SIGIT SULISTYA, A.Md, AK
|
|
- Adi Setiabudi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM DAN PROGRAM PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL MIKROSKOPIS MALARIA SIGIT SULISTYA, A.Md, AK BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA
2 PENYAKIT MALARIA Merupa k a n ma s a la h k es eh a ta n mas ya ra k at di Indones ia An g k a k es a k ita n cuk up ting g i da era h lua r J a wa B a li Terutama da era h Indones ia timur da n da era h tra ns mig ra s i ba g ia n
3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM Diag nos is S urveilans epidemiolog i Upaya penang g ulan g an Mempeng aruh i : K ebij ak an K eberh as ilan Peng obatan Pen ang g ulan g an
4 MUTU PEMERIKSAAN LABORATORIUM Apakah hasil pemeriksaan bermutu Apakah hasil pemeriksaan benar Apa yang harus dikerjakan untuk peningkatan hasil pemeriksaan
5 PENINGKATAN MUTU HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pening k ata n k ema mpua n ma nag ement K emampuan tek nis tena g a la bora torium k es eh ata n Pening k ata n tek nolog i la bora torium Pening k ata n ruj uk a n Pening k ata n pema ntapa n mutu
6 PEMANTAPAN MUTU SEMUA KEGIATAN YANG DITUJUKAN MENJAMIN : Ketelitian Ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium
7 PEMANTAPAN MUTU Mengevaluasi dan Mengurangi Kesalahan Analitis
8 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU Peng ambilan s pes imen yang benar Pemilih an metodh e yang tepat Pemerik s a laboratorium oleh tenag a yang berkompoten Pemantapan mutu Internal Pemantapan mutu ek s ternal
9 UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN LABORATORIUM 1. Pendidikan dan Pelatihan 2. Pelaksana Kegiatan Pemantapan Mutu Internal 3. Mengikuti Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal 4. Melakukan validasi hasil 5. Melaksanakan Audit 6. Melaksanakan Keamanan Laboratorium 7. Melaksanakan Praktek Laboratorium yang Benar 8. Melaksanakan Praktek Pembuatan Reagen yang Benar
10 Pendidikan dan Pelatihan Kemampuan Tenaga Pemeriksa : Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Pengalaman Kerja Kondisi Kerja Upaya Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan : Pendidikan Latihan Berkelanjutan Baik di dalam maupun luar laboratorium
11 PelaksanaAN Kegiatan Pemantapan Mutu Internal Harus dilaksanakan secara benar dan teratur Terhadap Seluruh Proses Kegiatan Tahap Pra Analitik Analitik Pasca Analitik Cakupan Kegiatan Persiapan pasien dan pengambilan spesimen sampai pada pencatatan dan pelaporan hasil
12 Mengikuti Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal Mengetahui penampilan laboratorium dalam pemeriksaan tertentu Harus di ikuti secara teratur bidang
13 MELAKUKAN VALIDASI HASIL Mengetahui Kualitas Hasil Pemeriksaan Melalui : Pemeriksaan uji silang (cross check) Pemeriksaan ulang terhadap persentasi
14 Melaksanakan Audit Pemeriksaan Terhadap Proses Kegiatan Laboratorium Dilakukan Petugas Senior Laboratorium Tenaga Ahli Dari Luar Laboratorium Yang Bersangkutan
15 MELAKSANAKAN KEAMANAN LABORATORIUM Tujuan Melindungi : Petugas Laboratorium Lingkungan Laboratorium Dari : Resiko penyakit atau gangguan kesehatan akibat melakukan kegiatan pelayanan laboratorium
16 MeLAKSANAKAN praktek Laboratorium Yang benar Setiap Petugas Laboratorium : Bekerja sesuai ketentuan laboratorium yang benar dalam Baik dalam laboratorium maupun management praktek teknis
17 MeLAKSANAKAN praktek PEMBUATAN REAGEN YANG BENAR Reagen harus dibuat dengan cara yang benar
18 PEMANTAPAN MUTU internal Kegiatan Pencegahan Dan Pengawasan Kapan Secara Terus Menerus Harapannya Diperoleh Hasil Pemeriksaan Yang Tepat dan Teliti Siapa sebagai pelaksana? Petugas Laboratorium
19 MISI : LABORATORIUM KLINIK Setiap Laboratorium Klinik Memiliki Kewajiban Untuk Menyajikan Hasil Pemeriksaan Yang Baik, Tepat dan Teliti Laboratorium Klinik Harus Melaksanakan Program Pemantapan Mutu
20 HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM TEPAT TELITI CEPAT TERJANGKAU
21 PENGUKURAN TELITI TAPI TIDAK TEPAT
22 PENGUKURAN TEPAT TAPI TIDAK TELITI
23 PENGUKURAN TEPAT DAN TELITI
24 TUJUAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Mendeteksi dan Mengidentifikasi Adanya Kesalahan Yang Mungkin Terjadi Pada Seluruh Proses Kegiatan Pelayanan Laboratorium Cakupan Proses Penyiapan Pasien Pengambilan Spesimen Penanganan Spesimen Pemeriksaan Spesimen Pencatatan & Pelaporan Tahap Pra Analitik Tahap Analitik Tahap Post Analitik
25 HARAPAN PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Terdeteksinya Kesalahan Suatu Tahap Pemeriksaan Diketahui Penyebabnya Segera Dilakukan Upaya Perbaikan Menentukan Langkah-Langkah Yang Perlu Ditempuh Intruksi Tugas Yang Jelas Untuk Tindakan Perbaikan Mencegah dan Menghindari Kesalahan Yang Sama
26 KEBERHASILAN DALAM MENGELIMINASI DAN MENCEGAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM Memberikan Jaminan Terhadap Mutu Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ketepatan Dan Ketelitian Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dapat Dipercaya
27 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Persiapan Pasien Pengambilan dan Penanganan Spesimen Pemeliharaan Peralatan Uji Kualitas Reagen Giemsa Pembuatan Prosedur Tetap (Protap) Pencatatan dan Pelaporan
28 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 1. Persiapan Pasien Sebelum Pengambilan Darah Diberi Penjelasan
29 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Pemberian Identitas Pasien : Hal Penting Baik Pada Saat Pengisian Formulir Pemeriksaan Pendaftaran Label Sediaan Pelaporan
30 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Formulir Permintaan Pemeriksaan : Identitas Pasien (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat) Tanggal Permintaan Identitas Pengirim Diagnosa / Keterangan Klinis
31 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Label Sediaan Yang Diambil Di laboratorium : Tanggal Pengambilan Sediaan Nomor / Kode Sediaan
32 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Formulir Hasil Pemeriksaan : Tanggal Pemeriksaan Identitas Pasien Nomor / Kode Laboratorium Hasil Pemeriksaan Keterangan Lain Yang Dianggap Perlu Tanggal Hasil Dikeluarkan Paraf / Tanda Tangan Petugas Laboratorium
33 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Cara Pengambilan Darah : Dilaksanakan Tenaga Yang Terampil Dengan Cara Yang Benar Lokasi Pengambilan Darah : Ditetapkan Lokasi Pengambilan Yang Tepat Dewasa : Jari Manis / Tengah Tangan Kiri Bayi 6 12 Bulan : Ujung Jempol Kaki Bayi Kurang Dari 6 Bulan : Tumit Kaki
34 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Pembuatan Sediaan Darah : Mutu Sediaan Darah Menentukan Penemuan dan Ketepatan Diagnosa Parasit Malaria
35 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Kaca Sediaan : Bersih Tidak Berdebu Bebas Lemak dan Alkohol Tidak Ada Goresan / Jernih Hanya Dipergunakan 1 Kali Tebal Kaca Sediaan 1,1 1,3 MM
36 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Kualitas Sediaan Darah : Harus Bersih Volume Cukup (0,5 Ml = 2 3 Tetes) Ketebalan Sediaan Harus Baik Darah Tidak Boleh Terfiksasi Proses Hemolisa Harus Sempurna
37 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Faktor Yang Menentukan Mutu Pewarnaan : Kualitas Giemsa Baik dan Tidak Tercemar Air Larutan Pengencer ph Ideal 7.2 Pengenceran Giemsa Dengan Perbandingan Tepat Waktu Pewarnaan Ketebalan Sediaan Kebersihan Sediaan
38 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 2. Pengambilan dan Penanganan Spesimen Pengiriman Sediaan : Slide Cover (Wadah Terbuat dari Karton) Box Slide
39 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 3. Pemeliharaan Peralatan Mikroskop: Letakkan Mikroskop Ditempat Yang Datar dan Tidak Licin Menggunakan Cahaya Matahari Ditempatkan Yang Cukup Cahaya Dibiasakan Dengan Menggunakan Lensa Obyektif 10 X Kemudian 40 X atau 100 X Dengan Imensi Lensa Obyektif 100 X Dibersihkan Dengan Xylol Setiap Selesai Bekerja Jangan Membersihkan / Merendam Lensa Dengan Alkohol Lumasi Penyangga Setiap Minggu Periksa Kelurusan Sumbu Kondensor Setiap Bulan Simpan Mikroskop Ditempat Yang Tingkat Kelembabannya Rendah
40 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 4. Uji Kualitas Reagen Giemsa Menggunakan Kertas Saring Whatman No. 2 Kertas Saring Diletakkan Diatas Gelas atau Petri Disk Ditetesi 1 2 Tetes Giemsa Biarkan meresap dan melebar serta kering Ditetesi 3 4 Tetes Metil Alcohol Sampai Diameter Tetesan 5 7 CM
41 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 4. Uji Kualitas Reagen Giemsa Interpretasi : Giemsa Baik Lingkaran Tengah Lingkaran Kedua Lingkaran Pinggir : Biru (Methilin Biru) : Ungu (Methilin Azzur) : Merah (Eosin) Giemsa Sudah Rusak Tidak Terbentuk Warna Ungu Atau Merah
42 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 4. Uji Kualitas Reagen Giemsa Uji Kualitas Harus Dilakukan : Setiap Minggu Setiap Kali Menggunakan Reagen Baru Reagen Sudah Mendekati Kadaluwarsa Ada Tanda-TandaKerusakan Perubahan Warna Terjadi Endapan Terdapat Kecurigaan Terhadap Hasil Pemeriksaan
43 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 5. Prosedur Tetap (Protap) Dibuat Untuk Setiap Proses Kegiatan Pelayanan Laboratorium : Penyiapan Pasien Penanganan Spesimen Pemeriksaan Pencatatan dan Pelaporan
44 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 5. Prosedur Tetap (Protap) Memuat Rincian Prosedur Yang Harus Dikerjakan Dibuat dalam bentuk Bagan Ditinjau Ulang dan Diganti Apabila Terjadi Perubahan Methoda Diletakkan Ditempat Yang Mudah Terbaca
45 KEGIATAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL 6. Pencatatan dan Pelaporan Harus Dilakukan Dengan Teliti Diperiksa Kesesuaian Pasien Yang Diperiksa dan Di Catat Diperiksa Hasil Yang Di Catat Dengan Yang Dilaporkkan Selesai Pemeriksaan Hasil Harus Segera Di Sampaikan Secepat Mungkin
46 PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL MIKROSKOPIS MALARIA PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL Kegiatan Pemantapan Mutu Diselenggarakan Secara Periodik Pihak Luar Laboratorium Menilai Penampilan Dari Suatu Laboratorium Terhadap Jenis Pemeriksaan Tertentu
47 PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL MIKROSKOPIS MALARIA PME M MM Diselenggarakan Oleh Departemen Kesehatan (PUSLABKES) Tahun 1994 / 1995 Diselenggarakan 2 Kali Setahun Peserta Laboratorium RSU Dati II Dan Laboratorium Puskesmas Setiap Siklus 1 Slide Sediaan Tebal dan Tipis Hasil Pemeriksaan Dianggap Baik Bila Skor Dari Peserta 12.
48 Morfologi Parasit Malaria Dalam Darah Morfologi Parasit Malaria Berdasarkan Kepada Ciri Yang Dapat Dilihat Dalam Sediaan Darah Tipis. Diwarnai Dengan Pengecatan Giemsa
49 Penilaian Morfologi Parasit Malaria Berdasarkan : Sitoplasma Parasit Kromatin / Nukleus Pigmen Parasit Bintik-Bintik Yang Terbentuk (Sel Eritrosit Yang Terinfeksi) Bentuk Sel Eritrosit Yang Terinfeksi
50 Penilaian Morfologi Parasit Malaria Sitoplasma Parasit dan Kromatin Basofilik Yang Diwarnai Dengan Zat Warna Biru Bentuk Sesuai Dengan Tingkatan Umur Spesies Pada Spesimen Yang Disimpan Lama Warna Biru Pudar Kromatin Nukleus Berwarna Kemerah-Merahan, Warna Lebih Jelas Pada Parasit Muda
51 Penilaian Morfologi Parasit Malaria Pigmen (Hematin / Hemazoin) Terbentuk Apabila Parasit Membesar Dalam Sel Hemoglobin Pigmen Tidak Menyerap Warna Warna Kuning Keemasan atau Merah Trengguli Mulai Terbentuk Pada Trofozoit Sedang Membesar Dijumpai Semua Tingkatan Perkembangan Kecuali Sporozoit, Merozoit, Bentuk Cincin Awal dan Perkembangan Parasit Dihati
52 Penilaian Morfologi Parasit Malaria Bintik-Bintik Sel Terinfeksi Keberadaan Yang Kekal Berguna Untuk Mengenali Spesies Pewarnaan Tepat dan ph Yang Te pat Merupakan Kriteria Penting Untuk Dapat Melihat Dengan Jelas Bintik-Bintik Tersebut
53 Penilaian Morfologi Parasit Malaria Sel Darah Terinfeksi Mengalami Perubahan Ukuran dan Bentuk Penyerapan Zat Warna : Terlihat Lebih Ungu Tapi Pucat, Berwarna Gelap, Bergerigi dan Menebal Ciri-Ciri Tersebut Sangat Berguna Untuk Diagnosis
54 IDENTIFIKASI MORFOLOGI PARASIT MALARIA
55 SEDIAAN DARAH TIPIS
56 PLASMODIUM VIVAX
57 P. VIVAX ERITROSIT NORMAL RETIKULOSIT DAN SELSEL MUDA ERITROSIT
58 P. VIVAX TROFOZOIT SITOPLASMA DAN INTI ERITROSIT MEMBESAR BENTUK CINCIN MEMPUNYAI VAKUOL
59 P. VIVAX BENTUK AMOEBOID TITIK-TITIK SCHUFFNER PIGMEN KUNING KEEMASAN
60 P. VIVAX SKIZON MEROZOIT 12-24M SKIZON MATANG >16 MEROZOIT PIGMEN DITENGAH/PINGGIR
61 P. VIVAX GAMETOSIT SITOPLASMA BIRU INTI PADAT TERLETAK DIPINGGIR PIGMEN TERSEBAR/MENGUMPUL TITIK-TITIK SCHUFFNER DITEPI ERITROSIT > GAMETOSIT (4 : 1)
62 P. VIVAX GAMETOSIT SITOPLASMA MERAH MUDA INTI TERSEBAR DAN SAMAR TERLETAK DITENGAH
63 PLASMODIUM FALCIPARUM
64 P. FALCIPARUM ERITROSIT NORMAL SELURUH ERITROSIT MUDA DAN TUA BERLANSUNG DIKAPILER ORGANORGAN DALAM
65 P. FALCIPARUM BENTUK CINCIN SITOPLASMA HALUS, TERDAPAT VAKUOL BENTUK MARGINAL/ACCOLE INFEKSI MULTIPLE 2-4 ERITROSIT TIDAK MEMBESAR MENGKERUT,BERGERIGI
66 P. FALCIPARUM TROFOZOIT TITIK-TITIK MAURER PADA TROFOZOIT MUDA TIDAK MEMPUNYAI TITIKTITIK MAURER
67 P. FALCIPARUM SKIZON SITOPLASMA MEMBESAR,VAKUOL HILANG PIGMEN MULAI TERLIHAT PIGMEN MULANYA TERSEBAR DISELURUH SITOPLASMA, AKHIR MENGUMPUL DITENGAH MEROZOIT JUMLAH 8-30
68 P. FALCIPARUM GAMETOSIT PANJANG RUNCING SITOPLASMA BIRU KROMATIN TERKUMPUL DITENGAH WARNA GELAP > GAMETOSIT (4 : 1)
69 P. FALCIPARUM GAMETOSIT PENDEK GEMUK UJUNG MEMBULAT SITOPLASMA KEUNGUAN MERAH MUDAH KROMATIN TERSEBAR SEPARUH PARASIT PUDAR PIGMEN DALAM NUKLEUS
70 P. FALCIPARUM CIRI KHAS : INFEKSI HANYA DIKETEMUKAN BENTUK CINCIN DAN GAMETOSIT SKIZON DIKETEMUKAN PADA INFEKSI BERAT
71 PLASMODIUM MALARIAE
72 P. MALARIAE ERITROSIT NORMAL MIRIP Plasmodium vivax SEL ERITROSIT TIDAK MEMBESAR JARANG DIKETEMUKAN PADA INFEKSI MALARIA
73 P. MALARIAE BENTUK CINCIN TIDAK JELAS SITOPLASMA LEBIH PADAT DARI Plasmodium vivax BENTUK PARASIT MATA BURUNG DITENGAH VAKUOL TERDAPAT KROMATIN
74 P. MALARIAE TROFOZOIT BERKEMBANG BENTUK PITA TERDAPAT TITIKTITIK ZEIMAN PIGMEN TERBENTUK PADA SITOPLASMA
75 P. MALARIAE SKIZON MEROZOIT 6-12 RATA-RATA 8 NUKLEUS METROZOIT TERSUSUN RAPI MENYERUPAI BENTUK ROSET
76 P. MALARIAE GAMETOSIT SITOPLASMA BIRU NUKLEUS KECIL PADAT TERLETAK DIPINGGIR
77 P. MALARIAE GAMETOSIT SITOPLASMA KABUR NUKLEUS BESAR DAN TERSEBAR
78 PLASMODIUM OVALE
79 P. OVALE ERITROSIT NORMAL SEDIKIT MEMBESAR JARANG DIKETEMUKAN PADA INFEKSI MALARIA
80 P. OVALE TROFOZOIT VAKUOL SITOPLASMA KECIL TEPI SEL ERITROSIT BERGERIGI
81 P. OVALE TROFOZOIT BERKEMBANG KURANG AMOEBOID PIGMEN HALUS TITIK-TITIK SCHUFFNER LEBIH JELAS
82 P. OVALE SKIZON MEROZOIT 6-12 RATA-RATA 8
83 P. OVALE GAMETOSIT SITOPLASMA BIRU INTI PADAT TERLETAK DIPINGGIR PIGMEN TERSEBAR/ MENGUMPUL TITIK-TITIK SCHUFFNER DITEPI ERITROSIT > GAMETOSIT (4 : 1)
84 P. OVALE GAMETOSIT SITOPLASMA MERAH MUDA INTI TERSEBAR DAN SAMAR TERLETAK DITENGAH
85
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 21/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-4 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr. I Ketut
Lebih terperinciPemeriksaan mikroskopis tinja terhadap parasit metode kwantitatif : 1. Metode Stoll 2. Metode Kato-Katz
PRAKTIKUM PARASITOLOGI (TM-Pr.4) Praktikum I: Menghitung Telur Cacing Pada Sediaan Tinja Pemeriksaan mikroskopis tinja terhadap parasit metode kwantitatif : 1. Metode Stoll 2. Metode Kato-Katz Membuat
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI PARASIT DARAH DAN JARINGAN BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS)
MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI PARASIT DARAH DAN JARINGAN BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS) Oleh: Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si NAMA :... NIM :... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik. B. Waktu dan tempat penelitian Tempat penelitian desa Pekacangan, Cacaban, dan Ketosari Kecamatan
Lebih terperinciCSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1
1 MANUAL KETERAMPILAN PENGAMBILAN DARAH TEPI, MEMBUAT APUSAN, PEWARNAAN GIEMSA DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK APUSAN DARAH TEPI Sitti Wahyuni, MD, PhD Bagian Parasitologi Universitas Hasanuddin, sittiwahyunim@gmail.com
Lebih terperinciDESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini
1 KETERAMPILAN PENGAMBILAN DARAH TEPI, MEMBUAT APUSAN, PEWARNAAN GIEMSA DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK APUSAN DARAH TEPI (Dipersiapkan oleh Sitti Wahyuni) TUJUAN Umum: Setelah selesai melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciTri Wijayanti, SKM, M.Sc. Instalasi Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Tri Wijayanti, SKM, M.Sc Instalasi Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Epidemiologi Host Agent Environment Diagnosis Ibu Hamil Penderita +++ / - -- RDT (Serologis) Mikroskopis Gold standart Asal
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang 25127 Telp.: 0751-31746 Fax: 0751-32838 Email: fk2unand@pdg.vision.net.id PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 (DARAH 7) BAGIAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Direktur Jenderal PP & PL. Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE NIP
KATA PENGANTAR Di Indonesia, malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur dibawah lima tahun dan ibu melahirkan serta menurunkan produktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit malaria merupakan jenis penyakit tropis yang banyak dialami di negara Asia diantaranya adalah negara India, Indonesia, dan negara Asia lainnya. (Dewi, 2010).
Lebih terperinciPendahuluan. Tujuan Penggunaan
Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian
17 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang masih sulit diberantas dan merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia termasuk Indonesia, Separuh penduduk
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.
A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitan 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Malaria Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Malaria pada manusia dapat disebabkan Plasmodium malaria (Laaveran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh dari genus dengan perantara nyamuk Anopheles betina. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2014 sendiri telah terjadi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyebab Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditransmisikan ke manusia melalui nyamuk anopheles betina. 5,15 Ada lima spesies
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA
1 KETERAMPILAN MEMBUAT APUSAN, MEWARNAI, MENGAWETKAN TINJA, DAN MENGIDENTIFIKASI PARASIT PADA APUSAN TINJA Sitti Wahyuni, MD, PhD Bagian Parasitologi Universitas Hasanuddin, wahyunim@indosat.net.id INDIKASI
Lebih terperinciPEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET
PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 05/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-4 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr. I Ketut
Lebih terperinciDosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GIEMSA TERHADAP HASIL PEWARNAAN SEDIAAN APUS DARAH TIPIS PADA PEMERIKSAAN Plasmodium sp Suryanta 1, Soebiyono 2, Eni Kurniati 3 1,2,3 Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH I. Tujuan Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah II. Metode Hapusan darah ( blood smear ) III.
Lebih terperinciTeknik Pengelolaan Sediaan Sitologi
Teknik Pengelolaan Sediaan Sitologi ( Dibacakan pada Simposium Prosedur dan Analisis FNAB yang Tepat dalam Meningkatkan Akurasi Diagnosis ) Oleh : Bethy S. Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D Sitologi adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi analitik observasional dengan desain cross sectional (potong lintang). Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium. Ada lima jenis Plasmodium yang sering menginfeksi manusia, yaitu P. falciparum,
Lebih terperinciKeterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:
Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding
Lebih terperinciDEFINISI KASUS MALARIA
DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM )
UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP PEMERIKSAAN BTA ( BAKTERI TAHAN ASAM ) No. Dokumen : 23/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-5 Kepala UPT Puskesmas Nusa Penida I dr.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas
Lebih terperinciCEK SILANG MIKROSKOPIS SEDIAAN DARAH MALARIA PADA MONITORING PENGOBATAN DIHIDROARTEMISININ-PIPERAKUIN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI
ARTIKEL CEK SILANG MIKROSKOPIS SEDIAAN DARAH MALARIA PADA MONITORING PENGOBATAN DIHIDROARTEMISININ-PIPERAKUIN DI KALIMANTAN DAN SULAWESI Endah Ariyanti,* Riyanti E, Budi Prasetyorini, Aisyah, Khairiri,
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diadakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok
Lebih terperinciGOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :
GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan kegiatan secara eksploratif yaitu observasi dengan mengambil sampel secara langsung.
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel
I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan
Lebih terperinciPARASIT. Yuga
PARASIT Yuga 03008028 Keterangan AL : Ascaris Lumbricoides BC : Balantidium Coli Telur AL Dibuahi Ukuran 60-45 mikron, Bentuk agak lonjong, dinding luar ada 3 lapis salah satunya lapisan albuminoid bergerigi
Lebih terperinciIII. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba
17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat
Lebih terperinciMIKROSKOP A. PENDAHULUAN
MIKROSKOP A. PENDAHULUAN Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan
Lebih terperinciHemositometer. Gbr 1. Hemositometer
Hemositometer Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN HUBUNGAN RIWAYAT INFEKSI MALARIA DAN MALARIA PLASENTA DENGAN HASIL LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HUBUNGAN RIWAYAT INFEKSI MALARIA DAN MALARIA PLASENTA DENGAN HASIL LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL dr. Waode Mariyana dr. Isra Wahid, PhD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciMODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL
15 MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL TUJUAN Membandingkan antara proses difusi, osmosis, turgor, plasmolisis, krenasi, dan hemolisis sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan jelas. TEORI Membran memiliki
Lebih terperinciJurnal Riset Kesehatan
Jurnal Riset Kesehatan, 6 (2), 2017, 23-27 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk STUDI PERBANDINGAN JUMLAH PARASIT MALARIA MENGGUNAKAN VARIASI WAKTU PEWARNAAN PADA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis
Lebih terperinciLAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.
LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian
Lebih terperinciPERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.
UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman
Lebih terperinciPEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.
PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi penyakit malaria menurut World Health Organization (WHO)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Malaria 1. Tinjauan Umum Definisi penyakit malaria menurut World Health Organization (WHO) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Malaria (Plasmodium) bentuk aseksual yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH DISUSUN OLEH: Anis Rachmawati (3415080201) Fina Lidyana (3415081961) Kusfebriani (3415081962) Rani Rahmahdini (3415083253) R.A Nurhikmah Annisa
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung
18 III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak penelitian Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung Sari, Sumedang yang berumur 35 hari. Kisaran bobot badan itik
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDEN PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TELUK DALAM KECAMATAN TELUK DALAM KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN 2005
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSIDEN PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN TELUK DALAM KECAMATAN TELUK DALAM KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN 2005 Oleh: Suhardiono, S.K.M., M.Kes. ABSTRAK Malaria adalah salah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. dan mulut. Penelitian ini dilakukan di kota Jogjakarta karena penambahan
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini tercakup dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini dilakukan di kota Jogjakarta karena penambahan kendaraan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Malaria merupakan suatu penyakit dengan penyebaran yang luas dan menjadi endemis
Lebih terperinciII. PEWARNAAN SEL BAKTERI
II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN
HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini tercakup dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan pada bulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam
Lebih terperinciGambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014
872 Artikel Penelitian Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014 Hans Everald 1, Nurhayati 2, Elizabeth Bahar 3 Abstrak Pengobatan malaria
Lebih terperinciBAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi
BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN 3.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi yang akan kami buat. 3.1.1 Analisis Masalah Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit adalah fragmen-fragmen kecil yang berasal dari sitoplasma. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat 250.000-400.000 keping darah dalam setiap mm
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2012 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI 1. Saat praktikum berlangsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju
Lebih terperinciJST Kesehatan, Juli 2013, Vol.3 No.3 : ISSN KADAR HEMOGLOBIN DAN DENSITAS PARASIT PADA PENDERITA MALARIA DI LOMBOK TENGAH
JST Kesehatan, Juli 2013, Vol.3 No.3 : 298 304 ISSN 2252-5416 KADAR HEMOGLOBIN DAN DENSITAS PARASIT PADA PENDERITA MALARIA DI LOMBOK TENGAH Hemoglobin Level and Parasite Density of Malaria Patients in
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai
Lebih terperinciNama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas
Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan mengenai anatomi mikroskopis baik tentang hewan maupun tumbuhan banyak diperoleh dari hasil pengembangan sediaan mikroteknik atau yang juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut metodenya penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang bertujuan menggambarkan (deskripsi) tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan eksperimen yaitu dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri endofit dari akar tanaman kentang
Lebih terperinciPAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH
PAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH Oleh Kelompok I (Ganjil) : Ni Wayan Windi Ferina A.A.I.N. Gayatri Agung Kadek Ayu Lestariani Ni Komang Mirayanti Luh De Trisna Dewi (P07134012001) (P07134012011)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut White dan Breman (2008) dalam buku Harrison s Principles of
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Malaria Menurut White dan Breman (2008) dalam buku Harrison s Principles of Internal Medicine edisi 17 Bab Malaria, malaria adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh parasit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciPENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan plasmodium. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM
UPT. PUSKESMAS PENANAE PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM No. Dokumen : No Revisi : SOP Tanggal terbit: Halaman: Ttd.Ka.Puskesmas : N u r a h d i a h Nip.: 196612311986032087 1. PENGERTIAN Limbah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.1. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun di kota tersebut merupakan urutan ke-2
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini tercakup dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Jogjakarta
Lebih terperinciMalaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini. sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk
A. PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan
Lebih terperinciProject Status Report. Presenter Name Presentation Date
Project Status Report Presenter Name Presentation Date EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA Oleh : Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Epidemiologi Malaria Pengertian:
Lebih terperinciBALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK
IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 307/Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun) KLONING DAN ANALISIS SEKUEN DBLβC2-VAR
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan
22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan
Lebih terperinci