: RADITA NOVAN DIPAYANA F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": RADITA NOVAN DIPAYANA F"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F Dilahirkan pada tanggal 20 November 1985 Di Trenggalek Disetujui, September 2007 Dosen Pembimbing Ir. Mohamad Solahudin, M.Si NIP

4 Radita Novan Dipayana. F Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service). Di bawah bimbingan : Mohamad Solahudin RINGKASAN Lahan didefinisikan sebagai sumber daya alam yang sifatnya terbatas yang dapat dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan segala macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengklasifikasian lahan pertanian pada suatu daerah memberi pengetahuan tingkat kesesuaian lahan dengan komoditi yang akan dikembangkan di daerah tersebut. Kualitas dan daya dukung lahan diketahui dari hasil evaluasi lahan yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Evaluasi lahan yang umumnya dilakukan dengan evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. GMap merupakan SIG yang dibangun sebagai aplikasi dalam klasifikasi kesesuaian lahan pertanian untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang didalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengakses data di dalamnya. GMap merupakan modifikasi SIG yang dibangun oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dimana modifikasinya terletak pada penggunaan MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 untuk membangun SIG serta penambahan aplikasi SMS untuk memudahkan dalam pengaksesan data yang ada di dalam SIG. Teknologi SMS dipilih karena teknologi ini telah banyak digunakan dan kemudahan penggunaan serta akses jaringan yang mudah diperoleh. Tujuan utama penelitian ini adalah membangun aplikasi untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dibangun oleh Lusi Lestari (2003) dengan perangkat lunak MapObject dan menambahkan aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alternatif media akses sistem. Pengembangan sistem ini dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Agustus Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan tahap pengembangan sistem informasi dengan metode System Development Life Cycle (SDLC) yang memiliki 5 tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem. Gmap terdiri dari dua aplikasi utama yaitu aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol dan aplikasi SMS server untuk mengakses informasi yang ada di dalam aplikasi SIG tersebut. Database yang dibangun merupakan hasil pengolahan dan overlay hasil dari mencocokkan sifat fisik dan kimia tanah dengan kategori karakteristik lahan bagi tanaman menurut sistem FAO, 1976 dengan menggunakan kriteria/parameter kualitas lahan Pusat Penelitian Tanah, Adapun database

5 yang digunakan adalah database berbasis Dbase Files (*.dbf), Shapefiles (*.shp) yang dibangun dengan menggunakan fasilitas ArcInfo dan Database dengan menggunakan model data relasional (Relational Database Management System) yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access. Informasi yang diberikan melalui SMS dalam sistem ini antara lain adalah penggunaan lahan (landuse) beserta luasnya untuk setiap desa, subkelas masingmasing desa beserta luasnya, jenis tanah masing-masing desa beserta luasnya, pembatas masing-masing desa beserta luasnya serta klasifikasi kesesuaian lahan masing-masing desa beserta luasnya. Para pengguna yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan, dapat mengakses informasi melalui layanan SMS dengan format-format SMS tertentu. Dari pengamatan unjuk kerja sistem dilakukan tiga macam pengujian yaitu pengujian proses konektivitas komputer dengan telepon selular, simulasi dengan operator selular berbeda dan pengamatan sistem secara keseluruhan. Untuk pengujian proses konektivitas komputer dari hasil simulasi didapat bahwa ratarata waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan program utama setelah proses koneksi adalah 1.23 detik. Untuk pengujian proses kedua, simulasi ini dilakukan dalam 2 kategori, yaitu pengamatan terhadap waktu rata-rata per layanan SMS dan analisis biaya dari kombinasi beberapa operator layanan selular pada beberapa waktu pengamatan. Berdasarkan grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS dari kombinasi beberapa operator layanan selular yang sama maupun berbeda, layanan SMS operator antar sesama XL memiliki waktu rata-rata per layanan SMS yang paling cepat diantara kombinasi operator selular yang lain. Sedangkan layanan SMS operator antar operator yang berbeda yaitu Indosat dan Telkomsel memiliki waktu rata-rata per layanan SMS yang paling lama. Selain itu dari pengamatan didapat hasil bahwa waktu yang paling cepat untuk mengirimkan SMS adalah pada waktu pagi hari. Pada pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan dengan melakukan pengujian sistem dengan mengirimkan format SMS untuk semua jenis layanan informasi. Dari pengujian tersebut didapat hasil yaitu waktu rata-rata per layanan SMS adalah detik. Program yang dikembangkan ini secara operasional sudah dapat diimplementasikan untuk pengaksesan informasi klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Namun di samping itu, masih banyak saran-saran yang perlu dilaksanakan untuk penyempurnaan sistem di masa yang akan datang.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana yang diharapkan. Salawat dan salam penulis panjatkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan dalam menjalani hidup ini. Skripsi ini berjudul Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service). Selama melaksanakan penelitian dan penulisan laporan akhir ini telah banyak pihak yang membantu penulis, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Mohamad Solahudin, M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang berharga bagi penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Yuli Suharnoto M. Eng selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 3. Bapak Chusnul Arif S.Tp selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis 4. Bapak Ibu tercinta atas doa dan dukungannya baik moril dan material. 5. Aay Arum tercinta atas segala doa dan dukungannya. 6. Bapak Gozali selaku teknisi Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian FATETA IPB atas segala dukungan dan bantuannya. 7. Salman Widodo, Budi Setiawan, Rena Nurista dan Tia GFM 41 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 8. Rekan-rekan SMMP 40 dan seluruh teman-teman TEP 40 IPB serta semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangannya dan penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, Agustus 2007 Penulis

7 BIODATA RINGKAS Penulis dilahirkan pada tanggal 20 November 1985 di Trenggalek, Jawa Timur sebagai anak tunggal, dari pasangan Sunaryo dan Pri Subekti. Riwayat pendidikan penulis antara lain : SDN Bendorejo I ( ), SLTPN I Pogalan ( ) dan SMUN I Trenggalek ( ). Pada tahun 2003 penulis berkesempatan melanjutkan studi Strata-1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Masuk Seleksi Perguruan Tinggi IPB) dan masuk sebagai mahasiswa Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Pada tahun 2006 penulis melaksanakan praktek lapangan di PGT (Pabrik Gondorukem dan Terpentin) Rejowinangun Trenggalek, Jawa Timur dengan hasil laporan berjudul Mempelajari Aspek Manajemen Produksi Pada Proses Pembuatan Gondorukem dan Terpentin di Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Rejowinangun, Trenggalek, Jawa Timur. Penulis berhasil merampungkan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian setelah menyelesaikan skripsi hasil penelitian dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service). Selama masa studi di Departemen Teknik Pertanian IPB, penulis berkesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah Gambar Teknik (2006/2007). Selain itu penulis aktif dalam kegiatan organisasi kampus yaitu pada Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) pada tahun dan aktif pada kepanitian Departemen Profesi.

8 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. LAHAN... 4 B. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN... 4 C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS... 8 D. MAP OBJECT E. SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) F. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) G. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) Investigasi Sistem Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem Pemeliharaan Sistem H. PENELITIAN TERDAHULU III. METODE PELAKSANAAN A. WAKTU DAN TEMPAT B. ALAT DAN BAHAN C. METODOLOGI Investigasi Sistem Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem ii iv v vii

9 5. Perawatan Sistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN B. INVESTIGASI SISTEM Studi Kelayakan Teknis Studi Kelayakan Ekonomis Studi Kelayakan Operasional C. ANALISIS SISTEM Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan Fungsional D. DESAIN SISTEM Deskripsi Sistem Alur Sistem Aplikasi Domain Sistem Analisa Aliran Data Desain Aplikasi a. Desain Internal b. Desain Eksternal E. IMPLEMENTASI SISTEM Konektivitas Komputer dengan Telepon Seluler Pengoperasian Sistem Pengamatan Unjuk Kerja Sistem F. PEMELIHARAAN SISTEM G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA... 82

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jenis-jenis parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan tingkat semi detail... 6 Tabel 2. Delapan Perbedaan header untuk mengirim SMS ke SMS centre dengan SMS yang diterima dari SMS Centre Tabel 3. Software yang digunakan dalam penelitian Tabel 4. Luas penggunaan lahan dan persentasenya pada Kecamatan Jonggol Tabel 5. SPT dan Penamaan berdasarkan Taksonomi dan Nama PPT Tabel 6. Perbandingan Antara Berbagai Transmisi yang Menggunakan Telepon dalam Beberapa Aspek Tabel 7. Daftar Tabel pada klcov1.mdb Tabel 8. Hasil Pengamatan Waktu Rata-rata per Layanan SMS Operator Layanan Selular Tabel 9. Hasil Pengujian Waktu Total Rata-rata untuk Pengiriman dan Penerimaan SMS... 77

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Arsitektur jaringan SMS Gambar 2. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC Gambar 3. Gambaran umum Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor berbasis SIG dan SMS Gambar 4. Proses overlay untuk menghasilkan coverage kesesuaian lahan 26 Gambar 5. Gambar 6. Alur Proses Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor DFD (Data Flow Diagram) level 1 pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap). 39 Gambar 7. DFD (Data Flow Diagram) level 2 Proses Gambar 8. Contoh format SMS registrasi untuk pengguna Gambar 9. SMS balasan untuk keberhasilan registrasi Gambar 10. SMS balasan untuk kesalahan password Gambar 11. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi landuse desa Jonggol) Gambar 12. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi luas landuse kampung desa Jonggol) Gambar 13. Contoh format SMS balasan belum terdaftar Gambar 14. Contoh format SMS balasan kesalahan format SMS yang dikirim Gambar 15. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG Gambar 16. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SMS Gambar 17. Perintah pendaftaran komponen MapObject 2.2 pada registry Microsoft Windows... 54

12 Gambar 18. Perintah pendaftaran komponen Mobile FBUS v.1.5 pada registry Microsoft Windows Gambar 19. Desain tampilan splash GMap Gambar 20. Desain tampilan lisensi dari GMap Gambar 21. Desain tampilan menu utama GMap Gambar 22. Desain tampilan about designer GMap Gambar 23. Desain tampilan input password dan nomor HP pengguna GMap Gambar 24. Desain tampilan koneksi GMap Gambar 25. Desain tampilan program utama aplikasi SMS GMap Gambar 26. Desain tampilan info data HP Gambar 27. Desain tampilan about GMap Gambar 28. Desain tampilan ganti password sistem Gambar 29. Desain tampilan help program Gambar 30. Desain tampilan awal SIG Gambar 31. Desain peta tematik Kabupaten Bogor Gambar 32. Desain tampilan peta dasar Kecamatan Jonggol Gambar 33. Desain tampilan menu Tata Guna Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) Gambar 34. Desain Tampilan Menu Kelas Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) Gambar 35. Grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS... 75

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Produksi tanaman padi sawah (ton/tahun) dirinci menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tahun (BPS, 1999) Lampiran 2. Luas kesesuaian lahan Kecamatan Jonggol tingkat subkelas dan persentasenya Lampiran 3. Karakteristik lahan pada masing-masing SPT (PPT, 1981) Lampiran 4. Atribut Tabel Coverage KLCOV (Kesesuaian Lahan)... 89

14 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, permintaan akan bahan pangan beras semakin meningkat dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan utama. Oleh karena itu, untuk mengatasi dan mengantisipasi kekurangan pangan (beras), maka pemerintah melaksanakan pembangunan dan perbaikan dalam sektor pertanian melalui beberapa program diantaranya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Dalam rangka meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tersebut, perlu dilakukan pengkajianpengkajian terhadap lahan pertanian untuk melihat kondisi daya dukung lahan, faktor-faktor penghambat dan mengetahui tingkat kesesuaian lahan. Lahan didefinisikan sebagai sumber daya alam yang sifatnya terbatas yang dapat dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan segala macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik materiil maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan lahan non pertanian (Arsyad, 1989). Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian khususnya untuk lahan pemukiman meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan sebagian kegiatan pertanian semakin berkurang dan bergeser ke lahan-lahan yang memiliki kualitas dan daya dukung yang rendah. Kualitas dan daya dukung lahan diketahui dari hasil evaluasi lahan yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Evaluasi lahan yang umumnya dilakukan yaitu evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Jonggol merupakan penghasil padi terbesar di Kabupaten Bogor. Hal ini dapat dilihat dari produksi padi per kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 1997 hingga Pada tahun 1999, Jonggol memproduksi 60,321 ton padi

15 dengan luas panen 11,838 ha (BPS, 1999). Kecamatan Jonggol terletak di bagian timur Kabupaten Bogor, dengan luas km 2 yang terdiri atas 13 desa. Salah satu jenis tanah di kecamatan Jonggol yaitu Alfisol dengan bahan induk batu liat yang bertopografi berombak dengan kemiringan rata-rata 4% (Rismaneswati, 1999). Ciri lain dari tanah ini adalah drainasenya sedang dan permeabilitas tanah yang agak lambat. Alfisol Jonggol memiliki solum dalam dengan kedalaman efektif > 100 cm. Berdasarkan hasil analisis terhadap lapisan olah pada kedalaman 0-20 cm diketahui bahwa tanah alfisol Jonggol memiliki kejenuhan basa yang sangat tinggi (100%), reaksi tanah masam (ph 5.1), Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang rendah (9.9 me/100gram) dan kandungan basa-basa seperti Ca, Mg yang tinggi (12.4 dan 3.9 me/100gram) dan K serta Na yang rendah yaitu masing-masing sebesar 0.2 dan 0.4 me/100 gram. Jonggol mengalami musim kering yang lebih pendek, yaitu pada bulan Juni hingga September dengan curah hujan masih di atas 98 mm/bulan. Suhu udara tahunan rata-rata sebesar 25.9 C, sedangkan suhu udara tahunan ratarata maksimum dan minimum sebesar 32.1 C dan 21.8 C. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan sebesar 84.2 %, kecepatan angin rata-rata tahunan sebesar 7.8 km/jam dan jumlah evapotranspirasi bulanan sebesar 9.9 mm (Nasution, 2000). Dengan kondisi tersebut, secara umum Jonggol cukup sesuai untuk lahan padi sawah. Namun untuk melihat tingkat kesesuaian berdasarkan klasifikasi kesesuaian lahan dan gambaran yang lebih detail mengenai kondisi Jonggol, masih diperlukan analisis lebih lanjut. Secara geografis, Jonggol merupakan kota satelit bagi Jakarta, sehingga mengakibatkan lahan-lahan pertaniannya banyak yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan industri. Dalam hal ini, perlu dicermati tentang peralihan fungsi tersebut agar tidak menggeser lahan-lahan potensial (tingkat kesesuaiannya tinggi) untuk pertanian, khususnya lahan sawah, yang selama ini menjadi penghasil padi terbesar untuk Kabupaten Bogor dan agar lahan-lahan yang telah berganti fungsi dapat diganti dengan lahan yang baru. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk melihat tingkat kesesuaian lahan dengan klasifikasi lahan pertanian.

16 Penelitian tentang analisa kesesuaian lahan dan analisa ketersediaan traktor roda dua telah dilaksanakan oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian tersebut di atas dimana dalam penelitian ini ditambahkan aplikasi fitur SMS untuk melengkapi kemudahan mengakses data-data yang ada di dalam SIG dan MapObject sebagai aplikasi untuk mendesain tampilan antar muka yang lebih user friendly. Penggunaan teknologi SMS dipilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang menggunakan telepon sebagai medianya, seperti WAP (Wireless Application Protocol) dan IVRS (Interactive Voice Response System). B. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Membangun aplikasi user interface untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dibangun oleh Lestari (2003) dengan perangkat lunak MapObject. 2. Membangun aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alternatif media akses sistem.

17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. LAHAN Lahan merupakan daerah dari permukaan bumi yang dicirikan oleh adanya suatu susunan sifat-sifat khusus dan proses-proses yang saling terkait dalam ruang dan waktu dari tanah, atmosfer dan air, bentuk lahan, vegetasi dan populasi fauna, sebagai hasil dari aktifitas manusia atau tidak (Townshend, 1981). Hardjowigeno, et.al., 1999, menjelaskan bahwa lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia, seperti reklamasi daerah pantai, penebangan hutan dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam. B. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tata guna tanah yang intinya membandingkan persyaratan yang diminta oleh jenis penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan untuk jenis penggunaan tersebut (Hardjowigeno, et.al. 1999). Istilah kemampuan lahan (land capability) digunakan oleh banyak sistem klasifikasi lahan, terutama oleh Soil Conservation Service, USDA (The United State Department of Agriculture). Dalam sistem USDA ini, satuan peta tanah dikelompokkan terutama atas dasar kemampuannya (capability) untuk memproduksi tanaman pertanian dan rumput makanan ternak, tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu panjang. Beberapa ahli mengartikan kapabilitas (kemampuan) sebagai kapasitas suatu lahan untuk berproduksi, sedangkan kesesuaian (suitability) merupakan kecocokan (adaptibility) dari suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Kapabilitas kadangkadang diartikan pula sebagai klasifikasi lahan yang didasarkan pada faktorfaktor penghambat yang merusakkan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa

18 istilah capability dan suitability merupakan dua istilah yang mempunyai arti sama, sehingga dapat saling menggantikan. Food and Agricultural Organization (FAO), 1976 menggunakan istilah land suitability dengan alasan karena istilah land capability seolah-olah merupakan istilah soil conservation service, USDA. Namun demikian, pengertian yang umum dianut pada waktu ini adalah kemampuan lahan berarti potensi lahan untuk penggunaan pertanian secara umum, sedangkan kesesuaian lahan berarti potensi lahan untuk jenis tanaman tertentu (Hardjowigeno, et.al.,1999). Menurut FAO (1976), kegiatan yang perlu dilakukan dalam evaluasi lahan adalah sebagai berikut : 1. Konsultasi pendahuluan, meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan, antara lain: penetapan tujuan evaluasi, jenis data yang akan digunakan, asumsi yang akan digunakan dalam evaluasi, kondisi daerah penelitian, intensitas pengamatan dan tingkat survey. 2. Penelaahan terhadap jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan syarat-syarat yang diperlukan. Penelaahan terhadap satuan peta lahan dan kualitas lahan didasarkan pada pengetahuan tentang syarat-syarat yang diperlukan untuk penggunaan lahan tertentu. 3. Membandingkan penggunaan lahan dengan tipe-tipe sekarang. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data lahan, penggunaan lahan serta informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama. 4. Klasifikasi kesesuaian lahan. 5. Penyajian hasil. Pemilihan jenis dan jumlah parameter yang dinilai ditentukan sesuai dengan tingkat pemetaan tanah. Parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan adalah kualitas lahan yang dicerminkan oleh karakteristik lahan yang nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Djaenudin, et.al., 1994). Jenis parameter yang digunakan dalam evaluasi lahan tingkat semi detail disajikan dalam Tabel 1.

19 Tabel 1. Jenis-jenis parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan tingkat semi detail (Djaenudin, et.al., 1992) NO KUALITAS LAHAN KARAKTERISTIK LAHAN A. Persyaratan Tumbuh Tanaman/Ekologi 1. Regim Suhu - Panjang/lama penyinaran 2. Regim Suhu - suhu rata-rata tahunan - suhu rata-rata bulanan - suhu rata-rata maks/min tahunan 3. Kelembaban Udara - Kelembaban nisbi 4. Ketersediaan Air - curah hujan tahunan - bulan kering - panjang periode pertumbuhan 5. Media Perakaran - drainase - tekstur - kedalaman efektif - gambut 6. Retensi Hara - KTK - ph - C organik 7. Ketersediaan Hara - N total - P 2 O 5 tersedia - K 2 O tersedia 8. Bahaya Banjir - Periode - frekuensi 9. Kegaraman - Daya hantar listrik 10. Toksisitas - Kejenuhan Al - Bahan sulfidik B. Persyaratan Pengelolaan 11. Kemudahan pengelolaan - Tekstur tanah/bahan kasar - Kelas kemudahan pengolahan 12. Potensi mekanisasi - Kemiringan lahan - Batu di permukaan lahan - Singkapan batuan C. Persyaratan Konservasi 13. Tingkat Bahaya Erosi - Indeks bahaya erosi Berdasarkan metode FAO (1976), sistem klasifikasi kesesuaian lahan menggunakan 4 kategori, yaitu: 1. Ordo, menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak untuk penggunaan tertentu. Dikenal dua macam ordo, yaitu: a. Ordo S (sesuai): lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas untuk suatu tujuan

20 yang dipertimbangkan. Keuntungan dari hasil pengelolaan lahan itu akan memuaskan setelah dihitung dengan masukan yang diberikan, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lainnya. b. Ordo N (tidak sesuai): lahan ini memiliki kesulitan sedemikian rupa, sehingga mencegah penggunaannya untuk suatu tujuan yang telah direncanakan. Lahan dapat digolongkan sebagai tidak sesuai digunakan untuk suatu pertanian karena berbagai penghambat. 2. Kelas, menunjukkan tingkat kesesuaian suatu lahan. Pada tingkat kelas terdapat tiga kelas dalam ordo S dan dua kelas dalam ordo N, yaitu: a. Kelas S1 : sangat sesuai (highly suitable). Lahan ini tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan. b. Kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatan masukan yang diperlukan. c. Kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. d. Kelas N1 : tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable). Lahan yang mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih memungkinkan diatasi, walaupun tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian besarnya sehingga mencegah penggunaan dalam jangka panjang. e. Kelas N2 : tidak sesuai untuk selamanya (permanently not suitable). Lahan yang mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan jangka panjang.

21 3. Sub kelas, menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan dalam masing-masing kelas. Pada tingkat subkelas menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas. Dalam satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor penghambat. 4. Unit, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaan sub kelas. C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Dilihat dari definisinya, sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan dan menghasilkan keluaran di dalam suatu proses yang terorganisasi (O Brien, 1999). Menurut Simkin (1987), sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja sama baik secara manual maupun berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan. Selain itu, suatu sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan komponen yang bekerja sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi dan distribusi informasi (Mannino, 2001). Sistem informasi dapat pula didefinisikan sebagai sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan serta basis data. (Mannino, 2001). Secara umum, fungsi utama sistem informasi ada tiga, yaitu (1) mangambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer untuk mendayagunakan dan menghasilgunakan, penyimpanan,

22 pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersiil, pengelolaan maupun kebijaksanaan (Purwadhi, 1999). SIG mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola basis data, Data Base Management System (DBMS), sebagai perangkat analisis keruangan (Spatial Analysis), dan juga sekaligus sebagai proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Suatu SIG biasanya dihubungkan dengan teknologi komputer yang bereferensi geografis, suatu sistem terintegrasi yang dipakai sebagai aplikasi subtansial yang telah banyak menarik perhatian di seluruh dunia. Komponen SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), brainware, netware dan dataware. Kelima komponen tersebut saling bersinergi membentuk suatu sistem yang utuh. Secara umum keuntungan SIG pada perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam adalah sebagai berikut (Kam, et.al., 1992): 1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks, digital dan analog) dari berbagai sumber. 2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantaranya berbagai disiplin ilmu dan lembaga terkait. 3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif daripada pekerjaan manual. 4. Mampu melakukan permodelan, pengujian dan perbandingan antara berbagai alternatif kegiatan sebelum dilakukan aplikasi di lapangan. 5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik. Dengan berbagai keuntungan tersebut di atas, penggunaan SIG dalam klasifikasi penggunaan lahan akan sangat membantu. Dalam klasifikasi kesesuaian lahan yang membutuhkan fungsi tumpang tindih dari berbagai peta tematik, dapat dilakukan oleh SIG. Kemampuan SIG mengintegrasikan berbagai format data sangat dibutuhkan dalam klasifikasi kesesuaian lahan. Data penggunaan lahan, jenis tanah, kondisi iklim dan data pendukung

23 lainnya, serta parameter-parameter klasifikasi akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan hingga dapat menghasilkan informasi kesesuaian lahan. Kemampuan SIG menampilkan data dalam bentuk gambar (peta digital) memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang diinginkan, sebagai contoh untuk melihat daerah yang tidak sesuai dengan komoditi tertentu, perubahan penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan mudah dapat ditampilkan dengan SIG. Klasifikasi kesesuaian lahan dengan pendekatan SIG memungkinkan pengembangan database dalam bentuk sistem informasi berorientasi geografis. D. MAP OBJECT MapObject merupakan software yang membantu proses pemetaan untuk membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi yang berhubungan dengan kondisi geografis suatu area. Penggunaan MapObject didasarkan pada rancangan standar suatu analisis geografis sehingga kita dapat memastikan bahwa kita akan mendapatkan informasi peta dan denah dari suatu area dengan akurat. MapObject terdiri dari komponen ActiveX Control dan ActiveX Automation Objects yang mendukung semua tools untuk membangun aplikasi SIG dan pemetaan sesuai dengan keinginan desainer. Fitur-fitur utama yang ada di dalam MapObject diantaranya adalah : 1. Extensive Data Support MapObject didukung oleh format data source yang luas, antara lain: a. Format standard GIS yang meliputi ArcInfo coverages, ESRI shapefiles, dan ESRI GRID. b. Format CAD (Computer Aided Design) yaitu DGN, DXF, dan DWG. c. Akses ke database lain melalui ActiveX Data Objects (ADO), Data Access Objects (DAO), dan Open Database Connectivity (ODBC). d. ESRI ArcView StreetMap untuk geocoding. e. Database ArcSDE (ESRI s Spatial Database Engine).

24 2. On the Fly Projection Pengguna MapObject dapat mengkombinasikan data dari berbagai bentuk proyeksi sederhana ke dalam bentuk proyeksi baru yang lebih kompleks, khusus digunakan untuk menampilkan dan menganalisis, sebagai contoh berbagai layar peta sederhana dapat di-export ke dalam bentuk peta baru yang lebih kompleks. MapObject juga dapat menampilkan data dengan menggunakan klasifikasi, simbol dan label, memperbesar dan mengatur letak layar peta serta mendapatkan informasi dari bagian-bagian tekstur peta. Selain itu, MapObject memberikan fasilitas legenda dan scale bar control, termasuk di dalamnya source code, agar memudahkan dalam mengembangkan aplikasi yang dibangun. MapObject dibangun dalam arsitektur Microsoft ActiveX Control sehingga dapat diintegrasikan dan diaplikasikan dengan program Visual Basic, Visual Foxpro, Delphi, Borland, Visual C++, Power Builder, Microsoft Access dan program-program lain yang sejenis. Di samping itu, MapObject telah kompatibel dengan ESRI s ArcIMS Web Connectivity sehingga mampu mengedit dan mengatur peta dalam jaringan internet melalui teknologi ArcIMS. E. SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SMS merupakan layanan komunikasi wireless dengan panjang maksimal satu kali pengiriman sepanjang 160 karakter. Prinsip kerja SMS yaitu pada saat pesan dikirim dari telepon selular pengirim (mobile originated), pesan tersebut tidak langsung dikirimkan ke telepon selular tujuan (mobile terminated) akan tetapi dikirimkan terlebih dahulu ke SMS center (SMSC), baru kemudian pesan tersebut diteruskan ke telepon selular tujuan. SMSC merupakan implementasi layanan SMS yang disediakan oleh operator. Secara fisik SMSC dapat berwujud sebuah PC biasa yang mempunyai interkonektivitas dengan jaringan GSM (Oetomo dan Handoko, 2003). Dengan adanya SMSC ini kita dapat mengetahui status dari pesan SMS yang telah dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh telepon selular tujuan. Apabila telepon selular tujuan dalam keadaan aktif dan dapat

25 menerima SMS yang dikirim, ia akan mengirimkan kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa pesan telah berhasil diterima. Kemudian SMSC akan mengirimkan kembali status tersebut kapada pengirim. Jika telepon selular tujuan dalam keadaan mati, pesan yang kita kirimkan akan disimpan pada SMSC sampai period-validity terpenuhi (Gunawan, 2003). Di balik tampilan menu messages pada sebuah ponsel sebenarnya adalah AT Command yang bertugas mengirim atau menerima data ke atau dari SMS-centre. AT command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang diwakili oleh unit-unit PDU (Protocol Data Unit). PDU berisi bilanganbilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O (Input/Output). PDU terdiri atas beberapa header dimana header untuk mengirim SMS ke SMS centre berbeda dengan SMS yang diterima dari SMS Centre (Khang, 2002). Adapun delapan perbedaannya dicantumkan dalam Tabel 2. SMS point to point menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan pendek (short message) ke dan dari piranti bergerak. Layanan ini menggunakan SMS Centre yang bertindak sebagai sistem simpan dan terusan (store and forward) untuk pesan pendek. Jaringan wireless akan menangani pengiriman pesan pendek antara SMSC dan piranti bergerak (Oetomo dan Handoko, 2003). Tabel 2. Delapan Perbedaan header untuk mengirim SMS ke SMS centre dengan SMS yang diterima dari SMS Centre (Khang, 2002) No. Header untuk mengirim SMS ke SMS Centre Header untuk menerima SMS dari SMS Centre 1. Nomor SMS Centre Nomor SMS Centre 2. Tipe SMS Tipe SMS 3. Nomor referensi SMS Nomor ponsel pengirim 4. Nomor ponsel penerima Bentuk SMS 5. Bentuk SMS Skema encoding 6. Skema encoding data I/O Tanggal waktu SMS di-stamp di SMS Centre 7. Jangka waktu sebelum SMS expired 8. Isi SMS Isi SMS Batas waktu validitas

26 Selain sebagai media pengirim dan penerima pesan alfanumeris, SMS juga dapat digunakan sebagai pengangkut muatan biner (binary payload) dan mengimplementasikan tumpukan (stack) WAP (Wreless Application Protocol) lewat SMS Centre (Oetomo dan Handoko, 2003). Dalam arsitektur jaringan SMS, terdapat beberapa komponen dan bagian yang penting, diantaranya : 1. External Short Messaging Entities (ESME) adalah peralatan yang mampu menerima atau mengirimkan pesan pendek. ESME dapat berupa PC, telepon selular atau PDA. 2. Short Messaging Service Center (SMSC) adalah kombinasi perangkat keras dan lunak yang bertanggung jawab untuk mengirim, menyimpan dan meneruskan SMS, antara SMS sumber dan tujuan. SMSC harus mempunyai kemampuan menampung pelanggan (Throughput pesan) yang besar, sehingga tetap mampu memberikan pelayanan yang cepat walaupun jumlah pengguna semakin besar (Oetomo dan Handoko, 2003). 3. Signal Transfer Point (STP) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk komunikasi dengan jaringan mobile. 4. Home Location Register (HLR) adalah basis data yang berisi informasi routing subscriber. 5. Mobile Switching Center (MSC) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk mengirim SMS kepada mobile subscriber yang spesifik melalui base station yang sesuai. 6. Base Station (BS) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk semua fungsi yang berkaitan dengan transmisi sinyal elektromagnetik antara MSC dan mobile device. 7. Air Interface adalah teknologi jaringan bergerak yang digunakan (GSM, TDMA, atau CDMA). 8. Mobile Device adalah peralatan yang mampu menerima dan mengirimkan SMS.

27 Arsitektur dan komponen-komponen yang menyusun jaringan SMS dapat dilihat pada Gambar 1. HLR PC STP MSC BS Air Interface Mobile Device Ponsel SMS Centre PDA STP MSC BS Air Interface Mobile Device ESME HLR Keterangan: 1. PC : Personal Computer 2. PDA : Personal Digital Assistant 3. ESME : External Short Messaging Entities 4. STP : Signal Transfer Point 5. HLR : Home Location Register 6. MSC : Mobile Switching Center 7. BS : Base Station Gambar 1. Arsitektur Jaringan SMS Oetomo dan Handoko (2003) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik pesan SMS yang penting, yaitu : 1. Pesan SMS dijamin sampai atau tidak sama sekali, selayaknya sehingga jika terjadi kegagalan sistem, time-out atau hal lain yang menyebabkan pesan SMS tidak diterima, akan diberikan informasi yang menyatakan pesan SMS gagal dikirimkan.

28 2. Berbeda dengan fungsi call (panggilan), meski saat mengirimkan SMS ponsel tujuan tidak aktif, pengiriman SMS tidak akan gagal, tapi akan segera dikirimkan jika ponsel sudah aktif. 3. Bandwith yang digunakan rendah. Untuk SIG digunakan teknologi SMS untuk penggunaan dimana keamanan dari SIG dengan teknologi SMS ini harus diperhatikan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penggunaan password merupakan pengamanan yang paling praktis (Infokom, 2006). Keamanan akan lebih terjamin apabila kita menggunakan level security access yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingannya. F. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) Data adalah fakta yang terjadi dan tercatat. Database (basis data) merupakan koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan dari suatu enterprise (organisasi), yang dirancang untuk mempermudah sharing data. Sedangkan database management systems (DBMS) adalah koleksi terpadu dari sekumpulan program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database (Post, 1999). Tujuan utama DBMS adalah menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk pendayagunaan, pencarian dan penyimpanan data pada suatu basis data (Korth dan Silberschartz, 1998). Pada awalnya DBMS digunakan untuk mendukung penyimpanan dan pengambilan data. Sejalan dengan permintaan pasar dan inovasi produksi, penerapan DBMS meluas meliputi aktivitas lain yang lebih luas seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi, diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001). DBMS merupakan salah satu alat penting dalam berbisnis dan sistem informasi manajemen. Aplikasi komputer yang sudah dibangun dapat diubah oleh DBMS dan juga merubah cara mengatur (manajemen) perusahaan. Pendekatan awal dari basis data dengan menggunakan premis yang merupakan aspek penting adalah data yang disimpan (Post, 1999). Keuntungan menggunakan DBMS yaitu data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (user) maupun

29 program aplikasinya, metode untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten, tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data, data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence), dan keterkaitan logik antar data tetap terpelihara (Post, 1999). Suatu sistem agar dikategorikan sebagai sebuah DBMS maka harus memiliki kriteria sebagai berikut (Awad dan Goetere, 1992) : 1. Interface alamiah yang dapat digunakan oleh pengguna, tidak terikat pada struktur fisik database. 2. Sebuah lingkungan multi pengguna dimana pengguna dapat mengakses database yang sama, menggunakan tampilan yang diinginkan oleh masing-masing pengguna. 3. Kemampuan merubah data tanpa mempengaruhi program. 4. Pengendalian hak akses terhadap berbagai pengguna untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data yang tersimpan. 5. Mekanisme pencegahan dari kegagalan yang menyebabkan kehilangan data. G. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode dalam melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan yaitu investigasi (investigation) sistem, analisis (analysis) sistem, desain (design) sistem, implementasi (implementation) sistem, dan pemeliharaan (maintenance) sistem. 1. Investigasi sistem Manfaat dari fase penyelidikan adalah untuk menetukan problemproblem atau kebutuhan yang timbul. Pada tahapan investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh end user, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia, melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomi, teknik, operasional) analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek pengembangan (Post, 1999). Tahapan investigasi sistem terdiri dari studi awal dan studi kelayakan. Pada tahapan studi awal, dimana gagasan untuk membangun

30 sistem baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan, diterima dan dipelajari pada sistem yang berjalan paling awal (Sutabri, 2004). Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan studi kelayakan adalah mengevaluasi alternatif sistem dan kemudian mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem (Post, 1999). 2. Analisis sistem Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan atau dimodifikasi (Sutabri, 2004). Beberapa aktivitas dasar dari analisis sistem diperlukan dalam pembangunan aplikasi secara cepat maupun pembangunan proyek yang memerlukan waktu lama. Kebanyakan aktivitas tersebut merupakan perluasan dari pelaksanaan studi kelayakan. 3. Desain sistem Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi. Selain itu, melakukan desain informasi seperti content, form, dan time. Mendesain format tampilan yang dapat menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta membuat keamanan sistem. Tahapan desain sistem dalam SDLC meliputi : a. Desain user interface Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.

31 b. Desain data Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database yang akan digunakan oleh sistem. c. Desain proses Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa program dan prosedur yang telah diusulkan. 4. Implementasi sistem Tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa komponen yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar. 5. Pemeliharaan sistem Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak end user. Gambar 2 menunjukkan diagram alir aktivitas dan produk sistem dengan metode SDLC. Investigasi Sistem Produk : Studi Kelayakan Analisis Sistem Produk : Kebutuhan Fungsional Desain Sistem Produk : Spesifikasi Sistem Implementasi Sistem Produk : Sistem Operasional Perawatan Sistem Produk : Perbaikan Sistem Gambar 2. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC (O Brien, 1999)

32 H. PENELITIAN TERDAHULU Yenita (2000) melakukan penelitian kelas kesesuaian dan produktivitas lahan untuk padi sawah di desa Cijedil dan Cibeureum, Cianjur. Interpretasi data mencakup penetapan klasifikasi dan karakteristik tanah yang didasarkan pada Soil Survey Staff (1999), sedangkan klasifikasi lahan ditetapkan berdasarkan menurut sistem FAO (1976) dengan menggunakan kriteria Center of Soil Riset (CSR)/FAO, 1983 dan dikaitkan dengan produktivitas menurut data petani. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa desa Cijedil dan Cibeureum, Cianjur memiliki kesesuaianlahan aktual S 3 twn, yakni sesuai marjinal dengan faktor pembatas regim suhu, ketersediaan air dan ketersediaan hara. Setelah dilakukan usaha perbaikan kesesuaian lahan potensialnya menjadi S 3 t, yaitu sesuai merjinal dengan regim suhu sebagai pembatas. Pengklasifikasian kesesuaian lahan untuk padi sawah juga telah dilakukan oleh Latief (2001), di Sub DAS Cimuara-Cibeureum Kawasan DAS Cimanuk Hulu, Kabupaten Garut. Pada penelitian ini dilakukan penetapan klasifikasi kesesuaian lahan dengan penggunaan makro dari program Lotus release 5. Khomarudin (1998) menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk menyusun peta-peta daerah yang sesuai untuk tanaman mangga dan jambu mente berdasarkan kesesuaian iklim dan tanah di Sulawesi Tenggara. Aplikasi Sistem Informasi Geografis digunakan oleh Kusumawati (1997) untuk mengolah data sekunder yang tersedia dalam upaya mempelajari hubungan antara sistem lahan dengan produktivitas, mengevaluasi kesesuaian lahan dari setiap sistem lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983, melihat hubungan antara kesesuaian lahan menurut CSR/FAO dengan produktivitas. Studi kasus penelitian ini adalah pengusahaan tanaman padi sawah dan jagung di propinsi Jawa Barat. Ada tiga tahap kegiatan dalam penelitian ini, yaitu tumpang tindih peta produktivitas per kecamatan dengan sistem lahan menurut Regional Planning Programme for Transmigration (RePPProt); memadukan (matching) antara kriteria kesesuaian lahan menurut CSR/FAO 1983 dengan data karakteristik sistem lahan dari RePPProt. Dan

33 membandingkan hasil tumpang tindih antara peta produktivitas dengan peta kesesuaian lahan dari sistem lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO. Lusi Lestari (2003) membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Lahan untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. SIG ini disajikan dalam format project Arcview, yang bersumber dari data digital Arcinfo. SIG ini terdiri atas informasi-informasi peta administrasi, peta kemampuan lahan dan kesesuaian lahan bagi tanaman padi sawah serta dilengkapi data penyebaran dan status ketersediaan traktor roda dua di kecamatan Jonggol. Klasifikasi kesesuaian lahan berkenaan dengan data-data yang bersifat spasial (keruangan) yang membutuhkan analisis geografis, sedangkan status ketersediaan traktor roda dua berkenaan dengan data-data tabular yang membutuhkan analisis matematik. Metode pengambangan sistem yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) oleh O Brien (1999). Untuk pemenuhan input data dalam SIG dilakukan pengumpulan data yang memanfaatkan data sekunder, baik data yang bersifat keruangan maupun data tabel yang meliputi data vektor/grafis dan data tabel/atribut. Desain sistem meliputi rancangan proses transformasi input menjadi output yang terdiri atas dua tahap yakni penyusunan basis dan analisis data keruangan dan data atribut/label. Proses kesesuaian lahan menggunakan sistem matching atau membandingkan, mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan syarat tumbuh tanaman. Dengan sistem ini, berlaku hukum minimum yaitu kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh nilai terkecil, dalam hal ini oleh parameter yang sifat pembatasnya terberat atau yang paling sulit diatasi. Klasifikasi tanaman padi sawah yang digunakan adalah Sistem FAO (1976).

34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Secara geografis Kecamatan Jonggol terletak antara LS LS dan BT BT dengan batas-batas administrasi sebagai berikut: - sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cileungsi dan Kota Bekasi - sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukamakmur - sebelah Timur berbatasan dengan Kecamtan Cariu - sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Klapanunggal Wilayah Kecamatan Jonggol meliputi 13 desa, dengan luas ha. Berdasarkan topografi keadaan wilayah berombak dengan kemiringan bervariasi 0% hingga lebih besar dari 40%. Pada umumnya kemiringan berkisar 0-8% dengan ketinggian antara m di atas permukaan laut. Penggunaan tanah sebagian besar digunakan untuk budidaya pertanian yaitu 83.11% dari luas Kecamatan Jonggol atau seluas ha. Penggunaan lainnya adalah untuk pemukiman yaitu ha (11.39%), tanah kosong, rumput, sungai dan lain-lain seluas ha (5.5%). Luas penggunaan lahan beserta persentasenya pada Kecamatan Jonggol disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Luas penggunaan lahan dan persentasenya pada Kecamatan Jonggol. Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) Hutan belukar Kampung Kebun campuran Kuburan Perkebunan besar Perkebunan rakyat Perumahan Rumput Sawah 1x panen/tahun Sawah 2x panen/tahun Situ Sungai Tanah kosong diperuntukkan Tegalan Jumlah Sumber: Lusi Lestari (2003)

35 Kondisi tanah di Kecamatan Jonggol terdiri atas 10 SPT (Satuan Peta Tanah), dengan 5 jenis, yaitu aluvial, hidromof, latosol, podzolik dan renzina. Masing-masing SPT dan penamaan berdasarkan taksonomi tanah dan nama PPT (Pusat Penelitian Tanah) disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. SPT dan Penamaan berdasarkan Taksonomi dan Nama PPT. SPT Taksonomi Nama PPT 2 Fluventic Tropaquepts Aluvial Kelabu 3 Aeric Tropaquepts Aluvial Kelabu 5 Fluventic Eutropepts Aluvial Coklat 6 Tropofluvents Aluvial Coklat 8 Fluventic Tropaquepts Hidromorf Kelabu 9 Rendoll Renzina 11 Plinthic Tropudults Podzolik Coklat Kekuningan 13 Orthoxic Tropudults Podzolik Coklat Kekuningan 14 Orthoxic Tropudlts Latosol Coklat Kemerahan 15 Typic Haplorthox Latosol Merah Sumber: Lusi Lestari (2003) Sebagian besar jenis tanah di Kecamatan Jonggol merupakan tanah latosol. Tanah latosol mempunyai sifat fisik yang cukup baik, berpenampang dalam, homogen, bertekstur halus (liat berat) di seluruh lapisan, dengan drainase baik, permeabilitas baik sampai sedang. Kondisi tanah relatif tahan terhadap erosi, mudah diolah dan mempunyai kesuburan yang cukup baik. Reaksi tanah umumnya rendah (ph ) di seluruh lapisan, kadar C organik dan N total rendah sampai sedang, kadar total P 2 O 5 sedang di semua lapisan, kecuali pada SPT 15 cukup tinggi, dan kadar total K 2 O umumnya sangat rendah sampai rendah (PPT 1981). Suhu rata-rata tahunan daerah Jonggol adalah 25.9 C, dengan curah hujan tahunan rata-rata lebih besar dari 1500 mm/tahun dan jumlah bulan kering berkisar 2-3 bulan. GMap merupakan SIG yang dibangun sebagai aplikasi dalam klasifikasi kesesuaian lahan pertanian untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang didalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengakses data di dalamnya. GMap merupakan modifikasi SIG yang dibangun oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dimana modifikasinya terletak pada penggunaan

36 MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 untuk membangun SIG serta penambahan aplikasi SMS untuk memudahkan dalam pengaksesan data yang ada di dalam SIG. B. INVESTIGASI SISTEM Metode pengembangan aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode SDLC (Sistem Development Life Cycle). Tahapan pertama dari metode SDLC adalah tahap investigasi sistem yang dimaksudkan sebagai tahap perumusan masalah, perencanaan dan studi kelayakan. Studi kelayakan (feasibility study) diperlukan untuk menentukan layak tidaknya sebuah solusi untuk dilakukan. Analisa studi kelayakan yang dilakukan meliputi 3 hal yaitu kelayakan secara teknis, kelayakan secara ekonomis dan operasional. 1. Studi Kelayakan Teknis Secara teknis, aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor layak untuk dikembangkan dengan alasan sistem ini berbasis SMS dimana untuk era sekarang banyak penduduk Indonesia yang mempergunakan telepon selular untuk melakukan komunikasi dan memperoleh informasi melalui SMS. Sistem berbasis SMS dapat ditangani sendiri oleh pihak penyedia layanan sistem informasi geografis karena hanya memerlukan perangkat keras dan peralatan yang sederhana dan mudah diperoleh, yaitu seperangkat PC dan telepon selular atau modem GSM. Penggunaan teknologi SMS dipilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang menggunakan telepon sebagai medianya, seperti WAP (Wireless Application Protocol) dan IVRS (Interactive Voice Response System). Perbandingan transmisi yang menggunakan telepon dicantumkan dalam Tabel 6. Sedangkan untuk SIG, secara teknis dengan melihat keandalan software, hardware serta fasilitas pendukung untuk membangunnya, layak

37 untuk dikembangkan karena dibangun dengan menggunakan software MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 yang telah banyak beredar di pasaran serta relatif mudah digunakan. Tabel 6. Perbandingan Antara Berbagai Transmisi yang Menggunakan Telepon dalam Beberapa Aspek Jenis SMS WAP IVRS pembanding Biaya Kecepatan Akses Ketersediaan fitur Ketersediaan hardware Biaya akses dan investasi murah Proses cepat Dimiliki ponsel akses semua Pemakainya sekitar 18 juta orang di Indonesia Sifat data Data bisa diupdate dari jarak jauh dan otomatis Biaya lebih mahal dari SMS Proses akses lebih lambat dari SMS Tidak semua ponsel memiliki fitur ini Pemakainya lebih sedikit dari SMS Data bisa diupdate dari jarak jauh dan otomatis Sumber: Oetomo, B.S.D. dan Y. Handoko (2003) 2. Studi Kelayakan Ekonomis Biaya mahal (jika menggunakan SLJJ) Proses lambat akses Semua telepon mampu melakukan panggilan ke IVRS Jumlah pemilik telepon biasa hanya sekitar 5 juta saluran sambungan Data tidak bisa diupdate dari jarak jauh Baik untuk SIG maupun aplikasi SMS yang ada di dalamnya, tidak memerlukan sumberdaya peralatan, perangkat keras dan lunak yang mahal dan tidak terjangkau. Hampir sebagian besar sarana dan prasarana yang digunakan dalam sistem ini dapat diperoleh secara murah. Selain hal tersebut, sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis. Keuntungan dapat diperoleh dari penyedia layanan sistem yang memanfaatkan jasa sistem ini serta biaya akses pencari informasi ketika memanfaatkan sistem berbasis SMS. Penyedia layanan aplikasi SMS dapat bekerjasama dengan operator selular sehingga layanan ini dapat disponsori

38 oleh satu operator selular tertentu. Adanya kerjasama yang dibangun ini maka penyedia jasa layanan dapat memperoleh keuntungan berdasar perjanjian yang disepakati antara operator GSM dan penyedia layanan aplikasi SMS. Biaya operasional dari sistem ini meliputi biaya pemeliharaan sistem dan yang utama adalah biaya SMS untuk pelayanan informasi setiap pengoperasian sistem. Nilai dari SMS yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya untuk mengirim SMS. Biaya SMS untuk setiap kali pelayanan informasi berkisar antara Rp. 50,00 - Rp. 350,00. Biaya tersebut cukup murah bila dibandingkan dengan kemudahan pemantauan kondisi kesesuaian lahan secara langsung di lokasinya. Untuk SIG, dengan tersedianya berbagai macam software SIG yang telah dikembangkan, sebagai contoh MapObject 2.2, dan tersedianya fasilitas perangkat komputer yang memadai, secara ekonomis diperhatikan dari segi penghematan biaya serta peningkatan penghasilan dan profit, maka sistem ini layak untuk dikembangkan. 3. Studi Kelayakan Operasional Sistem informasi ini layak secara operasional dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut : a. Pengguna telepon selular di Indonesia dengan layanan SMS sekitar 95 juta (ATSI, 2006) dan jumlah ini lebih besar dibanding pengguna internet yaitu sekitar 34 juta (APJII, 2006) b. Baik SIG maupun aplikasi SMS yang ada didalamnya mudah cara instalasinya, setup aplikasi dan cara pengoperasiannya. c. Baik SIG maupun aplikasi SMS yang ada didalamnya mudah untuk diperbaharui dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan. d. Aplikasi SMS yang dikembangkan mudah untuk diimplementasikan dalam bidang yang lain. e. SIG yang dikembangkan mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks, digital dan analog) dari berbagai sumber. f. SIG yang dikembangkan memiliki database yang mudah untuk diupdate.

39 C. ANALISIS SISTEM Tahapan kedua dalam pengembangan sistem dengan menggunakan metode SDLC adalah analisis sistem, dengan produk dari tahapan ini meliputi identifikasi kebutuhan dan kebutuhan fungsional agar dapat dibangun sebuah sistem yang mampu mengatasi kebutuhan-kebutuhan tersebut. 1. Identifikasi Kebutuhan Berbagai kalangan tertentu, terutama Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan memerlukan wadah informasi geografis daerah Kecamatan Jonggol yang sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi yang dibutuhkan oleh mereka yaitu informasi tentang parameter geografis untuk menentukan tingkat klasifikasi kesesuaian lahan yang meliputi subkelas dan pembatasnya, kemiringan lereng, ph, tekstur tanah, drainase, erosi, curah hujan, bulan kering, suhu, KTK, total nitrogen, kedalaman efektif, serta kadar P 2 O 5 dan K 2 O. Informasi-informasi tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam mempertimbangkan keputusan, apakah kondisi lahannya sesuai atau tidak dengan perencanaan. 2. Kebutuhan Fungsional Pengguna dari sistem ini yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan memerlukan wadah informasi geografis daerah Kecamatan Jonggol yang sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi geografis yang dimaksud adalah informasi tentang parameter geografis dalam bentuk lay out peta serta data numerik untuk menentukan tingkat klasifikasi kesesuaian lahan meliputi subkelas dan pembatasnya, kemiringan lereng, ph, tekstur tanah, drainase, erosi, curah hujan, bulan kering, suhu, KTK, total nitrogen, kedalaman efektif, serta kadar P 2 O 5 dan K 2 O, yang didapatkan dari analisis dan pengumpulan datadata sekunder dalam SIG yang berupa data-data tabular/atribut dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

40 Semua informasi yang dihasilkan diharapkan bisa didapatkan secara mudah, cepat dan tepat waktu. Media yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang real time seperti itu salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi SMS. Wadah informasi-informasi tersebut dirangkum dalam sebuah Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor dengan nama GMap.. D. DESAIN SISTEM Pada tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna. Pada tahap ini dilakukan perancangan yang detail terhadap spesifikasi sistem, desain user interface, dan desain proses dari sistem. Desain yang baik akan sangat menentukan kualitas aplikasi atau sistem yang dibangun dan dikembangkan, sehingga tahapan desain sangat menentukan dalam pengembangan aplikasi. Oleh karena itu, tahapan desain harus benar-benar direncanakan secara cermat dan teliti. 1. Deskripsi Sistem Sistem infomasi ini terdiri dari aplikasi utama, yaitu aplikasi SMS Server yang terdiri dari Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan dan database, dimana informasi-informasi yang terkandung dalam sistem tersebut dapat diakses melalui SMS. Database yang dibangun merupakan hasil pengolahan dan overlay hasil dari mencocokkan sifat fisik dan kimia tanah dengan kategori karakteristik lahan bagi tanaman menurut sistem FAO, 1976 dengan menggunakan kriteria/parameter kualitas lahan Pusat Penelitian Tanah, Pengguna dapat mengakses informasi dengan mengirimkan SMS menggunakan format SMS yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk mendapatkan informasi mengenai landuse yang ada di Desa Sukamanah, pengguna dapat mengirimkan SMS dengan format landuse sukamanah kepada SMS Server. SMS yang diterima modem GSM oleh sistem aplikasi

41 kemudian akan menjalankan query database berdasarkan format SMS untuk menampilkan jenis landuse yang ada di Desa Sukamanah. 2. Alur Sistem Aplikasi Tujuan utama dikembangkannya sistem ini adalah untuk menyediakan informasi tentang keadaan dan klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor kepada pengguna yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan secara cepat, tepat dan mudah. Agar sistem yang dikembangkan dapat memenuhi tujuan tersebut, maka sistem tersebut harus mempunyai alur kerja sistem yang baik dan jelas. Gambar 5 menunjukkan alur proses aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. PENGGUNA SIG Incoming SMS REGISTRASI Incoming SMS Outgoing SMS APLIKASI SMS DATABASE ADMINISTRATOR Gambar 5. Alur Proses Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa alur proses yang terjadi dalam sistem melibatkan pengguna SIG sebagai pengguna utama serta melibatkan administrator sistem yang bertugas memantau, mengontrol dan memperbaharui database pekerjaan pada aplikasi berbasis SMS. Alur proses sistem dimulai dengan pengambilan data

42 sekunder yang didapat dari hasil overlay semua coverage parameter kesesuaian lahan daerah Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Data tersebut kemudian disimpan dalam database klcov.dbf. Data-data tersebut tersimpan dalam bentuk tabel dan akan diolah dengan menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) untuk menjadi informasi yang akan disampaikan kepada pengguna sesuai dengan permintaan informasinya. Sebelum bisa mendapatkan informasi dari sistem, pengguna harus melakukan registrasi terlebih dahulu sebagai bagian anggota dari sistem. Tujuannya adalah agar administrator sistem lebih mudah dalam melakukan pemantauan dan kontrol. Selain itu dengan diberlakukannya aturan tersebut maka sistem dapat lebih mudah dalam melakukan pelaporan kinerja sistem. Proses registrasi dilakukan oleh pengguna dengan cara mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan. Pengguna yang sudah melakukan registrasi selanjutnya dapat melakukan permintaan informasi tentang parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol beserta luas untuk setiap desanya. Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas akses informasi parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol beserta luas untuk setiap desanya melalui SMS dengan mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan kemudian dikirimkan pada nomor tertentu yang disediakan oleh sistem pada aplikasi SMS Server. 3. Domain Sistem Domain atau batasan sistem perlu ditentukan agar sistem yang dikembangkan lebih terarah dan tidak keluar dari tujuan utama sistem yang direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna, tujuan sistem dan alur proses sistem yang dikembangkan. Domain atau batasan dari sistem yang dikembangkan ini adalah: a. Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor dengan nama GMap ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan pengguna

43 yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan akan informasi tentang parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor beserta luas untuk setiap desanya. b. Sistem ini berperan sebagai sistem yang memberikan informasi kepada pengguna tentang keadaan klasifikasi kesesuaian lahan yang cocok ditanami padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. c. Sistem ini terdiri dari aplikasi utama berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dilengkapi dengan aplikasi SMS. d. Informasi yang diberikan melalui SMS dalam sistem ini antara lain adalah penggunaan lahan (landuse) beserta luasnya untuk setiap desa, subkelas masing-masing desa beserta luasnya, jenis tanah masingmasing desa beserta luasnya, pembatas masing-masing desa beserta luasnya serta klasifikasi kesesuaian lahan masing-masing desa beserta luasnya. Pengguna dapat mengakses informasi melalui layanan SMS dengan format-format SMS tertentu. 4. Analisa Aliran Data Aliran data dari Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor (GMap) dianalisa dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD merupakan sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan sejumlah kecil simbol-simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang berhubungan. Dengan menggunakan DFD, maka dapat dianalisa pihak-pihak yang terlibat, input, output, proses dan penyimpanan yang dibutuhkan oleh sistem yang dikembangkan, sehingga dengan DFD dapat diketahui datadata apa saja yang dibutuhkan dan dihasilkan dari setiap proses yang ada dan dapat ditentukan waktu dilakukan penyimpanan data pada database. DFD pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan

44 untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap) ditunjukkan pada Gambar 6. Pengguna SIG 3 Pelayanan Permintaan informasi Pesan reply Password, nama 2 Registrasi gagal 5 Reply SMS Hasil quer 4 Query data Permintaan informasi No hp, nama berhasi DB Pengguna Data Parameter Kesesuaian Lahan 1 Proses Overlay Kesesuaian Lahan No hp, isi, status, jam, tanggal, bulan DB SIM DB SIG Admin sistem Gambar 6. DFD (Data Flow Diagram) level 1 pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap). Berdasarkan DFD pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa terdapat lima proses pengolahan data dan informasi yang terjadi dalam sistem ini. a. Proses 1 merupakan proses pembentukan database untuk Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor (GMap) yang telah dilakukan oleh Lusi Lestari (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Proses 1 ini menyatukan parameter-parameter dengan cara semua coverage peta yang berisi parameter-parameter kesesuaian lahan di overlay dengan

45 menggunakan Arcinfo. Semua coverage hasil overlay kemudian ditambahkan dengan parameter temperatur/suhu rata-rata tahunan, ketersediaan air (bulan kering dan curah hujan tahunan), media perakaran (drainase dan tekstur), retensi hara (KTK dan ph), serta hara yang tersedia (Total N, Kadar K 2 O dan Kadar P 2 O 5 ). Hasil overlay total dari semua parameter-parameter yang telah disebutkan di atas tersimpan dalam file TLL.dbf. Langkah selanjutnya adalah mengkonversi ke format Shapefile agar peta bisa ditampilkan ke dalam Visual Basic dengan bantuan MapObject. Setelah dilakukan konversi menjadi file TLL.shp, kemudian dilanjutkan dengan overlay kembali dengan coverage admin dan landuse menjadi land_adm. Selanjutnya dilakukan penggabungan (union) antara TLL.shp dan land_adm yang akan menghasilkan klcov.dbf yang digunakan sebagai database utama dari SIG (DB SIG). Dari hasil yang terbentuk (klcov), record-record dengan penggunaan lahan: kampung; kuburan; perumahan; perkebunan rakyat; perkebunan besar; situ; sungai diexclude dari penilaian kelas kesesuaian (Field KES_LAHAN2 pada tabel klcov.dbf) sehingga record-record tersebut tidak dinilai (diabaikan) kelas kesesuaiannya mengingat lahan tersebut sudah tidak mungkin dirubah menjadi lahan sawah. Untuk memperjelas proses yang terjadi, maka dibuat DFD level 2 dari proses 1 yaitu proses overlay untuk menghasilkan coverage kesesuaian lahan (klcov) sebagai database utama untuk Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor (Lusi Lestari, 2003) yang dapat dilihat dalam Gambar 7. Istilah level pada DFD digunakan untuk memperjelas suatu proses yang masih bisa dibagi menjadi proses-proses kecil yang menyusunnya. b. Proses 2 adalah proses registrasi pengguna sistem monitoring yang diperlukan agar pengguna dapat memperoleh identitas untuk menggunakan sistem. Input pengguna melalui SMS dengan format yang telah ditentukan untuk registrasi ke dalam sistem akan disimpan

46 dalam database untuk proses pencocokan data nomor telepon selular yang telah tersimpan untuk dipergunakan sebagai proses autentifikasi. Pada saat registrasi, pengguna mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan dengan disertai dengan password dan nama pengguna. Password ditentukan oleh administrator sistem pada awal pengoperasian aplikasi sistem. Apabila password yang diberikan oleh pengguna sama dengan password sistem maka pengguna mendapatkan autentifikasi untuk mengakses sistem dan data nomor telepon selular serta nama pengguna disimpan ke dalam database yaitu DB Pengguna. Sedangkan bila password dari nama pengguna tidak sama dengan password sistem, maka akan dikirimkan pesan kesalahan password dan pengguna diminta untuk melakukan registrasi ulang. Data parameter kesesuaian lahan Overlay semua coverage dengan perintah union di ArcInfo menghasilkan TLL.shp Union antara TLL.shp dan land_adm menghasilkan KLCOV.shp DB SIG Gambar 7. DFD (Data Flow Diagram) level 2 Proses 1 c. Proses 3, 4 dan 5 merupakan suatu kesatuan proses pelayanan sistem monitoring. Pengguna yang sudah teregistrasi dapat meminta informasi parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk setiap desa di Kecamatan Jonggol pada sistem dengan mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan (proses 3). Apabila format SMS yang dikirimkan sesuai maka dilakukan penyimpanan data pengakses sistem ke database yaitu DB SIM. Data-data yang disimpan antara lain yaitu data nomor telepon selular pengguna, isi SMS, permintaan informasi, status pelayanan, jam, tanggal, dan bulan terima SMS. Penyimpanan datadata tersebut dimaksudkan untuk mempermudah sistem pelaporan

47 kinerja sistem. Setelah dilakukan penyimpanan data pengakses sistem, maka dilakukan query data parameter-parameter klasifikasi kesesuaian lahan yang diambil dari klcov.dbf sesuai permintaan pengguna (proses 4). Hasil dari proses query selanjutnya disusun pada pesan SMS reply yang akan dikirimkan kembali kepada pengguna sesuai dengan permintaan informasinya (proses 5). 5. Desain Aplikasi Pada bagian aplikasi sistem ini dilakukan desain aplikasi yang dalam software engineering dibagi menjadi dua yaitu desain internal dan eksternal. Desain internal menjelaskan mengenai input, proses dan output dari tiap bagian aplikasi, sedangkan desain eksternal dalam suatu sistem desain menjelaskan rancangan tampilan dari aplikasi beserta fungsifungsinya. a. Desain Internal 1. Desain Input Input dari sistem adalah berupa SMS dengan format yang telah ditentukan yang berguna untuk proses-proses sistem tertentu. Input yang diperlukan oleh sistem antara lain adalah input untuk proses registrasi pengguna dan input untuk proses pelayanan Sistem Monitoring. a. Input registrasi pengguna Pengguna sistem sebelum dapat mengakses informasi dari aplikasi diharuskan melakukan registrasi dengan mengirimkan SMS registrasi atau pendaftaran agar pengguna sistem dapat teridentifikasi. Format SMS yang digunakan untuk melakukan registrasi adalah GMAPASS [password],[nama]. Contoh format SMS untuk registrasi pengguna dapat dilihat dalam Gambar 8.

48 GMAPASS ,Novan Gambar 8. Contoh format SMS registrasi untuk pengguna b. Input proses pelayanan Sistem Monitoring Input ini digunakan untuk kategori pelayanan Sistem Monitoring yang diminta oleh pengguna. Format SMS yang dapat dikirimkan pengguna untuk mendapatkan pelayanan Sistem Monitoring antara lain yaitu : 1. LANDUSE [nama desa], untuk akses informasi jenis landuse yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. LSUNGAI [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sungai pada suatu desa. b. LKAMPUG [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kampung pada suatu desa. c. LKUBURA [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kuburan pada suatu desa. d. LTEGALA [nama desa], untuk akses informasi luas landuse tegalan pada suatu desa. e. LTANKOS [nama desa], untuk akses informasi luas landuse tanah kosong pada suatu desa. f. LANSITU [nama desa], untuk akses informasi luas situ landuse pada suatu desa. g. LSAWH2X [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sawah 2x panen/tahun pada suatu desa. h. LSAWH1X [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sawah 1x panen/tahun pada suatu desa.

49 i. LRUMPUT [nama desa], untuk akses informasi luas landuse rumput pada suatu desa. j. LRUMAHN [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perumahan pada suatu desa. k. LKEBRYT [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perkebunan rakyat pada suatu desa. l. LKEBBSR [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perkebunan besar pada suatu desa. m. LKEBCAM [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kebun campuran pada suatu desa. 2. SUBKLAS [nama desa], untuk akses informasi jenis subkelas yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. SKLAN1R [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N1R pada suatu desa. b. SKLAN1S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N1S pada suatu desa. c. SKLAN2S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N2S pada suatu desa. d. SS2WRFN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S2WRFN pada suatu desa. e. S2WRFNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S2WRFNS pada suatu desa. f. SKLS3FN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3FN pada suatu desa. g. SKS3FNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3FNS pada suatu desa. h. SKLAS3R [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3R pada suatu desa. i. SKLS3RF [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RF pada suatu desa.

50 j. SKS3RFN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFN pada suatu desa. k. SS3RFNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFNS pada suatu desa. l. SKS3RFS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFS pada suatu desa. m. SKLS3RS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RS pada suatu desa. n. SKLAS3S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3S pada suatu desa o. SKLATDK [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas yang tidak dapat dikonversi menjadi sawah pada suatu desa. 3. KSLAHAN [nama desa], untuk akses informasi jenis kesesuaian lahan yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. KSLAHN1 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan N1 pada suatu desa. b. KSLAHN2 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan N2 pada suatu desa. c. KSLAHS3 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan S3 pada suatu desa. d. KSLAHS2 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan S2 pada suatu desa. e. KSLATDK [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan tidak dapat dikonversi menjadi sawah pada suatu desa. 4. JNSTNAH [nama desa], untuk akses informasi jenis tanah yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. ALUVCOK [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah aluvial coklat pada suatu desa

51 b. ALUVKEL [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah aluvial kelabu pada suatu desa c. HIDRKEL [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah hidromof kelabu pada suatu desa d. LATCOKM [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah latosol coklat kemerahan pada suatu desa e. LATOMER [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah latosol merah pada suatu desa f. PODCOKU [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah podsolik coklat kekuningan'pada suatu desa g. RENZINA [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah renzina pada suatu desa 5. PMBATAS [nama desa], untuk akses informasi jenis pembatas subkelas yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. BTKTKK2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas BK, Ts,KTK,K2O pada suatu desa b. BTKTK2S [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas BK, Ts,KTK,K2O, s pada suatu desa c. BATASSD [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D pada suatu desa d. BATDKTK [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK pada suatu desa e. DKTKNK2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, N, K2O pada suatu desa f. DKTNK2S [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, N, K2O, s pada suatu desa g. DKTP2K2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, P2O5, K2O pada suatu desa h. BATDKTS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, s pada suatu desa

52 i. BATASDS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, s pada suatu desa j. BATKTKN [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas KTK, N pada suatu desa k. BAKTKNS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas KTK, N, s pada suatu desa l. PBATASS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas s pada suatu desa 2. Desain Database Database yang digunakan dalam sistem ini terdiri dari dua bentuk yaitu: a. Database berbasis Dbase Files (*.dbf), Shapefiles (*.shp) yang dibangun dengan menggunakan fasilitas ArcInfo Dalam Aplikasi SMS pada SIG Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor ini, database yang telah terbentuk dalam format dbf dan shp tersebut diolah sedemikian rupa dengan menggunakan MapObject 2.2 untuk menampilkan peta digital didukung dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. b. Database dengan menggunakan model data relasional (Relational Database Management System) yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access. Alasan penggunaan software tersebut adalah kemudahan dan kompatibilitasnya dengan sistem operasi yang digunakan yaitu Microsoft Windows Millenium Edition serta bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun sistem ini, yaitu Microsoft Visual Basic 6.0. Kegiatan penyimpanan pada database dengan menggunakan Microsoft Access dibuat dengan nama klcov1.mdb. Daftar tabel yang ada dalam klcov1.mdb dapat dilihat dalam Tabel 7.

53 Tabel 7. Daftar Tabel pada klcov1.mdb No. Nama Tabel Keterangan Tabel 1. Pengguna Data Pengguna Sistem 2. SIM Data Pelayanan Sistem Monitoring 3. klcov (format dbasefile) Database Utama Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS 3. Desain Output Desain output bertujuan untuk menampilkan informasiinformasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Desain output dari Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor (GMap) adalah output outgoing SMS balasan untuk GMap yang meliputi : a. Output outgoing SMS pada proses registrasi dimana pengguna harus memasukkan password dan nama. Bila password pengguna dan password sistem sama maka akan dikirimkan SMS yang menyatakan keberhasilan registrasi seperti terlihat pada Gambar 9. Terima kasih atas pendaftaran anda sebagai pengguna GMAP-ketik LANDUSE<namadesa>, SUBKLAS<namadesa>, KSLAHAN<namadesa>, JNSTNH<namadesa>, PMBATAS<namadesa> Gambar 9. SMS balasan untuk keberhasilan registrasi Apabila password yang dikirimkan pengguna tidak sesuai dengan password yang ada di sistem maka akan dikirimkan

54 pesan kesalahan password kepada pengguna seperti pada Gambar 10. Maaf password yang anda kirim masih salah, silahkan kirim kembali GMAPASS <password>,<nama> Gambar 10. SMS balasan untuk kesalahan password b. Output outgoing SMS pada proses pelayanan informasi dimana output SMS balasan dibagi menjadi beberapa kategori yang meliputi pesan balasan untuk informasi jenis dan luas setiap landuse yang ada di masing-masing desa, jenis dan luas setiap subkelas yang ada di masing-masing desa, jenis dan luas setiap kesesuaian lahan yang cocok di masing-masing desa, jenis dan luas setiap tanah yang ada di masing-masing desa serta jenis dan luas setiap pembatas yang ada di masing-masing desa. Contoh untuk output SMS pelayanan informasi GMap dapat dilihat pada Gambar 11. KampungKebun Campuran Sawah 2x panen/tahunsungai Tanah Kosong diperuntukkan Gambar 11. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi landuse desa Jonggol) Untuk mengetahui informasi luas, misal landuse kampung yang ada di desa Jonggol, pengguna harus mengirimkan SMS lagi

55 dengan menggunakan format SMS yang telah ditentukan. Balasan SMS untuk luas dapat dilihat dalam Gambar 12. Luas kampung adalah : ha Gambar 12. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi luas landuse kampung desa Jonggol) Jika pengguna yang melakukan akses terhadap informasi SIM belum terdaftar, maka sistem akan mengirimkan pesan belum terdaftar seperti pada Gambar 13. Anda belum terdaftar, kirimkan GMAPASS <password>,<nama> untuk melakukan registrasi Gambar 13. Contoh format SMS balasan belum terdaftar Apabila pengguna melakukan pengiriman permintaan informasi dengan format SMS yang salah maka sistem akan mengirimkan pesan format SMS kesalahan format SMS seperti pada Gambar 14.

56 Format SMS anda salah, ketik LANDUSE [namadesa], SUBKLAS [namadesa], KSLAHAN [namadesa], JNSTNH [namadesa], PMBATAS [namadesa] 4. Desain Proses Gambar 14. Contoh format SMS balasan kesalahan format SMS yang dikirim Pada tahapan ini dilakukan penjabaran proses-proses yang telah dianalisa pada tahapan analisa aliran data dengan menggunakan DFD (Data Flow Diagram) ke dalam algoritma pemrograman secara terperinci. Proses GMap terdiri dari dua proses utama yaitu registrasi dan proses aplikasi SMS. Masingmasing proses tersebut dijabarkan lagi menjadi proses-proses penyusun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Agar proses coding program yang akan dilakukan dapat dilakukan dengan baik dan sistematis maka perlu dibuat diagram alir dari aplikasi. Diagram alir yang dibuat dikembangkan berdasarkan aliran data yang telah didesain menggunakan Data Flow Diagram (DFD) pada tahap sebelumnya. Dan tahap analisis aliran data dapat diidentifikasi bahwa terdapat proses utama yang harus dipenuhi oleh program yaitu proses Sistem Monitoring terhadap parameter-parameter klasifikasi kesesuaian lahan. Diagram alir dari program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG ditunjukkan pada Gambar 15, sedangkan diagram alir untuk aplikasi GMap berbasis SMS dapat dilihat pada Gambar 16.

57 Mulai Koneksi Komponen MapObject ke Visual Basic Baca Database Editin g Coloring dan Rendering Labelin g Transformasi Layout/Tampilan Selesai Gambar 15. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG.

58 Mulai Koneksi dengan HP Scan Inbox Ada SMS Tidak Sistem Idle Ya Identifikasi format HP Format/N o HP Tidak Kirim SMS Pesan Ya Simpan SMS Lakukan SMS Query Database Sesuai Isi SMS Kirim SMS Balasan Sesuai Identifikasi isi Gambar 16. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SMS.

59 Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian program yang menangani Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap. a. Koneksi MapObject 2.2 dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Langkah pertama yang dilakukan adalah menginstall Install ArcView 3.3 atau diatasnya, kemudian dilanjutkan dengan peng-copy-an beberapa file diantaranya MO20.ocx, Mtch.dll, Pe81.dll, Sg81.dll, AF20.dll, Shape20.dll ke dalam system32 untuk windows NT atau ke system untuk win98. Setelah proses peng-copy-an komponen maka jalankan perintah regsvr32 MFBUS15.ocx dari command prompt atau dari run program seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 17. Perintah pendaftaran komponen MapObject 2.2 pada registry Microsoft Windows b. Koneksi dengan Telepon Selular Proses ini dilakukan dengan pertama-tama menambahkan komponen Mobile FBUS v.1.5. Komponen Mobile FBUS terdiri dari tiga komponen yaitu gfjbus15.dll, MFBUS15.ocx dan MFBUS15.OCA. Agar dapat menggunakan komponen ini untuk pembuatan aplikasi dengan Microsoft Visual Basic 6.0 maka perlu dilakukan pendaftaran komponen tersebut ke dalam registry Microsoft Window dengan cara copy file-file komponen tersebut ke direktori sistem <Windows>\system intuk Windows 98/ME atau copy ke <Winnt>\system32 untuk Windows NT/2000. Setelah proses peng-copy-an komponen maka jalankan perintah regsvr32 MFBUS15.ocx

60 dari command prompt atau dari run program seperti ditunjukkan pada Gambar 18. Gambar 18. Perintah pendaftaran komponen Mobile FBUS v.1.5 pada registry Microsoft Windows Setelah proses instalasi komponen berhasil maka akan muncul pesan yang menunjukkan keberhasilan proses pendaftaran. Setelah proses pendaftaran berhasil maka pada Microsoft Visual Basic 6.0 akan terdapat komponen baru dengan nama MobileFBUScontrol v1.5 yang terdapat pada menu Project Component. Telepon selular dihubungkan dengan komputer dengan kabel data pada line serial komputer atau COM. Koneksi dilakukan dengan perintah Mobile FBUS dengan code program sebagai berikut: kom = InputBox("Port COM yang digunakan Handphone", "Koneksi ke Handphone") kom = "COM" & kom BUS.Connect kom If BUS.Connected = True Then MsgBox "Handphone Terkoneksi", vbinformation, "Koneksi HP" End If c. Scanning SMS Proses scanning dari inbox telepon selular dilakukan dengan menggunakan perintah-perintah dari MobileFBUS control v1.5. With BUS Set m_smsbox = SMS.Inbox

61 'ambil dan delete isi INBOX dari Handphone For i = 1 To m SmsBox.Count With m_smsbox(i).... End With Next i End With Proses ini akan melakukan scanning SMS yang ada di dalam inbox sebanyak jumlah SMS yang ada di dalamnya. Setelah proses pembacaan dan pengambilan SMS dari inbox telepon selular maka dilakukan proses identifikasi terhadap SMS yang masuk untuk menentukan jenis layanan. Setelah proses identifikasi pelayanan, kemudian SMS yang masuk tersebut akan disimpan dalam database dan dihapus dari inbox telepon selular. d. Penentuan Layanan SMS yang telah diambil oleh aplikasi kemudian dilakukan pengecekan atau proses identifikasi untuk menentukan jenis layanan. Source code program yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis layanan adalah sebagai berikut: terima = UCase(Mid(m_SmsBox(i).Text, 1, 7)) panjang = Len(m_SmsBox(i).Text) sisa = panjang - 7 tambah = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) pisah = SplitMyString(tambah, ",") Program di atas digunakan untuk mengambil tujuh karakter pertama untuk penentuan layanan. Sebagai contoh jika pengguna mengirimkan SMS dengan format GMAPASS ,Novan, maka akan dilakukan pemisahan terhadap tujuh karakter pertama dan karakter sisa SMS yang dipisahkan oleh tanda koma, dengan perincian sebagai berikut string pertama yang dialamatkan pada variable terima adalah GMAPASS (fungsi UCase

62 adalah untuk menjadikan string menjadi huruf besar/upper case) kemudian variable pisah digunakan untuk menampung pemisahan string sisa yang dipisahkan dengan tanda baca koma dalam variable array, pemisahan string ini dilakukan oleh fungsi SplitMyString. Bagian program yang menyatakan identifikasi pelayanan atau verifikasi format SMS yang masuk ditunjukkan dengan menggunakan fungsi CASE untuk variable terima. Contoh baris program untuk identifikasi pelayanan permintaan informasi penggunaan lahan atau landuse di Desa Sukamanah adalah sebagai berikut: Case "LANDUSE" smsg =.Sender sisa = panjang - 7 ambil1 = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) Tanggal = m_smsbox(i).datetime pisah = SplitMyString(Tanggal, " ") bulan = SplitMyString(pisah(0), "/") ambilsimrs.addnew ambilsimrs("no_hp") = smsg ambilsimrs("isi") = m_smsbox(i).text ambilsimrs("status") = "N" ambilsimrs("jam") = pisah(1) ambilsimrs("tanggal") = pisah(0) ambilsimrs("bulan") = bulan(0) & "/"&bulan(2) ambilsimrs.update m_smsbox(i).delete Set RSA = New Recordset RSA.Open "SELECT DISTINCT LANDUSE From klcov Where nama = '" & ambil1 & "'", db, adopenstatic, adlockoptimistic g = 0 Do While Not RSA.EOF landuse(g) = RSA("LANDUSE") RSA.MoveNext balas = balas + landuse(g) g = g + 1

63 Loop.... 'Kirim Balasan Set balasrs = New Recordset balasrs.open "select * from SIM where STATUS='N'",db, adopenstatic,adlockoptimistic Do While Not balasrs.eof BUS.SendSMSMessage balasrs("no_hp"), balas If balas1 <> 0 Then BUS.SendSMSMessage balasrs("no_hp"),balas1 End If balasrs("status") = "Y" balasrs.update balasrs.movenext Loop Penentuan layanan program untuk informasi keadaan jenis landuse di Desa Sukamanah ditandai dengan pengecekan terhadap format SMS yang masuk dengan format landuse sukamanah atau tidak. Jika format SMS yang masuk sesuai dengan format di atas, maka SMS tersebut akan disimpan dalam database pada tabel SIM dalam file klcov1.mdb. Setelah itu sistem akan melakukan query database untuk menemukan informasi yang sesuai yaitu jenis landuse yang ada di Desa Sukamanah yang kemudian akan dikirim melalui SMS balasan. Selain informasi tentang jenis-jenis parameter kesesuaian lahan yang ada di masing-masing desa di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, aplikasi SMS dalam sistem ini juga ditambahkan informasi tentang luas dari jenisjenis parameter kesesuaian lahan yang ada di masing-masing desa di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Berikut contoh penggalan script penentuan layanan informasi luas landuse sungai di Desa Sukamanah: Case "LSUNGAI" smsg =.Sender sisa = panjang 7

64 ambil1 = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) Tanggal = m_smsbox(i).datetime pisah = SplitMyString(Tanggal, " ") bulan = SplitMyString(pisah(0), "/") ambilsimrs.addnew ambilsimrs("no_hp") = smsg ambilsimrs("isi") = m_smsbox(i).text ambilsimrs("status") = "N" ambilsimrs("jam") = pisah(1) ambilsimrs("tanggal") = pisah(0) ambilsimrs("bulan") = bulan(0) & "/" & bulan(2) ambilsimrs.update m_smsbox(i).delete Set RSB = New Recordset RSB.Open "SELECT SUM(LUAS HA_) As LUAS HA_ From klcov Where nama = '" & ambil1 & "' And LANDUSE = 'sungai'", db, adopenfowardonley, adlockoptimistic balas = "Luas sungai adalah : " & RSB.Fields!LUAS HA_ & " ha" End Select 'Kirim Balasan Set balasrs = New Recordset balasrs.open "select * from SIM where STATUS='N'",db, adopenstatic,adlockoptimistic Do While Not balasrs.eof BUS.SendSMSMessage balasrs("no_hp"), balas If balas1 <> 0 Then BUS.SendSMSMessage balasrs("no_hp"),balas1 End If balasrs("status") = "Y" balasrs.update balasrs.movenext Loop e. Pembacaan Database dan Menampilkan Peta untuk Aplikasi SIG Database yang bisa digunakan untuk menampilkan peta dalam SIG ini hanya dalam format *.shp atau shapefiles.

65 Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat lima jenis data dalam format shapefiles, yaitu BOGOR.shp; klcov.shp; peta_dasar.shp; soil.shp; dan TLL.shp. Aplikasi SIG yang dibangun tidak menggunakan soil.shp sebagai data source dan menggunakan empat data dari lima data yang ada dikarenakan semua data yang ada dalam soil.shp terdapat di dalam data TLL.shp. Berikut contoh penggalan program untuk membaca database dan menampilkan peta Kabupaten Bogor: Private Sub Form_Load() Dim dc As New DataConnection dc.database = ReturnDataPath("contoh") If Not dc.connect Then End Dim layer As MapLayer Set layer = New MapLayer Set layer.geodataset = dc.findgeodataset("bogor") layer.symbol.color = mopaleyellow Map1.Layers.Add layer legend1.getactivelayer legend1.setmapsource Map1 legend1.loadlegend True legend1.showalllegend legend1.active(0) = True legend1.visible = False m_maptip.initialize Map1, tmrtooltip, pictooltip, lbltooltip m_maptip.setlayer layer, "NAMA" End Sub f. Digitasi dan Transformasi Peta Seluruh proses digitasi dan transformasi peta yang meliputi editing, coloring, rendering dan labeling peta menggunakan perintah-perintah dari oleh MapObject. Berikut

66 beberapa contoh penggalan program yang digunakan untuk proses digitasi dan transformasi peta. Private Sub Command3_Click() Screen.MousePointer = vbhourglass Dim strings As New MapObjects2.strings Set ly = Map1.Layers("bogor") Set recs = ly.records Do While Not recs.eof strings.add recs("nama").value recs.movenext Loop Set ly.renderer = New ValueMapRenderer ly.renderer.field = "nama" ly.renderer.valuecount = strings.count For i = 0 To strings.count - 1 ly.renderer.value(i) = strings(i) Next i Map1.Refresh legend1.getactivelayer legend1.setmapsource Map1 legend1.loadlegend True legend1.showalllegend legend1.active(0) = True legend1.visible = True Screen.MousePointer = vbdefault End Sub Contoh penggalan program di atas digunakan untuk coloring dan rendering peta Kabupaten Bogor. Sedangkan source code program yang digunakan untuk labeling peta Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: Private Sub Command6_Click() Screen.MousePointer = vbhourglass Dim f As New StdFont

67 f.name = "Times" f.bold = False Set ly = Map1.Layers("bogor") Set ly.renderer = New LabelRenderer ly.renderer.symbol(0).height = 18 Set ly.renderer.symbol(0).font = f ly.renderer.field = "Nama" ly.renderer.allowduplicates = True Map1.Refresh legend1.visible = False Screen.MousePointer = vbdefault End Sub b. Desain Eksternal Pada tahap desain ekstemal dilakukan proses desain pada user interface program aplikasi GMap. GMap merupakan program aplikasi Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang di dalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS Sistem Monitoring keadaan parameter kesesuaian lahan. Desain tampilan awal GMap menggunakan aplikasi software Autorun Pro Enterprise. Desain yang baik, sederhana, mudah dimengerti dan interaktif dapat mempermudah pengoperasian program oleh administrator sehingga dapat bekerja lebih efisien. Berikut akan dijelaskan mengenai desain tampilan awal GMap, desain aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap dan desain Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap. 1. Desain Tampilan Awal GMap Software Autorun Pro Enterprise yang digunakan untuk desain aplikasi ini mampu membuat dan mengedit sebuah tampilan autorun interface yang akan di-burning ke dalam CD. Berikut adalah tampilan desain dari masing-masing tampilan pada GMap.

68 a. Desain Tampilan Splash GMap Gambar 19. Desain tampilan splash GMap b. Desain Tampilan Lisensi GMap Dalam tampilan ini terdapat persetujuan terhadap lisensi yang telah dibuat oleh designer. Apabila setuju, pengguna akan masuk ke menu utama GMap sedangkan kalau tidak setuju aplikasi GMap akan berakhir. Gambar 20. Desain tampilan lisensi dari GMap c. Desain Tampilan Menu Utama GMap Pada desain ini ditampilkan tombol untuk mengakses menu Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap, Aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap dan menu About Designer GMap.

69 Gambar 21. Desain tampilan menu utama GMap d. Desain Tampilan About Designer GMap Gambar 22. Desain tampilan about designer GMap Tampilan About Designer GMap didesain untuk memberitahukan pengguna tentang pembuat program GMap. 2. Desain Aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap. a. Desain Tampilan Registrasi (Tampilan Pemasukan Nomor HP dan Password Pengguna GMap) Pada desain ini ditampilkan input nomor HP dan password bagi pengguna untuk mengakses Sistem Monitoring GMap. Password yang digunakan adalah 123.

70 Gambar 23. Desain tampilan input password dan nomor HP pengguna GMap b. Desain Pemasukan Nomor COM Tampilan pemasukan nomor COM seperti pada Gambar 24 didesain dengan menggunakan input box Pengguna dapat memasukkan nomor port COM dimana telepon selular terhubung ke komputer sehingga telepon selular dan komputer dapat terkoneksi. Gambar 24. Desain tampilan koneksi GMap. c. Desain Tampilan Program Utama Gambar 25 menunjukkan tampilan program utama Aplikasi SMS pada GMap. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat tiga bagian utama pada program yaitu menu program, data grid Sistem Monitoring dan tombol kontrol. Menu program berfungsi untuk mengatur properti sistem dan melakukan navigasi program tambahan seperti Info Data HP, Ganti Password, Tip of The Day, dan About GMap. Data grid berfungsi untuk menampilkan data incoming SMS yang

71 tersimpan dalam database. Tombol RUN GMAP berfungsi untuk menjalankan program, sedangkan tombol MANUAL berfungsi untuk menjalankan program secara manual atau tanpa menggunakan SMS. Gambar 25. Desain tampilan program utama aplikasi SMS GMap Ketika kita menekan tombol MANUAL, maka akan tampil dua bagian utama, yaitu tiga buah text box untuk mengisi data sesuai dengan label yang mengikutinya dan data grid untuk menampilkan hasil running Sistem Monitoring secara manual. Dalam mengisi text box, diperlukan format yang sama dengan format mengirim SMS untuk Sistem Monitoring GMap. Untuk menjalankannya, text box pertama diisi dengan parameter yang akan diketahui oleh pengguna, sedangkan text box kedua diisi dengan nama desanya. Adapun semua format penulisan untuk text box telah dicantumkan dalam petunjuk yang ada dalam tampilan itu. Setelah proses run, maka hasil data yang akan diakses oleh pengguna akan muncul dalam data grid. Selanjutnya jika pengguna akan mengakses lebih lanjut tentang luas lahan hasil data yang telah ditampilkan dalam data grid, maka dalam text box ketiga harus diisi dengan nama data yang ingin diketahui luasnya tersebut. Setelah di-run, maka akan tampil message box yang

72 menginformasikan tentang luas lahan yang diakses oleh pengguna. d. Desain Tampilan Info Data HP Gambar 26. Desain tampilan info data HP Tampilan info data HP merupakan tampilan program yang menunjukkan informasi dan kondisi telepon selular. Hal terpenting dari info data telepon selular pada tampilan ini adalah signal level dan batere level sehingga pengguna aplikasi dapat mengetahui kondisi telepon selular jika sinyalnya lemah atau baterenya yang lemah. Pengguna dapat melakukan tindakan apabila hal seperti itu terjadi misalnya dengan melakukan pengisian ulang daya batere (recharging). e. Desain Tampilan About GMap Gambar 27. Desain tampilan about GMap

73 Tampilan About GMap didesain untuk memberitahukan pengguna tentang deskripsi singkat program dan informasi sistem komputer yang menjalankannya. f. Desain Tampilan Ganti Password Sistem Gambar 28. Desain tampilan ganti password sistem Form Ganti Password Sistem ini berfungsi untuk mengganti password Sistem Monitoring GMap. g. Desain Tampilan Help Program Gambar 29. Desain tampilan help program Form Help Program GMap didesain untuk memberikan bantuan informasi pengoperasian program dan cara penggunaannya. Form ini didesain untuk memberikan

74 layanan secara singkat dan interaktif sehingga lebih mengena pada pengguna yang membutuhkan informasi secara cepat. 3. Desain Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap a. Desain Tampilan Awal SIG Kecamatan Jonggol Gambar 30. Desain tampilan awal SIG Jika pengguna akan masuk ke dalam SIG, maka harus mengklik tombol MULAI. Untuk keluar SIG, klik gambar warna kuning bertuliskan KELUAR. b. Desain Peta Tematik Kabupaten Bogor Gambar 31. Desain peta tematik Kabupaten Bogor

75 Tampilan peta tematik Kabupaten Bogor didesain untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang peta kecamatan di Kabupaten Bogor. Dalam peta tersebut ditampilkan letak dari 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor beserta keterangannya dalam tiga bentuk peta, yaitu peta tanpa label, peta kecamatan dengan warna dan peta dengan label kecamatan. Selain itu terdapat dua tombol untuk mengakses menu utama dari SIG Kecamatan Jonggol, yaitu menu Tata Guna Lahan (TLL) dan menu Kelas Lahan (KLCOV). Menu TLL digunakan untuk mengakses informasi tentang peta Kecamatan Jonggol ditinjau dari peta tata guna lahannya. Peta TLL merupakan hasil overlay dari parameter-parameter kesesuaian lahan tanpa disertai dengan overlay dari coverage landuse dan land admin. Menu KLCOV digunakan untuk mengakses informasi tentang peta Kecamatan Jonggol ditinjau dari peta kelas lahannya. Peta KLCOV merupakan gabungan dari peta TLL dengan overlay dari coverage landuse dan land admin. Dalam tampilan ini juga ditambahkan menu untuk menampilkan shapefile ke dalam tampilan peta dengan menekan tombol FIND SHAPEFILES. c. Desain Tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol Gambar 32. Desain tampilan peta dasar Kecamatan Jonggol

76 Setelah masuk ke menu Tata Guna Lahan atau Kelas Lahan, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 32. Dalam tampilan ini terdapat beberapa tombol menu diantaranya menu Satuan Peta Tanah, menu Kemiringan Lahan, menu Kemampuan Lahan, menu Kondisi Lahan dan menu Kesesuaian Lahan. Keterangan peta dapat diperoleh dengan mengklik wilayah peta yang dimaksud, dan dalam tabel akan muncul keterangan secara otomatis. d. Desain Tampilan Menu Tata Guna Lahan Gambar 33. Desain tampilan menu Tata Guna Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) Tampilan ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna tentang menu-menu yang ada di tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol dilihat dari peta Tata Guna Lahan. Peta yang ditampilkan dapat diperbesar dengan menekan tombol zoom. Setelah di zoom maka akan tampak keterangan di dalam peta tentang lokasi tata guna lahan. Warna peta akan otomatis berubah jika kita menekan tombol menu yang berwarna merah sesuai dengan jenis menu yang kita pilih.

77 e. Desain Tampilan Menu KLCOV Gambar 34. Desain Tampilan Menu Kelas Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) Tampilan ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna tentang menu-menu yang ada di tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol dilihat dari peta Kelas Lahan. Peta yang ditampilkan dapat diperbesar dengan menekan tombol zoom. Setelah di zoom maka akan tampak keterangan di dalam peta tentang lokasi kelas lahan dari masing-masing desa. Warna peta akan otomatis berubah jika kita menekan tombol menu yang berwarna merah sesuai dengan jenis menu yang kita pilih. E. IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan implementasi sistem dilakukan setelah proses pembangunan aplikasi selesai. Sistem harus diuji untuk mengevaluasi kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan end user yang dirumuskan tahap investigasi sistem sampai desain sistem. 1. Konektivitas Komputer dengan Telepon Seluler Simulasi dalam tahapan implementasi sistem ini menggunakan seperangkat PC (personal computer) dan telepon selular Nokia Seri Konektivitas antara PC dan telepon selular dihubungkan dengan menggunakan kabel data serial. Telepon selular dengan kabel data serial dihubungkan ke PC pada serial port komputer atau yang sering disebut dengan COM port.

: RADITA NOVAN DIPAYANA F

: RADITA NOVAN DIPAYANA F PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F

Lebih terperinci

OLEH GUMILANG AGUS GOZALI F

OLEH GUMILANG AGUS GOZALI F SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN DAN PERINGATAN DINI PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO BUDIDAYA TANAMAN PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) OLEH GUMILANG AGUS GOZALI F14102056

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari Oktober 2004 September 2005 di Laboratorium Instrumentasi Meteorologi. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan terdiri dari

Lebih terperinci

4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu

4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu Sistem penerima data stasiun cuaca, tediri atas tiga pemikiran utama, yaitu monitoring, data terkini, dan identitas stasiun. Pada monitoring berisikan informasi stasiun (no, nama, dan letak geografis stasiun).

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI MOBILE AKADEMIK. Fitri Marisa *) ABSTRACT

APLIKASI SISTEM INFORMASI MOBILE AKADEMIK. Fitri Marisa *) ABSTRACT APLIKASI SISTEM INFORMASI MOBILE AKADEMIK Fitri Marisa ABSTRACT Wireless technology can be exploited its potential to use mobile technology to use sms applications to meet the demand of value which can

Lebih terperinci

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM 1 PRINSIP ESL-KESESUAIAN LAHAN 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan macam/jenis penggunaan lahan tertentu. 2. Evaluasi lahan membutuhkan pembandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan masukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lahan Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi

Lebih terperinci

BAB I. Persyaratan Produk

BAB I. Persyaratan Produk BAB I Persyaratan Produk 1.1 Pendahuluan Dengan maraknya penggunaan ponsel untuk berkirim SMS, kemudian muncul gagasan untuk membuat layanan yang berbasis SMS. Jenis layanan beragam, dari jenis layanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Sutabri (2004:3) sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Material Vulkanik Merapi Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan

Lebih terperinci

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan C. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan C. Metodologi Penelitian III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman to SMS dan. SMS to berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM.

Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman  to SMS dan. SMS to  berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM. Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman E-mail to SMS dan SMS to E-mail berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM. 0534010137 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi 2.1.1. Sistem Informasi Sistem menurut Jogiyanto tahun 1999 adalah Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OTP (One Time Password) Tujuan dari pembuatan OTP (password sekali pakai) adalah untuk mempersulit pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam mengakses

Lebih terperinci

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan Evaluasi Lahan Evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan merupakan proses penilaian atau keragaab lahan jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia antara lain internet dan telepon seluler,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014). I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah dan Lahan Tanah merupakan sebuah bahan yang berada di permukaan bumi yang terbentuk melalui hasil interaksi anatara 5 faktor yaitu iklim, organisme/ vegetasi, bahan induk,

Lebih terperinci

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS INTERNET OLEH ANJAR RINALDI F

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS INTERNET OLEH ANJAR RINALDI F SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PARAMETER LINGKUNGAN MIKRO PADA RUMAH KACA (GREENHOUSE) BERBASIS INTERNET OLEH ANJAR RINALDI F14102131 Anjar Rinaldi. F14102131. Rancang Bangun Sistem Monitoring

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Lahan Lahan mempunyai pengertian yang berbeda dengan tanah (soil), dimana lahan terdiri dari semua kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi potensi penggunaannya, sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sekolah Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang

IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang 69 IV. PERANCANGAN 4.1 Kerangka Sistem Yang Dirancang Kerangka sistem yang dirancang ini dikembangkan dari kerangka pemikiran sistem pakar yang telah disebutkan pada bagian metodologi. Pada kerangka sistem

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam pada sektor pertanian terutama subsektor tanaman pangan.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. - Jalan Umum adalah : jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum

BAB II LANDASAN TEORI. - Jalan Umum adalah : jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jalan Dalam undang-undang jalan raya no. 13/1980 bahwa jalan adalah : - Suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun. Berdasarkan iklimnya, lahan kering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DAS (Daerah Aliran Sungai) Daerah aliran sungai adalah merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Harga Produk Pertanian Berbasis SMS

Sistem Informasi Harga Produk Pertanian Berbasis SMS Sistem Informasi Harga Produk Pertanian Berbasis SMS I Wayan Astika a, Mohamad Solahudin a, Raja Faizal Maradona b, M. Praja Aji Nugraha b a Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Kampus IPB Darmaga, Telp./Fax.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini, kemajuan informasi terutama komputer dari segi piranti keras dan lunak berkembang begitu pesat. Hampir semua pengolahan data dan informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditinjau dari sumber alam, setiap tanah mempunyai daya guna yang berbeda sesuai dengan keadaannya. Jadi langkah pertama dari pengawetan tanah dan air adalah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR. Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR Oleh : ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa wilayah dalam bentuk informasi spatial (keruangan). GIS

Lebih terperinci

Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS

Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS JTRISTE, Vol.2, No.1, Maret 2015, pp. 13~18 ISSN: 2355-3677 Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari hari ke hari, peran telekomunikasi dalam kehidupan manusia semakin terasa penting. Perkembangan teknologi semakin lama semakin canggih saja. Dengan kenyataan

Lebih terperinci

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memungkinkan pekerjaanpekerjaan di dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Gondodiyoto, 2007:107). Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS (Agricultural Non-Point Source Pollution Model) DI SUB DAS CIPAMINGKIS HULU, PROVINSI JAWA BARAT Oleh : Wilis Juharini F14103083 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi

Lebih terperinci

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan 22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Survei Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

APLIKASI PERPUSTAKAAN UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR OLEH : DEREK NIGIA PUTRI

APLIKASI PERPUSTAKAAN UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR OLEH : DEREK NIGIA PUTRI APLIKASI PERPUSTAKAAN UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR OLEH : DEREK NIGIA PUTRI 0534010223 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 km². Penggunaan lahan di Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Banjir

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Banjir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Banjir Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan pada daerah datar sekitar sungai sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung alur sungai. Menurut Suwardi

Lebih terperinci

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Salah satu dari sekian banyak sumber daya alam yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia adalah tanah atau lahan. Pengertian tanah menurut Sumaryo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Informasi Informasi menurut arti kata ialah sebuah fakta yang telah diolah sehingga dapat digunakan oleh manusia. Tetapi dalam pengertian luas telah terjadi pergeseran bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN II. 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SMS Gateway SMS gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS, mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Lahan Banyak pengertian lahan yang telah didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya mempunyai rumusan yang kurang lebih sama. Menurut Hardjowigeno, (2007) lahan

Lebih terperinci

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS Budi Sulistyo, Kurniawan Arif Aprianto Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi1 Bandung Abstrak Saat ini, layanan pesan singkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEDIA PEMANTAU PENGGUNAAN ARUS LISTRIK 3 FASA BERBASIS WEB DAN SMS

RANCANG BANGUN MEDIA PEMANTAU PENGGUNAAN ARUS LISTRIK 3 FASA BERBASIS WEB DAN SMS RANCANG BANGUN MEDIA PEMANTAU PENGGUNAAN ARUS LISTRIK 3 FASA BERBASIS WEB DAN SMS Moechammad Sarosa 1), Aryunitasari 2), Kartika Candra 3), Nugroho Suharto 4) 1) Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH. Oleh : NOVI ANDARYANI F PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK FORMULASI TAKARAN PUPUK BERIMBANG (N, P, K) UNTUK TANAMAN PADI SAWAH Oleh : NOVI ANDARYANI F 14101116 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan bagian bentang alam (landscape) yang mencakup komponen fisik yang terdiri dari iklim, topografi (relief), hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembukaan lahan untuk perumahan dan pemukiman pada daerah aliran sungai (DAS) akhir-akhir ini sangat banyak terjadi khususnya pada kota-kota besar, dengan jumlah dan pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS Budi Sulistyo, Kurniawan Arif Aprianto Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi 1, Bandung Abstrak Saat ini, layanan pesan singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Laudon, K C dan Laudon, J.P dalam Indonesian Journal on Networking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Laudon, K C dan Laudon, J.P dalam Indonesian Journal on Networking BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Menurut Laudon, K C dan Laudon, J.P dalam Indonesian Journal on Networking and Security menjelaskan, sistem informasi adalah teknologi informasi yang diorganisasikan

Lebih terperinci

PERAN SMS GATEWAY DALAM PENYEBARAN INFORMASI

PERAN SMS GATEWAY DALAM PENYEBARAN INFORMASI PERAN SMS GATEWAY DALAM PENYEBARAN INFORMASI Dian Mustika Putri mustika@raharja.info :: https://dianmstkputri.wordpress.com Abstrak Perkembangan telekomunikasi sekarang semakin pesat, seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

Contents 11/11/2012. Variabel-variabel Kemampuan Lahan. Land Capability

Contents 11/11/2012. Variabel-variabel Kemampuan Lahan. Land Capability LOGO Contents Potensi Guna Lahan AY 12 1 2 Land Capability Land Suitability Land Capability Klasifikasi Potensi Lahan untuk penggunaan lahan kawasan budidaya ataupun lindung dengan mempertimbangkan faktor-faktor

Lebih terperinci

APLIKASI SMS GATEWAY PADA VPN MELALUI NAT

APLIKASI SMS GATEWAY PADA VPN MELALUI NAT APLIKASI SMS GATEWAY PADA VPN MELALUI NAT TUGAS AKHIR Oleh : Stephani Ayu Prasetia P. 05.50.0025 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

Lebih terperinci

Sistem Informasi pengiriman Barang PT. Lima Putri Timor Leste Leonor Faria Soares ( ) ABSTRAK Kata Kunci:

Sistem Informasi pengiriman Barang PT. Lima Putri Timor Leste Leonor Faria Soares ( ) ABSTRAK Kata Kunci: Sistem Informasi pengiriman Barang PT. Lima Putri Timor Leste Leonor Faria Soares (04204091) Fakultas Ilmu Komputer Universitas NAROTAMA, Surabaya Jalan Arif Rahman Hakim 51, Surabaya ABSTRAK Sistem Informasi

Lebih terperinci

LOGO Potens i Guna Lahan

LOGO Potens i Guna Lahan LOGO Potensi Guna Lahan AY 11 Contents 1 Land Capability 2 Land Suitability 3 4 Ukuran Guna Lahan Pengantar Proses Perencanaan Guna Lahan Land Capability Pemanfaatan Suatu lahan untuk suatu peruntukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Desember 2015 - Februari 2016. Dilaksanakan pada : 1) Lahan pertanian di sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pasir Pantai Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi tanah beserta faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim relief/topografi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria Kelas Kriteria Lahan S2 Unit lahan memiliki lebih dari 4 pembatas ringan, dan/atau memiliki tidak lebih dari 3 pembatas sedang S3 Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas sedang, dan/atau 1 atau lebih

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum, persyaratan umum tersebut adalah bahwa sistem harus mempunyai unsur lingkungan, interaksi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap

Lebih terperinci

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR. Oleh : MARLINA RAMADHANIYATI SM F

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR. Oleh : MARLINA RAMADHANIYATI SM F SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR Oleh : MARLINA RAMADHANIYATI SM F14103068 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Marlina Ramadhaniyati SM. F14103068.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA The Evaluation of Land Suitability Onion (Allium ascalonicum L.) in Muara Subdistrict

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tipe Pemanfaatan Lahan Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci Tipe Pemanfaatan Lahan (TPL). Secara rinci diuaraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS

BAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS (Short Messaging Service) yang berupa pesan teks pendek, dan EMS (Enhanced Messaging Service)

Lebih terperinci

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah KUALITAS LAHAN SUNARTO ISMUNANDAR Umum Perlu pertimbangan dalam keputusan penggunaan lahan terbaik Perlunya tahu kemampuan dan kesesuaian untuk penggunaan ttt Perlu tahu potensi dan kendala EL : pendugaan

Lebih terperinci

SISTEM PENYIMPANAN DIGITAL BERBASIS ANDROID PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.

SISTEM PENYIMPANAN DIGITAL BERBASIS ANDROID PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. SISTEM PENYIMPANAN DIGITAL BERBASIS ANDROID PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. Andi Septiawan Budiawan Saputra Dedik Afriansyah Jurusan Teknik Informatika STMIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. 17 IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang dan Haryanto (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada kerja praktek ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei-Agustus 2015 di 5 unit lahan pertanaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci