BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Biomimetik merupakan metode yang menggunakan sistem alam sebagai sebagai model untuk memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Saat ini biomimetik terus berkembang dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah dalam desain produk. Dalam desain produk, biomimetik dapat digunakan untuk menciptakan inovasi atau reinvensi khususnya untuk merancang desain yang maksimal, efisien, dan lebih ramah dari pada rancangan-rancangan yang sudah ada. Dengan mempelajari sistem alam, kita dapat melihat lebih jauh bagaimana alam sebenarnya sudah menghasilkan pemecahan atas masalah serupa yang manusia hadapi. 1 Teknologi biomimetik yang dapat diterapkan pada desain produk dapat dibagi menjadi tiga tingkat. Pertama, mimicking, menyerupai struktur bentuk, raut, tekstur, dan sebagainya. Kedua, imitasi dari mekanisme yang ditemukan dari alam, seperti gerak, proses, pola, dan sebagainya. Ketiga, mempelajari tingkah laku organisme. Ketiga tingkat ini dapat digunakan salah satunya maupun gabungan diantaranya. Pada proyek tugas akhir ini penulis menerapkan metode biomimetik pada permainan. Permainan dilakukan pada saat bermain, biasanya dilakukan sendiri atau bersamasama. 2 Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan. Melalui bermain seseorang baik secara individu maupun kelompok memperoleh manfaat bukan saja kesenangan namun aspek-aspek penting lainnya seperti komunikasi, proses sosial, dan sebagainya. Permainan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan berbagai jenis benda yang dipergunakan dalam permainan yang disebut mainan. Terdapat berbagai macam jenis permainan, salah satunya adalah permainan konstruktif yang memiliki banyak manfaat baik dalam kesenangan namun interaksi sosial, nilai edukatif, merangsang otak dan sebagainya. Jenis permainan kontruktif dipilih penulis untuk proyek tugas akhir. Permainan konstruktif adalah jenis permainan yang dilakukan dengan menyusun modul-modul yang dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menjadi bentuk bangun tertentu. Pola antara modul yang satu dengan modul lain serta 1 B Hill. Bionic. 1995, Element for fixing the aim and finding the solution in the technical problem solving process. Germany

2 desain bentuknya menghasilkan rancangan yang mewakili imaginasi pemainnya. Permainan konstruktif adalah salah satu permainan yang dapat terus dieksplorasi karena begitu banyak rancangan yang pada dasarnya adalah bentuk konstruktif. Rancangan yang berdasar pada bentuk konstruktif banyak ditemui pada rancangan alam. Terdapat begitu banyak rancangan alam yang menggunakan pola kontruktif untuk menghasilkan rancangan yang bukan saja indah dipandang namun juga memiliki fungsi yang sempurna, seperti kekuatan, kerapatan, kokoh, dan sebagainya. Rancangan alam yang menggunakan pola konstruktif misalnya adalah sarang lebah, koral, tanaman, kerang, nautilus, dan sebagainya. Rancangan alam yang digunakan sebagai model untuk dieksplorasi sebagai prinsip dasar permainan konstruktif yang didesain adalah pola pada pertumbuhan tanaman. Prinsip alam yang diterapkan pola pertumbuhan tanaman yaitu prinsip sudut emas atau disebut juga phylotaxis, dimana sudut istimewa 137,5 merupakan sudut yang banyak ditemukan pada pola pertumbuhan tanaman. Sudut ini menghasilkan kerapatan yang sempurna serta bentuk spiral yang unik dan teratur. Prinsip phylotaxis sebagai sistem alam yang menjadi model pengembangan desain produk diterapkan pada desain permainan konstruktif untuk menghasilkan pola-pola modul baru yang mengeksplorasi keunikan sudut phyllotaxis ini. Pada proyek tugas akhir ini penulis berupaya menerapkan secara sistematis bagaimana metode biomimetika diterapkan pada desain produk khususnya permainan kontruktif. 1.2 Batasan masalah Metode biomimetika yang diterapkan pada desain produk khususnya permainan kontruktif, menerapkan metode pada tingkat mekanisme alam. Dimana pola kosntruktif alam termasuk pada tingkat model mekanisme menjadi patokan dasar model untuk dieksplorasi sebagai prinsip dasar desain permainan konstruktif. Permainan konstruktif yang dirancang lebih menitikberatkan pada konsep fun. Penggunaan material produk yang memperhatikan isu lingkungan menjadi bagian dari eksplorasi tugas akhir penulis. 1.3 Tujuan Tujuan dari dilakukannya penerapan metodologi biomimetik pada desain permainan konstruktif adalah pemecahan masalah dan hasil solusi melalui pembelajaran fiturfitur rancangan alam yang dapat diterapkan dalam desain produk. Sehingga 2

3 menghasilkan reinvensi, inovasi, dan sebgainya dalam desain permainan edukatif yang dirancang. 1.4 Cara pengumpulan data Metode Penelitian yang digunakan adalah : a. Studi literatur, seperti buku mengenai prinsip dan metode biomimetik serta bukubuku yang membahas mengenai sudut phylotaxis yang dapat dicari diperpustakaan dan sebagainya. b. Wawancara langsung dengan pihak yang ahli pada bidangnya khususnya bidang biologi dan ilmu alam. c. Melakukan eksplorasi guna mengetahui bagaimana penggunaan pola phylotaxis yang diterpakan pada modul permainan konstruktif serta ukuran dan desain berbagai modul. Selain itu juga penulis melakukan eksperimen material yang akan digunakan pada material permainan konstruktif sebagai salah satu tanggung jawab moral desainer yang menggunakan prinsip biomimetik sebagai acuan dasar desain produk yang disebut juga biomimics. 1.5 Sistematika penulisan Dalam laporan eksperimentasi ini, sistematika pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Membahas mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan dan cara pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini. Bab 2 Penerapan Prinsip Phylotaxis pada Desain Permainan Konstruktif Pada bab ini akan dibahas mengenai metode biomimetik yang diterapkan pada desain permainan konstruktif. Pemahaman akan prinsip phylotaxis dan penerapannya pada desain permainan konstruktif. 3

4 Bab 3 Proses Desain Pada bab ini akan dideskripsikan proses-proses desain yang dilakukan termasuk uraian problem desain, hasil analisis, studi pemecahan masalah, aspek semantika produk, studi material, dan sebagainya. Bab 4 Keputusan Desain Pada bab ini akan dideskripsikan uraian hasil pemecahan desain, studi alternatif desain, foto, dan proses desain, hasil eksperimen teknologis dan sebagainya. Bab 5 Kesimpulan dan saran Kesimpulan hasil TA dan saran-saran yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pekerjaan TA dimasa depan. Daftar Pustaka Daftar buku yang diacu, alamat situs internet yang digunakan dan sebagainya. Lampiran Dokumentasi proses TA, data survey, sketsa desain, gambar kerja, dan sebagainya. 1.6 Hipotesa Pemikiran Permainan konstruktif adalah jenis permainan yang memiliki banyak manfaatnya baik nilai edukatifnya maupun sisi kesenangannya. Desain permainan konstruktif terus dikembangkan keanekaragamannya dengan berbagai pola rancang bangun serta tingkat kesulitannya. Alam dapat menjadi inspirasi terbaik untuk mencari model yang tepat untuk desain permainan konstruktif. Melalui metodologi biomimetika, proses pembelajaran ide-ide yang terdapat di alam, pemilihan sistem alam yang dapat diaplikasikan, hingga proses desain, dapat terwujud. Selain itu kerjasama multidisiplin membantu pemahaman akan bagaimana pentingnya mempelajari rancangan alam sebagai proses pemecahan masalah manusia melalui deasin produk. 4

5 1.7 Alternatif Gagas Alternatif dari permainan konstruktif yang berada dipasaran adalah dengan mengembangkan desain permainan konstruktif yang memiliki pola baru, tantangan baru, tingkat kesulitan baru, maupun material baru. Dengan metodologi biomimetika maka selama proses perancangan permainan konstruktif diharapkan dapat mendesain suatu desain baru, pola baru, serta sistem yang terinspirasi dari model terbaik, yaiutu alam. 5

6 Bab 2 Penerapan Prinsip Phyllotaxis pada Desain Permainan Konstruktif 2.1 Metodologi Biomimetika Biomimetik yang juga dikenal dengan nama bionik, biognosis, atau biomimikri, yang merupakan bentuk singkat dari biomekanik. 3 Biomekanik berasal dari bahasa Yunani bios yang berarti hidup, dan kata mekanik. Biomimetik dapat berarti suatu metoda dan sistem pengaplikasian apa yang ditemukan dari alam untuk dipelajari dan dirancang dalam system dan modern teknologi yang dibuat manusia. Tujuan dari biomimetik adalah pencapaian pemecahan masalah yang manusia alami melalui pembelajaran model-model alam yang memiliki problem serupa namun memiliki solusi yang terbaik. 4 Metodologi dibawah merupakan contoh bagaimana proses pemecahan masalah secara sistematis dikaji dengan mempelajari fitur-fitur berbagai mahluk hidup yang memiliki masalah yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi manusia, dengan tujuan mencari bentuk pemecahan masalah di alam untuk diterapkan pada proses pemecahan masalah yang manusia hadapi. Cara yang paling penting adalah bagaimana manusia memahami masalahnya sendiri dan juga memahami bagaimana masalah yang serupa disiasati oleh alam. Diperlukannnya kerjasama antara desainer dan insinyur dengan ahli biologi dan ahli bidang alam dalam memahami bagaimana alam mengatasi masalah. Cara ini membantu permasalahan manusia dalam produk sehingga menemukan solusi yang tepat secara efektif, efisien, dan optimal. Dibawah ini merupakan pengembangan metode biomimetik: Tabel METODOLOGI BIOMIMETIK (EVOLVING) Identifikasi rumusan masalah yang akan dihadapi Jangan bertanya apa yang akan anda desain (misalnya filter air), tetapi tanyakan apa yang ingin desain anda lakukan? (misalnya mensdapatkan air bersih) Tanya mengapa sekian kali. (rumusan masalah: Filter air sering kali tersumbat serta masalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti) 3 biomimetics/html. 4 Janine M. Benyus, 1998, Biomimicry inovation inspired by nature, HarperCollins Publishers inc, NewYork. 6

7 Mengapa filter tersumbat? Karena harus menyaring segala partikel yang terdapat didalam air dan alga tumbuh didalamnya. Mengapa filter menyaring semua partikel yang terdapat didalam air? Karena molekul toksik yang berukuran terkecil harus dapat tersaring. Mengapa alga tumbuh didalamnya? Karena filter adalah media yang basah dan bagian terluar tanki terkena paparan sinar matahari. Jadi, bagaimana desain yang anda inginkan agar air bebas molekul toksik? Studi biologi untuk menjawab pertanyaan. Mengidentifikasi fungsi (maksud tujuan, peranan, profit, dll) (misalnya untuk memisahkan molekul toksik dari air) Apa yang alam lakukan dalam fungsi tersebut Deskripsi parameter lingkungan/kondisi (gunakan kata sifat yang sederhana) kondisi iklim (misalnya basah, kerbing, dingin, panas, tekanan rendah, tekanan tinggi, perubahan yang tinggi, tinggi UV, rendah UV, dll) Apa yang alam tidak lakukan dalam fungsi tersebut Ricek pertanyan-pertanyaan dengan kata kunci kondisi nutrisi (malnutrisi, tinggi nutrisi, dapat dikategorikan material) Dengan mendeskripsikan parameter lingkungan dan kondisi (lihat langkah selanjutnya), tanyakan Apa yang alam lakukan dalam keadaan dan kondisi yang dideskripsikan? kondisi sosial (kompetitif,kooperatif,dll) kondisi temporer (dinamis, statis, bertumbuh, menua, dll) Pencarian model terbaik dari alam 7

8 Observasi o Cari organisme/ekosistem yang melakukan fungsi yang serupa o Mengamati secara dekat, dan catat strategi yang ditemukan Mempertimbangkan baik secara literal maupun simile Studi Pustaka o Cari model yang paling beradaptasi dengan bertanya Siapa atau apa yang mampu bertahan dalam keadaan yang diinginkan? o Lihat organisme yang paling tepat dalam problem yang hendak dopecahkan, tetapi tidak terlalu terbatas pada hal tersebut. (Cari organisme laut yang hidup di lingkungan yang dipenuhi miroba, tetapi bertahan dan bebas dari bakteria) o Lihat dalam lingkungan yang ekstrim ( lihat dari berbagai kondisi) o Selidiki problem secara spesifik (Bila mencari cara dalam mengeringkan kelembapan udara, jangan lihat pada daerah tropis; namun lihat bagaimana kecoak di padang pasir mendapatkan air melalui udara.) o Cari detail, menggunakan kutipan dari data studi biologi di perpustakaan universitas. Fokus dalam ulasan artikel-artikel. Brainstorming dengan ahli biologi o Cari ahli alam dan ahli biologi di universitas anda, museum sejarah alam, nature center, dll. o Konsultasi melalui Nature s Sollutions Database (database.biomimikri.org) yang diciptakan oleh ahli biologi untuk perancang dan insinyur. o Ciptakan taksonomi dalam strategi kehidupan. Dari daftar yang terorganisasi, pilih strategi yang paling menjanjikan untuk ditiru dan memberikan kondisi lingkungan dan parameter perancangan. 8

9 Play and Design Konsultasi kepada ahli biologi yang piawai untuk detail lebih. Adakan perbincangan serius dengan guru ahli alam. Apakah anda meniru bentuk? Cari tahu mengenai detail morphologi Mengerti efek skala Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi secara efektif dari bentuk organisme Mempertimbangkan apakah akan lebih meniru proses bentuk dan atau ekosistem Apakah anda meniru proses? Cari tahu proses biologis Mengerti efek skala Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi secara efektif dari bentuk organisme Mempertimbangkan apakah akan lebih meniru proses bentuk dan atau ekosistem Apakah anda meniru ekosistem? Cari tahu detail proses biologis Mengerti efek skala Mempertimbang-kan faktor yang mempengaruhi secara efektif dari bentuk organisme Mempertimbangkan apakah akan lebih meniru proses bentuk dan atau ekosistem Apakah desain yang dihasilkan modular atau bersegmen Apakah dirancang untuk form Apakah dapat dirakit sendiri oleh pemilik Apakah menggunakan form untuk meminimalkan penggunaan material 9

10 Tandai dan kaji desain yang dirancang sesuai dengan prinsip kehidupan ( Mengkaji secara menyeluruh dalam biomimetik) Apakah desain yang dirancang berguna bagi kehidupan? Apakah optimal dibandingkan maksimal Apa peranan dari air dalam hal tersebut Apakah dapat apakah desain dirancang untuk dapat didaur Apakah material yang digunakan hasil daur ulang? Apakah dapat didaur? Apakah desain dapat disesuaikan dengan keadaan? Apakah produksi manufaktur dan menggunakan energi secara maksimal? Apakah bahan baku banyak tersedia? Apakah desain dapat beradaptasi, berubah? Apakah desain dapat disesuaikan dengan kebiasaan pengguna? Apakah terdapat cross-pollination? Apakah menggunakan material yang ramah lingkungan? Apakah mampu diproduksi secara manufaktur? Apakah desainnya dapat menaikan kualitas hidup? Bagan Metodologi Biomimetik (Sumber: koleksi penulis) 2.2 Permainan Konstruktif Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan. Melalui bermain seseorang baik secara individu maupun kelompok memperoleh manfaat bukan saja kesenangan namun aspek-aspek penting lainnya seperti komunikasi, proses sosial, dan sebagainya. Permainan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan berbagai jenis 10

11 benda yang dipergunakan dalam permainan yang disebut mainan. Bermain dan alatalat permainan memiliki fungsi terapeutik. Proses bermain dan alat-alat permainan merupakan perangkat komunikasi, Melalui bermain individu belajar berkomunikasi dengan lingkungan hidupnya, lingkungan sosialnya serta dengan dirinya sendiri. Melalui bermain terdapat proses belajar mengerti dan memahami lingkungan alam dan sekitarnya. Melalui bermain individu belajar mengerti dan memahami interaksi sosial dengan orang-orang di sekelilingnya. Melalui bermain individu belajar mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya. Terdapat berbagai jenis tipe permainan, dari yang aspek kesenangannya tinggi, aspek edukasi, terapi, dan sebagainya. Penulis memilih tipe permainan yang unsur kesenangannnya tinggi, namun juga memiliki aspek terapeutik, dan mengasah keterampilan serta dapat dilakukan dalam kegiatan berkelompok. Gambar Contoh permainan konstruktif (Sumber: koleksi penulis) Permainan yang mengasah ketrampilan, misalnya puzzle, menyusun balok, menyambungan bongkar pasang adalah permainan-permainan yang sesuai untuk kegiatan berkelompok yang membutuhkan tingkat kemampuan yang tinggi. Jenis permainan diatas masuk kedalam permainan kostruktif atau rancang bangun. Permainan konstruktif adalah jenis permainan yang dilakukan dengan menyusun modul-modul yang dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menjadi bentuk bangun tertentu. Pola antara modul yang satu dengan modul lain serta desain bentuknya menghasilkan rancangan yang mewakili imaginasi pemainnya. 11

12 2.3 Penerapan Prinsip Phyllotaxis Rancangan alam yang memiliki pola konstruktif begitu beragam. Berbagai pola digunakan alam untuk menyesuaikan dengan kondisi, temperatur, pertumbuhan baru dan sebagainya dengan rancangan yang sempurna. Berbagai rancangan manusia seperti pada bangunan, jembatan, gedung pencakar langit, dan sebagainya secara sadar atau tidak sadar sebenarnya serupa dengan fitur-fitur rancangan berbagai mahluk hidup. Berbagai rancangan alam seperti keranjang venus, sarang lebah, nautilus, radiolaria, dan pertumbuhan tanaman. Model-model alam itu dipelajari oleh penulis sebagai model prinsip dasar desain permainan konstruktif. Gambar Pola konstruktif alam (Sumber: koleksi penulis) Penggunaan prinsip phyllotaxis pada desain permainan konstruktif secara sistematis menerapkan metodologi biomimetik. Sebagai hasil dari identifikasi perumusan masalah dimana desain produk yang akan dirancang adalah permainan konstruktif maka yang patut dipertimbangkan sesuai metode biomimetik adalah desain yang seperti apa yang sesuai dengan prinsip dasar permainan konstruktif. Seperti yang disebutkan sebelumnya, permainan konstruktif adalah jenis permainan yang dilakukan dengan menyusun modul-modul yang dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menjadi bentuk bangun tertentu. Pola antara modul yang satu dengan modul lain serta desain bentuknya menghasilkan rancangan yang mewakili imaginasi pemainnya.oleh karena itu proses selanjutnya melihat identifikasi perumusan masalah yaitu bentuk moduler, rancang bangun, pertumbuhan baru. Setelah memahami bagaimana desain permainan kostrutif itu seperti apa maka yang dilakukan selajutnya adalah studi biologi, mencari dan mempelajari fitur-fitur alam yang serupa dengan identifikasi perumusan masalah desain permainan konstruktif tersebut. 12

13 Melalui proses pembelajaran mengenai sistem model alam yang sesuai dengan konsep permainan konstruktif, maka pemilihan model alam yang diputuskan sebagai prinsip dasar permaian konstruktif yang akan dirancang adalah prisip pertumbuhan pada tanaman yaitu phyllotaxis. Prinsip phyllotaxis dipilih menjadi model prinsip dasar permainan konstruktif yang dirancang penulis. Phyllotaxis adalah sudut istimewa 137,5 merupakan sudut yang banyak ditemukan pada pola pertumbuhan tanaman. Kebanyakan tanaman membentuk organ baru seperti batang, daun, dan bunga dari sebuah titik tumbuh yang sangat kecil disebut meristem. Setiap struktur baru yang disebut primordium berkembang dan bertumbuh dari tengah ke sesuatu arah yang baru, membentuk sudut dengan primordium sebelumnya.pertumbuhan-pertumbuhan baru pada kebanyakan tanaman akan tertata pada sudut phyllotaxis sehingga terbetuklah formasi spiral. 5 Formasi spiral pada beberapa tanaman dapat berulangulang dan berjumlah sesuai dengan deret fibonacci. Jumlah spiral yang dihasilkan oleh pertumbuhan pada susut emas biasanya sama dengan salah satu bilangan yang terdapat dalam rangkaian yang disebut deret Fibonacci. Rangkaian ini pertama kali dijabarkan oleh matematikawan Itaila abad ke-13, yang dikenal dengan nama Leonardo Fibonacci. Dalam barisan bilangan ini, setiap bilangan setelah satu adalah hasil penjumlahan dua bilangan sebelumnya. Pada bunga dari banyak tanaman yang memamerkan pola pertumbuhan spiral, jumlah daun mahkotanya sering kali sama dengan salah satu bilangan Fibonacci. Buah dan sayur sering memiliki fitur-fitur yang sesuai dengan bilangan Fibonacci. Misalnya penampang lintang pisang berbenttuk segi lima. Gambar Pola phylotaxis pada tanaman (Sumber: koleksi penulis) 5 Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania., 2006, Pola yang Menakjubkan Pada Tanaman. Sedarlah. Watchtower Bible and Tract Society of New York, inc. 13

14 Sudut ini menghasilkan kerapatan yang sempurna serta bentuk spiral yang unik dan teratur. Sudut ini sangat istimewa karena tidak dapat dinyatakan dengan pecahan sederhana. Pecahan 5/8 mendekati sudut emas, 8/13 lebih dekat, dan 13/21 lebih dekat lagi, namun tidak ada pecahan yang secara persis menggambarkan sudut emas itu. Maka, sewaktu pertumbuhan baru di meristem berkembang pada sudut yang tepat ini dengan pertumbuhan sebelumnya, dua pertumbuhan tidak akan sama pernah berkembang ke arah yang persis sama. Oleh karena itu, bukannya membentuk jari-jari lingkaran, primordia akan membentuk spiral Gambar Pola phyllotaxis (Sumber: koleksi penulis) 2.4 Prinsip Phyllotaxis dalam Desain Permainan Konstruktif Prinsip dan metodologi biomimetik bila dipahami dan diterapkan dalam desain produk akan menjadi bagian dalam metode inovasi yang memungkinkan proses perancangan produk mencapai hasil yang lebih optimal. Prinsip phyllotaxis sebagai contohnya dapat menjadi dasar alternatif konstruktif yang menarik dalam mendesain produk permainan konstruktif. Bagan Proses Biomimetik dan Permainan Konstruktif (Sumber: koleksi penulis) Dengan menggunakan metodologi biomimetika, yaitu dengan mempelajari fitur-fitur rancangan alam dan mengaplikasikannya dalam desain produk sebagai pemecahan masalah, mampu memberikan solusi menarik yang dapat diterapkan dan dieksplorasi sehinggga mencapai desain yang optimal. 14

15 Bab 3 Proses Desain 3.1 Konsep Desain Dengan menggunakan prinsip phillotaxis pada desain permainan konstruktif maka yang menjadi prinsip konstruktif adalah penggunaan sudut 137,5. Sudut ini yang akan membentuk pola-pola pertumbuhan modul mencapai pertumbuhan spiral yang unik serta dapat terus dikembangkan lebih lanjut. Pengkajian prinsip phylotaxis pada tanaman diperlukan untuk melihat bagaimana pola pertumbuhan baru sejalan dengan prinsip ini. Pada tanaman, prinsip ini bekerja pada pertumbuhan daun baru, bunga, biji, batang, buah, biji dan sebagainya. Dengan mengetahui karakter pertumbuhan baru maka dapat memberikan gambaran bagaimana modul yang dibuat Gambar Pola phyllotaxis pada batang dan daun (Sumber: koleksi penulis) Pada pertumbuhan membentuk organ baru seperti batang, dan daun, dari sebuah titik tumbuh yang sangat kecil disebut meristem. Setiap struktur baru yang disebut primordium berkembang dan bertumbuh dari tengah ke sesuatu arah yang baru, membentuk sudut dengan primordium sebelumnya. Pada tanaman umumnya gerak pertumbuhan keatas, namun ada juga yang kesamping. 15

16 Gambar Pola phyllotaxis pada bunga (Sumber: koleksi penulis) Pada berbagai jenis bunga yang prinsip phyllotaxis berlaku pada kelopak bunga dan biji. Pada beberapa bunga seperti bunga matahari, bunga-bunga kecil yang menjadi biji mulai tersusun membentuk spiral dari tepi bukan dari tengah. Menurut beberapa pengamat, ada kecenderungan bahwa jumlah daun mahkota bunga seringkali sama dengan salah satu bilangan Fibonacci, misalnya bunga buttercup memiliki 5 daun mahkota, bunga bloodroot 8, bungan fireweed 13, bunga aster 21, bunga daisy 34. Gambar Pola phyllotaxis pada buah atau biji (Sumber: koleksi penulis) Latar Belakang Permainan konstruktif adalah permainan yang menggunakan modul-modul yang seragam maupun yang beragam yang dapat dibongkar pasang untuk mewujudkan imajinasi pengguna menghasilkan rancang bangun yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh pengguna dari konfigurasi dasar permainan konstruktif tersebut. Pola rancang bangun itulah yang dipelajari dan dicari alternatif baru yang mampu menghasilkan 16

17 permainan konstruktif yang berbeda. Pola baru tersebut dicari melalui metodologi biomimetik sebagai metode pemecahan masalah atau penghasil solusi melalui pembelajaran prinsip-prinsip atau model-model yang terinspirasi dari alam Gagas Dari permasalahan dan latar belakang yang ada, muncul beberapa gagas, antara lain: Mengembangkan suatu pola baru dalam desain permainan konstruktif baik dalam merancang form modul, konstruksi kuncian, dan sebagainya. Memanfaatkan sistem atau prinsip alam sebagai model dasar solusi pencarian model pola yang baru Peluang Saat ini permainan konstruktif yang berada dipasaran masih merupakan hasil produksi dan desain industri luar negeri. Permainan kostruktif yang ada dipasaran cenderung tidak terlalu berkembang dari tahun-ketahun dibandingkan jenis permainan lain. Permainan konstruktif memiliki daya tarik tersendiri baik dari aspek edukatif maupun nilai kesenangannya. Hasil desain permainan konstruktif dalam negeri tidak berkembang dengan pesat, produksi mainan asing seperti dari negeri Cina terus menekan produksi mainan dalam negeri sehingga perlunya peningkatan kualitas, inovasi, desain, dan sebagainya dalam industri mainan nasional Deskripsi Produk Nama : PiloPlay Fungsi : Permainan Konstruktif dengan pola rancang bangun yang menerapkan prinsip phyllotaxis Pengguna : Kelompok keluarga Segmen pasar : Kalangan Atas Keunggulan produk : o Dengan sistem modular baru yang menerapkan prinsip phyllotaxis 17

18 o Warna-warna cemerlang yang meningkatkan aktifitas otak o Sistem collapsible dimana permainan pada saat disimpan tidak memerlukan ruangnya cukup besar. o Penggunaan material ramah lingkungan dan tidak beracun serta mampu terurai dialam (biodegradable) saat tidak terpakai lagi Tujuan Desain Mengembangkan dan mengoptimalkan desain permainan konstruktif dengan pola dan desain baru yang menerapkan prinsip alam sebagai solusinya Sasaran Desain Dicapainya suatu proses desain permainan konstruktif yang lebih mengutamakan nilai fun dibandingkan nilai edukatifnya. Serta pola baru yang mampu menciptakan sensasi baru kepada penggunanya Kebutuhan Desain Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pengembangan produk permainan konstruktif tawar ini adalah Mampu menciptakan konfigurasi rancang bangun yang menarik serta pola baru Desain yang baru serta konstruksi yang menarik Tetap pada jalur metodologi biomometika, bahkan pada tingkat pengemasan. Penggunaan material ramah lingkungan sebagai tanggung jawa desainer yang menerapkan biomimetika. Harga produk yang dapat bersaing dipasaran. Umur produk panjang (tahan lama) Kriteria Desain Operasional yang simpel dan sederhana, sehingga mudah dioperasikan Modular, produk dapat disusun dan dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan menyesuaikan dengan ruangan yang tersedia. Pemilihan material menggunakan yang ramah lingkungan serta tahan kondisi cuaca. 18

19 3.1.9 Spesifikasi Desain Menggunakan desain modular yang terdiri dari tiga macam modul yang berbeda yang dapat disusun, bongkar pasang, baik bentuk maupun konfigurasi warna. Penggunaan material alternatif dari tebu yang mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan Kedudukan Produk Sistem kerja produk ini secara teknis bekerja secara manual dengan buku panduan yang menjelaskan konfigurasi dasar sederhana pada produk oleh pengguna, sehingga kedudukan sistem desain produk ini berada diantara otomatis dan manual, yaitu manual. Manual Otomatis Gambar Kedudukan produk 1. (Sumber : Koleksi penulis) Produk dikembangkan untuk kalangan atas. Dimana pasar permaian terutama permainan konstruktif adalah pasar menengah dan pasar atas. Selain itu juga permainan konstruktif ini diharapkan dapat menjadi aternatif produk serupa namun memberikan nilai baru pada penggunannya. kecil. Menengah Atas Gambar Kedudukan produk 2. (Sumber : Koleksi penulis) murah mahal Gambar Kedudukan produk 3. (Sumber : Koleksi penulis) 19

20 Pendekatan Desain Pendekatan desain dalam pengembangan produk permainan konstruktif adalah untuk kalangan atas. Konfigurasi dari produk ini mempertimbangkan sisi fungsi dan sisi estetika yang seimbang. Penggunaan produk ini adalah saat bersantai secara berkelompok dengan keluarga maupun kerabat. fungsional murah mahal estetikal Gambar Pendekatan desain. (Sumber : Koleksi penulis) Pendekatan desain pada produk ini adalah semi marsinal dimana tidak semua komponen produk dibuat dengan menggunakan mesin. Produk ini terdiri dari modulmodul yang dicetak dari pencetak yang dimolding menggunakan material berbahan dasar ramah lingkungan yaitu tebu Citra Produk Citra desain yang digunakan adalah biomorphic, berasal dari bahasa Yunani yaitu bios yang artinya hidup dan morphe yang berarti bentuk atau raut 6. Dalam seni patung dan seni lukis, bentuk biomorphic berangkat dari abstraksi dari bentuk kehidupan seperti tanaman dan tubuh manusia. Bentuk yang diambil dari alam biasanya memiliki garis yang tidak bersudut dan berkelok. Organic shapes (bentuk organik) merupakan inspirasi dari alam yang dapat mampu diterapkan pada desain yang terinspirasi dari alam memiliki nilai lebih dalam estetika dan ergonomis

21 Gambar Citra Produk. (Sumber : Koleksi penulis) Warna yang akan digunakan pada desain permainan konstruktif adalah gradasi warna seperti warna pelangi yang memberi kesan dan identitas ceria, fun, kesenangan, dan sebagainya. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Gambar Lingkaran warna (Sumber: 21

22 Gambar Citra warna Produk. (Sumber : Koleksi penulis) Kendala Desain Kendala yang dihadapi dalam merencana produk ini antara lain: Desain yang memperhitungkan segi fungsi serta karakter material yang digunakan. Produk ini bertujuan untuk kepentingan komersil maka biaya produksi harus ditekan serendah mungkin, agar mampu memberikan keuntungan dari segi ekonomi Pemilihan material yang ramah liingkungan Studi Desain Pengguna Target pengguna dari produk ini adalah keluarga. Oleh karena itu produk harus mampu memberikan nilai fun pada seluruh keluarga. Bentuk interaksi sosial antar anggota keluarga menjadi aspek yang penting pada saat permainan konstruktif ini dimainkan. 22

23 Studi Ergonomi Karena produk bersentuhan langsung dengan pengguna maka harus dipertimbangkan ukuran-ukuran yang sesuai dengan pengguna, ukuran-ukuran modul serta bentuk dari modul itu sendiri.. Gambar Studi ergonomi (Sumber : Koleksi penulis) Konstruksi dan Struktur Produk ini bersifat modular sehingga diperlukan suatu konstruksi yang dengan pola yang telah menjadi patokan yaitu prinsip phyllotaxis. Namun secara teknis modul yang satu dengan modul lainnya harus mampu memiliki kekuatan untuk saling menopang. Produk ini juga harus memiliki jangka ketahanan umur yang mencapai titik dimana produk sudah tidak digunakan lagi, yaitu 1-5 tahun. Material Penulis memutuskan untuk menggunakan material biodegradable dimana penggunaan substansi organik yang dapat terurai di alam dalam jangka waktu tertentu dan ramah 23

24 lingkungan. Material biodegradable pada umumnya dibuat dari bahan organik dari tanaman atau hewan atau dari bahan substasi mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu penulis melakukan observasi mencari beberapa alternatif material biodegradable yang dapat digunakan untuk produk permainan konstruktif. Sekarang ini banyak bahan material biodegradable misalnya plastik dari tepung jangung dan singkong, serat alam, serta lainnya. Namun penulis juga mempertimbangkan material yang mudah didapatkan. Dari sekian material biodegradable yang penulis pertimbangkan, terdapat satu material alternatif dari tebu dimana material ini juga digunakan oleh desainer asal Meksiko, Emiliano Godoy. Emiliano godoy melihat potensial dari material alternatif tebu. Prduk gula bukan hanya saja tebu namun juga menghasilkan produk turunannya baik dari gula maupun proses lainnya. Contoh produk turunan bahan alternatif tebu adalah bioethanol,bahan baku kertas (particle board), pupuk, dan pakan ternak dari ampas tebu, dan lain-lain. Bahan yang digunakan yaitu bahan baku yang berasal dari tebu yaitu gula. Material tersebut pada digabung dengan bahan organik lainya untuk mencapai proses material yang diinginkan. Penggunaan campuran antara gula, potassium bitartrate (cream of tartar) yang terbuat dari pengkristalan yang terjadi pada saat pembuatan wine, dan air menjadi material dasar yang mampu digunakan sebagai material produk. Emiliano Godoy menamakan produk ini adalah Sweet Disposable. Gambar Emiliano Godoy, Desainer Meksiko (Sumber: Koleksi Pribadi) 24

25 Bahan alternatif tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumputrumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Fungsi gula adalah sebagai bahan dasar Sweet Disposable. Penggunaan potassium bitartrate adalah sebagai Memiliki fungsi untuk mencegah sirup gula untuk mengkristal dan mencegah semut mendekati gula. Dan air adalah sebagai alat bantu perekat antara butiran-butiran gula satu dengan yang lainnya. Gambar Produk yang terbuat dari gula karya Emiliano Godoy (Sumber: Koleksi Pribadi) Penulis mengekslorasi material tersebut dan melakukan studi material secara langsung menggunakan bahan dasar material tersebut, namun menemukan kekurangan yaitu matrial yang berbahan dasar dengan perekat air masih mudah hancur, penulis menggunakan alternatif lain yang memiliki daya rekat yang lebih tinggi yaitu merengue. Merengue terbuat dari putih telur dan gula tepung yang dikocok kaku. Putih telur memiliki daya rekat yang lebih tinggi, sudah sejak dahulu putih telur digunakan sebagai perekat, misalnya pada pembangunan candi borobudur. Dalam hal ini potassium bitartrate membantu menstabilkan putih telur. Untuk mewarnai material ini menggunakan pewarna yang ramah lingkungan. Serat kapas digunakan berguna untuk memperkokoh material tersebut. Sebagai finishing agar material tidak 25

26 menyerap air dan tahan dari cuaca, maka dilakukan coating dengan menggunakan beeswax dan mineral oil. Pelapis ini yang merupakan bahan pelapis tidak beracun mampu menambah daya tahan produk hinggga belasan tahun. Secara keseluruhan material layak dijadikan bahan dasar produk dan tahan panas hinga 300. Semua bahan dasar yang digunakan 100% biodegradable. Metodologi biomimetik yang digunakan dalam menerapkan material dalam desain produk harus mempertimbangkan isu lingkungan karena tanggung jawab moral dari desainer atau biomimics (orang-orang yang menggunakan biomimetik sebagai dasar pemecahan masalah) seperti dapat didaur ulang, biodegradable, penggunaan material yang tidak merusak lingkungan dan sebagainya. Dibawah ini merupakan salah satu alasan mengapa penggunaan material biodegradable menjadi sangat penting dalam penggunaan material dalam produk: Kulit Pisang, 2 10 hari Cotton rags, 1 5 bulan Kertas, 2 5 bulan Tali, 3 14 bulan Kulit jeruk, 6 bulan Kaus kaki wool, 1 5 tahun Filter rokok, 1 12 tahun Gelas styrofoam, tahun Tetrapaks (plastic composite milk cartons), 5 tahun Kantong plastik, tahun Sepatu kulit, tahun Nylon fabric, tahun Plastic six-pack holder rings, 450 tahun 26

27 Diapers and sanitary pads tahun Penulis melakukan eksperimen material untuk menghasilkan berbagai jenis komposisi hingga menemukan komposisi yang tepat sehingga gula dapat menjadi material yang layak dijadikan produk. Gambar Eksperimen Penulis (Sumber: Koleksi Pribadi) Ekonomi Aspek ekonomi menjadi hal yang penting mengingat tujuan dari produk permainan ini adalah dijual secara komersil. Namun harga dari produk harus memperhitungkan juga berbagai aspek seperti packaging, biaya produksi, dan lain-lain. 27

28 Bab 4 Keputusan Desain 4.1 Studi Bentuk Dari proses desain yang dilakukan pada bab 3, penulis melakukan keputusan desain dimana desain permainan konstruktif adalah berbentuk moduler dimana setiap modul memiliki kuncian yang saat disambung membentuk sudut 137,5 sebagai penerapan sudut phylotaxis. Sudut ini yang kan memberikan pola yang unik pada saat tiap modul disatukan. Modul terdapat berbagai ukuran yang mempertimbangkan ergonomi, pengguna, prinsip phylotaxis, material, dan sebagainya. Gambar Konfigurasi Dasar (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar diatas merupakan dasar sambungan antar modul yang membentuk sudut 137,5. Gambar Studi Bentuk Dasar (Sumber: Koleksi Pribadi) 28

29 Gambar Sketsa alternatif produk 1 (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar Sketsa alternatif produk 2 (Sumber: Koleksi Pribadi) 29

30 Gambar Studi Bentuk Dasar 2 (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar Studi bentuk dasar kuncian (Sumber: Koleksi Pribadi) 30

31 Gambar Studi Bentuk Kuncian (Sumber: Koleksi Pribadi) 4.2 Studi Ergonomi Studi ergonomi perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana ukuran-ukuran modul yang nyaman ditangan. Berbagai bentuk dan ukuran digunakan untuk memastikan berbagai modul yang akan digunakan. Gambar Studi ergonomi 1 (Sumber: Koleksi Pribadi) 31

32 Gambar Studi ergonomi 2 (Sumber: Koleksi Pribadi) 4.3 Desain Akhir Desain akhir permainan konstruktif dipengaruhi oleh hukum phyllotaxis serta material yang digunakan. Penggunaan prinsip phyllotaxis mempengaruhi desain untuk lebih fokus pada fungsi kuncian bongkar pasang. Gambar Sketsa terpilih (Sumber: Koleksi Pribadi) 32

33 Gambar Studi Model (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar Gambar 3 dimensi (Sumber: Koleksi Pribadi) 33

34 4.4 Proses Produksi Proses produksi, penulis menggunakan berbagai cetakan dari resin hinggga silicon rubber. Model menggunakan tanah liat yang dibentuk lalu dicetak pada bahan untuk menjadi cetakan. Lalu proses produk diproduksi dilakukan. Gambar Pencetakan (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar Media cetak (Sumber: Koleksi Pribadi) 34

35 Gambar Bahan dasar produk (Sumber: Koleksi Pribadi) Gambar Proses Pencetakan (Sumber: Koleksi Pribadi) 35

36 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Biomimetik adalah sains baru yang terus berkembang, merupakan metode pemecahan masalah yang manusia hadapi dapat menemukan solusinya dengan belajar dari model yang berasal dari rancangan alam. Alam merupakan rancangan dengan solusi terbaik, efisien dan optimal. Metodologi biomimetik berupaya melihat solusi dari masalah yang manusia hadapi melalui perspektif yang berdasarkan bagaimana alam menemukan solusi terhadap masalah yang sama yang manusia hadapi. Tidak hanya itu, biomimetik juga merupakan metode yang tepat untuk inovasi, invensi, dan reinvensi rancangan yang sudah ada. Menemukan aspek baru dalam desain serta menambah nilai lain terhadap desain tersebut seperti material yang lebih baik, ramah lingkungan, estetika, dan sebagainya. Dalam memenuhi tugas akhir ini, penulis menerapkannya apada desain permainan. Jenis permainan yang didesain adalah permainan konstruktif. Permainan konstruktif adalah jenis permainan yang dilakukan dengan menyusun modul-modul yang dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga menjadi bentuk bangun tertentu. Pola antara modul yang satu dengan modul lain serta desain bentuknya menghasilkan rancangan yang mewakili imaginasi pemainnya. Dalam permainan konstruktif yang di desain oleh penulis, metodologi biomimetika diterapkan untuk menemukan pola rancang bangun baru yang dapat menjadi alternatif permainan konstruktif baru. Pola yang diterinspirasi dari pertumbuhan tanaman menjadi prinsip utama yang digunakan dalam permainan konstruktif ini. Sudut phylotaxis yaitu sudut 137,5 yang banyak diterapkan pada rancangan pertumbuhan tanaman baik itu batang, daun, bunga, buah maupun biji, merupakan sudut unik yang dapat dieksplorasi melalui permainan konstruktif ini. Sudut ini diterapkan pada desain kuncian bongkar pasang modul dimana setiap memasang modul yang satu dengan yang lainnya maka sudut phylotaxis tetap akan berlaku. Namun terdapat beberapa pola yang berbeda sehingga saat banyak modul dipasang maka akan membentuk rancang bangun yang pada prinsipnya tetap pada sudut 137,5. Image yang pakai adalah image biomorph dimana bentuk-bentuk organik menjadi aspek desain yang digunakan dan warna yang digunakan adalah 36

37 warna gradasi lingkaran warna dimana warna pelangi digunakan untuk menambah nilai fun pada permainan kostruktif. Penggunaan material biodegradable yang merupakan alternatif dari pohon tebu menjadi aspek utama kajian material dimana desain produk yang menjadikan isu lingkungan bagian dari proses desain merupakan tanggung jawab moral dari desainer yang menggunakan alam sebagai inspirasinya. 5.2 Saran Kendala yang dihadapi dalam melakukan proses pengembangan produk permainan konstruktif adalah bagaimana memanfaatkan prinsip alam yaitu sudut phylotaxis yang memaksa semua gerakan kepada sudut yang sama namun mampu menghasilkan ragam bentuk pasangan modul. Mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan arah baru dari modul yang satu dengan modul yang lain seperti arah diagonal dan horisontal. Penggunaan material alternatif tebu yang masih merupakan eksperimen dicoba hingga diharapkan mencapai tahap sempurna sebagai material yang baik untuk mendesain produk. Percobaan-percobaan terus dilakukan baik material maupun penerapannya pada desain permainan konstruktif. Sehingga desain bentuk modul juga harus disesuaikan denga jenis material yang dipilih. Penerapan aplikasi biomimetik pada desain produk memungkinkan bentuk kerja sama antara mahasiswa desain produk dengan bidang ilmu lainnya. Seperti kerjasama dengan ahli biologi, teknik, dan sebagainya. Sehingga proses desain yang menerapkan prinsip biomimetik mampu menghasilkan desain yang optimal. 37

38 DAFTAR PUSTAKA Janine M. Benyus, 1998, Biomimicry inovation inspired by nature, HarperCollins Publishers inc, NewYork. Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania., 2006, Pola yang Menakjubkan Pada Tanaman. Sedarlah. Watchtower Bible and Tract Society of New York, inc. B Hill. Bionic. 1995, Element for fixing the aim and finding the solution in the technical problem solving process. Germany. Data Internet: biomimetics/html 38

Bab 3 Proses Desain. Gambar Pola phyllotaxis pada batang dan daun (Sumber: koleksi penulis)

Bab 3 Proses Desain. Gambar Pola phyllotaxis pada batang dan daun (Sumber: koleksi penulis) Bab 3 Proses Desain 3.1 Konsep Desain Dengan menggunakan prinsip phillotaxis pada desain permainan konstruktif maka yang menjadi prinsip konstruktif adalah penggunaan sudut 137,5. Sudut ini yang akan membentuk

Lebih terperinci

Bab 2 Penerapan Prinsip Phyllotaxis pada Desain Permainan Konstruktif

Bab 2 Penerapan Prinsip Phyllotaxis pada Desain Permainan Konstruktif Bab 2 Penerapan Prinsip Phyllotaxis pada Desain Permainan Konstruktif 2.1 Metodologi Biomimetika Biomimetik yang juga dikenal dengan nama bionik, biognosis, atau biomimikri, yang merupakan bentuk singkat

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK Semester I 2006/2007. PiloPlay. Aplikasi Biomimetik Pada Desain Permainan Konstruktif

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK Semester I 2006/2007. PiloPlay. Aplikasi Biomimetik Pada Desain Permainan Konstruktif LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK Semester I 2006/2007 PiloPlay Aplikasi Biomimetik Pada Desain Permainan Konstruktif Oleh: R. Fabio Renaldo / 17502037 Koordinator TA Desain Produk Bandung,...2007

Lebih terperinci

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furnitur dengan tujuan memberikan nilai estetis dengan menggunakan material dasar kayu, maka sebuah konsep sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,

Lebih terperinci

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Di bagian atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak potensi dalam bidang pertanian. Setiap daerahnya memiliki ciri hasil produksi pertanian tersendiri.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia desain atau commercial art seperti graphic and communication design, photography, interior design, fashion design, product design, dan lainlain, sedang mengalami

Lebih terperinci

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu. 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan ketahanan pangan termasuk di dalamnya kebutuhan akan protein hewani terus meningkat. Salah satu sumber protein yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat alam khususnya pisang yang berlimpah di Indonesia sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa analisis terkait dari percobaan-percobaan tersebut. 4.1 Analisis Struktur dan Karakteristik Material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Rincian Data Sifat Data Manfaat Data Dalam Kesiapan Data Utama Penunjang Perancangan Sudah Belum Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi sofa Pedoman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skateboarding mulai muncul pada tahun 1930-an. Di California selatan, skateboard terbuat dari kayu peti buah dengan roda yang dipasang pada bagian bawah. Model

Lebih terperinci

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN Oleh : Desica Pramudita LATAR BELAKANG FENOMENA PERMAINAN ANAK DI INDONESIA LATAR BELAKANG Tahun 2010, pasar mainan anak dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

II. METODE/PROSES PERANCANGAN II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Menambahkan tema hewan endemik pada loker tas dan sepatu. Membuat loker yang tidak hanya memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mengenai limbah hingga saat ini masih marak terjadi dimana-mana akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah dari produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, kursi ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep dalam proses perancangan sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Didesain agar nyaman dan tahan lama. Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap suara Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT pasti memilki nilai kebaikan. Kekayaan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup

Lebih terperinci

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + -

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + - Keterbatasan produksi mainan lokal Latar belakang + - Lebih produktif Bahan tidak aman Finishing aman Produksi lebih lambat Penggunaan bahan baku kayu Proses produksinya memungkinkan dilakukan secara skala

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Bentuk dari Meja kopi ini dibuat berdasarkan pertimbangan material dan sifat velg bekas yang sudah berbentuk lingkaran dengan mengeksplorasi dari bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan prasarana yang diperlukan dalam mempertahankan dan mengembangkan peradaban manusia. Di era globalisasi

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari

I. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit

BAB 1 PENDAHULUAN. komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan produk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada sistem pengolahan desentralisasi karena memiliki. beberapa keunggulan, diantaranya; kompak, kokoh, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada sistem pengolahan desentralisasi karena memiliki. beberapa keunggulan, diantaranya; kompak, kokoh, memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tangki septik merupakan unit pengolahan yang paling banyak digunakan pada sistem pengolahan desentralisasi karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai banyak dikembangkan, pengembangan material komposit diharapkan dapat meningkatkan sifat material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah tekstil. Manusia melalui tekstil dapat membuat pakaian untuk melindungi tubuh atau sebagai pemuas hasrat manusia untuk menunjukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia ini penuh dengan adat istiadat yang sangat beraneka ragam, terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia ini penuh dengan adat istiadat yang sangat beraneka ragam, terutama di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia ini penuh dengan adat istiadat yang sangat beraneka ragam, terutama di bagian permainan tradisional yang pada jaman sekarang kurang diminati oleh

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BERBISNIS DENGAN PISANG NAMA : ERMA WIDIYANTI NIM : 11.01.2948 STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ring Road Utara. Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia Telp: (0274)884201-207

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang kehidupan masyarakatnya akan berkembang kesistem masyarakat modern dan demokratis khususnya di ibu kota indonesia. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Hijauan Pakan Dalam meningkatkan meningkatkan produksi ternak, ketersediaan hijauan makanan ternak merupakan bagian yang terpenting, karena lebih dari 70% ransum ternak terdiri

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup penelitian, kontribusi penelitian, metode perancangan, sistematika penulisan, serta daftar pustaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jam tangan merupakan aksesoris berupa mesin yang dipakai di pergelangan tangan sebagai penunjuk waktu, jam tangan diciptakan manusia melekat melingkari pergelangan

Lebih terperinci

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE Mefita 1), Purwanita Setijanti 2), dan Hari Purnomo 3) 1) Bidang Keahlian Perancangan Arsitektur, Pascasarjana Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

ERNI WAHYU FITHRIANA A

ERNI WAHYU FITHRIANA A EFEKTIFITAS AIR REBUSAN KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ZAMIA (Zamia kulkas) DENGAN BERBAGAI MEDIA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Oleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Kursi Santai Dengan Rak Buku Sumber : Julianto, 2016 Gambar di atas adalah kursi santai karya sejenis yang dilengkapi dengan rak buku dibawahnya untuk

Lebih terperinci

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS Bentuk-bentuk yang didapat dari hasil eksperimen yang telah dilakukan kemudian dikonsepkan untuk dapat dijadikan suatu produk yang sesuai dengan karakter

Lebih terperinci

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi BABV PEMBAHASAN Dalam bab ini pembahasan akan dilakukan analisis untuk mengetahui ketepatan penggunaan metode Layer Deposition Manufacturing (LDM) dalam pembuatan model gunung, yaitu dengan cara membandingkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berolahraga merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hiburan. Berolahraga dikatakan sebagai hiburan karena dengan berolahraga, manusia dapat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. POLA Modul 10. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk.

SEJARAH DESAIN. POLA Modul 10. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk. SEJARAH DESAIN Modul ke: POLA Modul 10 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Pola dihasilkan dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus) Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement) banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah, atau pada kondisi tanah yang mempunyai daya

Lebih terperinci

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Meja kerja multifungsi ini memiliki hal penting yang terdapat pada perancangan adalah keterkaitannya dengan tataran lingkungan yang mengutamakan

Lebih terperinci