MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan
|
|
- Hengki Hartono Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan menyusun model penilaian dalam pembelajaran mengarang bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas tinggi (kelas VI). Model ini perlu diungkap berdasarkan kondisi obyektif di lapangan bahwa penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya penilaian mengarang kurang bervariatif atau hanya menggunakan satu jenis penilaian yaitu penilaian analitik. Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimanakah model evaluasi untuk jenis-jenis karangan yang diajarkan di sekolah dasar (karangan eksposisi, narasi, dan argumentasi), selanjutnya bagaimana pula pengaruh model evaluasi tersebut terhadap pembelajaran mengarang bahasa Indonesia di sekolah dasar. Untuk menjawab permasalahan di atas dipergunakan metode penelitian Research and Development yaitu penelitian yang menggunakan sebuah proses untuk mengembangkan validitas produk pendidikan. Produk yang dikembangkan tidak hanya meliputi bahan-bahan/materi pembelajaran tetapi mencakup juga prosedur dan proses yang ditetapkan seperti metode, media, strategi pengorganisasian pembelajaran, dan evaluasi. Produk yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah model penilaian holistik untuk menilai karangan bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas tinggi. Subyek penelitian adalah siswa sekolah dasar berjumlah 103 orang dari 4 buah sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Prosedur penelitian yaitu: studi awal (studi literatur, studi hasil penelitian sebelumnya, studi lapangan); perancangan model (tujuan, penyusunan rancangan model, penyusunan rancangan uji lapangan); uji coba model (tujuan, perencanaan implementasi, evaluasi, revisi); validasi model melalui diskusi dengan guru-guru SD tempat penelitian dan mahasiswa Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang mengambil konsentrasi (keminatan) Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga jenis penilaian holistik yaitu: Model Penilaian Holistik White, Model Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif), dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan(adaptasi dari White). Ketiga model tersebut dapat dipergunakan untuk menilai tiga jenis karangan (eksposisi, narasi dan argumentasi) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Di samping itu penilaian analitik masih dapat dipergunakan jika tujuannya untuk menilai kemampuan siswa dalam hal: tata bahasa, ejaan, struktur kalimat, dan keterampilan lainnya yang bersifat mekanis. Model penilaian holistik terutama model penilaian holistik berfokus berdasarkan pendekatan komunikatif sangat berpengaruh terhadap pembelajaran jenis-jenis karangan bahasa Indonesia, yaitu dalam hal menentukan konteks (khalayak sasaran) yang terdiri dari tiga jenis sasaran (fokus penulisan) yaitu karangan eksposisi berfokuskan pada informasi, karangan narasi berfokuskan pada diri Si Penulis/Si Pencerita dan karangan argumentasi berfokus pada khalayak/ pembaca. *)Penelitian ini dibiayai oleh Dana Masyarakat dan Pengembangan Usaha Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun Anggaran 2006, SK Rektor No.2753/33.01/PL.01/2006 1
2 Kata kunci: Penilaian Holistik, Pembelajaran Mengarang, Eksposisi, Narasi, Argumentasi, Sekolah Dasar. Pendahuluan Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimum. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum. Penilaian yang tepat akan menunjukkan perilaku peserta didik yang lengkap, hidup dan nyata sesuai harapan guru dan orang tua bahkan masyarakat. Dalam hal penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keterampilan menulis karangan dari dulu hingga saat ini, kurang mendapat perhatian baik dari guru maupun para pakar bahasa Indonesia. Bahkan saat ini dalam Ujian Nasional, keterampilan menulis/mengarang tidak termasuk materi yang diujikan. Hal ini amat disayangkan mengingat pentingnya keterampilan menulis bagi pengembangan bahasa dan keterampilan hidup para siswa. Di samping hal tersebut, penilaian untuk tulisan/karangan dalam bahasa Indonesia pun masih belum memuaskan karena hanya menggunakan satu cara penilaian yaitu cara analitik yang berfokus pada tiga aspek, yaitu : isi, bahasa dan struktur karangan. Penilaian karangan tidak berdasarkan kemampuan siswa menghasilkan wacana karangan, tetapi lebih menguji pada kemampuan siswa dalam hal mengingat fakta-fakta, menerapkan peraturan tata bahasa dan pengetahuan struktur karangan yang sistematik. Hal ini telah berpengaruh terhadap proses pembelajaran menulis/mengarang. Pada umumnya guru hanya menugaskan menyusun karangan berdasarkan judul dan kerangka karangan disertai bentuk tulisan (tegak bersambung, ejaan) atau jumlah paragraf. Jarang sekali guru yang menugaskan mengarang dengan menyebutkan sasarannya/orientasinya (khalayak, informasi, diri sendiri atau pencerita), dengan demikian karangan siswa kurang komunikatif dan ide atau gagasan siswa kurang dihargai. Fokus penelitian ini diarahkan pada penyusunan model evaluasi karangan bahasa Indonesia yang terdiri dari 3 jenis karangan, yaitu: karangan narasi, eksposisi, argumentasi dan bagaimanakah pengaruh model evaluasi tersebut terhadap pembelajaran mengarang bahasa Indonesia. 2
3 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode Research Development yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1979), dengan alur penelitian sebagai berikut: STUDI AWAL - Studi Literatur - Studi Hasil Penenlitian Sebelumnya - Studi Lapangan PERANCANGAN MODEL - Tujuan - Penyusunan Rancangan Model - Penyusunan Rancangan Uji Lapangan UJI COBA MODEL - Tujuan - Perencanaan - Implementasi - Evaluasi - Revisi VALIDITAS MODEL FINALISASI MODEL 3
4 Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun. Hasil studi awal dalam penelitian ini berupa sampel tiga jenis karangan, yaitu karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Ketiga jenis karangan tersebut dianalisis dengan menggunakan 3 jenis penilaian, yaitu: penilaian analitik (yang lazim digunakan guru SD), penilaian holistik (White,1985) dan penilaian holistik berfokus (skema komunikatif). Hasil analisis terhadap 3 jenis karangan tersebut sebagai berikut: 1. Berdasarkan Penilaian Analitik Nilai rata-rata karangan eksposisi = 65,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 70,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 60,00 Rata-rata nilai = 65,00 2. Berdasarkan Penilaian Holistik (White) Nilai rata-rata karangan eksposisi = 73,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 75,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 65,00 Rata-rata = 71,00 3. Berdasarkan Penilaian Holistik Berfokus Nilai rata-rata karangan eksposisi = 63,68 Nilai rata-rata karagan narasi = 72,09 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 62,80 Rata-rata = 66,19 Analisis data berikutnya adalah penggunaan pedoman penilaian holistik berfokus (skema komunikatif) terhadap 3 jenis karangan setelah dilakukan pembelajaran terhadap siswa dari 3 buah sekolah dasar di kota Bandung. Nilai rata-rata untuk karangan eksposisi=65,65. Rata-rata nilai karangan narasi= 72,09 dan rata-rata nilai karangan argumentasi adalah 78,73. Dengan demikian terdapat nilai beda atau selisih nilai yang signifikan antara nilai awal dan nilai akhir (setelah siswa diberi pembelajaran), sebagai berikut: Jenis Nilai Awal Nilai Akhir Nilai Beda % Karangan Eksposisi 63,68 65,65 1,97 3,09 % Narasi 65,10 72,09 6,99 10,74 % Argumentasi 62,80 78,73 15,93 25,37 % Dari data di atas dapat disimpulkan ada dua penilaian holistik yang dapat dipergunakan untuk menilai karangan bahasa Indonesia yaitu: Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi Holistik White). Penilaian Holistik Berfokus terdiri dari tiga jenis penilaian yaitu: untuk karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Jenis Penilaian Holistik Berfokus sebagai berikut: 4
5 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN EKSPOSISI ( KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Informasi agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: a. kategori tinggi b. kategori sederhana c. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 5
6 SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI (KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI) I. SOSIOLINGUISTIK Siswa memahami tujuan penulisan dan mengetahui pembacanya (a) Tujuan Menjelasakan informasi-informasi khusus tentang judul berdasarkan situasi dalam karangan; dan mengutarakan ide dan pengalaman pribadi untuk meyakinkan pembaca. (b) Khalayak Mewujudkan hubungan dan berkolaborasi ide dengan pembaca melalui pengusaan gaya penulisan dan format ceramah. II. WACANA Siswa menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyususnan, pemikiran dan penekanan wacana paparan (a) Penyusunan Membentuk kohesi tatabahasa (kata hubung, ellipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana) secara seimbang; dan menyusun isi secra logik berdasarkan hubungan syarat-hasil, sebab-tujuan, dan sebab akibat. (b) Pemikiran Menunjukkan pemikiran karangan penerangan yang menekankan fakta dan perinciannya; dan membentuk kohesi meliputi jenis tatabahasa dan leksikal. (c)penekanan Fokus terhadap judul melalui penyusunan ide secara logis dengan dukungan isu-isu yang berkaitan. III. TATABAHASA Siswa menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan bahasa (a) Pengetahuan Menunjukkan penguasaan aspek mekanis, khususnya tanda baca dan ejaan; aspek morfologi memperlihatkan penggunaan dan pemilihan kata yang tepat dari kosa kata yang luas; dan aspek sintaksis menunjukkan penguasaan struktur kalimat yang mengukuhkan kohesi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI (KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 6
7 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Pencerita,agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 7
8 SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN PENCERITA(KARANGAN NARASI) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Melahirkan ide dan perasaaan dalam penulisan kreatif, menyusun isi serta menggunakan kata-kata pembuka dan penutup wacana berdasarkan tujuan penulisan. (b) Konteks Membina hubungan dan menyatukan pengalaman dengan pembaca tentang peristiwa yang menyangkut watak yang diceritakan, dan mengemukakan ide berdasarkan tema, pengalaman pribadi/imajinasi. (c) Khalayak Menunjukkan kesadaran terhadap pembaca dengan berusaha untuk mengaitkan idenya dengan pengalaman khalayak, dan menggunakan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) untuk mengekalkan fokus pembaca. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan pemikiran dan penyajian wacana pelahiran (a) Pemikiran Mengemukakan ide yang berdasarkan hubungan syarat-hasil dan sebab-akibat. (b) Penyajian Menggunakan kemampuan menyusun kohesi dan koherensi secara seimbang, berfokuskan ide utama (plot yang jelas) dan menggunakan gaya penulisan kreatif yang tepat. III. TATABAHASA Calon mempunyai pengetahuan dan memahami seluk-beluk bahasa (a) Pengetahuan Menggunakan struktur bahasa (morfologi dan sintaksis) dan mekanis (tanda baca dan ejaan) dengan baik; dan menunjukkan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim,antonim,hiponim,kolokasi,ulangan, pembuka dan penutup wacana) yang baik. FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 8
9 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN ARGUMENTASI (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Khalayak, agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 4. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 9
10 SKEMA PENYEKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN KHALAYAK (KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Membujuk dan mencoba meyakinkan pembaca dengan alasanalasan yang mendukung tajuk/judul. (b) Situasi Menggunakan alasan-alasan berdasarkan pengalaman pribadi untk memperkuat dasar judul. (c) Khalayak Berkomunikasi dengan khalayak melalui gaya penulisan yang sesuai; dan menyampaikan ide berdasarkan format arahan dengan susunan ide yang rapi dalam paragraf. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyajian, pengolahan dan kesatuan (a) Penyajian Menyajikan ide secara teratur dan dan berfokus melalui kohesi leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana); dan menyusun koheren melalui hubungan sebab-tujuan, syarat-hasil, sebab-akibat, dan latar kesimpulan. (b) Pengolahan Mengolah ide berdasarkan logika, hubungan perbandingan, kata pembuka dan penutup wacana, di samping mengemukakan buktibukti khusus dan uraian yang jelas (c) Kesatuan Menyusun kohesi berdasarkan sarana rujukan dan kata hubung. III. TATABAHASA Penulis menunjukkan kemampuan menggunakan pengetahuan tatabahasa (a) Menunukkan penguasaan aspek sintaksis dan menggunakannya Penggunaan denga berkesan untuk menyusun kohesi aspek nahu (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulanga, dan pembuka dan penutup wacana); dan menggunakan tanda baca dengan tepat, disamping menguasai ejaan dan aspek morfologi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 10
11 Jenis penilaian holistik yang kedua adalah Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi dari White). Tahap Nilai Deskriptor Isi : Baik dan berkembang Bahasa : Memuaskan dan lancar Isi : Cukup dan masih berkembang Bahasa : Masih memuaskan dan lancar Isi : Cukup tetapi kurang berkembang Bahasa : Masih memuaskan tetapi kurang lancar Isi : Cukup tetapi bercampur-aduk Bahasa : Tidak lancar Isi : Kurang/tidak jelas Bahasa : Lemah dan tidak lancar Isi : Tidak jelas/ sukar dipahami Bahasa : Tidak menguasai dasar bahasa Pembahasan Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Pertama, penilaian mengarang dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar di kota Bandung hanya menggunakan satu jenis penilaian (analitik) yang menumpukkan perhatian pada aspek: isi, bahasa dan struktur karangan. Dengan demikian semua jenis karangan, seperti: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi dinilai dengan cara yang sama dan sistem pembelajaran yang relatif hampir sama (menentukan judul, menyusun kerangka karangan, mengembangkan karangan sesuai dengan jumlah paragraf atau panjang karangan yang diminta). Dari wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, diketahui bahwa ada 2 orang guru yang telah menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran mengarang, 2 guru lainnya menggunakan pendekatan kontekstual, dan 4 orang guru tidak tahu pendekatan pembelajaran yang diterapkannya, intinya sebagian guru menggunakan pendekatan tradisional. Padahal menurut Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar), siswa dituntut antara lain: dapat menyampaikan informasi dalam bahasa yang komunikatif dan dapat menulis dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (Depdiknas,2003). Dilihat dari prestasi siswa, penilaian dengan cara analitik, cenderung memberikan nilai rendah, hal ini dapat dimaklumi sebab beberapa aspek kebahasaan dinilai secara terinci, seperti: kosa kata, kalimat, ejaan, gaya bahasa dan struktur (terutama struktur kata dan struktur kalimat). Dengan demikian penilaian analitik masih dapat digunakan, jika pembelajaran mengarang bertujuan mengembangkan aspek-aspek kebahasaan tersebut. Dari uji coba pembelajaran mengarang berdasarkan pendekatan komunikatif dengan menggunakan penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) diketahui bahwa penilaian tersebut memerlukan waktu cukup lama 11
12 dan pelatihan bagi guru agar menguasai kriteria penilaian juga cukup lama. Dengan demikian Model Penilaian Holistik White dapat dipergunakan dengan penyesuaian atau adaptasi. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab-bab seblumnya maka dapat dismpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penjenisan karangan di dalam penelitian ini berdasarkan model wacana Llyod Jones (1977) berdasarkan orientasi atau tujuan yaitu karangan eksposisi berorientasi informasi untuk memberi penjelasan, karangan argumentasi berorientasi khalayak untuk membujuk pembaca dan karangan narasi yang berorientasikan penulis/pencerita untuk mencurahkan perasaan. 2. Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik. Penilaian holistik ada tiga model yaitu: a. Penilaian Holistik Model White. b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif). c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan 3. Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus memperhatikan konteks atau sasaran penulisan. 4. Berdasarkan data empiris dan uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang tinggi. Saran Bagi guru-guru sekolah dasar yang akan menggunakan penilaian holistik baik penilaian holistik berdasarkan White maupun holistik berfokus memerlukan latihan untuk menggunakan kriteria penilaian holistik. Pemahaman terhadap kriteria penilaian tersebut sangat menentukan validitas. Selain penilaian holistik, guru tetap harus menggunakan penilaian analitik untuk mengatasi kelemahan penilaian holistik. Sebab penilaian holistik tidak menggambarkan kemampuan khusus para siswa seperti kemampuan menyusun kalimat, penggunaan ejaan, atau kemampuan perbendaharaan kata. Penggunaan jenis penilaian (analitik maupun holistik), harus berdasarkan tujuan pembelajaran menulis/mengarang sesuai dengan perkembangan/ karakteristik siswa. 12
13 DAFTAR PUSTAKA Borg, WR. & Gall MD. (1979). Education Research and Introduction. New York: Longman Inc. Britton, James et.al. (1975). The Development of Writing Abilities (11-18). Macmilan Education Ltd. Cooper, Charles R. (1977). Holistic Evaluation of Writing. Dalam Charles R. Cooper dan Lee Odall (eds.). Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. Flower, Linda. (1979). Writer-Based Prose: A Cognitive Basis for Problems in Writing College English 41. September. Hartati, T. (2008). Penerapan Penilaian Holistik dalam Pembelajaran Menulis Narasi di Sekolah Dasar, Bandung:PGSD Bumi Siliwangi,UPI. Hartati, T. (2009). The Effects of Conferencing Approach on Writing Learning as Communicative Skills at Primary School Level in Indonesia.Penang: USM. Hayes, J.R. dan Flower, L.S. (1986). Identifying the Organization of Writing Processes. Dalam George Hillock Jr. Research on written Composition: New Direction for Teaching. National Conference on Research in English. Llyod-Jones, Richard. (1977). Primary Trait Scoring. Di dalam Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Charles R. Cooper dan Lee Odell (eds.). Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. NAEP (1984). The Third Assesment of Writing, Released Exercise set. Dalam Michael T. Beachem, An Investigation of Two Writing Process Intervention on the Rhetorical Effectivness of Sixth Grade Writers. Odell, Lee. (1981). Defining and Assesing Competence in Writing. Dalam Charles R. Cooper, the Nature and Measurement of Competency in English. Urbana, Illionis: National Councill of Teachers of Other Languages. Othman, Hasim. (2003).Kemahiran Menulis:Presfektif Kumunikatif.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Othman, Hashim. (2005). Pentaksiran Karangan Bahasa Melayu. Penang: University Sains Malaysia. Sriasih, SAP. (2005). Perkembangan Struktur Wacana Tulis Argumentatif Lisan SD. Linguistik Indonesia, 2005 Th. 23 No.1. 13
14 Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Surapranata, Sumarna. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis (Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. (1995). Pengajaran Wacana. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. White, Edward M. (1985). Teaching and Assesing Writing. San Fransisco: Jossey- Bass Publishers. Suharto, P. (2003). Pembaharuan dan Penguasaan Siswa Kelas VI SD DKI Jakarta Terhadap Wacana. B. Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa. 14
Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun.
Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun. Hasil studi awal dalam penelitian ini berupa sampel tiga jenis
Lebih terperinciFORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)
FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling
Lebih terperinciJudul Penelitian : Model Penilaian Analitik dan Holistik dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Judul Penelitian : Model Penilaian Analitik dan Holistik dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Literasi diyakini oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Literasi diyakini oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia sebagai masyarakat dunia yang bergerak sangat cepat. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh
KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG Oleh Fitri Kurnia Mulyanto Widodo Ni Nyoman Wetty S Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung email : fitrikurnia@yahoo.co.id
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT Eti Hayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang etihayati.1403@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Simpulan dimulai dari observasi awal mengenai pembelajaran menulis di lapangan, perencanaan pembelajaran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT Sopyah Sukmayanti 08.21.0861 Sopyah.Sukmayanti@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui belajar dan latihan. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Menulis
Lebih terperinciDESKRIPSI MATA KULIAH
DESKRIPSI MATA KULIAH 1. GD 101 Pendidikan Bahasa &Sastra Indonesia di Kelas Rendah:S-1, 3 SKS, Sem. II. Mata kuliah ini merupakan pendahuluan metode pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA
27 KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA Latifah dan Tri Tunggal Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin Email: latifahhusien@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas yang di fokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
Lebih terperinciPARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK
1 PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK Nofriani 1, Abdul Razak 2, Charlina 3 riaa111194@gmail.com Hp: 082173887766, encikabdulrazak25@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran di sekolah hendaknya dapat memberikan manfaat bagi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran di sekolah hendaknya dapat memberikan manfaat bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang ataupun masa depan. Tujuan itu pun akan tercapai ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi
77 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keefektivan strategi membaca cepat dengan menggunakan teknik membaca skimming dan scanning dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbahasa berarti berkomunikasi. Manusia menggunakan bahasa untuk mengeluarkan pendapat, mengungkapkan perasaan dan masih banyak lagi jenis komunikasi yang
Lebih terperinciKOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI
KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBadarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV MI MA ARIF NU LAMUK PURBALINGGA Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Alamsyah ABSTRAK Alamsyah, 2014. Kemampuan Menulis Paragraf Siswa Kelas X A SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Lebih terperinciKemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak
Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara sederhana dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian, instrumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI Oleh: Yesi Hebroni 1, Abdurahman 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kompetensi dasar yang perlu dikuasai oleh siswa SD. Menulis juga merupakan kemampuan berbahasa tulis dan sebagai salah satu dari empat keterampilan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan
18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciJ-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM
KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR Siti Mundziroh, Andayani, Kundharu Saddhono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Lebih terperinciSeptia Sugiarsih, M.Pd.
Septia Sugiarsih, M.Pd. Purnomo (2002:10) kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik konteks linguistik maupun konteks nonlinguistik. Depdiknas (2002:5) pembelajaran yang mengaitkan
Lebih terperinciOleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Strategi Rantai Kejadian terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Yayasan Pendidikan Keluarga Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh ISNAYANTI LUBIS
Lebih terperinciL I S N I A W A T I NPM
MODEL PEMBELAJARAN MENERAPKAN KALIMAT DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 2 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciKORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN
KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNAWATI NIM F37009009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum
Lebih terperinciKEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA
KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI BAHASA MELAYU TINGKATAN 3 DSP Bahasa Melayu Tingkatan 3 (Julai 2013) FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN BAHAN AJAR LEAFLET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS III SD NEGERI 1 GRENGGENG TAHUN AJARAN
PENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN BAHAN AJAR LEAFLET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS III SD NEGERI 1 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: Chaerul Rizki Sofia 1, Suhartono 2, Warsiti
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1
PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1 ABSTRAK Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina liya_moudiva@ymail.com Penerapan ancangan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BATUKARUT 2 KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Cucu Cunayasari cucucunayasari@yahoo.co.id PROGRAM
Lebih terperinciAas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang besar dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciPF-38: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA
PF-38: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA Frans Tonaogy, Agus Setyo Budi, Esmar Budi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
KOMPETENSI UTAMA PEDAGOGIS KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. KISI-KISI SOAL UKG BAHASA INDONESIA
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis tergolong dalam kegiatan kebahasaan yang bersifat produktif. Chaedar Alwasilah (2007: 43) mengungkapkan bahwa menulis pada dasarnya bukan
Lebih terperinciRirin Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016
Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman 140 146 Volume 1, No. 2, September 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 PAKUSARI DENGAN METODE KONTEKSTUAL Ririn
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR
PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH IZSABTUR RADIAH NIM. 10080045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Menulis merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam seluruh proses kegiatan belajar selama menuntut ilmu baik di bangku sekolah dasar, sekolah menengah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak
EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program yang secara efektif dapat membekali kemampuan calon
Lebih terperinciMAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan
Lebih terperinciOleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA BROSUR PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI SMK CIPTA KARYA PREMBUN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinci2011
... -. Bahasa Melayu Kertas 1 September 2011 Peraturan Pemarkahan MAKTAB RENDAH SAINS MARA PEPERIKSAANPERCUBAAN SIJIL PELAJAR
Lebih terperinciSEKOLAH BERASRAMA PENUH BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH / KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA. 2 ¼ jam Dua jam lima belas minit
SEKOLAH BERASRAMA PENUH BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH / KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PEPERIKSAAN PERCUBAAN 1103/1 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2008 BAHASA MELAYU Kertas 1 Ogos 2 ¼ jam
Lebih terperinci