KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG"

Transkripsi

1 KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG Mustafid Dosen FEB Universitas Lampung ABSTRAK Dalam rangka mempercepat pembangunan juga perlu didukung oleh keberhasilan pembangunan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui Program Keluarga Berencana dan untuk itu diperlukan sosialisasi dan upaya peningkatan cakupan keikutsertaan masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana. Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dihadapi adalah belum diketahui gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana di berbagai Puskesmas di Kota Bandar Lampung dan belum diketahui tingkat pertumbuhan dan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Keluarga Berencana. Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah Berapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dari tahun 2008 hingga tahun 2011 ternyata tidak merata, bahkan perkembangannya berfluktuasi dan bahkan ada sebagian menurun. Bahwa masingmasing pelaksanaan Program Keluarga Berencana di masing-masing kecamatan juga bervariasi, namun polanya relatif sama yaitu penggunaan alat kontrasepsi yang terbanyak adalah alat suntik yang rata-rata selama 4 tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 %, disusul yang menggunakan Pil rata-rata sebesar 36,82 kemudian disusul penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %, dan sisanya menggunakan Implant, Kondom, MOP dan MOW berturut-turut 5,46 %, 2,55 %, 1,61 % dan 1,46 %. Dalam rangka peningkatan cakupan keikut-sertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan sosialisasi secara terus menerus sebagai upaya untuk Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 13 (tiga belas sebelas) Kecamatan di Kota Bandar Lampung perlu adanya koordinasi antara unsur-unsur yang terkait dalam Tim ini, seperti Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia(APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan. Kata Kunci: Keluarga Berencana I. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara agraris, sehingga pola dan struktur perekonomiannya masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Berdasarkan Laporan Semester I Departemen Perdagangan 1999, penduduk Indonesia 70% bekerja di sektor pertanian, sehingga dalam pembangunan diprioritaskan pada sektor pertanian. Di samping itu sektor-sektor lainnya merupakan prioritas selanjutnya, seperti sektor industri dan penggalian serta sektor-sektor pertambangan sebagai sumber devisa yang menjadi semakin potensial, khususnya minyak bumi.

2 Secara geografis, Propinsi Lampung terletak pada 103 o o 50 Bujur Timur dan 6 o 45 3 o 45 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah dapat dilihat dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Batas Wilayah Propinsi Lampung No. Wilayah Berbatasan 1. Utara Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 2. Selatan Selat Sunda 3. Timur Laut Jawa 4. Barat Samudera Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Luas wilayah daratan Propinsi Lampung termasuk pulau-pulau di sekitarnya adalah ,35 Km 2 yang terbagi menjadi 10 kabupaten/kota berdasarkan Undang Undang Nomor yang dapat dilihat dalam Tabel 1.2 Tabel 1.2. Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Luas (Km 2 ) Kecamatan Desa/Kelurahan 1. Kabupaten Lampung Barat 4.950, Kabupaten Tanggamus 3.356, Kabupaten Lampung Selatan 3.180, Kabupaten Lampung Timur 4.377, Kabupaten Lampung Tengah 4.789, Kabupaten Lampung Utara 2.725, Kabupaten Way Kanan 3.921, Kabupaten Tulangbawang 7.770, Kota Bandar Lampung 192, Kota Metro 61, Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Tabel 1.3. Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan 1. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Way Kanan Kabupaten Tulangbawang Kota Bandar Lampung Kota Metro Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012.

3 Tabel 1.4. Klinik Keluarga Berencana dan Akseptor di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. Nama Kabupaten/Kota Klinik Pemerinta h Klinik Swasta Akseptor 1. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Way Kanan Kabupaten Tulangbawang Kota Bandar Lampung Kota Metro Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Hasil-hasil pertanian di Propinsi Lampung merupakan bagian yang paling besar sumbangannya terhadap pendapatan nasional (50,2%), disusul sektor perdagangan (16,9%), sektor perindustrian (11,6%), sektor pertambangan (3,2%), sektor pertahanan dan pemerintahan (5,3%), sektor jasa-jasa (5,6%), dan lain-lain (7,2%) (Badan Pusat Statisik Propinsi Lampung, 2011). Kota Bandar Lampung terdiri atas 13 kecamatan, 98 desa banyaknya desa di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.5. Tabel 1.5. Data Kecamatan dan Desa di Kota Bandar Lampung No Kecamatan Banyaknya Desa 1 Telukbetung Barat 8 2 Telukbetung Selatan 11 3 Panjang 7 4 Tanjungkarang Timur 11 5 Telukbetung Utara 10 6 Tanjungkarang Pusat 11 7 Tanjungkarang Barat 6 8 Kemiling 7 9 Kedaton 8 10 Rajabasa 4 11 Tajungseneng 4 12 Sukarame 5 13 Sukabumi 6 Desa Seluruh Kecamatan 98 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Dalam rangka peningkatan cakupan kesertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan Sosialisasi Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 11 (sebelas) Kabupaten/Kota, dimana unsur yang terkait dalam tim ini adalah Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan.

4 Berdasarkan potensi yang ada dan tujuan peningkatan perekonomian pada umumnya serta peningkatan usaha di berbagai sektor pembangunan khususnya, maka diperlukan penelitian yang lebih kongkrit dan terperinci mengenai Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana (KB) melalui Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) di Bandar Lampung Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah seberapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Penggunaan alat kontrasepsi mana yang menjadi pilihan utama masyarakat dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung ini memiliki tujuan dan manfaat penelitian untuk: memperoleh informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. Mengetahui tingkat pertumbuhan berbagai Progam Keluarga di Kota Bandar Lampung. Menyusun pedoman untuk melakukan strategi pengembangan, kebijakan, program, dan kegiatan di berbagai Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dasar pertimbangan Evaluasi terhadap pelaksanaan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung merupakan langkah awal dalam menyusun perencanaan pengembangan program keluarga berencana dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini, perangkat analisis yang akan ditampikan adalah perangkat yang sederhana dan biasa digunakan dalam pembuatan perencanaan pembangunan. Informasi yang akan dianalisis antara lain terkait : 1. Perilaku pakai/alat cara KB penting dalam upaya pemenuhan akan kebutuhan pelayanan dan alat/cara KB. 2. Alat/caraKB yang dapat digunakan untuk mengatur kelahiran 3. Indikator KB yang dapat digunakan oleh penentu kebijakan pengendalian kelahiran 4. Ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan kebijakan pengendalian kelahiran. III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi studi ini meliputi seluruh wilayah Kota Bandar Lampung dengan jumlah kecamatan sebanyak 13 kecamatan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Identifikasi/pemotretan kondisi kawasan Program Keluarga di Bandar Lampung 2. Kajian kedudukan dan fungsi Kebijaksanaan Program Keluarga Berencana terhadap pengendalian penduduk di Bandar Lam[ung 3. Identifikasi profil kecamatan dalam melaksanakan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Bandar Lampung Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data Puskesmas di wilayah 13 kecamatan di Bandar Lampung selama kurun waktu lima tahun ( ). Sumber data utama yang digunakan adalah data sekunder yang tersedia di Lampung Dalam Angka dan Kota Bandar Lampung Dalam Angka Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder akan dikumpulkan melalui survei dan pengumpulan pustaka yang berhubungan dengan lingkup studi serta peraturan-peraturan daerah yang terkait. Peraturan-peraturan yang dikaji adalah peraturanperaturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada beberapa sektor terkait dengan

5 pengembangan kawasan baik yang berupa UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Perda Propinsi dan Kabupaten serta Keputusan Gubernur dan Keputusan Bupati. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei di lapangan, Metode survei lapang yang akan digunakan adalah metode wawancara, pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) dan observasi. Data yang telah dikumpulkan, baik data sekunder maupun data primer kemudian akan diolah melalui tahapan editing, coding, dan tabulating menurut pengelompokan berdasarkan klasifikasi masingmasing data. Analisis Data Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. Data-data yang dimasukkan antara lain: 1. Data Sekunder, berupa data time series dan dokumentasi dari Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung dan Instansi lain yang terkait terutama di Kota Bandar Lampung termasuk kecamatan dan Puskesmas 2. Data Primer, berupa keterangan yang diperoleh dari responden di tingkat kecamatan dan Puskesmas di Kota Bandar Lampung. 3. Menghitung nilai rata-rata dan prosentase perubahannya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan TelukBetung Barat Kecamatan Teluk Betung Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di kawasan pesisir laut. Di Kecamatan Teluk Betung Barat terdapat 1 (satu) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang berdomisili disana. Puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kota Karang. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat stastistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Barat selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 342, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 160 orang. Tabel 4.3 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat Rata - rata Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat untuk tahun diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi pil menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 2549, dan diikuti dengan penggunaan suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2338 dan diikuti dengan penggunaan implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1406.

6 Tabel 4.4 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat Rata - rata Langkah dan kebijakan strategis yang harus dilakukan untuk meretas berbagai persoalan tersebut antara lain : Melibatkan lintas dinas Karena rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan KB, maka perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan memperhatikan hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi dimasa mendatang agar kedua instansi tersebut dapat meningkatkan pelaksanaan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat dan mandiri. Kecamatan TelukBetung Selatan Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya di kawasan pantai, dimana Kecamatan Teluk Betung Selatan memiliki luas wilayah sebesar Ha. Di Kecamatan Teluk Betung Selatan terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Teluk Betung Selatan akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Pasar Ambon. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 766, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 566 orang. Tabel 4.7 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan Rata rata

7 Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan untuk tahun diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan paling banyak, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 5830, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 4606 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai Tabel 4.8 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan Rata - rata Mengingat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang memiliki potensi ekonomi cukup besar dengan wilayah geografis yang dekat dengan kawasan pantai yang bisa menghasilkan value added dari keberadaan kawasan pantai yang menjadi kawasan sumber ekonomi tersebut, maka permasalahan pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi suatu masalah yang harus diretas guna perwujudan masyarakat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang sejahtera. Kecamatan Panjang Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Panjang. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap Panjang. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Waylaga. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Panjang juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Panjang Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Panjang selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 325 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun menurun dengan rata-rata 0.80 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata persen dan rata-rata penggunanya adalah 198 orang. Tabel 4.11 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Panjang , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,14 Rata - rata 325-0, , , , ,58

8 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai persen dan untuk kondom sebesar 58 persen. Tabel 4.12 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Panjang , , , , , , , , , , , , , , , ,69 Rata - rata , , , ,83 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 4.12, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3218 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 1.82 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata Nilai perkembangan suntik naik rata-rata sebesar 1.42 persen. Terakhir adalah implan dengan rata-rata pengguna 1554 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 11.3 persen. Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP dan kondom yang diprediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungkarang Timur Kecamatan Tanjung Karang Timur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Timur terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Timur akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kampung Sawah dan Puskesmas Satelit. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 818, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 476 orang.

9 Tabel 4.15 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur Rata - rata Proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur untuk tahun diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4170, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3099 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai Tabel 4.16 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur Rata - rata Diperlukan peran banyak pihak guna menuntaskan persoalan sosial ini yang melibatkan lintas departemen atau dinas. Namun untuk kelancaran program KB sendiri yang perlu dilakukan yaitu dengan jalan sinergisitas kebijakan antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat proyeksi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan TelukBetung Utara Kecamatan Teluk Betung Utara memiliki luas lahan 939 ha. Di Kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Teluk Betung Utara, yaitu puskesmas Kupang Kota dan Sumur Batu. Perkembangan Pengguna KB Kecamatan Teluk Betung Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan pencapaian KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat didominasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1272 orang. Kemudian MOW 218 orang, kondom 140 orang dan yang paling sedikit adalah MOP 120 orang.

10 Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Utara Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1006 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun justru menurun dengan rata-rata 6.77 persen. Penurunan tertinggi diprediksi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.59 persen. Tabel 4.19 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,44 Rata rata , , , , ,90 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai persen sedangkan untuk kondom lebih fantastis lagi yaitu turun sebesar persen. Tabel 4.20 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara , , , , , , , , , , , , , , , ,30 Rata rata , , , ,30 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi tidak mengalami banyak perubahan. Alat suntik masih akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna hampir 2000 orang. Kemudian pil dengan rata-rata 1950 orang dan terakhir adalah implan dengan rata-rata 1207 orang. Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP, implan dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Salah satunya adalah dengan cara Pemda Kota Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di jantung Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Pusat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna

11 memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Pusat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Simpur dan Puskesmas Palapa. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1391, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 794 orang. Tabel 4.23 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Rata - rata Dari proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat untuk tahun , diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4161, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3769 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 557. Tabel 4.24 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Rata - rata Posisi Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang terletak di jantung Kota Bandar Lampung, menjadikan kawasan Kecamatan Tanjung Karang Pusat menjadi salah satu kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kota bandar Lampung sehingga mampu menarik banyak sekali tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan membuat Kecamatan Tanjung Karang Pusat dihadapi pada permasalahan kepadatan penduduk. Tidak kalah pentingnya agar Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) agar terus melaksanakan penyuluhan-penyuluhan mengenai urgensi dan manfaat program KB bagi masyarakat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat agar mampu mendorong penggunaan KB lebih banyak lagi dan mampu menghilangkan kegundahan mengenai informasi yang selama ini salah diterima ataupun pola berpikir yang masih berkembang di masyarakat.

12 Kecamatan Tanjungkarang Barat Kecamatan Tanjung Karang Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung dimana hampir di setiap kelurahannya terdapat industri. Di Kecamatan Tanjung Karang Barat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Barat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Gedung Air dan Puskesmas Susunan Baru. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1316, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 309 orang. Tabel 4.27 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat Rata - rata Dari hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat untuk tahun , diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 2536, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2929 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai Tabel 4.28 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat Rata - rata Dengan melihat Kecamatan Tanjung Karang Barat dimana hampir setiap kelurahannya terdapat industri hingga masih terdapatnya ketersediaan lahan yang produktif di kawasan tersebut maka menjadi suatu tantangan untuk pengembangan kawasan tersebut menjadi lebih berkualitas

13 Dan dalam rangka menyukseskan program KB maka yang perlu segera dilakukan yaitu dengan jalan koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung guna menambah intensitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi penggunaan alat kontrasepsi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kemiling Kecamatan Kemiling merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak sangat menguntungkan guna pertanian lokal. Di Kecamatan Kemiling terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Kemiling akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kemiling dan Pinang Jaya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kemiling Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Kemiling selama lima tahun kedepan ( ) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 909, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 297 orang. Tabel 4.31 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Kemiling Rata - rata Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Kemiling untuk tahun diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Pil menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi Pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 3177, dan diikuti dengan penggunaan Suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3040 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai Tabel 4.32 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kemiling Rata - rata

14 Dengan melihat Kecamatan Kemiling yang terletak pada wilayah yang memiliki keunggulan untuk pemberdayaan petani lokal di Kota Bandar Lampung serta kelebihan potensi alam yang bisa dijadikan sebagai pariwisata maka menjadikan kawasan Kecamatan Kemiling menjadi salah satu kecamatan dengan potensi yang cukup bagus. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kedaton Di Kecamatan Kedaton terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Kedaton. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Wayhalim. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kedaton juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kedaton Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Kedaton selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 2070 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun meningkat dengan rata-rata 1.21 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata persen dan rata-rata penggunanya adalah 833 orang. Tabel 4.35 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Kedaton , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,38 Rata - rata , , , , ,87 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai persen. Sedangkan kondom, walaupun di prediksi pengguna kondom selama kurun waktu rata-rata berjumlah 98 orang, akan tetapi apabila dilihat dari perkembangannya di prediksi kondom akan mengalami penurunan rata-rata 5.35 persen.

15 Tabel 4.36 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kedaton , , , , , , , , , , , , , , , Rata - rata , , , ,60 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3567 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 2.97 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata Namun nilai perkembangan suntik rata-rata menurun sebesar 0.17 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 342 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar Perkembangan alat kontrasepsi MOP, Suntik dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses Kecamatan RajaBasa Di kecamatan ini terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Rajabasa. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Rajabasa juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Tabel 4.39 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Rajabasa , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,72 Rata - rata 721 6, , , , ,51 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai persen dan untuk kondom sebesar 185 persen.

16 Tabel 4.40 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Rajabasa , , , , , , , , , , , , , , , ,56 Rata - rata , , , ,41 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3100 orang, ratarata pertumbuhan pil adalah sebesar 9.39 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1254 orang. Nilai perkembangan suntik rata-rata tumbuh sebesar 7.31 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 603 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar persen. Perkembangan alat kontrasepsi MOP dan MOW yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungseneng Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Tanjung Seneng. Yaitu Puskesmas Waykandis. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tanjung Seneng juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Seneng Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Tanjung Seneng selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 964 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 6.32 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata persen dan rata-rata penggunanya adalah 194 orang. Tabel 4.43 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,82 Rata - rata 964 6, , , , ,75

17 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar persen dan untuk kondom sebesar persen. Tabel 4.44 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng , , , , , , , , , , , , , , , ,07 Rata - rata , , , ,48 Untuk menyelesaikan masalah fatisme agama beberapa kelompok masyarakat di Tanjung Seneng perlu adanya koordinasi antara instansi-instansi yang terkait dengan Departemen Agama untuk memberikan suatu pembinaan yang tepat serta sosialisasi KB di daerah tersebut. Peranan Penyuluh KB (PKB) di Kelurahan-kelurahan yang ada di tanjung senang juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memahami dan tahu persis manfaat dari program KB yang dijalankan pemerintah. Kecamatan Sukarame Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukarame. Yaitu Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Korpri. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukarame juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukarame Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukarame selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1314 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 1.97 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata persen dan rata-rata penggunanya adalah 552 orang. Tabel 4.47 Proyeksi PesertaKB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukarame , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,92 Rata - rata , , , , ,46

18 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar persen dan untuk kondom sebesar persen. Tabel 4.48 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukarame , , , , , , , , , , , , , , , ,12 Rata - rata , , , ,22 Untuk menyelesaikan masalah kebersihan lingkungan, masyarakat sukarame khususnya di kawasan perumahan perlu diberikan suatu pembinaan agar memiliki jiwa sosial yang tinggi dan saling mendukung satu sama lainnya terutama untuk masalah kebersihan lingkungan. Kecamatan SukaBumi Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukabumi. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukabumi juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukabumi Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukabumi selama tahun Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1663 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata persen dan rata-rata penggunanya adalah 277 orang. Tabel 4.51 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukabumi , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,94 Rata - rata , , , , ,76 Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP bahkan mencapai 159 persen dan untuk kondom sebesar persen.

19 Tabel 4.52 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukabumi , , , , , , , , , , , , , , , ,13 Rata - rata , , , ,13 Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi PIL akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 2118 orang, namun apabila dilihat perkembangannya PIL mengalami penurunan sebesar 0.67 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1690 orang. Nilai perkembangan suntik juga mengalami penurunan sebesar 4.29 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 777 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar persen. Seiring dengan perkembangan dan pembangunan kota, agar tidak berdampak negatif akan tetapi berdampak positif terhadap kesejahteraan penduduknya maka perlu dilakukan berbagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Misalnya jiwa kewirausahaan masyarakat, yang juga perlu dipacu sehingga kreativitas merekapun senantiasa berkembang. Evaluasi Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana Di Kota Bandar Lampung Pelaksanaan program keluarga berencana ikut berperan dalam mengatur jumlah dan waktu kelahiran anak, sehingga akan berdampak pada pembinaan keluarga terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidupnya, tidak hanya pangan, sandang dan papan, tetapi juga kualitas pendidikan anak dan keluarganya. Perkembangan Pengguna Peserta KB di Kota Bandar Lampung Hasil penelitian mengenai peserta kelurga berencana sesuai dengan alat kontrasepsi yang digunakan sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 adalah sebagai berikut. Tabel 5.1 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2008 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Prosentase 14,09 0,30 2,96 6,55 38,49 36,29 1,32 100,00

20 Berdasarkan Tabel 5.1, terlihat bahwa pada tahun 2008 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,49%), kemudian Pil (36,29%), lalu IUD (14,09%), sedangkan MOW,MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,3% hingga 6,55 %. Tabel 5.2 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2009 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Prosentase 13,97 0,32 2,86 1,38 38,28 36,52 6,66 100,00 Berdasarkan Tabel 5.2, terlihat bahwa pada tahun 2009 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,28%), kemudian Pil (36,52%), lalu IUD (13,97%). Sedangkan MOW, MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,32 % hingga 6,6%. Tabel 5.3 Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung 2010 No Kecamatan Jenis Kontrasepsi IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan 1 Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Prosentase 13,65 2,67 0,32 1,02 38,03 37,59 6,73 100,00

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi dan pihak-pihak terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung tumbuh menjadi kota yang memiliki pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam pembangunan serta menjadi titik sentral dalam pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Geografis Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah IV. GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kota Bandar Lampung 1. Geografi Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki kualitas penduduk yang sangat rendah dengan ditandai terhambatnya pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menyangkut kelayakan dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Rumah bukan hanya berfungsi sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menunjang kegiatan pembangunan. Laju pertumbuhan ekonomi menggambarkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kota Bandar Lampung 1. Letak Geografis Kota Bandar lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, selain merupakan pusat kegiatan Pemerintahan, Sosial Politik, Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 - 56 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Administrasi Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20-50º30 LS dan 105º28-105º37 BT dengan luas wilayah 197,22 km

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk terbesar di dunia adalah negara Republik Rakyat Cina, India, Amerika Serikat dan Indonesia merupakan negara terbesar ke empat di dunia. 1 Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai

I. PENDAHULUAN. untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peta merupakan gambaran penyederhanaan dari permukaan bumi yang dituangkan melalui bidang datar dengan skala tertentu serta dilengkapi dengan simbol-simbol atau keterangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara PLKB di Kecamatan Sukabumi. Kota Bandar Lampung

Pedoman Wawancara PLKB di Kecamatan Sukabumi. Kota Bandar Lampung KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUKASI Jl. Prof. DR. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandarlampung Pedoman Wawancara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan

Lebih terperinci

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai dengan 58 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kota Bandar Lampung Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5 0 20 sampai dengan 5 0 30 lintang selatan dan 105 0 28 sampai dengan 105

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain merupakan pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 A. Gambaran Umum Provinsi Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Luas Wilayah dan Batas Kelurahan Wilayah Kecamatan Rajabasa semula adalah merupakan pemekaran dari Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BKKBN (2011), pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu programnya dengan Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas tidak memadai merupakan salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari masalah pengangguran, kesehatan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu. 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan Adalah penelitian dengan mengkupas data terbaik dalam penelitian ini yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Gerakan Keluarga Berencana Nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Bali dari periode ke periode, selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah dan memiliki jumlah penduduk nomor empat di dunia. Saat ini penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung adalah Ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 197,22 km 2 atau 19.772 hektar. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian merupakan barometer status kesehatan, terutama kematian ibu dan kematian bayi. Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, pemukiman semakin lama membutuhkan lahan yang semakin luas. Terjadi persaingan yang kuat di pusat kota,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia pada tahun 2013 mengalami peningkatan lebih tinggi dari perkiraan dua tahun yang lalu. Jumlah penduduk dunia pada bulan Juli 2013 mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Sumur Putri Kelurahan Sumur Putri merupakan salah satu kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah di suatu negara apabila tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008) menunjukkan pada tahun 2007,

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan 55 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepadatan penduduk menjadi masalah pemerintah yang menjadi problem dalam pertumbuhan penduduk. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena 90 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan juga masyarakat. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, pemerintah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini cukup tinggi.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB Risneni 1) dan Helmi Yenie 2) 1) 2) Jurusan Kebidanan poltekkes kemenkes Tanjngkarang Abstrak. Rekapitulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 238 juta jiwa. Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari objek penelitian. Menurut

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000. Anggraini & Martini (2011) menyatakan jumlah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan 39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk seharusnya menjadi sumber daya yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan penduduk, namun sumber daya sering sebaliknya menjadi beban berat pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data sekunder yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan yang baik hanya akan bisa diwujudkan oleh penduduk yang berkualitas baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui

I. PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, sebagaimana

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukuan diwilayah Kota Bandar Lampung dan Provinsi Lampung Sebagai Refrensi B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah

Lebih terperinci