BAB I PENDAHULUAN. dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi selama hamil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi selama hamil"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan waspada karena ibu sudah merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya dan mulai khawatir dengan diri dan bayinya pada saat melahirkan. Pada saat itu juga merupakan saat persiapan aktif untuk menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Sofie R. 2008). Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksial dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda (Yuni Kusmiati, dkk :2009). Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan laktasi (Manuaba, 1998 : 141). Persiapan persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan persiapan yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah persalinan dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan ketahanan mental terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang persalinan sedangkan persiapan materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk 1

2 2 mendukung kelancaran persalinan dari aspek finansial (Christina I, 1999 : 21). Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,sebuah waktu yang menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling menebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persaliana terasa akan menyenangkan karena sikecil yang selama sembilan bulan bersembunyi didalam perut anda akan muncul terlahir kedunia. Disisi lain persalinan menjadi mendebarkan khusus bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Munculnya perilaku untuk melakukan persiapan persalinan didukung oleh adanya motivasi untuk melakukan persiapan persalinan, yaitu alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Sunaryo, 2004 : 143). Menurut WHO (2009) sebagian Angka Kematian Ibu (AKI) yang terjadi dapat dihindari apabila tersedia tenaga pertolongan persalinan yang terampil. Kompetensi adalah prasyarat untuk praktek-praktek terbaik dan memastikan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu (Canavan dalam Cham et Ai, 2008). Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar % kematian wanita usia subur di sebabkan hal berkaitan dengan kehamilan.

3 3 Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama wanita muda pada masa puncak produktifitasnya. Pada tahun 1996 Wold Heatlh Organitation (WHO). Dinegara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari meninggal saat hamil atau bersalin. Berdasarkan hasil SDKI 2007 derajat kesehatan ibu dan anak di indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 228/ kalahiran hidup (KH), dan tahun 2008, jiwa ibu melayang dimasa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) 34/1000KH, terjadi startegis bila dibandingkan dengan SDKI 2003 yaitu 35 per Memperkirakan lebih dari ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau persalinan. di Asia Selatan, wanita kemungkinan meninggal 1:18 yang diakibatkan Oleh hamil atau persalinan selama kehidupannya, di banyak Negara Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : lebih dari 50% kematian terjadi di Negara berkembang sebenarnya dapat di cegah dengan tekhnologi yang ada serta biaya relatif rendah (Sarwono, 2006 ). Kematian pada wanita dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara berkembang sekitar 25-50% kematian terjadi pada wanita usia subur. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian wanita usia muda pada masa puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu (AKI) merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan

4 4 obstetri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan (Anbarwati, 2009). Kematian ibu 90% terjadi pada saat sekitar persalinan dan 95% penyebab kematian ibu ada adalah komplikasi obsertri yang sering tidak diperkirakan sebelumnya, maka kebijaksaana depertemen kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI adalah memupayakan agar setiap persalinan ditolong atau didampingi oleh bidan atau pelayanan obsertri sedekat mungkin diberikan pada ibu hamil (Saifuddin, 2002). Bidan sebagai tenaga kesehatan juga mempercepat penurunan AKI yaitu dengan salah satu usaha salah satunya adalah pelayanan antenatal care (ANC). Pelayanan antenatal merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan (Depkes RI, 2000). Berdasarkan survey kesehatan rumah tanggan (Depkes RI, 2010) Ppenyebab tidak langsung kematian ibu antara lain kekurangan energi kronis (KEK) pada kehamilan (37%), dan anemia pada kehamilan (40%), sedangkan berdasarkan laporan rutin PWI-KIA pada tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah akibat perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), dan lain-lain (33%). Berdasarkan survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa angka kematian ibu indonesia masih tinggi yaitu 228/ kelahiran hidup (KH), sedangkan angka kematian bayi (AKB) di indonesia juga masih relatif tinggi yaitu 34/1000 KH (Depkes RI, 2010).

5 5 AKI di provinsi aceh mencapai 209/100KH, AKB berada diatas rata nasional yaitu mencapai 40/1000 KH (Dinkes Prov Aceh, 2009). Sedangkan data dari Dinkes kabupaten Aceh Barat Daya ( 2012) ditemukan bahwa jumlah sasaran ibu hamil sebesar orang dengan cakupan KI sebesar orang ( 85,90% ) dan cakupan K orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari pukesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya dari tahun 2012 jumlah ibu hamil 249 jiwa. Dan khusus nya pada ibu hamil trimester III berjumlah 40 oang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan bahwa masyarakat di Pukesmas bineh krueng khususnya ibu hamil pada trimester III masih sangat kurang atau tidak memperdulikan tentang persiapan persalinannya, penulis juga menemukan sebagian ibu hamil pada trimester III tidak mempersiap dana untuk persalinannya. Ada ibu hamil yang mengatakan jangankan mempersiapkan dana untuk persiapan persalinan makan sehari-hari saja tidak mencukupi, selain dari dana tersebut, dari segi lainnya juga tidak ada persiapan, seperti beberapa orang ibu hamil disana melakukan pernikahan dini, selain dari biaya, persiapan mentalnya pun kurang. Rata-rata pendidikan terahkir ibu hamil disana tamatan SMA, dan rata usia pernikahan ibu-ibu hamil di pukesmas rata-rata tahun.

6 6 Dari penjelasan latar belakang diatas peneliti telah melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan di Pukesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apa-apa saja faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan, di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalianan b. Mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan. c. Mengetahui pengaruh pendapatan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan

7 7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menerapkan riset kebidanan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan dan bahan informasi bagi bidan setempat yang dapat digunakan untuk pemberian penyuluhan dan konseling mengenai persiapan persalinan pada saat antenatal care (ANC). 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan kajian ilmu pengetahuan dalam meningkatkan wawasan peserta didik tentang faktor- faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan. E. Keasliaan peneliti. Penelitian yang sama sudah pernah dilakukan oleh : 1. Sri guslena ( 2011 ) dengan judul faktor- faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III dengan persiapan persalinan di Bidan Praktet Swasta Sinarti lambaro skep Banda Aceh Provinsi Nanggro Aceh Darusalam, metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel berjumlah 36 ibu hamil, dengan teknik Sampling menggunakan Quata sampling teknik pengumpulan data primer yaitu dengan wawancara hasil yang diperoleh yaitu dengan 10 responden (27%) tingkat pendidikan ibu hamil tinggi, 18 responden (50%) dengan tingkat pendidikan menengah, dan 8 responden (22,2%) dengan tingkat

8 8 pendidikan dasar. Hasil penelitian analitik : ada pengaruh antara pendidikan ibu hamil trimester III dengan persiapan persalinan. 2. Saputri silviana (2011) dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu Hamil Trimester III terhadap persiapan persalinan, di UPT Puskesmas Gajahan Surakarta. Metode yang di gunakan adalah Analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 36 ibu hamil, dengan teknik Sampling menggunakan Quota Sampling, Teknik pengumpulan data menggunakan pengumpulan data primer yaitu dengan Kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu 10 responden (27,8%) dengan tingkat pengetahuan baik. 18 responden (50%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 8 responden (22,2%) tingkat pengetahuan kurang. Hasil penelitian analitik : ada pengaruh antara pengetahuan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan. 3. Dwi Setyowati (2009) dengan judul Gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan di Bidan Praktet Swasta Supriharini di desa garahan dikecamatan silo kabupaten jember metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah sampel 30 ibu hamil. Teknik pengumpulan data mengunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu 3 responden (10 %) mempunyai pengetahuan baik, 17 responden (50%) mempunyai pengetahuan cukup, dan yang mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu 10 responden (33,3%).

9 9 Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah lokasi dan waktu, jumlah responden dan hasil, tahun, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang persiapan persalinan.

10 10 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahkir (Saifuddin, 2002). Menurut Sunarsih dan Dewi (2011) Kahamilan merupakan saat yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita. Hal itu juga merupakan saat yang menyenangkan ketika sebuah kehidupan baru yang misterius bertumbuh dan berkembang didalam rahim. Sekali kehamilan terjadi, berbagai macam efek terjadi dalam tubuh wanita, baik efek karena perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang mengalami kehamilan. Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester, trimester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29 42 minggu) (Prawirohardjo, 1999). 1. Trimerter I a) Menjalin hubungan saling pecaya Ini merupakan langkah paling awal namun akan sangat menentukan kualitas asuhan diwaktu-waktu berikutnya. Hubungan

11 11 saling percaya antara pasien dan asuhan bidan mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan dapat selalu sesuai dengan data yang disampaikan pasien secara jujur. Bisa dibayangkan jika pasien tidak dapat percaya dengan bidan dan memberikan data yang tidak sesuai, maka jika terjadi gangguan pada ibu, bidan tidak akan dapat mendeteksi sehingga akan berakibat fatal yaitu salah dalam memberikan pelayanan. b) Deteksi masalah Pada tahap awal pemberian asuhan, bidan melakukan deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul dengan melakukan penapisan- penapisan. Beberapa diantaranya adalah penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, pre-eklamsi,hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan sebagainya. Penapisan ini dilakukan melalui proses pengkajian data subjektif dan objektif serta ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, USG, serta rontgen. c) Mencegah masalah (TT dan anemia) Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas pertama yang harus dilakukan oleh bidan karena anemia merupakan penyebab utama perdarahan postpartum. Berdasarkan data departemen kesehatan, penyebab kematian ibu terbanyak di indonesia adalah perdarahan. Selain anemia, bidan juga harus melakukan pencengahan

12 12 penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar dalam menyebabkan kematian bayi. d) Persiapan persalinan dan kompilkasi Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun bidan tetap harus menyampaikan informasi ini seawal mungkin sehingga pasien dan keluarga sudah mempunyai gambaran mengenai apa yang harus direncanakan. Selain itu untuk memperdayakan pasien dan keluarga, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dalam kehamilan juga perlu disampaikan sejak dini sehingga pasien dan keluarga dapat ikut aktif dalam pemantauan perjalanan kehamilannya. e) Perilaku sehat (gizi, latihan /senam, kebersihan, istirahat) Untuk informasi ini bidan perlu menyampaikan materi perilaku hidup sehat secara terperinci karena aspek ini merupakan hal sangat menentukan kualitas kesehatan ibu hamil. 2. Trimester II Gejala Pre-Eklampsi Ringan Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada trimester II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan dengan preeklampsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklampsi ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi pasein dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya secara mandiri.

13 13 3. Trimester III Pada Trimester ke tiga ini perut ibu sudah membesar, maka para calon ibu sudah akan mempersiapkan untuk kehadiran si bayi baru dalam keluarga. Pada tahap ini dimungkinkan muncul berbagai perasaan emosional yang berbeda-beda. Kegembiraan untuk bertemu bayi baru atau mungkin ada kekuatiran dengan kesehatan bayi. Pada saat ini calon ibu akan mulai berfikir tentang persalinan, dengan tambahan perubahan emosi, tubuh secara fisik juga mengalami perubahan pada trimester akhir ini.perubahan-perubahan tersebut meliputi sakit punggung karena beban berat tubuh, payudara, konstipasi, pernapasan, sering kencing, masalah tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki dan cairan vagina. Sehingga pada masa ini perlu persiapan yang sangat matang dari para calon ibu (Suririnah, 2004). Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ.satu karekteristik perkembangan akhir masa janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala relatif terhadap pertumbuhan badan. Pada awal bulan ke-3, ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala bokong (crown-rump length/ CRL). Akan tetapi, sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi sepertiga dari CRL, sampai pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari CRL. Hal ini disebabkan peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas bersama dengan penurunan pertumbuhan kepala (Dewi Surnarsih, 2011).

14 14 a) Minggu ke-28 Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun-bokong adalah sekitar 25 cm dan berat janin sekitar g. Endapan lemak subkutis meningkat sehingga janin memperoleh bentuk membulat/menggemut. Produksi kelenjar lemak kulit juga menghasilkan lapisan vernix caseosa yang melapisi kulit janin. Sejak usia 28 minggu lengkap, telah terbentuk koordinasi antara sistem saraf pusat, pernapasan, dan kardiovaskular, meskipun masih sangat minimal. Surfaktan (surfuctant) terbentuk di dalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir. Janin yang lahir pada masa ini dapat bertahan hidup, namun diperlukan tunjangan hidup berupa perawatan intensif yang sangat baik untuk mencapai hasil optimal. b) Minggu ke-32 Simpanan lemak coklat berkembang dibawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar gr. Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fostor. c) Minggu ke-36 Pada ahkir minggu ke-36 gestasi, janin memiliki panjang ubun-ubun bokong rata-rata yaitu 32 cm dan berat sekitar g. Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. Pertumbuhan kepala maksimal, lingkar kepala

15 15 menjadi lingkar terbesar dari pada seluruh bagian tubuh, pada bayi laki-laki, testis mulai turun ketempatnya didalam skrotum antibodi ibu ditransfer kebayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi berkerja sendiri. 4. Saat lahir Terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Di antaranya, paru yang semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi mengembangkan karena terisi udara pernapasan. Berbagai struktur dalam sistem kardiovaskular menutup. Sejak tali pusat diputuskan, sirkulasi feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh umbilikasi terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasi ibunya. B. Persiapan Persalinan 1. Pengertian Persiapan Persalinan Persalian adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusun dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sujiyatini et al, 2011). Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga, dan bidan, rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak terlulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu menerirma asuhan yang ia perlukan.dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan, serta meningkatkan kemungkinan ibu

16 16 akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu (Dewi & Surnarsih, 2011). Persiapan Persalinan dan Kelahiran Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa persalinan,dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya.rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Persiapan persalinan adalah hal yang penting. Dengan lahirnya sikecil, maka akan ada begitu banyak persiapan untuk menyambutnya. Persiapan untuk menyambut kelahiran sang buah hati meliputi pakaian, popok, hingga aktifitas anda dalam menyusui sang bayi (Ningsih dan Arifah, 2011). Ibu hamil yang dalam waktu dekat akan menjalani proses persalinan memang sebaiknya mengetahui hal-hal apa yang akan dihadapi. Hal ini lebih kepada untuk mempersiapkan diri secara mental (psikologis), apalagi jika proses persalinan nanti adalah pengalaman yang pertama. Sebuah survey membuktikan bahwa ibu hamil yang mempersiapkan diri biasanya akan mengalami lebih sedikit stress dan hasil persalinannya pun relatif lebih baik (Gunawan, 2011).

17 17 a) Persiapan persalinan (Depkes RI 2007) (1) Mempersiapkan ruang untuk persallinan dan kelahiran bayi. Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi dirumah (rumah ibu maupun kerabat) ditempat bidan puskesmas, polindes atau rumah sakit, pastikan ketersedian bahan-bahan dan saranan yang memadai. Laksanakan upaya PI sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (JNPK-KR,2007). Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal-hal pokok seperti bentuk : ruangan yang hangat dan bersih memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin, sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah malahirkan. (2) Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kalahiran bayi. Jika tempat persalinan dan kelahiran bayi jauh dari fasilitas kesehatan, bawahlah semua keperluan tersebut kelokasi persalinan. Ketidak mampuan untuk menyediakan semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial pada saat diperlukan akan meningkat resiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayi baru lahir sehingga keadaan ini dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka (Rukiyah et al, 20011).

18 18 Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi : periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan, segera ganti peralatan yang hilang atau rusak, periksa semua obat-obatan dan bahan setelah menolong persalinan dan melahirkan bayi. Menurut Sujiyatini et al (2011) Untuk mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan, maka singkatan BAKSOKUDA dapat digunakan : B ( bidan ) Pastikan bahwa ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten untuk melaksanakan gawatdarurat obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa kefasilitas rujukan. A ( alat ) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan. K ( keluarga ) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terahkir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan rujukan merujukan ibu kefasilitas rujukan tersebut. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi hingga ke fasilitas rujukan.

19 19 S ( surat ) Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan bayi baru lahir. Sertakan juga patograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik. O ( obat ) Bawa obat-obatan esensia pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin diperlukan selama perjalanan. K ( kendaraan ) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat. U ( uang ) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang perlukan dan bahan-bahan yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan. D ( darah ) Siapkan orang yang akan menjadi pendonor darah jika transfusi diperlukan. b) Komponen penting persiapan persalinan (1) Pemilahan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan

20 20 berisiko rendah dapat dilakukan di puskesmas, polindes, atau rumah bersalin, sedangkan persalinan berisiko tinggi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi, tranfusi darah, dan perawatan bayi risiko tinggi. (2) Persalinan dianjurkan dilaksanakan dirumah sakit umum/rumah sakit ibu dan anak, lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan yang memandai. Sarana tranportasi serta tenga kesehatan yang masih terbatas membuat persalinan di beberapa daerah sebagai besar masih ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung di rumah. Kondisi tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih sulit diatasi sampai saat ini. (3) Di luar negeri (misalnya di Amerika dan Belanda), persalinan dapat dilakukan dirumah karena memiliki kelebihan dibangdingkan persalinan dirumah sakit. Suasanan rumah membuat ibu lebih nyaman sehingga proses persalinan lebih lancar dan peran serta suami tampak nyata diraskan. Walaupun demikian, persalinan dirumah memerlukan dukungan infrastruktur yang baik, serta kesiapan tenaga penolong untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat persalinan maupun pasca persalinan. c) Memilih tenaga kesehatan terlatih (1) Tenaga kesehatan yang diperolehkan menolong persalinan adalah dokter umum, bidan, serta dokter kebidanan dan kandungan. Di

21 21 negara kita masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak terlatih,. Hal ini masih menjadi kendala dimana merupakan salah satu sebab tingginya angka kematian bayi. (2) Pemilihan tenaga penolongan persalin ditentukan oleh pasien, nilai risiko kahamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing-masing pasien. (3) Pemilihan pasien berdasar resiko dimaksudkan agar penaganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kopeten. Pada saat persalinan, penanganan kasus dilakukan lebih cermat lagi dengan memperhatikan karekteristik kasus. Sebaiknya semua kasus dianggap memiliki resiko tinggi karena tidak ada satu cara pun yang dapat meramal bahwa persalinan tersebut pasti berjalan normal sehingga setiap penolong persalinan akan selalu berhatihati dan mempersiapan segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi. (4) Selain itu faktor ekonomi, agama, sosial, dan budaya kadangkadang juga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan: (a) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada. (1) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?

22 22 (2) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuatan keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdarutan? (b) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan (1) Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama kehamilan. Persalinan atau pasca persalinan dan tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ketingkat asuhan kesehatan yang dapat memberikan asuhan yang kompeten untuk menangani masalah mereka. (2) Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana persalinan perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan, dan harus terdiri atas elemen- elemen di bawah ini : (1) Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit) (2) Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdarutan. (3) Kefasilitas kesehatan mana ibu akan dirujuk. (4) Bagaiman cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan. (5) Bagaimana cara mencari donor darah. (6) Membuat rencana / pola menabung.

23 23 (a) Keluarga dianjurkan untuk menambung sejumlah uang untuk persediaan dana guna asuhan selama kehamilan dan jika kegawatduraratan. (b) Menabung sesuai kemampuan dan terprogram. (c) Kesepakatan bersama dalam keluarga. (d) Program tabulin. (7) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan (a) Ibu dan keluarga dapat mengumpulkan barang-barang (seperti pembalut wanita, sabun, baju ibu, baju bayi, dan lain-lain) dan menyimpannya untuk persiapan persalinan. (b) Beberapa rumah sakit biasanya sudah membuatkan daftar peralatan yang harus dibawa saat datang, misalnya gurita, peralatan mandi (sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo, deodoran, bedak, sisir, pelembap bibir, handuk kecil, handuk besar), perlengkapan pribadi (pembalut wanita, alas BH, BH untuk menyusui, celana dalam, beberapa blus, kaos longgar/daster, dan kaos kaki), krim puting susu, spon kecil, waslap, kain, baju bayi, dan popok. (c) Hendaknya dipersiapkan jauh hari sebelumnya, dimasukan kedalam tas sehingga begitu tanda-tanda persalinan muncul, ibu tidak panik dan dapat berlangsung mencari pertolongan (ke rumah sakit, rumah bersalin, dan sebagainya).

24 24 (d) Mempersiapkan perlengkap buah hati dapat menjadi kesibukan yang menyenangkan. C. Membuat Rencana Persalinan Hal-hal mengenai pembuatan rencana persalinan adalah sebagai berikut : 1. Tempat persalinan a) Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai risiko kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan berisiko rendah dapat dilakukan di puskesmas, polindes, atau rumah bersalin, sedangkan persalinan berisiko tinggi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi, tranfusi darah, dan perawatan bayi berisiko tinggi. b) Persalinan dianjurkan dilaksanakan di rumah sakit umum/rumah sakit ibu dan anak, lengkap dengan tenaga terlatih dan peralatan yang memadai. Sarana transportasi serta tenaga kesehatan yang masih terbatas membuat persalinan di beberapa daerah sebagian besar masih ditolong oleh dukun bersalin dan berlangsung dirumah. Kondisi tersebut merupakan kendala tersendiri yang masih sulit diatasi sampai saat ini. c) Diluar negri (misalnya di Amerika dan Belanda), persalinan dapat dilakukan di rumah karena memiliki kelebihan dibandingkan persalinan di rumah sakit. Suasana rumah membuat ibu lebih nyaman sehingga proses persalinan lebih lancar dan peran serta suami tampak nyata

25 25 dirasakan. Walaupun demikian, persalinan dirumah memerlukan dukungan infrastruktur yang baik, serta kesiapan tenaga penolong untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi pada saat persalinan maupun pascapersalinan (Sunarsih, 2011). Saran untuk ibu hamil adalah melahirkan dirumah sakit besar yang fasilitasnya lengkap tidak sepenuhnya benar. Apalagi bila selama kehamilan, dokter yang memeriksa tidak menemukan masalah atau faktor risiko tertentu pada ibu dan janin. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat calon ibu menentukan tempat ia akan melahirkan. Selain faktor jarak, faktor biaya juga mesti dipertimbangkan. Berbeda dengan rumah sakit khusus untuk bersalin atau klinik bidan. Biasanya, melahirkan di rumah sakit dengan peralatan medis yang amat lengkap tarifnya memang relatif mahal. Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat memilih tempat bersalin adalah sebagai berikut : (1) Usahakan agar jarak tempat melahirkan dengan tempat tinggal tidak terlalu jauh. Jika dokter menyatakan calon ibu dan janinnnya dalam kondisi yang sangat baik dan sehat. Maka boleh-boleh saja bersalin di klinik kecil dekat rumah. Hal ini agar ibu yang akan melahirkan segera mendapatkan penanganan secara cepat. (2) Pilihlah klinik atau rumah bersalin yang memiliki fasilitas rujukan ke rumah sakit yang lebih besar dan juga memiliki mobil ambulan.

26 26 Gunanya agar jika ibu mengalami kondisi darurat dapat segera dilarikan dengan ambulan ke rumah sakit rujukan. (3) Rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap, seperti NICU dan ICU. 2. Memilih penolong persalinan a) Tenaga kesehatan (1) Pengertian tenaga kesehatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Sularsono, 2005). (2) Definisi Bidan Menurut Sofyan et al (2008) yang mengatakan bahwa Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang terakreditasi dan memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktik kebidana, bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

27 27 Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register), di beri izin secara sah untuk menjalankan praktek (Sofyan et al, 2008). b) Tenaga Non Kesehatan (1) Pengertian Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Non-medis seringkali dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas (Prawirohardjo, 2005). Menurut Niken et al (2009) yang menjelaskan bahwa Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secar tradisional. Keterampilan tersebut diperoleh secara turun temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus ke arah peningkatan keterampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan

28 28 dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikan Dukun umumnya adalah kejar paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang (Gerungan, 2010). (2) Cara-cara Pertolongan Oleh Tenaga Non Kesehatan Didalam Simolol (2010) juga dijelaskan bahwa tak berbeda dengan seorang Bidan, dukun beranak juga melakukan pemeriksaan kehamilan melalui indra raba (palpasi). Biasanya perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi dengan dukun, bedanya dibidan perempuan yang mengandunglah yang datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi. Sedangkan Dukun ia sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan kontrol dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupan non fisik terhadap ibu dan janinnya, agar janin lahir normal dukun biasanya melakukan perubahan

29 29 posisi janin dalam kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut), disertai doa ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan upacara tasyakuran katanya janin mulai memiliki roh, hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus. c) Memilih Tenaga Kesehatan Terlatih (1) Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum, bidan, serta dokter kebidanan dan kandungan. Di negara kita masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun bersalin, baik yang terlatih maupun yang tidak terlaih. Hal ini masih menjadi kendala dan merupakan salah satu sebab tingginya angka kematian bayi. (2) Pemilihan tenaga penolong persalianan ditentukan oleh pasien, nilai risiko kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing-masing pasien. (3) Pemilihan pasien berdasarkan risiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompenten. Pada saat persalinan, penanganan kasus dilakukan lebih cermat lagi dengan memperhatikan karekteristik kasus. Sebaiknya semua kasus dianggap memiliki risiko tingggi karena tidak ada satu cara pun yang dapat meramalkan bahwa persalinan tersebut pasti berjalan normal sehingga setiap penolong persalinan akan selalu berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi.

30 30 (4) Selain itu, faktor ekonomi, agama, sosial dan budaya kadangkadang juga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong persalinan (Sunarsih, 2011). d) Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan Diskusi dengan pasangan pada saat awal memasuki trimester III. Karena proses persalinan merupakan hal yang unik (dan baru bagi pasangan yang baru pertama kali mengalaminya) Hal ini penting untuk meminimalisasi kemungkinan konflik (Gunawan, 2010). Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawat daruratan pada saat pengambil keputusan utama tidak ada. e) Transportasi Direncanakan sejak awal memasuki trimester III kehamilan. Karena untuk mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan. (1) Banyak ibu yang meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama kehamilan, persalinan atau pascapersalianan dan tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ketingkat asuhan menangani masalah mereka. (2) Setiap keluarga seharusnya mempunyai suatu rencana transportasi untuk ibu jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi (Sunarsih, 2011).

31 31 f) Mempersiapkan rujukan (1) Pengertian Rencana rujukan harus dikaji ulang pada ibu dan keluarganya, kesepakatan ini dilakukan selama kunjungan antenatal atau awal persalinan. Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, penting untuk dapat mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya awal persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan, maka sering kali sulit melakukan semua persiapan secara cepat (Sujiatini, 2010). Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk kefasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan / perawatan yang telah diberikan dan semua hasil penilaian (termasuk patograf) untuk dibawa kefasilitas rujukan. Jika ibu datang hanya untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap atau kurang memahami bahwa kondisinya memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga nyan tentang perlunya memiliki rencana rujukan. Bantu mereka mengembangkan rencana rujukan pada saat awal persalinan (Rukiyah, 2009).

32 32 D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persiapan Persalinan 1. Umur Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca kemampuan intelektual. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuanya, tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperi misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia. Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam kedewasaan dalm setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap pengalaman. Usia yang cukup dalam mengawali atau memasuki masa perkawinan dan kehamilan akan membantu seseorang dalam kematangan dalam menghadapi persoalan atau masalah, dalam hal ini

33 33 menghadapi kehamilan dan perubahan selama hamil. Demikian sebaliknya dengan usia kurang dari 16 tahun maka kemungkinan kematangan pikiran dan perilaku juga kurang terlebih menghadap perubahan dan adaptasi selama kehamilan. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap perhatian dalam proses persalinan, dimana semakin muda umur ibu maka semakin kurang perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketiksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi yang belum matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan. Hal ini akan berdampak pada persiapan persalinan yang minim dan dapat berdampak buruk selama proses persalinan berlangsung (Anynom, 2004). Dalam usia reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Wiknjosastro, 2005). Menurut teori Notoadmajo (2007), menemukan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambanhnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu memang daya ingat seseorng dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

34 34 menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. 2. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidayah atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama dan madrasah sanawiyah atau bentuk lain sederajat, pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan tinggi terdiri dari diploma, sarjana, magister, spesialis dan dokter yang di selengarakan perguruan tinggi (Sisdiknas, 2003). Pendidikan Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapi persalinan yang mereka peroleh (Kodyat, 1999). Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seorang lebih tanggap adanya persalinan yang bermasalah atau terjadi insiden selama proses persalinan terjadi dan keluarga dapat segera mengambil tindakan secepatnya. Tingkat pendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai pengetahuan) demikian

35 35 halnya dengan persiapan menghadapi persalinan yang mereka peroleh (Notoadmodjo, 2003) 3. Pendapatan Penghasilan adalah pendapatan yang didapatkan oleh seorang dalam sebulan yang kemudian dibagikan berdasarkan jumlah anggota keluarga (Badan Pusat Statistik, 2004). Menurut Soetjiningsih (2004), Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Suparyanto, 2010). Menurut Kartono (2006), Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Suparyanto, 2010). Tingkat perekonomian adalah perolehan uang yang diterima oleh orang tua selama satu bulan yang berasal dari berbagai sumber dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Tingkat pendapatan keluarga akan mempengaruhi gaya hidup seseorang dan cara memperoleh

36 36 pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit (Asmiadi, 2007). Seseorang yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi cenderung lebih mudah dalam memperoleh pelayanan dan informasi tentang kesehatan, dibandingkan dengan orang yang berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah. Keluarga dengan penghasilan tinggi cenderung mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang arti kesehatan dan manfaat pelayanan kesehatan (Asmiadi, 2007). Upah Minimum Provinsi (UMP) Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2012 adalah Rp perbulan. Ini menggambarkan bahwa penghasilan keluarga minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar kelurga di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rp perbulan. Bila penghasilan keluarga tidak mencapai Rp perbulan, maka akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga ( a) Tingkat Ekonomi Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004) membagi keluarga terdiri dari 4 tingkat ekonomi: (1) Adekuat Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab

37 37 kedua orang tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis. (2) Marginal Pada tingkat marginal sering terjadi ketidak sepakatan dan perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran. (3) Miskin Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Diatas kebutuhan pokok, manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi penghasilan. (4) Sangat Miskin Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar (Suparyanto, 2010). b) Faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi Menurut friedman (2004) faktor yang mempengaruhi status ekonomi seseorang yaitu: (1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah

38 38 suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. (2) Pekerjaan Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. (3) Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil untuk tidak teratur dalam melakukan antenatal care.

39 39 BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Menurut Matterson (2001), persiapan persalinan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu: Umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Dari poin di atas peneliti berminat untuk meneliti tiga poin saja. Untuk lebih jelas, peneliti sudah menggambarkan kerangka konsep di bawah. Variabel Independen Variabel Dependen Umur Pendidikan Persiapan persalinan Pendapatan Gambar 3.1. Kerangka Konsep

40 40 B. Hipotesa Penelitian 1. Ha : Ada pengaruh antara umur ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Ha : Ada pengaruh antara pendidikan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan- Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Ha : Ada pengaruh antara pendapatan ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan- Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013.

41 41 C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Dependent 1 Persiapan Persalinan Suatu bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan laktasi Wawancara Penyebaran Kuesioner, - Positif > 50%, - Negatif 50%. & Memberi 12 pertanyaan - Positif - Negatif Ordina Independent 1 Umur Lamanya seseorang Wawancara, & Memberi 2 - Muda Ordina hidup yang dihitung Penyebaran pertanyaan - Sedang sejak lahir sampai saat Kuesioner - Tua dilakukanya penelitian. - - Muda jika < 20 tahun. - - Sedang, jika tahun. - Tua jika > 30 tahun. 2 Pendidikan Tingkat pendidikan Wawancara, & Memberi 1 - Tinggi Ordina

42 42 formal yang ditempuh oleh ibu 3 Pendapatan Pendapatan keluarga yang diperoleh setiap bulan atau pendapatan yang diperoleh dari usaha yang telah dilakukan Penyebaran Kuesioner - Tinggi : bila Tamat perguruan tinggi atau Diploma - Menengah : bila tamat SLTA atau sederajat - Dasar : bila tamat SD atau SLTP sederajat. Wawancara, & Penyebaran Kuesioner - Tinggi, bila UMP Rp / bulan. pertanyaan - Menengah - Dasar Memberi 1 pertanyaan - Tinggi - Rendah Ordina - Rendah, bila UMP < Rp / bulan

43 43 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneletian ini bersifat Analitik dengan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Apa Apa Saja Faktor yang mempengaruhi ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu Hamil yang ada di Puskesmas Bineh Krueng, Kecamatan Tangan-tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, yaitu 40 orang. Khusus nya pada ibu hamil trimester III. 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling pada ibu-ibu hamil yang bertempat tinggal di puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2013 yang berjumlah 40 orang. Khusus nya pada ibu hamil trimester III.

44 44 C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di puskesmas Bineh Krueng Kecamatan Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya. 2. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 03 Agustus D. Pengumpulan Data 1. Tehnik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengisian kuesioner yang sudah tersusun secara terstruktur berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apa-apa saja faktor yang mempengaruhi Ibu Hamil Trimester III Terhadap Persiapan Persalinan. Instrumen terdiri dari : a) 12 soal untuk mengetahui ibu hamil trimester III terhadap persiapan persalinan dan untuk mengukur persiapan persalinan digunakan soal dalam berbentuk likert. Dengan penilaian secara negatif dan positif. 1) Penilaian secara positif yaitu SS (sangat setuju) diberi nilai 5, S (setuju) diberi nilai 4, N (netral) diberi nilai 3, TS (tidak setuju) diberi nilai 2 dan STS (sangat tidak setuju) diberi nilai 1. 2) Penilaian secara negatif yaitu STS (sangat tidak setuju) diberi nilai 5, TS (tidak setuju) diberi nilai 4, N (netral) diberi nilai 3, S

MAILISA FITRIANI. Mahasiswa Prodi D- III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh

MAILISA FITRIANI. Mahasiswa Prodi D- III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PERSIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BINEH KRUENG KECAMATAN TANGAN- TANGAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2013 MAILISA FITRIANI Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pemilihan Penolong Persalinan Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi seorang calon ibu dan sesuatu yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang mendambakan memiliki buah hati

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, menyatakan bahwa bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuba dalam Febyanti 2012). Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membrane dari dalam janin melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu dan bayi di dunia masih sangat tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dunia ini sekitar 500.000 ibu meninggal karena proses kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% diantaranya di negara yang sedang berkembang, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM RUJUKAN 1. Definisi Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(yulaikhah, 2010) Tujuan asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135). 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan persalinan bukanlah suatu penyakit. Mempunyai bayi adalah kodrat wanita, dan selalu menjadi bagian hidup perempuan. Kebanyakan wanita menginginkan hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang wanita dikatakan hamil secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Kehamilan dapat pula terjadi di luar rahim (dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu momen istimewa yang dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan serangkaian proses alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN Hesteria Friska Armynia Subratha 1, Ni Wayan Manik Kartiningsih 1 1 Prodi D III Kebidanan, Stikes Advaita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 225 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2010). Angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kebidanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu mulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium Development Goal s (MDGs) 2015 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah persalinan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis yang akan dialami perempuan dalam masa reproduksi. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak ada sejarah yang mencatat kapan pertama kali pertolongan persalinan dilakukan oleh bidan di Indonesia. Dahulu, para ibu umumnya melahirkan tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mulamula kekuatan yang muncul

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Risiko Tinggi Pada dasarnya setiap kehamilan adalah sebuah risiko. Risiko tersebut terbagi atas kehamilan dengan risiko tinggi dan kehamilan dengan risiko rendah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lau pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemeriksaan kehamilan 1. Defenisi Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. Setiap wanita hamil menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi adalah dengan memberikan asuhan kebidanan yang mencangkup empat kegiatan pemeriksaan yang

Lebih terperinci

ALI SADIKIN NIM : J

ALI SADIKIN NIM : J HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOLILO I KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi

Lebih terperinci

Bab III Sistem Kesehatan

Bab III Sistem Kesehatan Bab III Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan Bagaimana mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik? Apabila Anda membutuhkan pelayanan rumah sakit Berjuang untuk perubahan 45 Ketika petugas kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium Development Goals (MDGs) salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB l PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kesehatan ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua persoalan yang amat sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target MDG 2015 berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Perubahan fisiologis alami yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat suatu negara. AKI yang rendah dapat menunjukkan bahwa derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AKI ( angka kematian ibu ) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat suatu negara. WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Marniati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh E-mail: marniati_skm@yahoo.co.id Abstrak Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan (Kemenkes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami 1. Pengertian Dukungan Suami Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2012 angka kematian ibu adalah sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia adalah Indonesia Sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi angka kematian ibu disuatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat melahirkan

Lebih terperinci