BAB II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA. lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar. Hasil belajar siswa yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA. lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar. Hasil belajar siswa yang"

Transkripsi

1 BAB II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA Lingkungan belajar yang membahas tentang pengertian belajar, pengertian lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar. Hasil belajar siswa yang membahas tentang : pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan Relasi teoristis lingkungan belajar dan hasil belajar. A. Lingkungan Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan berlaku seumur hidup. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto 1 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Ngalim, belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan atau kecakapan. 2 Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk 1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rinneka Cipta, 2010), hlm. 2 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hlm

2 28 informasi/materi pelajaran. 3 Menurut Sumadi Suryabrata bahwa belajar itu membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru serta perubahan itu terjadi karena usaha. 4 Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 5 Ciri-ciri Belajar yang diungkapkan oleh Burhanuddin dan Wahyuni, yaitu sebagai berikut : 6 a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku b. Perubahan perilaku relatif permanen c. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. d. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Menurut Cronbach belajar adalah : Learning is shown by a change in behavior as result of experience.sedangkan menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sehingga 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004) hlm. 5 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), hlm. 19

3 29 perbuatannya berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu waktu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. 7 Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. 2. Pengertian Lingkungan Belajar Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu dikelilingi oleh lingkungan dan terdapat hubungan timbal balik antara keduanya. Disatu sisi lingkungan dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsungnya di dalamnya. 7 Ibid., hlm. 20

4 30 Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara fisiologis, psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut: 8 a. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjer-kelenjer indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. b. Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, dan kapasitas intelektual. c. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini. 3. Macaam-macam Lingkunagan Belajar Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain). 8 Sumadi Suryabrata,.op cit, hlm

5 31 Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. a. Lingkungan Keluarga Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Tetapi tidak semua anak bisa mendapatkan fasilitas tersebut karena beberapa faktor diantaranya anak harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari lingkungan sekitar misalnya atau lembaga pendidikan bersangkutan mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama dan bisa juga orang tua lebih mempercayakan lembaga pendidikan lain untuk mendidik anak-anaknya agar lebih mandiri misalnya pondok pensantren, harapan orang tua dengan bertempat tinggal di pesantren anak tidak hanya belajar mandiri tetapi juga belajar mendalami ilmu agama. b. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana anak mendapatkan pendidikan formal. Suatu lembaga yang membantu anak

6 32 untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan pendidikan dan program pendidikan yang telah ditentukan sehingga anak diharapkan dapat mengembangkan kompetensi mereka dan membantu orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya. c. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal bersama saling berinteraksi satu sama lainnya dengan terikat oleh norma atau tata tertib dan budaya mereka. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak diantaranya kepribadian anak. Kegiatan siswa dalam masyarakat bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah perilaku anak

7 33 bagaimana cara mereka merespon dan juga memahami tata tertib dan budaya yang mungkin berbeda di masyarakat. Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam. Sartain dalam M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu: 9 a. Lingkungan alam atau lingkungan luar (external or physical environment), ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya. b. Lingkungan dalam (internal environment), ialah segala sesuatu yang telah termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita. c. Lingkungan sosial (sosial environment), adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sumadi, Prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa 9 Ngalim Purwanto,. Op cit, hlm. 102.

8 34 dalam waktu tertentu. Menurut Nana, Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui hasil belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Purwanto dalam buku karya Muhammad Thobroni berjudul Belajar dan Pembelajaran, mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya perubahan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut. a. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut. 1) Faktor kematangan atau pertumbuhan 2) Faktor kecerdasan atau inteligensi 3) Faktor latihan dan ulangan 4) Faktor motivasi

9 35 5) Faktor pribadi b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor diluar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut. 1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga 2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anakanak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi bagi anakanaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk, dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar. 3) Faktor guru dan cara mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. 4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. 5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Ada faktor yang memengaruhi hasl belajarnya, seperti kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya.

10 36 6) Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orangtua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan. 10 Menurut Slameto, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, Yaitu: 11 a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. b. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor 10 Muhammad Thobroni, Arif Mustofa., Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), hlm Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rinneka Cipta, 2003), hlm. 54

11 37 internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah: 12 a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: 1) Faktor intelektif yang meliputi: a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat b) Faktor kecakapan nyata yaitu hasil yang telah dimiliki. 2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah : a) Faktor sosial yang terdiri atas: Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah 12 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 138

12 38 Lingkungan masyarakat Lingkungan kelompok b) Faktor budaya c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu: 13 a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru), (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 129

13 39 Faktor-faktor atau hal-hal yang mempengaruhi belajar juga diungkapkan oleh Wasty Soemanto. 14 Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu. a. Faktor-faktor stimuli belajar Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengedakan reaksi atau perbuatan belaajar. Stimuli dalam hal ini mencakup. 1) Panjangnya bahan pelajaran 2) Kesulitan bahan pelajaran 3) Berartinya bahan pelajaran 4) Berat-ringannya tugas 5) Suasana lingkungan eksternal Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. b. Faktor-faktor metode belajar 1) Kegiatan berlatih atau praktik 2) Overlearning dan drill 3) Resitasi selama belajar 4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian 14 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (PT Rineka Cipta, 1998), hlm. 113

14 40 menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian 6) Penggunaan modalitas indra 7) Penggunaan dalam belajar 8) Bimbingan dalam belajar 9) Kondisi-kondisi insentif c. Faktor-faktor individual 1) Kematangan 2) Faktor usia kronologis 3) Faktor perbedaan jenis kelamin 4) Pengalaman sebelumnya 5) Kapasitas mental 6) Kondisi kesehatan jasmani 7) Kondisi kesehatan rohani 8) Motivasi 3. Relasi Teoristis Lingkungan Belajar dan Hasil Belajar. Umumnya setiap orang ingin meraih hasil yang setinggi mungkin pada setiap kegiatan. Seseorang dikatakan berprestasi jika mereka telah mencapai keberhasilan pada tingkat tertentu dari usaha yang dilakukannya. Lingkungan belajar dalam upaya meningkatkan hasil

15 41 belajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga turut menjunjung, karena sebagian waktu seorang siswa berada disekolah. Oleh karena itu, lingkungan sekolah merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. Lingkungan sekolah sangat memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Sementara itu menurut Slameto faktor-faktor lingkungan sekolah meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan fasilitas sekolah. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : a. Metode mengajar Metode mengajar ini erat hubungannya dengan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam mengajar. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi yang akan diajarkan, kesesuaian metode yang dipakai dengan kondisi kelas yang kecil atau besar, dan kesesuaian metode yang dipakai guru dengan media pembelajaran juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar. b. Kurikulum Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masingm sesuai dengan kurikulum yang ada. Jangan memberi pelajaran diatas ukuran standar. c. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh reaksi yang ada dalam proses itu

16 42 sendiri. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Apabila relasi guru dengan siswa baik, maka siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. d. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalannya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena disekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Oleh karena itu, relasi yang terjalin dengan baik antar siswa akan membawa dampak yang baik pula terhadap proses belajarnya. e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan karyawan administrasi dan kebersihan, keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh

17 43 staf beserta siswa-siswanya. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin didalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. f. Fasilitas sekolah Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Apabila siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka pelajarannya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Fasilatas yang dimaksud disini misalnya perpustakaan, laboratorium, ruang UKS, koperasi, WC, mushola, dll. Berdasarkan penjelasan teori diatas, penelitian ini mengacu kepada teori Slameto (2010) dimana faktor lingkungan sekolah sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila terjalin hubungan dan komunikasi yang lancar antara guru dengan siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru inovatif, siswa tertib disiplin, dan saran penunjang memadai, maka suasana kondusif tersebut akan mendorong siswa untuk saling berkompetisi dalam proses pembelajaran. Dampaknya siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti setiap pelajaran. Kondisi seperti inilah yang diharapkan agar terwujudnya lingkungan sekolah yang memberikan pengaruh dan hal-hal positif bagi para siswanya sehingga akan berdampak pada

18 44 peningkatan hasil belajar siswa terutama pada mata pejaran Pendidikan Agama Islam.

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MAKMUR

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MAKMUR PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MAKMUR Ernawati Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Yusuf, Sabri Dosen Pendidikan Ekonomi Abstrak Penelitian yang berjudul pengaruhlingkungan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) Pengertian Geografi adalah : Ilmu yang memperlajari persamaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Balajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah peserta didik tidak luput dari berbagai kesulitan. Tinggi rendahnya hasil belajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Tinjauan tentang Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Tinjauan tentang Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Suharsimi Arikunto (2006: 276) menyebutkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 1 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi Belajar Istilah prestasi belajar sering kali digunakan untuk menunjukkan suatu proses pencapaian tingkat keberhasilan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar 6 2.1 Peran Guru BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Pengertian Peran Guru Guru dalam fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran akan senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu siswa diharuskan memiliki motivasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS) 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS) mata kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi PAI 2 Dosen Pengampu: Dr. H. Purwanto, M. Pd. Disusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam Mengajar a. Pengertian Sikap Sikap atau pandangan adalah proses yang digunakan individu mengelola dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda a. Pengertian Teknik Pembelajaran Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Each One Teach One a. Strategi Pembelajaran Secara Umum Jamal Ma mur Asmani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang tergolong sebagai negara berkembang di dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah sebuah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas. BAB V PEMBAHASAN A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Proses pembelajaran dikatakan efektif dan efesien apabila seorang guru mampu memiliki metode/strategi pembelajaran yang tepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Profesional guru 1. Pengertian Kompetensi Profesional Menurut UU No.14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi pada diri seseorang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA BERPRESTASI TINGGI DENGAN BERPRESTASI RENDAH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Windra Kepala SDN 005 Banjar Guntung Kecamatan Kuantan Mudik windra157@gmail.com ABSTRAK Perbedaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima18/02/2013 Direvisi06/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemberian Pekerjaan Rumah a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode atau

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ilham Ansori, Busri Endang, Abas Yusuf Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Minat 1. Pengertian Minat Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan saat ini adalah pembangunan dibidang pendidikan, menyadari. kalangan pendidikan itu sendiri termasuk para guru.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan saat ini adalah pembangunan dibidang pendidikan, menyadari. kalangan pendidikan itu sendiri termasuk para guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang giat-giatnya dilakukan oleh bangsa saat ini adalah upaya membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya, baik mental, spiritual dan fisik material. Salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan tentang Buku Sekolah Elektronik (BSE) dikesampingkan, buku merupakan cakrawala dunia, seringkali kita mendengar

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan tentang Buku Sekolah Elektronik (BSE) dikesampingkan, buku merupakan cakrawala dunia, seringkali kita mendengar BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan tentang Buku Sekolah Elektronik (BSE) Sebagai penunjang pendidikan buku merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan, buku merupakan cakrawala dunia, seringkali kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Memorisasi Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya dapat berkembang.

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG Wayan Satria Jaya STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK This study aims to obtain data on how far the relationship between motivation to learn with the learning outcomes of students in school. Method used

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Belajar suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon Abstrak Guru merupakan titik sentral dalam mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Selain ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Pengertian prestasi belajar menurut Sumadi Suryabrata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran eksak yang esensial, yang dapat menjadi penunjang untuk mata pelajaran yang lain. Melalui pelajaran matematika siswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang terwujud dalam sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek 1 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN a.i.a. Pengaruh pola asuh terhadap di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Ada pengaruh yang positif signifikansi pola asuh terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini akan diuraikan beberapa landasan teori tentang perhatian orang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini akan diuraikan beberapa landasan teori tentang perhatian orang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perhatian Orang Tua Berikut ini akan diuraikan beberapa landasan teori tentang perhatian orang tua, yang menjadi dasar/landasan dalam penelitian ini. 2.1.1. Pengertian perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.

Lebih terperinci

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA Lilis Lela Sandy 1, Suryadi 2, Anton Nasrullah 3 1 Bimbingan Konseling, Madrasah Aliyah Negeri 1 Serang E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI. tentang sikap, terkait dengan aspek-aspek psikologis.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI. tentang sikap, terkait dengan aspek-aspek psikologis. 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI a. Definisi Sikap Siswa Sikap merupakan unsur psikologi, oleh karena itu pengertian tentang sikap, terkait dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang baik bukanlah hal yang mudah bagi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu guru, orang tua dan siswa itu sendiri. Faktor siswa memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Triad a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum Danie Beaulieu menyatakan bahwa teknik pembelajaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Mulai dari kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas, memiliki hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar PKn 1. Pengertian Prestasi Belajar Merujuk pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Hisyam Zaini menjelaskan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Belajar adalah poses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

NIM /2007 : K

NIM /2007 : K Hubungan antara disiplin belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah Dengan prestasi belajar siswa Kelas II smk batik 1 surakarta Tahun ajaran 2006/2007 Oleh: SURANI NIM : K2402543 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq Abstrak Rangkaian kegiatan komunikasi antara subjek didik, guru dan peserta didik. Komunikasi antara dua subjek ini dipengaruhi oleh berbagi

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI Vivi Ratnasari, Tedy Rusman, Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract: This research

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Belajar Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama. Pengertian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis dari permasalahan yang diangkat mengenai Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA Meta Rolisa 1, I Komang Winatha 2, Nurdin 2 Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dibahasa beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dari hasil belajar, lingkungan belajar di sekolah, kedisiplinan

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154 STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran

Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran Hakikat Belajar dan Pembelajaran A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sudah bukan istilah yang asing dan belajar merupakan permasalahan yang umum dibicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Slameto, belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), edisi revisi, hlm. 53.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Slameto, belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), edisi revisi, hlm. 53. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatatn yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci