PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) Skripsi
|
|
- Ari Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Rahmat Fauzi Iswan NIM: KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
2 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 8 Agustus 2008 Rahmat Fauzi Iswan
3 PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Rahmat Fauzi Iswan NIM: Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II DR. H. Anwar Abbas, MA Siti Najma, S.Ag, MM KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jum at, 19 September Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 22 September 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PANITIA UJIAN Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM NIP Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (...) NIP Pembimbing I : DR. H. Anwar Abbas, MA (...) NIP Pembimbing II : Siti Najma, S. Ag, MM (...) NIP. 5. Penguji I : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (...) NIP Penguji II : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (...) NIP
5 ABSTRAKSI Rahmat Fauzi Iswan, , Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional dan Peluang Pengaruhnya terhadap Sistem Moneter Indonesia (Suatu Kajian Konseptual), Program Strata I, Kosentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Penelitian ini berbentuk studi kepustakaan yang mencoba mendiskripsikan secara jelas tentang peluang penerapan dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional dengan menggunakan beberapa data perdagangan luar negeri. Serta mencoba menjelaskan tentang kemungkinan pengaruhnya terhadap perdagangan luar negeri Indonesia, sistem moneter dan perbankan nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang cukup besar untuk menerapkan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, khususnya perdagangan secara bilateral dengan negaranegara muslim sebagai mitra dagangnya. Dengan menggunakan data perdagangan pada tahun 2007, penggunaan dinar bisa mengurangi penggunaan dolar sebesar 12% untuk ekspor dan sekitar 6% untuk impor. Di samping itu, penggunaan dinar akan memberikan surplus perdagangan dalam bentuk uang dinar yang akan menjadi cadangan emas Indonesia yang tentunya akan berpengaruh kepada jumlah mata uang rupiah yang beredar serta nilai rupiah itu sendiri, karena rupiah ditopang dengan cadangan emas. Penggunaan dinar dalam perdagangan bilateral akan melibatkan peran serta dari Bank Indonesia dan perbankan nasional yang terdiri dari perbankan konvensional dan perbankan syariah. Keterlibatan industri perbankan tersebut, tidak hanya berpengaruh terhadap segi finansial dan kinerja bank, tetapi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan nasional. Penggunaan dinar juga akan berpengaruh terhadap hubungan kerjasama negara-negara muslim melalui peningkatan perdagangan yang pada akhirnya akan mempererat tali persatuan dan kesatuan negara-negara muslim di dunia. Sudah seharusnya Indonesia menggunakan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, karena penggunaan dinar tidak hanya berpengaruh terhadap sistem moneter, tetapi juga terhadap persatuan dan kesatuan seluruh negara muslim. Penggunaan dinar bisa dimulai dengan menerapkannya dalam perdagangan bilateral dengan Malaysia. Malaysia adalah pelopor penggunaan dinar sebagai alat transaksi internasional negara muslim, serta Malaysia adalah negara partner dagang utama Indonesia dari kawasan OKI yang nilai ekspor dan impornya terhadap Indonesia lebih besar dibandingkan dengan negara muslim lainnya.
6 KATA PENGANTAR بسم االله الر حمن اللرحيم Segala puja dan puji syukur hanya ke hadirat Allah swt, penggenggam semesta alam ini, atas izin dan kuasa-nyalah penulis dapat menikmati proses penyelesaian skripsi ini sebagai tugas akhir dari perkuliahan yang telah penulis jalani. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah saw, suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia, rindu kami padamu Ya Rosul para pengikutmu semoga terbalas di hari kemudian nanti. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Kepada Ibunda, Warna Baiti dan Ayahanda Syamsul Amri, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah membalas semuanya. Kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Euis Amalia, M. Ag dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag, selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Muamalah Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak DR. H. Anwar Abbas, MA dan Ibu Siti Najma S. Ag., MM, selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7 4. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Fakultas, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan. 5. Jajaran dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyampaikan ilmunya dengan penuh ikhlas dan dedikasi yang baik, semoga ilmu ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi amal bagi mereka. 6. Seluruh pimpinan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan akademik yang telah penulis dapatkan. 7. Sdri. Riri Rizkiyah, kekasih penulis yang selalu memotivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2004, bocah rusuh warga PS D 04, warga IKPAN (Ikatan Keluarga Besar Pondok Pesantren Annajah) Jakarta, semoga perjuangan kita senantiasa diridhai Allah swt. Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas oleh Allah swt. Akhir kata semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah. Wallohu muwafiq ila aqwamit thoriq Ciputat, 17 Agustus 2008 Penulis
8 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...ii LEMBAR PERNYATAAN...iii ABSTRAKSI...iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...6 C. Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian...7 D. Kajian Pustaka...8 E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep...10 F. Metode Penelitian...11 G. Sistematika Penulisan...13 BAB II LANDASAN TEORI A. Dinar 1. Sejarah Dinar dan Standar Emas a. Sejarah Dinar...15 b. Standar Emas Perkembangan Dinar Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar a. Uang yang Stabil...24
9 b. Alat Tukar yang Tepat...25 c. Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran...29 BAB III PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Pengertian, Sejarah dan Manfaat Perdagangan Internasional 1. Pengertian Perdagangan Internasional Sejarah Perdagangan Internasional Manfaat Perdagangan Internasional...33 B. Perdagangan Internasional Indonesia 1. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia...34 a. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kelompok Negara...36 b. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kawasan Kerjasama...37 c. Ekspor dan Impor Berdasarkan Negara Tujuan dan Asal...38 d. Produk Ekspor dan Impor Indonesia Perkembangan Perdagangan Indonesia dengan Negara OKI...46 C. Sistem Moneter 1. Target Sistem Moneter Indikator Sistem Moneter Instrumen Sistem Moneter...53 D. Sistem Moneter Indonesia...53 E. Perbankan Nasional...57
10 BAB IV PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA A. Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional 1. Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional a. Peran Dinar dalam Perdagangan...60 b. Penggunaan Dinar Emas Dampak Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional Analisis SWOT terhadap Dinar dalam Perdagangan Internasional...63 B. Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia 1. Regulasi Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI Model Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Menggunakan Dinar Analisis SWOT terhadap Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia...74 C. Dampak dan Kemungkinan Pengaruh Penggunaan Dinar terhadap Sistem Moneter Indonesia 1. Pengaruh terhadap Perdagangan Luar Negeri Pengaruh terhadap Sistem Moneter...81
11 a. Jumlah Uang yang Beredar...82 b. Nilai Rupiah dalam Negeri Pengaruh terhadap Industri Perbankan a. Dampak terhadap Bank Indonesia (BI)...85 b. Dampak terhadap Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah...86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...89 B. Saran...91 DAFTAR PUSTAKA...93
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Uang merupakan suatu benda yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan pertukaran dan perdagangan barang dan jasa. Selain itu, uang berfungsi sebagai standar ukuram nilai harga dan media penyimpan kekayaan. Dalam skala global, uang memiliki peranan penting dalam aktifitas perekonomian dunia. Uang menjadi media pertukaran barang dan jasa internasional serta uang menjadi dasar dari sistem moneter dunia, bahkan uang juga bisa digunakan untuk membeli dan menguasai sumber daya yang ada di dunia ini. 1 Dalam sejarah perkembangannya, terdapat dua fase besar perkembangan uang sebagai dasar dari sistem moneter yaitu fase penggunaan uang emas dan fase penggunaan uang fiat. Fase uang emas terdiri dari beberapa tahap yaitu masa koin emas (classical gold standard), standar nilai tukar emas dan sistem Bretton Wood Penggunaan standar emas dalam sistem moneter berakhir pada tahun 1971 yang digantikan dengan uang fiat yang 1 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h
13 digunakan hingga saat ini. Penggunaan uang emas sebagai dasar dari sistem moneter telah memberikan kestabilan terhadap sistem moneter dan perdagangan dunia, sebagaimana yang dikatakan oleh R. A Mundell (1997): When the international monetary system was linked to gold, the latter managed the interdependence of the currency system, established an anchor for fixed exchange rates and stabilized inflation. When the gold standard broke down, these valuable functions were no longer performed and the world moved into a regime of permanent inflation. Sedangkan fase uang fiat adalah masa dimana sistem moneter ditopang oleh uang yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya yaitu uang kertas yang digunakan hingga saat ini. Fase penggunaan uang fiat sebagai dasar sistem moneter dan alat transaksi internasional dimulai sekitar tahun 1971 setelah dolar tidak ditopang lagi dengan sejumlah emas. Runtuhnya sistem moneter uang emas sebagai akibat dari banyaknya spekulasi pada akhir tahun 1970 dan awal 1971, dan besarnya defisit eksternal Amerika. Besarnya jumlah defisit yang dialami Amerika, memaksa Amerika untuk mencetak dolar dalam jumlah besar, sedangkan Amerika masih terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan dalam perjanjian Bretton Wood System. 2 Saat ini, sistem perdagangan dan moneter dunia menggunakan uang fiat. Uang fiat merupakan uang yang nilainya berasal dari pernyataan pemerintah yang 2 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok: Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 25.
14 mencetaknya sebagai alat transaksi yang sah. Kehadiran uang fiat dalam sistem moneter dan perdagangan dunia telah menimbulkan berbagai permasalahan, seperti terjadinya inflasi, menurunnya nilai daya beli uang, ketimpangan ekonomi, resiko nilai tukar dalam perdagangan internasional dan penguasaan perekonomian dunia oleh negara-negara maju khususnya negara yang memiliki nilai tukar mata uang yang kuat. 3 Dewasa ini, terdapat tiga jenis mata uang fiat yang menguasai aktifitas perekonomian dunia, yaitu dolar, euro dan yen. Pada tabel di bawah ini terlihat bahwa dolar mendominasi transaksi keuangan dunia dalam jumlah yang jauh berbeda dengan euro dan yen. Secara keseluruhan dolar menguasai untuk setiap bentuk aktifitas ekonomi dan transaksi keuangan internasional. Tabel 1.1 Market Share Dolar, Euro dan Yen Dolar Euro Yen Official reserve (all counter) International trade invoicing International bonds Money market instruments Spot foreign exchange Swap foreign exchange Total foreign exchange Sumber: The International Role of the Euro Briefing Paper (November 2005) 3 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 31.
15 Sistem moneter dan perdagangan dunia saat ini adalah sistem yang tidak menciptakan stabilitas moneter, tidak adanya kesamaan nilai tukar dan fluktuasi nilai tukar yang terjadi setiap waktu. Bagi negara miskin dan sedang berkembang, sistem moneter saat ini adalah sistem moneter yang tidak menguntungkan. Negara berkembang harus bersaing dengan negara-negara maju dengan segala kekuatan dan hegemoni ekonomi yang dimiliki oleh negara-negara maju tersebut. Reformasi terhadap sistem moneter dunia merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan sistem moneter yang lebih stabil dan adil bagi semua negara. Pada sistem moneter saat ini, Amerika sebagai negara adidaya bisa memperoleh keuntungan yang besar dengan hanya mencetak dan mengedarkan dolarnya di pasar internasional. Jepang adalah negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar dalam perekonomian dunia yang juga meraup keuntungan dari sistem moneter dunia saat ini, tetapi secara politis Jepang tidak bisa melakukan perubahan terhadap sistem moneter dunia. Sedangkan negara miskin dan sedang berkembang yang sebagian besar terdiri dari negara muslim adalah negara yang terus bergantung terhadap uang fiat agar bisa melakukan perdagangan internasionalnya. Walaupun saat ini telah hadir uang Euro yang ditopang oleh 12 negara Eropa, tetapi Euro juga merupakan jenis dari uang fiat yang tidak berbeda dengan uang fiat lainnya seperti dolar dan yen. 4 4 Ibid., h. 37.
16 Dengan kondisi sistem moneter dan perdagangan internasional yang tidak menguntungkan tersebut, sudah seharusnya negara-negara miskin dan berkembang khususnya negara muslim untuk mengurangi ketergantungan terhadap uang fiat dengan menciptakan sebuah sistem moneter dan perekonomian yang ditopang oleh sebuah mata uang yang stabil dan lebih adil yaitu mata uang emas (dinar). Dinar merupakan uang yang bernilai stabil dan memiliki nilai intrinsik sebagai logam mulia dan nilai nominal sebagai uang yang berlaku. 5 Pada tahun 2002 dan 2003, pemerintah Malaysia telah melahirkan sebuah gagasan untuk menerapkan dinar dalam perdagangan internasional antar negara muslim. Gagasan yang dipelopori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad tersebut merupakan langkah awal untuk mewujudkan dinar menjadi mata uang tunggal negara-negara muslim dan sebagai mata uang global. 6 Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang membutuhkan dan menggunakan dolar dalam jumlah yang besar untuk transaksi perdagangan internasionalnya. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, diperlukan adanya alternatif lain dalam sistem perdagangan luar negeri Indonesia, yaitu dengan menggunakan dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor. Penggunaan dinar tersebut, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap sistem moneter Indonesia 5 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok: Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h Mahatir Muhammad, The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in Multilateral Trade Seminar (Malaysia: IKIM Hall, 2003), 13 Juni 2006.
17 Dari pembahasan di atas, yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah seberapa besar peluang dinar untuk diterapkan dalam perdagangan internasional baik di Indonesia maupun di negara muslim lainnya dan seberapa besar pula peluang pengaruhnya yang ditimbulkan terhadap sistem moneter Indonesia. Untuk itu, dalam karya ilmiah ini peneliti memberi judul "PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual)". B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka penelitian tentang peluang dinar dalam perdagangan internasional ini dibatasi hanya untuk perdagangan secara bilateral dengan negara muslim. Adapun alasan pembatasannya, adalah: 1. Perdagangan secara bilateral memiliki sistem pembayaran yang mudah dan sederhana. Hal ini akan mempermudah dalam menjelaskan penggunaan dinar dan simulasi perdagangan, karena hanya terdiri dari dua negara peserta. 2. Perdagangan bilateral yang hanya melibatkan dua negara akan mempermudah dalam melakukan perdagangan, pembayaran dan perhitungan ekspor dan impor kedua negara. 3. Dinar adalah mata uang yang bersifat universal dan merupakan salah satu mata uang yang pernah digunakan dalam syariah islam, sehingga penerapan
18 dinar dalam perdagangan bilateral akan lebih mudah jika dilakukan dengan negara-negara muslim. 4. Adapun pengaruh terhadap sistem moneter adalah pengaruh terhadap sektor perdagangan luar negeri, khususnya alat transaksi luar negeri dan pengaruh terhadap bank sentral dan industri perbankan nasional. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana peluang dinar dalam perdagangan internasional antar negaranegara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia? 2. Strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar dapat menjadi mata uang internasional antar negara-negara muslim? 3. Bagaimana peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan dinar dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter Indonesia? C. Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan yang mendasar dan manfaat /kegunaan dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya, adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui peluang dinar dalam perdagangan internasional antar negara-negara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia. b. Untuk mengetahui strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar dapat menjadi mata uang internasional antar negara-negara muslim.
19 c. Untuk mengetahui peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan dinar dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter Indonesia. Sedangkan manfaat/kegunaannya, antara lain: 1. Memberikan informasi tentang penerapan dinar dalam perdagangan internasional. 2. Menjelaskan dan menggambarkan secara jelas mekanisme penerapan dinar dalam perdagangan internasional. 3. Menambah khazanah keilmuan, khususnya ilmu ekonomi islam. Dan sekaligus menjadi bahan untuk penelitian lanjutan tentang masalah yang terkait. D. Kajian Pustaka Ada beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun penelitian tersebut mengenai Dinar dan Dirham; Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-Negara Islam yang diteliti oleh saudara Jalaludin pada tahun Pembahasannya meliputi tentang standar emas internasional dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu negara yang ingin menggunakan standar emas internasional. Ia juga membahas tentang keunggulan dan kelemahan dinar dan dirham. Ia pun memberi kesimpulan bahwa dinar dan dirham khususnya dalam sistem tatanan
20 perekonomian Indonesia dapat diaplikasikan pada beberapa sektor, yaitu pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH), zakat, infak, sedekah dan lain-lain. Penelitian berikutnya, diteliti oleh saudara Abdul Gofur pada tahun 2006 mengenai Realisasi Penggunaan Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al- Kautsar. Hasil penelitian tersebut, menjelaskan bahwa BMT Al-Kautsar ternyata sudah mulai menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar sejak tanggal 22 Desember 2002 lalu. Lembaga keuangan mikro syariah tersebut telah memasarkan produk-produknya dengan dinar dan dirham. Dampak dari penggunaan dinar dan dirham tersebut ternyata mampu meningkatkan aset BMT Al-Kautsar dan dapat mengembangkan produk-produk baru yang inovatif seperti tabungan haji dinar dan lain-lain. Adapun tanggapan masyarakat sekitar terhadap lembaga tersebut dan produk-produknya cukup baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah nasabah dan permintaan terhadap dinar dan dirham. Selanjutnya, Muhaimin Iqbal pada tahun 2007 lalu telah meneliti yang telah dituangkan dalam bukunya yang berjudul Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham. Menurut beliau, dinar dan dirham tidak dapat berdiri sendiri dalam mengembalikan kemakmuran islam. Akan tetapi, harus ada rodaroda penggerak kemakmuran islam lainnya yaitu sistem investasi yang bebas riba, pasar yang dikelola secara islami dan pelembagaan dan profesionalisasi pengelolaan zakat dan wakaf. Oleh karena itu, agar tidak terjadi duplikasi dalam beberapa penelitian terdahulu, kali ini peneliti ingin mencoba mengembangkan dan mendalami dari
21 beberapa penelitian yang sudah ada tersebut tanpa mengabaikan sumber-sumber data yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Letak perbedaannya dari penelitian-penelitian terdahulu di atas, penelitian ini lebih mengkaji seberapa besar peluang dinar jika diterapkan dalam perdagangan internasional dan strategistrategi apa saja yang disiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangannya. Penelitian ini juga menawarkan sebuah konsep dinar dalam perdagangan bilateral Indonesia dan mencoba menjelaskan peluang pengaruhnya terhadap sistem moneter Indonesia yang terdiri dari sektor perdagangan luar negeri, jumlah uang yang beredar, nilai rupiah dalam negeri dan industri perbankan nasional. E. Kerangka Teori dan Konseptual Standarisasi berat uang dinar dan dirham dibakukan yaitu berat 7 dinar sama dengan berat 10 dirham. Berat 1 dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya. Dari dinar-dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka diketahui bahwa timbangan berat uang 1 dinar islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma. Atas dasar rumusan hubungan berat dinar
22 dan dirham dan hasil penimbangan dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan gram. 7 Adapun beberapa peluang terhadap dinar untuk bisa diterapkan dalam perdagangan internasional antar negara muslim, antara lain: uang yang sangat stabil, kompetitif dan adil karena nilai nominalnya sesuai dengan nilai intrinsiknya. Selain itu, mata uang fiat yang selalu terdepresiasi terhadap harga emas. Dinar berperan dalam mempermudah perdagangan dan mengurangi hambatan perdagangan seperti spekulasi, fluktuasi nilai tukar yang tajam dan berbagai hambatan lainnya. Kemudian, ketergantungan negara-negara muslim yang besar kepada mata uang fiat negara maju seperti dolar, euro dan lain-lain. Sedangkan tantangan-tantangan terhadap dinar antara lain: secara fisik kurang acceptable dan tidak fleksibel (praktis), karena membuat para penggunanya merasa tidak nyaman, tidak bisa dibawa dalam jumlah relatif besar karena memberatkan. Sementara itu, belum adanya kesepakatan-kesepakatan antar negara muslim untuk menggunakan dinar dalam pembayaran transaksi perdagangan internasional. F. Metode Penelitian Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut: 7 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok: Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), Cet. 1, h. 19.
23 1. Bentuk dan Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (studi literatur), artinya dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini. 2. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah suatu data yang dikelola oleh peneliti sendiri. Sedangkan data sekunder adalah data yang bersumber dari buku, makalah, artikel, paper, media massa (seperti surat kabar, majalah, jurnal) dan media elektronik melalui media internet. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan data perdagangan ekspor dan impor Indonesia yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Departemen Perdagangan, Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dan Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI). 3. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data karya ilmiah ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini. Langkah dalam melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam memenuhi data dalam penelitian. 4. Teknik Analisa Data
24 Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan analisa isi (content analysis) dan analisa SWOT dengan pendekatan eksploratif yang mengkaji bagaimana peluang dinar dalam perdagangan internasional antara negara-negara muslim dan mengkaji bagaimana keunggulan dan kelemahan dari mata uang dinar tersebut. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan deskriptif yang menjelaskan secara rinci tentang penggunaan dinar serta dampak dan pengaruh dari penggunaan dinar sebagai alat transaksi perdagangan bilateral. 5. Pedoman Penulisan Laporan Adapun penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun G. Sistematika Penulisan Bab Pertama : Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat/kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab pertama ini akan menjadi pengantar bagi bab-bab selanjutnya. Bab Kedua : Bab kedua berisikan tentang landasan teori penelitian yang menjelaskan tentang sejarah dinar standar emas,
25 perkembangan dinar, alasan dan keunggulan dari penggunaan dinar, mata uang ideal untuk perdagangan internasional, dan keandalan dinar sebagai alat pembayaran. Bab Ketiga : Bab ketiga menjelaskan tentang pengertian, sejarah dan manfaat dari perdagangan internasional, perdagangan internasional Indonesia yang meliputi perkembangan ekspor dan impor Indonesia baik dengan negara non muslim maupun dengan negara OKI dan tentang sistem moneter Indonesia serta perbankan nasional. Bab Keempat : Bab keempat adalah pembahasan yang berisikan penjelasan tentang peluang dinar dalam perdagangan internasional dan perdagangan bilateral Indonesia yang meliputi strategi konsep dinar, implementasi penggunaan dinar, peraturan tentang penerapan dinar, dampak dan keuntungan dari penggunaan dinar dan peluang pengaruhnya terhadap sistem moneter Indonesia. Bab Kelima : Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran serta rekomendasi dari penulis.
26 BAB II LANDASAN TEORI A. Dinar 1. Sejarah Dinar dan Standar Emas a. Sejarah Dinar Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan uang yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis dinar emas dan perak dirham beredar dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang dengan bangsa Romawi, Byzantium dan para pedagang yang melewati negeri Arab. Pada saat itu, kota Makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata uang, sehingga banyak para pedagang dari berbagai negeri datang ke kota Makkah untuk bertemu dan melakukan transaksi perdagangan. 8 Secara bahasa, dinar berasal dari kata Denarius (Romawi Timur) dan dirham berasal dari kata Drachma (Persia). Menurut hukum islam, dinar yang dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23 milimeter. Standar ini telah ditetapkan pada masa Rasulullah dan telah dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) hingga saat ini. Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham 8 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 1, h. 99.
27 adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam maupun sesudahnya. Dalam sejarah umat islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar dan dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar dan dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar i, seperti kadar zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, dinar dan dirham digunakan sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat Arab. Masyarakat Arab Quraisy memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam setahun, yaitu pada musim panas ke negeri Syam (Syiria sekarang) dan pada musim dingin ke negeri Yaman. 9 Hal ini dijelaskan dalam al-qur an surat al-quraisy ayat 1-4: Artinya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan dari ketakutan. (QS. Al-Quraisy: 1-4). 9 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31.
28 Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/77 H. Dalam perjalanannya sebagai mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani b. Standar Emas Secara garis besar, terdapat dua fase perkembangan penggunaan uang sebagai dasar sistem moneter dunia yaitu masa standar emas (gold standard) dan masa uang fiat (fiat money). Standar emas merupakan masa dimana sistem moneter dunia ditopang oleh penggunaan emas koin, batangan dan uang yang ditopang dengan emas (backed by gold). Masa standar emas terdiri dari tiga masa yaitu masa standar emas klasik (classical gold standard) sekitar tahun , masa standar tukar emas dan masa sistem Bretton Wood yang dimulai dari tahun 1946 hingga Dalam masa standar emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas dalam bentuk koin dan emas batangan (gold Bullion). Pemerintah membuat batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun oleh pemerintah. 11 Sistem standar emas klasik berakhir setelah pecahnya perang dunia pertama, dimana pemerintah berbagai negara meninggalkan standar emas dan mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Perang telah Iswardono, Kapita Selekta Ekonomi Moneter (Jakarta: Gunadarma, 1995), h. 75.
29 mengakibatkan terjadi kondisi ekonomi yang tidak stabil yang ditandai dengan terjadi inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang tidak stabil tersebut beberapa negara kembali menggunakan standar emas yang digunakan hingga tahun 1930-an. Penggunaan kembali standar emas berakhir disebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang layak dalam sistem moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung merusak sistem moneter. Di samping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya perang dunia dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sisem standar emas sulit untuk digunakan. 12 Pada tahun 1944, Amerika, Inggris dan 44 negara lainnya melakukan perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter internasional yang dikenal dengan sistem Bretton Woods yang beroperasi dari tahun 1946 hingga Secara umum, sistem Bretton Wood adalah sebuah standar tukar emas, dimana Amerika Serikat diminta untuk mempertahankan harga emas secara baku dengan harga 35 dollar per ounce emas, sedangkan negara lain membakukan nilai tukarnya terhadap dolar yang ditopang dengan emas. Amerika harus siap menukarkan dolar menjadi emas dalam jumlah berapa pun berdasarkan harga baku tersebut. 12 Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Jakarta, PT. Indeks, 2005, Ed. 5, h. 253.
30 Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana moneter internasional yang dikenal dengan International Monetary Fund (IMF) yang berfungsi untuk memantau kepatuhan negara-negara anggota terhadap aturanaturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas kredit atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. Aturan yang diterapkan dalam sistem Bretton Wood memaksa setiap negara untuk menciptakan sistem moneter yang lebih disiplin, karena jika bank sentral suatu negara selain Amerika melakukan ekspansi moneter yang berlebihan, maka negara tersebut akan rugi dengan sendirinya, karena kehilangan cadangan internasionalnya dan pada akhirnya tidak akan mampu mempertahankan kebakuan nilai tukarnya terhadap dolar. Sistem Bretton Wood mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya negara yang menjadi anggota IMF dan terciptanya sebuah sistem moneter internasional yang lebih stabil yang ditandai dengan pesatnya perkembangan output dunia dan perdagangan dunia yang meningkat begitu pesat. Secara keseluruhan sistem Bretton Wood berfungsi secara baik dan menghasilkan kestabilan moneter hingga pertengahan dasawarsa 1960-an. Sistem Bretton Wood berakhir pada tahun 1971 dan mulai saat itu sistem moneter internasional menggunakan uang fiat berupa uang kertas sebagai dasar dari sistem moneter dan alat transaksi internasional yang tidak ditopang lagi dengan sejumlah nilai emas. 2. Perkembangan Dinar
31 Di tengah makin melambungnya harga minyak dunia, sementara rupiah terus melemah terhadap dolar AS, dinar emas terus menguat secara tajam. Dalam dua pekan terakhir ini penguatan kurs dinar terhadap rupiah terjadi dari sekitar Rp ke sekitar Rp atau mengalami penguatan sebesar 1,67%. Bila dilihat dalam rentang waktu setahun maka akan terlihat keperkasaan dinar, yang 100% berbasiskan logam emas 22 karat, yang tak terbantahkan. Dalam rentang waktu yang sama, setahun yang lalu kisaran kurs dinar emas dalam rupiah adalah antara Rp Rp. 800 ribu. Ini berarti dinar mengalami apresiasi sebesar sekitar 52%. Dalam rentang waktu yang lebih panjang lagi, tahun 1970-an awal, akan terlihat bahwa rata-rata apreasiasi dinar emas terhadap dolar AS juga cukup tinggi, yaitu 30% per tahun. 13 Gambar 2.1: 13
32 Pemakaian dinar emas sendiri saat ini sudah semakin luas dan diterima di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sekurangnya telah ada tiga jenis koin dinar, dengan satuan 1, ½ dan ¼ dinar, yang diterbitkan oleh empat pemrakarsa: Islamic Mint Nusantara, Baitulmal Muamalat, PP Logam Mulia, dan Kesultanan Ternate. Jumlah gerai untuk mendapatkannya pun telah semakin luas, dengan dioperasikannya wakala di Yogya, Griya Dinar dan segera menyusul di Bandung. Masyarakat Indonesia juga sudah bisa melihat nilai kurs dinar emas secara harian melalui situs yang telah beroperasi. Di Malaysia, dinar emas juga telah secara resmi dipakai di kantor-kantor Bazis (Badan Amil Zakat) di sejumlah negara bagian. Jumlah wakalanya pun di negeri jiran ini telah jauh lebih banyak dibanding di Indonesia. Di Inggris dan Skotlandia perdagangan dengan dinar dan dirham dimotori antara lain oleh Dinar- Exchange. Secara internasional sistem e-dinar juga sudah semakin mantab, dengan memisahkan dirinya dari e-gold menjadi sistem yang mandiri dengan basisnya di Labuan, Malaysia. Dengan semakin mantabnya berbagai infrastruktur di atas, meskipun masih dalam skala sangat kecil, pemakaian kembali dinar dan dirham baik sebagai alat pembayaran transaksi perdagangan internasional, pembayaran mahar, pembayaran zakat, tabungan dan alat tukar selayaknya uang kertas saat ini sudah
33 semakin efektif. Masyarakat Muslim yang memanfaatkannya pun sudah semakin luas, terbentang dari Indonesia dan Malaysia sampai Inggris, Jerman dan Spanyol, sampai ke Afrika Selatan dan Maroko. Beberapa jaringan toko-toko penerima dinar dan dirham perak juga telah banyak yang beroperasi secara online, salah satunya adalah akses melalui Sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia umat islam, Indonesia dapat secara signifikan mempercepat pemakaian dinar dalam skala luas. Kapasitas produksi koin dinar dengan mudah dan cepat dapat diperbesar sesuai kebutuhan yang ada. PP Logam Mulia, sebagai bagian dari BUMN PT Aneka Tambang, juga telah mengantongi akreditasi internasional untuk menjamin kualitas kemurnian koinnya. Tradisi membayar mahar dalam emas, atau bahkan transaksi niaga dalam emas yang berlangsung di Sumatra Barat, tinggal diteruskan dengan dinar. Tentu saja yang paling sahih adalah restorasi pembayaran zakat kembali disesuaikan dengan sunnah Rasul, yakni dalam dinar dan dirham. Potensi zakat di Indonesia saat ini adalah sekitar Rp. 14 triliun/tahun atau setara sekitar 11,5 juta dinar. 14 Sama signifikannya adalah pemakaian dinar emas dalam tabung haji, yang sekaligus akan berdampak membuat ongkos naik haji semakin murah. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah, ketika ongkos naik haji terus cenderung naik, baik dalam rupiah maupun dolar AS, dalam dinar emas akan terus turun. Sebelum krisis moneter, ketika kurs dolar AS terhadap rupiah sekitar 14
34 Rp. 2275/dolar AS biaya naik haji adalah Rp. 7,5 juta (1997) dan naik sedikit setahun kemudian menjadi Rp. 8,8 juta (1998). Akibat krisis moneter, dalam sekejap kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi menjadi sekitar Rp. 8000/dolar AS, biaya naik haji melonjak menjadi Rp. 21 juta (naik sekitar 2,5 kali lipat), padahal dalam dolar AS justru turun, dari 3800 dolar AS ke 2600 dolar AS (turun 30%). Gambar 2.2: Tabel dan Grafik Perbandingan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (dalam dolar AS, rupiah dan dinar). Dalam tahun-tahun berikutnya ongkos naik haji meski relatif stabil, tetap dengan kecenderungan naik dan dapat sewaktu-waktu mengalami guncangan dahsyat lagi. Lain halnya bila kita menakarnya dengan mata uang dinar emas. Dalam kurun waktu yang sama, BPIH dalam dinar emas hanya sempat naik sekali yakni pada periode 1997 (73 dinar) ke 1998 (97 dinar) atau naik sekitar 30%. Tetapi, ketika terjadi krisis moneter justru mengalami penurunan dari 97 dinar (1998) menjadi 68 dinar (2000), artinya di bawah posisi semula. Dan sejak saat itu (1998-
35 sekarang) terus cenderung mengalami penurunan secara signifikan. Maka untuk saat ini, dengan kurs dinar emas sekitar Rp Rp /dinar, BPIH cukup dibayar dengan harga dinar emas. Jadi, dibandingkan dengan harga sebelum krisis moneter, harga BPIH saat ini dalam rupiah mengalami kenaikan 2,5 kali lipat, sedangkan dalam dinar turun 1,5 kali lipat. Tingkat penurunannya sekitar 10 dinar atau 15% - 20% pertahunnya. Ini setara dengan apresiasi tahunan dinar emas itu sendiri sebagaimana disebut di atas. Data-data empiris semakin membuktikan kebenaran ajaran islam yang shahih yang mengharamkan riba dalam sistem keuangan. Pemakaian kembali dinar emas dan dirham perak sebagai langkah pertama dan utama pembersihan pasar dari riba semakin mendapatkan momentumnya. Krisis keuangan global, yang merupakan keniscayaan dalam siklus boom-and-bust, dan yang akan mengakibatkan "kiamat keuangan" dalam sistem uang kertas berbasis riba saat ini cepat atau lambat pastilah akan tiba. Karena itu, agar tidak ikut terlibas dalam malapetaka global ini, seharusnyalah kita semua secara proaktif menjadi bagian dari upaya penyelamatan kembali ke dinar dan dirham Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar islam dalam menuju stabilitas sistem moneter, antara lain: 15 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, Cet. 1, h. 371.
36 a. Uang yang Stabil Perbedaan dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap mata uang dinar mengandung 4,25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai dinar yang digunakan di negara Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab Saudi. Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar semenjak zaman Rasulullah saw hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Prof. Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent Constant. Ia melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi untuk waktu 400 tahun hingga Hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis, perang dan bencana alam, tetapi nilai emas masih relatif stabil. 16 b. Alat Tukar yang Tepat Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun, tidak ada perbedaan antara seekor kambing yang berharga satu dinar di Arab Saudi dengan seekor kambing di Indonesia yang seharga satu dinar, karena dinar kedua negara tersebut memiliki nilai yang sama. Dinar adalah mata uang yang berlaku secara sendirinya, berbeda dengan uang fiat sebagai legal tender yang membutuhkan 16 Umar Ibrahim Vadillo, The Return of the Islamic Gold Dinar: A Study of Money in Islamic Law and the Architecture of Gold Economy (Malaysia: Murabitun Nusantara, 2002), h. 150.
37 pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Dinar adalah uang yang sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang. c. Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi. Uang fiat atau uang kertas telah memberikan sebuah ladang keuntungan bagi spekulator yang selalu mencari keuntungan dari perbedaan nilai tukar yang terjadi setiap hari, setiap jam dan setiap menit. Jika dinar sudah menjadi single currency yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap negara yang memberikan keuntungan yang besar kepada para spekulatorspekulator tersebut Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional Saat ini hampir semua transaksi perdagangan internasional dilakukan dengan menggunakan fiat money. Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat money beroleh legitimasi dan dipergunakan secara luas. Negara berkembang misalnya, jarang yang menggunakan fiat money lokal untuk urusan transaksi internasional karena mata uang mereka dianggap volatile Ahamed Kameel Mydin Meera, The Thief of Nation: Returning to Gold, (Malaysia: Pelanduk Publication, 2004), h Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi atau nilainya mudah mengalami naik turun secara relative dibandingkan dengan mata uang lainnya.
38 Ada beberapa kriteria untuk menilai apakah suatu mata uang layak dijadikan alat pertukaran dalam perdagangan internasional. Kriteria yang pertama yang semestinya dimiliki oleh sebuah mata uang kuat adalah stabilitasnya. Stabilitas suatu mata uang bisa dilihat dari hubungan dengan harga barang dan jasa. Dalam hal ini, konsep inflasi sering dikaitkan dengan keberadaan uang dengan barang dan jasa yang tersedia. Inflasi terjadi ketika jumlah uang beredar meningkat secara relatif terhadap barang dan jasa yang tersedia, yang mengakibatkan nilai uang atau daya belinya turun. Kemudian nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang asing. Dalam kasus ini, apresiasi atau depresiasi suatu mata uang bisa terjadi tergantung dengan siklus bisnis dan kondisi ekonomi masing-masing. Banyak ekonom yang berpendapat selagi itu masih berupa fiat money, di manapun ia menyimpan bom waktu ketidakstabilan sepanjang masa. Salah satu argumen utamanya, karena pemerintah gampang tergoda menerbitkan uang dalam jumlah yang tak terbatas (unlimited) demi melindungi kepentingan nasional mereka. Dampaknya, pasar pun terdistorsi. Tidak mengherankan bila penggunaan kekuasaan untuk menciptakan uang sekehendaknya ini mendorong terjadinya tekanan inflasi permanen. Sejarah membuktikan emas bisa menjelma menjadi mata uang yang sangat stabil dibanding mata uang (fiat money) manapun, termasuk dolar. Pada tahun
39 1800 harga emas per satu troy ons setara dengan 19,39 dolar AS, sementara pada tahun 2004, satu troy ons senilai 455,75 dolar AS. 19 Kriteria yang kedua adalah kesesuaiannya dengan asas keadilan (fairness). Fiat money cenderung memiliki sifat yang berlawanan dengan prinsip ini. Sebagai contoh untuk mencetak satu dolar uang kertas, diperlukan biaya yang nilainya ekual dengan empat sen dolar (dengan anggapan satu dolar senilai Rp , maka nilai empat sen dolar kira-kira Rp. 400). Sekarang berapa harga yang diperlukan untuk mencetak satu lembar uang 100 dolar? diperkirakan biayanya tidak jauh berbeda dari lembaran satu dolar. Bisa disimpulkan bila Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar dari penciptaan uang ini atau yang dikenal dengan istilah seigniorage. 20 Keuntungan dari penciptaan uang semakin besar ketika banyak pendukung yang mensirkulasikan mata uang dolar itu ke seluruh penjuru dunia. Karena itu, semestinya sangat tidak adil bagi kebanyakan negara berkembang dimana para buruhnya membanting tulang hanya untuk mengejar pendapatan dua sampai lima dolar sehari, sementara The Fed (Bank Sentral Amerika) dengan sangat leluasa bisa mencetak dolar hampir unlimited untuk membiayai anggaran belanja negara dengan konsekuensi orang seluruh dunia pengguna dolar ikut menyumbang dengan membayar inflasi yang diakibatkannya Kadang juga ditulis seignorage, diartikan sebagai pendapatan bersih yang diperoleh dari penerbitan mata uang tertentu/ sumber pendapatan penting yang diperoleh negara tertentu.
40 Kriteria yang ketiga adalah tingkat penerimaan (acceptability) dan keluwesannya (flexibility). Fiat money untuk dua hal ini menunjukkan keunggulannya. Fiat money jauh lebih fleksibel ketimbang uang koin. Fiat money membuat para penggunanya merasa nyaman. Bisa dibawa dalam jumlah relatif besar kemana-mana, mudah disimpan dan tidak memberatkan. Keistimewaan ini tidak ditemukan dalam uang koin (emas atau perak). Dan akhirnya, mengingat situasi bisnis dunia yang terus berubah, sebuah mata uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan risiko eksternal. Para trader pengguna fiat money, misalnya, perlu melakukan hedging untuk melindungi mata uangnya dari risiko perubahan kurs. Sementara bila emas yang digunakan untuk alat pembayaran transaksi, upaya hedging yang tentu membutuhkan biaya tak sedikit, tidak diperlukan. Meera (2004) menandaskan berbeda dengan fiat money, emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi dan perlindungan dari kemungkinan gencetan situasi eksternal yang tak diinginkan. Karena emas menjadi bernilai bukan karena dekrit atau diundangkan oleh suatu negara sebagaimana fiat money, tetapi karena kandungan logam mulianya yang diakui semua orang. 5. Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran Keandalan emas di kancah sejarah tak terbantahkan. Walau emas telah dihentikan fungsinya sebagai uang pada tahun 1914, tetap saja komoditi satu ini diterima sebagai alat pembayaran perdagangan internasional, karena nilainya.
41 Logam mulia memiliki nilai jual, yang tidak dimiliki uang kertas. Berbeda dengan fiat money, emas sulit mengalami inflasi karena pemerintah tak mungkin mencetak koin emas atau uang kertas yang sepenuhnya didukung emas secara tidak terbatas (unlimited), karena pencetakan itu sangat tergantung pada tersedianya logam emas itu sendiri yang sifatnya langka (scare) dan terbatas (limited). Begitupun, emas tidak bisa didevaluasi melalui sebuah dekrit oleh pemerintahan tertentu, karena emas akan mengikuti harga pasar yang berlaku. 21 Sebagai komoditi, emas menunjukkan kinerjanya yang andal, khususnya dari aspek stabilitas sepanjang sejarah. Grafik memperlihatkan kepada kita betapa dari tahun 1792 sampai 1972, harga emas hanya berubah secara signifikan empat kali. Pada tahun 1792 harga emas mencapai 19,75 dolar AS. Kemudian berturut-turut harga emas merangkak naik pada tahun 1834, 1934 dan 1972 menjadi masingmasing 21, 35 dan 38 dolar AS. Setelah sistem Bretton Woods kolaps, harga emas kemudian berfluktuasi hingga sekarang. Stabilitas emas, apakah itu dipakai sebagai medium alat tukar (uang) ataupun sebagai komoditi diyakini sebagai faktor kuat yang bisa menjaga perekonomian berada dalam jalurnya. Bahkan, Greenspan (1996), sebelum menjadi gubernur The Fed, meyakini dan menegaskan peran emas dalam ikut menstabilkan perekonomian. Dia menulis kira-kira diterjemahkan sebagai berikut:...emas dan kebebasan ekonomi tidak bisa dipisahkan satu sama lain, bahwa gold 21 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. Pertama, h. 84.
I. PENDAHULUAN. Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua transaksi perdagangan internasional pada saat ini menggunakan Fiat Money. 1 Mata uang ini telah sangat luas digunakan oleh masyarakat dunia sebagai alat
Lebih terperinci1 Dinar = 1 Mitsqal = 22 Qirath 10 Dirham = 7 Mitsqal
DINAR DAN DIRHAM Dalam penggunaan uang, bangsa Arab telah mengenal solidus, mata uang emas yang dipakai sejak zaman Romawi, dan dirham perak yang dipakai Bangsa Persia, sebelum Islam datang. Dan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan Kestabilan..., Rika Triana, Program Pascasarjana UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat akhir tahun 2008 merambah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Hampir semua pasar keuangan terimbas krisis finansial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. A. Analisis Pemikiran Muhaimin Iqbal Mengenai Konsep Mata Uang
BAB IV ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG A. Analisis Pemikiran Muhaimin Iqbal Mengenai Konsep Mata Uang Dalam Islam Tanpa mata uang sebagai standar harga dan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN DINAR DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi Mengenai Komunitas Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN DINAR DIRHAM SEBAGAI ALAT TUKAR (Studi Mengenai Komunitas Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara) Oleh : Santya Anggraini I Masa sebelum datangnya Islam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akumulasi utang luar negeri adalah suatu gejala umum negaranegara dunia ketiga pada tingkat perkembangan ekonomi dimana kesediaan tabungan dalam negeri adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciDinarHidayah 1.0. Toko Dinar Emas & Dirham Perak DAFTAR ISI. website :
DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 e-book 1.0 DinarHidayah Toko Dinar Emas & Dirham Perak website : http://dinarhidayah.blogspot.com Dinar Emas & Dirham Perak Apa itu Dinar Emas?... 2 Apa itu Dirham Perak?...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN` Universitas Indonesia. Dinamika moneter indonesia.., Ratna Sari Pakpahan, Program Pascasarjana, 2008
1 BAB 1 PENDAHULUAN` 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sistem moneter merupakan suatu sistem yang mengatur peredaran uang bagi kelancaran transaksi perdagangan barang dan jasa. Sehingga dalam operasinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda Tis ah al-asy ari al-rizki mi al-tijjarah, bahwa perolehan rizki itu 90% berasal dari perdagangan. Perdagangan dapat diklasifikasikan kedalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE
BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,
BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri
Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar finansial telah menimbulkan dampak munculnya beragam produk investasi, mulai dari yang konvensional hingga yang kepada produk-pruduk terstruktur.
Lebih terperinciApakah Forex Trading Itu?
SEBUAH PENGANTAR Apakah Forex Trading Itu? Pada dasarnya, pasar forex adalah di mana bank, bisnis, pemerintah, investor, dan pedagang datang untuk menukar mata uang. Pasar forex juga populer disebut fx
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mmperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah Oleh : MOCH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang
Lebih terperinciSEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?
Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada awal krisis moneter, Bank Syariah merupakan bank yang belum begitu terkenal di masyarakat Indonesia. hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia hanya
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR
SISTEM MONETER INTERNASIONAL JURUSAN ILMU EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Veteran JAWA TIMUR PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Lebih terperinciANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI
ANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu ekonomi Oleh : REYSAN KHARISMADA 0611010065
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciKRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM
KRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah Oleh: ENDANG
Lebih terperinciPerlindungan hukum..., Gista Latersia, FHUI,
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank sebagai badan usaha yang menjalankan fungsi utamanya selaku penghimpun dan penyalur dana masyarakat memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pelaksanaan
Lebih terperinciMENGENAL EMAS LOCO LONDON
MENGENAL EMAS LOCO LONDON PENDAHULUAN Emas merupakan salah satu jenis komoditi yang paling banyak diminati untuk tujuan investasi. Di samping itu, emas juga digunakan sebagai standar keuangan atau ekonomi,
Lebih terperinciTEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si
TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL Makalah Bisnis Internasional Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si Disusun Oleh : 14.0102.0094 Febri Nurdian Cahya 14.0102.0113 Dwi Saputri 14.0102.0136 Sulistiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penciptaan uang atau money creation dan juga bebas dari proses. penghancuran uang atau yang dikenal money destruction.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan financial merupakan suatu hal yang sangat penting, apalagi di zaman modern seperti sekarang ini. Dalam pengelolaan finansial, hal yang menjadi fokus
Lebih terperinciTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA PEMBAYARAN BPA DAN MPA
TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA PEMBAYARAN BPA DAN MPA Istichanah 1), Estiningsih 2) Abstract Money as a exchange tool has been recognized thousand of years. Julius Caesar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hitungan menit maupun detik. Berkembangnya teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena fluktuasi kurs mata uang dunia bukan merupakan hal baru dalam dunia perekonomian dunia. Perubahan nilai mata uang tersebut terjadi bukan hanya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perekonomian menjadi semakin terbuka. Kini hampir semua negara menerapkan perekonomian terbuka yang mengarah kepada sistem perdagangan internasioal. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal dan perbankan merupakan lembaga penyedia jasa keuangan sekaligus pengatur perekonomian Negara dan nilai tukar mata uang. Karena pasar modal merupakan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciDPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF
DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF tribunnews.com Rencana pemerintah untuk membeli obligasi i yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) ii seharga US$1 miliar ditentang Komisi XI DPR. Komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciMEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang pesat. Investasi menjadi sangat penting bagi suatu negara, organisasi maupun individu untuk melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi
Lebih terperinciUang dalam Perspektif Ekonomi Islam
RESENSI BUKU Judul buku : Money in Islam A Study in Islamic Political Economy Penulis : Masudul Alam Choudhury Penerbit : Routledge, London dan New York Tebal : xvii + 313 halaman Cetakan/tahun : Pertama,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional
Lebih terperinci