Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional
|
|
- Utami Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sistem Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Nasional Disampaikan oleh : Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas
2 KEMENTERIAN PPN/ OUTLINE 1 Latar Belakang 2 Mandat Evaluasi Kinerja Pembangunan 3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja 4 5 Hasil Monev Permasalahan dan Tindak Lanjut 2
3 KEMENTERIAN PPN/ LATAR BELAKANG 3
4 KEMENTERIAN PPN/ Gambaran Monev Kinerja Pembangunan Nasional di Indonesia Saat ini Terdapat beberapa peraturan per-uu-an yang terkait Sistim Monitoring Evaluasi pembangunan (K/L dan pemerintah daerah) dengan tujuan utama untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan. Peraturan per-uu-an tersebut memandatkan kepada beberapa K/L tertentu untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Monev sesuai tupoksi masing-masing Selama ini sistim yang dikembangkan oleh masing-masing K/L koordinator berbeda namun sebenarnya berkaitan satu sama lain, khususnya terkait dengan data/informasi dasar yang sama. Karena sistim yang berbeda, K/L yang menjadi obyek monev harus melakukan pelaporan hasil monev yang serupa secara berulang, sehingga menimbulkan beban yang tidak perlu; selain itu selama ini hasil monev masih belum jelas pemanfaatannya sehingga sering diabaikan oleh K/L dan pemda; akibatnya pelaksanaan monev oleh K/L ybs menjadi kurang berkualitas baik dari sisi data/informasi yang disampaikan maupun dari sisi kepatuhan penyampaian hasil monev; Mengingat akan hal tersebut diatas, ke depan perlu dikembangkan sistim Monev terpadu yang dapat memenuhi kebutuhan pengendalian pelaksanaan pembangunan yang dimandatkan kepada beberapa K/L (Kemenkeu, Bappenas, Kemenpan, Kemendagri, UKP4, BPKP), namun tidak perlu membebani K/L yg menjadi obyek monev secara berlebihan; Untuk tujuan pengembangan Sistem Monev terpadu tersebut, diperlukan komunikasi dan koordinasi bersama antara K/L sehingga kebutuhan masing-masing K/L dapat diakomodasikan dalam sistem yang dikembangkan., 12/08/2011
5 KEMENTERIAN PPN/ K/L UKP4 KemenPAN KemenKeu KemenDagri BPKP Pelaku dan Peraturan Terkait Monev Peraturan Perundangan PP 39/2006 : Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Inpres Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional (Inpres 1/2010, Inpres 3/2010, Inpres Percepatan Pelaksanaan RKP 2011) PP 08/2006 : Pelaporan Keuangan & Kinerja Instansi Pemerintah Inpres 7/1999 : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP/LAKIP) Rancangan Perpres SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP/LAKIP) Ket: Peraturan Pengganti Inpres No. 7/1999 dan pelaksanaan PP 8/2006 (inisiasi dari KemenKeu) PP 90/2010 : Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Permenkeu 59/2005 : Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat PP 03/2007 : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah PP 06/2008 : Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah PP 08/2008 : Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pemda PP 60/2008 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
6 FUNGSI MONEV BERBAGAI K/L KEMENTERIAN K/LPPN/ Fokus Waktu Pemanfaatan Hasil Monev Bappenas - Pemantauan dan Evaluasi RKP, Renja KL, RPJMN, Renstra KL - Pelaporan Pengukuran Kinerja aplikasi E-Monev (Revisi/penyempurnaan PP 39/2006). - Kerangka kerja evaluasi meliputi: pengukuran kinerja, evaluasi pelaksanaan rencana kerja, evaluasi program, evaluasi kebijakan/program strategis. UKP4 - Pemantauan untuk membantu terlaksananya janji kampanye dan prioritas presiden. - Mengawasi KL dalam pelaksanaan Inpres Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. KemenPAN & RB Kementerian Keuangan - Pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan dan akuntabilitas institusi pemerintahan. - Kinerja perencanaan, pengukuran, pelaporan dan pencapaian. - Setiap aspek dinilai dan dibobot, kemudian setiap institusi akan di beri penilaian. - Kemenkeu merancang sistem pemantauan dan evaluasi RKA-KL. - 8 Kriteria pengukuran, diantaranya realisasi anggaran, realisasi target output, kualitas perencanaan dan kualitas pengeluaran. KemenDagri - Pemantauan dan evaluasi daerah - Terdapat 3 jenis pelaporan evaluasi : (i) evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (EKPPD); (ii) Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKOPD); (iii) evaluasi daerah otonom baru (EDOB) Monitoring: Triwulan; dan Evaluasi :Tahunan, Mid-term dan Akhir Periode 5 thn. Dwibulan/ Triwulan - Input untuk : Perencanaan&Penganggaran Berbasis Kinerja, Perbaikan Program, Perbaikan Manajemen Koordinasi Kebijakan Nasional. - Rentang : Jumlah KL 76, Program Nasional 178, Jumlah Kegiatan 10,000, dan Jumlah indikator kinerja dalam RPJMN: 6.440, (sumber: WB). Dan Renja KL : Penilaian terhadap kinerja dari Pimpinan K/L (Kabinet) berdasarkan ranking warna.kinerja Program/Kegiatan yang dipantau. Tahunan - Penilaian Ranking Institusi dalam Penyelenggaraan Akuntabilitas Organisasi Kelembagaan KL Bulanan/ Triwulan Hasil dilaporkan pada interval yang berbeda kepada presiden (sumber:wb) - Informasi evaluasi kinerja akan digunakan sebagai bahan untuk mekanisme reward dan punishment penganggaran. EKOPD menggunakan 119 indikator kesejahteraan sosial, Daya Saing, dan penyampaian pelayanan publik. Namun tidak jelas tindak-lanjut manfaat dari Laporan evaluasi yang diterima dari daerah.
