BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Identifikasi bahaya pada setiap aktivitas dilakukan dengan metode Job Safety Analysis dan disajikan dalam blangko Job Safety Analysis. Seluruh aktivitas berjumlah 65 buah dan memiliki potensi bahaya yang jenisnya sangat variatif. Aktivitas dengan potensi bahaya terbanyak adalah memasang dan melepas saringan mesin pada departemen Pellet dengan 8 buah potensi bahaya yaitu mekanik, ergonomi,, pencahayaan dan iklim kerja, elektrik, temperatur ekstrem, dan penglihatan. Proses risk assessment hanya dilakukan pada jenis potensi bahaya mekanik,, dan ergonomi. Potensi bahaya mekanik terdapat pada 19 buah aktivitas dengan tingkat risiko tertinggi bernilai 3, yang berarti aktivitas tersebut mempunyai risiko bahaya mekanik tinggi. Potensi bahaya ergonomi terdapat pada 16 aktivitas yang dinilai risikonya dengan tingkat risiko tertinggi bernilai 11, yang berarti aktivitas tersebut mempunyai risiko bahaya ergonomi sangat tinggi. Potensi bahaya teridentifikasi pada 60 buah aktivitas yang tersebar pada seluruh departemen kecuali pada departemen Warehouse, potensi bahaya pencahayaan 214

2 teridentifikasi pada 29 buah aktivitas pada departemen Sortir dan Pellet, dan potensi bahaya iklim kerja teridentifikasi pada 8 buah aktivitas yang tersebar pada departemen Crusher dan Washer serta departemen Pellet. 2. Usulan pengendalian dan prioritas pengendalian bahaya dilakukan pada tiap jenis bahaya yang terdapat dalam tiap aktivitas, menggunakan metode Job Safety Analysis dan berdasarkan tingkat risiko bahaya yang ada. Usulan pengendalian bahaya disajikan pada blangko Job Safety Analysis. 6.2 Saran Penulis memiliki saran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Proses analisis potensi bahaya dilakukan pada jenis bahaya yang lain, yaitu meliputi bahaya biologi, kimia, psikis, dan sosial. 2. Proses penilaian tingkat risiko dilakukan untuk seluruh jenis bahaya dan dilakukan pada seluruh aktivitas. 3. Proses pemberian usulan pengendalian bahaya dapat dilakukan dengan metode selain pendekatan teknik. 215

3 DAFTAR PUSTAKA Arsad, A. (2010). Identifikasi Kesehatan Keselamatan Kerja dan Analisis Penyebab Tingkat Kecelakaan Kerja dengan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Tunggal Djaja Indah Waru Sidoarjo. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional "Veteran". Asfahl, C. R. (1999). Industrial Safety and Health Management. New Jersey: Prentice Hall. Barnes, R. M. (1980). Motion and Time Study Design and Measurement of Work. New York: Wiley. Cafe, T. (2007, 6 18). Physical Constants for Investigators. Retrieved 6 17, 2013, from T.C.Forensic: Detail SNI (2004, 11 12). Retrieved 6 17, 2013, from SISNI: tail_sni/6982 Detail SNI (2004, 11 12). Retrieved 6 17, 2013, from SISNI: tail_sni/6983 Detail SNI 7231:2009. (2009, 09 07). Retrieved 6 17, 2013, from SISNI: tail_sni/10219 Goetsch, D. L. (2002). Occupational Safety and Health for Technologist, Engineers, and Managers. New Jersey: Prentice Hall. Gunawan. (2009). Identifikasi Potensi Bahaya Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis (JSA) di Industri Farmasi. Mutiara Ilmu, Hignett, S., & McAtamney, L. (2000). Rapid Entire Body Assessment (REBA). In S. Hignett, & L. McAtamney, 216

4 Applied Ergonomics 31 (pp ). Elsevier Ltd. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002. (2002). Retrieved 6 17, 2013, from ebookbrowse: menkes Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP51/MEN/1999 Tahun (1999). Retrieved 6 17, 2013, from Hukum Online: /node/183/keputusanmenteritenagakerjanokep 51_men_1999tahun1999nilaiambangbatasfaktoraditempatkerja Kumpulan Makalah Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Teknisi Perusahaan. (2012). Yogyakarta: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY. Mottarjemi, Y. (1999). Food safety, Hazard Analysis and Critical Control Point and the increase in foodborne diseases: a paradox?. Food Control, Mottel, W. J., Long, J. F., & Morrison, D. E. (1995). Industrial Safety is Good Business : The DuPont Story. New York: Wiley. Occupational Safety and Health Administration. (2002). Retrieved 6 16, 2013, from United States Department of Labor: OHSAS NQA Global Locations. (2009). Retrieved 6 17, 2013, from GoBookee: d3dy5ucweuy29tl2luyy9mawxllwdldc5hc3a/rklmrt1ouue tsgfuzfnhdwlkzs5wzgymulvstd0vzw4vbwfuywdlbwvudhn5 c3rlbxmvc2vjdglvbi5hc3aln0mln0m0nappsfnbuyaxodawm SAtIE5RQSBHbG9iYWwgTG9jYXRpb25z Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996. (1996). Retrieved 6 17, 2013, from Kartu Kuning Blogspot: 217

5 kuning.blogspot.com/2009/06/permenakernoper05men1996tentang.html Suma'mur, P. K. (1992). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Haji Masagung. Suma'mur, P. K. (1989). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Haji Masagung. 218

6 Lampiran 1. Hasil Observasi Mesin dan Alat yang Digunakan pada Aktivitas Produksi Lampiran 1.1 Departemen Sortir (dari kiri atas searah jarum ) : Tungku Pembakaran, Penjepit Saringan, Blower, Mesin Crusher 2 219

7 Lampiran 1.2 Departemen Crusher dan Washer (dari kiri atas searah jarum ) : Mesin Crusher 1, Mesin Washer, Blower, Panel listrik 220

8 Lampiran 1.3 Departemen Pellet (dari kiri atas searah jarum ) : Mesin Pellet 1, Mesin Potong 1, Mesin Potong 2, Mesin Jahit Tangan, Panel listrik, Mesin Pellet 2 221

9 Lampiran 1.4 Departemen Making (dari kiri atas searah jarum ) : Mesin Mixer, Oven, Mesin Making, Mesin Gulung 222

10 Lampiran 2. Hasil Wawancara Kecelakaan Kerja dalam Kurun Waktu Pertanyaan wawancara adalah sebagai berikut : 4. Apakah sudah pernah mengalami kecelakaan kerja? 5. Kapan dan pada aktivitas apa kecelakaan itu terjadi? 6. Apa akibat atau risiko dari kecelakaan itu? No Nama Pekerja Kecelakaan yang pernah terjadi 1 Susanto kaki terjepit crusher 2 Rudi tongkat pendorong terjepit crusher 3 Purwanto terkena letupan panas 4 Iran terkena letupan panas 5 Sarman terkena letupan panas SubSub Aktivitas Memasukkan kedalam mesih pellet untuk diolah Memasukkan kedalam mesih pellet untuk diolah Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Melepas/memasang saringan dari mesin pellet Departemen Kerja Pellet Risiko yang terjadi amputasi kaki Tahun Kejadian 2009 Pellet memar 2011 Pellet Pellet Pellet luka bakar permanen luka bakar permanen luka bakar ringan 2010,

11 6 Yuli terkena letupan panas 7 Winda terkena letupan panas 8 Kris terkena letupan panas 9 Agus terkena letupan panas 10 Nanik terkena letupan panas 11 Widhi tangan terkena gerinda 12 Arman tangan terjepit roller feeder 13 Nur tangan terjepit roller feeder 14 Iran tangan terjepit roller feeder 15 Iswarno tangan terkena mesin penggulung Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin pellet Melepas/memasang saringan dari mesin pellet Mengasah pisau mesin crusher 2 dalam siklus tertentu Memasukkan ke mesin pemotong pellet Memasukkan ke mesin pemotong pellet Memasukkan tali rafia ke mesin penggulung Memindahkan gulungan tali rafia ke penggulung yang lain dalam siklus tertentu Pellet Pellet Pellet Pellet Pellet Pellet Pellet Pellet luka bakar ringan luka bakar ringan luka bakar ringan luka bakar ringan luka bakar ringan luka tersayat kuku terlepas kuku terlepas , Making memar 2009, 2010 Making memar

12 Lampiran 3. Hasil Wawancara Mengenai Tingkat Paparan Bahaya, Kemungkinan Menghindari Apabila Muncul Bahaya, dan Kemungkinan Munculnya Bahaya Pertanyaan wawancara adalah sebagai berikut : 4. Seberapa sering paparan potensi bahaya mekanik pada aktivitas tersebut? 5. Apakah mungkin menghindari bahaya mekanik pada aktivitas tersebut? 6. Apakah mungkin muncul bahaya mekanik dan mengakibatkan kecelakaan pada aktivitas tersebut? Keterangan : F = Frequency ( Tingkat paparan bahaya) P = Possibility (Kemungkinan menghindari apabila muncul bahaya) L = Likelihood (Kemungkinan munculnya bahaya) No SubSub Aktivitas 1 Mengangkat dan menumpuk ke atas timbangan Responden Sarman Iran F P L F P L Mungkin Sangat 2 kali tidak sehari mungkin Mungkin 2 kali sehari Sangat tidak mungkin 225

13 2 Menurunkan dari timbangan 3 Proses pencacahan, pencucian, dan pengeringan 4 Memasukkan kedalam mesih Pellet untuk diolah 5 Melepas saringan dari mesin Pellet 6 Memasang saringan ke mesin Pellet 7 Proses pencacahan oleh mesin Crusher 2 kali sehari terus menerus 8 sehari terus menerus 21 sehari terus menerus 21 sehari terus menerus 21 sehari seminggu 1 2 kali Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Sangat tidak mungkin Mungkin Sangat mungkin Sangat mungkin Sangat mungkin Mungkin 2 kali sehari terus menerus 8 sehari terus menerus 21 sehari terus menerus 21 sehari terus menerus 21 sehari seminggu 1 2 kali Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin Sangat tidak mungkin Mungkin Mungkin Sangat mungkin Sangat mungkin Mungkin 8 Mengasah pisau mesin Crusher dalam siklus tertentu 9 Memasukkan ke mesin pemotong Pellet 3 bulan sekali > 10 kali sehari Mungkin Mungkin Mungkin Sangat mungkin 3 4 bulan sekali > 10 kali sehari Mungkin Mungkin Mungkin Sangat mungkin 226

14 10 Proses pemotongan lonjoran menjadi bijih plastik atau Pellet terus menerus 21 sehari Mungkin Sangat tidak mungkin terus menerus 21 sehari Mungkin Sangat tidak mungkin 11 Menurunkan karung dari timbangan dan menata karung disekitar timbangan 2 kali sehari Mungkin Sangat tidak mungkin 2 kali sehari Mungkin Sangat tidak mungkin 12 Menjahit karung agar rapi dan isi tidak keluar saat proses pemindahan 2 kali sehari Mungkin Mungkin 2 kali sehari Mungkin Sangat tidak mungkin 13 Material dilelehkan dengan heater dan dijalankan dengan feeder mesin Making terus menerus 8 sehari Mungkin Mungkin terus menerus 8 sehari Mungkin Mungkin 14 Memasukkan tali rafia ke mesin penggulung 15 Proses penggulungan tali rafia > 10 kali sehari terus menerus 8 sehari Mungkin Mungkin Sangat mungkin Sangat mungkin > 10 kali sehari terus menerus 8 sehari Mungkin Mungkin Mungkin Mungkin 227

15 16 Memindahkan gulungan tali rafia ke penggulung yang lain dalam siklus tertentu > 10 kali sehari Mungkin Sangat mungkin > 10 kali sehari Mungkin Mungkin 17 Melepaskan gulungan rafia dari mesin penggulung > 10 kali sehari Mungkin Sangat mungkin > 10 kali sehari Mungkin Mungkin 18 Memindahkan gulungan tali rafia ke gudang barang jadi 19 Memindahkan hasil produksi ke pengangkut yang digunakan pembeli 2 kali sehari 2 kali sehari Mungkin Mungkin Sangat tidak mungkin Sangat tidak mungkin 2 kali sehari 2 kali sehari Mungkin Mungkin Sangat tidak mungkin Sangat tidak mungkin 228

16 Lampiran 4. Alat Uji yang Digunakan Lampiran 4. Searah jarum dari kiri atas : Sound Level Meter, Lux Meter, Heat Stress Monitor Keterangan : 1. Sound Level Meter Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta 2. Sound Level Meter Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta 3. Heat Stress Monitor Laboratorium Ergonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta 229

17 Lampiran 5. Foto Pengujian Lampiran 5. Searah jarum dari kiri atas : Pengujian Kebisingan, Pengujian Pencahayaan, Pengujian Iklim Kerja 1, Pengujian Iklim Kerja 2 Keterangan : 1. Pengujian Kebisingan oleh Bernadus Hardika 2. Pengujian Pencahayaan oleh Bernadus Hardika 3. Pengujian Iklim Kerja oleh Dinan Winardo 230

18 Lampiran 6. Hasil Pengujian Kebisingan Departemen Lokasi Uji RataRata Receiving Kebisingan Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (dba) T T T T T T T T Departemen Lokasi Uji RataRata Sortir Kebisingan Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (dba) T T T T T T T T Departemen Crusher dan Washer Lokasi Uji RataRata Kebisingan (dba) Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 T T T T T T T T

19 Departemen Lokasi Uji RataRata Pellet Kebisingan Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (dba) T T T T T T T T Departemen Lokasi Uji RataRata Making Kebisingan Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (dba) T T T T T T T T Departemen Lokasi Uji RataRata Warehouse Kebisingan Waktu Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (dba) T T T T T T T T

20 Lampiran 7. Denah dan Hasil Pengujian Pencahayaan Lampiran 7.1 Denah Titik Pengujian Pencahayaan 233

21 Lampiran 7.2 Hasil Pengujian Pencahayaan Lokasi uji Ratarata No Departemen Waktu Pencahayaan Uji L1 L2 L3 L4 L5 L6 (Lux) 1 Receiving T Sortir T ,8 3 Crusher dan Washer T ,8 4 Pellet T T ,3 5 Making T ,5 6 Warehouse T

22 Lampiran 8. Hasil Pengujian Iklim Kerja dan Perhitungan Beban Kerja Lampiran 8.1 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Receiving 235

23 Lampiran 8.2 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Receiving No (*)SubSub Aktivitas 1 (1.1)Menurunkan dari pengangkut Sikap Kerja berdiri Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,ringan Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja, Beban Pekerjaan Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/) (1.2)Memindahkan kedekat timbangan 3 (2.1)Mengangkat dan menumpuk ke atas timbangan 4 (2.2)Menimbang dan mencatat hasil penimbangan berjalan berdiri berdiri kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan

24 5 (2.3)Menurunkan dari timbangan 6 (2.4)Memeriksa jenis dan kondisi berdiri berdiri kerja dua tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan (3.a1)Menaikkan ke area dekat mesin Crusher dan Washer 8 (3.a2)Menata tumpukan di area dekat mesin Crusher dan Washer 9 (3.b1)Mengangkat dan memindahkan ke gudang atau tempat penyortiran berjalan berdiri berjalan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan

25 10 (3.b2)Menata tumpukan di gudang bahan baku atau tempat penyortiran berdiri kerja dua tanganlengan,ringan

26 Lampiran 8.3 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Sortir 239

27 Lampiran 8.4 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Sortir No (*)SubSub Aktivitas 1 (4)Memindahkan dari gudang ke area proses penyortiran 2 (5.1)Membagi ke jenisjenis plastik yang dibutuhkan untuk proses produksi 3 (5.2)Memindahkan yang akan digunakan pada karung untuk diproses Sikap Kerja berjalan duduk duduk Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,berat kerja tangan,ringan kerja tangan,ringan Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/)

28 4 (5.3)Memindahkan yang tidak akan digunakan pada karung untuk disimpan 5 (6.1)Memindahkan hasil penyortiran (karung proses) ke departemen Crusher dan Washer 6 (6.2)Memindahkan hasil penyortiran (karung simpan) ke gudang bahan baku duduk berjalan berjalan kerja tangan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan

29 Lampiran 8.5 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Crusher dan Washer 242

30 Lampiran 8.6 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Crusher dan Washer No (*)SubSub Aktivitas 1 (7.1)Menaikkan ke dekat mesin Crusher dan Washer 2 (7.2)Menata tumpukan di dekat mesin Crusher dan Washer 3 (8.1)Memasukkan kedalam mesin Crusher dan Washer Sikap Kerja berjalan berdiri berdiri Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/)

31 4 (8.2)Proses pencacahan, pencucian, dan pengeringan 5 (9.1)Memindahkan hasil pencacahan dan pencucian kedalam karung 6 (9.2)Mengangkut ke area bahan siap proses berdiri berjalan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,berat Otomatis Mesin (9.3)Menata tumpukan di area bahan siap proses berdiri kerja dua tanganlengan,berat

32 Lampiran 8.7 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Pellet 245

33 Lampiran 8.8 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Pellet No (*)SubSub Aktivitas 1 (10.1)Memindahkan dari area bahan siap proses ke dekat mesin Pellet 2 (10.2)Memindahkan siap proses keatas mesin Pellet 3 (11.1)Memasukkan kedalam mesih Pellet untuk diolah 4 (11.2)Material dilelehkan dengan heater dan dijalankan dengan feeder Sikap Kerja berjalan berdiri berdiri Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,berat kerja dua tanganlengan,berat kerja dua tanganlengan,ringan Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/) Otomatis Mesin 246

34 5 (11.3)Mengambil hasil pengolahan yang gagal untuk diproses kembali 6 (12.a1)Melepaskan saringan dari mesin berdiri berdiri kerja satu tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan (12.a2)Membawa saringan kotor ke tempat pembersihan saringan Berjalan kerja tangan,ringan (12.a3)Membakar dan membersihkan saringan di tempat pembersihan 9 (12.a4)Membawa saringan bersih ke tempat departemen Pellet 10 (12.a5)Memasang saringan ke mesin duduk berjalan berdiri kerja tangan,ringan kerja tangan,ringan kerja tangan,ringan (12.b1)Memindahkan dari departemen Pellet kedekat mesin pencacah berjalan kerja dua tanganlengan,ringan

35 12 (12.b2)Memasukkan ke mesin untuk dicacah 13 (12.b3)Proses pencacahan oleh mesin pencacah 14 (12.b4)Membawa hasil pencacahan ke tempat departemen Pellet untuk diolah kembali 15 (12.b5)Mengasah pisau mesin pencacah dalam siklus tertentu 16 (13.1)Memasukkan ke mesin pemotong Pellet 17 (13.2)Proses pemotongan lonjoran menjadi bijih plastik atau Pellet berdiri berjalan duduk berdiri kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan Otomatis Mesin Otomatis Mesin 248

36 18 (14.1)Mengambil Pellet hasil pengolahan dan memasukkan ke karung diatas timbangan 19 (14.2)Menimbang isi karung sesuai ketentuan 20 (14.3)Menurunkan karung dari timbangan dan menata karung disekitar timbangan 21 (14.4)Menjahit karung agar rapi dan isi tidak keluar saat proses pemindahan 22 (15)Memindahkan karung ke gudang setengah jadi berdiri berdiri berdiri berdiri berjalan kerja satu tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan kerja dua tanganlengan,berat kerja tangan,ringan kerja dua tanganlengan,berat

37 Lampiran 8.9 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Making 250

38 Lampiran 8.10 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Making No (*)SubSub Aktivitas 1 (16.1)Memindahkan karung berisi Pellet dari gudang setengah jadi ke dekat mesin mixer 2 (16.2)Memasukkan Pellet dan pewarna ke mesin mixer 3 (16.3)Proses pencampuran Pellet dengan pewarna 4 (16.4)Mengambil dan menata hasil pencampuran dari mesin mixer Sikap Kerja berjalan berdiri berdiri Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/) Otomatis Mesin

39 5 (17.1)Memindahkan hasil pencampuran ke dekat mesin oven 6 (17.2)Memasukkan hasil pencampuran ke mesin oven 7 (17.3)Proses pengurangan kadar air Pellet menggunakan oven 8 (18.1)Mengambil dan memindahkan hasil dari mesin oven ke mesin Making 9 (18.2)Material dilelehkan dengan heater dan dijalankan dengan feeder 10 (19.1)Memasukkan tali rafia ke mesin penggulung 11 (19.2)Proses penggulungan tali rafia berjalan berdiri berdiri berdiri kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja tangan,ringan Otomatis Mesin Otomatis Mesin Otomatis Mesin 252

40 12 (19.3)Memindahkan gulungan tali rafia ke penggulung yang lain dalam siklus tertentu 13 (19.4)Melepaskan gulungan rafia dari mesin penggulung 14 (19.5)Menata gulungan tali rafia yang sudah jadi berdiri berdiri berdiri kerja tangan,ringan kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,berat (20)Memindahkan gulungan tali rafia ke gudang barang jadi berjalan kerja dua tanganlengan,ringan

41 Lampiran 8.11 Hasil Pengujian Iklim Kerja Departemen Warehouse 254

42 Lampiran 8.12 Hasil Perhitungan Beban Kerja Departemen Warehouse No (*)SubSub Aktivitas 1 (21.1)Mengangkat dan menumpuk tali rafia keatas timbangan 2 (21.2)Menimbang dan mencatat hasil penimbangan 3 (21.3)Menurunkan tali rafia dari timbangan 4 (21.4)Menata rafia dalam tumpukan sesuai kebutuhan 5 (22)Memindahkan hasil produksi ke pengangkut milik pembeli Sikap Kerja berdiri berdiri berdiri berdiri berjalan Cara Kerja, Beban Pekerjaan kerja dua tanganlengan,berat kerja tangan,ringan kerja dua tanganlengan,berat kerja dua tanganlengan,ringan kerja dua tanganlengan,berat Sikap Kerja Output Kalori (kkal/menit) Cara Kerja Metabolisme Basal Total (kkal/ menit) Total (kkal/)

43 Lampiran 9. Hasil Pengujian Ergonomi No Posture A 1 Neck 1 Trunk 3 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist Menurunkan dan menimbang Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

44 No Posture A 2 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 1 Wrist Mengangkat dan menaikan Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

45 No Posture A 3 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist Menata Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

46 No Posture A 4 Neck 1 Trunk 3 Leg 2 Posture B Upper arm 2 Lower arm 1 Wrist Menyortir Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

47 No Posture A 5 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 1 Lower arm 2 Wrist Mengangkut hasil sortir Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

48 9.6 Memasukkan ke mesin Crusher dan Washer No Posture A 6 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist 3 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

49 9.7 Mengangkat dan mengangkut hasil Crusher No Posture A 7 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 1 Lower arm 2 Wrist 2 Posture A dan Washer Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

50 No Posture A Memasukkan ke mesin Pellet Neck 1 Trunk 3 Leg 4 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist 3 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

51 9.9 Mengambil hasil olahan yang gagal pada mesin Pellet No Posture A 9 Neck 1 Trunk 1 Leg 3 Posture B Upper arm 4 Lower arm 2 Wrist 3 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

52 9.10 Melepas dan memasang saringan No Posture A 10 Neck 3 Trunk 4 Leg 3 Posture B Upper arm 4 Lower arm 2 Wrist 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

53 9.11 Membersihkan saringan dari mesin Pellet No Posture A 11 Neck 1 Trunk 2 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

54 No Posture A 12 Neck 1 Trunk 3 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 1 Wrist Menggerinda pisau mesin Crusher 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

55 9.13 Mengambil dan mengepak hasil olahan mesin No Posture A 13 Neck 2 Trunk 4 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist 3 Posture A Pellet Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

56 9.14 Mengangkat dan mengangkut karung berisi Pellet No Posture A 14 Neck 1 Trunk 3 Leg 2 Posture B Upper arm 3 Lower arm 2 Wrist 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

57 9.15 Memasukkan Pellet ke dalam hopper mesin No Posture A 15 Neck 1 Trunk 1 Leg 2 Posture B Upper arm 4 Lower arm 1 Wrist 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

58 No Posture A Mengangkut dan menimbang tali rafia Neck 1 Trunk 2 Leg 3 Posture B Upper arm 2 Lower arm 2 Wrist 2 Posture A Load A Posture B Activity Coupling B C REBA

59 Lampiran 10. Alternatif usulan pengendalian bahaya Alternatif usulan pengendalian bahaya dilakukan dengan metode pendekatan teknik menurut Asfahl (1999) Penomoran subsub Aktivitas aktivitas 1.1 Menurunkan dari pengangkut Bahaya ergonomi Usulan Pengendalian Engineering Administrative PPE Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Proses menurunkan tidak dilempar tetapi dijatuhkan secara vertikal di sekitar pengangkut jatuh Tidak 272

60 1.2 Memindahkan ke dekat timbangan tertimpa benda jatuh mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala memposisikan tubuh di pinggir pengangkut Mencari lokasi pijakan yang kuat dan aman Proses penurunan dilakukan saat tidak ada operator di bawah yang sedang mengambil Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja safety helmet safety shoes 273

61 2.1 Mengangkat dan menumpuk ke atas timbangan dekat timbangan ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat mekanik suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian timbangan Memberi stopper pada roda timbangan Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak menumpuk secara berlebihan, disesuaikan dengan kapasitas timbangan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja safety shoes safety shoes 274

62 2.2 Menimbang dan mencatat hasil penimbangan ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak membuat tumpukan yang tinggi Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja safety shoes 275

63 2.3 Menurunkan dari timbangan mekanik ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat Penggantian timbangan Memberi stopper pada roda timbangan Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan suatu alat bantu seperti crane untuk menurunkan suatu alat bantu seperti crane Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak membuat tumpukan yang tinggi Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat safety shoes safety shoes 276

64 2.4 Memeriksa jenis dan kondisi 3.a1 Memindahkan ke Departemen Crusher dan Washer jika sudah tersortir ergonomi jatuh untuk menurunkan Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Pemberian pijakan atau mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak berjalan secara miring melainkan lurus safety helmet 277

65 3.a2 Menata tumpukan di area dekat mesin Crusher dan Washer tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi tangga disertai pengaman pada pinggir tangga suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Tidak mengangkut secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak membuat tumpukan yang tinggi safety shoes 278

66 3.b1 Memindahkan ke gudang bahan baku jika belum tersortir tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala troli pengangkut troli pengangkut troli pengangkut Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat safety shoes safety shoes 279

67 mengangkat beban yang berat 3.b2 Menata tumpukan di gudang bahan baku atau tempat penyortiran 4 Memindahkan ke area penyortiran ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat Penggantian blower Memberi sekat pada blower suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian blower Memberi sekat Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak membuat tumpukan yang tinggi Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja operator tiap 2 safety shoes 280

68 tumpukan di gudang bahan baku atau tempat penyortiran 5.1 Membagi ke jenisjenis plastik yang dibutuhkan untuk proses produksi 5.2 Memindahkan ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat pencahayaan ergonomi pada blower troli pengangkut troli pengangkut troli pengangkut Penggantian blower Memberi sekat pada blower Penambahan lampu dengan kapasitas total 150 lumen pada area penyortiran Pemberian meja dengan ketinggian yang cukup Penggantian blower Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja operator tiap 2 safety shoes Rotasi kerja operator tiap 3 4 Rotasi kerja operator tiap 2 Menggunakan sarung tangan 281

69 yang akan digunakan pada karung untuk diproses 5.3 Memindahkan yang belum akan digunakan pada karung untuk disimpan pencahayaan ergonomi pencahayaan ergonomi Memberi sekat pada blower Penambahan lampu dengan kapasitas total 150 lumen pada area penyortiran Memposisikan karung di sebelah kanan bawah dekat dari meja sortir Penggantian blower Memberi sekat pada blower Penambahan lampu dengan kapasitas total 150 lumen pada area penyortiran Memposisikan karung di sebelah kiri bawah dekat dari Meminimalkan gerakan membungkuk Rotasi kerja operator tiap 3 4 Rotasi kerja operator tiap 2 Meminimalkan gerakan membungkuk Rotasi kerja Menggunakan sarung tangan sarung tangan 282

70 6.1 Memindahkan hasil penyortiran (karung proses) ke Departemen Crusher dan Washer 6.2 Memindahkan hasil penyortiran (karung simpan) ke gudang bahan baku ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi meja sortir Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada motor dan blower troli saat mengangkut troli saat mengangkut troli saat mengangkut Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada motor dan blower troli saat tiap 4 Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja operator tiap 2 Memperhatikan postur tubuh safety shoes 283

71 7.1 Menaikkan ke dekat mesin Crusher dan Washer tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi jatuh mengangkut troli saat mengangkut troli saat mengangkut Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Pemberian pijakan atau saat bekerja Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak berjalan secara miring melainkan lurus safety shoes safety helmet 284

72 7.2 Menata tumpukan di area dekat mesin Crusher dan Washer tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi tangga disertai pengaman pada pinggir tangga suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Tidak mengangkut secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Memperhatikan postur tubuh saat bekerja Tidak membuat tumpukan yang tinggi safety shoes 285

73 8.1 Memasukkan kedalam mesin Crusher dan Washer tertimpa benda jatuh mengangkat iklim kerja ergonomi suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat suatu alat bantu seperti crane untuk mengangkat Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala pemberian penyejuk udara Menggunakan tongkat pendorong dengan panjang yang memadai sehingga mengurangi gerakan membungkuk Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat Rotasi kerja Rotasi kerja Penggantian posisi memasukkan dengan berdiri, tidak lagi duduk di atas mesin safety shoes 286

74 8.2 Proses pencacahan, pencucian, dan pengeringan elektrik jatuh mekanik Penggantian kabelkabel yang sudah terkelupas merapikan instalasi kabel dengan bantuan pipa plastik untuk jalur kabel Pemberian pembatas atau pagar pengaman pada tepi area mesin Crusher Pemberian cover pengaman atau pembatas antara puli dengan area sekitarnya Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Rotasi kerja Penggunaan alas kaki tertutup/ safety shoes safety helmet 287

75 elektrik Penggantian kabelkabel yang sudah terkelupas Merapikan instalasi kabel dengan bantuan pipa plastik Penggunaan alas kaki tertutup/ safety shoes 9.1 Memindahkan hasil pengolahan ke dalam karung 9.2 Mengangkut ke area bahan siap proses ergonomi Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Menggunakan alat bantu seperti sekop untuk memasukkan kedalam hopper Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan Rotasi kerja Rotasi kerja 288

76 9.3 Menata tumpukan di area bahan siap proses iklim kerja ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat bagianbagian yang bergerak secara berkala pemberian penyejuk udara penggunaan troli pengangkut pembuatan jalur troli penggunaan troli pengangkut penggunaan troli pengangkut Menambah pegangan pada karung pengangkut Penggantian motor dan blower Memberi sekat pada blower Pelumasan Menambah jumlah operator saat mengangkut Memperhatikan postur kerja Tidak berjalan secara miring melainkan lurus Tidak mengangkut secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja safety shoes 289

77 10.1 Memindahkan dari area bahan siap proses ke mesin Pellet ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat bagianbagian yang bergerak secara berkala alat bantu seperti crane untuk mengangkat alat bantu seperti crane untuk mengangkat alat bantu seperti crane untuk mengangkat Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Posisi punggung tetap lurus saat mengangkat Tidak membuat tumpukan yang tinggi Tidak menumpuk secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja iklim Menambah jumlah safety shoes 290

78 kerja troli pengangkut operator saat mengangkut ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat troli pengangkut troli pengangkut Menambah pegangan pada karung pengangkut Memperhatikan postur kerja Tidak berjalan secara miring melainkan lurus Tidak mengangkut secara berlebihan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat safety shoes 10.2 Memindahkan siap proses keatas mesin Pellet ergonomi Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik alat bantu seperti Rotasi kerja Memperhatikan postur kerja 291

79 11.1 Memasukkan kedalam mesin Pellet tertimpa benda jatuh mengangkat mekanik crane untuk mengangkat Menambahkan suatu bidang miring untuk memindahkan ke atas mesin alat bantu seperti crane untuk mengangkat alat bantu seperti crane untuk mengangkat Menambah cover pengaman pada hopper Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat Berkomunikasi antara operator di atas dan di bawah mesin Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Memperhatikan posisi kerja Rotasi kerja safety helmet safety shoes safety shoes 292

80 11.2 Proses pembuatan lonjoran plastik dari iklim kerja pencahayaan ergonomi jatuh pada motor listrik Memberi alat penyejuk udara Menambah lubang exhaust untuk mempercepat sirkulasi udara di area kerja Penambahan jumlah lampu dengan kapasitas total 750 lumen diatas mesin pellet Menggunakan tongkat pendorong dengan ukuran yang lebih panjang Memberi pagar atau pembatas pada area kerja diatas mesin Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Melakukan rotasi dengan dari departemen lain Memperhatikan postur kerja Rotasi kerja safety helmet 293

81 plastik hasil pencacahan elektrik Memberi sekat pada motor listrik Mengganti kabelkabel yang terkelupas dengan kabel yang baru Menggunakan pipa atau menanam kabel di dalam tanah sarung tangan dan alas kaki tertutup 11.3 Mengambil hasil olahan yang gagal untuk diproses kembali temperatur ekstrem Memberi cover pengaman dengan bahan yang bersifat isolator panas Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Rotasi kerja iklim Memberi alat Melakukan sarung tangan dan alas kaki tertutup 294

82 kerja pencahayaan ergonomi elektrik temperatur ekstrem penyejuk udara Menambah lubang exhaust untuk mempercepat sirkulasi udara di area kerja Penambahan jumlah lampu dengan kapasitas total 750 lumen diatas mesin pellet Modifikasi alat pengambil olahan Mengganti kabelkabel yang terkelupas dengan kabel yang baru Menggunakan pipa atau menanam kabel di dalam tanah Memberi cover pengaman dengan rotasi dengan dari departemen lain Melakukan rotasi tiap 4 kerja dengan operator dari departemen lain sarung tangan dan alas kaki tertutup sarung tangan 295

83 12.a1 Melepaskan saringan dari mesin Pellet penglihatan mekanik iklim kerja bahan yang bersifat isolator Memberi cover pada lubang keluaran Penggantian mesin dengan sistem otomatis Modifikasi desain mesin yang sudah ada Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Memberi alat penyejuk udara Menambah lubang exhaust untuk mempercepat sirkulasi udara di area kerja Memastikan mesin tidak bergerak baru memulai pelepasan saringan Rotasi kerja Melakukan rotasi dengan dari departemen lain dan alas kaki tertutup safety google sarung tangan 296

84 pencahayaan ergonomi elektrik temperatur ekstrem penglihatan Penambahan jumlah lampu dengan kapasitas total 750 lumen diatas mesin pellet Penggantian mesin dengan sistem otomatis Modifikasi desain mesin yang sudah ada Mengganti kabelkabel yang terkelupas dengan kabel yang baru Menggunakan pipa atau menanam kabel di dalam tanah Memberi cover pengaman dengan bahan yang bersifat isolator Memberi cover pada lubang Melakukan rotasi tiap 4 kerja dengan operator dari departemen lain sarung tangan dan alas kaki tertutup sarung tangan dan alas kaki tertutup safety google 297

85 12.a2 Membawa saringan kotor ke tempat pembersihan saringan 12.a3 Membakar dan membersihkan saringan di tempat pembersihan tertimpa benda jatuh ergonomi keluaran Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan suatu wadah untuk membawa saringan ke lokasi pembersihan Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan papan yang lebih tinggi Rotasi kerja Rotasi kerja Mengurangi gerakan membungkuk pada punggung safety shoes api Pemberian cover Memperhatikan Pemberian pada tungku kondisi api APAR temperatur 298

86 12.a4 Membawa saringan bersih ke mesin pellet 12.a5 Memasang saringan dari mesin Pellet ekstrem tertimpa benda jatuh mekanik Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan suatu wadah untuk membawa saringan ke lokasi pembersihan Penggantian mesin dengan sistem otomatis Modifikasi desain mesin yang sudah ada Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor Rotasi kerja Memastikan mesin tidak bergerak baru memulai pelepasan saringan Rotasi kerja sarung tangan safety shoes sarung tangan 299

87 iklim kerja pencahayaan ergonomi elektrik listrik Memberi alat penyejuk udara Menambah lubang exhaust untuk mempercepat sirkulasi udara di area kerja Penambahan jumlah lampu dengan kapasitas total 750 lumen diatas mesin pellet Penggantian mesin dengan sistem otomatis Modifikasi desain mesin yang sudah ada Mengganti kabelkabel yang terkelupas dengan kabel yang baru Menggunakan pipa atau menanam kabel di Melakukan rotasi dengan dari departemen lain Melakukan rotasi tiap 4 kerja dengan operator dari departemen lain sarung tangan dan alas kaki tertutup 300

88 12.b1 Memindahkan ke lokasi pencacahan 12.b2 Memasukkan ke dalam mesin Crusher 2 temperatur ekstrem penglihatan ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi dalam tanah Memberi cover pengaman dengan sarung tangan bahan yang dan alas kaki bersifat tertutup isolator Memberi cover pada lubang safety google keluaran Memberi sekat Rotasi kerja pada blower Menggunakan Memperhatikan troli pengangkut postur kerja Menggunakan troli pengangkut safety shoes Menggunakan Menggunakan 2 troli pengangkut operator atau lebih saat mengangkat beban Memberi sekat pada blower Pemberian pijakan untuk akses mesin yang berat Rotasi kerja Memperhatikan postur kerja 301

89 12.b3 Proses pencacahan 12.b4 Membawa hasil pencacahan ke Departemen Pellet tertimpa benda jatuh mengangkat mekanik alat bantu sperti crane untuk mengangkat alat bantu sperti crane untuk mengangkat Memberi cover atau pembatas antara puli dengan area sekitar Penggantian part mesin Pemberian peredam suara Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Memasukkan sedikit demi sedikit ke dalam hopper Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja ergonomi Menggunakan Memperhatikan 302

90 12.b5 Mengasah pisau mesin Crusher 2 dalam siklus tertentu 13.1 Memasukkan ke tertimpa benda jatuh mengangkat mekanik ergonomi elektrik penglihatan mekanik troli pengangkut postur kerja Menggunakan troli pengangkut safety shoes Menggunakan troli pengangkut Memberi cover pelindung pada batu gerinda Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Menambah tinggi dari ragum untuk mencekam pisau Mengganti dengan kabel yang baru atau memberikan isolator pada kabel Pemberian cover pelindung pada mesin gerinda Memberi sekat pengaman pada Mengurangi posisi membungkuk sarung tangan sarung tangan dan alas kaki tertutup Menggunakan kacamata pelindung dan masker sarung tangan 303

91 dalam mesin potong 13.2 Proses pemotongan menjadi Pellet 14.1 Mengambil Pellet dan memasukkan ke karung di mekanik akses masuknya ke roller feeder Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Memberi cover pengaman atau sekat antara puli dengan area sekitar Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Rotasi kerja Rotasi kerja Rotasi kerja 304

92 atas timbangan 14.2 Menimbang isi karung Pellet sesuai ketentuan 14.3 Menurunkan dari Memberi sekat pada motor listrik ergonomi Menggunakan alat pengambil yang dilengkapi dengan tongkat pemegang mengangkat Menggunakan alat pengambil yang dilengkapi dengan tongkat pemegang penglihatan mekanik Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Memberi stopper pada roda timbangan mengurangi posisi membungkuk saat mengambil Mengangkat sesuai kapasitas wadah yang digunakan Rotasi kerja Menggunakan kacamata pelindung safety shoes 305

93 timbangan 14.4 Menjahit karung berisi ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat mekanik Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik alat bantu seperti crane untuk mengangkat alat bantu seperti crane untuk mengangkat alat bantu seperti crane untuk mengangkat mesin jahit dengan desain Rotasi kerja Posisi punggung,tangan dan kaki tidak terlalu ditekuk saat menurunkan Memastikan posisi aman sebelum menurunkan dari timbangan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Memastikan posisi tangan operator aman sarung tangan 306

94 Pellet yang lebih aman sebelum memulai menjahit karung 15 Memindahkan karung Pellet ke gudang setengah jadi elektrik ergonomi Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan sambungan kabel dengan panjang yang memadai dan memposisikan di area yang jarang diakses operator Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan troli untuk mengangkut Rotasi kerja Rotasi kerja Memperhatikan postur kerja 307

95 16.1 Memindahkan karung Pellet ke dekat mesin mixer 16.2 Memasukkan Pellet dan tertimpa benda jatuh mengangkat ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat Menggunakan troli untuk safety shoes mengangkut Menggunakan Menggunakan 2 troli untuk operator atau mengangkut lebih saat mengangkat beban Pelumasan Rotasi kerja bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan Memperhatikan troli pengangkut postur kerja Menggunakan troli pengangkut safety shoes Menggunakan Menggunakan 2 troli pengangkut operator atau lebih saat mengangkat beban Pelumasan bagianbagian yang berat Rotasi kerja 308

96 pewarna ke dalam mesin mixer 16.3 Proses pencampuran Pellet dengan pewarna ergonomi tertimpa benda jatuh mengangkat yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik alat sperti crane untuk mengangkat alat sperti crane untuk mengangkat alat sperti crane untuk mengangkat Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Memperhatikan postur kerja Pastikan kondisi nyaman dan aman sebelum mengangkat dan memasukkan Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja safety shoes 309

97 16.4 Mengambil dan menata hasil pencampuran ergonomi Menutup hopper mesin Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik troli sebagai bantuan saat mengisi dan menata Rotasi kerja Tidak terlalu lama membungkuk saat menunggu pengisian karung dengan 17.1 Memindahkan karung Pellet ke dekat oven ergonomi tertimpa benda jatuh Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menggunakan Rotasi kerja Memperhatikan postur kerja troli pengangkut Menggunakan troli pengangkut safety shoes 310

98 17.2 Memasukkan Pellet dan pewarna ke dalam oven mengangkat ergonomi temperatur ekstrem jatuh tertimpa benda jatuh Menggunakan troli pengangkut Pelumasan bagianbagian yang bergerak secara berkala Memberi sekat pada motor listrik Menambah tinggi pijakan Memberikan isolator pada bagian oven Memberikan pengaman atau pembatas pada tangga pijakan alat sperti crane untuk mengangkat Menggunakan 2 operator atau lebih saat mengangkat beban yang berat Rotasi kerja Menjaga posisi punggung agar tidak terlalu membungkuk Pastikan kondisi nyaman dan aman sebelum mengangkat dan sarung tangan safety helmet safety shoes 311

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor produktivitas memang menjadi hal yang diutamakan pada dunia industri sekarang ini,namun faktor keselamatan kerja juga sudah menjadi hal yang sangat diperhatikan.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki

Lebih terperinci

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja LOGO Lingkungan Fisik Area Kerja LOGO Identifikasi Lingkungan Kerja Fisik No Jenis Area Temperatur Kebisingan Pencahayaan Udara Ruang Gerak Lantai Dinding Atap 1 Buffer area 27-30 C 85 dba Tidak ada bau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri manufaktur di Indonesia tengah berkembang dengan baik. Tetapi perkembangan ke arah yang baik ini tidak diimbangi dengan kepedulian para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) WORK SYSTEM DESIGN IN DRY-CORN PROCESSING REFER TO ERGONOMIC

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan BORSANO merupakan sebuah home-industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Saat ini perusahaan memiliki masalah yaitu waktu baku setiap stasiun kerja tidak diketahui, kinerja

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS 18001 Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh) 1) Miftahul Barokah Farid, 2) Nur Rahman

Lebih terperinci

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) Meity Martaleo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Panasia Indo Resources merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil, yaitu pembuatan benang DTY. Pada perusahaan ini ada beberapa stasiun kerja, yaitu stasiun

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian

Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian Kumpulan gambar pemeriksaan dan perbaikan dari hal yang mudah terlenakan Bab Perindustrian Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Dewan Eksekutif Yuan Berdasarkan data 5 tahun terakhir dari pemeriksaan

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR Reza Anggara Putra 1), Minto Basuki 2) 1,2 Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Jl.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir ABSTRAK. Pada bagian proses produksi mochi kacang, pemilik pabrik ingin meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya dengan cara memperbaiki kondisi di pabrik. Pada pabrik mochi ini terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Tata Letak Gudang Bahan Baku Peletakan bahan baku pada kavling untuk saat ini belum ada peletakan yang tetap. Bahan baku yang datang diletakkan pada tempat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati Menghitung waktu baku aktual setiap stasiun kerja dengan metoda langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rangkuman

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1) Tata letak tempat kerja saat ini : Tata letak tempat kerja keseluruhan PT Kecap Salem pada saat ini masih kurang baik. Gang yang terdapat dalam pabrik hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya pembangunan di bidang offshore yang membutuhkan berbagai jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan membuat perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan perbaikan sistem kerja di perusahaan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Waktu baku yang dibutuhkan dari setiap proses

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan batako

Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan batako Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 2, Oktober 2016 (135-142) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) ISSN: 2541-5328 (e) Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA Yudha Rahadian 1*, Giusti Arcibal 1, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jln. Ir. Sutami 36A,

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 41-46 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) Dini Retnowati

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, diantaranya yaitu membuat sistem kerja menjadi lebih baik. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang semakin maju dan kompetitif, menuntut penyesuaian yang terus-menerus harus dilakukan oleh para pelaku bisnis, diantaranya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada CV. Motekar, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Pembuatan Minuman Saat ini Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat pembuatan minuman jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang agri-food. Unit perusahaan di Cirebon sebagai tempat penelitian menghasilkan produk pakan ternak, berbentuk tepung, crumble dan pellet. Permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang atas penelitian yang dilakukan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan pada tugas akhir. 1.1

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : PERANCANGAN SISTEM K3 BERDASARKAN JOB SAFETY ANALYSIS DAN PERHITUNGAN RISK SCORE (SUATU PENDEKATAN DENGAN METODE PARTICIPATORY ERGONOMICS) Paulus Sukapto 1*), Harjoto Djojosubroto 2) dan Yunanto 3) 1,2)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Sari Harum adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi kerupuk, dimana perusahaan tersebut ingin meningkatkan kelancaran sistem kerjanya, dalam memenangkan persaingan

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT. Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja (Studi Kasus : PT.DPS) Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO 6506 040 032 Latar Belakang PT. Philips Indonesia merupakan pabrik lampu yang dalam proses

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Penarikan kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Adapun beberapa kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keadaan fasilitas fisik aktual dari Catering Dienarsih adalah sebagai berikut : Lemari penyimpanan peralatan masih belum mencukupi kebutuhan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT. ST

PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT. ST Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 11-16 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL

Lebih terperinci

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA DASAR HUKUM 1. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 (1a.) : dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan

Lebih terperinci

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan PERLINDUNGAN PENTING Saat menggunakan peralatan elektronik, untuk mengurangi resiko kebakaran, sengatan listrik, dan/atau cedera ke seseorang, tindakan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI Data Responden Nama :.. Usia :.. Berilah tanda silang

Lebih terperinci

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden Informed Consent Pesetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama saya Rian Krisna Pratiwi mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Jurusan K3, Universitas Esa Unggul, saya bermaksud melakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada saat sekarang ini perkembangan musik di Indonesia sangat tinggi. Banyak penyanyi baru yang bermunculan baik penyanyi solo maupun penyanyi band. Ajang lomba nyanyi juga banyak diadakan hampir

Lebih terperinci

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) Benedikta Anna Haulian Siboro 1, Suroso 2, Suhendrianto 3, Esmijati 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manual material handling (MMH) adalah salah satu komponen dari banyak pekerjaan dan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Jenis pekerjaan ini meliputi mengakat, menurunkan,

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci