BAB I PENDAHULUAN. pada tiga dasawarsa terakhir abad ke-20 adalah menguatnya tuntutan. termasuk negara yang berpenduduk mayoritas Islam.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pada tiga dasawarsa terakhir abad ke-20 adalah menguatnya tuntutan. termasuk negara yang berpenduduk mayoritas Islam."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satu fenomena penting yang mewarnai transformasi masyarakat global pada tiga dasawarsa terakhir abad ke-20 adalah menguatnya tuntutan demokratisasi, khusunya di negara negara yang sedang berkembang termasuk negara yang berpenduduk mayoritas Islam. 1 Islam di Indonesia sebagai kekuatan mayoritas telah menunjukkan peran nyata dalam sejarah yang panjang. Tidak saja secara historis, hal ini terbukti sejak awal pembentukkan republik ini, tetapi juga secara sosiologis ia berperan aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat secara terus menerus dan ini adalah bagian dari demokratisasi. Proses tersebut berjalan mengikuti irama kehidupan yang wajar sesuai dengan tuntutan dinamika masyarakat. Indonesia masuk ke dalam transisi menuju demokrasi setelah rezim Soeharto diruntuhkan oleh gerakan reformasi. Prubahan politik terjadi secara drastis. Masyarakat Indonesia menyebut era pasca Soeharto adalah era reformasi, sebuah era yang jauh lebih demokratis dari pada masa sebelumnya. 2 Di era reformasi yang penuh eforia, masyarakat Indonesia tengah menikmati demokrasi, yang ditunjukkan dengan meluapnya kebebasan, multipartai yang 1 Ummarudin Masdar, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais Tentang Demokrasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999) hal.1 2 Larry diamond, Developing democracy toward consolidation, (Yogyakarta: IRE Press, 2003)hal.xxiv 1

2 2 kompetetif, terbukanya ruang-ruang publik, dan juga bengkitnya desentralisasi. Dasar etis demokrasi adalah kedaulatan rakyat (Rousseau). Faham itu mengungkapkan dua keyakinan dasar manusia modern; bahwa ia bebas, dan bahwa semua orang pada hakekatnya sama harkat dan hak dasarnya. Kebebasan tidak dalam arti bahwa manusia tidak boleh dituntut ketaatanya terhadap tatanan masyarakat, melainkan dalam arti otonom modern; Manusia hanya menaati kekuasaan yang diyakininya sendiri. Demokrasi, sebagai kekuasaan oleh rakyat dan untuk rakyat, berarti bahwa rakyat apabila tunduk terhadap kekuasaan negara, tunduk terhadap dirinya sendiri. 3 Kuatnya tuntutan demokratisasi dan maraknya demokrasi tidak lain karena adanya anggapan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem yang bisa menjamin keteraturan publik yang sekaligus mendorong transformasi masyarakat menuju suatu struktur sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan yang lebih ideal. Demokrasi telah diyakini sebagai sistem yang paling realistik dan rasional untuk mencegah suatu struktur masyarakat yang dominatif, represif dan otoritarian. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa meskipun terjadi perubahan seringkali diawali dengan gerakan pemikiran yang dikumandangkan oleh para tokoh intelektual Islam Indonesia, Abdurrahman Wahid perlu mendapat perhatian lebih. Ia mengalami proses berfikir yang panjang tentang demokratisasi. Sehingga berhasil membuat konsep-konsep tentang demokrasi. 3 Franz magnis suseno dkk, Agama dan demokrasi, (Jakarta: perhimpunan pengembangan pesantren dan masyarakat(p3m), 1992)hal.5

3 3 Abdurrahman Wahid sebagai figur moralis dan demokaratis telah meletakkan ke-islaman yang integralistik. Komperehensif, inklusif dan bahkan liberal. Karenanya pemikiran sampai perilakunya sering kontroversial. Penelitian ini secara khusus diproyeksikan untuk mengkaji pemikiran Abdurrahman Wahid tentang demokrasi dan Islam. Karena ia secara tegas menerima demokrasi sebagai referesi final bagi sebuah sistem politik atau negara. Referensi ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa demokrasi merupakan suatu sistem yang paling rasional dan efektif yang memungkinkan terbentuknya suatu tata sosial dan politik yang adil, egaliter dan manusiawi sebagaimana yang dicita-citakan Islam. Demokrasi bukanlah barang yang sudah jadi, dan masyarakat tinggal menerima bentuk konkretnya. Bagi Abdurrahman Wahid, demokrasi adalah sebuah perjuangan. Tanpa perjuangan, penegakkan demokrasi akan selalu berakhir tragis dan bisa jadi berakhir dengan tirani. 4 Di negeri kita ini demokrasi belum lagi tegak dengan kokoh masih lebih berupa hiasan luar bersifat kosmetik daripada sikap yang melandasi pengaturan hidup yang sesungguhnya. Dalam suasana sedemikian ini, unsur-unsur masyarakat yang ingin melestarikan kepincangan sosial yang ada dewasa ini tentu akan berusaha sekuat tenaga membendung aspirasi demokrasi yang hidup di kalangan yang telah sadar akan perlunya kebebasan ditegakkan di negeri ini. 5 Dalam hal ini ada beberapa yang menjadi konsen pemikiran Abdurahman Wahid kaitanya dengan terwujudnya demokrasi yang dirasa 4 Abdurrahman wahid, Teologi politik Gus Dur, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2004),hal Abdurrahman Wahid, Tuhan Tidak perlu di Bela, (Yogyakarta,: LkiS,1999), hal. 187

4 4 perlu untuk dicari kesimpulanya sehingga penting untuk diadakan penelitian, yaitu mengenai Islam dan proses demokrasi, pluralisme dan proses demokrasi, agama dan negara. Yang di mana semuanya itu sangat krusial, paling tidak untuk mewujudkan demokrasi yang dicita-citakan. Dari sini kemudian dapat diketahui pemikiran Abdurahman Wahid dan faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap karakteristik pemikiran Abdurahman Wahid. Nantinya penulisan ini bisa memberikan jawaban dari ketiga pemikiran Abdurahman Wahid di atas, sehingga bisa diambil kesimpulan mengenai demokrasi yang hendak diterapkan oleh Abdurahman Wahid kaitanya dengan proses demokrasi, khusunya di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemikiran Abdurrahman Wahid tentang Islam dan proses demokrasi, pluralisme dan proses demokrasi serta relasi antara Agama dan Negara, kaitanya dengan demokrasi itu sendiri? C. Tujuan dan Kegunaan 2. Mengetahui sejauh mana pemikiran Abdurrahman Wahid mengenai tentang Islam dan proses demokrasi, pluralisme dan proses demokrasi serta relasi antara Agama dan Negara. D. Telaah Pustaka Abdurrahman Wahid adalah sosok fenomenal, unik dan khas. Fenomenal karena ia selalu menawarkan ide-ide mengagetkan sekaligus kontroversial bagi nalar logika mainstream. Unik, karena dalam dirinya melekat berbagai atribut, baik sebagai ahli ilmu sosial, tokoh LSM, agamawan

5 5 sekaligus kiai. Khas, karena ia adalah representasi tokoh yang sangat gigih membela kepentingan minoritas agar tidak tertindas, ditindas bahkan menjadi kekuatan penindas. Sebagai seorang pemikir, Abdurrahman Wahid banyak melahirkan tulisan yang berserakan di media massa, diskusi-diskusi maupun pelatihanpelatihan. Khusus tentang pembahasan demokrasi, ada sebuah buku yang berjudul Tuhan tidak perlu dibela yang diterbitkan oleh LkiS merupakan sebuah buku yang terkesan provokatif, namun berisi kritik mendasar tentang bangunan pengetahuan, pemikiran dan gerakan yang ditampilkan oleh komunitas muslim yang saat itu gemar menampilkan sosok sektarianisme. Buku ini merupakan kumpulan tulisan Abdurrahman Wahid yang dimuat majalah Tempo pada paruh 1980-an. Isi buku ini mencerminkan sikap Abdurrahman Wahid untuk mengedepankan semangat kebersamaan, keadilan dan kemanusiaan serta demokratisasi dalam menyikapi berbagai perkembangan dan konstelasi kehidupan sosial politik di Indonesia. Sebuah buku yang juga menampilkan suatu sikap kearifan hidup untuk tidak mencela pemahaman keagamaan orang lain, sekaligus menghormatinya dalam kerangka demokratisasi dan hak asazi manusia. 6 Pada tahun yang sama LkiS juga menerbitkan tulisan Abdurrahman Wahid yang dimuat jurnal Prisma pada akhir 1970-an dan pada awal 1980-an, buku tersebut berjudul Prisma pemikiran Gus Dur. Buku yang berisi 17 artikel ini memuat sejumlah gagasan besar Abdurrahman Wahid tentang perlunya 6 Lihat tulisan Abdurrahman Wahid, Tuhan Tidak Perlu Dibela, (Yogyakarta : LkiS, 1999)

6 6 penafsiran kembali ajaran Islam dalam dialektikanya dengan diskursus ke- Indinesia-an. Bagaimana seharusnya menempatkan ajaran agama dalam konteks pembangunan dan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi titik tolak acuan bagi Abdurrahman Wahid dalam memetakan posisi agama dalam diskursus modernitas. 7 Buku lain tulisan Abdurrahman Wahid tentang demokrasi terbit pada tahun 1999 buku yang berjudul Gus Dur menjawab perubahan zaman merupakan kumpulan tulisan Abdurrahman Wahid yang dimuat pada harian Kompas pada medio awal 1990-an. Dalam buku ini, Abdurrahman Wahid berusaha menyampaikan sejumlah gagasan besar berkaitan dengan hubungan antar agama Islam dengan negara, kepemimpinan politik, kepemimpinan moral spiritual dan upaya membangun tradisi politik dan demokrasi 8 Buku membangun demokrasi, merupakan tulisan-tulisan Abdurrahman Wahid dalam bentuk buku yang berisi tentang perlunya mewujudkan demokratisasi dalam masyarakat Indonesia. Tanpa upaya membangun demokrasi, maka upaya membangun masyarakat Indonesia ke depan hanya akan menampilkan kesia-siaan. Buku yang berjudul kumpulan kolom dan artikel Abdurrahman Wahid selama era lengser yang diterbitkan oleh LkiS pada tahun 2002, buku yang secara khusus ditulis oleh Abdurrahman Wahid dan belum pernah dimuat di media massa ini manapun ini merupakan sejumlah gagasan besarnya ketika ia 7 Lihat tulisan Abdurrahman Wahid, Prisma Pemikiran Gus Dur, (Yogyakarta : LkiS, 1999) 8 Lihat tulisan Abdurrahman Wahid, Gus Dur Menjawab perubahan Zaman, (Jakarta : Kompas, 1999)

7 7 menjadi presiden dan setelah ia lengser. Gagasan dalam buku ini juga tidak pernah lepas dalam sejumlah gagasan makro Abdurrahman Wahid, yaitu tentang demokratisasi, agama, kebudayaan dan negara. Dalam buku Tologi Politik Gus Dur terbitan Ar-Ruzz 2004, di sana dijelaskan oleh penulis mengenai penelitianya tentang gambaran yang lebih jelas dari Abdurrahman Wahid mengenai komitmenya terhadap ideologi Negara Pancasila ditinjau dari aspek filsafat sosial dan hermeneutika. Buku ini pada dasarnya mengeksplorasi pemikiran Gus Dur sebelum ia terjun ke duina politik atau lebih-lebih saat menjadi presiden. Dan dalam buku Membaca pemikiran Gus Dur dan Amien rais, yang menjadi fokus kajian dari buku tersebut adalah membahas secara datar kajian paradigma dan visi pemikiran keduanya mengenai Islam dan Demokrasi dalam kapasitas keduanya sebagai representasi intelektual Sunni Indonesia modern. Sedangkan buku Demokratisasi dan Prospek Hukum Islam di Indonesia yang menjadi poin penelitianya adalah mengenai problem formalisasi Hukum Islam Di Indonesia dalam kacamata Abdurrahman Wahid. Walaupun di dalamnya terdapat pembahasan mengenai relasi agama dan negara akan tetapi fokus kajian buku ini adalah mengenai penerapan hukum islam di Indonesia jadi masih perlu di tinjau lagi relasi agama negara secara mendalam sehingga akan mendapatkan kesimpulan. Penelitian ini akan menelusuri pemikiran Abdurrahman Wahid yang tidak tersentuh oleh buku di atas. Penelitian ini akan difokuskan pada kajian

8 8 Islam dan proses demokrasi, Pluralisme dan Proses demokrasi serta relasi antara Agama dan Negara. Adapun skripsi ini menitik beratkan kepada masalah Agama dan proses demokrasi, Pluralisme dan proses demokrasi, Relasi antara agama dan negara. Berbeda dengan skripsi sebelumnya yang menyoroti Islam dan Negara bangsa, islam dan HAM. E. Kerangka Teori Secara etimologis, demokrasi (inggris : democracy) berasal dari bahasa Yunai, demos yang berarti rakyat dan kratia yang berarti pemerintahan. 9 Dengan demikian, demokrasi berarti pemerintahan (oleh) rakyat. Hal ini sesuai dengan pendapat Giddens bahwa demokrasi pada dasarnya mengandung makna suatu sistem politik dimana rakyat memegang kekuasaan tertinggi, bukan raja atau kaum bangsawan. 10 Selanjutnya Sidney Hook dalam Encyclopdi Americana mendefinisikan, demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusankeputusan pemerintahan yang penting atau arah kebijakan yang penting secara langsung maupun tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa 11 Memang, kata demokrasi mempunyai makna yang cukup beragam. Namun, dalam dunia modern, pengertian demokrasi lebih ditekankan pada 9 Prof. Mr. Pringgodigdo dkk (ed), Ensiklopedia Umum (Yogyakarta : penerbit Kanisius, 1993), hal Anthony Giddens, Beyond Left and Right The Future of Radical Politics (Cambridge : Polity Press, 1994) hal Sidney Hook, Democracy dalam The Encyclopedia Americana (New York : Americana Coorporation, 1975),VII, hal. 685

9 9 makna bahwa kekuasaan tertinggi dalam urusan-urusan politik ada ditangan rakyat. 12 Hal ini seperti rumusan demokrasi yang disampaikan oleh seorang negarawan Amerika, Abraham Lincoln, bahwa demokrasi merupakan : Goverment of the people, by people, for the people 13 ( Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat). Hampir semua teoritasi -sejak zaman klasik- selalu menekankan, sesungguhnya yang berkuasa dalam demokrasi adalah rakyat atau demos. Oleh karena itu perlu ditekankan peranan rakyat yang senyata-nyatanya dalam proses politik yang berjalan. Paling tidak dalam dua tahap utama : pertama, agenda setting, yaitu tahap untuk memilih masalah apa yang hendak dibahas dan diputuskan; kedua, deciding the outcome, yaitu tahap pengambilan keputusan. 14 Namun sejak tahun 1970-an pendefinisian demokrasi mengalami pergeseran. Definisi yang ideal, utopian dan rasional yang mewarnai konseptualisasi pada masa sebelumnya kehilangan banyak pengaruh. Teorisasi masa kini lebih menekankan persoalan prosedural, yaitu persoalan penciptaan prosedur. Sebagai tumpuan adalah gagasan yang dilontarkan oleh Jhosep A. Schumpter, menyatakan bahwa yang oleh teoritisi klasik diesebut kehendak rakyat, sebenarnya adalah hasil dari proses politik bukan motor penggeraknya. Dalam bukunya Capitalism, Socialism and Democracy ia 12 Sidney Hook, Democracy dalam The Encyclopedia Americana (New York : Americana Coorporation, 1975),VII, hal William Ebestein, Democracy dalam William D. Hasley and Bernard Johnston (eds), collier s Encyclopedia (New York: Macmillan Educational Company, 1988), VIII,hal Affan Gaffar, Politik Indonesia: Transisi menuju demokrasi (Yogyakarta: pustaka pelajar,1999), hal.6

10 10 menandaskan bahwa demokrasi atau metode demokratik adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individuindividu memperoleh kekuasan untuk memutuskan dengan cara perjuangan kompetitif suara rakyat. 15 Definisi Schumpetrian yang bersifat empirik, deskriptif, institusional dan prosedural inilah yang mendominasi teoritisasi mengenai demokrasi sejak 1970-an. Sejalan dengan pandangan Schumpetr ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Robert A. Dahl. Dalam studinya yang terkenal Dahl mengajukan lima kriteria bagi demokrasi sebagai ide politik, 16 yaitu : 1) Persamaan hak pilih dalam menentukkan keputusan kolektif yang mengikat; 2) Partisipasi efektif, yakni kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam proses pembuatan keputusan secara kolektif; 3) Pembeberan kebenaran, yakni adanya peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalanya kasus politik dan pemerintahan secara logis; 4) Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan eksekutif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus dan tidak harus diputuskan melalui proses pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain ataulembaga yang mewakili masyarakat; 5) Pencakupan, yakni terliputnya masyarakat mencakup semua orang dewasa dalam kaitanya dengan hukum. Suatu pemerintahan dikatakan demokratis bila dalam mekanisme pemerintahan mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Masykuri 15 Jhoseph A. Schumpetr, Capitalism, Sosialism, And Democracy, (London: George Allen and Unwin Ltd., 1943) hal Robert A. Dahl, Dilema Demokrasi pluralis antara otonomi dan kontrol, (Jakarta: Rajawali Press, 1985) hal. 10

11 11 Abdillah (1999) prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip : Persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Sedangkan dalam pandangan Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi: Kontrol atas keputusan pemerintah, pemilihan yang teliti dan jujur, hak memilih dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi, kebebasan berserikat (Masykuri Abdillah 1999). Untuk mengukur suatu negara atau pemerintah dalam menjalankan tata pemerintahanya dikatakan demokratis dapat dilihat dari empat aspek. Pertama, masalah pembentukan negara. Kita percaya bahwa proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Untuk sementara ini pemilihan umum, dipercaya sebagai salah satu instrumen penting guna memungkinkan berlangsungnya suatu proses pembentukan pemerintahan yang baik. Kedua, dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat Ketiga, susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukkan kekuasaan dalam suatu tangan/wilayah. Penyelenggaraan kekuasaan negara sendiri haruslah diatur dalam suatu tata aturan yang membatasi dan sekaligus memberikan koridor dalam pelaksanaanya. Keempat, masalah kontrol rakyat. Apakah dengan berbagai koridor tersebut sudah dengan sendirinya akan berjalan suatu proses yang memungkinkan terbangun sebuah relasi yang baik, yakni suatu relasi kuasa

12 12 yang simetris, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya mekanisme yang memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif. 17 Sedangkan prinsip-prinsip demokrasi menurut Almadudi, menurut beliau prinsip-prinsip demokrasi adalah : Kedaulatan rakyat 2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah 3. Kekuasaan mayoritas 4. Hak-hak minoritas 5. Jaminan hak asasi manusia 6. Pemilihan yang bebas dan jujur 7. Persamaan didepan hukum 8. Proses hukum yang wajar 9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional 10. Pluralisme sosial, politik, ekonomi 11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat F. Metode Penelitian berikut: Metode yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah sebagai 17 Dede Rosyada dkk. Pendidikan kewarganegaraan (civic education): demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani, (Jakarta: Prenada media, 2005)hal Aim Abdulkarim, "Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis", (jakarta: PT Grafindo Media Pratama)

13 13 1. Jenis Penelitian Penelitian proposal ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu suatu bentuk pengumpulan data dan informasi dengan bantuan buku buku yang ada di perpustakaan dan juga materi pustaka lainnya dengan asumsi segala yang diperlukan dalam pembahasan penulisan proposal ini terdapat di dalamnya Sumber Data Untuk mencapai tujuan penelitian, sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang pokok yang berkenaan dengan pembahasan yang akan dikaji. Dalam paenelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang demokrasi dalam pandangan Abdurrahman Wahid. Oleh karena itu data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gagasan Abdurrahman Wahid tentang demokrasi baik berupa karyakarya ilmiah, statemen-statemen atau pidato-pidato politik maupun perilaku-perilaku Abdurrahman Wahid yang berkaitan dengan demokrasi. b. Sumber Data Sekunder Yaitu kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan masalah tentang pemikiran Abdurrahman Wahid mengenai demokrasi 19 Winarno Surahmud, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsita, 1982), hal. 13

14 14 yang diambil dari tulisan-tulisan atau karya-karya selain dari Abdurrahman Wahid atau data-data primer. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data data yang diperlukan dalam menulis proposal ini yaitu dengan cara membaca, memahami dan mempelajari serta menganalisis dari data yang dipandang relevan dengan pembahasan masalah, kemudian data tersebut dikumpulkan dengan mengelompokkan pada bab bab, sesuai dengan sifatnya masing masing guna mempermudah dalam proses analisis data Metode Analisis Data Data-data akan dianalisa secara kualitatif dengan menggunkan instrumen analisa deduktif, deduksi merupakan langkah analisis data dengan cara menerangkan beberapa data yang bersifat khusus untuk membentuk suatu generalisasi. Dalam konteks ini akan dianalisis paradigma pemikiran demokrasi Abdurahman Wahid, kemudian mereduksinya dengan pendekatan normatif menjadi suatu kesimpulan yang legitimate. G. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pembahasan dalam penyusunan skripsi ini maka digunakan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan yang memuat uraian tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian dan kegunaan, tinjauan 20 Suharsim Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 202

15 15 pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika skripsi BAB II : Tinjauan umum mengenai Demokrasi yang berisi, sejarah dan teori demokrasi. Tujuan, cita-cita, dan keuntungan demokrasi BAB III : Sketsa biografi dan pemikiran Abdurrahman Wahid yang berisi latar belakang biografi, paradigma pemikiran Abdurrahman Wahid. BAB IV : Analisis terhadap pemikiran demokrasi Abdurrahman Wahid yang berisi Agama dan proses demokrasi, Pluralisme dan proses demokrasi, Relasi antara agama dan negara. BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsim, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka, 1993)

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsim, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka, 1993) DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arikunto, Suharsim, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka, 1993) Abdulkarim, Aim, "Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis", (jakarta:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEMOKRASI. begitu saja. Dalam banyak perbincangan --mulai dari yang serius sampai yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEMOKRASI. begitu saja. Dalam banyak perbincangan --mulai dari yang serius sampai yang BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEMOKRASI A. Demokrasi: Sejarah dan Teori Demokrasi Kata demokrasi terkesan sangat akrab dan seakan sudah dimengerti begitu saja. Dalam banyak perbincangan --mulai dari yang

Lebih terperinci

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI Makna dan Hakikat Demokrasi Macam-macam pengertian demokrasi: 1. Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu demos yang berarti rakyat

Lebih terperinci

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK ADIA ALGHAZIA 11121020000 FANDI KARAMI 1112102000029 IRHAM PRATAMA PUTRA 1112102000036 PUTRI HAYATI NUFUS 1112102000030 TANIA RIZKI AMALIA 1112102000100 FARMASI B/D 2012 HAKIKAT

Lebih terperinci

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI MAKNA :demos ~ rakyat; cratos ~ kedaulatan Demokrasi : keadaan negara yang dalam sistem pemerintahaannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER 2. Kode/SKS : SPF 245 / 3 SKS 3. Prasyarat Mata Kuliah : Pengantar Ilmu

Lebih terperinci

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI 9 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI Pengantar Setelah memperbicangkan hakekat kekuasaan dan negara, kuliah selanjutnya akan memperdalam beberapa perdebatan yang berkaitan dengan konseo-konsep demokrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang. menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang. menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS. Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Demokrasi Pengertian

Lebih terperinci

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen MASYARAKAT MADANI Modul ke: 13 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS 1. Pengertian dan Latar Belakang 2. Sejarah Masyarakat Madani 3. Karakteristik dan Ciri-ciri Masyarakat Madani 4. Institusi Penegak Masyarakat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Disampaikan pada Workshop E-learning E Oleh : Tatik Rohmawati,, S.IP. Dosen Tetap Prodi Ilmu Pemerintahan 15 Desember 2007 1 DEMOKRASI Pengertian Demokrasi Secara

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY DAFTAR ISI Halaman Lembar Persetujuan... ii Lembar Pernyataan.... iii Abstrak... iv Abstract... v Kata Pengantar... vi UcapanTerima Kasih... viii Daftar Isi... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepercayaan itu adalah kemauan seseorang atau sekelompok orang untuk mau memberi keyakinan pada seseorang yang ditujunya. Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis dimana

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan

Lebih terperinci

Demokrasi. Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO

Demokrasi. Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO Demokrasi Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO Diagram Demokrasi Demos adalah Rakyat atau penduduk suatu tempat (People) Cratein atau cratos adalah Kekuasaan atau kedaulatan atau aturan (rule) Definisi

Lebih terperinci

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI l ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g D k a a n Arskal Salim Kolom Edisi 002, Agustus 2011 1 Islam di Antara Dua Model Demokrasi Perubahan setting politik pasca Orde Baru tanpa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini, BAB V PENUTUP Pada bab V penulis menyimpulkan keseluruhan pembahasan dalam skripsi. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan penulis ajukan dalam pembatasan masalah. Disamping itu penulis

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA 18 BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA A. Konsep Syura dalam Islam Kata syura berasal dari kata kerja syawara>> yusyawiru yang berarti menjelaskan, menyatakan

Lebih terperinci

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) 1 Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER) Pemberdayaan (empowerment) adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan kekuasaan (power) Dalam tulisan Robert Chambers 1, kekuasaan (power) diartikan sebagai kontrol terhadap

Lebih terperinci

DEMOKRASI LOGO. M. Husni Syam, SH.,LL.M. husnisite.wordpress.com

DEMOKRASI LOGO. M. Husni Syam, SH.,LL.M.   husnisite.wordpress.com DEMOKRASI M. Husni Syam, SH.,LL.M Email : mhsyam@gmail.com husnisite.wordpress.com ALASAN DIPILIHNYA SISTEM DEMOKRASI 1. Hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, cendikiawan,

BAB I PENDAHULUAN. kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, cendikiawan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan kata yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit politik, birokrat

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas Udjiani Ekonomi dan Bisnis A. Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi. B. Nilai-Nilai Demokrasi. C. Prinsip dan Parameter Demokrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin bahwa politik

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern 1 Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern Disusun oleh: Pamungkas Satya Putra Pamungkas Satya Putra Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang Karawang 2014 2 Perkuliahan Tema Pamungkas

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

Konsep Hukum dan Demokrasi dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang wenangan dari kekuasaan yang mempraktekkan sistem yang absolut dan

Konsep Hukum dan Demokrasi dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang wenangan dari kekuasaan yang mempraktekkan sistem yang absolut dan Di Susun Oleh : 1. Lukman Hakim (08230064) 2. Bagus Pamuji Rahardjo (08230067) 3. Ar y Indra Djatmika (08230082) 4. Rahmad Hanafi (08230070) Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang 2011 Konsep

Lebih terperinci

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI l Edisi 003, Agustus 2011 SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g k a a n D Saiful Mujani Edisi 003, Agustus 2011 1 Edisi 003, Agustus 2011 Syariat Islam dan Keterbatasan Demokrasi

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) Oleh: Muhammad Hasmi Yanuardi Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ Abstrak.

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

Demokrasi Sebagai Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia

Demokrasi Sebagai Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia Demokrasi Sebagai Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia Antonio Pradjasto Tanpa hak asasi berbagai lembaga demokrasi kehilangan substansi. Demokrasi menjadi sekedar prosedural. Jika kita melihat dengan sudut

Lebih terperinci

jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.1, Juni

jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.1, Juni MASYARAKAT DEMOKRATIS MENURUT ALEXIS DE TOCQUEVILLE (1805-1859) Soedarso Pengantar Masa-masa tahun 1770 1850 dalam sejarah pemerintahan dunia (barat) merupakan masa-masa transisi dari bentuk-bentuk monarchi

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1 PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME A. Pengantar Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1 Tulisan pada artikel ini akan menyajikan persoalan peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan Modul 1 0 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami

Lebih terperinci

Inisiasi 2 LANDASAN MORAL, SOSIO-KULTURAL, RELIGI HAK AZASI MANUSIA

Inisiasi 2 LANDASAN MORAL, SOSIO-KULTURAL, RELIGI HAK AZASI MANUSIA Inisiasi 2 LANDASAN MORAL, SOSIO-KULTURAL, RELIGI HAK AZASI MANUSIA Saudara mahasiswa yang saya hormati. Salam sejahtera dan selamat bertemu lagi dalam kegiatan tutorial online yang kedua mata kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

Teori-teori Demokrasi dan Dinamikanya

Teori-teori Demokrasi dan Dinamikanya Teori-teori Demokrasi dan Dinamikanya Syafarudin, M.A Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila MK. Teori Demokrasi, Mhs Pemerintahan, Reg.B, Smt Genap (IV), TA 2009/2010 Bahasan 1. Teori Demokrasi Klasik 2.

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang

TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang TUGAS PELAKSANAAN DEMOKRASI Di INDONESIA Dari Tahun 1945 Sekarang Disusun Oleh : HASTOMO DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2006 Hastm_inc@ymail.com

Lebih terperinci

TWO VISIONS OF REFORMATION

TWO VISIONS OF REFORMATION l Edisi 024, Oktober 2011 TWO VISIONS OF REFORMATION P r o j e c t i t a i g k a a n D Robin Wright Dua Visi Reformasi Islam Review Paper oleh Hamid Basyaib 1 Edisi 024, Oktober 2011 Sumber Artikel: Two

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER 145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak Disampaikan pada Seminar Nasional dengan Tema: Mencari Format Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Yang Demokratis Dalam Rangka Terwujudnya Persatuan Dan Kesatuan Berdasarkan UUD 1945 di Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah, BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya untuk mewujudkan kekuasaan warga negara untuk dijalankan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

Demokrasi Berbasis HAM

Demokrasi Berbasis HAM Demokrasi Berbasis HAM Antonio Pradjasto Jika menelusuri sejarah demokrasi, maka antara hak asasi dan demokrasi memiliki korelasi yang erat sejak diperkenalkannya konsep civil liberties pada abad XIX.

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5 1 TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN LATIHAN 5 DISUSUN OLEH NAMA NIM PRODI : : E1M013017 : PENDIDIKAN KIMIA (III-A) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014 2 Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1 GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1 Dengan menggunakan teori Arend Lijphart (1999) tentang pola negara demokrasi, Tulisan Yudi Latif berjudul Basis Sosial GBHN (Kompas,12/2/2016) memberikan

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL. Modul ke: 12 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM HUKUM DAN HAM )

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Modul ke: PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Fakultas 10FEB Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi MANAJEMEN PANCASILA SEBAGAI ETIKA BERNEGARA Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Sistem

Lebih terperinci

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya Demokrasi Demokrasi berasal bahasa Yunani Yaitu Demos yang berarti rakyat Cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan Abad ke-4 SM dan ke-6 M Direct Democracy di Yunani Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia salah satu institusi yang menunjukkan pelaksanaan sistem demokrasi tidak langsung adalah DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah.

Lebih terperinci

Bab VI: Kesimpulan. 1 Pemilih idealis mengaktualisasikan suaranya berdasarkan ideologi untuk memperjuangkan nilai-nilai

Bab VI: Kesimpulan. 1 Pemilih idealis mengaktualisasikan suaranya berdasarkan ideologi untuk memperjuangkan nilai-nilai Bab VI Kesimpulan Studi ini telah mengeksplorasi relasi dari kehadiran politik klan dan demokrasi di Indonesia dekade kedua reformasi. Lebih luas lagi, studi ini telah berupaya untuk berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi berarti suatu pengorganisasian negara

Lebih terperinci

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA Oleh : PROF. DR. 1 TERIMA KASIH ATAS UNDANGAN UNTUK MENGIKUTI TEMU NASIONAL ORMAS KARYA KEKARYAAN GAGASAN TENTANG UPAYA MENGATASI KRISIS DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DEMOKRASI

KONSEP DASAR DEMOKRASI DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI ( Bahan Sajian dan Diskusi dalam SUSCADOS PKn, 12-2323 Desember 2005, DI BADIKLAT HANKAM,Jakarta) 1 KONSEP DASAR DEMOKRASI FOR FROM THE PEOPLE BY 2 KRITERIA NEGARA DEMOKRASI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM NEGARA DEMOKRASI. asing, state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), etat (Perancis).

BAB III TINJAUAN UMUM NEGARA DEMOKRASI. asing, state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), etat (Perancis). BAB III TINJAUAN UMUM NEGARA DEMOKRASI A. Pengertian Negara Demokrasi 1. Pengertian Negara Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing, state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), etat

Lebih terperinci

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Disusun oleh Nama : Asilka Islamey Nim : 11.11.5124 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Drs. Tahajudin Sudibyo

Lebih terperinci

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Komp. Utama Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut berbagai kajiannya tentang politik, para sarjana politik sepakat bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang paling baik. Sistem ini telah memberikan

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMETAAN, MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ASPEK KELAS VII SEMESTER 1 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan suatu sarana untuk memilih orang agar dapat mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut sistem demokrasi,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,

Lebih terperinci

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis Budiyono Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Email : budiyono.1974@fh.unila.ac.id Abstrak Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaran bukanlah barang baru dalam sejarah pendidikan nasional. Di era Soekarno, misalnya, pendidikan kewarganegaraan di kenal dengan pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Usaha K. H. Abdurrahman Wahid Usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, dapat pula dikatakan

Lebih terperinci

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6 KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Madrasah: MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IX Kurikulum : KTSP/2006 No Standar Kompetensi

Lebih terperinci

MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI

MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI l Edisi 026, Oktober 2011 P r o j e c t MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI i t a i g k a a n D Bahtiar Effendy Edisi 026, Oktober 2011 1 Edisi 026, Oktober 2011 Mengaitkan Islam dengan Demokrasi Tidak mudah

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Oleh : Estika Sari. Abstract

Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Oleh : Estika Sari. Abstract Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Oleh : Estika Sari Abstract Most people in the world have felt interested in the themes of Democracy and Human Rights for a long time ago, since the Ancient Greek period

Lebih terperinci

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK Untuk lebih mendalami hakekat pendidikan politik, berikut ini disajikan lagi beberapa pendapat ahli mengenai pendidikan politik. Alfian (1986) menyatakan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan

Lebih terperinci

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia BUDAYA POLITIK Standar Kompetensi Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1. Mendiskripsikan pengertian budaya politik 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik A. Pendahuluan Salah satu komponen yang

Lebih terperinci

EDITORIAL. RESPONS volume 14 no. 2 (2009): (c) 2009 PPE-UNIKA ATMA JAYA, Jakarta. ISSN:

EDITORIAL. RESPONS volume 14 no. 2 (2009): (c) 2009 PPE-UNIKA ATMA JAYA, Jakarta. ISSN: EDITORIAL Mengamati drama sengketa antar para anggota Dewan Perwakilan Rakyat panitia khusus (pansus) Bank Century yang cukup seru, muncul pertanyaan Siapakah sebenarnya yang layak menyandang predikat

Lebih terperinci

Kelompok 4 Mempersembahkan

Kelompok 4 Mempersembahkan Kelompok 4 Mempersembahkan Pengertian Demokrasi Kata ini berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari (dêmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: DEMOKRASI. Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id DESKRIPSI MODUL 5 KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : Pada materi ini dipelajari pemahaman tentangdemokrasi

Lebih terperinci