7 Tumpang Tindihnya Fungsi Monev KEMENTERIAN PPN/ Lingkup Subjek Pemerintah Nasional Lintas Sektor Individual Sektor/KL Pemerintah Daerah Perencanaan Kebijakan/ Program/ Kegiatan Penganggaran Kemenkeu Manajemen Kinerja Akuntabilitas Bappenas KemenPAN TNP2K UKP4 Keme ndag ri
8 KEMENTERIAN PPN/ MANDAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN 8
9 MANDAT TENTANG EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN NASIONAL UU No. 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) PP 39/2006 (Tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan) Pemerintah melaksanakan reformasi perencanaan dan penganggaran, salah satunya melalui pelaksanaan perencanaan dan penganggaran berbasis pada informasi kinerja (performance based planning and budgeting). Pemerintah melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja untuk menjadi masukan bagi proses perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja. Evaluasi Kinerja pembangunan nasional dilakukan untuk menilai pelaksanaan Renja KL, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Renstra KL dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai terjemahan dari komitmen visi dari Presiden beserta kabinetnya.
10 MONITORING DLM PP 39/2006 KEMENTERIAN PPN/ Ps 8 & 9. Laporan triwulanan disampaikan paling lambat 14 hari kerja setelah triwulan ybs berakhir kepada Men PPN/Bappenas, Menkeu, & Mendagri/Menpan. Ps 10. Bappenas menghimpun dan menganalisis laporan pemantauan Triwulanan untuk menilai kemajuan pelaksanaan rencana serta mengidentifikasi permasalahan yang memerlukan tindak lanjut. 10
11 EVALUASI DLM PP 39/2006 KEMENTERIAN PPN/ Ps 13. K/L menyampaikan laporan hasil evaluasi Renja-KL kepada Bappenas paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran (akhir Februari). Ps 14. Evaluasi RKP dilakukan oleh Bappenas berdasarkan hasil evaluasi Renja-KL, & hasilnya digunakan utk penyusunan RKP periode 2 tahun berikutnya. Ps 15. K/L menyampaikan evaluasi Renstra ke Bappenas paling lambat 4 bulan sebelum RPJMN berakhir. Selanjutnya, MenPPN/Bappenas melakukan evaluasi RPJMN menggunakan evaluasi Renstra-KL & evaluasi RKP. Penjelasan Umum. Evaluasi dilakukan untuk menilai: Efisiensi: output/outcome vs input Efektivitas: outcome/impact vs sasaran Manfaat: impact vs need 11
12 Pasal 2 ayat 4 UU 25/2004 tentang SPPN Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk: 1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; KEMENTERIAN PPN/ 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Evaluasi Kinerja Ex-Ante Pengendalian (On-Going) Ex-Post Penetapan indikator kinerja Evaluasi Dokumen Rencana Cost Benefit Analysis Pengukuran kinerja (output indikator ) dan Anggaran Evaluasi output, outcome, impact
13 KEMENTERIAN PPN/ PERSPEKTIF MANAJEMEN & LEGAL FORMAL MONEV PERSPEKTIF MANAJEMEN Berguna untuk memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan pembangunan Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan pembangunan karena dibiayai oleh dana publik Membantu pemangku kepentingan untuk belajar mendalami dan menghayati kebijakan/kegiatan pembangunan PERSPEKTIF LEGAL FORMAL UU 25/2004 (SPPN) Ps 29: Bappenas melakukan evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi K/L, dan hasilnya digunakan untuk penyusunan rencana pembangunan periode berikutnya PP 39/2006 (Tatacara Pengendalian & Evaluasi) Evaluasi penting dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari suatu program 13
14 KEMENTERIAN PPN/ 1 Planning MONEV SEBAGAI BAGIAN DARI SIKLUS PERENCANAAN Budgeting M&E 3 Implementation PP 40/2006 ttg Tatacara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional RPJMN Ps. 10 (3): Rancangan rencana pembangunan secara teknokratik meliputi kerangka ekonomi makro, rencana pembangunan sektoral & kewilayahan dihimpun dari hasil evaluasi pelaksanaan RPJMN yang sedang berjalan dan aspirasi masyarakat. RKP Ps 19 (2): Rancangan Awal RKP memuat rancangan kebijakan umum, prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro, rencana kerja dan pendanaannya yang penyusunannya memperhatikan kinerja pembangunan nasional tahun-tahun sebelumnya, serta prakiraan permasalahan, tantangan, dan peluang yang dihadapi pada tahun rencana.
15 MONEV - BAGIAN DARI SIKLUS PERENCANAAN KEMENTERIAN PPN/ Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi PERENCANAAN/ PENGANGGARAN Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Monitoring/ Pengendalian PELAKSANAAN Bappenas: Memonitor & Mengevaluasi Pelaksanaan Pembangunan Dokumen RPJMN & RKP Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan bagi penyusunan rencana/anggaran 15 EVALUASI Evaluasi Kinerja Pembangunan - Pencapaian Kinerja - Kendala/Hambatan - Langkah Tindak Lanjut Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan Evaluasi Output Evaluasi Outcome Evaluasi Impact
16 KEMENTERIAN PPN/ Periodisasi Pelaksanaan Evaluasi Tahap Perencanaan (ex-ante) - Dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan - Untuk melihat rasionalitas pilihan, target dan kesuaian antar dokumen perencanaan Tahap Pelaksanaan (on-going) Tahap Pasca-Pelaksa naan (ex-post) Dilakukan saat pelaksanaan Kegiatan Untuk menjamin kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Menilai pencapaian (keluaran/ hasil/ dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan menilai efisiensi, efektivitas dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat dari suatu program.
17 SPPN RENSTRA K/L RENJA K/L Evalua si RPJPN RPJMN RKP APBN RPJPD RPJMD RKPD APBD RENSTRA SKPD RENJA SKPD Evalua si 03/26/09 Seite
18 KEMENTERIAN PPN/ Alur Laporan Pemantauan dan Pengendalian (PP 39/2006) Revisi RPJM atau RKP APBN-P Kemendagr Kemendagri i Bappenas Kemenkeu KemenPAN Pemda Prop. Pemda Kab. K/L
19 KEMENTERIAN PPN/ MONITORING DAN EVALUASI KINERJA : (INDIKATOR KINERJA, EVALUASI OUTPUT, OUTCOME DAN IMPACT) 19
20 BAGAN MODEL LOGIKA KEMENTERIAN PPN/ DAMPAK Hasil pembangunan yang diperoleh dari pencapaian outcome Apa yang ingin dirubah OUTCOME Manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficieries tertentu sebagai hasil dari output Apa yang ingin dicapai Metode Penyusunan OUTPUT Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan Apa yang dihasilkan (barang) atau dilayani (jasa) KEGIATAN INPUT Metode Pelaksanaan Proses/kegiatan menggunakan input menghasilkan output yang diinginkan Sumberdaya yang memberikan kontribusi dalam menghasilkan output Apa yang dikerjakan Apa yang digunakan dalam bekerja Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May
21 HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PENGUKURAN KINERJA DAN EVALUASI DAN STRUKTUR KEBIJAKAN KEMENTERIAN PPN/ Kriteria Evaluasi Pengukuran Kinerja IMPACTS (DAMPAK/OUTCO ME AKHIR) PRIORITAS NASIONAL (POLICY) INDIKATOR INDIKATOR IMPACTS Relevansi Keberlanjutan Dampak Efektifitas Efisiensi OUTCOMES (HASIL) KELUARAN (PRODUK) Penilaian Proses Pelaksanaan MASUKAN (INPUT) FOKUS PRIORITAS (ISU STRATEGIS LINTAS BIDANG/K-L) PERMASALAHAN UTAMA (Permasalahan Pokok Nasional Yang Akan diselesaikan) KEGIATAN (PROYEK) PROGRAM SUMBER DAYA INDIKATOR OUTCOMES INDIKATOR OUTPUTS/ KELUARAN INDIKATOR INPUTS / MASUKAN 21
22 KEMENTERIAN PPN/ INDIKATOR DALAM DOKUMEN PERENCANAAN Secara umum, RPJMN /RKP 2010 sudah lebih baik dari RPJMN/RKP sebelumnya karena sudah memiliki indikator capaian Namun, indikator baru terbatas pada indikator Kegiatan (output) dan belum indikator Fokus Prioritas (outcome). Di samping itu, masih banyak ditemukan indikator yang rumusannya kurang tepat (lebih sebagai bahasa sasaran), dan belum memenuhi kaidah SMART
23 KINERJA: KONSEP DASAR KEMENTERIAN PPN/ KINERJA: terkait erat dengan istilah seperti penyelesaian, pencapaian, realisasi atau pemenuhan. Menunjukkan hal yang bersifat obyektif tercapainya suatu tujuan karena suatu tindakan publik Menunjukkan hal yang bersifat subyektif tingkat kepuasan atas suatu tindakan. Literatur-literatur manajemen publik menekankan pada hal yang bersifat obyektif karena mempunyai implikasi langsung terhadap masyarakat kepuasan yang bersifat subyektif lebih sulit untuk diukur PENGUKURAN KINERJA: membandingkan tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang telah ditentukan Vs perkembangan pencapaian yang sedang diamati pada suatu waktu 23
24 INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PPN/ INDIKATOR: alat ukur untuk menggambarkan tingkatan capaian suatu sasaran/target yang telah ditetapkan Indikator dapat merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif INDIKATOR KINERJA: ukuran mengenai masukan, kegiatan, keluaran, hasil dan dampak dari kegiatankegiatan pemerintah Jenis-jenis indikator secara hierarkis: Indikator Input: mengukur jumlah sumber daya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Indikator Output: mengukur keluaran yang langsung dihasilkan dari suatu pelaksanaan kegiatan Indikator Outcome: mengukur capaian dari berbagai kegiatan dalam suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Mencerminkan berfungsinya keluaran berbagai kegiatan pada jangka menengah. Indikator Impact: menunjukkan pengaruh, baik positif maupun negatif, yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan asumsi yang telah digunakan 24
25 KEMENTERIAN PPN/ SMART, KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK 1. Simple (sederhana): Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam penghitungan untuk mendapatkannya. 2. Measurable (dapat diukur): Indikator yang ditetapkan harus merepresentasikan informasi dan jelas ukurannya. 3. Attributable (bermanfaat): Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan kebijakan. 4. Reliable (dapat dipercaya): Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti. 5. Timely (tepat waktu): Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan yang dilakukan. 25
26 KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi Output Base Metode Evaluasi menggunakan basis PP 39, untuk kementerian dan Daerah Waktu kegiatan triwulanan Sumber Data K/L dan Daerah Evaluator : Bappenas Bappenas melaksanakan setiap tahun; pada tahun 2009 juga dilakukan untuk program stimulus fiskal dan beberapa program lainnya EKPD 26
27 KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi Program Prioritas Metode yang digunakan Performance Evaluation dengan Comparative Analysis Waktu tahunan Sumber Data (outcome level) BPS, K/L dan Daerah Data yang digunakan target yang telah ditetapkan dalam RPJM dan Capaiannya serta penjelasannya Evaluator : Bappenas Bappenas melakukan untuk Pelaksanaan program RPJM EKPD 27
28 KEMENTERIAN PPN/ Impact Evaluation Metodologi : Social Impact : DID Infrastructur : NPV, CBA, IRR Waktu Kegiatan : atas permintaan Sumber Data : Survey Evaluator : Task Force Contoh: Bappenas melakukan untuk evaluasi pelaksanaan BLT 2008 dan BLT 2009 EKPD 28
29 KEMENTERIAN PPN/ HASIL MONEV 29
30 KEMENTERIAN PPN/ KEPATUHAN K/L DLM MENYAMPAIKAN LAPORAN PP 39/2006 TW 1 TW 2 TW 3 TW BULAN Σ 2009 % 2009 Σ 2010 % 2010 BULAN Σ 2009 % 2009 Σ 2010 % 2010 BULAN Σ 2009 % 2009 Σ 2010 % 2010 BULAN Σ 2009 % 2009 Σ 2010 % 2010 April Juli Oktober Januari ,57 Mei Agustus November Februari Juni September Desember Maret Juli Oktober Januari April > Juli > Oktober > Januari > April Tidak Masuk Tidak Masuk Tidak Masuk Tidak Masuk Total
31 KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi RKP
32 RUANG LINGKUP EVALUASI KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi Kinerja Pembangunan RKP 2010 menggunakan Laporan Triwulan-4 TA K/L berdasarkan PP 39/2006 Analisis dilakukan terhadap: 1.Tingkat keluaran pencapaian fisik(output) 2.Realisasi penyerapan anggaran 3.Kinerja Kementerian/Lembaga 4.Kinerja Program 32
33 CARA ANALISIS (1/2) 1. Realisasi Fisik Rata-rata realisasi fisik dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: KEMENTERIAN PPN/ Rata-rata Realisasi Fisik = i = 1,2..,40 Σ (Persentase Realisasi Fisik K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li) Σ Total Pagu Anggaran K/Li X Realisasi Anggaran Rata-rata realisasi anggaran dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang (dengan pagu anggaran sebagai bobotnya). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Realisasi Anggaran = i = 1,2..,40 3. Kinerja K/L Σ (Persentase Realisasi Anggaran K/Li x Total Pagu Anggaran K/Li) Σ Total Pagu Anggaran K/Li Kinerja K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 2: K/L dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 3: K/L dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Kondisi 4: K/L dengan realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 33 X 100
34 CARA ANALISIS (2/2) KEMENTERIAN PPN/ 4. Kinerja Program Per K/L Kinerja program per K/L dilihat dari kombinasi antara realisasi fisik dengan realisasi anggaran, yang menghasilkan 4 (empat) kondisi sebagai berikut: Kondisi 1: Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 2: Program dengan realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata Kondisi 3: Program dengan realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata Kondisi 4: Program dengan realisasi fisik di atas/sama dengan ratarata dan realisasi anggaran di bawah rata-rata 34
35 PENGERTIAN KUADRAN (KONDISI) Kondisi 1 : K/L atau Program mempunyai kapasitas /kemampuan melaksanakan kegiatan yang TINGGI. (realisasi fisik dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata) Kondisi 2 : K/L atau Program cenderung TIDAK EFISIEN dalam melaksanakan kegiatan. (realisasi fisik di bawah rata-rata dan realisasi anggaran di atas/sama dengan rata-rata) Kondisi 3 : K/L atau Program mempunyai kapasitas/kemampuan melaksanakan kegiatan RENDAH. (realisasi fisik dan realisasi anggaran di bawah rata-rata) Kondisi 4 : K/L atau Program cenderung EFISIEN dalam pelaksanaan kegiatan. (realisasi fisik di atas/sama dengan rata-rata dan realisasi anggaran di bawah ratarata) 35 KEMENTERIAN PPN/
36 POSISI KEMENTERIAN/LEMBAGA 2 3 K/L ( 7.50%) Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata Realisasi Keuangan Di atas/sama dengan Rata-Rata Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Keuangan Di Atas/Sama dengan Rata-Rata 21 K/L (52.50%) I K/L (25.00%) Realisasi Fisik Di Bawah Rata-Rata Realisasi Keuangan Di Bawah Rata-Rata 36 Realisasi Fisik Di Atas/Sama dengan Rata-Rata Realisasi Keuangan Di Bawah Rata-Rata 6 K/L (15.00%)
37 KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA (3/3) KEMENTERIAN PPN/ No K/L Persentase Program K/L pada Kondisi Total Program 1 Kemendiknas 50.00% 7.14% 35.71% 7.14% 14 2 POLRI 62.50% 0.00% 37.50% 0.00% 8 3 Kemenhub 88.00% 8.00% 4.00% 0.00% 25 4 Kemenhan 76.92% 0.00% 23.08% 0.00% 13 5 Kemenkes 42.86% 14.29% 14.29% 28.57% 7 6 Kemenkeu 16.67% 16.67% 66.67% 0.00% 12 7 Kemenlu 62.50% 0.00% 37.50% 0.00% 8 8 MA 63.64% 0.00% 9.09% 27.27% 11 9 Kemensos 30.77% 38.46% 15.38% 15.38% Kemenpora 57.14% 0.00% 42.86% 0.00% 7 11 Setneg 33.33% 0.00% 22.22% 44.44% 9 12 Kemenperin 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% 9 13 Kemenbudpar 70.00% 0.00% 30.00% 0.00% Kemenakertrans 70.00% 0.00% 20.00% 10.00% BKMG 33.33% 0.00% 16.67% 50.00% 6 37
38 KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA (2/3) KEMENTERIAN PPN/ No K/L Persentase Program K/L pada Kondisi Total Program 16 BPKP 50.00% 0.00% 25.00% 25.00% 4 17 LEMSANEG 33.33% 0.00% 66.67% 0.00% % 0.00% 20.00% 0.00% 5 19 Kemen KUKM 75.00% 0.00% 16.67% 8.33% Basarnas 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 21 KPK 16.67% 0.00% 66.67% 16.67% 6 22 BAKOSURTANAL 86.67% 0.00% 13.33% 0.00% Perpusnas 0.00% 50.00% 50.00% 0.00% 6 24 BATAN 6.67% 0.00% 53.33% 40.00% BNN 25.00% 0.00% 50.00% 25.00% 4 26 LAPAN 62.50% 12.50% 25.00% 0.00% 8 27 ANRI 60.00% 20.00% 20.00% 0.00% 5 28 LAN 57.14% 0.00% 28.57% 14.29% 7 29 MK 57.14% 0.00% 14.29% 28.57% 7 30 LEMHANNAS 80.00% 0.00% 0.00% 20.00% 5 38
39 KINERJA PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA (3/3) KEMENTERIAN PPN/ No K/L Persentase Program K/L pada Kondisi Total Program 31 Kemenko Polhukhankam 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 3 32 BSN 28.57% 14.29% 57.14% 0.00% 7 33 Kemenko Perekonomian 0.00% 54.55% 45.45% 0.00% KPU 37.50% 12.50% 50.00% 0.00% 8 35 PPATK 0.00% 50.00% 0.00% 50.00% 2 36 LKPP 33.33% 33.33% 16.67% 16.67% 6 37 Kemenko Kesra 50.00% 0.00% 50.00% 0.00% 2 38 BAKORKAMLA 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 3 39 KY 66.67% 0.00% 33.33% 0.00% 3 40 Komnas HAM 28.57% 0.00% 28.57% 42.86% 7
40 KEMENTERIAN PPN/ BEBERAPA CAPAIAN KINERJA RKP 2010 (Outcome 14 Prioritas Nasional) Secara umum pencapaian kinerja pembangunan nasional tahun 2010 telah sesuai dengan sasaran pembangunan yang telah direncanakan, seperti : Meningkatnya APK pendidikan tinggi 26,34% dari target 24% Meningkatnya APM pendidikan setingkat SMP 75,64 dari target 74% Pengembangan Desa Mandiri Pangan mencapai 1994 desa dari target 1750 desa Puskesmas melayani penduduk miskin mencapai 8967 unit dari target 8481 unit Namun demikian masih terdapat beberapa pencapaian pembangunan yang belum sesuai dengan target yang telah ditentukan, seperti : Peningkatan kapasitas energi alternatif geothermal yang termanfaatkan baru mencapai MW dari target MW, Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua sepanjang km (target RPJM), dgn capaian Km (2010) dari target 3.660Km. Jangkauan akses sumber air bersih, baru mencapai 45,7 % dari target 62 % Pemberian imunisasi dasar kpd bayi, baru mencapai 53,8 % dari target 80 % (Lihat data pencapaian Prioritas Nasional dalam lampiran) 40
41 KEMENTERIAN PPN/ PERMASALAHAN & TINDAK LANJUT 41
42 PERMASALAHAN UMUM KEMENTERIAN PPN/ 1.Perencanaan Kegiatan: Revisi dokumen anggaran (DIPA), kegiatan dibintang, pemindahan lokasi kegiatan. 2.Pelaksanaan kegiatan: Keterlambatan dalam penetapan KPA dan PPA, mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan, lemahnya kapasitas pelaksana kegiatan, kurangnya koordinasi dengan instansi lain, pelaksanaan tender, kegiatan tergantung pada lembaga lain, ketersediaan uang muka yang tidak mencukupi. 3.Organisasi: Perubahan struktur organisasi. 4.Pembebasan Tanah: Sertifikasi belum dapat dilakukan dikarenakan kepemilikan tanah yang tidak jelas. 42
43 KEMENTERIAN PPN/ TINDAK LANJUT 1. Perencanan Kegiatan: Memperbaiki proses perencanaan melalui peningkatan kapasitas SDM dan penyiapan perencanaan yang lebih matang (perencanaan teknis sudah disiapkan T-2), koordinasi dan sinergi program (antar K/L). 2. Pelaksanaan kegiatan: Meningkatkan konsolidasi/sinergi dan koordinasi program sejak tahap perencanaan utk mengurangi ketergantungan dalam pelaksanaan. Menyiapkan organisasi pelaksanaan yang andal (PPA, bendahara dan staf teknis) Mempercepat proses pelelangan pekerjaan untuk kegiatan pada tahun berikutnya. Revisi dokumen anggaran, pencairan bintang, kontrak tahun jamak (MYC), dll Perlu ditingkatkan besarnya uang muka untuk pelaksanaan kegiatan. 3. Pembebasan Tanah: Meningkatkan koordinasi penyediaan tanah dengan pihak-pihak terkait, shg permasalahan tanah dapat diselesaikan sebelum TA berjalan 4. Lain-lain: Monev diprioritaskan pada K/L yang bertanggung jawab thd pencapaian Prioritas Nasional dan mempunyai pagu anggaran besar (misal K/L dgn pagu > 10 Triliun) 43
44
45 KEMENTERIAN PPN/ LAMPIRAN: 45
46 DAFTAR K/L DENGAN PAGU ANGGARAN DI ATAS 10 TRILIUN T.A NO KEMENTERIAN/LEMBAGA APBN (Miliar) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 57, KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 55, KEMENTERIAN PERTAHANAN 47, KEMENTERIAN AGAMA 32, KEPOLISIAN NEGARA RI 29, KEMENTERIAN KESEHATAN 27, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 22, KEMENTERIAN KEUANGAN 17, KEMENTERIAN PERTANIAN 16, KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 15, KEMENTERIAN DALAM NEGERI 14, Jumlah 337, Jumlah Pagu Keseluruhan Kementerian/Lembaga 432, % 11K/L Terhadap Jumlah Keseluruhan K/L
47 KEMENTERIAN PPN/ Contoh Evaluasi Bappenas 1. Evaluasi Dampak Pemberian BLT Monitoring dan Evaluasi Stimulus Fiskal 2009
48 KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi Dampak Pemberian BLT 2008
49 Latar Belakang Tujuan utama Program BLT adalah menjaga agar tingkat konsumsi rumah tangga sasaran (sangat miskin, miskin, dan dekat miskin/near poor) tidak menurun pada saat Pemerintah meningkatkan harga BBM. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat apakah program BLT tahun 2008 mencapai tujuan yang diinginkan. Pada tahun 2008 BLT dilaksanakan selama 7 bulan, dengan dua kali pembayaran. Pembayaran tahap pertama adalah Rp untuk bulan Juni-Agustus. Pembayaran tahap kedua adalah Rp, untuk bulan September-Desember. Evaluasi ini dilakukan dalam rangka melihat dampak pemberian BLT terhadap tingkat konsumsi rumah tangga sasaran. Survei dilakukan pada bulan Juli-Agustus dimanan penyaluran BLT adalah baru untuk pembayaran tahap pertama. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi rumah tangga sasaran penerima BLT dengan konsumsi rumah tangga sasaran yang tidak menerima BLT (control group). Metodologi menggunakan Double Different (Diffferent in Differences) 49
50 Hasil Evaluasi Dampak Pemberian BLT Kepada Rumah Tangga Sasaran Tabel 2 Pergeseran Status RTS Penerima BLT dan RTS Bukan-Penerima BLT (Dalam %) Turun Tetap Naik Naik + Tetap (Tidak Miskin Menjadi Miskin) (Miskin Menjadi Tidak Miskin) Menerima BLT 5,3 59,7 35,0 94,7 Tidak Menerima BLT 8,1 63,7 20,5 91,9 Catatan: Periode pelaksanaan BLT: Mei-Juli 2008 RTS baru menerima pembayaran pertama sebesar Rp ,- 50
51 KEMENTERIAN PPN/ Evaluasi Ex-Post Stimulus Fiskal 2009 Pemotongan Anggaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesr Rp. 74M Dilakukan bulan Juni Agustus 2010 Menggunakan Metodologi Computable General Equilibrium (CGE) Hasil Stimulus Infrastruktur memberikan pengaruh positif sebesar 0.06% terhadap PDB 2009
52 KEMENTERIAN PPN/ Tabel 1. Perkembangan Penyerapan Anggaran Stimulus Fiskal 2009 No Kementerian/Lembaga Bulan (%) Mei JulI Agustus Sept. Okt. Nop. Des. 1 Pekerjaan Umum 0,00 5,38 15,08 27,36 50,12 65,72 97,46 2 Perhubungan 0,00 6,86 17,19 26,68 37,19 49,83 94,58 3 Energi dan Sumber Daya Mineral 0,00 0,17 22,86 23,84 43,60 86,62 98,47 4 Pertanian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Negara Perumahan Rakyat 0,06 17,28 26,54 42,52 58,37 74,06 99,29 6 Kelautan dan Perikanan 0,00 2,13 6,18 8,63 13,31 44,39 96,78 7 Tenaga Kerja dan Transmigrasi 0,00 0,74 3,59 6,49 14,76 22,69 84,43 8 Kesehatan 0,00 0,00 35,62 76,70 94,57 99,00 99,86 9 Perdagangan 0,00 0,83 6,20 10,80 17,00 45,14 94,26 10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 0,00 6,44 14,48 20,76 28,56 59,69 93,44 11 Badan Usaha Milik Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 12 Bendahara Umum Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 52
53 KEMENTERIAN PPN/ Tabel 2. Perkembangan Fisik Stimulus Fiskal 2009 No Kementerian/Lembaga Bulan (%) Mei Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des. 1 Pekerjaan Umum 0,00 4,89 14,01 30,85 50,61 72,76 97,53 2 Perhubungan 0,00 6,35 19,88 30,38 48,84 68,73 95,95 3 Energi dan Sumber Daya Mineral 0,00 12,73 17,68 19,71 26,77 45,90 99,72 4 Pertanian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 Perumahan Rakyat 0,00 5,04 29,59 44,43 67,17 90,17 99,97 6 Kelautan dan Perikanan 0,00 0,00 7,96 22,58 49,67 78,27 99,33 8 Kesehatan 0,00 0,00 0,00 72,41 94,62 94,62 100,00 9 Perdagangan 0,00 1,32 1,75 16,06 25,43 71,82 94,63 10 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 0,00 0,00 27,00 44,00 56,00 86,00 100,00 11 Badan Usaha Milik Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 12 Bendahara Umum Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 53
54 REKAPITULASI KINERJA PELAKSANAAN BULANAN PROGRAM STIMULUS FISKAL 2009 BULAN : DESEMBER 2009 Alokasi Anggaran Penyerapan Anggaran Perkembangan Fisik (%) Penyerapan Tenaga Kerja (orang) No Instansi Realisasi Rp (milyar) % Rp (milyar) % Rencana Realisasi Rencana Orang Terlibat 1 Departemen Pekerjaan Umum 6.601,00 57, ,43 97,46 100,00 97, a. Sekretariat Jenderal 5,00 0,04 4,91 98,18 100,00 98, b. Ditjen. Penataan Ruang 15,00 0,13 13,57 90,45 100,00 90, c. Ditjen. Sumber Daya Air 1.535,00 13, ,93 96,74 100,00 96, d. Ditjen. Bina Marga 1.772,00 15, ,52 98,84 100,00 98, e. Ditjen. Cipta Karya 290,00 2,51 272,45 93,95 100,00 94, f. Daerah 2.984,20 19, ,05 97,38 100,00 97, Departemen Perhubungan 2.198,80 19, ,73 94,58 100,00 95, a. Ditjen. Perhubungan Darat 61,81 0,54 59,22 95,81 100,00 100, b. Ditjen. Perkeretaapian 601,90 5,21 594,71 98,80 100,00 100, c. Ditjen. Perhubungan Laut 675,90 5,85 602,35 89,12 100,00 91, d. Ditjen. Perhubungan Udara 859,19 7,44 823,45 95,84 100,00 96, Departemen Pertanian 650,00 5,63 0,00 0,00 0,00 0, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 500,00 4,33 492,36 98,47 100,00 99, a. Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusra 230,00 1,99 230,00 100,00 100,00 100, b. Inkitring Sulawesi, Maluku dan papua 195,00 1,69 195,00 100,00 100,00 100, c. Desa Mandiri Energi 75,00 0,65 67,36 89,82 100,00 97, Departemen Kelautan dan Perikanan 100,00 0,87 96,78 96,78 100,00 99, Departemen Perdagangan 335,00 2,90 315,76 94,26 100,00 94, a. Pembangunan dan Pengembangan Sarana Distribusi 215,00 1,86 195,76 91,05 100,00 94, b. Pembangunan Gudang SRG 120,00 1,04 120,00 100,00 100,00 96, Departemen Kesehatan 150,00 1,30 149,78 99,86 100,00 100, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 300,00 2,60 253,30 84,43 100,00 95, Kementerian Negara Perumahan Rakyat 400,00 3,46 397,15 99,29 100,00 99, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil ,00 0,87 93,44 93,44 100,00 100, Menengah 11 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 500,00 4,33 500, ,00 100,00 0,00 0,00 12 Bendahara Umum Negara 365,00 3,16 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah *) , ,72 93,61 96,84 94,
55 PERKEMBANGAN PENYERAPAN ANGGARAN (%) STIMULUS FISKAL 2009 KEMENTERIAN PPN/ 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 76,70 94,57 58,37 86,62 50,12 49,83 42,52 43,60 45,14 44,39 35,62 27,36 37,19 26,68 28,56 26,54 22,86 23,84 17,28 17,00 22,69 20,76 17,19 15,08 10,80 14,76 14,48 6,86 6,18 8,63 13,31 5,38 6,44 6,20 6,49 3,59 0,17 0,83 0,74 2,13 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 99,00 98,47 99,86 99,29 100,00 97,46 96,78 93,44 94,26 94,58 74,06 65,72 59,69 Mei-09 Jul-09 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09 Bendahara Umum Negara Departemen ESDM Departemen Kesehatan Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perdagangan Departemen Perhubungan Departemen Pertanian Depnakertrans DKP Meneg BUMN (untuk KUR) Menkop dan UKM Menpera 84,43
56 PERKEMBANGAN REALISASI FISIK (%) STIMULUS FISKAL 2009 KEMENTERIAN PPN/ 100,00 90,00 94,62 94,62 90,17 86,00 99,97 99,33 99,72 100,00 97,53 95,19 94,63 95,95 80,00 70,00 72,41 67,17 78,27 72,76 71,82 68,73 60,00 56,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 44,43 50,61 49,67 48,84 45,90 44,00 40,00 30,85 29,59 30,38 27,00 27,00 22,58 26,77 25,43 19,88 19,71 12,73 17,68 16,06 14,01 6,35 7,96 5,04 0,00 0,00 1,32 1,75 0,00 0,00 0,00 0,00 Mei-09 Jul-09 4,89 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09 Bendahara Umum Negara Departemen ESDM Departemen Kesehatan Departemen Pekerjaan Umum Departemen Perdagangan Departemen Perhubungan Departemen Pertanian Depnakertrans DKP Meneg BUMN (untuk KUR) Menkop dan UKM Menpera
57 KEMENTERIAN PPN/ PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN STIMULUS FISKAL ,73 93, ,85 Persen (%) ,45 42,10 57, ,79 24,95 13,93 14,72 4,51 0,00 4,83 0,06 Mei-09 Jun-09 Jul-09 Agust-09 Sep-09 Okt-09 Nop-09 Des-09 Persentase Penyerapan Perkembangan Fisik
PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DIREKTORAT SISTEM DAN PELAPORAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)
REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006)
REPUBLIK INDONESIA EVALUASI AKHIR TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (BERDASARKAN DATA TRIWULAN IV LAPORAN PP 39/2006) KEDEPUTIAN EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciMONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006)
MONITORING TENGAH TAHUN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 (DATA TRIWULAN II LAPORAN K/L BERDASARKAN PP 39/2006) DIREKTORAT EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN SEKTORAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS
Lebih terperinciDr. Ir. Edi Effendi Tedjakusuma, MA Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan
Dr. Ir. Edi Effendi Tedjakusuma, MA Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Jakarta, 28 Agustus 2014 OUTLINE 1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Kedudukan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Lebih terperinciPENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017
K E M E N T E R I A N R E P U B L I K K E U A N G A N I N D O N E S I A KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, 10-21
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciOleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan
Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Disampaikan pada Focus Group Disscussion (FGD) Perspektif Stakeholder terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Jakarta, 5 Juni 2013 1 1 Analisis
Lebih terperinciArah Kebijakan Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Rencana Pembangunan Berdasarkan PP 39/2006
Arah Kebijakan Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Rencana Pembangunan Berdasarkan PP 39/2006 Ellyna Chairani, Direktorat Sistem dan Pelaporan PEPP-Bappenas Rapat Kerja Teknis Dana Dekonsentrasi
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENDAHULUAN
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENDAHULUAN
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana
Lebih terperinciKeselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE
Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE 2017-2022 OUTLINE 1. Sistem Manajemen Pembangunan Nasional 2. Strategi Pembangunan Nasional Periode
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciMultilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa
Lebih terperinciStrategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula
Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Latar belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis UU
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PP 39/2006 TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN MENIMBANG untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciKONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP. Darmawijaya. 1. Pendahuluan 44 E D I S I 0 1 / T A H U N X V I I /
KONTEKSTUALISASI EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RKP Darmawijaya 1. Pendahuluan Ilustrasi by Riduan Tulisan ini bermaksud membahas lebih rinci kontekstualisasi Evaluasi Kinerja Pembangunan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciTATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU Disampaikan Dalam Acara Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2012 DEPUTI BIDANG PENDANAAN
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN
PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Lebih terperinciSiaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014. Jakarta, 21 April 2014
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Siaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014 RAKOR EVALUASI TRIWULAN I DAN PENDALAMAN HASIL KAJIAN KPK TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciMATERI PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN. Oleh: Galih Elham Setiawan KASUBDIT Penindakan BNN
MATERI PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN Oleh: Galih Elham Setiawan KASUBDIT Penindakan BNN 1 PENGERTIAN SPPN SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
Lebih terperinciOleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan
Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciTELAAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: UPAYA MEMPERKUAT PERAN DPRD DALAM PEMBANGUNAN TEGUH KURNIAWAN, M.SC FISIP UI.
TELAAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: UPAYA MEMPERKUAT PERAN DPRD DALAM PEMBANGUNAN TEGUH KURNIAWAN, M.SC FISIP UI Isi Presentasi Latar Belakang Tinjauan Literatur Perencanaan, Pembangunan & Perencanaan
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA BANDI 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN 1 MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA (MKN) MKN meliputi antara lain: 1. Sistem Administrasi Keuangan Negara (SAKN) 2. Sistem Penganggaran 3. Sistem Pelaporan
Lebih terperinciKebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY Disampaikan Oleh : Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan DJPK Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.
Lebih terperinciAH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN
AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciPENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur A B C D E F G H SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DOKUMEN PERENCANAAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Kebijakan dan Tantangan Tahun 2017 & Arah Kebijakan Tahun 2018 DISAMPAIKAN DIREKTUR DANA PERIMBANGAN DITJEN PERIMBANGAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciDisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan
REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN
Lebih terperinciKOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun
Lebih terperinciDra. MARDIAH THAMRIN, MPM, Ph.D
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL E-MONEV LAPORAN TRIWULAN BERDASARKAN PP 39 TAHUN 2006: BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN PELAPORAN BERBASIS ONLINE BIDANG
Lebih terperinciMENGAPA ANGGARAN KINERJA?
MENGAPA ANGGARAN KINERJA? Kurangnya keterkaitan antara: kebijakan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan Horizon anggaran sempit, berjangka satu tahunan Penganggaran kebanyakan berciri line-item, berdasarkan
Lebih terperinciPENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK ANGGARAN Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu Fungsi
Lebih terperinciDirektur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016
Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 DASAR HUKUM PERMENDAGRI NOMOR 18 TAHUN 2016 NO DSR HUKUM
Lebih terperinciOLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciTANGGAPAN DISAMPAIKAN PADA FGD PEMBAHASAN HASIL SURVEY PERSPEKTIF STAKEHOLDER TERHADAP PP 39/2006 GUNA PENYEMPURNAAN PP 39/2006 OLEH RONI DWI SUSANTO
TANGGAPAN DISAMPAIKAN PADA FGD PEMBAHASAN HASIL SUREY PERSPEKTIF STAKEHOLDER TERHADAP PP 39/2006 GUNA PENYEMPURNAAN PP 39/2006 OLEH RONI DWI SUSANTO JAKARTA, 19 NOEMBER 2012 1 OUTLINE 2 1 PENDAHULUAN 2
Lebih terperinciRKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1
Lampiran : Peraturan Bupati OKU Selatan Nomor : Tahun 2015 Tentang : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untaian
Lebih terperinciPage 1 of 12 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciPENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI RKA-KL (PMK 249/2011 APLIKASI SMART)
KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL DALAM NEGERI POLITIK Sekretariat DAN PEMERINTAHAN Jenderal UMUM Biro Perencanaan PENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI
Lebih terperinciBAGIAN III : PENGUATAN MONITORING KINERJA PENGANGGARAN
BAGIAN III : PENGUATAN MONITORING KINERJA PENGANGGARAN PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RKA-K/L TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA K/L
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA ATAS PELAKSANAAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013
MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013 SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT DAN DAERAH DALAM RKP 2014 Musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi (Januari s.d. minggu ketiga April
Lebih terperinciRevisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun
Lebih terperinciDirektur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016
Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 DASAR HUKUM PERMENDAGRI NOMOR 18 TAHUN 2016 NO DSR HUKUM
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinciSISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 7 Februari 2013.
Disampaikan oleh: Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, 7 Februari 2013 1 Outline 1. Pengantar 2. Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 18 TANGGAL : 20 MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA PARIAMAN TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Tahun 2017
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.313, 2017 BAPPENAS. Evaluasi Pembangunan Nasional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Latar Belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 DASAR HUKUM EVALUASI HASIL RENCANA
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa atas berkat rahmat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG
LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin
Lebih terperinciDASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung
DASAR HUKUM. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbend. Negara;. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;. PP No.
Lebih terperinciLanggeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran
Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Jembrana BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan nasional di selenggarakan berdasarkan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciWALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON
WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN www.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Kondisi yang memungkinkan dilakukan penyesuaian APBN melalui mekanisme APBN Perubahan atau pembahasan internal di Badan Anggaran berdasarkan UU No. 27/2009 1. Pasal 14 Undang-Undang No.47 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciPembangunan Nasional dan Daerah
Perencanaan Berdasarkan PP 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
Lebih terperinciSUMBER HUKUM UTAMA PERENCANAAN DI INDONESIA
SUMBER HUKUM UTAMA PERENCANAAN DI INDONESIA Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan Kuliah 2 / 12 April 2013 Free Powerpoint Templates Sumber Hukum Utama Perencanaan di Indonesia UUD 1945 pasal 33 ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjabarkan tujuan perencanaan pembangunan nasional sebagai berikut :
Lebih terperinciPMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga
PMK No. 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga 1 OUTLINE I. Tata Cara Monev Kinerja Penganggaran. II. Panduan Pengoperasian
Lebih terperinciEdi Effendi Tedjakusuma Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas
Edi Effendi Tedjakusuma Deputi Evaluasi Kinerja Pembangunan Bappenas Kerangka Paparan 1. Latar Belakang Perlunya UU 25/2004 2. UU 25/2004: SPPN 3. Evaluasi Kinerja Pembangunan 4. Kesimpulan dan Tindak
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci