PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN TERAPI REMINISCENCE PADA LANSIA HARGA DIRI RENDAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI ROY
|
|
- Indra Sudomo Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN TERAPI REMINISCENCE PADA LANSIA HARGA DIRI RENDAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI ROY Novi Herawati (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The study aimed to apply the cognitive therapy and reminiscence on elderly clients using Stuart model approach stress and Roy Adaptation. The therapy gave to 2 elderly clients. The analysis showed cognitive therapy and reminiscence could improve self-esteem, decrease the signs and symptoms of low self esteem, increase capacity and reduce the level of depression elderly clients. This therapy is recommended for elderly clients with low self esteem. Keywords: Self-esteem, cognitive therapy, reminiscence therapy, Roy Adaptation Model Theory ABSTRAK Harga diri rendah merupakan penilaian negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung terus menerus. Perubahan pada lansia memperparah kondisi harga diri rendah pada lansia sehingga menimbulkan gangguan depresif. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan terapi kognitif dan reminiscence pada klien lansia menggunakan pendekatan Model Stres Adaptasi Stuart dan Adaptasi Roy. Terapi diberikan pada 2 klien lansia. Hasil analisis menunjukkan terapi kognitif dan reminiscence dapat meningkatkan harga diri, menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah, meningkatkan kemampuan dan menurunkan tingkat depresi klien lansia. Terapi ini direkomendasikan bagi klien lansia dengan harga diri rendah. Kata Kunci: Harga diri rendah, terapi kognitif, terapi reminiscence, Model Teori Adaptasi Roy PENDAHULUAN Skizofrenia berupa sekumpulan sindroma klinik yang termanifestasi dalam perubahan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku (Saddock & Saddock, 200). Videbeck (2008) menyebutkan komponen kesehatan jiwa salah satu didalamnya adalah harga diri. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) 202 menjelaskan bahwa harga diri rendah sebagai evaluasi diri atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung lama. Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan dan proses kehidupan yang tidak bisa dihindari yang terjadi secara alamiah. Berbagai bentuk perubahan dalam tubuh lansia
2 memperparah kondisi harga diri rendah pada lansia. Program National Institute of Mental Health s Epidemiologic Catchment Area (ECA) menemukan bahwa gangguan jiwa yang paling lazim pada usia lanjut salah satunya adalah gangguan depresif (Saddock & Saddock, 200). Pendekatan model adaptasi Roy dalam memaparkan terjadinya harga diri rendah klien dan tindakan keperawatan spesialis yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan dan menurunkan tanda gejala harga diri rendah pada klien. Klien tidak mampu beradaptasi terhadap stimulus yang diterimanya dengan menggunakan mekanisme koping yang sesuai, sehingga stimulus ini memberikan dampak terhadap model konsep diri, fungsi peran dan interdependensi sehingga muncullah tanda-tanda harga diri rendah pada klien. Peningkatan koping dan penurunan stimulus tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tindakan keperawatan yang sesuai terhadap klien (Shives, 202). Terapi kognitif melatih individu untuk mengontrol distorsi pikiran yang menimbulkan gangguan mood (Townsend, 2005). Beberapa penelitian yang dilakukan terhadap klien harga diri rendah Prasetya, Hamid dan Susanti (200) terhadap lansia yang mengalami depresi didapatkan hasil bahwa terapi kognitif dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia. Syarniah, Keliat dan Hastono (200) juga meneliti pengaruh terapi kelompok reminiscence pada lansia dapat menurunkan kondisi depresi dan harga diri rendah lebih besar secara bermakna. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba menganalisis penerapan terapi kognitif dan Reminiscence pada klien harga diri rendah pada penulisan ini dengan menggunakan pendekatan adaptasi Roy. METODE PENELITIAN Peneltian ini dilakukan dengan rancangan pre-post test untuk mengukur tanda dan gejala harga diri rendah dan kemampuan terapi kognitif serta terapi reminiscence pada klien harga diri rendah. Responden adalah 2 orang klien yang dirawat di Ruang perawatan psikogeriatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Variabel tanda dan gejala harga diri rendah diukur dengan instrumen checklist dengan jawaban ya dan tidak sejumlah 2 item dan kemampuan diukur dengan 9 item kemampuan terapi kognitif serta 25 item kemampuan terhadap terapi reminiscence. Untuk variabel depresi
3 digunakan instrumen skala depresi Hamilton, instrumen The Mini Mental State Examination (MMSE) untuk mengetahui gangguan kognitif menggunakan skala Likert. Analisis dilakukan dengan menyajikan data prosentase. HASIL PENELITIAN Tabel. Distribusi Karakteristik Responden di RS Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 20 No Variabel f %. Usia a tahun b. > 7 90 tahun c. > 90 tahun 0 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. PT. Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja 5. Status Perkawinan a. Menikah b. Belum menikah c. Janda/duda Karakteristik klien harga diri rendah dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, frekuensi dirawat, serta lama sakit. Distribusi karakteristik klien dengan harga diri rendah yang memiliki usia terbanyak 60 7 tahun yakni 0 orang (8.%), berjenis kelamin perempuan sama banyak dengan laki-laki 6 orang (50%), tingkat pendidikan terbanyak yaitu SD yaitu orang (.%). Riwayat pekerjaan klien terbanyak yaitu tidak bekerja 9 orang (75%). Sedangkan status perkawinan klien terbanyak yaitu janda/duda 7 orang (58,%) Tabel 2. Stimulus Fokal Klien Harga diri Rendah RS Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 20 No Stimulus Fokal f % Stressor Biologis Riwayat penyakit gangguan jiwa sebelumnya
4 2 Putus obat Menderita Penyakit fisik Stressor Psikologis Konflik dengan pasangan Masalah keluarga (orang tua/saudara) Sedih dengan masalah keuangan Ada harapan yang tidak tercapai Stressor Sosiokultural Tinggal sendirian 2 Tidak punya penghasilan Kehilangan orang yang dicintai Stimulus fokal dilakukan dengan mengkaji faktor presipitasi atau faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap klien. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa stressor biologis yang paling banyak adalah adanya riwayat penyakit gangguan jiwa sebelumnya dan putus obat, yaitu (66.67%) klien. Stressor psikologis paling banyak yaitu adanya harapan yang tidak terpenuhi atau tidak tercapai, yaitu sejumlah 8 (66.67%) klien, sedangkan pada stressor sosiokultural paling banyak tidak punya penghasilan sekitar 8 (66.67%) klien Tabel. Stimulus Kontekstual Responden di RS Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 20 No Stimulus kontekstual f % Faktor Predisposisi: Biologis a. Trauma kepala b. Genetik c. Riwayat gangguan jiwa d. Merokok
5 2 Faktor Predisposisi: Psikologis a. Kepribadian tertutup b. Pengalaman kehilangan c. Keinginan tidak tercapai Faktor Predisposisi Sosialbudaya a. Masalah pekerjaan b. Konflik dalam keluarga c. Ekonomi rendah d. Pendidikan rendah e. Tidak rutin ikut kegiatan keagamaan f. Jarang terlibat kegiatan sosial Stimulus kontekstual yang memberikan konstribusi pada stimulus fokal dalam menyebabkan perilaku harga diri rendah yang terbanyak berupa stimulus biologis yaitu riwayat gangguan jiwa yaitu 9 (75%) klien, sedangkan yang berupa stimulus psikologis terbanyak yaitu pengalaman kehilangan 2 (00%) klien. Untuk stimulus sosial budaya terbanyak adalah konflik dalam keluarga, ekonomi lemah, dan jarang terlibat kegiatan sosial sejumlah 7 (58.%) klien. Tabel Stimulu Residual Responden di RS Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 20 No Sumber Koping f %. Kemampuan Personal a. mampu mengenal aspek 8.
6 positif dan kemampuan yang dimiliki, belum mampu melatih kemampuan yang dimiliki b. tidak mampu mengatasi masalah harga diri rendah 2. Dukungan Sosial a. Care giver -Suami/istri -Anak -Saudara -Orang lain b. Kemampuan care giver - mampu merawat - tidak mampu merawat c. Dukungan kelompok - Tidak ada d. Dukungan masyarakat - Ada - Tidak ada Ketersediaan Aset Materil a. Dana kesehatan - Jamkesmas/Jamkesda - Mandiri b. Jangkauan ke Pelayanan Kesehatan - Jauh - Dekat/Terjangkau Keyakinan Positif a. Yakin akan sembuh b. Tidak ada kenyakinan sembuh Stimulus residual berupa mekanisme koping sejumlah orang (9.67%) klien tidak mengetahui cara mengatasi masalah harga diri rendah. Dukungan sosial didapat dari caregiver suami/isteri serta saudara yaitu (58.%), (9.66%) orang tidak mampu merawat klien dengan harga diri rendah. Semua klien tidak memiliki dukungan kelompok (00%). Dukungan masyarakat terkait harga diri rendah yang mereka alami sebagian besar klien (9.66%) tidak mendapatkannya. Aset materialnya sebagai pengguna dana kesehatan jamkesmas/jamkesda yaitu (9.66%) dan jarak rumah menuju pelayanan kesehatan lebih banyak yang jauh (75%) % lansia mempunyai keyakinan akan sembuh. Tabel 5. Pengaruh Terapi Kognitif dan Terapi Reminiscence Terhadap Tanda Gejala Harga diri rendah di RS Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 20 No Tanda dan Gejala Harga Diri Terapi Spesialis
7 Rendah Pre Post Selisih f % f % % Respon Kognitif Mengungkapkan orang yang gagal 2 Tidak berguna untuk diri dan orang lain Tidak mampu melakukan aktivitas harian Tidak mempunyai aspek positif 5 Merasakan ketidaknyamanan di tubuh 6 Ambivalensi Respon afektif 7 Merasa malu Sedih Merasa tidak berguna Kadang ada perasaan putus asa Khawatir Afek datar Respon fisiologis Sulit tidur Wajah murung Selera makan menurun Mual Pusing Mudah lelah Respon perilaku 9 Menghindari orang lain Enggan terlibat dalam aktivitas bersama 2 Menundukkan kepala Kontak mata mudah beralih Ragu-ragu mengerjakan pekerjaan 2 Kurang spontanitas/ gerakan lamban 25 Banyak diam Respon sosial 26 Tidak tertarik dengan kegiatan sosial 27 Lebih senang menyendiri Membatasi interaksi dengan orang lain 29 Tidak bisa memulai pembicaraan 0 Bicara pelan
8 Berdasarkan tabel diatas hasil penerapan terapi spesialis berupa terapi kognitif dan terapi reminiscence memberikan efek positif pada klien terhadap penurunan tanda dan gejala harga diri rendah dan tingkat depresi, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi masalah harga diri rendah. PEMBAHASAN Terapi kognitif dan reminiscence yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan mekanisme koping yaitu sistem kognator klien dalam mengatasi stimulus yang diterimanya. Hasil pelaksanaan terapi kognitif dan reminiscence yang diberikan pada klien harga diri rendah memberikan pengaruh yang efektif terhadap perubahan perilaku klien berupa harga diri yang positif. Hasil yang diperoleh juga diperkuat oleh terapi lainnya berupa terapi generalis keperawatan yang dilakukan bersama mahasiswa lain yang sedang praktik dan perawat ruangan. T Stuart (20) juga menyatakan bahwa kunci dan alat terapeutik utama bagi perawat jiwa adalah penggunaan dirinya sendiri sebagai terapis secara optimal selain ilmu perilaku yang dimilikinya. Perawat memandang secara luas terhadap perbedaan pengalaman setiap manusia sebagai klien disepanjang rentang sehat-sakit dalam pemenuhan kebutuhan klien baik secara biologis, psikologis, dan sosiokultural. Hubungan perawat dan klien merupakan faktor penentu dalam proses keperawatan secara holistik. Hasil terapi kognitif dan reminiscence pada klien secara umum menunjukkan hasil yang efektif, dibuktikan dengan kondisi akhir klien setelah mengikuti terapi menunjukkan kemampuan yang mandiri yang terlihat pada respon kognitif, perilaku, afektif, fisiologis dan sosial yang adaptif. Seluruh klien yang mendapatkan terapi kognitif yaitu sebanyak 2 orang juga mendapatkan reminiscence rata-rata sebanyak 8 kali pertemuan. Hasil terapi kognitif dan reminiscence harga diri rendah dengan masalah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan dalam mengatasi harga diri rendah dan terdapat penurunan tanda gejala harga diri rendah pada klien. Terapi yang diberikan akan memperkuat proses kontrol, yaitu
9 mekanisme koping kognator. Setelah itu mekanisme koping kognator yang kuat akan mempengaruhi efektor, yaitu sistem adaptif klien. Klien dengan harga diri rendah sistem adaptif yang akan terpengaruh adalah konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Mekanisme koping yang adaptif ketiga sistem adaptif tersebut akan menghasilkan perilaku adaptif. Selama proses pemberian terapi, penulis terlebih dahulu memberikan terapi kognitif pada masing-masing klien sejalan dengan itu secara berkelompok penulis memberikan terapi reminiscence. Kedua terapi ini saling mendukung dan dapat dikerjakan secara bersamaan. Berdasarkan pengalaman selama ini maka pelaksanaan terapi lebih efektif jika dimulai dari terapi kognitif terlebih dahulu karena setiap orang dengan harga diri rendah perlu menggali pikiran negatif terkait hal yang menjadi penghambatnya dalam berprilaku adaptif secara sosial. Sehingga saat dihadapkan pada kelompok kegiatan klien dalam eksplorasi pengalamannya dan peristiwa yang paling berkesan selama hidupnya di masa lalu menjadi lebih lancar. Juga keterlibatan klien dan tingkat konsentrasi terhadap topik akan lebih fokus. Hasil penerapan terapi kognitif dan reminiscence pada klien harga diri rendah di ruang Saraswati memberikan pengaruh yang sangat berarti. Perilaku klien yang diberikan terapi kognitif dan reminscence mengalami perubahan ke arah yang adaptif. Hal ini dapat dilihat dari penurunan tanda dan gejala harga diri rendah meliputi respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Juga terjadi penurunan tingkat depresi klien. Hal ini sesuai dengan penyataan Chao, et al (2006) juga melakukan penelitian terkait terapi reminiscence terhadap harga diri lansia mengatakan bahwa terapi reminiscence ini dapat meningkatkan harga diri klien secara signifikan, namun tidak terlalu signifikan dalam menurunkan depresi dan kualitas hidup klien lansia ini. Terapi reminiscence menurut Fontaine (2009) memiliki tujuan untuk meningkatkan harga diri dan membantu individu mencapai kesadaran diri dan memahami diri, beradaptasi
10 terhadap stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Antipsikotik tipikal yang diberikan adalah Haloperidol 5 mg, Chlorphromazine 00 mg klien, dan obat antipsikotik atipikal yang diberikan adalah Risperidone. Pengobatan menggunakan kombinasi antipsikotik tipikal dan atipikal dapat menjadi pilihan untuk mengatasi gejala positif dan negatif dari Skizofrenia. KESIMPULAN DAN SARAN Pendekatan model adaptasi Roy ini penerapannya cocok dalam pendekatan asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah. Diawali dengan adanya input pengkajian meliputi stimulus fokal, kontekstual dan residual (yang termanifestasi dalam faktor presipitasi, faktor predisposisi dan sumber koping pada klien harga diri rendah) selanjutnya stimuli ini mempengaruhi mekanisme koping regulator dan kognator yang sudah dimiliki oleh klien yang sebagian besar masih mempergunakan mekanisme koping maladaptif. Dalam prosesnya melalui tindakan keperawatan generalis harga diri rendah terhadap klien dan keluarga dan tindakan spesialis berupa terapi kognitif dan reminiscence perawat memberikannya sebagai bentuk suatu innovator dan stabilizer koping, sehingga memperbaiki mekanisme kopingnya dan mempengaruhi empat mode adaptasi klien. Perubahan ini berdampak pada respon adaptif. Output respon adaptif berupa penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada klien pada respon fisiologis, kognitif, afektif, perilaku dan sosial serta peningkatan kemampuan klien dalam berfikir positif dan mengenang masa lalu sebagai hal yang positif untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pemberian terapi spesialis harus dilakukan berdasarkan gejala utama yang ditemukan sehingga pemberian terapi lebih tepat sasaran. Pemberian terapi ini dapat dikombinasikan dengan terapi lain KEPUSTAKAAN Chao. S.H., Liu. H.Y., Yewu. C., Jin. S.F. Chu. T.L. Huang.T.S, & Clark.M.J (2006). The Effect Of Group Reminiscence Therapy On Depression, Self Esteem And Life Satisfaction Of Elderly Nursing Home Resident. Journal of Nursing Research. Vol No tahun Fontaine, K. L. (2009). Mental Health Nursing (6th ed.). New Jersey: Pearson Publisher, Inc. Fortinash, K.M., & Worer, P.A. (200). Psychiatric Mental Health Nursing. Third Edition, St Louise. Mosby, Inc.
11 Korte, Jojanneke, Westerhof,G.J., Bohlmeijer,E. T. (202). Mediating Processes In An Efective Life Review Intervention. Psychology and aging Journal 202 Vol 27, No NANDA (202). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi Jakarta: EGC Puyenbroeck, J.V., Maes, B. (2009). The Effect of Reminiscence Group Work on Life Satisfaction, Self Esteem and Mood of Ageing People With Intellectual Disability. Journal of Applied Research in Intellectual Disabilities. Vol 22. January 2009 Roy, S.C., dan Andrews, H.A. (2009). The Roy Adaptation Model. Third Edition. Stamford: Appleton & Lange. Sadock, B. J., Sadock, V. A. (200). Buku Ajar Psikiatri Klinis (Profitasari & T. M. Nisa, Trans. 2 ed.). Jakarta: Penerbit EGC Shives, L. R (202). Basic Concepts Of Psychiatric Mental Health Nursing Eighth Edition Philadelphia : Lippincott William & Wilkins. Stuart, G. W. (20). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.). Missouri: Mosby, Inc. Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2005). Pinciples and Practice of Psychiatric Nursing (8 ed.). Missouri: Mosby, Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in Evidence-Based Practice. Sixth Edition. Philadelphia. F.A Davis Company Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (R. Komalasari & A. Hani, Trans.). Jakarta: EGC.
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciPENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN: TERAPI GENERALIS TERHADAP KETIDAKBERDAYAAN PADA LANSIA
PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN: TERAPI GENERALIS TERHADAP KETIDAKBERDAYAAN PADA LANSIA (The Application of Nursing Interventions: Generalist Therapy to Against Hopelessness on Elderly) Ike Mardiati Agustin*,
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM
Lebih terperinciPEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa
PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH Sri Wahyuni Dosen PSIK Universitas Riau Jl Pattimura No.9 Pekanbaru Riau Hp +62837882/+6287893390999 uyun_wahyuni2@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA
Lebih terperinciPENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DAN HALUSINASI DI RSJD DR. RM SOEDJARWADI KLATEN Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya
Lebih terperinciPENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013
PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Titik Suerni¹, Budi Anna Keliat 2 dan Novy Helena
Lebih terperinciVol XI Nomor 1 Januari Jurnal Medika Respati ISSN :
EFEKTIFITAS TERAPI KOGNITIF DAN LOGOTERAPI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HDR SITUASIONAL DAN KETIDAKBERDAYAAN MELALUI PENDEKATAN KONSEP STRES ADAPTASI STUART DI RSUP PERSAHABATAN, JAKARTA Wahyu Rochdiat
Lebih terperinciGAMBARAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL SETELAH PEMBERIAN SOCIAL SKILLS THERAPY DI RUMAH SAKIT JIWA. Sukma Ayu Candra Kirana
GAMBARAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL SETELAH PEMBERIAN SOCIAL SKILLS THERAPY DI RUMAH SAKIT JIWA Sukma Ayu Candra Kirana Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya email : sukmaayucandrakirana@stikeshangtuah-sby.ac.id
Lebih terperinciPENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG
PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG Muhammad Khoirul Amin 1) *, Sambodo Sriadi Pinilih 1), Ana Yulaikah 2) 1) 2) Staf Pengajar Fakultas Ilmu
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciTERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA
TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA TERAPI MODALITAS DALAM KEPERAWATAN JIWA Pendahuluan Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SOCIAL SUPPORT THEORY
DUKUNGAN SOSIAL PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SOCIAL SUPPORT THEORY Rahmi Imelisa, Achir Yani S. Hamid, dan Novy Helena C.D. Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
Lebih terperinciPENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang
PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.3, November 2015, hal pissn , eissn
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.3, November 2015, hal 143-150 pissn 1410-4490, eissn 2354-9203 EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY BERDASARKAN PROFILE MULTIMODAL THERAPY PADA KLIEN
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinciAPLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT
APLIKASI TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RSMM JAWA BARAT Efri Widianti 1, Budi Anna Keliat 2, Ice Yulia Wardhani 3 1 Fakultas Keperawatan Universitas
Lebih terperinciI Ketut Sudiatmika*), Budi Anna Keliat**), dan Ice Yulia Wardani***)
EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY DAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN MENGONTROL EMOSI PADA KLIEN PERILAKU KEKERASAN I Ketut Sudiatmika*), Budi Anna Keliat**), dan
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan. Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial A. DEFINISI Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciPENURUNAN RESPONS ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR
PENURUNAN RESPONS ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR Livana PH, Budi Anna Keliat, Yossie Susanti Eka Putri ) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Lebih terperinciDesi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani ABSTRAK. Abstract
PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN KADER KESEHATAN JIWA DALAM PENANGANAN PASIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIK DENGAN PENDEKATAN MODEL PRECEDE L. GREEN DI RW 06, 07 DAN 10 TANAH BARU BOGOR UTARA Keperawatan Jiwa, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berat sebesar 4,6 permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Orang dianggap sehat jika mereka mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku pantas dan adaptif.organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefeniskan kesehatan sebagai
Lebih terperinciRenidayati, N.Rachmadanur (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) Abstrak
APLIKASI MODEL FAMILY CENTER NURSING DENGAN PENDEKATAN PSIKOEDUKASI KELUARGA GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN BUBULAK KECAMATAN BOGOR BARAT Renidayati, N.Rachmadanur (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) Abstrak
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA
ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENURUNAN RESPON DEPRESI PADA PASIEN KUSTA Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep. Sp.Kep.J 0028108104 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciRPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa
RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa Koordinator : Ns. Atih Rahayuningsih, M.Kep, Sp.Kep.J Pengajar dan Pembimbing : Prof. Achir Yani, D. N.Sc Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp, M.App.Sc Dr. Helmi
Lebih terperinciKONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY
TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
Lebih terperinciAbstract. Key word : social skills training, social isolation, low self esteem, Peplau interpersonal model
PENERAPAN TERAPI LATIHAN KETRAMPILAN SOSIAL PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL DAN HARGA DIRI RENDAH DENGAN PENDEKATAN MODEL HUBUNGAN INTERPERSONAL PEPLAU DI RS DR MARZOEKI MAHDI BOGOR Abdul Wakhid *), Achir Yani
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo 2015
Jurnal Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo 215 1 Jurnal Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo 215 PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
Lebih terperinciPengaruh Terapi Family Psychoeducation (FPE) Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa
Pengaruh Terapi Family Psychoeducation (FPE) Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa Ni Made Dian Sulistiowati madedian.21@gmail.com Program Studi Ilmu Keperawatan Univ.
Lebih terperinciAbstrak
1 Manajemen Kasus Spesialis Keperawatan Jiwa pada Klien Isolasi Sosial Menggunakan Pendekatan Model dan Konsep Teori Hildegard Peplau dan Virginia Henderson di Ruang Arimbi Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat dan berbahagia mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEKANISME KOPING SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BIMBINGAN INDIVIDU PADA MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT JIWA*
48 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 10, No.2, September 2006; hal 48-53 PENELITIAN PERBANDINGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEKANISME KOPING SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BIMBINGAN INDIVIDU PADA MAHASISWA PROFESI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciSTUDI KASUS PADA KLIEN ANSIETAS DENGAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI STUART
STUDI KASUS PADA KLIEN ANSIETAS DENGAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI STUART Novi Widyastuti Rahayu 1 1 Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta Abstrak Ansietas adalah bagian dari respons terhadap stres
Lebih terperinciPENURUNAN TINGKAT ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR. Depok Jawa barat
PENURUNAN TINGKAT ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR Livana PH 1, Budi Anna Keliat, Yossie Susanti Eka Putri 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal,
Lebih terperinciKeywords: Anxiety, Flash Flood Disaster, Supportive Group Therapy
Nurcahyani, et al, Pengaruh Terapi Suportif terhadap Kecemasan... Pengaruh Terapi Suportif terhadap Kecemasan pada Klien Pasca Bencana Banjir Bandang di Perumahan Relokasi Desa Suci Kecamatan Panti Kabupaten
Lebih terperinciEni Hidayati Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Kampus Kedungmundu Rektorat, Semarang, Indonesia,
PENGARUH TERAPI KELOMPOK SUPORTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENGATASI PERILAKU KEKERASAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO KOTA SEMARANG Eni Hidayati Fakultas Ilmu Keperawatan Dan
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo Semarang (RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang) yang beralamat di Jl. Brigjend
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciLEMBAR METODOLOGI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PERILAKU PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH MELALUI COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY
LEMBAR METODOLOGI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PERILAKU PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH MELALUI COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY Heppi Sasmita 1,2*, Budi A. Keliat 3, Budiharto 4 1. Poltekkes Padang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, industri dan termasuk Indonesia. Meskipun gangguan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Dalam bab ini akan diuraikan tentang kerangka teori, kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional yang menjadi
Lebih terperinciPENURUNAN TINGKAT DEPRESI KLIEN LANSIA DENGAN TERAPI KOGNITIF DAN SENAM LATIH OTAK DI PANTI WREDHA
PENURUNAN TINGKAT DEPRESI KLIEN LANSIA DENGAN TERAPI KOGNITIF DAN SENAM LATIH OTAK DI PANTI WREDHA Anton Surya Prasetya 1,3*, Achir Yani S.Hamid 2, Herni Susanti 2 1. Akademik Keperawatan Panca Bhakti
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil pembahasan yang berkaitan dengan upaya menjawab tujuan penelitian serta saran yang berkaitan dengan simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dibidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan peningkatan masyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan usia harapan hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI STRES STUART. Fajar Rinawati, Moh Alimansur
ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL ADAPTASI STRES STUART Fajar Rinawati, Moh Alimansur Dosen Akedemi Keperawatan Dharma Husada Kediri, Jl. Penanggungan No. 1 A Kediri
Lebih terperinciAbdul Wakhid 1), Achir Yani S. Hamid 2), Novy Helena CD 3) AKPER Ngudi Waluyo, Ungaran, 50515, Indonesia
PENERAPAN TERAPI LATIHAN KETRAMPILAN SOSIAL PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL DAN HARGA DIRI RENDAH DENGAN PENDEKATAN MODEL HUBUNGAN INTERPERSONAL PEPLAU DI RS DR MARZOEKI MAHDI BOGOR 1) Abdul Wakhid 1), Achir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah utama gangguan jiwa di dunia adalah skizofrenia, depresi unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia, 1998). Skizofrenia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh gangguan jiwa. Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan. yang mengakibatkan perilaku psikotik, gangguan dalam memproses
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari seluruh gangguan jiwa. Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi,
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciMANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN SPESIALIS JIWA PADA KLIEN HALUSINASI DI RUANG SADEWA DI RS DR. H MARZOEKI MAHDI BOGOR. Sri Nyumirah
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN SPESIALIS JIWA PADA KLIEN HALUSINASI DI RUANG SADEWA DI RS DR. H MARZOEKI MAHDI BOGOR STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS Email : srinyumirah@yahoo.co.id ABSTRAK Halusinasi merupakan
Lebih terperinciKONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes
KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes Pengertian. Smart dan Sundeen (1995) mengatakan bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya
Lebih terperinciTERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA TERHADAP KLIEN DAN KELUARGA
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.1, Maret 2015, hal 59-66 pissn 1410-4490, eissn 2354-9203 TERAPI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA TERHADAP KLIEN DAN KELUARGA Winda Ratna Wulan * Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Isolasi Sosial, Social Skill Training, Supportive Therapy, Self Help Group ABSTRACT
PEMBERDAYAAN KLIEN, KELUARGA, DAN KADER KESEHATAN JIWA DALAM PERAWATAN ISOLASI SOSIAL DI MASYARAKAT RW 01, 08, 09 KELURAHAN TANAH BARU KECAMATAN BOGOR UTARA Thika Marliana 1, Budi Anna Keliat 2, Yossie
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN TERAPI REMINISCENCE PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DAN ISOLASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN MODEL STRESS ADAPTASI STUART DAN MODEL INTERPERSONAL PEPLAU DI RUANG SARASWATI RS DR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas ini cenderung semakin meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan seperti kehilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah proporsi penduduk lanjut usia (lansia). Proyeksi dan data-data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
Lebih terperinciKey words: social skills training therapy, social isolated, behavioral system model
Penerapan Terapi Social Skills Training Pada Klien Isolasi Sosial dengan Pendekatan Teori Dorothy E. Johnson Behavioral System Model di Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Sutejo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Lebih terperinciKepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa
Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
Lebih terperinciPenerapan terapi social skill training dan family psychoeducation terhadap diagnosis isolasi sosial di Ruang Arimbi RSMM Bogor Tahun 2013
Penerapan terapi social skill training dan family psychoeducation terhadap diagnosis isolasi sosial di Ruang Arimbi RSMM Bogor Tahun 2013. Penerapan terapi social skill training dan family psychoeducation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh skizofrenia,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT. Sri Nyumirah. Sri Nyumirah
PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL (KOGNITIF, AFEKTIF DAN PERILAKU) MELALUI PENERAPAN TERAPI PERILAKU KOGNITIF DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciKata Kunci: CBT, CBSST, Halusinasi, Isolasi Sosial,Gejala
Penurunan Gejala Klien Halusinasi dan Isolasi Sosial dengan Cognitive Behaviour Therapy dan Cognitive Behavioural Social Skills Training di Rumah Sakit Jiwa Sukma Ayu Candra Kirana 1, Budi Anna Keliat
Lebih terperinciPENURUNAN TINGKAT ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR
Sekolah Jurnal Keperawatan Tinggi Ilmu Kesehatan Volume 8 No Kendal, Hal -, September 016 ISSN : Cetak 08-1049 PENURUNAN TINGKAT ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku, dan sosialisasi dengan orang sekitar (World Health Organization,
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gangguan pada fungsi pikir, emosi, perilaku, dan sosialisasi dengan orang sekitar (World Health Organization, 2001). Gangguan jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak permasalahan sosial yang muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial budaya serta krisis
Lebih terperinciProgram spesialis Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Indonesia
Manajemen Kasus Spesialis Keperawatan Jiwa pada Klien Risiko Bunuh Diri dengan Pendekatan Teori Chronic Sorrow di Ruang Utari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013 Siti Nurjanah 1, Achir Yani S.
Lebih terperinciGambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta Arif Kusmiarto 1, Hamam Hadi 2, Rista
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinci