Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun."

Transkripsi

1 Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun. Hasil studi awal dalam penelitian ini berupa sampel tiga jenis karangan, yaitu karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Ketiga jenis karangan tersebut dianalisis dengan menggunakan 3 jenis penilaian, yaitu: penilaian analitik (yang lazim digunakan guru SD), penilaian holistik (White) dan penilaian holistik berfokus (skema komunikatif). Hasil analisis terhadap 3 jenis karangan tersebut sebagai berikut: 1. Berdasarkan Penilaian Analitik Nilai rata-rata karangan eksposisi = 65,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 70,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 60,00 Rata-rata nilai = 65,00 2. Berdasarkan Penilaian Holistik (White) Nilai rata-rata karangan eksposisi = 73,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 75,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 65,00 Rata-rata = 71,00 3. Berdasarkan Penilaian Holistik Berfokus Nilai rata-rata karangan eksposisi = 63,68 Nilai rata-rata karagan narasi = 72,09 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 62,80 Rata-rata = 66,19 Analisis data berikutnya adalah penggunaan pedoman penilaian holistik berfokus (skema komunikatif) terhadap 3 jenis karangan setelah dilakukan pembelajaran terhadap siswa dari 3 buah sekolah dasar di kota Bandung. Nilai rata-rata untuk karangan eksposisi=65,65. Rata-rata nilai karangan narasi= 72,09 dan rata-rata nilai karangan argumentasi adalah 78,73. Dengan demikian terdapat nilai beda atau selisih nilai yang signifikan antara nilai awal dan nilai akhir (setelah siswa diberi pembelajaran), sebagai berikut: Jenis Nilai Awal Nilai Akhir Nilai Beda % Karangan Eksposisi 63,68 65,65 1,97 3,09 % Narasi 65,10 72,09 6,99 10,74 % Argumentasi 62,80 78,73 15,93 25,37 % Dari data di atas dapat disimpulkan ada dua penilaian holistik yang dapat dipergunakan untuk menilai karangan bahasa Indonesia yaitu: Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi Holistik White). Penilaian Holistik Berfokus terdiri dari tiga jenis penilaian yaitu: untuk karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Jenis Penilaian Holistik Berfokus sebagai berikut: 4

2 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN EKSPOSISI ( KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Informasi agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: a. kategori tinggi b. kategori sederhana c. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 5

3 SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI (KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI) I. SOSIOLINGUISTIK Siswa memahami tujuan penulisan dan mengetahui pembacanya (a) Tujuan Menjelasakan informasi-informasi khusus tentang judul berdasarkan situasi dalam karangan; dan mengutarakan ide dan pengalaman pribadi untuk meyakinkan pembaca. (b) Khalayak Mewujudkan hubungan dan berkolaborasi ide dengan pembaca melalui pengusaan gaya penulisan dan format ceramah. II. WACANA Siswa menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyususnan, pemikiran dan penekanan wacana paparan (a) Penyusunan Membentuk kohesi tatabahasa (kata hubung, ellipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana) secara seimbang; dan menyusun isi secra logik berdasarkan hubungan syarat-hasil, sebab-tujuan, dan sebab akibat. (b) Pemikiran Menunjukkan pemikiran karangan penerangan yang menekankan fakta dan perinciannya; dan membentuk kohesi meliputi jenis tatabahasa dan leksikal. (c)penekanan Fokus terhadap judul melalui penyusunan ide secara logis dengan dukungan isu-isu yang berkaitan. III. TATABAHASA Siswa menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan bahasa (a) Pengetahuan Menunjukkan penguasaan aspek mekanis, khususnya tanda baca dan ejaan; aspek morfologi memperlihatkan penggunaan dan pemilihan kata yang tepat dari kosa kata yang luas; dan aspek sintaksis menunjukkan penguasaan struktur kalimat yang mengukuhkan kohesi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI (KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 6

4 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Pencerita,agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 7

5 SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN PENCERITA (KARANGAN NARASI) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Melahirkan ide dan perasaaan dalam penulisan kreatif, menyusun isi serta menggunakan kata-kata pembuka dan penutup wacana berdasarkan tujuan penulisan. (b) Konteks Membina hubungan dan menyatukan pengalaman dengan pembaca tentang peristiwa yang menyangkut watak yang diceritakan, dan mengemukakan ide berdasarkan tema, pengalaman pribadi/imajinasi. (c) Khalayak Menunjukkan kesadaran terhadap pembaca dengan berusaha untuk mengaitkan idenya dengan pengalaman khalayak, dan menggunakan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) untuk mengekalkan fokus pembaca. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan pemikiran dan penyajian wacana pelahiran (a) Pemikiran Mengemukakan ide yang berdasarkan hubungan syarat-hasil dan sebab-akibat. (b) Penyajian Menggunakan kemampuan menyusun kohesi dan koherensi secara seimbang, berfokuskan ide utama (plot yang jelas) dan menggunakan gaya penulisan kreatif yang tepat. III. TATABAHASA Calon mempunyai pengetahuan dan memahami seluk-beluk bahasa (a) Pengetahuan Menggunakan struktur bahasa (morfologi dan sintaksis) dan mekanis (tanda baca dan ejaan) dengan baik; dan menunjukkan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim,antonim,hiponim,kolokasi,ulangan, pembuka dan penutup wacana) yang baik. FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 8

6 LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN ARGUMENTASI (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) 1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Khalayak, agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek: a. sosiolinguistik b. wacana c. tatabahasa 2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi e. kategori sederhana f. kategori rendah Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 4. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut: Gred/ tahap Nilai Deskriptor A Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B Berkomunikasi pada tahap memuaskan C Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E Menguasai dasar bahasa yang terbatas F 0-29 Tidak menguasai dasar bahasa 9

7 SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN KHALAYAK (KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH) I. SOSIOLINGUISTIK Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Membujuk dan mencoba meyakinkan pembaca dengan alasanalasan yang mendukung tajuk/judul. (b) Situasi Menggunakan alasan-alasan berdasarkan pengalaman pribadi untk memperkuat dasar judul. (c) Khalayak Berkomunikasi dengan khalayak melalui gaya penulisan yang sesuai; dan menyampaikan ide berdasarkan format arahan dengan susunan ide yang rapi dalam paragraf. II. WACANA Calon menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyajian, pengolahan dan kesatuan (a) Penyajian Menyajikan ide secara teratur dan dan berfokus melalui kohesi leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana); dan menyusun koheren melalui hubungan sebab-tujuan, syarat-hasil, sebab-akibat, dan latar kesimpulan. (b) Pengolahan Mengolah ide berdasarkan logika, hubungan perbandingan, kata pembuka dan penutup wacana, di samping mengemukakan buktibukti khusus dan uraian yang jelas (c) Kesatuan Menyusun kohesi berdasarkan sarana rujukan dan kata hubung. III. TATABAHASA Penulis menunjukkan kemampuan menggunakan pengetahuan tatabahasa (a) Menunukkan penguasaan aspek sintaksis dan menggunakannya Penggunaan denga berkesan untuk menyusun kohesi aspek nahu (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulanga, dan pembuka dan penutup wacana); dan menggunakan tanda baca dengan tepat, disamping menguasai ejaan dan aspek morfologi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa Dst. Grade/ Peringkat Nilai (%) 10

8 Jenis penilaian holistik yang kedua adalah Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi dari White). Tahap Nilai Deskriptor Isi : Baik dan berkembang Bahasa : Memuaskan dan lancar Isi : Cukup dan masih berkembang Bahasa : Masih memuaskan dan lancar Isi : Cukup tetapi kurang berkembang Bahasa : Masih memuaskan tetapi kurang lancar Isi : Cukup tetapi bercampur-aduk Bahasa : Tidak lancar Isi : Kurang/tidak jelas Bahasa : Lemah dan tidak lancar Isi : Tidak jelas/ sukar dipahami Bahasa : Tidak menguasai dasar bahasa Pembahasan Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut: Pertama, penilaian mengarang dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar di kota Bandung hanya menggunakan satu jenis penilaian analitik yang menumpukkan perhatian pada aspek: isi, bahasa dan struktur karangan. Dengan demikian semua jenis karangan, seperti: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi dinilai dengan cara yang sama dan sistem pembelajaran yang relatif hampir sama (menentukan judul, menyusun kerangka karangan, mengembangkan karangan sesuai dengan jumlah paragraf atau panjang karangan yang diminta). Dari wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, diketahui bahwa ada 2 orang guru yang telah menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran mengarang, 2 guru lainnya menggunakan pendekatan kontekstual, dan 4 orang guru tidak tahu pendekatan pembelajaran yang diterapkannya, intinya sebagian guru menggunakan pendekatan tradisional. Padahal menurut Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar), siswa dituntut antara lain: dapat menyampaikan informasi dalam bahasa yang komunikatif dan dapat menulis (surat resmi) dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (Depdiknas,2003). Dilihat dari prestasi siswa, penilaian dengan cara analitik, cenderung memberikan nilai rendah, hal ini dapat dimaklumi sebab beberapa aspek kebahasaan dinilai secara terinci, seperti: kosa kata, kalimat, ejaan, gaya bahasa dan struktur (terutama struktur kata dan struktur kalimat). Dengan demikian penilaian analitik masih dapat digunakan, jika pembelajaran mengarang bertujuan mengembangkan aspek-aspek kebahasaan tersebut. Dari uji coba pembelajaran mengarang berdasarkan pendekatan komunikatif dengan menggunakan penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) diketahui bahwa penilaian tersebut memerlukan waktu cukup lama dan pelatihan bagi guru agar menguasai kriteria penilaian juga cukup lama. 11

9 Dengan demikian Model Penilaian Holistik White dapat dipergunakan dengan penyesuaian atau adaptasi. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab-bab seblumnya maka dapat dismpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penjenisan karangan di dalam penelitian ini berdasarkan model wacana Llyod Jones (1977) berdasarkan orientasi atau tujuan yaitu karangan eksposisi berorientasi informasi untuk memberi penjelasan, karangan argumentasi berorientasi khalayak untuk membujuk pembaca dan karangan narasi yang berorientasikan penulis/pencerita untuk mencurahkan perasaan. 2. Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik. Penilaian holistik ada tiga model yaitu: a. Penilaian Holistik Model White. b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif). c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan 3. Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus memperhatikan konteks atau sasaran penulisan. 4. Berdasarkan data empiris dan uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang tinggi. Saran Bagi guru-guru sekolah dasar yang akan menggunakan penilaian holistik baik penilaian holistik berdasarkan White maupun holistik berfokus memerlukan latihan untuk menggunakan kriteria penilaian holistik. Pemahaman terhadap kriteria penilaian tersebut sangat menentukan validitas. Selain penilaian holistik, guru tetap harus menggunakan penilaian analitik untuk mengatasi kelemahan penilaian holistik. Sebab penilaian holistik tidak menggambarkan kemampuan khusus para siswa seperti kemampuan menyusun kalimat, penggunaan ejaan, atau kemampuan perbendaharaan kata. DAFTAR PUSTAKA Borg, WR. & Gall MD. (1979). Education Research and Introduction. New York: Longman Inc. Britton, James et.al. (1975). The Development of Writing Abilities (11-18). Macmilan Education Ltd. Cooper, Charles R. (1977). Holistic Evaluation of Writing. Dalam Charles R. Cooper dan Lee Odall (eds.). Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. 12

10 Flower, Linda. (1979). Writer-Based Prose: A Cognitive Basis for Problems in Writing College English 41. September. Hayes, J.R. dan Flower, L.S. (1986). Identifying the Organization of Writing Processes. Dalam George Hillock Jr. Research on written Composition: New Direction for Teaching. National Conference on Research in English. Llyod-Jones, Richard. (1977). Primary Trait Scoring. Di dalam Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Charles R. Cooper dan Lee Odell (eds.). Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. NAEP (1984). The Third Assesment of Writing, Released Exercise set. Dalam Michael T. Beachem, An Investigation of Two Writing Process Intervention on the Rhetorical Effectivness of Sixth Grade Writers. Odell, Lee. (1981). Defining and Assesing Competence in Writing. Dalam Charles R. Cooper, the Nature and Measurement of Competency in English. Urbana, Illionis: National Councill of Teachers of Other Languages. Othman, Hashim. (2005). Pentaksiran Karangan Bahasa Melayu. Penang: University Sains Malaysia. Sriasih, SAP. (2005). Perkembangan Struktur Wacana Tulis Argumentatif Lisan SD. Linguistik Indonesia, 2005 Th. 23 No.1. Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Surapranata, Sumarna. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis (Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. (1995). Pengajaran Wacana. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. White, Edward M. (1985). Teaching and Assesing Writing. San Fransisco: Jossey- Bass Publishers. Suharto, P. (2003). Pembaharuan dan Penguasaan Siswa Kelas VI SD DKI Jakarta Terhadap Wacana. B. Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa. Biodata Singkat Penulis adalah Staf Pengajar pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 13

11 14

MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan

MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan MODEL PENILAIAN HOLISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR*) Oleh Tatat Hartati Abstrak Penelitian ini bertujuan menyusun model penilaian dalam pembelajaran mengarang bahasa

Lebih terperinci

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA) No Nama Kemampuan T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

Judul Penelitian : Model Penilaian Analitik dan Holistik dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Judul Penelitian : Model Penilaian Analitik dan Holistik dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Judul Penelitian : Model Penilaian Analitik dan Holistik dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain. Dalam mengungkapkan ide atau gagasan itu diperlukan bahasa. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Literasi diyakini oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Literasi diyakini oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Literasi diyakini oleh masyarakat maju sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia sebagai masyarakat dunia yang bergerak sangat cepat. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

SEKOLAH BERASRAMA PENUH BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH / KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA. 2 ¼ jam Dua jam lima belas minit

SEKOLAH BERASRAMA PENUH BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH / KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA. 2 ¼ jam Dua jam lima belas minit SEKOLAH BERASRAMA PENUH BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH / KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PEPERIKSAAN PERCUBAAN 1103/1 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2008 BAHASA MELAYU Kertas 1 Ogos 2 ¼ jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI BAHASA MELAYU TINGKATAN 3 DSP Bahasa Melayu Tingkatan 3 (Julai 2013) FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum

Lebih terperinci

2011

2011 ... -. Bahasa Melayu Kertas 1 September 2011 Peraturan Pemarkahan MAKTAB RENDAH SAINS MARA PEPERIKSAANPERCUBAAN SIJIL PELAJAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN MODEL LOGIKA PROPOSISIONAL DAN LOGIKA PREDIKAT Eti Hayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang etihayati.1403@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA

PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA SULIT 1103/1 BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH DAN SEKOLAH KECEMERLANGAN PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA PERATURAN PEMARKAHAN BAHASA MELAYU KERTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG Oleh Fitri Kurnia Mulyanto Widodo Ni Nyoman Wetty S Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung email : fitrikurnia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Simpulan dimulai dari observasi awal mengenai pembelajaran menulis di lapangan, perencanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BATUKARUT 2 KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Cucu Cunayasari cucucunayasari@yahoo.co.id PROGRAM

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH IZSABTUR RADIAH NIM. 10080045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kompetensi dasar yang perlu dikuasai oleh siswa SD. Menulis juga merupakan kemampuan berbahasa tulis dan sebagai salah satu dari empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2010 AMARAN

PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2010 AMARAN BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH & SEKOLAH KLUSTER KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2010 BAHASA MELAYU Kertas 1 UNTUK KEGUNAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

1103/1 (PP) SULIT BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH & SEKOLAH KECEMERLANGAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PERATURAN PEMARKAHAN

1103/1 (PP) SULIT BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH & SEKOLAH KECEMERLANGAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PERATURAN PEMARKAHAN BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH & SEKOLAH KECEMERLANGAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2011 BAHASA MELAYU Kertas 1 UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

Abstrak. Penerapan Penanda Wacana dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kemahiran Menulis. Muhammad Faizrin Hashim

Abstrak. Penerapan Penanda Wacana dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kemahiran Menulis. Muhammad Faizrin Hashim 23 Penerapan Penanda Wacana dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kemahiran Menulis Muhammad Faizrin Hashim muhammad_faizrin_hashim@moe.edu.sg Muliana Mohammad muliana_mohammad@moe.edu.sg Sekolah Rendah Jiemin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat yang ada pada suatu bahasa bukanlah satuan sintaksis yang tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan yang tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV MI AL MUHAJIRIEN JAKAPERMAI KECAMATAN BEKASI BARAT Sopyah Sukmayanti 08.21.0861 Sopyah.Sukmayanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara sederhana dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot SKS : 2 (1-1) TIU : Mahasiswa mampu menuangkan gagasan ke dalam tulisan ilmiah dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID BAHASA MELAYU TINGKATAN 3

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID BAHASA MELAYU TINGKATAN 3 PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID BAHASA MELAYU TINGKATAN 3 MATLAMAT KURIKULUM BAHASA MELAYU Matlamat kurikulum bersepadu Bahasa Melayu sekolah menengah adalah untuk melengkapkan murid dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis menjadi keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa, baik selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah maupun dalam kehidupannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PEPERIKSAAN PRASPM 2013

PEPERIKSAAN PRASPM 2013 NSKP 2013 SULIT 1 PEPERIKSAAN PRASPM 2013 1103/1(PP) SIJIL PELAJARAN MALAYSIA Bahasa Melayu Kertas 1 Peraturan Pemarkahan Ogos UNTUK KEGUNAAN PEMERIKSA SAHAJA AMARAN Peraturan pemarkahan ini SULIT.Kegunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan menulis, siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui belajar dan latihan. Keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Menulis

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK 251 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Tulisan ini bertujuan mengkaji kemampuan menulis paragraf deskripsi mahasiswa semester

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI KOLABORASI GAMBAR DAN KERJA KELOMPOK DI KELAS VIII B SMP NEGERI 3 TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian, instrumen

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI BAHASA MELAYU TINGKATAN 2 FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan ke arah memperkembang potensi individu

Lebih terperinci

SULIT 1103/1 PERATURAN PEMARKAHAN BAHASA MELAYU SPM KERTAS 1. Tujuan Pengujian : Untuk menguji kebolehan calon dalam;

SULIT 1103/1 PERATURAN PEMARKAHAN BAHASA MELAYU SPM KERTAS 1. Tujuan Pengujian : Untuk menguji kebolehan calon dalam; PERATURAN PEMARKAHAN BAHASA MELAYU SPM KERTAS 1 1. TUJUAN PENGUJIAN Tujuan Pengujian : Untuk menguji kebolehan calon dalam; 1.1 Membina, mengumpul, memilih dan menyusun atur idea-idea, hujah-hujah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA BROSUR PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI SMK CIPTA KARYA PREMBUN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok pikiran seseorang. Ketika seseorang mengemukakan gagasan, yang perlu diperhatikan bukan hanya

Lebih terperinci

MODUL 1 BAHASA MELAYU KERTAS 1 PERATURAN PEMARKAHAN

MODUL 1 BAHASA MELAYU KERTAS 1 PERATURAN PEMARKAHAN SULIT 1103/1 1103/1 BAHASA MELAYU Kertas 1 Ogos 2017 2 ¼ jam MODUL PENINGKATAN PRESTASI TINGKATAN 5 TAHUN 2017 MAJLIS PENGETUA SEKOLAH MALAYSIA (KEDAH) MODUL 1 BAHASA MELAYU KERTAS 1 PERATURAN PEMARKAHAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program yang secara efektif dapat membekali kemampuan calon

Lebih terperinci

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana Pensyarah: Dr. Sajap Maswan Email: sajap@sajadstudio.info Website: http://sajadstudio.info Jabatan Penyelidikan Inovasi Profesinalisme

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2010: 2), penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BLAHBATUH

PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BLAHBATUH 1 PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BLAHBATUH oleh I Made Prapta Prasetia, NIM 0912011008 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Penentuan

Lebih terperinci

JABATAN PELAJARAN NEGERI JOHOR OPERASI PENCAPAIAN STANDARD 93 TINGKATAN LIMA BAHASA MELAYU KERTAS 1

JABATAN PELAJARAN NEGERI JOHOR OPERASI PENCAPAIAN STANDARD 93 TINGKATAN LIMA BAHASA MELAYU KERTAS 1 1103/1 (PP) Bahasa Melayu Kertas 1 Peraturan Pemarkahan Ogos 2013 JABATAN PELAJARAN NEGERI JOHOR OPERASI PENCAPAIAN STANDARD 93 TINGKATAN LIMA BAHASA MELAYU KERTAS 1 PERATURAN PEMARKAHAN UNTUK KEGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbahasa berarti berkomunikasi. Manusia menggunakan bahasa untuk mengeluarkan pendapat, mengungkapkan perasaan dan masih banyak lagi jenis komunikasi yang

Lebih terperinci

LOGO DAN NAMA SEKOLAH PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2007 BAHASA MELAYU. Kertas 1 PERATURAN PEMARKAHAN

LOGO DAN NAMA SEKOLAH PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2007 BAHASA MELAYU. Kertas 1 PERATURAN PEMARKAHAN 1103/1 Bahasa Melayu Kertas 1 SEPTEMBER 2007 2 ¼ jam LOGO DAN NAMA SEKOLAH 1103/1 (PPT) PERATURAN PEMARKAHAN PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2007 BAHASA MELAYU Kertas 1 PERATURAN PEMARKAHAN

Lebih terperinci

BAHAGIAN A : Karangan Berdasarkan Bahan Rangsangan [ 30 markah ] KRITERIA PENSKORAN

BAHAGIAN A : Karangan Berdasarkan Bahan Rangsangan [ 30 markah ] KRITERIA PENSKORAN BAHAGIAN A : Karangan Berdasarkan Bahan Rangsangan [ 30 markah ] KRITERIA PENSKORAN PERINGKAT MARKAH KRITERIA CEMERLANG 26-30 (28 30) (26 27) - Karangan menepati tema bahan rangsangan - Bahasa gramatis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas yang di fokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menulis merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan kepada orang lain melalui media bahasa tulis. Bahasa tulis tentu berbeda

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA

KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA 27 KEMAMPUAN MENULIS SISWA MENGGUNAKANPENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA MIS ASSALAM MARTAPURA Latifah dan Tri Tunggal Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin Email: latifahhusien@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI BAHASA MELAYU TINGKATAN 2 FALSAFAH PENDIDIKAN KEBANGSAAN Pendidikan di Malaysia adalah satu usaha berterusan ke arah memperkembang potensi individu

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan tersebut dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci