ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENERAPAN VARIABEL COSTING DALAM PENYAJIAN LAPORAN PER SEGMEN TINDAKAN MEDIS MASING- MASING UNIT PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT HUSADA UTAMA SURABAYA DIAJUKAN OLEH : AFIYANI FAKHURINDAH No. Pokok : TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH DOSEN PEMBIMBING, Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak. TANGGAL... NIP KETUA PROGRAM STUDI, Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak TANGGAL... NIP

2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah SWT. Semoga rahmat, salam, dan berkah-nya terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir jaman. Hanya dengan ridho Allah, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Penerapan Variabel Costing Dalam Penyajian Laporan Per Segmen Tindakan Medis Pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, maka segala macam hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. 2. Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Airlangga. 3. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Departemen Akuntansi Universitas Airlangga. 4. Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak. selaku pembimbing yang tanpa mengenal lelah memberi bimbingan, nasehat, dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik sesuai dengan amalannya.

3 5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf yang telah memberikan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. 6. Alauddin Adiwijaya, figur contoh teladan yang baik bagi kami dan figur inspirasi agar segera lulus serta membuat bangga Abi dan Mama, Nur Amalia dan M. Chumalidi, terimakasih untuk support dan doanya. 7. Teman-teman Ak 05 yang tersayang Dina, Intan, mbak Dessy, Ajenk, Biva, Emy, Wiranti di Psiko 07, teman-teman Airlangga Photography Society (APS) dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), terimakasih telah mendukung dan terima kasih telah setia dikala ria dan duka, kalian kan selalu terpatri dalam sanubariku, serta Erky F. yang telah memberikan banyak dukungan dalam berbagai bentuk, mau menerima segala keluh kesah penulis dan tiada henti mendoakan penulis selama ini. 8. Pak Eko, Mbak Ratih, Mbak Erin, Bu Sri, Pak Acep, Pak Inu, Pak Hendrik, Mbak Dewi, dan semua tim Husada Utama, yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan dan pengolahan data serta terima kasih atas kesediaannya menerima penulis untuk menjadi salah satu bagian dari tim keuangan Husada Utama walau hanya dalam beberapa bulan saja. 9. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya, yang tidak sempat disebutkan dalam kata pengantar ini. Percayalah kalian telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4 10. Kedua orang tuaku, nuansa kasih tulus sucimu tiada terbalas selain bakti ikhlasku, terima kasih atas doa dan segalanya. Seiring dengan ucapan terima kasih tersebut, penulis juga mengharapkan agar penulisan karya ilmiah utama ini bermanfaat bagi kita semua.

5 ABSTRAK Persaingan dalam dunia bisnis yang termasuk di dalamnya adalah bidang kesehatan, secara tidak langsung dapat menciptakan iklim persaingan yang semakin ketat. Rumah sakit sebagai salah satu media untuk bisnis di bidang kesehatan ini harus menyadari bahwa kemampuan manajerial harus ditingkatkan untuk menghadapi persaingan secara global seperti saat ini. Sebagai rumah sakit swasta, yang memiliki kebutuhan cukup banyak dan kemampuan lebih untuk mengelola keuangan dan manajerial agar rumah sakit tersebut tetap berkembang, maka dibutuhkan akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Rumah sakit swasta pada saat ini berada dalam lingkungan yang mengharuskan mereka berkompetisi dengan pesaingnya untuk sumber daya, hal yang dapat membawanya menuju pada peningkatan efisiensi biaya dan elemen-elemen pelayanan lainnya. Rumah sakit saat ini dapat dipandang sebagai kumpulan pusat biaya yang menghasilkan produk kesehatan. Untuk kepentingan penilaian prestasi laba perusahaan yang lengkap, manajer tidak hanya membutuhkan informasi dalam bentuk laporan laba rugi saja, melainkan suatu laporan yang memfokuskan pada unit-unit yang ada dan dikenal dengan sebutan segment reporting. Penelitian dilakukan pada RS Husada Utama Surabaya yang memiliki 11 unit pelayanan medis dan 3 unit pelayanan non medis. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, dimana penulis menguraikan proses penyusunan laporan segmen unit dengan menggunakan pendekatan variable costing, karena pendekatan full costing yang telah digunakan oleh pihak rumah sakit, dipandang kurang efektif untuk kepentingan internal perusahaan. Setelah laporan segmen disusun, dilakukan analisis contribution margin dan segmen margin untuk menilai kinerja unit. Dapat diketahui bahwa segmen yang paling banyak berkontribusi terhadap laba perusahaan adalah segmen Kamar Operasi dan segmen yang sama sekali tidak berkontribusi terhadap laba perusahaan adalah segmen Unit Gawat Darurat (UGD). Dari hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa pelaporan segmen berdasarkan konsep variable costing menghasilkan informasi yang lebih akurat untuk tujuan penilaian kinerja unit dan dasar perencanaan dan pengendalian manajemen di masa yang akan datang. Kata kunci : Segment reporting, Variable costing, Contribution margin dan segment margin.

6 DAFTAR ISI Halaman: Kata Pengantar... i Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... viii Daftar Lampiran... ix BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Skripsi... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Manajemen Rumah Sakit Karakteristik Rumah Sakit Manajemen Rumah Sakit Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi Klasifikasi biaya sesuai dengan perilaku biaya Klasifikasi biaya berdasarkan akuntansi pertanggung jawaban Klasifikasi biaya berdasarkan sifat penelusuran terhadap obyek biaya Konsep Laporan Per Segmen Pengertian segmen dan laporan per segmen Metode perhitungan biaya dalam pelaporan segmen Laporan per segmen dengan Metode Absorption costing (Full costing) Laporan per segmen dengan metode variabel costing Margin segmen Pengukuran Kinerja Manajemen... 28

7 2.6 Penelitian Sebelumnya BAB 3 METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Teknik Analisis Data BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Sejarah singkat Rumah Sakit Husada Utama Lokasi Rumah Sakit Visi, misi, dan sasaran Rumah Sakit Struktur organisai Ketenagaan, fasilitas dan jenis pelayanan Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja RS Husada Utama Aplikasi variable costing pada RS Husada Utama Pemisahan biaya-biaya yang berkaitan Penilaian prestasi kerja bagian dengan Margin Kontribusi dan Margin Segmen BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran Daftar Kepustakaan Lampiran-lampiran

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Bagan Organisasi PT. CIPTA KARYA HUSADA UTAMA.. 40

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rangkuman Hasil Wawancara Lampiran 2 Laporan Laba Rugi Perusahaan Lampiran 3 Surat Keterangan

10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin kompleksnya kondisi perekonomian serta perkembangan dunia bisnis seperti dunia perbankan, jasa, manufaktur, kesehatan, dan sebagainya, secara tidak langsung dapat menciptakan suatu iklim persaingan dunia bisnis yang semakin ketat termasuk di dalamnya adalah dunia kesehatan. Pada kondisi seperti itu, rumah sakit sebagai salah satu bisnis yang bergerak di bidang kesehatan, dituntut untuk memiliki manajer dengan kemampuan manajerial yang tinggi. Persaingan dunia bisnis saat ini semakin luas, di mana para investor ataupun pebisnis luar negeri tak segan-segan hadir dan meramaikan dunia bisnis di Indonesia khususnya di Surabaya. Tak ketinggalan dengan kehadiran rumah sakit asing di Surabaya seperti Rumah Sakit Surabaya Internasional juga mampu membawa iklim yang sehat khususnya dari sisi persaingan, sehingga rumah sakit lokal seperti RS Husada Utama ataupun Rumah Sakit milik pemerintah yaitu RS Dr. Soetomo dituntut untuk mampu meningkatkan kinerja masing-masing unit pelayanan kesehatan serta bekerja secara efisien sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik dengan biaya kesehatan yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Aktivitas untuk menjadikan rumah sakit itu lebih baik dan lebih berkualitas juga membuat manajer dan para stafnya harus melalukan berbagai aktivitas. Dalam

11 kenyataannya, untuk melakukan berbagai aktivitas tersebut sebuah rumah sakit tak mungkin hanya memiliki satu atau dua divisi saja di dalamnya, melainkan lebih dari itu diiringi dengan perkembangan yang harus diikuti oleh rumah sakit tersebut agar tak tertinggal dengan rumah sakit asing pesaingnya. Dengan adanya pertambahan ragam jenis pelayanan rumah sakit, maka aktivitas operasional juga semakin kompleks. Hal inilah yang menuntut manajemen untuk mendapatkan informasi yang memadai, akurat, dan relevan yang berupa laporan-laporan yang terperinci. Sudah menjadi kewajiban seorang manajer untuk mengetahui lebih jelas mengenai kinerja dari masing-masing unit-unit pelayanan terhadap hasil yang dicapainya, karena informasi dalam bentuk laporan laba rugi saja masih kurang cukup untuk menilai pelaksanaan fungsi-fungsi unit tersebut terutama dalam hal perencanaan atau pun pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan suatu laporan per segmen yang menyajikan hasil usaha berdasarkan segmen-segmen atau unit usaha. Rumah sakit pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan, perawatan, tindakan medis dan tindakan penyembuhan lainnya berdasarkan batas-batas teknologi dan sarana yang tersedia sesuai kebutuhan dari masing-masing pengguna jasa pelayanan yang diberikan rumah sakit. Keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit sangat tergantung dari manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Keputusan manajerial yang tepat dapat dibuat bila didukung oleh informasi yang relevan, dapat dipercaya, tepat waktu dan dapat memberikan perspektif yang

12 jelas mengenai peluang bisnis maupun ancaman yang ada. Untuk itu diperlukan informasi akuntansi yang diperoleh dari kinerja rumah sakit itu sendiri selama periode yang diperlukan sebagai acuannya. Rumah sakit yang terdiri atas berbagai segmen yang merupakan bagian dari aktivitas sebuah organisasi yang menghasilkan laba. Laporan per segmen membantu pihak manajemen memperoleh informasi yang luas mengenai aktivitas atau berbagai segmen yang perlu diperbaiki serta yang perlu didorong agar rumah sakit secara keseluruhan tetap bertahan dan berkembang. Menurut Hansen dan Mowen (2005:232) Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Para manajer perlu mengetahui probabilitas berbagai segmen dalam suatu rumah sakit agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan setiap segmen, tingkat pendanaan dan seterusnya. Laporan per segmen juga mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Apabila biaya yang tidak dapat dikendalikan tersebut disertakan dalam laporan per segmen, maka biaya tersebut harus dipisahkan dari biaya yang dapat di kendalikan dan diberi tanda sebagai biaya yang tidak dapat dikendalikan. Laporan per segmen pada intinya merupakan laporan yang menyajikan hasil usaha dari tiap-tiap segmen unit usaha secara layak dan dipandang akurat dalam memberikan informasi kepada manajemen sebagai alat pengendalian dan pengukuran prestasi suatu divisi usaha. Nantinya, proses penyusunan laporan per segmen ini akan

13 menggunakan metode variable costing, di mana dalam pendekatan tersebut biaya biaya diklasifikasikan berdasarkan perilakunya yaitu biaya tetap dan biaya veriabel, sehingga mampu memberikan informasi yang lebih akurat. Pada akhirnya penyajian laporan keuangan per segmen untuk tujuan pengendalian dan penilaian prestasi atau kinerja divisi akan dapat bermanfaat dan dapat memudahkan kinerja manajemen puncak untuk bekerja secara efektif dan efisien. Rumah Sakit Husada Utama Surabaya, dengan berbagai macam unit yang ada didalamnya dan bermacam-macam pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban, maka tiap unit pelayanan harus membuat laporan laba rugi segmen yang dapat memberikan penilaian kinerja yang wajar sehingga dapat digunakan oleh manajer puncak untuk mengevaluasi kinerja masingmasing unit. Mengingat besarnya peranan segment reporting terhadap pengukuran dan pengevaluasian kinerja organisasi, maka studi terhadap penerapannya pada organisasi jasa, dalam hal ini rumah sakit, akan memberikan suatu gambaran dan pedoman tentang bagaimana proses ini dapat dilakukan dan diimplementasikan, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi para penggunaanya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah Bagaimana penerapan variabel costing dalam penyajian laporan per segmen tindakan medis pada Rumah Sakit Husada Utama?

14 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dapat diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan variabel costing dalam penyajian laporan per segmen tindakan medis pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi penulis Penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pentingnya analisis laporan keuangan rumah sakit untuk mengukur kinerja masing-masing segmen dalam menghasilkan laba. 2. Bagi Rumah Sakit Husada Utama Surabaya Penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk mengambil keputusan yang matang setelah melihat kondisi segmen usaha berdasarkan laporan segmen serta mampu menjadi salah satu tolak ukur kinerja dari masing-masing unit pelayanan pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 3. Bagi pembaca Penulisan ini diharapkan dapat memberikan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan segment reporting sebagai alat bantu peniaian kinerja. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman mengenai isi skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

15 BAB 1 PENDAHULUAN Bagian ini berisi tentang latar belakang yang merupakan dasar pemikiran yang menjadi topik, rumusan masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan akan didapat dari penelitian ini, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini diuraikan mengenai landasan teori dan kerangka konsep yang melandasi topik permasalahan penulisan skripsi ini, diantaranya mengenai klasifikasi biaya, tinjauan umum rumah sakit, tinjauan umum mengenai pelaporan segmen, perhitungan biaya yang digunakan dalam laporan laba rugi segmen, serta pengukuran kinerja manajemen. Selain itu bab ini juga mengemukakan penelitian yang telah dilakukan dan dikembangkan sebelumnya. BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai pendekatan penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini, ruang lingkup penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpilan data, jenis data, teknik analisis yang digunakan. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang masalah yang sudah dirumuskan pada Bab 1 dan selebihnya akan dijelaskan pada data hasil penelitian rumah sakit yang

16 meliputi gambaran umum, sejarah, visi, misi, struktur organisasi, ketenagaan, fasilitas dan jenis pelayanan, penyajian pelaporan laba rugi per segmen, dan selanjutnya akan dilakukan analisis data dan pembahasan dengan berpedoman pada landasan teori yang telah diuraikan pada Bab 2. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang diuraikan secara menyeluruh dan selanjutnya dikemukakan saran saran yang diharapkan bermanfaat bagi rumah sakit dan pembaca skripsi ini.

17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2005:8) sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Sistem akuntansi keuangan berhubungan terutama dengan penyediaan output laporan keuangan bagi pihak eksternal. Tujuan akuntansi keuangan adalah menyusun laporan keuangan bagi pihak eksternal seperti investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pihak eksternal lainnya sesuai dengan aturan dan ketentuan tertentu. Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pihak internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi ini dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

18 sudut, yaitu : Menurut Mulyadi (2001:2) akuntansi manajemen dapat dipandang dari 2 1. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi, yang merupakan suatu sistem pengelolaan informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. 2. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi, yang merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2005:4) sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum yaitu : 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pada dasarnya, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai da-sar untuk mengambil keputusan mengenai bagian yang dipimpinnya dalam melaksanakan fungsi manajemen. Dalam hal fungsi manajemen, Garrison (2000:7) mengidentifikasikan bahwa terdapat empat fungsi utama dalam manajemen sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam perencanaan, manajer merancang beberapa langkah yang akan diambil dalam upaya menggerakkan organisasi kearah sasarannya. 2. Pengorganisasian dan Pengarahan Dalam pengorganisasian, manajer memutuskan bagaimana cara terbaik mengkombinasikan sumber daya manusia dengan sumber daya ekonomi lain yang menjadi milik perusahaan agar dapat menjalankan rencana yang diterapkan.

19 Dalam pengarahan, manajer memimpin aktifitas sehari hari dan mempertahankan organisasi agar berfungsi secara lancar. 3. Pengendalian Dalam pengendalian, manajer mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap bagian organisasi berfungsi dengan efektifitas yang maksimal. 4. Pengambilan Keputusan Dalam pengambilan keputusan, manajer berusaha membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan prasyarat dasar yang harus dipenuhi lebih dahulu untuk setiap kegiatan manajemen, tugas sistem informasi manajemen adalah memudahkan pengambilan keputusan yang diperlukan untuk perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian pekerjaan. Dalam menjalankan fungsi fungsi tersebut di atas, manajer membutuhkan informasi yang akurat. Informasi yang ada di perusahaan terdiri dari bermacam macam bentuknya baik kuantitatif maupun kualitatif, sehingga ditemui kesulitan untuk memilih informasi mana yang berguna bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya. Informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang bersifat keuangan. Akuntansi membantu kebutuhan informasi untuk perencanaan. Memusatkan perhatian pada penyimpangan rencana, mengarahkan operasi sehari hari dan mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi

20 organisasi. Informasi akuntansi merupakan faktor yang sangat penting dalam membantu manajemen menyediakan data. Perusahaan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk kepentingan pihak eksternal dalam setiap periode. Laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak eksternal mengenai bagaimana kinerja perusahaan selama satu periode. Namun, bagi pihak internal perusahaan, informasi yang diperoleh dari laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum itu tidaklah cukup. Informasi yang dibutuhkan untuk tujuan internal sering kali berbeda dari informasi yang diperlukan pelaporan eksternal. Untuk membuat keputusan strategis, seorang manajer membutuhkan lebih dari sekedar ikhtisar informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan manajer dan pihak internal lain di dalam perusahaan, dapat dibuat suatu bentuk laporan yang berbeda dengan laporan yang diperuntukkan bagi pihak eksternal. Pelaporan segmen yang disusun dengan dasar perhitungan biaya variabel merupakan salah satu bentuk laporan yang tidak mengikuti ketentuan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk memang tidak diperkenankan untuk digunakan dalam pelaporan eksternal. Yang disyaratkan untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal ialah perhitungan biaya absorpsi. Meskipun begitu, untuk kepentingan internal, perhitungan biaya variabel dapat dipergunakan karena mampu memberikan

21 informasi biaya yang penting bagi seorang manajer untuk proses pengambilan keputusan dan pengendalian. 2.2 Rumah Sakit Menurut Djojodibroto (1997:1), dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa Rumah sakit adalah suatu organisasi yang memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik. Fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Menurut Djojodibroto (1997:2), Keputusan Menteri Kesehatan No. 983/SK/MENKES/XI/92 menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Misi khusus rumah sakit umum adalah aspirasi yang ditetapkan dan ingin dicapai oleh pemilik rumah sakit. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya, rumah sakit perusahaan mempunyai keistimewaan sesuai dengan keperluan perusahaan yang mengusahakannya Karakteristik Rumah Sakit Menurut Djojodibroto (1997:2), Organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat-sifat yang dimiliki organisasi lain pada umumnya. Sifat atau karakteristik tersebut adalah : 1. Sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional.

22 2. Wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan. 3. Tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan dengan tugas kelompok manajerial. 4. Beban kerjanya tidak dapat diatur. 5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam. 6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgent. 7. Pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosiokultural, dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh. Pela-yanan tidak dapat diberikan secara kodian. 8. Tugas pelayanan yang diberikan bersifat pribadi, harus cepat dan tepat, kesalahan tidak dapat ditolerir. 9. Pelayanan bersifat terus menerus selama 24 jam Manajemen Rumah Sakit Djojodibroto (1997:9) menyatakan bahwa Rumah sakit sebagai industri jasa mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Kebijaksanaan yang menyangkut efisiensi sangat bermanfaat untuk tetap menjaga berlangsungnya rumah sakit. Tanpa usaha efisiensi, rumah sakit akan cepat bangkrut. Usaha untuk mencapai hasil yang efisien hanya dapat terlaksana bila rumah sakit dikelola oleh manajemen yang profesional. Sistem rumah sakit mempunyai input, proses dan output. Output yang dihasilkan tidak hanya tergantung kepada masukan dan proses tetapi juga tergantung kepada intervensi yang dilakukan manajemen. Jika manajemen tidak baik maka bisa dipastikan outputnyapun tidak baik, dimana dalam proses ini dibutuhkan sarana yaitu man, money, and material. Mengingat rumah sakit merupakan institusi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya majemuk maka perlu pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap unit atau bidang kerja. Menurut Djojodibroto ( 1997 : 10 ), bidang manajemen

23 yang perlu mendapat perhatian adalah : 1. Bidang manajemen perencanaan 2. Bidang manajemen keuangan 3. Bidang manajemen personalia 4. Bidang manajemen informasi rumah sakit dan rekam medik 5. Bidang manajemen perkantoran 6. Bidang manajemen logistik 7. Bidang manajemen farmasi dan obat generik 8. Bidang manajemen medis dan perawatan 9. Bidang manajemen gizi 10. Bidang manajemen linen dan laundry 11. Bidang manajemen sanitasi rumah sakit dan dampak lingkungan 12. Bidang manajemen penanggulangan infeksi nosokomial 13. Bidang manajemen keselamatan kerja 14. Bidang manajemen keamanan 15. Bidang manajemen pemasaran 16. Bidang manajemen pengawasan dan evaluasi. 2.3 Klasifikasi Biaya Menurut Horngren, dan kawan - kawan (2006:25), Cost is a resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective. A cost (such as direct materials or advertising) is usually measured as the monetary amount that must be paid to acquire goods or services. Menurut Hansen dan Mowen (2005:34) Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa, yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan expired. Biaya yang telah expired tersebut disebut dengan beban.

24 Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, berdasarkan perilaku biaya, berdasarkan akuntansi pertanggung jawaban, berdasarkan sifat penelusuran terhadap objek biaya. Selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi Menurut Hansen dan Mowen (2005:50) Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi dan nonproduksi. Pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang berwujud biasanya menggunakan biaya produksi sedangkan pada perusahaan jasa yang hanya memberikan pelayanan kepada konsumen biasanya menggunakan biaya non produksi dan keduanya sering disebut sebagai biaya manufaktur dan biaya non manufaktur. Selanjutnya, biaya produksi yang diklasifikasikan menurut fungsinya diuraikan sebagai berikut. 1. Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi merupakan biaya yang timbul dari kegiatan produksi untuk mengolah dan mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi : 1) Biaya Bahan Baku Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakainnya dapat diidentifikasikan secara langsung atau merupakan bagian integral dari produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga

25 perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk. 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu. 3) Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Biaya non produksi Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, administrasi umum, pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan. Terdapat dua kategori biaya non produksi yang lazim yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan ditempatkan dalam satu kategori umum yaitu biaya penjualan. Sedangkan biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi. Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa serta melayani pelanggan. Contoh biaya penjualan meliputi gaji dan komisi tenaga penjual, biaya iklan,

26 dan biaya pengiriman barang. Biaya administrasi merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah biaya perancangan dan pengembangan produk baru, gaji eksekutif perusahaan, gaji pegawai bagian keuangan, dan biaya legal (hukum) Klasifikasi biaya sesuai dengan perilaku biaya Perilaku biaya menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Beberapa biaya berubah sejalan dengan perubahan output, namun biaya-biaya lain bersifat tetap dan tidak akan berubah ketika output berubah. Berdasarkan perilakunya, biaya dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya campuran (mixed cost). 1. Biaya Tetap Selanjutnya, Hansen dan Mowen (2005:84) menjelaskan bahwa Biaya tetap adalah suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output berubah. Secara total biaya tetap tidak berubah, akan tetapi biaya tetap per unit produk akan menjadi lebih kecil apabila jumlah aktivitas yang dilakukan dan jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak. Adakalanya biaya tetap akan tetap konstan/tidak berubah hanya sepanjang rentang yang relevan, artinya dalam satu tingkat kapasitas tertentu biaya ini bersifat tetap, namun apabila ada peningkatan kapasitas, total biaya tetap ini juga akan meningkat. Contoh biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya sewa gedung dan biaya sewa mesin.

27 2. Biaya Variabel Menurut Hansen dan Mowen (2005:86) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Jadi total biaya variabel akan berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas tetapi biaya variabel per unit akan tetap konstan. Contoh biaya variabel ini adalah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. 3. Biaya Campuran Menurut Hansen dan Mowen (2005:87) Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel. Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan biaya campuran atau semi variabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah secara tidak proporsional karena di dalamnya mengandung unsur biaya tetap dan juga biaya variabel. Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan atau mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. Biaya-biaya yang seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diidentifikasi, dan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus diestimasikan Klasifikasi biaya berdasarkan akuntansi pertanggungjawaban Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Berdasarkan pertanggungjawaban seorang manajer segmen, biaya dapat dikategorikan menjadi biaya ter-

28 kendali (controllable cost) dan biaya tidak terkendali (uncontrollable cost). 1. Biaya Terkendali (controllable cost) Menurut Hilton (2005:53) If a manager can control or heavily influence the level of a cost, then that cost is classified as a controllable cost of that manager. Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu. Misalnya biaya iklan dan komisi untuk jasa pemasaran yang menjadi tanggung jawab manajer marketing merupakan biaya yang dapat dikendalikan bagi manajer marketing. 2. Biaya Tidak Terkendali (uncontrollable cost) Menurut Hilton (2005:53) Cost that a manager cannot influence significantly are classified as uncontrollable costs of that manager. Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki dan dalam jangka waktu tertentu. Contoh biaya yang tidak dapat dikendalikan adalah gaji manajer puncak dan biaya tingkat korporasi seperti biaya penelitian dan pelatihan Klasifikasikan biaya berdasarkan sifat penelusuran terhadap objek biaya Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebani biaya. Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari masing-masing segmen dengan baik, perlu diketahui biaya-biaya

29 mana yang dapat ditelusuri secara langsung ke suatu segmen. Berdasarkan penelusuran ke objek biaya, biaya dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Menurut Hilton (2005:53) A cost that can be traced to a particular department is called a direct cost of a department. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi pada suatu segmen dan terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini merupakan biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang akan dianalisa. Contoh biaya langsung adalah biaya material medis yang dibutuhkan untuk pelayanan medis tertentu merupakan biaya langsung karena biaya tersebut dapat ditelusuri secara langsung ke produk. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Menurut Hilton ( 2005:53 ) A cost that is not directly traceable to a particular department is called an indirect cost of the department. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berkaitan dengan segmen. Contoh biaya tidak langsung adalah gaji dari eksekutif perusahaan. 2.4 Konsep Laporan Per Segmen Pengertian segmen dan laporan per segmen Menurut Hansen dan Mowen (2005:232) Sebuah segmen adalah setiap entitas yang berorientasi laba di dalam organisasi. Sedangkan menurut VanDer-

30 beck (2005:389) A segment may be a division, a product line, a sales territory, or another identifiable organizational unit. Segmen dapat berupa suatu divisi, lini produk, maupun wilayah penjualan. Jadi, segmen merupakan unit-unit bisnis dari organisasi yang berorientasi atas laba yang terdiri dari pendapatan dan biaya. Segmen dapat berupa divisi, wilayah pemasaran, segmen produk, segmen konsumen, dan lain-lain. Menurut Garrison dan Noreen (2003:527) suatu perusahaan dapat dibagi menjadi segmen-segmen berdasarkan : 1) Divisi (division) 2) Daerah penjualan (sales territory) 3) Toko (individual store) 4) Service center 5) Pabrik (manufacturing plants) 6) Departemen pemasaran (marketing department) 7) Konsumen (individual customer) 8) Lini produk (product line) 9) Wilayah geografis (geographic region) 10) Merek (brand name) Menurut Hansen dan Mowen (2005:232), Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting). Dalam pelaporan per segmen dimaksudkan untuk mengukur kinerja atau pelaksanaan dari berbagai bagian dari suatu organisasi. Dengan adanya laporan per segmen, manajer akan dapat memperoleh informasi yang luas mengenai aktivitas perusahaan secara keseluruhan, yaitu informasi tentang segmen-segmen yang perlu diperbaiki dan yang perlu didorong untuk meningkatkan laba perusahaan maupun

31 yang harus ditutup atau dihentikan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga manajer puncak dapat menilai prestasi setiap segmen didalam memanfaatkan kapasitas dan sumber-sumber perusahaan. Pada laporan per segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Selain hal tersebut, laporan ini dibuat untuk menunjukkan pendapatan dan biaya yang berada di bawah tanggung jawab manajer segmen itu sendiri Metode perhitungan biaya dalam pelaporan segmen Berdasarkan metode perhitungan biaya, pelaporan segmen dapat disusun dengan dua metode yaitu absorption costing (full costing) dan variable costing. Kedua metode perhitungan biaya ini berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaan di antara kedua metode ini terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead tetap. Metode absorption costing (full costing) memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya produk, sedangkan metode variable costing memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya periode. Metode perhitungan biaya produk yang berbeda akan menghasilkan biaya produk per unit yang berbeda dan akan mempengaruhi nilai barang yang tersimpan dalam persediaan. Biaya produk per unit menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar daripada menurut perhitungan biaya variabel. Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan, maka metode

32 perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat menghasilkan angka laba bersih yang berbeda. Perhitungan biaya absorpsi disyaratkan untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal. Perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk tidak diperkenankan untuk digunakan dalam pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting bagi seorang manajer untuk proses pengambilan keputusan dan pengendalian. Informasi seseperti ini tidak akan dapat diperoleh dari perhitungan biaya absorpsi Laporan per segmen dengan Metode Absorption Costing (Full Costing) Menurut Hansen dan Mowen (2005:222) Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Overhead tetap merupakan biaya yang dapat diinventarisasi dan tidak dibebankan sampai produk terjual. Dalam laporan laba rugi segmen yang disusun dengan perhitungan biaya absorpsi, pendapatan penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (costs of goods sold) dan menghasilkan gross margin. Selanjutnya, gross margin dikurangi

33 dengan beban penjualan dan administrasi (selling and administrative expense) untuk menentukan laba bersih (net income). Tabel 2.1 berikut ini menyajikan contoh laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya absorpsi. Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi Segmen Dengan Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi Sumber : Hansen and Mowen (2005:233) Elcom Inc. Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi Stereo Perekam Total Video Penjualan $ 400,000 $ 290,000 $ 690,000 Dikurangi: Harga Pokok Penjualan $ 350,000 $ 300,000 $ 650,000 Margin Kotor $ 50,000 $ ( 10,000) $ 40,000 Dikurangi: Beban penjualan dan administratif $ 30,000 $ 20,000 $ 50,000 Laba (rugi) bersih $ 20,000 $ ( 30,000) $ (10,000) Absorption costing adalah metode yang biasanya digunakan untuk tujuan pelaporan laba rugi eksternal. Absorption costing kadang dapat menyesatkan pihak manajer dan metode variable costing diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih baik atas kinerja segmen Laporan per segmen dengan Metode Variabel Costing Menurut Hansen dan Mowen (2005:622) Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Laporan per segmen dengan menggunakan dasar variable costing akan menghasilkan penilaian

34 atau pengevaluasian serta keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan dasar absorption costing. Dimana absorption costing lebih ditujukan pada kepentingan eksternal. Pengalokasian berdasarkan metode absorption costing, dapat menuntun pada informasi biaya yang menyesatkan jika digunakan untuk kepentingan manajerial. Hal ini disebabkan, karena sistem pelaporan keuangan eksternal kadang kala bukanlah sumber yang baik untuk pelaporan segmen. Seringkali informasi yang diperlukan untuk keperluan internal berbeda secara signifikan dengan informasi yang diperlukan untuk kepentingan eksternal. Perilaku biaya dan keterlacakan biaya mungkin bukan merupakan perhatian utama bagi pihak luar, tetapi merupakan perhatian penting bagi manajer yang berusaha mengambil keputusan strategik. Di samping itu, manajer juga tidak akan dapat memprediksi laba masa depan dengan menggunakan absorption costing, karena manajer tidak hanya harus memprediksi penjualan masa depan tetapi juga produksi, dan biaya harus dipisahkan antara komponen biaya tetap dan variabel sehingga dapat ditentukan individu yang harus bertanggung jawab untuk mengendalikannya. Penggunaan perhitungan biaya variabel bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja para manajer. Penilaian kemampuan dan evaluasi kinerja seorang manajer sering kali dilihat dari peningkatan laba dari satu periode ke periode berikutnya. Karena dipergunakan sebagai dasar evaluasi kinerja, maka laba harus mencerminkan usaha seorang manajer. Ketika pendapatan meningkat dari suatu periode ke periode berikutnya, dan faktor-faktor lain (harga produk, biaya tetap, biaya variabel per unit) tetap, maka laba akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, ketika pendapatan menu-

35 run, dan faktor-faktor lain tetap, maka laba akan menurun. Laba menurut perhitungan biaya variabel selalu mengikuti hubungan seperti itu. Tidak demikian halnya dengan perhitungan biaya absorpsi, ketika seorang manajer berhasil meningkatkan penjualan dan faktor lain tetap sama maka sudah seharusnya laba akan meningkat dan kinerja dari manajer dapat dikatakan meningkat. Akan tetapi, terkadang perhitungan biaya absorpsi tidak menunjukkan perbaikan kinerja seperti itu, sedangkan perhitungan biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan yang dilakukan oleh manajer. Dalam laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel, beban tetap dipecah menjadi dua kategori yaitu beban tetap langsung (direct fixed expense) dan beban tetap umum (common fixed expense). Pemisahan ini menjelaskan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer segmen dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel, pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya variabel yaitu harga pokok penjualan variabel (variable costs of goods sold) dan biaya penjualan dan administrasi variabel yang kemudian menghasilkan contribution margin. Selanjutnya, contribution margin dikurangi dengan direct fixed cost yang terdiri dari direct fixed overhead cost dan direct selling and administrative cost untuk menentukan segment margin. Kemudian, segment margin dikurangi dengan common fixed cost yang terdiri

36 dari common fixed overhead cost dan common selling and administrative cost untuk menentukan laba bersih (net income). Tabel 2.2 berikut menyajikan contoh laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel. Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi Segmen Dengan Dasar Perhitungan Biaya Variabel Penjualan Dikurangi beban variabel : Harga pokok penjualan variabel Penjualan dan administratif variabel Margin kontribusi Dikurangi beban tetap langsung : Overhead tetap langsung Penjualan dan administratif langsung Margin segmen Dikurangi beban tetap umum : Overhead tetap umum Penjualan dan administratif umum Laba (rugi) bersih Sumber : Hansen and Mowen (2005:234) Margin segmen Elcom Inc. Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Perhitungan Biaya Variabel Stereos Perekam $ 400,000 (300,000) ( 5,000) 95,000 ( 30,000) ( 10,000) 55,000 Video $ 290,000 (200,000) ( 10,000) 80,000 ( 20,000) ( 5,000) 55,000 Total $ 690,000 (500,000) ( 15,000) 175,000 ( 50,000) ( 15,000) 110,000 (100,000) ( 20,000) $ ( 10,000) Menurut Hansen dan Mowen (2005:235) Kontribusi laba yang menghasilkan setiap segmen untuk penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut margin segmen. Segmen margin menunjukkan margin yang tersedia setelah segmen menutup seluruh biaya langsung sendiri (Direct costs) yang dapat digunakan menutup biaya tetap bersama (Common costs) organisasi dan selanjutnya untuk menghasilkan keuntungan atau laba secara keseluruhan.

37 Margin segmen diperoleh dari margin kontribusi dikurangi dengan treaceable fixed costs atau direct fixed costs, atau dengan kata lain margin segmen membebankan seluruh biaya yang dapat langsung ditelusuri ke segmen. Margin segmen kemudian dikurangkan dengan biaya tetap umum (common fixed costs) untuk memperoleh net income perusahaan secara keseluruhan. Margin segmen dipandang sebagai ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang segmen, sebab dalam menghitung segmen margin hanya digunakan biaya yang langsung ditelusuri ke segmen. Apabila dalam jangka panjang segmen tidak dapat menutup biaya langsungnya sendiri, maka segmen tersebut kemungkinan tidak dapat dipertahankan terkecuali segmen itu sangat diperlukan bagi penjualan produk segmen lain. Margin segmen digunakan oleh manajemen puncak untuk pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Misalnya kebijakan penentuan harga untuk jangka panjang, analisis tingkat pengembalian investasi, dan untuk mengukur profitabilitas segmen jangka panjang. Jika dalam jangka panjang suatu segmen tidak dapat menutup biayanya sendiri maka menghasilkan marjin segmen yang negatif dan akan mempengaruhi total laba perusahaan. Maka manajer puncak perlu melakukan tindakan korektif yang diperlukan pada segmen yang bersangkutan. 2.5 Pengukuran Kinerja Manajemen Pengukuran kinerja perusahaan adalah bagian utama dari fungsi pengendalian. Ada berbagai macam ukuran yang dipakai dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan ukuran tersebut terkadang berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Pengukuran kinerja manajemen dilakukan dengan membandingkan antara kiner-

38 ja keuangan sesungguhnya dengan kinerja keuangan yang dianggarkan. Pada tahap pengukuran kinerja dilakukan analisis terhadap hasil hasil yang telah dicapai ber- dasarkan informasi, baik dari laporan tertulis ataupun dari observasi langsung. Dalam hal pusat pertanggungjawaban, Hansen dan Mowen (2005:116) mengatakan ada empat jenis utama pusat pertanggungjawaban: 1. Pusat biaya (cost center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya. 2. Pusat pendapatan (revenue cost): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan. 3. Pusat laba (profit center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pandapatan maupun biaya. 4. Pusat investasi (investment center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya, dan investasi. Kriteria evaluasi kinerja dipilih harus sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawab yang dibebankan kepada manajer. Manajer pusat investasi dinilai atau diukur kinerjanya berdasarkan pencapaian return of investment, residual income atau produktivitas yang telah ditetapkan; manajer pusat biaya teknik (Engineered Cost Center), disebut juga sebagai pusat biaya standar adalah pusat biaya yang sebagain besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata dengan keluarannya dan sebagai tolak ukurnya adalah biaya standar dan volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu; manajer pusat biaya kebijakan (Discretionary Cost Center), adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan fisik dengan keluarannya. Pusat biaya kebijakan tidak dinilai efisiensinya dan atau efektivitasnya, tetapi anggaran pusat biaya kebijakan hanya me-

39 rupakan batas maksimum pengeluaran sehingga biaya yang sesungguhnya terjadi tidak boleh melebihi anggarannya (Munawir, 2002:427). Dalam perusahaan yang bermotif laba, laba bukan merupakan satu-satunya ukuran kinerja, variabel kunci lain yang menjadi ukuran kinerja manajer perusahaan bermotif laba adalah pangsa pasar, pemanfaatan sumber daya manusia dan citra perusahaan di masyarakat. 2.6 Penelitian Sebelumnya Penelitian dengan topik ini sebelumnya telah dilakukan oleh Christina Vania Sabrina pada tahun 2007 dengan judul Laporan Per Segmen Dengan Metode Variable Costing Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Lini Produk Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia - Jawa Timur. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana peranan laporan segmen dengan metode variable costing untuk menilai kinerja lini produk?. Penelitian tersebut dilak-sanakan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Timur. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri minuman ringan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Christina Vania Sabrina menyimpulkan bahwa laporan per segmen dengan metode variable costing dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kinerja masing-masing lini produk yang dimilikinya. Laporan per segmen dengan metode variable costing memberikan gambaran melalui analisis marjin kontribusi dan margin segmen dari masing-masing produk sehingga kinerja masing-masing lini produk dapat terlihat dengan jelas.

BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN. tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk

BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN. tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2009) sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama yaitu sistem

Lebih terperinci

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Segmen Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429), segmen adalah: a segment is a subunit of a company of sufficient importance to warrant the production of performance

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akutansi Biaya Salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah informasi biaya. Informasi biaya yang tepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian pesatnya, seiring dengan berbagai perubahan di bidang informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40). BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA II.1. Pengertian Biaya Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Target Costing Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER Pert 9 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sistem akuntasi pertanggung jawaban

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN, KINERJA DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II PERUSAHAAN, KINERJA DAN LAPORAN KEUANGAN 10 BAB II PERUSAHAAN, KINERJA DAN LAPORAN KEUANGAN 2.1. Pengertian Perusahaan Secara yuridis, perusahaan merupakan suatu perbuatan, kegiatan atau usaha yang dilakukan seseorang atau badan hukum dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian analisis diferensial Menurut Henry Simamora (2002:230), analisis diferensial adalah menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Bahasan 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe pokok Akuntansi keuangan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Penggolongan Biaya Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10), yaitu penggolongan biaya menurut: a) Obyek pengeluaran. Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN 9 BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN II.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA JASA

BAB II PENENTUAN BIAYA JASA 12 BAB II PENENTUAN BIAYA JASA 2.1. Jasa Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakn barang dan jasa bagi masyarakat, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) : BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh: Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) DECENTRALIZATION AND SEGMENTED REPORTING (Desentralisasi dan Laporan Segmen ) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Biaya dan Terminologi Biaya Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Pengukuran biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost)

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost) BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Biaya II.1.1 Definisi Biaya Biaya menurut Rayburn yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999), Biaya (cost) adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci