OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1"

Transkripsi

1 OZONE HOLE DAN KETERKAITANNYA DENGAN PEMANASAN GLOBAL Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 Abstrak: Pemanasan global yang berdampak luas pada perubahan iklim global, pada hakikatnya berkaitan erat dengan lubang ozon (ozone hole) dan gas rumah kaca. Adanya radikal Cl + yang berasal dari foto dekomposisi CFC oleh sinar ultraviolet dapat mengikat O yang berasal dari ozon, dan pada reaksi selanjutnya gas NO akan mengikat O yang berasal dari ozon mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. Adanya radikal Cl + dan gas NO di stratosfer dapat mengakibatkan terjadinya lubang ozon. Lubang ozon ini akan berperan sebagai pintu masuk sinar ultraviolet ke bumi. Sinar ultraviolet ini sebagian diserap oleh bumi dan sebagian dipantulkan ke atmosfer. Karena sinar ultraviolet terperangkap oleh gas rumah kaca, maka sinar tersebut dipantulkan kembali ke bumi, demikian seterusnya. Kejadian inilah yang mengakibatkan adanya pemanasan global. Kata kunci: Ozone hole, CFC, NO, sinar ultraviolet, dan pemanasan global. 1) I Gusti Ngurah Puger adalah staf edukatif pada Universitas Panji Sakti Singaraja. Pendahuluan Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki biosfer. Biosfer merupakan lapisan dari bumi yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Agar makhluk hidup di bumi tetap lestari, diperlukan berbagai upaya agar sinar matahari, terutama sinar ultraviolet yang dapat sampai ke bumi akan dapat membahayakan kehidupan di bumi. Secara alamiah, pada lapisan stratosfer bumi sudah ada lapisan yang dapat mencegah sinar ultraviolet matahari sampai ke bumi. Lapisan yang maha vital ini, sering dikenal dengan sebutan lapisan ozon (O3). Dengan adanya ozon, maka kita dan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi dapat melakukan aktivitas dengan aman. Radiasi ultraviolet sinar matahari dengan panjang gelombang kurang dari 240 nm diserap oleh O2 dan O3 atmosfer, tetapi untuk panjang gelombang antara 240 nm dan 320 nm hanya O3 yang efektif. Panjang gelombang kurang dari 320 nm merupakan 14

2 spektra fotoabsorpsi ADN dan dapat menimbulkan gangguan pada proses biologis, meliputi kanker kulit (Muderawan, 1991). Lebih lanjut dikatakan bahwa berkurangnya jumlah ozon atmosfer tidak sebanding dengan kenaikan jumlah radiasi ultraviolet yang dapat menembus atmosfer dan mencapai bumi. Pengurangan 10% ozon menghasilkan kenaikan 250% pada 290 nm, dan 500% pada 287 nm. Dalam keadaan alamiah, setiap radikal oksigen dengan cepat bergabung dengan molekul oksigen (O2) membentuk ozon (O3). Ozon dengan mudah menyerap sinar ultraviolet atau tampak dan terdisosiasi menjadi dua bagian, yaitu O2 dan O. Atom oksigen bebas akan bergabung dengan molekul oksigen lainnya membentuk ozon kembali. Ozon dapat bertumbukan dengan atom oksigen bebas dan membentuk dua molekul oksigen stabil. Proses ini akan berlangsung terus dan menghasilkan ozon dalam keadaan tetap (dynamic steady state), di mana laju pembentukan ozon sama dengan laju peruraian. Laju pembentukan ozon adalah sekitar 10 7 molekul cm -3 detik -1 pada ketinggian 30 km (Puger, 2010). Menurut Jones dan Wigley (1989), penggunaan zat kimia secara luas, seperti klorofluorokarbon (CFC) yang dikenal pula dengan nama freon dapat menyebabkan hilangnya ozon secara drastis. CFC pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1928 untuk menggantikan berbagai bahan lain yang dianggap tidak aman untuk mesin pendingin. CFC sangat stabil, tidak mudah terbakar dan sangat ekonomis, diperkenalkan dalam kaleng aerosol dan busa, seperti untuk pemadam api. Dua jenis freon yang utama dan banyak digunakan adalah freon-11, memiliki rumus molekul CFCl2, dan freon-12 dengan rumus molekul CF2Cl2. Karena kestabilannya, CFC bisa bertahan sangat lama, untuk freon-11 dan freon-12, masing-masing mampu bertahan sampai 75 tahun dan 100 tahun. Perlu diketahui bahwa, CFC yang lepas sampai ke atmosfer bumi merupakan ancaman yang serius bagi bumi itu sendiri. Di satu sisi, CFC merupakan ancaman terhadap kerusakan lapisan ozon, dan di sisi lain, CFC merupakan gas rumah kaca (GRK). Oleh karena itu, pemakaian CFC dan sejenisnya harus dihentikan dengan cara mencari senyawa pengganti yang ramah dan aman terhadap lingkungan. Kesepakatan pengurangan dan penghentian pemakaian CFC ini telah disepakati bersama oleh negaranegara industri, berdasarkan kesepakatan internasional yang diadakan di Montreal, Kanada pada tahun Dalam kesepakatan tersebut diharapkan penurunan produksi sampai 20% dicapai pada tahun 1993, kemudian penurunan produksi sampai dengan 30% dicapai pada tahun 1998 (Wardhana, 2010). Berkaitan dengan uraian yang sudah disebutkan, dalam artikel ini diajukan dua permasalahan, yaitu: Bagaimanakah proses terbentuknya lubang ozon pada atmosfer bumi?, dan Bagaimanakah keterkaitan lubang ozon dengan pemanasan global? 15

3 Lubang Ozon Ozon yang kita bicarakan pada bagian ini ialah ozon dalam lapisan stratosfer. Ozon ini adalah ozon baik karena ia melindungi makhluk hidup dari penyinaran sinar ultraviolet (UV). Ozon di dalam troposfer, walaupun susunan kimianya sama dengan ozon di stratosfer, mempunyai efek lain terhadap bumi dan makhluk hidup yang menghuninya. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu gas rumah kaca. Karena itu, ozon ini merupakan ozon buruk. Ozon mempunyai rumus kimia O3, jadi menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Dengan demikian, ozon mempunyai berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada gas oksigen. Pada suhu kamar, ozon juga berupa gas. Ia mengkondensasi pada suhu -112 o C menjadi zat cair yang berwarna biru. Zat cair ini membeku pada -251,4 o C. Di atas 100 o C ozon dengan cepat mengalami dekomposisi. Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat pula. Karena itu, ozon digunakan untuk menyucihamakan air minum, misalnya dalam produksi air minum yang kini banyak kita kenal yang dikemas dan dijual dalam botol plastik. Kecuali menyucihamakan air minum, ozon juga menghilangkan warna dan bau yang tidak enak dari air. Ozon mengganggu kesehatan tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut Soemarwoto (1992), di dalam stratosfer, ozon terbentuk secara alamiah dari molekul oksigen (O2) melalui reaksi fotokimia, yaitu reaksi kimia yang menggunakan cahaya sebagai sumber energinya. Untuk reaksi ini, diperlukan energi yang besar. Karena itu, dalam pembentukan ozon dari molekul oksigen diperlukan sinar UV dengan gelombang pendek. Sinar UV yang dipancarkan oleh matahari dapat dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama disebut sinar UV-A, dengan panjang gelombang antara 320 sampai 400 nm; bagian kedua sinar UV-B dengan panjang gelombang antara 280 sampai 320 nm; bagian ketiga sinar UV-C dengan panjang gelombang antara 200 sampai 280 nm, dan yang keempat UV ekstrem dengan panjang gelombang antara 100 sampai 200 nm. Menurut hukum fisika, makin pendek panjang gelombang sejenis sinar, makin tinggi energi yang terkandung olehnya. Sinar UV ekstrem dan UV-C yang berenergi tinggi seluruhnya terabsorpsi dalam pembentukan ozon. Ozon yang terbentuk mengalami pula reaksi fotokimia, yaitu pecah kembali menjadi O2. Reaksi ini memerlukan energi yang lebih kecil daripada pembentukannya dari molekul oksigen, yaitu cukup dengan energi yang terkandung dalam UV-B yang bergelombang lebih panjang. Reaksi ini mengabsorpsi sebagian besar sinar UV-B. 16

4 Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi tersebut dengan efektif dapat menghalangi sinar UV esktrem dan UV-C serta sebagian sinar UV- B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV bergelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi itu juga merupakan sebab naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan dengan di troposfer. Ozon yang terbentuk tinggal di stratosfer pada ketinggian 12 sampai 25 km sebagai lapisan yang menyelimuti bumi. Kadar ozon itu sangatlah rendah, sehingga seandainya seluruh ozon yang ada di stratosfer itu dipadatkan pada suhu dan tekanan di permukaan bumi tebal lapisan ozon itu hanyalah beberapa milimeter saja. Kadar ozon dinyatakan dalam satuan dobson. Satu unit Dobson ialah satu seperseratus (1/100) milimeter tebal lapisan ozon pada suhu dan tekanan standar, yaitu 0 o C dan tekanan udara 1 atmosfer (Gribbin, 1990). Dalam tahun 1985, Farman dan kawan-kawannya yang merupakan anggota tim peneliti Antarktika Inggris mengumumkan, antara tahun 1977 sampai 1984 kadar ozon di atas stasiun penelitian mereka di Halley Bay, Antarktika, telah turun dengan drastis. Penurunan ini terjadi pada bulan Oktober, yaitu musim semi di Antarktika pada waktu matahari mulai terbit lagi setelah sepanjang musim dingin tak ada matahari. Antara tahun 1950 dan pertengahan 1970-an kadar ozon itu berkisar sekitar 300 unit Dobson, yaitu setebal lapisan 3 mm pada suhu dan tekanan standar. Akan tetapi, pada bulan Oktober 1978, kadar itu turun menjadi hanya 125 unit Dobson. Temuan tim Inggris ini membuat kehebohan, karena satelit Nimbus 7 Amerika Serikat tidak melaporkan penurunan yang drastis itu. Padahal satelit itu telah mengorbit sejak tahun 1978 dan secara teratur memantau kadar ozon dengan peralatan pengukuran ozonnya Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) dan Solar Backscatter Ultraviolet (SBUV). Para pakar di Goddard Space Flight Center yang bertanggung jawab atas eksperimen TOMS dan SBUV sangat terkejut dan merasa kecolongan. Dengan saksama mereka memeriksa kembali rekaman TOMS dan SBUV dan ternyata penurunan itu sebenarnya terekam oleh kedua peralatan tersebut. Akan tetapi, karena para pakar belum pernah menjumpai kadar yang sangat rendah itu, mereka menginstruksikan kepada komputer yang mengolah data itu untuk menolak semua angka di bawah 180 unit Dobson. Angka yang rendah itu dianggap salah. Data TOMS dan SBUV yang diperiksa kembali itu memperkuat temuan Farman dan laporan Farman itu tidak lagi diragukan oleh para peneliti lain. Seperti telah disebut di muka, penurunan kadar ozon yang drastis itu kemudian mendapatkan julukan lubang ozon (ozone hole) (Soemarwoto, 1992). 17

5 Lubang ozon sangat merisaukan, karena dengan menurunnya kadar ozon itu berarti akan makin bertambahnya sinar UV-B yang akan dapat sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B itu akan sangat besar terhadap makhluk hidup di bumi. Karena itu, pengumuman tim Inggris itu menarik banyak perhatian dan banyak penelitian dilakukan untuk berusaha mengungkapkan sebab terjadinya lubang ozon. Sebelum ditemukannya lubang ozon itu, sebenarnya telah ada kekhawatiran akan terjadinya masalah itu, yaitu dalam kaitannya dengan pengembangan pesawat supersonik (SST = Supersonik Transport). Para pakar dan para aktivis lingkungan mengkhawatirkan uap air dan oksida nitrogen (NOx) yang dihasilkan dalam pembakaran bahan bakar pesawat itu akan merusak lapisan ozon di stratosfer. Sistem NO/NO2 merupakan sistem katalisator perusakan ozon. Gerakan lingkungan itu merupakan faktor penting dalam terhentinya proyek SST Amerika Serikat, namun proyek pesawat Concord yang dibiayai oleh Inggris dan Perancis dapat terus berjalan. Akhirakhir ini kekhawatiran itu timbul lagi dengan adanya usul pembuatan SST baru yang disebut Orient Express yang terbang pada ketinggian yang lebih tinggi lagi. Ada pula kekhawatiran lain, yaitu naiknya kadar N2O di dalam atmosfer. N2O itu berasal dari, antara lain, pembakaran biomassa dan penggunaan pupuk N. Di dalam atmosfer, N2O itu naik sampai ke stratosfer. N2O merupakan sumber untuk terjadinya NO. Kekhawatiran tentang kerusakan ozon itu meningkat setelah Molina dan Rowland dalam tahun 1973 mengumumkan temuan mereka bahwa segolongan zat kimia yang disebut klorofluorokarbon, yang disingkat CFC, berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. Setelah itu, CFC mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab utama terjadinya lubang ozon. Karena pentingnya kedudukan CFC dalam masalah lubang ozon, baiklah kita uraikan dulu tentang CFC. Klorofluorokarbon merupakan segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unsur, yaitu klor (Cl), fluor (F), dan karbon (C). Singkatan umum untuk klorofluorokarbon adalah CFC. Di samping CFC, terdapat pula segolongan zat kimia lain yang merusak ozon, yaitu yang disebut halon, dan juga karbontetraklorid (CCl4). CFC tidak ditemukan dalam alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. Ia ditemukan dalam tahun 1920-an. CFC tidak beracun, tidak terbakar, dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karena itu, ia merupakan zat yang sangat ideal untuk industri. CFC-12 (CCl2F2) sangat banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil. AC rumah lebih banyak menggunakan zat yang menyerupai CFC, yaitu HCFC-22 (CHClF2). Perkembangan mesin pendingin ini memacu perkembangan industri makanan, pembangunan gedung perkantoran yang besar-besar dan pariwisata, misalnya hotel dan toko swalayan. Di dalam industri CFC-11 (CFCl3) 18

6 digunakan untuk membuat plastik busa, misalnya bantal kursi dan jok mobil, plastik pelindung dalam kemasan serta piring dan gelas plastik. Kebutuhan plastik busa naik pula untuk digunakan sebagai bahan untuk mengisolasi ruangan dari panas atau dingin, karena naiknya harga energi untuk memanasi atau mendinginkan ruangan. Campuran CFC-11 dan CFC-12 merupakan bahan utama sebagai gas pendorong pada aerosol, yaitu bahan yang dikemas dalam kaleng pada tekanan tinggi. Bahan itu dapat disemprotkan dengan memijat sebuah tombol kecil pada kaleng itu. Beberapa contoh ialah kemasan aerosol parfum, zat pewangi, hairspray, deodoran, zat pembersih kaca, dan racun hama. Di dalam industri elektronika, CFC-113 digunakan sebagai zat untuk membersihkan permukaan mikrocip dari berjenis kotoran. Ia digunakan pula dalam dry cleaning. Kiranya tak ada seorang pun di dunia ini yang tidak mengenyam manfaat CFC. Orang di desa yang membeli barang elektronik yang dikemas dalam dus dengan dilindungi plastik busa, misalnya, secara tidak langsung telah juga ikut mengonsumsi CFC (Jones dan Wigley, 1989). Di samping manfaat CFC di atas, perlu juga diketahui bahwa gas CFC tidak mudah terurai bila terlepas ke atmosfer, sehingga bisa sampai ke lapisan stratosfer. Selain bersifat sebagai gas rumah kaca, gas CFC juga bersifat merusak lapisan ozon sehingga timbul lubang ozon atau ozone hole. Lapisan ozon adalah lapisan pelindung bumi terhadap radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Apabila lapisan ozon rusak, muncul lubang ozon karena lapisan ozon termakan oleh gas CFC. Fungsi lapisan ozon sebagai pelindung bumi pun hilang. Sinar ultraviolet akan menerobos atmosfer bumi dan terus sampai ke bumi. Akibatnya, bumi menjadi panas. Menurut Wardhana (2010), adapun lubang ozon terbentuk karena reaksi foto dekomposisi oleh energi sinar ultraviolet sebagai berikut. Cl2F2C + sinar ultraviolet ---> ClF2C + Cl + (radikal) (1) O3 (ozon) + Cl + (radikal) ---> ClO + O2 (2) ClO + 0,5O2 ---> Cl + O2 (3) Reaksi (2) tersebut di atas adalah reaksi terjadinya lubang ozon yang meloloskan sinar ultraviolet menembus atmosfer bumi sehingga bumi menjadi panas. Selanjutnya pada reaksi (3) tersebut di atas adalah reaksi ikutan yang menghasilkan atom Cl yang termasuk ke dalam kelompok halogen yang bersifat reaktif. Dalam kelompok halogen, reaktivitas atom Cl cukup tinggi, menempati urutan kedua setelah reaktivitas atom Fluor. Ada kemungkinan bahwa atom Cl yang reaktif tersebut akan makin reaktif saat terkena sinar ultraviolet, karena atom Cl berubah menjadi radikal Cl +, seperti yang terjadi pada reaksi (1). Reaksi kerusakan lapisan ozon akan berlanjut sebagai berikut. 19

7 Cl + sinar ultraviolet ---> Cl + (4) O3 + Cl + ---> O2 + ClO (5) Reaksi (5) tersebut di atas adalah reaksi kerusakan lapisan ozon tahap kedua, sedangkan kerusakan lapisan ozon tahap ketiga diakibatkan adanya Nitrogen Oksida dalam lapisan atmosfer. Reaksi kerusakan lapisan ozon tahap ketiga didahului oleh reaksi foto dekomposisi oleh energi sinar ultraviolet terhadap ozon itu sendiri. Reaksi tahap ketiga adalah sebagai berikut. O3 + sinar ultraviolet ---> O2 + O (6) Kemudian atom O yang terbentuk pada reaksi (6) akan bereaksi lebih lanjut dengan molekul ClO, sebagai berikut. ClO + O ---> Cl + O2 (7) Cl + O2 ---> ClO + O2 (8) O + O2 ---> 2O3 (9) Reaksi (9) sebenarnya merupakan reaksi pembentukan ozon alamiah, tetapi hanya bersifat sementara karena ozon yang baru terbentuk akan bereaksi lagi. ClO + NO ---> Cl + NO2 (10) O3 + Cl ---> ClO + O2 (11) O3 + NO ---> NO2 + O2 (12) Reaksi (12) adalah kerusakan lapisan ozon tahap ketiga, yaitu reaksi adanya NO di atmosfer yang dipicu oleh keberadaan CFC yang terlepas ke lapisan atmosfer bumi. Pada saat ini lubang ozon telah tampak di atas Kutub Selatan yang menyebabkan suhu udara Kutub Selatan lebih hangat dari sebelumnya. Akibatnya, sebagian es mencair dan banyak pulau es yang hilang karena pencairan tersebut. Lubang ozon di atas Kutub Selatan pada saat ini makin besar dan mulai bergerak ke arah khatulistiwa. Bila tidak ada usaha menghentikan pergerakan lubang ozon yang makin besar dan menuju ke arah utara tersebut, maka negara-negara yang berada di khatulistiwa, termasuk Indonesia akan mengalami bencana. Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa senyawa kimia CFC kini mulai dilarang penggunaannya karena dapat merusak lapisan ozon. Akan tetapi ada negara industri yang melanggar larangan pemakaian CFC dan tetap memakai senyawa kimia tersebut dalam aktivitas industrinya, karena hanya memikirkan keuntungan tanpa memedulikan kerusakan lingkungan yang diakibatkannya. Senyawa CFC memiliki nama dagang freon atau juga suva (khusus buatan Du Pont). 20

8 Senyawa-senyawa kimia yang merupakan turunan CFC mempunyai kestabilan atau waktu tinggal (residence time) yang cukup lama, hingga puluhan tahun, bila terlepas ke atmosfer dan pada umumnya bisa menembus sampai melewati lapisan troposfer atas bahkan ada yang sampai ke lapisan stratosfer. Pemakaian senyawa CFC dan sejenisnya di dunia cukup banyak, dapat mencapai ratusan ribu ton per tahunnya, sehingga kemungkinan terlepas ke atmosfer cukup besar. Kalau tidak dikendalikan, pemakaian CFC jelas merupakan ancaman terhadap kerusakan lapisan ozon. Waktu tinggal senyawa-senyawa tersebut bila terlepas ke atmosfer dan perkiraan emisi senyawa tersebut terlepas ke atmosfer antara lain dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Waktu tinggal senyawa CFC dan sejenisnya di atmosfer. No. Nama Senyawa Kimia Waktu Tinggal (Tahun) Emisi (1000 ton Per Tahun) 1. Carbon Tetra Chlorid CFC CFC CFC Halon Halon Methyl Chloroform Sumber: Wardhana (2010). Dampak lubang ozon tidak hanya terbatas pada tumbuhan dan hewan, melainkan juga pada manusia. Karena energi yang tinggi yang dikandungnya, sinar UV-B juga dapat merusak protein dan ADN, pembawa sifat keturunan makhluk hidup. Perusakan ADN dapat mengubah sel menjadi sel kanker, khususnya kanker kulit. Kepekaan terhadap penyakit kanker kulit lebih tinggi pada orang yang berkulit putih daripada orang berwarna. Hal ini karena pigmen kulit melanin merupakan pelindung terhadap penyinaran UV-B. Salah satu jenis kanker kulit tersebut ialah melanoma yang jumlah kasusnya lebih sedikit daripada kanker kulit yang lain, namun mempunyai mortalitas yang lebih tinggi. Di seluruh dunia, setiap tahunnya sekitar orang meninggal karena kanker ini. Sebuah penelitian di Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan, pada penduduk yang berkulit putih makin dekat tempat tinggal orang ke khatulistiwa, makin tinggi laju kematian karena kanker kulit melanoma. Hubungan itu disebabkan karena makin mendekati khatulistiwa, makin banyak pula penyinaran UV-B. Hubungan yang serupa terdapat pula di Inggris, Norwegia, Australia, dan Selandia Baru. Lubang Ozon dan Pemanasan Global 21

9 Pemanasan global telah menjadi isu Internasional yang hangat, meskipun sebenarnya masih terdapat ketidakpastian yang besar. Isu tersebut timbul mengingat pemanasan global akan mempunyai dampak yang sangat besar, apabila ia benar terjadi. Dampak itu ialah perubahan iklim sedunia dan kenaikan permukaan air laut. Rincian perubahan iklim yang akan terjadi itu belum diketahui. Diperkirakan hujan secara global akan bertambah, tetapi ada daerah yang hujannya akan berkurang dan ada pula yang bertambah. Hal ini akan mengacaukan sistem pertanian yang ada dan akan diperlukan biaya yang sangat besar untuk melakukan penyesuaian. Frekuensi dan intensitas badai dan topan mungkin meningkat. Perubahan iklim juga akan menyebabkan kepunahan banyak jenis. Sampai pada akhir dekade 1970-an, pemanasan global hanyalah diperdebatkan di kalangan para ilmuwan. Masyarakat umum belumlah mempunyai perhatian terhadapnya. Akan tetapi, dengan makin banyaknya didapatkan petunjuk tentang kemungkinan terjadinya pemanasan global dan dengan makin banyak diketahuinya pula dampak yang dapat ditimbulkan olehnya, masyarakat ramai pun ikut memperbincangkannya. Dengan perkembangan ini, para politisi pun tidak lagi dapat mengabaikannya. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1987, Kongres Amerika Serikat telah mengadakan dengar pendapat dengan para ilmuwan. Dari dengar pendapat itu, para wakil rakyat itu mengambil simpulan bahwa pemanasan global itu memang perlu diperhatikan. Sejak itu, permasalahan pemanasan global menjadi isu yang hangat, tidak saja di Amerika Serikat, melainkan di seluruh dunia. Soemarwoto (1992) menyatakan pemanasan global merupakan gejala naiknya suhu permukaan bumi karena naiknya intensitas efek rumah kaca. Oleh karena itu, untuk dapat memahami pemanasan global, kita perlu menelaah lebih dahulu efek rumah kaca. Efek rumah kaca dalam kaitan dengan pemanasan global disebabkan oleh adanya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Gas rumah kaca tersebut dapat memantulkan sinar matahari yang terperangkap di bumi secara berulang-ulang ke bumi. Pemantulan sinar matahari ke bumi secara berulang-ulang oleh gas rumah kaca ini, mengakibatkan temperatur permukaan bumi meningkat. Bahkan Wardhana (2010) menyatakan suhu atmosfer bumi pada saat ini terasa lebih panas daripada sebelumnya. Para ahli klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5 o C dari 100 tahun yang lalu. Bahkan berdasarkan pengamatan 30 tahun terakhir ini, kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia 2 o C. Pada beberapa bagian belahan bumi ada yang kenaikan suhu rata-rata udaranya lebih besar dari 2 o C, misalnya kota Bandung sampai mencapai hampir 4 o C, kota Jakarta mencapai hampir 5 o C, Kanada dan Amerika, khususnya di California, mencapai keadaan sangat panas yang 22

10 menyebabkan kekeringan yang sangat dan kebakaran hutan. Kenaikan suhu rata-rata tersebut akan terus bertambah bila tidak ada usaha pencegahan. Artinya, bencana benar-benar mengancam umat manusia! Bencana itu berupa dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca. Perlu ditegaskan bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh adanya gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca sendiri adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca (GRK) adalah CO2 (karbon dioksida), CH4 (methana), N2O (nitrogen oksida), CFC (chloro fluoro karbon), HFC (hidro fluoro karbon), PFC (perfluoro karbon), dan SF6 (sulphur heksafluoro). Jika GRK terlepas ke atmosfer dan sampai pada ketinggian troposfer, akan terbentuk lapisan selimut atau rumah kaca yang mengungkung bumi. Adapun partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi berasal dari letusan gunung berapi berupa debu (abu) vulkanik. Saat melayang-layang di atmosfer bumi sebelum kemudian jatuh ke bumi, debu (abu) vulkanik tersebut berlaku sebagai lapisan selimut yang mengungkung bumi. Kebanyakan para ahli percaya bahwa kenaikan kadar gas-gas rumah kaca telah memengaruhi ekosistem dan iklim dunia, dan tampaknya efek tersebut akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Berdasarkan bukti-bukti yang ada diperoleh simpulan bahwa suhu permukaan global telah meningkat sebesar 0,6 o C dalam satu abad terakhir (Pearce, 2002), dan suhu air laut juga meningkat rata-rata sebesar 0,06 o C selama lebih dari 50 tahun terakhir. Para ahli klimatologi tampaknya sepakat bahwa akibat peningkatan kadar karbon dioksida dan gas-gas lainnya suhu bumi akan meningkat sebesar 1,4-5,8 o C pada tahun 2100 (IPCC, 2001). Peningkatan itu bahkan lebih besar lagi bila kadar karbon dioksida meningkat lebih cepat daripada yang diperhitungkan selama ini. Sebaliknya, laju peningkatan suhu dapat juga berkurang, jika semua negara mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dalam waktu dekat. Peningkatan suhu paling tinggi terjadi di daerah garis lintang tinggi dan benua yang luas. Secara umum, curah hujan di bumi ini akan meningkat, tetapi kecenderungan perubahan curah hujan tersebut akan tergantung pada setiap wilayah. Artinya, mungkin ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan curah hujan. Juga mungkin akan terjadi peningkatan cuaca yang ekstrem seperti angin topan, banjir, dan kekeringan tingkat wilayah yang terkait dengan pemanasan global ini. Dibandingkan masa-masa sebelumnya, saat ini kondisi cuaca ekstrem mungkin sudah lebih sering terjadi. Dampak perubahan iklim global terhadap suhu dan curah hujan diduga kurang seberapa dahsyat di daerah tropika, dibandingkan yang tengah terjadi pada zona iklim sejuk. Namun sedikit saja perubahan dalam jumlah dan waktu curah hujan dapat memberi dampak besar, baik terhadap 23

11 komposisi spesies, siklus reproduksi tumbuhan, maupun kerawanan terhadap kebakaran. Sejak pemerintah dan masyarakat menyadari implikasi perubahan iklim terhadap kesejahteraan manusia dan lingkungan, timbullah gerakan masyarakat untuk mengurangi pengeluaran karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca. Kesepakatan utama yang mengatur masalah ini dirumuskan di Kyoto pada tahun 1997 dalam Pertemuan Para Pihak yang ke-3 (Third Conference of Parties) guna membahas perubahan iklim. Dalam pertemuan Kyoto tersebut, negara-negara anggota bersepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sayang sekali, Amerika Serikat, Rusia, dan kebanyakan negara-negara Afrika dan Timur Tengah tidak sepakat dengan ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan itu (Indrawan et al., 2007). Dalam kesepakatan yang kemudian dikenal sebagai Protokol Kyoto ini ditargetkan dan dijadwalkan penurunan emisi yang harus dilakukan oleh negara-negara Annex-1 (yang terdiri dari negara industri serta negara dengan ekonomi dalam transisi), yaitu sebesar 5,2% dari tingkat emisi bersama di tahun Target penurunan emisi tersebut harus dicapai dalam Periode Komitmen Pertama, yaitu Pemantauan perubahan iklim dari tahun ke tahun terus-menerus dilakukan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change panel ilmiah yang terdiri atas para ilmuwan dari seluruh dunia). Di bulan April 2007, oleh berbagai kelompok kerja dalam IPCC diluncurkan Laporan Penilaian ke Empat (Fourth Assesment Report). Kelompok kerja I (berkonsentrasi pada ilmu pengetahuan perubahan iklim) menyampaikan bahwa berdasarkan berbagai penelitian mengenai peningkatan temperatur sejak pertengahan abad 20 disimpulkan penyebab kenaikan suhu adalah peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat kegiatan manusia (antropogenik). Lebih dari seri data observasi dari 75 kajian, menunjukkan perubahan nyata dalam sistem fisik dan biologis, dan 89% di antaranya menyatakan bahwa pemanasan global telah menimbulkan dampak nyata. Dalam seri penilaian yang sama (Fourth Assesment Report), Kelompok Kerja II IPCC (yang memfokuskan perhatian pada dampak, adaptasi, dan kerentanan) menyampaikan data yang menunjukkan dampak secara nyata. Di antaranya adalah naiknya rata-rata temperatur udara, naiknya permukaan air laut yang menyebabkan tenggelamnya pesisir dan pulau-pulau kecil, musim kemarau yang panjang dengan curah hujan yang rendah, musim hujan yang pendek namun memiliki intensitas yang tinggi dan mencairnya tutupan serta ketebalan salju. Ancaman tersebut tentunya melahirkan konsekuensi negatif terhadap lingkungan dan infrastruktur, sosial, dan ekonomi. Dipastikan bahwa sektor-sektor kehidupan sosial dan ekonomi serta lingkungan yang 24

12 menunjang pertumbuhan suatu negara akan menuju titik terendah dalam ekonomi makro mereka. Sebetulnya atmosfer mampu berperan sebagai pelindung planet bumi karena adanya lapisan Van Allen belt atau sabuk Van Allen yang berupa cincin dan mengelilingi bumi. Lapisan atau sabuk tersebut terletak di atas khatulistiwa dan ditemukan oleh fisikawan Amerika Joseph Van Allen pada tahun Letak sabuk Van Allen kurang lebih antara 40 o lintang utara dan 40 o lintang selatan dan berada pada ketinggian kaki. Ketebalannya sampai dengan kaki. Sabuk Van Allen timbul karena pengaruh medan magnet bumi yang berasal dari Kutub Utara dan Kutub Selatan. Fungsi sabuk Van Allen adalah sebagai penahan radiasi sinar kosmis yang datang dari matahari dan penahan radiasi pengion lainnya. Kedudukan sabuk Van Allen terhadap bumi kurang lebih seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Tampang lintang kedudukan sabuk Van Allen terhadap bumi. Radiasi sinar kosmis dan radiasi pengion lainnya yang tertahan oleh sabuk Van Allen sebesar kurang lebih 30% dari seluruh radiasi yang menuju ke bumi. Tanpa sabuk Van Allen, radiasi sinar-sinar kosmis sebesar 30% tersebut akan menerobos atmosfer bumi. Bila hal ini terjadi maka bencana benar-benar jadi ancaman bagi umat manusia karena radiasi tersebut bersifat mematikan makhluk hidup. Pada Gambar 1 di atas berdasarkan pengamatan besarnya sinar kosmis yang diukur pada daerah 40 o lintang utara dan 40 o lintang selatan lebih besar daripada yang diukur pada daerah khatulistiwa. Akan tetapi, untunglah bahwa sabuk Van Allen bersifat inert, tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan komposisi senyawa kimia yang ada di atmosfer. Sabuk Van Allen mungkin akan mengalami perubahan manakala ada perubahan pada kuat medan magnet bumi. Kuat medan magnet bumi sejauh ini belum pernah mengalami perubahan, kecuali ada planet besar menabrak bumi dan bila hal ini terjadi, berarti dunia kiamat! Lapisan pelindung lainnya adalah lapisan ozon yang menyelimuti seluruh atmosfer bumi. Lapisan ozon adalah lapisan pelindung bumi terhadap radiasi sinar ultraviolet. Letak lapisan ozon ini lebih tinggi dari sabuk Van Allen dan terdiri dari 3 atom oksigen atau O3 yang mempunyai massa lebih besar daripada oksigen biasa atau O2. Lapisan ozon akan menahan sebagian radiasi sinar ultraviolet yang datang dari 25

13 matahari menuju ke bumi. Radiasi sinar ultraviolet akan menimbulkan panas bila tidak ditahan sebagian oleh lapisan ozon. Jadi, kerusakan lapisan ozon atau terjadinya lubang ozon akan menimbulkan pemanasan global akibat sinar ultraviolet tidak ditahan oleh lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon terjadi karena O3 termakan oleh gas rumah kaca CFC dan NO. Khusus untuk CFC dan NO bila terakumulasi sampai pada stratosfer, selain bersifat sebagai gas rumah kaca, juga bersifat sebagai perusak lapisan ozon, sehingga timbul lubang ozon atau ozone hole. Lapisan ozon adalah lapisan pelindung bumi terhadap radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Apabila lapisan ozon rusak, muncul lubang ozon karena lapisan ozon termakan oleh gas CFC dan NO. Fungsi lapisan ozon sebagai pelindung bumi pun hilang. Sinar ultraviolet akan menerobos atmosfer bumi dan terus sampai ke bumi. Akibatnya bumi menjadi panas. Sebetulnya ada empat jenis sinar ultraviolet, yakni ultraviolet A, ultraviolet B, ultraviolet C, dan ultraviolet ekstrem. Makin pendek panjang gelombang suatu sinar, makin tinggi energi yang terkandung olehnya. Mengingat sinar ultraviolet C dan ultraviolet ekstrem yang berenergi tinggi seluruhnya terabsorpsi dalam pembentukan ozon, maka sinar ultraviolet yang mampu menerobos lubang ozon dan sampai ke bumi adalah ultraviolet A dan ultraviolet B. Kedua jenis sinar ultraviolet yang sampai ke bumi, sebetulnya tidak semuanya diserap oleh bumi, namun ada bagian yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun karena di atmosfer, tepatnya pada stratosfer dan troposfer terdapat gas rumah kaca, maka sinar ultraviolet yang dipantulkan dari bumi kembali terperangkap pada gas rumah kaca. Gas rumah kaca selanjutnya memantulkan kembali sinar ultraviolet tersebut ke bumi, demikian seterusnya. Hal ini telah dikemukakan oleh Wardhana (2010), mengenai rincian sinar matahari (termasuk sinar ultraviolet yang lolos lewat ozone hole) yang sampai ke bumi sebagai akibat adanya gas rumah kaca. Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi dan atmosfer menjadi hangat. Bila hal ini terus berlanjut, dunia akan terancam mengalami pemanasan global. Gambaran mengenai sinar matahari yang sampai ke bumi dan dipantulkan kembali ke bumi adalah sebagai berikut. 1) Panas matahari sebagian diserap oleh bumi sebesar 160 watt/m 2 dan memanasi bumi, 2) panas matahari sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer, 3) panas matahari sebagian dipantulkan oleh bumi dan diteruskan oleh atmosfer, dan 4) panas matahari sebagian dipantulkan kembali oleh GRK sebesar 30 watt/m 2 ke bumi dan menjadikan atmosfer dan lingkungan jadi panas. Mengenai gambaran panas matahari yang sampai ke bumi dapat dilihat Gambar 2. 26

14 Gambar 1. Mekanisme efek rumah kaca. Dari gambaran ini dapat dikatakan bahwa lubang ozon sebetulnya sangat berkaitan erat dengan adanya pemanasan global. Lubang ozon tersebut merupakan pintu masuk sinar ultraviolet A dan B untuk sampai ke bumi, kemudian sinar ultraviolet tersebut terperangkap oleh gas rumah kaca, dan selanjutnya dipantulkan kembali ke bumi. Hal inilah yang menyebabkan bumi menjadi lebih panas. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu atmosfer bumi pada saat ini terasa lebih panas daripada sebelumnya. Para ahli klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5 o C dari 100 tahun yang lalu. Bahkan berdasarkan pengamatan 30 tahun terakhir ini, kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia sebesar 2 o C. Suhu udara yang naik rata-rata 2 o C di seluruh dunia, atau perubahan suhu udara akibat pemanasan global yang berdampak langsung terhadap atmosfer secara garis besar, seperti: pergeseran musim, banjir dan tanah longsor, kekeringan dan bencana kelaparan, dan siklon tropis dan bencana angin ribut. Ikhtiar untuk mengurangi penggunaan CFC berdasarkan Protokol Montreal pada bulan September 1987 merupakan salah satu usaha untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon. Usaha untuk mengurangi penggunaan CFC sebetulnya secara global bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Usaha ini pada hakikatnya sudah terselip dalam memperingati hari lingkungan hidup di Indonesia tahun 2009 dengan mengemukakan tema Bersama Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim. Bahkan Meksiko adalah tuan rumah peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun 2009 dengan tema United Nation Environment Program (UNEP): Your Planet Needs You Unite to Combat Climate Change. Simpulan 27

15 Radikal Cl + yang berasal dari foto dekomposisi CFC oleh sinar ultraviolet akan bereaksi dengan ozon. Radikal Cl + akan mengikat O pada ozon menjadi ClO + O2. Pada tahap reaksi selanjutnya, akan terjadi penguraian ozon oleh gas NO menjadi NO2 + O2. Pengikatan O yang berasal dari ozon oleh radikal Cl + dan NO mengakibatkan terbentuknya lubang ozon. Lubang ozon ini selanjutnya dapat meloloskan sinar ultraviolet ke bumi. Sebagian sinar ultraviolet ini akan diserap oleh bumi dan sebagian lagi dipantulkan ke atmosfer. Karena terperangkap oleh gas rumah kaca, maka sinar ultraviolet tersebut dipantulkan kembali ke bumi secara berulang-ulang. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya pemanasan global. Daftar Pustaka Gribbin, J The Hole in The Sky, Man s Threat to The Ozone Layer. London: Corgi Books. Indrawan, Mochamad et al Biologi Konservasi. Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Climate Change 2001: Synthesis Report. Cambridge: Cambridge University Press. Jones, R.R. dan T. Wigley ed Ozone Depletion: Health and Environmental Consequences. New York: John Wiley & Sons, Ltd. Muderawan, I Wayan Perubahan Ozon di Stratosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan di Bumi. Dalam Aneka Widya No. 01 Th. XXV Januari Pearce, F Global Warming. London: Dorling Kindersley. Puger, I Gusti Ngurah Materi Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Singaraja: LP2M Unipas Singaraja. Soemarwoto, Otto Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wardhana, Wisnu Arya Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Andi Offset. Wigley, J. Falk Ozone Hole in The Sky. London: Pegasus. 28

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

Infeksi di lapisan ozon

Infeksi di lapisan ozon Infeksi di lapisan ozon Lapisan ozon terkena infeksi? Kok bisa? Infeksi apa? Bagaimana cara mengobatinya supaya cepat sembuh? Ternyata gejala infeksi di lapisan ozon ini sudah terdeteksi sejak puluhan

Lebih terperinci

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon Kurikulum 2013 FIsika K e l a s XI PEMANASAN GLOBAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon KD 3.9 kelas XI : Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Siswa mampu

Lebih terperinci

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate

Lebih terperinci

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

Flaviana Yohanala PT. Haries Handoyo. Nurhafifah. Nurul Laili Arifin. Ingga Wijaya. Nurul Ifaizah. Nasjilah Muhayati

Flaviana Yohanala PT. Haries Handoyo. Nurhafifah. Nurul Laili Arifin. Ingga Wijaya. Nurul Ifaizah. Nasjilah Muhayati Flaviana Yohanala PT Nurhafifah Haries Handoyo Nurul Laili Arifin KELOMPOK 2 Ingga Wijaya Nurul Ifaizah Nasjilah Muhayati DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Pendahuluan 1 Dampak terhadap atmosfer 2 Dampak terhadap

Lebih terperinci

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) SYAMSUL WAHID S 15B08063_Kelas C PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI GEJALA PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL A. Kompetensi Dasar 3.9

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL NAMA : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3 1. Pada proses terjadinya efek rumah kaca, gas CO2 menyebabkan. A. Berkurangnya gas O2 B. Bertambahnya gas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1 BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu PENDAHULUAN Latar Belakang Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar 288 0 K (15 0 C ), suhu tersebut dapat dipertahankan karena keberadaan sejumlah gas yang berkonsentrasi di atmosfer bumi. Sejumlah

Lebih terperinci

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±

Lebih terperinci

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

KISI-KISI SOAL UJI COBA TES. : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan LAMPIRAN V KISI-KISI SOAL UJI COBA TES Materi Kompetensi Dasar : Efek Pemanasan Global : 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan No Indikator Kompetensi 1 Mengidentifika

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Atmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life

Atmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life Atmosfer 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer 2 1 Bahan Penyusun Gas ~96%volume Udara kering 99.9% Gas utama 0.01% Gas penyerta (permanen, tidak permanen) >dftr Udara Lembab di daerah Subtropika 0%

Lebih terperinci

BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi

BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi BBM 9. EFEK RADIASI MATAHARI TERHADAP BUMI Oleh : Andi Suhandi PENDAHULUAN Apakah pentingnya radiasi Matahari bagi kehidupan di Bumi? Radiasi Matahari sangat berguna bagi keseimbangan panas Bumi. Bumi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapisan Ozon merupakan salah satu komponen yang ada di atmosfer, terutama di lapisan stratosfer yang berada di ketinggian antara 10-50 kilometer dari permukaan bumi. Ozon

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah. Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi BAB 1 ATMOSFER BUMI A tmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara drastis di malam hari dan tidak memanas dengan cepat di siang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia untuk mengejar kehidupan modern. (Darmono, 2001).

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Atmosfer Bumi Meteorologi Pendahuluan Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan

Lebih terperinci

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya? Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir

Lebih terperinci

PENIPISAN LAPISAN OZON

PENIPISAN LAPISAN OZON PENIPISAN LAPISAN OZON Sebab-sebab Penipisan Lapisan Ozon Lapisan ozon menunjukkan adanya ozon di atmosfer. Stratosfer merupakan lapisan luar atmosfer dan terpisah dari troposfer (lapisan bawah) oleh tropopause.

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan

Lebih terperinci

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi

Lebih terperinci

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira Udara & Atmosfir Angga Yuhistira Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Betapa pentingnya

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen 1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cuaca dan Iklim Menurut Sarjani (2009), cuaca dan iklim merupakan akibat dari prosesproses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi bumi. Cuaca adalah keadaan udara pada saat

Lebih terperinci

FENOMENA GAS RUMAH KACA

FENOMENA GAS RUMAH KACA FENOMENA GAS RUMAH KACA Oleh : Martono *) Abstrak Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO 2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan

Lebih terperinci

Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim

Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim Mata Kuliah Dosen : Penyehatan Udara- B : Hamsir Ahmad, SKM.,M.Kes Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim Disusun Oleh : NURUL FAHMI PO.71.4.221.13.2.038

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Secara alami CO 2 mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup. Tumbuhan sebagai salah satu makhluk hidup di bumi memerlukan makanannya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FIRDAUS ZUKHRUF A ANGGUN RULIDA PUTRI KHAIRUNISA FITRICAHYULI VINA ANGGALENA KELAS 11 IPA 3 TAHUN PELAJARAN 2016-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM Faktor cuaca/iklim belum mampu direkayasa manusia kecuali dalam skala mikro seperti pembuatan rumah kaca. Setiap organisme kehidupannya mempunyai keadaan cuaca/iklim

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK C'ONVENTION ON CLIMATE CHANGE (PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PERSERIKATAN

Lebih terperinci

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia Haneda Sri Mulyanto Bidang Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup Bogor, 16 Januari 2010 Keterkaitan antara Pembangunan dan Perubahan

Lebih terperinci

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita

Lebih terperinci

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg Massa Atmosfer Tekanan di permukaan laut seluas 1 cm 2, dihasilkan oleh berat udara 1,02 kg 6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6 Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi)

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005 Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kehidupan paling signifikan saat ini adalah meningkatnya intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya lapisan atmosfer.

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) merupakan isu lingkungan yang hangat diperbincangkan saat ini. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA LINGKUNGAN DR. SUNARTO, MS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Lingkungan adalah semua yang berada di

Lebih terperinci

Isu Lingkungan. Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia

Isu Lingkungan. Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia Isu Lingkungan Wahyu Surakusumah Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh

Lebih terperinci

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS

JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS JAWABAN PERTANYAAN EVOLUSI TUGAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi Oleh: Kelompok 10 Pendidikan Biologi A 2014 Ane Yuliani 1400537 Hanifa Ahsanu A. 1403883 Meilinda Alfiana 1403318

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Lampiran 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol To The United Nations Framework Convention On Climate Change (Protokol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja

Lebih terperinci

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI ATMOSFER BUMI 6.1. Awal Evolusi Atmosfer Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO 2 (karbon dioksida) berkadar tinggi

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global 9 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global Pada akhir tahun 1920-an, sistem pendingin dan pengatur udara menggunakan bahan kimia seperti amonia, klorometana, propana dan sulfur oksida

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Refrigerasi adalah ilmu yang memepelajari metode perpindahan panas dari suatu benda atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperatur lingkungan.

Lebih terperinci

Jaman dahulu Sekarang

Jaman dahulu Sekarang PENGANTAR Meteorologi meteoros: benda yang ada di dalam udara logos: ilmu/kajian ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) Klimatologi klima: kemiringan

Lebih terperinci

MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS !!!!!!! !!!

MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS !!!!!!! !!! MENCEGAH DAMPAK NEGATIF DARI SINAR ULTRAVIOLET ALEXANDER ALFRED KALIGIS 116075 PROPOSAL KEGIATAN PENELITIAN TERKAIT PERGERAKAN BUMI, BULAN, DAN MATAHARI Ditulis Sebagai salah Satu Syarat Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota

Lebih terperinci

ISU-ISU PERSEKITARAN:

ISU-ISU PERSEKITARAN: EOH3101 PRINSIP KESIHATAN PERSEKITARAN (PRINCIPLES OF ENVIRONMENTAL HEALTH) ISU-ISU PERSEKITARAN: LAPISAN OZON Pengenalan Lapisan ozon ialah satu lapisan nipis gas ozon (O 3 ) setebal 4 inci (10 cm) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g)

Oksigen memasuki udara melalui reaksi fotosintesis tanaman : CO 2 + H 2 O + hv {CH 2 O} + O 2 (g) Bahan Kimia dan Reaksi-Reaksi Fotokimia Dalam Atmosfer REAKSI-REAKSI OKSIGEN ATMOSFER Reaksi umum dari perubahan oksigen dalam atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Siklus oksigen sangat penting

Lebih terperinci

Isu Lingkungan Global

Isu Lingkungan Global Modul 1 Isu Lingkungan Global Prof. Dr. Rukaesih Achmad, M.Si. M PENDAHULUAN asalah lingkungan yang kita hadapi dari tahun ke tahun semakin meningkat baik yang berasal dari pencemaran air maupun pencemaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanasan global saat ini menjadi topik yang paling hangat dibicarakan dan mendapatkan perhatian sangat serius dari berbagai pihak. Pada dasarnya pemanasan global merupakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA BERNUANSA ARSITEKTUR EKOLOGIS Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR Oleh: NUR HIDAYAH L2D 005 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis -

Dunia Baru di Mars. Download Buku Gratis - Dunia Baru di Mars Penduduk bumi sangat tertarik dengan Planet Mars yang merah membara. Ketertarikan manusia akan planet lain ini sangat wajar, apalagi jika kita melihat kondisi bumi tempat tinggal kita

Lebih terperinci

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi

Lebih terperinci

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL MAKALAH PEMANASAN GLOBAL Disusun Oleh : 1. MUSLIMIN 2. NURLAILA 3. NURSIA 4. SITTI NAIMAN AYU MULIANA AKSA 5. WAODE FAJRIANI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini

Lebih terperinci

ATMOSFER. Oleh : Jo Asaf S. Spd

ATMOSFER. Oleh : Jo Asaf S. Spd ATMOSFER Oleh : Jo Asaf S. Spd Sifat Fisis Atmosfer Lapisan Atmosfer 1. Troposfer 2. Mempunyai ketebalan 0-16 km. ketebalan berbeda beda, 16 km di Khatulistiwa, kutub berkisar 8 km, lintang sedang 12

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti pemborosan energi. Selain itu semakin majunya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,

Lebih terperinci

Aditya Rahmandari. Arnoldi Maylus Tanti. Arum Putri Sholihati. Dyah Kumala Sari. Eki Ruskartina

Aditya Rahmandari. Arnoldi Maylus Tanti. Arum Putri Sholihati. Dyah Kumala Sari. Eki Ruskartina 010800209 010800211 010800212 010800213 010800214 010800215 010800216 Aditya Rahmandari Ansori Arnoldi Maylus Tanti Arum Putri Sholihati Dewi Ramandhanni Kusumawati Dyah Kumala Sari Eki Ruskartina POKOK

Lebih terperinci