GAMBARAN PERUBAHAN DERAJAT DISMENORRHEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PERUBAHAN DERAJAT DISMENORRHEA"

Transkripsi

1 GAMBARAN PERUBAHAN DERAJAT DISMENORRHEA PADA WANITA USIA SUBUR YANG PERNAH MELAHIRKAN DI DUSUN SIDOKUMPUL DESA BLIMBING KECAMATAN PACIRAN Puji Rahayu*, Dian Nur Afifah**, Mu ah*** abstrak merupakan masalah yang paling sering dialami oleh kebanyakan wanita, dismenorrhea adalah nyeri saat menstruasi. Pengaruh prostaglandin yang berlebih menyebabkan terjadinya dismenorrhea. Pada umumnya derajat dismenorrhea akan berkurang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia dan kelahiran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perubahan derajat dismenorrhea pada wanita usia subur yang pernah melahirkan. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wanita Usia Subur yang pernah melahirkan di Dusun, dengan besar sampel 112 responden, pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, waktu penelitian vember-. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dan dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan responden yang mengalami penurunan derajat dismenorrhea sebanyak 38 responden (33,93%) dan sudah tidak mengalami dismenorrhea (menghilang) sebanyak 58 responden (51,79%). Dari penelitian di atas diharapkan responden harus aktif dalam memperoleh informasi tentang kejadian dismenorrhea selain itu bagi petugas kesehatan agar mengoptimalkan perannya sehingga dapat menurunkan kejadian dismenorrhea. Kata Kunci : Paritas, PENDAHULUAN... Dalam menjalani hidupnya, wanita akan melewati beberapa fase perubahan alami di tubuhnya serta masalah yang menyertainya, yaitu saat mengalami menstruasi pertama, pertama kali berhubungan seksual, mengandung dan melahirkan, hingga menopause (berhentinya menstruasi). Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat menstruasi (). Sebenarnya nyeri saat menstruasi merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehariharinya. Tidak sedikit wanita yang mengeluh nyeri saat menstruasi atau dismenorrhea yang terjadi beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah menarche (biasanya mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15 dan 25). merupakan sakit menjelang atau selama menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-sehari bahkan ada yang membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. dibagi menjadi 3 yaitu dismenorrhea ringan jika berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari, dismenorrhea sedang jika tanpa perlu meninggalkan kerjanya tetapi diperlukan obat penghilang rasa nyeri, dan tergolong dismenorrhea berat jika perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, kemeng pinggang, diare dan mual muntah. Faktor faktor yang mempengaruhi dismenorrhea meliputi 1) Usia, nyeri haid sering terjadi pada wanita usia muda, karena belum mencapai kamatangan biologis (khususnya alat reproduksi yaitu pertumbuhan endometrium masih belum sempurna), psikologis (gadis yang emosinya masih labil) maupun sosial. Frekuensi nyeri akan menurun sesuai SURYA 27

2 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan dengan bertambahnya usia. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan (Llewellyn, 2001); 2) Perkawinan, Perempuan yang sudah kawin memiliki resiko nyeri saat menstruasi yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang belum kawin. Hal Ini karena perkawinan membawa perubahan fisiologik pada genetalia maupun perubahan psikis pada wanita yang sudah menikah (Galya Junizar, 2001); 3) Paritas, pada umumnya keram menstruasi berat yang sering terjadi pada wanita muda sering menghilang setelah kehamilan pertama (Ganong, 2002). Hal ini diduga terjadi karena hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan (IMCW, 2007); 4) Konsumsi Alkohol, nyeri akan bertambah pada wanita yang sering mengkonsumsi alcohol, kopi dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. (Kumalasuci, 2007); 5) Pemakaian IUD, pemasangan AKDR dalam rahim dapat merangsang uterus sehingga menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi (IMCW, 2007). Llewellyn (2001:216) menuliskan bahwa frekuensi dismenorrhea akan menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Keram menstruasi berat yang sering terjadi pada wanita muda sering menghilang setelah kehamilan pertama (Ganong, 2002:431). Ditegaskan pula oleh Galya Junizar (2001) sering kali segera setelah perkawinan dismenorrhea hilang dan jarang masih menetap. menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum wanita. Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan yang menstruasi di setiap negara mengalami nyeri haid. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama haid. spasmodik atau dismenorrhea primer dialami 60-75% wanita muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitas kram ringan atau sedang, tetapi pada 25 % nyerinya berat dan membuat penderita tidak berdaya (Llewellyn,2001). Berdasarkan survei awal di Dusun Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan didapatkan hasil bahwa dari total 5 responden primipara semua mengalami dismenorrhea, 5 responden multipara semua mengalami dismenorrhea, dan 5 responden grandemultipara semua pernah mengalami dismenorrhea. Dari data survei awal menunjukan adanya masalah. Masalah tersebut adalah banyaknya wanita usia subur yang mengalami nyeri saaat menstruasi (dismenorrhea). Dengan demikian masih perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui perubahan derajat dismenorrhea pada setiap wanita usia subur yang mempunyai keluhan dismenorrhea pada siklus haidnya setelah melahirkan. Karena dismenorrhea ini sudah dianggap masalah yang serius apabila mengganggu kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian diatas untuk mengetahui gambaran perubahan derajat dismenorhea pada wanita usia subur yang pernah melahirkan di Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang pernah melahirkan di Dusun Lamongan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian wanita usia subur yang pernah melahirkan yang memenuhi kriteria inklusi dengan besar sampel 112 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah derajat dismenorhea pada wanita usia subur yang pernah melahirkan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi. SURYA 28

3 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik responden berdasarkan umur Klasifikasi umur dari responden dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Distribusi umur ibu di Dusun. Umur Frekwensi Prosentase 1. < 20 tahun 25 22, tahun 82 73,22 3. > 35 tahun 5 4,46 Jumlah Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia antara tahun yaitu sebanyak 82 responden (73,22%) dan sebagian kecil berusia > 35 tahun yaitu sebanyak 5 responden (4,46%). 2) Karakteristik responden berdasarkan paritas Karakteristik ibu berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi paritas ibu di Dusun. Paritas Frekwensi Prosentase Primipara Multipara Grandemultipara ,86 49,11 8,03 Jumlah Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 112 responden sebagian besar ibu multipara yaitu 55 responden dengan prosentase 49,11% dan sebagian kecil ibu grandemultipara yaitu sebesar 9 responden dengan prosentase 8,03%. 2. Data Khusus 1) Karakteristik responden berdasarkan derajat dismenorrhea sebelum melahirkan. Tabel 3 Distribusi pada Primipara sebelum melahirkan di Dusun Berat Sedang 19 39,58 Ringan 5 10,42 Jumlah Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 48 responden ibu primipara 50% mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sejumlah 24 responden, dan sebagian kecil mengalami derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 5 responden dengan prosentase 10,42%. Tabel 4 Distribusi pada Multipara sebelum melahirkan di Dusun Berat 23 41,82 Sedang Ringan 10 18,18 Jumlah Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 112 responden sebagian besar ibu multipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sejumlah 23 responden dengan prosentase 41,82%, dan sebagian kecil ibu multipara mengalami derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 10 responden dengan prosentase 18,18%. SURYA 29

4 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan Tabel 5 Distribusi pada Grandemultipara sebelum melahirkan di Dusun Berat 2 22,22 Sedang 4 44,44 Ringan 3 33,33 Jumlah Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden ibu grandemultipara sebagian besar mengalami derajat dismenorrhea sedang yaitu sebanyak 4 responden dengan presentase 44,44%, dan sebagian kecil ibu grandemultipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 2 responden dengan prosentase 22,22%. 2) Karakteristik responden berdasarkan derajat dismenorrhea setelah melahirkan Tabel 6 Distribusi pada Primipara setelah melahirkan di Dusun Berat 4 8,33 Sedang 13 27,08 Ringan 17 35,42 Tidak 14 29,17 mengalami dismenorrhea Jumlah Dari tabel 6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara mengalami derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 17 responden dengan presentase 35,42% dan sebagian kecil ibu primipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 4 responden dengan prosentase 8,33%. Tabel 7 Distribusi pada Multipara setelah melahirkan di Dusun Berat 3 5,45 Sedang 7 12,73 Ringan 10 18,18 Tidak 35 63,64 mengalami dismenorrhea Jumlah Dari tabel 7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu multipara tidak mengalami dismenorrhea setelah melahirkan anak yaitu sebanyak 35 responden dengan presentase 63,64%, dan sebagian kecil ibu multipara mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 3 responden dengan prosentase 5,45%. Tabel 8 Distribusi pada Grandemultipara setelah melahirkan di Dusun Berat 0 0 Sedang 0 0 Ringan 0 0 Tidak mengalami dismenorrhea Jumlah Dari tabel 8 di atas menunjukkan bahwa semua responden tidak mengalami dismenorrhea setelah melahirkan. SURYA 30

5 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan 3) Distribusi perubahan derajat dismenorrhea di Dusun Sidokumpul bulan vember-. Distribusi perubahan derajat dismenorrhea pada WUS yang pernah melahirkan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Tabel 9 Distribusi perubahan derajat dismenorrhea pada WUS yang pernah melahirkan di Dusun Lamongan bulan vember Perubahan Dismenorea Paritas Meningkat Tetap Menurun Menghilang Jumlah Primipara 3(6,25%) 6(12,5%) 25(52,08%) 14(29,17%) 48(100%) Multipara 2(3,64%) 5(9,09%) 13(23,64%) 35(63,63%) 55(100%) Grande multipara 0 0(0%) 0 ( 0% ) 9(100%) 9(100%) Jumlah 5(4,46%) 11(9,82%) 38(33,93%) 58(51,79%) 112(100%) Dari tabel 9 di atas menunjukkan bahwa dari 112 responden, dimana 48 responden primipara sebagian besar mengalami penurunan derajat dismenorrhea yaitu sebanyak 25 responden dengan presentase 52,08%. Dan dari 55 responden multipara sebagian besar dismenorrhea menghilang yaitu sebanyak 35 responden dengan presentase 63,63%, Sedangkan pada grandemultipara semua tidak mengalami dismenorrhea setelah melahirkan anak. PEMBAHASAN.. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dari 112 responden terdapat 48 responden (42,86%) primipara, terdapat 55 responden (49,11%) multipara dan terdapat 9 responden (8,03%) grandemultipara. Bobak (2005) mengemukakan bahwa paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang dilahirkan hidup atau mati setelah viabilitas (28 minggu atau lebih) dicapai. Klasifikasi paritas meliputi primipara yaitu seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Multipara atau pleuripara yang merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa kali (sampai 5 kali). Dan grandemultipara yaitu seorang wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati. Di wilayah Dusun Sidokumpul Desa Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagian besar paritas ibu adalah multipara (49,11%), hal ini dikarenakan ibu didaerah penelitian banyak yang menikah pada usia muda dan sudah sering melahirkan. Dan sebagian besar umur responden antara tahun yaitu sebanyak (73,21%). 1. dismenorrhea pada primipara, multipara, dan grandemultipara sebelum melahirkan merupakan sakit menjelang atau selama menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari-sehari bahkan ada yang membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur, nyeri haid yang timbul bisa dalam derajat ringan, sedang maupun berat. Hal ini dapat dinilai dari keluhan atau gejala yang timbul dari tiap penderita. Dikatakan derajat ringan apabila nyeri haid berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan aktivitas sehari sehari-hari tanpa diberi obat penghilang rasa nyeri, derajat sedang apabila nyeri haid berlangsung beberapa jam dan dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari setelah minum obat penghilang rasa nyeri, dan derajat berat apabila penderita memerlukan istirahat beberapa hari, tidak hilang walaupun telah mengkonsumsi obat, penderita sudah tidak mampu lagi bekerja, biasanya disertai sakit kepala, kemeng / nyeri pinggang, diare dan rasa tertekan. SURYA 31

6 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor hormonal (prostaglandin), anatomis fisiologis organ reproduksi, kelainan pada organ reproduksi, dan faktor psikis. ini merupakan masalah yang sangat penting karena dampak dari dismenorrhea ini mengakibatkan terhambatnya aktivitas sehari-hari dengan angka kejadian 15% dari 60-70% wanita yang mengalami dismenorrhe (Llewellyn, 2001). Selain itu jika tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk pada kesehatan dan produktifitas wanita tersebut. Tetapi resiko terjadinya dismenorrhea ke arah yang lebih berat dapat diminimalkan dengan bertambahnya jumlah anak ataupun bertambahnya usia (Kumalasuci, 2007). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada ibu primipara dan multipara sebelum melahirkan sebagian besar mengalami derajat dismenorrhea berat yaitu sebanyak 24 responden pada ibu primipara dengan prosentase 50% dan 23 responden pada ibu multipara dengan prosentase 41,82% sedangkan pada ibu grandemultipara sebagian besar mengalami derajat dismenorrhea sedang yaitu sebanyak 4 responden dengan prosentase 44,44%. Hal ini dikarenakan dismenorrhea berat sering terjadi pada wanita usia muda, karena belum mencapai kematangan biologis atau pertumbuhan endometrium uterus masih belum sempurna (Ganong, 2002) dan dimungkinkan karena faktor psikogenik, stress emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri (Taber, 1994). 2. dismenorrhea pada primipara, multipara, dan grandemultipara setelah melahirkan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada ibu primipara setelah melahirkan sebagian besar mengalami derajat dismenorrhea ringan yaitu sebanyak 17 responden dengan prosentase 35,42%, dan pada ibu multipara setelah melahirkan sebagian besar sudah tidak mengalami dismenorrhea yaitu sebanyak 35 responden dengan prosentase 63,64%, sedangkan pada grandemultipara semua sudah tidak mengalami dismenorrhea. Pada wanita yang berstatus perkawinan menikah dan pernah melahirkan anak cenderung mengalami dismenorrhea ringan dan bahkan sudah tidak mengalami dismenorrhea. Menurut Galya Junizar (2001) sering kali segera setelah perkawinan dismenorrhea hilang dan jarang masih menetap. Kemungkinan kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik pada genetalia maupun perubahan psikis (Galya Junizar, 2001). Kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan menyebabkan penurunan derajat dismenorrhea sampai menghilangnya derajat dismenorrhea (IMCW, 2007). Hal ini sesuai dengan pendapat ozzy bahwa kelahiran bayi sering mengubah gejala-gejala menstruasi seorang wanita dan sering menjadi lebih baik. 3. Perubahan derajat dismenorrhea pada WUS yang pernah melahirkan Llewellyn (2001) menuliskan bahwa frekuensi dismenorrhea akan menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Hal ini ditegaskan pula oleh IMCW (2007) bahwa pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangya dismenorrhea primer. Perubahan derajat dismenorrhea dapat mengalami peningkatan yang berarti dari derajat ringan menjadi sedang/berat atau dari derajat sedang menjadi berat, dan bisa juga mengalami penurunan yang berarti dari derajat berat menjadi sedang/ringan atau dari derajat sedang menjadi ringan, dan dapat pula tetap yaitu tidak mengalami perubahan derajat dismenorrhea serta menghilang yaitu tidak mengalami derajat dismenorrhea. Perubahan derajat dismenorrhea yang dialami oleh beberapa responden dikarenakan oleh beberapa sebab diantaranya adalah karena dengan bertambahnya usia, penambahan jumlah SURYA 32

7 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan anak, status perkawinan, konsumsi alkohol dan penggunaan AKDR. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perubahan derajat dismenorhea pada WUS yang pernah melahirkan anak adalah mengalami penurunan sebanyak 38 responden (33,93%) dan menghilang 58 responden (51,79%). Namun masih ada ibu primipara dan multipara yang masih mengalami dismenorrhea yaitu sebanyak 11 responden (9,82%). Berdasarkan tabel 9 penurunan derajat dismenorrhea banyak terjadi pada primipara sebanyak 25 responden (52,08%) dan menghilang pada multipara dan grandemultipara yaitu sebanyak 35 responden (63,63%) pada multipara dan sebanyak 9 responden (100%) pada grandemultipara. Hal ini dikarenakan telah terjadi perubahan dari segi anatomis dan fisiologis pada multipara dan grande multipara sehingga menurunkan derajat dismenorrhea. Dari segi anatomis yakni diduga adanya perubahan ukuran dan posisi rahim yang tidak terlalu fleksi (hiperantefleksi maupun hiperretrofleksi) yang lebih memungkinkan darah haid dapat keluar dengan lancar. Sedangkan dari segi fisiologis yakni perubahan suplai syaraf adrenergik pada rahim seorang wanita yang sudah pernah melahirkan dengan berkurangnya stimulasi nyeri haid sebagai akibat dari aktivitas hormon prostaglandin yang menimbulkan kontraksi otot-otot rahim (IMCW, 2007). merupakan masalah yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan akibat dismenorrhea ini adalah dengan melakukan teknik relaksasi, mengambil nafas dalam-dalam secara perlahan, mengambil posisi menungging sehingga rahim tergantung kebawah, sehingga nyeri haid akan berkurang. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan 1) Sebagian besar wanita usia subur yang belum pernah melahirkan mengalami derajat dismenorrhea berat. 2) Sebagian besar wanita usia subur yang sudah pernah melahirkan anak sudah tidak mengalami dismenorrhea 3) Perubahan derajat dismenorrhea yang paling banyak adalah menghilang dan paling banyak terjadi pada multipara, sedangkan pada grandemultipara tidak ada satupun responden yang masih mengalami nyeri saat menstruasi (dismenorrhea). 2. Saran Hasil penelitian menyarankan bagi masyarakat khususnya wanita yang mengalami dismenorrhea untuk segera melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan dalam upaya mendeteksi adanya dismenorrhea dengan tingkatannya sehingga dapat diberikan penanganan dan pengobatan yang tepat dan cepat guna mencegah terjadinya bahaya yang serius atau komplikasi terhadap organ reproduksi yang dapat menimbulkan kemandulan, dan sebagai informasi bahwa derajat dismenorrhea akan berkurang dan menghilang seiring dengan bertambahnya usia dan jumlah kelahiran anak....daftar PUSTAKA.. Ahmad Fauzi.(2005).Nyeri Menstruasi (Dismenore).Situs.mitrainti.org Arif M Mansjoer.(2000).Kapita Selekta Kedokteran Edisi III.Jakarta:Media Aesculapius Bobak, Irene M.(2005).Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi IV.Jakarta:EGC Galya Junizar.(2001).Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. Ganong, William F.(2002).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC SURYA 33

8 Gambaran Perubahan Pada Wanita Usia Subur Yang Pernah Melahirkan Hacker, Neville F.(2001).Esensial Obstetri & Ginekologi.Jakarta:Hipokrates Hembing Wijayakusuma.(2008).Mengatasi Sakit Menstruasi (Dismenore) Secara Alamiah. Ida Bagus Gde Manuaba.(1998).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga Berencana untuk Pendidikn Bidan.Jakarta : EGC Ida Bagus Gde Manuaba.(2001).Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginkologi dan KB.Jakarta : EGC Llewellyn-Jones, Derek.(2001).Dasar- Dasar Obstetri dan Ginekologi.Jakarta: Hipokrates Ninik Dwi Astuti.(2005).an ordinary People_Dismenore alias Nyeri Menstruasi.niexklaten.blogspot.com Nursalam.(2003).Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika Price, Sylvia Anderson.(2005).Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC IMCW.(2007).Dismenore (N Haid). yeri Rustam Mochtar.(1998).Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC Info Sehat.(2005).Cepat Kawin Kurangi Risiko Nyeri Haid. p?s_sid=775 Info Sehat.(2005).Herbal Alami Atasi Nyeri Haid. p?s_sid=805 Kumalasuci.(2007).Nyeri Saat Menstruasi, rmalkah?. kel Soekidjo toatmodjo.(2002).metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:PT. Rineka Cipta Suharsimi Arikunto.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:PT.Rineka Cipta Taber, Ben-Zion.(1994).Kpita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC SURYA 34

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN T o p i k : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi Sub Topik : Konsep dasar Gangguan Haid/ Menstruasi T e m p a t : Kampus Stikes Al Irsyad Al Islamiyyah

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Menurut Depkes RI dan Badan Koordinasi

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (555-563) HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA Ricka, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta Abstrack:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan)

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan) PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI DISMENORE (Pada Mahasiswi Tingkat 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan) Oniek Lestari, S.Kes, M.Kes* *Dosen Program Studi Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sekitar 1 miliyar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk di dunia adalah remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang, seperti Indonesia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dalam masa hidupnya pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Remaja adalah masa dalam perkembangan manusia, ketika anak berubah dari makhluk aseksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN PENELITIAN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN Diana Metti* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Insiden atau kejadian plasenta previa di dunia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak yang telah mencapai usia

Lebih terperinci

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 - Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN. HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah keluarnya periodik darah, lendir dan sel-sel epitel dari rahim yang terjadi setiap bulan. Ini merupakan tonggak penting dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa remaja ini, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Abstrak HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Moh. Saifudin, Ayuna Dewi Anjelina E-mail: mohsaifudin@yahoo.com Anemia dalam kehamilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disminorhoe adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa untuk beristirahat atau berakibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wanita yang mulai memasuki usia pubertas normalnya dalam perjalanan hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah pengeluaran darah yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH Mila Wiretno 1, Akmal 2, H. Indar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Siti Komariyatun 2) Abstrak : Haid adalah perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1 HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1 Depresi pernafasan bayi baru lahir dikarenakan faktor kehamilan dam faktor persalinan. Faktor

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan atau storm and stress, suatu masa dimana ketegangan emosi meningkat akibat perubahan fisik dan kelenjar yang

Lebih terperinci

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: Dewi Kurniawati J410

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini* HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA ABSTRAK Merry Tiyas Anggraini* Latar Belakang : Menarche adalah saat terjadinya perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang sering dilakukan manusia untuk mendapatkan rasa nikmat disetiap hisapannya. Rokok sekarang sudah berkembang mulai dari merokok dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MENURUNKAN NYERI DISMENOREA DENGAN KOMPRES HANGAT

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MENURUNKAN NYERI DISMENOREA DENGAN KOMPRES HANGAT PENELITIAN MENURUNKAN NYERI DISMENOREA DENGAN KOMPRES HANGAT Amrina Oktaviana *, Riyanti Imron * Dismenorea merupakan nyeri yang dialami sewaktu haid. ini terasa diperut bagian bawah yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2007 dalam Traore, 2012: 39), remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi

Lebih terperinci

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA) DENGAN TINGKAT NYERI DISMINORE PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK NU 1 KEDUNGPRING LAMONGAN TAHUN 2011

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA) DENGAN TINGKAT NYERI DISMINORE PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK NU 1 KEDUNGPRING LAMONGAN TAHUN 2011 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA) DENGAN TINGKAT NYERI DISMINORE PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK NU 1 KEDUNGPRING LAMONGAN TAHUN 2011 Anti Ningsih, Sulistiyowati, Cucuk Rahmadi P.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Oleh karena

Lebih terperinci

Faizatul Ummah Dosen Prodi Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Faizatul Ummah Dosen Prodi Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan   ABSTRAK KONSELING PERSIAPAN FISIK DAN PSIKOLOGI UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI DESA BALUNGTAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Faizatul Ummah Dosen Prodi Kebidanan STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 Kustini* Triana Riski Oktaviani** *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi adalah salah suatu proses fisiologis yang dialami oleh semua wanita di dunia, menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. World Health Organization (WHO) menentukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012 HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012 1 *Dewi Riastawati, 2 Dian 1 STIKes Prima Prodi DIII Kebidanan 2 STIKes Prima Prodi D-IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci