MEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang
|
|
- Doddy Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang 1. Pendahuluan Istilah rapat (meeting) bukan hal yang asing bagi pegawai/ karyawan, karena kegiatan tersebut umumnya sudah biasa dilaksanakan oleh setiap instansi. Rapat dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu rapat berkala dan rapat insidentil. Ada jenis rapat yang disebut dengan Coffe Morning, yaitu rapat atau briefing singkat setiap pagi yang intinya memberikan motivasi kepada pegawai/ karyawan. Rapat merupakan salah satu sarana komunikasi yang paling efisien antara pemimpin dan para pegawai/karyawan dalam suatu instansi. Biasanya rapat dilaksanakan dengan maksud : agar pegawai/ karyawan memiliki persepsi yang sama atas suatu rencana kegiatan, sebagai sarana untuk memberikan motivasi, bersinergi dalam penyelesaian konflik, mendapatkan informasi yang segar (fresh) dan sebagainya. Kegiatan rapat umumnya dilaksanakan secara berkala, bisa mingguan (Weekly meeting), atau bulanan (Monthly meeting), dan dilaksanakan secara konsisten. Jika ada pertanyaan misalnya : apakah masih ada cara lain untuk membangun komunikasi internal selain rapat?. Jawabannya tentu ada, yaitu memahami pribadi demi pribadi. Disini pimpinan dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi, serta perlu diciptakan suatu kondisi agar tidak ada penghalang dalam berkomunikasi. Sehingga jika ada sesuatu yang memang harus dikemukakan maka tidak perlu menunggu rapat. Dalam hal ini seorang pimpinan perlu selalu terbuka terhadap keluhan atau masalah-masalah yang terjadi yang disampaikan oleh pegawai/ karyawan. Pimpinan sebaiknya jangan terlalu formal untuk menyelesaikan segala sesuatu menunggu saat rapat. Sesuai dengan judul dari tulisan ini, uraian selanjutnya penulis tidak membahas mengenai kemampuan pimpinan membangun komunikasi internal melalui komuniasi antar pribadi-pribadi, melainkan fokus pada bagaimana memaksimalkan kegiatan rapat di kantor untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. II. Kegiatan Rapat dan Peran Peserta Seperti pada uraian sebelumnya, kegiatan rapat dilatarbelakangi oleh berbagai alasan, yang tujuannya sudah tentu agar kita semakin mengarah pada kesempurnaan. Apa yang menjadi kekurangan, kelemahan atas solusi yang telah diambil, secepatnya bisa dibenahi agar kesalahan pada periode sebelumnya tidak terulang di masa mendatang. Namun terkadang hasil dari kegiatan rapat tidak maksimal bahkan ada yang tanpa hasil, atau menghasilkan kesepakatan untuk tidak sepakat. Oleh karena itu yang perlu disadari oleh semua fihak yang terlibat langsung dalam kegiatan rapat, adalah bahwa tujuan diadakan rapat agar kita semakin mengarah pada 1
2 kesempurnaan, bukan mempersoalkan mengapa permasalahan timbul, namun lebih pada penyelesaian/ solusi atas permasalahan yang dihadapi. Semangat untuk mencari penyelesaian/ solusi permasalahan yang dihadapi merupakan syarat utama agar pelaksanaan rapat berhasil mencapai sasaran yang ditetapkan. Lalu pertanyaannya : bagaimana semangat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi itu dapat tumbuh dan berperan menghantarkan proses kegiatan rapat menjadi lancar dan produktif? Disinilah letak peran pimpinan rapat dan peserta rapat memberikan kontribusinya secara maksimal. Dilihat dari sudut efisiensi waktu dan efektivitasnya, ada sebagian orang yang menganggap bahwa rapat hanya menyebabkan pemborosan waktu dan kerja saja. Memang pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, karena seperti yang telah dikemukakan di atas, ada kegiatan rapat yang tidak menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu jika semangat untuk memberikan solusi ada dan bersemayam dalam diri masing-masing peserta rapat, maka sesungguhnya rapat tidak perlu memakan waktu yang lama, yang terpenting adalah kualitas rapatnya itu sendiri. Perlu diingat bahwa efektivitas rapat berkaitan dengan isi dan bukan waktu. Rapat satu jam bisa saja dilakukan kalau semua fihak sepakat untuk menerapkan azas efisiensi. Oleh karena itu terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan saat menyelenggarakan rapat, yaitu : 1. Pembicaraan dalam rapat jangan bertele-tele ; 2. Sebelum rapat hendaknya sudah memiliki agenda yang akan dibicarakan dan topiktopiknya sudah ditentukan; 3. Rapat merupakan sarana untuk mempercepat penyelesaian masalah-masalah di lapangan; II.1. Peran Pimpinan Rapat Dalam rapat kemungkinan bisa terjadi konflik antar pegawai/ karyawan, peran pemimpin atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pimpinan rapat sangat penting dalam menyelesaikan konflik yang terjadi agar rapat membuahkan hasil yang baik. Hoda Lacey (2003 : 19), dalam bukunya yang berjudul How to Resolve Conflict in the Workplace, menyatakan : Jika dikelola secara konstruktif, konflik bisa membuahkan pembelajaran, pertumbuhan, perubahan, hubunganhubungan yang lebih baik, dan perasaan memiliki tujuan bersama. Tidak semua konflik itu jelek, bahayanya terletak pada konflik yang tidak dikelola dengan baik atau yang dibiarkan memburuk. Apa sebenarnya konflik? Konflik dalam Cassell Concise English Dictionary, (1989), didefinisikan sebagai a fight, a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinions or purposes; mental strife, egony ( suatu pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan, suatu pertarungan; pertentangan kepentingan-kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan batin). Dalam rapat peserta boleh berdebat, tetapi tidak boleh main tabrak, karena semangatnya adalah solusi atas permasalahan yang dihadapi. Artinya berdebat tujuannya bukan untuk menang atau kalah, melainkan untuk mencari hal-hal yang positif. Oleh karena itu seorang pimpinan 2
3 rapat yang profesional, harus mampu meng-handle jika terjadi konflik. Pimpinan rapat harus bisa mengambil intisari dari sebuah masalah, kemudian menyampaikannya kepada pucuk pimpinan/pejabat yang berwenang di instansinya. Tidak semua masalah yang timbul di dalam suatu instansi harus langsung ditangani oleh pucuk pimpinan kecuali masalah yang betul-betul berat dan kronis. Pertanyaan berikutnya, bagaimana kalau yang menjadi sumber masalah/ konflik adalah pemimpinnya, misalnya pemimpinnya jarang masuk kantor karena lebih concern pada pekerjaan di luar?, atau bagaimana jika pemimpinnya jarang sekali menghadiri rapat karena sudah diserahkan kepada bawahannya?. Hal demikian ini tidak boleh terjadi, karena seorang pemimpin seharusnya menyadari akan tanggungjawabnya. Ia harus bisa memberi teladan kepada pegawai/ karyawannya. II.2. Peran Pegawai/ Karyawan Peserta Rapat Dalam pelaksanaan rapat, kadang-kadang ada pegawai/ karyawan cukup vokal menyampaikan aspirasinya plus unek-uneknya. Hal ini tentu tidak jadi masalah jika prestasi sang pegawai/ karyawan tersebut memang bagus, karena kebiasaan semacam itu tidak menghancurkan. Indayati Oetomo (2007 : 17) menyatakan bahwa seorang yang berprestasi biasanya cenderung tinggi. Oleh karena itu jika pegawai/ karyawan merupakan orang yang berprestasi, sebaiknya memiliki self-control, layaknya seperti tumbuhan padi, makin berisi makin menunduk. Yang akan dikhawatirkan oleh pimpinan adalah jika dalam acara rapat pegawai/ karyawan bersuara negatif dikhawatirkan bisa melemahkan kinerja pegawai/ karyawan lainnya. Pegawai/ karyawan sebagai peserta rapat harus berlaku hormat dengan cara datang tidak terlambat. Kalaupun pemimpin terlambat, peserta rapat tetap berusaha untuk datang tidak terlambat. Peserta rapat harus tetap menjaga sikap profesional, tidak boleh mengusulkan agar rapat ditunda, karena pemimpinlah yang memiliki kewenangan untuk memutuskan. Untuk menampung aspirasi karyawan yang kemungkinan tidak berani menyatakan pendapatnya secara lisan, maka aspirasi pegawai/ karyawan tersebut dapat disalurkan melalui kotak suara yang disediakan oleh pemimpin instansi bersangkutan. Hal ini sering terjadi karena sebagai orang timur biasanya ada perasaan sungkan. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pegawai/ karyawan peserta rapat adalah jika topik yang dibahas dalam rapat tidak menarik, mungkin karena menyangkut bagian/seksi lainnya. Dalam situasi demikian pegawai/karyawan sebagai peserta rapat tidak boleh terpancing untuk ngerumpi dengan peserta lain karena tidak etis, juga dapat mengakibatkan situasi rapat menjadi tidak tertib. Sebaiknya pegawai/ karyawan sebagai peserta tetap memperhatikan, sekalipun tidak sependapat dengan hal-hal yang dibicarakan, dan tetap duduk diruang rapat dari awal sampai akhir. 3
4 III. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Rapat yang dilakukan secara berkala dapat menjadi sarana untuk menyampaikan komunikasi atau keinginan satu dengan lainnya agar dapat tercapai kesamaan persepsi. Untuk memaksimalkan kegiatan rapat, sebaiknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. 1. Untuk masing-masing bagian/ seksi sebaiknya mengadakan rapat 1 x seminggu, karena setiap bagian/ seksi tersebut diharapkan secepatnya merespon segala permasalahan yang terjadi dalam bagiannya/ seksinya. 2. Untuk rapat yang melibatkan pegawai/ karyawan secara umum dapat dijadwalkan secara bulanan. Disamping itu, rapat juga dapat digunakan untuk memotivasi pegawai/ karyawan agar bekerja lebih efisien dan produktif. 3. Rapat berkala sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari, karena saat pagi hari pegawai/ karyawan memiliki semangat dan kesegaran untuk bekerja, sehingga lebih mudah menyerap apa yang diinginkan secara bersama-sama 4. Terhadap sesuatu yang perlu dibicarakan dan diputuskan secara cepat, maka dapat dilaksanakan rapat insidentil, baik pagi ataupun sore hari, waktu pelaksanaannya tergantung pada tingkat urgensinya. 5. Jika kantor tidak terlampau luas, misalnya satu lantai, undangan rapat cukup ditulis di papan pengumuman. Namun jika kantor lebih luas, misalnya lebih dari satu atau beberapa lantai, maka perlu membuat undangan. Yang perlu dihindari adalah mengundang rapat dengan mengomunikasikan dari mulut ke mulut, karena hal ini menunjukkan sikap yang tidak profesional. 6. Sebelum rapat dimulai, sebaiknya pemimpin sudah berada di ruang rapat. Jika pemimpin tepat waktu dan peserta tidak tepat waktu, sebaiknya rapat dimulai sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Pemimpin tidak perlu menunggu peserta atau pegawai/ karyawan karena hal ini tidak mendidik. 7. Pemimpin dan peserta rapat perlu menyadari sepenuhnya, bahwa rapat bukan untuk mengadili atau menghukum seseorang, sehingga tidak perlu merasa tegang atau terlalu serius. Sehingga komunikasi dalam rapat diarahkan bukan untuk bersitegang, berdebat, atau setengah mengadili, melainkan untuk mencapai kesatuan persepsi. 8. Kata pembuka saat rapat dimulai sangat menentukan dan memengaruhi orang untuk antusias mendengarkan kata-kata selanjutnya. Oleh karena itu pemimpin rapat harus pandai meramu antara joke dan tujuan utama rapat. Joke-joke yang segar akan dapat mencairkan suasana dan menambah keakraban antara peserta dan pemimpin rapat, sehingga lebih mudah mencapai kesepakatan dalam memutuskan sesuatu. 9. Tata tertib rapat harus tetap dijalankan, dan seluruh peserta rapat tidak boleh kehilangan kesantunan sekalipun suasana enjoy dihadirkan dalam rapat. 4
5 10. Pakaian yang dikenakan harus sopan karena rapat sebenarnya masih dalam suasana kerja, termasuk jika rapat dilaksanakan di luar kantor. III. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Rapat merupakan salah satu sarana komunikasi yang paling efisien antara pemimpin dan para pegawai/karyawan dalam suatu instansi; 2. Rapat bermanfaat sebagai media agar pegawai/ karyawan memiliki persepsi yang sama atas suatu rencana kegiatan, sebagai sarana untuk memberikan motivasi, bersinergi dalam penyelesaian konflik dan mendapatkan informasi yang segar (fresh); 3. Dalam rapat peserta boleh berdebat, namun tidak boleh main tabrak, karena semangatnya adalah solusi atas permasalahan yang dihadapi, dan tujuannya bukan untuk menang atau kalah, melainkan untuk mencari hal-hal yang positif bagi kemajuan instansi; 4. Sebaiknya rapat berkala dilaksanakan pada pagi hari, karena saat pagi hari pegawai/ karyawan memiliki semangat dan kesegaran untuk bekerja, sehingga lebih mudah menyerap apa yang diinginkan secara bersama-sama; Daftar Pustaka : 1. Indayati Oetomo (2007), Communication a Work, Bahana, Yogyakarta 2. (2007), Excellent a Work, Bahana, Yogyakarta. 3. Hoda Lacey (2003), How to Resolve Conflict in the Workplace, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 5
I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya. Sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi/instansi yang merupakan suatu penegasan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat melaksanakan serangkaian kegiatan acara terencana dan terorganisir (Winkel, 2012). Di dalam sekolah siswa mendapatkan pendidikan dengan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH SELAKU KETUA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH SELAKU KETUA DEWAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB PERSIDANGAN DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DEWAN
Lebih terperinciBADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA
BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1286, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Rapat. Penyelenggaraan. Tata Cara. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA
Lebih terperinciGAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG
GAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG Dewa N. Yogananda, Ratih Pradnyani, Yohanes K. Herdiyanto, David Hizkia Tobing, Hutri Dharasasmita Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. data tentang penerapan human relations dalam meningkatkan kepuasan kerja
BAB III PENYAJIAN DATA Penyajian data berikut ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis di Museum Sang Nila Utama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang penerapan human
Lebih terperinciKemampuan Mendengarkan dan Kepemimpinan. Oleh: Egrita Buntara Widyaiswara Muda Balai Diklat Kepemimpinan
Kemampuan Mendengarkan dan Kepemimpinan Oleh: Egrita Buntara Widyaiswara Muda Balai Diklat Kepemimpinan www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang Seseorang akan bisa menulis dengan baik kalau ia banyak membaca.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2015 BPH MIGAS. Komite BPH Migas. Tugas. Wewenang. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,
Lebih terperinciKOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN
KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN Oleh Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Seorang pejabat/ pegawai tertentu, seperti pegawai yang bertugas yang melayani
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBab 13. Manajemen Konflik 1
MANAJEMEN KONFLIK Bab 13 Manajemen Konflik 1 Mengapa...? Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik Manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan
Lebih terperinciBADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G
BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA
ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK.
PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK. 1. PENDAHULUAN DAN DASAR HUKUM PIAGAM DIREKSI 1.1 PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN BUPATI KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI CIREBON Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG
1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB
Lebih terperinciTATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS
TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) Pasal 1 NAMA DAN STATUS 1. Nama Rapat ini adalah Musyawarah Provinsi (MUSPROV) Dewan Pimpinan Cabang Himpunan
Lebih terperinciPERATURAN KETUA TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BODRI KUTO NOMOR : 08 / TKPSDA / III / 2015 TENTANG
TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BODRI KUTO SEKRETARIAT : JL. MADUKORO BLOK AA-BB NO. 1 C Telp. (024) 7600245, Fax (024) 7603229, Email : jratun@yahoo.com PERATURAN KETUA TIM KOORDINASI
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 1. Perusahaan yang dapat menjadi Angota ASOSIASI PABRIK KABEL LISTRIK INDONESIA selanjutnya disingkat APKABEL adalah perusahaan yang melaksanakan usaha industri
Lebih terperinciMATERI ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN UNTUK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 02 MALANG OLEH: NORIS BAGUS MULYO
MATERI ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN UNTUK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 02 MALANG OLEH: NORIS BAGUS MULYO 130412611915 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciPERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN. Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora
PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN Abstrak Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora Made_wijana21@yahoo.com Peranan seorang sekretaris adalah sebagai asisten
Lebih terperinciPemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat
Lebih terperinciBUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERHENTIAN, SANKSI, PEMBAYARAN HONOR DAN PENILAIAN PEKERJAAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTeam Building & Manajeman Konflik
Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN
Lebih terperinciWALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan
Lebih terperinciPEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK
PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK TUJUAN Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi dibuat sebagai landasan atau pedoman yang mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan tujuan
Lebih terperinciKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA... PERATURAN DESA... KECAMATAN... KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME DAN TATA KERJA BADAN KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi,
Lebih terperinciMengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2
Mengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2 Apa itu komunikasi kelompok? Adalah proses penyampaian informasi dari 1 pihak ke pihak lain untuk maksud
Lebih terperinciSUSUNAN ACARA, TATA TERTIB RAPAT DAN SUSUNAN PERSONIL PELAKSANA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS DAN PENGAWAS KOPERASI KARYAWAN JIS
SUSUNAN ACARA, TATA TERTIB RAPAT DAN SUSUNAN PERSONIL PELAKSANA RAPAT ANGGOTA TAHUNAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS DAN PENGAWAS KOPERASI KARYAWAN JIS TAHUN BUKU 2016 SUSUNAN ACARA, TATA TERTIB RAPAT DAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...
Lebih terperinciSEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.
Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.
PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas
Lebih terperinciAD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur
AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur ANGGARAN DASAR PPI-UTKL Mukadimah Yakin akan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta sadar akan tugas dan kewajiban sebagai pelajar Indonesia untuk
Lebih terperinciI. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan
I. Kesetiaan 1 Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku dan perbuatan. 2 Selalu menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa mengutamakan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS
PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu
Lebih terperinciE : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai para karyawan di. P : kami tidak hanya mengukur keberhasilan berdasarkan hasil yang dicapai,
KEY INFORMAN Nama Jabatan : Peryh : Pimpinan Waktu : Rabu, 13 Juli 2016 Lama Bekerja Usia : 21 Tahun : 42 Tahun Pendidikan Terakhir : S1 Agama : Kristen E : Bagaimana menurut anda atas hasil yang dicapai
Lebih terperinciTERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.
9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciLAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014 TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL III DHARMA WANITA PERSATUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam
Lebih terperinciDAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI MUSI RAWAS, : bahwa
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN Atas rahmat Tuhan yang Maha Esa, bahwa sepenuhnya tugas dan tanggung jawab mahasiswa adalah untuk menggali ilmu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja pelayanan publik pada Dinas
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciBentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta
Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS
Lebih terperinciETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) ARBITER/MEDIATOR BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA
ETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) ARBITER/MEDIATOR BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BAB I ETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) ARBITER/ MEDIATOR BAPMI Pasal 1 Etika Perilaku terhadap Lembaga dan Profesi
Lebih terperinciMANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.
MANAJEMEN KONFLIK Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. Konflik: percekcokan; perselisihan; pertentangan (KBBI) Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok,
Lebih terperinciAnggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)
Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH OLEH A. MULIATI, AM Kepala sekolah dalam meningkatkan profesonalisme guru diakui sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi
Lebih terperinciKOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat
1 KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001 Pada kuliah tatapmuka kali ini, saya akan menyampaikan materi mengenai Rapat
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO
KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Kongres I ISKINDO, Panitia
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan da
No.206, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Daerah. Inovasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6123) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPENGURUS NASIONAL. Nomor : Jakarta, 05 Maret 2014 Lamp. : -- Perihal : U N D A N G A N. : Rabu Jum at
Nomor : 046.07.00.0314 Jakarta, 05 Maret 2014 Lamp. : -- Perihal : U N D A N G A N Kepada Yth. Rakornis 2014 Sdr. Ketua RAPI Provinsi dan di Seluruh Indonesia Salam RAPI 51 55 Sesuai dengan jadwal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap organisasi atau perusahaan baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja sama dalam rangka mencapai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciDevi Tirttawirya FIK UNY 1
Devi Tirttawirya FIK UNY 1 BUILDING A WINNING TEAM Devi Tirtawirya Pendahuluan Tim adalah sebuah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan dan pemikiran yang sama untuk mewujudkan suatu gagasan atau kegiatan
Lebih terperinciAdang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
Adang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Bayangkan seorang lelaki berumur 57 tahun dengan badan tegap, perut rata, dan wajah tanpa
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK
PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PENDAHULUAN: Direksi merupakan Organ Perseroan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam melakukan pengurusan dan mengelolan Perseroan untuk
Lebih terperinciMC DAN PROTOKOLER. (Teori dan Praktik) 1
MC DAN PROTOKOLER (Teori dan Praktik) suranto@uny.ac.id 1 Pengertian MC MC kependekan dari Master of Ceremony. Artinya penguasa acara, pemandu acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara. MC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku keanggotaan organisasi (Organizational Citizenship Behavior-OCB) telah menjadi topik yang mendapat banyak perhatian dari para akademisi maupun para
Lebih terperinciDHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG
DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai
75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus
Lebih terperinciMENJADI PEMIMPIN BISNIS
MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 82 sampai dengan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.
PIAGAM DIREKSI Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. 1. Peraturan Perseroan No. 40/2007 A. LEGAL BASIS 2. Peraturan Pasar Modal
Lebih terperinciJurusan Ilmu Hubungan Internasional
TATA TERTIB RAPAT Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UNIVERSITAS ANDALAS KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberi kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi potensi desa dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 62
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA BAB I U S A H A Pasal 1 U s a h a (1) Kegiatan usaha yang diatur dalam Anggaran Dasar HPJI diselenggarakan dengan acuan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai suatu alat, sarana atau proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai suatu alat, sarana atau proses untuk membujuk
Lebih terperinciBADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NOMOR : 02/KPTS/BPD/2013 TENTANG TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia memiliki berbagai macam kebutuhan. Mulai dari kebutuhan primer, yaitu kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal,
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Penerapan Komunikasi Organisasi Pimpinan Di Kantor Camat. Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti.
BAB III PENYAJIAN DATA A. Penerapan Komunikasi Organisasi Pimpinan Di Kantor Camat Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti. Pada penyajian data yang penulis lakukan merupakan hasil dari lapangan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG Jl. Negara Medan-L.Pakam No.3 Telp. 7951704 Lubuk Pakam-20514 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NOMOR : TAHUN 2010 TENTANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing.
Lebih terperinciNORMA, KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN LARANGAN DALAM PELAKSANAAN AKREDITASI
NORMA, KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN LARANGAN DALAM PELAKSANAAN AKREDITASI A. Norma Pelaksanaan Akreditasi Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus berpedoman kepada normanorma yang sesuai dengan tujuan
Lebih terperinci