ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA"

Transkripsi

1 TESIS ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA NI KADEK MEINDRAYANI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

2 TESIS ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA NI KADEK MEINDRAYANI NIM: PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i

3 ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI YANG TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana NI KADEK MEINDRAYANI NIM: PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii

4 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 08 JULI 2015 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. I Ketut Sudibia SE.,SU. Dr. I G.W. Murjana Yasa,SE,M.Si. NIP NIP Mengetahui Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Prof. Dr. N. Djinar Setiawina,SE.MS. Prof. Dr.dr.AA Raka Sudewi,Sp.S (K). NIP NIP iii

5 Usulan l Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji di Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 08 Juli 2015 Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. : 1885/UN.14.4/HK/2015 Tanggal : 29 Juni 2015 Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah : Ketua : Prof. Dr. I Ketut Sudibia,SE.,SU. Anggota : 1. Dr. I G.W. Murjana Yasa,SE.,M.Si. 2. Dr. A.A.I.N.Marhaeni,SE.,MS. 3. Dr.I Ketut Djayastra, SE., SU. 4. Dr. I.B.P. Purbadharmaja, SE. ME. iv

6 Surat Pernyataan Bebas Plagiat Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ni Kadek Meindrayani NIM : Program Studi : Magister Ilmu Ekonomi Judul Tesis : Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila ada dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Peundang-Undangan yang berlaku. Denpasar, 08 Juli 2015 Yang membuat pernyataan ( Ni Kadek Meindrayani) v

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala rahmat dan petunjuk-nya, tesis ini dapat penulis selesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Prof. Dr. I Ketut Sudibia SE.,SU sebagai pembimbing I dan Dr.I G.W. Murjana Yasa,SE.,M.Si sebagai pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Ibu Dr. A.A.I.N.Marhaeni,SE.,MS., Bapak Dr. I Ketut Djayastra,SE.,SU., dan Bapak Dr. I.B.P. Purbadharmaja,SE.,ME. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan dalam tulisan ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr I Ketut Suastika, SpPD KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Megister Ilmu Ekonomi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A Raka Sudewi,Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis unruk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE,MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana serta Prof. Dr. I Nyoman Djinar Setiawina,SE.,MS selaku Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi atas ijin yang diberikan penulis mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Ilmu Ekonomi. Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih serta mempersembahkan tesis ini kepada kedua orang tua I Nyoman Remben dan Ni Nengah Darini beserta keluarga yang terus memberikan motivasi atas penyelesaian tesis ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih vi

8 kepada I Made Yadnya Tresna Putra,S.Pd.,M.Pd atas dukungan, motivasi dan doanya. Serta rekan-rekan seperjuangan mahasiswa MIE Angkatan XXIII, Rosnata Maryanti, I Gusti Agung Putra dan Karyawan-Karyawati PT.BPD BALI Cabang Mangupura atas semangat dan kebersamaan yang sudah terjalin. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan tesis ini masih belum sempurna yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Denpasar, Juli 2015 Penulis vii

9 ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP LAMA MENGANGGUR LULUSAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRAK Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia. Salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Apabila terjadi ketidaksiapan lulusan dalam memenuhi kebutuhan industri di segala bidang akan menimbulkan kesenjangan (gap) yang menyebabkan tingginya masa tunggu (lama menganggur). Lamanya menganggur lulusan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud.Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 1096 orang, sedangkan sampel yang di pergunakan adalah 111 orang. Metode penentuan sampel yang dipergunakan adalah accidental sampling dan snowball sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensia menggunakan teknik analisis jalur ( path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi total sebesar 0,891yang berarti persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang terbentuk, sedangkan sisanya sebesar 10,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Pendapatan rumah tangga, jarak berpengaruh positif dan signifikan terhadap aspirasi kerja, sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Pendapatan rumah tangga, jarak dan aspirasi kerja berpengaruh positif dan signifikan sedangkan keterampilan dan jumlah tanggungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak berpengaruh tidak langsung secara signifikan melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi FEB Unud. Disarankan Merubah mindset para lulusan dan menanamkan jiwa kewirausahaan Kata kunci: Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, Jarak, Aspirasi kerja dan Lama Menganggur viii

10 ANALYSIS OF INFLUENCE FACTORS SOCIAL, ECONOMIC AND DEMOGRAPHIC ON LONG-TERM UNEMPLOYED GRADUATES FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UDAYANA UNIVERSITY ABSTRACT The unemployment problem is a classic problem faced by every country, including Indonesia. One of them is the high rate of open unemployment graduated from college. In the event of unpreparedness graduates to meet the needs of industry in all fields will cause gaps (gap) that causes high waiting period (idle time). The long-term unemployed graduates is influenced by several factors such as household income, skills, number of dependents, distance and work aspirations. The purpose of this study was to analyze the effect of household income, skills, number of dependents, and the distance to the work aspirations of college graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. To analyze the effect of household income, skills, number of dependents, distance and work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. To analyze the indirect influence between household income, skills, the number of dependents and the distance through work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. The number of population in this study as many as 1096 people, while this sample used is 111 people. Sample determination method used is accidental sampling and snowball sampling. Analyzer used in this research is the statistical inferensia using technique path analysis (path analysis). The results showed that the total coefficient of 0.891, which means percent of the information contained can be explained by the model is formed, while the remaining 10.9 percent is explained by other variables outside the model. Household income and distance positive and significant effect on employment aspirations, while the skills and number of dependents a significant negative effect on the employment aspirations of college graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Household income, distance and work aspirations positive and significant impact, while the skills and number of dependents a significant negative effect on the long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Household income, skills, number of dependents and the distance significantly influence indirectly through work aspirations on long-term unemployed graduates of the Faculty of Economics and Business, Udayana University. Advise the graduates to chance the mindset and instill enterpreneurial spirit. Keywords: Household income, skills, number of dependents, distance, work aspirations and long-term unemployed ix

11 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA Konsep dan Definisi Konsep Tenaga Kerja Peranan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ekonomi Konsep Pengangguran dan Jenis-Jenis Pengangguran Konsep Pasar Kerja Pengertian Lama Menganggur dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh x

12 2.1.6 Teori Pencarian Kerja ( Job Search Theory) Teori Perkembangan Karier Ginzberg Proses Pemilihan Karir Pengertian Pendapatan Hubungan Pendapatan dengan Lama Menganggur Teori Strategi Kelangsungan Hidup Keluarga Konsep Pendidikan Hubungan Pendidikan terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Teori Human Capital Keterampilan yang Dimiliki Hubungan Keterampilan dengan Lama menganggur Jumlah Tanggungan Keluarga Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Jarak Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Keaslian Penelitian BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian xi

13 4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis Data Menurut Sifat Jenis Data Menurut Sumber Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Populasi Sampel Instrumen Penelitian Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Jalur Metode Sobel BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskrispsi Hasil Penelitian Pendidikan Responden Pendapatan Rumah Tangga Responden Keterampilan yang Dimiliki Responden Jumlah Tanggungan Responden Jarak Responden Lama Menganggur Responden Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Hubungan Pendapatan RT dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud xii

14 Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan FEB Unud Analisis Data Analisis Validitas Model Evaluasi Terhadap Model Pembahasan Pengaruh Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Aspirasi Kerja Pengaruh Tidak Langsung Pendapatan Rumah Tangga, Keterampilan, Jumlah Tanggungan, dan Jarak terhadap Lama Menganggur Keterbatasan Penelitian BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Penduduk yang Bekerja, Persentase Pengangguran dan Partisipasi Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota Agustus 2013 Provinsi Bali Penduduk Bali Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Lulusan Program S1 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang Menamatkan Pendidikan Tahun per Triwulan (orang) Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu Lama Menamatkan Pendidikan Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Pendapatan Rumah Tangga Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Keterampilan yang Dimiliki Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Jumlah Tanggungan Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Jarak Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Lama Menganggur xiv

16 5.7 Jumlah dan Rata-Rata Responden Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Menurut Aspirasi untuk Memilih Pekerjaan Hubungan Pendidikan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Hubungan Pendapatan Rumah Tangga dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Hubungan Keterampilan yang Dimiliki dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Hubungan Jarak dengan Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Tahun Klasifikasi Variabel dan Persamaan Model Jalur Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Ringkasan Analisis Regresi Model Pertama Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Ringkasan Analisis Regresi Model Kedua Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Ringkasan Koefisien Jalur Analisis Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi yang Berpengaruh terhadap Lama Menganggur Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total xv

17 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Provinsi Bali Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Kerangka Konsep Penelitian Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi terhadap Lama Menganggur Lulusan Perguruan Tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Diagram Jalur Variabel Penelitian Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga ( ), Keterampilan ( ), Jumlah Tanggungan ( ), Jarak ( ) dan Aspirasi Kerja ( ) Terhadap Lama Menganggur ( ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana xvi

18 DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1. Kuesioner Tabulasi Data Hasil Regresi Perhitungan Koefisien Determinasi Daftar Akreditasi Program Studi Universitas Udayana xvii

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai dengan bulan Februari 2014 ini mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (200 3) jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu potensi bangsa dalam pembangunan nasional. Apabila penduduk terserap sebagai tenaga terampil, akan menjadi modal pembangunan yang besar di segala bidang. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dapat mengakibatkan pertumbuhan angkatan kerja yang semakin tinggi pula. Ini berarti semakin banyak dampak yang ditimbulkan akibat semakin tingginya jumlah orang yang mencari pekerjaan. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai permasalahan salah satunya adalah kekurangan lapangan pekerjaan yang menimbulkan pengangguran. Permasalahan pengangguran merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia. Berbagai cara untuk mengatasi masalah pengangguran ini menurut Sukirno (2004) seperti kebijakan dari sisi permintaan yaitu dengan menurunkan atau menaikkan tingkat suku bunga dan menambah pengeluaran pemerintah yang diikuti pula dengan pengurangan pajak. Sedangkan menurut Sukirno (2004) kebijakan dari sisi penawaran salah satunya adalah mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi, memberi subsidi, namun masalah ini belum juga dapat terselesaikan. 1

20 2 Menurut Manik Pratiwi (2009) p engangguran ini muncul karena jumlah angkatan kerja yang ada secara relatif atau absolut lebih banyak dibandingkan dengan kesempatan kerja yang tersedia sehingga mengakibatkan sebagian angkatan kerja tidak dapat diserap oleh pasar kerja. Menurut Todaro (2006), terjadinya pengangguran tidak semata-mata akibat adanya kelebihan tenaga kerja tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti kualitas angkatan kerja, dan distorsi dalam pasar kerja baik itu dari segi permintaan maupun penawaran terhadap tenaga kerja. Menganggur, menyebabkan penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Lebih dari itu, menurut Kembar Sri Budhi (2008) karena menganggur, manusia kehilangan kesempatan mengaktualiasasikan hidupnya. Penyebabnya, berkembang paradigma, manusia akan dihargai oleh orang lain kalau ia bekerja dan tidak bergantung pada orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah (Nugraha Setiawan,2006). Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Menurut Mulyadi (2003) semakin tinggi TPAK semakin baik, karena itu berarti partisipasi angkatan kerja juga akan semakin meningkat. Bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya partisipasi penduduk yang bekerja, hal ini dapat berarti peningkatan TPAK diiringi dengan menurunnya partisipasi penduduk yang bekerja, ini pertanda bahwa pemicu tingginya TPAK adalah meningkatnya penduduk yang mencari pekerjaan. Dengan kata lain,

21 3 mengakibatkan bertambahnya pengangguran. Kondisi ketenagakerjaan suatu daerah dapat menggambarkan tingkat perkembangan perekonomian dan tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakatnya. Gambaran ini sangat penting bagi perencanaan pembangunan, pengambilan kebijakan maupun pemerhati masalah sosial ekonomi dan kependudukan (BPS, 2011) Permasalah pengangguran juga terjadi di Bali, dimana Provinsi Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Struktur perekonomian Provinsi Bali sangat spesifik dan mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Menurut Manik Pratiwi (2009), perekonomian yang dibangun dengan mengandalkan industri pariwisata sebagai leading sector, telah mampu mendorong terjadinya perubahan struktur perekonomian daerah Provinsi Bali. Perubahan struktur perekonomian dari yang sebelumnya sektor pertanian beralih ke jasa disebabkan oleh pertumbuhan industri pariwisata Manik Pratiwi (2009). Perubahan struktur ekonomi tersebut juga mengakibatkan terjadinya perubahan dalam struktur penyerapan tenaga kerja. Selain itu pengangguran terbuka pada tahun 2013 di Bali lebih banyak didominasi oleh daerah perkotaan. Arus urbanisasi dan migrasi merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran di perkotaan. Data mengenai jumlah dan tingkat pengangguran menurut kabupaten/ kota di Provinsi Bali dapat dilihat dalam Tabel 1.1

22 4 Tabel 1.1 Penduduk yang Bekerja, Persentase Pengangguran,dan Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota Agustus 2013 Provinsi Bali Kabupaten/ Kota Penduduk 15+ (Orang) Angkatan Kerja (Orang) Bekerja (Orang) Pengangguran (Orang) Bukan Angkatan Kerja (Orang) TP AK (%) TPT (%) Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar Bali Sumber : SAKERNAS, BPS Provinsi Bali, 2013 Berdasarkan Tabel 1.1 menurut kabupaten/kota, Kota Denpasar memiliki tingkat pengangguran terbuka yang paling tinggi yakni sebesar 3,69 persen disusul oleh Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Jembrana. Kabupaten lain memiliki tingkat pengangguran terbuka relatif rendah (kurang dari 3 persen). Kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi dan sebagai pusat pemerintahan di provinsi ini memiliki jumlah pengangguran yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pengangguran di Kota Denpasar tidak hanya berasal dari penduduk lokal tetapi juga bertambah seiring dengan semakin besarnya arus urbanisasi ke Kota Denpasar. Data pengangguran terbuka di Kota Denpasar,dijelaskan bahwa pengangguran terbuka banyak terjadi di kalangan masyarakat dengan pendidikannya baik. Komposisi pengangguran terbuka yang terjadi di Kota Denpasar menurut data SAKERNAS tahun 2013 diperoleh sekitar 1,9 % pengangguran di Kota Denpasar adalah yang berasal dari masyarakat tidak pernah sekolah, 4,0% masyarakat yang pendidikannya belum tamat SD, kemudian

23 5 12,5 % berasal dari masyarakat yang hanya menamatkan pendidikan sampai SD, kemudian 18,4% pengangguran yang hanya menamatkan pendidikan sampai SMP. Selanjutnya pengangguran terdidik yang berasal dari tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi yaitu 42,3% berasal dari masyarakat dengan tingkat pendidikan SMA dan sisanya yaitu 20,8% didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan perguruan tinggi. Hal ini diperkuat menurut Dhanani (2004) dalam Anton A Setyawan, pengangguran di perkotaan tiga kali lipat lebih besar dari pengangguran dipedesaan. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Byrne dan Strobl (2004) dalam Anton A Setyawan, karena diperkotaan pekerjaan lebih dianggap mempunyai arti daripada di wilayah pedesaan. Kata arti yang dimaksud tersebut adalah adanya aspek mendapat keuntungan dan manfaat yang lebih yang dapat dirasakan dengan mencari pekerjaan di wilayah perkotaan dibandingan dengan daerah pedesaan. Selain itu menurut Todaro (2000) adanya perbedaan ekspektasi pendapatan yang sangat lebar antara tingkat upah di perkotaan dibandingkan dengan pedesaan membuat seseorang melalukan pilihan bermigrasi dari desa menuju kota. Selain itu fenomena yang menarik untuk dicermati khususnya di Provinsi Bali ialah tingginya tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka terbesar terdapat pada kelompok penduduk berpendidikan perguruan tinggi. Persentase tingkat pengangguran terbuka paling tinggi terjadi ditahun 2011 yaitu sebesar 8.47 persen

24 6 dan 6.45 persen dibandingkan tahun-tahun setelahnya. Tingginya pengangguran yang berasal dari penduduk kelompok berpendidikan tinggi menurut A. Ihsan (2011) disebabkan karena adanya kualifikasi pekerjaan yang diinginkan yang tidak sesuai dengan kualifikasi kompetensi yang dimiliki oleh pekerja. Kondisi ini yang akan menciptakan missmatch antara ketersediaan kompetensi pekerja dengan kualifikasi perusahaanan yang diinginkan. Meskipun persentase tingkat pengangguran terbuka dari tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan, namun tidak berarti terjadi penurunan yang absolut terhadapap tingginya pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Berikut ini akan disampaikan data mengenai tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan yang ditamatkan, Provinsi Bali tahun dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, Provinsi Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan (%) Tidak sekolah Tidak tamat SD SD SLTP SMA SMA Kej Dip I/II/III Dip IV/S1 S2/S

25 7 Sumber :SAKERNAS, BPS Provinsi Bali, 2013 Data tersebut memberikan indikasi bahwa jumlah penduduk yang bekerja pada kelompok ini sedikit. Penduduk yang berpendidikan tinggi cenderung memilih-milih pekerjaan atau tidak asal bekerja padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Biasanya, penduduk pada kelompok tersebut cenderung memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan mereka. Kondisi ini akan berbeda jika dikaitkan dengan pendudukan yang berpendidikan rendah misalnya lulusan Sekolah Dasar, yang banyak terserap di lapangan pekerjaan karena mereka tidak memilih-milih pekerjaan. Bagi mereka yang penting adalah bekerja, sehingga dengan demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka pada kelompok penduduk tersebut kecil (BPS, 2013). Menurut Vincent dalam Wiwiek (2007), fenomena mengenai tingginya pengangguran yang didominasi oleh lulusan perguruan tinggi disebabkan oleh ketidakmampuan lulusan itu beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Sementara perubahan lingkungan yang dihadapi oleh industri modern memerlukan kemampuan adaptasi yang tinggi akan infrastruktur suatu perekonomian. Selain itu adanya aspek pengakuan menurut The International Labor Office (ILO) dalam Nehen (2012) yaitu didalam negara berkembang yang dikatakan sebagai pekerja apabila pekerja memberikan pengakuan kepada seseorang bahwa dia terikat dengan sesuatu yang layak bagi hidupnya membuat pekerja itu sendiri dapat mempengaruhi pilihan sesorang terhadap pekerjaan yang diambil.

26 8 Menurut Moh Farid Najib (2007), secara umum orientasi pencari kerja lulusan perguruan tinggi berorientasi pada proses pelamaran kerja dengan mengandalkan pada ijazah dan gelar akademiknya berdasarkan program studi yang diambil. Menurut Susanto dalam Moh Farid Najib (2007), mengemukakan adanya suatu kecenderungan empiris yang telah membuktikan bahwa lulusan perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Hal ini mengakibatkan munculnya kesan bahwa lulusan perguruan tinggi cenderung menjadi pencari kerja (job seeker) dibandingkan pencipta kerja (job keeper). Menurut Juhdi dalam Wiwiek (2007 ) sebuah studi terhadap lulusan perguruan tinggi di Malaysia menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi pengguna lulusan adalah bukan pada technical skill tetapi pada soft skill alumni. Para lulusan ini sangat menguasai bidang teknis, seperti penguasaan teknologi dan informasi dan komunikasi ( Information and Communication Technology), manajemen, teknik ( engineering) dan pemasaran dengan baik. Sebaliknya para lulusan perguruan tinggi mempunyai kemampuan yang rendah dalam kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kemampuan dalam adaptasi terhadap pekerjaan dan lingkungan, kemampuan kerjasama dalam tim dan kemampuan dalam hal pemecahan masalah. Hal ini berdampak pada tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi dari tahun ke tahun Adanya beberapa lapangan pekerjaan yang dipilih oleh para lulusan perguruan tinggi setelah menamatkan bangku kuliahnya merupakan salah satu penyebab ke sektor mana saja minat atau aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi tersebut untuk bekerja. Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan aspirasi kerja yang

27 9 diinginkan menjadi penyebab lama tunggunya seorang pengangguran mendapatkan pekerjaan baik itu di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di Provinsi Bali. Menurut Mulyadi (2003) struktur perekonomian suatu negara ataupun daerah dapat dicerminkan antara lain struktur lapangan pekerjaan utama, struktur jenis pekerjaan utama, dan status pekerjaan utama dari para pekerjanya. Lapangan pekerjaan utama seseorang adalah bidang kegiatan utama pekerja tersebut. Berikut ini data mengenai penduduk Bali berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan dalam Tabel 1.2. Tabel 1.2 Penduduk Bali Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2013 No Lapangan Pekerjaan Utama Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Program Diploma IV/S1 (Orang) 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian - 3 Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan,Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi,Pergudangan, dan Komunikasi Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan, & Js Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya - Jumlah Sumber : SAKERNAS, BPS Provinsi Bali,2013

28 10 Dari Tabel 1.2 terlihat pada tahun 2013 adanya sebaran lulusan perguruan tinggi Diploma IV/S1 di Bali bekerja pada beberapa sektor pekerjaan menunjukkan semakin banyaknya lulusan yang terserap di beberapa sektor tersebut. Apabila dilihat dari sektor yang mendominasi sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan berada di posisi tertinggi yaitu orang, atau tingginya minat masyarakat untuk bekerja di sektor informal. Menurut A. Ihsan (2011), hal ini disebabkan kecenderungan yang terjadi di masyarakat adalah kesempatan kerja yang tercipta tidak dapat dinikmati oleh semua masyarakat khususnya pada sektor formal, karena di sektor ini diperlukannya sumber daya manusia yang memenuhi standar tingkat pendidikan yang telah ditentukan oleh badan usaha atau instansi terkait. Kemudian sektor lain yang cukup diminati oleh para lulusan perguruan tinggi tersebut adalah sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yaitu sekitar Mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata maka tidak mengherankan sektor ini juga cukup kuat mendominasi lulusan untuk memilih pekerjaan disektor tersebut. Namun cukup disayangkan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan serta sektor pengolahan listrik, gas dan air minum tidak terlalu diminati oleh lulusan perguruan tinggi sekitar dan Hal ini terjadi mengingat mulai enggannya para lulusan perguruan tinggi tersebut untuk bekerja di sektor pertanian, disebabkan karena adanya pola pikir yang sudah mulai berubah yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang ditempuh, maka semakin mahal pula bentuk pertambahan hasil kerja atau penghasilan yang dapat dia peroleh.

29 11 Tidak hanya dikenal dengan pariwisatanya, dalam kategori dunia pendidikan pun pulau Bali banyak memiliki perguruan tinggi negeri yang patut dipertimbangkan kualitasnya. Salah satunya adalah Universitas Udayana merupakan perguruan tinggi negeri yang ada di Bali yang berdiri secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1962 dengan surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 104 Tanggal 9 Agustus 1962 dan selanjutnya diperkuat oleh Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 tanggal 31 Januari Universitas Udayana memiliki 12 program pendidikan yang telah disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan daerah dan nasional. Program pendidikan yang menjadi salah satunya adalah Fakultas Ekonomi. Fakultas Ekonomi berdiri sejak tahun 1967, yang pada tanggal 21 Juni 2013 berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor 100A/UN14/HK/2013 berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Sampai tahun 1975 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana belum diijinkan menamatkan sarjana (S1), akan tetapi hanya terbatas pada jenjang Sarjana Muda. Ijin penyelenggaraan program S1 baru diperoleh pada tahun Selama itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana juga memiliki beberapa strata pendidikan yaitu Diploma 3 yang terdiri dari 4 program studi, Strata 1 yang terdiri dari 3 program studi serta Strata 2 yang terdiri dari 3 program studi yang merupakan kelanjutan dari program pendidikan Sarjana 1, serta dua program Strata 3 yaitu S3 Ilmu Ekonomi dan S3 Ilmu Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana hingga saat ini telah menghasilkan

30 12 ribuan lulusan yang menamatkan pendidikan tiap tahunnya. Berikut ini adalah data mengenai jumlah lulusan yang menamatkan pendidikannya dari tahun per triwulan pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Lulusan Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang Menamatkan Pendidikan pada Tahun per Triwulan (orang) No Periode Wisuda (Bulan) Program Pendidikan S1 (Orang) Februari 172 Mei 110 Agustus 291 Nopember 53 Januari 50 Maret 88 Mei 78 Agustus 115 Nopember 139 Jumlah 1096 Sumber : Universitas Udayana (Data diolah), 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana merupakan salah satu industri jasa pendidikan yang ada di Bali sangat perlu melakukan perbaikan secara terus menerus dan secara berkelanjutan dalam hal penyelenggaraan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas. Mengingat tiga program studi yang dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yaitu program S1 Akuntansi, S1 Manajemen dan S1 Ekonomi Pembangunan berhasil meraih akreditas A ( 4) asumsinya lulusan yang dihasilkan tergolong baik atau sangat baik. Berdasarkan atas asumsi tersebut,

31 13 harusnya lulusan yang berasal dari FEB Unud dengan mudah beradaptasi dan diterima di dunia kerja. Apabila terjadi ketidaksiapan lulusan dalam memenuhi kebutuhan industri di segala bidang akan menimbulkan kesenjangan ( gap) yang menyebabkan tingginya masa tunggu (lama menganggur) lulusan di perguruan tinggi, khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Menurut Fadhilah Rahmawati dan Vincent Hadiwiyono dalam Reza Primanda (2011) yang apabila kesenjangan ini terjadi berarti perguruan tinggi sebagai proses untuk menyiapkan lulusan atau tenaga kerja siap pakai belum berfungsi sebagaimana mestinya. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran terutama lulusan perguruan tinggi. Selain ketimpangan dalam permintaan dan penawaran tenaga kerja, permasalahan ketenagakerjaan juga menyangkut ketimpangan antara struktur angkatan kerja, dengan struktur kesempatan kerja, dan ketimpangan dalam struktur pasar kerja. Ketimpangan dalam struktur angkatan kerja dan kesempatan kerja terlihat dari kemampuan daya serap pasar kerja pada tingkat pendidikan angkatan kerja yang semakin tinggi semakin terbatas. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi ditemui tingkat pengangguran yang lebih tinggi, hal ini harus dipersepsikan bahwa terdapat keterbatasan kesempatan kerja yang dianggap sesuai untuk kelompok pendidikan tersebut. Mungkin juga terjadi mereka yang terdidik lebih bersedia menganggur karena ditopang oleh keluarganya yang mampu. Jadilah mereka orang-orang yang mampu menganggur (BPS, 2009).

32 14 Selain faktor pendidikan dan pendapatan rumah tangga juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap lama menganggur. Menurut Setiawan (2010) tenaga kerja terdidik umumnya datang dari keluarga yang lebih berada terutama untuk masyarakat kalangan berpendapatan rendah yang menganggap pendidikan masih dirasa mahal. Dengan demikian tenaga kerja dari keluarga berpendapatan rendah umumnya tidak mampu meneruskan pendidikannya dan terpaksa mencari kerja. Sehingga tenaga kerja terdidik akan selalu berusaha mencari pekerjaan dengan upah, jaminan sosial, dan lingkungan kerja yang baik. Maka dari itu, tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi lama menganggurnya lulusan. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi lama menganggur seseorang. Lowongan pekerjaan sering kali mencantumkan pengalaman kerja atau keterampilan yang dimiliki sebagai prasyarat utama. Adanya prasyarat tersebut, mengakibatkan adanya perbedaan lama menganggur antara pencari kerja baru yang belum memiliki pengalaman kerja atau keterampilan dan pencari kerja lama yang sebelumnya telah memiliki pengalaman kerja. Menurut Sutomo dkk dalam Setiawan (2010), dengan memiliki pengalaman kerja atau keterampilan didukung pula dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka tenaga kerja akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Mantra (2003), j umlah tanggungan responden dapat diartikan sebagai jumlah seluruh anggota keluarga yang harus ditanggung dalam satu keluarga. Setiap keluarga memiliki jumlah tanggungan keluarga yang berbedabeda. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan

33 15 dalam keluarga tersebut semakin banyak. Oleh karena itu, semakin banyak tanggungan seseorang semakin sedikit pula responden menyia-nyiakan lowongan pekerjaan yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Jarak tempat tinggal seorang pencari kerja ke tempat bekerja merupakan jarak yang harus ditempuh sorang pencari kerja menuju ke tempat bekerja. Semakin jauh jarak yang harus ditempuh maka ketersediaan informasi antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia akan semakin jauh juga. Menurut Simanjuntak (2001), pengangguran dapat pula diakibatkan oleh adanya proses seleksi pekerjaan, faktor jarak serta kurangnya informasi. Akibatnya lamanya seorang menganggur akan semakin panjang. Adanya aspirasi kerja yang mendasari para pekerja mencari kerja membuat sesorang semakin lama menganggur. Hal ini disebabkan karena adanya pilihan-pilihan pekerjaan yang ada baik itu dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan lingkungannya. Banyaknya pencari kerja yang tetap bersedia menganggur dikarenakan adanya kecenderungan memandang pekerjaan sesuai dengan stereotipnya. Menururt Fadhilah Rahmawati dkk dalam Setiawan (2010) adanya aspirasi kerja dari golongan berpendidikan tinggi yang menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka masa menganggur akan semakin lama karena masyarakat golongan pendidikan tinggi akan menginginkan pekerjaan yang sesuai dan sebanding dengan return biaya pendidikannya.

34 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, Jumlah tanggungan dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 2) Bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 3) Adakah pengaruh tidak langsung pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak terhadap lama menganggur melalui aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1) Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, dan jarak terhadap aspirasi kerja lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja terhadap lama menganggur

35 17 lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3) Untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung antara pendapatan rumah tangga, keterampilan, jumlah tanggungan dan jarak melalui aspirasi kerja terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini berguna bagi aplikasi teori-teori ekonomi, perencanaan pembangunan yang selama ini diberikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, serta berguna dalam memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan serta wawasan khususnya bagi mahasiswa mengenai pendapatan rumah tangga, keterampilan yang dimiliki, jumlah tanggungan, jarak dan aspirasi kerja yang berpengaruh terhadap lama menganggur lulusan perguruan tinggi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah terutama pemerintah daerah, maupun lembaga yang dalam hal ini adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan dan pengendalian masalah pengangguran, sehingga nantinya dapat bekerja lebih baik, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan bersama.

36 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-Konsep dan Definisi Konsep Tenaga Kerja Istilah employment dalam bahasa Inggris berasal dari kata to employ yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau usaha memberikan pekerjaan atau sumber penghidupan. Kata employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan. Penggunaan istilah employment sehari-hari biasa dinyatakan dengan jumlah orang dan yang dimaksudkan adalah sejumlah orang yang dalam pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Pengertian ini memiliki dua unsur yaitu lapangan atau kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan atau yang melakukan pekerjaan tersebut. Pengertian employment dalam bahasa Inggris sudah jelas yaitu kesempatan kerja yang sudah diduduki (Soeroto, 1983) Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering digunakan. Tenaga kerja mencakup angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pembagian angkatan kerja terdiri dari menganggur dan bekerja, sedangkan bukan angkatan kerja mencakup penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan. Tiga golongan yang disebut terakhir pada bukan angkatan kerja seperti bersekolah, penerima pendapatan dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. 18

37 19 Menurut Lembaga Demografi FEUI (1981) tenaga kerja ( manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa. Jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Indonesia, pemilihan umur minimum seorang tenaga kerja adalah 15 tahun tanpa batasan umur maksimum. Pemilihan 15 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desadesa sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Pemilihan umur 15 tahun sebagai batas umur minimum disebabkan bertambahnya kegiatan penduduk dalam mengenyam pendidikan. Hal ini didasarkan bila wajib sekolah 9 tahun diterapkan, maka anak-anak sampai dengan umur 14 tahun akan berada di sekolah, dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam batas umur tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas minimum lebih tepat dinaikkan menjadi 15 tahun. Menurut pertimbangan tersebut, Undang- undang No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun. Menurut pertimbangan tersebut, sesuai dengan mulai berlakunya Undang-undang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih. Menurut Simanjuntak (2001), tenagakerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau Labor Force terdiri dari (1) golongan yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, (3) golongan lain -

38 20 lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu, kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potential labor force Peranan Tenaga Kerja dalam Pembangunan Ekonomi Menurut Sergej Vojtovich (2011) adanya hubungan yang tidak dapat dipisahkan atau dikecualikan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, meskipun beralasan, terdapat hubungan yang langsung secara aritmatik antara tingginya GDP dengan cepatnya tingkat pertumbuhan pengangguran. Laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang di bentuk dari beberapa sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi didaerah tersebut (Prahutama, 2013). Salah satu sektor pembentuknya adalah ketenagakerjaan, karena sebagai salah satu syarat yang signifikan untuk membangun dan menumbuhkan ekonomi adalah dengan menghasilkan tenaga kerja (Celik, 2011). Menurut pendekatan Gainful Worker, beranggapan bahwa dalam perekenomian suatu negara atau daerah, tingkat keberhasilan yang dicapai dapat diukur melalui luasnya kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dihitung dari jumlah orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan ( Daryono Soebagiyo, 2007). Profil ketenagakerjaan pada saat ini tidak dapat diidentikkan dengan angkatan kerja. Menurut Tan Gong Tiang dalam Mantra (2003) Tenaga Kerja (Man Power ) ialah besarnya bagian dari penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Sedangkan yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah

39 21 penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi. Meskipun adanya perbedaan definisi dari kedua konsep tersebut namun dalam konteks pembangunan nasional keduanya saling memperkuat satu sama lain. Adanya peran sumber daya manusia dalam hal ini adalah ketenagakerjaan dalam proses pembangunan menjadi sektor penting yang tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut Mulyadi (2003) minimal ada empat kebijaksanaan pokok dalam upaya peningkatan sumber daya manusia untuk memperbaiki ketenagakerjaan disuatu daerah yaitu : (1) Peningkatan kualitas hidup manusianya seperti jasmani, rohani dan keuangan. (2) Pemerataan penyebaran penduduk. (3) Memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan. (4) Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum. Diharapkan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia juga akan mempengaruhi peningkatan kualitas serta produktivitas tenaga kerja yang tentunya berpengaruh terhadap pembangunan. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan peningkatan kemampuan/keterampilan, disiplin, etos kerja produktif, sikap kreatif dan inovatif dan membina lingkungan kerja yang sehat untuk memacu prestasi. Pelatihan tenaga kerja lebih diarahkan pada pengembangan usaha yang mandiri dan profesional, sehingga diharapkan dapat berkembang menjadi bibit-bibit wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Kemudian, mobilitas sumber daya, terutama tenaga kerja dari kegiatan yang dianggap kurang produktif diarahkan pada kegiatan yang lebih produktif, disertai oleh pengembangan sistem perlindungan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai dengan bulan Februari 2014 ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL EKONOMI DAN SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP STATUS EKONOMI PEREMPUAN DI KABUPATEN JEMBRANA

PENGARUH VARIABEL EKONOMI DAN SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP STATUS EKONOMI PEREMPUAN DI KABUPATEN JEMBRANA TESIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI DAN SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP STATUS EKONOMI PEREMPUAN DI KABUPATEN JEMBRANA TITIS KRISNAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 JUDUL TESIS PENGARUH

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI ANGGREK DI KOTA DENPASAR

TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI ANGGREK DI KOTA DENPASAR TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI ANGGREK DI KOTA DENPASAR I NYOMAN DIATMIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT. Nama : I Gusti Ayu Kartika Candra Sari Dewi. : Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT. Nama : I Gusti Ayu Kartika Candra Sari Dewi. : Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : I Gusti Ayu Kartika Candra Sari Dewi NIM : 1491461012 Program Studi Judul Tesis : Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XIX, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,58 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 27/05/82/Th XV, 04 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI : Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 530,7 ribu orang, bertambah 11,7 ribu orang

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 No.66/11/72/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,29 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XVII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,53 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

TESIS KOMANG ARYA PURWANTO

TESIS KOMANG ARYA PURWANTO TESIS PENGARUH FAKTOR EKONOMI SOSIAL DAN DEMOGRAFI TERHADAP PENDAPATAN DAN REMITAN YANG DIKIRIM MIGRAN NONPERMANEN KE DAERAH ASAL (KASUS STUDI PEKERJA MIGRAN NONPERMANEN DI KECAMATAN DENPASAR BARAT) KOMANG

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 32/05/61/Th. XVIII, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,78 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.35 /05/33/Th.X, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,20 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2016 sebanyak 17,91 juta orang,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI TESIS PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI NI MADE RAI JUNIARIANI NIM 1491661008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DWI HARYADI NUGRAHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TESIS MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN \ INGRID SARASWATI BAYUSENA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017 No. 29/05/36/Th.XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017 Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2017 sebesar 5,51 juta orang, meningkat sekitar 273 ribu pekerja jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja tidak dapat diserap oleh pasar kerja (Pratiwi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja tidak dapat diserap oleh pasar kerja (Pratiwi, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangguran merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yang muncul karena jumlah angkatan kerja yang ada secara relatif atau absolut lebih

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang, naik sekitar 253 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 No.08/11/62/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 Agustus 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 4,54 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 No.08/05/62/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 Februari 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,13 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 No. 54/11/91/Th. XIV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Agustus 2014 mencapai 398.424 orang, mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Banten Agustus 2017 sebesar 9,28 persen Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebesar 5,08

Lebih terperinci

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KEADILAN PROSEDURAL DAN IKLIM KERJA ETIS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Tabanan) I PUTU PANDE ARIAWAN NIM 1391661045

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 No.08/05/62/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 Februari 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,14 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.79 /11/33/Th.X, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,63 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2016 sebanyak 17,31 juta orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.26/05/72/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,97 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.29 /05/17/XI, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2017 sebanyak

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 No. 34/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2017 mencapai 2.469.104 orang, bertambah 86.638 orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 No. 76/11/51/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2016 mencapai 2.463.039 orang, bertambah sebanyak 80.573 orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.81 /11/33/Th.IX, 05 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2015 sebanyak 17,30 juta orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.37/05/33/Th.IX, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2015 yang sebesar 18,29 juta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN LOGAM MULIA DI KOTA DENPASAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN LOGAM MULIA DI KOTA DENPASAR TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN LOGAM MULIA DI KOTA DENPASAR I GUSTI AYU ATHINA WULANDARI NIM 1291461019 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.51/11/31/Th. XIV, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Provinsi DKI Jakarta pada mencapai 5,37 juta orang, bertambah 224,74 ribu

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO TESIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA PUTU AYU RUSMALA DEWI

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th. XI, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA JAWA TIMUR SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk usia 15

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29 /05/16/Th. XVIII, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016 Februari 2016: Tingkat Pengangguran Terbuka Sebesar 3,94 Persen Jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS

TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS PADA KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS PADA HOTEL BERBINTANG DI PROVINSI BALI). NI MADE SRI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN TESIS PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN NI LUH MADE HERAWATI NIM 1391661043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No. 33/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,14 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 75/12/Th. XII, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2009 mencapai 113,83 juta orang, bertambah 90 ribu

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Sudi Kasus Pada PT. Pandawa)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Sudi Kasus Pada PT. Pandawa) TESIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Sudi Kasus Pada PT. Pandawa) ROY JOHAN AGUNG TUCUNAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 i TESIS

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,70 PERSEN No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 31 /05/17/Th IX, 5 Mei 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,21 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR

MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR TESIS MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR IDA AYU PRANITI TRESNA PUTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS MANAJEMEN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 42/05/21/Th. X, 4 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,05 PERSEN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 No. 26/05/14/Th. XIV, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2013

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT

KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT TESIS KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT NI WAYAN ELIYAWATI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KUALITAS PELAYANAN

Lebih terperinci

TESIS PERAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA PATIENT SAFETY TENAGA KESEHATAN

TESIS PERAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA PATIENT SAFETY TENAGA KESEHATAN TESIS PERAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA PATIENT SAFETY TENAGA KESEHATAN AYU DIANDRA SARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PERAN MEDIASI

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TESIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI KADEK NITA SUMIARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH UKURAN

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT UNIVERSITAS UDAYANA

TESIS PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT UNIVERSITAS UDAYANA TESIS PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT UNIVERSITAS UDAYANA NI LUH GEDE ARYAWATI NIM : 1090662046 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 No. 52/11/91/Th. VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat mencapai 361.597 orang, turun sebesar 22.495 orang dibandingkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

BPS PROVINSI DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 55/11/31/Th.XVI, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,47 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.32/05/64/Th.XVIII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *) Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2015 mencapai 1,65 juta orang yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 28/05/16/Th. XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS SKALA EKONOMIS USAHA TANI CENGKEH DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI. Made Dian Agustina

TESIS ANALISIS SKALA EKONOMIS USAHA TANI CENGKEH DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI. Made Dian Agustina TESIS ANALISIS SKALA EKONOMIS USAHA TANI CENGKEH DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Made Dian Agustina 1191462003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDY ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2.382.466 orang, bertambah sebanyak 10.451 orang dibanding

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Th. XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,49 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 36/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,31 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 29,74

Lebih terperinci

PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN

PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN TESIS PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2007-2013 I MADE ARYA KARANG UTAMAYASA NIM: 1291661031

Lebih terperinci

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM TESIS PERAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DI PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN SI MADE AYU SRI

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja (penduduk

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

PENGARUH LOCUS OF CONTROL TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL PADA KINERJA ANALIS KREDIT DENGAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI (STUDI PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR CABANG UTAMA DENPASAR) ANAK AGUNG

Lebih terperinci

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana 1 TESIS PENGARUH PENGALAMAN, ORIENTASI ETIKA, KOMITMEN DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI PADA SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI PUTU PURNAMA DEWI PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. 1306105035 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT TESIS PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT NI WAYAN WIWIN INTAN WINTARI ROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI TESIS PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI \ NI MADE WASASIH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN No. 68 /11/17/Th IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Agustus 2015

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci