MODUL MEMBANGUN KERJASAMA TIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL MEMBANGUN KERJASAMA TIM"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan Nomor ST-18/PP.2/2008 tanggal 25 Maret 2008 tentang Penyusunan Modul Prajabatan Golongan III Tahun Anggaran Sdr. Ilhan Lasahido, S.E,M.M, ditunjuk sebagai penyusun modul MEMBANGUN KERJASAMA TIM. Modul ini adalah hasil pengembangan dari bahan ajar diklat Prajabatan Golongan III dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia tahun 2006 dengan judul Membangun Kerjasama Tim. Penunjukan ini sangat beralasan karena yang bersangkutan antara lain ditugaskan mengajar dan mengasuh mata pelajaran ini. Pengalaman mengajar yang cukup lama memungkinkan yang bersangkutan memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Prajabatan Golongan III. Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi para peserta Diklat Prajabatan Golongan III, namun mengingat modul MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF sebagai bahan studi yang senantiasa berkembang, maka penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemutakhiran dan kualitas. Pada kesempatan ini, kami mengharapkan saran atau kritik dari semua pihak (termasuk peserta diklat) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai. Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih. Jakarta, Juni 2011 Kepala Pusat ttd Tony Rooswiyanto NIP P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K i

2 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... PETA KONSEP... i ii iv 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Pembelajaran Umum... C. Tujuan Pembelajaran Khusus... D. Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEPSI DASAR MEMBANGUN KERJA SAMA TIM A. Perbedaan Kelompok dan Tim... B. Mengapa Tim Dibutuhkan... C. Ciri-ciri Tim Yang Efektif... D. Kriteria Tim Yang Efektif... E. Manfaat Membangun Tim Yang Efektif... F. Rangkuman... G. Latihan KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN PEMIMPIN DAN ANGGOTA DALAM TIM EFEKTIF A. Peranan Pemimpin Dalam Mengelola Perkembangan Tim... B. Peranan Anggota Dalam Membangun Tim Efektif... C. Rangkuman... D. Latihan KEGIATAN BELAJAR 3 KERJA SAMA MEMBANGUN TIM EFEKTIF A. Pengertian dan Unsur-unsur Tim Yang Dinamis... B. Membangun Kebersamaan Tim P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K ii

3 C. Membangun Kebanggaan Tim... D. Rangkuman... E. Latihan KEGIATAN BELAJAR 4 PEMECAHAN MASALAH SECARA WIN-WIN SOLUTION A. Pengertian dan Respon Terhadap Konflik... B. Langkah-langkah Penyelesaian Konflik... C. Gaya Tanggapan Konflik... D. Kapan Menggunakan Lima Strategi Konflik... E. Rangkuman... F. Latihan KEGIATAN BELAJAR 5 PEMECAHAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PMPK) A. Pengertian... B. Proses PMPK Yang Rasional... C. Tipe-tipe Keputusan... D. Beberapa Cara Pengambilan Keputusan... E. Saran-saran Praktis PMPK... F. Keuntungan Pencapaian Konsensus Kelompok... G. Rangkuman... H. Latihan KEGIATAN BELAJAR 6 SIMULASI A. Ice Breaking... B. Membangun Tim... C. Permainan Negoisasi... D. Permainan Pengambilan Keputusan... E. Kuesioner Membangun Tim Efektif PENUTUP DAFTAR PUSTAKA P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K iii

4 PETA KONSEP MODUL MEMBANGUN KERJA SAMA TIM iv

5 A. LATAR BELAKANG Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan salah satu upaya dalam rangka pembinaan personil agar mampu melaksanakan tugas secara profesional dan proporsional. Salah satu jenis diklat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Diklat Prajabatan. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu juga pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat dengan baik. Diklat Prajabatan dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan golongannya. Adapun penggolongan tersebut meliputi Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III. Dalam rangka penyusunan kurikulum serta silabinya memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing pemangku jabatan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai golongan III tersebut adalah bekerja sama dalam kelompok melalui komunikasi yang menghargai, serta mewujudkan disiplin dan etos kerja. Kompetensi ini dapat diasah salah satunya melalui mata diklat Membangun Tim yang Efektif (EffectiveTeam Building). Beberapa hal yang berkaitan dengan buku panduan team building ini adalah sebagai beriku: 1. dalam panduan ini akan dibahas tentang strategi kerja sama dalam kelompok yang meliputi pengertian dan maksud pembentukan kelompok/tim, tahapan pembentukan kelompok/tim, hakekat dan ciri organisasi sebagai tim, manfaat membangun tim yang efektif; 2. kerja sama dalam membangun tim yang sinergis, yang meliputi pengertian dan unsur-unsur tim yang sinergis, tahapan pertumbuhan tim, tahapan perkembangan tim, membangun rasa kebersamaan tim, dan membangun kebanggaan tim; 3. pemecahan masalah dengan prinsip win win solution yang meliputi: pengertian dan respon terhadap konflik, langkah-langkah penyelesaian konflik, dan gaya tanggapan konflik. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

6 Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat yang berperan melayani masyarakat. Pegawai Negeri Sipil tersebut merupakan salah satu unsur organisasi yang sekaligus merupakan motor penggerak organisasi. Efektifitas suatu organisasi akan tercapai secara maksimal apabila menerapkan kerja sama tim dan dinamika kelompok, yang merupakan wujud dari perilaku organisasi yang dinamis, tidak statis. Organisasi yang efektif bukan sekadar kumpulan individu-individu yang bekerja dalam satu ruangan yang berperilaku egosentris, melainkan sebuah kelompok, tim yang berperilaku (Siagian, 1995). Untuk itu Pegawai Negeri Sipil harus mampu berperan secara maksimal. Secara ideal, tim kerja yang efektif bersifat kompak, efesien, dan produktif. Hasil dari suatu tim dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya (Jerry Spiegel Crenscio Torres, 1997). Inilah yang menjadi tantangan pejabat eselon untuk membuktikan sendiri bahwa pengembangan tim (team building) akan meningkatkan kinerja. Pengembangan tim membantu para anggotanya mengembangkan kekuatan mereka dan meminimaze kelemahan-kelemahan mereka serta mengatasi permasalahan secara bersama-sama, serta mampu membuahkan pemahaman yang lebih baik di antara para anggotanya, inilah yang merupakan faktor penting menentukan keberhasilan organisasi. Dalam buku panduan ini akan membahas pula tentang pengertian dan maksud pembentukan kelompok yang efektif dan proses pembentukan kelompok. Pengertian tim dan ciri-ciri tim yang efektif, menerapkan kerja sama dalam membangun tim serta pemecahan masalah secara win win solution. B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Adapun tujuan pembelajaran umum adalah setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menerapkan Konsep Team Building secara efektif dan efesien dalam pelaksanaan diklat. C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah selesai pembelajaran ini peserta dapat: 1. Menjelaskan konsepsi dasar membangun tim yang efektif; 2. Menjelaskan peran pemimpin dan anggota dalam membangun tim; 3. Menerapkan kerja sama dalam membangun tim yang sinergis; dan 4. Memecahkan masalah secara win win solution; 5. Menjelaskan langkah-langkah pemecahan masalah. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Konsepsi dasar membangun tim efektif a. Perbedaan kelompok dan tim; P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

7 b. Mengapa tim dibutuhkan; c. Tim yang efektif; d. Ciri-ciri tim yang efektif; e. Kriteria tim yang efektif; f. Manfaat membangun tim yang efektif. 2. Peran Pemimpin dan Anggota dalam Membangum Tim Efektif a. Peranan pemimpin dalam mengelola perkembangan tim b. Peranan anggota tim dalam membangun tim efektif 3. Kerja sama dalam membangun tim dinamis a. Pengertian dan unsur-unsur tim dinamis b. Tahapan perkembangan tim c. Membangun rasa kebersamaan tim d. Membangun kebanggaan tim e. Manfaat membangun tim dinamis 4. Pemecahan Masalah Secara win-win solution a. Pengertian dan respon terhadap konflik; b. Langkah-langkah penyelesaian konflik; c. Gaya tanggapan konflik. 5. Pemecahan Masalah Pengambilan Keputusan (PMPK) a. Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan; b. Proses PMPK Yang Rasional; c. Tipe-Tipe Keputusan; d. Beberapa Cara Pengambilan Keputusan; e. Keuntungan Pencapaian Konsensus Kelompok. 6. Simulasi a. Ice Breaking; b. Tim Kerja; c. Game Mengatasi Konflik; d. Game Pengambilan Keputusan. 7. Penutup P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

8 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diharapkan dapat memahami konsepsi dasar membangun sebuah tim yang efektif. A. LATAR BELAKANG Sebelum membahas pengembangan tim, kita perlu membatasi apa yang kita maksudkan dengan kata tim dan bagaimana tim berbeda dengan kelompok. Kelompok adalah sejumlah individu yang berkumpul berdasarkan persamaan ciri-ciri atau kepentingan. Sedangkan Tim adalah jenis khas kelompok kerja yang terorganisir dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja lainnya (Jerry Spiegel CT, 1997). Contoh: tim basket, tim sepak bola, tim paskibraka dan sebagainya, jelasnya tim merupakan sebuah kelompok yang secara spesifik memiliki tujuan tertentu. Di bawah ini diuraikan secara detail perbedaan antara kelompok dengan tim oleh Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building membedakan keduanya sebagai berikut. KELOMPOK 1. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya. 2. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam penetapan sasaran, terkadang pendekatannya hanya sebagai tenaga bayaran. 3. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran untuk mencapai sasaran terbaik. 4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami peran anggota lainnya, menyatakan pendapat atau menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah. 5. Anggota kelompok sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya karena kurang saling toleransi. 6. Apabila menerima pelatihan yang memadai dalam penerapannya sangat dibatasi oleh pimpinan. 7. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan masalahnya. 8. Anggota tidak didorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

9 TIM 1. Anggota menyadari ketergantungan di antara mereka dan memahami bahwa sasaran pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing memahami dan tidak mencari keuntungan di atas anggota tim yang lain; 2. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya (sense of belonging) karena mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai; 3. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi. 4. Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk mengungkapkan ide, pendapat, ketidaksetujuan serta mencetuskan perasaan secara terbuka, pertanyaan yang muncul akan disambut dengan baik. 5. Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus, mereka saling memahami sudut pandang masing-masing. 6. Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkannya dalam tim, mereka menerima dukungan penuh dari tim. 7. Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar, karena dengan konflik merupakan kesempatan untuk mengembangkan ide dan kreatifitas, apabila terjadi suatu konflik akan diselesaikan secara konstruktif. 9. Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi tim, meskipun mereka menyadari bahwa keputusan tetap di tangan pemimpin apabila tim menemui jalan buntu, tujuannya adalah memperoleh hasil yang positif. B. MENGAPA TIM DIBUTUHKAN 1. Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam organisasi, kini banyak organisasi perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur yang berdasarkan tim kerja (team based organization) Oleh karenanya dituntut adanya pemberdayaan dan kekompakan kerja (Ray & Bronstein, 1995). 2. Kepemimpinan global sekarang ini memasuki tahap versi 3,0, di mana cara kerja mereka lebih berorientasi pada Team Building (Majalah Swa, 2008). 3. Karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu (Blanchard, 1988). 4. Perubahan terus-menerus yang dihadapi manajemen berakibat adanya pergerakan yang mengarah pada kolaborasi, kerja sama, dan tim, sehingga para manajer dituntut mampu berkolaborasi dan membangun tim yang efektif (Robinson, 1990). P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

10 C. CIRI-CIRI TIM EFEKTIF Dalam buku Achieving Goals Through Team Work, dikemukakan bahwa ciri-ciri tim yang efektif adalah sebagai berikut. 1. Tim merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua anggota tim dalam suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja. 2. Anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda. 3. Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu. 4. Para anggota dan pimpinan tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, keterampilan agar seluruh tim dan memiliki kemampuan yang sama, sehingga tidak terjadi penonjolan pribadi. 5. Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan terbuka. 6. Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka kerja sama. 7. Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun berasal dari anggota tim yang lain. 8. Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara yang berbeda pendapat. D. KRITERIA TIM YANG EFEKTIF Small Size (jumlah ideal maksimum 10 orang) Complementary Competencies (3 kompetensi dasar: attitude (sikap dan perilaku, knowledge (pengetahuan), skills (keterampilan problem solving dan decesion making) Common sense (memiliki visi dan tujuan umum yang mampu memberikan arah serta komitmen anggota tim) Special goals (menerjemahkan visi dan tujuan umum ke dalam target-target spesifik, terukur, dan realistik). Common aprroach (kesepakatan akan pola, pola serta pendekatan dalam mencapai sasaran) Mutual accountability (tim memiliki tanggung jawab baik secara individu maupun kelompok). P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

11 E. MANFAAT MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building, mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut. 1. Sasaran yang realistis ditentukan dan dapat dicapai secara optimal. 2. Anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil. 3. Anggota tim memahami prioritas anggota lainnya, dapat saling membantu satu sama lain. 4. Komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya. 5. Pemecahan masalah lebih efektif karena kemampuan tim lebih memadai. 6. Umpan balik kinerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim. 8. Konflik diterima sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan masalah, melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal. 9. Keseimbangan tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi. 10. Tim dihargai atas hasil yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya. 11. Anggota kelompok termotivasi untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. 12. Anggota kelompok menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan perilakunya untuk mencapai standar kelompok. 13. Anggota kelompok lebih berprestasi dalam bekerja sama dengan tim dan tim lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan bekerja secara individu, oleh karena itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih maksimal. Mengingat betapa pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi sehingga dalam kehidupan sehari-hari banyak dibentuk tim. Terlepas apakah tim tersebut efektif maupun kurang efektif. F. RANGKUMAN Apakah sama antara kelompok dengan tim? Kelompok belum tentu tim, namun tim pasti merupakan suatu kelompok. Dalam Kelompok anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadang-kadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya. Sedangkan tim adalah satu kelompok orang yang bersama-sama bertanggung jawab atas sasaran-sasaran dan yang membutuhkan kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

12 Mengapa tim dibutuhkan, pada organisasi modern sekarang ini, karena tim dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah daripada yang dapat dilakukan individu-individu. Beberapa manfaat dalam membangun tim yang efektif adalah Sasaran yang realistis ditentukan, dan dapat dicapai secara optimal, anggota tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim berhasil, serta komunikasi bersifat terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya. G. LATIHAN 1. Apa yang membedakan kelompok (group) dan tim (team)? 2. Sebutkan beberapa alasan mengapa tim dibutuhkan! 3. Sebutkan ciri-ciri tim yang efektif! 4. Sebutkan kriteria tim yang efektif! 5. Apa saja manfaat dalam membangun tim yang efektif! P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

13 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami peran pemimpin dan anggota dalam membangun sebuah tim yang efektif. Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya. Pemimpin yang cermat menyadari perlunya tim yang efektif untuk itu pemimpin tim selalu dituntut melakukan cara berpikir yang baru, sehingga selalu dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja tim. Sebaliknya tanpa anggota dalam tim menjadikan pemimpin tidak menjadi apa-apa. A. PERANAN PEMIMPIN DALAM MENGELOLA PERKEMBANGAN TIM Perkembangan tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru (Dikutip dalam buku Leading Your Team ). 1. Memulai a. membantu anggota untuk saling mengenal b. menetapkan tujuan c. menggambarkan visi tentang keberhasilan berprestasi d. meminta pendapat tindakan apa yang diprioritaskan e. menentukan apa yang harus dilakukan oleh anggota tim f. membimbing anggota dalam mencapai tujuan. 2. Menata Pada tahapan ini akan terjadi pertengkaran, persaingan sesama anggota, pemimpin harus melihat ini suatu yang alami untuk mencapai kedewasaan tim, namun perlu P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

14 menatanya agar tidak menjadi konflik pribadi. Oleh karenanya pemimpin tim harus memberikan contoh perilaku yang harus diikuti oleh anggota tim, pemimpin tim harus memberikan konstribusi dalam pencapaian efektivitas yang berfokus pada kualitas kerja. Berikut ini peran menata dalam proses pencapaian tujuan: a. cobalah untuk tetap tenang b. bantulah tim untuk menyelesaikan masalah hubungan yang jelas c.berfokuslah terhadap isu (masalah) bukan individu d. jadwalkan waktu untuk menyelesaikan masalah apapun yang masih tergantung e. buatlah kesepakatan tentang peran dan batasan f. Buatlah orang menerima dan menghadapi konflik secara konstruktif 3. Stabilitas Pemimpin harus menangani setiap persoalan dalam tim agar keseimbangan tim tetap terjaga, pemimpin harus percaya bahwa setiap anggota tim adalah berharga dan pastikan anggota tim mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. 4. Berjuang Pada tahap ini tim benar-benar telah mencapai kinerja yang tinggi. Tim sedang menuju visinya dan sasaran penting sudah terlihat, pada tahap ini tim membangun kerja sama yang akrab. Tim sedang berjuang menghadapi resiko namun lebih dari sekedar mampu mengadopsi perilaku yang posisif terhadap resiko dan menyadari bermain aman. 5. Berhasil Suatu tim ketika secara konsisten mencapai hal yang luar biasa, mempunyai hasrat untuk peningkatan berkelanjutan, untuk meraih sasaran berikutnya. Untuk mencapai keberhasilan diperlukan tindakan berikut ini: a. tetaplah fokus pada tim kerja, lakukan bahkan lebih baik lagi; b. tingkatlah ketergantungan sesama anggota; c. buatlah pasangan atau kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah; d. mintalah presentasi formal tentang menangani isu; e. berikan sumber daya dan dorongan untuk petumbuhan tim; f. bersikaplah seperti pemain tim; g. anggaplah setiap tugas sebagai peluang untuk kerja tim; h. andalkan komitmen bukan kontrol; i. berikan penekanan pada imbalan tim bukan individual; j. manfaatkan potensi setiap orang melalui tantangan kerja, pelatihan teratur, Dan pengembangan karir. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

15 6. Berhenti Pada tahap ini tim berhenti untuk berjalan atau mungkin bergabung dalam tim baru untuk menghadapi tantangan baru. Bagaimana pemimpin mengakhiri dengan merayakan kebersamaan selama ini dan akan mengingatkan anggota tim terhadap tahap ini dengan lebih yakin, sehingga anggota tim akan dengan senang hati bergabung dengan tim yang anda pimpin dimasa akan datang. Sejalan dengan pemikiran Peter Senge bahwa pada dasarnya dalam membangun tim yang efektif mempunyai tahapan sebagai berikut: OO Forming (pencairan bentuk) OO Storming (mencari jati diri tim) OO Performing (tim mulai menunjukkan kinerja) OO Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru) Pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh. Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas. B. PERANAN ANGGOTA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF Ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif. Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam peran perorangan atas persetujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani. Di bawah ini diuraikan peran tugas dari anggota tim (Jerry Spiegel CT, 1997) Peran Tugas 1. Memberi informasi Salah satu bentuk kontribusi anggota tim adalah ketika anggota mengungkapkan pikiran atau fakta-fakta melalui komunikasi. Tukar menukar informasi atau pendapat anggota biasanya dilakukan dalam konteks menawarkan data atau informasi. Untuk mengelola bentuk komunikasi ini, pemimpin tim harus memastikan adanya keseimbangan antara arus bebas informasi dan satu proses teratur yang memastikan P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

16 setiap anggota memiliki kesempatan mengungkapkan pendapat, fakta atau informasi mereka. 2. Mencari informasi Dalam peran ini, anggota mengajukan pertanyaan, meminta fakta-fakta, meminta nasehat dan menanyakan pendapat anggota lain. Peran ini penting karena membantu menjelaskan topik-topik diskusi. 3. Memprakarsai Meskipun tugas ini dipandang sebagai peran dari pemimpin namun tindakan memprakarsai mempunyai arti penting bagi anggota untuk bertanggung jawab dalam memprakarsai tugas-tugas atau sasaran-sasaran di bidang keahlian mereka atau di bidang yang mereka anggap penting. 4. Menetapkan standar atau aturan Dalam peran sebagai penatap standar, pemimpin tim menetapkan norma-norma dan batas-batas perilaku. Aturan ini terkadang disebut sebagai rambu-rambu lalu lintas Contohnya adalah tiap anggota tidak berebutan berbicara di dalam rapat, atau keputusan diambil bersama. Namun faktor penting berjalan tidaknya standar aturan itu adalah bahwa setiap anggota tim menerima peraturan itu dan berperan dalam pelaksanaannya. 5. Menjelaskan Anggota tim dapat menafsirkan dan menjabarkan gagasan atau saran-saran, menjelaskan kembali istilah-istilah, dan mengatakan kembali pendapat-pendapat anggota tim lainnya. Peran ini penting karena membantu anggota dalam memahami topik pembicaraan lain. 6. Merangkum Para anggota tim dapat menyatukan kembali gagasan, pendapat, atau saran dengan sistematis. Tindakan merangkum memberikan kejelasan kepada anggota mengenai suatu masalah, keputusan, atau kesimpulan. 7. Menguji kesepakatan Setiap anggota dapat mengecek posisi tim melalui jejak pendapat atau pengambilan suara formal. Proses ini penting dalam mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan, dan memformulasikan posisi-posisi. Peran Proses Dibandingkan dengan peran tugas, yang memusat pada apa dan mengapa dalam tim, peran proses mengarah pada kebutuhan-kebutuhan tim dalam komitmen, ketergantungan, serta keterlibatan. Kebutuhan-kebutuhan tim ini lebih bersifat emosi dan berkaitan dengan kebutuhan akan penghargaan diri serta ego perorangan. Jadi peran proses ini dapat berperilaku positif tetapi juga negatif. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

17 1. Memberi Dukungan dan Dorongan Peran positif ini diwujudkan melalui sikap ramah, hangat dan responsif terhadap sumbangsih anggota lain. Akibat peran ini terciptanya iklim saling mendukung dan percaya hal ini membantu efektivitas tim. 2. Menjadi penyelaras dan Penengah Peran positif lain adalah anggota berperan sebagai penyelaras atau penengah yang terwujud pada anggota yang menawarkan diri untuk bernegoisasi, mengakui kesalahan yang terjadi, atau mengubah suatu pendapat demi keutuhan tim. Menjaga kekompakkan kelompok adalah satu aspek peran yang penting membangun tim efektif. 3. Menjaga Gerbang Peran ini mencakup tindakan membantu agar saluran komunikasi tetap terbuka di antara anggota dan menaruh minat terhadap pendapat serta perasaan anggota. 4. Tindakan Menentang Menentang dianggap sebagai peran positif. Keterampilan yang diperlukan untuk peran ini adalah kemampuan untuk secara langsung menangani anggota yang membuat onar dengan tenang tapi tegas. Peran sebagai penentang dapat mencakup kemampuan memberikan umpan balik yang jujur dan sesuai menurut waktu yang tepat. 5. Menarik Diri Peran ini dianggap negatif, karena berperilaku pasif atau acuh, melamun, tidak menaruh perhatian pada pembicaraan. 6. Menghambat Peran ini dikaitkan dengan mengalihkan pokok pembicaraan dalam diskusi, menceritakan pengalaman pribadi yang berhubungan dengan persoalan yang sedang dibahas, terlalu banyak membantah dalam satu persoalan, dan menantang pendapat orang lain tanpa pertimbangan apa pun. 7. Mendominasi Peran ini berperilaku negatif karena berbicara berlebihan, menyela orang lain, mencari muka dengan mengritik dan menyalahkan orang lain. 8. Memikirkan Diri Sendiri Peran ini terlalu menonjolkan kepentingan peribadi daripada kepentingan tim, mencoba mempengaruhi orang lain supaya bersimpati dengan kemalangannya serta menyesali situasinya. Untuk menangani perilaku proses negatif anggota dalam tim, pemimpin atau anggota lain harus mengambil tindakan cepat untuk mengekang perilaku-perilkau negatif itu, dengan pendekatan pertemuan empat mata sebagai konseling pribadi. Apabila tidak berhasil P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

18 individu tersebut dihadapkan pada semua anggota tim dan mengambil keputusan memecat sebagai anggota tim atau dipertahankan dengan berbagai syarat. C. RANGKUMAN Membangun sebuah tim yang solid memerlukan seorang leader sebagai kontrol dan penyeimbang dalam sebuah tim. Tugas pemimpin tidaklah ringan, ia harus memahami karakter timnya dan mampu berperan sebagai konsultan proses bagi timnya, karena membangun tim tidak berjalan sesuai dengan garis lurus bergerak maju dalam perkembangannya, tetapi mengalami pancaroba, sehingga peranan pemimpin dalam mengelola sangat dibutuhkan. Tahapan perkembangan tim dimulai dari menata, menstabilkan, berjuang untuk maju, mencapai keberhasilan dan berhenti atau memulai lagi dengan misi baru. Oleh karenanya pemimpin tim harus memiliki kerangka kerja dan berfikir secara lengkap/menyeluruh. Pemimpin perlu lebih memahami tim dan karakteristik individu dari tiap anggota serta mengatur tugas, karena ketika orang berkumpul untuk membentuk tim, sejumlah dinamika terjadi berkesinambungan. Ada anggota yang sangat berorientasi pada sasaran, sementara anggota lainnya sibuk membangun hubungan antarpribadi para anggota. Seringkali anggota mempertanyakan berbagai masalah menyangkut diri mereka seperti pengaruh, keahlian, manajemen konflik, pengambilan keputusan, dan peran. Tindakan mempertanyakan hal-hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan tim yang efektif. Selagi tim mengalami kemajuan, anggota tim memantapkan diri ke dalam peran perorangan atas persutujuan bersama. Peranan itu mencakup aspek tugas dan proses. Membangun suatu tim yang efektif tergantung bagaimana hubungan dinamika tugas dan proses itu ditangani. D. LATIHAN 1. Berikan alasan mengapa dalam membangun sebuah tim yang solid diperlukan seorang pemimpin? 2. Langkah-langkah apa yang dilakukan seorang pemimpin pada saat memulai membentuk suatu tim? 3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam membangun tim yang efektif menurut Peter Senge! 4. Peranan dari anggota tim mencakup aspek tugas dan proses. Sebutkan peran tugastugas dari anggota tim! 5. Sebutkan pula peran proses anggota tim dalam membangun tim! P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

19 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai pembelajaran peserta diharapkan dapat memahami dan menerapkan pola pemikiran maupun aplikasi teknis kerja sama dalam membangun sebuah tim yang efektif. A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR TIM YANG DINAMIS Apabila berbicara tentang tim, maka ada tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu diperlukan suatu usaha maksimal akan mampu berperan sebagai tim yang dinamis. Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis karya Richard Y. Chang, tim yang dinamis memiliki unsur-unsur di bawah ini. 1. Jelas Visi dan Tujuannya Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita, visi ini digambarkan dalam bentuk misi. Suatu organisasi atau tim yang dinamis harus mampu menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan tim baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa memiliki tujuan yang jelas tim tidak akan mengetahui ke arah yang hendak dituju. Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim sebab hal ini akan meningkatkan komitmen di antara mereka. Pemimpin yang dinamis harus mampu memastikan bahwa semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan tim. 2. Beroperasi Secara Kreatif Dalam pelaksanaan kerja tim sangat kreatif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

20 Mereka tidak takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan selalu mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan teknik yang baru, mereka bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan. 3. Fokus Pada Hasil Tim yang dinamis mampu menghasilkan lampauan kemampuan jumlah individu yang menjadi anggotanya. Para anggota tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, produktivitas, dan mutu produktivitas optimal yang merupakan tujuan bersama. 4. Memperjelas Peran dan Tanggungjawab Peran dan tanggungjawab anggota tim jelas. Setiap anggota tim mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari timnya dan mengetahui dengan jelas peran temannya dalam tim. Tim yang dinamis selalu memperbaharui peran dan tanggungjawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran, dan teknologi. 5. Diorganisasikan Dengan Baik Tim yang dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan prosedur serta kebijakan dengan jelas. Tim juga menginventarisir jenis keterampilan yang dimiliki oleh para anggota timnya. 6. Dibangun di Atas Kekuatan Individu Kompetensi individu sangat diperhatikan sehingga pimpinan tim memahami betul kekuatan dan kelemahan anggota timnya. Oleh karena itu program pembinaan sangat diharapkan. Pimpinan tim sangat memperhatikan pemberdayaan timnya sehingga dalam proses pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi anggota tim. 7. Saling Mendukung Dalam tim yang dinamis kepemimpinan dibagi di antara para anggotanya, dalam hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pimpinan tim. Meskipun demikian peran supervisor masih dianggap ada, dan dalam tim dinamis menghargai keunikan setiap individu. 8. Mengembangkan Sinergi Tim Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias dan sungguhsungguh bekerja secara bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi). 9. Menyelesaikan Ketidaksepakatan Perbedaan persepsi dan ketidaksepakatan akan terjadi dalam setiap tim. Tim dinamis menganggap bahwa konflik merupakan suatu wahana untuk hal-hal yang P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

21 lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi. 10. Berkomunikasi Secara Terbuka Pembicaraannya secara asersi yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik dan untuk kepentingan bersama. 11. Membuat Keputusan Secara Obyektif Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang mantap dan proaktif. Keputusan dicapai melalui konsensus, setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung keputusan tersebut, anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya serta mendukung rencana yang telah ditetapkan. 12. Mengevaluasi Efektivitas Sendiri Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat bagaimanakah pelaksanaan rencana selama ini. Penyempurnaan dilaksanakan secara berkelanjutan dan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum menjadi permasalahan yang serius. Dalam rangka mewujudkan tim yang dinamis tidak semudah membalikkan tangan kita, tetapi merupakan rangkaian perkembangan setahap demi setahap. Menurut Richard Y. Chang tim yang dinamis membutuhkan perencanaan yang strategis, pelaksanaan dan sistematis serta kinerja yang optimal, dengan beberapa tahapan. 1. Menetapkan Arah (Drive) Dalam tahap ini tim harus menfokuskan pada misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh serta menetapkan tujuan, prioritas, dan prosedur kerja, serta peraturan bagi tim. 2. Bergerak (Strive) Peran dan tanggungjawab anggota tim ditetapkan dengan jelas, beberapa kendala akan dihadapi dengan penuh bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim, sehingga seluruh permasalahan dapat dihadapi dengan arif dan bijaksana. 3. Mempercepat gerak (Thrive) Fase ini dimungkinkan untuk meningkatkan produktifitas secara maksimal, dalam memecahkan masalah menggunakan umpan balik dan sesama anggota, manajemen konflik, kerja sama dan pembuatan keputusan yang efektif. Penguasaan terhadap wilayah secara cepat dan efektif dengan daya tahan yang tangguh. 4. Sampai (Arrive) Dengan kerja sama tim yang kompak tim akan mencapai puncak dengan mengatasi semua kendala yang pada akhirnya mencapai prestasi kerja yang luar biasa. Namun apabila dalam fase ini belum mencapai puncak idealnya adalah meninjau kembali P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

22 tim dengan melakukan konsolidasi internal, sekaligus menelaah kembali sasaransasaran yang telah ada, masih relevan atau tidak. B. MEMBANGUN KEBERSAMAAN TIM Tahapan-tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan dengan seksama apabila para anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun kebersamaan dalam tim maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota tim. Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu tim harus memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta pada tujuan. Penjabaran karakteristik adalah seperti di bawah ini: 1. Orientasi Opini a b c d Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan pada tindakan tidak mengutuk orang lain. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada gagasannya. Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi pada gagasan perorangan. Tidak hanya menfokuskan pada idenya sendiri, tetapi menginvestigasi pendapat orang lain. 2. Orientasi Persamaan a Anggota tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman sebagai b c suatu keunggulan, perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk mengecek setiap sisi, sudut, puncak, dan dasar suatu masalah. Mengandalkan pada semua anggota. Kepercayaan kepada anggota tim meningkatkan produktivitas. 3. Orientasi Tujuan a b c Anggota kelompok yang berorientasi pada tujuan kelompok kecil kemungkinan akan konflik disebabkan oleh keunikan masing-masing kelompok. Keseluruhan anggota tim berorientasi pada tujuan yang sama. Anggota tim mengakui bahwa masing-masing anggota tim memiliki tujuan, dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan tim. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

23 d Keunikan anggota kelompok yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan melahirkan masalah baru. Dalam rangka membangun kerja sama tim perlu juga mengupayakan untuk meningkatkan umpan balik sesama anggota tim, memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, kerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menangani dalam pembuatan keputusan. C. MEMBANGUN KEBANGGAAN TIM Tim yang dinamis akan senantiasa mempertahankan prestasinya secara maksimal. Oleh karena itu mempertahankan kinerja tim sangat diharapkan. Ini berarti bahwa perlu ada suatu usaha untuk memotivasi tim secara efektif agar mampu membangun kebanggaan tim. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu membangun kebanggaannya antara lain : 1. Memotivasi Anggota Tim Untuk Komitmen Dalam memotivasi ini terlebih dahulu ditentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa mengetahui hal ini proyek besarpun belum tentu merupakan faktor stimulus, dikarenakan setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda. 2. Memotivasi Anggota Tim Yang Tidak Termotivasi Tidak setiap anggota tim memiliki motivasi yang sama, ada anggota yang produktif ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk itu diperlukan beberapa strategi yang jitu, antara lain; mendapatkan nasehat dari mereka, menjadikan mereka guru, melibatkan mereka dalam presentasi, dan mendelegasikan mereka kepada proyek bintang. 3. Kunci utama lainnya adalah adanya komunikasi yang efektif, mendengarkan secara aktif, mampu memotivasi anggota tim serta menyelesaikan konflik secara efektif. D. RANGKUMAN Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai. Tim dinamis merupakan tim yang penuh dengan rasa percaya diri, yang anggotanya menyadari kekuatan dan kelemahannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam buku Membangun Tim Yang Dinamis memiliki unsur-unsur: jelas visi dan tujuannya, beroperasi secara kreatif, fokus pada hasil, memperjelas peran dan P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

24 tanggungjawab, diorganisasikan dengan baik, dibangun di atas kekuatan individu, saling mendukung, mengembangkan sinergi tim, menyelesaikan ketidaksepakatan, berkomunikasi secara terbuka, membuat keputusan secara obyektif, mengevaluasi efektivitas sendiri, Tahapan-tahapan dalam membangun tim yang dinamis akan berjalan dengan seksama apabila para anggota tim mampu membangun rasa kebersamaan secara efektif. Untuk membangun kebersamaan dalam tim maka setiap anggota kelompok harus mampu untuk menerima keragaman anggota tim. Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya, saling menghargai dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu tim harus yang berorientasi pada opini, berorientasi pada persamaan serta pada tujuan. memiliki karakteristik E. LATIHAN 1. Apa yang dimaksud dengan tim yang dinamis? 2. Dalam membangun tim yang dinamis membutuhkan perencanaan yang strategis, pelaksanaan dan sistematis serta kinerja yang optimal, dengan beberapa tahapan, sebutkan tahapan-tahapan tersebut! 3. Sebutkan lima peran dalam tim yang berhasil! 4. Apa yang dimaksud dengan sinergi? 5. Sebutkan faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu membangun kebanggaannya! P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

25 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai pembelajaran diharapkan para peserta Diklat dapat mempraktekkan pemecahan masalah secara win win solution. A. PENGERTIAN DAN RESPON TERHADAP KONFLIK 1. Kata konflik menimbulkan konotasi yang tidak mengenakkan, reaksi kita pada umunmya adalah negatif. Konflik sering dihubungkan dengan kekerasan, krisis, perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali, dan lain sebagainya. 2. Konflik selalu melibatkan 2 (dua) orang atau lebih (perorangan/kelompok) yang terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi (Modul Leadership Laboratory, LAN). Dalam How To Manage Conflict karya Hanmer & Hogan, mengatakan bahwa konflik adalah segala macam bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi, baik antarindividu, antara individu dengan kelompok, maupun kelompok yang bersifat antagonis. 3. Konflik terkait dengan persepsi pihak yang bersangkutan, yang merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi, terlepas dari atau tidak ada halangan tersebut. Jika konflik ini dibiarkan maka akan menghancurkan kemajuan tim, namun juga dapat mengarahkan pada pengambilan keputusan yang mantap bila dikelola dengan baik. Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana pengelolaannya, sehingga perlu mengenali konflik secara dini. Isyarat adanya konflik antara lain 1. Anggota kelompok memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi. 2. Anggota tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut diselesaikan. 3. Anggota tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang sebenarnya. 4. Anggota tim selalu beroperasi dan menolak untuk berkompromi. 5. Anggota tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

26 Konflik akan bertambah merebak apabila 1. Tindakan Bermusuhan a. Anggota tim memasuki permainan menang kalah b. Lebih mengutamakan kemenangan pribadi dari pada memecahkan masalah 2. Memegang Posisi dengan Kuat Anggota tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang menguntungkan, mereka memegang teguh posisinya, mempersempit komunikasi dan membatasi keterlibatannya satu sama lain 3. Keterlibatan Emosional Anggota tim mempertahankan posisinya secara emosional. Cara merespon konflik: 1. konfrontasi agresif; 2. melakukan manufer negatif; 3. penundaan terus menerus; 4. bertempur secara pasif. Ada pula anggota tim merespon dari segi positif. Apabila hal ini yang terjadi maka pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif, radar untuk respon tersebut adalah mengarahkan energi secara sehat dan langsung untuk memecahkan masalah atau tidak ada reaksi secara emosional, melakukan upaya yang menanggapinya dengan cara rasional. Respon yang tepat ini akan memperkuat tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konflik. Menurut Bolton dalam bukunya Manajemen Konflik, sumber-sumber konflik antara lain: 1. menghalangi pencapaian sasaran perorangan; 2. kehilangan status; 3. kehilangan otonomi atau kekuasaan; 4. kehilangan sumber-sumber; 5. merasa diperlukan tidak adil; 6. mengancam nilai dan norma; 7. perbedaan persepsi dan lain sebagainya. B. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK 1. Mengakui Adanya Konflik Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa diakui adanya konflik maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang dinamis akan membahas konflik secara dini sehingga tidak merupakan penghalang bagi keberhasilan suatu tim yang dinamis, kearifan dari semua pihak sangat P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

27 diperlukan. 2. Mengidentifikasi Konflik Secara Sebenarnya Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dengan identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga karena masalah emosi, perlu memilah antara masalah inti dengan emosi. Masalah inti adalah masalah yang mendasari suatu konflik, misalkan ketidaksepakatan adanya tugas, sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan memperumit masalah tersebut, sehingga apabila terjadi hal yang demikian disarankan agar masalah inti diselesaikan terlebih dahulu. 3. Dengar Semua Pendapat Lakukan kegiatan sumbang saran dengan melibatkan mereka yang terlibat konflik guna mengungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat benar dan salah. Bahas juga mengenai dampak konflik terhadap tim serta kinerja tim. Fokus pembicaraan pada fakta dan perilaku bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencaricari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang terbaik jika dipandang dari sisi positif. 4. Bersama Mencari Cara Penyelesaian Konflik Dalam kegiatan ini diskusi terbuka sangat diharapkan karena dengan diskusi terbuka bisa memperluas informasi dan alternatif serta bisa mengarahkan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara yang terlibat. Dalam tim yang efektif tidak seluruh anggota kelompok menyukai satu sama lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sama secara efektif. 5. Mendapatkan Kesepakatan Dan Tanggung Jawab Untuk Menemukan Solusi Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal, oleh karena itu doronglah anggota tim untuk bekerja sama memecahkan masalah secara terbuka dan kekeluargaan. Berusaha seluruh anggota tim menyenangi solusi yang dihasilkan. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima saran yang diajukan adalah memposisikan dirinya pada peran orang lain, masing-masing anggota tim mempresentasikan pandangan orang lain. 6. Menjadwal Sesi tindak Lanjut Untuk Mengkaji Solusi Pemberian tanggungjawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh anggota tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keefektifan resolusi yang telah diberikan. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

28 C. GAYA TANGGAPAN KONFLIK 1. Menghindar Ciri Perilaku: a. Tidak mau berkonfrontasi; b. Mengabaikan atau melewatkan pokok permasalahan; c. Menyangkal bahwa hal tersebut merupakan masalah. Alasan Penyesuaian: a. Perbedaan yang ada terlalu kecil atau terlalu besar untuk diselesaikan; b. Usaha penyelesaian mungkin mengakibatkan rusaknya hubungan atau menciptakan masalah yang lebih kompleks. 2. Mengakomodasi Ciri Perilaku: a. Bersikap menyetujui; b. Tidak agresif, kooperatif bahkan dengan mengorbankan keinginan pribadi. Alasan Penyesuaian: Tidak sepadan resiko yang merusak hubungan dan menimbulkan ketidakselarasan secara keseluruhan. 3. Menang/Kalah (kompetisi) Ciri Perilaku: a. Konfrontatif, menuntut dan agresif; b. Harus menang dengan cara apapun. Alasan Penyesuaian: a. Yang kuat menang, harus membuktikan superioritas; b. Paling benar secara etis dan profesi. 4. Kompromi Ciri Perilaku: a. Mementingkan pencapaian sasaran utama semua pihak; b. Memelihara hubungan baik; c. Agresif namun kooperatif. Alasan Penyesuaian: a. Tidak ada ide perorangan yang sempurna; b. Seharusnya ada lebih dari satu cara yang baik dalam melakukan sesuatu; c. Harus berkorban untuk dapat menerima. 5. Penyelesaian Masalah Ciri Perilaku: a. Kebutuhan kedua belah pihak adalah sah dan penting; b. Penghargaan yang tinggi terhadap sikap saling mendukung; c. Tegas dan kooperatif. P U S D I K L A T P E N G E M B A N G A N S D M B P P K

Team Building & Manajeman Konflik

Team Building & Manajeman Konflik Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) 1 PENGERTIAN KELOMPOK SEKUMPULAN DUA ORANG ATAU LEBIH YANG SATU SAMA LAIN BERINTERAKSI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA. KELOMPOK FORMAL ADALAH KELOMPOK YANG MEMPUNYAI

Lebih terperinci

MEMBANGUN KREATIVITAS. Devi Tirtawirya TIM

MEMBANGUN KREATIVITAS. Devi Tirtawirya TIM MEMBANGUN KREATIVITAS Devi Tirtawirya TIM Pengertian Kreatif 1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. (K B B I) 2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II Prof. Dr. Juni Pranoto, M.Pd Dra. Wahyu Suprapti, MM Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. MANAJEMEN KONFLIK Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. Konflik: percekcokan; perselisihan; pertentangan (KBBI) Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

MENJADI PEMIMPIN BISNIS

MENJADI PEMIMPIN BISNIS MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

Devi Tirttawirya FIK UNY 1

Devi Tirttawirya FIK UNY 1 Devi Tirttawirya FIK UNY 1 BUILDING A WINNING TEAM Devi Tirtawirya Pendahuluan Tim adalah sebuah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan dan pemikiran yang sama untuk mewujudkan suatu gagasan atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik MANAJEME N KONFLIK Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes 1 2 Background why??? Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik Manusia berinteraksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bab 13. Manajemen Konflik 1

Bab 13. Manajemen Konflik 1 MANAJEMEN KONFLIK Bab 13 Manajemen Konflik 1 Mengapa...? Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik Manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI UU No.4 Tahun 2014 tentang ASN PEMBINAAN KARIR JABATAN DAN JENJANG PANGKAT POLA DASAR KARIR PERPINDAHAN JABATAN POLA KARIR MANAJEMEN KARIR TALENT POOL SDM

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Manajemen Konflik Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar Isi Silabus

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork) T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 7 Materi Minggu 2 Kelompok Kerja (Teamwork) 2.1 Pengertian dan Karakteristik Kelompok Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal mula pembentukan BAPPEDA

Lebih terperinci

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5 Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: /0/06 Organisasi: Facet NL Buckley 98-07 info@facet.com.au 067000 Petunjuk Wawancara Audition

Lebih terperinci

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) Hardini ariningrum 09/07/2016 1

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) Hardini ariningrum 09/07/2016 1 MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) Hardini ariningrum 09/07/2016 1 KATA KUNCI EFEKTIVITAS ORGANISASI AKAN TERCAPAI SECARA MAKSIMAL APABILA MENERAPKAN KERJA TIM DAN DINAMIKA KELOMPOK YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada

IDENTITAS RESPONDEN. Nama : ( Boleh tidak diisi ) Mohon Bapak/ Ibu periksa kembali semua jawaban agar jangan sampai ada IDENTITAS RESPONDEN Nama : ( Boleh tidak diisi ) Umur : tahun Jenis Kelamin : P / L Pendidikan Terakhir : Jabatan di Perusahaan : Departemen/ Bagian/ Fungsi : Lama kerja di perusahaan : tahun Lama menjabat

Lebih terperinci

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI Jabatan/Eselon : Unit Kerja : NO. KOMPETENSI LEVEL KOMPETENSI STANKOM 1 ANALISIS STRATEGI (AS) Mengidentifikasi,menguraikan, 1. Mempelajari informasi yang didapatkan meghubungkan

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Terdapat dua kualitas yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan yang sukses,

Lebih terperinci

The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. 17-1 17-2 Bab 17 Mengelola Perubahan dan Inovasi Pengantar 17-3 Manajer yang efektif harus memandang pengelolaan perubahan sebagai tanggung jawab yang utuh Organisasi yang gagal merencanakan, mengantisipasi,

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM PERTEMUAN 14 MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM POKOK BAHASAN: Konflik dan Negoisasi DESKRIPSI Materi berupa uraian tentang dinamika yang terjadi dalam sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI DISIPLIN ORGANISASI Disiplin adalah tindakan para manajer untuk menegakkan standar organisasi, yang apabila para pekerja tidak mengetahui dan memahami standar tersebut, maka perilaku mereka akan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi, yang ditandai antara lain dengan adanya percepatan arus informasi menuntut adanya sumber daya manusia yang mampu menganalisa informasi dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS PENERAPAN NILAINILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus PULAP - BKKBN 1 PULAP - BKKBN 2 TEAM LEARNING Tujuan IPembelajaran Umum Peserta dapat memahami cara mengembangkan kapasitas individu dalam tim sebagai satu kesatuan untuk meningkatkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI Definisi: Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010) Konflik merupakan

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna

Lebih terperinci

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2

KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2 MATERI 1. Pengertian dan karakteristik kelompok 2. Tahapan pembentukan kelompok 3. Kekuatan Team Work 4. Implikasi Manajerial PENGERTIAN KELOMPOK Lewin, 1948 : kumpulan

Lebih terperinci

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas organisasi. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan dari berbagai alternatif

Lebih terperinci

Persiapan untuk Wawancara Disiplin Mulailah untuk mempersiapkan diri dengan memperbarui bagaimana Anda tahu karyawan tersebut telah melakukan suatu

Persiapan untuk Wawancara Disiplin Mulailah untuk mempersiapkan diri dengan memperbarui bagaimana Anda tahu karyawan tersebut telah melakukan suatu Persiapan untuk Wawancara Disiplin Mulailah untuk mempersiapkan diri dengan memperbarui bagaimana Anda tahu karyawan tersebut telah melakukan suatu pelanggaran yang menjamin sebuah wawancara disipliner.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Remaja (adolescense) adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: Sam Poole ID: HC560419 Tanggal: 23 Februari 2017 2 0 0 9 H O G A N A S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konflik Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak, konflik organisasi adalah ketidak sesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi. Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi. Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

Patricia Dhiana Paramita *)

Patricia Dhiana Paramita *) GAYA KEPEMIMPINAN (STYLE OF LEADERSHIP) YANG EFEKTIF DALAM SUATU ORGANISASI Patricia Dhiana Paramita *) Abstraksi Gaya (style of leadership) ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN SKOR DESKRIPSI DIRI DOSEN

PEDOMAN PEMBERIAN SKOR DESKRIPSI DIRI DOSEN PEDOMAN PEMBERIAN SKOR DESKRIPSI DIRI DOSEN Pendahuluan Lembar Deskripsi Diri Dosen merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam proses rekrutmen dosen Dalam Jabatan sebagai Faculty Member Subject

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan kinerja para guru karena para guru merupakan pejuang pendidikan yang langsung berhadapan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONFLIK? BEBERAPA PENGERTIAN : *Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal 117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan

Lebih terperinci

Fungsi Dinamika Kelompok

Fungsi Dinamika Kelompok Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :. Individu satu dengan yang lain akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja Masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran operasi perusahaan. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : 14122059 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik 2. Jelaskan jenis, sebab, dan proses terjadinya konflik 3. Jelaskan hubungan konflik dan kinerja di perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan perusahaan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yang tergabung dalam

Lebih terperinci

MAKALAH KEPEMIMPINAN / LEADERSHIP Makalah Kepemimpinan Leadership Gratis Dipersembahkan oleh : www.tipspublicspeaking.net TipsPublicSpeaking.NET adalah website berisi cara belajar public speaking secara

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan aset masa depan bangsa, yang senantiasa harus dijadikan prioritas utama dalam menuju citacitanya. Sebab tanpa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum J.O. Ciputra Karya Utama 4.1.1 Lokasi Perusahaan Dalam mendirikan suatu perusahaan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu semua yang mempunyai peran

Lebih terperinci

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi (Perspektif Komunikasi Organisasi) Oleh : Anita Septiani Rosana*) Abstraksi Munculnya konflik dalam sebuah organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa

Lebih terperinci

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,

KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara. 95 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) MEMBANGUN KERJA SAMA TIM (KELOMPOK)

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) MEMBANGUN KERJA SAMA TIM (KELOMPOK) MEMBANGUN KERJA SAMA TIM (KELOMPOK) Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap STIE Semarang Abstraksi Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai tujuan yang sama yang ingin dicapai. Dan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat melaksanakan serangkaian kegiatan acara terencana dan terorganisir (Winkel, 2012). Di dalam sekolah siswa mendapatkan pendidikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan program Tabungan Hari Tua pegawai negeri ditetapkan dalam peraturan pemerintah No.9 tahun 1963 tentang pembelanjaan pegawai negeri dan peraturan pemerintah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

PROFESSIONAL EXPOSURE***

PROFESSIONAL EXPOSURE*** Lampiran VIII Pengumuman Nomor : PENG-01/PANSEL/2015 Tanggal: 27 April 2015 PROFESSIONAL EXPOSURE*** Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : NIP/NRP/NIK* : Jabatan : Eselon** : Kementerian/Lembaga/Instansi

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: John Doe ID: HC243158 Tanggal: 29 Juli 2015 2 0 0 9 H O G A N A S S E

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci