KAJIAN PENANGANAN SEDIMENTASI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG (Study of Sedimentation Mitigation West Floodway Semarang City)
|
|
- Agus Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN PENANGANAN SEDIMENTASI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG (Study of Sedimentation Mitigation West Floodway Semarang City) Dani Prasetyo 1, Very Dermawan 2, Andre Primantyo H 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia; daniunnes@gmail.com 2 Pengajar, Program Studi Magister Sumber Daya Air, Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia ABSTRAK: Untuk upaya pengendalian banjir Kota Semarang, salah satu yang diperlukan adalah penanganan sedimentasi di sungai Banjir Kanal Barat. Kajian ini dilakukan untukmemprediksi pola sebaran dan besarnya volume sedimen di sungai Banjir Kanal Barat.Tahapan analisis dalam penelitian ini dimulaidengan simulasi awal kondisi eksisting untuk penentuan model angkutan sedimen.model selanjutnya digunakan untuk simulasi prediksi sedimentasi sampai dengan tahun 2019 dan 2024 pada kondisi tanpa penanganan dan dengan alternatif penanganan.hasil simulasi pada kondisi eksisting tanpa penanganan diperoleh kenaikan elevasi dasar rata-rata pada tahun 2019 sebesar 1,864 mdan pada tahun 2024 sebesar 2,210 m dengan perkiraan volume endapan sedimen pada tahun 2019 dan 2024 sebesar m³ dan m³. Hasil simulasi angkutan sedimen dengan penempatan bangunan kantong sedimen diperoleh kenaikan elevasi dasar rata-rata terendah pada tahun 2019 dan 2024 sebesar 1,379 m dan1,922m. Alternatif penanganan melalui pengerukan dengan dredger diperoleh perkiraan volume endapan sedimen terendah pada tahun 2019 dan 2024 sebesar m³ dan m³. Berdasarkan analisa biaya, penanganan melalui pengerukan dengan dredger diperoleh estimasi biaya terendah yaitu sebesar Rp ,-. Kata kunci: sedimentasi, HEC-RAS, prediksi, elevasi, volume, biaya. ABSTRACT: For the flood control of Semarang City,one of part needed is sedimentation mitigation atthe West Floodway river. This study is carried out to predictdistribution patterns and sediment volumein the West Floodway. The simulation of existing conditions is the first step for determination of sediment transport model. The models will be used to predicting sedimentation until year 2019 and 2024 on the condition without and with sediment mitigation alternatives. Based on the existing condition simulation, the average of elevation increase in 2019 and 2024 respectively are 1,864 m and 2,210 m. The estimation of sediment volume in 2019 and 2024 respectively are m³ and m³. The results of sediment transport prediction with sediment pocket showing the lowest average elevation in 2019 and 2024 respectively are 1,379 m and 1,992 m.the smallest volume of sediment obtained by dredging with dredger in 2019 and 2024 respectively are m³ and m³. Based on cost estimation,the cost of dredging with dredger is the lowest, at a cost IDR. Keyword: sedimentation, HEC-RAS, prediction, elevation, volume, cost A. PENDAHULUAN Siklus hidrologi menggambarkan fenomena alam yang menghubungkan antara erosi, sedimentasi dan limpasan.terjadinya erosi tergantung dari beberapa faktor diantaranya karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup, serta kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal. Dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai. Proses sedimentasi yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan pendangkalan yang berpengaruh terhadap penurunan kapasitas 76
2 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang 77 pengaliran sungai. Partikel sedimen yang terbawa oleh aliran sungai menuju ke laut akan menyebabkan pengendapan di daerah muara sehingga akan menghalangi aliran sungai ke laut. Tingginya tingkat konsentrasi sedimen akan mengakibatkan kekeruhan sehingga menurunkan kualitas air sungai. Salah satu faktor penyebab banjir di Semarang adalah menurunnya kapasitas pengaliran sungai Banjir Kanal Barat akibat besarnya endapan sedimen. Usaha pengendalian banjir dan penanganan sedimentasi dilakukan melalui kegiatan Integrated Water Resources and Flood Management Project for Semarang yang meliputi kegiatan normalisasi alur sungai Banjir Kanal Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Master Plan Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi permasalahan banjir yang terjadi hampir setiap tahun.selain untuk mengatasi banjir, kegiatan ini dilakukan untuk penataan kembali sungai Garang dan Banjir Kanal Barat dan daerah di sepanjang pengalirannya, serta untuk mengembangkan potensi wisata sungai di Kota Semarang. Pasca pelaksanaan normalisasi tahun 2012, penumpukan sedimen sudah mulai terlihat cukup besar dibeberapa ruas sungai Banjir Kanal Barat. Dengan potensi sedimen dan biaya operasional pemeliharaan yang cukup besar, maka diperlukan suatu alternatif dan konsep penanganan yang tepat untuk mengatasi permasalahan sedimentasi tersebut. Berbagai alternatif penanganan sedimentasi harus dibuat dengan tetap mempertahankan prinsip kestabilan dasar sungai agar fungsi dan manfaat sungai Banjir Kanal Barat dapat dipertahankan. Berdasarkan latar belakang di atas perlu adanya suatu kajian untuk menganalisis permasalahan sedimentasi yang terjadi di alur sungai Banjir Kanal Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola sebaran dan prediksi besarnya volume sedimen yang terjadi serta alternatif penanganannya sehingga akan diperoleh suatu konsep penanganan sedimentasi yang optimal demi menjaga fungsi dan manfaat utama sungai Banjir Kanal Barat sebagai pengendali banjir. Rumusan masalah dalam kajian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapakah besarnya volume sedimen dan bagaimana pola sebaran sedimen sungai Banjir Kanal Barat sampai dengan tahun 2014? 2. Bagaimana prediksi perubahan elevasi dasar dan besarnya volume sedimen sungai Banjir Kanal Barat untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024)? 3. Bagaimana alternatif penanganan sedimentasi yang optimal untuk mengatasi permasalahan sedimentasi sungai Banjir Kanal Barat? B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Analisa Hidrologi Tujuan dari analisis frekuensi dari data hidrologi adalah mencari korelasi antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan disribusi probabilitas. Analisis frekuensi dapat diterapkan untuk data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah data debit atau hujan maksimum tahunan, yaitu data terbesar yang terjadi selama satu tahun yang terukur selama beberapa tahun (Triatmodjo, 2010). 2. Kemiringan Seimbang Dinamis Keseimbangan sungai bergerak diantara keseimbangan dinamis dan statis.kemiringan stabil dinamis ini dapat diperoleh dari persamaan angkutan sedimen yang dikembangkan oleh Brown (Sosrodarsono, 1994). Adapun persamaan keseimbangan dinamis Brown adalah: { { ( ) ( ) }...(1) }...(2) qb = Debit beban dasar (volume sedimen yang masuk ke alur sungai) per satuan lebar. I = Kemiringan seimbang dinamis d = Ukuran butiran rata-rata λ = Angka pori pasir-kerikil (0.4) n = Koefisien kekasaran Manning q = Debit persatuan lebar R = Kedalaman hidrolis, R = H 3. Pemodelan Angkutan Sedimen Pemodelan Angkutan Sedimend engan menggunakan software HEC-RAS Secara umum persamaan angkutan sedimen adalah sebagai fungsi berikut ini. ( )...(3) = Laju angkutan sedimen pada
3 78 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm D V S B d ρ ρ s s f d i p i T kelompok butiran i = Kedalaman aliran = Kecepatan aliran rata-rata = Kemiringan energi = Lebar efektif sungai = Ukuran diameter butiran yang mewakili = Kerapatan air = Kerapatan partikel sedimen = Faktor bentuk partikel sedimen = Diameter rata-rata geometri partikel dalam ukuran kelas ke-i = Fraksi ukuran partikel kelas ke-i di dasar sungai = Suhu air Debit sedimen dasar (bed load) dapat ditentukan berdasarkan hasil pengukuran sedimen layang (suspended load) dengan ketentuan seperti pada Tabel 1. Sumber :Anonim, 2010 Hasil perhitungan pengangkutan sedimen rerata sangat sensitif terhadap distribusi ukuran butir, terutama untuk butiran halus. Tabel 3.Jangkauan Nilai Input untuk Pengangkutan Sedimen Fungsi Tabel 1.Persentase Korelasi Bed Load Sumber :Anonim, 1974 Kapasitas pengangkutan ditentukan untuk setiap ukuran butir mewakili ukuran butiran tertentu yang membentuk 100% dari material dasar. Kapasitas pengangkutan untuk kelompok ukuran tertentu tersebut kemudian dikalikan dengan pecahan dari total sedimen yang mewakili ukuran tertentu tersebut. Kapasitas pengangkutan untuk ukuran butir tertentu tersebut kemudian dijumlahkan dengan ukuran butiran lain untuk menjadi kapasitas pengangkutan sedimen total. Ukuran kelas angka standar berdasarkan pada skala klasifikasi American Geophysical Union (AGU) yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2.Ukuran Butiran dari Klasifikasi Material Sedimen American Geophysical Union Sumber :Anonim, 2010 Keterangan notasi pada Tabel 3 adalah sebagai berikut: d = diameter partikel keseluruhan, mm d m = diameter partikel rata-rata, mm s = berat jenis sedimen, g/cm³ V = kecepatan aliran rata-rata, fps D = kedalaman aliran, m S = kemiringan garis energi W = lebar saluran, ft T = suhu air, F R = jari-jari hidrolik, ft NA = data tidak tersedia 4. Persamaan Angkutan Sedimen a. Ackers-White (1973) Persamaan transport sedimen Ackers-White adalah sebagai berikut: ( ) (4) ( ) (5)
4 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang 79 X = konsentrasi sedimen G gr = parameter transport sedimen s = specific gravity sedimen d s = diameter partikel D = kedalaman efektif U* = kecepatan geser V = kecepatan rata-rata saluran n = transisi eksponen C = koefisien F gr = parameter angkutan sedimen A = parameter angkutan sedimen kritis b. Englund-Hansen (1972) PersamaanEnglund-Hansenadalahsebagai berikut: ( ) [ ] (6) g s = angkutan sedimen γ = berat jenis air γ s = berat jenis sedimen V = kecepatan aliran rata-rata Ʈ 0 = tegangan geser dasar d 50 = diameter partikel 50% c. Laursen (Copeland) (1958) Persamaan transport sedimen untuk Laursen (Copeland) adalah sebagai berikut: ( ) ( ) (7) C m = konsentrasi debit sedimen (berat/volume) γ = berat jenis air d s = diameter partikel D = kedalaman aliran efektif τ o = tegangan geser dasar = tegangan geser kritis τ c d. Meyer-Peter Muller (1948) Persamaan ini banyak digunakan untuk perhitungan transport sedimen sungai dengan material sedimen berbutir kasar dengan ukuran partikel antara 0.4 sampai 29 mm dan specific gravity ( ) ( ) ( ) (8) = angkutan sedimen rata-rata (berat/waktu/unit lebar) k r = koefisien kekasaran k r = koefisien kekasaran berdasarkan butiran γ = berat jenis air γ s = berat jenis sedimen = percepatan gravitasi d m = diameter butiran R = jari-jari hidraulis S = kemiringan garis energi e. Toffaleti (1958) Toffaleti adalah modifikasi dari persamaan Einstein dimana distribusi sedimen layang (suspended load) dibagi dalam beberapa zona vertikal untuk menggambarkan pergerakan sedimen secara 2 dimensi. Persamaannya adalah sebagai berikut: ( ) (9) ( ) [( ) ( ) ] (10) ( ) ( ) [ ( ) ]..(11) (12) (13) (14) g ssl = angkutan sedimen layang pada zona bawah (ton/hr/m) g ssm = angkutan sedimen layang pada zona tengah (ton/hr/m) g ssu = angkutan sedimen layang pada zona atas (ton/hr/m) = total transport sedimen (ton/hr/m) M = konsentrasi sedimen C L = konsentrasi sedimen pada zona bawah R = jari-jari hidraulis d m = diameter butiran z = hubungan antara sedimen dengan karakteristik hidraulik = temperatur n v
5 80 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm f. Yang (1973) Persamaan Yang adalah sebagai berikut: ( (Untuk gravel dm 2mm) (15) ( ) ) ) ( (Untuk gravel dm 2mm) (16) Ct = total konsentrasi sedimen ω = kecepatan jatuh partikel d m = diameter partikel rata-rata v = kekentalan kinematik u* = kecepatan geser V = kecepatan aliran rata-rata S = kemiringan garis energi 5. Uji Statistik Penentuan Model Angkutan Sedimen Salah satu analisis statistik yang digunakan adalah metode Root Mean Square Error (RMSE). Metode ini dinyatakan dalam persamaan berikut: RMSE = n i 1 n = Jumlah data 2 ( El. dasar( i) observasi El. dasar( i) HecRas ) (17) n 6. Alternatif Penanganan Sedimen Alternatif penanganan sedimentasi yang diusulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah: pengerukan dengan dredger, penempatan kantong sedimen, penempatan bangunan ambang. C. METODE DAN BAHAN Data-data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Data geometri sungai Banjir Kanal Barat tahun Data debit hasil pengamatan debit limpasan harian Bendung Simongan tahun dan data debit maksimum bulanan tahun Data pasang surut harian sungai Banjir Kanal Barat tahun Data geometri sungai Banjir Kanal Barat tahun Data sedimen sungai Banjir Kanal Barat meliputi data gradasi butiran sedimen dasartahun 2014 dan pengukuran debit sedimen layang tahun Skematisasi pemodelan angkutan sedimen ditunjukkan Gambar 1. Gambar 1. Skematisasi Pemodelan Sedimen Sungai Banjir Kanal Barat
6 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang 81 Tahapan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Input Data Pada Model HEC-RAS a. Input Data Geometri b. Input Data QuasiUnsteady Flow c. Input Data Sedimen 2. Pemilihan Persamaan Angkutan Sedimen Persamaan angkutan sedimen yang digunakan yaitu: Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen (Copeland), Meyer-Peter-Muller, Tofaletti, Yang. Hasil simulasi di uji dengan metode (RMSE). 3. Simulasi Angkutan Sedimen Tanpa Alternatif Penanganan Dari hasil simulasi awal, model angkutan sedimen yang terpilih dan sesuai dengan kondisi existing akan digunakan untuk simulasi prediksi perubahan elevasi dasar sungai dan volume sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) 4. Simulasi Angkutan Sedimen Dengan Alternatif Penanganan Pada tahap simulasi ini akan di coba beberapa alternatif penanganan diantaranya adalah: 1. Pengerukan dengan dredgersection WF. -9 WF Penempatan kantong sedimen pada section WF.76 WF. 86 dan WF. 30 WF Penempatan bangunan ambang pada section WF. 30 Hasil simulasipada tahap ini akan dibandingkan dengan simulasi tanpa penanganan. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Debit Berdasarkan hasil analisa frekuensi diperoleh debit banjir rancangan untuk sungai Banjir Kanal Barat pada Tabel 4. Tabel 4. Debit Banjir Rancangan Sungai Banjir Kanal Barat No. Kala Ulang Qmaks (m³/det) 1 1,01 207, ,05 232, ,11 249, ,25 274, , , , , , , ,464 Sumber : Hasil Perhitungan Untuk memperoleh debit dominan yang sesuai dengan kondisi di lapangan, maka perlu perhitungkan pula debit modus yang diperoleh dari data debit maksimum bulanan sungai Banjir Kanal Barat. Adapun hasil analisa debit Qmodus adalah ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Debit Modus Sungai Banjir Kanal Barat No Debit Sumber: Hasil Perhitungan Hasil analisa debit modus diperoleh debit sebesar 120,14 m³/s. 2. Penentuan Debit Dominan Debit dominan ditentukan melalui pendekatan kecepatan aliran berdasarkan diagram Hjulstrom. Dengan d 50 = 1 mm, diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar 2. Diagram Hjulstrom Xi Frekuensi Kumulatif Berdasarkan hasil plot diameter butiran d50 pada diagaram Hjulstrom diperoleh batas kecepatan terjadinya angkutan sedimen dasar (transport bedload) adalah pada kecepatan (V): 0,6< V < 3,5 (m/dt), Selanjutnya dapat dilakukan penentuan debit dominan berdasarkan kondisi angkutan sedimennya. Hasil analisa ditunjukkan pada Tabel 6. Fi Frekuensi
7 Sedimen (Mg/lt) 82 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm Tabel 6. Analisa Kecepatan Aliran Dan Kondisi Angkutan Sedimen Debit (m³/s) 0, , , ,070 Muka Air Hilir (m) Kecepatan Rata-Rata Aliran (m/s) Kondisi (Agradasi/Degradasi) HWL 0,001 Agradasi SWL 0,002 Agradasi LWL 0,002 Agradasi HWL 0,438 Agradasi SWL 0,503 Agradasi LWL 0,592 Agradasi HWL 0,867 Transport Bedload SWL 0,977 Transport Bedload LWL 1,081 Transport Bedload HWL 1,190 Transport Bedload SWL 1,281 Transport Bedload LWL 1,373 Transport Bedload Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil analisa kecepatan aliran maka ditentukan debit dominan untuk simulsi model adalah 120,14 m³/s 3. Analisa Data Pasang Surut Skenario yang digunakan dalam pemodelan ini adalah dengan melakukan simulasi dengan empat kondisi tinggi muka air di hilir saluran yaitu: tinggi muka air pasang (HWL), tinggi muka air rata-rata (SWL), tinggi muka air surut (SWL), dan tinggi muka air normal (S=0,000371). Dari hasil analisa data pasang surut tahun maka ditetapkan tinggi muka air HWL = 1m, SWL = 0,5 m, dan LWL = 0 m. 4. Analisa Data Sedimen Data sedimenyang digunakan dalam penelitian ini adalah data gradasi butiran sedimen dasar dan konsentrasi sedimen layang sungai Banjir Kanal Barat.Data sedimen hasil pengukuran digunakan sebagai dasar input data sedimen pada software HEC-RAS. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian sampel sedimen diperoleh hasil seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisa Saringan Sedimen Sungai Banjir Kanal Barat Jenis Material Diameter Butiran (mm) Persentase Lolos Butiran (%) Min Rata- Rata Maks WF.80 WF.35 WF.15 WF. -9 Clay Very Find Silt Fine Silt Medium Silt Coarse Silt Very Find Sand Find Sand Medium Sand Coarse Sand Very Coarse Sand Very Find Gravel Find Gravel Medium Gravel Coarse Gravel Very Coarse Gravel Small Cobbles Large Cobbles Small Boulders Medium Boulders Large Boulders Sumber: Hasil Pengukuran Dari hasil pengukuran sedimen layang tahun 2013 diperoleh kurva hubungan antara debit aliran dengan konsentrasi sedimen layang (suspended load) seperti ditunjukkan pada Gambar Gambar 3. Kurva Liku Sedimen Sumber: Pusat Studi LPPM, Simulasi Awal Simulasi awal ini dilakukan untuk penentuan model angkutan sedimen yang sesuai dengan kondisi aktual. Sistematika perubahan parameter model adalah sebagai berikut: Data Hasil Pengukuran Gambar 4. Sistematika Perubahan Parameter Model Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting dengan berbagai perubahan parameter model, maka diperoleh hasil uji RMSE seperti pada Tabel 7. Tabel 7.Uji Kesesuaian Model No. Sumber : Hasil Perhitungan y = 6.099x R² = Input Data Persamaan Angkutan Sedimen Kondisi Muka Air Debit (m3/dt) Trial Persamaan Angkutan Sedimen 1. Ackers-White 2. Engelund-Hansen 3. Laursen 4. Meyer-Peter Muller 5. Toffaleti 6. Yang Trial Fall Velocity Method 1. Ruby 2. Tofaletti Trial Tinggi Muka Air Hilir 1. HWL (High Water Level) -- 1,0 m 2. SWL (Stage Water Level) 0,5 m 3. LWL (Lowest Water Level) 0 m 4. Normal (S=0,000371) Ruby Hasil Uji RMSE Output Model : 1. Pola sebaran sedimen 2. Perubahan elevasi dasar Tofaletti 1 Ackers-White HWL 0,317 0,704 SWL 0,218 0,514 LWL 0,474 0,479 Normal 0,908 0,501 2 England-Hansen HWL 1,512 1,934 SWL 1,384 1,797 LWL 1,262 1,656 Normal 0,990 1,294 3 Laursen (Copeland) HWL 0,668 0,709 SWL 0,484 0,514 LWL 0,372 0,382 Normal 0,926 1,115 4 Meyer Peter Muller HWL 2,543 2,718 SWL 3,014 2,708 LWL 3,019 2,745 Normal 3,013 3,013 5 Tofaletti HWL 1,173 1,404 SWL 0,956 1,152 LWL 0,732 0,904 Normal 0,583 0,583 6 Yang HWL 0,975 1,322 SWL 0,805 1,098 LWL 0,594 0,860 Normal 0,733 0,576 Berdasarkan hasil uji kesesuaian model dengan metode RMSE, maka dipilih model angkuan sedimen dengan nilai uji RMSE terendah yaitu sebesar 0,218 dengan persamaan Ackers- White pada kondisi muka air Stage Water Level
8 (SWL) dan menggunakan Fall Velocity Method :Ruby. Hasil simulasi dengan model angkutan sedimen terpilih diperoleh pola sebaran sedimen sampai dengan tahun 2014 ditunjukkan pada Gambar Sedimentasi BKB Plan: BKB AW-SWL 2/1/2015 WS 01Jan EG 01Jan Elevation (m) Crit 01Jan BKB Semarang Kanal Banjir Ground WF. 94 WF. 91 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 28 WF. 25 WF. 22 WF. 19 WF. 16 WF. 13 WF. 10 WF. 7 WF. 4 WF. 1 WF. -2 WF. -5 WF. -8 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang Elevasi Awal Tahun 2012 Elevasi Tahun 2014 Elevasi Tahun 2019 Elevasi Tahun Gambar 7.Prediksi Pola Sebaran Sedimen Sungai Banjir Kanal Barat Kondisi Tanpa Penanganan Gambar 5. Profil Muka Air dan Pola Sebaran Sedimen Tahun Main Channel Distance (m) Skema perubahan elevasi dasar sungai Banjir Kanal pada tahun 2019 dan 2024 ditunjukkan Gambar 8. d:\s2 Pengair an\tes is \Thes is k u\analis is data\input Data HEC- RAS\Sedimentas ibkb.s ed62 28Jun :00:00 28Jun :00: Skema perubahan elevasi dasar pada tahun 2014 ditunjukkan Gambar E Jan :00:00 29Jun :00: E Gambar 8. Skema Perubahan Elevasi Dasar sungai Banjir Kanal Barat Kondisi Tanpa Penanganan Tahun 2019 dan 2024 Gambar 6. Skema Perubahan Elevasi Dasar Sungai Tahun 2014 Dari hasil simulasi kondisi eksisting diperoleh volume sedimen sungai Banjir Kanal Barat sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar m³. 6. Simulasi Prediksi Angkutan Sedimen periode 5 dan 10 Tahun. Hasil prediksi sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) ditunjukkan pada Gambar 7. Kenaikan rata-rata elevasi dasar terhadap kondisi awal pada tahun 2019 dan 2024 adalah berturut-turut sebesar 1,864m dan 2,210 m. Perkiraan volume endapan sedimen pada tahun 2019 dan 2024 dengan total volume endapan sedimen berturut-turut sebesar m³ dan m³. 7. Simulasi Prediksi Angkutan Sedimen Periode 5 dan 10 Tahun Dengan Pengerukan Dredger Hasil simulasi dengan pengerukan dredger diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
9 WF. 94 WF. 91 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 28 WF. 25 WF. 22 WF. 19 WF. 16 WF. 13 WF. 10 WF. 7 WF. 4 WF. 1 WF. -2 WF. -5 WF WF. 94 WF. 91 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 28 WF. 25 WF. 22 WF. 19 WF. 16 WF. 13 WF. 10 WF. 7 WF. 4 WF. 1 WF. -2 WF WF. -8 Elevation (m) 84 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm Elevasi Tahun 2014 Elevasi Tahun 2019 Elevasi Tahun 2024 Gambar 9. Prediksi Pola Sebaran Sedimen Dengan PengerukanDredger Kenaikan elevasi dasar hasil simulasi melalui pengerukan dengan dredger pada tahun 2019 sebesar 1,451 m sedangkan untuk tahun 2024 sebesar 1,966 m dengan skema perubahan elevasi dasar sungai ditunjukkan pada Gambar Penanganan Sedimentasi dengan Penempatan Kantong Sedimen Penempatan kantong sedimen direncanakan pada titik WF.86 WF.76 dengan lebar rata-rata 50 m, maka dicoba panjang kantong sedimen (L) untuk lokasi 1 adalah sepanjang 800 m. Lokasi 2 direncanakan pada WF. 40 WF. 31 dengan lebar rara-rata sungai 100 m maka dicoba dengan panjang 500 m. Kedalaman kantong sedimen untuk masing-masing lokasi adalah 1 m dari elevasi desain. Penempatan kantong sedimen dapat dilihat pada Gambar 11. Sedimen_Deposit Plan: BKB Semarang Kanal Banjir 5.0 Sediment Fill 4.5 Ground Jul :00:00 28Jun :00:00 28Jun :00: E E Gambar 11. Skema Penempatan Kantong Sedimen Main Channel Distance (m) Gambar 10. Skema Perubahan Elevasi Dasar Dengan Pengerukan Dredger Besarnya volume sedimen untuk tahun 2019 dan 2024 berturut-berturut adalah sebesar m³ dan m³. Perkiraan anggaran biaya pengerukan sebesar Rp ,- 8. Penentuan Kemiringan Seimbang Dinamis Brown Untuk memperoleh keseimbangan dalam proses angkutan sedimen maka diperlukan kemiringan sungai yang stabil. Untuk memperoleh kemiringan stabil maka perlu diperhitungkan kemiringan seimbang dinamis dengan persamaan Brown. Berdasarkan hasil perhitungan Brown diperoleh kemiringan seimbang dinamis sebesar Kemiringan seimbang dinamis Brown akan coba dicapai melalui alternatif penanganan dengan penempatan kantong sedimen dan bangunan ambang. Hasil simulasi model angkutan sedimen dengan penempatan kantong sedimen sampai dengan tahun 2019 dan 2024 ditunjukkan Gambar Elevasi Tahun 2014 Elevasi Tahun 2019 Elevasi Tahun 2024 Gambar 12. Prediksi Pola Sebaran Sedimen Dengan Penempatan Kantong Sedimen
10 BKB Semarang Kanal Banjir 4 Ground Main Channel Distance (m) Elevation (m) WF. 94 WF. 91 d:\s2 Pengairan\Tesis \Thesisku\Analisis data\input Data HEC -R AS\Sedim entasibkb.sed65 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 30 WF. 27 WF. 24 WF. 21 WF. 18 WF. 15 WF. 12 WF. 9 WF. 6 WF. 3 WF. 0 WF.-3 WF.-6 WF.-9 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang 85 30Jun :00: Jun :00: Jun :00: Elevasi Tahun 2014 Elevasi Tahun 2019 Elevasi Tahun E E Gambar 15. Prediksi Pola Sebaran Sedimen Dengan Penempatan Bangunan Ambang 28Jun :00:00 28Jun :00: Gambar 13. Skema Perubahan Elevasi Dasar Dengan Penempatan Kantong Sedimen Hasil simulasi dengan penempatan kantong sedimen menunjukkan sebaran sedimen terlihat merata sepanjang sungai Banjir Kanal Barat dengan kenaikan elevasi dasar rata-rata untuk tahun 2019 dan 2024 berturut-turut adalah 1,379 m dan 1,922 m. Total volume endapan sedimen untuk tahun 2019 dan 2024 berturut-turut adalah m³ dan m³. Rencana anggaran biaya penanganan sedimentasi dengan penempatan kantong sedimen sebesar Rp , Penanganan Sedimentasi dengan Bangunan Ambang Penempatan ambang direncanakan pada ruas WF. 30 dengan tinggi ambang direncanakan sekitar 0,5 m. Sketsa penempatan ambang dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Skema Penempatan Bangunan Ambang Simulasi model angkutan sedimen dengan penempatan bangunan ambang di Sungai Banjir Kanal Barat untuk prediksi sedimentasi sampai dengan tahun 2019 dan 2024 diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Gambar 15. Sedimen_Deposit Plan: Gambar 16. Skema Perubahan Elevasi Dasar Dengan Penempatan Bangunan Ambang Hasil simulasi angkutan sedimen dengan penempatan bangunan ambang menunjukkan kenaikan elevasi dasar rata-rata untuk tahun 2019 dan 2024 sebesar 1,451 m dan 1,965 m. Prediksi volume endapan sedimen di sepanjang sungai Banjir Kanal Barat untuk tahun 2019 dan 2024 berturut-turut adalah sebesar m³ dan m³. Rencana anggaran biaya penanganan dengan penempatan bangunan ambang adalah sebesar Rp Perbandingan Pola Sebaran Sedimen Perbandingan prediksi perubahan elevasi dasar hasil simulasi untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi Perubahan Elevasi Dasar Hasil Simulasi No Model Simulasi E-02 (Sumber : Hasil Perhitungan) (m) (m) 1 Tanpa Penanganan 1,864 2,210 2 Dengan Penanganan Sistem Dredging 1,451 1,966 Penempatan Kantong Sedimen 1,379 1,922 Penempatan Bangunan Ambang 1,451 1, E
11 WF. 94 WF. 91 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 30 WF. 27 WF. 24 WF. 21 WF. 18 WF. 15 WF. 12 WF. 9 WF. 6 WF. 3 WF. 0 WF. -3 WF. -6 WF. -9 WF. 94 WF. 91 WF. 88 WF. 85 WF. 82 WF. 79 WF. 76 WF. 73 WF. 70 WF. 67 WF. 64 WF. 61 WF. 58 WF. 55 WF. 52 WF. 49 WF. 46 WF. 43 WF. 40 WF. 37 WF. 34 WF. 31 WF. 30 WF. 27 WF. 24 WF. 21 WF. 18 WF. 15 WF. 12 WF. 9 WF. 6 WF. 3 WF. 0 WF. -3 WF. -6 WF Jurnal Teknik Pengairan, Volume 6, Nomor 1, Mei 2015, hlm Grafik perbandingan prediksi perubahan elevasi dasar sungai Banjir Kanal Barat untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) ditunjukkan pada Gambar 17 dan Gambar Gambar 17. Grafik Perbandingan Perubahan Elevasi Dasar Tahun Gambar 18. Grafik Perbandingan Perubahan Elevasi Dasar Tahun Perbandingan Volume Sedimen Perbandingan Volume sedimentasi hasil simulasi tanpa penanganan dan dengan alternatif penanganan ditunjukkan Tabel 9. Tabel9.Rekapitulasi Prediksi Volume Sedimen Sungai Banjir Kanal Barat No Model Simulasi Sumber : Hasil Perhitungan 13. Perbandingan Rencana Anggaran Biaya Penanganan Rencana anggaran biaya penanganan sedimentasi untuk ketiga alternatif ditunjukkan Tabel 10. Tabel 10. Rencana Anggaran Biaya Sumber : Hasil Perhitungan Elevasi Awal Elevasi 2014 Elevasi 2019 Elevasi 2019 (Dredger) Elevasi 2019 (Kantong Sedimen) Elevasi 2019 (Ambang) Elevasi Awal Elevasi 2014 Elevasi 2024 Elevasi 2024 (Dredger) Elevasi 2024 (Kantong Sedimen) Elevasi 2024 (Ambang) (m) (m) 1 Tanpa Penanganan 1,864 2,210 2 Dengan Penanganan Sistem Dredging 1,451 1,966 Penempatan Kantong Sedimen 1,379 1,922 Penempatan Bangunan Ambang 1,451 1,965 No 1 Pengerukan Sistem Dredging Alternatif Penanganan 2 Penempatan Kantong Sedimen Rencana Anggaran Biaya (Rp.) , ,53 3 Penempatan Bangunan Ambang ,14 E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi model prediksi sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Volume sedimen dari kondisi awal tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 diperkirakan sebesar m³. Berdasarkan hasil simulasi, sebaran sedimen di sungai Banjir Kanal Barat sampai dengan tahun 2014 cenderung tidak merata dan lebih banyak terkonsentrasi di titik antara WF. 30 WF. 60. Hal ini dikarenakan pengaruh dari pasang air laut sehingga aliran air menuju ke muara terhambat dan terjadinya aliran balik (back water). Adanya Aliran balik akan mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan aliran sehingga akan mengurangi besarnya angkutan sedimen menuju ke hilir atau muara sungai. 2. Simulasi prediksi perubahan elevasi dasar sungai dan volume endapan sedimen untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) diperoleh hasil sebagai berikut: a. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal pada kondisi awal (eksisting) tanpa penanganan adalah 1,864 m dan 2,210 dengan total volume sedimen sebesar m³ dan m³. b. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal melalui alternatif pengerukan dengan dredger adalah1,451m dan 1,966 m dengan total volume sedimen sebesar m³ dan m³. c. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal dengan penempatan kantong sedimen adalah 1,379 m dan 1,922 m dengan total volume sedimen adalah sebesar m³ dan m³. d. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal dengan penempatan bangunan ambang adalah 1,451 m dan 1,965 m dengan total volume sedimen sebesar m³ dan m³. 3. Simulasi model melalui pengerukan dengan dredger menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengurangi volume endapan sedimen dibanding tanpa penanganan yaitu sebesar m³. Ditinjau dari segi biaya, alternatif penanganan sedimentasi dengan
12 Prasetyo, dkk., Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat Kota Semarang 87 pengerukan menggunakan dredger memiliki anggaran biaya terendah diantara alternatif lainnya sebesar Rp , Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan dalam studi ini diantaranya: a. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan analisa yang lebih detailterhadap sedimentasi di hulu sungai dan upaya pengendaliannya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan investigasi lebih detail terhadap kondisi sedimentasi di Sungai Banjir Kanal Barat. b. Detail desain bangunan kantong sedimen dan ambang beserta variasi penempatan perlu dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya untuk mendapatkan penanganan sedimen yang lebih optimal. c. Penanganan sedimensungai Banjir Kanal Barat perlu dilakukan secara terintegrasi dari hulu sampai ke hilir dan berkelanjutan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan sungai Banjir Kanal Barat mengingat besarnya potensi sedimentasi sungai tersebut. d. Dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai Banjir Kanal Barat perlu adanya kerjasama yang berkesinambungan antar pihak-pihak terkait untuk mempertahankan fungsi dan manfaat sungai Banjir Kanal Barat. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim Design of Small Dam. US Departement of The Interior, Bureau of Reclamation, Oxford & IBH Publishing Co. 2. Anonim HECRAS 4.1 Hydraulic Reference Manual.California: U.S. Army Corps of Engineering. 3. Pusat Studi LPPM Analisa Sedimentasi Kaligarang/ Banjir Kanal Barat Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro. 4. Sosrodarsono, S dan Tominaga, M Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 5. Triatmodjo, Bambang Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG)
KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) Nur Hidayah Y.N. 1), Mamok Suprapto 2), Suyanto 3) 1)Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai
Lebih terperinciEFEKTIFITAS GROUNDSILL TERHADAP PENYEBARAN SEDIMEN SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN
EFEKTIFITAS GROUNDSILL TERHADAP PENYEBARAN SEDIMEN SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN Susilo Budi 1, Very Dermawan 2, Emma Yuliani 2 1 Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Erosi dan Sedimentasi Erosi dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik disebabkan
Lebih terperinciAlumni Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia 2 Staf Pengajar Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia
Analisis Angkutan Sedimen pada Sungai Kemuning Kalimantan Selatan dengan Menggunakan Program HEC-RAS 5.0.3 Sediment Transport Analysis on River Kemuning South Borneo using HEC-RAS 5.0.3 Andi Orlando Limbong
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SALUWANGKO DI DESA TOUNELET KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA
ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SALUWANGKO DI DESA TOUNELET KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA Olviana Mokonio T Mananoma, L Tanudjaja, A Binilang Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3 Pembatasan Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan sedimen di sungai atau saluran terbuka merupakan suatu proses alami yang terjadi secara berkelanjutan. Sungai di samping berfungsi sebagai media untuk mengalirkan
Lebih terperinciANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY
ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Rumusan Masalah
BAB III METODOLOGI 3.1. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan peninjauan pada pokok permasalahan untuk menemukan sejauh mana pembahasan permasalahan tersebut dilakukan. Berdasarkan hasil analisa terhadap
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN
KARAKTERISTIKA ALIRAN DAN BUTIR SEDIMEN May 14 Transpor Sedimen Karakteristika Aliran 2 Karakteristika fluida air yang berpengaruh terhadap transpor sedimen Rapat massa, ρ Viskositas, ν Variabel aliran
Lebih terperinciLaju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek
D125 Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek Faradilla Ayu Rizki Shiami, Umboro Lasminto, dan Wasis Wardoyo Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
ABSTRAK Pengelolaan wilayah sungai sangat penting sebagai usaha perlindungan secara terpadu mulai dari bagian hulu hingga hilir. Salah satu tolok ukur kerusakan Daerah Aliran Sungai adalah besarnya angkutan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN
ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN Amelia Ester Sembiring T. Mananoma, F. Halim, E. M. Wuisan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email: ame910@gmail.com ABSTRAK Danau
Lebih terperinciANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI
ANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI Fahmi Zamroni 1, Moh. Sholichin 2, Andre Primantyo H. 2 1) Mahasiswa Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik,
Lebih terperinci1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA
BAB VI ANALISIS HIDROLIKA 6. Tinjauan Umum Analisa hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III, bahwa salah satu penyebab
Lebih terperinciANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA
ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Endyi 1), Kartini 2), Danang Gunarto 2) endyistar001@yahoo.co.id ABSTRAK Meningkatnya aktifitas manusia di Sungai Jawi
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS INLET KANAL BANJIR PELANGWOT - SEDAYULAWAS DI KABUPATEN LAMONGAN
KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS INLET KANAL BANJIR PELANGWOT - SEDAYULAWAS DI KABUPATEN LAMONGAN Galih Habsoro Sundoro 1, Mohammad Bisri 2, Dian Sisinggih 2 1 Mahasiswa Program Magister Sumber Daya Air Universitas
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR
STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : RISANG RUKMANTORO 0753010039 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinci2015 ANALISIS SEDIMEN DASAR (BED LOAD) DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG BANDUNG, JAWA BARAT INDONESIA
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperincisungai, seperti Gambar 2. Di dalam menu tersebut data koordinat potongan melintang sungai dari hasil pengukuran topografi dimasukkan melalui icon
74B dengan 73BLAMPIRAN 6 : Tahapan Simulasi Pemilihan Model Angkutan Sedimen Model HEC-RAS. 1. 958BMenu Utama 959BTampilan menu utama dalam program HECRAS seperti pada Gambar 1. 34BGambar 1 Menu Awal Program
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka A. Sungai Sungai merupakan jalan air alami dimana aliranya mengalir menuju samudera, danau, laut, atau ke sungai yang lain. Menurut Soewarno (1991) dalam Ramadhan (2016) sungai
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS SEDIMEN SUNGAI BIALO KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI HEC-RAS
ANALISIS SEDIMEN SUNGAI BIALO KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI HEC-RAS Akbarul Hikmah Juddah Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ackbarullj@gmail.com
Lebih terperinciMODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI
MODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat untuk menempuh Colloquium Doctum/ Ujian
Lebih terperinciBED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen
1 BED LOAD Transpor Sedimen Transpor Sedimen 2 Persamaan transpor sedimen yang ada di HEC-RAS Ackers and White (total load) Engelund and Hansen Laursen (total load) Meyer-Peter and Müller Beberapa persamaan
Lebih terperinciStudi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) C-253 Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo Chandra Murprabowo Mudjib dan Umboro Lasminto
Lebih terperinciSTUDI MUATAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI KRUENG ACEH
STUDI MUATAN SEDIMEN DI MUARA SUNGAI KRUENG ACEH Muhammad Multazam 1, Ahmad Perwira Mulia 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: tazzam92@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada sifat-sifat arus tetapi juga pada sifat-sifat sedimen itu sendiri. Sifat-sifat di dalam proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SUNGAI Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal
08 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. : 08-14, September 016 ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal I B. Giri Putra*, Yusron Saadi*,
Lebih terperinciUntuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan
BAB IV PEMODELAN MATEMATIKA PERILAKU SEDIMENTASI 4.1 UMUM Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan matematika dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SMS versi
Lebih terperinciKAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA
Forum Teknik Sipil No. XVIII/2-Mei 2008 811 KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA Priska G. Nahak 1), Istiarto 2), Bambang
Lebih terperinciKAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU. Arta Olihen Boangmanalu 1, Ivan Indrawan 2
KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU Arta Olihen Boangmanalu 1, Ivan Indrawan 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan Email:artaolihenboangmanalu@yahoo.com
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SALURAN PRIMER JETU TIMUR TERHADAP GERUSAN DASAR DAN SEDIMENTASI PADA SISTEM DAERAH IRIGASI DELINGAN.
EFEKTIFITAS SALURAN PRIMER JETU TIMUR TERHADAP GERUSAN DASAR DAN SEDIMENTASI PADA SISTEM DAERAH IRIGASI DELINGAN Tri Prandono 1, Nina Pebriana 2 \ 1,2 Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI
BAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI 6. Tinjauan Umum Dalam perencanaaan sistem pengendalian banjir, analisis yang perlu ditinjau adalah analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA
BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA 5.1. TINJAUAN UMUM Analisis hidrolika bertujuan untuk mengetahui kemampuan penampang dalam menampung debit rencana. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II,
Lebih terperinciANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SUNGAI WAY YORI AMBON
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SUNGAI WAY YORI AMBON ROMARIO SEILATUW D111 12 257 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2017 ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Ukuran Bentuk Pilar Data Hasil Uji Lapangan Diameter Sedimen Boundary Conditions - Debit -
Lebih terperinciPerencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH BANJIR LAHAR DINGIN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MATERIAL DASAR SUNGAI
STUDI PENGARUH BANJIR LAHAR DINGIN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MATERIAL DASAR SUNGAI Jazaul Ikhsan 1, Arizal Arif Fahmi 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
Lebih terperinci(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.
Tabel 4.4 Debit Bulanan Sungai Jenggalu Year/Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 1995 3.57 3.92 58.51 25.35 11.83 18.51 35.48 1.78 13.1 6.5 25.4 18.75 1996 19.19 25.16 13.42 13.21 7.13
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
21 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Secara umum erosi dapat dikatakan sebagai proses terlepasnya buturan tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air atau angin
Lebih terperinciBAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK
BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK Dalam mempelajari perilaku hidraulika lairan, perlu dilakukan permode;lan yang menggambarkan kondisi sebuah saluran. Permodelan dapat dilakukan dengan menggunakan software
Lebih terperinciIII - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI
III - 1 BAB III 3.1 Tinjauan Umum Dalam penulisan laporan Tugas Akhir memerlukan metode atau tahapan/tata cara penulisan untuk mendapatkan hasil yang baik dan optimal mengenai pengendalian banjir sungai
Lebih terperinciPEMBUATAN LAPISAN PELINDUNG (ARMOURING) SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK STABILITAS DASAR PERMUKAAN SUNGAI. Cahyono Ikhsan 1
PEMBUATAN LAPISAN PELINDUNG (ARMOURING) SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK STABILITAS DASAR PERMUKAAN SUNGAI Cahyono Ikhsan 1 1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret dan Mahasiswa S3 Fakultas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA
BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi
Lebih terperinciPEMODELAN AWAL PERENCANAAN BENDUNG GERAK KARANGTALUN DENGAN HEC-RAS
PEMODELAN AWAL PERENCANAAN BENDUNG GERAK KARANGTALUN DENGAN HEC-RAS Burhannudin Apriliansyah 1, Heri Suprijanto 2, Mohammad Taufiq 3, 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
Lebih terperinciANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)
ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM) Evi J.W. Pamungkas Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya
Lebih terperinciANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO PADA SUNGAI DENGKENG
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO PADA SUNGAI DENGKENG Ratnasari Kusumaningrum 1), Suyanto 2), Solichin 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciUNJUK KERJA ALTERNATIF PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI DAN BATANG KANDIS SUMATERA BARAT
798 UNJUK KERJA ALTERNATIF PENGENDALIAN BANJIR BATANG ANAI DAN BATANG KANDIS SUMATERA BARAT Corri Eriza 1, Istiarto 2, Joko Sujono 2 1) Bina marga Wilayah 1 Dinas PU Kimpraswil Kabupaten Pesisir Selatan
Lebih terperinciPrediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya ABSTRAK
Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya Ismail Saud Staft Pengajar Program Studi D-III Teknik Sipil FTSP - ITS email: ismail@ce.its.ac.id ABSTRAK Kali Surabaya merupakan sungai yang sangat potensial sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Daerah penelitian merupakan daerah yang memiliki karakteristik tanah yang mudah meloloskan air. Berdasarkan hasil borring dari Balai Wilayah
Lebih terperinciANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KANAN DI DAERAH TARATAK BULUH. ABSTRAK
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KANAN DI DAERAH TARATAK BULUH Virgo Trisep Haris, Muthia Anggraini, Widya Apriani Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan Fungsi : Irigasi, Drainase, Petani Tambak (pada hilir) Muara terpecah menjadi 2, di tengah
Lebih terperinciPEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR
PEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR Bambang Sujatmoko, Mudjiatko dan Mathias Robianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya, Km 1,5 Simpang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air, material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah
Lebih terperinciKAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK
KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK Ella Prastika Erlanda 1), Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2), Erni Yuniarti 3) Abstrak Peristiwa sedimentasi atau pengendapan partikel-partikel
Lebih terperinciSTUDI ANALISA POLA SEBARAN SEDIMEN DENGAN PEMODELAN MENGGUNAKAN SURFACE-WATER MODELING SYSTEM
STUDI ANALISA POLA SEBARAN SEDIMEN DENGAN PEMODELAN MENGGUNAKAN SURFACE-WATER MODELING SYSTEM PADA HULU BENDUNG PLTA GENYEM KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA Fandy Dwi Hermawan 1, Very Dermawan 2, Suwanto
Lebih terperinciGambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede)
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini direncanakan di wilayah anak anak sungai Cimanuk, yang akan dianalisis potensi sedimentasi yang terjadi dan selanjutnya dipilih
Lebih terperinciANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN TOTAL SUNGAI PERCUT KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil IKHWAN INDRAWAN 11 0404
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DI KALI KREO
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 214, Halaman 1222 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 214, Halaman 1222 1231 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sungai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air, material yang dibawanya dari bagian Hulu ke bagian Hilir suatu daerah
Lebih terperinciKAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) STUDY OF SEDIMENT TRANSPORT IN BENGAWAN SOLO RIVER (SERENAN-JURUG) HALAMAN JUDUL
digilib.uns.ac.id KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) STUDY OF SEDIMENT TRANSPORT IN BENGAWAN SOLO RIVER (SERENAN-JURUG) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciGambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah
15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Data Data-data yang dikumpulkan dalam skripsi ini meliputi (1) Peta Topografi DAS Bah Bolon berbentuk shapefile (SHP), (2) Data Jenis Tanah,
Lebih terperinciANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 9
ANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT Arif Fatahillah 9 fatahillah767@gmail.com Abstrak. Pasir merupakan salah satu material yang sangat berguna
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN SEDIMENTASI SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP PENDANGKALAN DI MUARA SUNGAI BELAWAN SUBHAN RONGGODIGDO
TUGAS AKHIR KAJIAN SEDIMENTASI SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP PENDANGKALAN DI MUARA SUNGAI BELAWAN Diajukan untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil DISUSUN
Lebih terperinciAnalisis Sedimentasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Logending
Dinamika Rekayasa Vol. No. Februari 5 ISSN 858-75 Analisis Sedimentasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Logending Sedimentation Analysis at Logending Fish Landing Port Sanidhya Nika Purnomo, Wahyu Widiyanto,
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK
ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK Mona Nabilah 1 Budi Santosa 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Depok 1 monanabilah@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan hujan yang tidak merata sepanjang tahun menyebabkan persediaan air yang berlebihan dimusim penghujan dan kekurangan dimusim kemarau. Hal ini menimbulkan
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI SUNGAI DAENG KABUPATEN BANGKA BARAT
STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI SUNGAI DAENG KABUPATEN BANGKA BARAT Roby Hambali Email : rhobee04@yahoo.com Yayuk Apriyanti Email : yayukapriyanti@ymail.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PERUBAHAN ELEVASI DAN TIPE GRADASI MATERIAL DASAR SUNGAI
Simposium Nasional eknologi erapan (SN)2 214 ISSN:2339-28X SUDI NUMERIK PERUBAHAN ELEVASI DAN IPE GRADASI MAERIAL DASAR SUNGAI Jazaul Ikhsan 1 1 Jurusan eknik Sipil, Fakultas eknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Bojong Renged Cabang Teluknaga Kabupaten Tangerang. Pemilihan tempat penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir
BAB IV METODOLOGI 4.1 Tinjauan Umum Penulisan laporan Tugas Akhir ini memerlukan adanya suatu metode atau cara yaitu tahapan tahapan dalam memulai penulisan sampai selesai, sehingga penulisan Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciANALISIS TRANSPOR SEDIMEN SUNGAI OPAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1.0
ISSN 85-8557 ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN SUNGAI OPAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1. Pradipta Nandi Wardhana 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Didapatkan hasil dari penelitian dengan aliran superkritik
Lebih terperinciPREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV
Volume 13, Nomor 1 PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV Prediction of Reservoir Sedimentation Selorejo Loads Using Debit Extrapolation Markov Chain
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Gerusan Gerusan merupakan penurunan dasar sungai karena erosi di bawah permukaan alami ataupun yang di asumsikan. Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi
Lebih terperinciPILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE
PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE Wesli Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: ir_wesli@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sungai Cisadane 4.1.1 Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di provinsi Banten secara geografis terletak antara 106 0 5 dan 106 0 9 Bujur Timur serta
Lebih terperinciKAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN
Kajian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk Normalisasi Sungai Mendol KAJIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) UNTUK NORMALISASI SUNGAI MENDOL KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN Nurdin 1, Imam Suprayogi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penambangan Pasir Kegiatan penambangan pasir merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi elevasi dasar sungai. Kegiatan ini memiliki dampak berkurangnya kuantitas sedimen
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan
Lebih terperinciPERENCANAAN PERBAIKAN TEBING BENGAWAN SOLO HILIR DI KANOR, BOJONEGORO. Oleh : Dyah Riza Suryani ( )
PERENCANAAN PERBAIKAN TEBING BENGAWAN SOLO HILIR DI KANOR, BOJONEGORO Oleh : Dyah Riza Suryani (3107100701) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Fifi Sofia 2. Mahendra Andiek M., ST.,MT. BAB I Pendahuluan Latar Belakang
Lebih terperinciSTUDI SEDIMENTASI DI BENDUNG NAMU SIRA-SIRA DAN KAITANNYA TERHADAP TINGGI MERCU BENDUNG
STUDI SEDIMENTASI DI BENDUNG NAMU SIRA-SIRA DAN KAITANNYA TERHADAP TINGGI MERCU BENDUNG TUGAS AKHIR Disusun Oleh : ELIS SUSIANTY 08 04040 120 BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciStudi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik Fiqyh Trisnawan W 1), Widi A. Pratikto 2), dan Suntoyo
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG
STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG Suroso, M. Ruslin Anwar dan Mohammad Candra Rahmanto Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-7 PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO Bachtiar Riyanto, Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 54 60 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT Fajar Kurnia Pratomo,
Lebih terperinciAplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-27 Aplikasi Software FLO-2D untuk Pembuatan Peta Genangan DAS Guring, Banjarmasin Devy Amalia dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR
JURNAL TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR M.S. Pallu 1, M.P.Hatta 1, D.P.Randanan 2 ABSTRAK Agradasi adalah penumpukan bahan-bahan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK
PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN Dea Teodora Ferninda NRP: 1221039 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D. ABSTRAK Dalam pengelolaan air terdapat tiga aspek utama
Lebih terperinciPENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
PENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA Gregorius Levy NRP : 1221052 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D ABSTRAK Pada suatu aliran saluran terbuka, karakteristik tahanan aliran
Lebih terperinci