KATA PENGANTAR. Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan budidava

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan budidava"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. buku Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Kasturi dapat disusun. Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan budidava tembakau yang baik, khususnya terhadap pengolahan tanah dan penanganan pasca panen bagi petani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau. Kami menyadari bahwa isi dari buku ini belum sempuma, oleh karena itu saran dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan sangat diharapkan. Semoga buku ini ada guna dan manfaatnya. Surabaya, Januari 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWATIMUR

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii PENDAHULUAN... iv I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN... 1 II. PENGOLAHAN TANAH... 4 A. Tujuan Umum... 4 B. Tujuan Khusus... 4 C. Teknik Pengolahan Tanah Pengolahan Tanah Pertama Pengolahan Tanah Kedua Garu D Kapasitas Pengolahan Tanah E. Efisiensi Pengolahan Tanah F. Keuntungan Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor G. Menghidupkan dan Mematikan Traktor Tangan H. Type " Hand Tractor " QUICK yang Sesuai Untuk Aplikasi Usaha Tani Tembakau Pengolahan Tanah Primer Pengolahan Tanah Primer & Sekunder ii

4 I 3 Penyiapan Bedengan III. TEKNIS PENGELOHAN HASIL Persiapan Panen dan Pengeringan Panen sujen/sunduk Pemeraman dan Penjemuran iii

5 PENDAHULUAN Tembakau merupakan salah satu komoditi perkebunan utama di Jawa Timur yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi regional maupun nasional. Komoditi ini dapat menciptakan lapangan kerja dan usaha serta menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat maupun Pemerintah. Areal tembakau di Jawa Timur rata - rata setiap tahunnya mencapai hektar dengan produksi sebesar Ton meliputi berbagai jenis tembakau. Tembakau kasturi adalah salah satu diantara berbagai jenis tembakau dimaksud dengan areal pada tahun 2012 seluas hektar dengan produksi sebesar ton serta produktivitas rata - rata 915,6 kg per hektar. Pengusahaan tembakau ini dilakukan petani di kabupaten Lumajang dengan luas areal 56 hektar dan produksi sebesar 43 ton; kabupaten Jember dengan luas areal hektar den produksi sebesar ton; kabupaten Bondowoso dengan luas areal hektardan produksi sebesar ton; kabupaten Situbondo, dengan luas areal 885 hektar dan produksi sebesar 619 ton dan kabupaten Banyuwangi dengan luas areal 552 hektardan produksi sebesar538 ton. Pada umumnya pengusahaan tembakau ini masih dilakukan secara tradisional oleh petani, sehingga produktivitas dan kualitasnya belum optimal. Melalui perbaikan teknologi budidaya pengolahan tanah seca ra mekanik dan pa sca pan en, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas yang pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi petani.

6 I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN Tipe, grade dan mutu tembakau krosok Kasturi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tanah, terutama sekali tekstur (sub soil) permukaan (top soil) dan bawah permukaan tanah Tanah ringan cenderung untuk menghasilkan suatu daun tipis dan besar, bobot ringan dan warna cerah, rasa lembut dan aroma harum, sedangkan daun yang diproduksi pada tanah berat, tebal dan berat, berwarna gelap, berbau kuat dan aromatik. Sebagai hasil interaksi varietas dengan faldor lingkungan yang kompleks, maka pemilihan lokasi untuk produksi tembakau Kasturi di Jawa Timur telah dipusatkan pada zona pengembangan tertentu, yaitu di Kabupaten Jember dan Bondowoso. Tembakau tumbuh pada berbagai tipe tanah mulai dan tanah pasiran seperti lempung berpasir (sandy loams), tanah lempungan (Ioams), liat hitam (heavy black clay). Tanah tembakau tersebut memiliki perbedaan yang luas pada produktivitas alaminya terutama pada kesuburan tanah dan tingkat pengelolaan yang dibutuhkan. Sifat tanah merupakan 1

7 faktor yang menentukan dalam pemilihan tipe kualitas daun yang dihasilkan. Disamping itu tanah memainkan peranan dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk tembakau. Pada kondisi terbuka, di tanah bertekstur ringan (pasiran) perakaran tembakau dapat mencapai kedalaman 120 cm untuk mendapatkan air dan hara pada lapisan tanah terdalam. Dalam pertumbuhan daun tembakau mencapai maksimum terdapat tiga kunci utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan penyediaan hara tanaman, oksigen dan air. Persyaratan karakteristik tanah yang sesuai untuk produksi tembakau bermutu tinggi adalah : Memiliki tanah permukilin (top soil) dengan kedalaman 25 sampai 30 cm. Reaksi tanah (ph) berkisar 5,5-6,5. Sub soil bertekstur liat berpasir (sandy c1ay) sampai kedalaman > 150 cm. Simpanan hara tanaman essensial rendah sampai sedang Kadar bahan organik rendah. Kadar Chloride (CI) tanah sangat rendah (< 80 ppm) dan Cl air pengairan < 25 ppm. 2

8 Kemiringan lereng, letak lapisan padas, kedalaman air tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase makro (drainase di luar areal tembakau) merupakan komponenkomponen lahan yans sangat mempengaruhi keberhasilan pengendalian kadar air tanah. Kemiringan lereng yang besar akan mempercepat drainase air ke samping. Kedalaman air tanah dangkal dan lapisan padas akan menghambat drainase air ke bawah. Keadaan produksi pada cuaca kering dan kekurangan air menyebabkan penyerapan hara yang terhambat. tanaman berkembang kurang normal dan pada gilirannya akan menurunkan produksi. Kerugian terbesar dari kekeringan tersebut adalah berkurangnya Iuas daun. Produksi pada musim hujan berlebihan atau berciri basah menghasilkan kualitas rendah atau krosok yang dihasilkan tipis. lemas dan teksturnya tidak berbutir. dikarenakan terjadinya pencucian terus menerus getah, lilin dan garam-garam yang ada di permukaan helaian daun. Hujan yang terlalu banyak tersebut tidak menguntungkan baik pada tanah di daerah lowland maupun upland. Untuk mengatasi musim tanam yang tepat maka dibuat prakiraan musim. 3

9 Prakiraan musim ditujukan untuk memperkirakan permulaan musim dan sifat hujan pada periode musim. Sifat hujan adalah perbandingan curah hujan tiap tahun dengan curah hujan rata-ratanya selama periode musim. Permulaan musim hujan didefinisikan, bila curah hujan selama 10 han (satu dekade) pada umumnya lebih besar dari 50 mm dan diikutl oleh dekade berikutnya, sedang musim kemarau adalah sebaliknya yaitu lebih kecil dari 50 mm. Dengan demikian waktu dalam satu tahun dibagi menjadi 36 dekade. Kondisi fisik dan kimia tanah merupakan ciri spesifik yang melekat pada setiap karakteristik varietas tembakau, didukung ikllm yang terjadi sepanjang musim bertumbuh, dan praktek budidaya akan menghasilkan kualitas produksi yang spesifik. II. PENGOLAHAN TANAH A. Tujuan umum : Menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin. B. Tujuan khusus (Kepner, et al, 1972): Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. 4

10 '. - Meningkatkan kecepatan infiltrasi. menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi. - Menghambat atau mematjkan tumbuhan pengganggu. - Membenamkan tumbuh-tumbuhan yang ada di atas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah. - Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari. - Pengolahan tanah tidak hanya merupakan keglatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman dan panen. Keterkaitan Ini sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. - Pengolahan tanah mempengaruhi penyebaran dan penanaman benih. Pengolanan tanah dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma. 5

11 c. Teknik PengolahanTanah : 1. Pengolahan Tanah Pertama Pengolahan tanah pertama dilakukan untuk memotong, rnemecah dan membalik tanah. Alat-alat pengolahan tanah pertama ada beberapa macam, yaitu : a. Bajak singkal (moldboard plow) b. Bajak piring (disk plow) c. Bajak rotari / pisau berputar (rotary plow) d. Bajak chisel / pahat (chisel plow) Berikut adalah penjelasan tentang macam bajak diatas : a. Bajak Singkal Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacammacam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), 3) penahan samping (landside). 6

12 Ketiga bagian utama tersebut diikat bagian yang disebut penyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom secara terperinci dapat dili hat pada gambar berikut. Gambar bagian-bagian bajak singkal Cara kerja bajak singkal : Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) tan~. memotong tanah dan mengarahkan potongan/keratan (furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena bentuk yang melengkung maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik. Penahan samping (landside) adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari potongan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan jalan bajak sewaktu bekerja. Bagian 7

13 yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah. bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras. Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal dilengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau tumbuhan atau sampah sampah yang ada diatas t anah sebelum pisau bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, valtu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter) seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar jenis pisau pemotong (coulrer) 8

14 Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan kesamping, disebut keratan/potongan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar di bawah). Bila pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan. Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah (two way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari terbentuknya alur balik (back furrow). hasil pembajakan dengan menggunakan bajak singkal 9

15 Gambar bajak singkal yang ditarik ternak Gambar traktor tangan dengan implemen bajak singkal '10

16 Gambar bajak singkal yang ditarik traktor empat roda b. Bajak Piring Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputarnya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur 11

17 belakang (rear furrow wheel). Keuntungan menggunakan bajak ini adalah: x Dapat bekerja di tanah keras dan kering x Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu x Dapat untuk tanah-tanah berakar x Dapat untuk tanah-tanah yang lengket x Dapat untuk tanah yang perlu pengerjaan dalam Gambar bagian-bagian bajak piring 12

18 \ Gambar bajak piring pada traktor tangan Gambar hasil pembajakan dengan menggunakan bajak piring Gambar bajak piring untuk traktor empat roda 13

19 c. Bajak Rotari / Pisau Berputar Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banya k ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. Ada dua jenis bajak rorari yang biasa dipergunakan : 1. Jenis pertama adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor. 2. Jenis kedua adalah bajak rotari tipe berpenggerak sendiri (self propelled type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak. 14

20 Gambar bajak rotari pada traktor tangan Gambar bajak rotari yang ditarik traktor empat roda 15

21 d. Bajak Chisel Alat ini berbentuk tajak/pahat yang disusun pada suatu rangka. Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai ke kedalaman sekitar 45 cm. Dilengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 2,5 sampai 5 em. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai. Gambar bajak chisel yang ditarik traktor empat roda 16

22 e. Bajak Subsoil Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 50 sampai 125 cm. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah. Gambar bajak subsoil yang ditarik traktor empat roda 2. Pengolahan Tanah Kedua x Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur 17

23 dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk pertanaman. x Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan daya traktor antara lain: 1) garu (harrow). 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya. Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a. Garu piring (disk harrow) Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk menghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar. 18

24 Secara umum garu pi ring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angkat (mounted disk harrow). Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double oction ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. DISC HARROW Gambar garu piring bersisi rata dan bergerigi 19

25 b. Garu paku (spike tooth harrow) Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Gambar garu paku c. Garu pegas (spring tooth harrow) - Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar. karena gigi-giginya yang dapat melenting (memegas) apabila mengenai gangguan. 20

26 - Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. Gambar garu pegas I d. Garu rotari (rotary harrow) Ada 2 macam: Garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan Garu rotari silang (rotary cross harrow). - Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. 21

27 Gambar Garu Rotari Cangkul (Rotary Hoe Harrow) - Garu rotari silang terdiri dari gigi -gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi lebih intensif. Gambar Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow) 22

28 D. Kapasitas Pengolahan Tanah. Kapasitas lapang suatu alat/mesin dibagi menjadi dua yaitu kapasitas lapang teoritis serta kapasitas lapang efektif. Rumus yang digunakan untuk menentukan kapasitas lapang adalah sebagai berikut : KLT = W x V...(1) d imana : KLT W v = kapasitas lapang teoritis(ha/jam) = lebar kerja alat (m) = kecepatan maju (m/jam) KLE = T x L...(2) dimana : KLE L T = kapasitas lapang efektif (ha/jam) = luas lahan (ha) = total waktu tempuh (jam) 23

29 E. Efisiensi Pengolahan Tanah Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk (%). Persamaan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah adalah sebagai berikut : Efisiensi = KLE/KLT x 100 %... (3) dimana : KLE = kapasitas lapang efektif KLT = kapasitas lapang teoritis F. Keuntungan pengolahan tanah dengan menggunakan traktor. a. Keuntungan Teknis. Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki peralatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dike rjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam dan lebih seragam. 24

30 b. Keuntungan Ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan menguntungkan para petani. c. Keuntungan Waktu. Dengan tenaga yang cukup besar, tentunva pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah. akan mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa waktu. yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi. 25

31 G. Menghidupkan dan Mematikan Traktor Tangan. 1. Menghidupkan traktor tangan : a. Tuas kopling utama diposisikan "OFF" atau "rem", sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan. b. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral. c. Buka kran bahan bakar, sehingga lerjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran. 26

32 d. Gas dibesarkan pada pasisi "start", sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran. e. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol diputar. f. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar eogkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian -bagian traktor. g. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor. h. lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup. i. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan-bentuk pengait engkol yang miring. j. Geser posisi tuas gas pada posisi "idle" atau stasioner. 27

33 k. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik I. Traktor siap untuk dioperasikan 2. Mematikan traktor tangan : a. Lepaskan beban motor b. Kecilkan gas pada posisi "idle" atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit. C. Geser tuas gas pada posisi "stop", hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran. d. Tutup kran bahan bakar. 28

34 H. TYPE" HAND TRACTOR " QUICK YANG SESUAI UNTUK APLIKASI USAHA TANI TEMBAKAU. 1. Pengolahan Tanah Primer ( Membongkar dan membalik tanah). QUICK type "G1000 Boxer" atau type "G" series Implemen yang sesuai. 1) Bajak Singkal. ~lamaln 29

35 2. Bajak Parabola. Pembajakan menggunakan double disc yg dapat berputar, efektif untuk tanah berpasir 2. Pengolahan Tanah Primer & Sekunder. a. Menghancurkan Tanah. b. Menghancurkan dan mencacah gulma. c. Mengaduk dan mengolah tanah. 30

36 Traktor tangan yang sesuai "QUICK type Zena Roraty", Implemen yang sesuai Rotary. 31

37 3. Penyiapan bendengan. a. Mengaduk dan mengolah tanah. b. Membuat bedengan. Traktor tangan yang sesuai " QUICK type Zena Roraty'", Implemen yang sesuai : a. Ditching Rotor. b. Swing Cover. c. Ridger. 32

38 III. TEKNIS PENGOLAHAN HASIL 1. Persiapan Panen dan Pengeringan a. Gudang Pengeringan Gud~ Sarana gudang pengering dipergunakan untuk tempat memproses daun hijau (menyunduk /menyujen) dan tempat penyimpanan sementara hasil panen dan pengering tembakau Kasturi. Untuk pemeraman daun hijau atau daun setengah kering. Dipergunakan sebagai sarana pengeringan untuk metode cured atau kombinasi antara sun cured dan air cured. b. Alat-alat. Sujen bambu untuk menyuncluk daun hijau. Glantang untuk mengatur hasil sujenan. Bambu untuk galang penjemuran. 2. Panen a. Kriteria Petik Umur tanaman berkisar hari, tergantung kesehatan tanaman dan perlakuan pemupukan N. Daun tembakau telah 33

39 berwarna hijau kekuningan atau ujung daun menguning (buri'tabuan). b. Teknik Panen dilakukan dengan cara petik (priming) pada saat daun telah lembab (kesap) dari embun pagi atau agak lebih siang agar kandungan pati/gula cukup tinggi. Sekali petik sebanyak 4 lembar daun, atau seluruh lembar dalam satu daun dipanen sekaligus Panen berikutnya menunggu waktu kurang lebih satu minggu, sehinga panen tembakau Kasturi terselesaikan dalam waktu kurang lebih satu bulan. c. Pengangkutan Kemasan transportasi dapat berupa keranjang atau digulung pada karung plastik untuk efi siensi angkutan. Meskipun tembakau Kasturi t ermasuk produksi filler, namun angkutan perlu tertib agar tidak terjadi penurunan kualitas (daun tertekan atau menjadi pecah/robek) 34

40 3. Sujen/Sunduk Daun tembakau disujen sebanyak 4-5 lembar tiap sujen.daun tembakau dalam satu sujen harus seragam ukurannya, sama asal daun dan tingkat ketuaannya. 4. Pemeraman dan Penjemuran a. Pemeraman Tahap I Pemeraman daun hijau pada pengolahan tembakau Kasturi meliputi 3 cara tergantung kesukaan petani, yaitu : Daun yang baru dipetik, langsung diperam dengan meletakkan dengan posisi pangkal daun.di bawah. Setelah daun tembakau kekuningan dilakukan penyujenan dan digantung pada glantang. Daun yang baru dipetik disujen dan diperam dengan cara dihamparkan dengan posisi pangkal daun di bawah. Setelah daun tembakau kekuningan baru digantung pada glantang di bangsal pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 s/d 2 hari. b. Penjemuran Tahap I Penjemuran dilakukan apabila daun tembakau sudah berwarna kuning rata pada sinar matahari yang dihamparkan pada 35

41 tanah lapang selama 3 hari berturut-turut dan setiap sore sujenan ditata sejajar pada bandang, pagi hari baru dijemur kembali. c. Pemeraman Tahap II Pemeraman II dilakukan dengan maksud untuk membusukkan gagang tembakau agar proses penjemurannya lebih cepat. Pemeraman II dilakukan setama 2 hari (setelah penjemuran hari ke-3) dengan cara sujenan ditata sejajar pada bandang dengan posisi pangkal daun di luar. d. Penjemuran Tahap II Penjemuran II dilakukan pada hari ke 6 berturut-turut selama 6 hari, setiap sore sujenan ditata sejajar pada bandang dengan posisi pangkal daun di dalam, pagi harinya dijemur kembali dengan cara dihamparkan di tanah lapang sampai kering seperti pada penjemuran tahap I. 1) Merompos/lepas Sujen Daun dan gagang sudah kering total, dapat dilakukan romposan yaitu melepas daun tembakau dari sujen. 2) Pengeringan Sinar Matahari (Sun Cured) Daun tembakau disujen sebanyak 8 lembar sampai 12 lembar persujen (terbuat dari bambu 50 cm). dikeringkan dengan cara 36

42 menjemur di sinar matahari yang dihampar pada lapangan/halaman rumah Tahapan proses pengeringan sinar matahari daun tembakau Kasturi sebagai berikut: N Tahapan Proses Kondisi Perlakuan Pengolahan o (Warna Daun) 1. Sunduk/sujen Segar (daun Daun tembakau disujen hijau kekuningan) 4-5 lembar Penyujenan perut daun ketemu punggung daun 2. Pemeraman I Segar (daun Daun yang telah disujen hijau ditata dengan posisi kekuningan) pangkal daun dibawah 3. Penggantungan/ Layu (daun Menata hasil sujen pada Bandul kekuningan) Bandang 4. Penjemuran I - Kuning Penjemuran dilakukan 3 - Kuning hari berturut-turut, sembur setiap hari mulai pagi merah sampai sore - Merah kecoklatan 37

43 5. Pemeraman II coklat Penjemuran diselingi dengan masa istirahat untuk fermentasi agar wama menjadi merata, timbul aroma dan terbentuk body 6. Penjemuran II Coklat merata, Penjemuran penuh beraroma dan sampai gagang menjadi berbody kering. 7. Siap rompos Lamina da n Penjemuran selesai, seluruh gagang seluruh gagang kering. kering(krosok) 8. pengepakan Krosok Krosok distapel dan siap dipasarkan. 3) Sortasi dan Untingan (Sorting & Bandling) a. Kualitas Hang (kering lapang) Daun paling bawah yang kering di sawah, langsung diunting. 38

44 b. Kualitas Durbung (daun sakit) Daun tembakau yang petikannya kurang tua atau tertalu tua/merah, waktu penjemuran awal daun masih hijau/coklat. c. Kualitas Ekspor daun tipis/kropos dan tidak berbody d. Kualitas semi Lokal daun agak tebal, isi dan terang e. Kualitas Lokal daun tebal, isi dan terang 4) Pengepakan (Packaging) a. Kondisi Pengepakan Ruangan harus cukup kering dengan kelembaban nisbi maksimal 65%. Kadar air pada daun tembakau berkisar 14%-15%, agar tidak mudah terserang jamur. 39

45 b. Persiapan Alat dan Bahan Tikar glanse sebagai pembungkus bal sebanyak 4 lembar per bal. Jarum dan tali kobal, untuk menjahit hasil pengepakan. Catok, sanggem timbangan, gledegan Bedag stapel untuk menempatkan hasil pengepakan (sebagai alat). c. Ukuran dan Berat Berat satu bal adalah kg. Tebal bal berkisar cm 5) Penimbangan dan Pemasaran Setelah selesai pembungkusan dilakukan penimbangan, kemudian tiap-tiap bungkus diberi catatan. Tembakau slap dikirim/dipasarkan ke gudang pembelian. 40

46

Pengolahan lahan merupakan salah satu hal yang penting, kegiatan bercocok tanam.

Pengolahan lahan merupakan salah satu hal yang penting, kegiatan bercocok tanam. Pengolahan Tanah PENDAHULUAN Pengolahan lahan merupakan salah satu hal yang penting, karena merupakan pondasi awal, sebelum bl melakukan lkk kegiatan bercocok tanam. Dengan pengolahan lahan yang baik maka

Lebih terperinci

B. Pokok Bahasan : Peralatan Pengolahan Tanah. C. Sub Pokok Bahasan: Jenis-jenis alat pengolahan tanah I

B. Pokok Bahasan : Peralatan Pengolahan Tanah. C. Sub Pokok Bahasan: Jenis-jenis alat pengolahan tanah I Pertemuan ke-6 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

Garu (harrow) 1. Garu piringan (disk harrow)

Garu (harrow) 1. Garu piringan (disk harrow) Garu (harrow) Tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran Menurut Williams et al. (1993) budidaya sayuran meliputi beberapa kegiatan yaitu pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Budidaya

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB III PERSIAPAN LAHAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

Pertemuan ke-7. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-7. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-7 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus

Lebih terperinci

ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan

ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan 1314071028 LABORATORIUM DAYA, ALAT, DAN MESIN PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. September Tim Penyusun Modul IbIKK

KATA PENGANTAR. September Tim Penyusun Modul IbIKK KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan modul IbIKK. Ini merupakan ringkasan materi serta panduan praktis yang dapat digunakan oleh para peserta pelatihan

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, buku. Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Rajangan

KATA PENGANTAR. Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, buku. Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Rajangan KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, buku Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Rajangan Jawa dapat disusun. Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR PENGENALAN TRAKTOR POROS TUNGGGAL DAN POROS GANDA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR PENGENALAN TRAKTOR POROS TUNGGGAL DAN POROS GANDA PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR PENGENALAN TRAKTOR POROS TUNGGGAL DAN POROS GANDA Kelompok /Shift : 5 (A1) Nama : 1. M. Jamil Said (240110100008) 2. Tina Sartika (240110100020) 3. Pati Siang Kata S. (240110100027)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH

ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH 1. Maksud dan tujuan pengolahan tanah Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-11. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-11. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-11 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

Sebelum abad 19: Perkakas Pertanian masih kasar. Setiap buruh tani hanya mampu menghasilkan pangan untuk mencukupi 5-6 orang 1920: Dengan peralatan

Sebelum abad 19: Perkakas Pertanian masih kasar. Setiap buruh tani hanya mampu menghasilkan pangan untuk mencukupi 5-6 orang 1920: Dengan peralatan MENGENAL ALAT DAN MESIN PERTANIAN Sejarah Mekanisasi Pertanian (Smith & Wilkes, 1976) Sebelum abad 19: Perkakas Pertanian masih kasar. Setiap buruh tani hanya mampu menghasilkan pangan untuk mencukupi

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PENANAM

ALAT DAN MESIN PENANAM ALAT DAN MESIN PENANAM Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam tanah. Hal

Lebih terperinci

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon Saat ini proses budidaya tebu terdapat dua cara dalam penanaman. Pertama dengan cara Plant Cane dan kedua dengan Ratoon Cane. Plant Cane adalah tanaman tebu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Mesin Bajak Sawah Mesin bajak sawah diatas menggunakan 4 pully dan 1 poros yang saling menghubungkan untuk melakukan putaran di poros tersebut terdapat mata baja

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Pertemuan ke-12. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-12. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-12 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tebu untuk keperluan industri gula dibudidayakan melalui tanaman pertama atau plant cane crop (PC) dan tanaman keprasan atau ratoon crop (R). Tanaman keprasan merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

Pertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-8 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

PENANAMAN PADI A.DEFINISI

PENANAMAN PADI A.DEFINISI PENANAMAN PADI A.DEFINISI Penanaman padi adalah kegiatan peletakan tanaman atau benih tanaman dilahan untuk tujuan produksi. Dalam kontek ini diawali dari persemaian, penyiapan alat dan pelaksanaan penanaman

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PERTANIAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

ALAT DAN MESIN PERTANIAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK ALAT DAN MESIN PERTANIAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK Oleh : Qurrotu A ayuni 14111006 Dosen Pengampu : Mahrus Ali, S.TP. M.Agr PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia.

TINJAUAN PUSTAKA. manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Pada mulanya, semua tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia. Berabad-abad kemudian tenaga otot

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1) Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur Diany Faila Sophia Hartatri 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penanganan pascapanen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR Pengukuran Wheel Slip dan Pemasangan Bajak Rotari Pada Traktor Poros Tunggal

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR Pengukuran Wheel Slip dan Pemasangan Bajak Rotari Pada Traktor Poros Tunggal LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR Pengukuran Wheel Slip dan Pemasangan Bajak Rotari Pada Traktor Poros Tunggal Oleh : Kelompok 3 1. David Torhis Sitinjak 240110120033 2. Reinaldy Pradana 240110120040

Lebih terperinci

3. MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAT PENGOLAHAN TANAH SECARA MEKANIS 10

3. MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAT PENGOLAHAN TANAH SECARA MEKANIS 10 1. PENDAHULUAN 3 2. MENENTUKAN POLA PENGOLAHAN TANAH 4 3. MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAT PENGOLAHAN TANAH SECARA MEKANIS 10 4. PENGOLAHAN TANAH PERTAMA 12 5. PENGOLAHAN TANAH KEDUA 15 6. CARA MENGGEMBURKAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama

Lebih terperinci

MODUL TRAKTOR RODA EMPAT (Four Wheel Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA

MODUL TRAKTOR RODA EMPAT (Four Wheel Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA MODUL TRAKTOR RODA EMPAT (Four Wheel Tractor) Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Penelitian dilakukan di lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PG Pesantren Baru yang terletak di desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

Lampiran 22. Teknik Budidaya Tembakau Sesuai Anjuran di Kabupaten Pamekasan. oleh petani dan diukur dengan satuan kilogram

Lampiran 22. Teknik Budidaya Tembakau Sesuai Anjuran di Kabupaten Pamekasan. oleh petani dan diukur dengan satuan kilogram 193 Lampiran 22. Teknik Budidaya Tembakau Sesuai Anjuran di Kabupaten Pamekasan 1. Output tembakau : besarnya tembakau kering rajangan yang siap dipasarkan oleh petani dan diukur dengan satuan kilogram

Lebih terperinci

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari saluran-saluran/bandar-bandar/parit-parit yang diselenggarakan dan

TINJAUAN PUSTAKA. dari saluran-saluran/bandar-bandar/parit-parit yang diselenggarakan dan TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Lahan Sawah Menurut Siregar (1981), areal persawahan menurut pengairannya dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: 1. Sawah irigasi, yaitu sawah yang memperoleh kebutuhan akan

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan pertumbuhan sekitar 1,5% tahun, sehingga mendorong permintaan pangan yang terus meningkat. Sementara

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical IV. MESIN PENANAM 4.1 Seeder Fungsi mesin penanam yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam menutup dengan tanah kembali.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1

DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1 1 DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA Santosa 1 PENDAHULUAN Draft spesifik tanah merupakan sifat mekanik tanah yang sangat terkait dengan besarnya gaya untuk mengolah tanah tersebut,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ll. TINJAUAN PUSTAKA

ll. TINJAUAN PUSTAKA ll. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi Padi berasal dari dua benua : Oryza fatua koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya yaitu Oryza glaberrima steund berasal dari

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah

METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah METODE PENELITIAN A. Rangkaian kegiatan Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah b. Pengolahan tanah c. Pesemaian d. Penanaman dan uji performansi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

2 perbedaan mendasar mesin tanam

2 perbedaan mendasar mesin tanam MESIN PENANAMAN PENANAMAN Usaha untuk menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Dimaksudkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Alat dan Mesin Pemupukan serta Pengendalian Gulma

Alat dan Mesin Pemupukan serta Pengendalian Gulma Alat dan Mesin Pemupukan serta Pengendalian Gulma ALAT PEMUPUKAN Berdasarkan Tenaga Penggerak Tenaga Manusia Tenaga Hewan Tenaga Traktor Berdasarkan Jenis Pupuk yang disebar Pupuk organik Pupuk butiran

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD

15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD 1 www.galaxindo.com DAFTAR ISI PERSIAPAN LAHAN Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow 15 Traktor Bajak Singkal - Share Plough 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD 6 Penggembur Tanah - Rotary Tiller 16 Traktor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci