak 17 buah dan buah konter Office Channeling sampai akhir tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Selain perkembangan jaringan kantor, kita dapat melihat perkembangan aset dan dana pihak ketiga perbankan syariah sampai Desember 2007 pada Tabel 1.3. Berdasarkan tabel tersebut kita dapat melihat perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik dilihat dari sisi aset dan dana pihak ketiga, mulai dari tahun 2002 sampai dengan bulan Desember 2007 jumlah aset dan dana pihak ketiga mengalami peningkatan. Meskipun jika dilihat dari pertumbuhannya yang memiliki kecendrungan semakin menurun pada tahun tahun sebelum mengalami kenaikan pada tahun Hal ini perlu diantisipasi oleh perbankan syariah dengan terus meningkatkan penyaluran dananya kepada sektor riil. Tabel 1.3. Jumlah Total Aset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Tahun Aset Dana Pihak Ketiga

19 Milyar Rupiah Pertumbuhan (%) Milyar Rupiah Pertumbuhan (%) Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia (Desember 2007) Dengan melihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia, maka kita dapat melihat bahwa dual banking system telah berjalan dan berkembang di Indonesia secara signifikan. Dengan adanya dua sistem perbankan maka Bank Indonesia selaku pengambil kebijakan moneter yang ingin mencapai stabilitas moneter, perlu melihat dan mengatur setiap instrumen yang ada pada kedua sistem tersebut. Karim (2007) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan kebijakan moneter, instrumen moneter konvensional utama yang digunakan oleh otoritas moneter adalah Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang mempengaruhi jumlah uang beredar, tingkat diskonto (discount rate) yaitu biaya peminjaman atau bunga dari pinjaman, ketentuan cadangan minimum (reserve requirement) yang mempengaruhi jumlah kewajiban minimum dana pihak ketiga yang harus disimpan oleh bank dan moral suasion (himbauan) yang mempengaruhi perilaku pelaku atau agen ekonomi. Dalam mencapai sasaran utama otoritas moneter biasanya menerapkan sasaran antara (intermediate target). Sedangkan dalam sistem perbankan dalam ekonomi Islam, Bank Indonesia menggunakan beberapa instrumen seperti Giro Wajib Minimum (GWM) atau lebih dikenal statutory reserve requirement, Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank Syariah (SIMA) dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yang sekarang telah digantikan dengan SBI Syariah. Menurut ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, instrumen GWM pada perbankan syariah besarannya lima persen dari dana pihak ketiga

20 yang berbentuk rupiah (giro wadi ah, tabungan mudharabah, deposito investasi mudharabah dan kewajiban lainnya) dan tiga persen dari dana pihak ketiga berbentuk mata uang asing (giro wadi ah, deposito investasi mudharabah dan kewajiban lainnya). Setelah melihat beberapa aspek perkembangan perbankan syariah di Indonesia maka kita perlu mengetahui karakteristik lain yang dimiliki oleh sistem ekonomi atau keuangan Islam yaitu adanya instrumen social values (nilai-nilai moral dan sosial, termasuk zakat). Menurut Chapra (1996) yang dikategorikan social values adalah semua hal yang tidak dilarang oleh agama dan bersifat sosial (zakat, wakaf, infak dan shadaqah) yang mempengaruhi permintaan akan uang, maka instrumen moneter lain yang diajukan oleh Chapra untuk sistem ekonomi Islam adalah target pertumbuhan M1 Islam yang didalamnya terdiri dari uang kartal dan giro wadi ah dan M2 Islam terdiri dari M1 ditambah tabungan mudharabah dan investasi deposito mudharabah, public share of demand deposit, statutory reserve requirement dan credit ceilling. Instrumen social values berpengaruh pada target pertumbuhan M2 Islam dan M1 Islam, yaitu M1 yang berupa pinjaman tanpa bunga yang digunakan untuk penyediaan perumahan, fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin. Melalui keseluruhan instrumen moneter sebelumnya maka terlihat jelas perbedaan mendasar dari kedua sistem, dimana pada sistem ekonomi konvensional dikenal adanya bunga. Sedangkan pada sistem ekonomi Islam digunakan sistem bagi hasil (mudharabah) dan adanya unsur social values. Setelah adanya penelitian sebelumnya mengenai konsep bunga dan bagi hasil, maka penulis akan membuktikan secara empiris apakah konsep dengan social values mempengaruhi stabilitas moneter, dan kita akan melihat lewat pengaruhnya terhadap jumlah permintaan uang di Indonesia.

21 1.2. Perumusan Masalah Dengan adanya dual banking system maka Bank Indonesia juga perlu memberikan perhatian kepada masing-masing sistem ekonomi serta berusaha mensinergikan keduanya, terutama dalam mewujudkan stabilitas moneter. Sistem ekonomi Islam yang menjadi salah satu sistem yang digunakan di Indonesia akan dilihat pengaruhnya terhadap ketegasan penggunaan sistem dual banking di Indonesia, karena dengan ini berarti bahwa sistem ekonomi Islam beserta instrumennya juga mempengaruhi pengambilan kebijakan moneter di Indonesia. Maka permasalahan permasalahan yang bisa diangkat guna membuktikan pengaruh dari sistem ekonomi Islam adalah : 1. Melihat fungsi permintaan M1 Islam, M2 Islam, uang kartal, giro wadi ah, tabungan mudharabah dan investasi deposito mudharabah yang ada dalam sistem ekonomi dan perbankan di Indonesia. 2. Pengaruh dari social values terhadap fungsi permintaan uang di Indonesia Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya juga penelitian terdahulu, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis fungsi permintaan uang (M1 dan M2) Islam pada sistem keuangan/perbankan ganda yang dikhususkan lagi pada uang kartal, giro wadi ah, tabungan mudharabah dan deposito investasi mudharabah pada bank syariah. 2. Menganalisis pengaruh social values dalam fungsi permintaan uang dan mengetahui ada/tidaknya hubungan atau pengaruh yang signifikan antara jumlah uang beredar dalam sistem ekonomi Islam dengan instrumen social values tersebut.

22 1.4. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua pihak termasuk penulis sendiri dalam menambah kompetensi dan ilmu mengenai ekonomi syariah, memperdalam informasi mengenai dual banking system dan pengaruh social values sebagai salah satu instrumen moneter dalam Islam dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Untuk beberapa pihak : 1. Untuk pembaca diharapkan dapat lebih mengenal sistem ekonomi Islam melalui variabel social values, terutama dalam penelitian ini zakat yang tidak hanya untuk fungi sosial tetapi juga sebagai salah satu instrumen moneter Islam. 2. Lembaga keuangan Islam, terutama lembaga yang menangani zakat, infak, shadaqah dan wakaf, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk lebih menggiatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi berdasarkan sistem ekonomi Islam yang dengan menggunakan instrumen instrumen moneter sesuai syariat Islam. 3. Otoritas moneter dalam hal ini adalah Bank Indonesia, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut dalam menentukan kebijakan yang paling baik untuk memajukan perbankan syariah dan perekonomian Indonesia di masa depan Ruang Lingkup Dalam skripsi ini penulis hanya meneliti permintaan uang Islam di Indonesia dengan beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, seperti:

23 1. Masih adanya komponen uang kartal, yang belum dapat dibedakan antara uang yang sesuai dengan syariah dan tidak. Karena meskipun di Indonesia sistem ekonomi dan perbankannya menggunakan dual banking system, tetap saja untuk membedakannya sangat sulit. 2. Pembatasan variabel social values yang hanya menggunakan jumlah zakat yang juga merupakan estimasi pertahun dengan formulasi penghitungan zakat penghasilan mengikuti pendekatan zakat hasil pertanian yang digunakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). 3. Gross Domestic Product dalam penelitian ini belum bersih dari conspicious consumption. 4. Studi oleh Chapra (1996) mengenai adanya variabel social values dalam model jumlah permintaan uang sampai saat ini belum ada yang membuktikannya secara empiris.

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Perbedaan Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional Sebenarnya perbedaan sistem ekonomi yang digunakan dapat diwakili oleh tiga sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi Marxisme. Perbandingan antara ketiga sistem ekonomi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perbandingan Sistem Ekonomi Kapitalis, Islam dan Marxisme Konvensional Islam Kapitalis Marxisme Filosofi dalam produksi, distribusi dan konsumsi Laissez Faire yang menjelaskan kebebasan berbuat dan invisible hand Perjuangan kelas dan kontardiksi antar kelas Keimanan kepada Allah dan hidup sesudah mati, serta hanya mencari ridho Allah Prinsip yang berlaku dalam kepemilikan dan akses untuk bertransaksi Kepemilkan mutlak dan pasar bebas Kepemilikan oleh pemerintah atau penguasa sehingga akses terbatas Hak penggunaan bukan kepemilikan (hanya sampai dengan meninggal) serta keseimbangan dan keadilan Operasional Bebas entryiexit (dalam kompetisi sempurna) atau bebas menentukan harga dalam pasar monopolistik Sumber : Iqbal (2007) Kerja iteration dan kerja kolektivitas Adanya instrumen zakat dan wakaf, pelarangan riba dan Qirad Mudharabah

25 Perbedaan Sistem Ekonomi Kapitalis, Marxsisme dan Islam Beberapa pendapat memang ada dalam melihat perbedaan dan jumlah paham dari sistem ekonomi, namun pada dasarnya sistem ekonomi secara umum dapat kita bedakan menjadi sistem yang berasal dari Al-Qur an dan Hadits dan sistem yang bukan berdasarkan Al-Qur an dan Hadits. Karim (2004) menyatakan tentang paham paham ekonomi yang berkembang di dunia ada empat yaitu kapitalisme, sosialisme, komunisme dan Islam. Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang didominasi oleh capital atau modal, dengan profit motive (motif keuntungan) dimana uang adalah segalanya. Dalam sistem ekonomi kapitalis juga dikenal adanya kebebasan dalam berekonomi, beserta instrumen bunga yang kental. Beberapa karakteristik dari ekonomi kapitalis adalah inividual actions (tindakan individu) dengan tidak adanya perencanaan ekonomi yang tersentralisasi. Sementara sosialisme dimana tidak adanya kepemilikan pribadi, yang ada hanyalah kepemilikan publik, keberadaan industri serta faktor produksi sepenuhnya untuk kepentingan sosial serta adanya social service motive. Beberapa karakteristik dari ekonomi sosialis adalah central planning of the economy (ekonomi dengan perencanaan terpusat), berlakunya distribusi pendapatan secara merata dan aset aset penting dimiliki oleh publik. Selanjutnya marxisme adalah salah satu bentuk komunisme dimana konsumsi dan produksi diatur secara kolektif yang menekankan pada program sosial dan pendidikan, serta bersumber pada ilmu pengetahuan dan meniadakan Tuhan. Sehingga dalam praktiknya menghalalkan segala cara untuk kebahagiaan kolektif. Lain halnya dengan sistem ekonomi Islam, pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan bentuk penyikapan dari manusia terhadap harta atau sumber daya ekonomi secara garis besar meliputi aktifitas mencari harta, mengelola harta dan

26 membelanjakan harta. Melalui penyikapan tersebut akan terdapat implikasi berupa pengembangan harta, pertukaran harta dan pendistribusian harta (Sakti, 2007). PEMENUHAN KEBUTUHAN MENUJU FALAH PENYIKAPAN TERHADAP HARTA/ SUMBER DAYA EKONOMI Mengembangkan, distribusi dan tukar menukar harta Aktifitas mencari, mengelola dan membelanjakan harta Investasi Jual - Beli Sosial Regulasi Sumber : Sakti (2007) Gambar 2.1. Karakteristik Berdasarkan Prinsip Prinsip Ekonomi Islam Memperoleh harta dalam Islam dapat dilakukan atau bisa didapatkan melalui berbagai aktivitas ekonomi. Mencari harta dapat dilakukan dengan aktivitas investasi seperti mudharabah dan musyarakah dan aktivitas jual beli seperti murabahah, ijarah, istisna, salam dan rahn (penjelasan dapat dilihat pada glosarium). Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap kedua aktivitas sebelumnya, maka seseorang dapat memperoleh melalui instrumen lain yang ada dalam mekanisme ekonomi Islam, seperti aktivitas sosial (infaq, shadaqah, hadiah dan hibah) dan aktivitas regulasi (zakat, warisan, kharaj yang artinya pajak tanah dan jizyah yaitu pajak perlindungan bagi orang orang non muslim atau biasa disebut kafir dzimni). Secara umum Himawan (2004) mengatakan bahwa sistem ekonomi Islam berdasarkan syariah adalah sistem yang menggunakan pendekatan zakat, melarang adanya riba dan melarang adanya maisyir (judi) atau dengan kata lain sebuah sistem perekonomian sunnatullah yang mendorong adanya aliran investasi dengan zakat secara

27 optimal dengan anti riba yang bersifat produktif dengan anti judi seperti terlihat pada Gambar 2.2. Penghasilan Tambahan harta Zakat Penghasilan Investasi Produktif Harta Zakat maal Anti Judi Aliran Investasi Anti Riba Investasi optimal Sumber : Himawan (2004) 27 Gambar 2.2 Teori Aliran Apabila kita melihat dari perkembangannya dalam Karim (2004) perkembangan pemikiran ekonomi Islam terdiri dari empat periode yaitu periode pondasi (Awal Islam- 450 H/ M), periode pengembangan ( M), periode kemunduran ( M) dan periode kebangkitan ( an M). Tradisi dan praktek pada masa Rasullullah SAW dengan prinsip prinsip seperti Allah SWT ialah penguasa tertinggi serta pemilik absolut alam semesta dan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah SWT, kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun, eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya dihilangkan dan menerapkan sistem warisan sebagai instrumen redistribusi kekayaan. Pada masa Rasullullah SAW, sistem ekonomi Islam diterapkan dengan cara mempercepat peredaran uang, mendirikan baitul maal dan adanya kebijakan fiskal. Dalam mempercepat uang beredar Rasullullah SAW menerapkan larangan terhadap

28 kecenderungan mencegah dinar dan dirham keluar dari peredaran, larangan praktek bunga uang, mencegah tertahannya uang dari pemilik modal dan menghapus praktek monopoli setelah Fath Al-Makkah. Selain itu praktik pendirian baitul maal dapat terlihat dari pendapatan baitul maal saat itu berupa Kharaj, Zakat, Khums (bayaran atas harta karun), Jizyah (pajak, cukai) dan penerimaan lainnya seperti kaffarah (denda). Dapat terlihat juga praktik pengeluaran baitul maal saat itu untuk penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pembangunan infrastruktur, pembangunan armada perang dan keamanan, penyedian layanan kesejahteraan sosial. Sedangkan salah satu bentuk dari kebijakan fiskal pada masa Rasullullah adalah meningkatkan pendapatan nasional dengan kebijakan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar dan menerapkan kebijakan penyediaan lapangan pekerjaan bagi kaum Muhajirin dengan impelementasi akad Muzara ah, Musaqah dan Mudharabah (penjelasan dapat dilihat pada glosarium). Setelah kepemimpinan Rasullullah SAW berakhir, dimulailah masa Khulafaur Rasyidin. Dimulai dengan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dalam praktek ekonomi masa ini sangat memperhatikan keakuratan penghitungan zakat, kekayaan dari orang yang berbeda tidak dapat digabung, atau kekayaan yang telah digabung tidak dapat dipisahkan serta pendistribusian langsung terhadap penerimaan Baitul Maal (tidak ada simpanan). Selanjutnya kegiatan ekonomi pada masa Khalifah Umar bin Khattab adalah dengan mendirikan Baitul Maal yang reguler dan permanen, serta cabangcabangnya di ibukota propinsi, menjadikan Baitul Maal sebagai pelaksana kebijakan fiskal negara Islam, melakukan penyimpanan terhadap pendapatan Baitul Maal sebagai cadangan darurat, menjadikan Properti Baitul Maal sebagai harta kaum muslimin dan

29 pemegang keputusan adalah Khalifah, selain itu mendirikan Diwan Islam yang pertama, yang disebut al-divan, memperkenalkan istilah pendapatan negara yang lain, fay (rampasan perang), ushr (pajak), nawaib (pajak khusus yang dibebankan pada muslimin kaya untuk menutupi pengeluaran negara selama masa darurat), tebusan tawanan perang (Karim, 2004). Dalam masa Khalifah Umar bin Khatab ada klasifikasi pendapatan dan pengeluaran negara. Pada masa khalifah setelahnya, yaitu Khalifah Utsman bin Affan kegiatan ekonomi mulai diperluas dengan meningkatkan pengeluaran pertahanan dan kelautan, meningkatkan pengeluaran dana pensiun dan pembangunan diwilayah taklukkan baru, memberikan tanggung jawab penaksiran zakat kepada muzakki serta mengizinkan adanya pertukaran lahan. Namun sebagian besar kegiatan ekonomi yang dilakukan pada masa khalifah sebelumnya tetap dilanjutkan. Setelah masa Kahalifah Utsman bin Affan berakhir, maka pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib dilaksanakan perubahan dalam penetapan pemungutan zakat, menghilangkan pengeluaran untuk angkatan laut, pendistribusian secara langsung terhadap pendapatan Baitul Maal serta memperkenalkan pemerataan distribusi uang rakyat dengan mengadopsi sistem distribusi setiap satu minggu sekali Sistem Moneter Konvensional Sistem moneter konvensional diawali dengan teori teori ekonomi konvensional, beberapa teori ekonomi konvensional yang berkembang sejak dulu. Perkembangan pemikiran ekonomi ini dimulai dari mazhab ekonomi pra-klasik, ekonomi klasik, marxisme, neo-klasik, historis, institutional, Keynes, monetaris, supply siders dan aliran rationale expectation sampai seterusnya mengalami perkembangan hingga saat ini.

30 Perkembangan mengenai sistem moneter konvensional terutama dalam hal permintaan uang, sangat terlihat jelas pada masa lahirnya aliran monetaris, yang didasari kritikan atas pendapat keynessian mengenai perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan membimbing perekonomian yang diinginkan. Dimana tokoh tokohnya terbagi dalam dua golongan yaitu golongan tua dan golongan muda. Salah satu tokoh yang paling mendasari perkembangan aliran ini adalah Milton Friedman yang melihat bahwa peran pemerintah memang diperlukan untuk perekonomian yang lebih efektif. Salah satu pokok pikiran aliran monetaris adalah perkembangan moneter merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan produksi, kesempatan kerja dan harga. Aliran moneter juga mengemukakan bahwa pertumbuhan uang beredar merupakan unsur yang dapat diandalkan dalam perkembangan moneter. Menurut Friedman dalam Deliarnov (2003), mengatakan bahwa perubahan dalam jumlah uang beredar sangat berpengaruh pada tingkat inflasi pada jangka panjang dan juga perilaku Gross National Product (GNP) riil. Selain itu aliran monetaris mengemukakan adanya kekuatan kekuatan pasar dan pengaruh sumberdaya yang menyatakan turunnya suku bunga akan mendorong investasi dan turunnya tingkat harga akan mendorong konsumsi (pigou effect). Hal lainnya adalah pendapat kaum monetaris mengenai fluktuasi ekonomi yang terjadi karena terjadinya pelonjakan pelonjakan dalam jumlah uang beredar yang disebabkan karena kebijakan yang ekspansif yang diambil oleh pemerintah. Kita dapat melihat bahwa aliran monetaris lebih menggerakkan ekonomi dari sisi moneter, yang sangat berlawanan dengan aliran Keynesian Sistem Moneter Islam

31 Sistem moneter berhubungan erat dengan instrumen moneter, salah satunya uang, maka sebelum memahami mengenai hal tersebut, kita perlu memahami konsep uang dalam Islam. Menurut Al-Ghazali dalam Karim (2004), uang adalah standar pengukuran (satuan) untuk menghindari penipuan dan kecurangan, uang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah-masalah sistem barter, dinar dan dirham adalah penguasa bila dibandingkan jenis kekayaan yang lain dan ciri utama uang adalah seperti cermin yang memantulkan warna tapi ia sendiri tidak memiliki warna sesuai dengan konsep netralitas uang. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah dalam Karim (2004), uang adalah standar nilai (mi yar al-amwal) dan merupakan alat tukar, selain itu uang tidak pernah dimaksudkan untuk dikonsumsi. Uang itu digunakan untuk mendapatkan barang lain (alat tukar) dan tidak untuk diperdagangkan. Ibnu Taimiyah dalam Karim (2004), mengemukakan tentang konsep volume fulus (uang) haruslah proporsional dengan volume transaksi dimana tingkat harga ditentukan, dan konsep ini dalam teori konvensional disebut sebagai quantity theory of money. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun dalam Karim (2004), uang adalah standar pengukuran dan juga merupakan store of value (penyimpan nilai). Menurut Ibnu Khaldun emas dan perak merupakan bentuk uang yang tidak mudah berfluktuasi yang relatif stabil. Setelah kita mengetahui konsep uang dalam Islam maka menurut Karim (2007) kita perlu mengetahui konsep bank sentral dan kebijakan moneter yang berdasarkan prinsip syariah. Tujuan kebijakan moneter dalam Islam adalah tercapainya kondisi Full Employment dimana seluruh faktor produksi dapat dioptimalkan penggunaannya, menjamin stabilitas nilai mata uang dan stabilitas harga (mengendalikan inflasi) dan alat

32 redistribusi kekayaan dimana harta disinergiskan antara sektor keuangan dan sektor riil. Sementara itu fungsi bank sentral adalah mengatur peredaran uang dan mengendalikan money supply, sebagai regulator financial market dan menjamin kejujuran laporan keuntungan dan kerugian sektor perbankan dan melaksanakan audit secara reguler. Selain itu, fungsi bank sentral dapat dilakukan melalui instrumen moneter seperti merubah high powered money (uang primer), melalui reserve ratio, liquidity ratio, penjualan dan pembelian Central Deposit Certificate dan surat-surat berharga lainnya, merubah profit-sharing ratio, menetapkan qard hassan ratio dan mengendalikan nilai tukar mata uang. Menurut Ascarya (2006), ada tiga perbedaan mendasar atas sistem moneter Islam dengan sistem moneter konvensional, seperti terlihat pada Tabel 2.2. Perbedaan pertama pada sisi konvensional adalah uang fiat (biasanya dalam bentuk kertas atau koin) yang diakui sebagai alat tukar yang sah di suatu negara setelah ditetapkan oleh pemerintahnya yang tidak memiliki nilai cadangan sesuai nilai nominalnya. Diterbitkannya uang fiat memunculkan daya beli baru dari sesuatu yang tidak ada. Hal ini memberikan keuntungan yang tidak adil (seigniorage) bagi pihak yang diberi kuasa untuk menerbitkannya dan dapat dikategorikan riba. Sedangkan uang dalam Islam adalah uang (emas dan perak) yang mempunyai nilai intrinsik sama dengan nilai nominalnya atau sejumlah dengan cadangan emas yang disimpan oleh pihak yang menerbitkannya. Karena tidak ada daya beli baru yang diciptakan (tidak ada seigniorage), sehingga tidak mengandung unsur riba. Karena Indonesia masih menggunakan sistem moneter dan perbankan ganda, maka yang menjadi perbedaan utama antara sistem moneter Islam dan konvensional adalah adanya konsep bagi hasil dalam Islam yang meniadakan bunga.

33 Tabel 2.2. Perbedaan Sistem Moneter Islam dan Konvensional Konvensional Sistem uang fiat Fractional reserve banking system Sistem suku bunga Islam Sistem uang Islam-full bodied/fully backed money 100 percent reserve banking system Sistem bagi hasil Sumber : Ascarya (2006) Perbedaan yang kedua, pada sisi konvensional ada sistem fractional reserve banking dimana bank hanya diwajibkan untuk menyimpan cadangan dalam persentase tertentu dari dana simpanan yang dihimpun. Dengan sistem ini perbankan memiliki kemampuan menciptakan jenis lain dari fiat money, yaitu uang bank (demand deposits, termasuk uang elektronik), dan hal ini terjadi juga ketika bank memberikan pinjaman. Dengan demikian sistem ini juga memberikan keuntungan seigniorage yang tidak adil bagi pihak bank yang melalui sistem ini diberi kuasa untuk menciptakan uang baru. Sedangkan pada sistem ekonomi Islam ada seratus persen reserve banking system, dimana sistem ini tidak memberikan peluang bagi bank untuk menciptakan uang baru, karena seluruh cadangan harus disimpan ke bank sentral. Bank maksimum hanya dapat menyalurkan pembiayaan sampai sebesar simpanan awal saja. Hal ini menyebabkan tidak ada daya beli baru yang diciptakan (tidak ada seigniorage), maka tidak mengandung unsur riba dan tidak ada pihak yang dirugikan. Perbedaan yang terakhir dan paling mendasar adalah sistem bunga dalam ekonomi konvensional sedangkan ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit-and-loss sharing), sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang timpang dalam menanggung kerugian. Pada saat pemilik modal bekerja sama dengan pengusaha

34 untuk melakukan kegiatan usaha. Jikalau menghasilkan keuntungan dibagi berdua, namun jika terjadi kerugian juga ditanggung bersama Kebijakan Moneter Islam Kontemporer Keuangan Islam pada hakikatnya menggambarkan aktivitas ekonomi riil menggunakan berbagai jenis transaksi seperti perdagangan dan investasi serta jasa jasa keuangan. Melalui Gambar 2.3 terlihat bahwa dalam dual economic system di banyak Negara Muslim keuangan Islam menjadi elemen penguat sektor riil yang mengimbangi sektor moneter, bahkan memperkuat struktur perekonomian riil. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah porsi atau kontribusi keuangan Islam serta sektor sosialnya jika ingin diterapkan pada perekonomian nasional. Ms, I, Tx, Tr Financial Authority Z, If, Sh, Wq Social Institution IFIs Firms Money Market Real Market House Hold Monetary Sector Real Sector Sumber : Sakti (2007) Gambar 2.3. Struktur Ekonomi Islam Kontemporer. Dapat terlihat dalam gambar tersebut diatas bahwa bentuk instrumen moneter Islam adalah kebijakan kebijakan yang mampu menggerakkan sektor riil atau semakin menekan uang yang menganggur untuk masuk ke sektor riil. Pada gambar diatas Ms

35 adalah uang beredar; i adalah tingkat bunga; Tx adalah pajak; Tr adalah subsidi; Z adalah zakat; If adalah infak; Sh adalah shadaqah dan Wq adalah Wakaf Unsur Pokok Permintaan Uang Gambar 2.4. menjelaskan mengenai motif dari seseorang memegang uang, diantaranya adalah untuk tarnsaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Namun permintaan yang dimaksud oleh Chapra (1996) dalam persamaan permintaan uang Islam adalah permintaan uang yang transaksi dan berjaga jaga.

36 Permintaan Uang Transaksi Berjaga-jaga Spekulasi Kecelakaan dan Musibah Keadaan Ekonomi dan Fluktuasi Harga Y Pasar Komoditi Pasar Saham Valas dan instrument keuangan lainnya C I X M Kegiatan Produktif Kegiatan tidak Produktif dan Spekulatif Kebutuhan lainnya Kemewahan dan prestise Kebutuhan Barang dan Jasa Kemewahan dan prestise Pengeluaran yang tidak bermanfaat Sumber :Chapra (1996) Gambar 2.4. Unsur Pokok Permintaan Uang Dalam transaksi tidak ada unsur untuk konsumsi yang bermewah mewah atau menunjukkan status atau simbol dan kegiatan yang tidak bermanfaat. Investasi yang dilakukan haruslah yang produktif, sedangkan untuk impor yang dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dicukupi oleh negara sendiri. Kegiatan yang spekulatif dalam persamaan permintaan uang Islam adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan. Melalui Gambar 2.4. terlihat bahwa money demand akan mampu

37 merealisasikan kesejahteraan sosial jika money demand yang ada efisien dan equitable, sedangkan money demand yang teralokasikan untuk konsumsi yang berlebihan dan investasi yang tidak produktif hanya akan menimbulkan inflasi dan mis-alokasi yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan ekonomi, yaitu kesejahteraan sosial. Selanjutnya, hal ini menjadi dasar dari teori permintaan uang menurut Chapra (1996) Social Values Menurut Chapra (1996), social values terdiri dari semua kegiatan yang bersifat sosial yang dapat dikuantifikasikan dan juga tidak dapat dikuantifikasikan. Social values mencakup nilai moral, kegiatan yang sifatnya sosial yang tidak terbatas. Apabila melihat kepada sistem ekonomi Islam, maka kegiatan yang merupakan cerminan dari social values adalah zakat, infak, shadaqah dan wakaf serta instrumen ekonomi dan keuangan lainnya yang bersifat sosial sesuai kriteria yang digunakan Chapra (1996). Indonesia yang menggunakan dua sistem dalam ekonomi dan perbankan nya, membuat social values dapat diklasifikasikan dengan lebih luas lagi, instrumen seperti Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan perusahaan dan lainnya yang berfungsi sosial untuk kemaslahatan bersama dapat dikategorikan sebagai social values. Namun, dalam hal ini social values adalah semua kegiatan sosial yang berumber dari sumber yang hala dan sesuai syariat Islam, maka untuk saat ini dapat dikategorikan lewat zakat, infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWAF). Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan data zakat yang merupakan proxy zakat penghasilan muzzakki pertahun, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dari data yang ada di lapangan. Perkiraan yang dilakukan atas dasar penghitungan potensi zakat di Indonesia sebelumnya, yang dilakukan oleh PPB UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2006.

38 Dalam pemikiran Chapra (1996) social values ini akan membuat seseorang yang memiliki kelebihan capital (muzzaki) mengurangi konsumsinya untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan permintaan uang yang dimaksud dalam Islam, seperti bermewah mewahan, spekulatif dan kegiatan yang tidak produktif. Namun perlu dipahami bahwa, perlu memperhatikan sisi seseorang yang tidak memiliki kelebihan capital (mustahik), karena pengaruhnya dari social values berbeda dalam hal permintaan uang. Sisi mustahik, adanya aliran social values (zakat) dapat meningkatkan permintaan uang nya untuk konsumsi dan kegiatan yang mendorong tergeraknya sektor riil akibat dari konsumsi yang dilakukan mustahik Variabel Social Values dalam Teori Permintaan Uang Menurut Chapra (1996) persamaan money demand menjelaskan salah satu variabel yang belum pernah digunakan dalam teori permintaan uang yaitu variabel social values, terlihat pada Persamaan 2.3. M d f ( Ys, S, )...(2.3.) variabel Ys menunjukkan barang dan jasa yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dan investasi produktif yang selaras dengan Islam. Sementara itu S menjelaskan tentang nilai nilai moral dan sosial (termasuk didalammnya zakat) yang nantinya akan mempengaruhi proses alokasi dan distribusi sumber daya, yang akan mempengaruhi permintaan uang yang tidak dipergunakan untuk conspicious consumption (kegiatan konsumsi yang berlebihan, bermewah mewahan dan spekulasi) dan π adalah return syariah. Penelitian Chapra (1996) belum dapat membuktikan secara empiris Persamaan 2.3. dan dalam hipotesisnya mengenai pengaruh social values terhadap jumlah

ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H

ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA OLEH EBRINDA DAISY GUSTIANI H 14104106 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Social Values terhadap Jumlah Permintaan Uang Islam di Indonesia 517 ANALISIS PENGARUH SOCIAL VALUES TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN UANG ISLAM DI INDONESIA Ebrinda Daisy Gustiani, Ascarya,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H14102081 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H14104095 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi, salah satunya ialah melalui Bank Sentral. Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA

PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA Oleh: A s c a r y a Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia Latar Belakang Keuangan Syariah telah lama berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat

Lebih terperinci

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis dan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H14103010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM Sejarah pemikiran ekonomi islam di mulai sejak turunya agama islam, yang di ajarkan dan disebarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu tentang perniagaan, yang dilain sisi Rasulullah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H

ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H ANALISIS PENGARUH ALIRAN MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN DOMESTIK INDONESIA OLEH MARDI EFRIZA H14102119 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN MARDI

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi emas merupakan investasi yang menjanjikan pada saat ini. Selain nilainya cenderung stabil, emas juga dapat menjanjikan keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H ANALISIS EFEKTIVITAS PENETAPAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP PENYALURAN KREDIT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PETUMBUHAN EKONOMI NASIONAL OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H14102125 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

Konsep Dasar Uang dalam Islam. Oleh: Syarif As ad

Konsep Dasar Uang dalam Islam. Oleh: Syarif As ad Konsep Dasar Uang dalam Islam Oleh: Syarif As ad Dari mana mulai munculnya UANG? Bayangkan bila kita tidak mengenal uang... Barter sistem pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H14103055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YOGI. Evaluasi Penerapan Inflation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi didunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia

Lebih terperinci

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia perbankan mengalami perkembangan seiring dengan kondisi perekonomian yang sempat bergejolak. Prospek ekonomi yang dibayangi oleh kelesuan ekonomi Eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah hampir 20 tahun, perbankan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan syariah menjadi bagian dalam struktur ekonomi Indonesia. Perbankan syariah memang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005). 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian

Lebih terperinci

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter 1 Bank Sentral (BI di Indonesia) Bank Indonesia (BI) - Sebagai Bank Sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 Undangundang RI No. 23 tahun 1999 Lembaga Negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara dengan kuantitas penduduk mus\im terbesar di dunia, institusi perbankan di Indonesia dituntut untuk dapat mengoperasionalkan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah pertama yang berdiri pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis 1998, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H14102107 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NOVA MARDIANTI. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan 1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di dunia sekarang ini mengalami perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasional adalah cermin efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 13 84041 Abstraksi Modul ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem bagi hasil merupakan salah satu faktor pembeda antara bank syariah dengan bank konvensional. Seiring berkembangnya aset yang dimiliki perbankan syariah sekarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H14103029 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Uang

Permintaan dan Penawaran Uang Permintaan dan Penawaran Uang Teori Permintaan Uang 1. Quantity Theory of Money 2. Liquidity Preference Theory 3. Milton Friedman Theory Quantity Theory of Money...1 Dikembangkan oleh Irving Fisher Menjelaskan

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu simbol perekonomian di sebuah negara. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

melindamelindo.wordpress.com Page 1

melindamelindo.wordpress.com Page 1 BAB 10. Uang - Uang adalah alat pembayaran yang sah yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran A. Fungsi Uang a. Fungsi Asli Uang 1. Alat Tukar Sebagai alat tukar, uang mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara

Lebih terperinci

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN 9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Uang dan Lembaga Keuangan Sistem Keuangan di Indonesia Fungsi Uang Komponen uang beredar (Mo,M1, M2, M3) Peran Bank Sentral Perkembangan terbaru kasus uang dan perbankan (Indonesian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Pada prinsipnya, bank syariah sama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia Perbankan Syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang masih awam dimata masyarakat Indonesia dikarenakan bahwa sistem dan pengoperasiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi islam merupakan bagian dari sistem islam yang mengatur masalahmasalah ekonomi agar berjalan dalam aturan syariah Islam. Pengertian sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H14103034 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN` 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sistem moneter merupakan suatu sistem yang mengatur peredaran uang bagi kelancaran transaksi perdagangan barang dan jasa. Sehingga dalam operasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN BERBAGAI JENIS KREDIT UMKM DI INDONESIA Oleh: ANGGIT GUMILAR H 14104103 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam . Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam 2 Pengertian Sistem Ekonomi Islam adalah sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN OLEH BETY MARIANTINI H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN OLEH BETY MARIANTINI H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TERHADAP JUMLAH SIMPANAN PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN 2002-2006 OLEH BETY MARIANTINI H14103072 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter untuk mempengaruhi langkah dan arah aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 62 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Konseptual Sebagaimana disebutkan dalam permasalahan, sangat menarik jika dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah. Sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan Syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini perkembangan Negara Republik Indonesia sangat pesat terutama dalam bidang perbankan, hal ini menunjukkan bahwa peranan perbankan membantu dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

REGULASI ENTITAS SYARIAH

REGULASI ENTITAS SYARIAH REGULASI ENTITAS SYARIAH KURNIAWAN STRUKTUR REGULASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH HUKUM SYARIAH HUKUM POSITIF FATWA DSN UU ATAU ATURAN DARI LEMBAGA TERKAIT 2 1 LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah

Lebih terperinci